SISTEM PENULISAN DAN PENGAJARAN BAHASA CIA CIA DENGAN HANGUEL DI KOMUNITAS CIA-CIA LAPORO SORAWOLIO KOTA BAU-BAU OLEH ABIDIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM PENULISAN DAN PENGAJARAN BAHASA CIA CIA DENGAN HANGUEL DI KOMUNITAS CIA-CIA LAPORO SORAWOLIO KOTA BAU-BAU OLEH ABIDIN"

Transkripsi

1 SISTEM PENULISAN DAN PENGAJARAN BAHASA CIA CIA DENGAN HANGUEL DI KOMUNITAS CIA-CIA LAPORO SORAWOLIO KOTA BAU-BAU OLEH ABIDIN i

2 ABSTRACT Sistem Penulisan dan Pengajaran Bahasa Cia Cia Dengan Menggunakan Hanguel Di Cia Cia Laporo Sorawolio Kota Baubau Abidin Guru SMA Negeri 6 Baubau abidinbaubau@yahoo.com Makalah ini bukanlah suatu karya ilmiah yang tersusun secara sistematik. Tulisan ini akan menjelaskan tentang situasi belajar mengajar bahasa Cia Cia dengan menggunakan hanguel di komunitas Cia Cia Laporo Sorawolio Kota Baubau, sejak diperkenalkan dan diajarkan di Sekolah Dasar di bulan Juli 2009 yang lalu. Sudah banyak persepsi dan pertanyaan yang muncul tentang kemajuan pembelajaran bahasa Cia Cia tersebut. Hal-hal yang akan dijelaskan adalah, bagaimana bahasa Cia Cia menggunakan aksara hanguel, bagaimana respon masyarakat Cia Cia Laporo Sorawolio dengan penggunaan hanguel sebagai bahasa tulis dalam bahasa Cia Cia, kemajuan belajar mengajar bahasa Cia Cia di beberapa sekolah dasar, hambatan hambatan, dan saran untuk perbaikan masa datang. Masih banyak upaya yang harus dilakukan oleh berbagai pihak yang terkait dalam hal sosialisasi dan percepatan pembelajaran bahasa Cia Cia dengan menggunakan hangul. Perhatian yang serius dari pemerintah, para institusi dan lembaga serta masyarakat Cia Cia itu sendiri masih sangat dibutuhkan. Jika tidak, ini dikhawatirkan tidak akan berjalan dengan baik bahkan bisa mengalami kemandekan. Hal lain sehubungan dengan perlunya sosialisasi pengenalan aksara Cia Cia secara menyeluruh di kalangan masyarakat, dan juga mengenai bahan ajar atau buku sebagai panduan dalam proses belajar mengajar di kelas. Sebagai kesimpulan, bahwa proses belajar mengajar bahasa Cia Cia dengan menggunakan hanguel masih tetap berjalan dimana sejauh ini masih tetap diajarkan di beberapa sekolah dasar di komunitas Cia Cia Laporo Sorawolio Kota Baubau sejak 5 tahun yang lalu, namun masi membutuhkan perhatian yang serius untuk tetap menjaga keberlanjutannya. ii

3 KATA PENGANTAR Aksara adalah merupakan bagian dari simbol peradaban dan jati diri suatu bangsa atau suatu kelompok masyarakat. Masih banyak suku di beberapa negaradi dunia ini yang mempunyai ragam bahasa daerah yang berbeda beda dan belum mempunyai aksara tersendiri, terutama Negara Indonesia yang tercatat sebagai negera yang mempunyai ragam bahasa daerah yang terbanyak di dunia. Seiring dengan perkembangan zaman, ragam bahasa yang ada sudah mulai terkikis dan memudar oleh modernisasi bahasa karena tuntutan kehendak zaman. Pudarnya bahasa suatu kelompok masyarakat berarti pudar pula simbol peradaban dan jati diri daripada masyarakat itu sendiri. Kiranya patutlah masyarakat Cia Cia laporo Sorawolio saat ini untuk bangkit mempertahankan jati diri mereka dari sisi aspek bahasa dengan penerapan aksara Cia Cia yang diadaptasi dari hangul. Hal ini memang tidaklah mudah dan banyak hambatan hambatan tetapi harus ada kemauan yang keras untuk mensukseskannya. Penerapan aksara Cia Cia yang diadaptasi dari hanguel ini tidak mempunyai kandungan maksud yang lain akan tetapi merupakan suatu upaya untuk melestarikan dan menjaga keaslian bahasa Cia Cia itu sendiri. Harapan besar akan kesuksesan upaya ini tentu harus memerlukan banyak dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, saran dan masukan sangat kami harapkan demi keberlanjutan upaya yang telah lama dirintis ini. Penyusun iii

4 DAFTAR ISI HALAM JUDUL ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG...1 A. PERLUNYA BAHASA CIACIA MEMILIKI KARAKTER TERSENDIRI...1 B. MENGAPA AKSARA CIA CIA DIADAPTASI DARI HANGUEL MENGENAL KOMUNITAS MASYARAKAT CIA CIA SORAWOLIO KOTA BAUBAU DAN SEBARAN PENDUDUK... 2 II. MASALAH BAGAIMANA BAHASA CIACIA MENGGUNAKAN KARAKTER HANGUEL ALPHABET BAHASA CIA CIA RESPON MASYARAKAT CIA CIA LAPORO SORAWOLIO TERHADAP PENERAPAN AKSARA CIA CIA DENGAN MEMAKAI HANGUEL PROSES PEMBELAJARAN BAHASA CIA CIA KENDALA DALAM PENERAPAN AKSARA CIA CIA DALAM HANGUEL...8 III. PENUTUP KESIMPULAN SARAN...10 LAIN LAIN (GAMBAR)...11 iv

