BAB IV HASIL PENELITIAN
|
|
- Budi Darmali
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL PENELITIAN Pada penelitian, digunakan video berformat AVI dengan bitrate default sebesar 1079 kib/s dan frame rate sebesar 25 frame per second. 4.1.Video pada Bitrate 64 kib/s Berikut ini adalah hasil keseluruhan dari penelitian untuk video dengan Bitrate 64 kib/s. Gambar 4.1 merupakan hasil benchmark untuk frame per second rata-rata untuk bitrate 64 kib/s, dan bisa dilihat pada grafik nilai rata-rata GPON selalu lebih tinggi daripada Ethernet. Dalam hasil yang lebih mendetail, bisa dilihat bahwa hasil rata-rata GPON selalu lebih unggul dalam setiap bandwidth yang disediakan. Perlu diperhatikan, dalam bitrate 64 kib/s hasil gambar yang dihasilkan tidaklah nyaman untuk disaksikan. Meskipun begitu hasil rata-rata diantara keduanya tidaklah jauh berbeda. Hal ini dikarenakan bitrate dari film yang diputar terbilang kecil, dan bandwidth yang disediakan juga mencukupi untuk bitrate film tersebut. Pada Gambar 4.2 dapat dilihat nilai maksimum frame yang ditampilkan pada layar. Yang menarik adalah, pada bandwidth 64 kib/s, frame maksimum yang dihasilkan pada Ethernet lebih tinggi dari GPON. Tetapi hal itu diimbangi dengan turunnya frame pada detik sebelumnya, grafik dapat dilihat di Gambar
2 Hasil pada percobaan ini masih samar, karena secara kasat mata, gambar yang dihasilkan sama-sama halus, karena frame yang ditampilkan masih dalam angka di atas 20 frame per second. Tetapi seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa dalam bitrate 64 kib/s kualitas gambar sangatlah tidak nyaman disaksikan. Gambar 4.1 Hasil Frame Per Second rata-rata untuk bitrate 64 kib/s FPS Gambar 4.2 Hasil Frame Per Second maksimum untuk bitrate 64 kib/s 56
3 Gambar 4.3 Hasil Frame Per Second minimum untuk bitrate 64 kib/s Gambar 4.4 Jumlah keseluruhan frame untuk bitrate 64 kib/s 57
4 Jumlah frame merupakan hasil kali dari rata-rata frame per second dengan waktu yang dibutuhkan dalam percobaan, yaitu 120 detik. Salah satu perbedaan yang signifikan dalam percobaan ini adalah adalah pada bandwidth 64 kib/s, dapat dilihat grafiknya pada Gambar 4.4. Secara umum, kualitas frame per second yang dihasilkan baik, karena data yang dialirkan hanya 64 kib/s tetapi kualitas gambar yang dihasilkan tidak nyaman untuk disaksikan Hasil Detail untuk Bandwidth 64 kib/s Pada hasil percobaan pertama, dapat dilihat bahwa frame per second mediaethernet sangat fluktuatif. Sementara media GPON sangat stabil dengan hanya beberapa kali mengalami ripple, memang pada hasil percobaan, media GPON sangat halus memutar video, sementara media ethernet Gambar 4.5 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth 64 kib/s 58
5 Hasil Detail untuk Bandwidth 128 kib/s Pada percobaan selanjutnya, diketahui bahwa Ethernet mulai stabil dalam bandwidth 128 kib/s, perhatikan Gambar 4.6. Hal ini terjadi karena tersedianya bandwidthyang mencukupi kebutuhan data dengan bitrate 64 kib/s. Tetapi tetap terjadi fluktuasi yang cukup mengganggu di beberapa waktu Gambar 4.6 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth 128 kib/s Hasil Detail untuk Bandwidth 256 kib/s Pada percobaan ini, terlihat bahwa masih terjadi ripple pada media Ethernet. Meskipun seharusnya bandwidth yang disediakan sudah mencukupi data yang dibutuhkan, tetapi masih sering terjadi penurunan frame per second pada beberapa waktu. Hal ini tidak terlalu berpengaruh, karena penuruan 1 sampai 3 frame per second, tidak akan terlihat secara kasat mata. Perhatikan Gambar 4.6 dan Gambar 4.7, penurunan lebih banyak terjadi pada percobaan dengan bandwidth 256 kib/s. 59
6 Gambar 4.7 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth 256 kib/s Hasil Detail untuk Bandwidth 512 kib/s Pada percobaan bandwidth512 kib/s frame per second lebih stabil, karena jalur yang disediakan lebih lebar untuk data 64 kib/s. Perhatikan Gambar 4.8, Ethernet hanya mengalami penurunan frame per second pada sekitar detik ke 53, cukup signifikan dan cukup terlihat secara kasat mata. Tetapi secara keseluruhan hasil video berjalan baik. Gambar 4.8 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth 512 kib/s 60
7 Hasil Detail untuk Bandwidth 1024 kib/s Hasil percobaan untuk bandwidth 1024 kib/s dapat dilihat pada Gambar 4.9, frame per second yang dihasilkan hampir mirip dengan percobaan pada Gambar 4.8. Terjadi dropframe per second pada waktu yang hampir sama dengan percobaan sebelumnya untuk Ethernet. Sementara GPON masih menghasilkan frame per second yang stabil dengan sedikit ripple. Gambar 4.9 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth 1024 kib/s Hasil Detail untuk Bandwidth Default Perhatikan gambar 4.10, masih terjadi drop frame per second pada media Ethernet. Perubahan frame per second lebih dari 5 akan berpengaruh terhadap hasil gambar yang terlihat berhenti sesaat sehingga tidak nyaman untuk pelanggan. 61
