BAB.1 PENDAHULUAN I - 1. Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Rencana

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB.1 PENDAHULUAN I - 1. Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Rencana"

Transkripsi

1 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi BAB.1 PENDAHULUAN 1.1. DASAR HUKUM Aturan atau dasar hukum yang dijadikan landasan dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan Revisi Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Muaro Jambi antara lain : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria ; 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan; 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian; 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya ; 5. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman ; 6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar; 7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman ; 8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; 9. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi ; 10. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 yg telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara ; 12. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air; 13. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan; 14. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 15. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan; 16. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang; 17. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah; 18. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan; 19. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun ; 20. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian; 21. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana; 22. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal; I - 1

2 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi 23. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 24. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah; 25. Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan, Mineral dan Batubara; 26. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan ; 27. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; 28. Undang-Undang Nomor 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan; 29. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 30. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Tanaman Pangan Berkelanjutan; 31. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan ; 32. UU No. 54 Tahun 1999 tentang Pemekaran Wilayah Kabupaten dan Kota 33. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai; 34. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peran serta Masyarakat dalam Penataan Ruang ; 35. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam; 36. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ; 37. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Tingkat Ketelitian Peta Penataan ruang Wilayah; 38. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah; 39. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 40. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum; 41. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi; 42. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan; 43. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan; 44. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota; 45. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana; 46. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air; 47. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Air; 48. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2009 tentang Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah ; 49. Peraturan pemerintah Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, I - 2

3 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah 50. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri; 51. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2009 tentang Tata Ruang Wilayah Nasional; 52. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan; 53. Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 2010 Tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan Dan Fungsi Kawasan Hutan; 54. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban Tanah Terlantar; 55. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang; 56. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2010 tentang Usaha Budidaya Tanaman 57. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 Tentang Wilayah Pertambangan; 58. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara; 59. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung; 60. Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional; 61. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional; 62. Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern; 63. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, daerah Manfaat Sungai dan daerah Penguasaan Sungai; 64. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah; 65. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran serta Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah; 66. Peraturan Menteri Negara Agraria Nomor 2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi; 67. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib di Lengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; 68. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi dan Kawasan Rawan Gempa Bumi; 69. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor; 70. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Tata Cara dan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Tata Ruang; 71. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 11/PRT/M/2009 tentang Pedoman persetujuan Substansi Dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota Beserta Rincinya; 72. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Tata Ruang Wilayah Kabupaten; I - 3

4 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi 73. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 Tentang Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Tata Ruang Wilayah; 74. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis; 75. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi penataan Ruang Daerah; 1.2. PROFIL WILAYAH Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten Muaro Jambi VISI visi pembangunan jangka panjang Kabupaten Muaro Jambi Tahun adalah Terwujudnya Kabupaten Muaro Jambi yang kompetitif, sejahtera dan mandiri berbasis agribisnis dan ekonomi kerakyatan yang berwawasan lingkungan, dinamis dan beretika serta menjunjung tinggi supremasi hukum, budaya dan adat istiadat,. Visi tersebut mengarah pada pencapaian tujuan daerah dan harus dapat diukur untuk mengetahui tingkat kemajuan dan keberlanjutan yang ingin dicapai dan yang diharapkan 20 tahun ke depan. MISI Misi pembangunan daerah merupakan komitmen dan pedoman arah bagi pengelolaan pembangunan guna mewujudkan visi pembangunan yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan visi pembangunan daerah Kabupaten Muaro Jambi masa depan, ditetapkan misi pembangunan daerah sebagai berikut : 1. Mewujudkan tata pemerintahan daerah yang baik dan berwibawa melalui peningkatan kapasitas dan profesionalitas aparatur pemerintah daerah; 2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia agar lebih produktif untuk mendukung pembangunan daerah; 3. Mewujudkan masyarakat yang berbudaya hukum dan berkeadilan; 4. Meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan di bidang ekonomi, sosial, agama dan budaya; 5. Memberdayakan penduduk dan seluruh kekuatan ekonomi daerah dalam rangka meningkatkan daya saing dalam ekonomi global; 6. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang berkeadilan, produktif, mandiri, maju, dan berkelanjutan; 7. Mewujudkan Kabupaten Muaro Jambi sebagai salah satu pusat kegiatan agribisnis yang berwawasan lingkungan di Propinsi Jambi; 8. Mewujudkan Kabupaten Muaro Jambi sebagai salah satu pusat pelayanan jasa pendidikan unggulan di Propinsi Jambi; 9. Mewujudkan Kabupaten Muaro Jambi sebagai wilayah penunjang aglomerasi Kota Jambi. 10. Mewujudkan pembangunan di Kabupaten Muaro Jambi yang serasi dalam mencapai tujuan ekonomi, ekologi dan keadilan sosial. I - 4

5 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Program Pembangunan Daerah Berbagai program pembangunan dalam menjabarkan misi 5 tahun kedepan dapat dijadikan sebagai acuan Pemerintah Daerah dalam melaksanakan berbagai kegiatan pembangunan. Program- program pembangunan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : Misi 1 : Menciptakan Masyarakat Yang Harmonis a. Ketertiban dan Keamanan 1) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan 2) Program Pemeliharaan Kantrantribnas Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan 3) Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan b. Politik 1) Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan 2) Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan 3) Program Pendidikan Politik Masyarakat c. Hukum 1) Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan d. Pemerataan Pembangunan 1) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan 2) Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan e. Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Anak 1) Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kwalitas Hidup dan Perlindungan Perempuan 2) Program Peningkatan Kwalitas Hidup dan Perlindungan Perempuan 3) Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan 4) Program Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak 5) Program Peningkatan Peran Perempuan di Perdesaan Misi 2 : Menciptakan Pemerintahan Yang Tertib, Bersih Dan Mampu Menjadi Pelayan Masyarakat 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur 4. Program Fasilitas Pindah/Purna Tugas PNS 5. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 6. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 7. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah 8. Program Penyusunan Perencanaan Anggaran Tahunan 9. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten 10. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kepala Daerah 11. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Apratur Pengawasan Misi 3 : Menciptakan SDM Yang Berkualitas Dan Berakhlak Mulia a. Pendidikan dan keagamaan 1) Program Pendidikan Anak Usia Dini 2) Program Penuntasan Wajib Belajar Sembilan Tahun 3) Program Pendidikan Menengah 4) Program Pendidikan Non-Formal I - 5

6 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi 5) Program Pendidikan Luar Biasa 6) Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan 7) Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan 8) Program Manajemen Pelayanan Pendidikan b. Kesehatan 1) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 2) Program Upaya Kesehatan Masyarakat 3) Program Pengawasan Obat dan Makanan 4) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 5) Program Perbaikan Gizi Masyarakat 6) Program Pengembangan Lingkungan Sehat 7) Program Pencegahan dan Penenggulangan Penyakit Menular 8) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan 9) Program Pelayanan Kesehatan Bagi Penduduk Miskin 10) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas Pembantu dan Jaringannya 11) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit 12) Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit 13) Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan 14) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita 15) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia 16) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak 17) Program Keluarga Berencana 18) Program Kesehatan Reproduksi Remaja 19) Program Pelayanan Kontrasepsi 20) Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat dalam Pelayanan KB/KR yang Mandiri 21) Program Promosi Kesehatan, Ibu, Bayi dan Anak Melalui Kelompok Kegiatan di Masyarakat c. Budaya 1) Program Pengembangan Nilai Budaya 2) Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata 3) Program Pengembangan Destinasi Pariwisata 4) Program Pengembangan Kemitraan d. Kependudukan, Pemuda dan Olah Raga 1) Program Penataan Administrasi Kependudukan 2) Program Pengembangan Kebijakan dan Manejemen Olahraga 3) Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga Misi 4 : Menciptakan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat a. Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 1) Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetetif Usaha Kecil Menengah 2) Program Pengembangan Sistem Pendukung Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah 3) Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi 4) Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan 5) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 6) Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial b. Investasi, Lapangan Usaha dan Kesempatan Kerja 1) Program Peningkatan Kesempatan Kerja I - 6

7 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi 2) Program Perlindungan dan Pengembagan Lembaga Ketenakerjaan c. Pertanian 1) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 2) Program Peningkatan Ketahanan Pangan 3) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan 4) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan 5) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan 6) Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan 7) Program Peningkatan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit ternak 8) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 9) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan 10) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan 11) Program Peningkatan Pengembangan Budidaya Perikanan 12) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan 13) Program Peningkatan Pengembangan Budidaya Kawasan air Payau dan Air tawar d. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup 1) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 2) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam 3) Program Pengembagan Rahabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam 4) Program Pengambangan Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam 5) Program Pengendalian Kebakaran Hutan 6) Program Pengembagan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau 7) Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat Yang berpotensi Merusak Lingkungan e. Perlindungan dan Kesejahteran Sosial 1) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) 2) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial 3) Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma 4) Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba Dan Penyakit Sosial Lainnya 5) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial 6) Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat 7) Program Pencegahan dan Penanggulangan Dini Korban Bencana Alam Misi 5 : Menciptakan Pemenuhan Kebutuhan Infrastruktur Yang Mampu Meningkatkan Layanan Pada Masyarakat, Mendorong Berkembangnya Aktivitas Sosial Dan Memacu Perkembangan Dunia Usaha 1) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 2) Program Pembangunan Saluran Drainase dan Gorong-Gorong 3) Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong 4) Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan 5) Program Pembangunan Sistem Informasi/data Base Jalan dan Jembatan 6) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan 7) Program Pembangunan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya 8) Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku 9) Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi sungai, danau dan sumber daya air lainnya I - 7

8 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi 10) Program Pengembangan Kinerja air Minum dan Air Limbah 11) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan 12) Program Perencanaan Tata Ruang 13) Program Pemanfaatan Ruang 14) Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang 15) Program Pengembangan Data dan Informasi 16) Program Kerjasama Pembangunan 17) Program Pengembangan Wilayah Perbatasan 18) Program Perencanaan Pembangunan Wilayah Strategis Dan Cepat Tumbuh 19) Program Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah 20) Program Perencanaan Pembangunan Daerah 21) Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi 22) Program Perencanaan Sosial Budaya 23) Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan SDA 24) Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan 25) Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ 26) Program Peningkatan Layanan Angkutan 27) Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan 28) Program Pengendalian dan Pengamanan Lalulintas 29) Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor Isu Strategis Isu strategis dalam pembangunan di Kabupaten Muaro Jambi dilakukan untuk mengatasi permasalahan penyelengaraan pembangunan, dimana hal yang berkaitan dengan fungsi penataan ruang adalah sebagai beikut : 1. Masih rendahnya tingkat layanan infrastruktur wilayah. 2. Belum memadainya prasarana jalan. 3. Terbatasnya penataan sarana dan prasarana perdagangan. 4. Belum berkembangnya sentra produksi komoditas unggulan pertanian dan peternakan. 5. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana penunjang peningkatan produksi pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan, kelautan dan perikanan. 6. Belum optimalnya pemanfaatan sumber daya perikanan, Daerah Aliran Sungai dan perairan umum. 7. Terus menurunnya kondisi hutan di Kabupaten Muaro Jambi. 8. Meningkatnya tingkat Kerusakan DAS (Daerah Aliran Sungai). 9. Maraknya kegiatan pertambangan rakyat yang kurang memperhatikan aspek lingkungan. 10. Pencemaran air yang diakibatkan pembuangan limbah pasar dan limbah rumah tangga ke aliran sungai semakin meningkat. 11. Rendahnya infrastruktur dan fasilitas umum permukiman baik di perkotaan maupun perdesaan. 12. Kurang optimalnya tingkat layanan jaringan irigasi. 13. Belum keseluruhan kondisi jalan baik terutama di wilayah perdesaan. 14. Terbatasnya sarana dan prasarana kesehatan 15. Kurangnya pengelolaan potensi wisata dan budaya daerah. 16. Masih kurangnya sarana dan prasarana pendidikan. I - 8

9 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Letak Geografis dan Batas Adiminstrasi Secara geografis, wilayah Kabupaten Muaro Jambi terletak diantara 1 15' ' Lintang Selatar. dan ' ' Bujur Timur, yang secara geografis mengelilingi Kota Jambi dan berbatasan dengan : a. Sebelah Utara : Kabupaten Tanjung Jabung Timur b. Sebelah Selatan : Kabupaten Tanjung Jabung Timur c. Sebelah Timur : Provinsi Sumatera Selatan d. Sebelah Barat : Kabupaten Batanghari Kabupaten Muaro Jambi yang dibentuk berdasarkan UU No.54 Tahun 1999 dan diresmikan tanggal 12 Oktober 1999 merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Batanghari terdiri dari (enam) Kecamatan yaitu Kecamatan Jambi Luar Kota, Mestong, Sekernan, Kumpeh Ulu, Maro Sebo, Kumpeh dan setelah pemekaran dibentuk kecamatan Sungai Bahar dan Sungai Gelam, sehingga mempunyai 129 desa dan 4 kelurahan. Kabupaten Muaro Jambi memiliki luas wilayah Ha atau 10,29% dari luas wilayah Provinsi Jambi Ha. Batas administrasi dan luas wilayah masing-masing Kecamatan Kabupaten Muaro Jambi tergambar lebih jelas pada Tabel I.1 dan Gambar Peta Administrasi. Tabel I.1 Luas Wilayah Administrasi Kabupaten Muaro Jambi Kecamatan Desa/Kel. Luas Area (Km2) Luas Area (%) Mestong ,95 8,81 Sungai Bahar ,50 11,79 Kumpeh Ulu ,88 7,74 Sungai Gelam ,96 11,99 Kumpeh ,94 32,00 Maro Sebo ,89 11,42 Jambi Luar Kota 8 335,11 6,39 Sekernan 4 517,77 9,87 Kab.Muaro Jambi ,00 100,00 Sumber : Muaro Jambi Dalam Angka Fisik Wilayah Kondisi topografi Kabupaten Muaro Jambi secara umum terbagi dalam 2 bagian, yaitu dataran sedang dan dataran rendah. Dimana jenis tanah di Kabupaten Muaro Jambi terdiri dari Organosol, Alluvial, Gleythumus rendah, Andosal, Latosal, Podsolik, dengan formasi geologi berupa endapan Alluvial dari pasir dan tanah liat campurannya sewrta Batuan Eruptika berupa tuva vulkan dan Tertier berupa neogen. Wilayah Kabupaten Muaro Jambi, dialiri sungai besar yaitu Sungai Batanghari dengan panjang 775 Km yang berhulu di Pegunungan Bukit Barisan dan bermuara di Selat Berhala. Banyak juga dialiri sejumlah sungai kecil, sedang dan besar di berbagai penjuru. Secara umum arah alirannya rata-rata menuju ke sebelah Timur yang bermuara ke Sungai Batanghari. I - 9

10 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Gambar 1.1. Peta Administrasi Kabupaten Muaro Jambi I - 10

11 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Gambar 1.2. Peta Toppografi Kabupaten Muaro Jambi I - 11

12 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Pola Penggunaan Lahan Pola penggunaan lahan di Kabupaten Muaro Jambi meupakan tutupan lahan yang di dominasi oleh Hutan dan kebun campuran, semak/alang-alang dan padang rumput. Sedangkan kawasan hutan yang terdiri dari hutan alam dan hutan lahan kering. Sedangkan kawasan budidaya lainnya terdiri dari rawa, perkebunan, permukiman, kebun campuran, Sawah, tegalan/ladang, semak/belukar,tanah terbuka dan tambak/empang Kependudukan Jumlah penduduk Kabupaten Muaro Jambi selama kurun waktu 5 (lima) tahun mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan yang dapat diakibatkan oleh pertumbuhan alami maupun pengaruh migrasi. Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun, jumlah penduduk di Kabupaten Muaro Jambi sebanyak jiwa pada tahun 2004, pada tahun 2009 sebesar jiwa. Adapun distribusi penduduk berdasarkan kecamatan dapat digambarkan seperti terlihat pada Tabel I.2. No Kecamatan Tabel I.2 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi Tahun Luas Jumlah Penduduk (jiwa) (Km2) Mestong Sungai Bahar Kumpeh Ulu Sungai Gelam Kumpeh Maro Sebo Jambi Luar Kota Sekernan Jumlah Sumber : Muaro Jambi Dalam Angka 2009 Untuk laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2004 sebesar 6,45 persen dan di tahun 2009 sebesar 1.26 persen. Artinya selam kurun waktu lima tahun laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Muaro Jambi dapat dikatagorikan stabil. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel I.3. Sampai Tahun 2009 jumlah penduduk Kabupaten Muaro Jambi pada tercatat sebanyak jiwa dengan komposisi penduduk laki-laki dan penduduk perempuan, sehingga memiliki sex ratio sebesar 104. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel I.4 dan Tabel I.5. Tabel III.3 Jumlah, Kepadatan dan Laju pertumbuhan Penduduk Kabupaten Muaro Jambi Tahun Jml Penduduk Pertambahan Pertumbuhan No Tahun Jiwa Jiwa (%) , , , , ,26 Rata-rata ,63 Sumber : Muaro Jambi Dalam Angka 2009 I - 12

13 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Gambar 1.3. Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Muaro Jambi I - 13

14 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Tabel I.4 Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2009 Kelompok Umur Penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah Jumlah Sumber : Muaro Jambi Dalam Angka Perempuan Laki-laki Sarana Wilayah Kesehatan Kondisi sarana kesehatan di Kabupaten Muaro Jambi untuk Tahun 2009 terdiri dari RSUD yang berada di Kecamatan Sungai Bahar, Rumah Bersalin, Poliklinik, Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Praktek Dokter. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel I.6 Pendidikan Jumlah dan jenis fasilitas pendidikan di Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2009 terdiri daro TK, SD, SLTP dan SLTA. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel I.7. I - 14

