ANALISIS KINERJA ORGANISASI BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA SEMARANG (Studi Kasus pada Bidang Perijinan Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KINERJA ORGANISASI BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA SEMARANG (Studi Kasus pada Bidang Perijinan Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan)"

Transkripsi

1 ANALISIS KINERJA ORGANISASI BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA SEMARANG (Studi Kasus pada Bidang Perijinan Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan) Oleh : Mona Agisa Widia Gutama, Hesti Lestari, Sundarso, Nina Widowati Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 1269 Telepon (024) Faksimile (024) Laman : http// fisip@undip.ac.id ABSTRAK Keberhasilan suatu pemerintahan dapat dilihat dari kualitas pelayanan yang diterima masyarakat. Tingkat kualitas pelayanan tergantung pada kinerja birokrasi sebagai penyelenggara pelayanan publik. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu merupakan organisasi publik yang menyelenggarakan pelayanan perijinan dalam satu pintu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja BPPT Kota Semarang yang difokuskan pada kinerja Bidang Perijinan Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan serta mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pencapaian kinerja. Penilaian kinerja dilihat dari lima dimensi yaitu produktivitas, orientasi kualitas pelayanan, responsivitas, responsibilitas dan akuntabilitas, sedangkan faktor pendukung dan penghambat dilihat dari sumber daya manusia, sarana prasarana, sistem informasi manajemen dan budaya kerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif kualitatif dengan informan pegawai BPPT Kota Semarang dan masyarakat pengguna pelayanan. Hasil penelitian ini menunjukan kinerja Bidang Perijinan Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan belum optimal, masih ditemukan beberapa masalah pada dimensi produktivitas, orientasi kualitas pelayanan, responsivitas dan responsibilitas, baru indikator akuntabilitas yang berkategori baik, selain itu terbatasnya sumber daya manusia, sarana prasarana dan budaya kerja yang kurang baik menjadi faktor penghambat pelaksanaan kinerja. Saran yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja, yaitu menciptakan koordinasi dan kerjasama yang baik dengan tim teknis, menetapkan hasil Survei Kepuasan Masyarakat sebagai standar penilaian kinerja, meningkatkan sosialisasi dan kepekaan terhadap kebutuhan masyarakat dan membuat prosedur persyaratan perijinan yang jelas dan sistematis. Di dalam mengatasi faktor penghambat kinerja dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, penambahan dan pembenahan sarana prasarana serta menentukan target penyelesaian perijinan per harinya. Kata kunci : Organisasi, Kinerja, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

2 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah sebagai pengerak sistem pemerintahan mempunyai dua fungsi utama, yaitu fungsi peraturan dan fungsi pelayanan. Keberhasihan suatu pemerintahan, dapat dilihat dari tingkat kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, namun dewasa ini pelayanan yang diberikan oleh birokrat telah mendapatkan citra buruk di mata masyarakat. Prosedur yang berbelit, lambat, waktu yang lama dan tidak adanya kepastian penyelesaian sudah menghiasi wajah pelayanan di Indonesia. Buruknya pelayanan publik yang cenderung jalan di tempat, menjadikan semakin rendah kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Citra buruk pelayanan publik dimata masyarakat, mendorong untuk dilakukan perbaikan. Di era reformasi birokrasi sekarang ini, adanya perbaikan dalam bidang pelayanan sebagai bentuk untuk memperbaiki tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dengan menciptakan pelayanan agar lebih adil, merata, efektif, efisien dan transparan. Salah satu bentuk nyata reformasi birokrasi pada area perubahan pelayanan di era otonomi sekarang ini yaitu, pada pelayanan perijinan. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Semarang merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang mempunyai tugas untuk memberikan pelayanan perijinan dalam satu pintu. BPPT Kota Semarang melayani kurang lebih 30 jenis perijinan yang terbagi menjadi tiga bidang yaitu, Bidang Pembangunan, Bidang Ekonomi serta Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan. Keberhasilan pelayanan perijinan, sangat ditentukan oleh kinerja tiap bidang yang diwujudkan dalam pelayanan yang diberikan. Tujuan BPPT akan tercapai apabila ketiga bidang tersebut melakukan kinerjanya dengan baik. Kenyataannya pencapaian kinerja tidak selamanya mulus,

3 adanya faktor penghambat baik dari faktor internal dan eksternal dapat menimbulkan masalah yang akan berdampak pada kinerja organisasi, yang menyebabkan hasil pencapaian kinerja rendah dan tujuan organisasi sulit tercapai. Berdasarkan data evaluasi kinerja pelayanan, dari ketiga bidang pelayanan di BPPT menunjukan bahwa kepuasaan masyarakat terhadap kinerja pelayanan Bidang Perijinan Kesra dan Lingkungan serta Bidang Perijinan Pembangunan masih belum sesuai dengan harapan mereka. Berikut dapat dilihat hasil evalusi kinerja pelayanan yang diperoleh berdasarkan dari data SKM (Survei Kepuasan Masyarakat). Dari grafik diatas, terlihat bahwa capaian kinerja yang masih rendah pada Bidang Perijinan Kesra dan Lingkungan serta Bidang Perijinan Pembangunan. Di dalam menilai keberhasilan kinerja tidak hanya melihat pada satu faktor, perlu mencari faktorfaktor lain yang memicu rendahnya kinerja. Pada kenyataanya, masalah yang terjadi pada Bidang Perijinan Pembangunan hanya mengenai masalah teknis yang ada dilapangan, berbeda dengan masalah yang terjadi pada Bidang Perijinan Kesra dan Lingkungan yang mana masalah terjadi tidak hanya masalah teknis dilapangan namun juga masalah internal bidang. Masalah tersebut dapat dilihat dari dimensi produktivitas yang menunjukan bahwa tingkat produktivitas pada Bidang Perijinan Kesra dan Lingkungan masih rendah, hal tersebut berdasarkan pada jumlah perijinan yang masuk belum semua dapat diterbitkan. Pada dimensi kualitas pelayanan masih menunjukan bahwa tingkat kepuasan masyarakat masih rendah, hal tersebut dilihat dari data SKM (Survei Kepuasan Masyarakat)

