BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, yang dimaksud

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, yang dimaksud"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Pengertian Bank dan Bank Umum Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dilihat bahwa Bank Umum terdiri dari Bank Umum Konvensional (BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS) dengan tujuan untuk memberikan jasa di bidang keuangan Bank Syariah dan Bank Umum Syariah Pengertian tentang Bank Syariah menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang beroperasi untuk memperlancar kegiatan ekonomi di sektor riil melalui kegiatan usaha (seperti 9

2 investasi, perdagangan, dll) yang sesuai dengan Hukum Syariah menurut ajaran Islam antara bank dan pelanggannya dalam pendanaan dan/atau pembiayaan kegiatan usaha dan kegiatan lain yang sesuai dengan nilai-nilai makro dan mikro Islam (Rivai, Viethzal, Idroes 2007). Dalam menjalankan aktivitasnya, bank syariah menganut prinsip-prinsip: 1. Keadilan. Diwujudkan melalui mekanisme berbagi hasil dalam memberikan keuntungan bagi para penabung dan deposan. Demikian pula pembiayaan memberikan bagi hasil dari pendapatan usahanya kepada bank atau memberikan margin keuntungan dari pembelian barang yang dibiayai bank. 2. Kemitraan. Mekanisme bagi hasil mengandung unsur kemitraan, yaitu kepercayaan dan keselarasan antara bank dan nasabah. Dalam hubungan pembiayaan antara bank dan nasabah yang dibiayai tidak diposisikan sebagai kreditur (pemberi pinjaman) dan debitur (penerima pinjaman), tetapi bank adalah mitra nasabah dalam bekerja sama untuk suatu usaha dan apabila diperoleh hasil dari usaha bersama tersebut, akan dibagi sesuai kesepakatan sesuai proporsi masing-masing pihak di dalam usaha. 3. Keterbukaan. Dalam melaksanakan usahanya, bank syariah dituntut untuk terbuka terhadap stakeholders (pemangku kepentingan). Salah satu wujudnya adalah bank syariah memberikan laporan 10

3 keuangan mengenai kinerjanya kepada stakeholders secara rutin, tidak hanya mengetahui kemampuan bank dalam mengelola usaha dan mendapatkan keuntungannya. 4. Universalitas. Keberadaan bank syariah tidak ditujukan hanya untuk kalangan tertentu, tetapi harus bisa dinikmati dan dimanfaatkan oleh seluruh kalangan tanpa melihat latar belakang individu dan keyakinan. 5. Tidak ada riba (non-usurious). 6. Laba yang wajar (legitimate profit). Sedangkan yang dimaksud dengan prinsip syariah seperti yang dijelaskan dalam Pasal 1 ayat 13 UU No. 10 Tahun 1998 adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). Adapun pengertian bank umum syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BUS merupakan badan usaha yang setara dengan bank umum konvensional dengan 11

4 bentuk hukum perseroan terbatas, perusahaan daerah, atau koperasi. Seperti halnya bank umum konvensional, BUS dapat berusaha sebagai bank devisa atau bank nondevisa Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional Menurut Rivai, Veithzal dan Idroes (2007), perbedaan antar bank syariah dengan bank konvensional dapat dilihat pada hasil rangkuman berikut ini: Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional Parameter Bank Konvensional Bank Syariah Fungsi dan Intermediasi, Jasa Keuangan Intermediasi, manager kegiatan Bank investasi, investor, sosial, jasa keuangan Prinsip Dasar Tidak anti riba atau anti Anti riba dan anti masyir Operasi masyir Prioritas - Bebas nilai (prinsip - Tidak bebas nilai (prinsip Pelayanan materialitas) syariah Islam) - Uang sebagai komoditi - Uang sebagai alat tukar - Bunga dan bukan komoditi - Bagi hasil, jual beli, sewa Hubungan Terbatas debitur-kreditor Erat sebagai mitra usaha Nasabah Risiko Investasi - Risiko bank tidak terkait langsung dengan debitur, - Dihadapi bersama antara bank dan nasabah dengan 12

5 risiko debitur tidak terkait langsung dengan bank - Kemungkinan terjadi prinsip keadilan dan kejujuran - Tidak mungkin terjadi negative spread negative spread Monitoring Pembiayaan Terbatas pada administrasi Memungkinkan bank ikut dalam manajemen nasabah Kriteria Pembiayaan Halal atau haram Halal Sumber: Rivai, Viethzal, Idroes Bank and Financial Institution Management: Conventional & Sharia System Produk dan Jasa Perbankan Syariah Secara garis besar jenis kegiatan usaha yang ditawarkan oleh perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu: 1. Produk Penghimpunan Dana (funding) Dalam penghimpunan dana, bank syariah melakukan mobilisasi dan investasi tabungan dengan cara yang adil sehingga keuntungan yang adil dapat dijamin bagi semua pihak. Tujuan mobilisasi dana ini menuntut penggunaan sumber dana secara produktif dalam rangka mencapai tujuan sosial-ekonomi Islam. 2. Produk Penyaluran Dana (financing) Dalam menyalurkan dana, bank syariah dapat memberikan dalam bentuk pembiayaan. Pembiayaan yang diberikan oleh 13

6 bank syariah mempunyai lima bentuk utama, yaitu mudharabah dan musyarakah (dengan pola bagi hasil), murabahah dan salam (dengan pola jual beli), dan ijarah (dengan pola sewa operasional maupun finansial). 3. Produk Jasa (service) Bank syariah dapat melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada nasabah dengan mendapatkan imbalan berupa sewa atau keuntungan. Yang termasuk dalam jasa keuangan, antara lain Wadi ah yad dhamanah atau titipan (dalam bentuk giro dan tabungan), wakalah (pelimpahan kekuasaan kepada bank untuk bertindak mewakili nasabah), kafalah (jaminan yang diberikan seseorang untuk menjamin pemenuhan kewajiban pihak kedua), hiwalah (pengalihan dana/utang dari depositor/debtor ke penerima/kreditor), rahn (pinjaman dengan jaminan atau gadai atau mortgage), dan sharf (jual beli mata uang) Pembiayaan Syariah Dalam melaksanakan kegiatannya untuk menyalurkan dana kepada nasabahnya, secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi menjadi 4 (empat) kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu: 1. Pembiayaan dengan prinsip jual-beli Ditujukan untuk memiliki barang serta tingkat keuntungan bank telah ditentukan diawal dan menjadi bagian harga atas barang 14