15 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Peribadatan Jumlah tempat ibadah di Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel I.8. Tabel I.6 Data Jenis Sarana Kesehatan Di Kabupaten Muaro Jambi Periode Tahun 2009 RS. Puskesm Pusk. Poliklinik Rumah Sakit Bersalin as Pemb Praktek Dokter KECAMATAN (unit) (unit) (unit) (unit) (unit) (unit) Mestong Sungai Bahar Kumpeh Ulu Sungai Gelam Kumpeh Maro Sebo Jambi Luar Kota Sekernan Kab Muaro Jambi Sumber : Muaro Jambi Dalam Angka 2009 Tabel I.7 Jumlah Fasilitas Pendidikan Di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2009 KECAMATAN TK SD SLTP SMU (unit) (unit) (unit) (unit) Mestong Sungai Bahar Kumpeh Ulu Sungai Gelam Kumpeh Maro Sebo Jambi Luar Kota Sekernan Kab Muaro Jambi Sumber : Muaro Jambi Dalam Angka 2009 Tabel I.8 Data Jenis Sarana Peribadatan Di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2009 KECAMATAN Mesjid Mushola Gereja (unit) (unit) (unit) Mestong Sungai Bahar Kumpeh Ulu Sungai Gelam Kumpeh Maro Sebo Jambi Luar Kota Sekernan Kab Muaro Jambi Sumber : Muaro Jambi Dalam Angka 2009 I - 15

16 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Potensi Sektor Ekonomi dan Sumber Daya Alam Sumber Daya Hutan Secara umum kawasan hutan di Kabupaten Muaro Jambi dibagi atas tiga jenis yakni hutan lindung, hutan produksi terbatas dan hutan produksi. Lihat Tabel I.9 dan Tabel I.10. Tabel I.9 Sebaran Jenis Hutan di Kabupaten Muaro Jambi No Jenis Hutan Lokasi (kecamatan) 1 Hutan Lindung Kumpeh Ulu Sekernan 2 Hutan Produksi Kumpeh Ulu Sekernan 3 Hutan Produksi Terbatas Mestong Kumpeh 4 Taman Nasional Kumpeh 5 THR Kumpeh Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Muaro Jambi, 2008 Tabel I.10 Luas Kawasan Hutan Kabupaten Muaro Jambi Berdasarkan Fungsinya Hutan Taman Hutan Hutan No Kecamatan THR Produksi Jumlah Nasional Lindung Produksi Terbatas 1 Mestong , ,00 2 Kumpeh , , , , , ,58 3 Maro Sebo Sekernan , , ,00 5 Kumpeh Ulu Jambi Luar Kota Sumber : Muaro Jambi Dalam Angka 2009 Potensi Sumberdaya Lahan Tanaman Pangan Sumberdaya lahan tanaman pangan berupa potensi lahan usahatani, dimana sebagian besar berada di Kecamatan Sungai gelam dan Maro Sebo. Lihat Tabel I.11 dan Tabel I.12 TABEL I.11 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi Sawah Menurut Kecamatan Di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2009 No Kecamatan Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) 1 Mestong Sungai Bahar Kumpeh Ulu ,45 4 Sungai Gelam Kumpeh ,25 6 Maro Sebo ,68 7 Jambi Luar Kota ,73 8 Sekernan ,21 Jumlah ,66 Sumber : Muaro Jambi Dalam Angka 2009 I - 16

17 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Gambar 1.4. Peta Kawasan Hutan Gambut di Kabupaten Muaro Jambi I - 17

18 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Gambar 1.5. Peta Kawasan Hutan di Kabupaten Muaro Jambi I - 18

19 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi TABEL I.12 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi Ladang Menurut Kecamatan Di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2009 No Kecamatan Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) 1 Mestong 15,0 34,0 22,8 2 Sungai Bahar 43,0 1,0 23,89 3 Kumpeh Ulu 25,0 61,0 24,23 4 Sungai Gelam Kumpeh 96,0 229,0 23,89 6 Maro Sebo 46,0 109,0 23,76 7 Jambi Luar Kota 4,0 91,0 22,80 8 Sekernan 26,0 63,0 24,42 Jumlah 678,0 1,6 23,83 Sumber : Muaro Jambi Dalam Angka 2009 Potensi Sumberdaya Lahan Tanaman Palawija Secara umum komoditi palawija di Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2009 terdiri dari jenis komoditi tanaman ubi kayu, jagung, ketela rambat, kacang kedele, kacang tanah dan kacang hijau. Lokasi Tanaman Palawija terutama di Kecamatan Tabir, Tabir Ulu dan Tabir Selatan. Tabel I.10. Perkebunan Sedangkan untuk komoditi perkebunan, Kabupaten Muaro Jambi memiliki berbagai jenis komoditi unggulan, terutama karet, kelapa sawit. Lihat Tabel I.11 Tabel I.13 Luas Panen dan Produksi Palawija Menurut Kecamatan Dalam Kabupaten Muaro Jambi, Tahun 2009 Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar No Kecamatan Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) 1 Mestong Sungai Bahar Kumpeh Ulu Sungai Gelam Kumpeh Maro Sebo Jambi Luar Kota Sekernan Jumlah I - 19

20 No Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Luas Luas Luas No Kecamatan Produk Produksi Produk Panen Panen Panen si (Ton) (Ton) si (Ton) (Ha) (Ha) (Ha) 1 Mestong Sungai Bahar Kumpeh Ulu Sungai Gelam Kumpeh Maro Sebo Jambi Luar Kota Sekernan Jumlah Sumber : BPS Kab Muaro Jambi 2009 Tabel I.14 Jenis dan Luas Areal Komoditi Perkebunan di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2009 Kecamatan Karet Kelapa Kelapa Hibrida L.Tanam Produksi L.Tanam Produksi L.Tanam Produksi 1 Mestong 14,458 5, Sungai Bahar 6,58 4, Kumpeh Ulu Sungai Gelam 7,516 4, Kumpeh 1, Maro Sebo 6,117 2, Jambi Lr Kota 8,087 2, Sekernan 15,952 9, Jumlah 60,686 29, No Kecamatan Kelapa Sawit Kopi Robusta Kakao L.Tanam Produksi L.Tanam Produksi L.Tanam Produksi 1 Mestong Sungai Bahar 7,27 20, Kumpeh Ulu 1,654 1, Sungai Gelam 1 2, Kumpeh Maro Sebo 7,432 3, Jambi Lr Kota 4,466 12, Sekernan 8 8, Jumlah 31,233 48, No Kecamatan Aren Nilam Lada L.Tanam Produksi L.Tanam Produksi L.Tanam Produksi 1 Mestong 2 1, Sungai Bahar Kumpeh Ulu 9 4, Sungai Gelam Kumpeh 25 15, I - 20

21 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi No Kecamatan Aren Nilam Lada L.Tanam Produksi L.Tanam Produksi L.Tanam Produksi 6 Maro Sebo 30 4, Jambi Lr Kota Sekernan Jumlah No Kecamatan Kapuk Kemiri Pinang L.Tanam Produksi L.Tanam Produksi L.Tanam Produksi 1 Mestong 7 3,7 17 3, Sungai Bahar Kumpeh Ulu Sungai Gelam Kumpeh , Maro Sebo Jambi Lr Kota Sekernan ,1 3 - Jumlah 7 3,7 86 5, Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi 2009 Peternakan Secara umum populasi ternak di Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2009 terdiri dari sapi potong, kerbau, kambing, domba dan babi. Untuk jelanyda pdat dilihat pada Tabel I.15. No Tabel I.15 Populasi Ternak Pada Masing-Masing Kecamatan Di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2009 Kecamatan Sapi Potong Kerbau Kambing Domba Babi 1 Mestong , ,687 2 Sungai Bahar 1, , Kumpeh Ulu 2, , Sungai Gelam 1, , Kumpeh , Maro Sebo 1, , Jambi Lr Kota 1,231 1,197 2, ,676 8 Sekernan 2,582 1,462 2, Jumlah 11,229 5,087 15,434 3,855 4,723 Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi 2009 Perikanan Komoditi sektkor perikana di Kabupaten Muaro Jambi terutama pda komoditi perikanan umum dan budidaya kolam. Perkembangan luas areal budidaya perikanan Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel I.16 I - 21

22 No Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Tabel I.16 Perkembangan Areal Budidaya Perikanan di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2009 Kecamatan Perikanan Darat Perairan Umum Budidaya Jumlah 1 Mestong 2,42 854,40 856,82 2 Sungai Bahar 12,94 152,10 165,04 3 Kumpeh Ulu 188, , ,89 4 Sungai Gelam 18, , ,10 5 Kumpeh 263,60 446,30 709,90 6 Maro Sebo 136,08 153,20 289,28 7 Jambi Luar Kota 124, , ,52 8 Sekernan 113,42 283,00 396,42 Jumlah 859, , ,98 Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi 2009 Pertambangan Berdasarkan sumberdaya alam yang dimilikinya, Kabupaten Muaro Jambi memiliki potensi bahan galian strategis (Bahan Tammbang Logam dan Bahan Tambang Bukan Logam serta Bahan Tambang Batubara). Saat ini baru marmer, batu bara, batu gamping, bentonit, granit dan air raksa yang telah terukur potensinya Perindustrian Jenis Industri di Kabupaten Muaro Jambi adalah industri kecil dan menengah yang merupakan industri rumah tangga, terutama terdapat di Kecamatan Sekernan, Jambi Luar Kota dan Maro Sebo. Perdagangan Jasa Perdagangan dan Jasa terutama berada di di kawasan perkotaan yang berada di pusatpusat pelayanan wilayah, seperti di ibukota Kabupaten maupun di kota-kota kecamatan Jenis perdagangan dan jasa yang berkembang masih berupa perdagangan umum yang berkembang di kawasn perkotaan seperti pasar, pertokoan, warungngan maupun jasa-jasa seperti rumah makan termasuk warnet, foto kopi maupun jasa perbengkelan. Pariwisata Potensi wisata yang menjadi andalan di Kabupaten Muaro Jambi adalah Situs Candi Muaro Jambi yang terletak di Desa Muaro Jambi Kecamatan Maro Sebo Situs Candi Muaro Jambi sehingga merupakan salaha satu asset daerah dan nasional. Disamping Objek Pariwisata Candi Muaro Jambi, masih banyak objek pariwisata lain, salah satunya objek pariwisata budaya Komoditas Adat Terpencil (Suku Anak Dalam) di Desa Nyogan Kecamatan Mestong, Objek pariwisata lainnya yang tidak kalah menarik adalah pariwisata agro yang meliputi objek pariwisata perkebunan Kelapa Sawit, perkebunan nenas dan pengolahan dodol nenas, serta hortikultura seperti duku, jeruk dan durian. I - 22

23 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Gambar 1.6. Peta Kawasan Pertambangan di Kabupaten Muaro Jambi I - 23

24 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Tabel I.17 Nama dan Lokasi Wisata di Kabupaten Muaro Jambi Kecamatan Nama Obyek Wisata Jenis Wisata 1. Mestong Taman Hutan Raya dan Hutan Wisata Penangkaran Buaya Upacara Adat Seni Pertunjukan Taman pemancingan Perkebunan Pertanian Tan. Pangan Kehidupan Suku Anak Dalam 2. Sungai Bahar Seni Pertunjukan Perkebunan Kehidupan Suku Anak Dalam 3. Kumpeh Ulu Danau Arang-arang Sungai Makam Kuno (Selaras Pinang Masak, Orang Kayo Gemuk, Orang Kayo Pedataran) Kerajinan Desa Perkebunan Perikanan Peternakan Pertanian Tan. Pangan Taman Wisata (Taman Hiburan ACI) Bumi Perkemahan Pemuda dan BBAT Perkebunan Buah-buahan PT BHG 4.. Kumpeh Sungai Seni Pertunjukan Perkebunan Perikanan Pertanian Tan. Pangan Peternakan 5. Maro Sebo Koplek Percandian Muaro Jambi Perkebunan Duku, Durian, Jeruk Bali Wisata Buru Museum Peninggalan Sejarah Upacara Adat Seni Pertunjukan Desa Kerajinan Bekarang Ikan Kehidupan Suku Anak Dalam Wisata Alam Wisata Alam Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Alam Wisata Agro Wisata Agro Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Agro Wisata Budaya Wisata Alam Wisata Alam Wisata Sejarah Wisata Budaya Wisata Agro Wisata Agro Wisata Agro Wisata Agro Wisata Buatan Wisata Alam Wisata Agro Wisata Alam Wisata Budaya Wisata Agro Wisata Agro Wisata Agro Wisata Agro Wisata Budaya/ Sejarah Wisata Agro Wisata Alam Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Budaya 6. Jambi Luar Kota Taman Setiti Indah Sungai Wisata Buru Peninggalan Sejarah Candi Wisata Buatan Wisata Alam Wisata Alam Wisata Budaya II - 24

25 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Kecamatan Nama Obyek Wisata Jenis Wisata Pematang Jering Seni Pertunjukan Taman Pemancingan Perkebunan Perikanan Pertanian Tan. Pangan Peternakan Upacara Adat Turun ke Sawah Kehidupan Suku Anak Dalam 7. Sekernan Sungai Wisata Buru Upacara Adat (Ngantar Kembang ke Kuburan) Seni Pertunjukan Perkebunan Pertanian Tan. Pangan Peternakan 8. Sungai Gelam Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Muaro Jambi Wisata Budaya Wisata Alam Wisata Agro Wisata Agro Wisata Agro Wisata Agro Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Alam Wisata Alam Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Agro Wisata Agro Wisata Agro Prasarana Wilayah Jaringan Jalan Sampai dengan akhir tahun 2009, panjang jalan yang berada dalam wilayah Kabupaten Muaro Jambi adalah sepanjang 1.080,05 Km untuk jalan kabupaten, 229,99 Km untuk jalan propinsi dan 79,5 Km untuk jalan negara. Adapun rincian jenis, kondisi dan panjang jalan yang ada di Kabupaten Muaro Jambi sampai dengan akhir tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel I.18 Tabel I.18 Panjang Jalan Per Kecamatan dan Pengelolanya (km) Di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2009 No Kecamatan Negara Provinsi Kabupaten Desa Jumlah 1 Mestong Sungai Bahar Kumpeh Ulu Sungai Gelam Kumpeh Maro Sebo Jambi Luar Kota Sekernan Jumlah ,505 Sumber: BPS Kab. Muaro Jambi 2009 II - 25

26 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Tabel I.19 Panjang Jalan Per Kecamatan dan Kondisi Jalan (km) Di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2009 No Kecamatan Baik Rusak Ringan Rusak Sedang Rusak Berat Jumlah 1 Mestong 163,82 3, Sungai Bahar 206,13 6, Kumpeh Ulu , Sungai Gelam , Kumpeh , Maro Sebo , Jambi Luar Kota , Sekernan , Jumlah 1.216,695 40, Sumber: BPS Kab. Muaro Jambi 2009 Terminal Kabupaten Muaro Jambi telah memiliki Terminal Pulau Tujuh (tipe B) yang berlokasi Sengeti sebagai ibukota Kabupaten Muaro Jambi. Namun dalam operasionalnya belum dapat berjalan secara optimal, karena angkutan umum belum sepenuhnya memanfaatkan secara penuh keberadaan terminal yang telah disediakan tersebut. Jaringan Irigasi Sehubungan dengan peranan sektor pertanian yang masih cukup tinggi terhadap perekonomian Kabupaten Muaro Jambi, diperlukan berbagai sarana prasarana pendukung pertanian yang memadai dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas pertanian. Listrik Saat ini penggunaan listrik lebih banyak didominasi oleh penduduk perkotaan karena kegiatan di perkotaan cenderung memerlukan dukungan energi listrik lebih besar daripada pedesaan. Upaya pengembangan jaringan listrik di pedesaan dihadapkan pada beberapa kendala antara lain kondisi desa yang letaknya terpencar-pencar dan jauh dari pusat pembangkit listrik yang menyebabkan rendahnya daya beban, kondisi demikian menyebabkan biaya transportasi energi atau penyaluran tenaga listrik semakin besar. Telekomunikasi Prasarana telekomunikasi terdiri dari jaringan kabel telepon dan menara pemancar telepon bergerak yang tersebar di beberapa titik sesuai dengan jangkauan area pelayanannya. Mayoritas masyarakat di Kabupaten Muaro Jambi menggunakan sarana telekomunikasi berupa telepon rumah dan tekepon bergerak Kondisi ini menunjukkan bahwa sarana telekomunikasi sangat dibutuhkan masyarakat terutama untuk keperluan komunikasi maupun kebutuhan internet. Selanjutnya sarana telekomunikasi dimanfaatkan untuk keperluan Warung Telekomunikasi, Warung Internet dan sosial. Pemanfaatan prasrana komunikasi masih terkonsentrasi pada pusat-pusat pelayanan wilayah, baik ibukota Kabupaten maupun kota kecamatan dan kelurahan yang berada di dekat aktifitas kegiatan perekonmian yang tumbuh cepat, seperti di sekitar jalur lintas antar kota dan kabupaten. II - 26

