KATA PENGANTAR. Depok, Oktober 2014 Kepala Balai Besar PPMB-TPH. Ir. Tri Susetyo, MM NIP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Depok, Oktober 2014 Kepala Balai Besar PPMB-TPH. Ir. Tri Susetyo, MM NIP"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Sesuai Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasonal, Kementerian/Lembaga berkewajiban untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang merupakan penjabaran visi dan misi Kementerian/Lembaga sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan nasional secara menyeluruh. Penyusunan rencana strategis ini juga mengacu pada Peraturan Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun 2014 tentag Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Renstra Kementerian/KL serta Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Renstra Balai Besar PPMB-TPH tahun merupakan salah satu pedoman bagi seluruh pegawai dalam menyusun rencana, pelaksanaan sampai dengan evaluasi kegiatan sesuai tugas dan fungsi selama lima tahun kedepan. Dengan tersusunnya rencana strategis ini, diharapkan dapat memberikan gambaran secara jelas dan rinci tentang rancangan kegiatan Balai Besar PPMB-TPH lima tahun kedepan sehingga rencana kegiatan akan mudah dipahami oleh semua pihak dan dapat dilaksanakan dengan sebaikbaiknya. Depok, Oktober 2014 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, MM NIP i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL iii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Kondisi Umum Analisa Potensi dan Permasalahan... 7 II. VISI, MISI, TUJUAN ORGANISASI Organisasi Visi Misi Tujuan Sasaran Strategis III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI Kebijakan Strategi Program/Kegiatan Prioritas IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN Target Kinerja Kegiatan Kerangka Pendanaan V. PENUTUP ii

4 DAFTAR TABEL Tabel 1. Pengembangan teknik dan metode pengujian mutu benih Tabel 2. Fasilitas sistem manajemen mutu laboratorium pengujian benih di Indonesia Tabel 3. Penguatan kelembagaan Tabel 4. Koleksi varietas /Isolat Patogen Tular Benih Tabel 5. Publikasi pengembangan pengujian mutu benih Tabel 6. Peningkatan sarana dan prasarana Tabel 7. Pertemuan teknis dan informasi pengembangan Pengujian mutu benih Tabel 8. Rekruitmen pegawai Tabel 9. Program pendidikan Tabel 10. Pelatihan teknis dan sistem mutu Tabel 11. Pelatihan administrasi Tabel 12. Pelaksanaan uji profisiensi Tabel 13. Target Kinerja Kegiatan Tahun Tabel 14. Perencanaan Kebutuhan Pendanaan Tahun iii

5 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perbenihan nasional harus diarahkan untuk mewujudkan sistem dan usaha perbenihan/industri benih yang tangguh berbasis potensi nasional yang mampu menyediakan benih bermutu tinggi. Penggunaan benih bermutu dari varietas unggul difasilitasi melalui pembinaan produsen benih untuk dapat menghasilkan benih secara enam tepat yaitu: tepat waktu, tepat mutu, tepat varietas, tepat jumlah, tepat lokasi dan tepat harga. Kebutuhan produk tanaman pangan semakin meningkat seiring laju pertumbuhan penduduk dan pola konsumsi masyarakat yang masih didominasi oleh beras, serta semakin berkembangnya industri olahan berbahan dasar pangan. Tantangan kedepan adalah bagaimana mewujudkan produksi tanaman pangan yang cukup dan berkelanjutan serta bagaimana menyediakan dan menyalurkan sarana produksi dan benih secara enam tepat kepada kelompok tani dan petani. Dalam rangka meningkatkan produksi tanaman pangan, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan cara penggunaan benih varietas unggul bersertifikat. Tujuan dari sertifikasi benih adalah untuk menjamin kemurnian dan kebenaran varietas benih yang ditanam. Dalam proses sertifikasi tersebut, ditetapkan pula persyaratan standar minimal yang ditetapkan untuk menjamin mutu benih. Salah satu strategi yang dilakukan dalam rangka penyediaan benih bermutu adalah dengan pemantapan dan pemberlakuan sistem mutu terhadap semua fungsi perbenihan.untuk menunjang kegiatan tersebut, maka perlu didukung dengan standardisasi laboratorium pengujian mutu 1

6 benih dan standardisasi teknis mutu benih yang diakui baik nasional maupun internasional dan dapat diterapkan oleh seluruh institusi pengawasan mutu dan sertifikasi benih di Indonesia melalui 1). Penetapan dan pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) benih, baik sukarela maupun wajib, 2).Peningkatan pengetahuan, wawasan dan keterampilan petugas pengawas benih (termasuk analis benih) sehingga mempunyai kompetensi dan kemampuan teknis dalam pengawasan peredaran benih di pasar, 3). Peningkatan kompetensi laboratorium melalui akreditasi dari lembaga akreditasi sesuai ruang lingkupnya, 4). Peralatan laboratorium yang memadai, terawat dan terkalibrasi, dan 5). Kesepakatan tentang standar mutu benih yang berlaku antar negara. Dari uraian diatas, maka diperlukan adanya institusi yang dapat menjadi rujukan bagi laboratorium pengujian benih di daerah yang fungsinya meliputi : 1. Memfasilitasi hal-hal yang terkait dengan aturan perbenihan internasional; 2. Fasilitasi Penerapan Sistem Mutu (SNI ISO/IEC ) untuk laboratorium pengujian mutu benih baik pemerintah maupun swasta; 3. Pembinaan kompetensi (Kemampuan Profesional) laboratorium pengujian mutu benih/analis Benih/perdagangan benih internasional 4. Penyelesaian masalah perbedaan hasil uji laboratorium benih, baik swasta maupun pemerintah (daerah) Tujuan Renstra Balai Besar PPMB-TPH disusun sebagai acuan bagi seluruh pegawai dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan periode tahun secara menyeluruh, terintegrasi dan efisien di lingkungan 2

7 Balai Besar PPMB-TPH dalam mendukung program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tugas dan Fungsi Balai Besar PPMB-TPH merupakan unit pelaksana teknis yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal tanaman Pangan. Balai Besar PPMB-TPH secara teknis dibina oleh Direktur Perbenihan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktur Perbenihan, Direktorat Jenderal Hortikultura.Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No: 78/Permentan/OT.140/ 11/2011, maka tugas dan fungsi Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura adalah sebagai berikut : 1. Tugas Melaksanakan pengembangan serta pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura. 2. Fungsi Sesuai tugasnya, Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai fungsi: a. penyusunan program dan evaluasi pengembangan pengujian mutu benih serta pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura; b. pelaksanaan pengembangan teknik dan metode pengujian laboratorium, sertifikasi dan pengawasan peredaran benih tanaman pangan dan hortikultura; 3

