FAKTOR RISIKO KEJADIAN DEMAM TYPOID PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT TMC TASIKMALAYA TAHUN Heti Damayanti 1) Nur Lina dan Sri Maywati 2)
|
|
- Iwan Cahyadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 FAKTOR RISIKO KEJADIAN DEMAM TYPOID PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT TMC TASIKMALAYA TAHUN 2016 Heti Damayanti 1) Nur Lina dan Sri Maywati 2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Epidemiologi 1) Universitas Dosen Pembimbing Bagian Epidemiologi Fakultas Ilmu Kesehatan 2) Universitas Siliwangi ABSTRAK Penyakit Demam Typoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari dan gangguan pada saluran pencernaan. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella thypi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian demam typoid pada pasien rawat inap di Rumah Sakit TMC Tasikmalaya. Berdasarkan laporan tahunan Rumah Sakit TMC selama dua tahun terakhir penyakit demam typoid merupakan peringkat pertama dari sepuluh besar penyakit. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kasus kontrol. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap. Sampel kasus berjumlah 28 responden dengan teknik accidental sampling. Sampel kontrol sebanyak 28 responden. Instrumen penelitian ini yaitu kuesioner. Analisis yang dilakukan yaitu analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square dengan α = 0,05 dan CI:95%. Hasil penelitian menunjukan variabel yang berhubungan dengan demam typoid adalah umur (p=0.0.14;or=4.88), kebiasaan mencuci tangan dengan sabun setelah BAB (p=0.030;or=4.00),kebiasaan mencuci tangan sebelum makan (p=0.003;or=7.1), kebiasaan jajan/ makan diluar rumah (p=0.000;or=9.1, kebiasaan mencuci makanan yang akan dimakan langsung (p=0.027;or=4.2). penelitian ini sebagai pengalaman untuk penelitian selanjutnya serta disarankan kepada petugas kesehatan dirumah sakit untuk memberikan edukasi kepada pasien tentang mencuci tangan yang baik serta membiasakan untuk hidup sehat. Kata kunci : demam typoid, faktor risiko ABSTRACT Typoid Fever is an acute infectious disease that usually affects the gastrointestinal tract with symptoms of fever of more than 7 days and disorders of the digestive tract. The disease is caused by the bacterium Salmonella thypi. This study aimed to determine the incidence of risk factors typoid fever in hospitalized patients at the Hospital of TMC Tasikmalaya. Based on annual reports TMC Hospital during the past two years fever typoid the first rank of the top ten diseases. This research method using a case-control approach. The population
2 of this research is all inpatients. Sample cases amounted to 28 respondents with accidental sampling technique. The control samples were 28 respondents. The research instruments were questionnaires. The analysis done of univariate and bivariate analysis using Chi-square test with α = 0.05 and 95% CI. The results showed that the variables associated with fever typoid were age (p = ; OR = 4.88), the habit of washing hands with soap after defecating (p = 0.030; OR = 4.00), the habit of washing hands before eating (p = 0.003; OR = 7.1), the habit of eating snacks / eating outside the home (p = 0.000; OR = 9.1, the habit of washing food that will be eaten immediately (p = 0.027; OR = 4.2). this research as experience for further studies and suggested to health workers at home hospital to provide patient education about good hand washing and getting used to a healthy life. Keywords: typoid fever, risk factors PENDAHULUAN Pada tahun 2014 diperkirakan 21 juta kasus demam typoid 200 ribu diantaranya meninggal dunia setiap bulan. Data World Health Organization (2013) memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus demam typoid diseluruh dunia dengan insidensi kasus kematian setiap tahun. Berdasarkan survei pendahuluan data yang didapat dari rekam medik Rumah Sakit TMC jumlah kunjungan pasien demam typoid rawat inap selama 2014 sebanyak 1038 kasus yaitu sekitar 14,8 % dari total kunjungan pasien keseluruhan sebanyak pasien. Pada tahun 2015 jumlah kunjungan pasien demam typoid sebanyak 867 kasus yaitu sekitar 13,36 % dari total kunjungan pasien sebanyak kasus. Dua tahun terakhir penyakit yang demam typoid ini menjadi peringkat pertama dari sepuluh besar penyakit pada pasien rawat inap (Laporan Tahunan BOR RS TMC 2015).Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan higiene pribadi dan sanitasi lingkungan seperti higiene perorangan yang rendah, lingkungan yang kumuh, kebersihan tempat umum (rumah makan, restoran) yang kurang serta perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat. Seiring dengan terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan akan menimbulkan peningkatan kasus-kasus penyakit menular, termasuk demam typoid (Depkes RI, 2006:1). Fenomena yang terjadi dimasyarakat, masih ada sekitar 58 % warga yang tidak menerapkan perilaku higiene perseorangan meskipun tingkat pengetahuan dan sikap mereka tentang kesehatan sudah cukup baik (Riskesdas, 2013) METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan pendekatan kasus kontrol. Studi kasus kontrol yaitu sekelompok kasus (pasien yang menderita penyakit demam typoid) dibandingkan dengan sekelompok kontrol (mereka yang tidak menderita demam typoid) dengan teknik accidental sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun setelah BAB, kebiasaan mencuci tangan sebelum makann, kebiasaan jajan/makan diluar rumah, kebiasaan mencuci makanan mentah yang akan dimakan langsung seperti sayur dan buah. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan primer, dengan melakukan wawancara menggunakan kuesioner. Analisis Univariat dengan tabel dan Bivariat dengan uji statistik Chi Square.