7 atau jasa yang dijual. Produk yang termsauk kedalam katagori ini adalah produk yang menggunakan prinsip jual beli seperti: a. Murabahah Dalam transaksi ini bank bertindak sebagai penjual sementara nasabah bertindak sebagai pembeli dimana pada awal transaksi bank telah menyebutkan jumlah keuntungannya. Harga jual yg ditawarkan oleh bank adalah harga beli dari pemasok ditambah keuntungan (margin). b. Salam Transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu barang diserahkan secara tangguh sedangkan pembayaran dilakukan secara tunai. Dalam transaksi ini bank bertindak sebagai pembeli dan nasabah sebagai penjual serta segala ketentuan yang berhubungan dengan transaksi ini harus telah ditentukan secara pasti. c. Istishna Transaksi jual beli ini menyerupai produk Salam namun dalam transaksi Istishna pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali pembayaran, umumnya skim ini diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi. 2. Pembiayaan dengan prinsip sewa Ditujukan untuk mendapatkan jasa dan dilandasi dengan adanya perpindahan manfaat. Sepintas terlihat sama dengan transaksi 15

8 jual beli, namun terdapat perbedaan yang terletak ada objek transaksinya, dimana pada jual-beli objek transaksinya adalah barang dan pada ijarah objek transaksinya adalah jasa. 3. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil Ditujukan untuk penggunaan usaha kerja sama yang digunakan guna mendapatkan barang dan jasa sekaligus. Pada prinsip ini keuntungan ataupun kerugian yang didapat harus ditanggung secara bersama-sama baik dari pihak bank maupun nasabah. Produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil, yaitu: a. Musyarakah Transaksi ini dilandasi adanya keinginan para pihak yang bekerja sama untuk meningkatkan nilai asset yag mereka miliki secara bersama-sama. Ketentuan umum musyarakah adalah semua modal disatukan untuk dijadikan sebuah proyek dan dikelola secara bersama-sama. b. Mudharabah Transaksi ini merupakan bentuk kerjasama antara dua atau lebih pihak di mana pemilik modal mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola dengan suatu perjanjian keuntungan. Hal ini didasari tingkat kepercayaan yang tinggi kepada pihak pengelola. 4. Akad pelengkap Ditujukan untuk memperlancar pembiayaan menggunakan tiga prinsip diatas. Akad pelengkap ini tidak ditujukan untuk mencari 16

9 keuntungan namun untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan. Terdapat 5 (lima) macam akad pelengkap, yaitu Hiwalah (alih hutang-piutang), Rahn (gadai), Qardh (pinjaman uang), Wakalah (perwakilan), Kafalah (Garansi bank). Di dalam melaksanakan pembiayaan syariah, terdapat lima segi religious yaitu aturan dan norma-norma Islam yang berkedudukan kuat dalam literatur dan harus diterapkan dalam perilaku investasi. Algoud dan Lewis (2007) menyebutkan lima segi tersebut, yaitu: 1. Tidak ada transaksi keuangan berbasis bunga (riba). 2. Pengenalan pajak religious atau pemberian sedekah (zakat). 3. Pelanggaran produksi barang dan jasa yang bertentangan dengan sistem nilai islam (haram). 4. Penghindaran aktivitas ekonomi yang melibatkan masyir (judi) dan gharar (ketidakpastian). 5. Penyediaan takaful (Asuransi Islam) Profitabilitas Menurut Alhamditia (2012), profitabilitas adalah ukuran spesifik performa sebuah bank dimana merupakan tujuan dari manajemen perusahaan dengan memaksimalkan nilai perusahaan dimata para pemegang saham, optimalisasi nilai return pada setiap operasional perusahaan, dan meminimalisasi tingkat resiko yang ada. Profitabilitas merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis kinerja manajemen. Para investor di pasar modal sangat memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan meningkatkan profit, hal ini 17

10 merupakan daya tarik bagi investor dalam melakukan jual beli saham. Sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya. Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu dasar penelitian kondisi suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu alat analisis untuk bisa menilainya. Alat analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio keuangan Rasio Keuangan Menurut James C. Van Horne dalam Kasmir (2010), rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Suatu rasio tidak memiliki arti dalam dirinya sendiri, melainkan harus diperbandingkan dengan rasio yang lain agar rasio tersebut menjadi lebih sempurna dan untuk melakukan analisis ini dapat dengan cara membandingkan prestasi suatu periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan sealama periode tertentu, selain itu dapat pula dilakukan dengan membandingkan dengan perusahaan sejenis dalam industri itu sehingga dapat diketahui bagaimana keuangan dalam industri Laporan Keuangan Menurut SAK, Laporan Keuangan adalah merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Berdasarkan Surat Edaran No.13/30/DPNP Laporan keuangan yang wajib dijelaskan dalam Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan paling kurang terdiri atas posisi keuangan/neraca, laba 18

11 rugi komprehensif, komitmen dan kontinjensi, transaksi spot dan derivatif, kualitas aset produktif dan informasi lainnya, perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum dan rasio keuangan. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Banyak pemakai sangat bergantung pada laporan keuangan sebagai sumber utama informasi keuangan dan karena itu laporan keuangan tersebut seharusnya disusun dan disajikan dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka Analisis Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Analisis Laporan Keuangan adalah analisis terhadap neraca dan perhitungan rugi laba serta segala keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampiran nya untuk mengetahui gambaran tentang posisi keuangan dan perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan. Analisa rasio keuangan dapat memungkinkan manajer keuangan memperkirakan reaksi para kreditur dan investor dan memberikan pandangan tentang bagaimana kira-kira dana dapat diperoleh. Analisa rasio keuangan meliputi dua jenis perbandingan yaitu: 1. Analisa dalam memperbandingkan rasio sekarang dengan yang lalu dan yang akan datang untuk perusahaan yang sama (perbandingan internal). Jika rasio keuangan disajikan dalam bentuk suatu daftar untuk periode beberapa tahun, analisa dapat mempelajari komposisi perubahan-perubahan dan menetapkan apakah telah terdapat suatu perbaikan atau bahkan sebaliknya 19

12 didalam kondisi keuangan dan prestasi perusahaan selama jangka waktu tersebut. Rasio keuangan juga dapat diperhitungkan berdasarkan laporan keuangan performa atau proyeksi dan diperbandingkan dengan rasio sekarang atau masa lalu. 2. Perbandingan meliputi perbandingan rasio perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis atau dengan rata-rata industri pada suatu titik yang sama (perbandingan eksternal). Perbandingan tersebut dapat memberikan gambaran relatif tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan hanya dengan cara membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis seorang analis dapat memberikan pertimbangan yang realistis Jenis-jenis Rasio Keuangan Dalam praktiknya, terdapat beberapa macam jenis rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Masingmasing jenis rasio yang digunakan akan memberikan arti tertentu tentang posisi yang diinginkan. Berikut ini jenis-jenis rasio keuangan, yaitu: 1. Rasio Likuiditas. Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban utang jaka pendek. Rasio likuiditas yang dapat digunakan meliputi Cash Ratio, Reserve Requirement, Financing to Deposit Ratio, dan Loan to Asset Ratio. 20

