DYNAMICS OF STRUCTURES

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DYNAMICS OF STRUCTURES"

Transkripsi

1 Terjemahan DYNAMICS OF STRUCTURES Karangan ANIL K. CHOPRA Hal. 61 s/d 112 Oleh : SARWO EDHI, ST PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL, UNSYIAH 2014

2 GETARAN BEBAS PENDAHULUAN Pada bab ini akan membahas permasalahan mengenai getaran bebas yang terjadi pada suatu struktur. Getaran bebas ini terjadi karena adanya suatu paksaan seperti pergerakan akibat adanya gempa sehingga menyebabkan terjadinya kehilangan kesetimbangan pada struktur. Ada beberapa macam pendekatan yang bisa dilakukan untuk menghitung getaran bebas ini yaitu berupa pendekatan terhadap frekuensi getaran bebasnya dan rasio redaman sistem derajat kebebasan tunggal ( Single Degree of Freedom/SDF). Selanjutnya akan dilihat juga laju pergerakan kerusakan struktur pada getaran bebas yang dikontrol oleh rasio redaman yang mana hasil analisisnya akan menghasilkan nilai getaran bebas sebagai acuan untuk menghitung frekuensi alami dan rasio redaman pada struktur. 1. Getaran bebas nir-redaman Sistem SDF linier digambarkan seperti sebuah rangka portal sederhana dimana mencari gaya p (t) telah dibahas pada bab 1. Ketika p(t) = 0 maka terjadi perubahan diferensial untuk sistem getaran bebas dimana saat nilai redaman = 0 maka rumusnya adalah Getaran bebas merupakan getaran yang terjadi karena adanya gangguan pada sistem kesetimbangan struktur yang kaku. Nilai perpindahan jarak u diberikan 0 dan nilai kecepatan (U)= 0 membuat persamaan baru sebagai solusi untuk mencari persamaan diferensial yang homogen yaitu ( ) ( ) ( ) Rumus diatas selanjutnya diplot pada gambar 1 dan didapatkan gambaran bahwa posisi kesetimbangan statis struktur didapatkan ketika sistem mengalami pergerakan akibat getaran yang dimana pergerakan ini berulang setiap 2 π/ωn detik. Pergerakan ini selanjutnya dikenal sebagai pergerakan harmonik sederhana. Kurva perpindahan terhadap waktu pada gambar 1 memperlihatkan satu putaran siklus suatu sistem struktur pada saat terjadinya getaran bebas dengan a-b-c-d-e sebagai parameternya. Pada Saat kesetimbangan statis berada pada titik a, struktur bergerak ke kanan mencapai perpindahan maksimum u 0 di titik b. Pada saat waktu kecepatan 0 dan perpindahan menjadi lambat, struktur kembali ke titik kesetimbangannya di titik c dan kemudian bergerak kekiri lagi mencapai perpindahan minimum u 0 di titik d kemudian melambat dan mencapai kesetimbangan statis kembali pada titik e. Pada saat kembali ke titik e setelah melewati 2 π/ωn detik dari titik a, maka siklus perpindahan dan waktu terhadap getaran bebas dimulai dari awal kembali. 2

3 Gambar 1. Sistem getaran bebas tanpa redaman Paramater waktu yang dibutuhkan pada sistem yang tidak teredam ini untuk menyelesaikan satu putaran dari getaran bebas ini adalah periode alami terhadap getaran yang terjadi pada struktur yang disimbolkan sebagai T n dengan satuannya berupa detik. Nilai T n sendiri sangat berhubungan dengan nilai frekuensi putaran alami terhadap getaran ω n dengan satuannya berupa radian/detik. Rumus yang digunakan untuk menghitung T n adalah : Frekuensi yang berhubungan dengan putaran alami disimbolkan dengan f n dimana sistem membutuhkan 1/ T n putaran dalam 1 detik. Rumus yang dapat digunakan adalah Hubungan yang terjadi antara nilai f n dan ω n disebut dengan nilai frekuensi alami terhadap getaran. Rumus yang digunakan adalah : Nilai-nilai dari T n, f n dan ω n ini hanya tergantung dari nilai massa dan kekakuan dari struktur itu sendiri. Pada saat kekakuan yang terjadi pada dua sistem SDF dan mempunyai massa yang sama akan mempunyai nilai frekuensi alamai yang sangat tinggi dan juga menghasilkan periode alami yang sangat singkat, tetapi saat struktur mempunyai massa yang semakin berat akan mengalami frekuensi alami yang pendek dan periode alami yang panjang. Ini merupakan salah satu bukti ketika bangunan memiliki getaran bebas tanpa ada faktor eksternal yang mendukung. Rumus yang juga dapat digunakan untuk menentukan nilai-nilai dari sirkular frekuensi alami (ω n ), frekuensi siklik alami f n, periode alami T n adalah : 3

4 Dimana δst = mg/k. g adalah percepatan gravitasi, m adalah massa dan k merupakan kekakuan. Disaat kondisi portal satu lantai maka δst merupakan perpindahan lateral terhadap massa dan gaya yang terjadi pada struktur. Pada sistem yang tidak teredam juga mengalami gerakan amplitudo yaitu perpindahan bolak-balik saat terjadi getaran bebas ke arah u 0 maksimum dan u 0 minimum. Rumus yang dapat digunakan adalah : ( ) ( ( ) ) Nilai u 0 ini bergantung pada kecepatan dan perpindahan yang terjadi pada struktur dengan gerakan yang terjadi pada struktur tidak sampai mengalami kehancuran. Frekuensi alami yang terjadi pada portal satu lantai dengan massa m dan kolom terjepit pada dasarnya dapat dihitung dengan rumus : Dimana ρ=i b /4I c. Disaat kondisi balok kaku maka ρ= dan ketika balok tanpa kekakuan ρ=0. Kekakuan lateral dapat dihitung dengan: balok kaku balok tanpa kekakuan Dengan frekuensi alaminya seperti rumus dibawah. Jika kolom sendi pada dasar dan balok kaku maka nilai ( ) balok kaku ( ) balok tanpa kekakuan Contoh : 1. tentukan frekuensi putaran alami, frekuensi siklik alami, dan periode alami terhadap getaran pada: a) arah utara-selatan dan b) arah timur-barat dengan gambar seperti di bawah ini 4

5 Jawaban : a) arah utara-selatan ( ) ( ( )( ) ( ) dimana sudah ditentukan ( ) ( ) ( ) b) arah timur-barat ( ) ( ) karena ada dua tulangan jepit melintang ( ) ( ) ( ) Dari perhitungan dapat dilihat bahwa frekuensi alami lebih besar daripada periode alami pada arah timur barat. Ini dikarenakan adanya tulangan vertikal yang memberikan kekakuan lebih besar walaupun pada kolom terjadi bengkok tapi getaran yang terjadi sama pada kedua arah struktur. 2. Getaran bebas dengan redaman viskos Untuk mencari nilai dari koefisien redaman kritis (c cr ) menggunakan rumus : 5

6 Sedangkan untuk mencari nilai dari rasio redaman (Ϛ) menggunakan rumus : Nilai parameter redaman konstan (c) merupakan ukuran nilai dari energi yang mengganggu struktur pada siklus getaran bebas sehingga nilai ini perlu diperhitungkan. Selain itu, rasio redaman merupakan parameter yang bergantung dari massa dan kekakuan struktur. 2.1 Tipe-tipe gerakan Ada beberapa tipe gerakan u(t) pada struktur jika perpindahan sebesar u(0) terhadap nilai rasio redaman. Jika c=c cr / Ϛ=1, maka sistem akan kembali ke posisi setimbang tanpa adanya goyangan. Jika c>c cr / Ϛ>1, maka sistem juga akan kembali ke posisi setimbang secara perlahan tanpa adanya goyangan. Jika c<c cr / Ϛ<1, maka sistem akan bergoyang dan akan kembali ke posisi setimbang dengan amplitudo yang semakin menurun. Pada gambar 2 dapat dilihat lebih jelas bagaimana sistem ini bekerja. C cr merupakan Gambar 2. Getaran bebas ketika redaman kecil, redaman kritis, sangat teredam koefisien redaman kritis karena merupakan nilai terkecil dari parameter c yang menghambat terjadinya goyangan yang sempurna sehingga menjadi pemisah antara gerakan yang bergoyang dan tidak bergoyang. 2.2 Sistem-sistem yang berada pada redaman kecil Ketika struktur berada pada redaman kecil, maka untuk mencari nilai gerakan u(t) menggunakan rumus : ( ) Ϛω ( ( ) ω ( Ϛω ( ) ) ) Ϛ Persamaan diatas selanjutnya diplot pada gambar 4. Dapat dilihat bahwa pada gambar menunjukkan respon getaran bebas pada sistem SDF dengan rasio redaman Ϛ = 0.05 atau 5 % dan juga sebagai perbandingan respon getaran bebas dengan sistem yang sama tapi tanpa adanya redaman seperti pada gambar 3 Setelah di plot dengan parameter perpindahan u(0) dan kecepatan ( ) pada t=0 dengan koordinat dan kemiringan yang sama dengan gambar, didapatkan frekuensi alami pada getaran yang teredam adalah ω D dengan rumus seperti diatas. Perhitungan mencari periode alami pada getaran yang teredam berhubungan denga nilai periode alami T n sehingga dapat digunakan rumus : 6

7 Gambar 3 Efek Redaman Pada Getaran Bebas Perpindahan amplitudo pada sistem yang tidak teredam adalah sama untuk semua siklus getaran. Tetapi pada sistem teredam yang bergoyang maka amplitudo akan turun secara perlahan di setiap putaran. Kerusakan akibat perpindahan amplitudo akan meluruh secara eksoponen terhadap waktu. Nilai ±ρe - Ϛωnt pada gambar menyentuh garis perpindahan-waktu pada titik-titik puncak dimana : ( ) ( ) ( ( ) ) Efek dari redaman ini memberikan frekuensi alami yang lebih rendah dari ω n menjadi ω D dan periode alaminya juga bertambah panjang dari T n menjadi T D. Ketika laju dari rasio redaman dibawah 20 % seperti pada gambar 4,maka efek redaman ini bisa dihilangkan. Gambar 4 Dampak redaman terhadap frekuensi alami Selain itu, efek lain yang penting untuk ditinjau dari redaman ini adalah keruntuhan akibat getaran bebas. Pada gambar 5dapat dilihat bagaimana getaran bebas yang terjadi ketika diplot pada 4 sistem periode alami yang sama (T n ), tetapi dengan rasio redaman ( ) yang berbeda-beda dengan nilai sebesar 2, 5, 10, dan 20 %. Gambar 5 menunjukkan bahwa semakin kecil nilai redaman, semakin besar getaran bebas yang terjadi. 7

8 Gambar 5 Getaran bebas dengan empat tingkatan redaman 2.3 Kerusakan yang terjadi terhadap gerakan struktur Di bagian ini akan dibahas mengenai rasio antara dua puncak berturut-turut pada redaman getaran bebas dan rasio redaman struktur. Rumus rasio yang dapat digunakan adalah : ( ) ( ) ( ) ( Selain itu jika pada perhitungan diberikan rasio pada puncak yang berturutturut dikarenakan terpisah oleh T D dengan menggunakan rumus : ( ) Logaritma alami yang biasa disebut juga pengurangan logaritma disimbolkan (δ) dapat dihitung dengan rumus : Jika nilai kecil pada perhitungan dimana, dapat dihitung dengan persamaan kira-kira yaitu : Pada gambar.. dapat dilihat bagaimana hubungan antara nilai pasti dan perkiraan antara dan. Rumus dapat digunakan ketika nilai yang mana itu dimiliki oleh hampir kebanyakan struktur. Gambar 6 Hubungan antara pengurangan logaritma dan rasio redaman pada nilai pasti dan kira-kira 8