3 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis univariat a. Kejadian Thypoid Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kejadian Demam Typoid Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit TMC Tasikmalaya Tahun 2016 Kejadian Demam Tyopid F % Demam typoid (kasus) Tidak demam typoid (Kontrol) Data pada tabel 4.4 kasus demam typoid dengan rata-rata usia responden 30 tahun sebanyak 16 orang. Dengan jenis kelamin lakilaki sebanyak 18 orang (54,5%) dan perempuan sebanyak 10 orang (43,5%). b. Umur Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit TMC Tasikmalaya Tahun 2016 Umur F % 30 tahun > 30 tahun Data pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa distribusi umur responden paling banyak termasuk pada kelompok umur > 30 tahun yaitu sebanyak 34 orang (60.7%) dan kelompok umur 30 tahun sebanyak 22 orang (39.3%). c. Jenis Kelamin Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit TMC Tasikmalaya Tahun 2016 Jenis kelamin F % Laki-laki Perempuan Data pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa distribusi jenis kelamin responden paling banyak berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 33 orang (58.9%) dan jenis kelamin perempuan sebanyak 23 orang (41.1%).
4 d. Kebiasaan Mencuci Tangan dengan Sabun Setelah Buang Air Besar Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Mengenai Kebiasaan Mencuci Tangan dengan Sabun Setelah Buang Air Besar pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit TMC Tasikmalaya Tahun 2016 Mencuci tangan sesudah BAB F % Kurang Baik ( skor < median) Baik ( skor median ) Data pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa kebiasaan mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar (BAB) paling banyak termasuk kategori baik yaitu 33 orang (58.9%) dan termasuk kategori kurang sebanyak 23 orang (41.1%). e. Mencuci Tangan Sebelum Makan Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Mengenai Kebiasaan Mencuci Tangan Sebelum Makan Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit TMC Tasikmalaya Tahun 2016 Mencuci tangan sebelum makan F % Kurang Baik ( skor < median ) Baik ( skor median) Data pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa kebiasaan mencuci tangan sebelum makan paling banyak termasuk kategori baik yaitu 34 orang (60.7%) dan termasuk kategori kurang sebanyak 22 orang (39.3%). f. Kebiasaan Jajan / Makan Diluar Rumah Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kebiasaan Jajan / Makan Diluar Rumah Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit TMC Tasikmalaya Tahun 2016 Kebiasaan jajan/makan di luar F % Sering (> 3x dalam seminggu) Jarang (< 3x dalam seminggu) Data pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa kebiasaan jajan/ makan di luar paling banyak termasuk kategori sering yaitu 30 orang (53.6%) dan termasuk kategori jarang sebanyak 26 orang (46.4%).
5 B. Analisis Bivariat Tabel Uji Analisis Bivariat Variabel bebas kategori Demam typoid Tidak demam typoid n=28 % n=28 % 2n=5 6 Umur 30 tahun > 30 tahun Jenis Laki-laki kelamin Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun setelah BAB Kebiasaan mencuci tangan sebelum makan Kebiasan jajan / makan diluar rumah Kebiasaan mencuci makanan mentah yang akan dimakan langsung seperti sayur dan buah perempuan Kurang Baik Baik Kurang Baik Baik Sering > 3x seminggu Jarang < 3x seminggu Kurang baik Baik Total p OR (95% CI) % Berdasarkan data diatas bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian demam typoid adalah umur p value sebesar (p < α 0.05) dengan nilai OR sebesar 4.88, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun setelah BAB p value sebesar (p < α 0.05) dengan nilai OR sebesar 4.00, kebiasaan mencuci tangan setelah makan p value (p < α 0.05) dengan nilai OR sebesar 7.1, kebiasaan jajan / makan diluar rumah p value (p < α 0.05) dengan nilai OR sebesar 9.1, kebiasaan mencuci makanan mentah yang akan
6 dimakan langsung p value sebesar dnilai OR sebesar 4.2. Sedangkan variabel yang tidak ada hubungan adalah jenis kelamin p value sebesar PEMBAHASAN Hubungan Umur Dengan Kejadian Demam Typoid Pada Pasien Rawat Ianp Rumah Sakit TMC Tasikmalaya Usia 30 tahun lebih rentan untuk terserang berbagai macam bakteri atau bakteri Salmonella typhi sebagai akibat aktifitas yang tidak terkontrol atau mengkonsumsi makanan dan minuman yang kurang higiene. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa pada pada umur 30 yaitu kelompok umur tahun merupakan kelompok pekerja dimana kelompok usia tersebut sering melakukan aktivitas diluar rumah, sehingga berisiko untuk terinfeksi Salmonella typhi, seperti mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi Salmonella typhi. Typoid dapat pula terjadi pada kelompok usia 3-19 tahun yaitu kelompok anak sekolah yang kemungkinkan besar diakibatkan sering jajan di sekolah atau tempat lain di luar rumah (Ishaliani H (2009: 55). Berdasarkan uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa risiko penyakit demam typoid adalah karena aktivitas dan perilaku yang tidak sehat biasanya terjadi pada usia kurang dari 30 tahun. Sehingga dengan banyaknya aktifitas di luar rumah lebih mudah terpapar oleh bakteri salmonella typhi sebagai akibat aktifitas yang tidak terkontrol atau mengkonsumsi makanan dan minuman yang kurang higienis. Hubungan Jenis Kelamin Dengan Kejadian Demam Typoid Pada Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit TMC Tasikmlaya Jenis kelamin laki-laki maupun perempuan sama-sama memiliki risiko terjangkitnya penyakit demam typoid. Karena jenis kelamin tidak menunjukkan adanya perbedaan sistem kekebalan dalam tubuh.hal tersebut diperjelas dengan hasil uji statistik diperoleh p value sebesar (p > α 0.05), artinya tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian demam typoid pada pasien rawat inap Rumah Sakit TMC Tasikmalaya. Walaupun demikian, dari hasil penelitian ini didapatkan jenis kelamin laki-laki sedikit lebih banyak mengalami typoid pada kelompok kasus dibandingkan laki-laki pada kelompok kontrol. Hal ini disebabkan karena aktivitas laki-laki lebih banyak dilakukan di luar rumah.hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hadisaputro, (1990: 14) yang mengatakan bahwa distribusi jenis kelamin antara penderita pria dan wanita pada demam tifoid tidak ada perbedaan, tetapi pria lebih banyak terpapar dengan kuman Salmonella typhi dibandingkan dengan wanita, karena aktivitas di luar rumah lebih banyak. Hal ini memungkinkan pria mendapat risiko lebih besar untuk menderita penyakit demam tyfoid dibandingkan dengan wanita.berdasarkan uraian tersebut penulis berpendapat bahwa walaupun dalam penelitian ini tidak ada hubungan antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan, namun responden laki-laki sedikit lebih banyak mengalami demam typoid. Hal ini dikaitkan bahwa laki-laki lebih sering melakukan aktivitas di luar rumah yang memungkinkan laki-laki berisiko lebih besar terinfeksi Salmonella typhi dibandingkan dengan perempuan, misalnya mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh Salmonella typhi.
7 Hubungan Kebiasaan Mencuci Tangan Dengan Sabun Setelah Buang Air Besar Dengan Kejadian Demam Typoid Pada Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit TMC Tasikmalaya Beberapa kebiasaan berperilaku hidup sehat antara lain kebiasaan mencuci tangan dengan sabun setelah BAB dan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan. Peningkatan higiene perorangan adalah salah satu dari program pencegahan yakni perlindungan diri terhadap penularan demam typoid (Depkes RI 2006:49). Kebiasaan yang kurang baik dalam mencuci tangan misalnya tidak menggunakan air mengalir, tidak menggunakan sabun atau menggosok bagian punggung tangan dan lain-lain memiliki risiko menderita penyakit demam typoid karena belum hilangnya bakteri Salmonella typhi.( Fathonah 2005: 12).Hal ini diperjelas dengan hasil uji statistik diperoleh p value sebesar ( p < α 0.05), artinya terdapat hubungan antara kebiasaan mencuci tangan dengan sabun setelah BAB dengan kejadian demam typoid pada pasien rawat inap Rumah Sakit TMC Tasikmalaya dengan nilai OR sebesar 4,00, dengan demikian responden yang memiliki kebiasaan cuci tangan kurang baik beresiko 4,00 kali lipat mengalami demam typoid dibandingkan dengan responden yang memiliki kebiasan mencuci tangan dengan sabun setelah BAB termasuk kategori baik.menurut teori yang dikeluarkan oleh Depkes RI (2006: 49) menyatakan bahwa higiene perorangan merupakan ciri berperilaku hidup sehat. Hubungan Kebiasaan Mencuci Tangan Sebelum Makan Dengan Kejadian Demam Typoid Pada Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit TMC Tasikmalaya Hasil penelitian diperoleh data responden yang memiliki kebiasaan cuci tangan sebelum makan termasuk kategori kurang sebanyak 17 orang (77.3%) mengalami demam typoid, sedangkan responden yang memiliki kebiasaan cuci setelah makan termasuk kategori baik sebanyak 23 orang (67,6%) tidak mengalami demam typoid. Hal ini diperjelas dengan hasil uji statistik diperoleh p value sebesar (p < α 0.05), artinya terdapat hubungan antara kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dengan kejadian demam typoid pada pasien rawat inap Rumah Sakit TMC Tasikmalaya dengan nilai OR sebesar 7,10, dengan demikian responden yang memiliki kebiasaan cuci tangan kurang baik berisiko 7,10 kali lipat mengalami demam typoid dibandingkan dengan responden yang memiliki kebiaaan cuci tangan setelah makan termasuk kategori baik.berdasarkan uraian pembahasan tersebut, kebiasaan mencuci tangan sebelum makan yang tidak benar atau tidak sesuai dengan tahapan dapat meningkatkan risiko berbagai macam penyakit termasuk demam typoid. Hal ini disebabkan karena kotoran atau bakteri yang menempel pada tangan akan berpindah kepada makanan