8 Gambar 4.10 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth default 4.2. Video pada Bitrate 128 kib/s Berikut ini adalah hasil keseluruhan dari penelitian untuk video dengan Bitrate 128 kib/s, bisa dilihat dari hasil rata-rata frame per secondgpon yang lebih tinggi daripada Ethernet, untuk lebih jelaskan perhatikan Gambar Sekilas tampak bahwa hasil pertama adalah sama, tetapi Ethernet memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi daripada GPON. Pada percobaan ini memang sempat terjadi sesuatu dengan server saat memutar video dalam media GPON. Tetapi, seiring dengan meningkatnya bandwidth yang diberikan, nilai dari percobaan Ethernet semakin menurun. Memang sempat terjadi perdebatan saat terjadi penurunan kualitas frame per second, tetapi akhirnya diketahui bahwa saat melakukan penelitian, suhu sistem dari server mengalami kenaikan, dan mempengaruhi hasil output yang diberikan. Hal tersebut jelas terlihat, perhatikan Gambar 4.12, Gambar 4.13, dan Gambar 4.13, seluruh parameter yang diberikan menurun, dan kembali normal saat bandwidth dilepas. 62
9 Gambar 4.11 Hasil Frame Per Second rata-rata untuk bitrate 128 kib/s Gambar 4.12 Hasil Frame Per Second maksimum untuk bitrate 128 kib/s 63
10 Gambar 4.13 Hasil Frame Per Second minimum untuk bitrate 128 kib/s Gambar 4.14 Jumlah keseluruhan frame untuk bitrate 128 kib/s 64
11 Hasil Detail untuk Bandwidth 64 kib/s Hasil percobaan dapat dilihat pada Gambar 4.15, hasil kedua media masih terjadi banyak ripple sebanyak 1 2 frame dari frame per second referensi. Tetapi hal tersebut tidak terlalu banyak berpengaruh karena tidak menimbulkan gambar yang terhenti sesaat. Gambar 4.15 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth 64 kib/s Hasil Detail untuk Bandwidth 128 kib/s Hasil percobaan ini dapat dilihat dari Gambar 4.16, kedua media berjalan stabil dengan sedikit ripple. Tetapi Ethernet memiliki ripple dengan penurunan frame per second yang lebih tinggi dibandingkan dengan GPON. Tetapi penurunan frame per second tidak berpengaruh terhadap hasil video. Gambar 4.16 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth 128 kib/s 65
12 Hasil Detail untuk Bandwidth 256 kib/s Hasil percobaan ini dapat dilihat pada Gambar 4.17, GPON berjalan stabil, tetapi Ethernet mengalamin penurunan frame per second yang diakibatkan oleh limitasi hardware yang digunakan dalam penelitian ini. Sehingga gambar yang dihasilkan tidak nyaman untuk disaksikan. Gambar 4.17 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth 256 kib/s Hasil Detail untuk Bandwidth 512 kib/s Hal yang sama terjadi pada percobaan ini, perhatikan Gambar 4.18, GPON tetap berjalan stabil, sementar Ethernet terjadi banyak sekali ripple dengan penurunan frame per second yang sangat signifikan. Gambar 4.18 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth 512 kib/s 66
13 Hasil Detail untuk Bandwidth 1024 kib/s Penurunan frame per second masih terjadi, perhatikan Gambar 4.18, ripple juga terjadi cukup signifikan dan mempengaruhi hasil output video yang dihasilkan. Terlebih dengan penurunan frame per second lebih dari 10 frame per second. Gambar 4.19 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth 1024 kib/s Hasil Detail untuk Bandwidth Default Hasil percobaan dapat dilihat pada Gambar 4.20, frame per second yang dihasilkan oleh Ethernet sudah normal sesuai referensi. Tetapi tetap terjadi drop frame per second pada detik ke 28. Gambar 4.20 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth default 67
14 4.3. Video pada Bitrate 256 kib/s Berikut ini adalah hasil keseluruhan dari penelitian untuk video dengan Bitrate 256 kib/s, dapat dilihat pada Gambar 4.21, pada percobaan awal pada 64 kib/s dan 128 kib/s, nilai rata-rata frame per second berada di bawah nilai rata-rata pada frame per second 512 kib/s. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kapasitas data yang dialirkan ke dalam media, sehingga meningkatkan kebutuhan bandwidth yang dibebankan kepada media. Karena peripheral bekerja tanpa henti sejak dimulai percobaan, terlihat ada penurunan kualitas frame per second pada bandwidth 1024 kib/s dan bandwidth default. Server, client, dan media mengalami penurunan kualitas karena dipergunakan tanpa henti sejak awal percobaan. Maka diputuskan untuk menghentikan percobaan sebelum berlanjut ke bitrate selanjutnya. Penurunan kualitas dapat diperhatikan dalam Gambar 4.31, Gambar 4.32, Gambar 4.33, dan Gambar Karena seharusnya kualitas frame per second semakin meningkat dengan semakin meningginya bandwidth. Setelah dilakukan sedikit pembenahan, maka frame per second yang dihasilkan kembali normal pada percobaan mode selanjutnya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja media yang sudah mulai menurun karena dipergunakan terus menerus. 68
15 Gambar 4.21 Hasil Frame Per Second rata-rata untuk bitrate 256 kib/s Gambar 4.22 Hasil Frame Per Second maksimum untuk bitrate 256 kib/s 69
16 Gambar 4.23 Hasil Frame Per Second minimum untuk bitrate 256 kib/s Gambar 4.24 Jumlah keseluruhan frame untuk bitrate 256 kib/s 70
17 Hasil Detail untuk Bandwidth 64 kib/s Hasil percobaan dapat dilihat pada Gambar 4.25, ripple terjadi kepada dua media yang diuji. Ethernet tetap memiliki ripple yang tinggi dibandingkan dengan GPON. Pada mode ini, video tidak nyaman disaksikan. Gambar 4.25 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth 64 kib/s Hasil Detail untuk Bandwidth 128 kib/s Hasil percobaan dapat dilihat pada Gambar 4.26, GPON hanya mengalami sedikit ripple, sementara Ethernet masih memiliki ripple yang cukup tinggi. Video masih nyaman untuk disaksikan, dan ripple yang terjadi pada Ethernet tidak terlihat secara kasat mata. Gambar 4.26 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth 128 kib/s 71