4 yang menunjukan predikat B, namun masih terdapat penilaian terendah pada indikator waktu pelayanan dan biaya pelayanan. Dimensi responsivitas juga masih menunjukan penyelenggaraan pelayanan yang belum sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Masyarakat sebagai penerima pelayanan masih merasa pelayanan yang mereka rasakan masih berbelit dan prosedur pelayanan yang panjang. Di dalam dimensi responsibilitas juga masih terjadi masalah yaitu penyelenggaran pelayanan perijinan yang masih belum sesuai dengan SOP terkait dengan penerbitan perijinan yang masih sering terjadi kemoloran. Oleh karena itu melihat bahwa masalah yang terjadi cukup kompleks dibandingkan dengan masalah pada Bidang Perijinan Pembangunan, maka penelitian ini, penulis memfokuskan penelitian pada Bidang Perijinan Kesra dan Lingkungan. Masalah yang terjadi menunjukan bahwa pelaksanaan kinerja pada Bidang Perijinan Kesra dan Lingkungan masih belum optimal, dari masalah yang ada penulis berasumsi disebabkan karena beberapa faktor yaitu, terdapat dua sistem dalam memproses perijinan, sehingga menjadikan dua sistem tersebut menjadi kurang efektif, keberadaan tim teknis yang masih di dinas terkait, terbatasnya sumber daya manusia dan sarana prasarana penunjang kegiatan kerja serta budaya kerja yang tidak disertai dengan kerjasama dan koordinasi yang baik antar pegawai. Berdasarkan yang telah dijelaskan diatas, diketahui bahwa tercapainya tujuan BPPT tentu tidak terlepas dari kinerja pada Bidang Perijinan Kesra dan Lingkungan. Atas dasar itu, penulis tertarik untuk meneliti mengenai kinerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang dan memfokuskan penelitan pada Bidang Perjinan Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan dalam memberikan pelayanan perijinan. Pada penelitian ini, penulis mengambil judul Analisis Kinerja Organisasi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang (Studi Kasus

5 pada Bidang Perijinan Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan). B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kinerja Bidang Perijinan Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan di BPPT Kota Semarang? 2. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat kinerja Bidang Perijinan Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan di BPPT Kota Semarang? C. Tujuan Penelitian Penyusunan penulisan karya ilmiah ini mempunyai tujuan : 1. Mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis kinerja Bidang Perijinan Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan di BPPT Kota Semarang. 2. Mengetahui faktor - faktor pendukung dan penghambat kinerja Bidang Perijinan Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan alam memberikan pelayanan perijinan. D. Landasan Teori 1. Administrasi Publik Peran administrasi publik bagi suatu negara sangat penting karena peran utama dari administrasi publik ialah memberikan pelayanan publik kepada masyarakat demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Menurut David H. Rosenbloom dalam buku Teori Administrasi Publik (Pasolong, 2007: 8) mengenai definisi administrasi publik yaitu menunjukan bahwa administrasi publik merupakan pemanfaatan teori-teori dan proses-proses manajemen, politik dan hukum untuk memenuhi keinginan pemerintah dibidang legislatif, eksekutif dalam rangka fungsifungsi peraturan dan pelayanan terhadap masyarakat secara keseluruhan atau sebagian. Menurut George J. Gordon dalam buku Ilmu Administrasi Publik (Syafiie, 2006:24) menyatakan bahwa administrasi publik dapat dirumuskan sebagai seluruh proses baik yang dilakukan organiasi maupun perorangan yang berkaitan dengan penerapan atau pelaksanaan hukum dan peraturan yang

6 dikeluarkan oleh badan legislatif, eksekutif serta pengadilan. 2. Kinerja Organisasi Istilah kinerja merupakan terjemahan dari performance atau yang sering diartikan oleh para cendikiawan sebagai penampilan, untuk kerja atau prestasi. Di dalam Oxford Dictonary kinerja menunjukan pelaksanaan atau pencapaian hasil dari suatu tugas (Keban, 2004: ). Menurut Rummler dan Brache (Sudarmanto, 2009 :7-8) bahwa kinerja organisasi merupakan pencapaian hasil (outcome) pada level atau unit analisis organisasi. Kinerja pada level organisasi terkait dengan tujuan organisasi, rancangan dan manajemen organisasi. Menurut Yeremias T. Keban dalam bukunya Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik (2004: 193) menjelaskan kinerja organisasi atau kinerja institusi berkenaan dengan sampai seberapa jauh suatu institusi telah melaksanakan semua kegiatan pokok sehingga mencapai misi atau visi institusi. 3. Dimensi Kinerja Oragnisasi Setiap pekerjaan yang sudah dilaksanakan oleh organisasi perlu adanya pengukuran yang bertujuan untuk menilai apakah hasil yang dicapai sudah sesuai dengan apa yang diharapkan. Menurut Agus Dwiyanto dalam buku Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM (Sudarmanto, 2009:16) mengemukakan ukuran dari tingkat kinerja suatu organisasi publik secara lengkap sebagai berikut : 1. Produktivitas Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi tetapi juga efektivitas Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai rasio antara input dan output. 2. Orientasi Kualitas Layanan kepada Masyarakat Konsep kualitas layanan dengan mengukur kepuasan masyarakat terhadap layanan yang diberikan. Kepuasan masyarakat bisa menjadi

7 parameter untuk menilai kinerja organisasi publik. 3. Responsivitas Konsep responsivitas adalah kemampuan suatu organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan dan mengembangkan programprogram pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. 4. Responsibilitas Konsep responsibilitas adalah kesesuaian pelaksananan suatu kegiatan birokrasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip - prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi. 5. Akuntabilitas Akuntabilitas merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban dari pemerintah kepada masyarakat yang seharusnya dilayani untuk mendapatkan pelayanan. E. Metodologi Penelitian Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini berlokasi di Kantor BPPT Kota Semarang. Informan pada penelitian ini adalah Pegawai BPPT Kota Semarang dan masyarakat pengguna pelayanan. Adapun teknik pengumpulan data di dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis dan interpretasi data melalui reduksi dengan mengelompokan hal-hal pokok, kemudian disajikan dan pada akhirnya dilakukan penarikan kesimpulan atas jawaban-jawaban yang diperoleh dari informan. Kualitas atau keabsahan data menggunakan teknik triangulasi dengan membandingkan hasil wawancara antara informan satu dengan informan lainnya untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kinerja Bidang Perijinan Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan 1. Produktivitas Bidang Perijinan Kesra dan Lingkungan mempunyai