yang dikonsumsi sehingga penyakit demam tifoid akan timbul sebagai akibat penularan melalui makanan dan minuman yang tercemar oleh bakteri Salmonella thyposa, (food and water borne disease) selanjutnya orang sehat akan menjadi sakit. ( Zulkoni, 2010 : 43 Hubungan Kebiasaan Jajan / Makan Diluar Rumah Dengan Kejadian Demam Typoid Pada Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit TMC Tasikmlaya Sebagian besar responden jajan atau makan di kaki lima dan pedagang keliling, dalam penyajian bahan makanan tersebut, kurang memperhatikan higienis. Artinya makanan tersebut rentan akan terkena debu atau lalat pembawa kuman Salmonella Typhi.Hal ini diperjelas dengan hasil uji statistik diperoleh p value sebesar (p < α 0.05), artinya terdapat hubungan antara kebiasaan jajan/makan di luar rumah dengan kejadian demam typoid pada pasien rawat
8 inap Rumah Sakit TMC Tasikmalaya dengan nilai OR sebesar 9,10, dengan demikian responden yang memiliki kebiasaan jajan/makan di luar rumah berisiko 9,10 kali lipat mengalami demam typoid dibandingkan dengan responden yang jarang jajan/makan di luar rumah. Berdasarkan uraian tersebut, sebagai dasar upaya untuk menghindari tercemar Salmonella thyphi, maka setiap responden harus memperhatikan kualitas makanan dan minuman yang mereka konsumsi. Seseorang dapat membawa bakteri demam typoid dalam saluran pencernaannya tanpa sakit, ini yang disebut dengan penderita laten. Penderita ini dapat menularkan penyakit demam typoid ini ke banyak orang, apalagi jika dia bekerja dalam menyajikan makanan bagi banyak orang seperti tukang masak warung nasi terlebih lagi pedagang keliling dan pedagang kaki lima. Hubungan Kebiasaan Mencuci Makanan Mentah Yang Akan Dimakan Langsung Dengan Kejadian Demam Typoid Pada Pasien Rawat Inap Rumah Sakit TMC Tasikmalaya Dilihat dari data tersebut bahwa kebiasaan mencuci makanan yang langsung dimakan seperti buah-buahan, sayuran, lalab-lalaban yang tidak dicuci dengan bersih cenderung bisa menimbulkan risiko penyakit demam typoid ( Anies, 2006: 97). Hal ini diperjelas dengan hasil uji statistik diperoleh p value sebesar (p < α 0.05), artinya terdapat hubungan antara kebiasaan mencuci bahan sayuran dan buah dengan kejadian demam typoid pada pasien rawat inap Rumah Sakit TMC Tasikmalaya dengan nilai OR sebesar 4,2, dengan demikian responden yang memiliki kebiasaan mencuci bahan sayuran dan buah kurang baik berisiko 4,2 kali lipat mengalami demam typoid dibandingkan dengan responden yang memiliki kebiasaan mencuci bahan sayuran dan buah termasuk kategori baik. Menurut analisis peneliti, makanan yang dicuci dengan air yang terkontaminasi (seperti sayur-sayuran dan buah-buahan), makanan yang tercemar dengan debu, sampah, dihinggapi lalat, air minum yang tidak masak, dan sebagainya merupakan penjamu yang menyebabkan penularan penyakit demam typoid. Hal ini sesuai dengan Anies (2006: 97) mengatakan bahwa bahan mentah yang hendak dimakan tanpa dimasak terlebih dahulu misalnya sayuran untuk lalapan, hendaknya dicuci bersih dibawah air mengalir untuk mencegah bahaya pencemaran oleh bakteri, telur bahkan pestisida. Berdasarkan uraian tersebut, responden yang kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman Salmonella thypi masuk ke tubuh melalui makanan yang dikonsumsinya maka responden akan menjadi sakit. Artinya, higiene makanan dan minuman yang rendah berperan pada penularan demam typoid. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian mengenai faktor risiko kejadian demam typoid pada pasien rawat inap di Rumah sakit TMC Tasikmalaya 2016 diantaranya : ada hubungan antara umur, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun setelah BAB, mencuci tangan setelah makan, kebiasaan jajan/ mkan diluar rumah, kebiasaan mencuci makanan mentah yang akan dimakan langsung seperti sayur dan buah dengan kejadian demam typoid. Tidak ada hubungan jenis kelamin dengan kejadian demam typoid.
9 SARAN Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian demam typoid dengan menggunakan variabel lain yang berbeda untuk lebih mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian demam typoid. Serta kepada petugas kesehatan supaya memberikan edukasi kepada pasien tentang mencuci tangan dan berperilaku hidup bersih dan sehat. DAFTAR PUSTAKA , Laporan Penyakit Terbanyak Rawat Inap Rumah Sakit TMC Tahun 2015, Tasikmalaya , Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Depkes RI Pedoman Pengaendalian Demam Typoid. Jakarta: Direktorat J Jendral PP dan PL. Fathonah Siti. 2005, Higiene dan Sanitasi Makanan. Semarang: UNNES Pesr Hadisaputro Soeharyo Beberapa Faktor Yang Berpengaruh terhadap Kejadian Perdarahan dan atau Perforasi Usus Pada Demam Tipoid. Yogyakarta: UGM Pres World Health Organitation Background Document : The Diagnosis Treatment And Prevention Of Typoid Fever, WHO/V & B/ 03.07, Geneva: World Health Organization, 2013:7-18.