18 Hasil Detail untuk Bandwidth 256 kib/s Hasil percobaan dapat dilihat pada Gambar 4.27, ripple tetap terjadi, tetapi tidak merubah video secara signifikan. Dapat dikatakan, video yang dihasilkan memiliki gambar yang cukup stabil. Gambar 4.27 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth 256 kib/s Hasil Detail untuk Bandwidth 512 kib/s Kali ini ripple signifikan terjadi pada GPON, hal ini dikarenakan oleh kesalahan transcoding akibat limitasi hardware yang digunakan, perhatikan Gambar Tetapi secara visual, tidak ada perubahan gambar yang signifikan. Terjadi sedikit gangguan pada Ethernet pada detik ke-98. Gambar 4.28 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth 512 kib/s 72
19 Hasil Detail untuk Bandwidth 1024 kib/s Hasil percobaan dapat dilihat pada Gambar 4.29, ripple tetap terjadi, dan pada awal video sedikit mengganggu untuk media Ethernet. Tetapi secara keseluruhan frame per second yang dihasilkan cukup tinggi dan nyaman untuk dilihat. Gambar 4.29 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth 1024 kib/s Hasil Detail untuk Bandwidth Default Ripple kembali terjadi kepada Ethernet, perhatikan Gambar 4.30, dan hal tersebut sangat mempengaruhi output video yang ditampilkan. Sementara GPON masih stabil dengan sedikit ripple yang tidak kasat mata. Gambar 4.30 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth default 73
20 4.4. Video pada Bitrate 512 kib/s Berikut ini adalah hasil keseluruhan dari penelitian untuk video dengan Bitrate 512 kib/s, bisa dilihat bahwa kembali terjadi penurunan kualitas pada bandwidth setelah 256 kib/s. Tetapi, saat kembali diselidiki, ternyata jumlah frame per second rata-rata pada bandwidth128 kib/s mengalami pelonjakan yang cukup signifikan dari frame per second yang direferensikan, yaitu 25 frame per second. Hal tersebut disebabkan, karena sistem telah beroperasi selama 6 jam lebih, sehingga menyebabkan kesalahan pada transcodingvlc. Perhatikan Gambar 4.31, terlihat bahwa percobaan bandwidth 128 kib/s jauh melampaui percobaan dengan bandwidth default. Pada dua percobaan setelah percobaan bandwidth 256 kib/s, media GPON mengalami penurunan kualitas. Hal ini disebabkan oleh panas hardware yang dihasilkan oleh OLT dan berpengaruh terhadap kinerja serta efisiensi dari sistem itu sendiri. Perhatikan Gambar 4.32 dan Gambar 4.33, posisi frame per second minimum GPON berada di bawah Ethernet pada bandwidth 256 kib/s dan 512 kib/s. Saat itu akhirnya diputuskan untuk kembali menghentikan percobaan karena tidak memungkian untuk melanjutkan percobaan dengan hardware yang sudah dalam keadaan tidak efisien. Kesalahan transcoding ini adalah yang kedua kali terjadi pada media GPON. Keterbatasan hardware dalam pengujian ini (Server dan Client) adalah penyebab utama kesalahan dari transcoding ini. 74
21 Gambar 4.31 Hasil Frame Per Second rata-rata untuk bitrate 512 kib/s Gambar 4.32 Hasil Frame Per Second maksimum untuk bitrate 512 kib/s 75
22 Gambar 4.33 Hasil Frame Per Second minimum untuk bitrate 512 kib/s Gambar 4.34 Jumlah keseluruhan frame untuk bitrate 512 kib/s 76
23 Hasil Detail untuk Bandwidth 64 kib/s Perhatikan Gambar 4.35, sesuai dengan data yang disajikan, memang pada realitanya, video mengalami banyak sekali gangguan dan sesekali memang gambarnya tidak bergerak. Hal tersebut disebabkan oleh kecilnya bandwidth yang disediakan, sementara ukuran file yang harus dikirim sangat besar. Sehingga menghasilkan sebuah video yang tidak nyaman untuk disaksikan. Gambar 4.35 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth 64 kib/s Hasil Detail untuk Bandwidth 128 kib/s Perhatikan Gambar 4.36, frame per second GPON mengalami zero dropframe per second selama beberapa detik. Kesalahan transcoding membuat video pada GPON berada jauh di atas rata-rata frame per second referensi. Meskipun begitu, gambar yang dihasilkan tidak sebaik Ethernet, dan pada pertengahan film, video berjalan lebih cepat, sehingga video yang dihasilkan tidak nyaman untuk disaksikan. 77
24 Gambar 4.36 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth 128 kib/s Hasil Detail untuk Bandwidth 256 kib/s Hasil percobaan dapat dilihat di Gambar 4.37, terjadi beberapa kali dropframe per second pada sistem GPON, dan sangat berpengaruh terhadap hasil akhir video. Hal ini masih terkait akibat kesalahan transcoding yang disebabkan oleh limitasi hardware. Gambar 4.37 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth 256 kib/s 78
25 Hasil Detail untuk Bandwidth 512 kib/s Hasil percobaan dapat dilihat pada Gambar 4.38, terlihat bahwa terjadi drop frame per secondsaat pertengahan pada media GPON, tetapi hanya terdapat sedikit ripple. Sementara pada Ethernet terjadi banyak ripple, tetapi tidak mempengaruhi video secara keseluruhan. Gambar 4.38 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth 512 kib/s Hasil Detail untuk Bandwidth 1024 kib/s Hasil percobaan dapat dilihat pada Gambar 4.39, dan hanya terjadi sedikit ripple, sehingga video pada penelitian ini dapat dikatakan stabil karena frame per second tetap pada referensi. Gambar 4.39 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth 1024 kib/s 79