8 program pokok yaitu memberikan suatu pelayanan perijinan kepada masyarakat yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat. Di dalam Keputusan Walikota Semarang yaitu Nomor 875.1/526/ 2014 tentang Pendelegasian Wewenang Penandatanganan Perijinan dan Non Perijinan kepada Kepala BPPT Kota Semarang, Bidang Perijinan Kesra dan Lingkungan menangani 11 jenis perijinan yang dikelompokan menjadi 4 yaitu, ijin tenaga kesehatan, ijin sarana kesehatan, ijin penyelenggaran reklame dan ijin titik reklame. Pelaksanaan program pelayanan perijinan tersebut berdasarkan tugas pokok dan fungsi yang telah didelegasikan kepada Bidang Perijinan Kesejahteraan rakyat dan Lingkungan, selain itu didalam pelaksanaan program pelayanan mengacu pada SOP yang ada di BPPT Kota Semarang. Tingkat produktivitas Bidang Perijinan Kesra dan Lingkungan sudah 90% dalam penerbitan perijinan, dimana input yang dimiliki oleh Bidang Perijinan Kesra dan Lingkungan berupa sumber daya manusia, ketersediaan waktu, fasilitas penyelenggara pelayanan serta payung hukum yang kuat seperti undang-undang dan SOP, sedangkan output yang dicapai berupa program pelayanan perijinan,sk (Surat Keputusan penerbitan perijinan dan informasi perijinan. Kualitas hasil yang dicapai oleh Bidang Perijinan Kesra dan Lingkungan sudah baik, namun memang belum sepenuhnya sesuai dengan harapan. Hal tersebut dikarenakan untuk jenis perijinan reklame dan ijin sarana kesehatan masih banyak dikeluhkan oleh masyarakat mengenai lamanya waktu penerbitan. 2. Kualitas Pelayanan Tolak ukur dalam pelaksanaan kinerja dapat dilihat dari tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang

9 diterimanya. Berdasarkan data SKM yang di isi langsung oleh masyarakat pengguna pelayanan, Bidang Perijinan Kesra dan Lingkungan sudah mendapatkan predikat B dengan skor nilai 73, namun memang dari 9 indikator yang dijadikan penilaian SKM, masih terdapat penilaian terendah pada indikator waktu pelayanan dan biaya pelayanan. Ketepatan waktu penerbitan perijinan belum sepenuhnya sesuai dengan standar waktu yang telah ditetapkan dalam SOP. Perijinan yang sudah sesuai dengan standar waktu penerbitan baru ijin tenaga kesehatan yaitu 10 hari kerja. Masih terjadinya kemoloran dalam penerbitan perijinan khususnya ijin sarana kesehatan dan ijin reklame dikarenakan kedua jenis perijinan tersebut memerlukan tinjauan lapangan sehingga prosesnya panjang dan persyaratannya pun jauh lebih banyak dibandingkan dengan ijin tenaga kesehatan. Belum lagi tim teknis yang tidak standby di BPPT menyebabkan proses tinjauan lapangan atau rapat hasil tinjauan lapangan perlu mengkoordinasikan mengenai waktu yang tepat dengan tim teknis. Selain itu terbatasnya SDM yang dimiliki juga berdampak pada proses penyelesaian kerjanya. SDM yang terbatas, namun pekerjaan yang diselesaikan banyak menjadikan seringnya terjadi penumpukan perijinan. Hal tersebut menyebabkan terjadinya kemoloran dalam penerbitan ijin. Layanan konsultasi dapat dilakukan dengan layanan langsung, yaitu masyarakat datang ke kantor BPPT Kota Semarang dan dapat melalui telefon, namun yang menjadi masalah didalam memberikan layanan konsultasi kepada masyarakat adalah, belum tersedianya pegawai yang standby di front office untuk melayani masyarakat. Selama ini yang melayani konsultasi di front

10 office adalah pegawai yang berada di back office. Kondisi seperti itu menjadikan tidak efektif, karena pegawai yang sedang mengerakan tugasnya di back office harus nyambinyambi untuk memberikan layanan konsultasi di front office dan meninggalkan pekerjaan mereka di back office. 3. Responsivitas Upaya Bidang Perijinan Kesra dan Lingkungan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat yang masih banyak belum mengetahui terkait perijinan yaitu dengan melakukan kegiatan sosialisasi pada tingkat kecamatan. Kegiatan sosialisasi bertujuan untuk memperkenalkan dan menginformasikan perijinan yang ditangani oleh BPPT serta sebagai ajang untuk menggali aspirasi serta apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Responsivitas Bidang Perijinan Kesra dan Lingkungan di dalam menyelenggarakan pelayanan perijinan belum sepenuhnya sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Masyarakat membutuhkan pelayanan yang cepat dan prosesnya tidak ribet, namun kenyataanya masyarakat masih merasakan prosedur yang panjang. 4. Responsibilitas Di dalam menyelenggarakan pelayanan, Bidang Perijinan Kesra dan Lingkungan sudah sesuai dengan regulasi yang mengaturnya yaitu Perda No. 13 tahun 2008 tentang Organisasi dan tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan BPPT Kota Semarang serta berdasarkan Keputusan Walikota Semarang Nomor 875.1/526/2014 tentang Pendelegasian Wewenang. Dasar hukum tersebut merupakan pedoman utama bagi Bidang Perijinan Kesra dan Lingkungan dalam menyelenggarakan pelayanan, namun meskipun sudah sesuai dengan regulasi, sayangnya penyelengaraan perijinannya belum sepenuhnya sesuai

11 dengan prinsip - prinsip administrasi yang tertuang dalam SOP. Di dalam prakteknya penyelenggaraan pelayanan perijinan belum sepenuhnya sesuai dengan SOP yang ada terkait dengan waktu penyelesaian. Masih terdapat beberapa perijinan yang mengalami kemoloran, diantaranya yaitu ijin sarana kesehatan dan ijin reklame. Kemoloran yang terjadi dikarenakan prosesnya yang panjang yang memerlukan tinjauan lapangan. Selain karna prosesnya, kemoloran yang terjadi dapat dikarenakan karena faktor eksternalnya yaitu masyarakatnya yang dalam proses pemenuhan persyaratannya lama dan dari faktor internalnya yaitu karena terbatasnya SDM pada Bidang Perijinan Kesra dan Lingkungan, sedangkan pekerjaan yang harus dikerjakan banyak sehingga menyebabkan terjadinya penumpukan perijinan yang tidak kunjung dikerjakan. 5. Akuntabilitas Bentuk pertanggungjawaban Bidang Perijinan Kesra Rakyat dan Lingkungan dalam menyelenggarakan pelayanan perijinan yaitu berupa laporan mengenai berapa banyak jumlah perijinan yang diterbitkan setiap bulannya. Bentuk pertanggungjawaban tersebut dilaporkan secara vertikal kepada Bidang IT setiap bulannya, nantinya Bidang IT yang akan mengcover semua perijinan di BPPT untuk dilaporkan ke Bidang Pengawasan Perijinan. Setelah laporan perijinan dilaporkan kepada Bidang IT, nantinya Bidang IT yang akan mempublish ke website resmi BPPT Kota Semarang, hal tersebut merupakan salah satu bentuk keterbukaan informasi kepada publik. B. Faktor Pendukung dan Penghambat a. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia (SDM) merupakan hal yang berkaitan dengan kualitas karyawan untuk bekerja dan berkarya

12 secara optimal. Berdasarkan hal tersebut ketersediaan SDM yang ada di Bidang Perijinan Kesra dan Lingkungan menjadi faktor pendorong dalam pelaksanaan kinerja pelayanan, namun jumlah SDM yang sedikit dibandingkan dengan kedua bidang perijinan lainnya, sedangkan perijinan yang ditangani paling banyak menyebabkan beban kerja yang tidak sesuai, sehingga SDM yang ada belum mendukung kinerjanya. b. Sarana Prasarana Sarana prasarana yang terdapat di Bidang Perijinan Kesra dan Lingkungan yang sifatnya wajib ada untuk melaksanakan proses penyelesaian pelayanan perijinan yaitu, komputer, printer dan mesin fotocopy. Sarana tersebut menjadi faktor pendorong pelaksanakan kinerja, namun yang masih menjadi masalah yaitu kuantitas sarana tersebut yang masih terbatas. Terbatasnya kuantitas sarana tentu menyebabkan dalam proses penyelesaian pekerjaan tidak dapat cepat. Di dalam menggunakan komputer untuk meng-entry data perijinan masih harus bergantian. Hal serupa juga terjadi pada penggunaan mesin fotocopy, padahal mesin fotocopy merupakan sarana yang sifatnya vital, sebab mesin fotocopy dipakai untuk menggandakan SK perijinan yang sudah terbit untuk keperluan legalisir. c. Sitem Informasi Manajemen Sistem informasi manajemen atau dapat disngkat dengan SIM berhubungan dengan pengelolaan data base yang digunakan untuk mempertinggi kinerja organisasi. SIM yang digunakan Bidang Perijinan Kesra dan Lingkungan di dalam melaksanakan proses pelayanan perijinan sudah menggunakan sistem aplikasi yang berbasis teknologi informasi yang dikontrol melalui server dan dikoneksikan dengan akses internet. Penggunaan sistem aplikasi tersebut menjadikan pekerjaan lebih efektif,

13 meskipun sistem manual tetap di jalankan. d. Budaya Kerja Budaya kerja dapat dilihat dari tingkat kedisiplinan. Mengenai tingkat kedisiplinan pegawai dalam melaksanakan kinerja masih perlu ditingkatkan, karena masih adanya kebiasaan menumpuk perijinan. Selain itu, di dalam mengerjakan pelayanan perijinan tidak pernah memiliki target harian, budaya mereka hanya bekerja semampuanya sebenarnya kurang tepat, karena manakala perijinan yang masuk banyak dan tidak ada target berapa persen yang harus dikerjakan dari jumlah perijinan yang masuk tiap harinya menjadikan perijinan akan menumpuk terlalu lama, hal tersebut juga akan berdampak pada molornya proses penerbitan. PENUTUP Kesimpulan Pelaksanaan kinerja Bidang Perijinan Kesra dan Lingkungan belum optimal, hal tersebut dapat dibuktikan dari dimensi pengukuran kinerja. Dari ke lima dimensi tersebut, terdapat empat dimensi yang belum optimal yaitu dimensi produktivitas, orientasi kualitas pelayanan, responsivitas dan responsibilitas, sedangkan dimensi yang sudah berjalan dengan baik baru indikator akuntabilitas. Faktor Pendukung di dalam pelaksanaan kinerja pada Bidang Perijinan Kesra dan Lingkungan adalah tersedianya SDM dengan sudah adanya pembagian tugas, tersediannya sarana prasaran utama dalam proses perijinan dan penggunaan sistem informasi manajemen berupa aplikasi yang berbasis teknologi informasi, sedangkan yang menjadi faktor penghambat adalah terbatasnya kuantitas SDM dan sarana prasarana serta budaya kerja yang terbiasa menumpuk perijinan serta tidak adanya target penyelesaian perijinan yang masuk setiap harinya. Saran 1. Di dalam meningkatkan kinerja Bidang Perijinan Kesra dan

14 Lingkungan agar optimal, perlu beberapa upaya sebagai berikut : a. Menciptakan koordinasi dan kerjasama yang baik dengan tim teknis. Terciptanya hubungan yang sinergis antar keduanya akan mampu mendukung produktivitas kinerja pelayanan perijinan. b. Menetapkan hasil SKM (Survei Kepuasan Masyarakat) sebagai standar utama penilaian dan evaluasi kinerja pada tiap bidang perijinan. c. Meningkatkan sosialisasi secara intensif serta meningkatkan kepekaan terhadap masyarakat sebagai penerima pelayanan agar lebih bisa mengerti dan memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya. d. Membuat prosedur dan persyaratan perijinan yang lebih jelas dan sistematis. 2. Di dalam mengatasi permasalahan yang menjadi faktor penghambat : a. Meningkatkan kualitas SDM melalui penguatan penguasaan kompetensi dan keahlian teknologi melalui pelatihan yang dilakukan secara berkala. Keterbatasan SDM perlu segera ditangani dengan penambahan pegawai melalui kebijakan pemerintah dalam perekrutan PNS atau dengan penambahan tenaga honorer yang berkompeten. b. Penambahan dan pembenahan sarana prasarana. c. Perlunya menentukan standar minimal berapa persen dari perijinan yang masuk per harinya untuk dikerjakan, hal tersebut akan sangat membantu ketika perijinan yang masuk banyak, akan dapat meminimalisir penerbitan perijinan. DAFTAR PUSTAKA kemoloran Azwar, Saifuddin Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Herdiansyah, Haris Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Salemba Humanika Keban, Yeremias Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik. Yogyakarta: Gava Media. Komang, dkk.208. Perilaku Keorganisasian.Yogyakarta: Graha Ilmu Mahmudi Manajemen Kinerja Sektor Publik.

15 Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Moleong, Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung :PT. Remaja Rosdakarya Pasolong, Harbani Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta. Sembiring, Masana Budaya dan Kinerja Organisasi. Bandung :Fokusmedia. Sudarmanto Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM. Yogyakarta : Tentara Pelajar. Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Suwitri, Sri Konsep Dasar Kebijakan Publik. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Syafiie, Inu Kencana Ilmu Administrasi Publik. Jakarta : Rineka Cipta. Tangkilisan, Hessel Manajemen Publik. Jakarta : Gramedia. Wibowo Manajemen Kinerja. Jakarta : Rajawali Pers. Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2012 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik. Peraturan Walikota Semarang Nomor 53 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang. Perturan Walikota Semarang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Publik Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang. Renstra BPPT Kota Semarang tahun Non Buku : Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pedoman Penyelengaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

ANALISIS KINERJA UPTD BLK DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA SEMARANG

ANALISIS KINERJA UPTD BLK DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA SEMARANG ANALISIS KINERJA UPTD BLK DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA SEMARANG Oleh : Adam Setiawan, Maesaroh Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Jalan

Lebih terperinci

Oleh : Rista Dewi Putriana, Hartuti Purnaweni

Oleh : Rista Dewi Putriana, Hartuti Purnaweni IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NONFORMAL DI KECAMATAN TEMBALANG Oleh : Rista Dewi Putriana, Hartuti Purnaweni Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

EVALUASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA

EVALUASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA EVALUASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI PEDAGANG KAKI LIMA SIMPANG LIMA SEMARANG Oleh : Christine Gitta Candra Puspita,

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA ORGANISASI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA SEMARANG (STUDI KASUS DI UPTD KAMPOENG WISATA TAMAN LELE)

ANALISIS KINERJA ORGANISASI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA SEMARANG (STUDI KASUS DI UPTD KAMPOENG WISATA TAMAN LELE) ANALISIS KINERJA ORGANISASI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA SEMARANG (STUDI KASUS DI UPTD KAMPOENG WISATA TAMAN LELE) Oleh : Annisa Azwar Kurniati, Hartuti Purnaweni, Tri Yuniningsih *) JURUSAN ADMINISTRASI

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK DI BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU (BPPT) KOTA SEMARANG DALAM MENCAPAI PELAYANAN PRIMA

REFORMASI BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK DI BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU (BPPT) KOTA SEMARANG DALAM MENCAPAI PELAYANAN PRIMA REFORMASI BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK DI BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU (BPPT) KOTA SEMARANG DALAM MENCAPAI PELAYANAN PRIMA Oleh : Erlina Widian Sari, Nina Widowati Jurusan Administasi Publik Fakultas

Lebih terperinci

Kata kunci : Pelayanan Publik, Kualitas Pelayanan Publik, Ijin Mendirikan Bangunan, Kota Semarang

Kata kunci : Pelayanan Publik, Kualitas Pelayanan Publik, Ijin Mendirikan Bangunan, Kota Semarang ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PEMBUATAN IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA SEMARANG Oleh : Agnes Galih Chris Roseita, Endang Larasati Jurusan Ilmu Administrasi Publik Fakultas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. produktivitas, responsivitas, dan akuntabilitas.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. produktivitas, responsivitas, dan akuntabilitas. 78 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Sleman termasuk dalam

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI JAWA TENGAH

ANALISIS KINERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI JAWA TENGAH ANALISIS KINERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI JAWA TENGAH Oleh : Agahari Abadi Sianipar, Hesti Lestari, Zainal Hidayat, Landjar Kurniawan Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN SEMARANG

STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN SEMARANG STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN SEMARANG Oleh : Agus Ananto Widodo, Hesti Lestari Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Jalan Profesor Haji

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. maka perlu dilakukan penilaian kinerja. Tim Kerja Pemulihan Dieng (TKPD)

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. maka perlu dilakukan penilaian kinerja. Tim Kerja Pemulihan Dieng (TKPD) BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Begitu pentingnya kinerja suatu organsasi dalam mencapai tujuanya maka perlu dilakukan penilaian kinerja. Tim Kerja Pemulihan Dieng (TKPD) merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DI DESA JAPAH KECAMATAN JAPAH KABUPATEN BLORA

ANALISIS KINERJA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DI DESA JAPAH KECAMATAN JAPAH KABUPATEN BLORA ANALISIS KINERJA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DI DESA JAPAH KECAMATAN JAPAH KABUPATEN BLORA Oleh : Marlina Puryanti, Herbasuki Nurcahyanto, Dyah Hariani *) Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SEMARANG (Dalam Pemilihan Umum 2014) Oleh: Desta Trianggoro, Endang Larasati, Nina Widowati

ANALISIS KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SEMARANG (Dalam Pemilihan Umum 2014) Oleh: Desta Trianggoro, Endang Larasati, Nina Widowati ANALISIS KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SEMARANG (Dalam Pemilihan Umum 2014) Oleh: Desta Trianggoro, Endang Larasati, Nina Widowati JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA PEMERINTAH KOTA SAMARINDA Jalan Basuki Rahmat No.78, Gedung Graha Tepian Samarinda 7512 Telp. (0541)739614, Fax. (0541)741286 SMS Center/SMS Pengaduan : 08115843555 Web:www.bpptsp.samarindakota.go.id PENDAHULUAN

Lebih terperinci

KINERJA PEGAWAI KANTOR PERTANAHAN DALAM PELAYANAN SERTIFIKAT TANAH

KINERJA PEGAWAI KANTOR PERTANAHAN DALAM PELAYANAN SERTIFIKAT TANAH ISSN: 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 KINERJA PEGAWAI KANTOR PERTANAHAN DALAM PELAYANAN SERTIFIKAT TANAH (Studi atas Pelayanan Sertifikat Peralihan Hak atas Tanah di Kantor Pertanahan

Lebih terperinci

KINERJA BPOM DALAM PELAKSANAAN PENGAWASAN DI TOKO SWALAYAN KOTA MANADO. Oleh : Richard Adam. Abstrak

KINERJA BPOM DALAM PELAKSANAAN PENGAWASAN DI TOKO SWALAYAN KOTA MANADO. Oleh : Richard Adam. Abstrak KINERJA BPOM DALAM PELAKSANAAN PENGAWASAN DI TOKO SWALAYAN KOTA MANADO Oleh : Richard Adam Abstrak Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan kinerka

Lebih terperinci

Kecamatan Klojen Jl. Surabaya No. 3 Malang

Kecamatan Klojen Jl. Surabaya No. 3 Malang PENERAPAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) PADA KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG KOMPONEN SAKIP 1. Perencanaan Kinerja 2. Pengukuran Kinerja 3. Pelaporan Kinerja 1. RENSTRA 2013-2018