BAB 1 PENDAHULUAN. kesadaran (Rampengan, 2007). Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam tifoid atau tifus abdominalis banyak ditemukan dalam kehidupan masyarakat kita, baik diperkotaan maupun di pedesaan. Demam tifoid merupakan penyakit infeksi akut
Lebih terperinciHUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016
HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016 Karina AS 1) Nurlina dan Siti Novianti 2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM TIFOID DI PUSKESMAS BUGANGAN KOTA SEMARANG TAHUN 2015
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM TIFOID DI PUSKESMAS BUGANGAN KOTA SEMARANG TAHUN 2015 Kukuh Wijaya *), dr. Zaenal Sugiyanto **) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro
Lebih terperinciPHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea
PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare Merry Tyas Anggraini 1, Dian Aviyanti 1, Djarum Mareta Saputri 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. ABSTRAK Latar Belakang : Perilaku hidup
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. adalah masalah kejadian demam tifoid (Ma rufi, 2015). Demam Tifoid atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah lain diluar kesehatan itu sendiri. Demikian pula untuk mengatasi masalah
Lebih terperinciHubungan antara Faktor Risiko dengan Kejadian Demam Tifoid pada Pasien yang di Rawat di Rumah Sakit Al-Islam Bandung Periode Februari - Juni 2015
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan antara Faktor Risiko dengan Kejadian Demam Tifoid pada Pasien yang di Rawat di Rumah Sakit Al-Islam Bandung Periode Februari - Juni 2015 1 Dian Herliani,
Lebih terperinci* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: demam tifoid, higiene perorangan, aspek sosial ekonomi
HUBUNGAN HIGIENE PERORANGAN DAN ASPEK SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN DEMAM TIFOID DI RUMAH SAKIT TK.III R.W. MONGISIDI MANADO Divana Batubuaya*, Budi T. Ratag*, Windy Wariki* * Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. WHO memperkirakan jumlah kasus demam thypoid di seluruh dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang WHO memperkirakan jumlah kasus demam thypoid di seluruh dunia mencapai 17 juta jiwa per tahun, angka kematian akibat demam typhoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi
Lebih terperinciSkripsi ini untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : Agung Triono J
HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, KONDISI JAMBAN KELUARGA DAN INFORMASI YANG DITERIMA DENGAN KEJADIAN DEMAM TIFOID DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NOGOSARI BOYOLALI Skripsi ini untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Meike N. R. Toding*, Budi T. Ratag*, Odi R. Pinontoan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah masalah kejadian penyakit Tifoid (Thypus) di masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula untuk mengatasi masalah
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA TERHADAP PHBS DAN PENYAKIT DEMAM TIFOID DI SMP X KOTA CIMAHI TAHUN 2011.
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA TERHADAP PHBS DAN PENYAKIT DEMAM TIFOID DI SMP X KOTA CIMAHI TAHUN 2011. Rika Prastiwi Maulani,2012. Pembimbing I : Dani, dr., M.kes Pembimbing II
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Penyakit menular masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama dinegara berkembang. Salah satu penyakit menular tersebut adalah demam tifoid. Penyakit ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi dan paratyphiditandai dengan keluhan dan gejala penyakit yang tidak khas, berupa
Lebih terperinciKeywords: Diarrhea, Defecate, Kuningan Village
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DIARE DI KELURAHAN KUNINGAN KECAMATAN SEMARANG UTARA TAHUN 2016 (STUDI KASUS DI RT 01 RW III KELURAHAN KUNINGAN) Zulfrianingtias Cahyani Putri*), Supriyono Asfawi**)
Lebih terperinciLesy Lailatul Hikmati 1) Siti Novianti dan Andik Setiyono 2)
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS PEKERJAAN SERTA PERILAKU PENCEGAHAN DIARE IBU TERHADAP KEJADIAN DIARE YANG DISERTAI DEHIDRASI PADA BALITA USIA 1-4 TAHUN (STUDI KASUS PASIEN RAWAT INAP RSUD DR.SOEKARDJOKOTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini orang ingin melakukan segala sesuatu dengan cepat dan praktis, termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan makan. Hal ini sangat menunjang keberadaan berbagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pembangunan nasional dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, yang pada hakekatnya merupakan upaya penyelenggaraan kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk
Lebih terperinciIka Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN KUSTA PADA KONTAK SERUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMSARI SEMARANG TAHUN 2013 Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun
Lebih terperinciPERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM TIFOID PADA MAHASISWA PREVENTION BEHAVIOR IN STUDENTS TYHPOID FEVER
PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM TIFOID PADA MAHASISWA PREVENTION BEHAVIOR IN STUDENTS TYHPOID FEVER Syilvie De Nanda 1 ; Maulina 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DEMAM TIFOID DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UPAI KOTA KOTAMOBAGU TAHUN 2015
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DEMAM TIFOID DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UPAI KOTA KOTAMOBAGU TAHUN 2015 Wulandari Paputungan 1), Dina Rombot 1),Rahayu H.Akili 1) 1) Fakultas
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD
HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,
Lebih terperinciANALISIS RISIKO KEJADIAN DEMAM TIFOID BERDASARKAN KEBERSIHAN DIRI DAN KEBIASAAN JAJAN DI RUMAH
ANALISIS RISIKO KEJADIAN DEMAM TIFOID BERDASARKAN KEBERSIHAN DIRI DAN KEBIASAAN JAJAN DI RUMAH Risk Analysis of Typhoid Fever Based on Personal Hygiene and Street Food Consumption Habit at Home Hilda Nuruzzaman
Lebih terperinciSikni Retno Karminigtyas, Rizka Nafi atuz Zahro, Ita Setya Wahyu Kusuma. with typhoid fever in inpatient room of Sultan Agung Hospital at Semarang was
THE EVALUATION OF THE ACCURACY OF THE DOSE OF ANTIBIOTICS IN CHILDREN WITH TYPHOID FEVER IN INPATIENT INSTALLATION AT SULTAN AGUNG HOSPITAL SEMARANG AND AT NU ISLAMIC HOSPITAL DEMAK IN 2015 Sikni Retno
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi di berbagai negara terutama di negara berkembang, dan sebagai salah satu
Lebih terperinciHUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG
Volume, Nomor, Tahun 0, Halaman 535-54 Online di http://ejournals.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pengambilan data sekunder dari rekam medis di RS KIA Rachmi Yogyakarta 2015. Pengambilan sampel data dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh bakteri Salmonella thypi dan Salmonella para thypi. Demam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam thypoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella thypi dan Salmonella para thypi. Demam thypoid biasanya mengenai saluran
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD JURNAL PENELITIAN Oleh : 1. Anik Enikmawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep 2. Fatihah Hidayatul Aslamah, Amd.Kep SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare hingga menjadi salah satu penyebab timbulnya kesakitan dan kematian yang terjadi hampir di seluruh dunia serta pada semua kelompok usia dapat diserang oleh diare,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh, hal ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari 3 kali sehari dan berlangsung selama dua hari atau lebih. Orang yang mengalami diare akan kehilangan cairan
Lebih terperinciRirih Citra Kumalasari 1. Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip *)Penulis korespondensi:
HUBUNGAN SANITASI DENGAN STATUS BAKTERIOLOGI (STATUS Koliform DAN KEBERADAAN Salmonella sp) PADA JAJANAN DI SEKOLAH DASAR WILAYAH KECAMATAN TEMBALANG, SEMARANG Ririh Citra Kumalasari 1 1) Bagian Epidemiologi
Lebih terperinciKata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado
HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,
Lebih terperinciFAKTOR KEBIASAAN DAN SANITASI LINGKUNGAN HUBUNGANYA DENGAN KEJADIAN DEMAM THYPOID DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI
FAKTOR KEBIASAAN DAN SANITASI LINGKUNGAN HUBUNGANYA DENGAN KEJADIAN DEMAM THYPOID DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kesehatan di masyarakat sangat dipengaruhi oleh faktor perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan. Salah satu penyakit yang berbasis pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2007). dan balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia anak-anak menderita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, utamanya penyakit infeksi (Notoatmodjo S, 2004). Salah satu penyakit infeksi pada balita adalah diare.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan di rumah sakit yaitu: keselamatan pasien, keselamatan
Lebih terperinciSTUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015
STUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015 Mahmudah FKM Uniska, Banjarmasin, Kalimantan Selatan E-mail: mahmudah936@gmail.com Abstrak Latar belakang: Diare
Lebih terperinciJurnal Kesehatan Masyarakat (Adhar, Lusia, Andi 26-33) 26
FAKTOR RISIKO KEJADIAN APENDISITIS DI BAGIAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA PALU Adhar Arifuddin 1, Lusia Salmawati 2, Andi Prasetyo 3* 1.Bagian Epidemiologi, Program Studi Kesehatan Masyarakat,
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK, RIWAYAT KELUARGA DAN UMUR DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI DESA TARABITAN KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Gloria J. Tular*, Budi T. Ratag*, Grace D. Kandou**
Lebih terperinciKata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Orang Tua, Balita, Zinc
ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TERHADAP PENGGUNAAN TABLET ZINC PADA BALITA PENDERITA DIARE DI PUSKESMAS S.PARMAN BANJARMASIN Chairunnisa 1 ; Noor Aisyah 2 ; Soraya 3 Diare merupakan salah satu masalah
Lebih terperinciANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO Aan Sunani, Ratifah Academy Of Midwifery YLPP Purwokerto Program Study of D3 Nursing Poltekkes
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS (TBC) PADA KELOMPOK USIA PRODUKTIF DI KECAMATAN KARANGANYAR, DEMAK
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS (TBC) PADA KELOMPOK USIA PRODUKTIF DI KECAMATAN KARANGANYAR, DEMAK Riza Triasfitri *), Sri Andarini Indreswari **) *) ALUMNI FAKULTAS KESEHATAN
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015 Klemens Waromi 1), Rahayu H. Akili 1), Paul A.T.
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita
ABSTRAK GAMBARAN PERILAKU MENCUCI TANGAN PADAPENDERITA DIARE DI DESA KINTAMANI KABUPATEN BANGLI BALI TAHUN 2015 Steven Awyono Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Diare masih merupakan penyebab kematian
Lebih terperinciHUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2
ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 Lintang Sekar Langit lintangsekar96@gmail.com Peminatan Kesehatan Lingkungan,
Lebih terperinciPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.
20 Jurnal Keperawatan Volume 2, Nomor 1, Juli 2016 Hal 20-25 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA Nandang Sutrisna 1, Nuniek Tri Wahyuni 2 1 Kepala Pustu Tajur Cigasong
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat. dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan.
51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan. 4.1. ANALISA UNIVARIAT Penelitian dilakukan di Rumah
Lebih terperinciThe Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013
Artikel Article : Hubungan Antara Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Pencegahan Dengan Kejadian Malaria Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2013 : The Relation Between
Lebih terperinciFaktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Demam Tifoid pada Anak di RSUD Tugurejo Semarang
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Demam Tifoid pada Anak di RSUD Tugurejo Semarang Galuh Ramaningrum 1, Hema Dewi Anggraheny 1, Tiara Perdana Putri 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciThe Incidence of Conjunctivitis in Rural Hospital Compared with Urban Hospital 1 January-31 December 2013
The Incidence of Conjunctivitis in Rural Hospital Compared with Urban Hospital 1 January-31 December 2013 Angka Kejadian Konjungtivitis di RS Pedesaan dibandingkan dengan RS Perkotaan 1 Januari -31 Desember
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III Reinhard Yosua Lontoh 1), A. J. M. Rattu 1), Wulan P. J. Kaunang 1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hak bagi setiap warga Negara Indonesia, termasuk anak-anak. Setiap orang tua mengharapkan anaknya tumbuh dan berkembang secara sehat dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan berbagai penyebab penyakit lainnya yang dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan rumah sakit adalah lingkungan yang mengandung berbagai dampak negatif terhadap semua komponen yang terlibat dalam proses pelayanan kesehatan yang mana dampak
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI (Studi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kawalu Kota Tasikmalaya Tahun 2014 ) Nurlia Savitri e-mail : savitri.nurlia@gmail.com Program Studi
Lebih terperinciUKDW. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi. Survei morbiditas
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG DEMAM THYPOID DENGAN KEBIASAAN JAJAN PADA SISWA SDN 3 CANDISARI GROBOGAN PURWODADI
HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG DEMAM THYPOID DENGAN KEBIASAAN JAJAN PADA SISWA SDN 3 CANDISARI GROBOGAN PURWODADI Oleh : Diyono 1,Ariawan Tri Susanto 2,Gidheon Edhi Mukti 3 Abstract Introduction:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization atau WHO (2006), mendefinisikan foodborne disease sebagai istilah umum untuk menggambarkan penyakit yang disebabkan oleh makanan dan minuman
Lebih terperinciKata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Frisca Kalangie* Dina V. Rombot**, Paul A. T. Kawatu* * Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. PENGETAHUAN PASIEN TYPHOID ABDOMINALIS TENTANG DIET TYPHOID ABDOMINALIS di Rumah sakit Kabupaten Ponorogo
KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PASIEN TYPHOID ABDOMINALIS TENTANG DIET TYPHOID ABDOMINALIS di Rumah sakit Kabupaten Ponorogo Oleh: SITI ROKAYAH NIM: 11612092 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009
ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2009-31 DESEMBER 2009 Muhammad Randy, 2010 Pembimbing I : Sri Nadya J. Saanin, dr., M.Kes. Pembimbing II : DR. Felix Kasim,
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN PENDERITA DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN PENDERITA DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR Siti Nasrah 1, Andi Intang 2, Burhanuddin Bahar 3 1 STIKES Nani Hasanuddin
Lebih terperinciPEMODELAN LAJU KESEMBUHAN PASIEN RAWAT INAP TYPHUS ABDOMINALIS
PEMODELAN LAJU KESEMBUHAN PASIEN RAWAT INAP TYPHUS ABDOMINALIS (DEMAM TIFOID) MENGGUNAKAN MODEL REGRESI KEGAGALAN PROPORSIONAL DARI COX (Studi Kasus di RSUD Kota Semarang) SKRIPSI Disusun oleh: Nama :
Lebih terperinciPERBEDAAN PENGETAHUAN MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN TENTANG PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM TIFOID
ISSN : 2087-2879, e-issn : 2580-2445 PERBEDAAN PENGETAHUAN MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN TENTANG PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM TIFOID The Difference of the Knowledge between Male and Female Students on
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella typhi yang masih dijumpai secara luas di berbagai negara berkembang yang terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta manfaat penelitian. A. Latar Belakang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) berdasarkan Keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya yang berkaitan dengan makanan dan minuman masih menjadi masalah yang paling sering ditemukan di
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAHUNA TIMUR KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Meityn D. Kasaluhe*, Ricky C. Sondakh*, Nancy S.H. Malonda** *Fakultas
Lebih terperinciHubungan Antara Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Demam Tifoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep Kabupaten Semarang
Artikel Penelitian Hubungan Antara Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Demam Tifoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep Kabupaten Semarang Dwi Febriana *), Yuliaji Siswanto **), Puji Pranowowati **) *) Mahasiswa
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Food Handler s Hygiene Sanitation Practice, Escherichia coli RINGKASAN
HUBUNGAN PRAKTIK HIGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN TERHADAP CEMARAN Escherichia coli PADA MAKANAN GADO-GADO DI SEPANJANG JALAN KOTA MANADO CORRELATION FOOD HANDLER S HYGIENE SANITATION PRACTICE WITH CONTENT
Lebih terperinciANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)
ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2) Abstrak :Peranan tenaga kesehatan dalam penyelenggarraan pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk tiap tahunnya. Insiden tertinggi demam thypoid terdapat pada anakanak. kelompok umur 5 tahun (Handini, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam thypoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik. Demam thypoid dijumpai secara luas di berbagai Negara berkembang terutama terletak di daerah tropis dan subtropis.
Lebih terperinciHUBUNGAN PAPARAN MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE PADA IBU-IBU DI KELURAHAN SAMBIROTO SEMARANG
HUBUNGAN PAPARAN MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE PADA IBU-IBU DI KELURAHAN SAMBIROTO SEMARANG Adhiana Aysha Rohman 1), Syamsulhuda 2), Anung Sugihantono 3) Bagian Pendidikan
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014
Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014 Enderia Sari Prodi D III KebidananSTIKesMuhammadiyah Palembang Email : Enderia_sari@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN KELAMBsU, REPELLENT,
PENGARUH PENGGUNAAN KELAMBsU, REPELLENT, BAHAN ANTI NYAMUK DAN KEBIASAAN KELUAR RUMAH MALAM HARI TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI DESA LOBU DAN LOBU II KECAMATAN TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA TAHUN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas periode pertumbuhan (Golden Age Periode) dimana pada usia ini sangat baik untuk pertumbuhan otak
Lebih terperinciProsiding Pendidikan Dokter ISSN: X
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Perbedaan Faktor Lingkungan, Perilaku Ibu dan Faktor Sosiodemografi Pasien Diare Anak di Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Al Islam Bandung pada Peserta BPJS dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masuk dalam kategori penyakit infeksi yang bersifat kronik. TB menular langsung melalui udara yang tercemar basil Mycobakterium tuberculosis, sehingga
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS MULTIDRUG RESISTANT
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS MULTIDRUG RESISTANT DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO TAHUN 2015 Ira D. Pawa, Jootje M. L. Umboh, Budi T. Ratag * Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN ). Penyakit Typhoid Abdominalis juga merupakan masalah kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Typhoid Abdominalis merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella Typhi yang ditandai dengan gangguan pada sistem pencernaan dan terkadang
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA PENDERITA TB PARU TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT TB PARU
PENELITIAN HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA PENDERITA TB PARU TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT TB PARU Fina Oktafiyana*, Nurhayati**, Al Murhan** *Alumni Poltekkes Tanjungkarang ** Dosen Jurusan Keperawatan Tanjungkarang
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR Nur Alam Fajar * dan Misnaniarti ** ABSTRAK Penyakit menular seperti diare dan ISPA (Infeksi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi Luas Puskesmas Pilolodaa Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo yaitu 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing
Lebih terperinciSTIKES NGUDI WALUYO ARTIKEL
STIKES NGUDI WALUYO ARTIKEL PERBEDAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BERDASAR PROGRAM USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SD NEGERI WILAYAH KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG Disusun Oleh Rofiyati NIM : 010112A089
Lebih terperinciHUBUNGAN SIKAP DAN UPAYA PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG
HUBUNGAN SIKAP DAN UPAYA PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG Hilda Irianty, Norsita Agustina, Adma Pratiwi Safitri Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebersihan merupakan suatu keadaan yang terbebas dari kotoran, termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu menjadi polemik yang berkembang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan di negara berkembang terutama di Indonesia, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit diare bersifat endemis
Lebih terperinciPENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR
PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR Hanifati Sharfina, Rudi Fakhriadi, Dian Rosadi Program Studi Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam tifoid merupakan infeksi bakteri sistemik yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang dijumpai di berbagai negara berkembang terutama di daerah tropis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak asasi setiap orang untuk keberlangsungan hidupnya. Makanan adalah unsur terpenting dalam menentukan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS (Studi Pada Pasien Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dokter Soekardjo Tasikmalaya) Andina Dea Priatna 1) Nur Lina dan Siti Novianti
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, FREKUENSI KONSUMSI DAN SUMBER MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE
HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, FREKUENSI KONSUMSI DAN SUMBER MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Gizi Pada Fakultas
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014
ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE Evan Anggalimanto, 2015 Pembimbing 1 : Dani, dr., M.Kes Pembimbing 2 : dr Rokihyati.Sp.P.D
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makanan adalah bahan yang biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh mahluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Makanan yang dibutuhkan
Lebih terperinciHubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung
The Relation Of Socially With Friends Againts Act Of Smoking Elementary School Students In District Panjang Bandar Lampung Firdaus, E.D., Larasati, TA., Zuraida, R., Sukohar, A. Medical Faculty of Lampung
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN KONSUMEN AIR MINUM ISI ULANG DENGAN PENYAKIT DIARE
Christyana S. dan Lilis S., Hubungan Pengetahuan dan Kebiasaan HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN KONSUMEN AIR MINUM ISI ULANG DENGAN PENYAKIT DIARE Assosiation between Knowledge and Attitude of Refilled
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan salah satu penyakit yang sering mengenai bayi dan balita. Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai lebih dari sepuluh kali sehari,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Ridha Hidayat
Ridha Hidayat FAKTOR-FAKTOR SANITASI LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BATITA USIA 12-23 BULAN DI DESA RANAH WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPAR TAHUN 2014 Ridha Hidayat Dosen S1 Keperawatan
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK BALITA PENDERITA PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013
ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK BALITA PENDERITA PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013 Melianti Mairi, 2014. Pembimbing 1 : dr. Dani, M.Kes Pembimbing 2 : dr. Budi Widyarto, M.H Pneumonia
Lebih terperinci