I. PENDAHULUAN. dengan komoditi yang bermacam-macam di konversi menjadi perkebunan kelapa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I. PENDAHULUAN. dengan komoditi yang bermacam-macam di konversi menjadi perkebunan kelapa"

Transkripsi

1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) salah satu penghasil minyak nabati yang sangat penting bagi perkembangan ekonomi dan kebutuhan pokok bagi masyarakat. Tanaman ini menurut para peneliti berasal dari Afrika yaitu dari kawasan Nigeria di Afrika Barat (Setyamidjaja D, 1991). Kelapa sawit adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar biodiesel. Usaha perkebunan kelapa sawit dapat memberikan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dengan komoditi yang bermacam-macam di konversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di Dunia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, dan Sulawesi. (Setyamidjaja D, 1991). Kelapa sawit di Indonesia pertama kali dikenalkan oleh pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1848, pada saat itu ada empat batang bibit kelapa sawit yang dibawa dari Mauritus yang ditanam di Kebun Raya Bogor. Pada tahun 1911 kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan di Indonesia oleh Adrien Halent yang berasal dari Belgia, kemudian berkembang di Indonesia yang pertama kali di Pantai Timur Sumatera, (Deli) dan Aceh. Luas lahan perkebunannya mencapai ha. Minyak kelapa sawit di Indonesia mulai diekspor pada tahun 1919 sebesar 576 ton ke Negara Eropa, pada tahun 1923 mulai mengekspor minyak inti sawit sebesar 850 ton. (Fauzi dkk, 2008). 1 Program Studi Agribisnis Pertanian

2 Pada tahun 2004 penyebaran kelapa sawit di Indonesia mencakup 19 provinsi dengan luas areal tanaman sebesar 5,45 juta Ha. Provinsi yang mempunyai luas areal terbesar adalah Riau dengan luas 1,37 juta Ha atau merupakan 25,15% dari total areal kelapa sawit nasional. Peringkat kedua dan ketiga yaitu Sumatera Utara (17,53 %) dan Sumatera Selatan (9,45%) (Pahan 2008). Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan, karena minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan minyak yang dihasilkan oleh tanaman lain. Keunggulan tersebut diantaranya memiliki kadar kolesterol rendah, bahkan tanpa kolesterol. Produksi minyak per hektarnya mencapai 6 ton per tahun, bahkan lebih. Jika dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak lainnya. (Selardi Sastrosayono, 2003 ). Indonesia merupakan salah satu negara agraris, dimana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil pertanian. Menyadari akan hal itu maka sejak zaman dahulu secara bertahap pemerintah terus meningkatkan pembangunan di bidang pertanian yang meliputi sektor pangan, perkebunan dan perikanan. Pembangunan pertanian diupayakan untuk meningkatkan hasil pertanian baik kualitas maupun kuantitas melalui perbaikan teknik budidaya, perluasan lahan pertanian serta pembangunan dan perbaikan sistem pengolahan hasil. Perkembangan pembangunan pertanian terus meningkat dan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah tetapi juga oleh pihak swasta dan rakyat yang ikut berperan serta dalam sektor perkebunan, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja yang akan mengurangi angka pengangguran di dunia khususnya di Indonesia. (Fauzi dkk, 2008). 2 Program Studi Agribisnis Pertanian

3 Menurut Deron Bangun, Ketua GAPKI (Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia, 2007), bahwa saat ini Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah Malaysia. Sebanyak 85 % lebih pasar dunia kelapa sawit dikuasai oleh Indonesia dan Malaysia, dalam beberapa tahun mendatang diyakini Indonesia bisa menjadi produsen Minyak Kelapa Sawit (MKS) terbesar di dunia dan mengungguli Malaysia. GAPRI Sumatra Utara memproyeksi produksi minyak sawit mentah (CPO) Indonesia tahun 2008 mencapai 18 juta ton dari tahun sebelumnya hanya mencapai 17,5 juta ton. Sedangkan Oil World menyatakan CPO dunia bertambah 8,5 % menjadi 41,4 juta ton pada tahun Sistem perkebunan merupakan sistem yang bergerak mengikuti perubahan lingkungan baik yang timbul dari dalam maupun dari luar sistem tersebut. Kehidupan pada masa yang akan datang sangat berbeda dengan kehidupan sekarang, dimana bentuk perkebunan besar mulai berkembang di nusantara, tuntutan akan efisiensi dan produktifitas menjadi tinggi. Meskipun perkebunan sekarang sudah boleh dikatakan maju namun masih ditemukan beberapa masalah diantaranya yaitu kurangnya tenaga terdidik yang terampil untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari hasil. Untuk menanggapi hal yang diatas maka dibentuk suatu lembaga pendidikan yang diharapkan mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan pertanian di Indonesia. Disisi lain, mengacu pada perkebunan sebagai unit usaha pertanian tanaman komersial skala besar yang memiliki tenaga kerja banyak (padat karya) dengan pembagian tugas yang rinci, menggunakan lahan yang luas, teknologi modern, 3 Program Studi Agribisnis Pertanian

4 spesialisasi, sistem administrasi dan birokrasi, faktor kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) menjadi penting. Maka untuk keberhasilan suatu perkebunan perlu dilakukan tindakan pemeliharaan yang tepat dengan memperhitungkan luas lahan, jumlah tenaga kerja yang diperlukan, teknologi yang tepat guna dan SDM yang berkualitas untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Politeknik Pertanian adalah salah satu lembaga pendidikan yang memiliki peluang untuk membentuk tenaga-tenaga Ahli Madya yang siap pakai dalam bidangnya. Dengan hadirnya para lulusan Politeknik Pertanian diharapkan mampu meningkatkan kualitas, serta kuantitas hasil pertanian melalui penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku perkuliahan. Salah satu peranan Politeknik Pertanian yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai penghubung antar ilmu dan keterampilan atau skil yang di miliki oleh para sarjana (S1) dan para lulusan SPP (Sarjana Penyuluhan Pertanian) dan lain-lain. Dengan demikian ilmu dan keterampilan akan terpadu dan berjalan secara bersamaan dalam meningkatkan pembangunan pertanian di Indonesia, demi mewujudkan cita-cita perjuangan bangsa Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Untuk mencapai sasaran yang diinginkan yaitu mengetahui dan memahami kondisi pertanian sebenarnya khususnya di perkebunan baik ditinjau dari segi teknik budidaya, manajemen dan pengolahan hasil maka Politeknik memasukkan suatu kegiatan dalam kurikulum perkuliahan yaitu Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) yang dilaksanakan pada semester akhir dengan lama kegiatan satu semester. 4 Program Studi Agribisnis Pertanian

5 1.2. Rumusan Masalah Kendala yang dihadapi di PT. Bakrie Sumatera Plantation (BSP) unit Sumbar adalah selain belum dapat memenuhi permintaan pasar yang membutuhkan Crude Palm Oil (CPO) dalam jumlah banyak tetapi juga belum efisiennya biaya pada naungan kelapa sawit khususnya pada pembibitan (pre nursery). Pada pembibitan awal biasanya digunakan naungan dengan biaya yang tinggi. Maka dalam laporan ini akan diuraikan upaya untuk meningkatkan efisiensi biaya pada pembibitan awal dengan menggunakan naungan individu. Keuntungan dari naungan individu ini adalah untuk mengefisiensikan biaya yang dikeluarkan dibandingkan dengan menggunakan naungan seperti biasanya. Disamping itu khusus untuk naungan individu yang akan digunakan adalah dengan menggunakan daun kelapa sawit. Berdasarkan hasil tersebut maka disusun laporan tugas akhir dengan judul Penggunaan Naungan Individu Pada Pembibitan Awal (Pre Nursery) Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Pembibitan di PT. BPP. Tbk. Unit SumBar Tujuan Adapun Tujuan Intruksional Umum (TIU) dalam pelaksanaan PKPM ini adalah mahasiswa diharapkan mampu : Mendapatkan keterampilan dalam teknik-teknik pemeliharaan tanaman kelapa sawit 5 Program Studi Agribisnis Pertanian

6 Melatih ketrampilan dalam mengaplikasikan ilmu dilingkungan masyarakat juga mengembangkan pengetahuan dan menyesuaikan antara teori dan praktek di lapangan. Memperluas wawasan dan pengetahuan tentang pemahaman kegiatan suatu perusahaan perkebunan kelapa sawit secara umum. Melatih menjadi seorang pekerja yang disiplin, kerja keras dan bertanggung jawab selayaknya seorang karyawan suatu perusahaan. Mengenal dan memahami sturuktur kerja suatu perusahaan dari berbagai aspek teknis, ekonomis, organisasi, manajemen, teknologi, tenaga kerja serta lingkungan. Mengenal dan memahami suatu operasi atau kegiatan yang dilakukan mulai dari pengolahan bahan baku sampai bahan jadi. Laporan ini diharapkan berguna bagi mahasiswa, dan Politeknik Pertanian untuk melatih mahasiswa mengembangkan kemampuan manajemen dan wirausaha yang telah didapatkan selama perkulihaan dan menerapkan sesuai dengan perkembangan dilapangan Kegunaan a) Bagi Mahasiswa 1. Menambah ilmu pengetahuan, wawasan dan pengalaman sehingga setelah lulus dari pendidikan nantinya akan lebih siap untuk menghadapi lapangan kerja. 2. Hasil dan penulisan ini hendaknya dapat memberikan tambahan informasi yang bermanfaat bagi yang membutuhkan nantinya. 6 Program Studi Agribisnis Pertanian

7 b) Bagi Perguruan Tinggi Bagi perguruan tinggi bermanfaat nantinya untuk pengembangan kurikulum, pengembangan konsep dan pengembangan teori-teori yang terkait. c) Bagi Perusahaan Kegiatan PKPM diharapkan dapat memberikan manfaat melalui masukan-masukan yang berguna untuk kemajuan dalam pelaksanaan praktek untuk masa yang akan datang yang digagasi oleh mahasiswa atau melalui kerja sama dengan Politeknik Pertanian Universitas Andalas. 7 Program Studi Agribisnis Pertanian

8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Varietas Kelapa sawit masuk Indonesia ada yang langsung dari Negara asalnya dan ada pula yang melalui negara perantara. Kelapa sawit yang masuk Indonesia (Bogor) pada tahun 1848 hanya 4 tanaman saja dan sudah pasti kelapa sawit ini memiliki keragaman genetik yang terbatas. Kelapa sawit Bogor disebut sebagai type Deli karena berasal dari Deli. Kelapa sawit ini menyebar keseluruh penjuru dunia sebagai kelapa sawit terbaik. Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi Subdivisi Kelas Subkelas Ordo Famili Subfamili Genus Spesies : Embryophita Siphonagama : Pteropsida : Angiospermae : Monocotyledone : Cocoideae : Palmae : Cocoidae : Elaeis : Elaeis gueneensis Jacq, Elaeis oleifera (H.B.K) Cortes, Elaeis odora. Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit di Indonesia. Varietas-varietas itu dapat dibedakan berdasarkan morfologinya. Namun, diantara varietas tersebut terdapat varietas unggul yang mempunyai beberapa keeistimewaan dibandingkan 8 Program Studi Agribisnis Pertanian

9 dengan varietas lainnya, diantaranya tahan terhadap hama dan penyakit, produksi tinggi, serta kandungan minyak yang dihasilkan tinggi (Fauzi, dkk. 2008). Ada beberapa jenis kelapa sawit yang telah dikenal. Varietas varietas itu dapat dibedakan berdasarkan tebal cangkang/tempurung dan daging buah, serta warna kulit buahnya (Fauzi dkk, 2008). Berdasarkan ketebalan cangkang/ tempurung dan daging buah varitas kelapa sawit dibedakan: a. Dura Varietas ini memiliki tempurung yang cukup tebal yaitu antara 2-8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut pada bagian luar cangkang. Daging buah relatif tipis %, kernel biasanya lebih besar dengan kandungan minyak yang sedikit. Dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Penampang buah kelapa sawit varietas dura b. Pisifera Ketebalan tempurung/cangkang sangat tipis, bahkan hampir tidak ada tetapi daging buahnya tebal, sedangkan bijinya sangat tipis. Dapat dilihat pada gambar 2. 9 Program Studi Agribisnis Pertanian

10 Gambar 2. Penampang buah kelapa sawit varietas persifera. c. Tenera Varietas ini merupakan hasil persilangan antara varietas Dura dengan Pisifera. Oleh karena itu sifatnya adalah gabungan antara keduanya, yaitu cangkang sudah menipis dan daging buahnya tebal. Varietas inilah yang banyak ditanam di perkebunan perkebunan pada saat ini. Dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3. Penampang buah kelapa sawit varietas tenera Perbedaan ketebalan daging buah kelapa sawit menyebabkan perbedaan jumlah rendemen minyak sawit yang dikandungnya. Rendemen minyak paling tinggi terdapat pada varietas Tenera yaitu mencapai 22-24% sedangkan pada varietas Dura hanya 16-18%. 10 Program Studi Agribisnis Pertanian

11 2.2. Pembagian varietas berdasarkan warna kulit buah Menurut Pahan (2008), pembagian tipe buah berdasarkan warna kulit buah dapat dikelompokkan menjadi 3 tipe, yaitu: a. Nigrescens yaitu buah muda yang berwarna ungu kehitam-hitaman dan berwarna jingga kehitam-hitaman pada waktu buah masak Varietas ini banyak ditanam di perkebunan. b. Virescens yaitu buah berwarna hijau pada waktu muda dan ketika matang berwarna jingga kemerah-merahan, tetapi ujungnya tetap kehijauan. Varietas ini jarang dijumpai di lapangan. c. Albescens yaitu buah berwarna keputih-putihan dan berwarna kekuningkuningan pada waktu matang.ietas ini jarang dijumpai Morfologi Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu bagian vegetatif dan bagian generatif. Bagian vegetatif kelapa sawit meliputi akar, batang dan daun, sedangkan bagian generatif terdiri dari bunga dan buah (Fauzi, dkk. 2008) Bagian Vegetatif a. Akar ( Radiks ) Akar terutama sekali berfungsi untuk (1) menunjang struktur batang diatas tanah, (2) menyerap air dan unsur-unsur hara dari dalam tanah, serta (3) sebagai salah satu alat respirasi. Kelapa sawit merupakan tanaman berkeping satu dengan sistem perakaran serabut. Akar pertama yang muncul dari biji yang telah tumbuh (kecambah) adalah radikula. Radikula (bakal akar) selanjutnya akan mati dan 11 Program Studi Agribisnis Pertanian

12 digantikan dengan akar- akar primer yang tumbuh dari bagian bawah batang, kemudian bercabang akar sekunder, tertier dan kuarter. Diameter akar primer 5-10 mm, sekunder 2-4 mm, tertier 1-2 mm, dan kuarter 0,1-0,3 mm. Sedangkan akar primer tumbuh ke bawah sampai 1,5 m. Akar yang paling aktif menyerap air dan unsur hara adalah akar tertier dan kuarter berada pada kedalaman 0-60 cm dan jarak 2-2,5 m dari pangkal pohon ( Lembaga Pendidikan Perkebunan, 2004 ). Susunan perakaran kelapa sawit dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 4. Susunan perakaran kelapa sawit. Disamping fungsinya akar mempunyai sifat-sifat antara lain : a. Merupakan bagian tanaman yang terdapat didalam tanah, dengan arah b. Tidak berbuku-buku c. Warna keputih-putihan atau kekuning-kuningan 12 Program Studi Agribisnis Pertanian

