LAPORAN PENDAHULUAN CLOSE FRAKTUR FEMUR RSUD NGUDI WALUYO WLINGI. Disusun oleh : Agus Jaipur PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN
|
|
- Lanny Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN PENDAHULUAN CLOSE FRAKTUR FEMUR RSUD NGUDI WALUYO WLINGI Disusun oleh : Agus Jaipur PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013
2 TINJAUAN TEORI 1. Pengertian Fraktur Femur Fraktur femur adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang / osteoporosis. 2. Etiologi Tulang bersifat relatif rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan dan fraktur dapat terjadi karena: a. Trauma Sebagian fraktur terjadi karena kekuatan yang tiba-tiba dan berlebih yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, penekanan, pemuntiran/penarikan. Bila terjadi kekuatan langsung tulang bisa patah pada tempat yang terkena, jaringan lemak juga pasti rusak. b. Pemukulan Menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit. c. Penghancuran Menyebabkan fraktur komunitif disertai kerusakan jaringan lemak yang luas. Bila terkena kekuatan tak langsung dapat mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari tempat yang terkena kerusakan jaringan lemak ditempat fraktur mungkin tidak ada. d. Kelelahan/tekanan berulang-ulang Retak dapat terjadi pada tulang, misal: pada logam/benda lain akibat tekanan berulangulang. Keadaan ini dapat terjadi pada tibia/fibula, radius/ ulna. Biasanya pada olahragawan/atlit (bola volley, senam, bola basket). e. Kelemahan abnormal pada tulang (fraktur patologis) Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal, kalau tulang itu lemah (tumor) atau sangat rapuh (osteoporosis) penderita kanker/infeksi f. Fraktur stress/fatique fracture akibat peningkatan drastis tingkat latihan. 3. Patofisiologi
3 4. Manifestasi Klinis a. Deformitas Daya tarik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah dari tempatnya perubahan keseimbangan dan kontur terjadi seperti : Rotasi pemendekan tulang Penekanan tulang b. Bengkak Edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah dalam jaringan yang berdekatan dengan fraktur c. Ekimosis dari perdarahan subculaneous d. Spasme otot, spasme involunters dekat fraktur e. Tenderness f. Nyeri mungkin disebabkan oleh spame otot berpindah tulang dari tempatnya dan kerusakan struktur di daerah yang berdekatan. g. Kehilangan sensani (mati rasa, mungkin terjadi dari rusaknya saraf/ perdarahan). h. Pergerakan abnormal i. Shock hipovolemik hasil dari hilangnya darah j. Krepitasi 5. Klasifikasi Fraktur a. Berdasarkan luas/garis fraktur 1) Fraktur komplit Bila garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua tulang. 2) Fraktur tidak komplit/incomplete Bila garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang, misal: Buckle fracture: terjadi pada lipatan dari satu korteks dengan kompresi tulang spongiosa dibawahnya. Green stick fracture: fraktur tidak sempurna dan sering terjadi pada anak-anak, korteks tulang masih utuh begitu pula periosteum. b. Berdasarkan posisi fragmen 1) Fraktur undisplaced/tidak bergeser Tulang patah, posisi pada tempatnya normal/garis patah komplit tetapi kedua fragmen tidak bergeser, periosteum masih utuh.
4 2) Fraktur displaced/bergeser Ujung tulang yang patah berjauhan dari tempat patah dan terjadi pergeseran fragmen-fragmen tulang. c. Berdasarkan bentuk/jumlah garis patah 1) Fraktur komunitif Garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan 2) Fraktur segmental Garis patah lebih dari satu, tidak saling berhubungan karena tulang tertekan menjadi beberapa bagian. 3) Fraktur multiple Garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang, tempat yang berlainan. d. Berdasarkan tempat Misal: Fraktur femur, fraktur humerus, fraktur radius, ulna, tibia, fibula, vertebra dll. e. Berdasarkan bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma 1) Fraktur transversal Fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu panjang tulang. 2) Fraktur oblik Fraktur yang garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang. 3) Fraktur spinal Fraktur tulang yang melingkari tulang. 4) Fraktur kompresi Fraktur dimana 2 tulang menumbuk tulang ketiga yang berada diantaranya. 5) Fraktur avulse Fraktur yang memisahkan fragmen tulang pada tempat inverse tendon ataupun ligament. f. Berdasarkan hubungan tulang dengan dunia luar 1) Fraktur tertutup (closed/simple fracture) Bila tidak ada hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. 2) Fraktur terbuka (open/compound fracture) Karena terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan dikulit.
5 Menurut R. Gustillo (2001), Fraktur terbuka terbagi atas 3 derajad: a) Derajad I Luka < 1 cm Kerusakan jaringan lunak sedikit, tidak ada tanda luka remuk. Fraktur sederhana, tranversal, obliq atau komunitif ringan Kontaminasi minimal b) Derajat II Laserasi > 1 cm Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, flap/avulse Fraktur komunitif sedang Kontaminasi sedang c) Derajat III Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas meliputi struktur kulit, otot dan neurovaskuler serta kontaminasi derajat tinggi.terbagi atas: Luka pada pembuluh arteri/saraf perifer yang harus diperbaiki tanpa melihat kerusakan jaringan lunak. Kehilangan jaringan lunak dengan fraktur yang tulang yang terpapar/kontaminasi masif. Jaringan lunak yang menutupi fraktur yang adekuat, meskipun terdapat laserasi luas/flap/avulsi/fraktur segmental atau sangat komunitif yang disebabkan trauma berenergi tanpa melihat besar luasnya luka. 6. Komplikasi a. Malunion Suatu keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh dalam posisi yang tidak seharusnya. b. Non-union Kegagalan pada proses penyambungan tulang sehingga tulang tak dapat menyambung. c. Delayed union Proses penyembuhan tulang berjalan dalam waktu lama dari waktu yang diperkirakan. d. Infeksi Paling sering menyertai fraktur terbuka tetapi sudah jarang dijumpai dapat melalui logam bidai.