26 Hasil Detail untuk Bandwidth Default Perhatikan Gambar 4.40, gambar yang dihasilkan memiliki ripple yang tidak terlalu signifikan untuk Ethernet, sehingga masih nyaman untuk disaksikan meskipun ada sedikit gangguan pada bagian akhir video. Gambar 4.40 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth default 4.5. Video pada Bitrate Default Berikut ini adalah hasil keseluruhan dari penelitian untuk video dengan Bitratedefault, dapat dilihat secara jelas pada Gambar 4.41 frame per second mengalami kenaikan. Ini adalah versi terbaik untuk memutar video dengan media GPON ataupun Ethernet, karena pada mode ini tidak ada perubahan bitrate yang akan berpengaruh terhapat output akhir pada client. Bila diperhatikan secara seksama pada Gambar 4.42, Gambar 4.43, dan Gambar 4.44, secara halus grafik mengalami peningkatan 80
27 Gambar 4.41 Hasil Frame Per Second rata-rata untuk bitrate default Gambar 4.42 Hasil Frame Per Second maksimum untuk bitrate default 81
28 Gambar 4.43 Hasil Frame Per Second minimum untuk bitrate default Gambar 4.44 Jumlah keseluruhan frame untuk bitrate default 82
29 Hasil Detail untuk Bandwidth 64 kib/s Perhatikan Gambar 4.45, sesuai dengan data yang disajikan, memang pada realitanya, video mengalami banyak sekali gangguan dan sesekali memang gambarnya tidak bergerak. Hal tersebut disebabkan oleh kecilnya bandwidth yang disediakan, sementara ukuran file yang harus dikirim sangat besar. Sehingga menghasilkan sebuah video yang tidak nyaman untuk disaksikan. Gambar 4.45 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth 64 kib/s Hasil Detail untuk Bandwidth 128 kib/s Perhatikan Gambar 4.46, sesuai dengan data yang disajikan, memang pada realitanya, video mengalami banyak sekali gangguan dan sesekali memang gambarnya tidak bergerak. Hal tersebut disebabkan oleh kecilnya bandwidth yang disediakan, sementara ukuran file yang harus dikirim sangat besar. Sehingga menghasilkan sebuah video yang tidak nyaman untuk disaksikan. 83
30 Gambar 4.46 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth 128 kib/s Hasil Detail untuk Bandwidth 256 kib/s Perhatikan Gambar 4.47, sesuai dengan data yang disajikan, memang pada realitanya, video mengalami banyak sekali gangguan dan sesekali memang gambarnya tidak bergerak. Hal tersebut disebabkan oleh kecilnya bandwidth yang disediakan, sementara ukuran file yang harus dikirim sangat besar. Sehingga menghasilkan sebuah video yang tidak nyaman untuk disaksikan. Gambar 4.47 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth 256 kib/s 84
31 Hasil Detail untuk Bandwidth 512 kib/s Pada percobaan ini, perhatikan Gambar 4.48, Ethernet mengalami zero drop frame per second selama beberapa saat, dan sangat menggangu terhadap hasil output pada client. Hal tersebut disebabkan oleh kecilnya bandwidth yang disediakan, sementara ukuran file yang harus dikirim sangat besar. Sehingga menghasilkan sebuah video yang tidak nyaman untuk disaksikan. Gambar 4.48 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth 512 kib/s Hasil Detail untuk Bandwidth 1024 kib/s Gambar yang dihasilkan cukup stabil dengan penurunan frame per second yang tidak banyak sehingga membuat video nyaman dilihat, perhatikan pada Gambar
32 Gambar 4.49 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth 1024 kib/s Hasil Detail untuk Bandwidthdefault Gambar yang dihasilkan cukup stabil dengan penurunan frame per second yang tidak banyak sehingga membuat video nyaman dilihat, perhatikan pada Gambar Gambar 4.50 Hasil frame per second mendetail untuk bandwidth default 86
VIDEO STREAMING WITH GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK TECHNOLOGY
VIDEO STREAMING WITH GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK TECHNOLOGY Dian Sulayman; Glorius Kusuma; Aditya Pratama Purnomo; Robby Saleh Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang pasti membutuhkan informasi. Ada banyak cara yang dapat dilakukan orang untuk mendapatkan informasi, salah satu contohnya adalah melalui banyak
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Pengujian Frame rate dan Bit rate Pengambilan data dilakukan untuk menguji bagaimana kualitas dari video streaming yang dihasilkan. Data yang diambil adalah adalah bit
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL SIMULASI
50 BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI 4.1 Umum Pada bab ini akan menjelaskan tentang performansi dari proses pengkodean yang menggunakan High 4:4:4 Intra dan Main Profile yang akan ditransmisikan pada jaringan
Lebih terperinciI Ketut Wiratanaya
I Ketut Wiratanaya 5105100151 Latar belakang Permasalahan Tujuan Gambaran sederhana sistem Gambaran sistem yang diimplementasikan Receiver Transmitter File server + aplikasi penjadwalan Distribusi kunci
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 4.1 File Trace Input
BAB IV PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengolahan video dan simulasi jaringan, diperoleh berbagai data output simulasi yang dapat merepresentasikan parameter QoS yang diberikan pada masing-masing simulasi.
Lebih terperinciCARA MERUBAH FORMAT VIDEO MELALUI FORMAT FACTORY
CARA MERUBAH FORMAT VIDEO MELALUI FORMAT FACTORY Yusnita Dewi Yusnita@raharja.info Abstrak Video adalah teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak. Untuk format video itu sendiri
Lebih terperinci1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat saat ini, secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan sistem telekomunikasi.
Lebih terperinciPengujian kinerja server HTTP dilakukan dengan menggunakan software
BAB IV ANALISIS HASIL EKSPERIMEN 4.1 Pengujian 4.1.1 Pengujian server HTTP Pengujian kinerja server HTTP dilakukan dengan menggunakan software httperf yang didapat dari mengunduh pada alamat ftp://ftp.hpl.hp.com/pub/httperf/.