13 d. Tumbuh terus pada ujungnya, tapi umunya masih kalah jika dibandingkan dengan batang. e. Bentuk seringkali meruncing, sehingga lebih mudah menembus tanah. b. Batang (Caulis) Menurut Pahan (2008), batang memiliki 3 fungsi utama, yaitu (1) sebagai struktur yang mendukung daun, bunga dan buah, (2) sebagai sistem pembuluh yang mengangkut air dan hara mineral dari akar keatas serta hasil fotosintesis dari daun kebawah, serat (3) berfungsi sebagai organ penimbunan zat makanan. Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil, yaitu batangnya tidak mempunyai kambium dan tidak bercabang. Batang berfungsi sebagai penyangga tajuk serta menyimpan dan mengangkut bahan makanan. Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter cm. Tanaman yang masih muda, batangnya tidak terlihat karena tertutup oleh pelepah daun. Pertambahan tinggi batang terlihat jelas setelah tanaman berumur 4 tahun. Tinggi batang bertambah cm/tahun. Jika kondisi lingkungan sesuai, pertambahan tinggi batang dapat mencapai 100 cm/tahun. Tinggi tanaman sawit maksimum yang ditanam di perkebunan antara m, sedangkan yang di alam mencapai 30 m (Fauzi dkk, 2008). Kecepatan tumbuh tinggi batang berkisar cm/tahun, tergantung dari varitas dan tipe pertumbuhannya. Karena sifatnya yang phototropi dan heliotrope (menuju cahaya dan arah matahari) maka dalam keadaan terlindung, tumbuhnya akan lebih cepat tinggi tetapi diameter (tebal) batang akan lebih kecil. Perbedaan kecepatan tumbuh per tahun tidak sama tergantung pada kondisi seperti pupuk yang diberikan, umur, iklim, kerapatan tanaman dan lain sebagainya (Tembina, 2009). 13 Program Studi Agribisnis Pertanian

14 c. Daun (folium) Perkembangan daun pada tanaman kelapa sawit terbagi 3 tahap, yaitu : (1) Lanceolate, yaitu daun awal yang keluar pada masa pembibitan berupa helaian daun yang utuh, (2) bifurcate, yaitu bentuk daun dengan helaian pecah tetapi bagian ujung belum terbuka, dan (3) pinnate, yaitu bentuk daun dengan helaian yang sudah membuka sempurna dengan arah anak daun ke atas dan kebawah. Pada bibit yang berumur 5 bulan misalnya akan dijumpai 5 lanceolate, 4 bifurcate dan 3 pinnate. Pada 12 bulan akan ada 5 lanceolate, 4 bifurcate dan 10 pinnate (Lubis,1992). Daun kelapa sawit memiliki rumus daun 3/8. Lingkaran atau spiralnya ada yang berputar kekiri atau kekanan tetapi kebanyakan kekanan. Pengenalan ini penting diketahui agar kita mengetahui letak daun ke 9, ke 17 dan lain-lain yang dipakai sebagai standar pengukuran pertumbuhan maupun pengambilan contoh daun dan pengamatan lainnya. Rumus kedudukan daun kelapa sawit dapat dilihat pada gambar 5. Gambar 5 : Rumus kedudukan daun (phylotaksis) kelapa sawit 14 Program Studi Agribisnis Pertanian

15 Menurut Lubis (1992), produksi pelepah daun tergantung pada umur tanaman. Produksi pelepah daun pada tanaman selama setahun dapat mencapai terutama pada umur 7 tahun. Kemudian akan menurun pada umur 12 tahun menjadi atau kurang, seterusnya produksi daun akan tetap. Panjang pelepah daun diukur dari pangkalnya dapat mencapai 9 meter pada tanaman dewasa sedang pada tanaman muda panjang pelepahnya akan lebih pendek. Pada tiap pelepah diisi oleh anak daun dikiri dan kanan rachis (basis daun). Jumlah anak daun pada tiap sisi dapat mencapai Anak daun yang ditengah dapat mencapai panjang 1,2 m. Berat kering satu pelepah dapat mencapai 4,5 kg. Pada satu pohon dewasa dapat dijumpai pelepah. Luas permukaan daun sering dipakai untuk tujuan pengamatan pertumbuhan, dapat dihitung dengan rumus : L = 2 K (d x l p) Keterangan : L : Luas permukaan daun K : Faktor koreksi (0,55) d l p : Jumlah anak daun pada satu sisi : Lebar anak daun rata-rata sampel : Panjang anak daun rata-rata sampel Luas permukaan daun dapat mencapai m 2 pada tanaman dewasa berumur 10 tahun atau lebih. Luas permukaan ini diukur setahun sekali dari areal percobaan dengan kepadatan 143 pokok per Ha. Perbedaan umur akan mempengaruhi luas permukaan daun, pada umumnya akan mencapai luas maksimum pada umur tahun (Lubis,1992). 15 Program Studi Agribisnis Pertanian

16 Bagian Generatif a. Bunga Menurut Pahan (2008), kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu (monoecious). Artinya, bunga jantan dan betina terdapat pada satu pohon, tetapi tidak pada tandan yang sama. Walau demikian, kadang-kadang dijumpai juga bunga jantan dan betina pada satu tandan (hermafrodit). Menurut Lubis (1992), tandan bunga betina dibungkus oleh seludang bunga yang akan pecah hari sebelum anthesis (penyerbukan). Satu tandan bunga betina memiliki spikelet dan tiap spikelet memiliki bunga betina. Bunga betina memiliki 3 putik dan perhiasan bunga. Diantara bakal buahnya hanya 1 yang subur dan jarang terdapat dua atau lebih. Sedangkan untuk bunga jantan dalam satu tandan bunga jantan mempunyai spikelet yang panjangnya sekitar cm dengan diameter 1 1,5 cm. Tiap cabang mengandung bunga jantan. Bunga jantan ini terdiri dari 6 helai benang sari dan 6 perhiasan bunga, tepung sari berwarna kuning pucat dan berbau spesifik. Satu tandan bunga jantan dapat menghasilkan gr tepung sari. 16 Program Studi Agribisnis Pertanian

17 A B Gambar 6. (A). Bunga betina dan (B). Bunga jantan tanaman kelapa sawit b. Daging Buah ( Mesocarpium ) Setelah bunga betina dibuahi, maka terjadi perkembangan pembentukan buah sebagai berikut : Sampai 2 bulan setelah penyerbukan daging buah bewarna putih ke hijauan,terdiri dari air, serat, dan khloropil sedangkan minyak belum terbentuk. Setelah 3 bulan mulai terjadi perubahan warna daging buah menjadi kuning kehijauan dan hal ini menunjukkan telah terbentuk minyak. Sebulan sesudah penyerbukan cangkang telah terbentuk tapi masih tipis dan lembut. Pengerasan berlangsung terus dan setelah 3 bulan cangkang sudah mengeras dan warnanya berubah menjadi coklat muda. 17 Program Studi Agribisnis Pertanian

18 Inti mulai berubah bentuknya dari cairan menjadi agar-agar-, 2 bulan setelah penyerbukan dan setelah bulan ke 3, inti sudah terbentuk padatan yang keras. Buah disebut juga fructus. Pada umumnya tanaman kelapa sawit yang tumbuh baik dan subur sudah dapat menghasilkan buah serta siap dipanen pertama pada umur sekitar 3,5 tahun jika dihitung mulai dari penanaman biji kecambah di pembibitan. Namun jika dihitung mulai dari penanaman di lapangan maka tanaman berbuah dan siap dipanen pada umur 2,5 tahun. Buah terbetuk setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan. Waktu yang diperlukan mulai dari penyerbukan sampai buah matang dan siap panen kurang lebih 5-6 bulan. Warna buah tergantung varietas dan umurnya. (Fauzi dkk, 2008 ). Kematangan buah, khususnya yang digunakan sebagai kriteria matang panen di perkebunan adalah lepasnya buah secara alami atau biasa disebut telah membrondol. Buah-buah yang lepas disebut brondolan. Jumlah buah dalam satu tandan bervariasi tergantung umur dan pada tanaman dewasa satu tandan berisi lebih kurang 2000 buah (brondolan). Ukuran buah dan berat buah juga bervariasi, tergantung letaknya dalam tandan. Panjang buah dapat mencapai 5cm dan berat buah 30 gram. Tetapi untuk varietas D x P beratnya berkisar antara gram,dengan ukuran lebih kecil dari 5 cm (Tim Bina, 2009). 18 Program Studi Agribisnis Pertanian

19 Buah kelapa sawit dapat dilihat pada gambar 7 berikut ini. Gambar 7. Buah kelapa sawit 2.4. Manfaat Kelapa Sawit Minyak sawit dapat dimanfaatkan diberbagai industri karena memiliki susunan dan kandungan gizi yang cukup lengkap. Industri yang banyak menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku adalah industri pangan serta industri non pangan seperti kosmetik dan farmasi. Bahkan minyak sawit telah dikembangkan sebagai salah satu bahan bakar. (Fauzi dkk, 2008) Ekologi Kelapa Sawit Pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari luar maupun dari tanaman kelapa sawit itu sendiri. Faktorfaktor tersebut pada dasarnya dapat dibedakan menjadi faktor lingkungan, genetis, dan faktor teknis agronomis. Dalam penunjang pertumbuhan dan proses produksi kelapa sawit, faktor tersebut saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Untuk mencapai produksi kelapa sawit yang maksimal, diharapkan ketiga faktor tersebut selalu dalam dalam keadaan optimal. 19 Program Studi Agribisnis Pertanian

20 Iklim Faktor iklim sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit. Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah di sekitar lintang Utara - Selatan 12 derajat pada ketinggian m dpl. Beberapa unsur iklim yang penting dan saling mempengaruhi adalah curah hujan, sinar matahari, suhu, kelembaban udara dan angin. Curah hujan Curah hujan optimum yang diperlukan tanaman kelapa sawit rata-rata mm/ tahun dengan distribusi merata sepanjang tahun tanpa bulan kering yang berkepanjangan. Curah hujan yang merata dapat menurunkan penguapan dari tanah dan tanaman kelapa sawit. Namun, yang terpenting adalah tidak terjadi defisit air sebesar 250 mm. Bila tanah dalam keadaan kering, akar tanaman sulit menyerap mineral dari dalam tanah. Oleh sebab itu, kemarau yang berkepanjangan akan menurunkan produksi. Sinar matahari Sinar matahari diperlukan untuk memproduksi karbohidrat dan memacu pembentukan bunga dan buah. Untuk itu, intensitas, kualitas, dan lama penyinaran sangat berpengaruh. Lama penyinaran yang optimum diperlukan tanaman kelapa sawit antara 5-7 jam/ hari. Beberapa daerah seperti Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan sering terjadi penyinaran matahari kurang dari 5 jam pada bulan- bulan tertentu. Penyinaran yang kurang dapat menyebabkan berkurangnya asimilasi dan gangguan penyakit. 20 Program Studi Agribisnis Pertanian

21 Suhu Selain curah hujan dan sinar matahari yang cukup, tanaman kelapa sawit memerlukan suhu yang optimum sekitar C untuk tumbuh baik. Meskipun demikian, tanaman masih bisa tumbuh pada suhu terendah 18 0 C dan tertinggi 32 0 C. Beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendah suhu adalah lama penyinaran dan ketinggian tempat. Makin lama penyinaran atau makin rendah suatu tempat, makin tinggi suhunya. Suhu berpengaruh terhadap masa pembungaan dan kematangan buah. Tanaman kelapa sawit yang ditanam lebih dari ketinggian 500 m dpl akan terlambat berbunga satu tahun jika dibandingkan dengan tanaman di dataran rendah. Kelembaban udara dan angin Kelembaban udara dan angin adalah faktor yang penting untuk menunjang pertumbuhan kelapa sawit. Kelembaban optimum bagi pertumbuhan tanaman kalapa sawit adalah 80%. Kecepatan angin 5-6 km/ jam sangat baik untuk membantu proses penyerbukan.angin yang kering menyebabkan penguapan lebih besar, mengurangi kelembaban, dan dalam waktu lama mengakibatkan tanaman layu. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelembaban adalah suhu, sinar matahari, lama penyinaran, curah hujan, dan evapotraspirasi Tanah Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, seperti Podsolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial, atau Aegosol. Namun, kemampuan produksi kelapa sawit pada masing-masing jenis tanah tersebut tidak sama. Ada dua sifat utama tanah sebagai media tumbuh, yaitu sifat kimia dan sifat fisik tanah. 21 Program Studi Agribisnis Pertanian

22 Sifat fisik tanah Beberapa hal yang menentukan sifat fisik tanah adalah tekstur, struktur, konsistensi, kemiringan tanah, permeabilitas, ketebalan lapisan tanah, kedalaman permukaaan air tanah. Tanaman kelapa sawit tumbuh baik pada tanah gembur, subur, berdraenase baik, permeabilitas sedang, dan memiliki solum yang tebal sekitar 80 cm tanpa lapisan padas. Tekstur tanah ringan dengan kandungan pasir 20-60%, debu 10-40%, dan liat 20-50%. Tanah yang kurang cocok adalah tanah pantai berpasir dan tanah gambut tebal. Keadaan topografi pada areal perkebunan kelapa sawit berhubungan dengan kemudahan perawatan tanaman dan panen. Topografi yang dianggap cukup baik untuk tanaman kelapa sawit adalah areal dengan kemiringan Hal ini akan memudahkan pengangkutan buah dari pohon ke tempat pemungutan hasil atau dari perkebunan ke pabrik pengolahan. Areal dengan kemiringan lereng lebih dari 15 0 masih memungkinkan ditanamai, tetapi perlu dibuat teras. Areal seperti ini akan menyulitkan panen serta pengangkutan hasil. Sifat kimia tanah Sifat kimia tanah dapat dilihat dari tingkat keasaman dan komposisi kandungan hara mineralnya. Sifat kimia tanah mempunyai arti penting dalam menentukan dosis pemupukan dan kelas kesuburan tanah. Tanaman kelapa sawit tidak memerlukan tanah dengan sifat kimia yang istimewa sebab kekurangan suatu unsur hara dapat diatasi dengan pemupukan. Walaupun demikian, tanah yang mengandung unsur hara dalam jumlah besar sangat baik untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman, sedangkan keasaman tanah menentukan ketersediaan dan 22 Program Studi Agribisnis Pertanian

23 keseimbangan unsur hara dalam tanah. Kelapa sawit dapat tumbuh pada ph tanah antara 4,0-6,5,sedangkan ph optimum adalah 5-5,5. Tanah yang memilki ph rendah dapat dinaikkan dengan pengapuran, tetapi membutuhkan biaya yang tinggi. Tanah dengan ph rendah biasanya dijumpai pada daerah pasang surut terutama tanah gambut. (Fauzi dkk, 2008) 2.6. Minyak sawit untuk industri pangan Minyak sawit yang digunakan sebagai produk pangan dihasilkan dari minyak sawit maupun minyak inti sawit melalui proses fraksinasi, rafinasi, dan hidrogenesis. Produksi CPO Indonesia sebahagian besar difraksinasi sehingga dihasilkan fraksi olein cair dan fraksi stearin padat. Fraksi olein tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik sebagai pelengkap minyak goreng dari minyak kelapa. Sebagai bahan baku untuk minyak makan, minyak sawit antara lain digunakan dalam bentuk minyak goreng, margarin, butter, vanaspati, shortening, dan bahan untuk membuat kue-kue. Sebagai bahan pangan, minyak sawit mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan minyak goreng lain, antara lain mengandung karoten yang diketahui berfungsi sebagai anti kanker dan tokoferol sebagai sumber vitamin E. Di samping itu, kandungan asam linoleat dan lonolenatnya rendah sehingga minyak goreng yang terbuat dari buah sawit memiliki kemantapan kalor (heat stebility) yang tinggi dan tidak mudah teroksidasi. Oleh kerena itu, minyak sawit sebagai minyak goreng bersifat lebih awet dan makanan yang digoreng dengan menggunakan minyak sawit tidak mudah tengik. (Fauzi dkk, 2008). 23 Program Studi Agribisnis Pertanian