9 Ketika keruntuhan terjadi secara perlahan maka agak sulit jika harus menggabungkan puncak yang berturut-turut dikarenakan terpisah menuju rasio redaman. Sehingga nilai dapat dihitung dengan rumus : Nilai j adalah siklus yang berlebih dikarenakan penurunan gerakan bangunan dari u 1 menuju u j+1. Untuk menentukan berapa banyak siklus yang hilang selama 50 % pengurangan akibat perpindahan amplitudo dapat dihitung dengan rumus : Nilai dari persamaan diatas dapat dilihat pada gambar 7 Gambar 7 Nilai siklus yang diperlukan untuk mengurangi amplitude getaran bebas sebesar 50% 2.4 Percobaan getaran bebas Pada kenyataannya, sangat sulit untuk menentukan secara pasti nilai rasio redaman pada struktur yang praktis hanya secara analisis sehingga perlu dilakukan percobaan. Percobaan getaran bebas merupakan salah satu cara untuk menentukan redaman yang dibutuhkan. Untuk sistem yang ringan teredam, nilai redaman dapat dihitung dengan persamaan : atau Persamaan pertama didapatkan dari turunan perpindahan u(t). Sedangkan untuk persamaan kedua dihitung dengan menggunakan parameter percepatan yang mana lebih mudah diukur daripada perpindahan. Untuk nilai periode alami (T D ), dapat ditentukan dari rekaman getaran bebas yang diukur dari waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu putaran getaran. Selanjutnya dicari juga nilai periode alami dari perhitungan kekuatan dan massa untuk sebuah sistem yang ideal. Perbandingan antara nilai periode alami yang ditentukan dengan dua metode dapat menghasilkan berapa akuratnya perhitungan yang kita 9

10 dapatkan dan juga dapat diketahui bagaimana kondisi struktur yang baik untuk direncanakan. Contoh : 1) Tentukan periode getaran alami dan rasio redaman pada rangka plexiglass seperti pada gambar dari rekaman percepatan getaran bebas Rangka Plexiglass Rekaman Percepatan Getaran Bebas Jawab : Data puncak pada akselerasi dan lamanya waktu terjadi getaran bebas dapat diperoleh dari data selama percobaan dilakukan dengan menggunakan komputer. Datadata yang diperoleh adalah : Puncak Waktu Puncak, ( ) ( ) atau 3. Energi pada getaran bebas Input energi pada suatu sistem SDF dengan parameter perpindahan u(0) dan kecepatan ( ) menghasilkan suatu persamaan yaitu : ( ( )) ( ( )) Total energi yang dibutuhkan adalah dengan menggunakan persamaan : ( ) ( ) ( ( )) ( ( )) Nilai energi total ini merupakan energi yang dibuat berdasarkan energi kinetik Ek untuk massanya dan energi potensial Ep sebagai tegangan deformasi pada struktur. Untuk sistem redaman viskos, total energi ini akan berfungsi untuk menurunkan fungsi waktu yang disebabkan energi yang mengganggu pada redaman viskos dengan durasi waktu 0-t 1 adalah dengan persamaan : 10

11 ( ) 4. Getaran bebas dengan redaman Coulomb Analisis redaman coulomb merupakan suatu analisis yang didapatkan dari gesekan dan tergelincir dari dua permukaan kering sistem. Persamaan gaya gesekan, dimana adalah koefisien gesekan statis dan kinetis dan N adalah gaya normal antara permukaan tergelincir. Arah dari gaya gesek melawan dari gerakan yang diberikan pada suatu massa dan tanda gaya gesek ini akan berubah ketika arah gerakannya juga diubah. Sehingga terdapat dua rumus dan solusi untuk benda ketika bergerak ke satu arah dan ketika bergerak berlawanan. Gerakan yang terjadi dapat dilihat pada gambar 8. Gambar 8 Arah gerakan dan reaksinya Ketika struktur bergerak dari kiri ke kanan, maka persamaan perpindahan yang dapat digunakan adalah : ( ) Ketika struktur bergerak dari kanan ke kiri, maka persamaan perpindahan yang dapat digunakan adalah : ( ) Untuk nilai A1, A2, B1, B2 sama-sama menggunakan persamaan begitu juga nilai. Disaat kondisi t=0, maka kondisi massa yang mulai bergerak ke arah kanan setengah putaran dengan perpindahan u(0) akan mempunyai kecepatan ( ) dan persamaan yang dapat digunakan adalah : ( ) ( ( ) ) Persamaan ini bisa digunakan sampai kecepatan massa menjadi 0 kembali pada ; pada kondisi ( ). Ketika massa bergerak secara ekstrim dari kiri ke kanan, maka persamaan yang dapat digunakan adalah : ( ) ( ( ) ) Persamaan ini bisa digunakan sampai kecepatan massa menjadi 0 kembali pada ; pada kondisi ( ) yang mana setelah digabung dengan paramter A1 dan B1 menjadi persamaan : ( ) ( ( ) ) 11

12 Waktu yang dibutuhkan untuk setengah putaran adalah untuk durasi satu putaran penuh adalah dan periode alami getaran Pada setiap gerakan pada putaran, amplitudo berkurang sebesar yang mana perpindahan pada titik maksimum secara berturut-turut menggunakan persamaan : Getaran bebas pada sistem gesekan Coloumb akan berhenti ketika mencapai titik akhir di setiap setengah putaran yang mana amplitudo lebih kecil dari nilai u f. Redaman di struktur yang sebenarnya pasti terjadi gesekan Coulomb ini karena gesekan ini hanya bisa berhenti pada saat getaran bebas. Jika redaman bersifat viskos, maka secara teori akan terus berlanjut walaupun dalam amplitudo yang kecil. Contoh : 1) sebuah bangunan mempunyai 4 rangka baja dilengkapi dengan sebuah peralatan gesekan didukung oleh lapisan beton seperti pada gambar di soal. Gaya normal yang melintang pada massa dan beban gesekan adalah 2.5 % terhadap beban lapisan. Rekaman gerakan bangunan pada getaran bebas dapat dilihat pada gambar di soal. Tentukan koefisien efektif terhadap getaran. Jawab : a) asumsikan berat frame tidak perlu dibandingkan dengan lapisan beton. Energi yang mengganggu yang disebabkan oleh gesekan tidak diperlukan. Asumsi ini karena amplitudo gerakan keruntuhan adalah linier terhadap waktu. b) menentukan T n dan u f 12

13 c) menentukan koefisien gesekan. Total gesekan pada arah lateral yang disebabkan oleh 4 rangka yang terjepit, dua di setiap 2 rangka adalah : ( ) ( ) ( ) ( ) 13

14 3 RESPON TERHADAP GETARAN HARMONIK DAN BERKALA Latar Belakang Respon sistem SDF getaran harmonik adalah topik klasik dalam dinamika struktur, bukan hanya karena getaran tersebut ditemui dalam rekayasa sistem (misalnya gaya karena mesin berputar tidak seimbang), tetapi juga karena memahami respon struktur untuk getaran harmonik memberikan wawasan bagaimana sistem akan merespon jenis gaya. Selanjutnya, teori gaya getaran harmonik memiliki beberapa aplikasi yang berguna dalam rekayasa gempa. Pada bagian A dari bab ini, hasil dasar respon sistem SDF untuk gaya harmonik telah dipaparkan, termasuk konsep respon keadaan tetap, kurva frekuensi-respon, dan resonansi. Penerapan hasil ini untuk evaluasi eksperimental frekuensi getaran alami dan rasio redaman struktur, untuk isolasi getaran, dan desain instrumen getaran-ukur adalah subjek dari Bagian B; juga termasuk konsep redaman viskos setara. Konsep ini digunakan dalam Bagian C untuk mendapatkan hasil perkiraan untuk respon sistem dengan redaman tingkat-independen atau gesekan Coulomb; Hasil ini kemudian terbukti merupakan perkiraan yang baik sebagai solusi yang "tepat". Prosedur untuk menentukan respon sistem SDF getaran periodik disajikan di Bagian D. Rangkaian representasi getaran Fourier, dikombinasikan dengan hasil untuk menanggapi getaran harmonik, menyediakan prosedur yang diinginkan. BAGIAN A: SISTEM REDAMAN VISKOS : HASIL SEDERHANA 3.1 GETARAN HARMONIK SISTEM TANPA REDAMAN Sebuah gaya harmonik adalah ( ) atau di mana p o adalah amplitudo atau nilai maksimum dari gaya dan frekuensi ω disebut frekuensi tarik atau frekuensi paksa. Respon sistem SDF untuk gaya sinusoidal akan dipaparkan secara detail, bersama dengan penjelasan singkat pada respon terhadap gaya kosinus, karena kedua kasus tersebut memiliki konsep yang sama. Pengaturan ( ) pada Pers. (1.5.2) merupakan persamaan diferensial yang mengatur gaya getaran harmonik dari sistem, untuk sistem tanpa redaman menggunakan persamaan berikut (3.1.1) mȕ + ku = p o sin ωt Persamaan ini harus dipecahkan untuk perpindahan atau deformasi subjek u(t) ke kondisi awal 14

15 (3.1.2) u = u(0) ȕ = ȕ(0) dimana u(0) dan ȕ(0) adalah perpindahan dan kecepatan pada saat gaya diterapkan. Penyelesaian khusus untuk persamaan diferensial ini adalah (lihat Penurunan 3.1) (3.1.3) ( ) ( ) Penyelesaian komplementer persamaan. (3.1.1) adalah respon getaran bebas yang ditentukan dalam Pers. (d) dari Penurunan 2.1 (3.1.4) ( ) dan penyelesaian (solusi) lengkapnya adalah penjumlahan dari solusi komplementer dan khusus. (3.1.5) ( ) ( ) Konstanta A dan B ditentukan dengan menerapkan kondisi awal, Persamaan. (3.1.2), untuk mendapatkan hasil akhir (lihat Penurunan 3.1) [transient (sementara)] [keadaan tetap (3.1.6a) Persamaan (3.1.6a) telah diplot (digambarkan) untuk ω/ω n = 0.2, u(0) = 0, dan ȕ(0) = ω n p o /k sebagai garis tebal pada Gambar istilah sin ω t dalam persamaan ini adalah penyelesaian khusus pada Persamaan. (3.1.3) dan ditunjukkan oleh garis putusputus. 15

16 Gambar (a) Gaya harmonic; (b) respon terhadap system tanpa redaman pada gaya harmonic ω/ω n = 0.2, u(0) = 0 dan ȕ(0) = ω n p o /k. Persamaan (3.1.6a) dan Gambar menunjukkan bahwa u(t) terdiri dari dua komponen getaran yang berbeda: (1) istilah sin ωt, yaitu memberikan osilasi (goyangan) pada frekuensi gaya (paksa) atau tarik, dan (2) istilah sin ω n t dan cos ω n t, yaitu memberikan osilasi pada frekuensi alami dari sistem. Yang pertama dari kedua hal ini adalah gaya getaran atau gaya keadaan tetap, untuk itu hadir karena gaya yang diterapkan tidak dipengaruhi oleh kondisi awalnya. Yang terakhir adalah getaran sementara, yang tergantung pada perpindahan awal dan kecepatan. Hal ini terjadi bahkan jika u(0) = ȕ(0) = 0, dalam hal Persamaan. (3.1.6a) disederhanakan menjadi (3.1.6b) ( ) ( ) ( ) Komponen transien ditunjukkan sebagai perbedaan antara garis tebal dan putus-putus pada Gambar , di mana ia terlihat terus tersambung selamanya. Ini hanya titik akademik saja, karena sebenarnya redaman pasti hadir dalam sistem nyata, yang membuat getaran bebas mengalami peluruhan oleh waktu (bagian 3.2). oleh karena itulah komponen ini disebut dengan getaran sementara. Respon dinamik kondisi tetap, yaitu osilasi sinusoidal pada frekuensi gaya, dapat dinyatakan sebagai (3.1.7) ( ) ( ) [. / ] 16