6 e. Cidera vaskuler dan saraf Kedua organ ini dapat cidera akibat ujung patahan tulang yang tajam. f. Fat-embolic syndrome/embolik lemak Terjadi setelah jam setelah cidera, ditandai distress pernapasan, tachikardi, tachipnoe, demam, edema paru, dan akhirnya kematian. g. Gangren gas Yang berasal dari infeksi yang disebabkan oleh bacterium saphrophystik gram positif anaerob antara lain clostridium weichii/clostridium perfingers. Clostridium biasanya akan tubuh pada luka dalam yang mengalami penurunan suplai O2 karena trauma otot. h. Reflek symphathetic dystrophy Karena tidak stabilnya vasomotor yang mengakibatkan tidak normalnya sistem saraf simpatik yang hiperaktif sehingga menyebabkan terjadinya perlukaan. i. Thrombo embolic complication Terjadi pada individu yang immobilisasi dalam waktu yang lama. j. Pressure sore (borok akibat tekanan) Akibat gips/bidai yang memberi tekanan setempat sehingga terjadi nekrosis pada jaringan superficial k. Osteomyelitis Infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum/korteks tulang dapat berupa hematogenous. Pathogen masuk melalui luka fraktur terbuka, luka tembus atau selama operasi. l. Nekrosis avaskuler Fraktur mengganggu aliran darah ke salah satu fragmen sehingga fragmen tersebut mati. Sering terjadi pada fraktur caput femoris. m. Kerusakan arteri Ditandai adanya denyut, bengkak, pucat pada baigan distal fraktur, nyeri, pengisian kapiler yang buruk. Kerusakan arteri dapat disertai cidera pada kaki, saraf dan otot visera (thoraks dan abdomen). n. Syock Perdarahan selalu terjadi pada tempat fraktur dan perdarahan ini dapat hebat sehingga terjadilah syock. o. Syndrome compartment Terjadi saat satu atau lebih compartement ekstremitas meningkat, saat peningkatan tekanan jaringan pada ruangan tertutup diotot yang berhubungan dengan akumulasi
7 cairan sehingga menyebabkan aliran darah yang berat dan berikutnya menyebabkan kerusakan pada otot, ditandai dengan edema, tidak adanya denyut, nyeri terutama ketika area luka ditinggikan atau digerakkan, pucat atau cyanosis, kaku dan paresis. 7. Pemeriksaan Diagnostik a. Pemeriksaan Radiologi Sebagai penunjang, pemeriksaan yang penting adalah pencitraan menggunakan sinar rontgen (x-ray). Untuk mendapatkan gambaran 3 dimensi keadaan dan kedudukan tulang yang sulit, maka diperlukan 2 proyeksi yaitu AP atau PA dan lateral. Dalam keadaan tertentu diperlukan proyeksi tambahan (khusus) ada indikasi untuk memperlihatkan pathologi yang dicari karena adanya superposisi. Perlu disadari bahwa permintaan x-ray harus atas dasar indikasi kegunaan pemeriksaan penunjang dan hasilnya dibaca sesuai dengan permintaan. Hal yang harus dibaca pada x-ray: Bayangan jaringan lunak Tipis tebalnya korteks sebagai akibat reaksi periosteum/biomekanik/rotasi Trobukulasi ada tidaknya rare fraction Sela sendi serta bentuknya arsitektur sendi Selain foto polos x-ray (plane x-ray) mungkin perlu tehnik khususnya seperti: Tomografi: menggambarkan tidak satu struktur saja tapi struktur yang lain tertutup yang sulit divisualisasi. Pada kasus ini ditemukan kerusakan struktur yang kompleks dimana tidak pada satu struktur saja tapi pada struktur lain juga mengalaminya Myelografi: menggambarkan cabang-cabang saraf spinal dan pembuluh darah di ruang tulang vertebrae yang mengalami kerusakan akibat trauma Arthrografi: menggambarkan jaringan-jaringan ikat yang rusak karena ruda paksa. Computed Tomografi-Scanning: menggambarkan potongan secara transversal dari tulang dimana didapatkan suatu struktur tulang yang rusak. b. Pemeriksaan Laboratorium Kalsium Serum dan Fosfor Serum meningkat pada tahap penyembuhan tulang Alkalin Fosfat meningkat pada kerusakan tulang dan menunjukkan kegiatan osteoblastik dalam membentuk tulang Enzim otot seperti Kreatinin Kinase, Laktat Dehidrogenase (LDH-5), Aspartat Amino Transferase (AST), Aldolase yang meningkat pada tahap penyembuhan tulang
8 c. Pemeriksaan lain-lain Pemeriksaan mikroorganisme kultur dan test sensitivitas: didapatkan mikroorganisme penyebab infeksi Biopsi tulang dan otot: pada intinya pemeriksaan ini sama dengan pemeriksaan diatas tapi lebih dindikasikan bila terjadi infeksi Elektromyografi: terdapat kerusakan konduksi saraf yang diakibatkan fraktur Arthroscopy: didapatkan jaringan ikat yang rusak/sobek karena trauma berlebihan Indium Imaging: pada pemeriksaan ini didapatkan adanya infeksi pada tulang MRI: menggambarkan semua kerusakan akibat fraktur 8. Penatalaksanaan a. Penatalaksanaan fraktur prinsipnya adalah dengan 4-R : 1) Recognisi : riwayat dari terjadinya fraktur sampai didiagnosa fraktur 2) Reduksi : upaya memanipulasi fragmen tulang 3) Retensi : memelihara reduksi sampai penyembuhan 4) Rehabilitasi : upaya untuk pencapai kembali fungsi tulang secara normal b. Beberapa intervensi yang diperlukan 1) Intervensi Terapeutik atau konservatif Proteksi dengan mitela atau pembebatan fraktur diatas dan dibawah sisi cidera sebelum memindahkan pasien. Pembebatan atau pemdidaian mencegah luka dan nyeri yang lebih jauh dan mengurangi adanya komplikasi. Immobilitas Dilakukan dalam jangka waktu berbeda-beda untuk kesembuhan fragmen yang dipersatukan dengan pemasangan gips. Memberikan kompres dingin untuk menentukan perdarahan, edema dan nyeri Meninggikan tungkai untuk menurunkan edema nyeri Kontrol perdarahan dan memberikan penggantian cairan untuk cegah syock Traksi untuk fraktur tulang panjang Sebagai upaya menggunakan kekuatan tarikan untuk meluruskan dan immobilisasi fragmen tulang Reposisi tertutup atau fiksasi dengan gips Pada fraktur supra kondilus, reposisi dapat dilaksanakan dengan anestesi umum atau lokal.