5 I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG A. PERLUNYA BAHASA CIACIA MEMILIKI KARAKTER TERSENDIRI Bahasa Cia Cia merupakan salah satu kelompok bahasa Austronesia yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan telah dijadikan sebagai alat komunikasi diantara kelompok masyarakat pada saat itu. Tentang asal usul dari Bahasa Cia Cia itu sendiri belum ada keterangan ataupun sejarah yang jelas yang dapat menjelaskan tentang asal muasalnya dan hingga kini masih dalam taraf penelitian. Dalam perkembangannya Bahasa Cia Cia sejak awal dijadikan sebagai alat komunikasi antara warga belum pernah ada kesepakatan untuk menetapkan salah satu karakter tersendiri sebagai bahasa tulis Bahasa Cia Cia. Transformasi bahasa Cia Cia dari para nenek moyang terdahulu hingga generasi seterusnya sampai saat ini hanya terjadi secara lisan. Proses transformasi bahasa seperti ini, dimana anak anak mengetahui bahasa lewat daya tangkap dan daya ingat (language acquisition) sebagaimana yang terjadi disetiap komunitas/kelompok masyarakat memang cukup cepat untuk ditangkap oleh anak anak karena disetiap detik dan waktu dari segala bentuk aktivitas anak telah dibiasakan dengan bunyi-bunyi bahasa dari bahasa ibu mereka sendiri. Namun demikian ketika anak anak mulai tersentuh dengan bahasa kedua atau bahasa asing yang dipelajari secara sistematik lewat bahasa tulis maka bahasa ibu atau bahasa daerah mereka akan mulai terpengaruh dan tercampur dengan bahasa kedua sehingga keaslian bahasa ibu mereka perlahan lahan mulai terlupakan dan bisa jadi pada generasi selanjutnya tidak akan bisa lagi menggunakannya. Beberapa kelemahan transformasi bahasa yang hanya dilakukan lewat lisan dan tidak melalui sistematika tulisan yang baik Pertama : Ketika anak anak mempelajari bahasa kedua perlahan-lahan mulai mencampur dan memasukan kata kata bahasa kedua tersebut ke dalam bahasa daerah mereka dan hal tersebut akan berakibat pada terlupakannya kosa kata asli bahkan terkadang anak anak ketika mengenal bahasa kedua kemudian mereka menganggapnya sebagai bahasa yang lebih bagus dan kemudian tidak ingin lagi mempelajari lebih dalam daripada bahasa asli atau bahasa ibu mereka. Hal ini dapat berujung pada semakain hilangnya keaslian bahasa daerah itu sendiri, dan jika proses itu tetap terus berlanjut kepada generasi selanjutnya maka bahasa tersebut bisa menjadi punah. Kedua : Para pengguna bahasa daerah tersebut tidak dapat melakukan komunikasi dalam ragam bahasa tulisan, kemudian banyak bahasa-bahasa sastra masyarakat, cerita rakyat, sejarah dan budaya tidak dapat terbukukan sehingga suatu ketika semuanya bisa hilang. Ketiga : Pengguna bahasa tidak bisa mengetahui tentang bagaimana aturan atau tata 1

6 bahasa mereka sendiri karena tidak terkaji secara baik. Dengan demikian bahasa Cia Cia sangatlah penting untuk memiliki karakter tersendiri untuk menjaga keaslian dan kelestariannya. B. MENGAPA AKSARA CIA CIA DIADAPTASI DARI HANGUEL Sejumlah kalangan kerap sekali mempertanyakan tentang kenapa aksara Cia Cia menggunakan hanguel. Kenapa tidak memakai aksara latin saja yang yang sudah lebih dikenal oleh masyarakat. Hal lain yang selanjutnya juga menjadi kekhawatiran oleh berbagai kalangan adalah pengaruh penerapan aksara Cia Cia dari hangul terhadap budaya masyarakat ada. Beberapa alasan mendasar mengapa aksara Cia Cia diadaptasi dari hangul; Pertama; Bahwa bahasa Cia Cia sejak awal dijadikan sebagai alat komunikasi belum ada yang menetapkan bentuk aksara yang lebih tepat untuk bahasa Cia Cia yang telah dikaji secara ilmiah berdasarkan ilmu kebahasaan. Kedua; Ada beberapa fonem dalam bahasa Cia Cia yang pengucapannya lebih tepat direpresentasikan oleh fonem yang ada dalam aksara hanguel. Selanjutnya, tinjauan mengenai pengaruh yang dapat terjadi terhadap budaya lokal dari penerimaan aksara dimaksud, akan tergantung dari sudut pandang yang melihat. Adaptasi aksara Cia Cia bukan perpaduan budaya dimana masyarakat Cia Cia harus mengikuti budaya yang ada di Korea. Tidak ada pula perubahan tatanan budaya yang disyaratkan untuk penerimaan aksara dimaksud. Akan tetapi penerapan aksara Cia Cia ini adalah untuk pelestarian Bahasa Cia Cia itu sendiri. 1.2 MENGENAL KOMUNITAS MASYARAKAT CIA CIA SORAWOLIO KOTA BAUBAU DAN SEBARAN PENDUDUK Masyarakat cia cia yang bermukim di Sorawolio Kota Babau adalah kelompok masyarakat cia cia yang dikenal dengan masyarakat suku Laporo. Kelompok masyarakat ini adalah bagian dari masyarakat kerajaan Buton yang awal mulanya bermukim di sebuah perkampungan di atas perbukitan yang disebut Liwu mongau yang berjarak kurang lebih 60 kilometer dari pusat kerajaan Buton di Baubau. Ini diperkirakan jauh sebelum masuknya kolonial Belanda di Indonesia beberapa abad yang silam. Kata Liwu mongau yang berarti kampung yang terbakar. Pada saat itu masyarakat membakar sendiri kampung yang mereka huni karena ingin dikuasai oleh sekelompok pemberontak. Mereka berpikir bahwa milik mereka daripada diambil alih oleh pemberontak lebih baik mereka bakar. Setelah mereka melakukan pembakaran kemudian meninggalkan kampung tersebut ke sebuah perkampung baru yang tidak terlalu jauh yang juga di daerah pegunungan yang disebut Bugi Lama. Ada pula diantara mereka yang membentuk perkampungan di sekitar perkampungan yang telah 2

7 mereka bakar. Setelah beberapa dekade mereka tinggal di Bugi Lama, di tahun 1969 pemerintah memindahkan masyarakat Cia Cia Bugi Lama ke perkampungan baru di Kecamatan Sorawolio. Alasan pemindahan oleh pemerintah karena menganggap masyarakat Cia Cia Laporo pada saat itu sangat terisolir dan jauh dari pemerintahan. Di saat pemindahan itu tidak semua masyarakat Cia Cia Laporo Bugi Lama bersedia pindah di Sorawolio akan tetapi banyak pula diantara mereka mencari perkampunagan lain dalam wilayah Kabupaten Buton bahkan ke luar daerah. Karena itulah komunitas masyarakat Cia Cia Laporo saat ini ada terdapat di mana mana. Penutur Bahasa Cia Cia La Poro di kecamatan Sorawolio tersebar di 4 wilayah kelurahan yang secara asal usul berasal dari kelompok masyarakat yang sama, dialeg yang sama dan hanya terpisah secara administrasi pemerintahan. Penduduk Cia Cia Laporo di Sorawolio Kota Baubau adalah masyarakat agraris dimana sekitar 85 % penduduknya adalah petani dan sisanya bekerja serabutan dan sebagian pegawai negeri. Berikut data penduduknya; Nama Kelurahan Karya Baru Bugi Gonda Baru Kaisabu Baru Jumlah Jumlah Penduduk Orang Orang Orang 60 Orang Orang (Sumber:: masing masing data penduduk kelurahan bulan Agustus 2014) : Mengenai komunitas masyarakat Cia Cia Laporo yang lain, diperkirakan telah mencapai lebih dari seratus ribuh penduduk namun tersebar di berbagai tempat seperti pulau Buton dan pulau pulau lainnya yang terus berkembang dari tahun ke tahun. II. MASALAH 2.1 BAGAIMANA BAHASA CIACIA MENGGUNAKAN KARAKTER HANGUEL Kekhawatiran akan semakin pudarnya penggunaan bahasa Cia Cia yang asli di kalangan masyarakat sudah muncul sejak lama dan sampai saat ini pula solusi untuk menjawab kekhawtiran tersebut masih penuh tanda tanya. Tercatatlah sebuah era baru untuk bahasa Cia Cia dengan adanya hubungan kerja sama di bidang pendidikan dan kebudayaan antara Pemerintah Kota Seoul dengan Pemerintah Kota 3

8 Baubau di tahun Dengan diprakarsai oleh Prof. Dr. Chun Tai Hyun, guru besar di Hanguk University Of Foriegn Students dan Prof. Dr. Lee Hoo Young, guru besar di Seoul National University yang tergabung dalam Yayasan Hunminjongeum Society berinisiatif untuk melakukan penelitian tentang bahasa Cia Cia. Di awal tahun 2009, Prof. Dr. Lee Hoo Young memulai penelitiannya dengan memanggil kami di Korea Selatan untuk belajar Bahasa Korea di Seoul National University sambil beliau melakukan penelitian. Sekitar 6 bulan lamanya penelitian dilakukan telah dirumuskan bahwa bunyi kata kata yang terdapat dalam bahasa Cia Cia dapat direpresentasikan dengan bunyi kata kata dengan karakter hangul. Karena itu Prof. Dr. Lee Hoo Young menyarankan untuk menggunakan karakter Hanguel tersebut sebagai aksara Cia Cia. Di masa itu pula telah disusun sebuah buku untuk bahan ajar pembelajaran bahasa Cia Cia yang berjudul Cia Cia 1. Di tahun yang sama bulan Juni 2009 setelah saya kembali ke Baubau, atas hasil peneltian tersebut oleh pemerintah Kota Baubau pada saat itu Drs. MZ. AMIRUL TAMIM, M.Si mengambil kebijakan menyetujui penggunaan aksara Cia Cia yang diadaptasi dari Hanguel untuk bahasa tulis Bahasa Cia Cia dan mengintruksikan kepada saya untuk memulai mengajarkannya di sekolah sekolah yang berkomunitas masyarakat Cia Cia di Sorawolio. 2.2 ALPHABET BAHASA CIA CIA Berdasarkan hasil penelitian dan kajian kami bersama Prof. Lee Hoo Young disimpulkan bahwa tidak semua karakter hanguel dalam Bahasa Korea yang terdiri dari 21 huruf vokal dan 19 huruf konsonan langsung diadopsi secara keselurahan menjadi karakter/alphabet dalam Bahasa Cia Cia tetapi berdasarkan analisa kajian linguistiknya hanya ada 27 fonem karakter yang terdiri dari 10 huruf vokal dan 17 huruf konsonan yang ada dalam bahasa Cia Cia. 4

9 Karakter Bahasa Cia Cia yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. HURUF VOKAL Bentuk Huruf Nama Huruf Bunyi ㅏ 아 (a) / a / ㅣ 이 (i) / i / ㅜ 우 (u) / u / ㅔ 에 (e) / e / ㅗ 오 (o) (o) ㅡ 으 (i) / i / ㅑ 야 (ya) / ya / ㅠ 유 (yu) / yu / ㅖ 예 (ye) / ye / ㅛ 요 (yo) / yo / b. HURUF KONSONANT Bentuk Huruf Nama Huruf Bunyi ㅂ (b) / b / ㅉ (c) /c / ㄷ (d) / d / ㄱ (g) / g / ㅎ (h) / h / ㅈ (j) / j / ㄲ (k) / k / ㄹ (l/r) / l/r / ㅁ (m) / m / ㄴ (n) / n / 5

10 ㅇ (o) / ng / ㅃ (p) / p / ㅍ (ph) / ph / ㅅ (s) / s / ㄸ (t) / t / ㅌ (th) / th / ㅸ (w) / w / Keterangan: Konsonan ㅇ : Apabila digabungkan dengan vokal, maka konsonan ㅇ menjadi huruf mati yang hanya berfungsi untuk membunyikan vokal yang digabungkan dengannya, Namun apabila digabungkan menjadi satu suku kata yang diletakkan dibawah maka akan berbubyi /ng/. Secara umum dari ke 27 karakter hangul yang diadaptasi tersebut adalah sama pengucapannya dalam bahasa cia cia. Kemudian ada 1 karakter yaitu huruf r yang dalam hangul dilambangkan dengan ㄹ yang mana kebanyakan kata kata dalam bahasa Cia Cia baik kata kerja, kata benda maupun kata sifat dan kata kata lainnya tidak diucapkan seperti huruf / r / biasa melainkan diucapkan seperti /gha/ kerenanya selain karakter ㄹ diucapkan sebagai huruf / r / biasa, maka untuk merepresentasikan bunyi /gha/, dimungkinkan perlu adanya modifikasi huruf ㄹ berupa penambahan kode tertentu pada huruf tersebut atau penambahan karakter lain yang sesuai. Selanjutnya ada kelebihan tersendiri dari karakter hangul sehingga dapat dikatakan lebih cocok untuk diadaptasi menjadi karakter bahasa Cia Cia yang mana dalam Bahasa Cia Cia ada 2 fonem yaitu /ph / dan /dh / yang dalam karakter Hangul dapat diwakili dgn ( ㅍ = ph ) dan ( ㅌ = th ), yang mana dalam bahasa yang lain karakter yang merepresentasikan kedua fonem tersebut tidak dijumpai, misalnya saja dalam huruf latin. 6

11 Contoh : - 타네에 = ada - 까테세 = pisang - 모텡꼬 = kurus - 뽀타타 = menawar - 사팡까 = teman - 삐파호 = mandi - 파에 = beras - 까페페 = pemukul 2.3 RESPON MASYARAKAT CIA CIA LAPORO SORAWOLIO TERHADAP PENERAPAN AKSARA CIA CIA DENGAN MEMAKAI HANGUEL Pada awal pertama kali disosialisasikan tentang penggunaan bahasa tulisan dalam bahasa Cia Cia dengan huruf hangul banyak pendapat yang muncul baik dari masyakarakat lokal maupun masayarakat luar dan mempertanyakan mengapa kita menggunakan hangul dan bagaimana latar belakangnya. Namun menyadari akan arti pentingnya perlunya bahasa tulisan dari sebuah bahasa setelah melalui sosialisasi dan percobaan penerapan hangul di Sekolah Dasar selama kurun beberapa waktu dengan melihat beberapa kemudahan yang dibuktikan dengan cepatnya anak anak bisa membaca dan menulis dengan karakter hangul tersebut maka masyarakat Cia Cia di Sorawolio sudah menerima dengan baik. Hal ini pula dibuktikan dengan sudah ditanda tanganinya persetujuan penerimaan aksara cia cia yang diadaptasi dari hangul tersebut oleh masing masing pimpinan masyarakat Adat tertinggi masyarakat Cia Cia di masing masing kelurahan di kecamatan Sorawoilo pada tanggal 30 September PROSES PEMBELAJARAN BAHASA CIA CIA Pembelajaran bahasa Cia Cia dengan penerapan karakter hangul telah berlangsung selama kurang lebih 5 tahun dan mulai diajarkan pada bulan Juli tahun 2009 sampai sekarang pada sekolah dasar di komunitas masyarakat Cia Cia Sorawolio sebagai mata pelajaran muatan lokal. Proses pembelajaran tersebut pada awalnya dimulai di salah satu sekolah Dasar yaitu SD Negeri Karya Baru pada tingkatan kelas IV dengan jumlah siswa pada saat itu sebanyak 50 orang. Waktu untuk pembelajaran Bahasa Cia Cia dalam seminggu sebanyak satu kali pertemuan dengan durasi waktu 70 menit. Dalam satu tahun ajaran jumlah pertemuan sekitar 32 kali pertemuan atau setara dengan 37 jam. 7

12 Dalam satu tahun ajaran pertama pada tingkatan kelas IV SD, kompetensi atau kemampuan keterampilan berbahasa daripada pembelajaran Bahasa Cia Cia ini lebih difokuskan pada keterampilan membaca dan menulis. Berdasarkan penilaian kami selaku pengajar terhadap kemampuan anak didik pada saat itu, hasil capaian selama kurung waktu satu tahun ajaran telah menunjukan perkembangan yang memuaskan dimana sekitar 95 % dari jumlah murid 50 orang telah dapat membaca dengan baik dan benar dan dari jumlah 50 orang tersebut pula sekitar 80 % telah dapat menulis dengan baik dan benar. Kemudian proses pembejaran Bahasa Cia Cia ini tetap berlanjut di kelas V sampai kelas 6 hingga tamat dari Sekolah Dasar. Selanjutnya di tahun kedua, bulan Juli 2010 hingga Juni 2011 pembelajaran Bahasa Cia Cia dengan karakter hangul ini mulai diajarkan pada 2 buah sekolah dasar yang lain di Sorawolio pada tingkatan kelas IV, yang juga peserta didiknya adalah penutur asli bahasa Cia Cia yaitu Sekolah Dasar Negeri 1 Bugi dan Sekolah Dasar Negeri 2 Bugi dan tinggal satu Sekolah Dasar Negeri lagi yang belum dilakukan pembelajaran Bahasa Cia Cia yaitu SD Negeri Gonda Baru yang juga komunitas masyarakatnya adalah Cia Cia. Hal ini dikarenakan keterbatasan tenaga pengajar. Di tahun ketiga, bulan Juli 2011 hingga Juni 2012 proses pembelajaran yang efektif hanya berlangsung di Sekolah Dasar Negeri Karya Baru dan Sekolah Dasar Negeri Bugi 2. Kemudian di tahun ke-4, bulan Juli 2012 hingga Juni 2013 proses pembelajaran yang efektif hanya berlangsung di SD Negeri Bugi 2. Terus kemudian di tahun kelima, sejak bulan Juli 2013 hingga sekarang pembelajaran yang efektif berlangsung di SD Negeri Bugi 2 dan SD Negeri Karya Baru. Dalam perjalanan proses pembelajaran Bahasa Cia Cia dalam kurun waktu 5 tahun situasi pembelajaran berjalan cukup variatif. Di tahun pertama sampai tahun ketiga terasa cukup baik dan setelah tahun keempat sampai sekarang sedikit menurun karena pengajar hanya dilakukan dua orang guru.. Berikut data murid murid SD di Sorawolio yang sudah belajar Bahasa Cia Cia : Nama Sekolah Kelas IV V VI SD Negeri Karya Baru 65 Orang 59 Orang 47 Orang SD Negeri Bugi 1-31 Orang 19 Orang SD Negeri Bugi 2 27 Orang 40 Orang 31 Orang Jumlah 92 Orang 130 Orang 97 Orang (Sumber data; guru pengajar bahasa Cia Cia, La Ali & Muhamad Rasyid) 8

13 2.5 KENDALA DALAM PENERAPAN AKSARA CIA CIA Meskipun proses pembelajaran telah dilaksanakan lebih dari 5 tahun namun belum menunjukan suatu pencapain yang cukup memuaskan. Hal ini menurut pendapat saya disebabkan masih kurangnya keseriusan dari berbagai pihak yang berkepentingan baik pemerintah, lembaga-lembaga lain maupun kepedulian dari masyarakat itu sendiri. Masyarakat Cia Cia Sorawolio sendiri selaku obyek dari penerapan aksara Cia Cia dengan menggunakan hanguel, sejauh ini baru sebatas mengetahui tentang penerapannya di sekolah tetapi mereka belum mengenal dengan baik mengenai bentuk dan penulisan aksara Cia Cia dimaksud. Dalam hal ini masyarakat bukan berarti tidak peduli dengan keadaan bahasa mereka sendiri akan tetapi karena kesibukan dan pemahaman akan arti pentingnya aksara dimaksud masih kurang. Karena itu masih butuh perhatian dan upaya yang harus dilakukan secara serius dan intensif dalam bentuk sosialisasi langsung kepada masyarakat dan sedapat mungkin agar dapat diajarkan melalui tutorial atau dengan melalui media pembelajaran lainnya. Selanjutnya terkait dengan ketersediaan buku atau bahan ajar yang dapat dijadikan pedoman bagi guru ataupun murid. Bahan ajar yang dimaksud sebaiknya disusun secara sistematik dengan cakupan materi yang didasarkan atas suatu rumusan tujuan dan kompetensi kebahasaan yang ingin dicapai. Sejauh ini buku atau bahan ajar yang digunakan di sekolah dalam pembelajaran Bahasa Cia Cia adalah buku Cia Cia 1. Sementara itu sudah perlu adanya tambahan bahan ajar yang cakupan materinya sudah didasarkan pada tujuan dan kompetensi kebahasaan yang ingin dicapai. Hal lain yang paling penting dan menjadi perhatian kami saat ini bahwa komunitas penutur asli bahasa Cia Cia yang ada di luar Sorawolio saat ini jauh lebih banyak daripada yang ada di Sorawolio seperti yang ada di Kabupaten Buton yang mayoritas penduduknya adalah penutur asli bahasa Cia Cia. Sejauh ini mereka baru sebatas mendengar informasi tentang penerapan aksara Cia Cia dengan menggunakan hangul di Cia Cia Laporo Sorawolio dan dari itu muncullah berbagai pertanyaan bahkan kritikan bahwa kenapa harus menggunakan hanguel. Inilah pentingnya untuk kemudian menjadi perhatian bahwa jika pengelanan aksara ini di masyarakat Cia Cia Sorawolio sekaligus penerepannya di sekolah sekolah sudah sukses maka program ini akan semakin kuat sehingga kemungkinan penerimaan aksara Cia Cia dengan menggunakan hanguel akan dapat pula diterima dengan mudah oleh komunitas Cia Cia di luar Sorawolio. 9

14 III. PENUTUP 3.1 KESIMPULAN: 1. Mengingat pentingnya aksara sebagai bahasa tulis dalam sebuah bahasa dan untuk tetap menjaga kelestarian dan keasliannya maka patutlah Bahasa Cia Cia saat ini memiliki aksara tersendiri. 2. Bahwa program pembelajaran bahasa Cia Cia di Sorawolio Kota Baubau dengan mengunakan hanguel yang diajarkan di beberapa sekolah dasar sejak tahun 2009 yang lalu masih tetap berjalan sampai saat ini. 3. Untuk lebih memaksimalkan program penerapan aksara Cia Cia dengan menggunakan hangul di komunitas Cia Cia Sorawolio Kota Baubau masih sangat memerlukan upaya dan perhatian yang lebih serius dari berbagai pihak, baik pemerintah, lembaga, masyarakat Cia Cia Sorawolio sendiri, maupun pihakpihak lain yang berkepentingan. 3.2 SARAN: 1. Bahwa program peningkatan kapasitas tenaga guru oleh pemerintah Kota Seoul dengan menghadirkan 4 orang guru setiap tahunnya di Korea untuk dilatih, dipandang sudah cukup baik namun sejauh ini belum memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap pengembangan pembelajaran bahasa Cia Cia maupun Bahasa Korea di Baubau. Karena itu, kami menyarankan perlu adanya program tambahan lain yang lebih bisa memungkinkan percepatan pengenalan dan pengembangan pembelajaran Bahasa Cia Cia tersebut, misalnya sosialisasi dan pengenalan langsung kepada masyarakat. 2. Mengingat masih ada beberapa hal yang perlu penyempurnaan terkait dengan aksara Cia Cia itu sendiri maka kami menyarankan agar penelitian tentang bahasa Cia Cia dapat dilanjutkan sebagaimana yang sudah pernah dikaukan oleh Prof. Dr. Lee Hoo Young selaku perumus aksara Cia Cia. Selaku masyarakat Cia Cia tentu kami sangat berterima kasih kepada pemerintah dan masyarakat Korea Selatan, lebih khusus Pemerintah Kota Seoul beserta beberapa lembaga atau yayasan yang sejauh ini telah bekerja keras membantu masyarakat Cia Cia Sorawolio Kota Baubau dalam percepatan penerapan aksara Cia Cia dengan menggunakan hangul, mulai dari peningkatan kapasitas tenaga pengajar, pemberian bantuan beasiswa serta bantuan lain baik berupa fisik atau benda maupun pikiran. Demikian yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini. Terima Kasih. 10

15 Lain-Lain (gambar-gambar) Nama-Nama Sekolah Dasar Tempat Pengajaran Aksara Cia Cia dengan Hangul 11

16 Beberapa Jalan Lingkungan Dalam Pemukiman Masyarakat Yang Disertakan dengan Aksara Cia Cia, 12

17 13

18 Dokumentasi Penandatanganan Kesepakatan Penerimaan Aksara Cia Cia Yang Diadaptasi dari Hangeul Oleh 4 Parabela Selaku Pimpinan Adat Cia Cia Laporo di Sorawolio. 14

19 15

20 Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Baubau yang menerapkan pengajaran Bahasa Korea sampai saat ini di Kota Baubau. 16

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hangeul Menurut Kim [11], Hangeul diciptakan sekitar akhir tahun 1443 atau Januari 1444. Kemudian diresmikan oleh raja keempat Dinasti Joseon yang bertahta waktu itu, Raja Sejong.

Lebih terperinci

Perancangan Cipher Baru untuk Huruf Korea (Hangul)

Perancangan Cipher Baru untuk Huruf Korea (Hangul) Perancangan Cipher Baru untuk Huruf Korea (Hangul) Nikodemus Adriel Limanthie/13510089 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu dapat dikenali dari keanekaragaman budaya, adat, suku, ras, bahasa, maupun agama. Kemajemukan budaya menjadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian CAI (Computer Aided Instruction) tambahan didalam metode pengajaran tradisional (Cotton,2001).

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian CAI (Computer Aided Instruction) tambahan didalam metode pengajaran tradisional (Cotton,2001). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Ajar atau CAI 2.1.1 Pengertian CAI (Computer Aided Instruction) CAI adalah istilah yang mengacu pada aktifitas seperti drill and practice, tutorial, atau simulasi yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori dasar yang digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam pengembangan aplikasi. 3.1 Optical Character Recognition Optical Character Recognition(OCR)

Lebih terperinci

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016 p-issn: e-issn:

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016 p-issn: e-issn: PENGARUH BAHASA GAUL TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA MAHASISWA UNSWAGATI Ratna Prasasti Suminar (Universitas Swadaya Gunung Jati) Abstrak Bahasa adalah identitas dari suatu negara sebagai alat untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN LEMBAGA KURSUS PENDIDIKAN (LKP) BINA MULIA BATANG DALAM MENUMBUHKAN KETERAMPILAN DASAR CALISTUNG PADA ANAK

BAB IV ANALISIS PERAN LEMBAGA KURSUS PENDIDIKAN (LKP) BINA MULIA BATANG DALAM MENUMBUHKAN KETERAMPILAN DASAR CALISTUNG PADA ANAK BAB IV ANALISIS PERAN LEMBAGA KURSUS PENDIDIKAN (LKP) BINA MULIA BATANG DALAM MENUMBUHKAN KETERAMPILAN DASAR CALISTUNG PADA ANAK Setelah peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian yang diperoleh

Lebih terperinci

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut

Lebih terperinci

2015 PENANAMAN NILAI-NILAI KESUND AAN MELALUI PROGRAM TUJUH POE ATIKAN ISTIMEWA D I LINGKUNGAN SEKOLAH KABUPATEN PURWAKARTA

2015 PENANAMAN NILAI-NILAI KESUND AAN MELALUI PROGRAM TUJUH POE ATIKAN ISTIMEWA D I LINGKUNGAN SEKOLAH KABUPATEN PURWAKARTA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan sesuatu bersifat abstrak yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dengan gagasan atau sistem ide yang di dalamnya terdapat sebuah pikiran manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi atau sarana paling lengkap yang efektif untuk menyampaikan informasi, ide, pesan, maksud, persaan dan pendapat kepada orang lain. Selain

Lebih terperinci

Belajar Bahasa Korea Untuk Pemula Pengenalan Vokal Dasar

Belajar Bahasa Korea Untuk Pemula Pengenalan Vokal Dasar Belajar Bahasa Korea Untuk Pemula Pengenalan Hangeul Belajar Bahasa Korea Untuk Pemula Pengenalan Hangeul Huruf Korea disebut Hangeul 한글. Bagi yang berminat belajar Bahasa Korea, disini saya akan coba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam terdiri dari puncak-puncak kebudayaan daerah dan setiap kebudayaan daerah mempunyai ciri-ciri khas masing-masing. Walaupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pulau Bangka merupakan pulau kecil di sebelah selatan Sumatra. Pulau ini sudah terkenal sejak abad ke-6. Hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan prasasti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji sastra maka kita akan dapat menggali berbagai kebudayaan yang ada. Di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya dan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang beragam yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Kekayaan budaya dan tradisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Salah satu bentuk peninggalan budaya yaitu aksara nusantara.

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Salah satu bentuk peninggalan budaya yaitu aksara nusantara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya akan seni dan budaya. Di tiap-tiap daerah dari Sabang sampai Merauke terdapat ribuan seni, budaya, adat istiadat, kebiasaan

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Hough Transform Untuk Pengenalan Goresan Tangan Huruf Korea

Penerapan Algoritma Hough Transform Untuk Pengenalan Goresan Tangan Huruf Korea IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 Penerapan Algoritma Hough Transform Untuk Pengenalan Goresan Tangan Huruf Korea Maria Velentina Y.C.* 1, Elza Erin 2, Renni Angreni 3, Derry Alamsyah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai makna tertentu. Sebagai sistem lambang bunyi yang mempunyai makna,

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai makna tertentu. Sebagai sistem lambang bunyi yang mempunyai makna, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap dan mempunyai makna tertentu. Sebagai sistem lambang bunyi yang mempunyai makna, bahasa digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Landasan Dasar, Asas, dan Prinsip K3BS Keanggotaan Masa Waktu Keanggotaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Landasan Dasar, Asas, dan Prinsip K3BS Keanggotaan Masa Waktu Keanggotaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Berdasarkan Undang Undang Dasar 1945 Pasal 29 ayat satu dan dua maka Negara Indonesia menjamin kebebasan berserikat dan berkeyakinan. Bahwa agama Katolik adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belakangan ini, banyak orang mulai berpikir bahwa keahlian adalah hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Belakangan ini, banyak orang mulai berpikir bahwa keahlian adalah hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belakangan ini, banyak orang mulai berpikir bahwa keahlian adalah hal yang dapat digunakan dimasa depan. Keahlian itu bisa berupa keahlian dalam bidang non-akademik

Lebih terperinci

2014 SAJARAH CIJULANG

2014 SAJARAH CIJULANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naskah kuno merupakan salah satu warisan budaya Indonesia dalam bidang keberaksaraan yang telah dilindungi oleh UU RI No. 11 tahun 2010. Ungkapan warisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki beragam norma, 1 moral, 2 dan etika 3 yang menjadi pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Setiap kelompok etnik tersebut memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Setiap kelompok etnik tersebut memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Sulawesi Selatan dan Barat terdapat empat etnik dominan dan utama, yakni Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Setiap kelompok etnik tersebut memiliki ragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia. Alangkah repotnya apabila manusia tidak memiliki bahasa. Manusia mengungkap keinginan, pesan,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan 116 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis semiotika dengan unsur tanda, objek, dan interpretasi terhadap video iklan pariwisata Wonderful Indonesia episode East Java, serta analisis pada tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah memiliki keanekaragaman budaya yang tak terhitung banyaknya. Kebudayaan lokal dari seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa daerah di Indonesia memiliki keragaman tersendiri. Pada saat ini bahasa daerah menjadi pusat perhatian pemerintah dan masyarakat untuk melestarikannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya adalah salah satu aset berharga yang sangat penting untuk dijaga dan dilestarikan. Indonesia sebagai negara yang memiliki beragam suku, tentu memiliki

Lebih terperinci

2015 PENGAKUAN KEESAAN TUHAN DALAM MANTRA SAHADAT SUNDA DI KECAMATAN CIKARANG TIMUR KABUPATEN BEKASI

2015 PENGAKUAN KEESAAN TUHAN DALAM MANTRA SAHADAT SUNDA DI KECAMATAN CIKARANG TIMUR KABUPATEN BEKASI 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pengakuan keesaan Tuhan dalam mantra Sahadat Sunda pengakuan keislaman sebagai mana dari kata Sahadat itu sendiri. Sahadat diucapkan dengan lisan dan di yakini dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman tradisional Kelurahan Melai, merupakan permukiman yang eksistensinya telah ada sejak zaman Kesultanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan diwujudkan dalam program Visit Indonesia yang telah dicanangkannya sejak tahun 2007. Indonesia sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang, hal itu dapat terlihat dari pertumbuhan didunia teknologi, ekonomi, yang begitu pesat khususnya di daerah perkotaan. Tidak terkecuali

Lebih terperinci

BAB III AKSARA SUNDA

BAB III AKSARA SUNDA BAB III AKSARA SUNDA 3.1. Perihal Aksara Sunda Aksara Sunda atau yang disebut huruf Kaganga bukan milik sendiri maksudnya adalah aksara Sunda merupakan aksara hasil modifikasi dari aksara aksara daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan kepada orang lain. Sering disebut juga bahwa bahasa itu merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan kepada orang lain. Sering disebut juga bahwa bahasa itu merupakan alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang menghubungkan antara satu orang dengan orang lain. Melalui bahasa manusia dapat berinteraksi dan menyampaikan pesan yang ingin

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANIMASI PEMBELAJARAN HURUF KOREA UNTUK PEMULA

PERANCANGAN ANIMASI PEMBELAJARAN HURUF KOREA UNTUK PEMULA PERANCANGAN ANIMASI PEMBELAJARAN HURUF KOREA UNTUK PEMULA SKRIPSI Oleh: JULIANA GUNAWAN 1144109 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK TIME MEDAN 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara agraris (terdiri dari banyak pulau)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara agraris (terdiri dari banyak pulau) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai Negara agraris (terdiri dari banyak pulau) memiliki bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia. Selain bahasa Indonesia banyak pula bahasa daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi komunikasi menyebabkan generasi mudah kita terjebak dalam koptasi budaya luar. Salah kapra dalam memanfaatkan teknologi membuat generasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran orang tua sebagai generasi penerus kehidupan. Mereka adalah calon

BAB I PENDAHULUAN. peran orang tua sebagai generasi penerus kehidupan. Mereka adalah calon BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan aset, anak adalah titisan darah orang tua, anak adalah warisan, dan anak adalah makhluk kecil ciptaan Tuhan yang kelak menggantikan peran orang tua sebagai

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II ISBN : 978-602-97522-0-5 PROSEDING SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II Konstribusi Sains Untuk Pengembangan Pendidikan, Biodiversitas dan Metigasi Bencana Pada Daerah Kepulauan SCIENTIFIC COMMITTEE: Prof.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang mempunyai keanekaragaman budaya dan komunitas masyarakat yang unik seperti ras, suku, agama, dan etnis. Kebudayaan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki berbagai macam budaya. Dari Sabang sampai Merauke dapat ditemukan keanekaragaman ciri khas budaya daerah masing-masing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bermukim merupakan salah satu cerminan budaya yang. merepresentasikan keseluruhan dari teknik dan objek, termasuk didalamnya cara

BAB I PENDAHULUAN. Bermukim merupakan salah satu cerminan budaya yang. merepresentasikan keseluruhan dari teknik dan objek, termasuk didalamnya cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bermukim merupakan salah satu cerminan budaya yang merepresentasikan keseluruhan dari teknik dan objek, termasuk didalamnya cara berfikir, lingkungan, kebiasaan, cara

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan implementasi dan pengujian hasil perancangan yang dilakukan pada Bab 3. Perangkat lunak yang dihasilkan diimplementasikan dan diuji pada Samsung

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN MEREKONSTRUKSI BAHASA INDONESIA SEBAGAI PENGUAT KARAKTER BANGSA Citra Maya Pusvitasari Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP PGRI NGAWI cietmay_puu@rocketmail.com ABSTRAK Bahasa Indonesia saat

Lebih terperinci

BAB VII PEN UTUP. Dalam penelitian ini, berdasarkan data serta analisa di bab IV dan V, dapat

BAB VII PEN UTUP. Dalam penelitian ini, berdasarkan data serta analisa di bab IV dan V, dapat BAB VII PEN UTUP 6.1 Keismpulan Dalam penelitian ini, berdasarkan data serta analisa di bab IV dan V, dapat disimp ulkan bahwa : 1. Nilai-nilai kehidupan yang berkembang di Rumah Betang mencangkup: nilai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini dibahas teori yang digunakan sebagai landasan pengerjaan pengenalan kata berdasarkan tulisan tangan huruf Korea (hangūl) menggunakan jaringan saraf tiruan propagasi balik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan simbol peradaban. Apabila sebuah budaya luntur dan tidak lagi dipedulikan oleh sebuah bangsa, peradaban bangsa tersebut tinggal menunggu waktu

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kawasan Gunung Jati sebagai suatu tempat terjadinya interaksi dalam masyarakat suku Muna, memiliki karakteristik yang khas dari masing-masing masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB V MODEL PELESTARIAN NYANYIAN MBUE-BUE PADA MASYARAKAT MUNA SULAWESI TENGGARA

BAB V MODEL PELESTARIAN NYANYIAN MBUE-BUE PADA MASYARAKAT MUNA SULAWESI TENGGARA BAB V MODEL PELESTARIAN NYANYIAN MBUE-BUE PADA MASYARAKAT MUNA SULAWESI TENGGARA Sebagaimana yang telah dideskripsikan pada bagian hasil analisis data, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai alternatif

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA SALINAN - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2015 KEHID UPAN MASAYARAKAT BAD UY LUAR D I D ESA KANEKES KABUPATEN LEBAK BANTEN

2015 KEHID UPAN MASAYARAKAT BAD UY LUAR D I D ESA KANEKES KABUPATEN LEBAK BANTEN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah ilmiah, saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian La Tike, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian La Tike, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Nilai-nilai sosial yang diusung lewat pancasila sebagai ideologi Negara rasanya sudah tidak dipahami lagi oleh sebagian kelompok masyarakat. Ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa, sebagaimana kita ketahui merupakan suatu sarana yang amat penting dalam menyampaikan suatu ide maupun pesan. Melalui bahasa kita dapat berkomunikasi dan mengetahui

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan ragam budaya, suku bangsa, dan tradisi. Setiap propinsi memiliki ciri khas yang berbeda, yang tercermin pada pola

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia sudah menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi sejak berabad-abad

I. PENDAHULUAN. Manusia sudah menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi sejak berabad-abad I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Manusia sudah menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi sejak berabad-abad silam. Bahasa hadir sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di setiap tempat di Indonesia memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. Di setiap tempat di Indonesia memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang beraneka ragam suku bangsa, ras, dan agama. Di setiap tempat di Indonesia memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing, inilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam hias atau disebut juga dengan ornamen di Indonesia merupakan kesatuan dari pola-pola ragam hias daerah atau suku-suku yang telah membudaya berabad-abad.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ashriany Widhiastuty, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ashriany Widhiastuty, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terbentang dari sabang hingga merauke. Oleh karena itu Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman suku dan budaya serta

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 101 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan disimpulkan hasil penellitian yang telah dilakukan dalam penulisan skripsi yang berjudul Tenun Songket Palembang 1980-2000 (Kajian Sosial Budaya Tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra lisan yang telah lama ada,lahir dan muncul dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra lisan yang telah lama ada,lahir dan muncul dari masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra lisan yang telah lama ada,lahir dan muncul dari masyarakat yang menjadikannya sebagai suatau tradisi dalam kelompok masyarakat.sastra lisan hadir sebagai

Lebih terperinci

D. Dinamika Kependudukan Indonesia

D. Dinamika Kependudukan Indonesia D. Dinamika Kependudukan Indonesia Indonesia adalah negara kepulauan dengan potensi sumber daya manusia yang sangat besar. Jumlah penduduk yang tinggal di Indonesia mencapai 256 juta jiwa (Worl Population

Lebih terperinci

BIDANG KEGIATAN : PKM-M

BIDANG KEGIATAN : PKM-M USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SOSIALISASI PENGGUNAAN C SMART KEPADA PENYANDANG BUTA AKSARA SEBAGAI MEDIA EFEKTIF PENGAJARAN BACA DAN TULIS KELURAHAN MULYOREJO DI KECAMATAN MULYOREJO SURABAYA BIDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia memiliki beribu-ribu pulau di dalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia memiliki beribu-ribu pulau di dalamnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia memiliki beribu-ribu pulau di dalamnya. Banyaknya pulau-pulau di Indonesia menghadirkan suku dan budaya yang memiliki adat istiadat yang berbeda disetiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dulu tanah sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia sehari hari

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dulu tanah sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia sehari hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dulu tanah sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia sehari hari dan merupakan kebutuhan hidup manusia yang mendasar. Manusia hidup dan berkembang biak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengutamakan peneropongan kata-kata (leksikon) secara statistik, untuk

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengutamakan peneropongan kata-kata (leksikon) secara statistik, untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu metode pengelompokan bahasa adalah leksikostatistik. Leksikostatistik merupakan suatu teknik dalam pengelompokan bahasa yang lebih cenderung mengutamakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi oleh alat ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok

Lebih terperinci

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Judul Skripsi : Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Nama : Eli Rahmat Tahun : 2013 Latar Belakang Menurut Keraf bahasa memiliki empat fungsi, yaitu (1) sebagai alat untuk mengekpresikan diri, (2)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 44 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Arat Sabulungan adalah akar budaya dan juga cara pandang hidup masyarakat Mentawai yang tetap menjaga dan mengatur masyarakat Mentawai melalui tabu dan pantrngannya.

Lebih terperinci

, 2015 KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON

, 2015 KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak penduduk yang di dalamnya terdapat masyarakat yang berbeda suku, adat, kepercayaan (agama) dan kebudayaan sesuai daerahnya masing-masing.

Lebih terperinci

CAMPUR KODE DALAM IKLAN ACARA DI RADIO RRI SURAKARTA

CAMPUR KODE DALAM IKLAN ACARA DI RADIO RRI SURAKARTA CAMPUR KODE DALAM IKLAN ACARA DI RADIO RRI SURAKARTA SKRIPSI Disusun Untuk Mencapai Gelar Sarjana S1 Jurusan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Diajukan oleh: ASEP

Lebih terperinci

Pentingnya Simbol Fonetik Braille. Bagi Para Tunanetra Indonesia. Drs. Didi Tarsidi. Desember 1999

Pentingnya Simbol Fonetik Braille. Bagi Para Tunanetra Indonesia. Drs. Didi Tarsidi. Desember 1999 Pentingnya Simbol Fonetik Braille Bagi Para Tunanetra Indonesia Drs. Didi Tarsidi Desember 1999 Para ahli berpendapat bahwa hilangnya penglihatan tidak mengubah secara signifikan kemampuan seseorang untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup adalah sebuah karunia sang Ilahi dimana didalam hidup ini banyak hal-hal yang dapat menambah gairah untuk hidup, salah satunya adalah seni dan budaya. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suku bangsa Melayu di Sumatera Timur mendiami daerah pesisir timur

BAB I PENDAHULUAN. Suku bangsa Melayu di Sumatera Timur mendiami daerah pesisir timur BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suku bangsa Melayu di Sumatera Timur mendiami daerah pesisir timur Propinsi Sumatera Utara, yang membentang mulai dari Kabupaten Langkat di sebelah Utara, membujur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zenitha Vega Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zenitha Vega Fauziah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengindentifikasi diri (KBBI, 2008:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting keberadaanya.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting keberadaanya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting keberadaanya. Setiap manusia tentunya membutuhkan alat komunikasi yang berupa bahasa guna sebagai interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penegakan hukum di masyarakat pada dewasa ini menjadi suatu hal yang dipertanyakan keberhasilannya, karena proses penegakkan hukum sering kali dijumpai hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu hasil karya seni yang sekaligus menjadi bagian dari kebudayaan. Sebagai salah satu hasil kesenian, karya sastra mengandung

Lebih terperinci

penelitian tentang pelaksanaan pengajaran bahasa Lampung

penelitian tentang pelaksanaan pengajaran bahasa Lampung BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan bab terakhir dari laporan penelitian tentang pelaksanaan pengajaran bahasa Lampung sebagai muatan lokal di wilayah transmigrasi Kabupaten Lampung Tengah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan dalam keperluan sehari-hari dan adat suku bangsa. Studi etnobotani

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan dalam keperluan sehari-hari dan adat suku bangsa. Studi etnobotani BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Etnobotani merupakan ilmu yang mempelajari tentang pemanfaatan tumbuhan dalam keperluan sehari-hari dan adat suku bangsa. Studi etnobotani tidak hanya mengenai data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat berkomunikasi yang sangat penting bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat berkomunikasi yang sangat penting bagi manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat berkomunikasi yang sangat penting bagi manusia. Manusia mengungkapkan keinginan, pesan, ide, gagasan, dan perasaan kepada orang lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan seni dan budayanya. Hal itu telihat dari keberagaman suku yang dimiliki Bangsa Indonesia, mulai dari cara hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Etika ramah adalah salah satu budaya yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia, yang identik dengan bertegur sapa dan murah senyum. Sikap ramah yang selama ini ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era sekarang kreativitas perlu dikembangkan dan dikenalkan sejak usia dini, karena kreativitas dapat memecahkan masalah apa pun. Tindakan kreatif yang mengalahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kebudayaan masyarakat. Implikasinya, jika tuntutan zaman. harus diarahkan pada pencapaian kompetensi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kebudayaan masyarakat. Implikasinya, jika tuntutan zaman. harus diarahkan pada pencapaian kompetensi tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan upaya pengembangan sumber daya manusia yang harus dilakukan secara terus menerus dan berlangsung seumur hidup. Isi dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang manusiawi dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini tidak saja terjadi tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hukum adat telah ada di Indonesia jauh sebelum hukum nasional dibentuk. Aturan dan hukum yang dilaksanakan oleh masyarakat adat, baik itu di bidang pertanahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan lambang bunyi yang mempunyai arti dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan lambang bunyi yang mempunyai arti dan fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan lambang bunyi yang mempunyai arti dan fungsi sebagai alat komunikasi. Bahasa dan kehidupan manusia merupakan dua hal yang sangat sulit untuk

Lebih terperinci

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang di Jawa Barat memiliki jenis yang beragam. Keanekaragaman jenis kesenian tradisional itu dalam perkembangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang ada di Indonesia dan masih terjaga kelestariannya. Kampung ini merupakan kampung adat yang secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan hasil dari kebudayaan manusia yang dapat didokumentasikan atau dilestarikan, dipublikasikan dan dikembangkan sebagai salah salah satu upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal-usul (keturunan) silsilah, terutama bagi rajaraja yang memerintah.

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Trap-trap di desa Booi kecamatan Saparua, Maluku Tengah.Booi merupakan salah satu

BAB I. Pendahuluan. Trap-trap di desa Booi kecamatan Saparua, Maluku Tengah.Booi merupakan salah satu BAB I Pendahuluan I. Latar Belakang Tesis ini menjelaskan tentang perubahan identitas kultur yang terkandung dalam Trap-trap di desa Booi kecamatan Saparua, Maluku Tengah.Booi merupakan salah satu Negeri

Lebih terperinci

BAB I PASAR SENI DI WAIKABUBAK SUMBA BARAT NTT ARSITEKTUR TRADISIONAL SEBAGAI ACUAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PASAR SENI DI WAIKABUBAK SUMBA BARAT NTT ARSITEKTUR TRADISIONAL SEBAGAI ACUAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB I PASAR SENI DI WAIKABUBAK SUMBA BARAT NTT ARSITEKTUR TRADISIONAL SEBAGAI ACUAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuatu yang hidup dialam ini merupakan makluk hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usaha pemerintah ke arah ini telah dilaksanakan dengan menambah jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usaha pemerintah ke arah ini telah dilaksanakan dengan menambah jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di era sekarang ini memperoleh prioritas dalam pengembangannya. Pendidikan yang maju perlu ditunjang sarana dan prasarana yang memadai. Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dominan adalah Suku Dayak bukit sebagai penduduk asli kesamaan itu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dominan adalah Suku Dayak bukit sebagai penduduk asli kesamaan itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Asal-usul suku Banjar berasal dari percampuran beberapa suku, yang menjadi dominan adalah Suku Dayak bukit sebagai penduduk asli kesamaan itu dapat diidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang biasanya diperoleh dari orang tuanya. Nama tersebut merupakan pertanda

BAB I PENDAHULUAN. yang biasanya diperoleh dari orang tuanya. Nama tersebut merupakan pertanda 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang yang hidup ditengah-tengah masyarakat pasti mempunyai nama, yang biasanya diperoleh dari orang tuanya. Nama tersebut merupakan pertanda eksistensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditunjukkan oleh manusia lain sebagai pelaku komunikasi. berupa ekspresi, gerak tubuh, maupun simbol simbol tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditunjukkan oleh manusia lain sebagai pelaku komunikasi. berupa ekspresi, gerak tubuh, maupun simbol simbol tertentu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang tidak dapat dihindari oleh manusia. Tindakan, ucapan, bahkan ekspresi manusia dapat disebut dengan bentuk komunikasi baik antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk generasi selanjutnya hingga sampai saat ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk generasi selanjutnya hingga sampai saat ini. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaan dilestarikan dan di wariskan secara turun menurun dari nenek moyang terdahulu untuk generasi

Lebih terperinci