24 2.7. Naungan pada Pre Nursery Naungan di pembibitan awal berfungsi untuk mencegah bibit kelapa sawit terhadap sinar matahari secara langsung. Selain itu, naungan juga berfungsi untuk menghindari terbongkarnya tanah dipolibag akibat terpaan air hujan. Dalam pembuatan naungan perlu diatur intensitas penerimaan cahaya matahari yang masuk. Pengaturan naungan di pembibitan awal umur 0-1,5 bulan naungan 100%, umur 1,5-2,5 bulan naungan 50%, dan > 2,5 bulan naungan dihilangkan secara bertahap. Pembuatan pelindung atau naungan yang dibuat adalah naungan individu, karena pelaksanaannya mudah serta biaya murah. Bahan naungan yang digunakan adalah helaian daun kelapa sawit sepanjang ± 15 cm yang masing-masing ujungnya ditancapkan pada baby polybag arah Timur Barat berbentuk setengah lingkaran. Sebelumnya naungan dicuci hamakan agar terbebas dari hama dan penyakit, pembuatan naungan dilakukan satu hari setelah kecambah ditanam dibedengan. Prestasi kerja yaitu bibit/hk dan dilakukan 1 x periode pembibitan. Untuk lebih jelasnya pembuatan naungan pada pre nursery dapat dilihat pada gambar 13 dibawah ini : Gambar 8. Naungan pada pre nursery 24 Program Studi Agribisnis Pertanian

25 II. METODOLOGI PENULISAN 1.1. Ruang Lingkup Penulisan rencana pengembangan bisnis ini merupakan kegiatan PKPM di PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk mulai dari tanggal 28 Maret 2011 sampai 10 Juni PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. Unit Sumbar mempunyai dua lokasi kebun yaitu : Jorong Koto Dalam Kenagarian Sungai Aur Kecamatan Sungai Aur dan Jorong Air Balam Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat Propinsi Sumatera Barat Data dan Sumber Data Pengumpulan daa pada dalam pembuatan laporan PKPM yang bertujuan untuk pengembangan bisnis meliputi : a. Data Primer Data primer dikumpulkan berdasarkan pengamatan langsung dan ikut serta dalam bekerja dilapangan mulai dari pengadaan bibit, budidaya hingga kegiatan pemasaran selama PKPM berlangsung dan wawancara atau bertanya dengan manajer, pembibing lapangan dan mandor. b. Data Sekunder Data sekunder dikumpulkan melalui literatur dari berbagai sumber literatur seperti buku-buku, majalah, makalah, dan berbagai sumber lainnya yang relevan dengan praktek yang dilakukan. c. Metode Analisis Data dikumpulkan dilapangan untuk mengetahui pemasaran Crude Palm Oil (CPO) di PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk pada saat praktek 25 Program Studi Agribisnis Pertanian

26 lapangan berlangsung. Dari data informasi yang diperoleh gambaran tentang, kelemahan, peluang serta ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Selanjutnya data ini akan dianalisa secara kualitatif dengan menggunakan analisis SWOT (Sterngth, Weakness, Opportunity, dan Threats). Pada dasarnya analisis SWOT adalah memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada pada perusahaan dan memperkecil kelemahan yang dimilki serta menghindari ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Dengan demikian didapat strategi-strategi pengembangan bisnis yang dapat meningkatkan dan memajukan perusahaan di masa yang akan datang. Selain dengan SWOT pengolahan data dalam kajian pengembangan bisnis ini juga dilakukan secara kuantitatif yang digunakan untuk menjelaskan perhitungan cash flow serta untuk menganalisa kelayakan usaha. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui berapa besarnya investasi yang dibutuhkan dan taksiran kelayakan usaha. 26 Program Studi Agribisnis Pertanian

27 III. ANALISA LINGKUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan Perkebunan PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk. Unit Sumbar merupakan salah satu perusahaan Swasta Nasional, dengan mengembangkan misi kebijaksanaan pemerintah dalam hal pembangunan sub sektor perkebunan sebagai usaha untuk meningkatkan produksi komoditas non migas dan membantu pengembangan wilayah terpadu di daerah Sumatera Barat. PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk. Unit Sumbar merupakan anak perusahaan PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk. Termasuk ke dalam perusahaan Kelompok Usaha Bakrie (Bakrie Group). PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk. Unit Sumbar didirikan pada tanggal 11 juni 1991 dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C TH pada tanggal 27 juni PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk. Unit Sumbar sebelumnya bernama PT. Bakrie Nusantara coorporations (BNC). PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk. Unit Sumbar adalah Perusahaan Perkebunan Besar Swasta Nasional (PBSN) bergerak di bidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Palm Kernel Oil). Sejak tanggal 17 Desember 2005 PT. Bakrie Sumatera plantations Tbk. Unit Sumbar telah memperoleh Sertifikat ISO 9001 : 2000 dan 27 Program Studi Agribisnis Pertanian

28 tanggal 11 September 2006 memperoleh sertifikat ISO : 2004 dan OHSAS pada bulan Mei Perkebunan kelapa sawit PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk. Unit Sumbar telah beroperasi mulai tahun 1990 berdasarkan SK Gubernur Sumatera Barat Nomor /1998/prod-1990 dengan pencadangan lahan seluas Ha dan yang akan ditanami sebagai kebun inti seluas Ha serta kebun Plasma seluas Ha dari pencadangan Ha. Pada saat ini perkebunan PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk. Unit Sumbar yang telah keluar Hak Guna Usaha (HGU) seluas Ha. Berdasarkan luas HGU tersebut telah dilakukan penanaman kelapa sawit seluas 8.207,1 Ha, kawasan konservasi seluas 29,7 Ha, kawasan terbangun seluas 68,7 Ha, jalan seluas 233,6 Ha, draenase seluas 228,3 Ha, sungai seluas 156,6 Ha dan area yang belun ditanam seluas 300 Ha. PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk. Unit Sumbar memiliki dua lokasi yaitu : Jorong Koto Dalam Kecamatan Sungai Aur Dan Jorong Air Balam Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat Propinsi Sumatera Barat. Topografi perkebunan PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk. Unit Sumbar sebagian memiliki topografi datar dan bergelombang dengan tingkat kemiringan 8-15 % untuk wilayah kebun Sungai Aur dan kemiringan Kebun Air Balam 0-8 %. Luas lahan masing-masing divisi untuk Estate sungai Aur sebagai berikut : Divisi 01 seluas 702,6 Ha, Divisi 02 : 669,7 Ha, Divisi 03 : 745,2 Ha, Divisi 04 : 647,6 Ha, Divisi 05 : 669,7 Ha, Divisi 06 : 576,3 Ha. Sedangkan untuk Estate Air Balam luas masing- masing divisinya adalah : Divisi 01 : 738,7 Ha, Divisi 02 : 542,2 Ha, Divisi 03 : 801,0 Ha, Divisi 04 : 562,8 ha, Divisi 05 : 28 Program Studi Agribisnis Pertanian

29 635 Ha, Divisi 06 : 764,3 Ha, Divisi 07 : 624,4 Ha. Jenis tanah yang terdapat di Estate Sungai Aur adalah Latosol, Podsolik Merah Kuning, dan jenis tanah Estate Air Balam adalah Organosol (Peat Soil 60 %) Organisasi Perusahaan Struktur Organisasi merupakan hubungan kerja sama antara orangorang yang terdapat dalam satu badan atau organisasi untuk mencapai tujuan yang akan dicapai. Organisasi dalam suatu badan usaha sangat dibutuhkan karena pada organisasi tersebut terhimpun semua sumberdaya yang akan digunakan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Organisasi harus dibina sedemikian rupa agar dalam sumberdaya yang dimiliki dapat mencapai tujuan bersama. Dalam organisasi ini mencakup unsur manusia yang akan berperan sesuai dengan tugasnya masing-masing, yang akan bertanggung jawab, kepada siapa, siapa yang mengawasi, dan bagaimanapun hubungan antar kelompok diatur sehingga semua pekerjaan berjalan dengan efektif. PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk. Unit Sumbar di kepalai oleh seorang Business Unit Head (BUH). Sedangkan untuk kebun dikepalai oleh seorang Estate Manager. Dilihat dari fungsi masing-masingnya adalah sebagi berikut : A. Business Unit Head Sumbar (BUH) Menyusun rencana kerja dan anggaran biaya di Bisnis Unit Sumbar untuk mencapai target produksi yang ditetapkan oleh Coorporate Center. 29 Program Studi Agribisnis Pertanian

30 Mengajukan rencana kerja dan anggaran kepada Cooporate Center untuk mendapatkan persetujuan. Memimpin kegiatan operasional yaitu pemeliharaan dan perawatan kebun berjalan secara efektif dan efisien di Bisnis Unit Sumbar agar tercapai produktivitas yang optimum dan memastikan kebun berada dalam kondisi agrikultur yang baik. Memimpin kegiatan pabrik kelapa swit dapat berjalan secara optimal guna mencapai tingkat produktivitas yang telah ditetapkan untuk Bisnis Unit Sumbar Memimpin pengolahan keuangan di Bisnis unit Sumbar agar berjalansesuai dengan kebijakan keuangan dan Prosedur Standar Akuntansi dan Keuangan (PSAK) perusahaan untuk mendukung pencapaian kinerja Bisnis Unit Sumbar secara optimal. Memimpin kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan External Relations dan Security perusahaan agar kerugia-kerugian yang timbul akibat pencurian dan kehilangan serta permasalahan sosial dapat dikurangi secar optimal. Memimpin pemeliharaan dan peningkatan hubungan serta kerja sama dengan berbagai badan pemerintahan dan non pemerintahan. Memonitor tingkat produksi dan biaya dari operasional Kebun, Pabrik, finance, Administrasi, kegiatan External Relations dan Security dan kegiatan Quality Control untuk memastikan tingkat efisiensi. Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dalam setiap operasional serta melaksanakan system manajemen K3 dengan target Zero Accident. 30 Program Studi Agribisnis Pertanian

31 1. Asst. Secretary Membantu BUH dalam melaksanakan kegiatan administrasi yng dibutuhkan dan membantu dalam menghubungi/menerima pihak-pihak terkait melalui alat komunikasi yang telah disediakan oleh perusahaan, mempersiapkan data kebun/estate dan PKS sesuai kebutuhan dan menganalisa kebutuhan tersebut. Membuat dan mengingatkan BUH mengenai Schedule Meeting/perjalanan dinas. Melakukan koordinasi dengan departement lain. 2. IT Section Membantu infrastruktur telekomunikasi internal untuk seluruh kantor estate, PKS dan lokasi yang dianggap layak oleh management. Memastikan bahwa perangkat komunikasi untuk external berjalan dengan baik pada lokasi pasaman (kebun) dan Padang Office. Melakukan Maintenance terhadap peralatan computer, PABX, dan alatalat yang berhubungan dengan komunikasi suara maupun data. Memastikan bahwa aplikasi plantation berjalan dengan meminimalisasi trouble-trouble yang ada. Membuat Geographical Information System (GIS) yang berguna bagi Estate dengan menyajikan informasi yang akurat melalui data. Melakukan IT Melakukan tata kelola perusahaan dalam bidang komunikasi dan komputerisasi. 31 Program Studi Agribisnis Pertanian

32 3. Internal Control 4.1. Plantations Departement Melakukan pemeriksaan dan control secara fisik, cost serta mutu terhadap pekerjaan : Nursery, land Clearing, Upkeep dan Harvesting. Melakukan pemeriksaan dan control terhadap system yang ditetapkan oleh perusahaan dan pekerjaan administrasi yang berjalan Palm Oil Mill dan Engineering Departement Melakukan pemeriksaan dan control terhadap operstional dan seluruh station yang berada di lingkungan Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Pengawasan terhadap mutu produksi dari PKS, pengawasan terhadap mutu pekerjaan oleh pihak ke tiga dalam melaksanakan kontrak yang telah sama-sama disepakati Jasa Departemen (Fin, Dept, SER, HR & GA) Melakukan pemeriksaan dan contrrol terhadap system dan prosedur yang berlaku, guna menyakinkan apakah telah dilaksanakan secara konsisten Memeriksa dan mengevaluasi organisasi yang ada apakah sudah efektif dan efisien Melakukan pemeriksaan terhadap material yang masuk kegudang sesuai dengan LO ( Liaison office) yang dilaksanakan oleh PKS 4.4. Administrasi Membuat laporan kegiatan beserta tindak lanjut yang telah dilaksanakan secara berkala sesuai dengan tingkat kepentingan masalah 32 Program Studi Agribisnis Pertanian

33 Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai dengan penugasan khusus dari BUH 5. Estate Manager Menyusun rencana kerja dan anggaran untuk kegaiatan-kegiatan di kebun yang menjadi wilayah tanggung jawabnya Memastikan kegiatan pelaksanaan program budidaya tanaman yang mencakup ; perawatan, panen, pengendalian hama penyakit tanaman perkebunan sesuai peraturan dan prosedur perusahaan Memastikan proses panen kelapa sawit secara optimal agar tercapai kuantitas dan kualitas produksikan Memastikan hasil panen kebun mencapai produktivitas yang optimum sesuai kualitas, biaya dan waktu yang ditentukan, termasuk menjaga kinerja kebun sesuai target yang ditetapkan dan memastikan hasil panen yang dapat dikirim ke pabrik Merekomendasikan pembelian permintaan barang/jasa Memastikan pelaksanaan monitoring terhadap peformansi (SDM, budget, kegiatan dan target) Menciptakan iklim kerja yang kondusif terciptanya industri yang harmonis 6. Assistant Divisi Assistant divisi bertanggung jawab pada divisinya masing-masing seperti persiapan lahan, pembibitan kelapa sawit, weeding, berantas lalang, pemupukan, deteksi dan pengendalian hama dan penyakit, 33 Program Studi Agribisnis Pertanian

34 panen, serta pengumpulan hasil dan pengangkutan / pengiriman ke PKS Assistant divisi juga berwenang dalam hal memberi persetujuan atas buku mandor yang ada diunit kerjanya, mengatur pemakaian biaya divisi sesuai anggaran yang telah di setujui oleh manajemen, mengeluarkan surat teguran, syrat peringatan I, II, dan III kepada bawahan sesuai dengan peraturan yang berlaku 6.1. Kerani Estate Kerani estate bertanggung jawab menangani aktifitas administrasi di Estate dan bertanggung jawab kepada Estate Manager 6.2. Mandor I Mandor I bertanggung jawab mengawasi hasil pengawasan panen yang dilaksanankan mandor panen dan mengawasi hasil pengawasan mandor harian dalam pelaksanaan pekerjaan dikebun Mengawasi transportasi TBS ke PKS Memberikan laporan kepada Assistant Divisi 6.3. Kerani Divisi Kerani divisi bertanggung jawab menagani aktifitas administrasi di divisi seperti permintaan material, pendapatan dan surat menyurat Kerani divisi memberikan laporan kepada Assistant Divisi 6.4. Mandor Panen Mandor panen bertanggung jawab mengawasi pemanenan dan menginspeksi aktifitas panen 34 Program Studi Agribisnis Pertanian

35 Mandor Panen memberikan laporan kepada mandor I 6.5. Mandor Harian Mandor harian bertanggung jawab pekerjaan harian dan aktifitas pemeliharaan di kebun kemudian memberikan laporan kepada mandor I Pemanen Pemanen bertanggung jawab melengkapi peralatan panen, memanen TBS dengan standar matang buah yang menjadi pedoman, memanen di ancak yang telah diintruksikan oleh atasan, mengeluarkan TBS dan brondolan ke TPH Meminta penggantian peralatan panen jika sudah tidak layak pakai lagi Melaporkan kepada mandor panen/mandor I jika ancak tidak layak dipanen 6.7 Assistant Nursery Betugas dan bertanggung jawab dalam mengelola serta memelihara bibit secara profesional dengan dibantu oleh tenag-tenaga terampil agar bibit tetap sehat, sehingga jumlah dan kondisi bibit baik pada saat ditranplanting ke lapangan Mengingatkan karyawan untuk selalu menjaga keselamatan dan kesehatan kerja dan mencegah pencemaran lingkungan 6.8. Mill Manager Menyusun rencana kerja dan anggaran untuk kegiatan-kegiatan dipabri Memastikan kegiatan pengawasan pemakaian sarana produksi seperti standar perusahaan 35 Program Studi Agribisnis Pertanian

