PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Secara global, luka bakar adalah masalah serius. bagi kesehatan masyarakat. Diperkirakan

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Secara global, luka bakar adalah masalah serius bagi kesehatan masyarakat. Diperkirakan kematian terjadi setiap tahun akibat luka bakar itu sendiri (WHO, 2012). Luka bakar ini bisa disebabkan oleh nyala api yang berkontak dengan tubuh, radiasi yang disebabkan oleh gelombang panas, terkena cairan panas, ataupun akibat kontak langsung dengan zat kimia. Indonesia sering mengalami suatu bencana alam salah satunya ialah letusan gunung berapi. Letusan gunung berapi banyak menimbulkan korban jiwa akibat luka bakar yang disebabkan oleh radiasi gelombang panas. Dalam hal ini, bantuan dari ahli Forensik sangat dibutuhkan dalam melakukan identifikasi. Identifikasi adalah suatu tindakan untuk menetapkan identitas. Banyak parameter yang digunakan seperti bukti biomolekular (DNA, stable isotope fingerprinting), latent print (fingerprints, earprints), soft tissue, hard tissues (Thompson et al, 2007). Dari berbagai parameter identifikasi yang ada, identifikasi genotip golongan darah ABO yang akan 1

2 2 digunakan dalam penelitian ini. Golongan darah ABO digunakan sebagai deteksi awal, sebab golongan darah ABO sudah menjadi hal yang umum bagi masyarakat awam dan biayanya terjangkau serta waktu pemeriksaannya pun cukup menjamin dibandingkan dengan identifikasi profil DNA yang memakan biaya yang cukup banyak serta membutuhkan waktu lama. Melakukan identifikasi jenazah bukanlah hal yang mudah. Hal ini tergantung pada kondisi dari jenazah. Seperti pada kasus ini, jenazah yang akan diidentifikasi merupakan korban hangus terbakar. Menurut Kedokteran Forensik, terdapat kesulitan dalam memeriksa golongan darah ABO pada jenazah korban terbakar yang telah meninggal lebih dari 24 jam. Hal ini dikarenakan pengaruh suhu ekstrem (45 C) dapat mempengaruhi golongan darah ABO, sehingga golongan darah ABO jenazah yang telah lebih dari 24 jam itu akan berubah menjadi golongan darah O yang merupakan positif palsu. Positif palsu memiliki arti, suatu jenis kesalahan dimana hasil tes menunjukan positif namun faktanya negatif. Hal ini dapat terjadi dengan dipengaruhi oleh salah satu faktor yang dalam penelitian ini adalah suhu ekstrem dan periode kematian korban. Suhu yang ekstrem dapat menyebabkan terjadinya

3 3 hemolisis, yaitu pecahnya sel-sel darah. Hemolisis ini menyebabkan terjadinya perubahan terhadap morfologi dan komposisi membran pada sel darah terutama sel darah merah (eritrosit). Suhu ekstrem menginduksi perubahan sel-sel darah yang berhubungan dengan meningkatnya kolesterol dan fosfolipid yang menghasilkan hilangnya komponen membrane selektif (Zarkowsky H.S et al, 1975). Setelah penemuan antigen ABO di permukaan sel darah merah pada tahun 1900 dari perbedaan serologi pada darah manusia, golongan darah ABO diklasifikasikan ke dalam empat antigen yaitu A, B, AB, dan O serta enam genotip pada tahun Antigen-antigen ini adalah antigen oligosakarida yang tersebar luas di permukaaan sel darah merah dan jaringan sel seperti yang ada pada saliva dan cairan tubuh lainnya. Diketahui bahwa urutan nukleotida gen golongan darah ABO terletak pada kromosom 9q34, hal ini memungkinkan untuk menganalisis genotip golongan darah ABO menggunakan metode biologi molekular (Kensaku Aki et al, 2012). Oleh karena kesulitan yang dialami dalam menentukan golongan darah ABO jenazah korban terbakar dengan periode kematian lebih dari 24 jam dan pengetahuan masyarakat yang cukup mengenal profil golongan darah keluarganya dibandingkan profil DNA nya

4 4 serta mengingat identifikasi DNA yang memerlukan biaya tidak sedikit, maka penelitian ini cukup penting dilakukan untuk memecahkan permasalahan tersebut. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan masalah yakni : Apakah metode PCR dapat mendeteksi genotip golongan darah ABO pada jenazah yang meninggal lebih dari 24 jam karena terbakar? 3. Tujuan Penelitian Mendeteksi genotip dan fenotip golongan darah ABO dengan sampel organ tulang jenazah kondisi terbakar menggunakan metode lacak biologi molekular yaitu PCR. 4. Keaslian Penelitian James Chun-I Lee, Li-Chin Tsai, et al, Melakukan penelitian yang bertujuan untuk menentukan golongan darah ABO dengan pemisahan PCR secara mutagenik dengan menggunakan nukleotida pada posisi 261 dan 703 dari cdna pada lokus ABO. Sampel yang digunakan adalah darah yang diperoleh dari Taipei Municipal Jen- Ai Hospital, Chang Gung Menorial Hospital, dan Central

5 5 Police University. Dengan hasil penelitian nukleotida pada posisi 261 dari lokus cdna pada lokus ABO ditemukan fragmen alel spesifik A/B dan O, sedangkan pada posisi 703 ditemukan fragmen alel spesifik B dan A/O. Yusuke Doi, Yuji Yamamoto, et al, Melakukan penelitian mengenai metode baru penentuan genotip golongan darah menggunakan reaksi multiplex single-base primer extension. Metode yang digunakan adalah pendeteksian secara simultan dari 6 posisi SNP di dalam gen ABO (261, 297, 681, 703, 802, dan 803) dan penentuan genotip ABO dari kombinasi mereka. Sampel yang digunakan adalah darah perifer, saliva, dan cairan semen. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa metode baru tersebut cukup sensitif untuk penentuan genotip golongan darah untuk sampel forensik. Tomonori Muro, Junki Fujihara, et al, Melakukan penelitian mengenai penentuan genotip ABO oleh real time PCR dengan menggunakan primer alel spesifik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan deteksi tiga posisi SNP pada posisi nukleotida 261, 796, dan 803 pada gen ABO dan penentuan enam major genotip ABO. Sampel yang digunakan adalah darah dan kuku dari jenazah yang telah membusuk. Hasil dari

6 6 penelitian ini menunjukkan bahwa dari 54 sampel, nilai ambang siklus untuk hasil reaksi positif adalah ketika ditambahkan 1 ng genomik DNA ke campuran reaksi PCR. Sedangkan untuk hasil reaksi negatif, nilai ambang siklus tidak dapat ditentukan karena kurva amplifikasi tidak dapat mencapai garis ambang setelah 35 siklus amplifikasi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sudah ada sebelumnya adalah sampel yang digunakan merupakan sampel tulang jenazah yang hangus terbakar dengan periode kematian lebih dari 24 jam. 5. Manfaat Penelitian a. Hasil Penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam identifikasi primer pada sampel yang terbakar. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung penelitian-penelitian yang besar dikemudian hari dan dapat memberikan hipotesis-hipotesis untuk penelitian lanjutan. c. Dari hasil penelitian ini juga diharapkan para pembaca dapat paham dan menambah pengetahuan mengenai identifikasi jenazah, dalam hal ini

7 7 identifikasi jenazah menggunakan metode lacak biologi molekuler.