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS REAL TIME VIDEO STREAMING TERHADAP BANDWIDTH JARINGAN YANG TERSEDIA
ANALISIS KUALITAS REAL TIME VIDEO STREAMING TERHADAP BANDWIDTH JARINGAN YANG TERSEDIA Eko Kurniawan (1), Arman Sani (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi khususnya teknologi yang berkaitan dengan Video yang sudah berkembang begitu pesatnya. Semua ini dapat di lihat dari pengunaaan-pengunaan
Lebih terperinciMULTI DIGITAL SIGNATURE PADA VIDEO, AUDIO, DAN SUBTITLE
MULTI DIGITAL SIGNATURE PADA VIDEO, AUDIO, DAN SUBTITLE Garibaldy W Mukti NIM : 13506004 E-mail : Abstrak Plagiarisme merupakan suatu perbuatan meniru atau mengubah suatu karya yang kemudian dipublikasikan
Lebih terperinciAMD - NAMA LAMA ARSITEKTUR BARU
AMD - NAMA LAMA ARSITEKTUR BARU Asfirawati Arifuddin, 111070320 Fakultas Elektronika dan Telekomunikasi Institut Teknologi Telkom Sempron adalah sebutan yang diberikan AMD untuk prosesor kelas bawah mereka.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi memberikan perubahan pada masyarakat untuk memperoleh kebutuhan informasi secara cepat dan murah. Pada saat ini jaringan komputer hanya dimanfaatkan
Lebih terperinciDASAR-DASAR MACROMEDIA FLASH
DASAR-DASAR MACROMEDIA FLASH Flash merupakan program grafis animasi yang diproduksi oleh Macromedia corp, yaitu sebuah vendor software yang bergerak di bidang animais web. Macromedia Flash pertama kali
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. tersebut, tampilan layar program, serta petunjuk penggunaan program.
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Untuk mengimplementasikan program simulasi fluida ini diperlukan beberapa komponen pendukung, yaitu konfigurasi perangkat keras (hardware) dan perangkat
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 1. Processor Intel Core 2 GHz
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Aplikasi ini telah diimplementasikan pada komputer dengan spesifikasi hardware sebagai berikut : 1. Processor Intel Core 2 Duo @2,8 GHz 2. 2 GB RAM 3. 2
Lebih terperinciB A B IV A N A L I S A
76 B A B IV A N A L I S A 4.1 Analisa Utilisasi Pada sisi akses, parameter yang berkaitan dengan transfer data selain bandwidth juga dikenal dengan parameter throughput. Throughput adalah jumlah bit-bit
Lebih terperinciBAB 4. Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada
BAB 4 PENGUJIAN SISTEM DAN HASIL PENGUJIAN 4.1 Skenario Pengujian Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada layanan VoIP, maka langkah selanjutnya adalah penulis mensimulasikan
Lebih terperinciPEMANFAATAN APLIKASI RED5 SEBAGAI STREAMING SERVER DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PEMANFAATAN APLIKASI RED5 SEBAGAI STREAMING SERVER DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Toni Andrian, T. Ahri Bahriun Konsentrasi Teknik Komputer, Departemen Teknik Elektro Fakultas teknik Universitas Sumatera
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman sekarang ini semua teknologi sudah canggih dan mudah untuk mendapatkan informasi. Apalagi dengan adanya internet dimana semua orang dengan mudah mendapatkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN HASIL
BAB IV ANALISA DAN HASIL Hasil yang diperoleh dari pengolahan data dan simulasi ini ada berbagai macam jenis data output yang dinginkan. Seperti file trace video, file trace sender serta file trace receiver
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini membahas cara pengujian dari pengaturan bandwidth pada setiap teknik antrian sistem operasi, dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah GNU/linux dan FreeBSD,
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISA Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi yang telah direncanakan bekerja dengan baik atau tidak. Pengujian sistem juga berguna untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB V ANALISIS. V.1 Analisis Grafik
BAB V ANALISIS V.1 Analisis Grafik Analisis Grafik dilakukan dalam upaya membandingkan delay dari kelima buah skenario grafik yang telah dibuat sebelumnya. Analisis performance grafik dilakukan untuk mencari
Lebih terperinciBAB 7 ANIMASI DAN RENDERING
BAB 7 ANIMASI DAN RENDERING Perintah dan tombol animasi terletak pada daerah sebelah bawah dari jendela 3DSMax. Pengertian animasi adalah hal yang berhubungan dengan pergerakan. Dalam hal ini objek yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jalannya komunikasi maupun transaksi dengan lebih cepat, mudah dan efisien.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi memegang peranan penting dihampir semua sektor kehidupan, tak terkecuali pada sektor telekomunikasi dan komunikasi. Semakin beragamnya aktifitas manusia,
Lebih terperinciBAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM
BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM 3.1 Sasaran Kemampuan Sistem Untuk menjawab beberapa pertanyaan pada rumusan masalah di bagian pendahuluan, sistem yang diusulkan harus memiliki kemampuan sebagai
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM. multicast menggunakan perangkat-perangkat sebagai berikut:
52 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Jaringan Perancangan jaringan untuk aplikasi video streaming dengan metode multicast menggunakan perangkat-perangkat sebagai berikut: 1. 3 buah PC dan 1 buah
Lebih terperinciBAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia
BAB 4 ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas hasil pengukuran data dari layanan IMS pada platform IPTV baik pada saat pelanggan (user) di home network maupun pada saat melakukan roaming atau berada pada
Lebih terperinciFokus kami adalah pada akses jarak jauh dan kontrol kamera setiap saat. Dynamic Transcoding
Fokus kami adalah pada akses jarak jauh dan kontrol kamera setiap saat Dynamic Transcoding 2 Dynamic Transcoding Akses jarak jauh dan kontrol kamera kapan pun dan di mana pun Penggunaan bandwidth terbatas
Lebih terperinciSISTEM KOMPRESI MODUL VIDEO STREAMING MANAGEMENT SYSTEM
PROCEEDING SEMINAR TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELETRO FTI-ITS 1 SISTEM KOMPRESI MODUL VIDEO STREAMING MANAGEMENT SYSTEM Hanung Prananta Kusuma 1), I Ketut Eddy Purnama 2), Muhtadin 3) 1) Mahasiswa Program