13 2. Rasio Solvabilitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Beberapa rasio ini antara lain Debt to Equity Ratio, Debt to Assets Ratio, Time Interest Earned. 3. Rasio Profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan penilaian terhadap kondisi dan kemampuan rentabilitas bank untuk mendukung kegiatan operasionalnya dan permodalan. Rasio ini antara lain Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Asset, Return on Equity. 4. Rasio Nilai Pasar. Rasio ini adalah rasio yang digunakan untuk mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku perusahaan. Rasio ini antara lain Price Earning Ration, Dividend Yield, Dividend Payout Ratio, Price to Book Value. 5. Rasio Permodalan Rasio ini digunakan untuk menilai kecukupan modal bank untuk mengcover eksposur saat ini dan mengantisipasi eksposur risiko di masa datang. Rasio ini terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR) dan rasio aktiva tetap terhadap modal. 21

14 2.1.7 Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dan mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkkan efisiensi perusahaan. Menurut Kasmir (2010), Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Pada dasarnya penggunaan rasio ini yakni menunjukkan tingkat efesiensi suatu perusahaan. Rasio yang bisa digunakan untuk menganalisis profitabilitas perusahaan perbankan adalah return on asset (ROA), return on equity (ROE), gross profit margin (GPM) dan Net non-interest Margin (NIM). Keempat rasio tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Return on Assets (ROA) Return on Asset merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank memperoleh laba atas pemanfaatan asset yang dimiliki. Rasio ini diperoleh dengan cara membagi laba sebelum pajak pada tahun berjalan dengan rata-rata total asset yang dimiliki. Penentuan laba yang dikenakan sebelum pajak ini adalah untuk mengetahui seberapa banyak perolehan laba yang benar-benar dihasilkan sebelum pengenaan pajak. Semakin besar nilai ROA maka akan semakin baik, Karena rasio ini menunjukan kinerja perusahaan yang semakin efektif karena tingkat pengembaliannya 22

15 yang besar. Sesuai dengan surat ketetapan Bank Indonesia no 23/67/KEP/DIR, nilai batas minimal ROA adalah 1%. Jika nilai ROA berada di bawah 1 % maka perusahaan tersebut berada pada zona tidak aman. Rasio ini diformulasikan sebagai berikut : 2. Return on Equity (ROE) Return on Equity merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan operasional melalui penggunaan modal sendiri. Rasio ini diperoleh dengan cara membagi laba setelah pajak pada tahun berjalan dengan rata-rata modal disetor (equity). Semakin tinggi ROE maka semakin tinggi pula laba yang diperoleh perusahaan sehingga rentabilitas bank semakin baik. Sesuai dengan surat ketetapan Bank Indonesia no 23/67/KEP/DIR, nilai batas minimal ROE yang baik adalah 10%. Rasio ini diformulasikan sebagai berikut : 3. Gross Profit Margin (GPM) Gross Profit Margin merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank menghasilkan laba dari operasional. Rasio ini diperoleh dengan cara membandingkan hasil pengurangan pendapatan operasi dan biaya operasi dengan pendapatan operasi. Semakin besar nilai GPM maka akan 23

16 semakin besar pula efisiensi perusahaan menjalankan operasionalnya berdasarkan pendapatan operasional. Formulasi dari rasio ini adalah : 4. Net non-interest Margin (NIM) Menurut Hassan dan Bashir (2003), NIM berasal dari pendapatan yang berasal dari non-interest activities (termasuk fees, service charges, foreign exchange, dan direct investment) dikurangi dengan non-interest costs incurred, dibagi dengan total assets. Dalam konteks Bank Umum Syariah, NIM memiliki porsi terbesar dari pendapatan yang dikumpulkan karena Bank Umum Syariah tidak mengenal adanya bunga (interest). Selain itu, return yang didapatkan oleh Bank Umum Syariah bergantung dari pembiayaan yang bank salurkan (dimana pembiayaan menjadi salah satu komponen dari NIM), maka NIM juga menggambarkan kemampuan manajemen dalam menghasilkan return. Semakin tinggi rasionya, maka semakin tinggi margin keuntungan bank. Rumus perhitungan NIM adalah sebagai berikut : Pembiayaan Bagi Hasil Dalam melaksanakan kegiatannya memberikan pembiayaan, bank syariah memiliki perbedaan mencolok dengan bank konvensional yaitu pembiayaan bagi hasil yang merupakan salah satu prinsip penyaluran dana 24

17 bank syariah. Pembiayaan bagi hasil terdapat dua macam yaitu mudharabah dan musyarakah. Mudharabah adalah suatu akad kerja sama kemitraan antara penyedia dana usaha (shahibul mal) dengan pengelolaan dana/ manajemen usaha (mudharib) untuk memperoleh hasil usaha dengan pembagian hasil usaha sesuai porsi (nisbah) yang disepakati bersama sejak awal. Sedangkan musyarakah adalah akad kerja sama diantara para pemilik modal yang mencampurkan modal mereka untuk tujuan mencari keuntungan. Tingkat revenue sharing dapat diperoleh dengan membandingkan pembiayaan berdasarkan mudharabah dan musyarakah dengan jumlah total semua pembiayaan. Rasio ini tidak mempunyai batasan minimum ataupun batasan maksimum karena rasio ini digunakan untuk melihat seberapa besar tingkat pembiayaan bagi hasil terhadap seluruh pembiayaan yang diberikan oleh bank. Rasio ini dapat diformulasikan sebagai berikut : Permodalan Berdasarkan Lampiran 14 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 3/30/DPNP ada dua rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai aspek permodalan yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio) dan Aktiva Tetap terhadap Modal. Rasio yang sering digunakan adalah CAR atau rasio modal terhadap ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) yang didapatkan dengan membandingkan antara modal dengan ATMR. Secara fomula ditunjukan dengan: 25

18 CAR merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber di luar bank. Semakin besar nilai CAR maka semakin sehat bank tersebut karena akan semakin besar daya tahan bank yang bersangkutan dalam menghadapi penyusutan nilai harta bank yang timbul karena adanya harta bermasalah. Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No 9/13/PBI/2007, nilai batas minimum CAR yang baik adalah 8%. Jika nilai CAR suatu perusahaan berada dibawah 8% maka perusahaan tersebut tidaklah sehat Kualitas Aset Kualitas aset menyediakan informasi mengenai presentase aset yang tidak menghasilkan return dimana aset tersebut dapat menurunkan pendapatan dan posisi likuiditas sebuah lembaga keuangan yang umumnya dipakai pada lembaga keuangan mikro. Jumlah cadangan kerugian pinjaman ditentukan berdasarkan pada kualitas posisi portofolio pinjaman. Rasio cadangan kerugian pinjaman (Loan loss reserves ratio) menunjukkan berapa persen kredit pinjaman telah dicadangkan untuk kerugian pinjaman di masa mendatang. Rasio cadangan kerugian pinjaman bagi lembaga keuangan yang sukses biasanya lebih besar dari 5%. Cadangan kerugian pinjaman ini merupakan informasi yang berguna bagi para analis dan investor karena rasio ini menunjukkan tentang 26