8 c. pelaksanaan uji banding (uji profisiensi, unjuk kerja metode, uji arbitrase dan uji acuan) antar laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura; d. pelaksanaan uji petik mutu benih tanaman pangan dan hortikultura yang beredar; e. pelaksanaan sertifikasi ISTA (International Seed Testing Association) untuk benih tanaman pangan dan hortikultura f. pelaksanaansertifikasi sistem mutu dan pemberian hak penandaan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada pelaku usaha perbenihan tanaman pangan dan hortikultura; g. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura; h. penyusunan informasi dan dokumentasi hasil pengembangan pengujian mutu benih serta pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura; i. pengelolaanurusan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar PPMB- TPH Ruang Lingkup Renstra Balai Besar PPMB-TPH memuat dokumen perencanaan yang meliputi visi, misi, tujuan sasaran, kebijakan, strategi, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama lima tahun kedepan ( ). Renstra disusun berdasarkan analisis potensi, peluang, tantangan dan permasalahan termasuk isu strategis khususnya dalam pengembangan mutu benih. Renstra ini juga dilengkapi dengan lampiran tentang matriks 4

9 kinerja program dan kegiatan, matriks pendanaan untuk melaksanakan program dan kegiatan serta target yang akan dicapai terhadap indikator kegiatan utama Kondisi Umum Laboratorium pengujian benih sebagai lembaga yang memiliki kewenangan untuk mengeluarkan sertifikat hasil uji semakin diperlukan. Standar mutu suatu produk benih merupakan penangkal terhadap keluar masuknya benih dari dan ke suatu negara secara bebas dan harus dicantumkan dalam kemasan benih sebagai informasi kualitas benih yang diperdagangkan. Keberadaan laboratorium pengujian benih yang terstandardisasi mempunyai fungsi yang sangat menentukan dalam memberikan pelayanan uji laboratorium untuk menerbitkan sertifikat hasil uji yang diakui secara nasional maupun internasional. Keuntungan sertifikat hasil uji yang diterbitkan dari laboratorium terakreditasi adalah : 1. Memberikan jaminan mutu terhadap produk benih 2. Memberikan informasi yang tepat dan akurat tentang laboratorium 3. Meningkatkan daya saing pasar (benih) baik pasar nasional maupun internasional 4. Mendorong agar masyarakat pengguna benih lebih rasional dalam menggunakan benih yang bersertifikat 5. Sebagai penangkal masuknya benih dari luar negeri yang tidak berkualitas Sertifikat hasil pengujian bisa dikatakan terjamin apabila data yang dihasilkan dapat memuaskan pelanggan dengan tetap mempertimbangkan aspek teknis, ketelitian dan keakuratan sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini berarti metode dan prosedur operasional laboratorium harus terpadu, mulai dari perencanaan, pengambilan contoh uji, penanganan pengujian hingga laporan 5

10 hasil uji sampai pada pelanggan. Oleh karena itu laboratorium harus selalu mengembangkan dan menerapkan pengendalian mutu dan jaminan mutu dengan menetapkan dan memelihara sistem manajemen mutu yang sesuai dengan jenis, ruang lingkup dan volume kegiatan yang dilaksanakan. Di Indonesia untuk menjadi laboratorium pengujian benih yang terstandardisasi harus memenuhi persyaratan SNI ISO/IEC 17025:2008 dengan menggunakan metode uji berdasarkan ISTA Rules dan sebagai bukti kompetensi yaitu adanya pengakuan dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) sebagai laboratorium yang terakreditasi dengan mendapatkan sertifikat sesuai dengan ruang lingkup pengujian. Dalam sistem manajemen mutu, data hasil pengujian yang dapat dipercaya tergantung dari beberapa faktor seperti; kompetensi sumber daya manusia (SDM), akomodasi dan lingkungan laboratorium, metode pengujian, ketertelusuran pengukuran, penanganan barang yang diuji dan pengambilan contoh benih. Untuk mewujudkanya, Balai Besar PPMB-TPH berupaya menjadi lembaga yang dapat dijadikan sebagai rujukan bagi laboratorium pengujian benih di daerah (khususnya BPSB-TPH).Dukungan sarana dan prasarana yang dimiliki Balai Besar PPMB-TPH adalah 8 (delapan) laboratorium pengujian benih dengan peralatan yang memadai dan SDM yang kompeten, yaitu laboratorium biologi, fisika, elektroforesis, cendawan, bakteri, virus, nematoda dan kultur jaringan. Kompetensi laboratorium Balai Besar PPMB-TPH telah diakui baik secara nasional maupun internasional yaitu dengan telah diakreditasinya laboratorium oleh Komite Akreditasi Nasional (No. LP-162-IDN), dan International Seed Testing Association (No.IDML 001) dan laboratorium penyelenggara uji profisiesi (LPUP) oleh Komite Akreditasi Nasional (No.UPP-001-IDN). Dengan status akreditasi tersebut, hasil-hasil pengujian benih yang dilakukan dapat 6

11 dipertanggungjawabkan karena telah mengikuti standar pengujian baik nasional maupun internasional. Disamping itu, Balai Besar PPMB-TPH dalam melaksanakan fungsinya telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang cukup memadai yaitu berupa gedung/bangunan, perlengkapan laboratorium dan perkantoran yang meliputi barang bergerak dan barang tidak bergerak. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Balai Besar PPMB-TPH didukung oleh SDMyang kompeten dengan berbagai kepangkatan dan tingkat pendidikan. Sebagai persiapan pelaksanaan pembangunan jangka menengah khususnya pembangunan bidang pertanian dan dalam rangka mendukung program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan, maka perlu dibuat rencana pembangunan lima tahunan yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Balai Besar PPMB-TPH Renstra tersebut didasarkan pada prinsip bahwa pembangunan masa depan merupakan proses yang berkelanjutan, peningkatan, pendalaman, perluasan dan pembaharuan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya Analisa Potensi dan Permasalahan Kekuatan/Potensi a. Kelembagaan. Balai Besar PPMB-TPH memiliki struktur dan fungsi yang cukup memadai untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal, terlebih jika perangkat struktur organisasi, infrastruktur, SDM, Pelayanan Pengujian, Sistem mutu dan sistem informasi telah berfungsi sebagaimana mestinya. 7

12 b. Regulasi Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu benih Tanaman Pangan dan Hortikultura mengacu pada peraturan perundangan sebagai pedoman pelaksanaan antara lain : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah junto Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004; 7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun ; 8. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura; 9. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan; 10. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014; 8

13 11. Peraturan Pemerintah Nomor : 44 tahun 1995, tentang Perbenihan Tanaman; 12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 102 tahun 2000 tentang Standarisasi Nasional; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan Mutu dan Gizi Pangan; 16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah juncto Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006; 17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 18. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan; 19. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional; 20. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; 21. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah; 9

14 22. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah (RKA-KL); 23. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN, sebagaimana telah diubah beberapa kali, junto Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 24. Keputusan Presiden RI Nomor : 19 Tahun 2011 tentang Penetapan Keanggotaan Indonesia pada International Seed Testing Association (Asosiasi Pengujian Benih Internasional); 25. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; 26. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 jis Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012; 27. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 28. Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor KEP/135/M.PAN/9/2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 29. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat; 30. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 38 tahun 2007 tentang Pemasukan dan Pengeluaran Benih; 10

15 31. Peraturan Menteri Pertanian No 58/Permentan/0T.140/8/2007 tentang Pelaksaanaan Sistem Standardisasi Nasional dibidang Pertanian; 32. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.06/2007 tentang Bagan Akun Standar; 33. Peraturan Menteri Pertanian No. 78/Permentan/OT.140/11/2011 tentang Tata Kerja dan Organisasi Balai Besar PPMB-TPH; 34. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 249/PMK.02/2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; 35. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 36. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72/PMK.02/2013 Tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2014; 37. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 141/PMK.02/2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.02/2013 Tentang Standar Biaya Keluaran Tahun Anggaran 2014; 38. Peraturan Menteri Pertanian No 02/Permentan/0T.140/8/2014 tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina; 39. Peraturan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan da Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga ; 11

16 40. Keputusan Direktur Jenderal Hortikultura Nomor : 31.A/HK.050/6/2007 tentang Pedoman Sertifikasi Benih Hortikultura; 41. SNI ISO/IEC 17025:2008 Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Penguji dan Laboratorium Kalibrasi; 42. International Seed Testing Association (ISTA) Rules Peluang a. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Kemampuan dan kompetensi Balai Besar PPMB-TPH masih dapat ditingkatkan melalui kegiatan-kegiatan pelatihan, magang, seminar, konferensi dan workshop (nasional dan internasional) yang relevan dengan tupoksi Balai Besar PPMB-TPH terutama dengan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengujian di laboratorium. b. Kerjasama. Untuk integritas dan eksistensinya, maka perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus senantiasa diikuti dengan cara menjalin kerjasama dengan lembaga atau instansi lain (nasional maupun internasional) yang diharapkan akan mempermudah dalam mencari solusi terhadap permasalahan yang ada dan diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi upaya mempertahankan predikat laboratorium yang diakui yang berstandar nasional maupun internasional.sebagai UPT Balai Besar PPMB-TPH menjalin hubungan kerja dengan berbagai instansi terkait, perguruan tinggi dan stakeholder dengan tujuan kegiatankegiatan yang dilakukan baik aspek manajemen maupun teknis dapat memuaskan pelanggan. 12

17 Tantangan a. Meningkatnya usaha agribisnis dan perkembangan industri pertanian membutuhkan ketersediaan/suplai berbagai jenis benih bermutu. b. Perlunya antisipasi dalam perdagangan bebas agar Indonesia tidak dijadikan tempat pemasaran segala produk benih yang tidak bermutu. c. Berkembangnya ilmu dan teknologi yang semakin pesat, dapat mendorongdikembangkannyametoda pengujian yang efisien dan aplikatif sehingga dapat menjawab permasalahan yang dihadapi dalam pengujian di laboratorium. d. Beragamnya wilayah di Indonesia dengan berbagai agro ekosistem/lingkungan pengendalian sehingga memerlukan teknologi penanganan benihspesifik lokasi pada masing-masing daerah Kelemahan/Masalah a. Sumber daya manusia. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan sangat tergantung kepada perimbangan yang optimal antara jumlah tenaga dengan jenis dan volume pekerjaan diikuti dengan pola penempatan petugas yang tepat serta sesuai dengan kemampuan/kompetensinya. b. Sarana dan Prasarana. Kondisi sarana dan prasarana pada Balai Besar PPMB-TPH saat ini sudah cukup memadai, namun demikian masih perlu 13

18 penambahan/peremajaan peralatan pengujian sebagai pendukung dalam melaksanakan pengujian termasuk didalamnya pemeliharaan peralatan. c. Anggaran/Dana. Anggaran/dana untuk kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih perlu ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan dilapangan, terutama untuk mendukung kegiatan dari mulai perencanaan sampai dengan penyebarluasan informasi hasil pengembangan metode pengujian agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat/stake holder. d. Regulasi dan Kebijakan Pasar bebas berdampak cukup besar bagi semua sektor perdagangan, termasuk sektor pertanian.penurunan dan penghapusan tarif secara signifikan yang dilakukan oleh pemerintah akan mengakibatkan semakin banyaknya produk impor masuk ke Indonesia.Kondisi inilah yang cukup mengkhawatirkan karena berpengaruh pada eksistensi produk lokal, peningkatan daya saing produk lokal sangat diperlukan menghadapi pasar bebas tahun 2015 mendatang. Dalam menghadapi pasar bebas ini, institusi pemerintah sebagai regulator perlu bersiap diri dengan menyusun strategi danmembuat langkah-langkah inisiatif dan kreatif dengan meningkatkan daya saing domestik serta mengoptimalkan sumberdaya yang ada.menyiapkan komoditi pertanian yang menjadi andalan dalam perdagangan regional dan memiliki nilai ekonomi tinggi. 14

19 e. Koordinasi Pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Besar PPMB-TPH melibatkan berbagai instansi dan lembaga terkait, sehingga keberhasilannya sangat tergantung pada koordinasi dan peran aktif seluruh stakeholder. Kenyataanya saat ini, koordinasi dan komitmen baik dari unsur pemerintah, sector bisnis/swasta serta masyarakat agribisnis lainnya dalam mendukung pembangunan pertanian khususnya dalam menciptakan pengembangan mutu benih masih belum optimal. 15

20 BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN ORGANISASI 2.1 ORGANISASI Balai Besar PPMB-TPH merupakan Unit Pelaksana Teknis yang secara administrasi bertanggung jawab dan berada di bawah Diirektorat Jenderal Tanaman Pangan dan secara teknis dibina oleh Direktorat Perbenihan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Perbenihan, Direktorat Jenderal Hortikultura. Untuk menunjang tugas dan fungsinya, Balai BesarPPMB-TPH memiliki perangkat organisasi struktural dan fungsional. Perangkat struktural terdiri dari1 (satu) eselon II, yaitu Kepala Balai, dan 2 (dua) eselon III, yaitu Bagian Umum dan Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium. 1. Bagian Umum terdiri dari 3 (tiga) unit kerja eselon IV, yaitu Sub Bagian Program dan Evaluasi, Sub Bagian Kepegawaian dan Tata Usaha, serta Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan; 2. Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium 2 (dua) unit kerja eselon IV yang meliputi, Seksi Informasi dan Dokumentasi, serta Seksi Jaringan Laboratorium. Perangkat fungsional terdiri dari kelompok jabatan fungsional pengawas benih tanaman (PBT) yang dikoordinir oleh 1 (satu) koordinator fungsional yang membawahi 8penyelia laboratorium pengujian benih yaitu laboratorium biologi, fisika, elektroforesis, cendawan, bakteri, virus, nematoda dan kultur jaringan. 16

21 Struktur Organisasi Balai BesarPPMB-TPH KEPALA BALAI BESAR BIDANG INFORMASIDAN JARINGAN LABORATORIUM SUBBAG PROGRAM DAN EVALUASI BAGIAN UMUM SUBBAG KEPEGAWAIAN DAN TATA USAHA SUBBAG KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN SEKSI INFORMASI DAN DOKUMENTASI SEKSI JARINGAN LABORATORIUM KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL 2.2. Visi Terwujudnya lembaga pengembangan pengujian mutu benih bertaraf internasional untuk mendukung sistem perbenihan tanaman pangan dan hortikultura yang tangguh dan berdaya saing Misi Untuk mencapai visi di atas, Balai Besar PPMB-TPH mengemban misi yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Mengembangkan metode pengujian mutu benih yang valid dan aplikatif 2. Meningkatkan kompetensi kelembagaan Balai Besar PPMB-TPH 3. Mewujudkan standardisasi laboratorium penguji benih diseluruh Indonesia 4. Melaksanakan sertifikasi benih pada perdagangan internasional (orange dan blue international certificate) 17

22 5. Meningkatkan pelayanan dan informasi dalam pengembangan pengujian mutu benih 2.4.Tujuan Tujuan yang ingin dicapai mengembangkan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih untuk mendukung tersedianya benih tanaman pangan varietas unggul bersertifikat Sasaran Strategis Sasaran yang ingin dicapai oleh Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura yaitu mengembangkan metode pangujian dan penerapan sistem manajemen mutu laboratorium pengujian benih. Untuk mencapai sasaran tersebut, ditetapkan tiga kegiatan yang merupakan indikator kinerja utama Balai Besar PPMB-TPH adalah sebagai berikut: 1. Diperolehnya pengembangan metode/validasi/verifikasi yang aplikatif untuk mengatasi permasalahan/kendala dalam pengujian mutu benih baik di laboratorium, sertifikasi dan pengawasan peredaran benih. 2. Penerapan sistem manajemen mutu melalui kegiatan fasilitasipenerapan sistem manajemen mutu laboratoriumpengujian benih. 3. Pelaksanaan uji profisiensi atau uji banding yang bertujuan untuk menilai unjuk kerja laboratorium pengujian benih. Balai Besar PPMB-TPH merupakan Laboratorium Penyelenggara Uji Profisiensi yang terakreditasi KAN (No. UPP- 001-IDN) dengan ruang lngkup penujian benih tanaman pangan dan hortikultura. 18

23 BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI Kemauan petani untuk menggunakan benih bermutu sudah cukup tinggi, namun pelaksanaannya perlu disertai dengan kesadaran penggunaan benih varietas unggul yang bermutu tinggi dan benar. Benih tersebut harus asli yang mencerminkan karakteristik varietas yang mewakili sesuai deskripsi. Benih harus hidup; dapat tumbuh bila ditanam; tidak menyebarkan penyakit terbawa benih (sehat); bersih, terutama dari biji gulma sehingga tidak menjadi sumber investasi gulma. Kondisi benih yang beredar di Indonesia sangat variatif tingkat mutunya, baik benih yang berasal dari produsen dalam negeri (lokal) maunpun luar negeri (impor). Adanya benih yang ditemukan sudah kedaluarsa atau mutunya sudah tidak sesuai standar akan mengakibatkan kerugian bagi petani. Oleh karena itu, perlu pengawasan dan pengendalian mutu produk, yaitu melalui penerapan standadisasi sistem manajemen mutu yang bertaraf nasional baik saat berproduksi (di tingkat lapang) maupun di tingkat laboratorium. Dalam sistem sertifikasi benih, acuan yang dipakai adalah OECD SCEME, dan ISO 9000 series. Sedangkan kegiatan pengujian mutu benih di laboratorium berpedoman pada SNI ISO/IEC dan ISTA rules serta acuan lain yang relevan. ISTA Rules adalah acuan yang memuat pengambilan contoh dan metode pengujian benih yang telah teruji validitasnya dan diterima secara internasional di dunia perdagangan benih, sehingga kegiatan sertifikasi benih yang didukung oleh pengujian mutu benih yang dilakaukan oleh Balai Besar PPMB-TPH merupakan salah satu cara pengendalian mutu. 19

24 3.1.Kebijakan Dalam rangka meningkatkan pencapaian kinerja, berbagai penyempurnaan kebijakan program ditetapkan antara lain: 1. Melakukan pengembangan teknik dan metode pengujian laboratorium, sertifikasi dan pengawasan peredaran benih tanaman pangan dan hortikultura untuk melayani pengguna/stake holder; 2. Peningkatan dan perluasan jaringan kerjasama dengan lembaga benih/instansi dan stake holder dalam pengembangan mutu benih; 3. Peningkatan pelayanan jasa pengujian mutu benih; 4. Peningkatan pengendalian mutu benih yang beredar dipasaran melalui pemberian sertifikasi dan pengujian mutu benih; 5. Peningkatan kualitas hasil pengujian mutu benih melalui pelaksanaan uji profisiensi; 6. Peningkatan penerapan sistem manajemen mutu melalui pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih; 7. Peningkatan kompetensi sumberdaya manusia; 8. Peningkatan penyebarluasan informasi dan promosi. 3.2.Strategi Kemauan petani untuk menggunakan benih bermutu sudah cukup tinggi, namun pelaksanaannya perlu disertai dengan kesadaran penggunaan benih varietas unggul bersertifikat. Benih tersebut harus asli yang mencerminkan karakteristik varietas yang mewakili sesuai deskripsi. Benih harus hidup; dapat tumbuh bila ditanam; tidak menyebarkan penyakit terbawa benih (sehat); bersih, terutama dari biji gulma sehingga tidak menjadi sumber investasi gulma. 20

25 Berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi, Balai Besar PPMB-TPH menetapkan strategi sebagai berikut: 1. Peningkatan pengkajian dan pelaksanaan terapan melalui pengembangan metode pengujian mutu benih. 2. Peningkatan bimbingan teknis dan penerapan sistem manajemen mutu laboratorium 3. Peningkatan kompetensi kelembagaan 4. Peningkatan kualitas dan kompetensi SDM 5. Peningkatan kualitas pengelolaan manajemen Balai 3.3. Program/Kegiatan Prioritas Program Balai Besar PPMB-TPH adalah mendukung program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Jenderal Hortikultura, yaitu Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan. Sedangkan Program/Kegiatan Prioritas Balai Besar PPMB-TPHadalah Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih. Kegiatan Prioritas tersebut kemudian dijabarkan menjadi kegiatan operasional/sub-sub kegiatan. Kegiatan operasional Balai Besar PPMB-TPH merupakan visualisasi kinerja dalam meningkatkan pelayanan teknis pengembangan pengujian mutu benih tanaman pangan dan hortikultura serta peningkatan pelayanan administrasi yang mendukung kegiatan teknis. Untuk mencapai tujuan dan sasaran pengembangan pengujian mutu benih tanaman pangan dan hortikultura perlu dilaksanakan melalui tiga Indikator Kinerja Utama (IKU) yang meliputi: 21

26 1. Jumlah Metode Pengujian Mutu Benih Yang Dikembangkan dan di Validasi Sebagai laboratorium penguji, Balai Besar PPMB-TPH melaksanakan kegiatan pengembangan metode dan validasi metode serta pelayanan pengujian untuk mendukung pengembangan mutu benih. Tabel 1. Pengembangan teknik dan metode pengujian mutu benih Tahun Anggaran No Kualifikasi Satuan Jumlah 1 Pengembangan metode metode dan validasi metode 2 Pelayanan pengujian Sampel Uji petik mutu benih yang beredar Sampel Jumlah Laboratorium Yang Menerapkan Sistem Mutu a. Fasilitasi Sistem Manajemen Mutu Laboratorium Penguji Benih di Indonesia Dalam upaya menyamakan persepsi tentang pengujian dilaboratorium maka Balai Besar PPMB-TPH memfasilitasi penerapan sistem manajemen mutu laboratorium sesuai dengan SNI ISO/IEC baik laboratorium pemerintah maupun swasta. Tabel 2. Fasilitasi sistem manajemen mutu laboratorium penguji benih di Indonesia No Kualifikasi Satuan Tahun Anggaran Jumlah 1 Penerapan sistem manajemen mutu laboratorium Lab

27 b. Penguatan Kelembagaan Untuk meningkatkan kinerja balai sesuai dengan tupoksi yang diberikan, maka diperlukan penguatan kelembagaan. Beberapa kegiatan yang menunjang hal tersebut, yaitu : Penguatan Laboratorium Penguji Benih, Laboratorium Penyelenggara Uji Profisiensi (LPUP) dan penguatan laboratorium melalui keanggotaan dalam organisasi internasional. Penguatan kelembagaan ini secara umum bertujuan untuk mengevaluasi dan meningkatkan kompetensi laboratorium untuk mendapat pengakuan/akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan International Seed Testing Asociation (ISTA). Tabel 3. Penguatan Kelembagaan No Kualifikasi Satuan Tahun Anggaran Jumlah 1 Re-akreditasi Sertifikat Laboratorium Peguji Benih 2 Re-akreditasi LPUP Sertifikat Re-akreditasi ISTA Sertifikat Re-akreditasi Pelayanan Publik Sertifikat c. Koleksi Varietas/Isolat Patogen Tular Benih Sebagai usaha pelestarian tanaman pangan maupun hortikultura Balai Besar PPMB-TPH melaksanakan kegiatan koleksi varietas dan isolat patogen tular benih agar mampu telusur terhadap perkembangan perbenihan dimasa mendatang. 23

28 Tabel 4. Koleksi varietas/isolat Patogen Tular Benih Tahun Anggaran No Kualifikasi Satuan Jumlah 1 Koleksi Benih Kering Koleksi Koleksi Benih Koleksi Tanaman Indikator 3 Koleksi Tabulampot Koleksi Koleksi Isolat Pathogen Tular Benih Koleksi d. Penyusunan Buku Literatur/Referensidan Buletin Dalam rangka penyebarluasan informasi hasil-hasil pengembangan mutu benih tanaman pangan dan hortikultura kepada masyarakat Balai Besar PPMB-TPH menerbitkan buku literatur dan buletin vigor sebagai salah satu bahan referensi pengujian di laboratorium. Tabel 5. Publikasi pengembangan pengujian mutu benih Tahun Anggaran No Kualifikasi Satuan Jumlah 1 Penerbitan buletin Edisi Penyusunan buku Judul literature/referensi e. Peningkatan Sarana dan Prasarana, Pertemuan Teknis dan Informasi Pengembangan Mutu Benih Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat baik dari aspek teknis maupun informasi tentang pengembangan mutu benih, Balai Besar PPMB-TPH melaksanakan kegiatan peningkatan sarana dan prasarana serta penyusunan bahan-bahan pertemuan teknis dan informasi untuk mendukung perkembangan perbenihan di Indonesia. 24

29 Tabel 6. Peningkatan sarana dan prasarana No Kualifikasi Satuan Tahun Anggaran Jumlah 1 Gedung, jalan dan Paket jaringan 2 Alat pengolah data Paket Alat laboratorium Paket Kalibrasi/perawatan Paket peralatan 5 Alat perkantoran Paket Pemeliharaan gedung dan halaman Paket Tabel 7. Pertemuan Teknis dan informasi pengembangan pengujian mutu benih No Kualifikasi Satuan Tahun Anggaran Jumlah 1 Pertemuan teknis Kali penerapan sistem manajemen mutu 2 Pertemuan teknis Kali uji profisiensi 3 Pameran pertanian Kali Database dan website tahun f. Meningkatnya Kualitas Sumberdaya Manusia. Peningkatan kualitas SDM Balai Besar PPMB-TPH dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan dari tahun ke tahun sehingga, SDM yang dimiliki mampu menghadapi tantangan dalam pengembangan mutu benih dan pelayanan kepada masyarakat. Peningkatan SDM dilakukan melalui rekruitmen pegawai, pendidikan, pelatihan penjenjangan, pelatihan teknis, dan non teknis. 25

30 1). Rekruitmen Pegawai Pegawai Balai Besar PPMB-TPH saat ini berjumlah 56 orang, jika dibandingkan beban kerja serta jangkauan pelayanan, jumlah tersebut masih kurang dan perlu diadakan penambahan/rekruitmen pegawai. Rekruitmen didasarkan pada keahlian dan kompetensi sesuai dengan bidang pekerjaan yang dibutuhkan agar diperoleh hasil yang maksimal dalam pelaksanaan tugas dan fungsi balai. Tabel 8.Rekruitmen pegawai No Kualifikasi Satuan Tahun Anggaran Jumlah 1 Struktural Orang Fungsional/PBT Orang ). Pendidikan Tingkat pendidikan Pegawai Balai Besar PPMB-TPH saat ini masih terbatas, baik kuantitas maupun kualitasnya. Untuk mengantisipasi volume pekerjaan dan jangkuan pelayanan yang semakin meningkat, maka perlu diusulkan keikutsertaan dalam program pendidikan tingkat S2 dan S3. Tabel 9. Program pendidikan No Kualifikasi Satuan Tahun Anggaran Jumlah 1 Strata 2 (S2) Orang Strata 3 (S3) Orang

31 3). Pelatihan Teknis Pelaksanakan tugasteknis balai sebagian besar dilaksanakan oleh fungsional Pengawas Benih Tanaman. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai tuntutan pekerjaan, perlu diadakan program pelatihan fungsional teknis dan pelatihan sistem manajemen mutu. Tabel 10. Pelatihan Teknis dan Sistem Mutu Tahun Anggaran No Kualifikasi Satuan Jumlah 1 Pelatihan kasehatan benih Orang Magang Elektroforesis Orang Pelatihan Peningkatan SDM (3M) 4 Pelatihan analis laboratorium 5 Magang petugas pengambil contoh benih 6 Pemahaman SNI ISO/IEC Pemahaman SNI ISO 9001: Keterampilan Audit SNI ISO 9001: Keterampilan Audit SNI ISO/IEC 17025:2008 4). Pelatihan Administrasi Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Dalam rangka memperlancar pelayanan dan administrasi keuangan, kepegawaian, pelaporan dan kepustakaan perlu ditangani oleh petugas yang cakap dibidangnya. Pengetahuan dan keterampilan tersebut perlu diprogramkan secara berkesinambungan melalui pelatihan administrasi. 27

32 Tabel 11. Pelatihan Administrasi No Kualifikasi Satuan Tahun Anggaran Jumlah 1 Bendaharawan Orang Kepegawaian Orang Perpustakaan Orang Arsiparis Orang Pengadaan Orang barang/jasa 6 Perawatan alat/k3 Orang Jumlah laboratorium peserta uji profisiensi Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui mutu benih yang beredar baik benih lokal maupun impor. Tabel 12. PelaksanaanUji Profisiensi Tahun Anggaran No Kualifikasi Satuan Jumlah 1 Pelaksanaan uji profisiensi Lab

33 BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 4.1. Target Kinerja Kegiatan Dalam melaksanakan tugas dan fungsi diperlukan sistem pengukuran keberhasilan apakah kegiatan yang dilaksanakan telah berjalan efektif dan efisien sesuai yang direncanakan. Keberhasilan dinilai dari capaian target kinerja terhadap indikator kinerja, dimana target kierja merupakan tingkat sasaran kinerja spesifik yang akan dicapai oleh Balai Besar PPMB-TPH pada periode waktu satu tahun. Target kinerja disusun setelah ditetapkan indikator kinerja yang menggambarkan ukuran berdasarkan angka kuantitatif dan terukur sehingga dapat memberikan gambaran nyata tingkat keberhasilan dan kegagalan dari suatu kegiatan. Target kinerja Balai Besar PPMB-TPH digambarkan dalam rencana kegiatan tahunan tahun sebagai berkut: Tabel 13. Target Kinerja Kegiatan Tahun PROGRAM/ PRIORITAS KEGIATAN Pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih SASARAN INDIKATOR OUTPUT TARGET Mengembangkan metode pangujian dan penerapan sistem manajemen mutu laboratorium pengujian benih Rancangan Kerja Pengembangan Pengujian Mutu Benih TPH Tersusunnya POK, ROPAK, KAK dan JUKNIS Balai Besar (dokumen) Tersusunnya RKT dan Renja-KL Balai Besar (dokumen) Penyusunan Buku Literatur/Pedoman Tersebarluasnya informasi dan publikasi pengembangan metode pengujian mutu benih (judul)

34 Pengembangan Metode dan Validasi Metode Diperolehnya metode yang aplikatif dalam pengujian di laboratorium dan informasi yang terkait dengan mutu benih (metode) Palayanan Pengujian Koleksi Varietas/IPTB/DNA Fasilitasi Penerapan Sistem Mutu Terlaksananya pelayanan pengujian mutu benih di laboratorium Tersedianya bahan acuan/pembanding bagi pengujian di laboratorium dan pelastarian plasma nutfah (koleksi) Terwujudnya standardisasi laboratorium penguji benih sesuai SNI ISO/IEC (laboratorium) Terselenggaranya pertemuan teknis penerapan sistem manajemen mutu (peserta) Standardisasi Laboratorium Diakuinya kompetensi laboratorium penguji benih Balai Besar PPMB-TPH, LPUP oleh KAN dan ISTA serta pelayanan publik (sertifikat akreditasi) Uji Petik Mutu Benih yang Beredar Diperolehnya data mutu benih yang beredar sebagai bahan penyusunan pengembangan metode (sampel)

35 Pelatihan Teknis, Umum dan Magang Meningkatnya kompetensi personil di bidang pengujian mutu benih dan sistem mutu (peserta) Meningkatnya kompetensi SDM Pengawas Benih Tanaman (peserta) Administrasi Pelaksanaan Kegiatan Jurnal/Majalah Vigor Laporan Kegiatan Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih Terselenggaranya administrasi satuan kerja Balai Besar PPMB- TPH yang akuntabel (bulan) Tersebarluasnya informasi pengembangan mutu benih dan kegiatan Balai Besar (edisi) Tersedianya informasi pengembangan mutu benih melalui database dan website (laporan) Terselenggaranya sosialisasi dan penyebarluasan informasi tentang pengembangan pengujian mutu benih (laporan) Tersedianya data evaluasi kinerja/kegiatan Balai Besar PPMB- TPH bulanan, simonev, LAKIP, tahunan dan SPI (laporan) Tersedianya data pengelolaan kepegawaian Balai Besar PPMB-TPH (laporan) Tersedianya data pengelolaan keuangan dan barang milik negara (laporan)

36 Pelaksanaan Uji Profisiensi Diperolehnya data unjuk kerja/kinerja laboratorium penguji benih (laboratorium) Terselenggaranya pertemuan teknis uji profisiensi (peserta) Pelayanan Perkantoran Kalibrasi/perawatan peralatan Perangkat Pengolah Data Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Peralatan laboratorium Gedung, jalan dan jaringan Meningkatnya kesejahteraan pegawai lingkup Balai Besar (pegawai) Tersedianya peralatan laboratorium yang baik (paket) Tersedianya alat pengolah data serta alat cetak (paket) Tersedianya alat perkantoran (paket) Tersedianya alat laboratorium (paket) Tersedianya gedung/bagunan, jalan dan jaringan (paket) Kerangka Pendanaan Perencanaan kebutuhan pendanaan merupakan detail penjabaran strategi pendanaan program dan kegiatan Balai Besar PPMB-TPH yang dibiayai dan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Perencanaan kebutuhan pendanaan didasarkan pada data dasar (baseline) dan realisasi capaian kinerja tahun sebelumnya serta review kegiatan untuk mengetahui keberlanjutan program/kegiatan, disamping itu juga memperhatikan arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Kebutuhan pendanaan pada tahun 2015 menjadi dasar perhitungan prakiraan maju untuk menghitung alokasi anggaran pada tahun 2016, 2017, 2018 dan Penghitungan prakiraan maju jangka menengah dilakukan dengan menggunakan baseline terhadap struktur program, kegiatan, output dan komponen yang telah dinyatakan berlanjut yang penghitungannya meliputi 32

37 kegiatan operasional maupun non operasional. Perencanaan kebutuhan pendanaan Balai Besar PPMB-TPH tahun adalah sebagai berikut : Tabel 14. Perencanaan Kebutuhan Pendanaan Tahun (Rp. Milyar) SASARAN INDIKATOR TARGET ALOKASI ANGGARAN BASELINE KEGIATAN PRIORITAS Mengembangkan metode pangujian dan penerapan sistem manajemen mutu laboratorium pengujian benih 1. Jumlah metode yang dikembangkan dan divalidasi (metode) 2. Jumlah laboratorium yang menerapkan sistem mutu (laboratorium) ,60 8,70 9,60 10,50 11,60 49, JML 3. Jumlah laboratorium peserta uji profisiensi (laboratorium)

38 BAB V PENUTUP Sebagai bagian dari perencanaan pembangunan tanaman pangan, Balai Besar PPMB-TPH telah menetapkan indikator kinerja tahun yaitu: (1) Jumlah metode pengujian mutu benih yang dikembangkan dan divalidasi; (2) Jumlah laboratorium yang menerapkan sistem manajemen mutu; serta (3) Jumlah laboratorium peserta uji profisiensi. Selanjutnya target tersebut akan dijadikan pedoman dalam menetapkan sasaran balai yang disesuaikan dengan potensi sumber daya serta karakteristik permasalahan yang dihadapi. Untuk mencapai target tersebut di atas tidaklah mudah, namun berdasarkan keragaan dan kinerja selama 2 (dua) tahun terakhir dan dengan kerja keras, kita optimis target tersebut dapat dicapai apabila para pemangku kepentingan dapat bekerja sama untuk mengatasi berbagai masalah dan kendala yang menjadi faktor penghambat serta memberikan motivasi dalam mencapai keberhasilan. Implementasinya adalah menetapkan kebijakan dan strategi yang tepat serta tetap berpedoman pada peraturan yang berlaku dan pedoman/standar yang berlaku baik secara nasional maupun internasional. Laboratorium Balai Besar PPMB-TPH berperan besar dalam menyajikan hasil uji yang tepat, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan melalui pengembangan metode pengujian mutu benih dilaboratorium yang mutakhir dan aplikatif. Mengingat sistem manajemen mutu produk pertanian telah diterapkan di berbagai negara, maka Balai Besar PPMB-TPH akan berupaya maksimal untuk meningkatkan kinerja sehingga visi menjadi lembaga acuan yang terpercaya dan profesional dalam pengujian mutu benih tanaman pangan dan hortikultura dalam mendukung program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan dapat terwujud. 34

39

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2014 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2013 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 41/Permentan/OT.140/9/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 41/Permentan/OT.140/9/2006 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 41/Permentan/OT.140/9/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA STANDAR BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENGUJIAN MUTU BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2015 KATA PENGANTAR

LAPORAN KINERJA 2015 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, Laporan Kinerja Instansi PemerintahBalai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 41/Permentan/OT.140/9/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 41/Permentan/OT.140/9/2006 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 41/Permentan/OT.140/9/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA STANDAR BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENGUJIAN MUTU BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I LAPORAN TAHUNAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN BAB I LAPORAN TAHUNAN A. Latar Belakang BAB I LAPORAN TAHUNAN 2016 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Benih berperan tidak hanya sebagai bahan tanam, tetapi juga sebagai sarana yang menyalurkan potensi genetik dan varietas yang diwakilinya. Undang-undang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF

LAPORAN KINERJA 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KINERJA 2016 Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (Balai Besar PPMB-TPH) dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2012 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2012 KATA PENGANTAR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2012 I. PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2012 I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semangat reformasi di bidang politik, pemerintahan dan pembangunan serta kemasyarakatan telah mewarnai upaya pendayagunaan aparatur negara dengan tuntutan mewujudkan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015 Dok L.11/19/03/2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN AMBON Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 Dok L. 01 28/01/2014 LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2014 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN AMBON KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2014

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN BALAI BESAR

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENGUJIAN MUTU BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 200 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah untuk melaksanakan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN Tahun 2015

SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN Tahun 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN Tahun 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN rencana kinerja tahunan (rkt) sekretariat ditjen.perkebunan tahun 2015 1 rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 103/Permentan/OT.140/10/2013 tanggal 9 Oktober Tahun 2013 sebagai penyempurnaan Permentan Nomor : 17/Permentan/OT.140/02/2007

Lebih terperinci

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIT 11 (LANTAI 2 DAN 3)

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

PENGANTAR. Ir. Suprapti

PENGANTAR. Ir. Suprapti PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Periode 2015 2019 sebagai penjabaran lebih lanjut Rencana Strategis

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perkebunan harus mampu meningkatkan pemanfaatan potensi sumberdaya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat secara berkeadilan dan berkelanjutan,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2015 Sekretaris Direktorat Jenderal, Abdul Madjid

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2015 Sekretaris Direktorat Jenderal, Abdul Madjid KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan telah selesainya penyusunan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Periode 2015-2019. Dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan 2013 i KATA PENGANTAR

Rencana Kinerja Tahunan 2013 i KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dalam rangka melaksanakan amanat UU No. 8 tahun 1999, TAP MPR No. XI/MPR/1999, dan Inpres No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta sebagai wujud pertanggungjawaban

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2014 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) SURABAYA Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 81/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS BENIH TANAMAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 81/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS BENIH TANAMAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 81/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS BENIH TANAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Yang menjadi dasar hukum dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi serta penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) B PMPT Provinsi Jawa Barat sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG LAKIP merupakan wujud akuntabilitas instansi pemerintah yang pedoman penyusunannya ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-18.1-/215 DS791-3632-6284-16 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Halaman I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran...... 2 D. Dasar Hukum... 2 II. Arah Kebijakan Pembangunan 3 A. Visi dan

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Tabel 1 Sasaran program, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Persentase Capaian

IKHTISAR EKSEKUTIF. Tabel 1 Sasaran program, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Persentase Capaian IKHTISAR EKSEKUTIF Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian merupakan institusi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati dengan visi Menjadi Pusat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

PENGAWAS BENIH TANAMAN BAB I PENDAHULUAN

PENGAWAS BENIH TANAMAN BAB I PENDAHULUAN 5 2013, No.20 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81/PERMENTAN/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS BENIH TANAMAN PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan TA KATA PENGANTAR

Rencana Kerja Tahunan TA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin menyusun Rencana Kerja Tahunan untuk Tahun Anggaran 2018. Rencana Kerja Tahunan Balai Karantina

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN TA. 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN TA. 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN TA. 2012 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN KATA

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp. (024) 8316315,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2015 BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Perencanaan Kinerja Tahunan merupakan proses penyusunan rencana

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-018.01-0/AG/2014 DS 6100-9979-1830-7597 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja adalah dokumen rencana yang memuat program dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka

Lebih terperinci

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN KETINDAN 2012 KATA PENGANTAR Sesuai Instruksi

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG BADAN STANDARDISASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG BADAN STANDARDISASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG BADAN STANDARDISASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. Drs. Sigit Wahyudi, MM

KATA PENGANTAR. Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. Drs. Sigit Wahyudi, MM KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Biro Umum dan Hubungan Masyarakat Tahun 2015 di susun dalam bentuk rencana kegiatan Biro Umum dan Hubungan Masyarakat, yang berisi tentang kegiatan dan target

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIDANG SISTEM KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN INFORMASI STANDARDISASI TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIDANG SISTEM KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN INFORMASI STANDARDISASI TAHUN ANGGARAN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIDANG SISTEM KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN INFORMASI STANDARDISASI TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN STANDARDISASI NASIONAL JAKARTA 2017 KATA PENGANTAR Puji dan

Lebih terperinci

PENGANTAR. Ir. Bambang Santosa, M.Sc

PENGANTAR. Ir. Bambang Santosa, M.Sc PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Periode 2011 2014 sebagai penjabaran lebih lanjut Rencana Strategis

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) 351191 Tegal - 52111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor Kelautan dan Pertanian secara kontinyu dan terarah

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp.

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG PEMBINAAN SARANA TEKNIS DAN PENINGKATAN KAPASITAS KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP 2010 KATA PENGANTAR Perlindungan dan pengelolaan

Lebih terperinci

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Unit Eselon I : BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI Program : Program Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil

Lebih terperinci

2 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Ev

2 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Ev BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1040, 2014 KEMENPOLHUKAM. Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas. Sistem. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR JL. GAYUNG KEBONSARI NO. 167 SURABAYA

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI

LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI 2017 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Badan Pusat Statistik Kota Cimahi ini dibuat berdasarkan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN, PELAPORAN, PEMANTAUAN DAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

V. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

V. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN V. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Upaya Pemerintah untuk melaksanakan pembangunan yang bermuara kepada kesejahteraan rakyat semakin meningkat. Penyerahan wewenang urusan pemerintahan kepada Daerah Otonom

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Rencana Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan

BAB I. PENDAHULUAN. Rencana Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i KATA PENGANTAR... ii BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Kondisi Umum... 2 1.1.1 Profil Biro Perencanaan dan Keuangan/Biro Perencanaan dan Organisasi... 2 1.1.2 Capaian Biro Perencanaan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SMK SPP NEGERI SEMBAWA PALEMBANG 2012 KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: : PERATURAN WALIKOTA TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA

MEMUTUSKAN: : PERATURAN WALIKOTA TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Muara Beliti, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Rawas,

KATA PENGANTAR. Muara Beliti, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Rawas, BADAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MUSI RAWAS 2014 KATA PENGANTAR Berdasarkan Permendagri No 54 Tahun 2010, Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Lebih terperinci