9 2) Pemberian Diet Pemberian diet TKTP dan zat besi untuk mencegah terjadinya anemia. 3) Intervensi farmakologis Anestesi local, analgesic narkotik, relaksasi otot atau sedative diberikan untuk membantu klien selama prosedur reduksi tertutup. Anestesi dapat diberikan Analgesic diberikan sesuai petunjuk untuk mengontrol nyeri pada pasca operasi ATS diberikan pada pasien tulang complicated 4) Intervensi operatif Reduksi untuk memperbaiki kontinuitas tulang Reduksi Tertutup Fragmen tulang disatukan dengan manipulasi dan traksi manual untuk memperbaiki kesejajaran gips atas bebat dipasang, untuk mengimmobilisasi ekstremitas dan mempertahankan reduksi. Diperlukan suatu kontrol radiology yang diikuti fiksasi interna. Reduksi terbuka dan fiksasi internal / ORIF Fiksasi interna dengan pembedahan terbuka akan mengimmobilisasi fraktur. Memasukkan paku, sekrup atau pen atau plat ke dalam tempat fraktur untuk memfiksasi bagian tulang yang fraktur secara bersamaan. Fragmen tulang secara langsung terlihat dan alat fiksasinya digunakan untuk memegang fragmen tulang dalam posisi. Terjadi penyembuhan tulang dan dapat diangkat bila tulang sembuh. Setelah penutupan luka, beban atau gips untuk stabilisasi dan sokong tambahan. Penggantian endoprostetik Penggantian fragmen dengan alat logam terimplantasi dan digunakan bila terakhir mengganggu nutrisi tulang atau pengobatan pilihan adalah penggantian tulang. 9. Pengkajian Keperawatan a. Riwayat Perawat perlu menentukan : data biografi, riwayat terjadinya trauma (bila tidak ada riwayat terjadi fraktur patologis) dimana terjadinya trauma, jenis trauma, berat ringananya trauma
10 Obat-obatan yang sering digunakan Kebiasaan minum-minuman keras Nutrisi Pekerjaan atau hobby b. Pemeriksaan fisik Head to toe, inspeksi perubahan bentuk tulang, lokasi fraktur, gerakan pasien, integritas kulit, nyeri. c. Aktivitas atau istirahat Ditujukan dengan terbatasnya atau kehilangan fungsi, yang cenderung pada bagian tengah yang disebabkan oleh fraktur sekunder bengkak pada jaringan dan rasa nyeri. d. Sirkulasi Ditunjukkan dengan : hipertensi atau hipotensi, tachicardi yang disebabkan karena respon stress atau hipovolemik, nadi berkurang atau menurun lebih kecil pada bagian distal perlukan disebabkan karena keterlambatan pengikatan pembuluh darah mempengaruhi bagian jaringan menjadi bengkok hematom pada tempat perlukaan disebabkan adanya darah ekstravaskuler berada pada daerah perlukaan. e. Neurosensori Ditunjukkan dengan kehilangan gerakan atau sensasi, spasme otot : kaku atau tak terasa (parestesia), perubahan total, pemendekan, kekakuan abnormal, terpuntir, krepitasi, agitasi karena nyeri atau cemas. f. Rasa nyaman Tiba-tiba nyeri hebat pada tempat luka (mungkin lokasi pada jaringan atau kerusakan tulang saat immobilisasi) nyeri ini disebabkan terputusnya saraf, otot spasme setelah immobilisasi. g. Keamanan Kulit laserasi, perdarahan, perlukaan, lokasi bengkak. h. Tempat fraktur dan sistem jaringan Edema Perubahan warna Parestesia dengan numbness dan tingling karena ketidakseimbangan aliran darah dalam pembuluh darah yang menuju berbagai organ/peningkatan tekanan jaringan Nyeri akibat penimbunan darah sekitar tulang yang mengakibatkan tertekannya saraf
11 Kulit terbuka dan tertutup Kulit terbuka apabila tulang sampai menembus kulit-kulit tertutup apabila tulang masih berada didalam kulit Krepitasi akibat sensasi yang berkertak : bunyi yang terdengar pada saat kedua tulang saling bergerak Perdarahan terjadi karena kerusakan pembuluh darah arteri dan vena i. Sistem yang diperhatikan Pallor atau pucat Karena perdarahan yang banyak maka darah yang mengikat oksigen dalam tubuh berkurang sehingga penurunan O2 di dalam jaringan. Confusion Perfusi darah yang ke otak menurun sehingga otak kekurangan O 2 dan mengganggu metabolisme otak yang mengakibatkan kebingungan. Dyspnea Terjadi pada fraktur terbuka, lemak berasal dari sumsum tulang atau myelum masuk ke aliran darah terbuka sehingga dapat terjadi embolik dan mengakibatkan sesak napas. Shock Terjadi saat hipovolemik karena kekurangan darah akibat pecahnya arteri dari perdarahan Diaphoresis atau keringat banyak Akibat peningkatan metabolisme tubuh, untuk itu dibutuhkan energi banyak hingga energi akan dipecah menjadi panas dan menimbulkan banyak keringat. Takut dan cemas karena perubahan status kesehatan 10. Diagnosa Keperawatan a. Nyeri akut b/d spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema, cedera jaringan lunak, pemasangan traksi, stress/ansietas b. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan rangka neuromuskuler, nyeri, terapi restriktif (imobilisasi) c. Gangguan integritas kulit b/d fraktur terbuka, pemasangan traksi (pen, kawat, sekrup) d. Risiko disfungsi neurovaskuler perifer b/d penurunan aliran darah (cedera vaskuler, edema, pembentukan trombus)
12 e. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan aliran darah, emboli, perubahan membran alveolar/kapiler (interstisial, edema paru, kongesti) f. Risiko infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan primer (kerusakan kulit, taruma jaringan lunak, prosedur invasif/traksi tulang) g. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasan kognitif, kurang akurat/lengkapnya informasi yang ada 11. Intervensi Keperawatan a. Nyeri akut b/d spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema, cedera jaringan lunak, pemasangan traksi, stress/ansietas NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, nyeri terkontrol NIC : dengan criteria hasil : No Kriteria Score 1 Mengenal faktor penyebab nyeri 5 2 Mengenali tanda dan gejala nyeri 5 3 Mengetahui onset nyeri 5 4 Menggunakan langkah-langkah pencegahan nyeri 5 5 Menggunakan teknik relaksasi 5 6 Menggunakan analgesic yang tepat 5 7 Melaporkan nyeri terkontrol 5 Kaji secara komphrehensif tentang nyeri, meliputi: skala nyeri, lokasi, karakteristik dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, dan faktor-faktor presipitasi. Observasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan Gunakan komunkiasi terapeutik agar klien dapat mengekspresikan nyeri Evaluasi tentang keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri yang telah digunaka Berikan dukungan terhadap klien dan keluarga Berikan informasi tentang nyeri, seperti: penyebab, berapa lama, dan tindakan Motivasi klien untuk memonitor nyerinya Ajarkan penggunaan teknik relaksasi nafas dalam Tingkatkan tidur/istirahat yang cukup Monitor TTV Kolabirasi dengan dokter dalam penberian analgetik
13 b. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan rangka neuromuskuler, nyeri, terapi restriktif (imobilisasi) NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, terjadi peningkatan NIC : mobilisasi dengan criteria hasil: No NOC Score 1. ROM aktif / pasif meningkat 5 2. Perubahan posisi adekuat 5 Kaji kemampuan klien dalam melakukan mobilitas fisik Jelaskan kepada klien dan keluarga manfaat latihan Kaji lokasi nyeri/ketidaknyamanan selama latihan Jaga keamanan klien Bantu klien utk mengoptimalkan gerak sendi pasif manpun aktif Beri reinforcement ppositif setipa kemajuan Ukur TTV sebelum sesudah latihan c. Gangguan integritas kulit b/d fraktur terbuka, pemasangan traksi (pen, kawat, sekrup) NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 15x24 jam, kerusakan NIC : integritas kulit pasien teratasi dengan criteria hasil: No NOC Score 1. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan 5 2. Perfusi jaringan baik 5 3. Menunjukkan terjadinya proses penyembuhan luka 5 Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering Monitor kulit akan adanya kemerahan Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien Monitor status nutrisi pasien Observasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman luka, karakteristik,warna cairan, granulasi, jaringan nekrotik, tanda-tanda infeksi lokal, formasi traktus Lakukan tehnik perawatan luka dengan steril Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka
14 Daftar Pustaka Mansjoer, Arif (et. al). (2000). Kapita Selekta Kedokteran. (edisi 3). Jakarta : Media Aesculapius. Smeltzer, Susanne C. (2001). Brunner & suddarth s Textbook of Medical Surgical Nursing. 8/E. Agung waluyo (et. al) (penerjemah) tanggal akses 30 Juni tanggal akses 30 Juni 2013
BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang utuh, yang biasanya disebabkan oleh trauma /ruda paksa atau tenaga fisik yang ditentukan
Lebih terperinciMenurut Depkes RI (1995), berdasarkan luas dan garis traktur meliputi:
DEFINISI Terdapat beberapa pengertian mengenai fraktur, sebagaimana yang dikemukakan para ahli melalui berbagai literature. Menurut FKUI (2000), fraktur adalah rusaknya dan terputusnya kontinuitas tulang,
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. berhubungan dengan asetabulum menbentuk kepala sendi yang disebut kaput
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Sistem muskuloskeletal adalah suatu sistem yang terdiri dari tulang, otot, kartilago, ligamen, tendon, fascia, bursae, dan persendian (Depkes, 1995: 3). Fraktur adalah
Lebih terperinciFraktur terbuka dibagi menjadi 3 derajat yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan berat ringannya fraktur.
Definisi fraktur Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN B. KLASIFIKASI
BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Fraktur / patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan / atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. (Mansjoer, 2000) Fraktur adalah patah
Lebih terperinci- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang
3. PERENCANAAN TINDAKAN PERAWATAN NO DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan rasa nyaman TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN Tujuan : RENCANA TINDAKAN - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : RASIONAL - Nyeri dapat menyebabkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan tangan terentang. Sebagian besar fraktur tersebut ditangani dalam unit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraktur ekstremitas atas cukup sering terjadi, biasanya disebabkan karena jatuh dengan tangan terentang. Sebagian besar fraktur tersebut ditangani dalam unit rawat
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. Frakur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh (Reeves,
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Frakur adalah pemisahan atau patahnya tulang (Doenges, 2000:761). Frakur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh (Reeves, 2001:248). Frakur adalah terputusnya
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. osteoporosis yang menyebabkan fraktur-fraktur yang patologis (Enggram. memasukkan paku, screw, pen kedalam tempat fraktur untuk
BAB I KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Fraktur adalah pemisahan atau patahnya tulang (Dongoes, 2000). Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh (Reeves, 2001). Fraktur adalah terputusnya kontinuitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang atau tulang rawan umumnya di karenakan rudapaksa (Mansjoer, 2008). Dikehidupan sehari hari yang semakin
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG A. DEFINISI CKR (Cedera Kepala Ringan) merupakan cedera yang dapat mengakibatkan kerusakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara berkembang dan menuju industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat terutama dalam bidang penggunaan
Lebih terperinciPATHWAY THALASEMIA. Mutasi DNA. Produksi rantai alfa dan beta Hb berkurang. Kelainan pada eritrosit. Pengikatan O 2 berkurang
PATHWAY THALASEMIA Penyebab primer: - Sintetis Hb A
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. P DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL : POST ORIF FIBULA SINISTRA DI RUANG ANGGREK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. P DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL : POST ORIF FIBULA SINISTRA DI RUANG ANGGREK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO Disusun oleh : FAJAR MUKHLIS GUNAWAN J.200.090.057 KARYA
Lebih terperinciProfesi _Keperawatan Medikal Bedah_cempaka
PNEUMOTHORAX A. Definisi Pneumotoraks adalah suatu kondisi adanya udara dalam rongga pleura akibat robeknya pleura (Price & Willson, 2003). Pneumotoraks terjadi ketika pleura parietal ataupun visceral
Lebih terperinciDEWI BARIRIET BAROROH PSIK FIKES UMM 2014/2016. Patah tulang Adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya
DEWI BARIRIET BAROROH PSIK FIKES UMM 2014/2016 Definisi Patah tulang Adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya Penyebab Pukulan langsung Gaya meremuk Gerakan puntir
Lebih terperinciFRAKTUR TIBIA DAN FIBULA
FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA Fraktur tibia umumnya dikaitkan dengan fraktur tulang fibula, karena gaya ditransmisikan sepanjang membran interoseus fibula. Kulit dan jaringan subkutan sangat tipis pada bagian
Lebih terperinciKEBUTUHAN MOBILITAS FISIK
KEBUTUHAN MOBILITAS FISIK PENGERTIAN MOBILISASI Adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, teratur dan mempunyai tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup sehat. Semua manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan ke arah perkembangan di bidang industri yang lebih maju. Hal ini ditandai dengan munculnya industri-industri
Lebih terperinci1. tipe IIIA : jaringan lunak cukup menutup tulang yang patah. Fraktur bersifat segmental atau komunitif hebat.
1. Kalau kalian sudah mengenal tentang fraktur coba jelaskan klasifikasi fraktur terbuka menurut Gustilo dan Jelaskan critical point serta implikasi bagi perawat dari masing - masing derajat? Klasifikasi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fraktur 2.1.1. Definisi Fraktur Fraktur adalah pemecahan atau kerusakan suatu bagian terutama tulang (Dorland, 2002). Literatur lain menyebutkan bahwa fraktur atau patah tulang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Fraktur merupakan suatu keadaan dimana terjadi disintegritas tulang,
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Fraktur Fraktur merupakan suatu keadaan dimana terjadi disintegritas tulang, penyebab terbanyak adalah insiden kecelakaan, tetapi faktor lain seperti proses degeneratif
Lebih terperinciVENTRIKEL SEPTAL DEFECT
VENTRIKEL SEPTAL DEFECT 1. Defenisi Suatu keadaan abnormal yaitu adanya pembukaan antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan 2. Patofisiologi Adanya defek ventrikel, menyebabkan tekanan ventrikel kiri
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan
1 BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan jaringan subkutan biasanya disebabkan oleh invasi bakteri melalui suatu area yang robek pada kulit,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, lempeng epiphyseal atau permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan lunak, tekanan fisik yang
Lebih terperinciPATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA) DEFENISI PDA kegagalan menutupnya duktus arteriosus ( arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal ) pd minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau keadaan patologis (Dorland,1994) tungkai bawah yang terdiri dari tulang tibia dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemajuaan teknologi dan informasi yang berkembang pesat menimbulkan dampak positif maupun negative terhadap manusia.dampak positif yang muncul misalnya adanya
Lebih terperinci206 buah tulang, yang satu sama lainnya berhubungan yang terdiri dari: 6. Tulang tulang yang membentuk tulang belakang dan gelang panggul : 26 buah
airblog1412 Selasa, 27 September 2011 Asuhan Keperawatan Fraktur Tibia- Fibula ( Cruris ) A. Anatomi dan Fisiologi Sistem kerangka terdiri dari susunan berbagai macam tulang- tulang yang banyaknya sekitar
Lebih terperinciWan Rita Mardhiya, S. Ked
Author : Wan Rita Mardhiya, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 0 Files of DrsMed FK UR http://www.yayanakhyar.co.nr PENDAHULUAN Fraktur femur mempunyai pengaruh sosial ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lalu lintas yang cukup tinggi. Data Kepolisian RI tahun 2009 menyebutkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kecelakaan lalu lintas yang cukup tinggi. Data Kepolisian RI tahun 2009 menyebutkan sepanang tahun
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SHOCK HYPOVOLEMIK Setiawan, S.Kp., MNS KLASIFIKASI SHOCK HYPOVOLEMIC SHOCK CARDIOGENIC SHOCK SEPTIC SHOCK NEUROGENIC SHOCK ANAPHYLACTIC SHOCK TAHAPAN SHOCK TAHAP INISIAL
Lebih terperinci16/02/2016 ASKEP KEGAWATAN MUSKULOSKELETAL. Masykur Khair FRAKTUR
ASKEP KEGAWATAN MUSKULOSKELETAL Masykur Khair FRAKTUR 1 Definisi Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya hubungan normal suatu tulang atau tulang rawan yang disebabkan oleh kekerasan (Oswari, 2000
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan teori dan proses asuhan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 7-9 Agustus 2014 di Ruang Prabu Kresna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan 80% populasi akan mengalami nyeri punggung bawah pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diperkirakan 80% populasi akan mengalami nyeri punggung bawah pada suatu saat dalam hidup mereka. Kerusakan punggung dan tulang belakang, suatu masalah kesehatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Fraktur adalah rusaknya kontinuitas struktur tulang, tulang rawan dan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraktur adalah rusaknya kontinuitas struktur tulang, tulang rawan dan lempeng pertumbuhan yang disebabkan oleh trauma maupun non trauma. Kejadian fraktur dapat diakibatkan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk
Lebih terperinciPatofisiologi Tulang yang mengalami fraktur biasanya diikuti kerusakan jaringan di sekitarnya, seperti di ligamen, otot tendon, persarafan dan pembulu
Fraktur Femur Fraktur Femur adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang atau osteoporosis.
Lebih terperinciInsidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan.
Dislokasi Sendi Panggul Dislokasi sendi panggul banyak ditemukan di Indonesia akibat trauma dan sering dialami oleh anak-anak. Di Negara Eropa, Amerika dan Jepang, jenis dislokasi sendi panggul yang sering
Lebih terperinciThompson-Epstein Classification of Posterior Hip Dislocation. Type I Simple dislocation with or without an insignificant posterior wall fragment
Dislokasi Hips Posterior Mekanisme trauma Caput femur dipaksa keluar ke belakang acetabulum melalui suatu trauma yang dihantarkan pada diafisis femur dimana sendi panggul dalam posisi fleksi atau semifleksi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling umum. Sebagian besar cedera pada tangan merupakan cedera
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari fungsi tangan dan penggunaan jarijari tangan sangat penting untuk sebagian besar melakukan berbagai aktifitas dan hampir setiap profesi.
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN HPP
1. Pengertian Haemoragik Post Partum (HPP) adalah hilangnya darah lebih dari 500 ml dalam 24 jam pertama setelah lahirnya bayi.hpp diklasifikasikan menjadi 2, yaitu: Early Postpartum : Terjadi 24 jam pertama
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Gagal Jantung Kongestif 1.1 Defenisi Gagal Jantung Kongestif Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung, sehingga jantung tidak
Lebih terperincia. fraktur midshaft umum pada anak-anak maupun orang dewasa muda.
1. Klasifikasi patah tulang terbuka: menurut Gustilo Tipe I Luka kecil kurang dan 1 cm, terdapat sedikit kerusakan jaringan, tidak terdapat tanda-tanda trauma yang hebat pada jaringan lunak. Fraktur yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Jumlah penduduk di Indonesia setiap tahunya mengalami peningkatan, total jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan pusat statistik,
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID
ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID Definisi: Typhoid fever ( Demam Tifoid ) adalah suatu penyakit umum yang menimbulkan gejala gejala sistemik berupa kenaikan suhu dan kemungkinan penurunan kesadaran. Etiologi
Lebih terperinciFIRMAN FARADISI J
PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI MUROTAL DENGAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUMAH SAKIT Dr.MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam
BAB I PENDAHULUAN Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum, dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia
Lebih terperinciSTASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI
STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI Oleh : Meivita Dewi Purnamasari, S.Kep KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya hubungan (diskontinuitas) tulang radius dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fraktur adalah terputusnya hubungan (diskontinuitas) tulang radius dan ulna yang disebabkan oleh cedera pada lengan bawah baik trauma langsung maupun trauma tidak langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penulisan, dan
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai pendahuluan penulisan laporan kasus ini yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penulisan, dan ruang lingkup penelitian,
Lebih terperinciFraktura Os Radius Ulna
Fraktura Os Radius Ulna Pendahuluan Fraktura adalah patah atau ruptur kontinuitas struktur dari tulang atau cartilago dengan atau tanpa disertai dislokasio fragmen. Fraktur os radius dan fraktus os ulna
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS PASCA OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 TENGAH DEXTRA DENGAN PEMASANGAN INTRA MEDULLARY NAIL DI RSO Prof. Dr. SOEHARSO SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciOleh: IDA WAHYU NINGSIH J KARYA TULIS ILMIAH
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST ORIF FRAKTUR TIBIA 1/3 MEDIAL DAN FIBULA 1/3 PROKSIMAL DEKSTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI BANGSAL BOUGENVILLE RUMAH SAKIT ORTHOPEDI. Prof. Dr.
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina.
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. Fraktur adalah patah tulang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (Sylvia
BAB II KONSEP DASAR A. DEFINISI Fraktur adalah pemisahan atau patahnya tulang (Doengoes E. Maryllyn, 1999 : 761). Fraktur adalah patah tulang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (Sylvia A.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pembangunan di bidang industri yang sangat maju yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya pembangunan di bidang industri yang sangat maju yang diiringi dengan kemajuan yang pesat dari ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar belakang. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan ilmu
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia tidak akan pernah lepas
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor
LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor A. DEFINISI Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSAL DR. RAMELAN SURABAYA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP AN. R DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP AN. R DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG Oleh : Dewi Rahmawati 201420461011056 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi dimana terjadi kerusakan bentuk dan fungsi dari tulang tersebut yang. dapat berupa patahan atau pecah dengan serpihan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Patah tulang atau dalam bahasa medis biasa disebut fraktur adalah kondisi dimana terjadi kerusakan bentuk dan fungsi dari tulang tersebut yang dapat berupa patahan atau
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN (KONTRAKTUR)
LAPORAN PENDAHULUAN (KONTRAKTUR) I. KONSEP DASAR MEDIS A. Definisi 1. Kontraktur merupakan suatu keadaan patologis tingkat akhir dari suatu kontraksi. Umumnya kontraktur terjadi apabila pembentukan sikatrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jaringan tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Fraktur atau patah tulang merupakan suatu kondisi terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa.trauma yang menyebabkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. muka sekitar 40%. Lokasi hidung di tengah dan kedudukan di bagian anterior
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraktur os nasal merupakan fraktur paling sering ditemui pada trauma muka sekitar 40%. Lokasi hidung di tengah dan kedudukan di bagian anterior wajah merupakan faktor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang di tandai oleh rasa nyeri, pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, pemendekan, dan krepitasi (Doenges, 2002). Fraktur
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. dari yang dapat diabsorbsinya (Smelzter, 2002 ; Bare, 2002).
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang yang ditentukan sesuai jenis dan luasnya, fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya
Lebih terperinciMedical First Responder. Cedera musculoskeletal (Cedera pada tulang & otot)
Medical First Responder Cedera musculoskeletal (Cedera pada tulang & otot) SASARAN Selesai mengikuti pelajaran, peserta mampu: 1. Menjelaskan patah tulang terbuka & tertutup, serta menyebutkan 4 tanda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan pembangunan disegala
1 BAB I PENDAHULUAN Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum, dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TRAUMA PADA KORNEA DI RUANG MATA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA. Trauma Mata Pada Kornea
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TRAUMA PADA KORNEA DI RUANG MATA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA I. Pengertian Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea. Sedang
Lebih terperinci1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh
1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internum). Klasifikasi
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. dalam kavum Pleura (Arif Mansjoer, 1999 : 484). Efusi Pleura adalah
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Efusi Pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan di rongga pleura selain cairan dapat juga terjadi penumpukan pus atau darah (Soeparman, 1996 : 789).
Lebih terperinci: Ikhsanuddin Ahmad Hrp, S.Kp., MNS. NIP : : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar
Nama : Ikhsanuddin Ahmad Hrp, S.Kp., MNS. NIP : 19720826 200212 1 002 Departemen Mata Kuliah Topik : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar : Kep. Medikal Bedah : Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR A.
1 BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Osteomyelitis adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum dan atau kortek tulang dapat berupa eksogen (infeksi masuk dari luar tubuh) atau hemotogen (infeksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat ada beberapa kegiatan atau aktivitas fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA
LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar darah Hemoglobin (Hb) atau hematokrit di bawah normal. (Brunner & Suddarth, 2000:
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi
LAPORAN PENDAHULUAN I. Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN Di Ruang Dahlia 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN Di Ruang Dahlia 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tugas Mandiri Stase Praktek Keperawatan Dasar Disusun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penatalaksanaanpatah tulang, sebab seringkali penanganan patah tulang ini. kekerasan yang timbul secara mendadak (Syaiful, 2009).
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan perkembangan jaman, salah satu dampak kemajuan teknologi adalah semakin padatnya arus lalu lintas dewasa ini mengakibatkan meningkatnya angka kecelakaan
Lebih terperinciPEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN. Disampaikan Oleh; Ns, Mei Fitria K, S.Kep
PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN Disampaikan Oleh; Ns, Mei Fitria K, S.Kep Pembalutan Pembalutan adalah penutupan suatu bagian tubuh yang cedera dengan bahan tertentu dan dengan tujuan tertentu Pembalut adalah
Lebih terperinciPERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO
PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PADA FOTO THORAX STANDAR USIA DI BAWAH 60 TAHUN DAN DI ATAS 60 TAHUN PADA PENYAKIT HIPERTENSI DI RS. PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciPENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI
PENDAHULUAN Hemotoraks adalah kondisi adanya darah di dalam rongga pleura. Asal darah tersebut dapat dari dinding dada, parenkim paru, jantung, atau pembuluh darah besar. Normalnya, rongga pleura hanya
Lebih terperinci5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan
5. Pengkajian a. Riwayat Kesehatan Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya : batuk, pilek, demam. Anoreksia, sukar menelan, mual dan muntah. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi 2 yaitu fraktur terbuka, yaitu jika patahan tulang itu menembus kulit. fragmen tulang tidak berhubungan dengan dunia luar.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh tekanan pada fragmen tulang. Fraktur dibagi menjadi 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun mental. Akan tetapi, olahraga yang dilakukan tanpa mengindahkan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Olahraga, baik yang bersifat olahraga prestasi maupun rekreasi merupakan aktivitas yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan fisik maupun mental. Akan tetapi,
Lebih terperinciSeorang laki-laki umur 30 tahun dibawa ke UGD RSAL. Kesadaran menurun, tekanan darah 70/50, denyut nadi 132 kali/menit kurang kuat, repirasi rate 32
KELOMPOK 9 Seorang laki-laki umur 30 tahun dibawa ke UGD RSAL. Kesadaran menurun, tekanan darah 70/50, denyut nadi 132 kali/menit kurang kuat, repirasi rate 32 kali/menit suara ngorok dan seperti ada cairan
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. jenis dan luasnya. ( Smeltzer, Suzanne C ) disebabkan oleh rudapaksa. ( Mansjoer, Arif )
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. ( Smeltzer, Suzanne C. 2001 ) Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin kompleknya masalah dibidang kesehatan yang timbul dewasa ini, disertai
BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diikuti dengan semakin kompleknya masalah dibidang kesehatan yang timbul dewasa ini, disertai dengan kesadaran masyarakat tentang
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Obstruksi usus atau illeus adalah gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi saluran cerna
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN POST OP SELULITIS PEDIS
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN POST OP SELULITIS PEDIS Nama : Imam Chanafi NIM : 1311053 CI KLINIK CI INSTITUSI ( ) ( ) PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKes PATRIA HUSADA BLITAR
Lebih terperinciPERMASALAHAN LALU LINTAS DI PERKOTAAN
PERMASALAHAN LALU LINTAS DI PERKOTAAN KELOMPOK 3 Ana Nurjanah Eny Haryati Harfah Masady Maryanti Poniman Tita Dewi Maharani Widya KASUS Seorang laki2 berusia 40 tahun, dua minggu yang lalu mengalami kecelakaan
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr.
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr. KARIADI SEMARANG Disusun oleh : Hadi Winarso 1.1.20360 POLITEKNIK KESEHATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi tubuh, karena di dalam otak terdapat berbagai pusat kontrol seperti pengendalian fisik, intelektual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan tindakan operasi pemasangan Plate and Screw, yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa, yaitu fraktur yang disebabkan oleh kekuatan yang
Lebih terperinciPELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA BAGI PEMBINA PMR PMI SE- KABUPAATEN TEGAL
PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA BAGI PEMBINA PMR PMI SE- KABUPAATEN TEGAL Tegal, 19 s/d 20 Mei 2004 PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA BAGI PEMBINA PMR PMI SE-KABUPAATEN TEGAL TANGGAL 19 S/D 20 MEI 2004 1. Darah
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR FEMUR
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR FEMUR 1. Definisi Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Kapita Selekta Kedokteran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. trauma atau aktifitas fisik dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada. dan terjadi fraktur radius 1/3 (Thomas, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fraktur merupakan suatu perpatahan pada kontinuitas struktur tulang. Patahan tadi mungkin tidak lebih dari suatu retakan atau primpilan korteks, biasanya patahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kota-kota di Indonesia telah mencapai tingkat perkembangan kota yang pesat dan cukup tinggi. Kecelakan merupakan salah satu faktor penyebab kematian terbesar
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN INFRA MERAH, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST ORIF CLOSED FRAKTUR ANTEBRACHII DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
PENATALAKSANAAN INFRA MERAH, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST ORIF CLOSED FRAKTUR ANTEBRACHII DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Oleh : LENY MUSTIKA PUTRI J 100 050 049 KARYA TULIS ILMIAH
Lebih terperinci