36 Memastikan seluruh proses pengelolaan pabrik dengan melakukan koordinasi dengan departemen terkait untuk mengidentifikasi dan menanggulangi kendala operasional serta peluang inovasi dan improvement di pabrik untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas B. Unit Operasional Perkebunan Kelapa Sawit Kegiatan perkebunan kelapa sawit berada di 2 lokasi yaitu Estate Sei. Aur dan Estate Air Balam Kegiatan perkebunan dapat diuraikan sebagai berikut : - Pengolahan tanah dan penanaman, pembuatan saluran pembuangan air - Pembibitan yang meliputi kegiatan serta penanaman / pemindahan ke lahan yang telah tersedia - Pemeliharaan yang melliputi kegiatan pemupukan, pengendalian hama dan penyakit - Pemanenan meliputi pemanenan tandan Buah Segar (TBS) kelap sawit, pengumpulan hasil dan pengangkutan ke Pabrik Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit berlokasi di Air Balam, mengolah kelapa sawit menjadi Minyak Sawit (CPO) dan Inti Sawit (PK) dengan kapasitas terpasang 60 ton/jam. PKS Air Balam juga menampung TBS Kebun Plasma dan Pihak III. Sarana pendukung - Work Shop di Sei. Aur dan PKS air Balam 36 Program Studi Agribisnis Pertanian

37 - Transportasi - Instalasi pengolahan Air Limbah (IPAL) di PKS Air Balam - Warehouse di Estate sei. Aur, Estate Air Balam dan PKS - Quality Control / Laboratorium di PKS air Balam Sarana dan fasilitas untuk karyawan PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk. Unit Sumbar menyediakan perumahannn bagi karyawan, Rumah Ibadah, Klinik, Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sarana olah raga untuk bola kaki, bola volly, bulutangkis dan tennis lapangan. Kantor Padang (Liaision Office) MEO (Main Estate Office) C. Kondisi keuangan Kondisi keuangan PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk. Unit Sumbar memiliki saham terbuka yang dapat dimiliki oleh setiap orang yang ingin berinvestasi. Kondisi keuangan yang dikelola oleh bagian manager keuangan yang bertanggung jawab melakukan proses pelaporan informasi ekonomi yang berkaitan dengan keuangan perusahaan. Kondisi keuangan PT. Bakrie Sumatera plantations Tbk. Unit Sumbar baik yang ditandai dengan adanya kerja lembur diluar diluar jam kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan itu sendiri dan digaji sesuai Umr (Upah Minimum Regional), adanya premi kerja per tahun sebanyak 2,5 bulan dri gaji biasanya, dam THR sebanyak 1 bulan dari gaji biasanya. 37 Program Studi Agribisnis Pertanian

38 4.2. Deskripsi Kegiatan Bisnis Deskripsi Proses produksi Kegiatan produksi harus terencana, terorganisasi, terkendali, terkontrol dengan baik dan tepat agar hasil yang dicapai memuaskan. Langkah-langkah kegiatan proses produksi : 1. Survei Langkah awal yang dilakukan dalam persiapan lahan tanam yaitu survei pendahuluan, adapun tujuan melaksanakan survei pendahuluan adalah untuk mendapatkan informasi secara umum tentang potensi daerah, lahan yang akan dicadangkan (nilai kelayakan) melalui pengkajian data dan lapangan yang mendukung dalam budidaya tanaman kelapa sawit, berdasarkan data tersebut maka didapatkan kondisi lahan yang sebenarnya, sehingga bisa diusahakan dan disamping itu juga dapat membantu dalam menentukan cara / metode kerja, menentukan kebutuhan alat dan bahan. A. Pengumpulan Data dan pengkajian Peta Data dan pengkajian peta diperlukan untuk menentukan rencana titik awal dan penentuan letak,luas global, serta batas peta pencadangan lahan sebagai persiapan peninjauan ke lapangan dan rintisan jalan penghubung menuju lokasi kebun. B. Koordinasi dengan Pihak Terkait Sebelum peninjauan lapangan dilakukan musyawarah dengan pihak terkait seperti Pemda (Kabupaten, Kecamatan) dan Pemuka masyarakat 38 Program Studi Agribisnis Pertanian

39 (Ninik Mamak), tentang peta lahan yang dicadangkan (berupa letak, luas, kondisi umum dan status lahan) terutama untuk persiapan ganti rugi tanam tumbuh. Bila teryata status serta letak lahan telah memenuhi persyaratan, dilakukan musyawarah lanjutan antara pihak perusahaan dengan Camat, serta masyarakat pemilik lahan (yang berhak atas lahan). C. Peninjauan Umum Lapangan Peninjauan lapangan adalah pengamatan topografi, kondisi vegetasi, tata guna lahan, hidrologi dan lain-lain dengan klinometri sepanjang rintisan yang dibuat berjarak 1-2 km. Arah rintisan dibuat memotong transe Utara-selatan / Timur-Barat. Pelaksanaan peninjauan lapangan melibatkan Tim Pengukuran dan Pemetaan serta Ganti Rugi Tanam Tumbuh dalam bentuk Tim Terpadu. Kebutuhan alat, bahan dan tenaga kerja yaitu : Theodolit, klinometri, parang, patok, kayu, cat, formulir dan alat tulis dengan 1 tenaga surveyor, 3 pembantu surveyor, 3 tenaga pemandu, 4 tenaga Tim GRITT. D. Pengukuran dan Pemetaan Lahan - Pengukuran Lahan Tujuan pengamatan dan pengukuran untuk mendapatkan informasi beupa data fisik yang diperlukan dalam penyusunan proposal kelayakan dan menentukan metode operasional kerja yang efektif dan efisien. Pengukuran lahan bersamaan dengan Tim Peninjauan Lapangan terdiri dari masyarakat setempat yang mengenal situasi dan batas-batas antara areal milik masyarakat yang akan dijadikan perkebunan. Pengukuran 39 Program Studi Agribisnis Pertanian

40 dimulai mencari titik pengikat ( Titik Triagulasi = TT) yaitu patok Km BPN yang terdapat pada jalan negara serta menentukan titik awal alternatif (TO) menuju lokasi. Setelah menemukan titik pengikat (TT), dimulai merinis batas lahan dan pengukuran keliling (polygon tetutup). Alat, bahan dan tenaga kerja yang dibutuhkan yaitu : Theodolit, klinometri, parang, patok, kayu, cat, tenda dan alat masak dengan 1 tenaga surveyor, 3 pembantu surveyor, 3 tenaga perintis, 1 tenaga pembantu. - Pemetaan Lahan Setelah selesai pengukuran lahan dilanjutkan dengan pemetaan lokasi sesuai skala. Dari hasil pemetaan lokasi ditentukan Lay Out (tata ruang) secar keseluruhan seperti : Lokasi Pembibitan, Emplasman, Fasilitas Umum, Lokasi Pabrik. Hasil pemetaan sekaligus dapat dipakai untuk mengetahui luas areal serta membuat perencanaan pembuatan jalan dan desain blok kebun. Alat, bahan, dan tenaga kerja yng dibutuhkan yaiu : alat ukur, meja gambar, komputer, surveyor 1 HK/Ha, juru gambar 2 HK/Ha dan staf teknis 1 HK/Ha. 2. Persiapan Lahan (Land Clearing) Pembukaan lahan baru (land clearing) merupakan tahapan awal usaha perkebunan. Keberhasilan pekerjaan ini sangat penting untuk menunjang pekerjaan selanjutnya. Pada dasarnya kegiatan land clearing tergantung pada keadaan vegetasidan topografi lahan yang akan dibuka. Metode yang digunakan pada land clearing yaitu : Metode mekanis yang 40 Program Studi Agribisnis Pertanian

41 dilakukan dengan menggunakan alat berat seperti tractor, buldozer, excavator dan lain-lain. Kegiatan yang dilakukan pada pembukaan lahan dengan metode mekanik dengan cara stacking / stumping. Stacking / stumping merupakan kegiatan merumpuk batang, dahan kayu menggunakan alat berat (buldozer, excavator) dengan arah barisan Utara Selatan. Rumpukan kayu dimulai dari pinggir parit berjarak 1 titik tanam yang dapat langsung di kerjakan pancang tanam, tanam LCC dan tanam kelapa sawit. Lebar rumpukan kayu m, jarak antar rumpukan dengan planting point sekitar 2.0 m. 3. Persiapan Bahan Tanam Bahan tanam merupakan faktor yang terpenting dalam budidaya tanaman kelap sawit, bahn tanam yang digunakann benar-benar diperhatikan karena jika tidak baik maka akan berpengaruh terhadap produksi nantinya. Langkah awal yang dilakukan yaitu : pemesanan kecambah dan menentukan kebutuhan kecanbah yang diperlukan untuk melakukan pembibitann kelapa sawit di lapangan. Untuk mengetahui jumlah kecambah yang diperlukan untuk SPH 135 pokok dalam luasan 1 ha adalah sebagai berikut : Tabel 1. Kebutuhan kecambah No Uraian % kecambah Jumlah kecambah (butir) 1 Pohon efektif 100 % x Seleksi kecambah 1 % x Seleksi di Pre Nursery 5 % x Seleksi di Main Nursery 12 % x Penyisipan 10 % x Total 128 % x Program Studi Agribisnis Pertanian

42 Total kecambah yang dipesan adala 173 kecambah. Kecanbah dipesan dari produsen benih yang telah mendapatkan pengesahan dari Departemen Pertanian RI. Sumber benih kelapa sawit tersebut yaitu : Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Marihat, PT. London Sumatera dan PT. Socfindo. 4. Persiapan Area Pembibitan Area pembibitan yang diusahakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berrikut : Dekat dengan sumber air, pada musim kemarau tetap tersedia air untuk keperluan penyiraman bibit Bebas dari sumber hama penyakit, gulma dan sampah Dekat dengan lokasii kantor / lokasi perumahan karyawan dan dekat dengan lokasi penanaman baru Topografi datar, berdraenase baik Bebas dari ancaman banjir Tahapan pembuatan area pembibitan yaitu dengan melakukan persiapan lapangan yaitu pembukaan / persiapan lahan dengan menebang kayu-kayu dengan menggunakan parang dan kayu yang besar dilakukan dengan menggunakan alat berat dan hasil potongan diletakkan disudut lahan. Pembukaan lahan disesuaikan dengan kebutuhan bibit pada program penanaman kelapa sawit di lapangan. Untuk setiap hektar prenursery dapat menampung bibit baby polybag, sudah termasuk 42 Program Studi Agribisnis Pertanian

43 parit / draenase dan jalan kontrol diantara bedengan, untuk ha area penanaman dibutuhkan 0,3ha pre nursery. Dan untuk setiap hektar area main nursery dapat menampung bibit large polybag, dengan jarak tanam 0,9 m x 0,9 m x 0,9 m, untuk ha area penanaman dibutuhkan 15 ha main nursery. 1. Pembibitan Pre Nursery Pre nursery merupakan tahapan awal penanaman kecambah dalam baby polybag sampai umur 3-4 bulan, kegiatan yang dilakukan pada pembibitan pre nursery diantaranya yaitu : a) Pembuatan Bedengan Bedengan adalah tempat menyusun baby polybag di pre nursery yang dibuat dengan 1.0 m x1.0 m x 0.15 m atau tergantung kepada kondisi areal. Permukaan tanah bedengan dibuat rata agar baby polybag dapat disusun dan berdiri tegak. Diantara bedengan dibuat jalan kontrol lebar 1.5 m memanjang arah Timur Barat, disisi kiri kanan jalan dibuat parit ukuran 40 cm x 30 cm x 30 cm untukmenampung dan mengalirkan air yang berlebihan di permukaan tanah. Antara bedengan arah Utara selatan dibuat jalan selebar 0.75 m yang berfungsi sebagai jalan kontrol dan pemeliharaan. Untuk lebih jelasnya desain bedengan yang digunakan untuk penyusunan polybag pada pre nursery dapat dilihat pada gambar 9 dibawah ini. 43 Program Studi Agribisnis Pertanian

44 1,5 m U 85 cm j a l a n 10 m 100 polybag Gambar 9. Desain Bedengan Pre Nursery. b) Pengisian baby Polibag Baby polybag yang digunakan berukuran 15 cm x 21 cm x 0,1 membalikkan polybag sebelum diisi tanah top soil dan setelah polybag diisi polybag dihentak-hentakkan agar baby polybag dapat berdiri tegak. Prestasi kerja yaitu 650 bibit/hk dan dilakukan 1 x periode pembibitan. c) Penyusunan polybag Setelah baby polybag diisi tanah, kemudian diangkat secara hati-hati kemudian disusun teratur dan rapat berdampingan di dalam bedengan. Setiap bedengan berisi polybag, yaitu arah Utara Selatan 44 Program Studi Agribisnis Pertanian

45 memuat polybag dan arah Timur Barat memuat 10 polybag, sehingga dalam 1 bedengan dengan ukuran 8,5 m (panjang bedengan) dan 1 m (lebar bedengan) dapat memuat polybag. Prestasi kerja yaitu polybag/hk dan dilakukan 1 x periode pembibitan. d) Seleksi kecambah Sebelum ditanam terlebih dahulu dilakukan seleksi kecambah, pengaturan kantong kecambah disesuaikan dengan nomor label untuk memudahkan perhitungan dan administrasinya. Kecambah normal apabila bakal akar (radicula) dan bakal batang(plumula) terlihat jelas, panjangnya 8 25 mm. Raducula berujung tumpul seperti bertudung agak kasar, sedangkan plumula ujungnya tajam seperti tombak. Untuk kecambah yang afkir dihitung untuk dibuat laporannya, kriteria kecambah yang dikatakan afkir adalah : Bakal akar/batang patah. Bakal akar/batang tidak tumbuh. Bakal akar/batang membengkok. Bakal akar/batang tumbuh satu arah Bakal akar/batang busuk terserang cendawan. Bakal akar/batang layu karena kekeringan. pembibitan. Prestasi kerja yaitu bibit/hk dan dilakukan 1 x periode e) Penanaman kecambah Sebelum dilaksanakan penanaman, baby polybag terlebih dahulu disiram air sampai jenuh agar proses penanaman manjadi mudah sekaligus 45 Program Studi Agribisnis Pertanian

46 untuk memadatkan tanah. Pada bagian pertengahan tanah baby polybag dibuat lubang tanam sedalam 2 cm 3 cm dengan ukuran sebesar kecambah. Pembuatan lubang tanam pada polybag dapat dilakukan dengan dengan menggunakan jari telunjuk atau kayu yang mempunyai diameter ± 10 cm. Penanaman dilakukan dengan bakal akar ke bawah dan bakal batang keatas kemudian ditutupi dengan tanah top soil dan dipadatkan. Posisi kecambah berada 1 cm 1,5 cm dibawah permukaan tanah baby polybag. Setiap penanaman disesuaikan dengan nomor persilangan agar dibuat merek (label) pada pinggir bedengan. Prestasi kerja yaitu bibit/hk dan dilakukan 1 x periode pembibitan. f) Pemeliharaan bibit Pembuatan naungan Pembuatan pelindung atau naungan yang dibuat adalah naungan individu, karena pelaksanaannya mudah serta biaya murah. Bahan naungan yang digunakan adalah helaian daun kelapa sawit sepanjang ± 15 cm yang masing-masing ujungnya ditancapkan pada baby polybag arah Timur Barat berbentuk setengah lingkaran. Sebelumnya naungan direndam dengan larutan herbisida agar terbebas dari hama dan penyakit, pembuatan naungan dilakukan satu hari setelah kecambah ditanam dibedengan. Prestasi kerja yaitu bibit/hk dan dilakukan 1 x periode pembibitan. Penyiraman Penyiraman bibit dilakukan dua kali sehari (pagi dan sore), kecuali bila hujan turun sekitar 8 mm per hari maka penyiraman tidak dilakukan. Alat yang digunakan untuk penyiraman adalah selang yang diujungnya 46 Program Studi Agribisnis Pertanian

47 ditambahkan kepala gembor agar tekanan air yang keluar tidak merusak permukaan tanah dan kecambah. Untuk kebutuhan air pada bibit tergantung dari umur bibit seperti umur 1 bulan memerlukan air 0,1 liter/bibit/hari, umur 2 bulan yaitu 0,2 liter/bibit/hari dan umur 3 bulan yaitu 0,3 liter/bibit/hari. Prestasi kerja yaitu bibit/hk dan dilakukan 2 x sehari (pagi dan sore). Penyiangan Penyiangan di permukaan tanah polybag (weeding atas) dilakukan secara manual dengan cara mencabut semua gulma yang ada sekaligus membuang sampah atau kotoran yang mengganggu pertumbuhan bibit. Penyiangan diantara bedengan (weeding bawah) dilakukan dengan cara menggunakan garu atau tajak. Rotasi penyiangan dilakukan 2 kali sebulan dengan prestasi kerja bibit (weeding atas) dan bibit (weeding bawah Pemupukan Pemupukan dilakukan setelah bibit berumur 1 bulan dengan menggunakan pupuk NPK 15 : 15 : 6 : 4 sesuai dosis pemupukan dan dapat diberi pupuk tambahan larutan Urea 0,25 % atau Bayfolan 0,25 % yang disiramkan langsung ke daun. Dosis pupuk dapat dilihat pada Tabel 6 berikut. 47 Program Studi Agribisnis Pertanian

48 Tabel 2. Dosis pemupukan pada pembibitan prenursery. Umur Frekuensi Dosis (g / Pokok) Jenis Pupuk (bulan) aplikasi Kieserit NPK NPK Spray *) 15 : 15 : 6 : : 15 : 6 : : 15 : 6 : : 15 : 6 : 4 Sumber : PT. Bakrie Pasaman Plantations Keterangan : Spray *) yaitu untuk bulan 1 pemberian NPK 15 :15 : 6 : 4 dilakukan dengan penyemprotan campuran 8 gr NPK dalam 5 liter air untuk 100 bibit. Daun kemudiaan disiram segera setelah dilakukan penyemprotan pupuk untuk menghindari terbakarnya daun. Prestasi kerja pemupukan pada pre nursery yaitu bibit/hk dan dilakukan rotasi 1 x seminggu (setelah bibit berumur 1 bulan). Pengendalian hama dan penyakit Jenis hama yang sering menyerang di pre nuesery adalah belalang dan semut. Pengendalian dilakukan dengan insectisida Sevin 85 S konsentrasi 0,2 % dengan rotasi 1 x 2 minggu, sedangkan jenis penyakit yang sering menyerang adalah bercak daun yang disebabkan oleh cendawan Culvularia sp, pengendalian dilakukan dengan menggunakan fungisida Dithane M 45 dengan konsentrasi 0,2 % dengan rotasi pengendalian 1 x seminggu dan prestasi kerja yaitu bibit/hk. Konsolidasi bibit Konsolidasi adalah memperbaiki posisi bibit yang miring atau bedengan yang rusak dan tambah tanah serta lainnya. Pada saat konsolidasi 48 Program Studi Agribisnis Pertanian

49 dilakukan penjarangan dan pembukaan naungan individual secara bertahap sejak bibit berumur 6 8 minggu. Prestasi kerja yaitu bibit/hk dan dilakukan 1 x sebulan. Seleksi bibit Seleksi bibit merupakan pekerjaan untuk menyingkirkan atau memusnahkan bibit yang abnormal dan mempertahankan bibit yang betulbetul bermutu baik dan sehat untuk dialihtanamkan ke lapangan. Persentase seleksi bibit dari persemaian sampai dengan ditanam di lapangan biasanya berkisar %, tergantung dari jenis bibit dan rekomendasi dari institusi penghasil benihnya. Pada saat bibit akan dipindahkan ke main nursery ( umur 3 bulan) dilakukan seleksi bibit yang abnormal seperti : Anak daun sempit dan memanjang seperti daun lalang (narrow leaves). Pertumbuhan bibit berputar (twisted) akibat salah tanam/terbalik. Pertumbuhan kerdil (dwarfish) Anak daun menggulung(rolled leaves)pertumbuhan bibit memanjang ( erected) Anak daun kusut (crinkled) Ujung daun membulat seperti mangkok (collante) Terserang penyakit tajuk (crown disease) Warna daun menguning (chimera) Prestasi kerja seleksi bibit yaitu bibit/hk dan dilakukan 1 x periode pembibitan. 49 Program Studi Agribisnis Pertanian

50 2. Pembibitan Main Nursery Main nursery adalah tahapan lanjutan pemeliharaan bibit yang berasal dari pre nursery umur 4 5 sampai 12 bulan atau sampai bibit siap untuk di transplanting ke lapangan. Untuk lebih jelasnya pembibitan pada main nursery dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 10. Pembibitan main-nursery Tahapan pekerjaan di main nursery adalah : a) Penentuan lokasi Lokasi pembibitan main-nursery harus dekat dengan sumber air, dekat dengan lahan yang akan ditanami, dekat dengan jalan (sarana transportasi), topografi lahan datar dan bebas dari gangguan hewan liar. 50 Program Studi Agribisnis Pertanian

51 b) Pengolahan tanah Kegiatan ini dimulai dari meratakan tanah dengan bulldozer, kemudian lapisan tanah top soil dikumpulkan di pinggir pembibitan sebagai sumber tanah untuk pengisian polybag. c) Pengisian tanah polybag Polybag yang digunakan tahan lapuk, berwarna hitam, ketebalan 0,2 mm, panjang 50 cm dan lebar 40 cm (dapat menampung media kg). Media yang digunakan untuk mengisi polybag adalah tanah lapisan atas (top soil) yang bebas dari sampah, gulma dan telah digemburkan. Sebelum tanah dimasukkan ke dalam large polybag terlebih dahulu dicampur pupuk Rock Phosphate dengan dosis 10 gr/polybag. Pengisian tanah dilakukan dengan tabung atau ember, tanah yang telah diisi perlahan lahan dipadatkan, kemudian lakukan penyiraman dengan air (tanah diisi sampai 2 cm dibawah bibir atas polybag). Prestasi kerja yaitu 115 polybag/hk dan rotasi 1 x periode pembibitan. Pemancangan jarak tanam dan penyusunan polybag Jarak tanam yang digunakan adalah 0,9 m x 0,9 m x 0,9 m, tiap petak disusun 4 5 baris memanjang (Utara Selatan). Antara petak dibuat kosong berjarak 0,75 m untuk jalan control. Penyusunan barisan disesuaikan dengan instalasi pipa penyiraman. Prestasi kerja yaitu 215 polybag/hk dan rotasi 1 x periode pembibitan. 51 Program Studi Agribisnis Pertanian

52 Penanaman Kegiatan penanaman meliputi bibit pre nursery diseleksi, diecer dan ditempatkan pada posisi di samping setiap polybag. Lubang tanam dibuat tepat di tengah polybag dengan menggunakan kayu yang berukuran lebih besar dari baby polybag atau dengan alat ponco. Kemudian plastik polybag dibuka perlahan agar tidak merusak tanah perakaran bibit, lalu bibit ditanam ke dalam lobang large polybag. Sambil melakukan pemadatan tanah ditambahkan top soil ke dalam polybag sampai permukaan tanah bibit berada 1 cm di bawah bibir polybag. Prestasi kerja yaitu 825 bibit/hk dan rotasi 1 x periode pembibitan. Pemeliharaan Mulching (mulsa) Kegiatan mulching atau pemberian mulsa setelah selesai penanaman, permukaan tanah di dalam polybag diberikan mulsa agar menjaga kelembaban tanah, mengurangi penguapan air, unsur hara, menekan pertumbuhan gulma dan mencegah terbongkarnya tanah akibat penyiraman. Mulsa ditabur secara merata di sekitar bibit dengan ketebalan 3 4 cm. Mulsa yang digunakan harus bebas dari hama dan penyakit. Bahan mulsa yang digunakan berupa dedak padi, janjangan kosong, cangkang kelapa sawit dan fiber. Penyiraman Penyiraman bibit dilaksanakan secara manual menggunakan selang yang terpasang pada pipa tersier sebanyak 2 kali sehari, kecuali bila hujan turun 8 mm per hari tidak dilakukan penyiraman. Kebutuhan air pada main nursery yaitu tergantung umur bibit di main nursery. Pada umur bibit 0 3 bulan yaitu 1 52 Program Studi Agribisnis Pertanian

53 liter/pokok/hari, umur bibit 3 6 bulan yaitu 2 liter/pokok/hari, dan umur bibit 6 9 bulan 3 liter/pokok/hari. Prestasi kerja yaitu bibit/hk dan rotasi 1 x periode pembibitan. Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian hama dan penyakit dilakukan pada bibit yang terserang dan menganggu pertumbuhan bibit. Untuk pengendalian bibit di main nursery dilakukan dengan cara pemberian Dithane M-45 0,2 % dan Matador 0,003 % yang dilarutkan dalam ember disemprotkan dengan knansack spayer. Prestasi kerja yaitu bibit/hk dan rotasi 1 x 2 minggu. Pengendalian gulma Pengendalian gulma yang dilakukan terdiri dari 2 metode yaitu penyiangan dengan weeding atas dan weeding bawah.. Penyiangan dalam large polybag (weeding atas) Dilakukan secara manual dengan mencabut gulma yang berada di permukaan tanah dan dinding polybag. Prestasi pengendalian dilakukan 1 x periode sebulan dan prestasi kerja yaitu bibit/hk. Penyiangan dalam large polybag (weeding bawah) Penyiangan dengan cara ini dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu : a. Manual, yaitu menggaruk atau menajak gulma yang ada di luar polybag dengan rotasi pengendalian yaitu 1 x sebulan. b. Khemis, yaitu dilakukan dengan menggunakan herbisida kontak seperti Gramoxone 7 cc/ltr air atau 2 liter/ha pada saat setelah dilakukan penyiraman. Untuk menghindari terjadinya kerusakan daun sebaiknya di 53 Program Studi Agribisnis Pertanian

54 ujung gagang sprayer diberi sungkup, dengan prestasi kerja yaitu 3 HK/Ha dan rotasi 1 x sebulan. Pemupukan Pemupukan dilakukan pada kondisi permukaan tanah polybag yang bersih dari gulma. Jenis pupuk yang digunakan yaitu NPK Mg 12 : 12 : 17 : 2 dan Kieserite sesuai dengan dosis anjuran yang penggunaannya dilakukan dengan cara ditabur sekeliling batang. Pembarian pupuk tambahan dapat dilakukan pada bibit seperti Bayfolan dengan konsentrasi 0,2 %. Interval pemupukan dilakukan 1 x sebulan. Jumlah dosis yang diberikan dalam pemupukan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini. Tabel 3. Dosis pemupukan pada pembibitan main nursery. Umur Frekuensi Dosis (gr / pokok) (bulan) aplikasi Kieserit NPK Jenis Pupuk NPK : 12 : 17 : : 12 : 17 : : 12 : 17 : : 12 : 17 : : 12 : 17 : : 12 : 17 : : 12 : 17 : : 12 : 17 : : 12 : 17 : : 12 : 17 : 2 Sumber : PT. Bakrie Pasaman Plantations Prestasi kerja pemupukan pada main nursery yaitu bibit/hk dan rotasi 1 x sebulan. 54 Program Studi Agribisnis Pertanian

55 Persiapan sebelum pemindahan bibit ke lapangan Adapun langkah langkah kegiatan yang dilakukan pada persiapan sebelum pemindahan bibit ke lapangan yaitu : Sebelum diangkat ke lapangan terlebih dahulu akar yang menembus bagian bawah polybag dipotong (root pruning) dan dilakukan sebaiknya 2 minggu sebelum diangkut ke lapangan. Bibit yang terlalu tua berumur > 15 bulan perlu dilakukan pemangkasan dengan tujuan untuk pengurangi penguapan. Pemangkasan dilaksanakan setinggi 1,5 m dari permukaan polybag, bibit dipangkas rata atau dipangkas berbentuk kerucut dengan sudut kemiringan 45 0, daun muda (tombak) merupakan puncak kerucut. Sebelum bibit dikirim ke lapangan perlu disiram jika kondisinya kering. Prestasi kerja seleksi bibit transplanting yaitu bibit/hk dan rotasi 1 x 3 bulan. Pelaksanaan kegiatan pembibitan di PT. BPP sudah berjalan cukup, akan tetapi kedisiplinan karyawan perlu ditingkatkan lagi. Salah satu kegiatan pembibitan seperti pre nursery sebaiknya lebih diperhatikan pemeliharaannya, contohnya pemupukan dan pengendalian hama penyakit yang muncul, sehingga persen seleksi ke main nursery dapat ditekan lagi dan hal ini akan berdampak langsung terhadap biaya yang telah dikeluarkan. Demikian juga halnya di main nursery, sebaiknya kegiatan pemeliharaan lebih diprioritaskan dan juga sebaiknya bibit yang sudah mencapai umur dipindah ke lapangan (transplanting) segera ditanam/diangkut ke lahan, karena jika hal ini dibiarkan dipembibitan akan memakan biaya yang tinggi. 55 Program Studi Agribisnis Pertanian

56 Penanaman Kegiatan penanaman di PT. BPP terbagi atas 2 pelaksanaan yaitu penanaman penutup tanah Leguminosa cover crop (LCC) dan tanaman pokok kelapa sawit. a. Penanaman LCC Setelah pekerjaan persiapan areal selesai dan keadaan lahan sudah bersih dari vegetasi yang tumbuh, maka dilakukan penanaman tanaman penutup tanah Leguminosae (kacangan). LCC (Leguminosa cover crop) diharapkan harus dapat menutupi lahan secara keseluruhan paling lambat dalam waktu 4 bulan setelah pembersihan lahan. Jenis LCC yang dipakai pada PT. BPP adalah Calopogonium mucunoides (CM) dan Peureria javanica (PJ). Sebelum dilakukan penanaman, benih LCC diperlakukan sebagai berikut : Benih direndam dalam air selama satu malam dan sekaligus dipilih benih yang baik. Pada saat sebelum ditanam, benih dicampur dengan 10 kg Rock Phosphate per 10 kg benih (1 : 1), campuran ini cukup untuk kebutuhan 1 ha. Benih yang telah dicampur tersebut segera ditanam. Adapun cara penanaman LCC yang dilakukan di PT. BPP ada 2 cara yaitu dengan cara larikan dan cara tugal. Cara larikan adalah membuat larikan diantara barisan atau gawangan tanaman pokok dengan arah Utara Selatan. Pembuatan larikan dapat dilakukan dengan cangkul sedalam 3 5 cm secara terputus setiap panjang 1 m dan jarak antara larikan 1 m. Tahap selanjutnya benih LCC ditaburkan secara merata kedalam larikan lalu kemudian ditutup dengan tanah. 56 Program Studi Agribisnis Pertanian

57 Cara tugal yaitu penanaman LCC dilakukan dengan membuat lubang menggunakan kayu bulat (tugal) berdiameter 5 cm dengan runcing pada bagian ujungnya dan kedalaman 2 cm 3 cm, jarak antara lubang ± 0,5 m dan dari titik tanam ± 2,5 m. Kedalam lubang dimasukkan benih LCC sebanyak ± 3 gr (16 biji) dan kemudian lubang ditutup dengan tanah. Prestasi kerja penanaman LCC yaitu 4 HK/Ha dan rotasi 1 x periode penanaman. Adapun tujuan penanaman kacangan di kebun PT. BPP yaitu untuk : a. Menekan perkembangan gulma sekaligus menghemat biaya pengendalian gulma (penyiangan). b. Menguarangi populasi kumbang Oryctes sp karena kumbang ini tidak tahan dengan baunya Peureria javanica (PJ). c. Mengurangi erosi permukaan. d. Menambah bahan organik dan unsur hara ke dalam tanah. e. Memperbaiki aerasi tanah dan menjaga kelembaban tanah. b. Penanaman tanaman pokok Dari luasan areal per blok (330 m x m) dibuat jarak tanam untuk Stand Per Ha (SPH) 135 yaitu 9,25 m x 8,01 m, SPH 129 yaitu 9,43 m x 8,16 m dan SPH 143 yaitu 9 m x 7,8 m. Jarak tanam yang dilakukan tersebut sesuai dengan tahun tanam yang dilaksanakan. Adapun tahapan kegiatan penanaman tanaman pokok kelapa sawit adalah : 57 Program Studi Agribisnis Pertanian

58 Memancang jarak tanam Memancang adalah kegiatan untuk meletakkan titik tanam kelapa sawit dengan arah barisan Utara Selatan sesuai dengan jarak tanam. Pemancangan dilakukan berdasarkan SPH dengan menggunakan alat pancang dan kawat sepanjang 100 m. Pada setiap jarak tanam Utara Selatan diberi tanda ikatan tali warna merah dan Timur Barat diberi tanda ikatan tali warna putih. Untuk mengetahui letak jarak pancang teratur tidaknya dapat dilihat dengan menggunakan sistem mata lima. Pemancangan bertujuan untuk memberikan tanda tanda guna pembuatan lubang tanam sesuai dengan jarak tanam yang telah direncanakan. Selain itu, pemancangan juga digunakan sebagai pedoman untuk pembuatan jalan, parit, tapak kuda dan penanaman kacang kacangan penutup tanah. Bahan dan alat yang diperlukan untuk melakukan pemancangan berupa kompas, kayu pancang (pancang induk dan anak pancang), parang, meteran, tali rapia/karet untuk jarak tanam antar pokok dalam barisan Utara Selatan 9,25 m, serta jarak tanam antar barid Timur Barat 8,01 m dan kawat sepanjang 100 m. Setiap tim pancang terdiri atas 5 orang, yaitu 1 orang tukang teropong, 2 orang tukang pancang, 2 orang tukang tarik tali. Batas batas daerah/blok yang akan dipancang ditentukan dan ditetapkan dengan membuat sebuah titik sebagai patokan untuk memancang. Titik ikatan tersebut (To) adalah salah satu titik pertemuan collection road dan main road. Dari titik tersebut, dibuat garis tegak lurus arah Utara Selatan ( ). Pembuatan teras individu dan teras kontur Pembuatan teras ini dimaksudkan untuk memudahkan pekerjaan, menjaga terjadinya erosi dan lainnya. Pembuatan teras individu (tapak kuda) dilakukan pada 58 Program Studi Agribisnis Pertanian

59 areal miring ( > 4 0 ), dibuat tepat pada pancang tanam, tanah bagian atas digali dan dengan kemiringan tapak kuda kearah bukit, sedangkan untuk pembuatan teras kontur (bersambung) dilakukan dengan letak tegak lurus/memotong arah teras. Selain mencegah terjadinya erosi pembuatan teras indivu maupun teras kontur dapat memberikan beberapa aspek keuntungan yaitu penanaman kelapa sawit dan pekerjaan perawatan rutin dan lainnya menjadi lebih mudah sehingga prestasi kerja akan meningkat dan biaya produksi dapat ditekan. Pada saat tanaman sudah menghasilkan, pekerjaan panen dan mengeluarkan TBS dari dalam blok dan lebih mudah. Penanaman kelapa sawit Umur bibit yang siap ditanam dilapangan adalah > 14 bulan dan pertumbuhan normal, adapun tahapan kegiatan penanaman tanaman pokok ini adalah : Di sekitar titik tanam dibersihkan dari segala gulma atau kayu kayuan dengan jarak 1 m 15 m dari titik tanam. Lubang tanam dibuat berdasarkan ajir yang telah dipasang sewaktu pemancangan, pembuatan lobang tanah menggunakan alat cangkul dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 45 cm. Pada saat melobangi tanah, tanah lapisan atas diletakkan sebelah kiri dan tanah lapisan bawah diletakkan sebelah kanan. Pelangsiran bibit dilakukan dengan meletakkannya di samping masing masing lobang tanam yang telah dibuat. Sebelum ditanam, terlebih dahulu diberikan pupuk RP sebanyak 250 gr dengan perincian pembagian 2/3 bagian ditaburkan dalam lobang dan 1/3 bagian dicampur dengan top soil. 59 Program Studi Agribisnis Pertanian

60 Pada saat bibit akan ditanam, terlebih dahulu dasar polybag disayat dan selanjutnya bagian sisi kiri dan kanan polybag dengan menggunakan pisau atau lainnya, setelah itu bibit dimasukkan dalam lobang tanam dan kemudian ditutup dengan top soil dan sub soil lalu dipadatkan. Prestasi kerja penanaman tanaman pokok yaitu 11 HK/Ha dan rotasi 1 x periode penanaman. Pelaksanaan kegiatan penanaman di lapangan merupakan kegiatan awal baik tidaknya pertumbuahn tanaman sehingga akan memberikan produktivitas yang tinggi. Persiapan lahan penanaman tanaman pokok yang dilakukan di PT. BPP sebaiknya lebih diperhatikan dari sebelumnya seperti pembuatan lobang tanam yang seharusnya dibuat pada waktu penanaman, karena pembuatan lobang tanam sebaiknya disiapkan 3 bulan sebelum tanam sehingga kandungan gas/racun yang tersisa di tanah dapat dikurangi. Hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman selanjutnya Pemeliharaan tanaman a. Pemeliharaan tanaman belum menghasilakan (TBM) Pemeliharaan pada masa TBM merupakan pekerjaan yang paling banyak menghabiskan biaya dalam budidaya kelapa sawit maka setiap pos kegiatan harus benar-benar terkontrol sehingga biaya yang dihabiskan tidak sia-sia. 60 Program Studi Agribisnis Pertanian

61 Kegiatan pemeliharaan yang dilakuakan pada TBM kelapa sawit meliputi: Penyulaman Penyulaman merupakan kegiatan yang penting untuk mempertahankan jumlah populasi dalam satu areal, penyulaman dimaksudkan untuk mengganti tanaman yang mati, sehingga jumlah tanaman per luasan areal tetap terjaga. Penyulaman dilakukan secepat mungkin menjelang tanaman berumur 3 tahun di lapangan, sehingga pertumbuhan tanaman sulaman tidak tertinggal pertumbuhannya. Penyulaman yang baik adalah pada musim hujan dengan menggunakan bibit yang seumur dengan bibit yang disulam yaitu yang telah berumur bulan. Banyaknya sulaman biasanya sekitar 3 5 % setiap hektarnya. Sebelum dilakukan penyulaman terlebih dahulu dilakukan inventarisasi terhadap semua pokok tanaman. kemudian dibedakan tanaman yang sakit, mati, atau titik tanaman yang kosong kemudian dipancang untuk mengetahui posisi tanaman yang akan disulam. Jumlah pancang yang akan disulam dihitung untuk mengetahui berapa jumlah bibit yang akan diperlukan. Seminggu sebelum bibit di tanam, pokok yang sakit atau mati dibongkar dan pada bekas tempatnya dibuat lubang baru, demikian juga pada titik tanam kosong dibuat lubang baru, lalu di tengah lubang ditancapkan lagi pancangnya. Setiap lubang yang telah dibuat disulam dengan bibit baru yang sehat, dimana cara dan prosedurnya sama dengan tanaman baru. Pengendalian gulma Pengendalian gulma bertujuan untuk membersihkan gulma agar proses pertumbuhan lebih cepat. Pengendalian gulma yang dilakukan oleh PT. Pasaman 61 Program Studi Agribisnis Pertanian

62 Plantations menggunakan metode mekanis dan kimia. Adapun cara yang dipakai adalah sebagai berikut : Manual weeding Penyiangan dilakukan menggunakan cangkul pada piringan tanaman kelapa sawit. Gulma yang diberantas pada umumnya adalah gulma yang berkayu atau sejenis perdu dan juga dari jenis keladi (talas). Pada tanaman belum menghasilkan penyiangan dilakukan di seluruh areal kebun. Bila pada areal kebun ditemukan gulma berkayu seperti anak pohon, sawit liar dan jenis keladi maka langsung dibongkar. Chemical weeding Chemical weeding adalah pemberantasan gulma dengan cara kimia menggunakan cairan/material kimia. Spraying circle : yaitu pengendalian gulma yang dilakukan dengan menggunakan herbisida yang disemprotkan dengan knapsack sprayer. Penyemprotan dilakukan pada piringan tanaman kelapa sawit dengan diameter 2 m. Bahan yang digunakan di dalam penyemprotan ini adalah Glifosate dengan konsentrasi 4 cc/liter air dan diamin konsentrasi 1,5 cc/ liter air. Spraying circle + spraying path : yaitu pengendalian gulma dilakukan dengan herbisida yang disemprotkan menggunakan alat micron herby. Penyemprotan dilakukan pada piringan tanaman kelapa sawit dengan diameter 2 m dan pasar pikul selebar 1,2 m. Rotasi dilakukan 2 bulan sekali 62 Program Studi Agribisnis Pertanian

63 dibawah ini. Pengendalian gulma dengan cara spraying circle dapat di lihat pada gambar 11 Gambar 11. Spraying circle Pemupukan Pemupukan merupakan pemberian unsur hara ke dalam tanah untuk menjaga keseimbangan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dan mengganti unsur hara yang hilang terbawa hasil panen. Pemupukan juga merupakan aktivitas produksi kelapa sawit yang membutuhkan biaya tinggi ± 60 % dari keseluruhan biaya pemeliharaan tanaman. Pemupukan dilakukan pada piringan yang sudah bersih dengan jarak tabur 1 m 2 m dari pokok. Pengangkutan dilakukan dengan zonder ke lapangan dan di lapangan akan diletakkan tiap karung pupuk dengan jarak tertentu, kemudian pupuk diangsur dengan ember dan mangkok (takaran pupuk) yang ditabur melingkari pokok dan berjalan pada pasar pikul. Beberapa jenis pupuk yang digunakan yaitu Urea/ZA, Rock Phosphate (RP) Morate Of Potate (MOP), Kieserit dan HGF Borate. Jenis dan dosis pupuk TBM 63 Program Studi Agribisnis Pertanian

64 dilakukan berdasarkan standar pemupukan yang ada. Jumlah dosis pemupukan pada TBM dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Dosis pemupukan pada TBM Umur (Bulan) ZA atau Urea Dosis pupuk (kg/pokok) RP MOP Kieserit Saat 0,00 0,25 0,00 0,00 0,00 tanam 1 0,15 0,00 0,00 0,10 0,00 3 0,25 0,25 0,15 0,10 0,00 5 0, ,15 0,25 0,00 8 0,25 0,00 0,35 0,25 0, ,50 0,75 0,35 0,25 0, ,50 0,00 0,50 0,50 0, ,50 1,00 0,50 0,50 0, ,50 0,00 0,75 0,50 0, ,75 1,00 O,75 0,75 0, ,75 0,00 1,00 0,75 0,00 Total 4,40 3,74 4,50 3,95 0,10 Sumber : PDIK PT. Bakrie Pasaman Plantations HGF Borate Pemupukan dilakukan untuk memperoleh pertumbuhan tanaman yang baik dan hasil yang optimal serta masa produksi secara ekonomis panjang, sehingga tanaman kelapa sawit harus dipupuk tepat waktu, jenis, cara, dosis, dan tepat sasaran. Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian hama dan penyakit merupakan usaha untuk memperoleh tanaman yang sehat, normal dan berproduktivitas tinggi. Di PT. BPP, prinsip pengendalian hama dan penyakit adalah yang utama. Sebelum dilakukan 64 Program Studi Agribisnis Pertanian

65 pengendalian seperti pengendalian secara mekanis sebagai pilihan pertama, pengendalian terpadu dengan musuh alami dan pilihan terakhir adalah pestisida. Di PT. BPP biasanya sebelum pengendalian HPT dilakukan sensus HPT yaitu untuk mengetahui tingkat serangan hama. Hama yang banyak menyerang tanaman pada saat TBM adalah babi hutan, tikus, belalang, ulat api, kumbang dan lainnya. Adapun beberapa penyakit yang ditemukan yaitu penyakit tajuk, penyakit busuk pucuk dan lainnya, dapat dikendalikan dengan cara mekanis. Pengendalian hama dengan cara mekanis yaitu dengan memburu hama tersebut, sedangkan pada hama ulat dilakukan dengan cara pengutipan, kepompong dan telur dengan alat galah. Rotasi pengendalian hama penyakit yaitu 1 x 1 bulan. Kastrasi Kastrasi adalah pembuangan bunga betina pada tanaman muda. Kastrasi ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif dan menghilangkan sumber infeksi hama dan penyakit. Dengan dilakukannya kastrasi maka panen tahun pertama dinggap seragam baik berat tandan maupun waktu panennya. Kastrasi dilakukan pada tanaman berumur 17 dan 19 bulan atau pada saat tanaman berbuah lebih dari 50%. Kastrasi dilakukan dengan cara membuang semua bunga betina tanpa merusak pelepah. Sementara bunga jantan tidak dibuang karena pada bunga jantan terdapat serangga Elaedobius cammerunicus yang akan membantu di dalam penyerbukan. Alat yang dipakai untuk kastrasi berupa dodos. Prestasi kerja untuk kastrasi 80 pokok/ HK dengan sistem borong. 65 Program Studi Agribisnis Pertanian

66 Konsolidasi pokok Konsolidasi pokok dilakukan agar pokok tetap dapat berproduksi seperti yang diharapkan, konsolidasi pokok dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan pembuatan tapak timbun dan tapak kuda serta lainnya. Hal ini dilakukan agar pokok tidak tumbang dan pemupukan berjalan dengan lancar. Prestasi kerja yaitu 2 pokok/hk dan rotasi dilakukan sesuai dengan kondisi lapangan. Pembuatan tempat pemungutan hasil (TPH) TPH (Tempat Pemungutan Hasil) merupakan tempat untuk mengumpulkan TBS yang sudah dipanen sebelum dilakukan pengangkutan ke pabrik pengolahan. Pembuatan TPH di Kebun Dolok Estate ini mempunyai ukuran 2 x 3 m. Pembuatan TPH ini dengan sistem 2:1 yang artinya dari 2 pasar pikul terdapat 1 TPH. Pembuatan pasar pikul Pasar pikul merupakan jalan untuk mengantarkan buah yang sudah dipanen ke TPH serta untuk memudahkan kegiatan pemeliharaaan lainnya, jadi pasar pikul harus dalam kondisi siap pakai dan baik kondisinya. Pembuatan pasar pikul ini dengan sistim 2:1 yang artinya dari 2 gawangan terdapat 1 pasar pikul dengan uraian 1 sebagai pasar pikul dan satu lagi sebagai gawangan mati dengan lebar pasar pikul 1,2 m. Kegiatannya adalah dengan cara membersihkan vegetasi yang berada di atasnya secara kimia dengan menyemprot. Herbisida yang dipakai adalah Roumd Up bahan aktif Glifosate dengan konsentrasi 400 cc/20 ltr air dan dicampur dengan DMA bahan aktif Dimetil Amin 66 Program Studi Agribisnis Pertanian

67 konsentrasi 100 ml/ 20 ltr air. Sebelum dimasukkan ke dalam micron herby terlebih dahulu Round up dan DMA dilarutkan ke dalam air. Perawatan jalan dan parit Jalan merupakan hal utama yang harus diperhatikan, sebab jalan merupakan penghubung kebun dengan dunia luar. Perawatan jalan dilakukan dengan menggunakan road greader. Jalan yang rusak dan berlobang-lobang segera diratakan dengan road greader. Perawatan jalan yang dilakukan di Kebun Dolok Estate meliputi: - Pembuangan rumput rumput yang tumbuh di pinggir badan jalan lalu membuangnya ke gawangan mati. - Menimbun badan jalan yang berlubang dengan batu, tanah, atau ketel (cangkang buah sawit). - Pengikisan dan perataan badan jalan dengan menggunakan greder. Perawatan parit yang dilakukan adalah cuci parit yaitu membersihkan parit dari rerumputan yang tumbuh, kotoran yang menghambat aliran air serta menjaga kedalaman parit (Gambar 12). Prestasi kerja dalam perawatan parit adalah 100 m/ HK. Gambar 12. Perawatan parit/ cuci parit pada saluran pembuangan 67 Program Studi Agribisnis Pertanian

68 b. Pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) Pada prinsipnya pemeliharaan tanaman di TM hampir sama dengan di TBM, karena merupakan kegiatan lanjutan dari pemeliharaan TBM. Tanaman kelapa sawit telah beralih ke TM apabila 60% dari populasi telah menghasilkan atau berproduksi secara maksimal dengan berat janjangan rata-rata 3 kg/janjang. Umumnya tanaman memasuki masa TM berumur 4 tahun. Kegiatan yang dilakukan pada PT. Bakrie Pasaman Plantations dapat diuraikan sebagai berikut : Sanitasi Sanitasi dilakukan pada pokok kelapa sawit yang ditumbuhi oleh gulma atau vegetasi lainnya yang dianggap akan dapat menghambat pertumbuhan tanaman ataupun dapat dijadikan sebagai sarang hama dan penyakit. Sanitasi dilakukan dengan cara membuang gulma tersebut dengan menggunakan parang atau lainnya kemudian dibuang pada gawangan mati. Prestasi kerja dalam kegiatan sanitasi ini adalah 1,8 HK/ha dan rotasi 1 2 x setahun. Pemupukan Pemupukan pada tanaman menghasilkan dilakukan berdasarkan hasil rekomendasi yang dilakukan dari hasil analisa sampel daun yang dilakukan oleh konsultan dari Malaysia. Jenis pupuk yang diberikan terhadap tanaman menghasilkan berupa MPO / KCl, TSP / RP, Kieserit, Urea / ZA dan Borate. Pemberian pupuk ini dilakukan 3 kali dalam setahun secara terpisah antara satu jenis pupuk dengan pupuk lainnya. Seperti antara Urea / ZA tidak boleh dicampur dengan pupuk Posfat (RP dan TSP) dan pupuk KCl, Kieserit tidak boleh dicampur dengan pupuk lainnya. 68 Program Studi Agribisnis Pertanian

69 Aplikasi pupuk ke lapangan dilakukan dengan menggunakan ember, agar dosis yang diberikan tidak menyimpang jauh dari rekomendasi yang ada, maka digunakan mangkok yang telah diketahui volumenya, yaitu dalam 1 mangkok berisi ½ kg. Aplikasi ke masing-masing tanaman dilakukan dengan menaburkan pupuk tersebut ke piringan dengan jarak 1 1 ½ meter dari batang. Satu karung goni (50 kg) biasanya diletakkan dalam 3 barisan tanaman. Prestasi kerja yaitu 0,5 0,8 HK/ha dan rotasi 3 x dalam setahun. Pemupukan pada TM merupakan hal terpenting ditinjau dari kegunaannya ataupun biaya yang dipakai. Teknik aplikasi, dosis, jenis pemupukan dan lain-lain tergantung pada beberapa hal sebagai berikut : b. Jenis tanah, umur tanaman, tingkat produksi yang dicapai. c. Realisasi pemupukan sebelumnya, jenis pupuk yang akan dipakai. d. Tenaga kerja yang tersedia, keadaan penutup tanah. e. Analisa kadar hara pada daun dan lain-lain. Untuk mencapai pemupukan yang tepat pada saat aplikasi di lapangan PT. BPP harus melalui beberapa cara untuk memudahkan pelaksanaannya yaitu : a) Organisasi pemupukan Untuk menghindari adanya kekeliruan dalam aplikasi pupuk di lapangan maka di tiap Divisi setiap harinya hanya dibenarkan menaburkan satu jenis pupuk pada setiap bloknya. Kebutuhan tenaga kerja harus pasti dan sesuai dengan luas areal yang akan dipupuk. Tenaga kerja harus terlatih dan terdiri dari satu mandor tenaga wanita yang tetap untuk satu Divisi. Untuk mengefisienkan waktu dan ketepatan cara 69 Program Studi Agribisnis Pertanian

70 aplikasi diusahakan agar tidak terjadi pergantian tenaga penabur, kecuali karena sesuatu hal. Selain itu, jumlah takaran harus sesuai dengan penabur. b) Pengeceran pupuk Untuk memudahkan pelaksanaan pemupukan terutama pada pekerja yang kesulitan mengangkat pupuk dilakukan kegiatan pengeceran pupuk oleh tenaga ecer yang jumlahnya ditentukan oleh Perusahaan. Pengeceran dilakukan sesuai kebutuhan per bloknya dan dosis yang akan diaplikasikan. Contohnya dosis 1 kg/pokok maka pupuk diecer 1 goni dalam 3 rey, dimana 1 rey adalah 17 pokok kelapa sawit sampai pasar tengah. Jadi 3 rey yang akan dipupuk adalah 51 pokok, dalam satu goni pupuk berisi 50 kg. c) Cara pemupukan Penaburan pupuk pada masing-masing pokok dimulai dari batas/rintis tengah blok (batas alam) menuju collection road (pasar tengah/jalan koleksi) sesuai arah barisan tanaman. Takaran yang dibawa harus dipastikan sesuai dosis yang akan digunakan dan sesuai dengan jumlah penabur. Mandor dan Assistant diharuskan mengikuti/mengamati jalannya kegiatan pemupukan, karena banyak pekerja yang kurang tepat dalam penaburan pupuk (lebih atau kurang dosis pada tiap pokok). d) Pengumpulan goni Setelah selesai melakukan pemupukan pekerja istirahat sambil menghitung goni yang diawasi oleh mandor pupuk, dengan tujuan untuk mengetahui jumlah pupuk yang telah ditabur dan menghitung biaya pekerja setiap orangnya yaitu Rp 2500 Rp 3500/goni. 70 Program Studi Agribisnis Pertanian

71 Selanjutnya karung goni dibawa ke kantor Divisi dan dikumpulkan oleh pihak kantor, karung tersebut digulung setiap 10 lembar untuk memudahkan pengontrolan kembali jumlah pupuk yang dibawa ke lapangan sekaligus mengecek apakah seluruh pupuk sudah ditabur dan tidak ada yang hilang. Untuk lebih jelasnya kegiatan pemupukan dapat dilihat pada gambar 13 di bawah ini. Gambar 13. Kegiatan pemupukan yang ada pada TM. 3. Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian hama dan penyakit pada hakikatnya merupakan upaya untuk mengendalikan suatu kehidupan. Oleh karena itu, konsep pengendaliannya dimulai dari pengenalan dan pemahaman terhadap siklus hidup hama/penyakit itu sendiri. Pengetahuan terhadap bagian paling lemah dari seluruh siklus hidup mata rantai sangat berguna di dalam pengendalian hama dan penyakit yang efektif. Upaya mendeteksi hama dan penyakit pada waktu yang lebih dini mutlak harus dilaksanakan. Selain akan memudahkan tindakan pencegahan dan 71 Program Studi Agribisnis Pertanian

72 pengendalian, keuntungan deteksi dini juga bertujuan agar tidak terjadi ledakan serangan yang tak terkendali/terduga. Secara ekonomis, biaya pengendalian melalui deteksi dini dipastikan jauh lebih rendah daripada pengendalian serangan hama/penyakit yang sudah menyebar luas. Hama yang sering menyerang kelapa sawit diantaranya ulat api (Setora nitens, Setothosea asigna, Darna trima, Darna diducta, Birthosea bisura) ulat kantong (Mahasena corbetti dan Metisa plana), tikus rayap, tupai, adoretus, apogonia, kumbang tanduk (oryctes) dan babi hutan. Adapun penyakit yang menjadi masalah pada tanaman kelapa sawit diantaranya yaitu penyakit-penyakit daun pada pembibitan, penyakit busuk pangkal batang (ganoderma), penyakit busuk tandan (maarasmius), dan penyakit busuk pucuk (spear rot) Panen Panen merupakan kegiatan puncak dari kegiatan budidaya kelapa sawit yang dilakukan, karena pada dasarnya tujuan pembudidayaan kelapa sawit adalah untuk diambil buahnya yang lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Secara teoritis, kuantitas dan kualitas TBS yang dihasilkan merupakan cerminan dari efektivitas kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan. Panen juga dikatakan semua kegiatan memotong tandan buah matang, mengutip brondolan, mengumpul dan mengangkut ke TPH. 1. Kriteria matang panen Ketentuan areal yang sudah dapat dipanen apabila tanaman sudah berumur >30 bulan di lapangan atau 60 % pohon telah mempunyai tandan matang, berat TBS 3kg dan kerapatan panen 1 : 5. Ciri-ciri tandan matang adalah buah berwarna orange 72 Program Studi Agribisnis Pertanian

73 kemerahan dan sudah membrondol minimal 1 brondolan per kg tandan. Untuk memperoleh mutu panen yang baik perlu diperhatikan derajat kematangan tandan buah, karena akan mempengaruhi rendemen minyak dan kandungan Asam Lemak Bebas (ALB), maka harus diketahui tingkat kematangan buah dan hubungannya dengan rendemen ALB seperti pada Tabel 4 berikut. Tabel 5. Hubungan tingkat kematangan buah dengan rendemen dan ALB. Fraksi % Jumlah Brondolan Derajat Kematangan Rendemen ALB 00 Tidak ada, buah masih Sangat mentah - - hitam 0 Membrondol 1 12,5 % Mentah 16,0 1,6 1 Membrondol 12,5 25 % Kurang matang 21,4 1,7 2 Membrondol % Matang I 22,1 1,8 3 Membrondol % Matang II 22,2 2,1 4 Membrondol % Lewat matang I 22,2 2,6 5 Buah dalam ikut Lewat matang II membrondol 21,9 3,8 Sumber : PT. Bakrie Pasamaman Plantations a) Rotasi panen Rotasi panen yang dilakukan di PT. BPP adalah dilaksanakan 2-3 bulan atau interval hari dengan prestasi kerja yaitu 2,5 3 Ha/HK. b) Ancak panen terdiri dari : Ancak panen adalah luasan yang menjadi tanggung jawab pemanen, yang Ancak tetap Pada sistem ini pemanen dan areal panen tetap, biasanya pada areal berbukit dan berlereng curam atau letaknya terpencil. 73 Program Studi Agribisnis Pertanian

74 Ancak giring Pada sistem ini pemanen bersama-sama memanen di 1 blok, setelah selesai pindah ke blok lain. Satu orang pemanen memanen 2 baris (1 gawang), kemudian berpindah kebarisan yang belum dipanen dan seterusnya hingga selesai 1 blok. Keuntungan ancak giring ini yaitu buah dapat segera diangkut ke PKS dan kontrol mandor lebih mudah. Ancak yang biasa dipakai di PT. BPP adalah ancak tetap, sedangkan ancak giring dipakai apabila keadaan buah di lapangan tidak banyak yang matang. Luas areal yang menjadi tanggungjawab pemanen ditentukan oleh mandor yang biasanya disesuaikan dengan kemampuan dari pemanen itu sendiri. c) Kerapatan panen Kerapatan panen merupakan persentase jumlah pohon yang dapat dipanen pada areal kebun dalam luasan tertentu. Tujuan penentuan kerapatan untuk menentukan jumlah tenaga pemanen yang diperlukan, agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan tenaga kerja. Angka Kerapatan Panen (AKP) juga dapat digunakan untuk meramalkan produksi esok hari, jumlah, alat angkut dan rencana pengolahan TBS. Kerapatan panen adalah jumlah pohon yang tandannya dapat dipanen/jumlah pohon dari luasan tertentu. Sehingga dapat disimpulkan dengan perbandingan kerapatan panen (AKP) 1 : 5 dapat diartikan dari 5 pohon, 1 pohon yang tandannya dapat dipanen. 74 Program Studi Agribisnis Pertanian

75 Adapun langkah kerja yang dilakukan pada kegiatan menghitung angka kerapatan panen adalah : Pohon contoh, sebanyak 100 pohon per blok (16 25ha). Diambil dari baris no.5, 15, 25, 35, 45 masing masing 20 pohon. Hitung tandan yang sudah bisa dipanen keesokan harinya, misalnya 24 tandan. Sehingga angka kerapatan panen adalah 24/100 = 0,24 atau 1: 4 yang artinya dari setiap 4 pohon akan dipanen 1 tandan matang. Bila berat rata rata 1 tandan adalah 20 kg, maka perkiraan panen adalah 0,24 x x 20 kg = kg. Bila kapasitas (PN = Prestasi Normal) 1 orang tenaga panen = 800 kg diperlukan 8 orang pemanen. Kapasitas 1 truk adalah 8 11 ton/truk jadi untuk produksi kg memerlukan truk sebanyak : kg (10,75 ton) / 10 ton = 1 truk. d) Sistem dan rotasi panen Sistem panen yang dipakai tergantung pada jenis tenaga pemanen yang digunakan serta potensi hasil kebun. Sistem panen yang dipakai di PT. Bakrie Pasaman Plantations adalah sistem ancak tetap dan ancak giring. Rotasi panen adalah selang waktu yang diperlukan antara pemanen terkhir sampai panen berikutnya pada tempat yang sama. Rotasi panen tergantung pada cepatnya matang buah, pada panen permulaan biasanya 15 hari, kemudian 10 hari dan selanjutnya 7 hari. 75 Program Studi Agribisnis Pertanian

76 e) Cara panen Yang dimaksud cara panen adalah cara yang dilakukan dalam pemungutan hasil kelapa sawit sesuai dengan saat yang ditentukan oleh perusahaan. Langkah langkah kerja yang dilakukan pemanen setelah pembagian ancak adalah : Pemanen berjalan di pasar pikul sambil melihat dan memeriksa buah masak dengan cara mengelilingi pohon. Dipotong tandan buah menurut kriteria matang panen, lalu dipotong tangkai buah semepet mungkin (maksimal 2 cm). Pada tanaman umur < 4 tahun tidak dibenarkan memotong atau membuang pelepah pada saat pelaksanaan panen. Akan tetapi panen dilakukan dengan cara sistem curi potong buah. Pada tanaman berumur > 4 tahun pemanen dapat memotong pelepah sehingga pelepah yang tinggal 2 pelepah di bawah tandan buah (songgoh 2). Tandan buah matang dipotong. Dibersihkan semua brondolan dari ketiak pelepah dengan cara mencongkel pakai gancu dan bila pohon sudah tinggi digunakan alat panen seperti egrek. Pelepah yang ikut dipotong agar disusun rapi pada gawangan mati dan pada areal berkontur pelepah disusun searah kontur. Pelepah tidak boleh dibuang ke saluran air dan pasar tengah. Pelaksanaan panen dilakukan menurut jalur / huruf U. Dikeluarkan tandan buah dan brondolan dari piringan ke TPH. Tandan disusun dengan teratur dengan susunan 5 10 baris posisi gagang di sebelah atas supaya mudah menghitungnya, kemudian dituliskan nomor pemanen pada gagang tandan buah. 76 Program Studi Agribisnis Pertanian

77 Brondolan yang sudah bersih agar ditumpuk disebelah susunan tandan buah di TPH. f) Kebutuhan tenaga panen Kebutuhan tenaga panen per hari untuk satu Divisi dapat dihitung berdasarkan 2 cara sebagai berikut : Berdasarkan luas dan rata-rata Ha/pemanen/hari a Kerangan : Tenaga = b x c a : Luas areal yang dipanen b : Jumlah hari panen / rotasi c : Jumlah ha / pemanen / hari Berdasarkan presasi a x c x d x e Keterangan : Tenaga = b a : Luas ancak yang dipanen b : Prestasi normal (kg) c : Penyebaran panen d : Berat tandan rata-rata e : Populasi pokok / ha. g) Alat alat panen Alat alat yang digunakan dalan pelaksanaan kegiatan panen adalah : Dodos ukuran 8 10 cm (lebar mata), untuk memotong tandan pada ketinggian tanaman sampai 3 m (umur > 4 tahun). Dodos ukuran cm (lebar mata), untuk memotong tandan pada ketinggian 3 m - 5 m (umur > 4 sampai 6 tahun). 77 Program Studi Agribisnis Pertanian

78 Kampak, digunakan untuk memotong tandan buah dan pelepah pada saat kastrasi. Egrek dengan ujung agak rata, digunakan untuk tanaman dengan ketinggian 5 10 m (tanaman muda umur > 6 tahun sampai dengan 10 tahun). Egrek dengan ujung agak melengkung, digunakan untuk tanaman dengan ketinggian > 10 m (umur > 10 tahun). Gancu, digunakan mencongkel brondolan dan menarik tandan buah yang sangkut pada ketiak pelepah serta mengangkat tandan ke alat angkut (angkong) untuk dibawa ke TPH. Angkong / kreta sorong digunakan untuk mengangkut TBS dari ancak ke TPH. Garu, untuk mengumpulkan brondolan. Goni bekas pupuk, digunakan sebagai tempat brondolan. Tojok, untuk mengangkut TBS dari TPH ke truck buah. Berikut ini adalah gambar peralatan panen yang biasa digunakan saat panen. (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 14. Peralatan panen Keterangan: A. Egrek, B. Dodos, C. Kampak, D. Gancu, E. Tojok 78 Program Studi Agribisnis Pertanian

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman yang merupakan subkelas dari monokotil ini mempunyai habitus yang paling besar. Klasifikasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Afrika, Amerika Selatan, Asia Tenggara, Pasifik Selatan, serta beberapa daerah

I. PENDAHULUAN. Afrika, Amerika Selatan, Asia Tenggara, Pasifik Selatan, serta beberapa daerah I. PENDAHULUAN Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diusahakan secara komersial di Afrika, Amerika Selatan, Asia Tenggara, Pasifik Selatan, serta beberapa daerah lain dengan sekala yang lebih kecil.

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN

METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN 54 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu PKPM Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN PLANTATIONS SUMATERA BARAT. PT. Bakrie Pasaman Plantations ini bernaung dibawah PT. Bakrie

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Setyamidjaja (2006) menjelasakan taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kelapa Sawit Pohon kelapa sawit terdiri dari pada dua spesies Arecaceae atau famili palma yang digunakan untuk pertanian komersial dalam pengeluaran minyak kelapa sawit.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar

BAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit berasal dari benua Afrika. Delta Nigeria merupakan tempat dimana fosil tepung sari dari kala miosen yang bentuknya sangat mirip dengan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN MUSTIKA PT SAJANG HEULANG MINAMAS PLANTATION KALIMANTAN SELATAN Oleh CINDY CHAIRUNISA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit diperkirakan berasal dari Afrika Barat dan Amerika Selatan. Tanaman ini lebih berkembang di Asia Tenggara. Bibit kelapa sawit pertama kali masuk ke Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Arecaceae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang berasal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kelapa sawit termasuk tanaman keras (tahunan) yang mulai menghasilkan pada umur 3 tahun dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Agribisnis kelapa sawit membutuhkan organisasi dan manajemen yang baik mulai dari proses perencanaan bisnis hingga penjualan crude palm oil (CPO) ke

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya di Brazil. Spesies E. oleifera dan E. odora berasal dari kawasan Amerika

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang terkait dengan proses belajar mengajar yang berdasarkan kepada

I. PENDAHULUAN. yang terkait dengan proses belajar mengajar yang berdasarkan kepada I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) merupakan mata kuliah khusus di semester enam dan tugas akhir mahasiswa Politeknik Pertanian Universitas Andalas. Kegiatan PKPM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pasar bebas dipandang sebagai peluang sekaligus ancaman bagi sektor pertanian Indonesia, ditambah dengan lahirnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 yang diwanti-wanti

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. BAKRIE PASAMAN PLANTATIONS - PASAMAN SUMATRA BARAT

LAPORAN TUGAS AKHIR. BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. BAKRIE PASAMAN PLANTATIONS - PASAMAN SUMATRA BARAT i LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. BAKRIE PASAMAN PLANTATIONS - PASAMAN SUMATRA BARAT Disusun oleh : DEDE SARFAWI HARAHAP NBP. 0801111021 Telah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Dan Morfologi Kelapa Sawit 1. Akar Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut. Akar pertama yang muncul dari biji yang berkecambah disebut radikula

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit diduga berasal dari Afrika Barat dan Amerika Selatan, tepatnya Brasilia. Kelapa sawit memiliki struktur tanaman yang terdiri atas akar, batang, daun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pentingnya sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia dilihat dari aspek kontribusinya terhadap PDB, penyediaan lapangan kerja, penyediaan penganekaragaman menu makanan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

INDUSTRI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT INDONESIA In House Training Profil Bisnis Industri Kelapa Sawit Indonesia Medan, 30-31 Mei 2011

INDUSTRI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT INDONESIA In House Training Profil Bisnis Industri Kelapa Sawit Indonesia Medan, 30-31 Mei 2011 INDUSTRI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT INDONESIA In House Training Profil Bisnis Industri Kelapa Sawit Indonesia Medan, 30-31 Mei 2011 Ignatius Ery Kurniawan PT. MITRA MEDIA NUSANTARA 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Lokasi kebun PT JAW terletak di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Wilayah kebun dapat diakses dalam perjalanan darat dengan waktu tempuh sekitar

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan Unit Usaha Sawit Langkat (disingkat SAL) mulai berdiri pada tanggal 01 Agustus 1974 sebagai salah satu Unit Usaha dari PTP.VIII yang bergerak

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

KATA PENGANTAR. memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan i KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM)

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan PKPM di PT. Minang Agro yang berlokasi di kenegarian Tiku

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan PKPM di PT. Minang Agro yang berlokasi di kenegarian Tiku 50 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu PKPM 3.1.1. Lokasi PKPM Pelaksanaan PKPM di PT. Minang Agro yang berlokasi di kenegarian Tiku V Jorong, kecematan Tanjung Mutiara, kabupaten Agam, provinsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.) Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil perennial dengan periode regenerasi yang panjang sekitar 20 tahun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Produktivitas Produktivitas mengandung pengertian perbandingan hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumberdaya yang digunakan (input). Menurut Dewan Produktivitas Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya Brasilia. Kata Elaeis berasal dari kata Elaion berarti minyak dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kelapa sawit (Elaesis guineesis Jacq.) merupakan tanaman penghasil utama minyak nabati yang mempunyai produktivitas lebih tinggi dari pada tanaman penghasil minyak nabati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah 12 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada secara geografis terletak di Desa Tualang Perawang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Konsep pengembangan

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu 10 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan di PT Socfindo, Perkebunan Bangun Bandar Medan, Sumatera Utara, dimulai pada tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012. Metode Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia telah dikenal sebagai negara agraris. Hal ini disebabkan karena Indonesia memiliki luas lahan dan agroklimat yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif 12 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Tambusai Estate terletak di antara 100 0 37-100 0 24 Bujur Timur dan 1 0 04-1 0 14 Lintang Utara yang terletak di Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai Utara,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia, kelapa sawit pertama kali didatangkan oleh pemerintah Hindia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia, kelapa sawit pertama kali didatangkan oleh pemerintah Hindia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit Di Indonesia, kelapa sawit pertama kali didatangkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Penanaman dilakukan dengan menanam di Kebun Raya Bogor,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit 2.1.1 Sejarah Perkelapa Sawitan Mengenai daerah asal kelapa sawit terdapat beberapa pendapat. Pendapat pertama menyatakan bahwa kalapa sawit berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi nasional abad ke- 21, masih akan tetap berbasis pertanian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Akar tanaman kelapa sawit tidak berbuku, ujungnya runcing, dan berwarna

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah 13 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Angsana Estate (ASE) adalah salah satu kebun kelapa sawit PT Ladangrumpun Suburabadi (LSI). PT LSI merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Minamas Gemilang,

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP 38 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan PKPM Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP (CLP GROUP) dengan nama P.T. SUBUR ARUM MAKMUR kebun Senamanenek I (PT.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Varietas Kelapa Sawit 1. Varietas Kelapa Sawit Berdasarkan Ketebalan Tempurung dan Daging Buah Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal. Varietasvarietas itu

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Wilayah Administratif KEADAAN UMUM Wilayah Administratif Lokasi PT Sari Aditya Loka 1 terletak di Desa Muara Delang, Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Jarak antara perkebunan ini dengan ibukota Kabupaten

Lebih terperinci

II. TINJUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat,

II. TINJUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat, II. TINJUAN PUSTAKA 2.1.Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat, tetapi dapat dikembangkan diluar daerah asalnya termasuk Indonesia. Pada tahun 1848

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan unggulan

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan unggulan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan unggulan dan utama Indonesia. Tanaman yang produk utamanya terdiri dari minyak sawit (CPO) dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kelapa sawit termasuk tanaman monokotil yang secara taksonomi diklasifikasikan ke dalam ordo Palmales, Famili Palmae, Subfamili Cocoidae,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack.) merupakan salah satu komoditas yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Indonesia merupakan produsen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dibangun di Tanah Itam Ulu Sumatera Utara. Pada tahun 1977 Pabrik. Oleokimia pertama dibangun di Tanggerang dan pola PIR pertama

I. PENDAHULUAN. dibangun di Tanah Itam Ulu Sumatera Utara. Pada tahun 1977 Pabrik. Oleokimia pertama dibangun di Tanggerang dan pola PIR pertama I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa sawit adalah tanaman yang berasal dari hutan tropis di Afrika Barat pada tahun 1911 perkebunan komersial pertama didirikan di Pulau Raja (Asahan) dan Sungai Liput

Lebih terperinci

NB: KERANGKA EKSEKUTIF PROPOSAL PKL DISUSUN MAKSIMAL 5 HALAMAN 1 SPASI (kecuali cover dan lembar pengesahan)

NB: KERANGKA EKSEKUTIF PROPOSAL PKL DISUSUN MAKSIMAL 5 HALAMAN 1 SPASI (kecuali cover dan lembar pengesahan) FORMAT EKSEKUTIF PROPOSAL PKL Berikut ini kerangka eksekutif proposal PKL dengan format sebagai berikut 1. COVER JUDUL / TOPIK 2. PENDAHULUAN Latar belakang Identifikasi permasalahan Tujuan umum dan khusus

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Kelapa sawit tumbuh tegak lurus dapat mencapai 15-20 m. Tanaman ini berumah satu atau monoeclous dimana bunga jantan dan bunga betina terdapat

Lebih terperinci

(PERSYARATAN LINGKUNGAN TUMBUH) IKLIM IKLIM TANAH

(PERSYARATAN LINGKUNGAN TUMBUH) IKLIM IKLIM TANAH AGRO EKOLOGI (PERSYARATAN LINGKUNGAN TUMBUH) TANAMAN KELAPA IKLIM IKLIM TANAH AGRO EKOLOGI TANAMAN KELAPA Suhu rata rata tahunan adalah 27 C dengan fluktuasi 6 7 C Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

TI JAUA PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TI JAUA PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit 4 TI JAUA PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini dikembangkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. bawah umumnya lebih besar disebut bongkol batang. Sampai umur 3 tahun batang

TINJAUAN PUSTAKA. bawah umumnya lebih besar disebut bongkol batang. Sampai umur 3 tahun batang 5 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kelapa sawit memiliki sistem perakaran serabut, yang terdiri dari akar primer, sekunder, tersier, dan kuarterner. Akar primer umumnya 6-10 mm, keluar dari pangkal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari Nigeria, Afrika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari Nigeria, Afrika 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Meskipun demikian ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika

Lebih terperinci

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) I. SYARAT PERTUMBUHAN 1.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata rata 5 7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500 4.000 mm. Temperatur optimal 24 280C. Ketinggian tempat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Perkebunan tahun 2008 di Indonesia terdapat seluas 7.125.331 hektar perkebunan kelapa sawit, lebih dari separuhnya

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate 48 PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate Dalam kegiatan agribisnis kelapa sawit dibutuhkan keterampilan manajemen yang baik agar segala aset perusahaan baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia,

Lebih terperinci

SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) Jurnal Penelitian STIPAP, 2013, 4 (1) : 1-11 SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) 1 2 Mardiana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawit. Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil, mempunyai akar serabut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawit. Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil, mempunyai akar serabut. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawit 1. Akar (Radix) Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil, mempunyai akar serabut. Akar pertama yang muncul dari biji yang berkecambah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Tanaman Jagung - Akar Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkebunan sebagai salah satu sub sektor pertanian di Indonesia berpeluang besar dalam peningkatan perekonomian rakyat dan pembangunan perekonomian nasional.adanya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit merupakan sub keluarga cocoideae yang paling besar habitusnya. Klasifikasi tanaman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas Angiospermae, subkelas Monocotyledonae, ordo Palmales, famili Palmae, genus Elaeis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional, selain mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat dan juga mengarah pada kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perusahaan besar adalah kelapa sawit. Industri kelapa sawit telah tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perusahaan besar adalah kelapa sawit. Industri kelapa sawit telah tumbuh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan antar perusahaan semakin ketat dalam suatu industri termasuk pada agroindustri. Salah satu produk komoditi yang saat ini sangat digemari oleh perusahaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN

BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN Bisnis utama PT Paya Pinang saat ini adalah industri agribisnis dengan menitikberatkan pada industri kelapa sawit diikuti dengan karet. Proses bisnis baik tanaman karet

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Pengembangan tanaman kelapa sawit di Indonesia diawali pada tahun 1848 sebagai salah satu tanaman koleksi kebun Raya Bogor, dan mulai dikembangkan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Letak Geografis Perkebunan kelapa sawit Gunung Sari Estate (GSE) PT. Ladangrumpun Suburabadi (LSI) berada di wilayah Desa Bayansari, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium 14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat toleran terhadap kondisi lingkungan yang kurang baik. Namun, untuk menghasilkan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian nasional, karena selain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, sektor ini juga menyumbang devisa, menyediakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jagung Manis Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea mays saccarata L. Menurut Rukmana ( 2009), secara sistematika para ahli botani mengklasifikasikan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif 11 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif PT. Panca Surya Agrindo terletak di antara 100 0 36-100 0 24 Bujur Timur dan 100 0 04 100 0 14 Lintang Utara, di Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai Utara,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Panen Kelapa sawit Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang, kemudian mengutip tandan dan memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) bukanlah tanaman asli Indonesia, melainkan tanaman yang berasal dari Afrika Barat.Walaupun demikian tanaman kelapa sawit

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun 12 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Lokasi Kebun PT Aneka Intipersada (PT AIP) merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan pada tanggal 30 Agustus 1989. Dalam manajemen Unit PT Aneka Intipersada Estate

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha di bidang pertanian merupakan sumber mata pencaharian pokok bagi masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian berperan sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan penjualan produk atau jasa yang diproduksi.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan penjualan produk atau jasa yang diproduksi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan, baik yang bergerak di bidang produk ataupun jasa, mempunyai tujuan untuk tetap hidup dan berkembang, tujuan tersebut dapat dicapai melalui upaya

Lebih terperinci

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit 41 PEMBAHASAN Penurunan produktivitas tanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan, faktor tanaman, dan teknik budidaya tanaman. Faktor-faktor tersebut saling berhubungan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae, TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman: Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo : Euphorbiales, Famili

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting sebagai suatu sumber minyak nabati. Kelapa sawit tumbuh sepanjang pantai barat Afrika dari Gambia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis) bukan merupakan tanaman asli Indonesia, tetapi berasal dari Afrika. Kelapa sawit di Afrika diklasifikasikan oleh Jacquin pada tahun 1763 sebagai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Amerika Jacquin. Taksonomi dari kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah:

TINJAUAN PUSTAKA. Amerika Jacquin. Taksonomi dari kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah: TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Elaesis berasal dari kata Elaion berarti minyak dalam bahasa Yunani. Guineensis berasal dari Guinea (pantai barat Afrika), Jacq berasal

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Tanaman salak yang digunakan pada penelitian ini adalah salak pondoh yang ditanam di Desa Tapansari Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci