TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Perkembangan Komunikasi Pembangunan
|
|
- Hadi Indradjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 7 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Perkembangan Komunikasi Pembangunan Komunikasi menurut Rogers dan Shoemaker (1971) adalah suatu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku. Menurut William I. Gorden, Judy C.Pearson dan Pail E. Nelson yang dikutip oleh Tubbs dan Moss (2009) menyatakan bahwa komunikasi sebagai kegiatan yang selalu ditandai dengan tindakan, pertukaran, perubahan dan perpindahan terhadap pemaknaan isi pesan dengan implikasi terbangunnya hubungan-hubungan. Menurut Tubbs dan Moss (2009) sendiri menganggap komunikasi adalah proses pembentukan makna di antara dua orang atau lebih. Menurut Mulyana (2000) terdapat tiga kerangka pemahaman mengenai komunikasi, yakni komunikasi sebagai tindakan, komunikasi sebagai interaksi dan komunikasi sebagai transaksi, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi dimaknai sebagai sebuah proses, peristiwa dan tindakan mempengaruhi melalui pesan atau makna secara sengaja. Pengertian komunikasi yang sederhana ialah suatu proses untuk mengurangi ketidakpastian dengan jalan berbagi tanda-tanda informasi (Shannon dan Weaver, 1949; Schramm, 1973 dalam Jahi, 1988). Pembangunan menurut Inayatullah (1976) yang dikutip oleh Dilla (2007) merupakan perubahan menuju pola-pola masyarakat yang lebih baik dengan nilai-nilai kemanusiaan yang memungkinkan suatu masyarakat mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap lingkungan dan tujuan politiknya, juga memungkinkan warganya memperoleh kontrol yang lebih terhadap diri mereka sendiri. Menurut Rogers dan Shoemaker (1971) pembangunan sebagai suatu jenis perubahan sosial, di mana ideide baru diperkenalkan pada suatu sistem sosial untuk menghasilkan pendapatan per kapita dan tingkat kehidupan yang lebih tinggi melalui metode produksi yang lebih modern dan organisasi sosial yang lebih baik. Artinya, pembangunan adalah modernisasi pada tingkat sistem sosial. Selanjutnya, Dissaynake (1984) yang dikutip oleh Dilla (2007) mendefinisikan pembangunan sebagai proses perubahan sosial yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup dari seluruh atau mayoritas masyarakat tanpa merusak lingkungan alam dan kultural tempat mereka berada dan berusaha melibatkan sebanyak mungkin anggota masyarakat dalam usaha ini dan menjadikan mereka penentu dari tujuan mereka sendiri. Pembangunan dalam arti yang sangat sederhana diungkapkan oleh Haryadi (2001) yang dikutip oleh Dilla (2007) sebagai perubahan yang terencana dari kondisi tidak baik menuju kondisi baik.
2 8 Komunikasi pembangunan dalam arti sempit adalah segala upaya, cara dan teknik penyampaian gagasan dan keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan kepada masyarakat yang menjadi sasaran, agar dapat memahami, menerima dan berpartisipasi dalam pembangunan. Komunikasi pembangunan dalam arti luas yakni meliputi peran dan fungsi komunikasi sebagai suatu akivitas pertukaran pesan secara timbal balik di antara masyarakat dan pemerintah, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan (Dilla, 2007). Komunikasi pembangunan merupakan proses penyebaran informasi, penerangan, pendidikan, keterampilan, rekayasa sosial dan perubahan perilaku. Sebagai proses perubahan perilaku, komunikasi pembangunan dipandang sebagai proses psikologis, proses sebagai tindakan komunikasi yang berkesinambungan, terarah dan bertujuan. Proses ini berhubungan dengan aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap mental dalam melakukan perubahan. Kredibilitas sumber, isi pesan, dan saluran komunikasi sangat berpengaruh dan menentukan perubahan perilaku. Selain itu, manfaat dari ide, gagasan atau inovasi pun ikut mempengaruhi perubahan perilaku (Dilla, 2007). Pada tataran konseptual komunikasi pembangunan bersumber dari teori komunikasi dan teori pembangunan yang saling menopang. Teori komunikasi digunakan untuk menjembatani arus informasi (ide dan gagasan) baru dari pemerintah kepada masyarakat atau sebaliknya. Artinya, melalui proses komunikasi pesan-pesan pembangunan dapat diteruskan dan diterima khalayak untuk tujuan perubahan. Sementara teori pembangunan digunakan sebagai karakteristik bentuk perubahan yang diinginkan secara terarah, dan progresif, dari satu kondisi ke kondisi yang lain, atau dari satu keadaan menuju keadaan yang lebih baik. Komunikasi dan pembangunan memang dua konsep yang berbeda namun penggabungan keduanya menjadikan mereka sebagai pendekatan yang sangat penting dalam proses perubahan sosial. Pembangunan didefinisikan sebagai perubahan yang terencana dan komunikasi merupakan media yang digunakan untuk merubah sikap, keterampilan, dan perilaku baik individu, kelompok maupun massa. Menurut Jahi (1988) dalam praktek komunikasi pembangunan dimana aliran informasi di setiap negeri yang sering dipersoalkan orang, sesungguhnya diatur oleh ideologi pembangunan negeri tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa cara berkomunikasi yang digunakan dalam suatu sistem sosial ialah fungsi struktur sosial dan kepercayaan yang ada dalam sistem tersebut.
