BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga dengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga dengan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga dengan perkembangan ini telah mengubah paradigma masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi, yang tidak lagi terbatas pada informasi surat kabar, audio visual dan elektronik, tetapi sumber-sumber informasi lainnya yang salah satu diantaranya melalui jaringan internet. Internet memiliki banyak fasilitas yang telah digunakan dalam berbagai bidang, seperti militer, media massa, bisnis, dan juga untuk pendidikan (Purbo dalam Hidayat, 2010). Pada lembaga pendidikan, yaitu perguruan tinggi, sudah mulai merintis dan mengembangkan model pembelajaran berbasis internet untuk mendukung sistem pendidikan konvensional. Dalam paradigma sistem pendidikan yang semula berbasis tradisional dengan mengandalkan tatap muka, kini mulai beralih menjadi sistem pendidikan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu dengan sentuhan dunia teknologi informasi khususnya dunia cyber (maya). Sistem pendidikan yang berbasis dunia cyber, jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan media atau jasa bantuan perangkat elekronika (Munir, 2008). Di Indonesia pemanfaatan teknologi internet dimulai sekitar tahun 1961 ketika Indointernet atau pusat pelayanan internet di indonesia membuka jasa layanan internet. Kemudian tahun 1997-an mulai berkembang pesat, namun harus

2 diakui bahwa kini pemanfaatan teknologi ini masih didominasi oleh lembaga seperti perbankan, perdagangan, media massa, atau kalangan industri. Jika melihat potensinya, dalam waktu mendatang mungkin saja lembaga pendidikan akan mendominasinya. Pemanfatan teknologi internet untuk pendidikan di Indonesia secara resmi dimulai sejak dibentuknya telematika tahun 1995 (Munir, 2008). Pemanfaatan internet untuk pendidikan ini tidak hanya untuk pendidikan jarak jauh, akan tetapi juga dikembangkan dalam sistem pendidikan konvensional. Kini sudah banyak lembaga pendidikan terutama perguruan tinggi yang sudah mulai merintis dan mengembangkan model pembelajaran berbasis internet dalam mendukung sistem pendidikan konvensional. E-learning atau electronic learning kini semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah pendidikan, baik di negara-negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Banyak orang menggunakan istilah yang berbeda-beda dengan e-learning, namun pada prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika sebagai alat bantunya. e-learning memang merupakan suatu teknologi pembelajaran yang yang relatif baru di Indonesia. Untuk menyederhanakan istilah, maka electronic learning disingkat menjadi e-learning, jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika. Pelaksanaan e-learning menggunakan jasa audio, video atau perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya (Rahmawati,dalam Soekartawi, 2003). Salah satu universitas di Indonesia ini yang sudah menggunakan e- learning adalah (USU). USU mengembangkan bahan ajar berbasis digital guna menciptakan proses belajar yang efisien, efektif, dan kondusif. Konsep pembelajaran e-learning ini sudah dijalankan sejak tahun 2009

3 di USU, hanya saja masih banyak dosen yang belum memanfaatkan fasilitas e- learning ini, bahkan tidak sampai 10% dosen yang memakai e-learning Aktifitas-aktifitas di dalam e-learning ini dapat dilihat dari fenomena di bawah ini yang terjadi di USU. Berdasarkan hasil dari wawancara yang lakukan peneliti terhadap seorang pegawai pusat informasi USU yaitu dengan Ibu Rini di bagian e-learning. kalau e-learning di USU telah mengelola fasilitas dengan koleksi sebanyak 977 mata kuliah, dengan jumlah fakultas yang ada di USU sebanyak 13 fakultas yaitu fakultas kedokteran, hukum, pertanian, teknik, ekonomi,kedokteran gigi, ilmu budaya, matematika dan ilmu pengeahuan alam, ilmu sosial dan ilmu politik, kesehatan masyarakat, keperawatan, psikologi dan farmasi. Didalam proses pembelajaran e-learning ini semua dosen di lingkungan USU diharapkan agar dapat mengirimkan semua materi perkuliahan ke Pusat Sistem Informasi USU untuk dimuat dalam situs USU e-learning. Bahan kuliah yang dikirimkan adalah bahan bahan kuliah penuh atau handout dalam bentuk slide-slide perkuliahan yang disajikan dalam bentuk bahasa Indonesia atau bahasa inggris. Bahan yang dikrim dalam bentuk softcopy, dan untuk pemeliharaan konten tersebut, setiap dosen dapat melakukan update setiap saat dengan login ke USU e- learning menggunakan username dan password portal Akademik. (Komunikasi personal, 9 Mei 2011 ). Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa di USU telah mulai melakukan pengembangan search engine dalam sistem e-learning. Pemaparan di atas juga menjelaskan kalau peran pengajar harus memiliki kemauan untuk memanfaatkan teknologi informasi komputer ini, karena aplikasi ini bersifat pragmatis yang memerlukan dukungan infrastruktur dan superstruktur yang terkait dengan lembaga pendidikan pengajar dan pendidik. Fasilitas-fasilitas media pembelajaran atau e-learning yang dimiliki media pembelajaran adalah: , telnet, internet relay chat, news groups, Mailing List (milis), File Transfer Protocol (FTP ), dan World Wide Web (WWW) (Purbo, dalam Tafiardi, 2005). Proses pembelajaran di USU hanya menggunakan

