ANALISIS PERSEPSI KEPUASAN PELANGGAN ATAS PENERAPAN PRINSIP PELAYANAN BPKB BERDASARKAN MANAJEMEN MUTU (Studi Pada Ditlantas Polda Kalimantan Selatan)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERSEPSI KEPUASAN PELANGGAN ATAS PENERAPAN PRINSIP PELAYANAN BPKB BERDASARKAN MANAJEMEN MUTU (Studi Pada Ditlantas Polda Kalimantan Selatan)"

Transkripsi

1 ANALISIS PERSEPSI KEPUASAN PELANGGAN ATAS PENERAPAN PRINSIP PELAYANAN BPKB BERDASARKAN MANAJEMEN MUTU (Studi Pada Ditlantas Polda Kalimantan Selatan) Laila Refiana & Muhammad Rizali Universitas Lambung Mangkurat ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai indeks kepuasan yang dipersepsikan pelanggan atas prinsip pelayanan BPKB berdasarkan manajemen mutu pada Ditlantas Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan. Dimensi kualitas jasa yang dianalisis dalam penelitian ini adalah 9 (sembilan) prinsip pelayanan BPKB berdasarkan manajemen mutu pada Ditlantas Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan terdiri atas: Tanggung jawab, Akurasi, Keamanan, Kemudahan Akses, Kenyamanan, Kelengkapan Sarana dan Prasarana, Kepastian Waktu, Kejelasan dan Kesederhanaan. Jenis penelitian ini adalah exploratory research dengan metode penelitian survey dan wawancara. Pengolahan data diawali dengan pengujian validitas instrumen kuesioner yang menggunakan perhitungan statistik dan uji reliabilitas menggunakan metode Alpha Cronbach. Dilanjutkan dengan penghitungan Rata-rata Skor Kinerjanya (RSK), Faktor Tertimbang (FT) hingga Skor Tertimbang (ST) yang bermuara ditemukannya nilai indeks kepuasan. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa unit pelayanan BPKB Ditlantas Polda Kalimantan Selatan telah memuaskan pelanggannya dengan nilai Indeks Kepuasan sebesar 81,97% dengan prinsip yang dominan memberikan tingkat persepsi kepuasan tertinggi adalah Kemudahan Akses dengan nilai Skor Tertimbang sebesar 0,4304. Namun, Indeks Kepuasan yang tinggi tersebut belum tentu mencerminkan hasil atau persepsi masyarakat secara luas terhadap penyampaian jasa layanan BPKB pada unit Ditlantas Polda Kalimantan Selatan. Hal ini karena mereka yang menjadi pelanggan BPKB hanya sebatas dealer dan biro jasa saja, bukan mewakili konsumen perorangan. Kata kunci: Pelayanan, Manajemen Mutu, Polda, Indeks Kepuasan PENDAHULUAN 1

2 Sejalan dengan kebijakan dan strategi Kapolri yang mengedepankan pelayanan kepada masyarakat sebagai wujud implementasi kepolisian masyarakat, maka Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan beserta jajarannya secara terus menerus berupaya meningkatkan kemampuan dan profesionalisme dalam rangka memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah meningkatkan pelayanan BPKB dari cara manual yang memerlukan waktu penyelesaian yang relatif lama kepada sistem komputerisasi sehingga dapat diselesaikan dengan cepat, tepat, akurat dan aman. Hal ini diupayakan untuk perbaikan citra polisi di masyarakat yang dulunya sebagai sosok untuk menakut-nakuti dapat bergeser menjadi sahabat yang betul-betul bisa diandalkan saat masyarakat perlu bantuan dan pertolongan dari kepolisian dengan pelayanan yang baik tanpa prosedur yang terlalu rumit. Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah (Ditlantas Polda) Kalimantan Selatan merupakan organisasi di tingkat Polda yang melaksanakan tugas membina dan menyelenggarakan serta mendukung fungsi operasional bidang lalu lintas. Ditlantas Polda Kalimantan Selatan merupakan suatu kesatuan organisasi yang melaksanakan tugas operasional di bidang lalu lintas, termasuk diantaranya adalah memberikan layanan pengurusan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB). Secara teknis bidang ini ditangani oleh Sub Direktorat Administrasi Registrasi dan Identifikasi (Subdit min regident). Pelaksanaan salah satu kebijakan Kapolda Kalimantan Selatan di bidang lalu lintas adalah meningkatkan kualitas pelayanan dalam hal registrasi identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi, selanjutnya diwujudkan dengan menyelenggarakan suatu sistem Komputerisasi Pelayanan BPKB dalam rangka menyikapi perubahan-perubahan sosial yang terjadi dengan motto Kami bertekad memberikan Pelayanan Terbaik. Pembangunan sarana penunjang dengan menggunakan teknologi komputer yang terintegrasi dapat membantu kecepatan serta keakuratan data yang disampaikan ke seluruh pihak yang berkepentingan, diharapkan mampu membantu pelaksanaan tugas Polantas dalam menangani registrasi identifikasi BPKB secara cepat, tepat dan profesional. Pada tanggal 22 Nopember 2007, Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah (Ditlantas Polda) Kalimantan Selatan berhasil meraih sertifikasi ISO 9001:2000 dari Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia (MenPAN RI) dan Biro 2

3 Veritas Certificate (BVC) Indonesia. Hal ini berarti bahwa standar pelayanan BPKB pada Ditlantas Polda Kalimantan Selatan masuk kualifikasi Internasional. Penghargaan lain diperoleh kembali dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) pada tanggal 9 Januari 2008 atas Perolehan Sertifikat ISO 9001:2000 Tercepat pada Instansi Pemerintah di Indonesia. Dilihat dari sudut pandang bidang pemasaran, kepuasan merupakan indikator dari pelayanan jasa, termasuk jasa layanan BPKB. Dengan demikian, penelitian ini bermaksud menganalisis prinsip pelayanan BPKB berdasarkan manajemen mutu Ditlantas Polda Kalimantan Selatan yang dijadikan dimensi kualitas jasa yang terdiri atas: Tanggung jawab, Akurasi, Keamanan, Kemudahan Akses, Kenyamanan, Kelengkapan Sarana dan Prasarana, Kepastian Waktu, Kejelasan dan Kesederhanaan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa besar nilai indeks kepuasan sebagai kekuatan tanggapan persepsi dari pelanggannya. Rumusan Masalah Berapa besar nilai indeks kepuasan yang dipersepsikan pelanggan atas prinsip pelayanan BPKB berdasarkan manajemen mutu pada Ditlantas Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan yang terdiri atas: Tanggung jawab, Akurasi, Keamanan, Kemudahan Akses, Kenyamanan, Kelengkapan Sarana dan Prasarana, Kepastian Waktu, Kejelasan dan Kesederhanaan? Prinsip pelayanan BPKB berdasarkan manajemen mutu Ditlantas Polda Kalimantan Selatan yang manakah paling dominan berhubungan dengan persepsi kepuasan pelanggan? TINJAUAN PUSTAKA Prinsip pelayanan BPKB pada Ditlantas Polda Kalimantan Selatan mengacu pada ISO 9001:2000. Prinsip Dasar ISO 9001:2000 dimaksud, yaitu (Anonim, 2007a: 2) : 1. Menggunakan pendekatan proses dalam aplikasinya 2. Dapat digabungkan dengan sistem manajemen lainnya seperti manajemen lingkungan 3. Menekankan pada perbaikan secara terus menerus 3