3 9 Teori modernisasi yang merupakan ideologi pembangunan yang dominan, kemudian dijabarkan dengan lebih jelas dalam model tetesan-ke bawah. Menurut pandangan ini, manfaat program-program intervensi di negara-negara Dunia Ketiga akan menetes ke bawah kepada setiap orang. Mulai dari mereka yang berada dalam kelompok-kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi, dan selanjutnya diteruskan kepada mereka yang berada dalam kelompok-kelompok sosial ekonomi yang lebih rendah. Komunikasi pembangunan juga menggunakan pendekatan tetesan ke bawah ini (cf. Lerner, 1958; Pye, 1963; Schramm,1964 dalam Jahi, 1988). Menurut model ini, informasi dan pengaruh mengalir dalam satu arah, dari pengirim ke penerima. Sifat ini menyebabkan pendekatan ini disebut juga sebagai pendekatan dari atas ke bawah, pipa, atau pusat dan daerah (Fett dan Schneider, 1973; Galtung, 1971; Thiesenhusen, 1978 dalam Jahi, 1988). Pada era orde baru, pemerintahan Indonesia menerapkan kebijakan pembangunan yang berdasarkan teori modernisasi. Penerapan kebijakan ini dipengaruhi oleh aliran pemikiran ekonom klasik dan neoklasik. Menurut teori modernisasi pemupukan modal dan sistem kapitalis begitu kental terasa sebagai motor penggerak perubahan sosial yang terjadi di masyarakat Indonesia melalui pembangunan. Dalam konteks ini komunikasi dalam pembangunan dianggap sebagai suatu prasarana (infrastructure) dalam proses pembangunan. Artinya, komunikasi dipandang sebagai suatu prakondisi untuk pertumbuhan ekonomi. Model pemikiran ini menganggap arus informasi yang bebas dan komunikasi diantara penjual dan pembeli sebagai suatu syarat mutlak bagi persaingan yang sempurna. Penggunaan media secara besar-besar dianggap mampu untuk mentransfer informasi satu arah dari pemerintah ke masyarakat. Dalam konteks seperti ini komunikasi dianggap sebagai proses pertukaran satu arah yang semata-mata hanya berjalan dari sumber source (pemerintah) ke penerima receiver (masyarakat) tanpa adanya proses umpan balik sehingga bentuk komunikasi menjadi monolog. Seiring dengan berjalannya waktu penerapan teori modernisasi banyak menuai kritik dan sebagai gantinya, banyak ahli mengusulkan pendekatan pembangunan yang berpusat pada rakyat people centered development yang menekankan pendekatan partisipatif. Artinya, proses pembangunan tidak saja menumbuhkan dan mengembangkan nilai tambah ekonomis, tetapi juga nilai tambah sosial secara adil (equity), setara (equality) dan partisipatif sebagai upaya pengembangan kapasitas manusia baik individu dan kelompok sebagai kekuatan civil society. Dalam hal komunikasi, kegagalan banyak proyek pembangunan di negara-negara Dunia Ketiga
4 10 yang menggunakan model satu arah, dalam batas tertentu, memberikan kontribusi pada evolusi tumbuhnya suatu model komunikasi interaktif dua arah (cf. McAnany, 1980, 1981; Schramm dan Lerner, 1976 dalam Jahi 1988). Dalam perspektif ini, komunikasi dianggap sebagai suatu proses, yang partisipan-partisipannya bertukar tanda-tanda informasi untuk mengurangi ketidakpastian (Schramm, 1971; Rogers and Kincaid, 1981). Pendekatan ini menunjukkan bahwa dalam komunikasi terdapat transaksi atau saling tukar informasi di antara para partisipan, yang dengan caranya sendiri telah memberikan kontribusi pada proses tumbuhnya pengertian yang dapat disebut sebagai komunikasi model konvergen (Rogers and Kincaid, 1981). Pembangunan Pertanian dan Komunikasi Pembangunan Pembangunan pertanian diartikan sebagai rangkaian berbagai upaya untuk mengembangkan kapasitas masyarakat pertanian, khususnya memberdayakan petani, peternak dan nelayan, agar mampu melaksanakan kegiatan ekonomi produktif secara mandiri dan selanjutnya mampu memperbaiki kehidupannya sendiri. Pelaku utama pembangunan adalah petani, peternak dan nelayan yang jumlahnya berjuta-juta dengan penguasaan sumberdaya yang relatif terbatas. Peran mereka dalam pencapaian tujuan pembangunan nasional sangat vital, terutama dalam pencapaian ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu, kebijakan, strategi, dan program pembangunan dirancang dengan pendekatan pemberdayaan mereka agar mampu mandiri dalam melaksanakan usaha pertaniannya serta dijiwai oleh keberpihakan pada kepentingan petani. Dengan demikian, tujuan akhir dari pembangunan pertanian adalah meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani, peternak dan nelayan. Pencapaian akhir tujuan tersebut, yaitu meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani, dapat dilakukan melalui : (a) peningkatan produksi dan produktivitas dan (b) mengkondisikan pasar agar dapat menentukan harga yang wajar bagi produk-produk pertanian. Upaya peningkatan produksi dan produktivitas dilaksanakan dengan meningkatkan efisiensi usaha melalui penerapan teknologi petani tepat guna dan spesifik lokasi (Solahuddin, 2009). Komunikasi pembangunan dalam konteks pembangunan pertanian dapat berperan sebagai katalisator perubahan sosial bagi masyarakat luas yang meliputi perubahan pada tahap pengetahuan, sikap dan perilaku seseorang dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Jika dikaitkan dengan tujuan pembangunan pertanian, sehingga konteks perubahan yang dapat dilakukan melalui komunikasi dapat mengarah pada perubahan budidaya produksi usaha pertanian. Perubahan budidaya
5 11 merupakan perubahan perilaku pada pelaku pembangunan (baca : petani) dalam menggunakan teknologi tepat guna dan spesifik lokasi. Berbagai peran komunikasi pembangunan yang dikemukakan oleh Hedebro (1979) dalam Nasution (2007) yakni : 1. Komunikasi dapat menciptakan iklim bagi perubahan dengan membujukkan nilai-nilai, sikap mental dan bentuk perilaku yang menunjang modernisasi. 2. Komunikasi dapat mengajarkan keterampilan-keterampilan baru, mulai dari baca tulis ke pertanian, keberhasilan lingkungan, hingga reparasi mobil. 3. Media massa dapat bertindak sebagai pengganda sumber-sumber daya pengetahuan. 4. Media massa dapat mengantarkan pengalaman-pengalaman yang seolah-olah dialami sendiri, sehingga mengurangi biaya psikis dan ekonomis untuk menciptakan kepribadian yang mobile. 5. Komunikasi dapat meningkatkan aspirasi yang merupakan perangsang guna bertindak nyata. 6. Komunikasi dapat membantu masyarakat menemukan norma-norma baru dan keharmonisan dari masa transisi. 