Lebih terperinciStudi Performa Video Streaming pada Jaringan Kampus Unsrat. Study of Video Streaming Performance on Campus Unsrat Network
Studi Performa Video Streaming pada Jaringan Kampus Unsrat Arie S. M. Lumenta 1 1 Program Studi Teknik Elektro, F-TEKNIK, UNSRAT Manado, arie.lumenta@unsrat.ac.id Abstrak Video streaming dapat digunakan
Lebih terperinciANALISIS KINERJA BASIC RATE ACCESS (BRA) DAN PRIMARY RATE ACCESS (PRA) PADA JARINGAN ISDN
Widya Teknika Vol.18 No.1; Maret 2010 ISSN 1411 0660 : 1-5 ANALISIS KINERJA BASIC RATE ACCESS (BRA) DAN PRIMARY RATE ACCESS (PRA) PADA JARINGAN ISDN Anis Qustoniah 1), Dewi Mashitah 2) Abstrak ISDN (Integrated
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat melakukan perancangan Standalone AVR Programmer. Berikut ini adalah beberapa cara implementasi
Lebih terperinciKami berfokus untuk membuat gambar gelap terlihat jelas. teknologi starlight
Kami berfokus untuk membuat gambar gelap terlihat jelas teknologi starlight Kamera 24/7 sesungguhnya Bukankah akan sangat membantu jika Anda dapat mengandalkan gambar jernih dan relevan, bagaimanapun kondisi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Analisis SIRANJAJA Perancangan Modul Pembangunan Content Streaming
5 variasi parameter percobaan dilakukan sebanyak sepuluh kali perulangan. Hasil dari percobaan ini digunakan sebagai bahan analisis untuk encoding citra digital pada percobaan pengiriman data. b Percobaan
Lebih terperinciBAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down
BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down Menurut Setiabudi (2009) untuk membangun sebuah sistem, diperlukan tahap-tahap agar pembangunan itu dapat diketahui perkembangannya serta memudahkan dalam
Lebih terperinciBAB III ANALISIS JARINGAN FTTH DENGAN TEKNOLOGI GPON DI CLUSTER TEBET
BAB III ANALISIS JARINGAN FTTH DENGAN TEKNOLOGI GPON DI CLUSTER TEBET 3.1 Diagram Alur Penelitian Selama proses penelitian dimulai dengan penentuan lokasi kemudian dilakukan perumusan masalah, dilanjutkan
Lebih terperinciMINIMALISASI FRAME DROP LIVE STREAM VIDEO RECORDING PADA PROTOKOL RTMP (REAL TIME MESSAGING PROTOCOL)
MINIMALISASI FRAME DROP LIVE STREAM VIDEO RECORDING PADA PROTOKOL RTMP (REAL TIME MESSAGING PROTOCOL) Roma Aji Kaloko 1, Basuki Rahmat 2,Gelar Budiman 3 1 Jurusan Pasca Sarjana Teknik Elektro, Telkom University
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemanfaatan teknologi jaringan komputer sebagai media komunikasi data hingga saat ini semakin meningkat, terutama pada jaringan internet (interconnection networking)
Lebih terperinciTujuan : v Mengetahui karakteristik beberapa format video yang sering dipakai. v Mengetahui fungsi dari masing masing komponen yang mempengaruhi
Tujuan : v Mengetahui karakteristik beberapa format video yang sering dipakai. v Mengetahui fungsi dari masing masing komponen yang mempengaruhi kualitas video dan audio v Mengetahui media penyimpanan
Lebih terperinciTeknologi 4K ultra HD. Fokus kami adalah memungkinkan setiap detail terlihat begitu jelas, di mana pun
Teknologi 4K ultra HD Fokus kami adalah memungkinkan setiap detail terlihat begitu jelas, di mana pun 2 Teknologi 4K ultra HD Memungkinkan setiap detail terlihat begitu jelas, di mana pun Meliputi area
Lebih terperinciKamera AUTODOME IP. Fokus kami adalah memungkinkan pencarian, pelacakan, dan pembesaran tampilan hingga detail
Kamera AUTODOME IP Fokus kami adalah memungkinkan pencarian, pelacakan, dan pembesaran tampilan hingga detail 2 Kelompok AUTODOME IP Lacak Memastikan gerakan objek utama tetap terpantau, bahkan saat bergerak
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang penerapan steganografi pada file AVI serta analisis dan perancangan perangkat lunak yang akan dibangun. 1 Penerapan Steganografi pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. praktis, mudah, dan efisien meningkat. Kebutuhan pelanggan (user) yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi, kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan layanan yang praktis, mudah,
Lebih terperinciCEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT.
CEG4B3 Randy E. Saputra, ST. MT. Video Kata video berasal dari kata Latin "melihat" teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak Aplikasi umum dari sinyal video adalah televisi (bidang
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRAKTIK MEDIA DIGITAL
No. LST/EKA/PTI 236/13 Revisi: 01 Mei 2011 Hal 1 dari 5 A. Kompetensi Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan dasar video editing, transisi, sampai proses rendering untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkomunikasi pun ikut berkembang. Mulai dari surat menyurat sampai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang selalu ingin berkomunikasi dengan sesamanya. Seiring dengan hasrat tersebut maka perkembangan teknologi berkomunikasi pun ikut berkembang.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Menurut Silva, dkk(2003) ketika mendesain sebuah sistem AR, ada tiga aspek yang harus ada, yaitu kombinasi dari dunia nyata dan dunia virtual, interaksi secara real-time, dan registrasi
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA BUAH BATU I BANDUNG
PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA BUAH BATU I BANDUNG DESIGN AND ANALYSIS OF FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK WITH OPTISYSTEM FOR PERMATA
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO AHMAD YANI KE APARTEMEN GATEWAY
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO AHMAD YANI KE APARTEMEN GATEWAY Ridwan Pratama 1 1 Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom 1 ridwanpsatu@telkomuniversity.ac.id
Lebih terperinciSTUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXYPACKET RADIO
SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei STUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXYPACKET RADIO Auliya Fadly [1], Arman Sani [2] Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro
Lebih terperinciCEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT.
CEG4B3 Randy E. Saputra, ST. MT. Video Conference Video Conference adalah teknologi perangkat jaringan yang dapat menghubungkan secara langsung antara 2 user atau lebih yang terpisah, dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN
26 BAB IV PENGUJIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Generator Pengujian ini dilakukan untuk dapat memastikan generator bekerja dengan semestinya. pengujian ini akan dilakukan pada keluaran yang dihasilakan
Lebih terperinciKONTROL CASCADE GENERALIZED PREDICTIVE UNTUK BOILER DRUM LEVEL BY ASTRIATONO ( )
KONTROL CASCADE GENERALIZED PREDICTIVE UNTUK BOILER DRUM LEVEL BY ASTRIATONO (2210105028) PERMASALAHAN PERUBAHAN JUDUL Pergantian judul hanya mengubah metode kontrol yang digunakan dikarenakan plant boiler
Lebih terperincitidak boleh ditekuk (serat optik), pengirim dan penerima harus berhadapan langsung (line off sight), kompresi data yang dikirim.
BANDWIDTH Definisi dari Bandwidth adalah banyaknya ukuran suatu data atau informasi yang dapat mengalir dari suatu tempat ke tempat lain dalam sebuah network di waktu tertentu. Bandwidth dapat dipakai
Lebih terperinciGambar berikut merupakan aplikasi yang dibuat untuk mengontrol sebuah mobile. robot sederhana. Pada Tugas Akhir ini, aplikasi tersebut diberi MoBot
BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM TELEOPERASI 4.1 Pengontrol Robot Gambar berikut merupakan aplikasi yang dibuat untuk mengontrol sebuah mobile robot sederhana. Pada Tugas Akhir ini, aplikasi tersebut diberi
Lebih terperinciKONSEP JARINGAN KOMPUTER
KONSEP JARINGAN KOMPUTER Pendahuluan Pada modul ini dibahas mengenai cara membangun jaringan komputer, hal-hal yang dibutuhkan dalam pembangunan jaringan komputer dan implementasi jaringan komputer pada
Lebih terperinciProtokol pada Wireshark
Protokol 802.11 pada Wireshark Arsyad Dwiyankuntoko 11ipa3.arsyad@gmail.com http://arsyaddwiyankuntoko.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUUAN. Kemajuan teknologi informasi pada masa sekarang ini terus berkembang dengan
i BAB 1 PENDAHULUUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi pada masa sekarang ini terus berkembang dengan sangat pesat seiring dengan kebutuhan manusia yang menginginkan kemudahan, kecepatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada media konduktor terbilang cukup cepat, yaitu 2.25x10 8 m/s, atau 75% dari. sangat sering dipergunakan sampai sekarang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Secara konvensional, data dikirimkam melalui partikel elektron yang merambat pada medium yang bersifat konduktor. Kecepatan rambat elektron pada media konduktor terbilang
Lebih terperinciPersyaratan sistem komputer minimum untuk memutar konten 3D di proyektor BenQ:
Cara menonton konten 3D di proyektor BenQ: Proyektor BenQ Anda mendukung pemutaran konten tiga dimensi (3D) yang ditransfer melalui D-Sub, Komponen, HDMI, Video, dan S-Video. Namun Anda tetap memerlukan
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS REAL TIME VIDEO STREAMING TERHADAP BANDWIDTH JARINGAN YANG TERSEDIA
ANALISIS KUALITAS REAL TIME VIDEO STREAMING TERHADAP BANDWIDTH JARINGAN YANG TERSEDIA ( Aplikasi Pada Laboratorium Sistem Komunikasi Radio FT-USU ) Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
Lebih terperinciMODUL 5 MULTIPLEXING
MODUL 5 MULTIPLEXING TIME DIVISION MULTIPLEXING (TDM) Dalam Frekuensi Division Multiplexing, semua sinyal beroperasi pada waktu yang sama dengan frekuensi yang berbeda, tetapi dalam Time Division Multiplexing
Lebih terperinciMateri-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017
Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER 52150802 (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 KONSEP AKUISISI DATA DAN KONVERSI PENGERTIAN Akuisisi data adalah pengukuran sinyal elektrik dari transduser dan peralatan
Lebih terperinciBAB I. Latar Belakang. Gambaran Umum PENDAHULUAN
BAB I. PENDAHULUAN Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum mengenai pengembangan aplikasi Java Video On Demand (JVoD) meliputi latar belakang, tujuan, pembuatan aplikasi serta fitur dasar
Lebih terperinciAPLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH
APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH Sensor adalah merupakan salah satu komponen penting sebagai pengindera dari sistem. Bagian ini akan mengubah hal-hal yang dideteksi
Lebih terperinciScreen shoot dari Mplayer Windows
Konversi DivX ke MPEG format cara 1 Software 1. DivX Player untuk preview file DivX format 2. VirtualDub - Konversi dari DivX ke AVI format 3. TMPGenc - Program konversi dari AVI ke MPEG format Menariknya
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1.Implementasi Sistem Implementasi sistem e-learning yang terintegrasi dengan HOA merupakan sistem yang berbasis client-server, meliputi perangkat keras dan perangkat lunak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Teknologi jaringan komputer telah berkembang dengan sangat cepat, hampir semua instansi di dunia telah memanfaatkan teknologi jaringan sebagai pendukung dari perkembangan
Lebih terperinciTweak Memory untuk Overclock
Page 1 : Intro page 2: Compare speed & result Tweak Memory untuk Overclock Perbandingan kecepatan memory dan procesor overclock Pada test dibawah ini hasil test untuk benchmark 3Dmark 03 dan 05. Kecepatan
Lebih terperinciKRIPTOGRAFI PADA VIDEO MENGGUNAKAN METODE TRANSPOSISI
Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 8 No. 3 September 2013 104 KRIPTOGRAFI PADA VIDEO MENGGUNAKAN METODE TRANSPOSISI Kiki Purwanti 1), Hamdani 2), Anindita Septiarini 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pesat teknologi jaringan dan meluasnya pengguna sistem jaringan saat ini memungkinkan semakin beragamnya penerapan yang dapat dilakukan melalui jaringan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN HASIL PENGUKURAN
BAB IV ANALISA DAN HASIL PENGUKURAN 4.1 Hasil Pengukuran Pada bab ini akan membahas hasil pengukuran band frekuensi yang digunakan dengan teknologi CWDM dengan metode sebelumnya yang menggunakan point
Lebih terperinciBAB 4. Perancangan dan Implementasi
BAB 4 Perancangan dan Implementasi 4.1 Perancangan Sistem Sistem pemantau ini dirancang dengan menggunakan 23 kamera yang akan dibagi menjadi tiga bagian kamera P dengan 9 kamera, kamera RL dengan total
Lebih terperinciBAB IV HASIL KELAYAKAN PERANCANGAN JARINGAN
BAB IV HASIL KELAYAKAN PERANCANGAN JARINGAN 4.1 Analisis Masalah dan Metode Perhitungan Power Link Budget Dalam mengevaluasi dan menilai performansi atau kinerja suatu jaringan dalam mengirimkan sinyal
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
58 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Data Pengambilan data dilakukan dengan spesifikasi yang telah ditentukan sebagai berikut: Pengujian : Sembilan kecepatan motor (1000 RPM, 1200 RPM, 1400 RPM,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
78 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Sistem Monitoring Setelah proses instalasi dan penyetingan berjalan dengan baik, maka dalam pembuatan suatu sistem langkah akhir yang harus dilakukan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA JARINGAN VDSL2 HASIL DESAIN APLIKASI
BAB IV ANALISA JARINGAN VDSL2 HASIL DESAIN APLIKASI 4.1 HASIL DESAIN APLIKASI Pada peta yang ada, baik yang merupakan model maupun diagram sebenarnya pada RA dan RAV, akan diberikan parameter awal Q (Max
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dan perangkat keras yang akan mendukung jalannya aplikasi. Perangkat lunak dan
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Untuk implementasi sistem ini ada beberapa spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang akan mendukung jalannya aplikasi. Perangkat lunak dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu crypto dan graphia. Crypto berarti secret atau rahasia dan graphia berarti writing (tulisan). Terminologinya, kriptografi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengamatan, pengukuran serta pengujian terhadap masingmasing benda uji, didapatkan data-data hasil penyambungan las gesek bahan Stainless Steel 304. Data hasil
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian Dalam penelitian perancangan dan implementasi radio streaming di LPPI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini, digunakan beberapa data pendukung sebagai
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Skenario Uji Coba Dengan rancangan jaringan yang telah dibuat, perlu dilakukan uji coba untuk membuktikan bahwa rancangan load balancing dan failover tersebut dapat berjalan
Lebih terperincidiperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan.
8 diperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan. header 20 bytes lebih besar daripada paket IPv4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Lebih terperinciIntroduction/Pengantar. Handbrake
Introduction/Pengantar Handbrake Handbrake didesain untuk melakukan satu hal dengan sangat baik untuk transkode DVD tanpa enkripsi menjadi sebuah file yang siap untuk internet sharing. Handbrake memiliki
Lebih terperinciMINGGU VI DATA KOMPUTER
1 MINGGU VI DATA KOMPUTER APA ITU DATA KOMPUTER? Informasi yang diperlukan oleh komputer untuk beroperasi. Data komputer diperlukan untuk: Menjalankan aplikasi (program) Menyimpan informasi program atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Telah dirasakan perkembangan teknologi komunikasi, dimana semakin lama tuntutan kebutuhan pelayanan bagi pengguna jasa komunikasi ini semakin tinggi. Multicast adalah salah satu hasil
Lebih terperinciBAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI
BAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai simulasi serta hasil evaluasi dari simulasi yang telah dilakukan. Dalam bab ini akan menjelaskan langkah langkah instalasi program yang
Lebih terperinciBAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan
BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan 4.1.1 Usulan Perancangan Jaringan Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan teknologi Frame Relay. Daripada menghubungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi komputer membantu semua aspek kehidupan manusia. Contoh nyata dari kemajuan teknologi komputer adalah perkembangan teknologi nirkabel (wireless)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat dengan pesat. Di era globalisasi seperti sekarang ini televisi masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan teknologi dan informasi semakin hari semakin meningkat dengan pesat. Di era globalisasi seperti sekarang ini televisi masih menjadi favorit bagi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Saat pengujian perbandingan unjuk kerja video call, dibutuhkan perangkat
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kebutuhan Sistem Saat pengujian perbandingan unjuk kerja video call, dibutuhkan perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis perbandingan unjuk
Lebih terperinciInternet kabel menggunakan media kabel koaksial sebagai media aksesnya. Asalnya kabel koaksial ini hanya digunakan untuk
CARA KERJA INTERNET TV KABEL Internet kabel menggunakan media kabel koaksial sebagai media aksesnya. Asalnya kabel koaksial ini hanya digunakan untuk menyalurkan signal TV saja. Dalam beberapa sistem,
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN. 4.1 Lingkungan Pengujian
BAB IV PENGUJIAN Pengujian algoritma dilakukan pada algoritma penjadwalan Weighted Round Robin yang telah diimplementasikan pada modul 802.16 pada NS2. Untuk melakukan pengujian, ditetapkan 10 skenario
Lebih terperinci1. Laporan Ringkasan Persediaan Barang (Metode Average)
Laporan Ringkasan Persediaan March 02, 2018 Laporan ini menampilkan daftar kuantitas dan nilai seluruh barang persediaan per tanggal yang ditentukan. Karena Jurnal memiliki 2 metode perhitungan persediaan,
Lebih terperinciFokus kami adalah menyediakan gambar yang hanya berisi informasi relevan. Teknologi Pencitraan Berbasis Konten
Fokus kami adalah menyediakan gambar yang hanya berisi informasi relevan Teknologi Pencitraan Berbasis Konten Menyediakan gambar yang hanya berisi informasi relevan Semua kamera Bosch IP dilengkapi CBIT
Lebih terperinciGambar 17. Tampilan Web Field Server
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KALIBRASI SENSOR Dengan mengakses Field server (FS) menggunakan internet explorer dari komputer, maka nilai-nilai dari parameter lingkungan mikro yang diukur dapat terlihat.
Lebih terperinciStasiun Relay, Interferensi Siaran&Stándar Penyiaran
Stasiun Relay, Interferensi Siaran&Stándar Penyiaran Stasiun Relay Fungsi stasiun relay : menerima gelombang elektromagnetik dari stasiun pemancar, kemudian memancar luaskan gelombang itu didaerahnya.
Lebih terperinci