4 beberapa fasilitas yang ada di dalam proses pembelajaran e-learning. Hal ini dapat lihat dari hasil wawancara yang lakukan peneliti kepada beberapa mahasiswa USU. " e-learning di usu ini murni dikatakan e-learning kak, karena sebagian materi disampikan melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi. Disini pengajar bisa memberikan petunjuk pada mahasiswa untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. kami juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut.karena kami pun mengirim tugas tugas kuliah dari kadang kadang saja, kalau dosen sibuk dan pergi keluar kota. Yaaa..paling paling cari cari bahan bahan kuliah dari internet, kayak cari jurnal atau bahan bahan lainnya mbak. Dan kami juga sekali kali ada disuruh dosen untuk mengunduh bahan bahan kuliah tambahan dari dosen, tapi kami sering kok masuk kuliah seperti biasanya dan kami masih ujian seperti biasa dikelas (Komunikasi personal, 11 Mei 2011). Berdasarkan wawancara di atas menunjukan proses pembelajaran e- learning masih memadukan proses pembelajaran konvensional dengan proses pembelajaran dengan menggunakan internet. Berbagai fasilitas dalam proses pembelajaran e-learning yang dapat diakses oleh peserta didik secara mandiri untuk keperluan pembelajaran karena didalamnya memuat pembelajaran, sumber daya web, informasi lain mengenai akademik (Munir, 2008). Pengaplikasian e-learning terhadap peserta didik sudah tergolong baik karena tingkat motivasi belajar mahasiswa termasuk dalam kualifikasi tinggi, dan menjelaskan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pengaplikasian e- Learning dengan motivasi belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara peneliti kepada beberapa mahasiswa USU berhubungan dengan motivasi belajar mahasiswa terhadap proses pembelajaran e-learning. " Kalau proses belajar e-learning ini kak biasa buat kita lebih mandiri dalam mengerjakan tugas tugas kuliah dan lebih efektif serta efisien saja,

5 karena kita tinggal enak saja buat mengunduh bahan kuliah yang disiapkan dosen dari portal dan kita enak enak saja buat cari cari bahan kuliah dari google, dan kalau ada tugas kita kirim aja ke dosen kak, kan gampang kak, tidak ribet.gitu kak tapi terkadang kami sambil buka facebook dan game kak hehee..hehehe. ya.namanya juga mahasiswa kak gak bias lepas dari facebook, twitter atau game. (Komunikasi personal, 11 Mei 2011). Berdasarkan dari wawancara dan hasil dari angket yang disebarkan peneliti bahwa e-learning yang sudah mulai dilakukan di USU ini mendorong mahasiswa untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah karena lebih efektif dan efisien dan mahasiswa juga lebih mandiri untuk menopang kognisi dan perilaku mereka untuk mencapai tujuan belajar mereka. Hal ini disebut dengan motivasi belajar, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama. Di dalam motivasi belajar terdapat dua aspek aspek yaitu: motivasi instrinsik yang melibatkan motivasi internal untuk melakukan sesuatu untuk karena keinginan sendiri yang berdasarkan penentuan diri dan pilihan personal, dan motivasi ekstrinsik melakukan sesuatu untuk mendapatkan untuk mencapai tujuan yang dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman (Santrock, 2007). Motivasi menyangkut proses yang terlibat dalam pemunculan awal satu intensi atau tujuan dan motivasi sangat mempengaruhi sukses atau tidaknya seseorang dalam melakukan sesuatu, serta berfungsi sebagai pendorong individu untuk memulai maupun meneruskan kegiatannya. E-learning sebagai suatu aktivitas yang menuntut para pelajar untuk memiliki motivasi yang kuat apabila ingin sukses dalam proses pembelajaran yang diikutinya. Terlebih lagi sistem e- learning adalah sistem yang menuntut usaha dari individu, sehingga motivasi diri

6 haruslah kuat dan datang dari individu tersebut (Albert & Mulyadi, 2009). Dari segi proses belajarnya sendiri, diperlukan motivasi yang kuat dari seorang peserta didik untuk menyelesaikan proses belajar melalui media ini. Karena dalam sistem ini, proses belajar akan dipusatkan pada kemandirian dari seorang peserta didik, dan dosen pada akhirnya akan bertindak sebagai fasilitator saja yang memandu peserta didik untuk mengkontruksi informasi-informasi yang diketahui oleh muridnya menjadi sebuah pengetahuan. Jadi sebaiknya hubungan penggunaan media ini dengan tingkat kemandirian peserta didik dapat diperhatikan, sehingga memudahkan untuk menentukan level pendidikan seperti apa sistem belajar jarak jauh ini diterapkan. Menurut Hidayat, (2007) mengatakan bahwa penggunaan e-learning dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa sehingga menumbuhkan semangat peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dan mampu mendorong peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang lebih tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi dapat dipandang sebagai pendorong dalam belajar dan belum sampai pada self regulated learning, yaitu sebuah energi yang membuat peserta didik berusaha secara persisten dengan menggunakan berbagai strategi belajar untuk meregulasi dirinya mencapai tujuan yang ditetapkan (Wahyono, 2010). Apabila seorang peserta didik mengaktifkan dan menopang kognisi, perilaku, dan perasaannya yang secara sistematis berorientasi pada pencapaian suatu tujuan dan ketika tujuan tersebut meliputi pengetahuan, maka peserta didik memiliki self-regulated learning (Zimmerman, dalam Woolfolk, 2004).