7. Komunikasi dapat membuat orang lebih condong untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan di tengah kehidupan masyarakat. 8. Komunikasi dapat mengubah struktur kekuasaan pada masyarakat yang bercirikan tradisional, dengan membawakan pengetahuan kepada massa. Mereka memperoleh informasi akan menjadi orang yang berarti, dan para pemimpin tradisional akan tertantang oleh kenyataan bahwa ada orang-orang lain yang juga mempunyai kelebihan dalam hal memiliki informasi. 9. Komunikasi dapat menciptakan rasa kebangsaan sebagai sesuatu yang mengatasi kesetiaan-kesetiaan lokal. 10. Komunikasi dapat membantu mayoritas populasi menyadaari pentingnya arti mereka sebagai warga negara, sehingga dapat membantu meningkatkan aktivitas politik. 11. Komunikasi memudahkan perencanaan dan implementasi program-program pembangunan yang berkaitan dengan kebutuhan penduduk. 12. Komunikasi dapat membantu pembangunan ekonomi, sosial dan politik menjadi suatu proses yang berlangsung sendiri (self-pertuating). Penerapan komunikasi pembangunan sudah sejak lama dilaksanakan pada sektor pertanian. Bahkan dapat dikatakan bahwa penerapan yang pertama kali sekali
6 12 justru pada sektor ini, meskipun pada masa itu belum dikenal istilah komunikasi pembangunan. Proyek Masagana 99 merupakan salah satu contoh penerapan komunikasi pembangunan untuk sektor pertanian, dimana tujuan proyek ini untuk meningkatkan produksi beras dengan memberikan kredit, pinjaman, sarana pertanian dan informasi mutakhir mengenai konsep dan praktek pertanian di Filipina pada tahun Media yang digunakan dalam proyek ini adalah televisi, radio, komik, brosur, selebaran, bulletin, majalah berbahasa lokal, surat kabar dan komunikasi antar pribadi (Nasution, 2007) Menurut Dilla (2007) di Indonesia komunikasi pembangunan diterapkan pada program swasembada pangan melalui proyek BIMAS, INMAS, dll di tahun sekitar 1980-an. Tujuan dari program tersebut adalah meningkatkan produksi beras setinggitingginya sehingga mampu menyediakan cadangan makanan yang cukup bagi seluruh penduduk Indonesia. Dalam hal ini, infrastruktur komunikasi dibangun sebaik mungkin yakni dengan dibuatnya Televisi Republik Indonesia dan Radio Republik Indonesia yang memuat acara mengenai program ini. Mengikuti konsep ini, maka lahirlah program atau siaran seperti koran masuk desa, siaran pedesaan (RRI), dari desa ke desa (TVRI) yang bertujuan untuk mempromosikan, menyebarkan, membujuk, mendukung dan meyakinkan masyarakat terhadap rencana program pembangunan. Selain itu, penyuluhan pertanian sebagai saluran komunikasi personal juga diperkuat dengan meningkatkan intensitas penyuluhan secara terarah dan sistematis. Menurut Soekartawi (2005) komunikasi di bidang pertanian haruslah memuat pesan mengenai: (a) bagaimana menigkatkan produksi pertanian, (b) bagaimana memelihara lahan agar kondisi lahan tetap subur dan terhindar dari bahaya erosi, (c) bagaimana perlakuan pascapanen yang baik, (d) bagaimana adopsi teknologi baru harus di lakukan, (e) bagaimana melaksanakan kerjasama kelompok, (f) bagaimana meningkatkan pendapatan rumahtangga tani, (g) bagaimana berpartisipasi dalam kegiatan pedesaan, dan sebagainya. Berbicara mengenai komunikasi dengan pembangunan sudah pasti kajiannya tidak lepas dari usaha penyebaran pesan-pesan (ide, gagasan dan inovasi) kepada sejumlah besar orang. Bagaimana suatu ide, gagasan atau inovasi pembangunan diperkenalkan, dijelaskan hingga menimbulkan efek tertentu sebagai sesuatu yang bermanfaat. Secara sederhana, penyebaran pesan-pesan (ide, gagasan dan inovasi) dapat diartikan sebagai difusi inovasi. Difusi merupakan suatu bentuk khusus komunikasi. Menurut Rogers dan Shoemaker (1971) seperti dikutip Nasution (2007), studi difusi mengkaji pesan-pesan yang berupa ide-ide ataupun gagasan-gagasan
7 13 baru. Berdasarkan pada pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwasanya terdapat kaitan yang erat antara komunikasi pembangunan dengan difusi inovasi yang pada umumnya dipraktekan di bidang pertanian dan hal ini merupakan salah satu dari strategi pembangunan pertanian untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pelaku pembangunan (petani, peternak dan nelayan). Pengertian dan Konsep Jaringan Komunikasi Jahi (1988) menyatakan bahwa perubahan sosial atau pembangunan sedikit banyak bergantung pada keefektifan komunikasi dalam jaringan-jaringan sosial. Untuk mendeteksi keberadaan suatu jaringan komunikasi dalam masyarakat digunakan metode penelitian dengan model konvergen yang menjadikan hubungan interpersonal sebagai unit analisis. Model komunikasi konvergen mengarah kepada suatu perspektif hubungan komunikasi antar manusia yang bersifat interpersonal. Oleh karena itu hubungan-hubungan yang terbentuk merupakan suatu rangkaian jalinan yang interaktif. Model komunikasi konvergensi mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana partisipan-partisipan komunikasi menciptakan dan membagi informasi satu sama lain untuk mencapai kesamaan makna. Menurut Kincaid (1979) dalam Rogers and Kincaid (1981) komponen utama pada model ini adalah informasi, ketidakpastian, konvergen, pengertian bersama, persetujuan bersama, aksi kolektif dan keterhubungan jaringan. Untuk lebih jelas, komponen dasar komunikasi konvergen dapat diilustrasikan pada Gambar 1. Rogers and Kincaid (1981) membedakan struktur jaringan komunikasi ke dalam jaringan personal jari-jari (Radial Person Network) dan jaringan personal saling mengunci (Interlocking Personal Network). Jaringan personal yang memusat (interlocking) mempunya derajat integrasi yang tinggi. Jaringan personal yang menyebar (radial) mempunyai derajat integrasi yang rendah, namun mempunyai sifat keterbukaan terhadap lingkungannya. Rogers dan Kincaid menegaskan, individu yang terlibat dalam jaringan komunikasi interlocking terdiri dari individu-individu yang homopili, namun kurang terbuka terhadap lingkungannya. Jaringan personal radial memiliki kepadatan yang sedikit dan lebih terbuka terhadap pertukaran informasi pada lingkungan dan memungkinkan individu fokal untuk bertukar informasi dengan lingkungan yang lebih luas. Jaringan radial berisikan orang-orang yg memiliki kenalan berjarak jauh (ikatan lemah) yang berguna sebagai saluran untuk memperoleh informasi. Ikatan yang lemah memiliki banyak bridge yang menghubungkan dua atau lebih klik. Ikatan yg lemah memiliki peran yang sangat