17 Dengan mengabaikan efek dinamis yang ditandai dengan istilah percepatan dalam Pers. (3.1.1), akan memberikan perubahan bentuk statis (ditunjukkan dengan tanda "st") pada setiap saat (3.1.8) ( ) Nilai maksimum dari perubahan bentuk statis adalah; (3.1.9) ( ) yang dapat diartikan sebagai deformasi statis karena gaya amplitudo p o ; untuk lebih singkatnya kita akan mengacu pada (u st ) o sebagai deformasi statis. Faktor dalam tanda kurung pada Pers. (3.1.7) telah diplot pada Gambar terhadap ω/ω n, yaitu rasio frekuensi gaya dengan frekuensi alami. Untuk ω/ω n < 1 atau ω < ω n, faktor ini positif, menunjukkan bahwa u(t) dan p(t) memiliki tanda aljabar yang sama (yaitu, ketika gaya pada Gambar a bergeser ke kanan, sistem juga akan bergeser ke kanan). Perpindahan dikatakan berada dalam fase dengan gaya yang diterapkan. Untuk ω/ω n > 1 atau ω > ω n faktor ini negatif, menunjukkan bahwa u(t) dan p(t) memiliki tanda-tanda aljabar yang berlawanan (yaitu, ketika gaya berpindah ke kanan, sistem akan dipindahkan ke kiri). Perpindahan dikatakan keluar dari fase relatif terhadap gaya yang diberikan. GAMBAR Untuk menggambarkan konsep fase ini secara matematis, Persamaan. (3.1.7) ditulis ulang dengan amplitudo u o, perpindahan getaran u(t) dan sudut fase ɸ: (3.1.10) ( ) ( ) ( ) ( ) Dimana 17

18 (3.1.11) ( ) ( ) dan { Untuk ω < ω n, ɸ = 0, menunjukkan bahwa variasi perpindahan sebagai sin ωt, dalam fase dengan gaya yang diterapkan. Untuk ω > ω n, ɸ = 180, menunjukkan bahwa variasi perpindahan sebagai -sin ωt, keluar dari fase relatif terhadap gaya. Sudut fase ini ditunjukkan pada Gambar sebagai fungsi dari rasio frekuensi ω /ω n. Deformasi (atau perpindahan) faktor respon R d memberikan rasio amplitudo u o pada perubahan bentuk getaran deformasi statis (u st ) o karena gaya p o. Gambar 3.1.3, yang menunjukkan persamaan. (3.1.11a) untuk R d diplot (digambar) sebagai fungsi dari rasio frekuensi ω /ω n, mungkin memerlukan beberapa pengamatan: jika ω /ω n kecil (yaitu, gaya adalah "perlahan-lahan bervariasi"), R d hanya sedikit lebih besar dari 1 dan amplitudo dari perubahan bentuk getaran pada dasarnya sama dengan deformasi statis. Jika ω /ω n > (yaitu, ω lebih tinggi dari ω n ), R d < 1 dan amplitudo deformasi kurang dari deformasi statis. Apabila ω /ω n meningkat di luar, maka R d menjadi lebih kecil dan mendekati nol sebagai ω/ω n, menunjukkan bahwa deformasi getaran terhadap gaya yang "bervariasi dengan cepat" sangatlah kecil. Jika ω/ω n mendekati 1 (yaitu, ω dekat dengan ω n ), maka R d adalah berkali-kali lebih besar dari 1, hal ini menunjukkan bahwa amplitudo deformasi jauh lebih besar daripada perubahan bentuk statis. Frekuensi resonansi didefinisikan sebagai frekuensi gaya di mana R d adalah maksimum. Untuk sistem tanpa redam, frekuensi resonansi nya ω n dan R d adalah tak terbatas pada frekuensi ini. Deformasi getaran tidak menjadi tak terbatas secara scepat, namun secara bertahap, seperti yang akan kita tunjukkan selanjutnya Jika ω = ω n, solusi yang diberikan oleh Persamaan. (3.1.6b) tidak berlaku lagi. Dalam hal ini pilihan fungsi C sin ωt untuk solusi tertentu gagal, karena itu juga merupakan bagian dari solusi komplementer. Solusi khusus sekarang adalah (3.1.12) ( ) Dan solusi lengkap untuk di kondisi awal istirahat, u(0) = u(0) = 0, adalah (lihat Penurunan 3.2) Atau (3.1.13a) ( ) ( (3.1.13b) Hasil ini diplot pada Gambar , yang menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu siklus getaran adalah T n. Dalam setiap siklus deformasi amplitudo meningkat sebanyak 18

19 GAMBAR respon system tanpa redaman terhadap frekuensi gaya sinusoidal ω = ω n ; u(0) = ȕ(0) = 0 Bentang ayunan deformasi terjadi untuk jangka waktu tak tentu, tetapi ini menjadi tidak terbatas hanya setelah suatu infinitely yang lama. Ini adalah hasil secara akademis dan harus ditafsirkan dengan pantas pada struktur sebenarnya. Sebagai deformasi untuk melanjutkan pertambahan ayunan, pada beberapa poin waktu, system ini akan gagal jika deformasi rapuh. Dalam kasus lainnya, system akan mengalah jika ini adalah pembuluh, kekakuannya akan menurun, dan ini frekuensi alami yang tidak lama dan menjadi seimbang untuk menguatkan frekuensi, dan Pers. (3.1.13) atau Fig akan menjadi valid. Penurunan Persamaan 3.1 Solusi untuk Pers. (3.1.1), sebuah liner kedua menjadi persamaan : u p (t) = C sin ωt (a) Diferensial kedua kali menjadi : ṻ p (t) = -ω 2 C sin ωt (b) Substitusikan Pers. (a) dan (b) ke dalam persamaan diferensial (3.1.1) menuju solusi untuk C : (c) Yang mana digabungkan dengan Pers. (a) menghasilkan solusi khusus yang ditampilkan pada Pers. (3.1.3). Untuk menentukan konstanta A dan B dalam Pers. (3.1.5), Ini diferensialnya/perbedaannya : 19

20 (d) Evaluasi Pers. (3.1.5) dan (d) di t = 0 memberikan : (e) Dua persamaan ini memberikan : Yang mana di substitusikan ke dalam Pers. (3.1.5) untuk mendapatkan Pers. (3.1.16a) (f) Derivasi 3.2 Jika ω = ω n, solusi khusus untuk Pers. (3.1.1) adalah bentuk : Substitusikan Pers. (a) dalam Pers. (3.1.1) dan pemecahan untuk C menjadi (a) Yang mana digabungkan dengan Pers. (a) untuk mendapatkan solusi Pers. (3.1.12). Hingga solusi totalnya adalah : (b) Dan penyesuaian kecepatannya adalah : (c) Evaluasi Pers. (c) dan (d) pada t = 0 dan memecahkan persamaan hasil aljabar yaitu : (d) Perkhusus pada kondisi awal menjadi : 20

21 Yang mana di substitusikan dalam Pers. (c) untuk mendapatkan Pers. (3.1.13a) 3.2 GETARAN HARMONI DENGAN REDAMAN VISKOS Kondisi Tetap dan Respon Tidak Tetap Termasuk redaman viskos persamaan diferensial memerintahkan respon pada system SDF untuk menguatkan harmoni adalah (3.2.1) Persamaan ini untuk memecahkan subjek pada kondisi awal (3.2.2) Solusi khusus untuk persamaan diferensial ini adalah (dari Derivasi 3.3) : (3.2.3) Dimana : (3.2.4) Yang melengkapi solusi pada Pers. (3.2.1) adalah respon getaran bebas yang diberikan oleh Pers. (f) pada Derivasi 2.2 : (3.2.5) Dimana konstanta A dan B dapat ditentukan oleh prosedur standar (contoh, lihat Derivasi 3.1) dalam bentuk displacement awal u(0) dan kecepatan awal u(0). Pers. (3.2.5) diplot kedalam Fig untuk ω/ω n = 0,2. ζ = 0,05, u(0) = 0, dan u(0) = ω n p o / k ; Total respon ditunjukkan oleh garis utuh dan respon kondisi tetap oleh garis putus-putus. Perbedaan keduanya adalah respon tidak tetap (transient response), yang mana kerusakan eksponen dengan waktu pada sebuah rata-rata tergantung pada ω/ω n dan ζ. Setelah sesaat, pada dasarnya kekuatan respon tersisa, dan oleh karena itu kita menyebutnya respon keadaan tetap dan focus pada sisa chapter ini (setelah section 3.2.2). Ini harus diakui, bagaimanapun puncak deformasi terbesar dapat terjadi sebelum sisem steady-state tercapai ; lihat Fig

22 Penurunan Rumus 3.3 Bagikan Pers. (3.2.1) oleh m memberikan : (a) Solusi khusus untuk Pers. (a) adalah bentuk : Substitusikan Pers. (b) dan ini pertama dan kedua derivatifkan ke dalam Pers. (a) memberikan : (b) (c) Untuk Pers. (c) harus valid untuk semua t, koefisien pada bentuk sinus dan cosinus pada dua sisi dalam persamaan harus sama. Syarat ini memberikan dua persamaan pada C dan D yang mana setelah pembagi oleh ω n ² dan menggunakan hubungan k = ω n ²m, menjadi : (d) 22

23 Pemecahan dua persamaan aljabar (d) dan (e) menuju Pers. (3.2.4). (e) Respon untuk ω = ω n Pada section ini kita mengulang peraturan pada damping dalam penilaian yang mana respon steady-state tercapai dan dalam batas respon magnitudo ini ketika frekuensi menguat sama dengan frekuensi alami. Untuk ω = ω n, Pers. (3.2.4) memberikan C = 0 dan D = - (u st ) o / 2ζ ; untuk ω = ω n dan kondisi awal nol ; kondisi A dan B dalam Pers. (3.2.5) dapat ditunjukkan : A = (u st ) o / 2ζ dan B = (u st ) o / 2 (1 - ζ²). Dengan solusi ini untuk A, B, C dan D, Pers. (3.2.5) menjadi : (3.2.6) Hasil ini di plot dalam Fig untuk system dengan ζ = 0,05. Perbandingan pada Fig untuk system damped dan Fig untuk system undamped menunjukkan damping lebih rendah tiap puncak dan batas respon untuk nilai batas : (3.2.7) Untuk system damped yang ringan bentuk sinus dalam Pers. (3.2.6) adalh kecil dan ω D ω n ; sehingga : (3.2.8) Ragam deformasi dengan waktu sebagai funsi cosinus, dengan peningkatan amplitude dengan waktu berdasarkan fungsi envelope ditunjukkan pada garis putus-putus pada Fig Amplitudo pada deformasi steady-state pada sebuah system untuk kekuatan harmoni dengan ω = ω n dan nilai steady-state tercapai dengan kuat dipengaruhi oleh damping. Pengaruh yang penting pada rasio damping pada amplitude terlihat pada Fig , dimana : 23

24 Pers. (3.2.6) di plot untuk tiga rasio redaman : ζ = 0,01 dan 0,1. Untuk mempelajari bagaimana respon membangun untuk kondisi tetap, kita mengulang puncak u j setelah j melingkari getaran. Hubungan antara u j dan j dapat ditulis oleh substitusi t = jt n dalam pers. (3.2.8), mengatur cos ω n t =, dan menggunakan pers. (3.2.7) untuk mencapai : (3.2.9) Hubungan ini di plot ke dalam Fig untuk ζ = 0.01, 0.02, 0.05, 0.10 dan Poin yang memiliki ciri tersendiri ini terhubung oleh kurva untuk mengenal kecendrungan, tapi hanya nilai bilangan pada j sangat berarti. 24