7 Bekal yang dibutuhkan peserta didik untuk menyesuaikan diri dengan proses belajarnya adalah dengan memiliki kemampuan dan keterampilan untuk mengatur kegiatan belajar, mengontrol perilaku belajar, dan mengetahui tujuan, arah, serta sumber-sumber yang mendukung untuk belajarnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara peneliti kepada beberapa mahasiswa USU berhubungan dengan regulasi diri mahasiswa terhadap proses pembelajaran e- learning dan proses pembelajaran konvensional. " kami diberi tugas-tugas kuliah dengan cara searching bahan-bahan kuliah yang berhubungan dengan materi kuliah dari internet, mengumpul tugas dengan tepat waktu, masukan tugas-tugas kuliah kedalam blog dosen, dan masih banyak lagi kak, sehingga kami jadi lebih aktif dan inovatif kak.dan kami juga terkadang mengirim tugas kuliah kedalam dosen kak,disini kami jadi lebih aktif dan mandiri loh kak. Terkadang kami juga mengumpulkan tugas secara manual kak,seperti biasa belajar konvensional, cari bahan kuliah dari buku-buku perpustakaan, dan masih banyak lagi kak. (Komunikasi personal, 11 Mei 2011). Berdasarkan dari wawancara dan hasil dari angket yang disebarkan peneliti bahwa menjelaskan bahwa mahasiswa dituntut untuk meregulasi proses belajarnya, sehingga kemampuan belajar mandiri menjadi lebih diperlukan oleh mahasiswa yang menghadapi tugas/kajian mandiri, tugas dalam bentuk proyek terbuka, penyusunan skripsi atau tugas akhir, dan sebagainya. Ketika menghadapi tugas-tugas seperti itu, mahasiswa sebenarnya dihadapkan pada berbagai sumber belajar yang melimpah yang mungkin relevan atau tidak relevan dengan kebutuhan dan tujuan mahasiswa bersangkutan. Pada kondisi demikian, mereka harus memiliki inisiatif sendiri dan motivasi, menganalisis kebutuhan, dan merumuskan tujuan, memilih dan menerapkan strategi pemecahan masalah,

8 menseleksi sumber yang relevan, serta mengevaluasi diri. Kemandirian belajar mahasiswa menjadi syarat untuk membentuk lulusan yang profesional. individu yang memiliki kemandirian belajar tinggi cenderung belajar lebih baik, mampu memantau, mengevaluasi, dan mengatur belajarnya secara efektif, menghemat waktu dalam menyelesaikan tugasnya, mengatur belajar dan waktu secara efisien (Hidayati, 2007). Istilah yang berkaitan dengan kemandirian belajar diantaranya adalah self regulated learning. Self regulated learning ini dapat diihat dari ke empat belas strategi yaitu evaluasi terhadap diri (self-evaluating), mengatur dan mengubah materi pelajaran (organizing and transforming), membuat rencana dan tujuan belajar (goal setting & planning), mencari informasi (seeking information), mencatat hal penting (keeping record & monitoring), mengatur lingkungan belajar (environtmental structuring), konsekuensi setelah mengerjakan tugas (self consequating), mengulang dan mengingat (rehearsing & memorizing), meminta bantuan teman sebaya (seek peer assistance), meminta bantuan guru (seek teacher assistance), meminta bantuan orang dewasa (seek adult assistance), mengulang tugas atau test sebelumnya (review test /work), mengulang catatan (review notes), dan mengulang buku pelajaran (review texts book). Berdasarkan dari hasil penelitian dari Wahyono, (2010) proses pembelajaran e-learning yang memadukan proses pembelajaran dengan tatap muka dan proses belajar dengan menggunakan internet, membuat peserta didik memiliki pengaturan diri belajar yang lebih baik dalam penguasaan pengetahuan, ketrampilan dan motivasi dalam menggunakan strategi belajar. Peserta didik juga menerapkan strategi manajemen sumber daya seperti memilih atau mengatur

9 aspek lingkungan fisik untuk mendukung belajar mereka dan untuk mengatur waktu mereka secara efektif (Corno & Mandinach, dalam Wahyono,2010). Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu melihat hubungan antara motivasi belajar dengan self-regulated learning pada mahasiswa USU yang mengalami proses pembelajaran e-learning. B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan pemaparan latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah hubungan antara motivasi belajar dengan self-regulated learning pada mahasiswa USU yang mengalami proses pembelajaran e-learning. C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dengan self-regulated learning pada mahasiswa USU yang mengalami proses pembelajaran e-learning, dimana penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada teori-teori yang akan diuraikan di landasan teoritis. D. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik dari segi teoritis maupun dari segi praktis, yaitu: 1. Manfaat Teoritis a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya temuan dalam bidang psikologi pendidikan, mengenai motivasi belajar dengan selfregulated learning pada mahasiswa USU yang mengalami proses pembelajaran e-learning, sehingga dapat memperkaya teori-teori yang sudah ada sebelumnya.

10 b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi tambahan bagi penelitian-penelitian sejenis dalam bidang Psikologi Pendidikan. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai proses belajar e-learning yang berkaitan motivasi belajar dengan selfregulated dengan proses belajar dan mengajar bagi mahasiswa atau mahasiswi serta dosen dan para karyawan atau karyawati di USU. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai peran dan fungsi dari e-learning kepada para staf pendidikan maupun para pendidik untuk menunjang proses belajar dan mengajar di USU. c. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai e-learning USU. E. SISTEMATIKA PENULISAN Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah: BAB I: PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang masalah penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan penelitian. BAB II: LANDASAN TEORITIS Bab ini menguraikan teori yang mendasari masalah yang menjadi variabel dalam penelitian. Teori-teori yang dimuat adalah teori mengenai motivasi belajar, self-regulated learning, e-learning dan pengertian mahasiswa.

11 BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai metode-metode dasar dalam penelitian yaitu identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode dan alat pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat ukur, tahap pelaksanaan penelitian, dan metode analisis data.

BAB II LANDASAN TEORI. self-regulated learning dapat dikatakan berlangsung bila peserta didik secara

BAB II LANDASAN TEORI. self-regulated learning dapat dikatakan berlangsung bila peserta didik secara BAB II LANDASAN TEORI A. SELF REGULATED LEARNING 1. Pengertian Self-Regulated Learning Zimmerman (dalam Schunk & Zimmerman, 1998) mengatakan bahwa self-regulated learning dapat dikatakan berlangsung bila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bidang kehidupan, termasuk di dalamnya bidang pekerjaan. Tidak terkecuali

BAB I PENDAHULUAN. dan bidang kehidupan, termasuk di dalamnya bidang pekerjaan. Tidak terkecuali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa sekarang adalah masa yang penuh dengan persaingan diberbagai aspek dan bidang kehidupan, termasuk di dalamnya bidang pekerjaan. Tidak terkecuali negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Menurut Syah (2006), belajar adalah tahapan perubahan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Menurut Syah (2006), belajar adalah tahapan perubahan seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal yang memegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya bagi suatu bangsa. Dikatakan formal karena di sekolah terlaksana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan dirinya salah satunya untuk suatu keahlian tingkat sarjana.

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan dirinya salah satunya untuk suatu keahlian tingkat sarjana. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah individu yang belajar di perguruan tinggi, baik di Universitas, Institute atau Akademi. Sukadji (2001) mengemukakan bahwa mahasiswa adalah sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi sangat pesat khususnya di bidang informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi sangat pesat khususnya di bidang informasi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi sangat pesat khususnya di bidang informasi dan komunikasi pada era globalisasi seperti sekarang ini. Teknologi informasi merupakan istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tingkat kehidupan masyarakat yang lebih baik. Tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tingkat kehidupan masyarakat yang lebih baik. Tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sumber daya manusia yang berkualitas sangat penting artinya untuk mewujudkan tingkat kehidupan masyarakat yang lebih baik. Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Self-regulated learning adalah sebuah konsep mengenai bagaimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Self-regulated learning adalah sebuah konsep mengenai bagaimana BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Self-Regulated Learning 1. Pengertian Self-Regulated Learning Self-regulated learning adalah sebuah konsep mengenai bagaimana seseorang peserta didik menjadi regulator atau pengatur

Lebih terperinci

PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI TEKNOLOGI INFORMASI DI KALANGAN MAHASISWA EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI TEKNOLOGI INFORMASI DI KALANGAN MAHASISWA EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI TEKNOLOGI INFORMASI DI KALANGAN MAHASISWA EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA PESERTA DIDIK DITINJAU DARI BELAJAR BERDASAR REGULASI DIRI (SELF REGULATED LEARNING) BAB I PENDAHULUAN

PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA PESERTA DIDIK DITINJAU DARI BELAJAR BERDASAR REGULASI DIRI (SELF REGULATED LEARNING) BAB I PENDAHULUAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA PESERTA DIDIK DITINJAU DARI BELAJAR BERDASAR REGULASI DIRI (SELF REGULATED LEARNING) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar sudah sejak lama menjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep self-efficacy pertama kali dikemukakan oleh Bandura. Self-efficacy

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep self-efficacy pertama kali dikemukakan oleh Bandura. Self-efficacy BAB II LANDASAN TEORI A. SELF-EFFICACY 1. Pengertian Self-efficacy Self-efficacy merupakan salah satu kemampuan pengaturan diri individu. Konsep self-efficacy pertama kali dikemukakan oleh Bandura. Self-efficacy

Lebih terperinci

REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA

REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA 70 Regulasi Diri Dalam Belajar Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 83 Jakarta Utara REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA Nurhasanah 1 Moch. Dimyati, M.Pd 2 Dra. Meithy

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1. Prestasi Akademik 1.1.Pengertian Prestasi Akademik Menurut Chaplin (2006) prestasi adalah suatu tingkatan khusus dari kesuksesan karena mempelajari tugas-tugas, atau tingkat tertentu

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN e-learning UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN

MODEL PEMBELAJARAN e-learning UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN MODEL PEMBELAJARAN e-learning UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN Fitri Rahmawati Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana FT UNY Abstrak Aplikasi TI, misalnya multimedia dan web, dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perilaku, memainkan peran penting dalam proses pembelajaran. Salah satu proses

BAB II LANDASAN TEORI. perilaku, memainkan peran penting dalam proses pembelajaran. Salah satu proses BAB II LANDASAN TEORI A. Self Regulated Learning 1. Definisi self regulated learning Teori sosial kognitif menyatakan bahwa faktor sosial, kognitif serta faktor perilaku, memainkan peran penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paradigma lama. Para paradigma baru mahasiswa menjadi active learner. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. paradigma lama. Para paradigma baru mahasiswa menjadi active learner. Oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada paradigma lama proses belajar mengajar pada umumnya berlangsung di ruang kelas dan ditandai dengan kehadiran pendidik di muka kelas. Pendidik memiliki tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata globalisasi sering dipakai sebagai salah satu ciri abad 21. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Kata globalisasi sering dipakai sebagai salah satu ciri abad 21. Globalisasi BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar belakang Masalah Kata globalisasi sering dipakai sebagai salah satu ciri abad 21. Globalisasi adalah suatu fakta yang tidak dapat dihindari dan sekaligus merupakan suatu proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikanya berorientasi akademis dan umum, bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikanya berorientasi akademis dan umum, bermacam-macam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi/universitas menggunakan model pendidikan yang paling umum dan dikenal masyarakat yaitu sistem sekolah formal dimana penyelenggaraan pendidikannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengontrol diri sendiri. Self regulation merupakan penggunaan suatu proses yang

BAB II LANDASAN TEORI. mengontrol diri sendiri. Self regulation merupakan penggunaan suatu proses yang BAB II LANDASAN TEORI A. SELF REGULATED LEARNING 1. Pengertian Self Regulation Menurut Schunk (dalam Susanto 2006), regulasi adalah kemampuan untuk mengontrol diri sendiri. Self regulation merupakan penggunaan