8 14 penting karena mengantarkan informasi-informasi baru. Jaringan personal radial sangat penting dalam difusi inovasi karena link-link yang ada mencapai seluruh sistem, sementara jaringan mengunci (interlocking) lebih tumbuh ke arah dalam secara alamiah. Sistem yang tumbuh ke arah dalam merupakan jaringan yang sangat miskin untuk menangkap informasi baru dari suatu lingkungan (Rogers, 2003). PSYCHOLOGICAL REALITY A PHYSICAL REALITY PSYCHOLOGICAL REALITY B interpreting perceiving information perceiving interpreting Action Action understanding believing Collective Action believing understanding Mutual Agreement MUTUAL UNDERSTANDING SOCIAL REALITY A & B Gambar 1. Komponen dasar model komunikasi konvergen (sumber : Kincaid, 1979 dalam Rogers dan Kincaid 1981). Penelitian jaringan komunikasi merupakan penelitian komunikasi yang menggunakan model komunikasi konvergen. Karena, dalam penelitian jaringan komunikasi menginvestigasi dua aspek yang mengimplikasikan model konvergen yakni (1) kealamiahan dinamika komunikasi manusia sepanjang waktu, (2) pertukaran konten informasi. Tujuan penelitian komunikasi yang menggunakan analisis jaringan komunikasi adalah (1) untuk memahami gambaran umum mengenai interaksi manusia di dalam sistem sosial, (2) untuk mengidentifikasi struktur komunikasi yang ada di dalam sistem sosial (Rogers and Kincaid, 1981). Menurut Rogers (2003) hakekat dari suatu jaringan komunikasi adalah hubungan-hubungan yang bersifat homofili (homophilus), yakni kecenderungan manusia untuk melakukan hubungan atau kontak sosial dengan orang-orang yang memiliki atribut sama atau yang lebih tinggi sedikit dari posisi dirinya. Tetapi dapat juga
9 15 terjadi antar orang-orang yang memiliki atribut yang tidak sama. Setiap jenis jaringan komunikasi mempunyai kecepatan perkembangan yang berbeda-beda. Semakin penting suatu jenis informasi bagi suatu anggota sistem sosial, makin cepat perkembangan dan luas jangkauan jaringan komunikasinya. Jaringan komunikasi yang berhubungan dengan informasi tentang kebutuhan primer akan mempunyai jangkauan yang tercepat dan terjauh (Rogers, 2003). Jaringan adalah struktur sosial yang diciptakan oleh komunikasi antara individu dan kelompok (Littlejohn, 1992). Rogers and Kincaid (1981) menambahkan bahwa analisis jaringan komunikasi merupakan metode penelitian untuk mengidentifikasi struktur komunikasi, Di mana data relasional mengenai arus komunikasi dianalisis dengan menggunakan beberapa tipe hubungan interpersonal sebagai unit analisis. Baginya, sistem sosial adalah satu set unit yang saling terkait yang terlibat dalam pemecahan masalah bersama untuk mencapai tujuan. Pengertian ini menunjukkan jaringan komunikasi hanyalah alat, bukan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu penelitian jaringan. Hasil yang diperoleh dalam analisis jaringan komunikasi berupa struktur dan pola komunikasi dalam suatu sistem. Masyarakat membutuhkan informasi sebagai bahan masukan untuk menghadapi ketidakpastian yang mereka hadapi (Flor and Matulac,1994 yang dikutip oleh Lubis, 2000). Jaringan komunikasi menurut Rogers and Kincaid (1981) adalah suatu jaringan yang terdiri atas individu-individu yang saling berhubungan, yang dihubungkan oleh arus komunikasi yang terpola. Begitu pula Hanneman and McEver yang dikutip oleh Djamali (1999) menyatakan bahwa jaringan komunikasi adalah pertukaran informasi yang terjadi secara teratur antara dua orang atau lebih. Knoke dan Kuklinski (1982) yang dikutip oleh Setyanto (1993) melihat jaringan komunikasi sebagai suatu jenis hubungan yang secara khusus merangkai individu-individu, obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa. Jaringan komunikasi adalah aspek struktural dari sebuah kelompok, jaringan tersebut menjelaskan kepada kita bagaimana kelompok tetap bersatu atau terikat satu sama lain (Leavitt, 1992). Cara pengumpulan data dalam jaringan komunikasi adalah dengan mengajukan pertanyaan sosiometri, yaitu pertanyaan dari siapa seseorang mendapatkan informasi tertentu. Berdasarkan pengalaman agar jaringan dapat dibuat sosiogramnya sebaiknya orang tersebut diminta untuk menunjuk paling sedikit tiga orang sumber informasinya. Hasil yang diperoleh berupa sosiogram yang merupakan ilustrasi hubungan siapa berinteraksi dengan siapa atau menggambarkan interaksi dalam suatu jaringan sosial, sangat berguna untuk menelusuri aliran informasi ataupun difusi suatu inovasi. Rogers
10 16 and Kincaid (1981) pun menyatakan bahwa sosiogram merupakan hasil dari analisis data kuantitatif tentang pola komunikasi di antara orang-orang dalam sebuah sistem. Analisis jaringan komunikasi dengan menggunakan sosiogram juga dapat memperihatkan peran-peran individu dalam berinteraksi dengan sesamanya melalui jaringan komunikasi. Terdapat beberapa istilah yang digunakan dalam menggambarkan peran-peran individu yang terlibat dalam jaringan komunikasi yaitu: 1. Opinion leader adalah pimpinan informal dalam organisasi. Mereka ini tidaklah selalu orang-orang yang mempunyai otoritas formal dalam organisasi tetapi membimbing tingkah laku anggota organisasi dan mempengaruhi keputusan mereka. 2. Gate keepers adalah individu yang mengontrol arus informasi diantara anggota organisasi. Mereka berada di tengah suatu jaringan dan menyampaikan pesan dari satu orang kepada orang lain atau tidak memberikan informasi. Gate keepers dapat menolong anggota penting dari organisasi seperti pimpinan untuk menghindarkan informasi yang terlampau banyak dengan jalan hanya memberikan informasi yang penting-penting saja terhadap mereka. Dalam hal ini gate keepers mempunyai kekuasaan dalam memutuskan apakah suatu informasi penting atau tidak. 3. Cosmopolite adalah individu yang menghubungkan organisasi dengan lingkungannya. Mereka ini mengumpulkan informasi dari sumber-sumber yang ada dalam lingkungan dan memberikan informasi mengenai organisasi kepada orangorang tertentu dalam lingkungannya. 4. Bridge adalah anggota kelompok atau klik dalam suatu organisasi yang menghubungkan kelompok itu dengan anggota kelompok lain. Individu ini membantu saling memberi informasi di antara kelompok-kelompok dan mengkoordinasi kelompok. 5. Liaison adalah sama peranannya dengan bridge tetapi individu itu sendiri bukanlah anggota dari satu kelompok tetapi dia merupakan penghubung di antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Individu ini juga membantu dalam membagi informasi yang relevan di antara kelompok-kelompok organisasi. 6. Isolate adalah anggota organisasi yang mempunyai kontak minimal dengan orang lain dalam organisasi. Orang-orang ini menyembunyikan diri dalam organisasi atau diasingkan oleh teman-temannya.
TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi
TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses yang mana paratisipan-partisipannya saling membuat dan saling bertukar tanda informasi dari seseorang kepada yang lainnya dari waktu ke waktu
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran
27 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Persoalan mengenai kesejahteraan, peningkatan produksi dan peningkatan pendapatan serta kemandirian pangan masih menjadi persoalan yang penting di
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran
BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kesimpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Komunikasi
TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses dimana partisipan membuat dan berbagi informasi satu sama lain dalam upaya mencapai saling pengertian. Tujuan komunikasi dalam konteks komunikasi
Lebih terperinciJARINGAN KOMUNIKASI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PRODUKSI UBI KAYU
JARINGAN KOMUNIKASI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PRODUKSI UBI KAYU (Kasus Petani Ubi Kayu di Desa Suko Binangun, Kecamatan Way Seputih, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung) AGENG RARA CINDOSWARI SEKOLAH
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
27 PENDAHULUAN Latar Belakang Paradigma baru pembangunan Indonesia lebih diorientasikan pada sektor pertanian sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kapasitas lokal. Salah satu fokus
Lebih terperinciMetodologi Penelitian Kuantitatif
Modul ke: Metodologi Penelitian Kuantitatif Analisis Jaringan Fakultas ILMU KOMUNIKASI Finy F. Basarah, M.Si Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Analisis Jaringan Metodologi Penelitian Kuantitatif
Lebih terperinciBAB 7 RUANG LINGKUP, TUJUAN, PRINSIP, STRATEGI DAN FUNGSI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
MATERI KULIAH KOMUNIKASI PEMBANGUNAN BAB 7 RUANG LINGKUP, TUJUAN, PRINSIP, STRATEGI DAN FUNGSI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN Materi Kuliah Komunikasi Pembangunan Hal 1 A. RUANG LINGKUP KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
Lebih terperinciYusi / Ike Devi Sulistyaningtyas
Pola Jaringan Komunikasi Komunitas Kaskuser Regional Kalimantan Barat di Yogyakarta dalam Pemilihan Kepala Daerah Tingkat I Gubernur Kalimantan Barat 2012 Yusi / Ike Devi Sulistyaningtyas Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roda pemerintahan terus bergulir dan silih berganti. Kebijakan baru dan perubahan sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya. Dampak
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman padi merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting dalam rangka ketahanan pangan penduduk Indonesia. Permintaan akan beras meningkat pesat seiring dengan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pengertian Jaringan Komunikasi
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Jaringan Komunikasi Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia sejak lahir dan selama proses kehidupannya. Tindakan komunikasi dapat terjadi dalam berbagai konteks
Lebih terperinciKERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Kerangka Berpikir
49 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Kemampuan masyarakat (peternak) untuk berpartisipasi dalam pembangunan harus didahului oleh suatu proses belajar untuk memperoleh dan memahami informasi,
Lebih terperinciPERANAN KOMUNIKASI DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT PEDESAAN. Oleh : Evi Zahara. Abstrak
75 PERANAN KOMUNIKASI DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT PEDESAAN Oleh : Evi Zahara Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan komunikasi dalam melakukan pembangunan masyarakat pedesaan. Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe / Sifat Penelitian Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam penelitian adalah Keseluruhan proses berpikir mulai dari penemuan masalah. Penelitian
Lebih terperinci5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya
5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya memiliki beberapa fungsi sistem penyuluhan yaitu: 1. Memfasilitasi
Lebih terperinciDIFUSI INOVASI JARING PENGUSIR BURUNG PADA KELOMPOK TANI SUMBER MAKMUR DI DESA KALIBELO, KECAMATAN GAMPENGREJO, KABUPATEN KEDIRI
DIFUSI INOVASI JARING PENGUSIR BURUNG PADA KELOMPOK TANI SUMBER MAKMUR DI DESA KALIBELO, KECAMATAN GAMPENGREJO, KABUPATEN KEDIRI Oleh: Gres Kurnia (071015025) - B Email: grassgresy@yahoo.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Penciptaan inovasi pertanian oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Badan Litbang) Pertanian serta aplikasinya terus dilakukan melalui berbagai program penelitian
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sumber penghidupan jutaan rakyat Indonesia sebagai mata pencaharian pokok, sumber pendapatan, penyedia bahan makanan, penyedia bahan baku industri,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Di dalam jaringan komunikasi informal terdapat individu-individu yang memegang suatu peran dalam jaringan, dimana individu-individu lainnya akan berdiskusi dan
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN TEORITIS
6 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang maknanya adalah sama. Apabila dua orang sedang berkomunikasi berarti mereka
Lebih terperinciHandout: KOMUNIKASI SOSIAL DAN PEMBANGUNAN (KSP) KONSEP TEORITIS KOMUNIKASI PEMBANGUNAN 1 Oleh: Kamaruddin Hasan 2
Handout: KOMUNIKASI SOSIAL DAN PEMBANGUNAN (KSP) KONSEP TEORITIS KOMUNIKASI PEMBANGUNAN 1 Oleh: Kamaruddin Hasan 2 Komunikasi Pembangunan Dalam Arti Luas dan Terbatas Dalam arti yang luas, komunikasi pembangunan
Lebih terperinciKomunikasi Organisasi. Disusun oleh Dewi Sulistyo