27 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Potensi Sektor Ekonomi Potensi sektor ekonomi di Kabupaten Muaro Jambi, yaitu : 1. Pengembangan komoditi tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan. 2. Potensi pengembangan sektor pariwisata, perdagangan dan jasa 3. Ekonomi sektor perkotaan,berpeluang dikembangkan di pusat-pusat pelayanan (pelayanan umum dan atau pelayanan fungsional wilayah) dan koridor dengan Kota Jambi serta kawasan yang berbatasan langsung dengan Kota Jambi 1.3. KAWASAN RAWAN BENCANA Kabupaten Muaro Jambi tidak memiliki potensi rawan bencana tinggi, dikarenakan lokasi Kabupaten Muaro Jambi tidak berada pada jalur sesar gempa. Tetapi potensi gempa tetap ada dimana sebagian dari lokasi di wilayah Muaro Jambi memiliki titik sesar gempa yang berpotensi longsor seperti di Sengeti Sedangakan kawasan tawan bencana lainnya adalah kawasan yang berpotensi banjir terutama kawasan permukiman yang berada di sepanjang bantaran sungai Batanghari ISU WILAYAH Kabupaten Muaro Jambi memiliki potensi ekonomi yang dapat dikembangkan sebagai sektor ekonomi unggulan bagi pengembangan kabupaten Muaro Jambi. Berdasarkan hal tersebut, maka isu wilayah terkait dengan pengembangan sektor ekonomi kabupaten Muaro Jambi adalah : 1. Mempertahankan fungsi kawasan lindung yang ada di Kabupaten Muaro Jambi, seperti mempertahankan fungsi TN-Berbak dan kawasan Hutan gambut di Kecamatan Kumpeh 2. Pengembangan sektor ekonomi wilayah berbasis pertanian, perkebunan dan perikanan terutama mengoptimalkan perkebunan sawit 3. Memanfaatkan posisi Kabupaten Muaro Jambi sebagai hinterland Kota Jambi, dimana Kab. Muaro Jambi dapat mengambil posisi sebagi produsen hasil pertanian, perkebunan, dan hortikultura. Upaya yang dilakukan adalah : a. Pengembangan pusat, sentra-sentra produksi yaitu industri pertanian dan industri kecil berbasis perdagangan dan jasa pusat-pusat pelayanan wilayah terutama di Kecamatan Jambi Luar Kota dan Sekernana b. Sebagai kabupaten produsen yang mendukung pengembangan sektor ekonomi produktif seperti pertanian dan hortikultura dan perkebunan, terutama di Kecamatan Kumpeh Ulu, Maro Sebo, Sungai Bahar dan Sungai Gelam c. Pengembangan pusat pelayanan wilayah berbasis pertanian dengan mengembangan KTM di Kecamatan Kumpeh d. Pengembangan kawasan pendidikan di Kecamatan Jambi Luar Kota dan Sekernan dalam mendukung sektor pendidikan di provinsi Jambi khususnya pengembangan pendidikan yang terpusat di Kota Jambi e. Pengembangan sektor pariwisata di kecamatan Kumpeh dan Maro Sebo, terutama mengoptimalkan lokasi Kawasan Candi Muaro Jambi sebagai objek tujuan wisata bertaraf internasional di Kecamatan Maro Sebo, TN-Berbak di Kecamatan Kumpeh II - 27

28 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi 4. Penanganan kawasan kawasan yang memiliki ancaman bencana banjir terutama di sekitar bantaran sungai. II - 28

29 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Gambar 1.7. Peta Kawasan Rawan Bencana di Kabupaten Muaro Jambi II - 29

30 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi BAB 2 TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG KABUPATEN MUARO JAMBI II - 30

31 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi 2.2 PERUMUSAN TUJUAN Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang. Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten memiliki fungsi : 1. sebagai dasar untuk menformulasikan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten; 2. memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam rtrw kabupaten; dan; 3. sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilaya kabupaten. Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dimana berdasarkan : 1. visi dan misi pembangunan wilayah kabupaten; 2. karakteristik wilayah kabupaten; 3. isu strategis; dan 4. kondisi objektif yang diinginkan. Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria: 1. tidak bertentangan dengan tujuan penataan ruang wilayah provinsi dan nasional; 2. jelas dan dapat tercapai sesuai jangka waktu perencanaan; dan 3. tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Tujuan Umum Penataan Ruang; sesuai UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 tujuan penataan ruang adalah : - Aman; masyarakat dapat menjalankan aktivitas kehidupannya dengan terlindungi dari berbagai ancaman - Nyaman; memberi kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk mengartikulasikan nilai-nilai sosial budaya dan fungsinya sebagai manusia dalam suasana yang tenang dan damai - Produktif; proses produksi dan distribusi berjalan secara efisien sehingga mampu memberikan nilai tambah ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat sekaligus meningkatkan daya saing. - Berkelanjutan; kualitas lingkungan fisik dapat dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan, tidak hanya untuk kepentingan generasi saat ini, namun juga generasi yang akan datang. 2.3 PERUMUSAN KEBIJAKAN PENATAAN RUANG Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arah tindakan yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah kabupaten. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten berfungsi sebagai : 1. sebagai dasar untuk memformulasikan strategi penataan ruang wilayah kabupaten; 2. sebagai dasar untuk merumuskan struktur dan pola ruang wilayah kabupaten; 3. memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW kabupaten; dan 4. sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. III - 31

32 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan : 1. tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dan 2. karakteristik wilayah kabupaten; 3. kapasitas sumber daya wilayah kabupaten dalam mewujudkan tujuan penataan ruangnya; dan 4. ketentuan peraturan perundang-undangan terkait. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria : 1. mengakomodasi kebijakan penataan ruang wilayah nasional dan kebijakan penataan ruang wilayah provinsi yang berlaku pada wilayah kabupaten bersangkutan; 2. jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah kabupaten bersangkutan; 3. mampu menjawab isu-isu strategis baik yang ada sekarang maupun yang diperkirakan akan timbul di masa yang akan datang; dan 4. tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Memperhatikan rumusan tujuan penataan ruang, kapasitas sumber daya wilayah, kebijakan penataan ruang nasional dan provinsi untuk Muaro Jambi, maka sebaiknya rumusan kebijakan penataan ruang adalah sebagai berikut : 2. Memperkuat dan memulihkan fungsi kawasan lindung yang meliputi TN, hutan lindung, kawasan lindung, kawasan dengan kelerengan diatas 40% dan lain-lainnya. 3. Mengembangkan berbagai bentuk pemanfaatan sumber daya alam guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 4. Mendorong peningkatan produktivitas wilayah melalui intensifikasi lahan dan modernisasi pertanian dengan pengelolaan yang ramah lingkungan. 5. Mendorong bertumbuhnya sektor ekonomi sekunder dan tersier sesuai keunggulan kawasan yang bernilai ekonomi tinggi, dikelola secara berhasil guna, terpadu dan ramah lingkungan. 6. Membangun prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas untuk pemenuhan hak dasar dan dalam rangka pewujudan tujuan penataan ruang yang berimbang. 2.4 RUMUSAN STRATEGI Strategi penataan ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi penataan ruang wilayah kabupaten berfungsi : 1. Sebagai dasar untuk penyusunan rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan penetapan kawasan strategis kabupaten; 2. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam rtrw kabupaten; dan 3. Sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. III - 32

33 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Strategi penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan : 1. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten; 2. Kapasitas sumber daya wilayah kabupaten dalam melaksanakan kebijakan penataan ruangnya; dan 3. Ketentuan peraturan perundang-undangan. Strategi penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria: 1. memiliki kaitan logis dengan kebijakan penataan ruang; 2. tidak bertentangan dengan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah nasional, dan provinsi; 3. jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah kabupaten bersangkutan secara efisien dan efektif; 4. harus dapat dijabarkan secara spasial dalam rencana struktur dan rencana pola ruang wilayah kabupaten; dan 5. tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Dengan pertimbangan bahwa strategi adalah turunan dari kebijakan yang dijabarkan secara lebih operasional yang dapat dituangkan dalam bentuk ruang. Mengacu pada klausul kebijakan yang telah dirumuskan di atas serta dikaitkan dengan program pembangunan Kabupaten Muaro Jambi, maka tujuan penataan ruang Kabupaten Muaro Jambi adalah : Mendukung terwujudnya Kabupaten Muaro Jambi yang kompetitif, sejahtera dan mandiri berbasis agribisnis dan sumber daya alam lainnya serta ekonomi kerakyatan yang berwawasan lingkungan, dinamis dan beretika serta menjunjung tinggi supremasi hukum, budaya dan adat istiadat Strategi penataan ruang adalah sebagai berikut : 1. Strategi yang perlu dilakukan dalam rangka Memperkuat dan memulihkan fungsi kawasan lindung yang meliputi Taman Nasional, hutan lindung, kawasan lindung, kawasan dengan kelerengan diatas 40%, cagar alam dan lain-lainnya adalah : a. Penetapan tata batas kawasan lindung dan budidaya untuk memberikan kepastian rencana pemanfaatan ruang dan investasi. b. Penyusunan dan pelaksanaan program rehabilitasi lingkungan, terutama pemulihan fungsi Taman Nasional dan hutan lindung yang berbasis masyarakat c. Peningkatan pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian kerusakan dan pencemaran lingkungan d. Peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sumber daya keanekaragaman hayati 2. Strategi untuk Mengembangkan berbagai bentuk pemanfaatan sumber daya alam guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilakukan melalui : a. Pengembangan potensi sumber daya alam yang dimiliki secara optimal dan berwawasan lingkungan. III - 33

34 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi b. Pengembangan kegiatan ekonomi dengan memanfaatkan sumbedaya alam yang bernilai lingkungan dan sekaligus juga bernilai sosial-konomi, seperti hutan kemasyarakatan dan hutan tanaman rakyat. c. Peningkatan kapasitas dalam pemanfaatan sumber yang bernilai strategis bagi pembangunan daerah 3. Strategi dalam rangka Mendorong peningkatan produktivitas wilayah melalui intensifikasi lahan dan modernisasi pertanian dengan pengelolaan yang ramah lingkungan dilakukan melalui : a. Peningkatan produktivitas hasil perkebunan, pertanian melalui intensifikasi lahan. b. Pemanfaatan lahan non produktif secara lebih bermakna bagi peningkatan kualitas lingkungan dan peningkatan pendapatan masyarakat. c. Peningkatan teknologi pertanian, termasuk perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan sehingga terjadi peningkatan produksi dengan kualitas yang lebih baik dan bernilai ekonomi tinggi 4. Strategi yang perlu diterapkan dalam kerangka Mendorong bertumbuhnya sektor ekonomi sekunder dan tersier sesuai keunggulan kawasan yang bernilai ekonomi tinggi, dikelola secara berhasil guna, terpadu dan ramah lingkungan adalah : a. Mengembangkan industri pengolahan hasil kegiatan agro sesuai komoditas unggulan kawasan dan kebutuhan pasar (agroindustri dan agribisnis) b. Mengembangkan penelitian dan pengolahan sumber daya industri pertanian dan sehingga menjadi kekuatan utama ekonomi masyarakat c. Meningkatkan kegiatan pariwisata melalui peningkatan prasarana dan sarana pendukung, pengelolaan objek wisata yang lebih profesional serta pemasaran yang lebih agresif dan efektif. 5. Membangun prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas untuk pemenuhan hak dasar dan dalam rangka pewujudan tujuan penataan ruang. a. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana wilayah yang mampu mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kawasan. b. Meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana transportasi yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan secara signifikan dan berimbang. c. Meningkatkan pembangunan fasilitas pelayanan sosial ekonomi sosial secara proporsional dan memadai sesuai kebutuhan masyarakat pada setiap pusat pelayanan. d. Penyusunan program dan pembangunan yang mendukung sektor ekonomi wilayah dengan mengoptimalkan fungsi kabupaten sebagai kabupaten produsen berbasis ekonomi pertanian, dan pelayanan jasa. III - 34

35 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi BAB 3 RENCANA STRUKTUR RUANG KABUPATEN MUARO JAMBI 3.1 DASAR PERUMUSAN RENCANA STRUKTUR RUANG struktur ruang wilayah kabupaten merupakan kerangka tata ruang wilayah kabupaten yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhierarki satu sama lain dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten terutama jaringan transportasi. Pusat kegiatan di wilayah kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial ekonomi masyarakat di wilayah kabupaten, yang dapat terdiri atas : 1. PKN yang berada di wilayah kabupaten; 2. PKW yang berada di wilayah kabupaten; 3. PKL yang berada di wilayah kabupaten; 4. PKSN yang berada di wilayah kabupaten; dan 5. Pusat-pusat lain di dalam wilayah kabupaten yang wewenang penentuannya ada pada pemerintah daerah kabupaten, yaitu: a. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang memiliki skala pelayanan kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa; dan b. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yang pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa. Sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten meliputi sistem prasarana transportasi, energi, telekomunikasi, dan sumber daya air yang mengintegrasikannya dan memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada di wilayah kabupaten. struktur ruang wilayah kabupaten berfungsi : 1. Sebagai arahan pembentuk sistem pusat kegiatan wilayah kabupaten yang memberikan layanan bagi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan di sekitarnya yang berada dalam wilayah kabupaten; dan 2. Sistem perletakan jaringan prasarana wilayah yang yang menunjang keterkaitannya serta memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada dalam wilayah kabupaten, terutama pada pusat-pusat kegiatan/perkotaan yang ada. struktur ruang kabupaten dirumuskan berdasarkan : 1. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten; kebutuhan pengembangan dan pelayanan wilayah kabupaten dalam rangka mendukung kegiatan sosial ekonomi; 2. Daya dukung dan daya tampung wilayah kabupaten; dan 3. Ketentuan peraturan perundang-undangan. struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria : a. Mengakomodasi rencana struktur ruang nasional, rencana struktur ruang wilayah provinsi, dan memperhatikan rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota yang III - 35

36 berbatasan; Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi b. Jelas, realistis dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah kabupaten bersangkutan; c. Pusat-pusat permukiman yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1. Terdiri atas pusat pelayanan kawasan (PPK), pusat pelayanan lingkungan (PPL), serta pusat kegiatan lain yang berhirarki lebih tinggi yang berada di wilayah kabupaten yang kewenangan penentuannya ada pada pemerintah pusat dan pemerintah provinsi; 2. Memuat penetapan pusat pelayanan kawasan (PPK) serta pusat pelayanan lingkungan (PPL); dan 3. Harus berhirarki dan tersebar secara proporsional di dalam ruang serta saling terkait menjadi satu kesatuan sistem wilayah kabupaten. d. Dapat memuat pusat-pusat kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada angka 3 huruf a dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan sebagai PKL promosi (dengan notasi PKLp); 2. Pusat kegiatan yang dapat dipromosikan menjadi PKLp hanya pusat pelayanan kawasan (PPK); dan 3. Pusat kegiatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a harus ditetapkan sebagai kawasan strategis kabupaten dan mengindikasikan program pembangunannya di dalam arahan pemanfataan ruangnya, agar pertumbuhannya dapat didorong untuk memenuhi kriteria PKL. e. Sistem jaringan prasarana kabupaten dibentuk oleh sistem jaringan transportasi sebagai sistem jaringan prasarana utama dan dilengkapi dengan sistem jaringan prasarana lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3.2 KEBUTUHAN PENGEMBANGAN DAN PELAYANAN WILAYAH Persoalan mendasar yang dihadapi oleh Muaro Jambi adalah semakin sempitnya luas kawasan lindung yang diiringi dengan pertambahan kebutuhan lahan budidaya, dimana diiringi dengan penurunan kualitas lingkungan. Untuk itu diperlukan adanya perubahan struktur ekonomi dengan mengoptimalkan ketersediaan lahan sesuai dengan potensi kawasan yang dapat dikembangkan menurut kegiatan ekonominya yang berwawasan lingkungan. Berdasarkan hal tersebut maka optimalisasi fungsi ruang dalam wujud struktur ruang dapat dikembangkan kegiatan pertanian hortikultura, perkebunan, peternakan berikut dengan pengolahan dan pemasarannya dimana setiap pusat kecamatan akan berfungsi sebagai pusat pelayanan dan pusat koleksi distribusi wilayah dibawahnya. Adapun Kota Sengeti tetap pada perannya sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa, pusat pendidikan dan kesehatan. Berdasarkan skenario pengembangan di atas, maka diperlukan pengembangan prasarana dan sarana sosial ekonomi sebagai berikut : 1. Penyediaan fasilitas sosial ekonomi untuk pemenuhan kebutuhan dasar bagi setiap kawasan, seperti fasilitas pendidikan, kesehatan dan perdagangan disamping III - 36