19 bagaimana kestabilan bunga dan pinjaman pokok. Cadangan kerugian ini dapat ditunjukkan dengan formula berikut: Efisiensi Operasional Efisiensi operasional suatu perusahaan dapat diinterpretasikan dengan rasio OER. Operational efficiency ratio atau, dalam bahasa Indonesia, lebih dikenal sebagai rasio BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya (Rivai, Viethzal, Idroes, 2007). Operational efficiency ratio telah menjadi salah satu rasio yang perubahan nilainya sangat diperhatikan terutama bagi sektor perbankan mengingat salah satu kriteria penentuan tingkat kesehatan bank oleh Bank Indonesia adalah besaran rasio ini. Bank yang nilai Rasio BOPO-nya tinggi menunjukkan bahwa bank tersebut tidak beroperasi dengan efisien karena tingginya nilai dari rasio ini memperlihatkan besarnya jumlah biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh pihak bank untuk memperoleh pendapatan operasional. Di samping itu, jumlah biaya operasional yang besar akan memperkecil jumlah laba yang akan diperoleh karena biaya atau beban operasional bertindak sebagai faktor pengurang dalam laporan laba rugi. Nilai rasio BOPO yang ideal berada antara 50-75% sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Pada bank syariah, beban operasional umumnya terdiri dari beban penyisihan penghapusan aktiva, beban estimasi kerugian komitmen dan 27

20 kontinjensi, beban bonus titipan wadiah, administrasi dan umum, personalia, promosi dan lainnya. Sedangkan, pendapatan operasional bank syariah umumnya terdiri dari pendapatan dari penyaluran dana, pendapatan atas jasa investasi terkait (mudharabah muqayyadah), layanan, pendapatan dari transaksi valuta asing dan lainnya. OER dapat dirumuskan sebagai berikut: Likuiditas Likuiditas bank adalah kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan memenuhi permohonan kredit atau pembiayaan dengan cepat. Bank dikatakan likuid jika mampu memenuhi permohonan pembiayaan. Dalam menjaga likuiditasnya bank harus memiliki cash asset dan aset lainnya yang dapat dicairkan sewaktu-waktu, juga mempunyai kemampuan untuk menciptakan cash asset baru melalui penggunaan earning asset baik lewat investasi maupun penyaluran pembiayaan. Oleh karena itu jika aset yang dimiliki bank semakin banyak maka kemampuan bank dalam memenuhi permohonan kredit semakin baik. Kemampuan aset bank dalam memenuhi penyaluran pembiayaan bisa diukur melalui Net Loan to Asset Ratio. Net Loan to Asset Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan bank dalam memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total aset yang dimiliki bank. NLA ini mempunyai pengaruh yang positif terhadap pembiayaan bank. Semakin tinggi rasio ini maka tingkat performa perkreditan semakin baik karena semakin besar komponen 28

21 pinjaman yang diberikan dalam struktur total aktivanya. Dengan demikian semakin tinggi rasio ini maka penyaluran pembiayaan oleh bank syariah akan semakin besar. Net Loan to Asset Ratio diformulasikan sebagai berikut: Financing to deposit ratio (FDR) juga menjadi rasio likuiditas yang digunakan untuk menunjukkan kesehatan bank dalam memberikan pembiayaan. Definisi FDR yaitu rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank. Financing to Deposit Ratio adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah pembiayaan yang diberikan bank dibandingkan dengan dana yang diterima oleh bank, yang menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Jika rasio tersebut semakin tinggi makan memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Berkurangnya tingkat likuiditas dapat memberikan dampak terhadap meningkatnya profitabilitas. Karena dengan tingginya FDR maka penyaluran dana untuk pembiayaan semakin besar, sehingga dari macam-mcacam pembiayaan tersebut diharapkan perolehan labanya semakin meningkat. FDR dapat diformulasikan sebagai berikut: 29

22 Teori Ekonomi Makro Menurut Case and Fair (2001), ilmu ekonomi makro ialah ilmu yang memusatkan perhatiannya pada pennentu jumalah keluaran nasional. Ekonomi makro tidak membahas mengenai perilaku ekonomi individu ataupun rumah tangga, tapi membahas mengenai perilaku ekonomi secara agregat dalam suatu negara. Ekonomi makro memusatkan perhatiannya pada tiga hal, yakni inflasi, pertumbuhan GDP, dan pengangguran. Namun dalam penelitian ini penulis hanya akan membahas mengenai pertumbuhan GDP, inflasi, tingkat imbalan Sertifikat Bank Syaria Indonesia dan tingkat Kurs Bank Indonesia yang menurut penulis relevan dengan penelitian ini Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Case dan Fair (2001), pertumbuhan PDB ialah selisih antar GDP di tahun t dengan GDP di tahun t-1. Karena itu, rumus perhitungannya adalah: Pertumbuhan GDP ini menggambarkan peningkatan aktivitas perekonomian suatu masyarakat. Oleh sebab itu, pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi akan lebih disukai karena dianggap akan lebih membawa kesejahteraan untuk rakyat. Namun, faktanya kesejahteraan tidak begitu saja datang ketika terjadi pertumbuhan GDP yang positif, karena pertumbuhan GDP ini harus diikuti dengan distribusi sumber data yang adil dan merata, sehingga pertumbuhan yang terjadi tidak hanya dinikmati oleh hanya segelintir orang saja. 30

23 GDP dapat berdampak terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah bila dihitung menggunakan pendekatan penerimaan atau pengeluaran. Melalui pendekatan pengeluaran, dapat diformulasikan sebagai berikut : Keterangan : - C = Konsumsi - I = Investasi - G = Pengeluaran pemerintah - (X-M) = Pengeluaran netto luar negeri Dilihat dari rumus di atas, maka peningkatan GDP secara signifikan (GDP growth yang tinggi) dapat berarti adanya peningkatan beberapa atau keseluruhan empat unsur yang ada di alamnya (C, I, G, X-M). Jika kenaikan GDP itu dihasilkan dari adanya peningkatan konsumsi (C) dan investasi (I), maka Bank Umum Syariah akan dapat berperan lebih dalam pembiayaan konsumsi dan pembiayaan investasi, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan profitabilitas Bank Umum Syariah Inflasi Secara umum, inflasi berarti kenaikan tingkat harga secara umum dari barang/komoditas dan jasa selama suatu periode waktu tertentu. Inflasi dapat dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya penurunan nilai unit penghitungan moneter terhadap suatu komunitas (Karim, 2007). Inflasi yang berlebihan akan dapat menyebabkan berkurangnya kesejahteraan karena menurunnya daya beli (purchasing power). 31