Komunikasi Organisasi Disusun oleh Dewi Sulistyo Konsep Dasar Komunikasi Komunikasi sebagai aktivitas dasar manusia Komunikasi sebagai syarat terjadinya interaksi dan proses belajar Komunikasi dalam organisasi
Lebih terperinciprogram yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian di Indonesia telah mengalami perubahan yang pesat. Berbagai terobosan yang inovatif di bidang pertanian telah dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pengaturan Pola Tanam dan Tertib Tanam (P2T3) pola tanam bergilir, yaitu menanam tanaman secara bergilir beberapa jenis
TINJAUAN PUSTAKA Pengaturan Pola Tanam dan Tertib Tanam (P2T3) Pola tanam adalah pengaturan penggunaan lahan pertanaman dalam kurun waktu tertentu, tanaman dalam satu areal dapat diatur menurut jenisnya.
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pendekatan pembangunan yang saat ini diterapkan di Indonesia bersifat bottom up yang menggantikan pendekatan lama yang bersifat top down. Dalam konteks pembangunan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Di masa Orde Baru, komunikasi pembangunan yang ditujukan untuk
BAB VI KESIMPULAN Di masa Orde Baru, komunikasi pembangunan yang ditujukan untuk pedesaan merupakan prioritas utama pemerintah yang dijalankan melalui berbagai cara. Perekonomian Indonesia yang sangat
Lebih terperinciPEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN
- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,
Lebih terperinciKata kunci: Perspektif Komunikasi Pembangunan
2 KOMUNIKASI PEMBANGUNAN DALAM PERSPEKTIF TERKINI Oleh : Muchri Ramah ABSTRAK Pembangunan merupakan proses tidak hanya mencakup peningkatan fisik dan material saja, melainkan pula merupakan perubahan sosial
Lebih terperinciJARINGAN KOMUNIKASI. Pokok Bahasan MODUL PERKULIAHAN. 1. Jaringan Komunikasi Organisasi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
MODUL PERKULIAHAN JARINGAN KOMUNIKASI Pokok Bahasan 1. Jaringan Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Public Relations 09 42008 Abstrak Modul ini menjelaskan tentang jaringan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya
TINJAUAN PUSTAKA Peranan Penyuluh Pertanian Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya memberikan pendapat sehingga
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe / Sifat Penelitian Menurut Sugiyono pengertian metodologi dalam penelitian adalah Merupakan cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Perubahan Sosial Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya terdapat perbedaan antara keadaan sistem
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
16 BAB II URAIAN TEORITIS 1. Komunikasi Antarpribadi Secara umum komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi, di mana proses
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan nasional. Pertanian memberikan kontribusi besar dalam ekonomi bangsa Indonesia terutama pada saat terjadi krisis moneter di
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kemiskinan merupakan salah satu isu penting dalam pelaksanaan pembangunan, bukan hanya di Indonesia melainkan hampir di semua negara di dunia. Dalam Deklarasi Millenium Perserikatan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak
TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak (individu maupun kelompok) kepada pihak (individu atau kelompok) lainnya. komunikasi merupakan penyampaian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN
16 II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka Definisi pembangunan masyarakat yang telah diterima secara luas adalah definisi yang telah ditetapkan oleh Peserikatan
Lebih terperinciModul Perkuliahan VII Komunikasi Massa
Modul ke: 9 Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Model Dampak / Pengaruh Komunikasi Massa Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting Judul Sub Bahasan
Lebih terperinciKOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke:
KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke: Jaringan Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Gufroni Sakaril, Drs, MM Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Organisasi Informal Mengapa Organisasi Informal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah bangsa besar adalah bangsa yang memiliki masyarakat yang berilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan bisa diperoleh dari berbagai sumber, misalnya lembaga
Lebih terperinciKOMUNIKASI DAN BERFIKIR KRITIS
KOMUNIKASI DAN BERFIKIR KRITIS Disampaikan dalam Orientasi Perguruan Tinggi dan Kehidupan Kampus Universitas Slamet Riyadi Surakarta Tahun Akademik 2016 2017 Kamis, 15 September 2016 Oleh: SUGIARYO K.UPT
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kementrian Pertanian (2013) menyebutkan bahwa pada tahun 2014 pertanian di Indonesia dihadapkan pada tantangan berat. Tantangan berat yang dihadapi menyangkut beberapa
Lebih terperinciBulkis Universitas Terbuka ABSTRACT ABSTRAK
ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI PETANI TANAMAN SAYURAN (KASUS PETANI SAYURAN DI DESA EGON, KECAMATAN WAIGETTE, KABUPATEN SIKKA, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR) Bulkis (bulkis@ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRACT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan menjadi salah satu ukuran terpenting untuk mengetahui tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga. Sebagai suatu ukuran agregat, tingkat kemiskinan di suatu
Lebih terperinciBUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN
BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA Nomor : 85 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN MATERI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Inovasi Rogers (2003) mengartikan inovasi sebagai ide, praktik atau objek yang dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya pengetahuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian menerangkan dalam suatu rangka teoritis tertentu serta mengumpulkan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe / Sifat Penelitian Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam penelitian adalah Keseluruhan proses berpikir mulai dari penemuan masalah. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pedesaan adalah bagian integral dari pembangunan daerah dan pembangunan nasional sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Idealnya, program-program
Lebih terperinciKOMUNIKASI PEMBANGUNAN
PERSPEKTIF TEORITIS KOMUNIKASI PEMBANGUNAN Oleh : Dr. M. Iqbal Sultan (Ketua Konsentrasi Komunikasi Massa PPs Unhas) BENGKEL KOMUNIKASI PEMBANGUNAN EFFEKTIF BURSA PENGETAHUAN KAWASAN TIMUR INDONESIA MAKASSAR
Lebih terperinciKEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI
Dewi Ma rufah H 0106006 KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI Komunikasi merupakan aspek yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi yang baik tentunya akan menciptakan hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Komunikasi terbagi ke
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan sebuah proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia, karena setiap orang dalam kehidupanya selalu berkeinginan untuk mempertahankan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Proses dalam organisasi adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai organisasi yang efektif. Salah satu proses yang akan selalu terjadi dalam organisasi
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan di Indonesia telah sejak lama mengedepankan peningkatan sektor pertanian. Demikian pula visi pembangunan pertanian tahun 2005 2009 didasarkan pada tujuan pembangunan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain Penelitian Penentuan Lokasi Penelitian
METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sebagai penelitian deskriptif korelasional dengan melakukan analisis terhadap semua peubah dan hubungan antar peubah. Penelitian ini terdiri
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN
FAKTOR FAKTOR KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN A. Lembaga dan Peranannya Lembaga: organisasi atau kaidah, baik formal maupun informal, yang mengatur perilaku dan tindakan anggota masyarakat tertentu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,
Lebih terperinciKERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Alur Pikir Penelitian Kerangka berpikir dalam penelitian ini didasarkan kepada posisi strategis koperasi pertanian khususnya KUD sebagai organisasi ekonomi yang dibutuhkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. nilai budaya, memberikan manfaat/benefit kepada masyarakat pengelola, dan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hutan Kemasyarakatan (HKm) Hutan kemasyarakatan (HKm) adalah hutan negara dengan sistem pengelolaan hutan yang bertujuan memberdayakan masyarakat (meningkatkan nilai ekonomi, nilai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
8 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Difusi Inovasi Sejumlah konsep dan teori mengenai difusi inovasi yang dirujuk dari Rogers dan Shoemaker (1971) dan Rogers (1995) yang dikemukakan dalam subbab ini
Lebih terperinciPROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA
PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA Fahrur Razi Penyuluh Perikanan Muda pada Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan email: fahrul.perikanan@gmail.com
Lebih terperinciKontribusi Komunikasi pada Teori Pembangunan
Kontribusi Komunikasi pada Teori Pembangunan Andy Corry Wardhani ABSTRAK Kontribusi komunikasi pada teori penyadaran telah melahirkan model komunikasi interaktif yang berpedoman pada konsep pembangunan
Lebih terperinciMENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1
MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1 A. KONDISI KEMISKINAN 1. Asia telah mencapai kemajuan pesat dalam pengurangan kemiskinan dan kelaparan pada dua dekade yang lalu, namun
Lebih terperinciAlang-alang dan Manusia
Alang-alang dan Manusia Bab 1 Alang-alang dan Manusia 1.1 Mengapa padang alang-alang perlu direhabilitasi? Alasan yang paling bisa diterima untuk merehabilitasi padang alang-alang adalah agar lahan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Doli Nirwansyah, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan jurnalistik sebenarnya sudah lama dikenal manusia di dunia ini, karena selalu hadir di tengah-tengah kita. Seiring dengan kegiatan kegiatan hidup manusia
Lebih terperinciA. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM
A. Latar Belakang Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perubahan Sosial Masyarakat tidak dapat dibayangkan dalam suatu keadaan yang tetap dan diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat akan selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesinambungan pelanggan dengan potensi profitable dengan membangun sebuah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelanggan merupakan kunci keberhasilan bisnis. Oleh sebab itu, perusahaan melakukan berbagai cara untuk membuat pelanggan meningkat dan tetap setia, namun
Lebih terperinciPOLICY BRIEF DINAMIKA SOSIAL EKONOMI PERDESAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM
POLICY BRIEF DINAMIKA SOSIAL EKONOMI PERDESAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM 2007-2015 Pendahuluan 1. Target utama Kementerian Pertanian adalah mencapai swasembada
Lebih terperinciJURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 3, Edisi Oktober 2012 (ISSN : ) PERAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI. Rahmi yuliana. Dosen Tetep STIE Semarang
PERAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI Rahmi yuliana Dosen Tetep STIE Semarang Abtraksi Komunikasi dalam organisasi merupakan pengiriman serta penerimaan berbagai pesan organisasi baik di kelompok organisasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lingkungan Kerja 2.1.1 Pengertian Lingkungan Kerja Lingkungan kerja merupakan situasi dan tempat kerja pegawai. Seorang individu yang berada pada lingkungan kerjanya akan senantiasa
Lebih terperinciINFORMATIKA SOSIAL PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI
INFORMATIKA SOSIAL PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI 1 PENDAHULUAN Informatika Sosial merupakan studi yang mempelajari tentang bagaimana membangun atau mendesign ICT yang sesuai dengan kebutuhan masyarat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. digunakan untuk dapat berhubungan dengan orang lain adalah melalui
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini
Lebih terperinciVI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV
VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bagian ini diuraikan kesimpulan, implikasi dan rekomendasi berdasar hasil penelitian yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan temuan-temuan dan analisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan kemiskinan, sesungguhnya adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi masyarakat menuju ke arah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi memegang peranan penting bagi kehidupan suatu perusahaan, baik swasta maupun negeri. Komunikasi sangat penting untuk menjalin hubungan kerjasama
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tantangan utama pembangunan peternakan sapi potong dewasa ini adalah permintaan kebutuhan daging terus meningkat sebagai akibat dari tuntutan masyarakat terhadap pemenuhan
Lebih terperinciVISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN
VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih
Lebih terperinciMODUL 8 SOSIOLOGI KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PERTEMUAN 8 UNIVERSITAS MERCU BUANA MODUL 8 (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si. POKOK BAHASAN: Sistem-sistem Komunikasi Massa DESKRIPSI: Materi berupa uraian tentang sistem-sistem
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Tahun 2002 pemerintah melalui Departemen Pertanian RI mengeluarkan kebijakan baru dalam upaya
Lebih terperinciImplementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Upaya penanggulangan kemiskinan yang bertumpu pada masyarakat lebih dimantapkan kembali melalui Program
Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Upaya penanggulangan kemiskinan yang bertumpu pada masyarakat lebih dimantapkan kembali melalui Program Pengembangan Kecamatan (PPK) mulai tahun Konsepsi Pemberdayaan
Lebih terperinciKomunikasi dan Proses Perubahan Sosial
Modul ke: Komunikasi dan Proses Perubahan Sosial Fakultas ILKOM Desiana E. Pramesti, M.Si. Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Abstract Media massa berlaku sebagai agen pembawa perubahan sosial
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Boalemo, Di lihat dari letak geografisnya, Kecamatan Wonosari
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan pertanian memiliki tantangan dalam ketersediaan sumberdaya lahan. Di samping itu, tingkat alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian (perumahan, perkantoran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan (food security) telah menjadi isu global selama dua dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan disebutkan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kaum perempuan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, karena sebagai sumber daya manusia, kemampuan perempuan yang berkualitas sangat diperlukan.
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang berorientasi pertumbuhan di masa lalu telah menumbuhkan suatu kesenjangan yang besar, dimana laju pertumbuhan ekonomi tidak seimbang dengan peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selalu menemukan masalah-masalah. Namun, berbagai masalah dalam. dalam satu konsep keilmuan human behavior, semua perilaku manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia, sebagai mahluk sosial yang selalu mencoba berinteraksi, akan selalu menemukan masalah-masalah. Namun, berbagai masalah dalam berinteraksi, baik antar individu
Lebih terperinci2014 PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemiskinan merupakan masalah sosial yang saling berkaitan dengan faktor lainnya seperti ekonomi, sosial dan budaya. Kemiskinan bukan hanya menjadi masalah
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pengalaman masa lalu telah memberikan pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia, bahwa pembangunan yang dilaksanakan dengan pendekatan top-down dan sentralistis, belum berhasil
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyuluhan pertanian mempunyai peranan strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (petani) sebagai pelaku utama usahatani. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang
Lebih terperincipelaksanaan dalam penyaluran KKP di pedesaan. Penelitian ini melibatkan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Penelitian ini ingin mengetahui faktor yang mempengaruhi pola pelaksanaan dalam penyaluran KKP di pedesaan. Penelitian ini melibatkan karakteristik petani,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1. Modal Sosial Konsep modal sosial menawarkan betapa pentingnya suatu hubungan. Dengan membagun suatu hubungan satu sama lain, dan memeliharanya agar terjalin terus, setiap individu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari
Lebih terperinciMakalah Akhir Berfikir dan Menulis Ilmiah (KPM 200) Oleh AMALIA SETYA PRATIWI I Dosen Ekawati S Wahyuni, Dr Ir Martua Sihaloho, SP MSi
Makalah Akhir Berfikir dan Menulis Ilmiah (KPM 200) Efektivitas Penyaluran Informasi dalam Komunikasi Dua Langkah di Masyarakat Pedesaan Oleh AMALIA SETYA PRATIWI I34120145 Dosen Ekawati S Wahyuni, Dr
Lebih terperinciCMS CAREER MAPPING SYSTEM. Pendahuluan
CMS CAREER MAPPING SYSTEM Pendahuluan Pemerintah menyadari bahwa sistem perencanaan tenaga kerja dan strategi pengembangan karir bagi manajer perkotaan yang ada saat ini sudah tidak memadai. Keadaan ini
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Keterbelakangan menurut Chamber (1987) ialah rasa tidak berdaya
PENDAHULUAN Latar Belakang Keterbelakangan menurut Chamber (1987) ialah rasa tidak berdaya secara individu maupun kelompok bila berhadapan dengan penyakit atau kematian, kebingungan dan ketidaktahuan pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN II. PENDEKATAN FILSAFATI
I. PENDAHULUAN Pengembangan Konseptual Teknologi Pendidikan terbagi atas dua bagian, yaitu landasan falsafah dan teori teknologi pendidikan. Pengertian falsafah itu sendiri adalah suatu rangkaian pernyataan
Lebih terperinciLuas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.
Luas Lingkup Komunikasi Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Untuk Apa Kita Berkomunikasi? (Berbagai Kekeliruan dalam Memahami Komunikasi) Tidak ada yang sukar tentang komunikasi. Komunikasi
Lebih terperinci