37 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi bangunan pelayanan umum lainnya. 2. Peningkatan dan pembangunan prasarana dan sarana pendukung kegiatan usaha unggulan kawasan, seperti jalan produksi, sarana produksi pertanian, industri pengolahan, fasilitas pendukung pariwisata, dan lain-lain. 3. Pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah untuk pelayanan lokal dan regional seperti IPAL, PLTU/PLTP, PLTMH, TPA, PDAM dan lain-lain. 4. Peningkatan dan pengembangan prasarana dan sarana transportasi guna peningkatan aksesibilitas terhadap seluruh pusat pelayanan atau kawasan perkotaan dan kabupaten sekitar serta untuk mobilitas barang, melalui peningkatan ataupun pembangunan jaringan jalan, dan terminal. 5. Pembangunan infrastruktur utama untuk mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi sektor sekunder dan tersier seperti industri, fasilitas penunjang pariwisata, industri pengolahan hasil perkebunan, pertanian, perikanan dan peternakan. 6. Pembangunan fasilitas dan Infrastruktur pendukung lainnya seperti lembaga keuangan, lembaga penelitian dan pusat pelatihan, lembaga pemasaran, jaringan telekomunikasi nirkabel, bengkel industri, dll. 3.3 KEBIJAKAN STRUKTUR RUANG RTR PULAU SUMATERA DAN PROVINSI UNTUK KABUPATEN MUARO JAMBI Kebijakan struktur ruang wilayah nasional maupun Pulau Sumatera yang berlaku untuk Kabupaten Muaro Jambi untuk Kota Sengeti tidak secara ekspilist menjelaskan fungsi dan peranan ibukota Kabupaten Muaro Jambi. Sedangkan kebijakan RTRW Provinsi dalam rencana struktur ruang adalah sebagai sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang akan diarahkan menjadi Pusat Kegiatan Wilayah (PKW). Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu Ibukota Kabupaten dan Kota yang berfungsi sebagai pusat simpul jasa distribusi barang dalam satu wilayah kabupaten dan mempunyai potensi untuk mendorong pusat-pusat kecamatan (daerah belakangnya). Tabel III.1 Sistem Pusat Permukiman di Provinsi Jambi Tahun No Nama Kota/Pusat Permukiman Hirarki Pelayanan Peranan dan Fungsi Pusat Kegiatan 1 Sengeti PKL 1. Pusat pemerintahan kabupaten Sumber : Draft RTRW Prov Jambi Perdagangan dan jasa 3. Industri pengolahan hasil hutan Keterangan Ibukota Kabupaten Muaro Jambi Berdasarkan hal tersebut maka kebijakan struktur ruang Kabupaten Muaro Jambi perlu dilakukan penyesuaian dan penyelarasan terhadap kebijakan penataan ruang diatasnya dan kebijakan pembangunan kabupaten sesuai dengan visi misi yang hendak dicapai kabupaten Murao Jambi sampai akhir tahun perencanaan tahun III - 37

38 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi 3.4 RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN MUARO JAMBI Sistem Perkotaan Secara garis besar rencana sistem perkotaan wilayah Kabupaten Muaro Jambi dirumuskan berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu : 1. Tujuan dasar penataan ruang adalah agar tercipta sistem ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Bila dijabarkan lebih lanjut pengertian produktif dan bekerlanjutan dalam konteks struktur ruang dimaknai sebagai suatu sistem dan hubungan fungsional antar pusat perkotaan yang efektif, efisien, mendorong peningkatan potensi masing-masing pusat (kawasan) secara berkelanjutan dengan tetap menjaga keseimbangan alam. 2. Kondisi objektif hirarki pusat-pusat permukiman eksisting dan RTRW Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006, kebijakan penataan ruang nasional dan provinsi yang menempatkan Kota Sengeti sebagai sebagai PKL yang diarahkan menjadi PKW. Pusat-pusat permukiman saat ini (eksisting) adalah sebagai berikut : a. kota Sengeti (Kec. Sekernan), b. Pijoan (Kec. Jambi Luar Kota), c. Jambi Kecil (Kec. Maro Sebo), d. Sebapo (Kec. Mestong), e. Pudak (Kec. Kumpeh Ulu), f. Tanjung (Kec. Kumpeh), g. Marga (kecamatan Sungai Bahar) dan h. Sungai Gelam (Kec. Sungai Gelam). 3. Salah satu peranan rencana penataan ruang adalah untuk menciptakan keseimbangan pembangunan antar wilayah (kecamatan) dan sekaligus mengantisipasi pertumbuhan pembangunan yang terkonsentrasi pada pusat kota (ibukota kabupaten) atau pada kawasan tertentu saja. Hal ini juga berkenaan dengan penciptaan sistem pusat-pusat kota yang berjenjang sehingga terbangun suatu sistem perkotaan yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, terdapat pusat-pusat permukiman yang perlu didorong pertumbuhannya dan ada pula yang hanya cukup dikendalikan sesuai potensinya, bahkan dibatasi. Untuk sistem pusat perkotaan Muaro Jambi, pusat-pusat perkotaan yang dan dikendalikan: didorong a. Sengeti; adalah ibukota Kabupaten Muaro Jambi dimana kawasan perkotaan wiliayah kecamatan ini adalah Sengeti merupakan yang menjadi ibukota dimana kantor Bupati bertempat. Secara keruangan Senegti merupakan kesatuan kawasan perkotaan. b. Pijoan; adalah ibukota kecamatan Jambi Luar Kota dimana kawasan perkotaan wiliayah kecamatan ini adalah Pijoan merupakan yang menjadi ibukota dimana kantor camat bertempat. Secara keruangan Pijoan sudah menjadi satu kesatuan kawasan perkotaan dan kawasan pusat pendidikan. III - 38

39 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi c. Sebepo; dalam sistem pusat-pusat perkotaan eksisting ibukopta kecamatan berada pada hirarki yang rendah, namun mengingat letaknya yang sentris dan strategis, maka untuk menciptakan tingkat pelayanan yang optimal maka Kenali diarahkan sebagai Pusat Pelayanan Kawasan yang akan melayani PPL wilayah kecamatan Mestong. d. Pudak; adalah salah satu pusat permukiman yang bertumbuh cukup baik dengan kelengkapan fasilitas sosial yang memadai sehingga kedepan diperkirakan akan dapat bertumbuh secara mandiri. Hal ini terjadi karena jalur Sengeti- ke Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan jalur yang volume lalu lintasnya cukup[ tinggi. Oleh karena itu perkembangannya hanya perlu diarahkan untuk melayani - dibawah wilayah administrasi dan perbatasan wilayah Kota Jambi. e. Tanjung ; pada dasarnya adalah kawasan pertanian dan kehutanan dimana diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat. Untuk itu pertumbuhan kawasan ini perlu dikendalikan dengan tetap mengoptimalkan daya layannya secara regional (lintas kabupaten) 4. Untuk mendukung kebijakan dan komitmen Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi, maka bagian Timur - Selatan terutama Kecamatan Kumpeh maka perkembangannnya dikendalikan sedemikian rupa sehingga mampu mendukung fungsi dan kelestarian Taman Nasional dan hutan lindung. 5. Pembangunan jaringan jalan juga dibatasi sedemikian rupa tanpa mengurangi aksesibilitas antar pusat-pusat permukiman demi menjaga kualitas dan kelestarian Taman Nasional, hutan lindung. 6. Untuk mendukung kegiatan pariwisata, mitigasi bencana, mobilisasi hasil produksi pertanian, perkebunan dan kehutanan serta komoditas unggulan lainnya perlu dilakukan optimlasisai pembangunan prasarana transportasi darat. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka rencana sistem perkotaan di wilayah Kabupaten Muaro Jambi adalah sebagaimana yang terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel III.2 Sistem Pusat Permukiman di Kabupaten Muaro Jambi Tahun No Pusat Peranan dan Fungsi Pusat Hirarki Permukiman Kegiatan 1 Sengeti PKWp 1. Pusat pemerintahan kab 2. Pusat Perdagangan dan jasa 3. Pelayanan pariwisata 4. Kawasan Pendidikan 5. Industri pengolahan pertanian 2 Mestong PKL 1. Simpul transportasi 2. Perdagangan dan distribusi barang lokal 3. Pintu Gerbang Barat Kabupten 4. Kawasan Perkotaan 3 Pusat PKLp 1. Pusat Kegiatan Kawasan Kawasan 2. Pengembangan Kawasan Permukiman Perdagangan dan jasa Sub Kota 3. Sub Pusat Pelayanan Kabupaten 4. Pelayanan pertanian Keterangan Kota Sengeti Kota Sebapo Pusat Desa Teluk Raya Kec. Kumpeh Ulu III - 39

40 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi No Pusat Peranan dan Fungsi Pusat Hirarki Permukiman Kegiatan 4 Jambi Luar PPK 1. Pusat Kawasan Permukiman Kota 2. Pusat Kawasan Pendidikan 3. Perdagangan dan distribusi barang lokal 4. Hinterland Ibukota Kabupaten 5. Kawasan Perkotaan 5 Kumpeh Ulu PPK 1. Pusat Kawasan Permukiman 2. Simpul transportasi 3. Perdagangan dan distribusi barang lokal 4. Pintu Gerbang Timur Kabupaten 6 Maro Sebo PPK 1. Pengembangan Kawasan Permukiman 2. Simpul transportasi 3. Perdagangan dan distribusi 7 Kumpeh, Sungai Bahar, Sungai Gelam 8 Pusat Kawasan PPK PPL barang lokal 1. Pusat Kegiatan Kawasan 2. Perdagangan dan jasa lokal 3. Pelayanan pertanian 1. Pusat Kegiatan Kawasan 2. Perdagangan dan jasa 3. Pelayanan pertanian Keterangan Kota Pijoan Kota Pudak Kota Kecil Tanjung, Marga Sungai Gelam, Jambi Pusat Desa Sumber : RTR Pulau Sumatera, Drfat RTRW Provinsi Jambi 2010, Hasil Analisis Sistem Jaringan Transportasi 1. Sistem Jaringan Jalan; berdasarkan UU No. 38 Tahun 2004 tentang jalan pengelompokan jalan adalah sebagai berikut. a. Jalan Arteri Primer 1; yang menghubungkan PKN dengan PKN b. Jalan Arteri primer 2; yang menghubungkan PKN dengan PKW c. Jalan Kolektor 1; yang menghubungkan PKW dengan PKW d. Jalan Kolektor 2; yang menghubungkan PKW dengan PKL e. Jalan Lokal Primer 1; yang menghubungkan PKL dengan PKL f. Jalan Lokal Primer 2; yang menghubngkan PKL dengan PPK g. Jalan Lingkungan Primer; yang menghubungkan PPK dengan PPK, dan PPK dengan PPL 2. Sistem Jaringan Transportasi Berdasarkan hal tersebut maka jaringan jalan yang membentuk struktur ruang wilayah Provinsi Jambi adalah : III - 40

41 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi B. Jaringan Jalan Arteri Primer sebagai jalur utama lintas regional yang menghubungkan Ibukota provinsi ke Ibukota Kabupaten dan ke wilayah Provinsi lain. Ruas jalan ini meliputi 3 (tiga) jalur utama yakni: - Lintas Tengah Sumatera, yang menghubungkan Provinsi Sumatera Selatan dan Riau yang dimulai dari Batas Sumsel Tempino - Kota Jambi Sengeti Merlung - Pelabuhan Dagang batas Riau. Jalur ini merupakan konsentrasi pergerakan mobilitas terbesar terutama pergerakan antar provinsi di Provinsi Jambi bagian Timur. Konsentrasi pergerakan dalam kategori tinggi karena menghubungkan wilayah barat Sumatera ke wilayah timur Sumatera dan pada akhirnya menuju Pelabuhan Muara Sabak sebagai outlet utama Provinsi Jambi. C. Jaringan Jalan Kolektor Primer, yang menghubungkan pusat-pusat produksi dengan kota pusat pelayanan (ibukota kecamatan) dan sarana pemasaran. Umumnya ruas jalan lokal primer di Provinsi Jambi berstatus jalan kabupaten. D. Jaringan Jalan Lokal Primer, yang menghubungkan pusat-pusat produksi dengan kota pusat pelayanan (ibukota kecamatan) dan sarana pemasaran. Umumnya ruas jalan lokal primer di Provinsi Jambi berstatus jalan kabupaten. Berdasarkan hal tersebut maka sistem jaringan jalan di Kabupaten Muaro Jambi adalah : Arteri Primer : Menghubungkan :Jambi Palembang, Jambi Batanghari Jambi - Tanjab Kolektor Primer : Menghubungkan Jambi Tajabtim, Mestong Batanghari Kolektor Primer 3: Menghubungkan pusat pusat permukiman Lokal Primer : Jalan yang menghubungkan seluruh wilayah di kabupaten 3. Pengembangan Terminal Dengan memperhatikan rencana struktur ruang yang telah dirumuskan, rencana pengembangan sistem jaringan jalan dan keberadaan terminal yang ada (eksisting), jenis dan kelas pelayanannya, rencana pengembangan terminal angkutan penumpang untukmuaro Jambi adalah sebagai berikut 1. Terminal Tipe B di Kota Sengeti (PKW); bersifat penyempurnaan 2. Terminal Tipe C untuk Pudak dan (PKL); bersifat bersifat pengembangan Mengingat kegiatan ekonomi masyarakat yang bersifat primer dan membutuhkan angkutan barang, maka fungsi terminal penumpang sebagaimana dimaksud di atas sebaiknya digabung menjadi satu kesatuan. Untuk Tanjung dan Marga dapat saja dikembangkan sub terminal agribisnis yang diintegrasikan sebagai terminal penumpang Sistem Jaringan Listrik Kondisi faktual saat ini adalah suplai listrik untuk Kabupaten Muaro Jambi berada dalam III - 41

42 kondisi yang cukup. Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Hal lain yang perlu dilakukan adalah meningkatkan daya layan PLTMH dan pengembangan PLTP untuk melayani wilayah-wilayah kawasan perdesaan yang jauh dari pusat permukiman perkotaan. Untuk sementara PLTD dan PLTU dapat dikembangkan secara terbatas. Mengingat adanya kecenderungan terjadinya perubahan struktur ekonomi wilayah yang akan bergeser ke kegiatan sekunder dan tersier, maka untuk kegiatan sekunder (industri) diperlukan adanya pasokan listrik yang memadai dan stabil. Hal ini menjadi tantangan bagi Muaro Jambi dalam mengantisipasi kekurangan suplai listrik dimasa yang akan datang. Pemenuhan kebutuhan listrik tersebut dilakukan melalui pengembangan Pembangkit Listrik Tanaga Mikro Hidro (PMLTH) pada kawasan yang mempunyai sumber daya air yang dapat potensial, pengembangan listrik tenaga surya dan untuk sementara dapat membangun PLTD. Pembangunan PLTMH dan PLTD dapat dikembangkan terutama di Kecamatan Kumpeh, Maro Sebo dan Kecamatan Sungai Bahar Pengembangan Jaringan Telekomunikasi Salah satu modal daerah untuk menarik investasi dan sekaligus meningkatkan perekonomian wilayah adalah tersedianya infrastruktur telekomunikasi yang memadai. Saat ini telekomunikasi nirkabel sudah bertumbuh kembang di Muaro Jambi, dimana sampai tahun 2010 sudah beroperasi beberapa operator telekomunikasi nirkabel besar seperti Telkom, Telkomsel, Excelindo, dimana lokasi BTS yang telah terpasang di wilayah Muaro Jambi tersebar di seluruh kecamatan. Mengingat besarnya peran telekomunikasi memerlukan dukungan dari teknologi informasi seperti telepon nirkabel dan internet, maka pengelolaan infrastruktur telekomunikasi yang cenderung berteknologi tinggi ini perlu lebih baik lagi, seperti perlunya penggunaan bersama BTS (join provider). Satu BTS dapat digunakan secara bersama dari para provider. Efisiensi ini tidak saja akan mengurangi biaya masing-masing provider tapi juga akan menciptakan estetika permukiman dan pengurangan dampak negatif dari sistem BTS tersebut, seperti pengurangan sebaran (radius) radiasi dari pancaran elektromagnetik BTS tersebut. Pengembangan jaringan internet ke seluruh kantor kecamatan dan lembaga pelayanan publik lainnya. Pemanfaatan teknologi informasi juga akan meningkatkan profesionalitas, efisiensi, efektifitas dan akuntabilitas kerja pemerintahan, baik secara internal maupun eksternal. Mengingat daerah Muaro Jambi yang tidak berada pada jalur lintas perdagangan, tingkat aksesibilitas yang tidak terlalu tinggi, namun mempunyai potensi sumber daya alam yang sangat besar, terutama hasil pertanian, perkebunan dan pariwisata, maka pengembangan komunikasi melalui internet menjadi sangat penting dikembangkan. Oleh karena itu pengembangan prasarana telekomunikasi diarahkan sebagai berikut : 1. Pengembangan sistem terestrial yang terdiri dari sistem kabel, sistem seluler; dan sistem satelit sebagai penghubung antara pusat kegiatan dan atau dengan pusat pelayanan. 2. Pengembangan prasarana telekomunikasi dilakukan hingga ke kawasan perdesaan III - 42

43 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi yang belum terjangkau sarana prasarana telekomunikasi. 3. Pengembangan teknologi informasi untuk menunjang kegiatan pelayanan sosial dan ekonomi wilayah seperti kegiatan pemerintahan, pariwisata, industri, agropolitan, minapolitan dan kawasan wisata Pengembangan Sistem Sumber Daya Air Secara umum air dimanfaatkan untuk sumber energi (PLTA, PLTMH), irigasi, industri dan rumah tangga. Sampai saat ini pemanfaatan air di Muaro Jambi adalah untuk : 1. Irigasi; daerah Irigasi Teknis yang tersebar di kawasan pertanian di Kecamatan Kumpeh. Maro Sebo dan Jambi Luar Kota 2. PDAM; yang dapat melayani kawasan perbatasan dengan Kota Jambi di sekitar Kecamatan JAMbi Luar Kota dan Kecamatan Sekernan pengembangan Jambi adalah : sumber daya air yang dapat dilakukan ke depan untuk Muaro 1. pengembangan prasarana sumber daya air meliputi konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. 2. Pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai, danau serta sumber air lainnya, antara lain embung/bendungan, waduk, dan bangunan penampung air lainnya untuk penyediaan air baku di seluruh kecamatan terutama di Kecamatan Kumpeh dan Kecamatan Maro Sebo 3. Peningkatan dan pemeliharaan sumberdaya air yang berskala regional guna menjaga kelestarian lingkungan dilakukan pada seluruh sungai yang berhulu di Taman Nasional dan Hutan Lindung 4. Peningkatan pengairan irigasi teknis yaitu di Maro Sebo dan Jambi Luar Kota. 5. Pemeliharaan dan rehabilitasi jaringan irigasi yang tersebar di seluruh kecamatan di Muaro Jambi. 6. Pembangunan prasarana pengendalian banjir di Kecamatan Maro Sebo dan Kumpeh Ulu 7. Pengembangan dan rehabilitasi area rawa dilakukan di kecamatan Kumpeh dan Sungai Gelam untuk kepentingan pertanian tanaman pangan 8. Pemanfaatan sumber daya air baku untuk keperluan air minum (PAM) terutama untuk kawasan perkotaan seperti Sengeti, Pudak dan Pijoan Sistem Pengelolaan Sampah Penanganan terhadap sampah memerlukan perhatian yang cukup besar mengingat jumlah sampah yang akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk perkotaan, serta dampak yang ditimbulkannya apabila tidak ditangani secara tepat terhadap kota itu sendiri. Selain pengangkutan dan pengelolaan sampah, penyediaan dan lokasi pembuangan sampah merupakan kebutuhan bagi wilayah provinsi. Secara garis besar pengelolaan sampah adalah : III - 43

44 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi a. Pemilahan : dari sumber/asal sampah telah dilakukan pemisahan antara sampah organik dengan sampah anorganik sebelum dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara (TPS); b. Pengolahan : dilakukan pengomposan untuk sampah organik dan dilakukan prinsip 3R (reduce, reuse dan recycle) untuk penanganan sampah anorganik. c. Pengumpulan : sampah dari produsen (rumah tangga) diangkut ke tempat pengumpulan sementara (TPS) dengan menggunakan gerobak dorong/ tarik, truk, motor gerobak; d. Pengangkutan : dari TPS diangkat dengan truk menuju Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) e. Pembuangan akhir : sampah dari TPS dikumpulkan dan di bawa ke TPST, di mana nantinya sampah-sampah organik akan di olah menjadi kompos, briket dan gas metan (bahan bakar) serta bahan bangunan. Secara teknis pengolahan sampah dilakukan dengan pendekatan sanitary landfil. Berikut beberapa asumsi dan pendekatan yang digunakan untuk menghitung timbulan sampah dan kebutuhan TPS serta TPA (TPST) : a. Timbulan sampah domestik: 2 liter/orang/hari Domestik; b. Setiap kab./kota membutuhkan minimal 1 TPA (TPST) c. Setiap kecamatan membutuhkan minimal 1 TPS (25 m³) pengelolaan sampah untuk wilayah Kabupaten Muaro Jambi dibedakan menjadi 3 kawasan penanganan, yaitu kawasan Perkotaan Sengeti sebagai ibukota Kabupaten, kawasan hinterland Kota Jambi (Kec Jambi Luar Kota, Kec Sekernan, Kumpeh Ulu, Maro Sebo) dan kawasan pertanian/perdesaan dan sekitarnya. III - 44

45 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Gambar 3.1 Peta Struktur Ruang Kabupaten Mauro Jambi 2030 IV - 45

46 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi BAB 4 RENCANA POLA RUANG KABUPATEN MUARO JAMBI 4.1 DASAR PERUMUSAN RENCANA POLA RUANG WILAYAH KABUPATEN Ketentuan Penyusunan Pola Ruang Kabupaten pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. pola ruang wilayah kabupaten berfungsi : 1. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten; 2. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang; 3. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun; dan 4. Sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kabupaten. pola ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan : 1. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten; 2. Daya dukung dan daya tampung wilayah kabupaten; 3. Kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan lingkungan; dan 4. Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait. pola ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria : 1. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWN beserta rencana rincinya; 2. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWP beserta rencana rincinya; 3. Mengakomodasi kebijakan pengembangan kawasan andalan nasional yang berada di wilayah kabupaten bersangkutan; 4. Memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan; 5. Mengacu pada klasifikasi pola ruang wilayah kabupaten yang terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budi daya, maka pola ruang adalah sebagai berikut : a. Kawasan lindung yang terdiri atas : 1) Kawasan hutan lindung; 2) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, meliputi: kawasan bergambut dan kawasan resapan air; 3) Kawasan perlindungan setempat, meliputi: sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau atau waduk, kawasan sekitar mata air, serta kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal lainnya; 4) Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya meliputi: kawasan IV - 46

47 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi suaka alam, kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut, cagar alam dan cagar alam laut, kawasan pantai berhutan bakau, taman nasional dan taman nasional laut, taman hutan raya, taman wisata alam dan taman wisata alam laut, kawasan b. cagar budaya dan ilmu pengetahuan; 1. Kawasan rawan bencana alam, meliputi: kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang dan kawasan rawan banjir; 2. Kawasan lindung geologi, meliputi: kawasan cagar alam geologi, kawasan rawan bencana alam geologi dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah; dan 3. Kawasan lindung lainnya, meliputi: cagar biosfer, ramsar, taman buru, kawasan perlindungan plasma-nutfah, kawasan pengungsian satwa, terumbu karang dan kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi. c. Kawasan budidaya yang terdiri atas : 1) Kawasan peruntukan hutan produksi, yang dirinci meliputi kawasan-kawasan: - peruntukan hutan produksi terbatas, peruntukan hutan produksi tetap, dan - peruntukan hutan produksi yang dapat dikonversi; 2) Kawasan hutan rakyat; 3) Kawasan peruntukan pertanian, yang dirinci meliputi kawasan-kawasan: peruntukan pertanian lahan basah, peruntukan pertanian lahan kering, dan peruntukan hortikultura; 4) Kawasan peruntukan perkebunan, yang dirinci berdasarkan jenis komoditas perkebunan yang ada di wilayah kabupaten; 5) Kawasan peruntukan perikanan, yang dirinci meliputi kawasan-kawasan: - peruntukan perikanan tangkap, peruntukan budidaya perikanan, dan - peruntukan kawasan pengolahan ikan; 6) Kawasan peruntukan pertambangan, yang dirinci meliputi kawasan-kawasan: - peruntukan mineral dan batubara, peruntukan minyak dan gas bumi, - peruntukan panas bumi, dan peruntukan air tanah di kawasan pertambangan; 7) Kawasan peruntukan industri, yang dirinci meliputi kawasan-kawasan: - peruntukan industri besar, peruntukan industri sedang dan peruntukan industri - rumah tangga; 8) Kawasan peruntukan pariwisata, yang dirinci meliputi kawasan-kawasan: - peruntukan pariwisata budaya, peruntukan pariwisata alam, dan peruntukan - pariwisata buatan; 9) Kawasan peruntukan permukiman, yang dirinci meliputi kawasan-kawasan: - Peruntukan permukiman perkotaan dan peruntukan permukiman perdesaan. - Sebagai kawasan budidaya maka permukiman diarahkan dalam kajian lokasi - dan fungsi masing-masing permukiman, terutama dikaitkan dengan karakter lokasi, misalnya di pegunungan, dataran tinggi, permukiman pantai, dan sebagainya; dan 10) Kawasan peruntukan lainnya. 6. Memuat kawasan-kawasan yang diprioritaskan pengembangannya dan kawasankawasan yang diprioritaskan untuk dilindungi fungsinya; 7. Jelas, realistis dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada IV - 47

48 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi wilayah kabupaten bersangkutan; 8. Harus mengikuti peraturan perundang-undangan terkait Kebijakan Pola Ruang Nasional dan Provinsi A. Kebijakan Pola Ruang RTR Pulau Sumatera untuk Kabupaten Muaro Jambi Pola Ruang RTR Pulau Sumatera untuk Kabupaten Muaro Jambi adalah : - Taman Nasional Berbak, seluas (seratus empat puluh ribu tujuh ratus tiga puluh) hektar di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Kabupaten Muaro Jambi. Pemantapan kawasan ini direncanakan untuk melestarikan lingkungan dan melindungi keanekaragaman biota serta ekosistemnya. B. Kebijakan Pola Ruang Provinsi untuk Kabupaten Muaro Jambi 1. Kawasan Lindung; a. Taman Nasional Berbak di Kecamatan Kumpeh b. Hutan fungsi lindung; terdapat di kecamatan Kumpeh c. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan dibawahnya; berupa kawasan resapan air. d. Kawasan yang befungsi sebagai suaka alam untuk melindungi keanekaragaman hayati, ekosistem, dan keunikan alam e. Kawasan rawan bencana yang terdapat di wilayah Kabupaten Muaro Jambi berupa kawasan rawan banjir terutama disebelah timurnya yaitu Kecamatan Kumpeh, sebagian Kecamatan Muaro Sebo, Kumpeh Ulu, Mestong, Sekernan, Jambi Luar Kota. 2. Kawasan Budidaya; Pengembangan kegiatan utama serta pemanfaatan ruangnya secara optimal pada kawasan budi daya Pengembangan prasarana pendukung pengembangan tiap kawasan budi daya Pengendalian pemanfaatan ruang kegiatan budi daya yang dapat mengganggu fungsi lindung Berdasarkan arahan tersebut rencana pengembangan Kawasan Budi daya di Provinsi Jambi adalah : a. Pertanian; di di Kecamatan Muara Srerbo dan Jambi Luar Kota b. Perkebunan yang tersebar di wilayah Kabupaten Muaro Jambi. c. Kawasan Pariwisata; - Wisata Alam : pegunungan, terutama panorama Taman Nasional - Wisata Budaya Sejarah : Situs Pra Sejarah d. Kawasan Pertambangan; terutama bahan galian golongan A khusunya Minyak Bumi dan Gas e. Permukiman; Kawasan dengan permukiman kepadatan rendah IV - 48

49 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi f. Kawasan Hutan Prouksi Terbatas 3. Kawasan Strategis Provinsi untuk Kabupaten Muaro Jambi adalah : a. Taman Nasional Berbak sebagai kabupaten konservasi b. Kawasan Startegis Kota Jambi - Sengeti c. Kawasan Startegis Muara Bulian Jambi Karakteristik dan Daya Tampung Wilayah Secara garis besar wilayah Muaro Jambi dapat dikelompokkan menjadi 2 kawasan utama, yaitu kawasan perbukitan yang merupakan merupakan perbukitan dan pegunungan di bagian timur dan menjadi kawasan dataran membentang di wilayah tengah. Untuk menjaga fungsi konservasi dan sekaligus mengantisipasi (mitigasi) potensi bencana alam yang mungkin terjadi, maka dari total luasan wilayah ini dijadikan sebagai kawasan lindung. Konsekuensinya adalah daya dukung wilayah menjadi sangat terbatasyang dapat dijadikan sebagai kawasan budidaya. Dengan adanya keterbatasan lahan (pengembangan kawasan budidaya) maka perlu dilakukan intensifikasi pemanfaatan lahan secara efektif, efisien dan ramah lingkungan. Sementara itu orientasi kegiatan masyarakat perlu didorong sejak dini ke arah kegiatan, jasa, pengolahan dan perdagangan dengan tetap mengandalkan komoditas unggulan lokal, seperti perkebunan kopi, kelapa. No Tabel IV.1 Daya Tampung Ruang Kabupaten Muaro Jambi Luas Wilayah Wilayah Efektif (Ha) (Ha) (%) , RENCANA POLA RUANG KABUPATEN MUARO JAMBI Dengan memperhatikan ketentuan penyusunan pola ruang, kebijakan pola ruang nasional dan provinsi, kebijakan pembangunan daerah, kondisi objektif wilayah, daya tampung dan kebutuhan ruang untuk masa mendatang, maka dapat dirumuskan rencana pola ruang untuk Kabupaten Muaro Jambi sebagaimana dipaparkan di bawah ini : Pola Kawasan Lindung A. Kawasan Hutan Lindung TN Berbak yang berada di bagian timur dapat dikatakan bahwa sebagian besar merupakan kawasan hutan lindung. Jika adanya kawasan permukiman maka diusulkan untuk dilepas/dikeluarkan (enclave) dari dalam wilayah status hutan. Sebaran dan luasan Hutan Lindung di Muaro Jambi adalah seperti yang diuraikan pada tabel di bawah ini. IV - 49

50 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Tabel IV. 2 Luas Kawasan Lindung Provinsi Jambi Tahun Perkiraan Luas % thd No Jenis Kawasan luas (Ha) Kab. Kawasan Yg Memberikan Perlindungan Kawasan I Bawahannya Ha Hutan Lindung Gambut : ,06 Ha 4,40 Kawasan Perlindungan II Setempat Ha Sempadan Sungai : 1.430,40 Ha 0,27 Kawasan Suaka Alam III Dan Cagar Budaya Ha Taman Suaka Alam dan Wisata : ,88 Ha 8,92 Luas Kawasan Lindung : ,33 Ha 13,59 Luas Wilayah Kab Muaro Jambi : ,00 Ha 100,00 Sumber :RTR Pulau Sumatera, RTRW Provinsi Jambi, Hasil Analisis 2010 B. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya Hampir seluruh kawasan TN-Berbak, Hutan Lindung dan kawasan dengan kelas lereng di atas 40% merupakan kawasan resapan air yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya. TN-Berbak sebagai kawasan suaka alam dan hutan lindung dibahas terpisah dengan kawasan yang mempunyai kelerengan di atas 40%. Fakta lapangan menggambarkan bahwa sebagian kawasan ini berada dalam kondisi dengan bukaan vegetasi yang cukup luas. Untuk kawasan dengan kelas lereng di atas 40% merupakan lokasi yang menjadi ancaman sebagai kawasan rawan longsor. Selain potensi longsor juga wilayah Kabupaten Muaro Jambi dapat rawan bencana lainnya, maka menghidari bencana yang lebih besar serta visi penataan ruang yang berbasis konservasi, seluruh kawasan yang berada pada kelerengan di atas 40% seyogyanya harus dipulihkan melalui penanaman tanaman yang bernilai ekonomi tinggi. pengelolaan kawasan di atas 40% ini adalah dengan melakukan reboisasi pada kawasan yang sudah kritis dengan pendekatan partisipasi masyarakat lokal yang didukung oleh pemerintah dan lembaga peduli lingkungan lainnya. C. Kawasan Perlindungan Setempat Kabupaten Muaro Jambi merupakan wilayah merupakan daerah aliran sungai (DAS) dari Sungai Batanghari, dimana kebutuhan air baku Kabupaten Muaro Jambi juga tergantung dari keberadaan kawasan lindung di wilayah Muaro Jambi dan sekitarnya. Pada sisi lain keseimbangan neraca air dan kualitas iklim regionaljuga dipengaruhi dari keberadaan TN-Berbak dan hutan lindung di Muaro Jambi. IV - 50

51 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Hal penting lain terkait dengan kawasan lindung ini, adalah keberlanjutan dari luas dan produktivitas pertanian sawah, perkebunan dan kawasan permukiman Diantara upaya yang dapat dilakukan untuk memulihkan kawasan lindung setempat adalah dengan menetapkan garis sempadan sungai (GSS), catchment area (kawasan sekitar mata air dan hulu sungai). Mengacu pada ketetapan sempadan yang sudah ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 bahwa lebar sempadan adalah sebagai berikut : 1. Sempadan sungai ditetapkan dengan kriteria : a. Daratan sepanjang tepian sungai bertanggul dengan lebar paling sedikit 5 (lima) meter dari kaki tanggul sebelah luar; b. Daratan sepanjang tepian sungai besar tidak bertanggul di luar kawasan permukiman dengan lebar paling sedikit 100 (seratus) meter dari tepi sungai; c. Daratan sepanjang tepian anak sungai tidak bertanggul di luar kawasan permukiman dengan lebar paling sedikit 50 (lima puluh) meter dari tepi sungai. 2. Kawasan sekitar danau atau waduk ditetapkan dengan kriteria : a. Daratan dengan jarak 50 (lima puluh) meter sampai dengan 100 (seratus) meter dari titik pasang air danau atau waduk tertinggi; b. Daratan sepanjang tepian danau atau waduk yang lebarnya proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik danau atau waduk. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka kawasan lindung setempat meliputi : 1. Sempadan pantai (100 meter) sepanjang 210 Km 2. Sempadan danau selebar meter disesuaikan dengan kondisi sempadan saat ini 3. Sempadan sungai, terutama sungai-sungai besar (60 sungai) selebar meter. 4. Sempadan mata air 5. Ruang terbuka hijau kota terutama pada pusat-pusat permukiman atau ibukota kecamatan. D. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya Kawasan suaka alam meliputi taman nasional, cagar alam, cagar budaya. Di Muaro Jambi terdapat 2 kawasan lindung nasional berupa suaka alam, yaitu Taman Nasional Berbak Cagar Budaya E. Kawasan Rawan Bencana Kawasan Rawan Bencana Longsor; Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material yang bergerak ke bawah atau keluar lereng. Tanah longsor adalah suatu jenis gerakan tanah, umumnya gerakan tanah yang terjadi adalah longsor bahan rombakan (debris avalanches) dan nendatan (slumps/rotational slides). Gaya-gaya gravitasi dan rembesan (seepage) merupakan penyebab utama ketidakstabilan (instability) pada lereng alami maupun lereng yang di bentuk dengan cara penggalian atau penimbunan. Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar dapat dibedakan IV - 51

52 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi sebagai faktor alami dan manusia. Kondisi alam yang menjadi faktor utama terjadinya longsor antara lain : - Kondisi geologi : batuan lapuk, kemiringan lapisan, sisipan lapisan batu lempung, - struktur sesar dan kekar, gempa bumi, stratigrafi dan gunung api. - Iklim : curah hujan yang tinggi. - Keadaan topografi : lereng yang curam. - Keadaan tata air : kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika. - Tutupan lahan yang mengurangi tahan geser, misalnya tanah kritis. Gejala umum terjadinya tanah longsor : - Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing; - Biasanya terjadi setelah hujan; - Munculnya mata air baru secara tiba-tiba; - Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan. Dari seluruh kecamatan yang ada hanya Kecamatan Kumpeh yang relatif menjadi kawasan rawan longsor. Kawasan Rawan Banjir; Secara alamiah, pada umumnya banjir disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan di atas normal, sehingga sistim pengaliran air yang terdiri dari sungai dan anak sungai alamiah serta sistem saluran drainase dan kanal penampung banjir buatan tidak mampu menampung akumulasi air hujan sehingga meluap. Kemampuan/daya tampung sistem pengaliran air berkurang akibat sedimentasi, maupun penyempitan sungai akibat fenomena alam dan manusia. Secara umum pada sebuah sistem aliran sungai yang memiliki tingkat kemiringan (gradien) sungai yang relatif tinggi (lebih dari 30%) apabila di bagian hulunya terjadi hujan yang cukup lebat, maka potensi terjadinya banjir bandang relatif tinggi. Tingkat kemiringan sungai yang relatif curam ini dapat dikatakan sebagai faktor bakat atau bawaan. Sedangkan curah hujan adalah salah satu faktor pemicu. Penggundulan hutan di daerah tangkapan air hujan (catchment area) juga menyebabkan peningkatan debit banjir karena debit/pasokan air yang masuk ke dalam sistem pengaliran air menjadi tinggi sehingga melampaui kapasitas pengaliran dan menjadi pemicu terjadinya erosi pada lahan curam yang menyebabkan terjadinya sedimentasi di sistem pengaliran air dan wadah air lainnya. Disamping itu berkurangnya daerah resapan air juga berkontribusi atas meningkatnya debit banjir. Pada daerah permukiman dimana telah padat dengan bangunan sehingga tingkat resapan air kedalam tanah berkurang, jika terjadi hujan dengan curah hujan yang tinggi sebagian besar air akan menjadi aliran permukaan yang langsung masuk kedalam sistem pengaliran air sehingga kapasitasnya terlampaui dan mengakibatkan banjir. Perilaku manusia yang menimbulkan bencana banjir diantaranya kegiatan pembalakan kayu secara ilegal, proyek-proyek pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, perkebunan kopi skala besar, HPH, HTI, dan IPK yang tidak direncanakan dengan baik telah menyebabkan terjadinya banjir. Akibatnya, beberapa sungai dan anak sungai di Muaro Jambi di musim hujan sering menimbulkan banjir dan kekeringan di musim kemarau. Kendati demikian luasan kawasan banjir di Muaro Jambi tidaklah terlalu besar. IV - 52

53 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Penyebab utama dari banjir pada kawasan tersebut dapat disebabkan kerusakan kawasan tangkapan air, sehingga terjadi surface run off (limpasan) yang tinggi sehingga badan sungai tidak mampu menampung limpasan dan menggenang pada wilayah cekungan/datar. Meskipun demikian untuk kawasan banjir disekitar kawasan permukiman terutama disekitar bantaran sungai disebabkan karena daerah cekungan yang cukup luas, sehingga pada saat musim hujan juga terjadi genangan (banjir) yang luas. Secara kesluruhan desa-desa yang potensial terkena bahaya banjir adalah di Kecamatan Sekernan, Kec. Maro Sebo, Kumpeh Ulu dan Kecamatan Jambi Luar Kota. Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi; Secara langsung atau tidak langsung wilayah Kabupaten Muaro Jambi harus diwaspadai sebagai daerah bahaya gempa bumi. Kondisi geologi wilayah Kabupaten Muaro Jambi merupakan salahsatu variabel utama dalam menentukan tingkat kerawanan bencana di wilayah ini. Sistem patahan dan kondisi litologi merupakan media yang mampu menghantarkan gelombang gempa ke wilayah-wilayah di sekitar titik episentrum. Daerah-daerah yang harus diwaspadai terkait dengan bencana gempa bumi adalah daerah-daerah pada sisten patahan terutama pada daerah yang ditutupi oleh batuan yang bersifat lepas (unconsolidated), yang pada umumnya berumur Kuarter. Beberapa wilayah yang merupakan daerah resiko gempabumi di Kabupaten Muaro Jambi antara lain : 1. Daerah di sekitar zona patahan, seperti sekitar klawasan pegunungan, 2. Daerah pada sebaran litologi berupa aluvial dan batuan berumur Kuarter, 3. Daerah pemukiman padat penduduk, 4. Daerah dengan bangunan-bangunan semi permanen ataupun bangunan yang tidak tahan gempa, Pola Kawasan Budidaya A. Kawasan Hutan Produksi Terbatas Muaro Jambi mempunyai HPT yang saat ini tidak seluruhnya produktif dan sebagian mengalami kerusakan. Dinas Kehutanan dan PSDA Muaro Jambi dapat mengembangkan kedua program terebut, dengan prioritas utama program HTR pada HPT yang ada dalam beberapa tahun kedepan. Untuk itu akan dilakukan pemulihan dan pemanfaatan HPT melalui dua program hutan tanaman yaitu Hutan Tanaman Rakyat dan Hutan Desa. B. Kawasan Pertanian Pertanian Lahan Basah; Kabupaten Muaro Jambi memiliki potensi lahan sawah yang dapat dikembangkan sebagai kawasan pertanian sebagai kawasan yang beririgasi dalam kondisi yang baik, untuk dapat lebih dioptimalkan hasil produktifitasnya. Guna memenuhi mendukung kebutuhan konsumsi beras di wilayah Kabupaten Muaro Jambi maka lahan pertanian sawah yang ada untuk tetap dipertahankan serta dilakukan pengembangan dilahan pertanian lainnya. IV - 53

54 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Pertanian Lahan Kering; Secara eksisting jenis tanaman pertanian lahan kering yang bertumbuh di Muaro Jambi adalah jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang kedelai, kacang hijau dan kacang tanah. Jenis pertanian lahan kering ini dikembangkan pada lahan yang bersesuaian, baik berdasarkan peta kesesuaian lahan maupun fakta lapangan. Kegiatan ini diarahkan untuk diintensifkan di seluruh kecamatan. Mengingat letak geografis, maka Kumpeh dan Maro Sebo lebih diarahkan sebagai sentra produksi pertanian lahan kering skala kabupaten, yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan penduduk di dalam wilayah Kabupaten Muaro Jambi. Pertanian Hortikultura; ciri khas dari pertanian hortikultura ini adalah tanaman lahan kering yang bernilai ekonomi tinggi (Tejoyuwono, 1989), seperti sayur-sayuran. Komoditas pertanian hortikultura yang dapat dikembangkan di Muaro Jambi adalah kembang kol,kentang, kubis, wortel, labu siam, bawang daun, sawi, buncis dan cabe. Sebagian besar Mengingat karakteristik wilayah dan penduduk serta kesesuaian lahan yang ada, maka kawasan yang diarahkan sebagai kawasan pengembangan pertanian hortkultura dengan kawasan inti Kecamatan Kumpeh dan Kec. Maro Sebo. C. Kawasan Perkebunan Berdasarkan potensi (luas) komoditas perkebunan yang dikembangkan di Muaro Jambi terdapat 4 jenis komoditas yang mempunyai areal tanam yang paling luas, yaitu Kopi, Sawit dan Kelapa Dalam. Mengingat kondisi perkebunan sawit yang dominan memenuhi seluruh wilayah Kabupaten Maro Sebo maka perkebunan sawit tidak menjadi prioritas untuk dikembangkan. Oleh karena itu untuk tanaman perkebunan yang telah berkembang hanya ditingkatkan produktivitasnya. D. Kawasan Peternakan Berdasarkan rencana program Pemerintah kabupaten Muaro Jambi, pengembangan sentra peternakan akan dikembangkan sebagai berikut : Pengembangan sentra peternakan ternak besar (sapi dan kerbau) di Kecamatan Sungai Bahar, Kumpeh Ulu dan Maro Sebo. Pengembangan sentra peternakan ternak kecil (kambing & domba) di seluruh kecamatan di Muaro Jambi terutama kecamatan Jambi Luar Kota dan Kumpeh Pengembangan sentra peternakan unggas di Seluruh wilayah kecamatan. E. Kawasan Perikanan Budidaya Perikanan, Perikanan budidaya dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu budidaya tambak dan budidaya air tawar. Kriteria untuk kawasan pengembangan budidaya air tawar dan tambak adalah sebagai berikut : - Kelerengan lahan < 8 % - Persediaan air cukup - Jauh dari sumber pencemaran, baik pencemaran domestik maupun industri. - Kualitas air baik (memenuhi kriteria kualitas air untuk budidaya perikanan). IV - 54

55 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Memperhatikan luas lahan dan ketersediaan air dengan puluhan sungai yang ada, diperlukan adanya terobosan baru agar budidaya perikanan kolam, sungai dan danau lebih ditingkatkan. Namun untuk pengembangan budidaya perikanan darat di danau dan sungai sebaiknya dihindari penggunaan jaring apung/karamba. Pengalaman pada beberapa danau/waduk menunjukkan bahwa pencemaran danau/sungai dari pakan ikan membawa dampak buruk bahkan terhadap hasil produksi ikan itu sendiri. Dengan demikian sangat disarankan agar budidaya perikanan dikembangkan dalam bentuk kolam. Berkenaan dengan pengembangan terkini dari budidaya perikanan kolam, pendekatan minapolitan perlu dilakukan terutama di kawasan pertanian lahan basah (minapadi). Mengingat keterbatasan lahan untuk pengembangan usaha tani yang berbasis lahan (ekstensif), maka pengembangan kolam ikan bernilai ekonomi tinggi perlu ditumbuhkan pada kawasan-kawasan yang selama ini sudah menjadi sentra budidaya ikan, terutama di Kecamatan Kumpeh, Kumpeh Ulu dan Kecamatan Maro Sebo. Kawasan Pengolahan Ikan; pengolahan ikan atau industri perikanan (added value) masih belum berkembang di Muaro Jambi. Untuk itu perlunya transformasi struktur ekonomi masyarakat yang berbasis non lahan, maka usaha pengolahan ikan merupakan salah satu tumpuan peningkatan perekonomian masyarakat Muaro Jambi terutama di kawasan sepanjang aliran sungai. F. Kawasan Pertambangan Dalam mengelola usaha pertambangan, pemerintah menetapkan wilayah pertambangan (WP), yang terdiri dari wilayah usaha pertambangan (WUP), wilayah pertambangan rakyat (WPR) dan wilayah pencadangan negara (WPN). - Wilayah usaha pertambangan (WUP), adalah bagian dari wilayah pertambangan - (WP) yang telah memiliki ketersediaan data, potensi, dan/atau informasi geologi. - WUP ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui koordinasi dengan pemerintah provinsi. - Wilayah pertambangan rakyat (WPR), adalah bagian dari wilayah pertambangan - (WP) tempat dilakukannya usaha pertambangan rakyat. - WPR ditetapkan oleh bupati/walikota, sesuai pasal 21, UU nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan. Kriteria untuk menetapkan wilayah pertambangan rakyat (WPR) adalah : a. Mempunyai cadangan mineral sekunder yang terdapat di sungai dan/atau di antara tepi dan tepi sungai; b. Mempunyai cadangan primer logam atau batubara dengan kedalaman maksimal 25 (dua puluh lima) meter; c. Endapan teras, dataran banjir, dan endapan sungai purba; d. Luas maksimal wilayah pertambangan rakyat adalah 25 (dua puluh lima) hektare; e. Menyebutkan jenis komoditas yang akan ditambang; dan/atau f. Merupakan wilayah atau tempat kegiatan tambang rakyat yang sudah dikerjakan sekurang-kurangnya 15 (lima belas) tahun. Wilayah pencadangan negara (WPN), adalah bagian dari wilayah pertambangan (WP) IV - 55

56 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi yang dicadangkan untuk kepentingan strategis nasional. Penetapan wilayah pencadangan negara (WPN) dilakukan oleh pemerintah pusat dengan tetap memperhatikan aspirasi daerah sebagai daerah yang dicadangkan untuk komoditas tertentu dan daerah konservasi dalam rangka menjaga keseimbangan ekosistem dan lingkungan. WPN yang ditetapkan untuk komoditas tertentu dapat diusahakan sebagian luasnya, sedangkan WPN yang ditetapkan untuk konservasi ditentukan batasan waktunya. WPN yang diusakan sebagaian luasnya statusnya berubah menjadi wilayah usaha pertambangan khusus (WUPK). Perubahan status WPN menjadi WPUK dapat dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut : a. Pemenuhan bahan baku industri dan energi dalam negeri; b. Sumber devisa negara; c. Kondisi wilayah didasarkan pada keterbatasan sarana dan prasarana; d. Berpotensi untuk dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi; e. Daya dukung lingkungan; dan/atau f. Penggunaan teknologi tinggi dan modal investasi yang besar. Pada saat ini optimalisasi pertambangan di wilayah Kabupaten Muaro Jambi masih berupa potensi bahan galian strategis yaitu sumber daya alam non hayati berupa marmer, batu bara, batu gamping, bentonit, granit dan air raksa yang berpotensi untuk dieksploitasi. Untuk kegiatan pertambangan bahan galian yang berjalan terdapat di Kecamatan Sungai Bahar, Kecamatan Mestong dan Sungai Gelam Bahan Galian Strategis; yang termasuk kategori bahan galian strategis adalah emas, pasir besi dan bijih besi. Belum diperoleh data rinci tentang deposit emas yang terdapat di Kabupaten Muaro Jambi Pemanfaatan bahan strategis ini akan membuka lapangan kerja dan penghasilan yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Lokasi bahan galian harus memenuhi persyaratan dan ketentuanperundang-undangan yang berlaku, tentu hal ini perlu dikembangkan lebih lanjut dengan tetap memperhatikan lingkungan sekitar. Bahan Galian Vital; yang termasuk kategori bahan galian vital adalah perlit, granodiorit, obsidian, kaolin, batu gamping, lempung dan pasir kuarsa. Jenis batuan ini umumnya digunakan sebagai bahan dasar untuk industri. Muaro Jambi mempunyai potensi bahan galian vital yang tersebar merata di seluruh kecamatan. Bahan galian ini dapat saja dikelola (eksploitasi) dengan prioritas yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan tidak merusak lingkungan. Bahan Galian Konstruksi; merupakan jenis batuan yang kuat dan umum digunakan sebagai bahan dasar bangunan (konstruksi), seperti basalt, batu apung, pasir batu dan batu tembakak. Basalt dan Batu Apung banyak terdapat di kawasan perbukitan. Sedangkan pasir batu (sirtu) umumnya terdapat pada wilayah hilir sungai. Pemanfaatan bahan galian sudah pasti akan membawa dampak lingkungan. Oleh karena itu pemanfaatannya sebaiknya dibatasi untuk kebutuhan lokal sehingga tidak dieksploitasi secara berlebihan. Bahan Galian Sumber Energi; di Kabupaten Muaro Jambi terdapat dua jenis bahan galian IV - 56

57 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi sumber energi yaitu batu bara dan panas bumi. Batu bara masih berupa potensi deposit. Sedangkan panas bumi merupakan potensi yang paling besar yang diperkirakan dapat menghasilkan listrik. Kedua jenis bahan galian sumber energi ini dapat saja dimanfaatkan, namun jauh lebih penting untuk memprioritaskan pemanfaatan panas bumi. Pemanfaatan panas bumi sebagai sumber energi terbarui (alternatif) dapat menjadi solusi sumber daya listrik yang terbatas untuk mendukung kebijakan pemerintah daerah dalam pemerataan pelayanan energi diseluruh wilayah Kabupaten Muaro Jambi. G. Kawasan Industri Di Muaro Jambi hanya ada indusri kecil yang tersebar di kawasan perkotaan di Kecamatan Sekernana, Kecamatan Jambi Luar Kota dan Kumpeh Ulu. Mengingat semakin terbatasnya luas lahan untuk kegiatan usaha pertanian serta perlunya peningkatan SDM masyarakat, maka kegiatan industri yang berbasis agro perlu didorong pertumbuhannya. Oleh karena itu industri pengolahan hasil pertanian dan perkebunan perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan ekonomi kerakyatan. Agroindustri dapat dikembangkan dibeberapa kecamatan yang berdekatan dengan Kota Jambi, seperti di Kecamatan Jambi Luar Kota, Sekernan dan Mestong. Kegiatan industri yang dikembangkan dapat saja berupa industri kecil sampai sedang namun tetap berupa industri ramah lingkungan dan non polutan. H. Kawasan Pariwisata Menurut UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, pembangunan kepariwisataan dilakukan melalui pengembangan industri pariwisata, destinasi pariwisata, pemasaran dan kelembagaan pariwisata. Upaya pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Muaro Jambi ini juga tetap dikaitkan dengan daerah tujuan wisata (destinasi) provinsi Jambi yang dapat sebagai satu kesatuan destinasi wisata nasional sekaligus untuk menarik minat pengunjung, ditujukan terhadap wisatawan nusantara maupun mancanegara. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Pariwisata Budaya; Wisata budaya dalam bentuk situs Candi terdapat di Kecamatan Maro Sebo dan Komunitas Suku Anak Dalam di Kecamatan Mestong Sengeti sebagai ibukota pemerintahan dapat dijadikan pusat wisata budaya. Sementara itu untuk wisata lainnya berupa wisata alam yang dapat digabung dengan paket wisata terpadu di wilayah Provinsi Jambi, baik perjalanan wisata maupun wisata budaya yang bersifat sejarah dan atraksi budaya di wilayah Provinsi Jambi. Pariwisata Alam; jenis wisata ini merupakan andalan dari Muaro Jambi, salah satunya adalah ekowisata/wana wisata pada beberapa lokasi TN Berbak seperti play/camping ground dan lain-lain, arung jeram menikmati air terjun, mengarungi gua dan potensi wisata alam lain yang belum tergarap secara optimal. Strategi pengembangan wisata Muaro Jambi dapat dimulai dengan memadukan dengan IV - 57

58 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi kegiatan wisata yang diarahkan dalam kebijakan provinsi Jambi, dimana selanjutnya diperluas ke pariwisata budaya yang lebih spesifik yang menjadi ciri khas di wilayah Kabupaten Muaro Jambi. Untuk itu diperlukan dukungan promosi yang gencar, pembangunan infrastruktur, penguatan strategi pemasaran dan meningkatkan pelayanan wisatawan mulai dari informasi sampai fasilitas penunjang pada tiap-tiap kawasan wisata alam yang sudah ada. Pengembangan wisata alam lainnya dapat dilakukan seiring dengan penguatan dan pengembangan objek yang sudah ada. Pariwisata Buatan; Salah satu wisata buatan yang akan dikembangkan di Muaro Jambi adalah Taman Hutan di Kecamatan Jambi Luar Kota Pariwisata buatan boleh dikatakan bukan menjadi kekuatan dari pariwisata Muaro Jambi. Potensi yang dapat dioptimalkan adalah wisata yang basisnya tetap potensi alam dan bersifat alamiah. Pariwisata safari alam terbuka dan taman buru merupakan salah satu atraksi wisata yang berbasis alam yang dapat dikembangkan di Muaro Jambi. Potensi ini sudah mempunyai embrionya di Taman Nasional Berbak dan Taman Huitan raya di Kec. Mestong Tabel IV.2 Nama dan Lokasi Wisata di Kabupaten Muaro Jambi Kecamatan Nama Obyek Wisata Jenis Wisata 1. Mestong Taman Hutan Raya dan Hutan Wisata Penangkaran Buaya Upacara Adat Seni Pertunjukan Taman pemancingan Perkebunan Pertanian Tan. Pangan Kehidupan Suku Anak Dalam 2. Sungai Bahar 3. Kumpeh Ulu Seni Pertunjukan Perkebunan Kehidupan Suku Anak Dalam Danau Arang-arang Sungai Makam Kuno (Selaras Pinang Masak, Orang Kayo Gemuk, Orang Kayo Pedataran) Kerajinan Desa Perkebunan Perikanan Peternakan Pertanian Tan. Pangan Taman Wisata (Taman Hiburan ACI) Bumi Perkemahan Pemuda dan BBAT Perkebunan Buah-buahan PT BHG 4.. Kumpeh Sungai Seni Pertunjukan Perkebunan Perikanan Pertanian Tan. Pangan Peternakan 5. Maro Sebo Koplek Percandian Muaro Jambi Perkebunan Duku, Durian, Jeruk Bali Wisata Buru Museum Wisata Alam Wisata Alam Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Alam Wisata Agro Wisata Agro Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Agro Wisata Budaya Wisata Alam Wisata Alam Wisata Sejarah Wisata Budaya Wisata Agro Wisata Agro Wisata Agro Wisata Agro Wisata Buatan Wisata Alam Wisata Agro Wisata Alam Wisata Budaya Wisata Agro Wisata Agro Wisata Agro Wisata Agro Wisata Budaya/ Sejarah Wisata Agro Wisata Alam Wisata Budaya IV - 58

59 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Peninggalan Sejarah Upacara Adat Seni Pertunjukan Desa Kerajinan Bekarang Ikan Kehidupan Suku Anak Dalam Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Budaya 6. Jambi Luar Kota Taman Setiti Indah Sungai Wisata Buru Peninggalan Sejarah Candi Pematang Jering Seni Pertunjukan Taman Pemancingan Perkebunan Perikanan Pertanian Tan. Pangan Peternakan Upacara Adat Turun ke Sawah Kehidupan Suku Anak Dalam 7. Sekernan Sungai Wisata Buru Upacara Adat (Ngantar Kembang ke Kuburan) Seni Pertunjukan Perkebunan Pertanian Tan. Pangan Peternakan Wisata Buatan Wisata Alam Wisata Alam Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Alam Wisata Agro Wisata Agro Wisata Agro Wisata Agro Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Alam Wisata Alam Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Agro Wisata Agro Wisata Agro 8. Sungai Gelam Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Muaro Jambi I. Kawasan Permukiman Permukiman Perkotaan; pertumbuhan kawasan perkotaan di Muaro Jambi akan mempunyai ciri kawasan permukiman perkotaan pada kawasan sekitar perbatasan dengan Kota Jambi dan sepanjang koridor Kota Jambi dan Sengeti sebagai Ibukota Kabupaten Muaro Jambi. Secara fungsional Kota Sengeti adalah sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan dan budaya. Sedangkan permukiman sekitar perbatasan kota Jambi sebagai kawasan perkotaan hinterland dari Kota Jambi dan Kota Sengeti dengan fungsi utama kegiatan berbasis perdagangan dan jasa serta akan menjadi pusat kegiatan agro industri. Kawasan perkotaan yang akan cenderung berkembang tersebut berada di wilayah Kecamatan Jambi Luar Kota, Sekernana dan Kumnpeh Ulu. Permukiman Perdesaan; Umumnya ciri permukiman perdesaan adalah berupa bangunan rumah tradisional, umumnya berkondisi semi permanen, KDB rendah, MCK diluar rumah dan sebagian besar menggunakan sumur (air tanah) sebagai sumber air minum dan belum mendapat aliran listrik. Ciri permukiman bersifat mengelompok dan tersebar secara sporadis. Memperhatikan kondisi faktual lapangan pola pembangunan permukiman di Muaro Jambi umumnya membentuk pola pita (ribbon) memanjang mengikuti pola perkembangan pembangunan jalan. Hal ini mudah dilihat, terutama dari Pudsak sampai Tanjung di Kecamatan Kumpeh, serta di sekitar Kecamatan Mestong, Sungai Bahar, dan Sungai Gelam yang merupakan konsentrasi utama permukiman penduduk wilayah perdesaan di Muaro Jambi. IV - 59

60 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Pembangunan permukiman perdesaan di Muaro Jambi memang belum padat dan menimbulkan masalah. Selanjutnya pola pembangunan permukiman dikembangkan sedemikian rupa sehingga aman, efektif, efisien dan sehat serta tersedia fasilitas umum/sosial yang menjadi kebutuhan masyarakat lokal. Berdasarkan rencana pola ruang diatas, pola ruang Muaro Jambi dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu : 1. Pola Ruang Kawasan Lindung 2. Pola Ruang Kawasan Budiddaya 3. Diantara kedua jenis rencana pola ruang tesrebut juga dipetakan beberapa kawasan yang berhimpit dengan kedua pola ruang diatas, yaitu : kawasan perkotaan Sengeti (Kawasan Koridor Sengeti Kota Jambi) Berikut disampaikan luasan dari masing-masing kawasan rencana pola ruang dan peta rencana pola ruang kawasan Kabupaten Muaro Jambi. Tabel IV.3 Pola Ruang Kabupaten Muaro Jambi 2030 NO. POLA RUANG LUAS (Ha) 1. Permukiman ,82 2. Perkebunan ,22 3. Pertanian Lahan Kering ,53 4. Pertanian Lahan Basah 2.454,62 5. Pariwisata 792,39 6. Hutan Produksi ,68 7. Hutan Produksi Terbatas ,21 8. Hutan Suaka Alam dan Wisata ,88 9. Hutan Lindung Gambut , Cagar Budaya 200, Sungai dan Sempadan Sungai 5.721,59 KAB. MUARO JAMBI ,00 Sumber : Hasil 2010 IV - 60

61 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Gambar 4.1 Peta Pola Ruang Kabupaten Muaro Jambi V - 61

62 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi V - 62

63 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi BAB 5 RENCANA KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN MUARO JAMBI 5.1 DASAR PERUMUSAN RENCANA KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN Fungsi, Dasar dan Kriteria Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Kawasan strategis wilayah kabupaten merupakan wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan. Penentuan kawasan strategis kabupaten lebih bersifat indikatif. Batasan fisik kawasan strategis kabupaten akan ditetapkan lebih lanjut di dalam rencana tata ruang kawasan strategis. A. Kawasan strategis kabupaten berfungsi : 1. Mengembangkan, melestarikan, melindungi,dan/atau mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan yang bersangkutan dalam mendukung penataan ruang wilayah kota; 2. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten yang dinilai mempunyai pengaruh sangat penting terhadap wilayah kabupaten bersangkutan; 3. Untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa terakomodasi di dalam rencana struktur dan rencana pola ruang; 4. Sebagai pertimbangan dalam penyusunan indikasi program utama RTRW kabupaten; dan 5. Sebagai dasar penyusunan rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten. B. Kawasan strategis wilayah kabupaten ditetapkan berdasarkan: 1. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten; 2. Nilai strategis dari aspek-aspek eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi penanganan kawasan; 3. Kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan terhadap tingkat kestrategisan nilai ekonomi, sosial budaya dan lingkungan pada kawasan yang akan ditetapkan; 4. Daya dukung dan daya tampung wilayah kabupaten; 5. Ketentuan peraturan perundang-undangan. C. Kawasan strategis wilayah kabupaten ditetapkan dengan kriteria : 1. Memperhatikan faktor-faktor di dalam tatanan ruang wilayah kabupaten yang memiliki kekhususan; 2. Memperhatikan kawasan strategis nasional dan kawasan strategis wilayah provinsi yang ada di wilayah kabupaten; 3. Dapat berhimpitan dengan kawasan strategis nasional, namun harus memiliki kepentingan/kekhususan yang berbeda serta harus ada pembagian kewenangan V - 63

64 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota yang jelas; 4. Merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten yaitu merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki : a. potensi ekonomi cepat tumbuh; b. sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi; c. potensi ekspor; d. dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi; e. kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi; f. fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan; g. fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi; atau h. kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di dalam wilayah kabupaten; 5. Merupakan kawasan budi daya maupun kawasan lindung yang memiliki nilai strategis sosial budaya di wilayah kabupaten, antara lain kawasan yang merupakan: a. tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya; b. prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya; c. aset yang harus dilindungi dan dilestarikan; d. tempat perlindungan peninggalan budaya; e. tempat yang memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya; atau f. tempat yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial. 6. Merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi di wilayah kabupaten, antara lain kawasan yang memiliki : a. peruntukan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategi, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir; b. sumber daya alam strategis; c. fungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa; d. fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir; atau e. fungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis. 7. Merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, antara lain merupakan kawasan : a. tempat perlindungan keanekaragaman hayati; b. kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan; V - 64

65 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi c. kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian; c. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro; d. kawasan yang menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup; e. kawasan rawan bencana alam; atau f. kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan. 8. Merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis lainnya yang sesuai dengan kepentingan pembangunan spasial wilayah kabupaten; dan 9. Untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa terakomodasi dalam rencana struktur ruang dan rencana pola ruang. Penetapan kawasan strategis harus didukung oleh tujuan tertentu daerah sesuai pertimbangan aspek strategis masing-masing kabupaten. Kawasan strategis yang ada di kabupaten memiliki peluang sebagai kawasan strategis nasional dan provinsi. Penetapan kawasan strategis kabupaten didasarkan pada kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan Kebijakan Kawasan Strategis Nasional dan Provinsi Jambi Kebijakan strategis dapat ditetapkan oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi ataupun pemerintah daerah. Untuk selanjutnya kawasan strategis dapat menjadi kawasan potensial unggulan bagi wilayah Kabuapten Muaro Jambi. Berdasarkan RTRW Provinsi Jambi bahwa kebijakan strategis yang ditetapkan di Kabupaten Muaro Jambi adalah : 1. Kawasan Taman Nasional Berbak (TN-Berbak) 2. Kawasan Strategis Koridor Sengeti Kota Jambi 3. Kawasan Strategis Muara Bulian Kota Jambi Lihat Gambar POTENSI KAWASAN STRATEGIS MUARO JAMBI Untuk menetapkan kawasan-kawasan strategis diatas yang juga dapat sebagai kawasan potensial perlu dilakukan analisa berdasarkan kriteria kawasan strategis yang sudah ditetapkan. Isu wilayah pembangunan di Kabupaten Muaro Jambi dilakukan untuk mengatasi permasalahan penyelengaraan pembangunan, dimana hal yang berkaitan dengan fungsi penataan ruang adalah sebagai berikut : a. Masih rendahnya tingkat layanan infrastruktur wilayah. b. Belum memadainya prasarana jalan. c. Terbatasnya penataan sarana dan prasarana perdagangan pada pusat-pusat pelayanan. V - 65

66 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi d. Belum berkembangnya sentra produksi komoditas unggulan pertanian dan peternakan. e. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana penunjang peningkatan produksi pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan dan perikanan. f. Belum optimalnya pemanfaatan sumber daya perikanan, Daerah Aliran Sungai dan perairan umum. g. Terus menurunnya kondisi hutan di Kabupaten Muaro Jambi. h. Maraknya kegiatan pertambangan rakyat yang kurang memperhatikan aspek lingkungan. i. Pencemaran air yang diakibatkan pembuangan limbah pasar dan limbah rumah tangga ke aliran sungai semakin meningkat. j. Rendahnya infrastruktur dan fasilitas umum permukiman baik di perkotaan maupun perdesaan. k. Kurang optimalnya tingkat layanan jaringan irigasi. l. Belum keseluruhan kondisi jalan baik terutama di wilayah perdesaan. m. Terbatasnya sarana dan prasarana kesehatan n. Kurangnya pengelolaan potensi wisata dan budaya daerah. o. Masih kurangnya sarana dan prasarana pendidikan. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dipahami beberapa potensi isu strategis yang ditetapkan di Kabupaten Muaro Jambi adalah sebagai berikut : 1. Mempertahankan fungsi kawasan lindung dan taman nasional 2. Meningkatkan peranan kota-kota pusat pelayanan wilayah 3. Mempertahankan dan menjaga kelestarian cagar budaya 4. Menciptakan kawasan-kawasan cepat tumbuh yang mendukung perkembangan ekonomi wilayah seperti kawasan agropolitan maupun agro industri Seleksi kawasan potensial untuk menjadi Kawasan Strategis Kabupaten dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel V.1 Seleksi Kawasan Strategis Kabupaten Muaro Jambi No KRITERIA KAWASAN STARTEGIS KAWASAN POTENSIAL KABUPATEN Memiliki Nilai Startegis Ekonomi a. Potensi Ekonomi Cepat Tumbuh * * b. Sektor unggulan yang dapat menggerakan pertumbuhan ekonomi * * c. Potensi eskpor * d. Dukungan jaringan prsarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi * * * e. Kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi * * f. Fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan energi * * g. Fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi * * V - 66

67 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi No KRITERIA KAWASAN STARTEGIS KAWASAN POTENSIAL KABUPATEN h. Kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di dalam wilayah Kabupaten * * * * 2. Memiliki Nilai Strategis Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan/atau Teknologi Tinggi a. Peruntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategi, pengembangan antariksa serta tenaga atom dan nuklir b. Sumber daya alam strategis * c. Fungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa d. Fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir e. Fungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis 3. Memiliki Nilai Strategis Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup a. Tempat perlindungan keanekaragaman hayati * * * b. Kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan * * punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan c. Kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yg setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian * * d. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro * * * e. Kawasan yang menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup * * f. Kawasan rawan bencana alam * * * * g. Kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan hidup * Keterangan : 1= TN-Berbak, 2 = Koridor Sengeti-Kota Jambi, 3 = Cagar Alam dan Budaya 4 = Koridor Muara Bulian-Jambi 5 = Kaw Agropolitan/AgroIndustri 6 = Pusat Pelayanan Wilayah 5.3 RENCANA KAWASAN STRATEGIS MUARO JAMBI Dari matriks di atas terlihat bahwa untuk kawasan strategis kabupaten dapat diusulkan kawasan berikut : 1. Kawasan Taman Nasional Berbak 2. Koridor Sengeti Kota Jambi 3. Pengembangan Kawasan Agropolitan/Agroindutri terutama di Kecamatan Maro Sebo, Kumpeh Ulu dan Sungai Gelam 4. Kawasan Cagar Budaya Muaro Jambi di Kecamatan Maro Sebo V - 67

68 Revisi Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Gambar 3.1 Peta Kawasan Strategis Kabupaten Muaro Jambi 2030 VI - 68

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS Pembangunan yang diprioritaskan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang mendesak yang memberikan dampak luas bagi masyarakat, sebagai berikut : 8.1. Indikasi Program

Lebih terperinci

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN 2009-2014 No AGENDA PROGRAM Pagu Indikatif Tahunan dan Satu Tahun Transisi (%) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Meningkatkan Kualitas

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Kebijakan Umum adalah arahan strategis yang berfungsi sebagai penunjuk arah pembangunan Kabupaten Timor Tengah Selatan untuk jangka panjang. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN Upaya untuk mewujudkan tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan dari setiap misi daerah Kabupaten Sumba Barat

Lebih terperinci

REKAPITULASI HASIL EVALUASI KESELARASAN PROGRAM DALAM DOKUMEN PERENCANAAN TAHUN ANGGARAN 2016

REKAPITULASI HASIL EVALUASI KESELARASAN PROGRAM DALAM DOKUMEN PERENCANAAN TAHUN ANGGARAN 2016 REKAPITULASI HASIL EVALUASI PROGRAM PERENCANAAN TAHUN ANGGARAN 2016 KETERSEDIAAN RPJMD RKPD 1 01 15 Program Pendidikan Anak Usia Dini 1 1 1 1 1 1 1 1 01 16 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan

Lebih terperinci

Anggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , ,

Anggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , , Anggaran (Sebelum 21 Program Pengadaan, Peningkatan Sarana Dan 4.654.875.000,00 18.759.324.259,00 15.731.681.490,00 83,86 Prasarana Rumah Sakit 22 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rumah 39.808.727.000,00

Lebih terperinci

REKAPITULASI ANGGARAN DAN REALISASI BERDASARKAN MISI PEMBANGUNAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012

REKAPITULASI ANGGARAN DAN REALISASI BERDASARKAN MISI PEMBANGUNAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 Misi 1 163 358,829,768,129 302,555,469,461 84.32% Urusan Pendidikan 79 233,617,961,655 200,628,537,308 85.88% 1 Program Pendidikan Anak Usia Dini 5 1,300,000,000 1,275,743,850 98.13% 2 Program Wajib Belajar

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana program dan kegiatan Prioritas Dearah Tahun 2013 yang dituangkan dalam Bab V, adalah merupakan formulasi dari rangkaian pembahasan substansi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI DAN PROGRAM TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI DAN PROGRAM TAHUN ANGGARAN 2014 LAMPIRAN I.5. : PERATURAN DAERAH BANYUWANGI NOMOR : 04 Tahun 2015 TANGGAL : 22 JULI 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Visi Kabupaten Sleman adalah Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih sejahtera, mandiri, berbudaya dan terintegrasinya sistem e-government menuju smart

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Menurunnya angka 1 Angka Kemiskinan (%) 10-10,22 kemiskinan 2 Pendapatan per kapita

Lebih terperinci

SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar Indikator Kinerja

SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar Indikator Kinerja NO NAMA SKPD HALAMAN 1 SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar 2 2 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Denpasar 3 3 SKPD : RSUD Wangaya Kota Denpasar 4 4 SKPD : Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH A. KEBIJAKAN UMUM Pembangunan Daerah harus didasarkan pada sasaran tertentu yang hendak dicapai; untuk itu, kebijakan yang dibuat dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

DAFTAR PRIORITAS DAERAH DAN SASARAN KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2015

DAFTAR PRIORITAS DAERAH DAN SASARAN KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2015 DAFTAR PRIORITAS DAERAH DAN SASARAN KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2015 No Prioritas Daerah Sasaran Program SKPD 1 Peningkatan Mutu Pendidikan - Meningkatnya pemerataan dan kualitas pendidikan anak usia sekolah

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB V I I I 1 BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Pada bab ini diuraikan hubungan urusan pemerintah dengan Perangkat Daerah terkait beserta program yang menjadi tanggungjawab

Lebih terperinci

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Pada bab ini akan disampaikan seluruh program dalam RPJMK Aceh Tamiang Tahun 2013-2017, baik yang bersifat Program Unggulan maupun program dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

Dinas Kesehatan balita 4 Program Perencanaan Penanggulangan

Dinas Kesehatan balita 4 Program Perencanaan Penanggulangan 1 Menanggulangi kemiskinan secara 1 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan terpadu dan berkelanjutan Sembilan Tahun 2 Program pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin, RSUD Dr. Soeroto 3 Program

Lebih terperinci

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Perumusan Kebutuhan Pendanaan dalam perencanaan jangka menengah ini berlandaskan kaidah Budget follows Program. Selaras dengan penganggaran

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Pada Tahun 2014, rencana program dan kegiatan prioritas daerah adalah: Program indikatif prioritas daerah 1 : Agama dan syariat islam. 1. Program Peningkatan

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1. INDIKASI DAN PROGRAM PRIORITAS Program prioritas perlu ditetapkan untuk mengarahkan pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan yang

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Optimalisasi peran dan fungsi Persentase produk hukum kelembagaan pemerintah daerah daerah ditindaklanjuti

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Pada dasarnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banggai Kepulauan tahun 2011-2016 diarahkan untuk menjadi

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 - PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KaT A BLITAR KOTABUTAR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan akuntabel serta berorientasi pada

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Untuk mewujudkan misi pembangunan daerah Kabupaten Sintang yang selaras dengan strategi kebijakan, maka dibutuhkan adanya kebijakan umum dan program

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 2 3 4 1 Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan 1. Jumlah rumah ibadah yang difasilitasi 400 jumlah kegiatan

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 65.095.787.348 29.550.471.790 13.569.606.845 2.844.103.829 111.059.969.812 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 64.772.302.460

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 66.583.925.475 29.611.683.617 8.624.554.612 766.706.038 105.586.869.742 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 66.571.946.166

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 6.1. STRATEGI Untuk mewujudkan visi dan misi daerah Kabupaten Tojo Una-una lima tahun ke depan, strategi dan arah

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH. 1. Menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan;

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH. 1. Menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan; BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH VII.1 Program Pembangunan Daerah Berdasarkan visi, misi serta tujuan yang telah ditetapkan, maka upaya pencapaiannya dijabarkan secara sistematik melalui

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1. KEBIJAKAN UMUM Kebijakan umum adalah arah/tindakan yang ditetapkan oleh Instansi Pemerintah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Kebijakan pada

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN A. Indikasi Rencana Program Prioritas RPJMD Kabupaten Pati tahun 2012 2017 merupakan penjabaran dari RPJPD Kabupaten Pati Tahun

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1. KEBIJAKAN UMUM Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan adanya pembagian/klasifikasi urusan pemerintahan yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Jalan RE. Martadinata N0.1 Bangkalan

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Jalan RE. Martadinata N0.1 Bangkalan PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Jalan RE. Martadinata N0.1 Bangkalan DAFTAR INFORMASI PUBLIK PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2017 URUSAN WAJIB PELAYANAN DASAR PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Berdasarkan strategi pembangunan daerah yang telah ditetapkan, dirumuskan kebijakan umum dan program-program pembangunan yang akan dilaksanakan, disertai

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013 BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN Prioritas pembangunan Kabupaten Lingga Tahun diselaraskan dengan pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan sesuai dengan amanat dari Peraturan

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Perumusan Kebutuhan Pendanaan dalam perencanaan jangka menengah ini berlandaskan kaidah Budget follows Program. Selaras dengan penganggaran

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum B. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi 3. Status Pembangunan Manusia 4. Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang II. Dasar Hukum III. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Gambaran Umum Demografis 3. Kondisi Ekonomi BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar Hukum 1.3. Gambaran Umum 1.3.1. Kondisi Geografis Daerah 1.3.2. Gambaran Umum Demografis 1.3.3.

Lebih terperinci

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan serta pencapaian target-target pembangunan pada tahun 2016, maka disusun berbagai program prioritas yang

Lebih terperinci

KEPALA DINAS. Subbagian Perencanaan Program. Bidang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus. Seksi. Kurikulum dan Pembelajaran

KEPALA DINAS. Subbagian Perencanaan Program. Bidang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus. Seksi. Kurikulum dan Pembelajaran DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI RIAU 1 : PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU PAUD dan Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Non

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jambi yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 54

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jambi yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 54 BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 1V. 1 Gambaran Umum Daerah Muaro Jambi Kabupaten Muaro Jambi merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jambi yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH - 125 - BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Tujuan dan sasaran yang telah dirumuskan untuk mencapai Visi dan Misi selanjutnya dipertegas melalui strategi pembangunan daerah yang akan

Lebih terperinci

BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1 PEDOMAN TRANSISI Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Demak Tahun 2011-2016 merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum... 1 B. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis dan Demografis... 4 2. Perkembangan Indikator Pembangunan Jawa Barat...

Lebih terperinci

REKAPITULASI REALISASI PER PROGRAM BELANJA LANGSUNG APBD KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2014

REKAPITULASI REALISASI PER PROGRAM BELANJA LANGSUNG APBD KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2014 REKAPITULASI REALISASI PER PROGRAM BELANJA LANGSUNG APBD KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2014 BULAN : NOPEMBER 2014 NO 1 DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA OLAHRAGA, PARIWISATA DAN 46.877.699.625,00 82,74 20.845.634.092,00

Lebih terperinci

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi dan misi yang telah dirumuskan dan dijelaskan tujuan serta sasarannya perlu dipertegas tentang upaya atau cara untuk mencapai tujuan dan sasaran misi tersebut melalui

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Lampiran PK NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (1) (2) (3) (4) 1. 2. 3. Terwujudnya masyarakat yang toleran, rukun dan damai

Lebih terperinci

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO 1 VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO V I S I Riau Yang Lebih Maju, Berdaya Saing, Berbudaya Melayu, Berintegritas dan Berwawasan Lingkungan Untuk Masyarakat yang Sejahtera serta Berkeadilan

Lebih terperinci

(19) Peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah; (20) Peningkatan pelayanan kedinasan Bupati/Wakil Bupati; (21) Pengembangan budaya baca d

(19) Peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah; (20) Peningkatan pelayanan kedinasan Bupati/Wakil Bupati; (21) Pengembangan budaya baca d BAB VII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Berdasarkan isu-isu strategis, visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih, serta kebijakan umum pemerintah daerah Kabupaten Polewali Mandar maka dirumuskan agenda,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2009 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DAFTAR PROGRAM (KEGIATAN) SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN 2014

DAFTAR PROGRAM (KEGIATAN) SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN 2014 DAFTAR PROGRAM (KEGIATAN) SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN 2014 NO SATUAN KERJA KODE REKENING PROGRAM PAGU ANGGARAN 1 DISDIKPORA 1.1.1 101.1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Lebih terperinci

BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana Program dan kegiatan untuk Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015 yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah selain Program Pelayanan

Lebih terperinci

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional Bab II Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG 2.1.1 Tinjauan Penataan Ruang Nasional Tujuan Umum Penataan Ruang; sesuai dengan amanah UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 tujuan penataan

Lebih terperinci

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016 Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi Jambi, 31 Mei 2016 SUMBER PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Jambi pada Februari 2015 sebesar 4,66

Lebih terperinci

Tabel 3.1. Matrik Prioritas Pembangunan Kota Tahun 2008

Tabel 3.1. Matrik Prioritas Pembangunan Kota Tahun 2008 Tabel 3.1. Matrik Prioritas Pembangunan Kota Tahun 2008 NO. PRIORITAS PEMBANGUNAN KOTA SASARAN 1. Percepatan Pembangunan Wilayah Lingkar Luar dan Penanggulangan Kemiskinan - Terwujudnya keseimbangan pertumbuhan

Lebih terperinci

TABEL 3.2 MATRIKS PRIORITAS PEMBANGUNAN

TABEL 3.2 MATRIKS PRIORITAS PEMBANGUNAN TABEL 3.2 MATRIKS NO 1. Pemantapan Ketahanan Pangan dan Nilai Tambah Produk Pertanian 1 Peningkatan peluang usaha dibidang agribisnis 2 Peningkatan ketahanan pangan pertanian 3 Peningkatan sarana dan prasarana

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 66.396.506.021 27.495.554.957 7.892.014.873 639.818.161 102.423.894.012 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 66.384.518.779

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 INDIKASI DAN RENCANA PROGRAM UNTUK MEWUJUDKAN MISI SATU Dalam upaya mewujudkan Misi satu: Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui

Lebih terperinci

BAB I RENCANA KERJA TAHUN 2016

BAB I RENCANA KERJA TAHUN 2016 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I RENCANA KERJA TAHUN 2016 1. TUJUAN DAN

Lebih terperinci

KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS SUB BAGIAN KEUANGAN DAN PROGRAM SUB BAGIAN UMUM BIDANG PENDAFTARAN BIDANG PENETAPAN

KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS SUB BAGIAN KEUANGAN DAN PROGRAM SUB BAGIAN UMUM BIDANG PENDAFTARAN BIDANG PENETAPAN BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL DINAS PENDAPATAN DAERAH NOMOR : 22 TAHUN 2005 PENDAFTARAN PENETAPAN PEMBUKUAN PENAGIHAN PENDAFTARAN DAN PENYULUHAN PERHITUNGAN

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BIMA

RENCANA KINERJA TAHUNAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BIMA RENCANA KINERJA TAHUNAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BIMA Sasaran Strategis 1. Terwujudnya peningkatan sosial keagamaan 2. Terwujudnya peningkatan pengamalan nilai-nilai religius dalam masyarakat 3. Meningkatnya

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

LAMPIRAN 1 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT LAMPIRAN 1 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT Sasaran Indikator Kinerja Utama Satuan TARGET PROGRAM PEMBANGUNAN ANGGARAN Meningkatnya Ketahanan Ekonomi Keluarga Terwujudnya

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011 BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011 Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan tahun 2009, maka disusunlah prioritas pembangunan Kota Banda Aceh yang sesuai dengan kedudukan

Lebih terperinci

Lampiran 6. Menteri Keuangan RI DAFTAR BIDANG DAN PROGRAM. Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 13/PMK.06/2005 URAIAN BIDANG DAN PROGRAM

Lampiran 6. Menteri Keuangan RI DAFTAR BIDANG DAN PROGRAM. Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 13/PMK.06/2005 URAIAN BIDANG DAN PROGRAM 6 KODE POLITIK DAFTAR BIDANG DAN PROGRAM URAIAN BIDANG DAN PROGRAM 01 01 Program Penyempurnaan dan Penguatan Kelembagaan Politik 01 02 Program Peningkatan Kapasitas Poltik dan Hubungan Luar Negeri 01 03

Lebih terperinci

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N Assalamu alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena pada tanggal 29 Desember 2016 Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016 tentang

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Dalam menjabarkan dan mengimplementasikan Visi dan Misi Pembangunan Kota Banjar Tahun 2014-2018 ke dalam pilihan program prioritas di masing-masing

Lebih terperinci

BAB V RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana program dan kegiatan prioritas merupakan uraian rinci yang menjelaskan nama program, nama kegiatan, indikator keluaran (output) kegiatan

Lebih terperinci

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan.... DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Gambar Daftar Grafik i ii vii viii Bab I Pendahuluan. 1.1. Dasar Hukum..... 1.2. Profil Wilayah Kabupaten Sijunjung... 1.2.1 Kondisi Fisik

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2010 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2010 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 70.623.211.429 31.273.319.583 8.012.737.962 316.844.352 110.226.113.326 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 70.609.451.524

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : DR.

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN 3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN Manajemen pembangunan berbasis kinerja mengandaikan bahwa fokus dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan program/ kegiatan yang sudah direncanakan. Esensi dari manajemen

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUNGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BUNGO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

S A L I N A N LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 21 TAHUN 2016

S A L I N A N LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 21 TAHUN 2016 DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (TIPE A) LAMPIRAN I NOMOR 21 TAHUN 2016 LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH TENTANG NOMOR : PERENCANAAN, DAN BMD PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN PEMBINAAN SMA PEMBINAAN SMK PEMBINAAN

Lebih terperinci

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaiman pemerintah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Dengan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2008 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 5TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi merupakan usaha-usaha untuk mewujudkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Adapun strategi pencapaian tujuan dan sasaran Pemerintah Kabupaten Lamongan diwujudkan

Lebih terperinci

BUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS - DINAS DAERAH KABUPATEN SIGI

BUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS - DINAS DAERAH KABUPATEN SIGI BUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS - DINAS DAERAH KABUPATEN SIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIGI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 7 2012 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N Assalamu alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena pada tanggal 30 Desember 2013 Peraturan Daerah Nomor 23 Tahun 2013 tentang

Lebih terperinci

D I N A S SEKRETARIAT BUPATI SERANG, Cap/Ttd A. TAUFIK NURIMAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL U P T D BIDANG PELAYANAN KESEHATAN

D I N A S SEKRETARIAT BUPATI SERANG, Cap/Ttd A. TAUFIK NURIMAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL U P T D BIDANG PELAYANAN KESEHATAN BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG Nomor : 9 Tahun 2008 PROGRAM DAN EVALUASI PROMOSI KESEHATAN PELAYANAN KESEHATAN KESEHATAN KELUARGA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16 ayat (2) Undangundang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang perlu

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PEMERINTAH KABUPATEN POSO 1 PEMERINTAH KABUPATEN POSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POSO NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POSO, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GARUT NOMOR 23 TAHUN 2008 SUB BAGIAN UMUM SEKSI

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GARUT NOMOR 23 TAHUN 2008 SUB BAGIAN UMUM SEKSI BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GARUT NOMOR 23 TAHUN 2008 KELOMPOK JABATAN TK/SD PENDIDIKAN MENENGAH PENDIDIKAN NON FORMAL PMPTK PENGOLAHAN

Lebih terperinci