24 Namun, inflasi tidak selamanya berdampak buruk bagi perekonomian. Inflasi yang terjadi bisa berdampak baik, selama masih bisa terkontrol. Inflasi yang terkontrol dapat memotivasi para produsen untuk berproduksi, karena barang dan jasanya mengalami kenaikan harga jual (asumsi: ceteris paribus). Dengan ekspansi produksi yang terjadi, permintaan terhadap pembiayaan juga akan bertambah. Bertambahnya permintaan pembiayaan tersebut biasanya juga akan diikuti dengan kenaikan bunga/nisbah yang diisyaratkan oleh bank. Maka dapat disimpulkan bahwa inflasi yang terkontrol akan berdampak positif terhadap profitabiliats Bank Umum Syariah melalui peningkatan kuantitas produk yang dibiayai dan peningkatan nisbah yang diterima oleh Bank Umum Syariah. Menurut Karim (2007), tingkat inflasi sendiri dapat diperoleh dengan rumus: Keterangan: CPI = Consumer Price Index/Indeks Harga Konsumen Sertifikat Bank Indonesia Syariah Instrumen kebijakan moneter berdasarkan prinsip Syariah yang pertama sebagai instrumen penyerap likuiditas seperti Bank Konvensional yaitu Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI). SWBI adalah sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip Wadiah. Namun, setelah diterbitkannya SWBI tersebut, banyak pelaku Bank Syariah maupun Unit Usaha Syariah 32

25 mengeluhkan nilai return pada penempatan dana SWBI yang lebih rendah dibandingkan dengan penempatan dana Bank Konvensional di Sertifikat Bank Indonesia yang konvensional. Melalui keluhan tersebut, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan kembali yang mengatur ulang tentang instrumen penyerap likuiditas yang berdasarkan Syariah untuk lebih menguntungkan dalam hal return terhadap dana yang ditempatkan kepada Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia, yaitu dengan menerbitkan Peraturan bank Indonesia Nomor 10/11/PBI/2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah. Sertifikat Bank Indonesia Syariah adalah surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan Bank Indonesia. SBIS yang diterbitkan oleh Bank Indonesia menggunakan akad Ju alah. Akad ju alah adalah janji atau komitmen (iltizam) untuk memberikan imbalan tertentu ( iwadh/ju l) atas pencapaian hasil (natijah) yang ditentukan dari suatu pekerjaan. Dengan tingginya tingkat imbalan SBIS, maka akan berdampak pada keinginan Bank Umum Syariah dalam mengalokasikan dananya untuk SBIS untuk kemudian mengharapkan tingkat imbalan yang tinggi dan meningkatkan pendapatan perusahaan Kurs Bank Indonesia Menurut Karim (2007), Exchange Rate (nilai tukar uang) atau yang lebih populer dikenal dengan sebutan kurs mata uang adalah catatan (quotation) harga pasar dari mata uang asing (foreign currency) dalam 33

26 harga mata uang domestik (domestic currency) atau resiprokalnya, yaitu harga mata uang domestik dalam mata uang asing. Kurs mempunyai peran penting dalam rangka tercapainya stabilitas moneter. Nilai tukar yang stabil diperlukan untuk terciptanya iklim yang kondusif bagi peningkatan kegiatan dunia usaha. Secara garis besar, sejak tahun 1970, Indonesia telah menerapkan tiga sistem nilai tukar, yaitu sistem nilai tukar tetap mulai tahun 1970 sampai tahun 1978, sistem nilai tukar mengambang terkendali sejak tahun 1978, dan sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate system) sejak 14 Agustus Dengan diberlakukannya sistem yang terakhir ini, nilai tukar Rupiah sepenuhnya ditentukan oleh pasar sehingga kurs yang berlaku adalah benar-benar merupakan cerminan keseimbangan antara kekuatan penawaran dan permintaan. Untuk menjaga stabilitas nilai tukar, Bank Indonesia pada waktu-waktu tertentu melakukan upaya sterilisasi pada pasar valuta asing, khususnya pada saat terjadi gejolak kurs yang berlebihan. Bank akan memperoleh pendapatan berupa fee dan selisih kurs ketika terjadinya fluktuasi atas nilai tukar mata uang asing. Dengan meningkatnya fluktuasi mata uang asing, maka diharapkan Bank Umum Syariah akan mendapatkan pendapatan lebih atas fee atau selisih kurs atas transaksi dengan mata uang asing. 2.2 Kerangka Teori Berdasarkan penjelasan teoritis mengenai faktor internal dan faktor eksternal di atas maka dapat dibuat keranngka teoritis sebagai berikut: 34

27 Gambar 2.1 Kerangka Teoritis 2.3 Penelitian Terdahulu Pada penelitian yang dilakukan oleh Muhammad (2011) untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor-faktor internal spesifik bank maupun faktor-faktor eksternal bank yang diwakili oleh faktor-fakor terkait kondisi makro ekonomi terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia periode Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mencari model estimasi yang terbaik untuk estimasi profit. Variabel yang digunakan adalah ROA (Return on Assets), ROE (Return on Equity), NIM (Net Interest Margin), CAR (Capital Adequacy Ratio), LLR (Loan Loss Ratio), OER (Operating Expense Ratio), FDR (Financing to Deposit Ratio), dan CPI (Consumer Price Index). Metode regresi linear berganda digunakan pada tiga model estimasi yang berbeda, yakni model ROE, ROA, dan NIM. Hasilnya adalah model estimasi terbaik di dalam penelitian ini adalah model ROE (Return On Equity). Kemudian OER (Operating Expense Ratio), berpengaruh negatif signifikan di semua model. Selanjutnya LLR (Loan Loss Ratio) berpengaruh negatif signifikan, namun hanya pada model ROA (Retun On 35

28 Assets) dan NIM (Net Interest Margin). Kemudian CPI (Consumer Price Index) berpengaruh negatif signifikan hanya pada model ROE (Return On Equity). Setelah itu, variabel dummy (krisis financial global tahun 2008) hanya berpengaruh negatif signifikan pada model ROA (Return On Assets). Sedangkan CAR (Capital Adequacy Ratio) dan FDR (Financing to Deposit Ratio) tidak berpengaruh signifikan. Penelitian tentang profitabilitas kemudian diperdalam oleh Alhamditia (2012), untuk mengetahui model manakah yang terbaik diantara Return on Assets, Return on Equity, dan Gross Profit Margin yang paling baik digunakan sebagai model estimasi profitabilitas Bank Syariah Mandiri dan mengetahui apakah tingkat pembiayaan bagi hasil, permodalan, efisiensi operasi, dan likuiditas berpengaruh secara bersama-sama (simultan) atau parsial terhadap tingkat profitabilitas Bank Syariah Mandiri dengan menggunakan metode regresi linear berganda. Peneliti menggunakan metode penelitian kuantitafif dengan memakai data sekunder yaitu laporan keuangan bulanan Bank Syariah Mandiri periode Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ROA, ROE, dan GPM. Sedangkan variabel independen adalah MMR, CAR, BOPO, dan FDR. Hasil dari penelitian ini adalah model ROA merupakan estimasi terbaik yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri dilihat dari berpengaruhnya tiga varibel independen secara signifikan pada model ROA. Kemudian, tingkat pembiayaan bagi hasil (MMR) berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas pada model ROE, sedangkan pada model ROA dan GPM tidak berpengaruh signifikan. CAR berpengaruh negatif signifikan pada model ROA dan ROE, namun tidak berpengaruh signifikan pada model GPM. BOPO berpengaruh negatif 36