Lebih terperinci

INTERNET DASAR DEFINISI INTERNET

INTERNET DASAR DEFINISI INTERNET INTERNET DASAR Modul Pelatihan dan Pendampingan Rumah Kreatif BUMN DEFINISI INTERNET Internet adalah jaringan besar yang saling berhubungan dari jaringan-jaringan komputer yang menghubungkan orangorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi. Untuk mendapatkan dan menghasilkan informasi,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi. Untuk mendapatkan dan menghasilkan informasi, BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Informasi sangat penting bagi kita karena semua kegiatan kita memerlukan informasi, dan bisa juga dikatakan bahwa semua kegiatan kita dituntut untuk menghasilkan informasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan teknologi informasi yang semakin maju mengubah

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan teknologi informasi yang semakin maju mengubah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi (TI) saat ini semakin berkembang pesat. Perkembangan teknologi informasi yang semakin maju mengubah paradigma masyarakat dalam mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif namun tetap menyenangkan. Selain itu, menciptakan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. efektif namun tetap menyenangkan. Selain itu, menciptakan lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan dari proses pembelajaran di sekolah salah satunya adalah agar siswa dapat secara aktif mengembangkan potensi diri, kecerdasan dan keterampilan yang diperlukan

Lebih terperinci

1. Judul Penelitian : Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Belajar Oleh Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 2.

1. Judul Penelitian : Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Belajar Oleh Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 2. 1. Judul Penelitian : Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Belajar Oleh Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 2. Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perubahan paradigma

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Zimmerman & Martinez Pons, (1990) menyatakan bahwa self regulated

BAB II LANDASAN TEORI. Zimmerman & Martinez Pons, (1990) menyatakan bahwa self regulated BAB II LANDASAN TEORI A. Self regulated Learning 1. Defenisi self regulated learning Zimmerman & Martinez Pons, (1990) menyatakan bahwa self regulated learning merupakan konsep bagaimana seorang peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar, terencana untuk mewujudkan proses belajar dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan karekteristik peserta didik. Dalam proses pendidikan,

Lebih terperinci

Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Belajar Bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi.

Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Belajar Bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi. Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Belajar Bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi. Oleh : Dedi Irawan, S.Kom., M.T.I Dosen Diploma 3 Manajemen Informatika UM Metro 1. ABSTRAK Perkembangan teknologi jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kabar, audio visual dan elektronik, tetapi juga sumber-sumber informasi lainnya

BAB I PENDAHULUAN. kabar, audio visual dan elektronik, tetapi juga sumber-sumber informasi lainnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini berkembang dengan cepat. Hal ini telah mengubah paradigma masyarakat dalam mencari dan mendapatkan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN WEB ENHANCE LEARNING

MODEL PEMBELAJARAN WEB ENHANCE LEARNING MODEL PEMBELAJARAN WEB ENHANCE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA Oleh : Kuswari Hernawati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY E-mail :kuswari@uny.ac.id Abstrak Di dalam proses

Lebih terperinci

Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS

Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS SISTEM BELAJAR MENGAJAR ON-LINE Pembelajaran on-line adalah pembelajaran yang menggunakan internet untuk menyampaikan bahan

Lebih terperinci

Alat Bahasa isyarat alat peraga gambar Bahasa verbal Teks (symbol atau huruf) Interaksi: Langsung Tidak langsung. sumber media tujuan

Alat Bahasa isyarat alat peraga gambar Bahasa verbal Teks (symbol atau huruf) Interaksi: Langsung Tidak langsung. sumber media tujuan KholidA.Harras Alat Bahasa isyarat alat peraga gambar Bahasa verbal Teks (symbol atau huruf) Interaksi: Langsung Tidak langsung sumber media tujuan 2 Media tak langsung (Offline) Orang lain Buku Kaset

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi suatu proses bagi seseorang untuk memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi suatu proses bagi seseorang untuk memperoleh BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi suatu proses bagi seseorang untuk memperoleh pengetahuan, mengembangkan kemampuan atau keterampilan serta mengubah sikap diri pada orang tersebut.

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITE PADA PROSES PEMBELAJARAN PRODUKTIF DI SMK

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITE PADA PROSES PEMBELAJARAN PRODUKTIF DI SMK 137 PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITE PADA PROSES PEMBELAJARAN PRODUKTIF DI SMK Syaiful Rahman 1, Wahid Munawar 2, Ega T. Berman 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin, FPTK UPI Jl. Dr. Setiabudi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komponen penting yang harus diperhatikan dalam proses pendidikan adalah peserta didik, sarana dan prasarana, lingkungan pendidikan, dan kurikulum sebagai materi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat setelah kebutuhan primer. Salah satu perkembangan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat setelah kebutuhan primer. Salah satu perkembangan teknologi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi telah mengalami pertumbuhan sangat pesat seiring dengan era globalisasi yang menuntut kecepatan arus informasi. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti e-learning (Haverila, 2009). Saat membicarakan e-learning, banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. seperti e-learning (Haverila, 2009). Saat membicarakan e-learning, banyak orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi ini, teknologi telah berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan teknologi ini tentu saja memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan, contohnya

Lebih terperinci

Manfaat Internet Bagi Dunia Bisnis

Manfaat Internet Bagi Dunia Bisnis Manfaat Internet Bagi Dunia Bisnis Indri Julianti Kosasih indri.julianti@raharja.info Abstrak Semua orang sebagian besar tentu sudah mengerti apa itu Internet, ya Internet (Inter- Network) adalah interkoneksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini mengarahkan sejarah teknologi pendidikan pada alur yang baru. Seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bisa dikatakan sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bisa dikatakan sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bisa dikatakan sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia. Munandar (2002), pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abad 20 ini banyak ditandai dengan kemunculan teknologi mutakhir yang

BAB I PENDAHULUAN. Abad 20 ini banyak ditandai dengan kemunculan teknologi mutakhir yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Abad 20 ini banyak ditandai dengan kemunculan teknologi mutakhir yang memanfaatkan internet sebagai salah satu hal yang paling banyak diambil manfaatnya untuk membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengerti fisika secara luas, maka harus dimulai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. mengerti fisika secara luas, maka harus dimulai dengan kemampuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelajaran fisika adalah pelajaran yang mengajarkan berbagai pengetahuan yang dapat mengembangkan daya nalar, analisa, sehingga hampir semua persoalan yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya membekali siswa dengan kemampuan akademik atau hard skill,

BAB I PENDAHULUAN. hanya membekali siswa dengan kemampuan akademik atau hard skill, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran penting dalam kemajuan suatu bangsa, termasuk di Indonesia. Pendidikan kejuruan, atau yang sering disebut dengan Sekolah Menengah Kejuruan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Electronic Learning atau yang biasa disingkat dengan e-learning merupakan cara baru yang terdapat pada dunia pendidikan, dimana proses belajar mengajar menggunakan

Lebih terperinci

Hubungan antara Self Regulated Learning Dengan Kemampuan Memecahkan Masalah Pada Pembelajaran Matematika Pada Siswa SMUN 53 Di Jakarta Timur.

Hubungan antara Self Regulated Learning Dengan Kemampuan Memecahkan Masalah Pada Pembelajaran Matematika Pada Siswa SMUN 53 Di Jakarta Timur. Hubungan antara Self Regulated Learning Dengan Kemampuan Memecahkan Masalah Pada Pembelajaran Matematika Pada Siswa SMUN 53 Di Jakarta Timur. Amelia Elvina Dr. Awaluddin Tjalla Fakultas Psikologi Universiyas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Setiap orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin luas ini, manusia tidak bisa lepas dari kebutuhan informasi setiap harinya. Di era ini setiap orang dituntut untuk bisa bergerak cepat,

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI SMAIT NUR HIDAYAH KARTASURA

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI SMAIT NUR HIDAYAH KARTASURA UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI SMAIT NUR HIDAYAH KARTASURA SKRIPSI Oleh : Ahmad Faizal NIM K4305026 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi komputer membawa pengaruh yang cukup besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi komputer membawa pengaruh yang cukup besar bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi komputer membawa pengaruh yang cukup besar bagi kehidupan manusia di seluruh dunia. Dalam berbagai aspek kehidupan, manusia terus mengembangkan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berkembang pesat yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berkembang pesat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berkembang pesat yang mengakibatkan perubahan di berbagai aspek kehidupan terutama pada aspek pendidikan. pendidikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Gantina (2011) mengatakan bahwa self management merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Gantina (2011) mengatakan bahwa self management merupakan BAB II LANDASAN TEORI A. SELF MANAGEMENT 1. Definisi Self Management Menurut Gantina (2011) mengatakan bahwa self management merupakan prosedur pada individu untuk mengatur prilakunya sendiri. Pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini berkembang dengan pesat, sehingga dengan perkembangan ini telah mengubah paradigma masyarakat dalam mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware) pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware) pada saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, baik untuk perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware) pada saat ini selalu diupayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. materialistis yang tercipta dalam dunia maya. berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak

BAB I PENDAHULUAN. materialistis yang tercipta dalam dunia maya. berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi telah mengubah dunia menjadi sebuah desa global (global village) yang mampu diakses oleh setiap individu yang ada disetiap belahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses belajar karena motivasi dapat mempengaruhi apa,

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses belajar karena motivasi dapat mempengaruhi apa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu prasyarat yang amat penting dalam belajar adalah motivasi siswa. Pintrich dan Schunk (2002) mengatakan bahwa motivasi memiliki peranan penting dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut pendapat Ryff (Widyati Ama & Utami, 2012) psychological well

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut pendapat Ryff (Widyati Ama & Utami, 2012) psychological well BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Psychological Well Being 2.1.1 Pengertian Psychological Well Being Menurut pendapat Ryff (Widyati Ama & Utami, 2012) psychological well being merupakan istilah yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siap pakai dan berkualitas. Berkaitan dengan itu, pendidikan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. siap pakai dan berkualitas. Berkaitan dengan itu, pendidikan diharapkan mampu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penggunaan teknologi dalam bidang pendidikan semakin meluas seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi yang begitu pesat menuntut untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan pada era globalisasi, kini informasi bisa semakin mudah untuk diakses. Salah satu cara aksesnya adalah dengan menggunakan media

Lebih terperinci

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)Untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran Dalam Rangka Menuju Profesionalitas Guru Hardi Santoso 3)

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)Untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran Dalam Rangka Menuju Profesionalitas Guru Hardi Santoso 3) ISSN : 1693 1173 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)Untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran Dalam Rangka Menuju Profesionalitas Guru Hardi Santoso 3) Abstrak Perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Self-Regulated Learning Zimmerman dalam Ahmadi mendefinisikan self-regulated learning sebagai suatu proses dimana seorang siswa mengaktifkan dan mendorong kognisi (cognition),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah mengapa dipilih judul skripsi ini beserta rumusan masalah dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB X PEMANFAATAN INTERNET. A. Deskripsi Singkat Pada bab ini akan diuraikan tentang bagaimana internet dapat dimanfaatkan untuk

BAB X PEMANFAATAN INTERNET. A. Deskripsi Singkat Pada bab ini akan diuraikan tentang bagaimana internet dapat dimanfaatkan untuk BAB X PEMANFAATAN INTERNET 1. 1 Pendahuluan A. Deskripsi Singkat Pada bab ini akan diuraikan tentang bagaimana internet dapat dimanfaatkan untuk membuat kegiatan akademik dapat lebih optimal. Pembahasan

Lebih terperinci

PENGENALAN INTERNET. Pertemuan X Konsep Internet Kegunaan Internet Sejarah Internet

PENGENALAN INTERNET. Pertemuan X Konsep Internet Kegunaan Internet Sejarah Internet 10.1. Konsep Internet Pertemuan X PENGENALAN INTERNET Internet singkatan dari International Networking. Internet adalah kumpulan dari jaringan komputer yg ada di seluruh dunia. Dlm hal ini komputer yg

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dan sepanjang hidup serta segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dan sepanjang hidup serta segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu proses penting yang harus didapatkan dalam hidup setiap individu, yang terdiri dari segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 2 - INTERNET. 1. Salah satu web browser yang mengakses web yang populer saat ini adalah A

SOAL LATIHAN 2 - INTERNET. 1. Salah satu web browser yang mengakses web yang populer saat ini adalah A 1. Salah satu web browser yang mengakses web yang populer saat ini adalah A A. Internet Explorer C. ICQ E. IRC B. Yahoo Messanger D. Telnet 2. Fasilitas di internet yang berkomunikasi antar pemakai internet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial sehingga komunikasi merupakan hal yang pasti dilakukan setiap harinya. Menurut Edwin Emery dkk., (1965, dalam Muis, 2001: 3)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan besar dalam pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan berguna bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Interaksi yang terjadi selama proses belajar dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Interaksi yang terjadi selama proses belajar dipengaruhi oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Proses

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. kebutuhannya dalam kegiatan kelompok (Rakhmat, 2001 : 160). Pernyataan

1. PENDAHULUAN. kebutuhannya dalam kegiatan kelompok (Rakhmat, 2001 : 160). Pernyataan 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu kelompok dikatakan efektif apabila kelompok tersebut dapat menjalankan fungsi-nya yaitu untuk saling berbagi informasi. Karena itu keefektifan suatu kelompok dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. emosional dengan adanya ciri-ciri seperti keterangsangan fisiologis, perasaan

BAB II LANDASAN TEORI. emosional dengan adanya ciri-ciri seperti keterangsangan fisiologis, perasaan BAB II LANDASAN TEORI A. KECEMASAN AKADEMIS 1. Pengertian Kecemasan Akademis Nevid (2005) menjelaskan bahwa kecemasan sebagai salah satu keadaan emosional dengan adanya ciri-ciri seperti keterangsangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Santrock (Komalasari, 2005) mengatakan self regulatory learning

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Santrock (Komalasari, 2005) mengatakan self regulatory learning 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Self Regulated Learning 1. Pengertian Santrock (Komalasari, 2005) mengatakan self regulatory learning menyangkut self generation dan self monitoring pada pemikiran, perasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. isi. Pernyataan yang pernah dilontarkan Alvin Toffler akan terjadinya pergeseran

BAB I PENDAHULUAN. isi. Pernyataan yang pernah dilontarkan Alvin Toffler akan terjadinya pergeseran I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Revolusi digital telah merubah konsep-konsep tentang waktu, ruang, dan isi. Pernyataan yang pernah dilontarkan Alvin Toffler akan terjadinya pergeseran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara, karena pendidikan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seolah tidak kunjung selesai bahkan muncul permasalahan lain. Hasil belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. seolah tidak kunjung selesai bahkan muncul permasalahan lain. Hasil belajar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini ada begitu banyak ahli dan praktisi pendidikan bersumbangsih pemikiran serta analisisnya terhadap mutu pendidikan. Meskipun begitu masalah seolah

Lebih terperinci

Pertemuan I SEJARAH TEKNOLOGI INTERNET YONO MAULANA S.KOM, MM

Pertemuan I SEJARAH TEKNOLOGI INTERNET YONO MAULANA S.KOM, MM Pertemuan I SEJARAH TEKNOLOGI INTERNET YONO MAULANA S.KOM, MM REFERENSI 55 Tip Terbaik Google+ oleh Fary SJ Oroh Panduan Praktis Mengelola Milis untuk Moderator dan Anggota Yahoo! Groups oleh VINCENT DARMAWAN

Lebih terperinci

Internet Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika.

Internet Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika. Internet Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas i Pasundan Caca E Supriana S Si MT Caca E. Supriana, S.Si., MT. caca.e.supriana@unpas.ac.id Internet t 2 Internet Internet

Lebih terperinci

Aplikasi Web. Jaringan Komputer. Hubungan antara dua komputer atau lebih yang ditujukan untuk berbagi informasi atau berbagi perangkat keras

Aplikasi Web. Jaringan Komputer. Hubungan antara dua komputer atau lebih yang ditujukan untuk berbagi informasi atau berbagi perangkat keras Aplikasi Web Jaringan Komputer Hubungan antara dua komputer atau lebih yang ditujukan untuk berbagi informasi atau berbagi perangkat keras 1 Jaringan Komputer Hubungan antara satu jaringan dengan jaringan

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Pengguna Internet Indonesia

Grafik 1.1 Pengguna Internet Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dan siswa dengan sumber belajar dalam lingkungan yang edukatif. Proses pembelajaran yang berkualitas tidak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kedisiplinan A. 1. Pengertian Kedisiplinan Menurut Hurlock (2000) kedisiplinan berasal dari disciple yang berarti bahwa seseorang belajar secara sukarela mengikuti seorang pemimpin.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs. Syafi iyah Cisambeng tahun pelajaran 2012-2013 yang jumlahnya 2 kelas, yang setiap

Lebih terperinci

Modul ke: Aplikasi Komputer. Pengantar Internet. Fakultas Teknik. Dian Anubhakti, M.Kom. Program Studi Teknik Arsitektur.

Modul ke: Aplikasi Komputer. Pengantar Internet. Fakultas Teknik. Dian Anubhakti, M.Kom. Program Studi Teknik Arsitektur. Modul ke: Aplikasi Komputer Pengantar Internet Fakultas Teknik Dian Anubhakti, M.Kom Program Studi Teknik Arsitektur www.mercubuana.ac.id Pengertian Internet Aplikasi Komputer Pengantar Internet Pengertian

Lebih terperinci

PENGENALAN INTERNET. INTERNET - INTERnational NETworking - INTERconnected NETworking

PENGENALAN INTERNET. INTERNET - INTERnational NETworking - INTERconnected NETworking PENGENALAN INTERNET INTERNET - INTERnational NETworking - INTERconnected NETworking Def : 1. Merupakan 2 komputer atau lebih yang saling berhubungan membentuk jaringan komputer hingga meliputi jutaan komputer

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen, di mana subjek tidak dikelompokan secara acak tetapi menerima keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar 17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan tercipta manusia berkualitas yang mampu bersaing di era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. akan tercipta manusia berkualitas yang mampu bersaing di era globalisasi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi identik dengan keterbukaan dan persaingan bebas yang terjadi di berbagai bidang kehidupan seperti bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan angkatan tahun 2007-2008, mayoritas berada dalam usia remaja akhir. Usia ini memasuki masa dewasa dini yang masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan seluruh mata kuliah yang diwajibkan dan tugas akhir yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan seluruh mata kuliah yang diwajibkan dan tugas akhir yang biasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang yang memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya sebagai mahasiswa di salah satu universitas pasti memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan gelar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perguruan tinggi adalah pengalaman baru yang menuntut siswa untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perguruan tinggi adalah pengalaman baru yang menuntut siswa untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi adalah pengalaman baru yang menuntut siswa untuk menggunakan cara-cara baru dan strategi yang matang sejak awal perkuliahan hingga akhir perkuliahan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI

PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI TEKNOLOGI INFORMASI Pengertian Teknologi Menurut Vaza (2007) teknologi adalah suatu proses yang dilaksanakan dalam upaya mewujudkan sesuatu secara rasional, teknologi merupakan

Lebih terperinci

CONTOH SOAL SIMULASI DIGITAL SMK KELAS X SEMESTER GANJIL

CONTOH SOAL SIMULASI DIGITAL SMK KELAS X SEMESTER GANJIL CONTOH SOAL SIMULASI DIGITAL SMK KELAS X SEMESTER GANJIL Dicky Firnanda 17.59 Contoh Soal Simulasi Digital SMK Kelas X Semester Ganjil Kali ini saya akan membagikan beberapa contoh soal Simulasi Digital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Banyak cara yang dapat dilakukan dalam menjalin hubungan dalam sebuah komunitas baik komunitas sosial sosila, politik, ekonomi maupun komunitas komunitas lainnya. Dahulu

Lebih terperinci

kebutuhan khusus seperti itu saja, bisa terjadi juga pada anak yang sulit bersosialisasi dengan banyak orang. Anak dengan kesulitan sosialisasi sepert

kebutuhan khusus seperti itu saja, bisa terjadi juga pada anak yang sulit bersosialisasi dengan banyak orang. Anak dengan kesulitan sosialisasi sepert SELF REGULATED LEARNING PADA ANAK HOMESCHOOLING TUNGGAL MOHAMMAD HALILINTAR Program Sarjana, Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Homeschooling tunggal adalah konsep pendidikan sekolah rumah pada satu keluarga.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara terminologi, website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide

Lebih terperinci

Bab IV Rekomendasi IV.1. Analisis Lanjutan

Bab IV Rekomendasi IV.1. Analisis Lanjutan 48 Bab IV Rekomendasi Pada bab ini akan dipaparkan jalannya tahap 3 penelitian (Gambar III.1), yaitu mengenai pembentukan rekomendasi bagi UKM untuk langkah implementasi selanjutnya. Sebagai dasar pemberian

Lebih terperinci

PEMANFAATAN INTERNET DALAM PEMBELAJARAN BTKIP-KALTENG

PEMANFAATAN INTERNET DALAM PEMBELAJARAN BTKIP-KALTENG PEMANFAATAN INTERNET DALAM PEMBELAJARAN BTKIP-KALTENG Di susun Kembali Oleh: Aryadi Gunawan INTERNET - Interconnected Network Definisi Secara umum Internet adalah sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDUHULUAN. Dimulai sejak tahun 1989, World Wide Web atau WWW masa kini sudah

BAB I PENDUHULUAN. Dimulai sejak tahun 1989, World Wide Web atau WWW masa kini sudah BAB I PENDUHULUAN 1.1. Latar Belakang Dimulai sejak tahun 1989, World Wide Web atau WWW masa kini sudah berkembang dengan sangat pesat. Berbagai macam informasi dapat dengan mudahnya dipertukarkan melalui

Lebih terperinci

Pertemuan 3. PENGENALAN INTERNET Oleh : Julham Afandi

Pertemuan 3. PENGENALAN INTERNET Oleh : Julham Afandi Pertemuan 3 PENGENALAN INTERNET Oleh : Julham Afandi Konsep Internet Internet singkatan dari International Networking. Internet adalah kumpulan dari jaringan komputer yg ada di seluruh dunia. Dlm hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. canggih dan pesat dari waktu ke waktu, dengan berkembangnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. canggih dan pesat dari waktu ke waktu, dengan berkembangnya teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi pada saat sekarang ini semakin canggih dan pesat dari waktu ke waktu, dengan berkembangnya teknologi informasi maka kebutuhan

Lebih terperinci

Kelas Maya. Panduan Pengguna Sistem - Siswa. Republik Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kelas Maya. Panduan Pengguna Sistem - Siswa. Republik Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kelas Maya Panduan Pengguna Sistem - Siswa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah mengubah paradigma pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dan individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dan individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi individu lain atau sebaliknya, jadi terdapat hubungan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan sebagai sebuah genre atau jenis permainan, sebuah mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan sebagai sebuah genre atau jenis permainan, sebuah mekanisme BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Game online adalah jenis permainan yang dapat diakses oleh banyak pemain yang dihubungkan dengan jaringan internet. Menurut Adams dan Rollings (2006), game

Lebih terperinci