25 Semakin kecil getaran, semakin besar nilai siklus yang dibutuhkan untuk mencapai Persentase tertentu dari u o, amplitudo keadaan tetap. Untuk contoh, nilai siklus yang dibutuhkan mencapai 95% dari u o adalah 48 untuk ζ = 0.01, 24 untuk ζ = 0.02, 10 untuk = 0.05, 5 untuk ζ = 0.10, dan 2 untuk ζ = Deformasi Maksimum dan Tahap Perlambatan Deformasi keadaan tetap dari sistem ke gaya gelombang, dideskripsikan dengan rumus (3.2.3) dan (3.2.4) dapat dituliskan sebagai berikut Pers. (3.2.10) dimasukkan dalam Gambar untuk 3 nilai dari ω/ω n dan sebuah nilai tetap dari ζ = Nilai dari R d dan φ dihitung dari Pers. (3.2.11) dan (3.2.12) yang telah diidentifikasi. Juga diperlihatkan oleh garis patokan adalah deformasi tetap [Pers.. (3.1.8)] pada p(t), yang mana kombinasi dengan waktu pada gaya yang diberikan, kecuali untuk nilai k yang konstan. Gerakan pada keadaan tetap diperlihatkan terjadi pada periode gaya T = 2π/ω, akan tetapi denga perlambatan waktu = φ/2π; φ adalah tahap sudut atau tahap perlambatan. 25

26 Sebuah plot dari sebuah jumlah respon amplitudo berlawanan dengan frekuensi perkuatan yang disebut kurva frekuensi respon. Seperti sebuah pada plot untuk deformasi u dapat dilihat pada Gambar , dimana R d [dari Pers. (3.2.11)] diplotkan sebagai sebuah fungsi dari ω/ω n untuk beberapa nilai dari ζ; semua kurva dibawah ζ = 0 kurva pada gambar Peredam getaran R d dan oleh karena itu deformasi amplitudo pada semua frekuensi perkuatan. Besarnya dari pengurangan ini sangat bergantung pada frekuensi perkuatan dan selanjutnya diuji untuk tiga bagian dari skala frekuensi perkuatan: 1. Jika rasio frekuensi ω/ω o < 1 (gaya yang berubah secara lambat) R d sedikit lebih besar dari pada l dan pada dasarnya adalah peredam bebas. Sehingga Maksud dari hasil ini adalah respon dinamik dimana pada dasarnya sama dengan deformasi tetap dan dikontrol oleh kekauan sistem. 2. Jika ω/ω o > 1 (gaya yang berubah dengan cepat) R d cenderung nol seperti ω/ω n yang meningkat dan pada dasarnya tidak berefek pada peredam. Untuk nilai yang lebih besar dari ω/ω n, ( ) 26

27 27

28 bagian yang dominan dalam Pers. (3.2.11) yang mana mendekati Maksud dari hasil ini adalah respon dikontrol dari kumpulan sistem. 3. Jika ω/ω n 1 (frekuensi gaya mendekati frekuensi dari sistem), R d sangat berpengaruh terhadap peredam dan untuk nilai peredam yang lebih kecil, R d beberapa kali lebih besar dari 1, maksud dari deformasi dinamis dapat lebih besar dari pada deformasi tetap. Jika ω = ω n, Pers. (3.2.11) Maksud dari hasil ini adalah respon dikontrol dengan sistem peredam. 28

29 Sudut fase φ, yang mana mendefinisikan waktu dari pertambahan respon pada gaya, variasi ω/ω n seperti ditunjukkan pada Gambar Hal ini diuji untuk tiga bagian yang sama dari skala frekuensi perkuatan: Contoh Jika ω/ω n < 1 (gaya berubah dengan lambat), φ mendekati 0 dan perpindahan pada dasarnya pada fase gaya yang diberikan, seperti pada Gambar 3.2.5a. Gaya pada Gambar 1.2.1a bergerak ke kanan, sistem juga akan berpindah ke kanan. 2. Jika ω/ω n > 1 (gaya yang berubah dengan cepat), φ mendakati 180 dan perpindahan pada dasarnya di luar dari fase relatif ke gaya yang diberikan, seperti pada Gambar 3.2.5c. Ketika gaya berpindah ke kanan, sistem akan berpindah ke kiri. 3. Jika ω/ω n = (frekuensi gaya sama dengan frekuensi dasar), φ = 90 untuk semua nilai dari ζ dan perpindahan mencapai puncaknya ketika gaya lebih besar dari pada nol, seperti pada Gambar b. Perpindahan amplitudo u o dari sebuah sistem SDF ke gaya harmonic diketahui untuk 2 frekuensi. Dengan ω = ω o, u o = 5 in; dengan ω = 5ω n, u o = 0,02 in. Perkirakan rasio peredam dari sistem Faktor Respon Dinamis Pada bagian ini, kami memperkenalkan deformasi (perpindahan), kecepatan dan percepatan faktor respon tanpa dimensi dan memberikan defisi amplitudo dari jumlah 3 respon. Perpindahan pada keadaan tetap pada Pers. (3.2.10) diulang untuk: Seperti yang telah didefinisikan sebelumnya, faktor deformasi respon R d adalah rasio amplitudo u o dari perpindahan getaran ke deformasi tetap Turunan persamaan (3.2.16) diberikan persamaan untuk respon kecepatan 17) ( ) ( ) (

30 Dimana faktor respon kecepatan berhubungan dengan oleh 18) (3.2. Turunan persamaan (3.2.16) diberikan persamaan untuk respon percepatan; 19) ( ) ( ) (3.2. Dimana faktor respon kecepatan berhubungan dengan oleh 20). / (3.2. Tinjauan dari persamaan (3.2.19) itu getaran untuk percepatan karena gaya adalah perbandingan amplitude percepatan yang bekerja pada masa Faktor respon dinamik diplot sebagai fungsi ω/ dalam gambar 3.2.7, plot baru dan, tapi satu untuk adalah sama seperti yang pada Gambar Seperti disebutkan sebelumnya, faktor respon deformasi adalah kesatuan ω/, puncak pada at ω/, dan mendekati nol pada ω/. Respon kecepatan Faktor adalah nol pada ω/, puncak pada ω/, dan mendekati nol ω/. Percepatan respon Faktor adalah nol pada ω/, puncak pada ω/, dan pendekatan kesatuan sebagai ω/, ada puncak terjadi untuk. Hubungan sederhana antara faktor respon dinamik 21) (3.2. Membuat adalah mungkin untuk menyajikan semua tiga faktor dalam satu grafik. Data dalam plot linier dari Gambar b ini repploted seperti ditunjukkan pada Gambar pada empat arah kertas grafh logaritmik. Nilai dapat dibaca dari skala logaritmik berorientasi diagonal yang berbeda dari skala vertikal untuk, presentasi kompak ini memungkinkan untuk reflace tiga plot linear Gambar oleh plot tunggal. Konsep dasar pembangunan empat-cara ini dalam kertas grafik logaritmik disajikan pada Lampiran Frekwensi resonan dan Respon Resonan sebuah resonan frekuensi didefinisikan sebagai frekuensi memaksa di mana respon amplitudo terbesar terjadi. Gambar menunjukkan bahwa puncak pada kurva frekuensi-respon perpindahan, kecepatan, dan percepatan terjadi pada frekuensi yang sedikit berbeda. Selanjutnya resonansi frekuensi dapat ditentukan dengan menetapkan 30

31 ke nol turunan pertama dari sehubungan dengan ; untuk mereka adalah: Perbandingan Frekwensi Gambar perubahan bentuk, Percepatan, dan factor respon percepatan untuk suatu sistem redaman yang sebabkan oleh gaya yang harmonic Jarak frekwensi resonan: Percepatan frekwensi resonan: Akselerasi frekwensi resonan : Karena suatu sistem yang tidak teredam ke tiga frekwensi resonan adalah serupa dan sepadan dengan frekuensi sistem itu. Intuisi mungkin menyatakan bahwa frekwensi resonan untuk suatu sistem redaman 31

32 Perbandingan Gambar Empat-cara logarithmig plot deformasi, kecepatan, dan percepatan respon faktor sistem teredam keluar oleh gaya harmonic harus pada frekuensi diri nya:, tetapi ini tidak terjadi. Perbedaannya adalah kecil, namun; untuk tingkat redaman biasanya diwujudkan dalam struktur, biasanya jauh di bawah 20%, turunan antara tiga frekuensi resonansi dan frekuensi alami dapat diabaikan. Tiga faktor respon dinamik pada frekuensi resonansi masing-masing adalah: Half-Power Bandwidth Sebuah properti penting dari kurva respon frekuensi untuk gambar ditunjukkan pada Dimana bandwidth setengah-daya didefinisikan. Jika adalah frekuensi memaksa di kedua sisi frekuensi resonansi di kedua sisi frekuensi resonansi di mana is waktu amplitudo resonansi, maka untuk kecil (3.2.23) 32

33 Perbandingan Gambar Definisi bandwidth setengah-daya Hasil ini, diturunkan dalam derivasi 3.4, dapat ditulis kembali sebagai 24) atau (3.2. Dimana adalah frekuensi siklik. Resulf penting ini memungkinkan evaluasi redaman dari uji getaran paksa tanpa mengetahui gaya yang diterapkan (bagian 3.4). Penurunan Rumus 3.4 Menyamakan dari Persamaan. (3.2.11) dan waktu amplitudo resonansi diberikan oleh Persamaan (3.2.22), berdasarkan definisi, memaksa frekuensi dan memenuhi kondisi Pembalikan kedua belah pihak, mengkuadratkan mereka, hal menata ulang memberi Persamaan (b) adalah kuadrat persamaan dalam ( ), adalah dimana akar Dimana tanda positif diberikan lebih besar dari akar yang lebih kecil dari. dan tanda negative sesuai dengan Untuk rasio redaman perwakilan kecil dari struktur praktis, kedua istilah yang mengandung 2 dapat dijatuhkan dan. / (1 2 (d) Mengambil hanya istilah pertama dalam ekspansi deret taylor dari sisi kanan memberikan ( ) (e) mengurangi akar yang lebih kecil dari yang lebih besar memberi (f) 33

34 3.2.7 Respon Kondisi Tetap pada Cosine porce Persamaan defrensial dapat dipecahkan menjadi m (3.2.25) Penyelesaian tertentu dari persamaan (3.2.3) masih berlaku, tetapi kasus ini constanta C dan D adalah : Ini ditentukan dengan memeriksa prosedur 3.3. diberikan respon dari posisi persamaan (3.2.3) dan (3.2.26) dapat dinyatakan seperti ( ) ( ) ( ) ( ) (3.2.27) Dimana amplitudo, faktor respon deformasi, dan sudut fase adalah sama dengan yang deived dan bagian untuk kekuatan sinusoidal. Kesamaan ini dalam penelitian respon steady-state untuk dua kekuatan harmonik tidak mengherankan karena dua Eksitasi adalah sama kecuali untuk perubahan waktu. BAGIAN B: SISTEM REDAMAN VISKOS: PENGEJAWANTAHAN 3.3 RESPON TERHADAP GENERATOR GETARAN Generator getaran (atau mesin bergetar) dikembangkan untuk menyediakan sumber harmonik eksitasi yang tepat untuk menguji struktur skala penuh. Pada bagian ini hasil oretical untuk respon steady-state dari sistem SDF ke harmonik untuk disebabkan oleh generator getaran disajikan. Hasil ini memberikan dasar untuk mengevaluasi frekuensi alami dan redaman struktur dari data eksperimen (setion 3.4) Generator Getar Gambar menunjukkan generator getaran yang berbentuk dua keranjang datar berputar di arah yang berlawanan pada sumbu vertikal. Dengan menempatkan berbagai jumlah berat memimpin dalam keranjang, besaran bobot berputar dapat diubah. Dua massa pelawan-putaran,, ditunjukkan secara skematis pada Fig sebagai massa disamakan dengan eksentrisitas = e; lokasi mereka pada t = 0 ditunjukkan pada (a) dan pada beberapa waktu t dalam (b). komponen x- pasukan Enertia massa berputar membatalkan, dan y-komponen bergabung untuk menghasilkan kekuatan ( ) ( ) (3.3.1) 34