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA UNIT PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL (PMU) DI KOTA SEMARANG. (Kajian Permendikbud No 80 Tahun 2013 Tentang PMU)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL (PMU) DI KOTA SEMARANG. (Kajian Permendikbud No 80 Tahun 2013 Tentang PMU) IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL (PMU) DI KOTA SEMARANG (Kajian Permendikbud No 80 Tahun 2013 Tentang PMU) Oleh : Olivia Siolito, Margareta Suryaningsih, Sri Suwitri, Ari Subowo Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PUSKESMAS KARANGAYU KOTA SEMARANG

ANALISIS KINERJA PUSKESMAS KARANGAYU KOTA SEMARANG ANALISIS KINERJA PUSKESMAS KARANGAYU KOTA SEMARANG Oleh : Thomas Denny Kristiandi, Ida Hayu D, Nina Widowati *) Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya guna meningkatkan kualitas pelayanan publik, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Repbulik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan

Lebih terperinci

KINERJA KANTOR PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PONTIANAK

KINERJA KANTOR PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PONTIANAK KINERJA KANTOR PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PONTIANAK Jamaludin.D 1, Zulkarnaen 2, Abdul Rahim 3 Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aparatur pemerintah sebagai abdi negara dan abdi masyarakat mempunyai tugas pokok yang antara lain tercermin dalam penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja adalah dokumen rencana yang memuat program dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka

Lebih terperinci

Evaluasi Kebijakan Penataan Organisasi Perangkat Daerah di Kota Semarang

Evaluasi Kebijakan Penataan Organisasi Perangkat Daerah di Kota Semarang Evaluasi Kebijakan Penataan Organisasi Perangkat Daerah di Kota Semarang Oleh : David Perdana Putera, R. Slamet Santoso Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian dan Pendekatan Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif. Penelitian ini lebih menekankan pada proses penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN AKTA KELAHIRAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SEMARANG Oleh : Nora Sembadra Mahardhika, Endang Larasati

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN AKTA KELAHIRAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SEMARANG Oleh : Nora Sembadra Mahardhika, Endang Larasati ANALISIS KUALITAS PELAYANAN AKTA KELAHIRAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SEMARANG Oleh : Nora Sembadra Mahardhika, Endang Larasati Departemen Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

PENGARUH KOORDINASI TERHADAP KINERJA PETUGAS PEMUNGUT PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN TAROGONG KIDUL KABUPATEN GARUT

PENGARUH KOORDINASI TERHADAP KINERJA PETUGAS PEMUNGUT PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN TAROGONG KIDUL KABUPATEN GARUT PENGARUH KOORDINASI TERHADAP KINERJA PETUGAS PEMUNGUT PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN TAROGONG KIDUL KABUPATEN GARUT Muhammad Rakhmat 2 ; Aji Abdul wahid 2 1 Kelurahan Sukagalih

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN PRODUKTIVITAS PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN PRODUKTIVITAS PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ejournal Ilmu Pemerintahan, 2016, 4 (4): 1475-1488 ISSN 2477-2458, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN PRODUKTIVITAS PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PEKERJAAN

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PADA UNIT PELAYANAN PUBLIK KEMENKO POLHUKAM PERIODE 2016 BEKERJASAMA UNIT PELAYANAN PUBLIK KEMENKO POLHUKAM DENGAN BIRO UMUM SEKRETARIAT KEMENKO POLHUKAM 1 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BAGIAN HUKUM SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BAGIAN HUKUM SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BAGIAN HUKUM SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 A. PERENCANAAN KINERJA Pembangunan Bidang Hukum merupakan bagian yang tidak terpisahkan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KECAMATAN KEJAKSAN KOTA CIREBON. Oleh : Diah Ayu Purbasari, Sri Suwitri, Ida Hayu D. ABSTRAK

ANALISIS KINERJA KECAMATAN KEJAKSAN KOTA CIREBON. Oleh : Diah Ayu Purbasari, Sri Suwitri, Ida Hayu D. ABSTRAK ANALISIS KINERJA KECAMATAN KEJAKSAN KOTA CIREBON Oleh : Diah Ayu Purbasari, Sri Suwitri, Ida Hayu D. JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Jalan Profesor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam satu dekade terakhir ini, bangsa Indonesia sedang berupaya memperbaiki kinerja pemerintahannya melalui berbagai agenda reformasi birokrasi dalam berbagai sektor

Lebih terperinci

Oleh : Aji Tri Utomo, Aufarul Marom. Universitas Diponegoro

Oleh : Aji Tri Utomo, Aufarul Marom. Universitas Diponegoro EVALUASI PELAYANAN BUS RAPID TRANSIT (BRT) DI KOTA SEMARANG Oleh : Aji Tri Utomo, Aufarul Marom Departemen Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Jalan Profesor

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2012

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2012 PERATURAN MENTERI NOMOR 38 TAHUN 212 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA UNIT PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembinaan aparatur negara yang

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA BALAI REHABILITASI SOSIAL EKS PENYALAHGUNA NAPZA MANDIRI SEMARANG

PENILAIAN KINERJA BALAI REHABILITASI SOSIAL EKS PENYALAHGUNA NAPZA MANDIRI SEMARANG PENILAIAN KINERJA BALAI REHABILITASI SOSIAL EKS PENYALAHGUNA NAPZA MANDIRI SEMARANG Oleh: Roni Budi Utomo Departemen Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Jalan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan Pelayanan prima dituangkan pada visi dan misi yang menunjukkan bahwa tuntutan masyarakat terhadap pelayanan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH (STUDI PENGAMATAN DI BIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP) Oleh:

ANALISIS KINERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH (STUDI PENGAMATAN DI BIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP) Oleh: ANALISIS KINERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH (STUDI PENGAMATAN DI BIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP) Oleh: Eka Yulia Rahmawati Ningsih, Maesaroh, Hesti Lestari, Nina Widowati

Lebih terperinci

Oleh: Riska Rahmawati, Dra. Nina Widowati, M.Si, Dra. Maesaroh, M.Si

Oleh: Riska Rahmawati, Dra. Nina Widowati, M.Si, Dra. Maesaroh, M.Si Analisis Kinerja Organisasi Seksi Pendapatan Lain-Lain Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Pemalang (Studi Pelaksanaan Pengalihan Kebijakan PBB-P2) Oleh: Riska Rahmawati, Dra.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk mempersiapkan diri dalam kehidupan global

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2016

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2016 2016 INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2016 PADA BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT AMBON DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN i KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Analysis of Employess Performance in territory secretariat Central Java Province

Analysis of Employess Performance in territory secretariat Central Java Province Analysis of Employess Performance in territory secretariat Central Java Province Oleh Herta Sitorus, Endang Larasati, Moh. Mustam Jurusan Administrasi Publik Fakultas ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-nya, kami dapat menyelesaikan Rencana Kerja (RENJA) Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

2012, No BAB I PENDAHULUAN

2012, No BAB I PENDAHULUAN 2012, No.750 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA UNIT PELAYANAN PUBLIK BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan merupakan bagian dari proses kebijakan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Seiring dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi penelitian, proses penelitian dan sistematika penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi penelitian, proses penelitian dan sistematika penelitian. BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan penjabaran latar belakang masalah pemilihan studi kasus berdasarkan fenomena yang terjadi dilapangan dan juga rumusan permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian,

Lebih terperinci

KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH DALAM PELAKSANAAN PROMOSI JABATAN DI KOTA KOTAMOBAGU. Oleh. Mohamad Septian Mokodompit.

KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH DALAM PELAKSANAAN PROMOSI JABATAN DI KOTA KOTAMOBAGU. Oleh. Mohamad Septian Mokodompit. KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH DALAM PELAKSANAAN PROMOSI JABATAN DI KOTA KOTAMOBAGU Oleh Mohamad Septian Mokodompit Abstrak Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan aparatur pemerintah guna mengefektifkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Adapun hal-hal yang telah dilaksanakan oleh Badan Pelayanan Perijinan. dan cepat serta biaya ringan, meliputi:

BAB V PENUTUP. 1. Adapun hal-hal yang telah dilaksanakan oleh Badan Pelayanan Perijinan. dan cepat serta biaya ringan, meliputi: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, akhirnya dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Adapun hal-hal yang telah dilaksanakan oleh Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

Lebih terperinci

Kata Kunci : Evaluasi Kinerja, Protokol

Kata Kunci : Evaluasi Kinerja, Protokol SINOPSIS Kinerja organisasi mengisyaratkan bahwa penilaian kinerja sesungguhnya sangat penting untuk melihat sampai sejauh mana tujuan organisasi telah tercapai. Sejalan dengan sistem pemerintahan saat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEPOLISIAN. LAKIP. Penyusunan. Laporan.

BERITA NEGARA. KEPOLISIAN. LAKIP. Penyusunan. Laporan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1084, 2012 KEPOLISIAN. LAKIP. Penyusunan. Laporan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN LAPORAN AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

KINERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DALAM PELAYANAN AKTE KELAHIRAN. (Suatu Studi di Kabupaten Halmahera Utara) Oleh : Arki Tabaga

KINERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DALAM PELAYANAN AKTE KELAHIRAN. (Suatu Studi di Kabupaten Halmahera Utara) Oleh : Arki Tabaga KINERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DALAM PELAYANAN AKTE KELAHIRAN (Suatu Studi di Kabupaten Halmahera Utara) Oleh : Arki Tabaga Abstraksi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Halmahera

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk mempersiapkan diri dalam kehidupan global

Lebih terperinci

EVALUASI PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN Oleh : Elvan Sitorus, Rihandoyo

EVALUASI PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN Oleh : Elvan Sitorus, Rihandoyo EVALUASI PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN 2015-2019 Oleh : Elvan Sitorus, Rihandoyo Departemen Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial Dan

Lebih terperinci

PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG

PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA 2010-2015 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG JALAN RAYA KAPAL - MENGWI BADUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami

Lebih terperinci

BAB II PROGRAM KERJA

BAB II PROGRAM KERJA BAB II PROGRAM KERJA A. VISI DAN MISI Rencana Strategis Perubahan Lima Tahunan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tahun 2010 sampai dengan tahun 2015, (Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 16

Lebih terperinci

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU (BPMPT) KABUPATEN POSO DALAM PEMBERIAN IZIN MENDIRIKAN USAHA

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU (BPMPT) KABUPATEN POSO DALAM PEMBERIAN IZIN MENDIRIKAN USAHA KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU (BPMPT) KABUPATEN POSO DALAM PEMBERIAN IZIN MENDIRIKAN USAHA Oleh AGUSTAF TABARU 090813169 ABSTRAK Badan Penanaman Modal dan Perizinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggaran dapat diinterpretasi sebagai paket pernyataan perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang.

Lebih terperinci

SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT (SKM)

SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT (SKM) KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMERDAYA KELAUTAN DAN PERIKAAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT (SKM) PADA PELAYANAN PENERBITAN SURAT LAIK OPERASI (SLO) KAPAL PERIKANAN, SURAT

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROGRAM KOTA LAYAK ANAK DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK-HAK ANAK DI KOTA BEKASI

IMPLEMENTASI PROGRAM KOTA LAYAK ANAK DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK-HAK ANAK DI KOTA BEKASI IMPLEMENTASI PROGRAM KOTA LAYAK ANAK DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK-HAK ANAK DI KOTA BEKASI Oleh : Andriani Elizabeth, Zainal Hidayat Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang

Analisis Kinerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang Analisis Kinerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang Oleh: Sigit Pramugi, Nina Widowati, Susi Sulandari Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Jalan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 1. VISI DAN MISI Sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten Lamandau dalam bidang Perhubungan komunikasi dan Informatika dituntut adanya peningkatan

Lebih terperinci

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis Negeri atas tugas pokok dan fungsinya dengan memperhatikan visi, misi, dan arah kebijakan Pemerintah Republik Indonesia untuk lima tahun ke depan, serta kondisi obyektif dan dinamika lingkungan strategis,

Lebih terperinci

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum emangat reformasi telah mendorong pendayagunaan aparatur Negara untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan efektivitas dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dalam pembangunan,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe dan Metode Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif, yaitu jenis penelitian yang berupaya menggambarkan suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat pengguna jasa sering dihadapkan pada begitu banyak. enggan berhadapan dengan pemerintah.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat pengguna jasa sering dihadapkan pada begitu banyak. enggan berhadapan dengan pemerintah. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggara pelayanan publik di Indonesia selama ini belum optimal, masyarakat pengguna jasa sering dihadapkan pada begitu banyak ketidakpastian ketika mereka berhadapan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2014 Fajar Hendro Utomo Dosen STKIP PGRI Tulungagung

PENINGKATAN KINERJA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2014 Fajar Hendro Utomo Dosen STKIP PGRI Tulungagung PENINGKATAN KINERJA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2014 Fajar Hendro Utomo Dosen STKIP PGRI Tulungagung ABSTRAK Kinerja pelayanan publik selalu mengalami perbaikan dan koreksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN MELAK KABUPATEN KUTAI BARAT

KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN MELAK KABUPATEN KUTAI BARAT ejournal llmu Administrasi Negara, 4 (2) 2014 : 1172-1181 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.org Copyright 2014 KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN MELAK KABUPATEN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUDUS 2013 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

BAB I PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor utama dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih (clean governance) dan tata pemerintahan yang baik (good government) adalah partisipasi, transparansi,

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BADAN PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BADAN PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) 2016-2021 BADAN PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja ( Performance ) menjadi tolak ukur dalam penilaian prestasi suatu pekerjaan,

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

INDIKATOR KINERJA BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN NO INDIKATOR INDIKATOR KINERJA BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN KONDISI KINERJA AWAL TARGET CAPAIAN TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 2015 KONDISI AKHIR TAHUN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Tertib administrasi pembangunan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

Hani Setiowati, Nina Widowati, Moch. Mustam *)

Hani Setiowati, Nina Widowati, Moch. Mustam *) HUBUNGAN KEMAMPUAN DAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PUSAT JAKARTA (STUDI KASUS DI DIREKTORAT KOMPENSASI APARATUR SIPIL NEGARA) Oleh: Hani Setiowati, Nina Widowati, Moch.

Lebih terperinci

Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Kebijakan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan

Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Kebijakan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan sebelum revisi Visi Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Kebijakan PROGRAM Terwujudnya Pelayanan Prima 2016 1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita Bangsa Bernegara.

Lebih terperinci

KINERJA PEMERINTAH DESA DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KAMPUNG KILIARMA DISTRIK AGIMUGA KABUPATEN MIMIKA PROPINSI PAPUA

KINERJA PEMERINTAH DESA DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KAMPUNG KILIARMA DISTRIK AGIMUGA KABUPATEN MIMIKA PROPINSI PAPUA KINERJA PEMERINTAH DESA DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KAMPUNG KILIARMA DISTRIK AGIMUGA KABUPATEN MIMIKA PROPINSI PAPUA OFIN NIWI LINGAWE PATAR RUMAMPEA SALMIN DENGO ABSTRAK Kebijakan otonomi daerah diharapkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik. dan responsibilitas yang diuraikan sebagai berikut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik. dan responsibilitas yang diuraikan sebagai berikut. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja Balai Besar POM Yogyakarta dalam pengawasan produk obat dan makanan yang

Lebih terperinci

Jenis pelayanan Administrasi Penerbitan Ijin Dengan Penilaian Teknis serta Pengesahan SKPD

Jenis pelayanan Administrasi Penerbitan Ijin Dengan Penilaian Teknis serta Pengesahan SKPD Lampiran I : Keputusan Kepala Badan Koordinasi Pelayanan dan Penanaman Modal Kota Surabaya Nomor : 503/2045/436.7.5/2013 Tanggal : 22 April 2013 A. PENDAHULUAN Sebagai organisasi layanan publik milik Pemerintah

Lebih terperinci

(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN

(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Singkat Organisasi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Sumedang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat

Lebih terperinci

KINERJA PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DI KABUPATEN MERAUKE

KINERJA PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DI KABUPATEN MERAUKE KINERJA PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DI KABUPATEN MERAUKE Oleh : Rino Bahari Adi Pradana, Email: rinobahari.adi@gmail.com Ilmu Administrasi Negara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

BAB I PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor utama dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih (clean governance) dan tata pemerintahan yang baik (good government) adalah partisipasi, transparansi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak berorientasi pada kinerja, dapat menggagalkan perencanaan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. tidak berorientasi pada kinerja, dapat menggagalkan perencanaan yang telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anggaran sektor publik merupakan alat (instrument) akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dari uang publik.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan disahkannya Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2008 tentang Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bekasi dan Peraturan Walikota Bekasi Nomor 60 Tahun 2009

Lebih terperinci

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (SKM)

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (SKM) i SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (SKM) PADA UPT PANGKALAN PENGAWASAN SDKP TUAL PERIODE TAHUN 2017 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN PANGKALAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan tanggapan dan respon secara aktif terhadap kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. memberikan tanggapan dan respon secara aktif terhadap kebutuhan, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan kemajuan otonomi daerah akan terus digalakkan hingga terwujudnya otonomi daerah yang diharapkan yakni otonomi daerah yang mandiri, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peralatannya guna mencapai tujuan pemerintah. 1 Keberhasilan pemerintahan akan

BAB I PENDAHULUAN. peralatannya guna mencapai tujuan pemerintah. 1 Keberhasilan pemerintahan akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Administrasi Negara adalah manajemen dan organisasi dari manusia dan peralatannya guna mencapai tujuan pemerintah. 1 Keberhasilan pemerintahan akan terlihat

Lebih terperinci

By : DR. Ir. H. DADANG MOHAMMAD, MSCE PLT. KEPALA BPPT JABAR

By : DR. Ir. H. DADANG MOHAMMAD, MSCE PLT. KEPALA BPPT JABAR By : DR. Ir. H. DADANG MOHAMMAD, MSCE PLT. KEPALA BPPT JABAR Meningkatkan Koordinasi perizinan yang saling keterkaitan antara perizinan di tingkat Pusat dengan Provinsi atau perizinan di tingkat Provinsi

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) DI DINAS PENANAMAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) DI DINAS PENANAMAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) DI DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA BANDA ACEH TAHUN

Lebih terperinci

LAPKIN SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015 BAB II

LAPKIN SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015 BAB II BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA Memaparkan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan, serta pembahasan tentang RENSTRA, tujuan dan Sasaran Visi dan Misi, Penetapan Kinerja,

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wibowo (2008:7), kinerja berasal dari pengertian performance yakni

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wibowo (2008:7), kinerja berasal dari pengertian performance yakni 15 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Kinerja 2.1.1. Definisi Kinerja Menurut Wibowo (2008:7), kinerja berasal dari pengertian performance yakni sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan sebagai penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. berkeadilan sosial dalam menjalankan aspek-aspek fungsional dari

Bab I PENDAHULUAN. berkeadilan sosial dalam menjalankan aspek-aspek fungsional dari Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya era reformasi, pemerintah sebagai organisasi sektor publik terbesar bertanggungjawab penuh dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENJA SKPD KOTA TANGERANG LATAR BELAKANG, MAKSUD DAN TUJUAN Latar Belakang Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) Kota Tangerang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah

Lebih terperinci