PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY

Transkripsi

1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Eksperimen Di SMA Negeri 1 Singaparna Kelas X SMA Semester Genap Tahun Ajaran 2016/2017 Pada Konsep Perubahan Lingkungan) The Influence of Discovery Learning Model Towards Students Learning Result (An Experiment Study at SMA Negeri 1 Singaparna at Grade X in the Second Semester of 2016/2017 Academic Year in the Environment Change Concept). Yovie Irana Novian, Edi Hernawan,Drs.M.Pd, Suharsono, M.Pd yovieirana@gmail.com Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tlp (0265) Tasikmalaya Kode Pos 46115, info@unsil.ac.id ABSTRACT This study aims at identifying the influence of discovery learning model towards students learning result at SMA Negeri 1 Singaparna at grade X in the second semester of 2016/2017 Academic Year in the environment change concept. The research was conducted from December 2016 to April 2017 at SMA Negeri 1 Singaparna. The method used is true experiment. The participants are two classes taken by cluster random sampling. Class X MIPA 3 is as control class and X MIPA 4 as experimental class. The research instrument is the learning result test in the environment change concept. The test consists of 40 questions in multiple choices (five possible answers). The data analysis used is T-test and descriptive T-test with the significant degree (α) = 5 %. Based on the finding, data processing, and data analysis, the research result shows that there is an influence of discovery learning model towards students learning result at SMA Negeri 1 Singaparna at grade X in the second semester of 2016/2017 Academic Year in the environment change concept. Key words : Discovery Learning, Students Learning Result, Environment Change ABSTRAK 1

2 Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar peserta didik di SMA Negeri 1 Singaparna Kelas X Semester Genap Tahun Ajaran 2016/2017 pada Konsep Perubahan Lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai dengan bulan April 2017 di SMA Negeri 1 Singaparna. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah true eksperimental. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X MIPA SMA Negeri 1 Singaparna tahun ajaran 2016/2017 sebanyak tujuh kelas. Sampel yang digunakan sebanyak dua kelas yang diambil secara cluster random sampling yaitu kelas X MIPA 3 yang dijadikan sebagai kelas kontrol dan kelas X MIPA 4 yang dijadikan sebagai kelas eksperimen. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar pada konsep Perubahan Lingkungan. Tes ini berupa pilihan majemuk sebanyak 40 butir soal dengan lima options. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t dan uji t deskriptif dengan taraf signifikan (α) = 5 %. Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan, dan analisis data, menunjukkan terdapat pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar peserta didik di SMA Negeri 1 Singaparna kelas X Semester Genap Tahun Ajaran 2016/2017 pada konsep Perubahan Lingkungan. Kata kunci : Discovery Learning, Hasil Belajar, Perubahan Lingkungan PENDAHULUAN Pendidikan salah satunya berfungsi untuk memberdayakan semua potensi yang dimiliki peserta didik agar mereka dapat memiliki kompetensi yang diharapkan. Namun saat ini permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan salah satunya adalah proses pembelajaran. Menurut Rusman (2014:134) Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran. Menurut Hosnan, M (2016:18) Pembelajaran merupakan suatu proses menciptakan kondisi yang kondusif agar terjadi interaksi komunikasi belajar mengajar antara guru, peserta didik, dan kompenen pembelajaran lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran akan tercapai dengan hasil maksimal apabila pembelajaran dapat berjalan secara efektif. Menurut Wragg (Jihad, Asep dan Abdul Haris, 2013:12) Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang memudahkan siswa untuk mempelajari sesuatu yang bermanfaat seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagiamana hidup serasi dengan seksama, atau hasil belajar yang diinginkan. Proses pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mudah diterima dan dipahami oleh peserta didik. Namun, sekarang ini masih banyak peserta didik kurang termotivasi dalam proses pembelajaran sehingga mempengaruhi hasil belajarnya. Salah satu penyebabnya adalah prinsip pembelajaran yang digunakan oleh guru. 2

3 Kesulitan yang dialami oleh peserta didik dapat terlihat berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 5 Desember 2016 dengan guru biologi kelas X SMA Negeri 1Singaparna. Pada tahun pelajaran 2015/2016 nilai rata-rata ulangan harian pada materi perubahan lingkungan adalah 73, sedangkan KKM yang harus dicapai yaitu 78. Selain itu guru berpendapat masih kurang keterlibatan peserta didik secara menyeluruh. Upaya yang dilakukan penulis dalam mengatasi masalah tersebut yaitu dengan menggunakan model pembelajaran, salah satunya adalah model pembelajaran discovery learning. Model tersebut menuntut peserta didik untuk aktif berpendapat dan memecahkan permasalahan yang telah diberikan oleh guru. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar peserta didik. Materi yang akan dipelajari yaitu pada konsep perubahan lingkungan di kelas X MIPA SMA Negeri 1 Singaparna. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah true experiment dengan model pembelajaran Discovery Learning sebagai variabel bebas dan hasil belajar peserta didik sebagai variabel terikat. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah seluruh kelas X MIPA SMA Negeri 1 Singaparna tahun pelajaran 2016/2017. Populasi dianggap homogen dilihat dari nilai rata-rata nilai ulangan harian setiap kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas dari populasi dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Disain Penelitian Desain penelitian ini adalah Pre-test Post-test Control Group Desgin.Menurut Creswell, John W (2015:243): Rancangan ini merupakan rancangan klasik dan tradisional yang menerapkan prosedur random assignment (R) pada para partisipan untuk ditempatkan ke dalam dua kelompok (A dan B). Peneliti menerapkan pretest dan post-test pada dua kelompok ini. Meski demikian, yang ditretment hanya kelompok eksperimen (A) saja. Kelompok A R O1 X O2 Kelompok B R O3 O4 Keterangan : A = Kelas Eksperimen B = Kelas Kontrol R = Random O1= Pretest pada kelas eksperimen O2 = Posttest pada kelas eksperimen O3 = Pretest pada kelas kontrol O4 = Posttest pada kelas kontrol X = Model pembelajaran discovery learning 3

4 Langkah-Langkah Penelitian Langkah-langkah penelitian yang ditempuh dalam penelitian ini yaitu: tahap persiapan yang meliputi observasi, pengajuan judul, penyusunan proposal dan instrumen penelitian, seminar penelitian, uji coba instrumen penelitian; tahap pelaksanaan meliputi pretest, pelaksanaan pembelajaran, posttest; dan tahap pengolahan data seperti pengolahan dan analisis data terhadap hasil belajar yang diperoleh dari penelitian serta membuat kesimpulan. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes, studi literatur dan observasi. Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis berbentuk multiple choice dengan 5 options.tes digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik pada konsep perubahan lingkungan.tes dilakukan dua tahap, yaitu berupa tes awal (pretest) dan tes akhir (postest). Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar pada konsep Perubahan Lingkungan. Tes ini berupa pilihan majemuk sebanyak 40 butir soal dengan lima options. Teknik Pengolahan dan Data Teknik pengolahan dan analis data dalam penelitian ini yaitu dengan uji prasyarat analisis menggunakan Uji normalitas dengan uji chi kuadrat (χ 2 ) dan Uji homogenitas dengan uji Fmaksimum, kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan uji t. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Singaparna pada bulan Desember 2016 sampai April HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Data yang diperoleh dari penelitian ini meliputi data pretest, posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu sebagai berikut : Tabel 1. Data Statistik Pretest, Postest di kelas eksperimen dan kelas kontrol Statistik Pretest Postest Pretest Postest Eksperimen Eksperimen Kontrol Kontrol Skor Minimum Skor Maksimum Rata-rata 15,71 32,24 15,20 26,09 Varians 6,44 7,17 6,49 7,08 Standar Deviasi 2,54 2,68 2,55 2,66 4

5 Untuk menguji normalitas data digunakan uji chi kuadrat (χ 2 ) ringkasan uji normalitas yaitu sebagai berikut : Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Normalitas No Data χ 2 hitung χ 2 tabel Hasil 1 2 Skor Pretest (Eksperimen) Skor Posttest (Eksperimen) 2,44 7,81 χ 2 hitung < χ 2 tabel Terima Ho 2,07 7,81 χ 2 hitung < χ 2 tabel Terima Ho Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal 4 Skor Pretest (Kontrol) 3,74 7,81 χ 2 hitung < χ 2 tabel Terima Ho Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal 5 Skor Posttest (Kontrol) 2,29 7,81 χ 2 hitung < χ 2 tabel Terima Ho Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal Untuk mengetahui kedua data hasil tes belajar tersebut variansnya homogens atau tidak maka dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan uji Fmaksimum.Ringkasan uji homogenitas sebagai berikut : 5

6 Tabel 3. Ringkasan Uji Homogenitas Data Fhitung Ftabel Skor Pretest Posttest (Eksperimen) Skor Pretest Posttest (Kontrol) Hasil 1,11 1,73 Fhitung < Ftabel Terima Ho 1,09 1,74 Fhitung < Ftabel Terima Ho Kedua varians homogen Kedua varians homogen Setelah memenuhi prasyarat normalitas dan homogenitas maka dilakukan pengujian hipotesis dengan uji t. Ringkasan perhitungan uji hipotesis sebagai berikut : Tabel 4. Ringkasan Uji t t hitung t tabel Hasil -86,58 2,026 thitung <-ttabel Tolak Ho -19,75 2,028 thitung< -ttabel Tolak Ho Terdapat perbedaan nilai pre test dan post test di kelas eksperimen menggunakan model discovery learning Terdapat perbedaan nilai pre test dan post test di kelas kontrol menggunakan model pembelajaran langsung Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau belum, maka dilakukan uji t deskriptif. Tabel 5 Ringkasan Uji t Deskriptif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol t hitung t tabel Hasil KKM Rat-rata posttest 2,36 1,69 thitung > -ttabel 31,2 32,24 Terima Ho -8,89-1,69 thitung < -ttabel 31,2 26,09 Tolak Ho Nilai posttest telah mencapai KKM Nilai posttest belum mencapai KKM 6

7 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menggunakan uji t deskriptif pada model pembelajaran discovery learning diperoleh nilai rata-rata post test yaitu 32,24 telah mencapai dan melampaui KKM dari KKM yang telah ditentukan yaitu 31,2 dan pada model pembelajaran langsung diperoleh nilai rata-rata post test yaitu 26,09 belum mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 31,2. Maka dari kedua model tersebut dapat diketahui bahwa model pembelajaran discovery learning lebih baik diterapkan pada konsep perubahan lingkungan dibandingkan dengan model pembelajaran langsung. Adanya perbedaan tersebut dapat dipengaruhi oleh perbedaan proses pembelajaran diantaranya, proses pembelajaran di kelas X MIPA 4 yang menggunakan model pembelajaran discovery learning, guru membimbing peserta didik untuk dapat mengidentifikasi dan mencari informasi sendiri kemudian mengorganisasikan dalam suatu kesimpulan. Model pembelajaran ini dapat merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif karena guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeluarkan pendapatnya. Proses pembelajaran pada kelas discovery learning, dimulai dengan guru menjelaskan tujuan pembelajaran, kemudian memberikan stimulus berupa videovideo pencemaran lingkungan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik tentang materi yang dipelajari. Guru mengorganisasikan peserta didik membentuk kelompok yang terdiri dari 6-7 orang secara heterogen dan setiap kelompok diminta untuk mengerjakan LPKD yang telah disediakan oleh guru. Dimana dalam kelompok tersebut terjadi interaksi antar anggota kelompok sehingga setiap peserta didik dapat bertukar pendapat serta informasi. Guru membimbing peserta didik untuk dapat mengumpulkan informasi dengan membaca berbagai sumber referensi. Sehingga peserta didik dapat mengolah data serta informasi dengan tepat dan benar. Dalam model pembelajaran discovery learning, tahap verifikasi merupakan tahap dimana peserta didik menyampaikan hasil data serta informasi yang di dapat. Setiap peserta didik atau kelompok mendapat kesempatan dalam menyampaikan hasil data yang diperoleh dan mendapat kesempatan untuk bertanya dan menambahkan data atau informasi terhadap kelompok yang sedang presentasi. Peran guru membimbing jalannya presentasi dengan baik, selain itu guru meluruskan dan menjelaskan apabila ada konsep yang salah. Pada tahap verifikasi ini juga guru memberikan penguatan konsep. Sebelum materi pembelajaran di akhiri guru meminta salah satu peserta didik untuk menyimpulkan materi pembelajaran, tahap ini merupakan tahap generalisasi. Yang dapat melatih keberanian peserta didik untuk aktif dalam mengeluarkan pendapat-pendapatnya. Sedangkan proses pembelajaran di kelas X MIPA 3 yang menggunakan model pembelajaran langsung, pada awal pembelajaran guru menjelaskan tujuan, manfaat pembelajaran, selain itu juga menyiapkan peserta didik untuk memulai pembelajaran dengan materi baru dengan meningatkan kembali pada hasil belajar yang telah dimiliki peserta didik yang relevan dengan materi yang akan dipelajari. Setelah itu guru menjelaskan materi pembelajaran. Guru memberikan LKPD 7

8 sederhana yang menuntun peserta didik dalam mempelajari materi pembelajaran. Peserta didik diberi kesempatan untuk menerapkan pengetahuannya. Tetapi peserta didik kelihatan kurang terlibat secara aktif karena hanya mendengarkan penjelasan dari guru, kemudian peserta didik mengerjakan LKPD yang sebelumnya sudah di jelaskan oleh guru. Hasil belajar peserta didik yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran discovery learning lebih baik dari hasil belajar peserta didik yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran langsung. Hal ini ditunjukan dengan rata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran discovery learning yaitu 32,24 dan rata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran langsung yaitu 26,09. Berikut merupakan diagram rata-rata hasil posttest peserta didik kelas X MIPA 4 dan X MIPA 3 SMA Negeri 1 Singaparna KKM X MIPA 4 X MIPA 3 KKM Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Gambar 1 Diagram Batang Rata-rata Post Test Peserta Didik Kelas X MIPA 4 dan X MIPA 3 SMA Negeri 1 Singaparna KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data, dan pengujian hipotesis, maka penulis menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar peserta didik yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran discovery learning pada konsep Perubahan Lingkungan di kelas X SMA Negeri 1 Singaparna Semester Genap Tahun Ajaran 2016/2017. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan guru hendaknya lebih teliti dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran sehingga model pembelajaran digunakan dapat mendukung peserta didik untuk lebih mudah memahami materi yang akan disampaikan, guru hendaknya melakukan persiapan yang matang sebelum melakukan proses pembelajaran, yang menarik dan mampu untuk membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik serta meningkatkan semnagat belajar peserta didik, dan untuk peneliti selanjutnya, diharapkan mampu menerapkan model pembelajaran discovery learning dengan 8

9 bantuan media pembelajaran yang tepat digunakan terhadap materi yang akan dipelajari. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Renika Cipta. Creswell, John W. (2015). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hosnan, M. (2016). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia. Illahi, Mohammad Takdir. (2012). Pembelajaran Discovery Strategy dan Mental Vocational Skill. Yogyakarta: Diva press. Jihad, Asep dan Abdul Haris. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Lestari, Rena dan Enny Apniyanti. (2016). Pengaruh Model Discovery Learning Disertai Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Rambah Tahun Pembelajaran 2015/2017. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Pasir Pengaraian. Mulia, Ricki M. (2005). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Mulyasa. (2015). Guru dalam Implementasi Kurikulum Bandung: PT Remja Rosdakarya. Nurhayati, Nunung. (2013). Pencemaran Lingkungan. Bandung: CV Yrama Widya. Rusman. (2014). Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Saputra, Syifa. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Berbasis Lingkungan Sekolah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Keanekaragaman Hayati. Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Almuslim-Bireuen. Sastrawijaya, Tresna. (2009). Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Soemarwoto, Otto. (2004). Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan. Suprijono, Agus. (2015). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Surya, Mohamad. (2015). Strategi Kognitif dalam Proses Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Wardhana, Wisnu Arya. (2004). Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi. Widaningsih, Dedeh. (2015). Evaluasi Pembelajaran Matematika.Tasikmalaya: Universitas Siliwangi. Widodo, Ari. (2005). "Taksonomi Tujuan Pembelajaran". Didaktis. 4(2), (September). Bandung. Yamin, Martinis. (2008). Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung Persada Press. 9

10 Riwayat Penulis Yovie Irana Novian adalah mahasiswa angkatan 2013 pada Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi Tasikmalaya yang sedang menyusun skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. 10