35 Dengan lari generator getaran struktur yang akan gembira, gaya ini dapat disalurkan ke struktur. Amplitudo gaya harmonik ini sebanding dengan kuadrat dari ω frekuensi eksitasi. Oleh karena itu, sulit untuk menghasilkan kekuatan pada frekuensi rendah dan tidak praktis untuk mendapatkan respon statis struktur. Gambar Pelawan putaran berat eksentrik pembangkit getaran. (Atas kebaikan dari D.E. Hudson) 3.4 frekuensi alami dan redaman dari tes harmonis Teori dari getaran harmonis dipaksakan, dijelaskan pada bagian awal dai bab ini, memberikan dasar untuk menentukan frekuensi alami dan redaman dari struktur didapat dari respons terhadap pembangkit getaran yang diukur. Redaman yang terukur memberikan data sifat struktur penting yang tidak bisa didapat dari desain. Nilai terukur dari getaran alami adalah sifat aktual dari struktur terhadap nilai yang dihitung dari kekakuan dan massa dari idealisasi struktur dapat dibandingkan. Riset investigasi telah mengarah ke prosedur yang lebih baik untuk mengembangkan idealisasi struktur yang mewakili struktur aktual pengujian resonansi Konsep dari pengujian resonansi didasarkan dari hasil persamaan (3.2.15), dituliskan ulang menjadi... (3.4.1) Rasio redaman ζ di hitung nilai (u st ) 0 dan u 0 percobaan pada frekuensi paksaan sebesar frekuensi alami dari sistem. Biasanya amplitudo percepatan di ukur dan u 0 = ü 0 / ω 2. Kecuali nilai frekuensi alami tidak diketahui. Frekuensi alami dideteksi dengan percobaan menggunakan hasil sebelumnya dengan sudut fase 90 jika ω = ω n. Struktur digetarkan pada frekuensi paksaan ω, sudut fase diukur, dan frekuensi getaran terus menerus disesuaikan hingga sudut fase

36 Jika perpindahan akibat gaya statis p 0 amplitudo dari gaya harmonis bisa didapatkan, persamaan (3.4.1) menghasilkan nilai rasio redaman. Sepeti yang dijelaskan di awal, sulit bagi pembangkit getaran untuk menghasilkan tenaga pada frekuensi rendah dan tidak dapat diterapkan untuk mendapatkan nilai gaya statis yang signifikan. Alternatifnya dengan mengukur respons statis dengan cara lain, seperti menarik struktur. Pada kasus ini, persamaan (3.4.1) harus dimodifikasi untuk mengenali perbedaan pada gaya yang diterapkan dalam percobaan statis relatif terhadap amplitudo dari gaya harmonis kurva frekuensi-respons Karena kesulitan untuk mendapatkan respons statis struktur menggunakan pembangkit getaran, frekuensi alami dan rasio redaman dari struktur biasanya ditentukan oleh kurva frekuensi-respons dengan cara percobaan. Pembangkit getaran di operasikan pada frekuensi yang di pilih, respons struktur diperhatikan sampai keadaan peralihan keluar dan amplitudo dari percepatan keadaan tetap diukur. Frekuensi dari pembangkit getaran disetel dengan nilai baru dan pengukuran diulang. Frekuensi paksaan bervariasi pada rentang yang frekuensi alami sistem termasuk di dalamnya. Kurva frekuensi-respons dalam bentuk percepatan amplitudo terhadap frekuensi dapat diplot secara langsung dari data yang diukur. Kurva ini untuk gaya dengan amplitudo proporsi terhadap ω 2 dan bisa menyerupai kurva frekuensi-respons dari gambar jika setiap percepatan amplitudo terukur dibagi oleh ω 2, kita dapatkan kurva frekuensi-percepatan untuk gaya amplitudo konstan. Kurva ini diukur dari data dapat menyerupai kurva pada gambar 3.2.7c. Jika percepatan terukur dibagi oleh ω 4, hasil dari kurva frekuensi-perpindahan untuk kurva gaya amplitudo konstan dapat menjadi kurva versi percobaan pada gambar 3.2.7a. Frekuensi alami dan rasio redaman dapat ditentukan dari salah satu versi percobaan dari kurva frekuensi-respons pada gambar 3.3.3, 3.2.7c, dan 3.2.7a. untuk rentang terapan dari redaman frekuensi alami f n pada dasarnya sama dengan frekuensi paksaan pada resonansi. Rasio redaman diperhitungkan dengan persamaan menggunakan 36

37 frekuensi f a dan f b, ditentukan seperti diilustrasikan pada gambar dari kurva percobaan ditampilkan dalam bentuk bagan. Walaupun persamaan ini didapatkan dari kurva frekuensi-perpindahan untuk amplitudo tetap gaya harmonis, ini mendekati valid untuk kurva respons lain yang dibahas sebelumnya selama struktur diredam sedikit. Contoh 3.2 Model rangka plexiglass pada gambar diletakkan di atas meja getar yang dapat menerapkan getaran harmonis dasar dari frekuensi dan amplitudo yang ditentukan. Setiap frekuensi getaran ω, percepatan amplitudo ü g0 dan dari Table dan bagian atas dari rangka, direkam secara berturut-turut. Kemampuan pengiriman TR = ü g0/ dikumpulkan dan data digambarkan pada gambar E3.2. tentukan frekuensi alami dan rasio redaman dai rangka plexiglass dari data ini. Penyelesaian puncak dari kurva frekuensi-respons terjadi pada 3,59 Hz. Asumsikan redamannya kecil, frekuensi natural f n = 3.59 Hz. Nilai puncak dari kurva kemampuan pengiriman adalah sekarang gambar garis horizontal pada 12.8/ = 9.05 seperti yang terlihat. Garis ini berpotongan dengan kurva frekuensi-respons pada f b = 3.74 Hz dan f a = 3.44 Hz. Oleh karena itu dari persamaan Nilai redaman ini sedikit lebih besar dari 3.96% ditentukan dari pengujian getaran bebas pada model (contoh 2.4) Mengingat kita sudah menggunakan persamaan untuk menentukan rasio redaman pada sistem dari kurva kemampuan pengiriman, mengingat persamaan ini diambil dari kurva frekuensi-perpindahan. Pendekatan ini layak karena frekuensi 37

38 getaran dalam rentang f a ke f b nilai numerik dari TR dan R d dekat, ini ditinggalkan pada pembaca untuk memeriksa setelah persamaan TR muncul pada subbab penyebaran gaya dan pengasingan getaran Mempertimbangkan sistem massa peredam pegas tampak pada sisipan kiri gambar dipengaruhi getaran harmonus. Gaya disebarkan ke dasar adalah... (3.5.1) Subtitusikan persamaan (3.2.10) untuk u(t) dan persamaan (3.2.17) untuk ů(t) dan menggunakan persamaan (3.2.18) memberikan Nilai maksimum dari f T (t) terhadap t adalah... (3.5.2)... Yang mana setelah menggunakan (u st ) 0 = p 0 /k dan ζ = c/2mω n, dapat dituliskan... Subtitusikan persamaan (3.2.11) untuk R d menghasilkan persamaan untuk rasio dari gaya disebarkan maksimum ke amplitudo p 0 dari gaya yang diterapkan, dikenal sebagai kemampuan penyebaran (TR) dari sistem... (3.5.3) Kemampuan penyebaran digambarkan pada gambar sebagai fungsi dari rasio frekuensi ω/ω n untuk beberapa nilai dari rasio redaman ζ. Skala logaritma telah dipilih untuk menandai kurva untuk nilai ω/ω n yang besar dari wilayah yang diinginkan. Ketika damping mengurangi amplitudo dari gerakan pada semua frekuensi getaran gambar 3.2.6, redaman mengurangi gaya yang disebarkan saja jika ω/ω n <. Untuk gaya yang disebarkan kurang dari gaya yang diterapkan, kekakuan dari sistem penumpu dan disebabkan frekuensi alami harus cukup kecil sehingga ω/ω n >. Tidak ada redaman yang diinginkan pada sistem penumpu karena, pada rentang frekuensi ini, redaman meningkatkan gaya yang disebarkan. 3.7 Alat Ukur Getaran 38

39 Pengukuran getaran menjadi minat besar di dalam aspek banyak orang tentang bangunan struktural. Sebagai contoh, pengukuran tanah/landasan yang berguncang suatu gempabumi menyediakan data dasar untuk bangunan tahan gempa, dan data tersebut menghasilkan gerakan suatu struktur yang menyediakan pengertian yang mendalam bagaimana struktur tahan terhadap gempabumi. Walaupun alat ukur itu rumit dan sudah sangat maju, unsur dasar instrumen ini adalah beberapa format tentang suatu transducer. Dalam format paling sederhananya suatu transducer adalah suatu Massa plat logam sistem menjulang di dalam suatu bingkai kaku yang terikat dengan permukaan gerakan yang terukur. Gambar menunjukkan suatu gambar yang menurut bagan dari instrumen seperti itu untuk merekam gerakan yang horisontal suatu pendukungan penunjuk tiga transducers diperlukan untuk mengukur ke tiga komponen. Ketika diperlakukan untuk mengisyaratkan dukungan menunjuk, transducer gerak massa sehubungan dengan bingkai, dan jarak [yang] relatif ini direkam setelah perbesaran. Itu adalah sasaran dari presentasi yang ringkas ini untuk mendiskusikan prinsip yang mendasari perancangan ukuran getaran instrumen sedemikian rupa sehingga yang terukur adalah jarak relatif yang diinginkan gerakan akselerasi. Gambar Gambar bagan suatu vibration-measuring instrumen dan merekam gerakan Pengukuran Akselerasi Gerakan yang terukur biasanya bervariasi dengan waktu dan boleh meliputi banyak komponen harmonik yang mencakup suatu cakupan frekwensi, Itu mengandung pelajaran, bagaimanapun, untuk mempertimbangkan lebih dulu pengukuran gerak harmonik sederhana yang diuraikan oleh Gambar, ( 3.6.1). Penggantian/Jarak massa instrumen sehubungan dengan gerakkan bingkai diberi oleh Gambar, ( 3.6.2) yang ditulis ulang seperti U(T yang direkam) adalah akselerasi dasar yang dimodifikasi oleh suatu faktor - Rdlw~ dan merekam dengan suatu penyimpangan waktu / , Rd dan berbeda menurut frekwensi, tetapi w~ adalah suatu instrumen yang tetap tidak terikat pada dukungan khusus. Obyek disain instrumen adalah untuk membuat Rd dan / w ketika tidak terikat pada frekwensi eksitasi, mungkin sebab kemudian masing-masing komponen harmonik akselerasi akan direkam dengan proportional faktor yang sama dan penyimpangan waktu yang sama. Kemudian, jika gerakan untuk direkam terdiri dari dari banyak komponen harmonik, yang direkam u ( t) akan mempunyai bentuk yang sama sebagai pen;dukungan mengisyaratkan dengan suatu pergeseran waktu tetap. Ini pergeseran waktu tetap yang hanya merupakan gerakkan waktunya lama sedikit, yang mana pada umumnya tidak penting. Menurut Gambar ( yang mana [adalah] suatu diperbesar alur getaran Gambar dengan nilai, jika~ = 0.7, kemudian di atas frekwensi mencakup w/wn = 0.50, Rd adalah sama dengan 1 ( kurang dari 2.5% kesalahan) dan 39