29 signifikan pada model ROA dan GPM, namun tidak berpengaruh signifikan pada ROE. FDR berpengaruh negatif signifikan hanya pada model ROA dan tidak signifikan pada model ROA dan GPM. Tabel 2.2 Rangkuman Penelitian Terdahulu No Penelitian 1. Ghazali (2008) 2. Muhamad (2011) Lingkup Penelitian 60 Bank Syariah di 60 negara, periode Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri (BSM), dan Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI), periode Variabel Dependen ROA, ROE, dan NIM ROE, ROA, dan NIM Variabel Independen Equity to Asset Ratio (EAR), Loan to Loss Reserve (LLR),Cost to Income Ratio (CIR), Liquid Assets to Short Term Funding (LIQ), Net Loans to Asset Ratio (NLA), GDP Growth (GG), Inflation (CPI) CAR, Loan Loss Reserve (LLR), Operational Efficiency Ratio (OER), Net Loans to Asset Ratio (NLA), FDR, GDP Growth (GG), dan Hasil Penelitian Model estimasi terbaik ialah ROA. EAR dan GG berpengaruh signifikan (+) pada model ROA. GG berpengaruh signifikan (+) pada model ROE. LLR dan NIM berpengaruh signifikan (+) pada model NIM. CIR berpengaruh signifikan (-) pada model ROA dan ROE. Model estimasi terbaik ialah ROE. OER signifikan (-) di semua model. LLR dan NLA signifikan (-), hanya pada model ROA dan NIM. CPI signfikan (-) hanya pada model ROE. Variabel dummy (krisis financial 37

30 Consumer Price Index (CPI) global tahun 2008) hanya signifikan (-) di dalam model ROA. Sedangkan CAR,FDR, dan GG tidak signifikan. 3. Alhamditi a (2012) Bank Syariah Mandiri ROE, ROA, dan GPM Mudharaba h Musyarakah Ratio (MMR), CAR, BOPO, dan FDR Model estimasi terbaik adalah ROA. MMR signifikan (-) pada model ROE. CAR signifikan (-) di model ROA dan ROE. Bopo signifikan (-) pada ROE. FDR signifikan (-) pada model ROA dan tidak signifikan pada model ROA dan GPM. Penelitian ini merupakan replikasi terhadap penelitian-penelitian sebelumnya. Namun demikian, ada beberapa modifikasi variabel dependen maupun independen serta perubahan jangka waktu yang lebih panjang. Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian lainnya yang telah ada sebelumnya antara lain: 1. Perbedaan pada variabelnya, yaitu tingkat profitabilitasnya sebagai variabel dependen yang diproyeksikan dengan ROA (Return On Assets), ROE (Return On Equity), GPM (Gross Profit Margin), dan NIM (Net non-interest Margin), dan variabel independen yang diproyeksikan dengan pembiayaan bagi hasil, permodalan, kualitas portfolio, efisiensi operasi, 38

31 likuiditas, dan ekonomi makro pada Bank Umum Syariah yang dalam penelitian ini yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri (BSM), dan Bank Mega Syariah (BSMI). 2. Perbedaan dalam hal periode waktu. Penelitian ini menggunakan periode waktu tahun dengan menggunakan data laporan keuangan triwulan. 2.4 Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis laporan keuangan triwulanan Bank Umum Syariah di Indonesia periode dari segi keuangan dengan menggunakan analisis berdasarkan Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Gross Profit Margin (GPM) dan Net non-interest Margin (NIM) untuk mengukur tingkat profitabilitas. Karakteristik riset ini adalah sebagai berikut : 1. Jenis riset ini adalah riset kuantitatif. 2. Dimensi waktu riset adalah melibatkan urutan waktu (time series). 3. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan metode pengumpulan data sekunder (tidak langsung). 4. Unit analisis yang digunakan ialah 3 (tiga) Bank Umum Syariah di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Umum Syariah Mandiri (BSM), Bank Mega Syariah (BMS). 2.5 Pengembangan Hipotesis Hipotesis ialah sebuah klaim atau asumsi tentang sebuah nilai yang menjadi parameter suatu populasi. Hipotesis bisa berbentuk sebuah penjelasan 39

32 mengenai sebuah fenomena atau sebuah usul yang masuk akal mengenai hubungan yang mungkin terjadi diantara berbagai fenomena. Pengujian hipotesis yang dilakukan adalah pengujian hipotesis null (H 0 ) yang menyatakan bahwa koefisien korelasi tidak berarti atau tidak signifikan sedangkan hipotesis alternatif (H A ) menyatakan bahwa koefisien korelasinya berarti atau signifikan. Adapun perumusan H 0 dan H A adalah sebagai berikut : Variabel Internal: H 01 : Mudharabah Musyarakah Ratio (MMR) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah H A1 : Mudharabah Musyarakah Ratio (MMR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah H 02 : Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah H A2 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah H 03 : Loan Loss Reserve (LLR) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah H A3 : Loan Loss Reserve (LLR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah H 04 : Operational Efficiency Ratio (OER) tidak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah H A4 : Operational Efficiency Ratio (OER) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah 40

33 H 05 : Net Loan in Asset Ratio (NLA) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah H A5 : Net Loan in Asset Ratio (NLA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah H 06 : Financing Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah H A6 : Financing Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah Variabel Eksternal (Kondisi Ekonomi Makro): H 07 : GDP Growth (GG) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah H A7 : GDP Growth (GG) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah H 08 : Inflasi dengan ukuran Consumer Price Index (CPI) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah H A8 : Inflasi dengan ukuran Consumer Price Index (CPI) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah H 09 : Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah H A9 : Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah H 010 : Kurs Bank Indonesia (KBI) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah H A10 : Kurs Bank Indonesia (KBI) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah 41

34 Tabel 2.3 Rangkuman Hipotesis Penelitian Hipotesis H 01 H A1 H 02 H A2 H 03 H A3 H 04 H A4 H 05 H A5 H 06 H A6 H 07 H A7 H 08 H A8 H 09 H A9 H 010 H A10 MMR tidak berpengaruh (+) signifikan terhadap profitabilitas MMR berpengaruh (+) signifikan terhadap profitabilitas CAR tidak berpengaruh (+) signifikan terhadap profitabilitas CAR berpengaruh (+) signifikan terhadap profitabilitas LLR tidak berpengaruh (+) signifikan terhadap profitabilitas LLR berpengaruh (+) signifikan terhadap profitabilitas OER tidak berpengaruh (-) signifikan terhadap profitabilitas OER berpengaruh (-) signifikan terhadap profitabilitas NLA tidak berpengaruh (+) signifikan terhadap profitabilitas NLA berpengaruh (+) signifikan terhadap profitabilitas FDR tidak berpengaruh (+) signifikan terhadap profitabilitas FDR berpengaruh (+) signifikan terhadap profitabilitas GG tidak berpengaruh (+) signifikan terhadap profitabilitas GG berpengaruh (+) signifikan terhadap profitabilitas CPI tidak berpengaruh (+) signifikan terhadap profitabilitas CPI berpengaruh (+) signifikan terhadap profitabilitas SBIS tidak berpengaruh (+) signifikan terhadap profitabilitas SBIS berpengaruh (+) signifikan terhadap profitabilitas KBI tidak berpengaruh (+) signifikan terhadap profitabilitas KBI berpengaruh (+) signifikan terhadap profitabilitas Sumber: Hasil Olah Penulis 42

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. diartikan sebagai: Lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. diartikan sebagai: Lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Pengertian Bank Mengacu pada Kasmir (2007) pengertian bank secara sederhana dapat diartikan sebagai: Lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan tingkat perekonomian yang terjadi di Indonesia, peningkatan pertumbuhan pada sektor ekonomi perbankan juga terjadi. Saat ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pembiayaan Dua fungsi utama bank syariah adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah pemberian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Landasan teori sangat mutlak diperlukan dalam sebuah penelitian karena di dalam kerangka teori penelitian akan mempunyai dasar yang jelas untuk menganalisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1997, Indonesia mengalami krisis moneter yang mampu merubah perekonomian menjadi sangat terpuruk. Hal ini berakibat kepada perusahaanperusahaan yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan i BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Menurut UU Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, perbankan nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan konvensional dan sistem perbankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Umum Perbankan Syariah 2.1.1.1 Pengertian Bank Syariah Bank syariah merupakan lembaga keuangan perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa-jasa lainnya. Menurut UU

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja keuangan Bank Muamalat Bank Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah menggunakan akad Mudharabah Mutlaqah.

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH Oleh : Junaedi,SE,M.Si Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan perbankan. Pertumbuhan ekonomi tergantung dari baik atau buruknya keadaan keuangan Negara dan peran

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2012), bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembangunan perekonomian tidak dapat lepas dari sektor perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Fundamental Teori fundamental adalah teori yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teori ini menitikberatkan pada rasio finansial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan( NPL), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia mengakibatkan menurunnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam terhadap dolar Amerika Serikat. Dari tingginya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu negara tergantung pada lembaga keuangannya. Lembaga keuangan terutama perbankan berperan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Syariah 2.1.1 Pengertian Perbankan adalah suatu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan jasa pengiriman uang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini menggunakan dua peneliti terdahulu sebagai rujukan. Rujukan yang pertama menggunakan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini Pudji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan perkembangan ekonomi global sangat mempengaruhi pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Salah satunya perubahan perubahan pada nilai suatu mata uang Rupiah

Lebih terperinci

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi islam identik dengan berkembangannya lembaga keuangan syariah. Bank syariah sebagai lembaga keuangan telah menjadi lokomotif bagi berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan berperan dalam mempermudah proses pengalihan dana dari pihak yang kelebihan dana pada pihak yang membutuhkan dana, untuk melakukan proses tersebut, perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebijakan kebijakan pemerintah dalam bidang perbankan antara lain adalah paket deregulasi Tahun 1983, paket kebijakan 27 Oktober 1988, paket kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 2.1.1 Pengertian Perbankan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Peran Bank Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bank Syariah Perbankan syariah dalam dunia internasional dikenal sebagai Islamic Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad

Lebih terperinci

kemaslahatan, Keseimbangan, dan Universalisme.

kemaslahatan, Keseimbangan, dan Universalisme. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun sistem perekonomian dan keuangan indonesia karena dapat berfungsi sebagai intermediary institution yaitu lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memperoleh laba merupakan tujuan utama berdirinya suatu badan usaha, baik badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Yayasan maupun bentuk-bentuk badan usaha

Lebih terperinci

ABSTRACT ABSTRAK. Era Rizkita Alhamditia; Mohamad Heykal. 186 BINUS BUSINESS REVIEW Vol. 4 No. 1 Mei 2013:

ABSTRACT ABSTRAK. Era Rizkita Alhamditia; Mohamad Heykal. 186 BINUS BUSINESS REVIEW Vol. 4 No. 1 Mei 2013: ANALISIS ESTIMASI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI TINGKAT PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA (STUDI KASUS PT BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE 2008-2011) Era Rizkita Alhamditia; Mohamad Heykal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga mengalami penurunan yaitu industri perbankan Indonesia. Dengan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. juga mengalami penurunan yaitu industri perbankan Indonesia. Dengan mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank Indonesia (BI) memprediksi tahun 2016 ini, fundamental ekonomi Indonesia kedepan akan semakin membaik dan lebih kokoh dengan stabilitas yang lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Bank Syariah Menurut Undang undang nomor 10 Tahun 1998, Bank Umum adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada dua penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh: 1. Ibnu Fariz (2012) Penelitian terdahulu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada empat penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh: 1. Nisrina Yuli Astrie (2015) Penelitian

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sektor Perbankan 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Negara Republik Indoneisa Nomor 10 tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan yaitu badan usaha yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak sepuluh tahun terakhir di Indonesia telah diperkenalkan suatu sistem perbankan dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif

Lebih terperinci

BAB II. pendapatan total perusahaan dengan biaya totalnya. Menurut Kusnadi dkk (2004),

BAB II. pendapatan total perusahaan dengan biaya totalnya. Menurut Kusnadi dkk (2004), BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Pendapatan/Laba Teori Pendapatan/Laba adalah pendapatan bersih yang di lihat dari selisih antara pendapatan total perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan menerapkan prinsip-prinsip syariah diantaranya adalah:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan menerapkan prinsip-prinsip syariah diantaranya adalah: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Perbankan Syariah Perbankan syariah bergerak menggunakan sistem berbasis ekonomi Islam. Muhammad (2013:178) menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, PR, Dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, PR, Dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada dua penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh: 1. Ibnu Fariz (2012) Penelitian terdahulu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam menganalisis laporan keuangan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Bentuk Hukum, Permodalan dan Kepemilikan Bank Syariah