4 4. Dapat diadopsi oleh berbagai jenis organisasi 5. Menggunakan 8 prinsip manajemen dalam aplikasinya. Delapan (8) prinsip manajemen dimaksud adalah prinsip-prinsip manajemen mutu (Anonim, 2007b: Lamp 5), yakni : Prinsip 1 Organisasi yang fokus pada pelanggan Organisasi bergantung pada pelanggannya dan oleh karena itu sebaiknya memahami kebutuhan pelanggan saat ini dan yang akan datang, memenuhi persyaratan pelanggan dan berusaha untuk melampaui harapan pelanggan Prinsip 2 Kepemimpinan Pemimpin menetapkan kesatuan tujuan dan arah organisasi. Harus menciptakan lingkungan internal dimana orang-orang dapat terlibat secara penuh dalam mencapai sasaran-saran perusahaan Prinsip 3 Keterlibatan karyawan Orang-orang pada semua tingkatan adalah faktor yang sangat penting dari sebuah organisasi dan keterlibatannya secara penuh memungkinkan kemampuan mereka dapat digunakan untuk keuntungan perusahaan Prinsip 4 Pendekatan proses Suatu hasil diinginkan dicapai secara lebih efisien pada saat kegiatankegiatan dari sumber daya yang terkait dikelola sebagai sebuah proses Prinsip 5 Pendekatan sistem pada manajemen Pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan proses-proses yang berhubungan sebagai suatu sistem memberi andil untuk efisiensi dan keefektifan organisasi dalam pencapaian sasaran-sasarannya Prinsip 6 Perbaikan berkelanjutan Perbaikan berkelanjutan kinerja organisasi secara keseluruhan harus menjadi suatu sasaran tetap organisasi Prinsip 7 Pendekatan faktual untuk pembuatan keputusan Keputusan yang efektif didasarkan pada analisa data dan informasi Prinsip 8 Hubungan supplier yang saling menguntungkan 4

5 Suatu organisasi dan pemasok-pemasoknya adalah saling ketergantungan dan suatu hubungan yang saling menguntungkan mempertinggi kemampuan keduanya untuk menciptakan nilai. Dengan demikian dapat dipahami bahwa sebenarnya delapan (8) prinsip tersebut seperti sebuah sistem yang saling terkait satu sama lainnya. Hal ini karena antara prinsip yang satu dengan yang lain saling mempengaruhi dan saling menunjang untuk menciptakan prinsip pelayanan yang berdasar manajemen mutu. Berdasarkan delapan (8) prinsip tersebut, ditetapkanlah melalui Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Republik Indonesia dengan Nomor 63 Tahun 2003 sebagai prinsip yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan pelayanan (Ratminto dan Winarsih, 2007:21-27). Selanjutnya dirumuskan kembali sebagai 9 (sembilan) dimensi prinsip pelayanan BPKB berdasarkan manajemen mutu pada Ditlantas Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan (Ditlantas Polda Kalimantan Selatan, 2007) yaitu : 1) Tanggung jawab. Pimpinan penyelenggara pelayanan/pejabat yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan 2) Akurasi. Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah 3) Keamanan. Proses dan produk pelayanan memberikan rasa aman dan kepastian hukum 4) Kemudahan Akses. Tempat dan lokasi mudah dijangkau oleh masyarakat 5) Kenyamanan. Lingkungan yang tertib, teratur, indah dan sehat 6) Kelengkapan Sarana dan Prasarana. Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan pendukung lainnya yang memadai 7) Kepastian Waktu. Pelaksanaan pelayanan dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan 8) Kejelasan. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan, unit kerja/ petugas yang bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan serta ramah dan bersahabat dengan rincian biaya pelayanan dan tata cara pembayaran yang sudah ditetapkan 9) Kesederhanaan. Prosedur pelayanan tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan. Indeks Kepuasan Indeks kepuasan sangat berguna untuk memantau perbaikan pelayanan, pemotivasian pegawai maupun pemberian bonus sebagai gambaran yang mewakili tingkat kepuasan 5

6 menyeluruh pelanggan. Cara paling sederhana untuk mewakili skor kepuasan pelanggan terhadap suatu produk adalah dengan mencari rerata semua skor kinerja untuk tiap atribut produk tersebut (Aritonang, 2005:83). Perlu diketahui, cara ini bersifat sederhana dan memiliki kelemahan, karena tiap atribut kinerja dianggap memiliki nilai atau bobot (tingkat kepentingan) yang sama. Sementara itu dalam kenyataan, pelanggan sangat mungkin memberikan bobot yang berbeda tiap kinerja atribut. Kelemahan rata-rata itu dapat diatasi dengan menghitung rata-rata tertimbangnya, yaitu dengan memperhitungkan bobotnya (Aritonang, 2005:83). Persepsi Kepuasan Pelanggan atas Penerapan Prinsip Pelayanan BPKB Berdasarkan Manajemen Mutu Prinsip pelayanan BPKB berdasarkan manajemen mutu dipahami sebagai pelayanan jasa yang berkualitas, maka dapat digunakan prinsip yang sama yaitu berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan sebagai kepuasan. Harapan pelanggan bisa berupa 3 macam tipe (Rust et al, 1996 dalam Tjiptono dkk, 2004:255): - Will expectation yaitu tingkat kinerja yang diprediksi atau diperkirakan konsumen akan diterimanya berdasarkan semua informasi yang diterimanya, tipe ini merupakan tingkat harapan yang paling sering dimaksudkan oleh konsumen sewaktu menilai kualitas jasa tertentu - Should expectation yakni tingkat kinerja yang dianggap sudah sepantasnya diterima konsumen, biasanya tuntutan dari apa yang seharusnya terjadi jauh lebih tinggi daripada apa yang diperkirakan bakal terjadi - Ideal expectation yaitu tingkat kinerja optimum atau terbaik yang diharapkan dapat diterima konsumen. Berdasar hal tersebut, dapat dilihat bahwa jika: - Prinsip pelayanan BPKB berdasarkan manajemen mutu lebih kecil dari harapan pelanggan, artinya pelayanan yang diberikan Ditlantas Polda Kalimantan Selatan tidak memuaskan dan tidak sesuai dengan harapan pelanggannya (Should expectation) 6

7 - Prinsip pelayanan BPKB berdasarkan manajemen mutu sama dengan harapan pelanggan, artinya pelayanan yang diberikan Ditlantas Polda Kalimantan Selatan biasa-biasa saja dan sudah seharusnya seperti itu (Ideal expectation) - Prinsip pelayanan BPKB berdasarkan manajemen mutu lebih besar dari harapan pelanggan, artinya pelayanan yang diberikan Ditlantas Polda Kalimantan Selatan memuaskan (Will expectation). METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah exploratory research dengan metode survei, Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu atau orang yang mengurus atau menerima jasa layanan pembuatan BPKB pada Subdit min regident Ditlantas Polda Kalimantan Selatan, tidak termasuk balik nama dan pengurusan pindahan/ mutasi kendaraan bermotor dari luar daerah. Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh konsumen yang menerima jasa layanan BPKB pada Subdit min regident Ditlantas Polda Kalimantan Selatan, konsumen terbagi atas masyarakat umum yang mengurus untuk kepentingan pribadi dan karyawan yang ditugaskan dealer serta biro jasa (mitra dealer atau melayani perorangan) yang mendapatkan layanan berulang pada unit ini untuk selanjutnya disebut pelanggan. Jumlah dealer sekitar 25 buah dan jumlah biro jasa tidak diketahui. Sampel dalam penelitian ini adalah 25 dealer kendaraan yang berurusan BPKB. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive. Menurut Sugiyono (2007:77) sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan dalam penentuan sampel disini adalah orang yang secara terus menerus berlangganan mengurus pembuatan BPKB pada Subdit min regident Ditlantas Polda Kalimantan Selatan yakni dealer dan perusahaan pembiayaan. Untuk menentukan skor jawaban responden digunakan jenjang empat, maksudnya skor untuk setiap jawaban antara 1 sampai 4. Setiap responden dapat melihat dan memilih salah satu dari empat jawaban yang tersusun berdasarkan bobot jawaban yang telah diklasifikasikan sebagai berikut : 7

8 1. Jawaban Sangat Tidak Memuaskan (STM) diberi skor 1 2. Jawaban Tidak Memuaskan (TM) diberi skor 2 3. Jawaban Memuaskan (M) diberi skor 3 4. Jawaban Sangat Memuaskan (SM) diberi skor 4. Langkah selanjutnya dilakukan tabulasi dengan menyederhanakannya melalui pengkodefikasian. Kemudian dianalisis untuk mencari Nilai Rata-rata Skor Kinerja (RSK), Distribusi Frekuensinya, hingga penghitungan Nilai Indeks Kepuasannya. Merujuk pada cara penghitungan nilai indeks kepuasan Aritonang (2005:83), maka penelitian ini akan mencari rata-rata skor kinerja dari persepsi kepuasan pelanggan yang mengacu pada prinsip pelayanan BPKB berdasarkan manajemen mutu. Selanjutnya menghitung faktor tertimbang masing-masing prinsip hingga bermuara pada ditemukannya nilai indeks kepuasan (Gambar 1). Prinsip Pelayanan BPKB Rata-rata Faktor Skor Berdasarkan Manajemen Mutu Skor Kinerja (RSK) Tetimbang (FT) Tertimbang (ST) (X1) RSK FT1 ST1.. Indeks Kepuasan. (X9) RSK FT9 ST9 Gambar 1 Penghitungan Indeks Kepuasan Keterangan: RSK = = Hasil persepsi responden Skor Xn n 8

9 Nilai Rata-rata Skor Kinerja (RSK) diperoleh dari nilai rata-rata jawaban responden yang sudah di tabulasi pada setiap Prinsip. RSK FT = X 100 % RSK Nilai Faktor Tertimbang (FT) diperoleh dari Nilai Rata-rata Skor Kinerja (RSK) setiap Prinsip dibagi jumlah Rata-rata Skor Kinerja (RSK) dikalikan 100%. ST = RSK X FT Nilai Skor Tertimbang diperoleh dari Nilai Rata-rata Skor Kinerja (RSK) dikalikan dengan Nilai Faktor Tertimbang ST Indeks Kepuasan = X 100 % Skor Tertinggi X Skala Nilai Indeks Kepuasan diperoleh dari jumlah Skor Tertimbang (ST) dibagi Skor Tertinggi dikali Skala dalam persen. HASIL PENELITIAN Analisis Tingkat Kinerja Nilai Penilaian Kinerja diperoleh dari pengolahan data, berdasarkan jawaban responden yang telah di skor dari Sangat Tidak Memuaskan (STM) yang bernilai 1 hingga Sangat Memuaskan (SM) bernilai 4 diperoleh rata-rata nilai sebagaimana Tabel 2. Tabel 2 Analisis Tingkat Kinerja Penilaian Kinerja No Atribut Ratarata Skor X1 = Tanggung Jawab Tanggung jawab pimpinan berupa; kehadiran 1 pimpinan yang berwenang menandatangani 82 3,28 berkas BPKB 2 Koordinasi penyelenggaraan pelayanan BPKB 78 3,12 Rata-Rata 80,00 3,20 X2 = Akurasi 3 Kesahihan BPKB yang diterbitkan sesuai aturan hukum 83 3,32 Rata-Rata 83,00 3,32 X3 = Keamanan 1 BPKB yang diterbitkan dapat memberikan rasa aman 88 3,52 9

10 2 BPKB yang diterbitkan dapat memberikan kepastian hukum 79 3,16 Rata-rata ,34 X4 = Kemudahan Akses 1 Kemudahan mencapai lokasi pelayanan BPKB 85 3,40 2 Kestrategisan lokasi pelayanan BPKB 83 3,32 Rata-rata 84 3,36 X5 = Kenyamanan 1 Ketertiban lingkungan pelayanan BPKB 83 3,32 2 Keteraturan Lingkungan Pelayanan BPKB 80 3,20 3 Keindahan lingkungan pelayanan BPKB 79 3,16 4 Kesehatan kondisi lingkungan pelayanan BPKB 81 3,24 Rata-rata 80,75 3,23 X6 = Kelengkapan Sarana dan Prasarana 1 Ketersediaan sarana dan prasarana kerja pada pelayanan BPKB secara umum 79 3,16 3 Ketersediaan peralatan pendukung komputer pada pelayanan BPKB 81 3,24 Rata-rata 80,00 3,20 X8 = Kejelasan 1 Kejelasan persyaratan teknis proses pelayanan BPKB 78 3,12 2 Kejelasan administratif pelayanan proses BPKB 88 3,52 3 Tanggung jawab unit kerja/ petugas proses pelayanan BPKB 83 3,32 4 Keramahan unit kerja/ petugas proses pelayanan BPKB 80 3,20 5 Sikap responsif unit kerja/ petugas proses pelayanan BPKB 80 3,20 6 Kejelasan rincian biaya pelayanan pada proses BPKB 88 3,52 7 Kejelasan tata cara pembayaran pada proses BPKB 77 3,08 Rata-rata 82,00 3,29 X9 = Kesederhanaan 1 Kesederhanaan prosedur pelayanan BPKB 81 3,24 2 Kemudahan dipahami prosedur pelayanan BPKB 88 3,52 3 Kemudahan pelaksanaan prosedur pelayanan BPKB 78 3,12 Rata-rata ,29 RATA-RATA 81,95 3,28 Pada Tabel 2 terlihat bahwa berdasarkan penilaian kinerja, maka kualitas jasa yang memiliki total nilai dan rata-rata tertinggi adalah prinsip Kemudahan Akses dengan total 10

11 nilai 84 dan nilai mean 3,36 maka dapat disimpulkan bahwa responden menyatakan prinsip Kemudahan Akses tingkat kinerjanya adalah sangat memuaskan, sedangkan tingkat kinerja yang terendah ada pada prinsip Tanggung Jawab dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana yang masing-masing memiliki rata-rata skor sebesar 80,00 dan mean sebesar 3,20 maka dapat disimpulkan bahwa responden menyatakan prinsip Tanggung Jawab masih memerlukan perbaikan untuk mutu petugas dan koordinasi penyelenggaraan layanan BPKB. Prinsip berikutnya yang mendapat sorotan adalah Kelengkapan Sarana dan Prasarana, artinya pelanggan mengharapkan agar kelengkapan sarana dan prasarana penunjang layanan BPKB masih perlu untuk dibenahi dan dilengkapi. Berdasarkan atribut yang memiliki bobot dan rata-rata tertinggi adalah sebagai berikut: (1) BPKB yang diterbitkan dapat memberikan rasa aman, (2) Kejelasan administratif pelayanan proses BPKB, (3) Kejelasan rincian biaya pelayanan pada proses BPKB, dan (4) Kemudahan dipahami prosedur pelayanan BPKB. Sedangkan yang terendah adalah atribut kejelasan tata cara pembayaran pada proses BPKB. Pengukuran Indeks Kepuasan Nilai Indeks kepuasan diperoleh setelah melalui tahapan-tahapan penghitungan Ratarata Skor Kinerjanya (RSK), Faktor Tertimbang (FT) hingga Skor Tertimbang (ST) prinsip pelayanan BPKB berdasarkan manajemen mutu (Tabel 3). 11

12 Prinsip Tabel 3 Indeks Kepuasan Rata-rata Skor Kinerjanya (RSK) Faktor Tertimbang [FT=(RSK/26.23)%] Skor Tertimbang [ST=(RSK X FT)] 1 Tanggung % jawab 2 Akurasi % Keamanan % Kemudahan % Akses 5 Kenyamanan % Kelengkapan Sarana dan Prasarana % Kepastian Waktu 9 Kejelasan dan Kesederhanaan % % Jumlah % Jumlah = Rata-rata Tertimbang Keterangan: Nilai Rata-rata Skor Kinerja (RSK) diperoleh dari nilai rata-rata jawaban responden yang sudah di tabulasi pada setiap Prinsip. Nilai diperoleh dari penjumlahan seluruh Rata-rata Skor Kinerja (RSK). Rata-rata Tertimbang diperoleh dari Jumlah Rata-rata Skor Kinerja (RSK) dibagi Jumlah Prinsip Indeks Kepuasan (IK) = Jumlah (3.2788) dikalikan dengan 4 (karena skalanya ada 4 nilai) = Skor tertinggi bernilai 4 dengan 4 skala nilai, maka 100 % = 4 X 4 = Nilai IK = X 100 % = 81,97 % 16 IK sebesar 81,97% menunjukkan unit pelayanan BPKB Ditlantas Polda Kalimantan Selatan telah berhasil memuaskan pelanggannya dengan nilai 81,97%. Prinsip yang dominan memberikan tingkat persepsi kepuasan tertinggi adalah pada kinerja X4 yaitu Kemudahan Akses dengan nilai skor tertimbang sebesar 0,4304. PEMBAHASAN Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa persentase kepuasan tiap prinsip pelayanan BPKB yang dipertimbangkan oleh pelanggan beragam (Tabel 4). Pihak Ditlantas Polda 12

13 Kalimantan Selatan sebaiknya memperhatikan prinsip yang ekstrim yaitu nilai terendah dan tertingginya. Tabel 4 Nilai Persentase Kepuasan Tiap Prinsip Prinsip Rata-rata Skor Nilai (%) Kinerjanya (RSK) 1 Tanggung jawab Akurasi Keamanan Kemudahan Akses Kenyamanan Kelengkapan Sarana dan Prasarana Kepastian Waktu Kejelasan dan Kesederhanaan Keterangan: Nilai (%) diperoleh dari Nilai Rata-rata Skor Kinerja (RSK) dibagi 4 (nilai tertinggi skala) dikalikan dengan 100 %. Rata-rata Skor Kinerja (RSK) terendah pada prinsip 1 (Tanggung Jawab) dan prinsip 6 (Kelengkapan Sarana dan Prasarana) dengan nilai masing-masing 80% (Tabel 4), yaitu tampak pada poin pernyataan Koordinasi penyelenggaraan pelayanan BPKB dan Ketersediaan sarana dan prasarana kerja pada pelayanan BPKB secara umum (kuesioner). Implikasinya bagi Ditlantas Polda Kalimantan Selatan agar Dirlantas mengevaluasi kembali alur koordinasi hingga seluruh anggota pelayanan untuk melaksanakan pelayanan sesuai standar kebijakan mutu serta memajang indikator prinsip manajemen mutu acuan Ditlantas Polda Kalimantan Selatan agar pelanggan dapat mengetahui dan menilai apakah pelaksanaannya sudah sesuai dan terukur. Terkait dengan ketersediaan sarana dan prasarana kerja pada pelayanan BPKB secara umum, Ditlantas Polda Kalimantan Selatan dapat menyediakan kotak saran pelanggan yang secara khusus untuk mengetahui sarana dan prasarana kerja apa saja yang diperlukan pelanggan secara umum. Apabila saran serupa cukup banyak mendapat apresiasi pelanggan dan logis, maka Ditlantas Polda Kalimantan Selatan agar dapat memenuhinya. Rata-rata Skor Kinerja tertinggi pada prinsip 4 (Kemudahan Akses) dengan nilai 84%. Implikasinya bagi Ditlantas Polda Kalimantan Selatan agar dapat mempertahankan pada 13

14 aspek kemudahan mencapai lokasi pelayanan BPKB dan kestrategisan lokasi pelayanan BPKB serta mengupayakan agar unit pelayanan BPKB ini dapat menghilangkan kesan militer. Sehingga seolah-olah pelanggan tidak merasa memasuki suasana instansi militer. Berdasarkan wawancara lebih lanjut dengan pelanggan, mereka lebih mempersepsikan tingkat kepuasannya dengan berorientasi pada hasil (output). Sehingga beranggapan kelancaran proses pengurusan BPKB karena kemudahan akses dan kestrategisan lokasi pelayanan (segi tampilan fisik). Oleh karena itu mereka tidak menyadari dan mengabaikan bahwa dibalik semua itu, sebenarnya ada koordinasi yang baik secara berjenjang dari Dirlantas hingga anggota pelayanan untuk melaksanakan pelayanan sesuai standar kebijakan mutu (segi proses). Atau bisa juga disebabkan karena pelanggan membandingkan kinerja prinsip-prinsip manajemen mutu yang lainnya tidak sepuas kinerja prinsip kemudahan akses. Keterbatasan Penelitian dan Saran Untuk Penelitian yang Akan Datang Terdapat beberapa keterbatasan penelitian antara lain: 1. Keterbatasan jumlah sampel, oleh karena mereka yang menjadi pelanggan BPKB hanya sebatas karyawan yang ditugaskan dealer dan biro jasa saja. Adapun masyarakat yang berurusan pada unit ini sebagian besar untuk keperluan duplikat BPKB yang hilang atau terbakar. Sehingga tidak mencerminkan hasil atau persepsi masyarakat secara luas terhadap penyampaian jasa layanan BPKB pada unit Ditlantas Polda Kalimantan Selatan. Penelitian berikutnya dapat mengembangkan jumlah sampel keseluruhan konsumen atau orang yang menerima jasa pelayanan BPKB perorangan. 2. Kemungkinan adanya keengganan responden untuk bersikap objektif dalam pengisian kuesioner, karena adanya kekhawatiran dari hasil penelitian yang dilaksanakan akan mengakibatkan hubungan negatipf/kurang baik antara mereka dengan pihak kepolisian khususnya unit pelayanan BPKB Ditlantas. Apabila jumlah sampel sudah tidak sebatas pelanggan tetap dari dealer saja, maka jawaban responden kemungkinan lebih variatif dan dapat meminimalisasi bias hasil penelitian. 14

15 PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pelanggan mempersepsikan sangat puas atas diterapkannya prinsip pelayanan BPKB berdasarkan manajemen mutu pada Ditlantas Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan, dengan nilai indeks kepuasan sebesar 81,97% termasuk kategori Sangat Memuaskan (Will Expectation). Dimensi yang mempunyai hubungan dominan dengan persepsi kepuasan pelanggan adalah Kemudahan Akses dengan nilai skor tertimbang sebesar 0,4304 dari jumlah rata-rata tertimbang prinsip pelayanan BPKB berdasarkan manajemen mutu pada Ditlantas Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan. Walaupun Ditlantas Polda Kalimantan Selatan telah mendapat penghargaan ISO 9001:2000 dan MURI, namun kesan masyarakat tetap saja berpandangan miring terhadap instansi kepolisian. Fakta ini lebih diperkuat pada berita di harian Kompas, tanggal 18 Februari 2008 yang ditandai dengan masuknya sebanyak 597 keluhan ke Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas). Masyarakat masih bersikap apriori atas layanan yang diberikan. Mereka lebih memilih menggunakan jasa perantara, daripada mengurus langsung bukti legalitas kepemilikan kendaraan bermotornya/bpkb dengan anggapan pengurusannya berbelit-belit dan pelayanannya terkesan kurang bersahabat. Pandangan ini juga berlaku untuk unit layanan BPKB Ditlantas Polda Kalimantan Selatan sebagai salah satu layanan yang diberikan instansi kepolisian. Sulit sekali memperoleh pelanggan perorangan, terutama dalam hal pelayanan berulang/pembaruan BPKB. Diperlukan niat tulus kepolisian dan pengawasan di lapangan terhadap kinerja pegawainya untuk benarbenar melayani masyarakat secara langsung, mudah, tidak berbelit-belit, sehingga akan meminimalisasi praktek percaloan dan pungutan liar. 15

16 DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2007a, Pelatihan Pemahaman Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Seksi BPKB Polda Kalimantan Selatan, PT. ManTeC Indonesia Lestari, Jakarta , 2007b, Pelatihan Internal Audit ISO 9001:2000 Berdasarkan ISO Seksi BPKB Polda Kalimantan Selatan, PT. ManTeC Indonesia Lestari, Jakarta Aritonang R, Lerbin R, 2005, Kepuasan pelanggan : Pengukuran dan Penganalisisan dengan SPSS, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Ditlantas Polda Kalimantan Selatan, 2007, Sekilas tentang Komputerisasi Pelayanan BPKB Direktorat Lalu Lintas Polda Kalimantan Selatan, PT. Grafika Wangi Kalimantan, Banjamasin Kompas, (18 Februari 2008), Aparat Polisi: Menanti Kehadiran Reserse Bersih Ratminto, Atik Septi Winarsih, 2007, Manajemen Pelayanan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Bisnis, CV. AlfaBeta, Bandung 16

BAB IV METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus (case study). Penelitian kualitatif

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2012

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2012 PERATURAN MENTERI NOMOR 38 TAHUN 212 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA UNIT PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembinaan aparatur negara yang

Lebih terperinci

2012, No BAB I PENDAHULUAN

2012, No BAB I PENDAHULUAN 2012, No.750 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA UNIT PELAYANAN PUBLIK BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. implikasikan pada penumpang pesawat udara di Bandara Internasional Adi

BAB I PENDAHULUAN. implikasikan pada penumpang pesawat udara di Bandara Internasional Adi 1 BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini berisi tentang analisis pengaruh kualitas pelayanan jasa penerbangan terhadap kepuasan penumpang pesawat udara. Selain itu, akan di implikasikan pada penumpang pesawat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya guna meningkatkan kualitas pelayanan publik, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Repbulik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT BLH INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT SURVEY TERHADAP PENGGUNA PELAYANAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANTUL SEMESTER I TAHUN 2017 [Type your address] [Type your phone number] [Type your e-mail address] DINAS

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Definisi Operasional dan Variabel Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN Definisi Operasional dan Variabel Penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian Kualitas pelayanan adalah kesusaian antara harapan pelanggan (masyarakat) pengguana layanan dengan persepsi pelanggan (masyarakat)

Lebih terperinci

BAB 4 PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN WAJIB PAJAK

BAB 4 PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN WAJIB PAJAK BAB 4 PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN WAJIB PAJAK 4.1 Analisis Uji Instrumen Penelitian (Pre-test) Pre-test dilakukan untuk menguji pertanyaan dalam bentuk pernyataan yang dijadikan sebagai

Lebih terperinci

SMK PERTANIAN PEMBANGUNAN NEGERI SEMBAWA

SMK PERTANIAN PEMBANGUNAN NEGERI SEMBAWA LAPORAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TAHUN 2017 SEMESTER 1 BPSDMP KEMENTERIAN PERTANIAN SMK PERTANIAN PEMBANGUNAN NEGERI SEMBAWA I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-undang Dasar 1945 telah mengamanatkan,

Lebih terperinci

[ SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ] Periode Tahun 2014

[ SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ] Periode Tahun 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat pada Kelurahan Blimbing Kecamatan

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2016

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2016 2016 INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2016 PADA BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT AMBON DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN i KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 186/KA/IX/2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT UNIT PELAYANAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PADA UPT STASIUN PENGAWASAN SDKP TUAL PERIODE JANUARI S.D DESEMBER 2015 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

IMPORTANCE PERFORMANCE ANALISYS PADA KANTOR KECAMATAN PURWOKERTO UTARA KABUPATEN BANYUMAS (STUDI KASUS : PELAYANAN E-KTP)

IMPORTANCE PERFORMANCE ANALISYS PADA KANTOR KECAMATAN PURWOKERTO UTARA KABUPATEN BANYUMAS (STUDI KASUS : PELAYANAN E-KTP) IMORTANCE ERFORMANCE ANALISYS ADA KANTOR KECAMATAN URWOKERTO UTARA KABUATEN BANYUMAS (STUDI KASUS : ELAYANAN E-KT) Oleh : Yusmedi Nurfaizal, Berlilana Dosen STMIK Amikom urwokerto Abstrak enelitian ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aparatur pemerintah sebagai abdi negara dan abdi masyarakat mempunyai tugas pokok yang antara lain tercermin dalam penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/ Subyek Penelitian Menurut Sugiyono (2015) obyek penelitian adalah suatu atribut atau penilaian orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SURABAYA PERIODE Januari Desember 2015 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : ( berada pada nilai interval 1,76-2,50 mutu pelayanan C ) yang berarti

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : ( berada pada nilai interval 1,76-2,50 mutu pelayanan C ) yang berarti BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kinerja pelayanan publik pada Dinas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (explanatory),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (explanatory), 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (explanatory), dengan verifikatif, yang mana tujuan dari penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

dilaksanakan pada suatu lembaga layanan publik.

dilaksanakan pada suatu lembaga layanan publik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia di bentuk dengan tujuan untuk melindungi segenap bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia di bentuk dengan tujuan untuk melindungi segenap bangsa Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembukaan atau Mukaddimah UUD 1945 telah mengamanatkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia di bentuk dengan tujuan untuk melindungi segenap

Lebih terperinci

PJM UNIVERSITAS BRAWIJAYA Refreshing Auditor AIM Siklus 12 Tanggal 5 Juni 2013

PJM UNIVERSITAS BRAWIJAYA Refreshing Auditor AIM Siklus 12 Tanggal 5 Juni 2013 PJM UNIVERSITAS BRAWIJAYA Refreshing Auditor AIM Siklus 12 Tanggal 5 Juni 2013 LATAR BELAKANG Aparatur merupakan kunci keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan Citra pengelolaan pelayanan terhadap masyarakat

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PADA UNIT PELAYANAN PUBLIK KEMENKO POLHUKAM PERIODE 2016 BEKERJASAMA UNIT PELAYANAN PUBLIK KEMENKO POLHUKAM DENGAN BIRO UMUM SEKRETARIAT KEMENKO POLHUKAM 1 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Kuesioner Pengguna layanan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Tahun 2015

Kuesioner Pengguna layanan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Tahun 2015 Kuesioner Pengguna layanan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Tahun 2015 Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Tahun 2015 Pendahuluan Sebagai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN HASIL PEMBAHASAN. tahun 2017 dilaksanakan pada tanggal 9 Oktober 2017 di Kantor Kecamatan

BAB III ANALISIS DATA DAN HASIL PEMBAHASAN. tahun 2017 dilaksanakan pada tanggal 9 Oktober 2017 di Kantor Kecamatan BAB III ANALISIS DATA DAN HASIL PEMBAHASAN 3.1 Laporan Pelaksanaan Penelitian Penelitian mengenai kualitas pelayanan publik terhadap kepuasan masyarakat dalam pembuatan Kartu Keluarga di Kecamatan Banguntapan

Lebih terperinci

SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT (SKM)

SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT (SKM) KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMERDAYA KELAUTAN DAN PERIKAAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT (SKM) PADA PELAYANAN PENERBITAN SURAT LAIK OPERASI (SLO) KAPAL PERIKANAN, SURAT

Lebih terperinci

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK Penelitian ini berjudul Penerapan Standar Pelayanan Minimal

Lebih terperinci

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN: Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN: 2407-3881 PENGARUH PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS PELAYANAN E-KTP PADA KANTOR KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN KATINGAN Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis harga minyak yang sempat melonjak hingga lebih dari 120 dolar

BAB I PENDAHULUAN. Krisis harga minyak yang sempat melonjak hingga lebih dari 120 dolar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Krisis harga minyak yang sempat melonjak hingga lebih dari 120 dolar Amerika bahkan rencana kenaikan harga BBM, krisis pangan dan berbagai bencana alam, serta

Lebih terperinci

Layanan Buku Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK)

Layanan Buku Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) Layanan Buku Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) Pengertian 1. BPKB adalah: Buku yang dikeluarkan/diterbitkan oleh Satuan Lalu Lintas Polri sebagai bukti kepemilikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud

BAB I PENDAHULUAN. pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jasa adalah tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di bidang jasa boga, maka setiap perusahaan perlu menciptakan konsep

BAB I PENDAHULUAN. di bidang jasa boga, maka setiap perusahaan perlu menciptakan konsep 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat dewasa ini dan seiring dengan semakin banyaknya perusahaan pesaing yang bermunculan khususnya di bidang jasa boga, maka

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT TERKAIT DUGAAN PELANGGARAN KEPPH TAHUN 2017

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT TERKAIT DUGAAN PELANGGARAN KEPPH TAHUN 2017 INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT TERKAIT DUGAAN PELANGGARAN KEPPH TAHUN 2017 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN...2 A. Latar Belakang... 2 B. Tujuan... 3 C. Komponen Pengukuran...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

BAB I PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor utama dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih (clean governance) dan tata pemerintahan yang baik (good government) adalah partisipasi, transparansi,

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PELAYANAN PEMBUATAN SERTIFIKAT TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KUTAI TIMUR

STUDI TENTANG PELAYANAN PEMBUATAN SERTIFIKAT TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KUTAI TIMUR ejournal Administrasi Negara, 2013, 1 (2): 338-350 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.org Copyright 2013 STUDI TENTANG PELAYANAN PEMBUATAN SERTIFIKAT TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KUTAI TIMUR

Lebih terperinci

KEPUASAN DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TERHADAP SISTEM DAN PRAKTEK PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI UNIVERSITAS PANDANARAN SEMARANG

KEPUASAN DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TERHADAP SISTEM DAN PRAKTEK PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI UNIVERSITAS PANDANARAN SEMARANG Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol. 2 No 04 Juli 2017 KEPUASAN DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TERHADAP SISTEM DAN PRAKTEK PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI UNIVERSITAS PANDANARAN SEMARANG Retno Djohar Juliani,

Lebih terperinci

PENGENALAN ISO DAN PENGHARGAAN MUTU. Bahan Ajar Materi ke-3

PENGENALAN ISO DAN PENGHARGAAN MUTU. Bahan Ajar Materi ke-3 PENGENALAN ISO DAN PENGHARGAAN MUTU Bahan Ajar Materi ke-3 DELAPAN PRINSIP MANAJEMEN MUTU Terdapat delapan prinsip manajemen mutu yang merupakan dasar dalam ISO 9000, yang dapat dipakai oleh pimpinan puncak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Menurut Kotler yang dikutip oleh Kurniasari (2013:17) Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu dengan cara survei untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu dengan cara survei untuk III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu dengan cara survei untuk menghasilkan kajian deskriptif analitis yang berupa analisis tingkat kepuasan masyarakat

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) LAYANAN KEMAHASISWAAN DI POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA TAHUN 2015

LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) LAYANAN KEMAHASISWAAN DI POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA TAHUN 2015 LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) LAYANAN KEMAHASISWAAN DI POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA TAHUN 2015 UNIT KEMAHASISWAAN POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA 2015 1 DAFTAR ISI BAB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi mutu yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, sedangkan metode yang digunakan adalah analisis deskriptif. Penelitian deskriptif ditandai adanya upaya untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjelaskan variabel yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjelaskan variabel yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis variabel yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). 1. Variabel Bebas (Independent)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara serta masyarakatnya. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara serta masyarakatnya. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak bersifat dinamik dan mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan ekonomi negara serta masyarakatnya. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang dominan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di mana analisis diuraikan secara kualitatif ditambah sedikit perhitungan

BAB III METODE PENELITIAN. di mana analisis diuraikan secara kualitatif ditambah sedikit perhitungan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bentuk Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di depan, maka penelitian ini menggunakan rancangan atau desain penelitian deskriptif kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah peserta BPJS Kesehatan Dikantor Cabang Gedong Kuning. akan diteliti adalah peserta BPJS Kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah peserta BPJS Kesehatan Dikantor Cabang Gedong Kuning. akan diteliti adalah peserta BPJS Kesehatan. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah BPJS Kesehatan. Subjek penelitian ini adalah peserta BPJS Kesehatan Dikantor Cabang Gedong Kuning Yogyakarta. B. Jenis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 1.1.1 Sejarah Samsat Keliling Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, serta tuntutan masyarakat akan kemudahan layanan yang

Lebih terperinci

PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA PELAYANAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA BATAM

PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA PELAYANAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA BATAM PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA PELAYANAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA BATAM Rahmat Hidayat 1) Jessica Elisabet Samosir 2) 1 2 Prodi Administrasi Bisnis Terapan Politeknik Negeri Batam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dan verifikatif. Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dan verifikatif. Penelitian 30 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode Deskriptif Verifikatif Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (SKM)

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (SKM) i SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (SKM) PADA UPT PANGKALAN PENGAWASAN SDKP TUAL PERIODE TAHUN 2017 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN PANGKALAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kinerja pelayanan publik sudah menjadi isu utama di Indonesia. Sampai

I. PENDAHULUAN. Kinerja pelayanan publik sudah menjadi isu utama di Indonesia. Sampai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja pelayanan publik sudah menjadi isu utama di Indonesia. Sampai sekarang, sebagian besar masyarakat belum merasa puas dengan kinerja pelayanan publik, seperti pengurusan

Lebih terperinci

LAPORAN PEMANTAUAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) BBKP BELAWAN SEMESTER I TAHUN 2017

LAPORAN PEMANTAUAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) BBKP BELAWAN SEMESTER I TAHUN 2017 LAPORAN PEMANTAUAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) BBKP BELAWAN SEMESTER I TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pelayanan Publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan analisis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan analisis 122 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan analisis pembahasan serta uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN PERIODE DESEMBER TAHUN 2015

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN PERIODE DESEMBER TAHUN 2015 LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN PERIODE DESEMBER TAHUN 2015 A. LATAR BELAKANG Meningkatnya tuntutan masyarakat atas kualitas

Lebih terperinci

Pendahuluan. A. Pengertian Pelayanan. Arista Atmadjati, S.E., M.M 1

Pendahuluan. A. Pengertian Pelayanan. Arista Atmadjati, S.E., M.M 1 Pendahuluan A. Pengertian Pelayanan Pelayanan (Barata, 2004) adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 117 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA UNIT PELAYANAN MASYARAKAT DILINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA

Lebih terperinci

44 Universitas Indonesia

44 Universitas Indonesia BAB IV HASIL SURVEI DAN ANALISIS 4. 1. Metodologi Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Menurut Singarimbun dan Sofian (1995,

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan transportasi darat yang semakin pesat,

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan transportasi darat yang semakin pesat, BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan transportasi darat yang semakin pesat, sarana transportasi tidak bisa dipisahkan dan selalu dibutuhkan manusia. Salah satunya alat

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2014 Fajar Hendro Utomo Dosen STKIP PGRI Tulungagung

PENINGKATAN KINERJA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2014 Fajar Hendro Utomo Dosen STKIP PGRI Tulungagung PENINGKATAN KINERJA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2014 Fajar Hendro Utomo Dosen STKIP PGRI Tulungagung ABSTRAK Kinerja pelayanan publik selalu mengalami perbaikan dan koreksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan). BAB II LANDASAN TEORI A. Jasa Jasa adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI PROPINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenangkan persaingan setiap organisasi atau penyedia jasa harus

BAB I PENDAHULUAN. memenangkan persaingan setiap organisasi atau penyedia jasa harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, persaingan bisnis menjadi semakin ketat. Untuk memenangkan persaingan setiap organisasi atau penyedia jasa harus memperhatikan kebutuhan

Lebih terperinci

[ IKM UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG ] Tahun 2015

[ IKM UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG ] Tahun 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat pada Tahun 2015. Pelayanan Publik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank, Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Bank, Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat. Pastinya kemajuan teknologi dan informasi menuntut birokrasi untuk beradaptasi dalam menghadapi dunia global

Lebih terperinci

kewajiban masing-masing. Adapun struktur organisasi Bastian Rental Mobil Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bastian Rental Mobil Bandung DIREKTUR

kewajiban masing-masing. Adapun struktur organisasi Bastian Rental Mobil Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bastian Rental Mobil Bandung DIREKTUR 33 4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan Bastian Rental Mobil, Bandung dalam menjalankan bisnisnya memilki organisasi yang terstruktur, agar karyawan melakukan tugas sesuai dengan kewajiban masing-masing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Terjadinya berbagai krisis kawasan yang tidak lepas dari kegagalan mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan baik dan dapat memuaskan semua pihak. Terselenggarakannya pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan baik dan dapat memuaskan semua pihak. Terselenggarakannya pelayanan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya tugas pokok pemerintah sebagai organisasi sektor publik adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat, sehingga aparat pemerintah memiliki

Lebih terperinci

SURVEI PELAYANAN PUBLIK RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

SURVEI PELAYANAN PUBLIK RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1 SURVEI PELAYANAN PUBLIK RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keberhasilan RSUP Dr. Sardjito dalam menjalankan peranannya sebagai Rumah Sakit Tipe A Pendidikan sangat

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DI PENGADILAN NEGERI BLORA

LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DI PENGADILAN NEGERI BLORA i LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DI PENGADILAN NEGERI BLORA Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan yang semakin ketat, membuat setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan bersaing agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan.

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP LAPAN TAHUN 2014

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP LAPAN TAHUN 2014 INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP LAPAN TAHUN 2014 A. LATAR BELAKANG Pelayanan publik yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MANADO

PENGADILAN TINGGI MANADO PENGADILAN TINGGI MANADO Jalan Sam Ratulangi No. 2 Manado 95 Telp. (43) 86249 Fax. (43) 8629 Website : www.pt-manado.go.id Email : ptmanadomari@gmail.com SURVEI KEPUASAN PENGGUNA PENGADILAN Disusun Oleh

Lebih terperinci

92 PERSEN SETORAN TARIF STNK DAN BPKB MASUK KE POLRI

92 PERSEN SETORAN TARIF STNK DAN BPKB MASUK KE POLRI 92 PERSEN SETORAN TARIF STNK DAN BPKB MASUK KE POLRI Sumber Gambar: http://www.jpnn.com/ jpnn.com - Kenaikan tarif pengurusan administrasi Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan Buku Pemilik Kendaraan

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN PENGHARGAAN ADIBAKTI MINA BAHARI.

MEMUTUSKAN: : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN PENGHARGAAN ADIBAKTI MINA BAHARI. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/212 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN PENGHARGAAN ADIBAKTI MINA BAHARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL SURVEY PENGADILAN NEGERI BAUBAU KELAS IB TAHUN 2017

LAPORAN HASIL SURVEY PENGADILAN NEGERI BAUBAU KELAS IB TAHUN 2017 LAPORAN HASIL SURVEY PENGADILAN NEGERI BAUBAU KELAS IB TAHUN 2017 Jalan Betoambari No. 57 Kota Baubau Sulawesi Tenggara 93725 Telp/Fax. (0402) 2821010 2821020 Website : www.pn-bau-bau.go.id / SIPP : www.sipp.pn-bau-bau.go.id

Lebih terperinci

menuntut untuk memperoleh pelayanan yang paling memuaskan.

menuntut untuk memperoleh pelayanan yang paling memuaskan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkat kepuasan wajib pajak dan kualitas pelayanan dalam instansi publik merupakan prioritas utama yang tidak bisa diabaikan. Keduanya memiliki makna dalam menjaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Untuk itulah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Untuk itulah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu hasil dari pelaksanaan otonomi daerah adalah menghasilkan birokrasi yang handal, profesional, efisien dan produktif yang mampu memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Lebih terperinci

PENGARUH PELAYANAN PUBLIK TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KANTOR KECAMATAN CIJEUNGJING KABUPATEN CIAMIS) GIAN NURHIDAYAH

PENGARUH PELAYANAN PUBLIK TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KANTOR KECAMATAN CIJEUNGJING KABUPATEN CIAMIS) GIAN NURHIDAYAH PENGARUH PELAYANAN PUBLIK TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KANTOR KECAMATAN CIJEUNGJING KABUPATEN CIAMIS) GIAN NURHIDAYAH ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Obyek Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten Gianyar.

Lebih terperinci

PERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PADA RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK Nurmalasari 1, Latifah 2

PERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PADA RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK Nurmalasari 1, Latifah 2 Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2014, pp. 1~6 PERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PADA RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK Nurmalasari 1, Latifah 2 1) AMIK BSI Pontianak

Lebih terperinci

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU -1- LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU 1. Lingkup Sistem Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa. Jika pelanggan merasa puas dengan kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa. Jika pelanggan merasa puas dengan kualitas pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pelayanan menjadi hal yang penting terutama bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Jika pelanggan merasa puas dengan kualitas pelayanan perusahaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMERINTAH PENYELENGGARA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SANDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN. BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN BUPATI BULUNGAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah Cooper dan Emory

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN WONOSOBO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran KOGUPE SMAN 46 Jakarta merupakan koperasi konsumen di kawasan Jakarta Selatan yang bergerak di bidang usaha pertokoan dan simpan pinjam. Dalam upaya memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Taman Wisata Alam Cimanggu yang terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENYUSUNAN SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ( IKM ) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012

LAPORAN HASIL PENYUSUNAN SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ( IKM ) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 LAPORAN HASIL PENYUSUNAN SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ( IKM ) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 KATA PENGANTAR Pelayanan Publik (Public Service) oleh birokrasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya Pemerintah

PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya Pemerintah PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan publik oleh Aparatur Pemerintah masih banyak dijumpai kekurangan-kekurangan sehingga belum dapat memenuhi harapan masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

BAB I PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor utama dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih (clean governance) dan tata pemerintahan yang baik (good government) adalah partisipasi, transparansi,

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SEDAYU BANTUL JURNAL SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SEDAYU BANTUL JURNAL SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SEDAYU BANTUL JURNAL SKRIPSI Oleh : Eko Supriyadi Sumarjo H PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berguna dan hanya bisa bergerak jika ada manusia yang menggerakannya. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. berguna dan hanya bisa bergerak jika ada manusia yang menggerakannya. Tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Timpe (1999: 20), dalam sebuah perusahaan, sumberdaya terpenting adalah manusia (man) karena semua sumberdaya yang ada hanya dapat berguna dan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan meningkatkan kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. akan meningkatkan kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang semakin baik dan modern akan meningkatkan kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya jenis dan merk kendaraan bermotor diproduksi dan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya jenis dan merk kendaraan bermotor diproduksi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri otomotif di Indonesia saat ini sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya jenis dan merk kendaraan bermotor diproduksi dan atau

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DI PENGADILAN NEGERI MUARA ENIM. Berdasarkan Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2014

LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DI PENGADILAN NEGERI MUARA ENIM. Berdasarkan Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2014 i LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DI PENGADILAN NEGERI MUARA ENIM Berdasarkan Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2014 PENGADILAN NEGERI MUARA ENIM KABUPATEN MUARA ENIM - SUMATERA

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 2, Juni 2016 PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP MINAT MEMBELI KONSUMEN PADA MINIMARKET MITRA JAYA DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 2, Juni 2016 PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP MINAT MEMBELI KONSUMEN PADA MINIMARKET MITRA JAYA DI PONTIANAK PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP MINAT MEMBELI KONSUMEN PADA MINIMARKET MITRA JAYA DI PONTIANAK ABSTRAK Clara Meirista Email: Clarameirista@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 31 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik semakin meningkat, bentuk respon tuntutan tersebut adalah munculnya aspirasi masyarakat

Lebih terperinci