40 variasi dengan w adalah dekat dan linier, menyiratkan lw sangat utama dan tetap. Dengan begitu suatu instrumen dengan suatu frekuensi diri 50 Hz dan nisbah redaman 0.7 mempunyai suatu frekwensi bermanfaat terbentang dari 0 untuk 25 Hz dengan sedikit kesalahan. Ini adalah keunggulan dari instrumen modern, secara komersial tersedia merancang untuk mengukur akselerasi [tanah/landasan] mempengaruhi gempabumi. Sebab amplitudo yang terukur u(t) adalah sebanding Rd/wn 2, suatu frekuensi tinggi instrumen akan mengakibatkan suatu sangat kecil penggantian/jarak yang pada hakekatnya diperbesar instrumen ini untuk pengukuran sesuai.gambar pertunjukan [adalah] suatu perbandingan akselerasi [tanah/landasan]. Instrumen tetap -1/wn 2 digambar ( 3.7.1). Karena frekwensi eksitasi 1= 20 dan 10Hz, gerakan yang di/terukur mempunyai amplitudo akurat, tetapi kesalahan pada 1= 40 Hz adalah nyata; dan pergeseran fasa, walaupun tidak serupa untuk ke tiga frekwensi, tapi dianggap serupa. Jika akselerasi [tanah/landasan] adalah pen;jumlahan ke tiga komponen harmonik, pertunjukan figur ini bahwa gerakan yang direkam memenuhi akselerasi [tanah/landasan] [itu] dengan memuaskan di (dalam) amplitudo dan membentuk. Ketelitian gerakan yang direkam u(t) dapat ditingkatkan, terutama pada lebih tinggi frekwensi, dengan menghitung ug(t- /w) dari u(t yang terukur) menggunakan Gambar ( 3.7.1) dengan Rd yang ditentukan dari Gambar ( ) dan mengenal kekayaan instrumen Wn dan seperti (itu) di cek diulangi untuk masingmasing komponen harmonik di (dalam) u(t), dan komponen yang dikoreksi kemudian adalah manyatukan untuk memperoleh ug ( t). Perhitungan ini dapat dilaksanakan terpisah oleh prosedur alihragam Fourier cepat, di luar lingkup dari buku ini Pengukuran Jarak Hal ini digunakan untuk mendisain transducer sedemikian sehingga penggantian/jarak yang relatif u(t) mengukur penggantian/jarak pendukungan ug ( r), Ini dicapai dengan pembuatan transducer memantul sangat fleksibel atau transducer berkumpul dengan sangat besar, atau kedua-duanya. Instrumen seperti itu susah dipakai oleh karena massa yang berat/lebat dan lembut, dan sebab itu harus mengakomodasi penggantian/jarak pendukungan yang diantisipasi, yang mungkin sama besar seperti 12 / 36. Selama gempa bumi. 3.8 Energi Aliran Uap Energi ini adalah sebanding pada amplitudo gerakan, seperti ditunjukkan di (dalam) Gambar itu bukanlah suatu nilai tetap untuk manapun diberi jumlah aliran dan amplitudo sejak energi mengusir peningkatan secara linier dengan frekuensi getaran. 40

Catatan Kuliah FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi

Catatan Kuliah FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi Catatan Kuliah FI111 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi Agus Suroso update: 4 November 17 Osilasi atau getaran adalah gerak bolak-balik suatu benda melalui titik kesetimbangan. Gerak bolak-balik tersebut

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN 9. POKOK BAHASAN: GETARAN SELARAS (Lanjutan)

RENCANA PEMBELAJARAN 9. POKOK BAHASAN: GETARAN SELARAS (Lanjutan) RENCANA PEMBELAJARAN 9. POKOK BAHASAN: GETARAN SELARAS (Lanjutan) Di muka telah disebutkan adanya jenis getaran selaras teredam, yang persamaan differensial geraknya diberikan oleh (persamaan (8.1 3b)

Lebih terperinci

HAND OUT FISIKA DASAR I/GELOMBANG/GERAK HARMONIK SEDERHANA

HAND OUT FISIKA DASAR I/GELOMBANG/GERAK HARMONIK SEDERHANA GELOMBAG : Gerak Harmonik Sederhana M. Ishaq Pendahuluan Gerak harmonik adalah sebuah kajian yang penting terutama jika anda bergelut dalam bidang teknik, elektronika, geofisika dan lain-lain. Banyak gejala

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-31) Topik hari ini Getaran dan Gelombang Getaran 1. Getaran dan Besaran-besarannya. Gerak harmonik sederhana 3. Tipe-tipe getaran (1) Getaran dan besaran-besarannya besarannya Getaran

Lebih terperinci

Materi Pendalaman 01:

Materi Pendalaman 01: Materi Pendalaman 01: GETARAN & GERAK HARMONIK SEDERHANA 1 L T (1.) f g Contoh lain getaran harmonik sederhana adalah gerakan pegas. Getaran harmonik sederhana adalah gerak bolak balik yang selalu melewati

Lebih terperinci

GERAK HARMONIK. Pembahasan Persamaan Gerak. untuk Osilator Harmonik Sederhana

GERAK HARMONIK. Pembahasan Persamaan Gerak. untuk Osilator Harmonik Sederhana GERAK HARMONIK Pembahasan Persamaan Gerak untuk Osilator Harmonik Sederhana Ilustrasi Pegas posisi setimbang, F = 0 Pegas teregang, F = - k.x Pegas tertekan, F = k.x Persamaan tsb mengandung turunan terhadap

Lebih terperinci

GERAK HARMONIK SEDERHANA. Program Studi Teknik Pertambangan

GERAK HARMONIK SEDERHANA. Program Studi Teknik Pertambangan GERAK HARMONIK SEDERHANA Program Studi Teknik Pertambangan GERAK HARMONIK SEDERHANA Dalam mempelajari masalah gerak pada gelombang atau gerak harmonik, kita mengenal yang namanya PERIODE, FREKUENSI DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Suatu prosedur design yang disediakan untuk menentukan kriteria penerimaan manusia akibat getaran lantai, bervariasi sesuai dengan bahan yang digunakan dalam konstruksi lantai.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembebanan Komponen Struktur Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur direncanakan cukup kuat untuk memikul semua beban kerjanya. Pengertian beban itu

Lebih terperinci

GERAK HARMONIK SEDERHANA

GERAK HARMONIK SEDERHANA GERAK HARMONIK SEDERHANA Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu titik kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu konstan. Gerak harmonik

Lebih terperinci

GETARAN DAN GELOMBANG

GETARAN DAN GELOMBANG GEARAN DAN GELOMBANG Getaran dapat diartikan sebagai gerak bolak balik sebuah benda terhadap titik kesetimbangan dalam selang waktu yang periodik. Dua besaran yang penting dalam getaran yaitu periode getaran

Lebih terperinci

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu A. TEORI SINGKAT A.1. TEORI SINGKAT OSILASI Osilasi adalah gerakan bolak balik di sekitar suatu titik kesetimbangan. Ada osilasi yang memenuhi hubungan sederhana dan dinamakan gerak harmonik sederhana.

Lebih terperinci

STUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER UNTUK MENGURANGI PENGARUH BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DENGAN LAYOUT BANGUNAN BERBENTUK U

STUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER UNTUK MENGURANGI PENGARUH BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DENGAN LAYOUT BANGUNAN BERBENTUK U VOLUME 5 NO. 2, OKTOBER 29 STUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER UNTUK MENGURANGI PENGARUH BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DENGAN LAYOUT BANGUNAN BERBENTUK U Jati Sunaryati 1, Rudy Ferial

Lebih terperinci

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2 1. (25 poin) Dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H ditembakkan sebuah bola kecil bermassa m (Jari-jari R dapat dianggap jauh lebih kecil daripada H) dengan kecepatan awal horizontal v 0. Dua buah

Lebih terperinci

SASARAN PEMBELAJARAN

SASARAN PEMBELAJARAN OSILASI SASARAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mengenal persamaan matematik osilasi harmonik sederhana. Mahasiswa mampu mencari besaranbesaran osilasi antara lain amplitudo, frekuensi, fasa awal. Syarat Kelulusan

Lebih terperinci

(2) dengan adalah komponen normal dari suatu kecepatan partikel yang berhubungan langsung dengan tekanan yang diakibatkan oleh suara dengan persamaan

(2) dengan adalah komponen normal dari suatu kecepatan partikel yang berhubungan langsung dengan tekanan yang diakibatkan oleh suara dengan persamaan Getaran Teredam Dalam Rongga Tertutup pada Sembarang Bentuk Dari hasil beberapa uji peredaman getaran pada pipa tertutup membuktikan bahwa getaran teredam di dalam rongga tertutup dapat dianalisa tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persamaan diferensial merupakan persamaan yang didalamnya terdapat beberapa derivatif. Persamaan diferensial menyatakan hubungan antara derivatif dari satu variabel

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA

KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA Pertemuan 2 GETARAN HARMONIK Kelas XI IPA Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Rasdiana Riang, (15B08019), Pendidikan Fisika PPS UNM Makassar 2016 Beberapa parameter

Lebih terperinci

BAB 2 TEORI DASAR 2-1. Gambar 2.1 Sistem dinamik satu derajat kebebasan tanpa redaman

BAB 2 TEORI DASAR 2-1. Gambar 2.1 Sistem dinamik satu derajat kebebasan tanpa redaman BAB TEORI DASAR BAB TEORI DASAR. Umum Analisis respon struktur terhadap beban gempa memerlukan pemodelan. Pemodelan struktur dilakukan menurut derajat kebebasan pada struktur. Pada tugas ini ada dua jenis

Lebih terperinci

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas OSILASI Osilasi Osilasi terjadi bila sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangannya. Karakteristik gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak tersebut bersifat periodik, yaitu berulang-ulang.

Lebih terperinci

iii Banda Aceh, Nopember 2008 Sabri, ST., MT

iii Banda Aceh, Nopember 2008 Sabri, ST., MT ii PRAKATA Buku ini menyajikan pembahasan dasar mengenai getaran mekanik dan ditulis untuk mereka yang baru belajar getaran. Getaran yang dibahas di sini adalah getaran linier, yaitu getaran yang persamaan

Lebih terperinci

Teori & Soal GGB Getaran - Set 08

Teori & Soal GGB Getaran - Set 08 Xpedia Fisika Teori & Soal GGB Getaran - Set 08 Doc Name : XPFIS0108 Version : 2013-02 halaman 1 01. Menurut Hukum Hooke untuk getaran suatu benda bermassa pada pegas ideal, panjang peregangan yang dijadikan

Lebih terperinci

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan . (5 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan dengan H). Kecepatan awal horizontal bola adalah v 0 dan

Lebih terperinci

Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana

Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Pertemuan GEARAN HARMONIK Kelas XI IPA Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Rasdiana Riang, (5B0809), Pendidikan Fisika PPS UNM Makassar 06 Beberapa parameter yang menentukan karaktersitik getaran: Amplitudo

Lebih terperinci

Husna Arifah,M.Sc :Ayunan (osilasi) dipakai.resonansi

Husna Arifah,M.Sc :Ayunan (osilasi) dipakai.resonansi Pembentukan Model Ayunan (Osilasi) Dipakai: Resonansi Di dalam Pasal.6 kita telah membahas osilasi bebas dari suatu benda pada suatu pegas seperti terlihat di dalam Gambar 48. Gerak ini diatur oleh persamaan

Lebih terperinci

C.1 OSILASI GANDENG PEGAS

C.1 OSILASI GANDENG PEGAS Mata Kuliah GELOMBANG-OPTIK OPTIK TOPIK I SUB TOPIK OSILASI GANDENG C. SISTEM OSILASI DUA DERAJAT KEBEBASAN:OSILASI GANDENG Satu derajat kebebasan: Misalkan: pegas yang memiliki satu simpangan Dua derajat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembebanan Komponen Struktur Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur direncanakan cukup kuat untuk memikul semua beban kerjanya. Pengertian beban itu

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Antiremed Kelas 11 FISIKA Antiremed Kelas 11 FISIKA Gerak Harmonis - Soal Doc Name: K1AR11FIS0401 Version : 014-09 halaman 1 01. Dalam getaran harmonik, percepatan getaran (A) selalu sebanding dengan simpangannya tidak bergantung

Lebih terperinci

Uji Kompetensi Semester 1

Uji Kompetensi Semester 1 A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t

Lebih terperinci

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121 SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap

Lebih terperinci

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT 2.1 KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RAWAN GEMPA Pada umumnya struktur gedung berlantai banyak harus kuat dan stabil terhadap berbagai macam

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS STATIK DAN ANALISIS DINAMIK PADA PORTAL BERTINGKAT BANYAK SESUAI SNI

PERBANDINGAN ANALISIS STATIK DAN ANALISIS DINAMIK PADA PORTAL BERTINGKAT BANYAK SESUAI SNI PERBANDINGAN ANALISIS STATIK DAN ANALISIS DINAMIK PADA PORTAL BERTINGKAT BANYAK SESUAI SNI 03-1726-2002 TUGAS AKHIR RICA AMELIA 050404014 BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK USU

Lebih terperinci

menganalisis suatu gerak periodik tertentu

menganalisis suatu gerak periodik tertentu Gerak Harmonik Sederhana GETARAN Gerak harmonik sederhana Gerak periodik adalah gerak berulang/berosilasi melalui titik setimbang dalam interval waktu tetap. Gerak harmonik sederhana (GHS) adalah gerak

Lebih terperinci

Getaran sistem pegas berbeban dengan massa yang berubah terhadap waktu

Getaran sistem pegas berbeban dengan massa yang berubah terhadap waktu Getaran sistem pegas berbeban dengan massa yang berubah terhadap waktu Kunlestiowati H *. Nani Yuningsih **, Sardjito *** * Staf Pengajar Polban, kunpolban@yahoo.co.id ** Staf Pengajar Polban, naniyuningsih@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Komponen Struktur Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur direncanakan cukup kuat untuk memikul semua beban kerjanya. Pengertian beban itu

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya-gaya pada benda 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gerak objek 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

APLIKASI METODE FUNGSI TRANSFER PADA ANALISIS KARAKTERISTIK GETARAN BALOK KOMPOSIT (BAJA DAN ALUMINIUM) DENGAN SISTEM TUMPUAN SEDERHANA

APLIKASI METODE FUNGSI TRANSFER PADA ANALISIS KARAKTERISTIK GETARAN BALOK KOMPOSIT (BAJA DAN ALUMINIUM) DENGAN SISTEM TUMPUAN SEDERHANA APLIKASI METODE UNGSI TRANSER PADA ANALISIS KARAKTERISTIK GETARAN BALOK KOMPOSIT (BAJA DAN ALUMINIUM) DENGAN SISTEM TUMPUAN SEDERHANA Naharuddin, Abdul Muis Laboratorium Bahan Teknik, Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

Mata Kuliah GELOMBANG OPTIK TOPIK I OSILASI. andhysetiawan

Mata Kuliah GELOMBANG OPTIK TOPIK I OSILASI. andhysetiawan Mata Kuliah GELOMBANG OPTIK TOPIK I OSILASI HARMONIK PENDAHULUAN Gerak dapat dikelompokan menjadi: Gerak di sekitar suatu tempat contoh: ayunan bandul, getaran senar dll. Gerak yang berpindah tempat contoh:

Lebih terperinci

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.1, Januari 2015 (1-7) ISSN:

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.1, Januari 2015 (1-7) ISSN: KESTABILAN SOLUSI NUMERIK SISTEM BERDERAJAT KEBEBASAN TUNGGAL AKIBAT GEMPA DENGAN METODE NEWMARK (Studi Kasus: Menghitung Respons Bangunan Baja Satu Tingkat) Griebel H. Rompas Steenie E. Wallah, Reky S.

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari

Lebih terperinci

PERHITUNGAN GAYA GESER PADA BANGUNAN BERTINGKAT YANG BERDIRI DI ATAS TANAH MIRING AKIBAT GEMPA DENGAN CARA DINAMIS

PERHITUNGAN GAYA GESER PADA BANGUNAN BERTINGKAT YANG BERDIRI DI ATAS TANAH MIRING AKIBAT GEMPA DENGAN CARA DINAMIS PERHITUNGAN GAYA GESER PADA BANGUNAN BERTINGKAT YANG BERDIRI DI ATAS TANAH MIRING AKIBAT GEMPA DENGAN CARA DINAMIS Fillino Erwinsyah R.Windah, S.O. Dapas, S.E. Wallah Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

Bab III Elastisitas. Sumber : Fisika SMA/MA XI

Bab III Elastisitas. Sumber :  Fisika SMA/MA XI Bab III Elastisitas Sumber : www.lib.ui.ac Baja yang digunakan dalam jembatan mempunyai elastisitas agar tidak patah apabila dilewati kendaraan. Agar tidak melebihi kemampuan elastisitas, harus ada pembatasan

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA STRUKTUR

BAB 3 DINAMIKA STRUKTUR BAB 3 DINAMIKA STRUKTUR Gerakan dari struktur terapung akan dipengaruhi oleh keadaan sekitarnya, dimana terdapat gaya gaya luar yang bekerja pada struktur dan akan menimbulkan gerakan pada struktur. Untuk

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PERILAKU ANTARA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM) DAN STRUKTUR RANGKA BRESING KONSENTRIK (SRBK) TIPE X-2 LANTAI

PERBANDINGAN PERILAKU ANTARA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM) DAN STRUKTUR RANGKA BRESING KONSENTRIK (SRBK) TIPE X-2 LANTAI PERBANDINGAN PERILAKU ANTARA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM) DAN STRUKTUR RANGKA BRESING KONSENTRIK (SRBK) TIPE X-2 LANTAI TUGAS AKHIR Oleh : I Gede Agus Krisnhawa Putra NIM : 1104105075 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa BAB I PENDAHULUAN

Laporan Tugas Akhir Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat ini lahan untuk pembangunan gedung yang tersedia semakin lama semakin sedikit sejalan dengan bertambahnya waktu. Untuk itu, pembangunan gedung berlantai banyak

Lebih terperinci

RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN KOLOM BERBENTUK PIPIH

RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN KOLOM BERBENTUK PIPIH RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN KOLOM BERBENTUK PIPIH Youfrie Roring Marthin D. J. Sumajouw, Servie O. Dapas Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas Soal Multiple Choise 1.(4 poin) Sebuah benda yang bergerak pada bidang dua dimensi mendapat gaya konstan. Setelah detik pertama, kelajuan benda menjadi 1/3 dari kelajuan awal benda. Dan setelah detik selanjutnya

Lebih terperinci

REKAYASA GEMPA GETARAN BEBAS SDOF. Oleh Resmi Bestari Muin

REKAYASA GEMPA GETARAN BEBAS SDOF. Oleh Resmi Bestari Muin MODUL KULIAH REKAYASA GEMPA Minggu ke 3 : GETARAN BEBAS SDOF Oleh Resmi Bestari Muin PRODI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA 010 DAFTAR ISI DAFTAR ISI i III GERAK

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 FISIKA

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 FISIKA K Revisi Antiremed Kelas 0 FISIKA Getaran Harmonis - Soal Doc Name: RKAR0FIS00 Version : 06-0 halaman 0. Dalam getaran harmonik, percepatan getaran (A) selalu sebanding dengan simpangannya tidak bergantung

Lebih terperinci

BAB III SIMPLE VIBRATION APPARATUS

BAB III SIMPLE VIBRATION APPARATUS 3.1 Tujuan Percobaan BAB III 1. Untuk memahami hubungan antara massa benda, kekakuan dari pegas dan periode atau frekuensi dari osilasi untuk sistem pegas massa sederhana yang mempunyai satu derajat kebebasan..

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika 25 BAB 3 DINAMIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya pada benda diam 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gaya dan percepatan benda 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

FISIKA I. OSILASI Bagian-2 MODUL PERKULIAHAN. Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik sederhana

FISIKA I. OSILASI Bagian-2 MODUL PERKULIAHAN. Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik sederhana MODUL PERKULIAHAN OSILASI Bagian- Fakultas Program Studi atap Muka Kode MK Disusun Oleh eknik eknik Elektro 3 MK4008, S. M Abstract Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik

Lebih terperinci

Getaran, Gelombang dan Bunyi

Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran 01. EBTANAS-06- Pada getaran selaras... A. pada titik terjauh percepatannya maksimum dan kecepatan minimum B. pada titik setimbang kecepatan dan percepatannya maksimum

Lebih terperinci

Referensi : Hirose, A Introduction to Wave Phenomena. John Wiley and Sons

Referensi : Hirose, A Introduction to Wave Phenomena. John Wiley and Sons SILABUS : 1.Getaran a. Getaran pada sistem pegas b. Getaran teredam c. Energi dalam gerak harmonik sederhana 2.Gelombang a. Gelombang sinusoidal b. Kecepatan phase dan kecepatan grup c. Superposisi gelombang

Lebih terperinci

PENGARUH PASIR TERHADAP PENINGKATAN RASIO REDAMAN PADA PERANGKAT KONTROL PASIF (238S)

PENGARUH PASIR TERHADAP PENINGKATAN RASIO REDAMAN PADA PERANGKAT KONTROL PASIF (238S) PENGARUH PASIR TERHADAP PENINGKATAN RASIO REDAMAN PADA PERANGKAT KONTROL PASIF (238S) Daniel Christianto 1, Yuskar Lase 2 dan Yeospitta 3 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. S.Parman

Lebih terperinci

TUJUAN PERCOBAAN II. DASAR TEORI

TUJUAN PERCOBAAN II. DASAR TEORI I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Menentukan momen inersia batang. 2. Mempelajari sifat sifat osilasi pada batang. 3. Mempelajari sistem osilasi. 4. Menentukan periode osilasi dengan panjang tali dan jarak antara

Lebih terperinci

BAB 2 GAYA 2.1 Sifat-sifat Gaya

BAB 2 GAYA 2.1 Sifat-sifat Gaya BAB 2 GAYA Dua bab berikutnya mengembangkan hukum statistika, yang merupakan suatu kondisi dimana suatu benda tetap diam. Hukum ini dapat dipakai secara universal dan dapat digunakan untuk mendesain topangan

Lebih terperinci

INTRODUKSI Dr. Soeharsono FTI Universitas Trisakti F

INTRODUKSI Dr. Soeharsono FTI Universitas Trisakti F INTRODUKSI Dr. Soeharsono FTI Universitas Trisakti F164070142 1 Terminologi getaran GETARAN: Gerak osilasi di sekitar titik keseimbangan Parameter getar: massa (m), kekakuan (k) dan peredam (c) in m,c,k

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI. Besaran merupakan frekuensi sudut, merupakan amplitudo, merupakan konstanta fase, dan, merupakan konstanta sembarang.

II LANDASAN TEORI. Besaran merupakan frekuensi sudut, merupakan amplitudo, merupakan konstanta fase, dan, merupakan konstanta sembarang. 2 II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan dibahas teori-teori yang digunakan dalam penyusunan karya ilmiah ini. Teori-teori tersebut meliputi osilasi harmonik sederhana yang disarikan dari [Halliday,1987],

Lebih terperinci

ANALISA STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH (RETAINING WALL) AKIBAT BEBAN DINAMIS DENGAN SIMULASI NUMERIK ABSTRAK

ANALISA STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH (RETAINING WALL) AKIBAT BEBAN DINAMIS DENGAN SIMULASI NUMERIK ABSTRAK VOLUME 6 NO., OKTOBER 010 ANALISA STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH (RETAINING WALL) AKIBAT BEBAN DINAMIS DENGAN SIMULASI NUMERIK Oscar Fithrah Nur 1, Abdul Hakam ABSTRAK Penggunaan simulasi numerik dalam

Lebih terperinci

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu.

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu. 1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu. 2. Sebuah gelombang transversal frekuensinya 400 Hz. Berapa jumlah

Lebih terperinci

GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran 01. EBTANAS-06-24 Pada getaran selaras... A. pada titik terjauh percepatannya maksimum dan kecepatan minimum B. pada titik setimbang kecepatan

Lebih terperinci

MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER

MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER 1 Deret Fourier 2 Tujuan : 1. Dapat merepresentasikan seluruh fungsi periodik dalam bentuk deret Fourier. 2. Dapat memetakan Cosinus Fourier, Sinus Fourier, Fourier

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM Uji laboratorium dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan perilaku struktur bambu akibat beban rencana. Pengujian menjadi penting karena bambu merupakan material yang tergolong

Lebih terperinci

Gambar 1. Sistem pegas-massa diagram benda bebas

Gambar 1. Sistem pegas-massa diagram benda bebas GETARAN MEKANIK Pengertian Getaran Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak tersebut.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semarang, 28 Mei Penyusun

KATA PENGANTAR. Semarang, 28 Mei Penyusun KATA PENGANTAR Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang MahaEsa. Berkat rahmat dan karunia-nya, kami bisa menyelesaikan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini, penyusun menyadari masih

Lebih terperinci

Kumpulan soal-soal level Olimpiade Sains Nasional: solusi:

Kumpulan soal-soal level Olimpiade Sains Nasional: solusi: Kumpulan soal-soal level Olimpiade Sains Nasional: 1. Sebuah batang uniform bermassa dan panjang l, digantung pada sebuah titik A. Sebuah peluru bermassa bermassa m menumbuk ujung batang bawah, sehingga

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Tujuan Pembelajaran Umum: 1 Mahasiswa mampu memahami konsep dasar persamaan diferensial 2 Mahasiswa mampu menggunakan konsep dasar persamaan diferensial untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA 1. Soal Olimpiade Sains bidang studi Fisika terdiri dari dua (2) bagian yaitu : soal isian singkat (24 soal) dan soal pilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Dasar Metode Dalam perancangan struktur bangunan gedung dilakukan analisa 2D mengetahui karakteristik dinamik gedung dan mendapatkan jumlah luas tulangan nominal untuk disain.

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. dengan menggunakan penyelesaian analitik dan penyelesaian numerikdengan. motode beda hingga. Berikut ini penjelasan lebih lanjut.

BAB III PEMBAHASAN. dengan menggunakan penyelesaian analitik dan penyelesaian numerikdengan. motode beda hingga. Berikut ini penjelasan lebih lanjut. BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas tentang penurunan model persamaan gelombang satu dimensi. Setelah itu akan ditentukan persamaan gelombang satu dimensi dengan menggunakan penyelesaian analitik

Lebih terperinci

FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M

FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M0207025 Di terjemahkan dalam bahasa Indonesia dari An introduction by Heinrich Kuttruff Bagian 6.6 6.6.4 6.6 Penyerapan Bunyi Oleh

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN RESPONS BENTURAN

BAB III PEMODELAN RESPONS BENTURAN BAB III PEMODELAN RESPONS BENTURAN 3. UMUM Struktur suatu bangunan tidak selalu dapat dimodelkan dengan Single Degree Of Freedom (SDOF), tetapi lebih sering dimodelkan dengan sistem Multi Degree Of Freedom

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 DESKRIPSI UMUM Dalam bagian bab 4 (empat) ini akan dilakukan analisis dan pembahasan terhadap permasalahan yang telah dibahas pada bab 3 (tiga) di atas. Analisis akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Struktur Bangunan Suatu sistem struktur kerangka terdiri dari rakitan elemen struktur. Dalam sistem struktur konstruksi beton bertulang, elemen balok, kolom, atau dinding

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013 Soal-Jawab Fisika Teori OSN 0 andung, 4 September 0. (7 poin) Dua manik-manik masing-masing bermassa m dan dianggap benda titik terletak di atas lingkaran kawat licin bermassa M dan berjari-jari. Kawat

Lebih terperinci

PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI

PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI Nini Hasriyani Aswad Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Haluoleo Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari 93721 niniaswad@gmail.com

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG GETARAN

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG GETARAN Mata Pelajaran : Fisika Guru : Arnel Hendri, SPd., M.Si Nama Siswa :... Kelas :... EBTANAS-06-24 Pada getaran selaras... A. pada titik terjauh percepatannya maksimum dan kecepatan minimum B. pada titik

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika Persiapan Penilaian Akhir Semester (PAS) Genap Halaman 1 01. Dalam getaran harmonik, percepatan getaran... (A) selalu sebanding dengan simpangannya (B) tidak bergantung

Lebih terperinci

Bab III Elastisitas. Sumber : Fisika SMA/MA XI

Bab III Elastisitas. Sumber :  Fisika SMA/MA XI Bab III Elastisitas Sumber : www.lib.ui.ac Baja yang digunakan dalam jembatan mempunyai elastisitas agar tidak patah apabila dilewati kendaraan. Agar tidak melebihi kemampuan elastisitas, harus ada pembatasan

Lebih terperinci

Moh. Khairudin, PhD. Lab. Kendali T. Elektro UNY. Bab 8 1

Moh. Khairudin, PhD. Lab. Kendali T. Elektro UNY. Bab 8 1 Spesifikasi Sistem Respon Moh. Khairudin, PhD. Lab. Kendali T. Elektro UNY Bab 8 1 Pendahuluan Dari pelajaran terdahulu, rumus umum fungsi transfer order ke dua adalah : dimana bentuk responnya ditentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pembebanan Struktur Dalam perencanaan struktur bangunan harus mengikuti peraturanperaturan pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman. Pengertian

Lebih terperinci

OSILASI ELEKTROMAGNETIK & ARUS BOLAK-BALIK

OSILASI ELEKTROMAGNETIK & ARUS BOLAK-BALIK OSILASI ELEKTROMAGNETIK & ARUS BOLAK-BALIK 1 Last Time Induktansi Diri 2 Induktansi Diri Menghitung: 1. Asumsikan arus I mengalir 2. Hitung B akibat adanya I tersebut 3. Hitung fluks akibat adanya B tersebut

Lebih terperinci

Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain. benda + gaya = gerak?????

Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain. benda + gaya = gerak????? DINAMIKA PARTIKEL GAYA Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain Macam-macam gaya : a. Gaya kontak gaya normal, gaya gesek, gaya tegang tali, gaya

Lebih terperinci

Bab 4 DINDING SINUSOIDAL SEBAGAI REFLEKTOR GELOMBANG

Bab 4 DINDING SINUSOIDAL SEBAGAI REFLEKTOR GELOMBANG Bab 4 DINDING SINUSOIDAL SEBAGAI REFLEKTOR GELOMBANG Pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai dasar laut sinusoidal sebagai reflektor gelombang. Persamaan yang digunakan untuk memodelkan masalah dasar

Lebih terperinci

HUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK.

HUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK. DINAMIKA GERAK HUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK. GERAK DAN GAYA. Gaya : ialah suatu tarikan atau dorongan yang dapat menimbulkan perubahan gerak. Dengan demikian jika benda ditarik/didorong dan sebagainya

Lebih terperinci

KAJIAN EFEK PARAMETER BASE ISOLATOR TERHADAP RESPON BANGUNAN AKIBAT GAYA GEMPA DENGAN METODE ANALISIS RIWAYAT WAKTU DICKY ERISTA

KAJIAN EFEK PARAMETER BASE ISOLATOR TERHADAP RESPON BANGUNAN AKIBAT GAYA GEMPA DENGAN METODE ANALISIS RIWAYAT WAKTU DICKY ERISTA KAJIAN EFEK PARAMETER BASE ISOLATOR TERHADAP RESPON BANGUNAN AKIBAT GAYA GEMPA DENGAN METODE ANALISIS RIWAYAT WAKTU TUGAS AKHIR DICKY ERISTA 06 0404 106 BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGATURAN PARAMETER dan DESAIN ABSORBER DINAM GETARAN AKIBAT GERAKAN PERMUKAAN TANAH

PENGATURAN PARAMETER dan DESAIN ABSORBER DINAM GETARAN AKIBAT GERAKAN PERMUKAAN TANAH PENGATURAN PARAMETER dan DESAIN ABSORBER DINAMIK SEBAGAI PEREDAM GETARAN AKIBAT GERAKAN PERMUKAAN TANAH Magister Student of Mathematics Department FMIPA- I T S, Surabaya August 5, 2010 Abstrak Dynamic

Lebih terperinci

DASAR SINUSOIDAL SEBAGAI REFLEKTOR GELOMBANG

DASAR SINUSOIDAL SEBAGAI REFLEKTOR GELOMBANG h Bab 3 DASAR SINUSOIDAL SEBAGAI REFLEKTOR GELOMBANG 3.1 Persamaan Gelombang untuk Dasar Sinusoidal Dasar laut berbentuk sinusoidal adalah salah satu bentuk dasar laut tak rata yang berupa fungsi sinus

Lebih terperinci

Hukum gravitasi yang ada di jagad raya ini dijelaskan oleh Newton dengan persamaan sebagai berikut :

Hukum gravitasi yang ada di jagad raya ini dijelaskan oleh Newton dengan persamaan sebagai berikut : PENDAHULUAN Hukum gravitasi yang ada di jagad raya ini dijelaskan oleh Newton dengan persamaan sebagai berikut : F = G Dimana : F = Gaya tarikan menarik antara massa m 1 dan m 2, arahnya menurut garispenghubung

Lebih terperinci

DESAIN TAHAN GEMPA BETON BERTULANG PENAHAN MOMEN MENENGAH BERDASARKAN SNI BETON DAN SNI GEMPA

DESAIN TAHAN GEMPA BETON BERTULANG PENAHAN MOMEN MENENGAH BERDASARKAN SNI BETON DAN SNI GEMPA DESAIN TAHAN GEMPA BETON BERTULANG PENAHAN MOMEN MENENGAH BERDASARKAN SNI BETON 03-2847-2002 DAN SNI GEMPA 03-1726-2002 Rinto D.S Nrp : 0021052 Pembimbing : Djoni Simanta,Ir.,MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendesain bangunan terutama dari segi struktural. Gerakan tanah akibat gempa bumi

BAB I PENDAHULUAN. mendesain bangunan terutama dari segi struktural. Gerakan tanah akibat gempa bumi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang dilalui 2 jalur seismik. Hal ini menyebabkan gempa bumi sering terjadi di negara ini. Bagi seorang insinyur teknik sipil khususnya

Lebih terperinci

STUDI DESAIN STRUKTUR BETON BERTULANG TAHAN GEMPA UNTUK BENTANG PANJANG DENGAN PROGRAM KOMPUTER

STUDI DESAIN STRUKTUR BETON BERTULANG TAHAN GEMPA UNTUK BENTANG PANJANG DENGAN PROGRAM KOMPUTER STUDI DESAIN STRUKTUR BETON BERTULANG TAHAN GEMPA UNTUK BENTANG PANJANG DENGAN PROGRAM KOMPUTER Andi Algumari NRP : 0321059 Pembimbing : Daud Rachmat W., Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa detik sampai puluhan detik saja, walaupun kadang-kadang dapat terjadi lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. beberapa detik sampai puluhan detik saja, walaupun kadang-kadang dapat terjadi lebih dari BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Gerakan tanah akibat gempa bumi umumnya sangat tidak teratur dan hanya terjadi beberapa detik sampai puluhan detik saja, walaupun kadang-kadang dapat terjadi

Lebih terperinci

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014 Jawaban Soal OSK FISIKA 4. Sebuah benda bergerak sepanjang sumbu x dimana posisinya sebagai fungsi dari waktu dapat dinyatakan dengan kurva seperti terlihat pada gambar samping (x dalam meter dan t dalam

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB Soal No. 1 Seorang berjalan santai dengan kelajuan 2,5 km/jam, berapakah waktu yang dibutuhkan agar ia sampai ke suatu tempat yang

Lebih terperinci

KINERJA STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BREISING BAJA TIPE X

KINERJA STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BREISING BAJA TIPE X HALAMAN JUDUL KINERJA STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BREISING BAJA TIPE X TUGAS AKHIR Oleh: I Gede Agus Hendrawan NIM: 1204105095 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

Lebih terperinci

Getaran Mekanik. Getaran Bebas Tak Teredam. Muchammad Chusnan Aprianto

Getaran Mekanik. Getaran Bebas Tak Teredam. Muchammad Chusnan Aprianto Getaran Mekanik Getaran Bebas Tak Teredam Muchammad Chusnan Aprianto Getaran Bebas Getaran bebas adalah gerak osilasi di sekitar titik kesetimbangan dimana gerak ini tidak dipengaruhi oleh gaya luar (gaya

Lebih terperinci

BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK USU MEDAN 2013

BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK USU MEDAN 2013 PERBANDINGAN ANALISIS STATIK EKIVALEN DAN ANALISIS DINAMIK RAGAM SPEKTRUM RESPONS PADA STRUKTUR BERATURAN DAN KETIDAKBERATURAN MASSA SESUAI RSNI 03-1726-201X TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas

Lebih terperinci