II. TINJAUAN PUSTAKA Bentuk Hukum, Permodalan dan Kepemilikan Bank Syariah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Syariah Bank Syariah adalah bank umum yang sebagaimana dimaksud dalam UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan yang saat ini telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis yang melanda dunia perbankan Indonesia sejak tahun 997 telah menyadarkan semua pihak bahwa perbankan dengan sistem konvensional bukan merupakan satu-satunya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank Bank merupakan salah satu sarana yang memiliki peran strategis dalam usaha meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi syariah atau biasa disebut dengan Ekonomi Islam, semakin popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negaranegara barat. Banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini merujuk pada dua penelitian sebelumnya yaitu : 1. Sofan Hariati (2012) Peneliti terdahulu yang dijadikan rujukan oleh penulis adalah peneliti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perbankan a. Definisi Perbankan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Loan to Deposit Ratio (LDR) 2.1.1 Pengertian Loan to Deposit Ratio (LDR) Pengertian Loan to Deposit Ratio menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/7/PBI/2013 Tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh : 1. Tan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum dalam teori stakeholders menyatakan bahwa perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum dalam teori stakeholders menyatakan bahwa perusahaan 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Stakeholders Perusahaan merupakan entitas yang harus memberikan manfaat kepada stakeholders tidak hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri. Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kinerja dan tingkat perekonomian yang dihasilkan, dimana salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Edhi Satriyo Wibowo & Muhammad Syaichu (2013) Penelitian yang kedua dari Edhi Satriyo Wibowo, Muhammad Syaichu berjudul tentang Analisis Pengaruh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup. BAB II LANDASAN TEORI A. Profitabilitas Sebagaimana dengan Bank Umum lainnya, tugas utama Bank Syariah dalam upaya pencapaian keuntungan adalah dengan mengoptimalkan laba, meminimalkan risiko dan menjamin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1. Waktu dan Tempat Penelitian Data yang diolah dalam Tugas Akhir ini diambil dari PT. Central Asia Tbk. Menurut waktu pengumpulannya, data yang digunakan adalah data time series,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu negara memiliki peranan cukup penting, bahkan dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya Undang undang Nomor 10 tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan

Lebih terperinci

melakukan penelitian yang berkaitan dengan rasio keuangan khususnya pada perusahaan perbankan syariah di Indonesia. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

melakukan penelitian yang berkaitan dengan rasio keuangan khususnya pada perusahaan perbankan syariah di Indonesia. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Hasil penelitian diharapkan dapat mendukung penelitian selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan rasio keuangan khususnya pada perusahaan perbankan syariah di Indonesia. BAB II TINJAUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah), A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bank syariah melakukan kegiatan operasionalnya dengan menghimpun dana dari masyarakat, dana yang telah dihimpun kemudian akan disalurkan kembali kepada nasabah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, yaitu : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jurnal yang digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Ayu Yanita Sahara (2013) Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan salah satu lembaga keuangan paling strategis sangat penting bagi pendorong kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan dalam bidang perekonomian suatu Negara, khususnya di bidang pembiayaan perekonomian. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertin Kinerja Keuangan Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata syariah berasal dari bahasa Arab, dari kata syara a, yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata syariah berasal dari bahasa Arab, dari kata syara a, yang berarti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Perbankan Syariah Kata syariah berasal dari bahasa Arab, dari kata syara a, yang berarti jalan, cara dan aturan. Syariah digunakan dalam arti luas dan sempit.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Semua sektor usaha baik sektor industri, perdagangan, pertanian, perkebunan, jasa, perumahan, dan lainnya sangat membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak 1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak perekonomian yang mempengaruhi seluruh aspek masyarakat. Salah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Tinjauan teoritis ini sangat diperlukan untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan dalam ulasan penelitian. Studi kepustakaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam menstabilkan perekonomian suatu negara. Bank sebagai lembaga intermediasi yang mempertemukan antara pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perekonomian suatu negara saat ini Lembaga Perbankan memiliki peranan yang cukup penting, bahkan dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari sebagian besar melibatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Bank Dalam suatu negara, peranan bank sangat mempengaruhi keadaan di dalam negara tersebut, khususnya dalam segi perekonomian yang dapat berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian yang mengelola dana dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, lembaga pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tanggal 1 November 1991 yang kemudian diikuti dengan keluarnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia kini menjadi salah satu isu utama dalam perkembangan dunia memasuki abad ke-21. Krisis ekonomi yang kembali melanda negara-negara di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perbankan Syariah Bank Umum Syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. bonus Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). perbankan syariah. Sedangkan suku bunga kredit, presentase profit dan loss

IV. GAMBARAN UMUM. bonus Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). perbankan syariah. Sedangkan suku bunga kredit, presentase profit dan loss 40 IV. GAMBARAN UMUM Pada penelitian ini instrumen moneter yang digunakan diklasifikasikan menjadi dua, yaitu instrumen moneter konvensional dan syariah. Instrumen moneter konvensional dicerminkan melalui

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Bank Syariah Berdasarkan Undang-undang nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah bab 1 pasal 1. Perbankan syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Pada dasarnya bank syariah sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Praktik perbankan di Indonesia saat ini menganut dual banking system, yaitu adanya bank konvensional dan bank syariah. Sistem ini di dasarkan atas Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang menjadi bahan rujukan pada penelitian ini adalah : 1. Dimas Maulana, (2012) Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank bersangkutan (Frianto, 2012:71).

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank bersangkutan (Frianto, 2012:71). 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Awal kelahiran sistem perbankan syariah di latar belakangi oleh pembentukan sistem berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini, perbankan sebagai lembaga keuangan memiliki peran besar dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara, bank telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perekonomian dunia saat ini tidak dapat dipisahkan dari dunia perbankan. Jika dilihat dari pendanaan, hampir semua aktivitas pendanaan menggunakan perbankan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut McKinsey (2013), perekonomian Indonesia sangat menjanjikan. Saat

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut McKinsey (2013), perekonomian Indonesia sangat menjanjikan. Saat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut McKinsey (2013), perekonomian Indonesia sangat menjanjikan. Saat ini, perekonomian Indonesia berada diurutan keenambelas dan pada 2030, diperkirakan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan dampak bagi perekonomian di indonesia terutama pada struktur perbankan. Hal ini menyebabkan krisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Penelitian Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan bank konvensional yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi tidak lepas dari peranan sektor perbankan sebagai lembaga pembiayaan bagi sektor riil. Pembiayaan yang diberikan sektor perbankan kepada sektor riil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tahun 2009 merupakan tahun terjadinya krisis global mulai berdampak pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara maju pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, peran lembaga keuangan sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan perekonomian Indonesia. Menurut SK Menkeu RI No. 792 Tahun 1990, lembaga

Lebih terperinci

Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 18, No 2,Oktober 2011 ISSN :

Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 18, No 2,Oktober 2011 ISSN : ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN LABA RUGI DAN NILAI TAMBAH PADA BANK SYARI AH (Studi Kasus pada PT Bank Syahriah Mandiri) Ir. Zefriyenni, MM, Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci