KEEFEKTIFAN STRATEGI CATATAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI UNSUR CERITA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI PESAREAN 01 KABUPATEN TEGAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEEFEKTIFAN STRATEGI CATATAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI UNSUR CERITA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI PESAREAN 01 KABUPATEN TEGAL"

Transkripsi

1 KEEFEKTIFAN STRATEGI CATATAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI UNSUR CERITA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI PESAREAN 01 KABUPATEN TEGAL SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar oleh Ahmad Zakki Amani JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

2 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau keseluruhannya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Tegal, 27 Juni 2013 Ahmad Zakki Amani ii

3 PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diuji ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Hari, tanggal : 8 Juli 2013 Tempat : Tegal Pembimbing I Pembimbing II Drs. HY. Poniyo, M. Pd. Dra. Sri Sami Asih, M. Kes Mengetahui Koordinator PGSD UPP Tegal Drs. Akhmad Junaedi, M. Pd iii

4 PENGESAHAN Skripsi dengan judul Keefektifan Strategi Catatan Terbimbing terhadap Hasil Belajar Materi Unsur Cerita pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal, oleh Ahmad Zakki Amani , telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FIP UNNES pada tanggal 23 Juli PANITIA UJIAN Ketua Sekretaris Drs. Hardjono, M. Pd. Drs. Akhmad Junaedi, M. Pd Penguji Utama Drs. Suwandi, M. Pd Penguji Anggota 1 Penguji Anggota 2 Dra. Sri Sami Asih, M.Kes. Drs. HY. Poniyo, M.Pd iv

5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto Apa yang paling anda pikirkan dan fokuskan saat ini adalah apa yang akan muncul dalam hidup anda di masa depan (Prentice Mulford) Gagal itu menambah ilmu bila kau bisa mengambil hikmah, gagal sesungguhnya bila kau gagal mengambil pelajaran (Jamil Azaini) Jika kamu membiarkan rasa takut tumbuh lebih besar dari imanmu, maka kamu menghalangi impianmu menjadi kenyataan Persembahan Untuk Bapak, Ibu, adik-adik, Kakek, Nenek, Paman, Bibi, Ning Tias Prima Wilinda dan teman-teman mahasiswa PGSD angkatan v

6 PRAKATA Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi yang berjudul Keefektifan Strategi Catatan Terbimbing terhadap Hasil Belajar Materi Unsur Cerita pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Negeri Semarang. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam penyusunan skripsi ini, tanpa peranan mereka penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menimba ilmu di Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. Hardjono, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3. Dra. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 4. Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 5. Drs. HY. Poniyo, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti dalam menyusun skripsi. 6. Dra. Sri Sami Asih, M. Kes., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti dalam menyusun skripsi. vi

7 7. Elly Indriyati, S. Pd., Kepala SD Negeri Pesarean 01 dan rekan-rekan guru SD Negeri Pesarean 01 yang telah memberi ijin untuk mengadakan penelitian. 8. Siswa Kelas V SD Negeri Pesarean Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Semoga amal baik dari orang-orang yang membantu dalam penulisan skripsi dapat diterima oleh Allah SWT dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Tegal, 27 Juni 2013 Penulis vii

8 ABSTRAK Amani, Ahmad Zakki. Keefektifan Strategi Catatan Terbimbing terhadap Hasil Belajar Materi Unsur Cerita pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal. Skripsi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I. Drs. HY. Poniyo, M. Pd, II. Dra. Sri Sami Asih, M. Kes. Kata Kunci: Catatan Terbimbing, Hasil Belajar, Keefektifan Pelaksanaan penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar bahasa Indonesia pada keterampilan menyimak materi unsur cerita. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran yang masih menggunakan strategi ekspositori. Kegiatan siswa hanya mendengarkan apa yang guru sampaikan sehingga mengakibatkan siswa bosan dan hasil belajar siswa aspek keterampilan menyimak tidak maksimal. Keadaan yang demikian mendorong peneliti untuk menerapkan alternatif strategi pembelajaran, yaitu strategi catatan terbimbing. Strategi catatan terbimbing merupakan strategi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan menyimak, sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini yaitu untuk menguji keefektifan strategi catatan terbimbing dibandingkan dengan penerapan strategi ekspositori. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri Pesarean 01 yang berjumlah 54 siswa. Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas VA sebanyak 21 siswa dan sampel kelas VB sebanyak 27 siswa. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Quasi Experimental Design dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi wawancara tidak terstruktur, tes, dan dokumentasi. Sebelum diujikan instrumen penelitian diujicobakan kemudian dilanjutkan dengan menalisis instrumen. Analisis statistik instrumen yang digunakan yaitu korelasi product moment untuk uji validitas dan Cronbach s Alpha untuk uji reliabilitas instrumen. Teknik analisis data yang digunakan dalam mengolah data penelitian yaitu uji prasyarat analisis meliputi normalitas, homogenitas, dan analisis akhir. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan membuktikan adanya perbedaan yang signifikan antara pembelajaran yang menerapkan strategi catatan terbimbing dengan pembelajaran yang menerapkan strategi ekspositori. Ini dibuktikan dengan penghitungan uji independent sample t-test menggunakan SPSS versi 20, nilai t hitung > t tabel yaitu 2,251 > 2,013 serta nilai signifikan yang kurang dari 0,05 yaitu 0,029. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaaan hasil belajar siswa kelas V yang signifikan antara pembelajaran dengan menerapkan catatan terbimbing dan pembelajaran yang menerapkan strategi ekspositori. Hal ini menunjukkan strategi catatan terbimbing efektif untuk diterapkan pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V materi unsur cerita. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan kepada guru dan sekolah untuk menggunakan strategi catatan terbimbing sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran yang dapat diterapkan di Sekolah Dasar. viii

9 DAFTAR ISI Halaman JUDUL... i PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING.... iii PENGESAHAN KELULUSAN.. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v PRAKATA... vi ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR.... xiii DAFTAR LAMPIRAN. xiv Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Manfaat Praktis TINJAUAN PUSTAKA Penelitian yang Relevan Landasan Teori Pendidikan. 16 ix

10 2.2.2 Hakikat Pembelajaran Hasil Belajar Siswa Hakikat Bahasa Indonesia Pembelajaran Bahasa Indonesia Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Keterampilan Menyimak Materi Unsur Cerita Strategi Pembelajaran Strategi Catatan Terbimbing Strategi Pembelajaran Ekspositori Kerangka Berpikir Hipotesis METODOLOGI PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi Sampel Desain Penelitian Variabel Penelitian Variabel Terikat Variabel Bebas Data dan Teknik Pengumpulan Data Jenis Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Instrumen Penelitian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Soal-Soal Tes Analisis Data Deskripsi Data Uji Kesamaan Rata-rata Uji Prasyarat Analisis x

11 3.6.4 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis) HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Prasayarat Instrumen Uji Validitas Uji Reliabilitas Analisis Taraf Kesukaran Soal Analisis Daya Pembeda Soal Pelaksanaan Pembelajaran Pembelajaran di Kelas Eksperimen Pembelajaran di Kelas Kontrol Deskripsi Data Deskripsi Data Pretes Deskripsi Data Postes Hasil Penelitian Uji Prasayarat Analisis Uji Prasyarat Data pretes Uji Prasyarat Data postes Analisis Akhir (Uji Hipotesis) Pembahasan PENUTUP Simpulan Saran. 86 LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA xi

12 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 3.1 Kriteria Indeks Kesukaran Soal Klasifikasi Daya Pembeda Soal Hasil Uji Validitas Item Soal Data Instrumen Soal yang Valid Hasil Uji Reliabilitas Analisis Indeks Kesukaran Butir Soal Analisis Indeks Kesukaran 20 Butir Soal Analisis Daya Pembeda Butir Soal Deskripsi Data Nilai Pretes Deskripsi Data Nilai Postes Distribusi Nilai Hasil Belajar Kelompok Eksperimen Distribusi Nilai Hasil Belajar Kelompok Kontrol Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Data Pretes Hasil Uji Normalitas Data Pretes Hasil Uji Homogenitas Data Pretes Hasil Uji Normalitas Data Postes Hasil Uji Homogenitas Data Postes Hasil Uji Hipotesis xii

13 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Kerangka Berpikir Desain penelitian Diagram Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa Diagram Perbandingan Rata-rata Nilai Hasil Belajar xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Daftar Nama Siswa Kelas V Daftar Nama Sampel Siswa Kelas V A dan Kelas V B Daftar Hadir Siswa Kelas V A Daftar Hadir Siswa Kelas V B Silabus Pembelajaran Silabus Pengembangan Materi Unsur Cerita Kelas V RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama RPP Kelas Kontrol Pertemuan Pertama RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua RPP Kelas Kontrol Pertemuan Kedua Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba Kisi-kisi Soal Tes Soal Uji Coba Hasil Belajar Siswa Hasil Penilaian Validitas Logis Daftar Nilai Hasil Uji Coba Analisis Butir Nilai Hasil Uji Coba Hasil Penghitungan Uji Validitas Hasil Penghitungan Uji Reliabilitas Hasil Penghitungan Taraf Kesukaran Hasil Penghitungan Daya Pembeda Soal Hasil Belajar siswa Daftar Nilai Pretes Kelas V A dan V B Hasil Uji Normalitas Data Pretes Hasil Uji Homogenitas dan Uji-t Data Pretes Daftar Nilai Postes Kelas V A dan V B Hasil Uji Normalitas Data Postes Hasil Uji Homogenitas dan Uji-t Data Postes Tabel Krecjie xiv

15 29. Tabel Nilai r Product Moment Dokumentasi Penelitian Handout catatan terbimbing Surat izin penelitian Surat keterangan xv

16 BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan merupakan bab pertama dari sebuah karya tulis yang berisi jawaban apa dan mengapa penelitian itu perlu dilakukan. Bagian ini memberikan gambaran mengenai topik penelitian yang hendak disajikan. Pada bab pendahuluan akan diuraikan mengenai hal-hal yang mendasari penulis melakukan penelitian. Bab ini terdiri dari: (1) Latar Belakang Masalah; (2) Identifikasi Masalah; (3) Pembatasan Masalah; (4) Rumusan Masalah; (5) Tujuan Penelitian; dan (6) Manfaat penelitian. Uraian selengkapnya sebagai berikut: 1.1 Latar Belakang Masalah Standar proses untuk satuan dasar pendidikan dasar dan menengah merupakan salah satu standar yang dikembangkan sejak 2006 oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan pada 2007 diterbitkan menjadi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, yaitu Permendiknas RI Nomor 41 Tahun Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 telah menetapkan visi, misi, dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Dinyatakan visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. 1

17 2 Terkait dengan visi pendidikan nasional serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan telah ditetapkan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu prinsip tersebut adalah pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan siswa yang berlangsung sepanjang hayat. Proses pembudayaan dan pemberdayaan tersebut memerlukan guru yang mampu memberikan keteladanan, membangun kemauan, serta mengembangkan potensi dan kreativitas siswa. Ketercapaian Tujuan Pendidikan Nasional akan sangat dipengaruhi oleh kinerja guru. Guru merupakan ujung tombak dalam dunia pendidikan. Kualitas pendidikan akan sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam merancang kegiatan pembelajaran. Untuk dapat merancang kegiatan pembelajaran yang berkualitas, maka dibutuhkan guru yang berkualitas. Seorang guru dikatakan berkualitas apabila guru tersebut telah memenuhi kompetensi pengajar. Guru hendaknya dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran menjadi paradigma pembelajaran. Rusman (2012: 4) menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi siswa, guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Dalam kaitannya dengan penyelanggaraan pendidikan, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan bagi siswa berlangsung dalam satuan pendidikan yang terdiri dari jalur formal, nonformal dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang

18 3 yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Salah satu pendidikan dasar di jalur formal yaitu Sekolah Dasar. Rasyidi (1993) dalam Mikarsa (2009: 1.7) menyatakan bahwa Sekolah Dasar pada hakikatnya merupakan satuan atau unit lembaga sosial yang diberi tugas khusus oleh masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan dasar secara sistematis. Struktur dan muatan Kurikulum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dilaksanakan di Sekolah Dasar memuat mata pelajaran wajib, muatan lokal, dan pengembangan diri. Mata pelajaran wajib di sekolah dasar meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan keterampilan serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar yang memegang peranan penting dalam hal berkomunikasi dengan sesama manusia adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia. Santosa (2010: 3.17) menyatakan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar merupakan pembelajaran yang paling utama, terutama di kelas rendah. Karena dengan bahasa siswa dapat menimba ilmu pengetahuan, teknologi, seni, serta informasi yang ditularkan dari pendidik. Proses tersebut terjadi sejak awal belajar di sekolah. Mencermati hal itu maka guru sebagai pelaksana dan pengelola pembelajaran di sekolah, dituntut untuk dapat merancang, melaksanakan dan mengevaluasi aspek-aspek yang tercakup dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Untuk mencapai kompetensi hasil belajar Bahasa Indonesia yang telah dirumuskan secara nasional maka pembelajaran Bahasa Indonesia dikembangkan melalui empat aspek keterampilan berbahasa Indonesia. Empat keterampilan berbahasa tersebut yaitu berbicara, menyimak, menulis, dan

19 4 membaca. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa empat keterampilan berbahasa harus dikenalkan kepada siswa Sekolah Dasar sedini mungkin. Dengan keterampilan berbahasa siswa dapat menimba ilmu pengetahuan, teknologi, seni, serta informasi yang nantinya akan berguna bagi siswa di masa yang akan datang. Salah satu keterampilan berbahasa yang penting di Sekolah Dasar yaitu keterampilan menyimak. Materi dalam silabus kelas V yang melatih keterampilan menyimak yaitu materi unsur cerita. Pembelajaran keterampilan menyimak pada materi unsur cerita diharapkan akan melatih keterampilan berpikir atau bernalar siswa sehingga siswa dapat menerima, memahami, mengidentifikasi dan mereaksi informasi yang diterimanya. Dengan demikian, siswa dapat menyampaikan kembali informasi tersebut melalui lisan (berbicara) atau tulisan (menulis) dengan menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh pendengarnya. Brooks (1964) dalam Tarigan (2008: 3) menyatakan bahwa menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah secara langsung. Menyimak merupakan komunikasi tatap muka atau face to face communication. Oleh karena itu, dalam kegiatan menyimak dan berbicara melibatkan dua pihak yang saling berkaitan. Pihak pertama yang menyampaikan (pembicara) dan pihak kedua yang mendengarkan (pendengar). Jika salah salah satu pihak tidak dapat mendukung pihak yang lain maka kegiatan berbicara ataupun kegiatan menyimak tidak akan berjalan dengan baik. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sebaiknya guru dapat memberikan variasi dalam pembelajaran. Terutama pada saat guru penyampaikan meteri kepada siswa. Hal ini dilakukan agar dalam proses pembelajaran guru dapat membangkitkan antusias dan motivasi

20 5 siswa sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Tetapi, pada kenyataanya proses pembelajaran Bahasa Indonesia pada umumnya menerapkan strategi ekspositori dengan metode ceramah yang dilakukan oleh guru di depan siswa. Strategi ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seseorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal. Strategi ekspositori merupakan bentuk strategi pembelajaran yang berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan yang sangat penting atau dominan. Berdasarkan pengamatan pada pembelajaran menyimak khususnya materi unsur cerita, selama ini kegiatan pembelajarannya siswa hanya menyimak cerita yang disampaikan oleh guru. Kemudian diikuti dengan mengerjakan tugas yang berkaitan dengan materi unsur cerita dari cerita yang disampaikan oleh guru. Siswa dalam pembelajaran masih pasif dan masih berpusat pada guru (teacher centered). Pembelajaran yang berpusat pada guru apabila sering diterapkan dapat memberikan dampak buruk pada hasil belajar siswa. Hasil belajar dapat tercapai apabila guru dalam menyampaikan materi pelajaran tidak menjadikan siswa hanya sebagai obyek belajar, melainkan siswa sebagai subyek belajar, sehingga siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Berdasarkan kenyataan itu, perlu adanya suatu strategi yang dapat membuat siswa aktif dan pembelajaran berpusat pada siswa (student centered). Siswa dapat terlibat secara langsung menyerap informasi dan menyatakan kembali hasil informasi yang diperolehnya sesuai kemampuan siswa. Kemp (1995) dalam Sanjaya (2006: 124) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan

21 6 siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dapat menjadikan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran meliputi berorientasi pada tujuan, aktivitas, individualitas, dan integritas. Menurut peneliti strategi yang sesuai dengan materi unsur cerita dan memenuhi prinsip-prinsip umum penggunaan strategi yang telah disebutkan tadi adalah strategi catatan terbimbing. Catatan terbimbing dalam Bahasa Inggris diterjemahkan guided note taking. Zaini (2008: 33) menyatakan strategi catatan terbimbing merupakan strategi yang menggunakan panduan (handout) yang berisi ringkasan poin-poin utama dari materi pelajaran, yang sebagian poin-poin penting tersebut dikosongkan untuk diisi oleh siswa ketika guru menjelaskan pelajaran di depan kelas. Strategi pembelajaran catatan terbimbing dapat memfokuskan perhatian siswa dan membuat catatan siswa lebih teratur dan akuarat. Catatan terbimbing dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam menangkap isi dari materi pembelajaran. Siswa harus aktif menanggapi ceramah yang diberikan oleh guru dengan mendengarkan, melihat, memikirkan dan menulis. Penerapan pada proses pembelajaran diawali dengan guru membagikan handout yang telah dipersiapkan kepada siswa. Handout tersebut sengaja dirancang oleh guru dengan mengosongkan bagian-bagian tertentu untuk kemudian diisi oleh siswa. Siswa dituntut untuk mendengarkan semua penjelasan dari guru agar dapat mengisi bagian yang telah dikosongkan dengan baik.

22 7 Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pembelajaran menggunakan strategi catatan terbimbing pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi unsur cerita, dengan judul penelitian Keefektifan Strategi Catatan Terbimbing terhadap Hasil Belajar Materi Unsur Cerita pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal. 1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan suatu cara bagaimana melihat, menduga, memperkirakan, dan menguraikan serta menjelaskan apa yang menjadi masalah. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai berikut: (1) Proses pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 belum menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai khususnya pada materi unsur cerita. (2) Guru masih mengajar dengan strategi ekspositori yaitu strategi pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Guru hanya menyajikan materi pembelajaran dengan metode ceramah, pemberian tugas, dan tanya jawab sehingga kegiatan pembelajaran terasa membosankan bagi siswa. (3) Kurangnya interaksi antar siswa dalam kegiatan pembelajaran. Siswa lebih banyak diam dan hanya memperhatikan penjelasan dari guru. (4) Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang rendah, karena siswa hanya sebagai penerima pasif dalam proses pembelajaran.

23 8 1.3 Pembatasan Masalah Karena banyaknya permasalahan yang terjadi, maka peneliti perlu membatasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu luas sehingga hasil yang diperoleh lebih maksimal. Sesuai dengan judul penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut: 1. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V semester 2 di Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal. 2. Materi yang akan dikaji yaitu unsur cerita khususnya unsur instrinsik dalam cerita. 3. Variabel yang akan diteliti adalah strategi catatan terbimbing dan hasil belajar siswa terhadap materi unsur cerita. 4. Penelitian ini menekankan pada faktor keefektifan strategi catatan terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi unsur cerita. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan kenyataan yang terjadi di lapangan dibutuhkan suatu strategi pembelajaran yang efektif supaya hasil pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang telah dibuat. Munculah permasalahan utama dalam penelitian ini yang akan dipecahkan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah ada atau tidak ada perbedaan hasil belajar siswa yang memperoleh pembelajaran Bahasa Indonesia materi unsur cerita dengan menerapkan strategi catatan terbimbing dengan pembelajaran yang menerapkan strategi

24 9 ekspositori? 2. Manakah yang lebih efektif antara pembelajaran yang menerapkan strategi catatan terbimbing dan pembelajaran yang menerapkan strategi ekspositori pada materi unsur cerita? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil, sesuatu yang diperolah setelah penelitian penelitian selesai atau sesuatu yang akan dicapai dalam sebuah penelitian. Perumusan Tujuan penelitian dibuat dengan mengacu pada masalah atau pertanyaan penelitian. Dengan demikian, antara tujuan dan masalah penelitian saling terkait. Rumusan tujuan harus relevan dengan identitas masalah yang ditemukan. Adanya tujuan ini dimaksudkan pula agar apa yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini dapat diketahui dan dapat diukur tingkat keberhasilannya. Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang terangkum dalam tujuan umum dan tujuan khusus penelitian. Tujuan umum dan tujuan khusus dalam penelitian ini selengkapnya dijelaskan sebagai berikut: Tujuan Umum Tujuan umum merupakan tujuan penelitian secara keseluruhan yang ingin dicapai melalui penelitian. Tujuan umum berisi tentang hal yang akan dicapai pada akhir penelitian. Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui keefektifan strategi catatan terbimbing dibandingkan dengan strategi ekspositori dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini masing-masing kelompok akan diberikan perlakuan. Kelompok eksperimen akan diberi perlakuan dengan menerapkan strategi catatan terbimbing dan kelompok kontrol akan diberi perlakuan dengan

25 10 menerapkan strategi ekspositori Tujuan Khusus Tujuan khusus adalah tujuan yang skalanya lebih sempit dibandingkan tujuan umum dan fokus tujuan yang ingin dicapai. Tujuan khusus penelitian ini yaitu: (1) Mengetahui adakah perbedaan hasil belajar siswa yang pembelajaranya menerapkan strategi catatan terbimbing dengan hasil belajar siswa yang pembelajaranya menerapkan strategi ekspositori pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi unsur cerita. (2) Mengetahui manakah yang lebih efektif antara pembelajaran yang menerapkan strategi catatan terbimbing dan pembelajaran yang menerapkan strategi ekspositori pada materi membaca intensif? 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian menguraikan seberapa banyak manfaat dan kontribusi hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Manfaat penelitian atau penulisan dapat diuraikan secara terpisah. Kegunaan penelitian tersebut dapat diperinci lagi kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penelitian. Penelitian yang telah dilaksanakan diharapkan dapat memberikan manfaat. Manfaat itu tidak hanya untuk peneliti sendiri, tetapi juga untuk pihak-pihak yang terkait didalamnya seperti siswa, guru dan sekolah tempat penelitian dilaksanakan. Penjelasan tentang manfaat tersebut dijelaskan sebagai berikut: Manfaat Teoritis Manfaat teoritis adalah manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yang

26 11 bersifat teori. Manfaat dalam bentuk teori yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu: (1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan kepada guru-guru di Sekolah Dasar tentang pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi catatan terbimbing. (2) Memberikan bahan kajian lebih lanjut kepada peneliti dan akademisi mengenai inovasi strategi pembelajaran, khususnya di bidang pendidikan dan penyelenggaraan pembelajaran Manfaat Praktis Manfaat praktis adalah manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yang bersifat praktik dalam pembelajaran. Manfaat praktis atau fragmatis berkaitan dengan kontribusi praktis yang diberikan dari penyelenggaraan penelitian terhadap obyek penelitian, baik individu, kelompok, maupun organisasi. Dalam penelitian ini manfaat praktis bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukannya untuk memperbaiki kinerja, terutama bagi sekolah, guru, siswa, dan orang yang akan melakukan penelitian lebih lanjut. Penjelasan selengkapnya mengenai manfaat praktis yang didapat melalui penelitian ini sebagai berikut: Bagi Siswa Manfaat penelitian ini bagi siswa yaitu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia, serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam keterampilan berbahasa dan berkomunikasi melalui penerapan strategi catatan terbimbing dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Penerapan strategi pembelajaran yang inovatif dan kreatif oleh guru akan membangkitkan antusias dan sikap kritis siswa dalam mengikuti pelajaran. Sikap kristis inilah yang

27 12 akan menjadikan proses pembelajaran dapat berlangsung efektif dan akan berpengaruh pada hasil belajar siswa Bagi Guru Manfaat penelitian ini bagi guru yaitu hasil dari penelitian dapat memacu guru untuk berkreasi dan berinovasi dalam pembelajaran serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan guru untuk mengadopsi strategi pembelajaran catatan terbimbing dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai sumber informasi dan referensi dalam pengembangan penelitian dan menumbuhkan budaya meneliti agar terjadi inovasi pembelajaran. Kesadaran guru akan budaya meniliti ini sangat diperlukan untuk membina dan membimbing disiplin belajar siswanya agar berkembang secara maksimal Bagi Sekolah Manfaat penelitian ini bagi sekolah yaitu hasil penelitian ini dapat memperkaya dan melengkapi hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan guru-guru lain serta dapat memberikan kontribusi pada sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sekolah yang para gurunya memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan perubahan atau perbaikan kinerjanya secara profesional, maka sekolah tersebut akan berkembang pesat. Sekolah tidak akan berkembang, jika gurunya tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri.

28 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan diuraikan mengenai kajian empiris, landasan teori, kerangka berpikir, serta hipotesis dari penelitian ini. Kajian empiris yaitu kajian mengenai penelitian-penelitian sejenis dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada bagian landasan teori akan diuraikan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Pada bagian ini juga akan diuraikan mengenai kerangka berpikir dilakukannya penelitian ini. Selain itu juga akan diuraikan mengenai hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut: 2.1 Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan berkaitan dengan penerapan strategi catatan terbimbing telah banyak dipublikasikan. Hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwa strategi catatan terbimbing merupakan strategi pembelajaran yang efektif untuk diterapkan dalam berbagai mata pelajaran. Penelitian eksperimen yang menguji keefektifan penerapan strategi catatan terbimbing salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Satri Yuda (2011) dengan judul penelitian Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Guided Note Taking Disertai Kuis Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Sijunjung. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 5 Sijunjung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 3 kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sehingga terpilih kelas VIII C sebagai 13

29 14 kelas eksperimen dan kelas VIII A sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata kelas kontrol. Sedangkan simpangan bakunya lebih tinggi kelas kontrol daripada kelas eksperimen. Pengujian Hipotesi dengan uji Mann Whitney diperoleh z sebesar -3,73 dan di tabel z -3,73 mempunyai peluang sebesar p < 0, Karena p ini lebih kecil daripada α= 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe guided note taking disertai kuis lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada kelas VIII SMPN 5 Sijunjung Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian Eksperimen yang dilakukan oleh Muthoharoh (2009) dengan judul penelitian Efektivitas Strategi Guided Note Taking dalam Meningkatkan Kemampuan Kognitif Bidang Studi Fiqih Siswa Kelas VIII SMP YPM 5 Sumput Driyorejo Gresik. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP YPM 5 Sumput Driyorejo Gresik tahun Pelajaran sebanyak 267 siswa yang terdiri dari delapan kelas (VIII A-VIII E). Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas VIIIB (40 siswa) sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas VIII C (40 siswa) sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara peningkatan kemampuan kognitif siswa kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Perbedaan ini dapat dilihat dari meningkatnya skor rata-rata kelompok Eksperimen dari 7,325 (Pretes) menjadi 8,45 (Postes) dan kelompok kontrol dari 7,225 (Pretes) menjadi 7,775 (Postes). Ini menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,675. Dalam hasil perhitungan Uji t

30 15 diperoleh to sebesar 3,341. Angka ini jauh lebih besar dibanding t pada taraf signifikansi 5% yaitu 2,64 dan taraf signifikansi 1% yaitu 1,99 (1,99 < 3,341 > 2,64). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi Guided Note Taking cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan kognitif bidang studi Fiqih siswa Kelas VIII SMP YPM 5 Sumput Driyorejo. Penelitian Eksperimen yang dilakukan oleh Nurhadi (2011) dengan judul penelitian Penggunaan Strategi Guided Note Taking dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Pontianak. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan bentuk quasi eksperimental, pendekatan kuantitatif dengan rancangan penelitian nonrandomized pretest-posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa siswi kelas VIII SMP Muhammadiyah Pontianak. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang tidak menggunakan strategi guided note taking dengan kelas yang menggunakan strategi guided note taking. Hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan strategi guided note taking mengalami peningkatan yang lebih besar dibanding hasil belajar siswa pada kelas yang tidak menggunakan strategi guided note taking yaitu KK=11,05, KE=18,50. Perbedaan peningkatan sebesar 7,45. Simpulan dari hasil penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa penggunaan strategi guided note taking memberikan pengaruh lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pelajaran PAI di kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Pontianak. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Binti Mucholifah (2012) dengan judul penelitian Peningkatan Hasil Belajar IPS melalui Pembelajaran

31 16 Aktif Note Taking di Kelas V SDN Bawang 3 Kota Kediri. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan Pembelajaran Aktif Note Taking pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa. Nilai ratarata keaktifan siswa pada siklus 1 pertemuan 1 adalah 52,2 pertemuan 2 adalah 53,3. Pada siklus 2 pertemuan 1 adalah 59,5 pada pertemuan 2 adalah 65,2. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat mulai dari siklus 1, yaitu 28 siswa mencapai nilai di atas KKM dan pada siklus 2 sebanyak 40 siswa mencapai nilai di atas KKM. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan Pembelajaran Aktif Note Taking dapat meningkatkan hasil belajar IPS di Kelas V SDN Bawang 3 Kota Kediri. Peningkatan hasil belajar dibuktikan dengan adanya peningkatan aktifitas dan hasil belajar. 2.2 Landasan Teori Landasan teori merupakan dasar-dasar teori yang melandasi suatu penelitian. Landasan teori dari suatu penelitian atau karya ilmiah sering juga disebut sebagai studi literatur atau tinjauan pustaka. Karya tulis yang baik adalah karya tulis yang sesuai dengan hasil riset. Melalui penelitian atau kajian teori diperoleh kesimpulan-kesimpulan atau pendapat-pendapat para ahli, kemudian dirumuskan pada pendapat baru. Selain itu, pada bagian ini juga dibahas temuantemuan penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian. Pada penelitian ini, peneliti mengemukakan beberapa landasan teori. Landasan teori yang melandasi penelitian ini dijelaskan sebagai berikut Pendidikan Ada banyak pengertian tentang pendidikan. Driyakara (1980) dalam

32 17 Mikarsa (2009: 1.2) menyatakan bahwa pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. Munib (2009: 28) menyatakan pendidikan adalah suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup pengetahuannya, nilai serta sikapnya, dan keterampilannya. Tardif (1987) dalam Syah (2004: 10) menyatakan pendidikan adalah seluruh tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan dan perilaku-perilaku manusia dan juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman hidup. Loed (1989) dalam Syah (2004: 10) menyatakan pendidikan merupakan perbuatan atau proses untuk memperoleh pengetahuan. Tilaar (1999) dalam Mikarsa (2009: 1.4) menyatakan pendidikan adalah suatu proses menumbuhkembangkan eksistensi peserta didik yang memasyarakat, membudaya, dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional, dan global. Berdasarkan beberapa pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh guru untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu berinteraksi dengan lingkungan. Selain itu, pembelajaran dilakukan untuk membekali pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada orang yang lebih muda agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan Hakikat Pembelajaran Briggs (1992) dalam Rifa i (2009: 191) menyatakan pembelajaran merupakan seperangkat peristiwa yang mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga siswa memperoleh kemudahan dalam berinteraksi dengan lingkungan. Hamdani (2011:23) menyatakan aliran behavioristik mendeskripsikan

33 18 pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus. Sedangkan Gagne (1981) dalam Rifa i (2009: 192) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal siswa yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar. Peristiwa belajar ini dirancang agar memungkinkan siswa memproses informasi nyata dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses pembelajaran menurut Rifa i (2009: 193) merupakan proses komunikasi antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa lainnya. Dalam proses komunikasi itu dapat dilakukan secara verbal (lisan), dan dapat pula secara nonverbal, seperti penggunaan media komputer dalam pembelajaran. Namun demikian, apapun media yang digunakan dalam pembelajaran, inti pembelajaran ditandai oleh serangkaian kegiatan komunikasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah seperangkat peristiwa belajar mengajar yang di dalamnya terjadi interaksi antara siswa dengan siswa maupun guru dengan siswa secara aktif baik secara verbal maupun nonverbal. Proses interaksi yang berlangsung itu ditandai dengan adanya komunikasi aktif baik secara verbal atau nonverbal yang dilakukan oleh guru dan siswa. Pembelajaran dapat berlangsung jika terdapat komponen-komponen pembelajaran, yaitu siswa, guru, rencana pembelajaran, dan tujuan pembelajaran Hasil Belajar Siswa Rifa i (2009: 85) menyatakan hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka

34 19 perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Suprijono (2009: 5) menyatakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Artinya, hasil belajar tidak dilihat secara terpisah melainkan secara keseluruhan dari beberapa aspek. Menurut Bloom dalam Rifa i (2009: 86) menyatakan hasil belajar siswa mencakup tiga ranah belajar yaitu: (1) Ranah Kognitif: berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif sendiri mencakup kategori: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehensif), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan penilaian (evaluation), (2) Ranah Afektif: berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Ranah afektif dalam belajar mencakup kategori: penerimaan (receiving), penanggapan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan pembentukan pola hidup (organization by a value complex). (3) Ranah Psikomotorik: tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Ketegori jenis perilaku untuk ranah psikomotor yaitu: persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided respons), gerakan terbiasa (mechanism), gerakan kompleks (complex overt response), penyesuaian (adaptation), dan kreativitas (originallity). Dari beberapa pengertian hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh dari kegiatan belajar berupa pengetahuan, sikap, dan perilaku. Hasil tersebut diperoleh setelah siswa melakukan suatu aktivitas dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya aktivitas, maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik, akibatnya hasil yang dicapai siswa rendah Hakikat Bahasa Indonesia Santosa (2010: 1.2) menyatakan bahasa secara universal yaitu suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran. Ujaran inilah yang membedakan manusia

35 20 dari makhluk lainnya. Ujaran manusia itu menjadi bahasa apabila dua orang atau lebih menetapkan bahwa seperangkat bunyi itu memiliki arti yang serupa. Tarigan (2008: 19) menyatakan bahasa adalah suatu sistem pola-pola yang kompleks dan suatu struktur dasar. Di dalamnya terdapat ketentuan-ketentuan individual yang bekerja bersama-sama dengan kesatuan-kesatuan lainnya. Kridalaksana (1983) dalam Tarigan (2005: 2.42) menyatakan bahasa adalah suatu sistem lambang yang dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Berdasarkan definisi tersebut bahasa memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) bahasa bersifat sistematik yang terdiri atas seperangkat aturan, (2) bahasa bersifat simbolik yang terdiri atas lambang-lambang yang memiliki konsep atau arti tertentu, (3) bahasa bersifat arbitrer atau manasuka, (4) bahasa bersifat konvensional, (5) bahasa merupakan sarana ekspresi diri dan interaksi sosial, (6) bahasa merupakan identitas suatu kelompok masyarakat. bahasa yaitu: Moulton (1974) dalam Adejimola (2008: 201) menyatakan definisi lain dari Defines language as a wonderful and rich vehicle for communication. This scholar explains that language can be used to express wishes and commands, covey truths and lies and impact on our listeners in many ways. In other words, language is seen as the most ingenious, flexible, and productive means of communicating. Maksud pernyataan tersebut yaitu bahasa sebagai ujaran yang indah dan kaya untuk komunikasi. Moulton juga menjelaskan bahwa bahasa dapat digunakan untuk mengekspresikan keinginan dan perintah, kebenaran dan kebohongan dan berdampak kepada para pendengar dalam berbagai cara. Dengan kata lain bahasa dipandang sebagai cara yang paling cerdik, fleksibel dan berkomunikasi yang produktif.

36 21 Di dunia ini ada berbagai macam bahasa yang digunakan oleh masingmasing negara sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Bangsa Indonesia sendiri menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Muslich (2010: 48) menyatakan dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, Bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan nasional atau lambang kebangsaan. Sedangkan dalam kedudukannya sebagai alat pemersatu, Bahasa Indonesia berfungsi untuk mempersatukan berbagai daerah dan suku yang sebelumnya telah memiliki bahasa daerah masing-masing. Jadi setiap warga negara Indonesia selain menggunakan bahasa daerah, diharapkan juga mampu menggunakan Bahasa Indonesia secara tepat dalam kehidupan sehari-hari. Dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah suatu alat komunikasi antar manusia berupa sistem bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap). Melalui bahasa setiap manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya. Bahasa memiliki fungsi sebagai sarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknogi. Selain itu bahasa digunakan sebagai alat untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan, serta mempengaruhi dan dipengaruhi. Begitupun dengan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional mempunyai fungsi yang sesuai dengan kepentingan bangsa Indonesia. Di antaranya yaitu sebagai lambang kebanggan, lambang identitas nasional serta alat pemersatu berbagai suku yang memiliki latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda Pembelajaran Bahasa Indonesia Proses belajar yang dilakukan siswa terjadi pada saat pembelajaran berlangsung. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guna

37 22 membangkitkan siswa untuk belajar. Rusman (2012: 134) menyatakan belajar adalah proses perubahaan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Solchan (2011: 1.30) menyatakan siswa belajar dengan menggunakan tiga cara, yaitu melalui pengalaman, pengamatan, dan bahasa. Dengan cara-cara itu, siswa belajar melalui kehidupan mereka dengan menggali dan menemukan pengalaman dan pengetahuan baru secara aktif. Dalam kaitannya dengan belajar bahasa di sekolah, guru perlu memahami bahwa sebelum masuk ke sekolah, siswa telah belajar bahasa melalui komunitasnya. Mereka belajar keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) karena didorong oleh kebutuhan untuk memahami dan dipahami. Santosa (2010: 5.18) menyatakan pembelajaran bahasa adalah proses memberi rangsangan belajar berbahasa kepada siswa dalam upaya siswa mencapai kemampuan berbahasa. Solchan (2011: 1.31) menyatakan seseorang mempelajari bahasa dengan fokus pada penguasaan kemampuan berbahasa atau kemampuan berkomunikasi melalui bahasa yang digunakannya. Kemampuan tersebut melibatkan dua hal, yaitu: (1) kemampuan untuk menyampaikan pesan, baik secara lisan maupun tertulis, (2) kemampuan memahami, menafsirkan, dan menerima pesan, baik yang disampaikan secara lisan maupun tertulis. Tarigan (2005: 3.26) menyatakan pembelajaran Bahasa Indonesia secara umum diarahkan untuk meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi harus didukung kemampuan siswa dalam menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran yang berfokus pada kebahasaan, penggunaan, pemahaman, dan apresiasi sastra juga harus diarahkan untuk

38 23 menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan berbahasa dengan bahasa yang baik dan benar. Berdasarkan pendapat beberapa ahli mengenai arah atau tujuan pembelajaran bahasa, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa berfokus pada upaya pencapaian kemampuan berkomunikasi melalui bahasa yang digunakannya. Begitupun dengan pembelajaran Bahasa Indonesia, secara umum diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Selain itu, pembelajaran Bahasa Indonesia diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Kemampuan berkomunikasi harus didukung kemampuan siswa dalam menyimak, berbicara, membaca, dan menulis Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Tarigan (2005: 4.4) menyatakan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar memiliki nilai penting. Pada jenjang inilah pertama kalinya pengajaran Bahasa Indonesia dilaksanakan secara berencana dan terarah. Kesempatan ini dapat digunakan oleh guru untuk menumbuhkan hal-hal berikut: (1) rasa memiliki, mencintai dan bangga akan Bahasa Indonesia pada diri siswannya; (2) pengetahuan dasar Bahasa Indonesia seperti, segi bentuk, makna dan fungsi, serta dapat menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, keperluan, dan keadaan; (3) kemampuan siswa menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial; (4) disiplin dalam berpikir dan berbahasa para siswanya; (5) kemampuan menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa siswa-siswanya. Solchan (2011: 1.31) menyatakan Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa Sekolah Dasar pada dasarnya bertujuan untuk membekali mereka dengan

39 24 kemampuan berkomunikasi. Selain itu dapat membekali siswa Sekolah Dasar menerapkan Bahasa Indonesia dengan tepat untuk berbagai tujuan. Pembelajaran Bahasa Indonesia berfokus pada penguasaan berbahasa agar dapat diterapkan pada berbagai keperluan dalam berbagai situasi. Agar siswa dapat berkomunikasi dengan baik maka siswa perlu menguasai kaidah bahasa dengan baik. Jadi dapat disimpulkan pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki peranan yang sangat penting bagi perkembangan anak terutama siswa Sekolah Dasar. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah diharapkan membantu siswa mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Pendidikan Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Kemampuan berkomunikasi yang baik dan benar akan menentukan siswa untuk memiliki pengetahuan, keterampilan berbahasa serta akan memudahkan untuk berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Sehingga manfaatnya akan membantu perkembangan siswa dalam berhubungan dan beradaptasi dengan lingkungan sosialnya Keterampilan Menyimak Tarigan (2008: 31) menyatakan menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi. Selaras dengan pernyataan Santosa (2010: 7.14) yang menyatakan bahwa dalam kegiatan menyimak, diperlukan pemusatan perhatian secara terus menerus agar penyimak dapat menangkap ide pokok dari suatu

40 25 pembicaraan. Sedangkan Tarigan (2008: 37) menyatakan secara umum tujuan menyimak adalah memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang akan disampaikan pembicara melalui ujaran. Hunt (1981) dalam Tarigan (2008: 58) menyatakan fungsi menyimak antara lain: (1) memperoleh informasi, (2) menyimak agar dalam hubungan antarpribadi lebih efektif, (3) mengumpulkan data agar dalam setiap keputusan yang diambil masuk akal, (4) memberikan responsi yang tepat terhadap apa yang didengar. Tarigan (2008: 37) menyatakan menyimak terdiri atas dua jenis kegiatan yaitu menyimak ekstensif dan menyimak intensif. Penjelasan mengenai menyimak ekstensif dan menyimak intensif sebagai berikut: (1) Menyimak ekstensif merupakan kegiatan menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: menyimak radio, televisi, percakapan orang di pasar, pengumuman, dan sebagainya. Jenis kegiatan menyimak ekstensif terdiri atas menyimak sekunder, menyimak sosial, menyimak estetika, dan menyimak pasif. (2) Menyimak Intensif merupakan kegiatan menyimak yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, penuh konsentrasi untuk menangkap makna yang dikehendaki. Jenis kegiatan menyimak intensif terdiri atas menyimak kritis, menyimak konsentratif, menyimak eksploratif, menyimak interogatif, menyimak selektif, dan menyimak kreatif. Tarigan (2008: 63) menyatakan dalam kegiatan menyimak ada tahapan yang harus dilakukan oleh penyimak agar penyimak benar-benar memahami informasi yang disimaknya. Tahapan itu adalah: (1) tahap mendengar, (2) tahap memahami, (3) tahap menginterpretasi, (4) tahap mengevaluasi dan (5) tahap menanggapi. Dari beberapa pengertian menyimak dapat disimpulkan bahwa menyimak merupakan kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan yang dilakukan

41 26 dengan sengaja dan penuh konsentrasi. Dalam menyimak membutuhkan pemahaman, apresiasi, interprestasi, reaksi dan evaluasi untuk memperoleh pesan, informasi, menangkap isi, dan merespon makna yang terkandung didalamnya Materi Unsur Cerita Dalam sebuah cerita terdapat beberapa unsur yang membangun cerita tersebut. Struktur cerita dibentuk dari unsur intrinsik dan unsur ektrinsik. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar materi unsur cerita disajikan lebih sederhana. Penulis lebih mengkaji pada unsur intrinsik cerita. Aminuddin (1984) dalam Siswanto (2008: ) menyebutkan unsur-unsur intrinsik cerita tersebut meliputi: (1) Tokoh: merupakan pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita rekaan sehingga peristiwa peristiwa itu menjalin suatu cerita. Sedangkan cara sastrawan menampilkan tokoh disebut penokohan. Tokoh dapat dibedakan atas tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang wataknya disukai pembacanya. Sedangkan tokoh antagonis adalah tokoh yang wataknya tidak disukai pembacanya; (2) Watak: merupakan sifat, sikap, tingkah laku atau watak-watak tertentu yang dimiliki oleh tokoh. Pemberian watak pada tokoh suatu karya oleh sastrawan disebut perwatakan; (3) Latar cerita (Setting): merupakan segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, suasana, dan situasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu latar tempat, latar waktu, latar sosial, dan latar suasana; (4) Sudut pandang atau titik pandang: merupakan cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkanya. Sudut pandang meliputi narrator omniscient, narrator observer, narrator observer omniscient, dan narrator the third person omniscient; (5) Gaya bahasa: merupakan cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca; (6) Alur (Plot): merupakan urutan atau rangkaian peristiwa dalam cerita. Tahapan-tahapan peristiwa terdiri atas pengenalan, konflik, komplikasi, klimaks, peleraian, dan penyelesaian; (7) Tema: merupakan ide yang mendasari suatu cerita. Tema berperan sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya rekaan yang diciptakannya. Tema memiliki

42 27 keterkaitan antara makna dengan tujuan pemaparan prosa rekaan oleh pengarangnya; (8) Amanat: merupakan gagasan yang mendasari karya satra, pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang untuk pembaca melalui karyanya. Dalam karya sastra modern amanat biasanya disampaikan secara tersirat Strategi pembelajaran Hamdani (2011: 18) menyatakan secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh orang atau organisasi untuk sampai pada tujuan. Sedangkan Joni (1983) dalam Hamdani (2010: 18) menyatakan bahwa strategi adalah suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang konduktif kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. David (1976) dalam Sanjaya (2006: 124) menyatakan pada dunia pendidikan strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal. Jadi, dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sanjaya (2006: 124) menyatakan ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian di atas. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian tindakan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya (kekuatan) dalam pembelajaran. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, maksudnya arah dari semua keputusan pemilihan strategi adalah untuk mencapai tujuan. Dengan demikian penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum memilih suatu strategi pembelajaran, perlu dirumuskan tujuan yang jelas dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam penerapan suatu strategi.

43 28 Kemp (1995) dalam Sanjaya (2006: 124) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dick and Carey (1985) dalam Sanjaya (2006: 124) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Dari berbagai pendapat mengenai strategi pembelajaran maka dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu siasat yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Hal ini mengharuskan guru untuk memiliki kemampuan memahami kesulitan belajar siswa. Sehingga guru dapat memilih strategi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan siswa. Strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode atau prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain, strategi pembelajaran mempunyai arti yang lebih luas daripada metode dan teknik. Artinya, metode atau prosedur dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran Strategi Catatan Terbimbing Dalam Bahasa Inggris strategi catatan terbimbing diterjemahkan menjadi strategi guided note taking (Silberman 2009: 108). Strategi catatan terbimbing merupakan strategi yang berasal dari active learning. D Silva (2010: 77) mendefinisikan pengertian active learning, dengan menyatakan: Active learning refers to models of instruction that focus the responsibility of learning on students by allowing students to engage in learning that promotes higher-order thinking. Strategically designed active learning is critical for the overall development of graduate students towards life-long learning.

44 29 Maksud dari pernyataan tersebut bahwa, pembelajaran aktif mengacu pada model instruksi yang memusatkan tanggung jawab belajar pada siswa dengan membiarkan siswa terlibat dalam pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan daya pikir. Pembelajaran aktif secara strategis dirancang untuk seluruh pengembangan siswa lulusan ke arah pembelajaran sepanjang hayat. Strategi catatan terbimbing merupakan strategi yang menekankan pada kemampuan siswa dalam menangkap poin-poin penting dengan cara memberikan panduan berupa kisi-kisi yang belum sempurna agar metode ceramah yang dibawakan guru lebih mendapatkan perhatian siswa. Panduan berupa kisi-kisi ini disebut dengan handout note taking, yaitu handout yang isinya berupa kisi-kisi atau poin-poin penting berupa titik-titik yang harus diisi siswa selama proses pembelajaran. Silberman (2009: 108) menyatakan bahwa catatan terbimbing merupakan strategi di mana guru menyediakan formulir atau lembar (handout) yang telah dipersiapkan untuk membuat catatan sewaktu guru mengajar. Tujuan penerapan strategi catatan terbimbing secara umum yaitu: (1) mengfokuskan perhatian siswa pada poin-poin penting, (2) menciptakan kerjasama antar anggota dalam kelompok ketika metode tersebut dilakukan secara kelompok, (3) menciptakan interaksi persepsi antar anggota kelompok dalam menangkap poin-poin dalam teks lisan yang mereka simak atau dengarkan. Langkah-langkah strategi catatan terbimbing menurut Silberman (2009: 108) dalam penerapannya mempunyai langkah-langkah atau prosedur, sebagai berikut:

45 30 (1) Persiapkan sebuah handout yang menyimpulkan poin-poin penting dari sebuah materi yang disampaikan melalui ceramah. (2) Kosongkan sebagian dari poin-poin yang anda anggap penting sehingga akan terdapat ruang-ruang kosong dalam panduan tersebut. (3) Salah satu cara untuk mengosongkan poin-poin penting yang dapat dilakukan yaitu dengan cara mengosongkan kata-kata kunci dalam paragraf pendek. Contoh: Pada sataat ini, para manajer sering menghadapi berbagai persoalan seperti hukum..., tingginya..., dan... kualitas pelayanan. Solusi manajemen tradisional seringkali cenderung seperti... untuk menghasilkan... persoalan baru untuk satu persoalan yang sudah dipecahkan. (4) Bagikan handout yang anda buat kepada siswa. Jelaskan bahwa anda sengaja menghilangkan beberapa poin penting dalam handout dengan tujuan agar peserta didik tetap berkonsentrasi mendengarkan pelajaran yang akan anda sampaikan. (5) Setelah selesai menyampaikan materi, minta siswa untuk membacakan hasil catatannya. (6) Berikan klarifikasi. Apabila guru menerapkan strategi catatan terbimbing dalam pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, selain dapat memfokuskan perhatian siswa pada saat guru menjelaskan materi, melalui strategi ini guru juga dapat membantu mengembangkan kemampuan menyimak siswa yang secara tidak langsung membantu perkembangan bahasa siswa. Sesuai dengan karakteristik siswa Sekolah Dasar terutama siswa kelas tinggi yang menurut Kurnia (2007: 21), bahwa pada usia ini siswa mengalami perkembangan bahasa terutama kemampuan berbicara dan penguasaan kosa kata yang mengalami peningkatan secara pesat. Strategi ini memfokuskan pada kemampuan menyimak siswa. Apabila kemampuan menyimak siswa baik maka pemahaman siswa terhadap bahasa akan

46 31 baik pula. Hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan penguasaan kosa kata dan akan berdampak pada kelancaran siswa dalam berbicara Strategi Pembelajaran Ekspositori Killen (1998) dalam Sanjaya (2006: 177) menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung. Hal ini berarti dalam strategi ekspositori materi pembelajaran disampaikan langsung tanpa memperhatikan tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran. Sanjaya (2006: 177) maenyatakan strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru. Pada strategi ekspositori guru memiliki peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, gaya komunikasi strategi pembelajaran ekspositori lebih banyak terjadi satu arah, maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa sangat terbatas pula. Di samping itu, komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru. Strategi ini dipengaruhi oleh aliran belajar behavioristik yang menekankan pada pemahaman bahwa perilaku manusia pada dasarnya keterkaitan antara stimulus dan respon. Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi) dan kemampuan mengelola kelas, tanpa itu sudah pasti proses pembelajaran tidak mungkin berhasil. Jadi pada strategi pembelajaran ini keberhasilan proses pembelajaran sangat tergantung pada guru. Siswa dianggap sebagai suatu gelas kosong yang harus diisi dengan berbagai konsep dan keterampilan dari guru. Hal ini dapat berakibat tingkat kreatifitas anak tidak

47 32 berkembang. Karena mereka hanya diajarkan untuk mengikuti dan menirukan apa yang diajarkan oleh guru. 2.3 Kerangka Berpikir Mata pelajaran Bahasa Indonesia meliputi empat macam standar kompetensi yaitu membaca, mendengarkan, berbicara, dan menulis. Keempat standar kompetensi itu harus diberikan kepada siswa dengan alokasi waktu yang memadai. Untuk bisa menyampaikan standar kompetensi tersebut kepada siswa, diperlukan kemampuan dari guru dalam memilih pendekatan, strategi, model maupun metode secara tepat dan efektif. Mencermati hal itu maka guru sebagai pelaksana dan pengelola pembelajaran di sekolah, dituntut untuk dapat merancang, melaksanakan dan mengevaluasi aspek-aspek yang tercakup dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Namun pada kenyataannya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat kendala-kendala yang dihadapi oleh guru diantaranya adalah masalah keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas yang berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah. Hal ini dikarenakan pada proses pembelajaran umumnya guru menerapkan strategi ekspositori dengan metode ceramah yang dilakukan di depan siswa. Strategi ekspositori adalah strategi yang berpusat pada guru. Dalam strategi ini kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh guru sehingga siswa cenderung pasif dan kurang ada timbal balik dari siswa. Oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan belajar untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal.

48 33 Strategi catatan terbimbing merupakan salah satu dari strategi dalam pembelajaran aktif. Alasan memilih strategi ini karena strategi ini cocok diterapkan pada kelas besar maupun kelas kecil. Strategi ini cocok diterapkan pada materi yang berupa fakta-fakta, uraian-uraian, penjelasan, maupun langkahlangkah. Strategi catatan terbimbing merupakan strategi dengan menggunakan handout note taking. Handout note taking adalah handout yang berisi poin-poin penting yang berupa titik-titik kosong. Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa mengisi titik-titik pada handout note taking yang telah dipersiapkan oleh guru. Handout tersebut berfungsi sebagai alat bantu agar proses pembelajaran menjadi lebih mudah, cepat, dan perhatian siswa tetap fokus terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung. Selain penggunaan strategi catatan terbimbing lebih efisien dalam penggunaan alokasi waktu, diyakini dengan penerapan strategi catatan terbimbing dapat meningkatkan keaktifan siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa Sekolah Dasar pada pembelajaran menyimak materi unsur cerita. Berdasarkan pemikiran yang dikemukakan di atas, pemikiran dapat digambarkan melalui bagan berikut:

49 34 Sampel Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Strategi Catatan Terbimbing Strategi Ekspositori Hasil Belajar Siswa Hasil Belajar Siswa dibandingkan Ada perbedaan atau tidak ada perbedaan hasil belajar siswa yang pembelajarannya menerapkan strategi catatan terbimbing dan yang menggunakan strategi ekspositori. Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 2.4 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Pada penelitian ini diharapkan hipotesis nihil (Ho) ditolak atau hipotesis alternatif (Ha) diterima yaitu ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang menerapkan strategi catatan terbimbing dengan yang menerapkan strategi

50 35 ekspositori. Alasannya karena strategi catatan terbimbing lebih mendorong siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran dibandingkan dengan strategi ekspositori, sehingga hasil belajar antara kelompok yang menerapkan strategi catatan terbimbing dengan kelompok yang menerapkan strategi ekspositori. Mengacu pada landasan teori dan kerangka berpikir, maka diajukan hipotesis dalam penelitian sebagai berikut: Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara siswa yang mendapatkan strategi catatan terbimbing dan siswa yang mendapatkan strategi ekspositori pada materi unsur cerita. Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara siswa yang mendapatkan strategi catatan terbimbing dan siswa yang mendapatkan strategi ekspositori pada materi unsur cerita.

51 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentuyang memerlukan jawaban. Metode penelitian dalam penelitian ini meliputi: (1) Populasi dan sampel; (2) Desain penelitian; (3) Variabel penelitian; (4) Data dan teknik pengumpulan data; (5) Instrumen penelitian; dan (6) Analisis data. 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dan sampel merupakan sumber utama untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam mengungkapkan fenomena atau realitas yang dijadikan fokus dalam suatu penelitian. populasi dan sampel yang dijadikan objek penelitian harus memiliki kejelasan baik dari ukuran maupun karakteristiknya. Kejelasan populasi dan ketepatan pengambilan sampel dalam penelitian akan menentukan validitas proses dan hasil penelitian. Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V di SD Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal. Kelas yang digunakan di Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal merupakan kelas paralel yang terbagi menjadi kelas VA dan kelas VB. Populasi dan sampel dalam penelitian ini selengkapnya dijelaskan sebagai berikut: 36

52 Populasi Sugiyono (2011: 119) menyatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal. Anggota populasi terdiri dari dua kelas yaitu kelas paralel dengan jumlah populasi 54 siswa, yang terbagi menjadi Kelas V A berjumlah 24 siswa dan kelas V B berjumlah 30 siswa. Data selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 1. Dasar pemilihan populasi karena SD Negeri Pesarean 01 memiliki kelas paralel sehingga karakteristik pembelajaran dan kemampuan awal siswa kedua kelas tersebut sebanding dan tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Jika kedua kelas tersebut memiliki rata-rata kemampuan awal yang berbeda maka penelitian tidak dapat dilanjutkan pada kedua kelas tersebut Sampel Sugiyono (2011: 81) menyatakan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling. Probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi tiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono 2011: 120). Cara pengambilan sampel menggunakan simple random sampling, yaitu cara pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

53 38 memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono 2011: 122). Sampel dalam penelitiaan ini yaitu kelas V A sebagai kelas eksperimen dan kelas V B sebagai kelas kontrol. Ukuran sampel ditentukan dengan asumsi bahwa populasi berdistribusi normal. Selanjutnya jumlah anggota sampel ditentukan menggunakan Tabel Krecjie dengan taraf kesalahan 5% (Sugiyono 2011: 131). Untuk mengetahui jumlah sampel dari tiap kelas, menggunakan rumus sebagai berikut: Sampel tiap kelas = X jumlah sampel dalam tabel Krecjie. Cara menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah jumlah populasi 54 siswa dengan taraf kesalahan 5%, maka jumlah sampelnya 48. (lihat tabel Krecjie pada lampiran 28). Jadi jumlah sampelnya adalah: Kelas V A = = 21, 33 = 21 siswa. Kelas V B = = 26,66 = 27 siswa. Setelah melakukan perhitungan dengan rumus tersebut, diketahui sampel yang berasal dari kelas V A sebanyak 21 siswa kelas V B sebanyak 27 siswa. 3.2 Desain Penelitian Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk melaksanakan penelitian. Pola desain penelitian dalam setiap disiplin ilmu memiliki kekhasan masing-masing, namun prinsip-prinsip umumnya memiliki banyak kesamaan. Desain penelitian memberikan gambaran tentang prosedur untuk mendapatkan informasi atau data yang diperlukan untuk menjawab seluruh pertanyaan penelitian. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Quasi Experimental Design. Quasi experimental design merupakan

54 39 pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang memengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono 2010: 114). Pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Bentuk Quasi Experimental Design yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Desain penelitian ini diambil dengan pertimbangan penelitian ini adalah penelitian sosial. Sehingga sangat sulit untuk mengontrol semua variabel yang memungkinkan berpengaruh pada penelitian ini. Desain penelitian dapat diliahat pada gambar 3.1. O 1 X O 2 O 3 O 4 Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan: O 1 O 3 X O 2 O 4 : kelompok eksperimen sebelum diberi perlakuan. : kelompok kontrol sebelum diberi perlakuan. : perlakuan yang diberikan. : kelompok eksperimen yang diberi perlakuan strategi catatan terbimbing. : kelompok kontrol yang diberikan perlakuan strategi ekspositori. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang kemudian diberi pretes untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara masing-masing kelompok. Setelah itu kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan (X) disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan (X) disebut kelompok kontrol. (X) dalam hal ini

55 40 dimaknai sebagai strategi catatan terbimbing. Kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan menerapkan strategi catatan terbimbing selama pembelajaran. Sedangkan kelas kontrol tidak diberi perlakuan penerapan strategi catatan terbimbing selama pembelajaran, melainkan strategi ekspositori. 3.3 Variabel Penelitian variabel penelitian adalah suatu obyek, sifat, atribut, nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Setiap permasalahan penelitian harus mengandung variabel yang jelas sehingga memberikan gambaran dan atau informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah. Variabel yang terdapat dalam penelitian ini meliputi variabel terikat dan variabel bebas. Kedua variabel tersebut selengkapnya akan dijelaskan sebagai berikut: Variabel Terikat Variabel terikat atau variabel respons (dependent variable) yakni variabel yang ditimbulkan atau efek dari variabel bebas. Variabel ini diukur sebagai akibat adanya manipulasi pada variabel bebas serta memiliki fungsi yang tergantung pada variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar Bahasa Indonesia materi unsur cerita siswa kelas V A SD Negeri Pesarean 01 yang menggunakan strategi catatan terbimbing (kelas eksperimen) dan hasil belajar siswa kelas V yang tidak menggunakan strategi catatan terbimbing (kelas kontrol) Variabel Bebas

56 41 Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau memengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati. Variabel ini juga sering disebut sebgai variabel Stimulus, Prediktor, antecendent. Dalam SEM (Structural Equation Modeling) variabel independen disebut variabel eksogen. Variabel bebas pada penelitian ini adalah penerapan strategi catatan terbimbing yang dipraktikkan pada pembelajaran kelompok eksperimen yaitu siswa kelas VA SD Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal. 3.4 Data dan Teknik Pengumpulan Data Data adalah keterangan mengenai sesuatu hal yang berupa himpunan fakta, angka, kata, huruf-huruf, gambar, dan sebagainya. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam metode ilmiah untuk menguji hipotesis. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data digunakan untuk memperoleh data sesuai standar data yang ditetapkan. Setiap teknik pengumpulan data akan menghasilkan data yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan berbagai teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data yang lengkap dan objektif. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai jenis data, sumber data, dan teknik pengumpulan data Jenis Data Data yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata atau berwujud pernyataan verbal, kalimat, gambar dan bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif dalam penelitian ini berupa gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka

57 42 atau data kualitatif yang diangkakan dan bukan dalam bentuk pernyataan verbal. Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa hasil pretes (tes awal) dan postes (tes akhir) kelas kontrol dan kelas eksperimen Sumber Data Sumber data adalah subjek darimana data itu diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan, baik tertulis maupun lisan. Apabila menggunakan observasi maka sumber datannya bisa berupa benda atau proses tertentu. Apabila menggunakan dokumentasi, maka sumber datanya dokumen atau catatan. Data dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber. Sumber data dalam penelitian ini yaitu siswa dan guru. Uraian selengkapnya sebagai berikut: Siswa Data yang diperoleh dari siswa berupa hasil pretes (tes awal) dan postes (tes akhir). Data hasil pretes (tes awal) diperoleh dari hasil tes siswa sebelum memperoleh pembelajaran. Pretes (tes awal) bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh siswa. Sedangkan data hasil postes (tes akhir) diperoleh dari hasil tes siswa setelah memperoleh pembelajaran. Postes (tes akhir) bertujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan baik oleh siswa Guru Data yang diperoleh dari guru berupa hasil penilaian validitas isi sebelum dilaksanakan ujicoba soal instrumen yang tercantum pada lampiran 14 dan daftar

58 43 nama siswa kelas V yang tercantum pada lampiran 1. Validitas isi bagi sebuah instrumen menunjuk suatu kondisi sebuah instrumen yang disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang dievaluasi. Validitas isi merupakan validitas yang diperhitumgkan melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional. Validitas ini digunakan untuk mengetahui sejauhmana item-item dalam suatu alat ukur mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur oleh alat ukur yang bersangkutan. Penilaian validitas isi dilakukan oleh guru kelas VA yaitu Bapak Hadi Waluyo, S.Pd.SD Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan sangat penting dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data yang memiliki kredibilitas tinggi, dan sebaliknya. Setiap teknik pengumpulan data akan menghasilkan data yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan berbagai teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data yang lengkap dan objektif. Berikut merupakan beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini Wawancara Tidak Terstruktur Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono 2011: 140). Wawancara tidak terstruktur ini digunakan untuk mengetahui Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, strategi pembelajaran yang digunakan guru, media pembelajaran yang digunakan guru, jumlah siswa,

59 44 dan proses pembelajaran yang biasa dilaksanakan oleh guru. Berdasarkan wawancara tersebut diperoleh informasi mengenai nilai KKM Bahasa Indonesia di SD Negeri Pesarean 01 yaitu Dokumentasi Arikunto (2010: 274) menyatakan dokumentasi digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa, catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dokumentasi digunakan untuk menyusun perkiraan kemampuan awal anak. Selain itu dokumentasi digunakan untuk menentukan homogenitas populasi. Sehingga peneliti dapat menggunakan teknik sampling random untuk menentukan anggota sampel. Dalam penelitian ini, dokumentasi digunakan untuk mencari data jumlah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2012/2013. Jumlah siswa kelas V di SD Negeri Pesarean 01 meliputi jumlah siswa kelas V A dan siswa kelas V B. Jumlah dan daftar nama siswa kelas V SD Negeri Pesarean 01 selengkapnya dapat dilihat pada lampiran Tes Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan Arikunto (2012: 67). Dalam penelitian ini tes berfungsi untuk mengukur besarnya kemampuan subjek penelitian. Tes dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu pretes dan postes. Pretes digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan dilakukan sebelum pembelajaran atau sebelum mendapatkan perlakuan. Jika hasil tes menunjukkan hasil yang relatif sama antara kelas eksperimen dan kelas kontrol maka penelitian bisa dilanjutkan. Postes

60 45 dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa pada materi unsur cerita dari kelas eksperimen dan kontrol setelah masing-masing mengikuti pembelajaran atau memperoleh perlakuan. Perlakuan kelas eksperimen menggunakan strategi catatan terbimbing, sedangkan kelas kontrol menggunakan strategi ekspositori. Bentuk tes yang digunakan dalam pretes dan postes yaitu tes pilihan ganda (multiple choice). Alasan dalam pemilihan tes pilihan ganda karena tes pilihan ganda memiliki semua persyaratan sebagai alat tes yang baik, dilihat dari segi objektivitas, reliabilitas, dan daya pembeda antara siswa yang berhasil dan siswa yang gagal. Hal lain yang menjadi keunggulan tes pilihan ganda karena penskorannya cepat, mudah, dan objektif. Soal yang digunakan untuk tes berjumlah 20 butir dengan empat alternatif jawaban. Masing-masing soal mempunyai bobot 1 jika jawaban benar, sehingga bobot maksimal yang didapat yaitu 20 jika semua jawaban benar. Soal-soal yang akan digunakan terlebih dahulu diujicobakan pada kelas VI SD Negeri Pesarean 01 untuk diketahui validitas dan reliabilitasnya. 3.5 Instrumen Penelitian Sugiyono (2011: 147) menyatakan instrumen penelitian adalah alat ukur dalam penelitian. Dalam sebuah penelitian, dibutuhkan instrumen penelitian sebagai alat untuk memperoleh data penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu soal yang berbentuk pilihan ganda. Selain menyiapkan instrumen, peneliti juga menyusun kelengkapan pembelajaran yaitu silabus kelas

61 46 V SD, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kisi-kisi soal, soal-soal tes, lembar jawab tes, kunci jawaban tes, dan pedoman penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dibuat sebelum peneliti melakukan penelitian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat berdasarkan silabus kelas V Semester 2 SD Negeri pesarean 01 pada materi unsur cerita yang kemudian oleh peneliti dikembangkan. Silabus kelas V semester 2 selengkapnya ada pada lampiran 5, sedangkan silabus pengembangan materi unsur cerita di kelas V Semester 2 selengkapnya ada pada lampiran 6. Ada dua macam RPP yang dibuat, yaitu RPP yang dibuat untuk kelas eksperimen menggunakan strategi catatan terbimbing dan RPP yang dibuat untuk kelas kontrol menggunakan strategi ekspositori. RPP yang digunakan untuk kelas kontrol selengkapnya terdapat pada lampiran 8 untuk pertemuan pertama dan lampiran 10 untuk pertemuan kedua. Sedangkan RPP yang digunakan untuk kelas eksperimen selengkapnya terdapat pada lampiran 7 untuk pertemuan pertama dan lampiran 9 untuk pertemuan kedua Soal-soal Tes Sebelum soal-soal tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, terlebih dahulu soal tersebut diujicobakan kepada siswa selain anggota sampel siswa kelas V SD Negeri pesarean 01 Kabupaten Tegal. Soal diujicobakan kepada kelas VI di SD Negeri pesarean 01 Kabupaten Tegal. Daftar nama siswa yang mengikuti uji coba soal selengkapnya ada pada lampiran 11. Jumlah butir soal yang diperlukan dalam penelitian ini hanya 20 butir soal, namun karena soal harus dicobakan terlebih dahulu, maka dari satu kisi-kisi dibuat dua paket soal paralel.

62 47 Jumlah butir soal dengan dibuat dua paket soal berjumlah 40 butir soal. Kisi-kisi selengkapnya ada pada lampiran 12 dan Soal uji coba pada lampiran 13. Sebelum soal-soal tes dijadikan alat pengumpul data hasil belajar siswa, maka perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba (try out) ini dilakukan dengan maksud agar diperoleh instrumen yang valid dan reliabel sehingga pada akhirnya diperoleh hasil penelitian yang valid dan reliabel. Langkah-langkah dalam pengujian instrumen soal uji coba dalam penelitian ini terdiri dari: Validitas Gronlund dan Linn (1990) dalam Nasution (2008: 5.5) menyatakan alat ukur yang baik adalah alat ukur yang dapat dengan tepat mengukur apa yang ingin diukur. Dalam hal ini validitas mengacu pada ketepatan interpretasi yang dibuat dari hasil pengukuran atau evaluasi. Ada dua jenis validitas untuk instrumen penelitian ini, yaitu: (1) Validitas isi adalah validitas yang dinyatakan berdasarkan hasil penalaran. Untuk pengujian validitas isi dilakukan dengan cara menilai kesesuaian butirbutir soal dengan kisi-kisi soal yang telah dibuat sebelumnya. Proses pengujian validitas isi oleh orang yang ahli dibidangnya yaitu Drs. HY. Poniyo, M. Pd. (pembimbing 1), Dra. Sri Sami Asih, M. Kes. (pembimbing 2), dan Hadi Waluyo, S. Pd. SD. (guru kelas V) dengan menggunakan lembar penilaian validitas isi. Lembar penilaian validitas isi selengkapnya terdapat pada lampiran 14. (2) Validitas konstruk adalah validitas yang dinyatakan berdasarkan hasil pengalaman. Sebuah instrumen penelitian dikatakan memiliki validitas,

63 48 apabila sudah teruji dari pengalaman. Dengan demikian, syarat instrumen dikatakan memiliki validitas apabila sudah dibuktikan melalui pengalaman, yaitu melalui sebuah uji coba. Untuk mengetahui validitas item soal digunakan rumus korelasi product moment. Untuk perhitungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi Reliabilitas Setelah instrumen diuji validitasnya, maka selanjutnya hal yang harus dilakukan yaitu menguji reliabilitas soal. Gronlund dan Linn (1990) dalam Nasution (2008: 5.7) menyatakan reliabilitas mengacu pada ketetapan hasil yang diperoleh dari suatu pengukuran. Ketetapan atau reliabilitas suatu hasil pengukuran pada umumnya dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran berulang. Pengujian suatu tes bisa dilakukan terhadap objek yang sama pada waktu yang berlainan dengan selang waktu yang tidak terlalu lama dan juga terlalu singkat. Hasil pengukuran yang mempunyai reliabilitas yang tinggi jika hasil pengukuran pertama hampir sama dengan hasil pengukuran hasil kedua. Untuk menguji realibitas digunakan rumus Cronbach s Alpha dengan taraf signifikansi 5%. Reliabilitas instrumen penelitian ini dihitung menggunakan program SPSS versi Taraf Kesukaran Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik, di samping memenuhi validitas dan reabilitas, adalah adanya keseimbangan dari tingkat soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya soal-soal mudah, sedang, dan sukar secara proporsional. Tingkat kesukaran soal dilihat dari kesanggupan atau kemampuan siswa menjawab soal, bukan dari kemampuan guru

64 49 sebagai pembuat soal (Sudjana 2009: 135). Untuk mengetahui taraf kesukaran soal digunakan rumus: I = B N I = indeks/taraf kesukaran untuk tiap soal B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal Sudjana (2009: 137) menyatakan kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut, dan sebaliknya. Kriteria indeks kesulitan soal dapat dibaca pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Kriteria Indeks Kesukaran Soal Indeks Kesukaran (P) Kategori Soal 0,00 0,30 Sukar 0,31 0,70 Sedang 0,71 1,00 Mudah Daya Pembeda Butir Soal Daya pembeda butir soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Suatu butir soal yang dapat dijawab benar oleh siswa berkemampuan tinggi maupun siswa yang berkemampuan rendah, maka soal itu tidak baik karena tidak mempunyai daya pembeda. Suatu butir soal yang tidak dijawab benar oleh siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa berkemampuan rendah juga merupakan soal yang tidak baik karena tidak mempunyai daya

65 50 pembeda. Butir soal yang baik yaitu butir soal yang dapat dijawab benar oleh siswa yang berkemampuan tinggi saja. Daya pembeda butir soal untuk soal pilihan ganda dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: J J A J B B A B B P A = = jumlah peserta tes = banyaknya peserta kelompok atas = banyaknya peserta kelompok bawah = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Arikunto (2012: ) mengklasifikasikan daya pembeda butir soal menjadi kriteria soal jelek, cukup, baik dan negatif. Hasil daya beda soal (D) yang diperoleh selanjutnya akan dimasukkan ke dalam klasifikasi daya pembeda soal. Soal dengan klasifikasi jelek atau bernilai negatif tidak dapat digunakan sebagai instrumen. Alasan tersebut membuat soal yang dapat digunakan mulai dari soal yang kategori cukup, soal yang berkategori baik, dan soal yang kategori baik sekali. Klasifikasi daya pembeda soal dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Klasifikasi Daya Pembeda Soal Daya Pembeda Soal (D) Keterangan 0,00 0,20 Jelek (poor) 0,21 0,40 Cukup (satisfactory)

66 51 0,41 0,70 Baik (good) 0,71 1,00 Baik sekali (excellent) Negatif Tidak dipakai 3.6 Analisis Data Analisis data adalah suatu kegiatan untuk meneliti, memeriksa, mempelajari, membandingkan data yang ada dan membuat interpretasi yang diperlukan. Selain itu, analisis data dapat digunakan untuk mengindentifikasi ada tidaknya masalah. Jika terdapat masalah, maka masalah tersebut harus dirumuskan dengan jelas dan benar. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang memberikan gambaran dengan jelas dan benar. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi deskripsi data, uji kesamaan rata-rata, uji prasyarat analisis, dan analisis akhir. Analisis data tersebut dijelaskan sebagai berikut: Deskripsi Data Deskripsi data adalah upaya menampilkan data agar data tersebut dapat dipaparkan secara baik dan diinterpretasikan secara mudah. Deskripsi data meliputi penyusunan data dalam bentuk tampilan yang mudah terbaca secara lengkap. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen untuk menguji apakah penggunaan strategi catatan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi unsur cerita. Data yang digunakan adalah hasil belajar unsur cerita dari siswa kelas V SD Negeri pesarean 01 yang terbagi dalam dua kelas paralel yaitu kelas V A dengan jumlah siswa 21 digunakan sebagai kelas eksperimen dan kelas V B dengan jumlah siswa 27 digunakan sebagai kelas kontrol pada materi unsur cerita Uji Kesamaan Rata-rata

67 52 Uji kesamaan rata-rata dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa pada dua kelas yang akan digunakan sebagai subjek penelitian. Jika rata-rata nilai kedua kelas tersebut berbeda sangat jauh, maka penelitian tidak dapat dilakukan. Perbedaan nilai kemampuan awal yang terpaut jauh dapat menyebabkan perbedaan hasil belajar yang diperoleh bukan karena perlakuan penelitian melainkan karena perbedaan kemampuan awal siswa. Uji kesamaan rata-rata dilaksanakan dengan membandingkan nilai tes awal/pretes yang dilakukan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji kesamaan rata-rata untuk mengetahui kemampuan awal siswa akan dilakukan menggunakan metode independent samples T test. Untuk mengetahui hasil, sama atau tidaknya rata-rata dua kelompok penelitian, data akan diolah menggunakan program SPSS versi Uji Prasyarat Analisis Uji prasyarat analisis dilakukan untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam menganalisis data khususnya untuk menentukan rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis. Uji prasyarat analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan program SPSS versi 20. Uji prasyarat analisis yang dipakai dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji analisis akhir (pengujian hipotesis). Setelah penghitungan data menggunakan SPSS versi 20 dikatakan normal, langkah berikutnya yaitu uji homogenitas dilakukan terhadap data yang telah dikatakan normal. Uji prasyarat analisis akan dijelaskan sebagai berikut: Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data hasil belajar berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas ini akan menentukan langkah uji hipotesis

68 53 yang akan digunakan. Jika berdistribusi normal maka digunakan uji hipotesis parametris dan jika tidak normal maka digunakan uji hipotesis nonparametris. Statistik parametris bekerja berdasarkan asumsi bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis berdistribusi normal. Sebelum peneliti menggunakan teknik statistik parametris, kenormalan data harus diuji terlebih dahulu. Bila data tidak normal, maka statistik parametris tidak dapat digunakan, sehingga perlu digunakan statistik nonparametris untuk menghitung hasil belajar. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan terhadap hasil belajar yang dicapai seluruh anggota sampel dengan menggunakan uji Liliefors pada taraf signifikan 5%. Pengolahan data menggunakan SPSS versi 20 dengan uji Liliefors. Pengolahan data dilakukan dengan melihat kolom nilai pada Kolmogorof-Smirnov. Data dikatakan normal apabila nilai yang ditunjukkan pada kolom nilai Kolmogorof-Smirnov menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0, Uji Homogenitas Pada dasarnya uji homogenitas dilakukan untuk menyelidiki terpenuhi tidaknya sifat homogen pada varians antar kelompok. Uji hipotesis mengenai homogenitas varian dilakukan dengan uji Independent Sample t-test, menggunakan SPSS versi 20, dan dengan pengambilan keputusan dan penarikan kesimpulan terhadap uji hipotesis dilakukan pada taraf signifikan 5%. Apabila signifikansinya lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variannya sama (homogen), namun apabila nilai signifikansinya kurang dari 0,05 maka variannya berbeda (tidak homogen).

69 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis) Analisis data akhir ekperimen yaitu untuk menguji hasil belajar Bahasa Indonesia materi unsur cerita dari kedua kelompok setelah masing-masing memperoleh perlakuan yang berbeda. Persyaratan yang harus dipenuhi pada analisis data ini menggunakan uji-t yang menunjukkan adanya perbedaan persentase antara kedua kelompok yang akan dibandingkan. Kelas yang dibandingkan yaitu kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Penghitungan terhadap analisis akhir dihitung dengan menggunakan program SPSS versi 20. Jika data yang diuji ternyata berdistribusi tidak normal maka analisis akhir cukup menggunakan uji nonparametris yaitu dengan uji U Mann Whitney dan untuk perhitunganya akan dilakukan dengan program SPSS versi 20. Uji ini digunakan untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian yang berupa perbandingan keadaan variabel dari dua rata-rata sampel).

70 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini merupakan bagian inti yang berisi tentang hasil penelitian yang telah diperoleh peneliti beserta penjelasannya. Pada bagian hasil dan pembahasan, peneliti menyajikan data-data yang diperoleh selama melakukan penelitian. Hasil penelitian yang dilakukan secara kuantitatif berupa angka-angka hasil pengukuran. Sedangkan data yang diperoleh dari metode kualitatif berupa deskripsi yang terjadi pada saat penelitian berlangsung, pernyataan-pernyataan pendapat, atau apapun yang merupakan respon dari variabel yang menunjukkan kualitas dari objek penelitian. Hasil dan pembahasan ini mencakup tentang: (1) Uji prasyarat instrumen; (2) Pelaksanaan pembelajaran; (3) Deskripsi data; (4) Hasil penelitian; (5) Uji prasyarat analisis, (6) Analisis Akhir; dan (7) Pembahasan. Uraian selengkapnya sebagai berikut: 4.1 Uji Prasayarat Instrumen Setiap penelitian memerlukan instrumen-instrumen penelitian yang akan digunakan sebagai alat penghimpun data. Semua instrumen (baik yang tes maupun non tes) harus memiliki dua syarat yaitu reliabel dan valid. Reliabel berarti hasil pengukuran konsisten dari waktu ke waktu. Valid berarti instrumen secara akurat mengukur objek yang harus diukur. Agar data yang diperoleh benar-benar valid dan reliabel maka instrumen/alat pengumpul data juga perlu diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Apabila instrumen sudah terbukti valid dan reliabel 55

71 56 maka instrumen siap digunakan untuk mengambil data. Berikut ini akan dijelaskan uji prasyarat instrumen secara lebih rinci, yang meliputi uji validitas, uji reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda soal Uji Validitas Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kesahihan dari instrumen pengambil data sehingga instrumen yang digunakan dapat benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang akan digunakan untuk mengambil data kuantitatif berupa hasil belajar siswa dalam penelitian ini yaitu soal pilihan ganda berjumlah 20 butir soal. Untuk kepentingan uji coba soal maka peneliti membuat 40 butir soal paralel untuk diujicobakan kepada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal. Sebelum diujicobakan, semua butir soal tersebut terlebih dahulu dinilai dan divalidasi isi oleh penilai ahli. Validitas isi dilakukan untuk mengetahui bahwa soal yang telah disusun sudah sesuai dengan silabus dan bahasa yang digunakan dalam soal sudah benar. Proses pengujian validitas isi melibatkan 3 penilai yang ahli dibidangnya, yaitu Drs. HY. Poniyo, M.Pd., Dra. Sri Sami Asih, M. Kes, dan Hadi Waluyo, S. Pd. SD. dengan menggunakan lembar penilaian validitas logis. Hasil penilaian validitas logis dapat dilihat pada lampiran 14. Setelah penilai ahli menyatakan bahwa semua butir soal sudah valid dan layak untuk diujicobakan, maka dilakukan uji coba kepada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal sejumlah 20 siswa pada tanggal 25 Maret 2013.

72 57 Setelah soal diujicobakan kemudian peneliti melakukan analisis hasil uji coba soal untuk menghitung validitas konstruk agar diketahui butir soal mana yang valid dan mana yang tidak valid. Soal dikategorikan valid jika nilai r pearson correaltion r hitung > r tabel. Soal diujicobakan kepada 20 orang siswa (n=20) maka nilai r tabel -nya adalah 0,444. Berdasarkan penghitungan dengan menggunakan SPSS versi 20 diperoleh hasil sebagaimana tercantum pada tabel 4.1. Hasil perhitungan uji validitas selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 17. Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Item Soal Keterangan Soal Valid Soal Tidak Valid Nomor Soal Jumlah 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 34, 37, 38, 39, butir soal 3, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 23, 30, 33, 35, butir soal Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa terdapat 25 butir soal valid dan 15 butir soal tidak valid. Instrumen yang dibutuhkan sebanyak 20 butir soal, sementara butir soal yang valid sebanyak 25 butir soal. Berdasarkan kisi-kisi butir soal, butir soal yang dibuat paralel memiliki kisi-kisi soal yang sama. Butir soal paralel yang valid sebanyak 9 pasang, yaitu nomor 1 dengan nomor 21, nomor 2 dengan nomor 22, nomor 4 dengan nomor 24, nomor 5 dengan nomor 25, nomor 6 dengan nomor 25, nomor 7 dengan nomor 27, nomor 8 dengan nomor 28, nomor 9 dengan nomor 29, nomor 20 dengan nomor 40. Butir soal yang tidak paralel terdapat 14 butir soal, yaitu nomor 10, 31, 32, 34, 37, 38, 39.

73 58 Jumlah butir soal yang dibutuhkan sebanyak 20 butir soal. Jumlah butir soal sudah memenuhi jumlah butir soal yang dibutuhkan dengan menggunakan 9 butir soal paralel dan menggunakan 7 butir soal yang tidak paralel. Dua puluh butir soal tersebut disusun kembali untuk dipakai sebagai instrumen. Instrumen butir soal dan kunci jawaban selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21. Hasil penghitungan 20 butir soal yang valid ada pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Data Instrumen Soal yang Valid Keterangan Nomor Soal Jumlah Soal valid yang digunakan sebagai instrumen 1, 4, 5, 6, 7, 8, 9,10, 20, 22, 24, 26, 27, 28, 29, 34, 37, 38, 39, butir soal Soal valid yang tidak digunakan sebagai instrumen 2, 21, 25, 31, 32 5 butir soal Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa terdapat 25 butir soal valid. Dari 25 butir soal yang valid tersebut hanya 20 butir soal yang akan dijadikan sebagai instrumen dan 5 butir tidak dijadikan sebagai instrumen Uji Reliabilitas Setelah diuji validitasnya, soal tersebut diuji reliabilitasnya. Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Pengujian reliabilitas tidak dilakukan pada semua butir soal yang telah dibuat, melainkan pada soal yang sudah valid. Jadi, soal yang akan diuji reliabilitasnya ada 25 butir soal yang sebelumnya telah diuji validitasnya. Pengujian reliabilitas menggunakan rumus Cronbach s Alpha. Untuk

74 59 penghitungannya secara lengkap menggunakan program SPSS versi 20. Hasil uji reliabilitas yang diperoleh setelah data dihitung menggunakan program SPSS versi 20, selengkapnya pada lampiran 18. Simpulan dari nilai Cronbach s Alpha dari 25 butir soal sebesar 0,913 seperti terlihat pada tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Uji reliabilitas biasanya menggunakan batas tertentu untuk menentukan reliabel atau tidaknya suatu instrumen. Menurut Sekaran (1992) dalam Priyatno (2010: 98) reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan di atas 0,8 adalah baik. Dengan melihat nilai Alpha pada kolom Cronbach s Alpha, kita dapat menentukan reliabel tidaknya suatu instrumen. Nilai Cronbach s Alpha menunjukkan nilai 0,913 dan jika mengacu pada pendapat Sekaran berarti nilai 0,913 di atas 0,8 yang berarti baik, sehingga instrumen soal sudah terbukti reliabel Analisis Taraf Kesukaran Soal Soal yang telah melalui uji validitas dan uji reliabilitas, kemudian diuji taraf kesukaran untuk soal tersebut. Soal diuji taraf kesukarannya dengan tujuan supaya memperoleh kualitas soal yang baik, di samping memenuhi validitas dan reliabilitas. Soal dikatakan berkualitas baik apabila memiliki jumlah yang proporsional antara soal dengan kategori mudah, sedang, dan sukar. Selain itu, soal

75 60 dikatakan baik apabila soal tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi siswa untuk memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. Jumlah taraf kesukaran 20 soal harus sesuai dengan persentase yang dibutuhkan. Persentase yang dibutuhkan yaitu 25% soal dengan taraf kesukaran mudah, 50% soal dengan taraf kesukaran sedang, dan 25% soal dengan taraf kesukaran sukar. Taraf kesukaran soal dihitung dengan cara membagi jumlah siswa yang menjawab dengan benar dengan jumlah seluruh siswa kelas uji coba. Jika indeks kesukaran soal diperoleh untuk nomor tertentu bernilai antara 0,00 0,30, maka soal tersebut dapat dikatakan soal sukar, sedangkan untuk soal yang memiliki indeks kesukaran antara 0,30 0,70, soal tersebut dikatakan soal sedang. Untuk soal yang dikatakan mudah memiliki indeks kesukaran antara 0,71 1,00. Hasil perhitungan taraf kesukaran 40 butir soal ada pada lampiran 19. Berikut hasil penghitungan taraf kesukaran untuk 40 soal pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Analisis Indeks Kesukaran Butir Soal Keterangan Soal dengan indeks kesukaran Mudah Soal dengan indeks kesukaran Sedang Soal dengan indeks kesukaran Sukar Nomor Soal 2, 3, 4, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 23, 25, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 38 1, 6, 7, 18, 21, 22, 24, 26, 28, 29, 34, 37 5, 20, 27, 39, 40 Jumlah 23 butir soal 12 butir soal 5 butir soal

76 61 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa setelah melakukan perhitungan taraf kesukaran 40 butir soal yang diujicobakan, diperoleh hasil 23 butir soal yang memiliki taraf kesukaran mudah, 12 butir soal sedang, dan 5 butir soal sukar. Sesuai dengan kriteria soal yang baik untuk dijadikan sebagai instrumen yaitu soal yang sudah dinyatakan valid dan reliabel. Soal yang valid dan reliabel serta memenuhi kriteria taraf kesukaran dapat dibaca pada tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Analisis Indeks Kesukaran 20 Butir Soal Keterangan Soal dengan taraf kesukaran mudah yang valid dan reliabel Soal dengan taraf kesukaran sedang yang valid dan reliabel Soal dengan taraf kesukaran sukar yang valid dan reliabel Nomor Soal 4, 8, 9, 10, 38 1, 6, 7, 22, 24, 26, 28, 29, 34, 37 5, 20, 27, 39, 40 Jumlah 5 butir soal 10 butir soal 5 butir soal Berdasarkan tabel 4.5, diperoleh hasil indeks kesukaran 20 butir soal di atas, menunjukkan bahwa terdapat 5 butir soal sulit, 10 butir soal sedang, dan 5 butir soal mudah. Jumlah klasifikasi indeks kesukaran soal tersebut sudah memenuhi syarat untuk persentase taraf kesukaran soal yang dibutuhkan. Hasil selengkapnya mengenai perhitungan taraf kesukaran dapat dibaca pada lampiran Analisis Daya Pembeda Soal Analisis daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan soal membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Soal yang memiliki daya pembeda, bila diujikan pada siswa akan menghasilkan gambaran yang sesuai dengan kemampuan siswa yang sebenarnya.

77 62 Untuk menganalisis daya pembeda soal, soal diujicobakan terlebih dahulu kemudian dianalisis dan dihitung menggunakan rumus daya pembeda soal. Soal yang dianalisis merupakan soal yang sudah terbukti valid. Daya pembeda butir soal dihitung dengan cara mengelompokkan siswa pada kelas uji coba menjadi dua kelompok. Pembagian dua kelompok tersebut dimulai dengan mengurutkan jumlah nilai tertinggi hingga jumlah nilai terendah. Setelah kelas tersebut diurutkan, kemudian urutan nilai dalam kelas uji coba tersebut dibagi ke dalam kedua kelompok, yaitu kelompok atas dan kelompok bawah. Pada kelompok atas, proporsi siswa (P A ) dihitung dari membagi jumlah siswa yang menjawab benar di kelompok atas dengan jumlah semua siswa pada kelas atas, sedangkan pada kelompok bawah, proporsi siswa (P B ) dihitung dari membagi jumlah siswa yang menjawab benar di kelompok bawah dengan jumlah semua siswa pada kelas bawah. Langkah berikutnya yang dilakukan yaitu mengurangkan hasil proporsi siswa pada kelas atas (P A ) dengan hasil proporsi pada kelas bawah (P B ), sehingga dapat dihasilkan nilai dari daya pembeda untuk tiap butir soal yang akan dijadikan instrumen penelitian. Nilai daya pembeda diklasifikasikan sesuai dengan nilai daya pembeda (D) yang diperoleh. Nilai D= 0,00-0,20 menunjukkan nilai D jelek, nilai D= 0,21-0,40 menunjukkan nilai D cukup, nilai D= 0,41-0,70 menunjukkan nilai D baik, dan nilai D= 0,71-1,00 menunjukkan nilai D baik sekali. Untuk nilai D yang bernilai negatif sebaiknya tidak dapat dipakai. Nilai daya pembeda yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai yang berklasifikasi cukup sampai baik sekali. Hasil penghitungan daya pembeda 40 soal ada pada lampiran 20, sedangkan berikut nilai daya pembeda 20 butir soal yang dapat dibaca pada tabel 4.6.

78 63 Tabel 4.6 Analisis Daya Pembeda Butir Soal Keterangan Soal dengan Daya Beda Jelek Soal dengan Daya Beda Cukup Soal dengan Daya Beda Baik Soal dengan Daya Beda Negatif Nomor Soal - 1, 9, 10, 20, 27, 37, 38, 39, 40 4, 5, 6, 7, 8, 22, 24, 26, 28, 29, 34 Jumlah - 9 Soal 11 Soal - - Berdasarkan analisis daya pembeda 20 butir soal pada tabel 4.6, diperoleh hasil klasifikasi daya pembeda tiap butir soal. Hasil klasifikasi daya pembeda tiap butir soal yaitu tidak ada soal dengan kriteria jelek, 9 butir soal dengan kriteria cukup, dan 11 butir soal dengan kriteria baik. Setelah dilakukan uji validitas, reliabilitas, analisis tingkat kesukaran, dan analisis daya pembeda soal uji coba, maka peneliti memilih 20 soal yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian. Soal yang terpilih merupakan soal yang sudah valid, reliabel, jumlah antara soal dengan kategori mudah-sedang-sukar seimbang, dan memiliki daya pembeda. Instrumen 20 butir soal yang akan dijadikan soal pretes dan postes dapat dilihat pada lampiran Pelaksanaan Pembelajaran Penelitian ini dilakukan pada dua kelas yaitu satu kelas eksperimen dengan jumlah sampel 21 siswa dan satu kelas kontrol dengan jumlah sampel 27 siswa. Kedua kelas tersebut sama-sama mendapatkan pembelajaran atau perlakuan dari guru, namun dengan strategi pembelajaran yang berbeda. Pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan strategi catatan terbimbing, sedangkan kelas kontrol

79 64 menggunakan strategi ekspositori. Kegiatan pembelajaran pada kedua kelas tersebut dilaksanakan pada bulan April 2013 di SD Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal tahun ajaran 2012/2013. Mata pelajaran yang dipilih oleh peneliti adalah Bahasa Indonesia materi unsur cerita dengan waktu pelaksanaan selama dua pertemuan. Hal tersebut disesuaikan dengan silabus dan kesepakatan peneliti dengan kedua guru kelas V. Sebelum dua pertemuan pembelajaran, siswa terlebih dahulu melakukan tes awal (pretes) untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelas. Setelah dua pertemuan pembelajaran, siswa melakukan tes akhir (postes). Tes akhir (postes) bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kedua kelas setelah masing-masing diberikan pembelajaran dengan strategi pembelajaran yang berbeda. Di bawah ini akan dijelaskan secara lengkap pembelajaran yang berlangsung pada kelas eksperimen dan kelas kontrol Pembelajaran di Kelas Eksperimen Pembelajaran pada kelas eksperimen dilaksanakan pada tanggal 16 April 2013 untuk pertemuan pertama dan 18 April 2013 untuk pertemuan kedua. Pembelajaran dilaksanakan selama dua jam pelajaran pada masing-masing pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan strategi catatan terbimbing merupakan strategi yang menekankan pada kemampuan siswa dalam menangkap poin-poin penting dengan cara memberikan panduan berupa kisi-kisi yang belum sempurna agar metode ceramah yang dibawakan guru lebih mendapatkan perhatian siswa. Handout tersebut sengaja dirancang oleh guru dengan mengosongkan bagian-bagian tertentu untuk kemudian diisi oleh siswa.

80 65 Berikut akan diuraikan mengenai pembelajaran di kelas eksperimen pada dua pertemuan Pertemuan Pertama Kegiatan pembelajaran kelas eksperimen pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 16 April Pembelajaran dimulai pukul dan diakhiri pada pukul (dua jam pelajaran). Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Kegiatan awal terdiri atas kegiatan pendahuluan dan penjelasan tujuan pembelajaran oleh guru. Setelah itu, guru memulai kegiatan inti. Kegiatan inti meliputi penjelasan mengenai pelaksanaan strategi catatan terbimbing, membagikan handout untuk siswa, dan penjelasan guru tentang materi unsur cerita. Guru menyampaikan materi tersebut dengan menggunakan strategi catatan terbimbing. Ketika guru menjelaskan materi siswa harus menyimak dengan baik karena pada saat guru menjelasakan materi siswa juga harus mengisi bagian-bagian handout yang memang sengaja dikosongkan. Setelah penjelasan materi selesai guru memberikan klarifikasi mengenai handout yang dibuat oleh siswa dengan cara meminta salah satu siswa untuk membacakan handout di depan kelas. Kegiatan selanjutnya yaitu guru mengondisikan siswa untuk belajar dalam tim/kelompok heterogen. Di dalam kelompok, siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) yang telah dibagikan guru. Contoh LKS ada dalam RPP yang dilampirkan dalam lampiran 7. Setelah selesai mengerjakan LKS, siswa memaparkan hasil diskusinya di depan kelas. Anggota dari salah satu kelompok memaparkan hasil diskusinya, sementara yang lain menyimak. Setelah pemaparan hasil dari kelompok, guru

81 66 mengonfirmasi jawaban siswa. Siswa diminta untuk memeriksa sendiri pekerjaannya, Jika terdapat kesalahan maka diperbaiki. Setelah itu dilakukan kegiatan akhir, yaitu siswa mengerjakan tes evaluasi dengan jumlah soal sebanyak 10 butir. Setelah 10 menit melakukan tes, lembar jawab dikumpulkan. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah terlebih dahulu dan mengucapkan salam Pertemuan Kedua Kegiatan pembelajaran kelas eksperimen pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 18 April Pembelajaran dimulai pukul dan diakhiri pada pukul (dua jam pelajaran). Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Kegiatan awal terdiri atas kegiatan pendahuluan dan penjelasan tujuan pembelajaran oleh guru. Setelah itu, guru memulai kegiatan inti. Kegiatan inti meliputi penjelasan mengenai pelaksanaan strategi catatan terbimbing, membagikan handout untuk siswa, penjelasan materi unsur cerita, membacakan sebuah cerita dengan bantuan media audio. Guru menyampaikan materi dengan menggunakan strategi catatan terbimbing. Ketika guru membacakan sebuah cerita dengan bantuan media audio, siswa harus menyimak dengan baik karena pada saat guru membacakan cerita tersebut siswa juga harus mengisi bagian-bagian handout yang memang sengaja dikosongkan. Setelah penjelasan materi dan pembacaan cerita selesai guru memberikan klarifikasi mengenai handout yang dibuat oleh siswa dengan cara meminta salah satu siswa untuk membacakan handout di depan kelas. Kegiatan selanjutnya yaitu guru mengondisikan siswa untuk belajar dalam tim/kelompok heterogen.

82 67 Di dalam kegiatan kelompok, siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) yang telah dibagikan guru. Contoh LKS ada dalam RPP yang dilampirkan dalam lampiran 9. Setelah selesai mengerjakan LKS, siswa memaparkan hasil diskusinya di depan kelas. Anggota dari salah satu kelompok memaparkan hasil diskusinya, sementara yang lain menyimak. Setelah pemaparan hasil dari kelompok, guru mengonfirmasi jawaban siswa. Siswa diminta untuk memeriksa sendiri pekerjaannya, Jika terdapat kesalahan maka diperbaiki. Setelah itu dilakukan kegiatan akhir, yaitu siswa mengerjakan tes evaluasi dengan jumlah soal sebanyak 6 butir. Setelah 10 menit melakukan tes, lembar jawab dikumpulkan. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah terlebih dahulu dan mengucapkan salam Pembelajaran di Kelas Kontrol Pembelajaran pada kelas kontrol dilaksanakan pada tanggal 15 April 2013 untuk pertemuan pertama dan 17 April 2013 untuk pertemuan kedua. Pembelajaran dilaksanakan selama dua jam pelajaran pada masing-masing pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan strategi ekspositori yaitu strategi yang berpusat pada guru. Dalam kegiatan pembelajaran guru memegang peranan yang sangat dominan. Berikut akan diuraikan mengenai pembelajaran di kelas kontrol pada dua pertemuan Pertemuan Pertama Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama pada kelas kontrol dilaksanakan pada tanggal 15 April Pembelajaran dimulai pada pukul dan diakhiri pada pukul (dua jam pelajaran). Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga

83 68 kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal terdiri atas kegiatan pendahuluan dan penjelasan tujuan pembelajaran oleh guru. Setelah itu, guru memulai kegiatan inti. Kegiatan inti terdiri dari kegiatan guru dan siswa yang melakukan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori, seperti ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Pada pertemuan pertama ini, guru menjelaskan tentang materi unsur cerita. Kemudian, siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS). Contoh LKS ada dalam RPP yang terdapat pada lampiran 8. Setelah melaksanakan kegiatan inti, guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas. Kemudian kegiatan diteruskan dengan kegiatan akhir yaitu siswa mengerjakan soal tes evaluasi dengan jumlah soal sebanyak 10 butir soal. Setelah kurang lebih 10 menit melakukan tes evaluasi, lembar jawab dikumpulkan. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah terlebih dahulu dan mengucapkan salam Pertemuan Kedua Kegiatan pembelajaran pertemuan kedua pada kelas kontrol dilaksanakan pada hari senin tanggal 17 April Pembelajaran dimulai pada pukul dan diakhiri pukul (dua jam pelajaran). Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal terdiri atas kegiatan pendahuluan dan penjelasan tujuan pembelajaran oleh guru. Setelah itu, guru memulai kegiatan inti. Kegiatan inti berlangsung selama kurang lebih 45 menit. Kegiatan inti terdiri dari kegiatan guru dan siswa yang melakukan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori, seperti ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Pada pertemuan kedua ini, guru membacakan cerita dengan

84 69 bantuan media audio. Kemudian, siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok kecil untuk mengerjakan lembar kerja siswa (LKS). Contoh LKS ada dalam RPP yang terdapat pada lampiran 10. Setelah melaksanakan kegiatan inti, guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas. Kemudian kegiatan diteruskan dengan kegiatan akhir yaitu siswa mengerjakan soal tes evaluasi dengan jumlah soal sebanyak 10 butir. Setelah kurang lebih 10 menit melakukan tes, lembar jawab dikumpulkan. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah dan mengucapkan salam. 4.3 Deskripsi Data Deskripsi data adalah upaya menampilkan data agar data tersebut dapat dipaparkan secara baik dan diinterpretasikan secara mudah. Deskripsi data meliputi penyusunan data dalam bentuk tampilan yang mudah terbaca secara lengkap. Apabila data, deskripsi, dan analisis kesimpulannya disajikan dalam angka-angka maka hal ini dinamakan penelitian kuantitatif. Sedangkan data, deskripsi, dan analisis yang kesimpulannya disajikan dalam uraian kata-kata maka dinamakan penelitian kualitatif. Deskripsi diperlukan agar peneliti tidak melupakan pengalamannya dan agar pengalaman tersebut dapat dibandingkan dengan pengalaman peneliti lain, sehingga mudah untuk dilakukan pemeriksaan dan kontrol terhadap deskripsi tersebut. Pada umumnya deskripsi menegaskan sesuatu, seperti apa sesuatu itu kelihatannya, bagaimana bunyinya, bagaimana rasanya, dan sebagainya. Deskripsi yang detail diciptakan dan dipakai dalam disiplin ilmu sebagai istilah teknik. Data dalam penelitian ini yakni data pretes dan postes Bahasa Indonesia materi unsur cerita siswa kelas V Sekolah

85 70 Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal. Deskripsi data yang disajikan meliputi: rata-rata, nilai tengah (median), nilai yang sering muncul (modus), simpangan baku, jangkauan, nilai terendah, dan nilai tertinggi Deskripsi Data Pretes (Tes Awal) Rata-rata nilai pretes siswa pada kelompok eksperimen sebesar 53,57 dengan nilai tengah (median) 60 dan nilai yang sering muncul (modus) yaitu 65. Simpangan baku dari nilai pretes siswa kelompok eksperimen adalah sebesar 15,747. Nilai tertinggi dari nilai hasil belajar kelompok eksperimen yaitu 90 dan nilai terendahnya yaitu 25. Jangkauan dari nilai hasil belajar kelompok kontrol sebesar 65. Sementara, rata-rata nilai pretes siswa pada kelompok kontrol sebesar 52,78 dengan nilai tengah 50 dan nilai yang sering muncul yaitu 35. Simpangan baku dari nilai pretes siswa kelompok kontrol adalah sebesar 13,766. Nilai tertinggi dari nilai hasil pretes kelompok kontrol yaitu 80 dan nilai terendahnya yaitu 35. Nilai tertinggi dikurangi dengan nilai terendah maka akan menghasilkan jangkauan. Jangkauan dari nilai hasil belajar kelompok kontrol sebesar 45. Deskripsi data pretes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.7. Data selengkapnya mengenai hasil nilai pretes kelas VA dan kelas VB dapat dilihat pada lampiran 22. Tabel 4.7 Deskripsi Data Nilai Pretes No. Ukuran Kelompok Eksperimen Kontrol 1 Rata-rata (mean) 53,57 52,78 2 Median 60 50

86 71 3 Modus Simpangan Baku 15,747 13,767 5 Jangkauan Nilai Terendah Nilai Tertinggi Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen 53,57 sedangkan kelas kontrol 52,78. Selisih antara kedua rata-rata tersebut adalah 0,79. Dilihat dari selisih rata-rata kedua kelas tersebut dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda atau relatif sama Deskripsi Data Postes (Tes Akhir) Rata-rata nilai postes siswa pada kelompok eksperimen sebesar 81,43 dengan nilai tengah (median) 85 dan nilai yang sering muncul (modus) yaitu 100. Simpangan baku dari nilai hasil belajar siswa kelompok eksperimen adalah sebesar 14,812. Nilai ini menunjukkan penyimpangan nilai hasil belajar kelompok eksperimen dari rata-rata tinggi. Nilai tertinggi dari nilai hasil belajar kelompok eksperimen yaitu 100 dan nilai terendahnya yaitu 50. Jangkauan dari nilai hasil belajar kelompok kontrol sebesar 50. Sementara, rata-rata nilai postes siswa pada kelompok kontrol sebesar 72,41 dengan nilai tengah (median) 75 dan nilai yang sering muncul (modus) yaitu 70. Simpangan baku dari nilai hasil belajar siswa kelompok kontrol adalah sebesar 12,351. Nilai ini menunjukkan penyimpangan nilai hasil belajar kelompok kontrol dari rata-rata tinggi. Nilai tertinggi dari nilai hasil belajar kelompok kontrol yaitu 90 dan nilai terendahnya yaitu 45. Nilai tertinggi dikurangi dengan nilai terendah

87 72 maka akan menghasilkan jangkauan. Jangkauan dari nilai hasil belajar kelompok kontrol sebesar 45. Deskripsi data postes (tes akhir) dapat dilihat pada tabel 4.8. Data selengkapnya mengenai hasil nilai postes kelas VA dan kelas VB dapat dilihat pada lampiran 25. No. Tabel 4.8 Deskripsi Data Nilai Postes Ukuran Eksperimen Kelompok Kontrol 1 Rata-rata (mean) 81,43 72,41 2 Median Modus Simpangan Baku 14,812 12,351 5 Jangkauan Nilai Terendah Nilai Tertinggi Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen 81,43 sedangkan kelas kontrol 72,41. Selisih antara kedua rata-rata tersebut adalah 9,02. Dilihat dari selisih rata-rata kedua kelas tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan nilai yang signifikan setelah diberikan perlakuan. 4.4 Hasil Penelitian Hasil penelitian akan menjelaskan kumpulan data berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan. Hasil penelitian merupakan rekap data dari hasil belajar siswa salama penelitian berlangsung. Penelitian dilaksanakan pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V dengan materi pokok unsur cerita. Pada hari Selasa 16

88 73 April 2013 dan Rabu 18 April 2013, penelitian dilaksanakan di kelas VA SD Negeri Pesarean 01 sebagai kelompok eksperimen. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan strategi catatan terbimbing. Dari pembelajaran tersebut, diperoleh data hasil belajar siswa sebagaimana tercantum pada tabel 4.9 dan gambar 4.1. Data selengkapnya mengenai nilai perolehan siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi unsur cerita pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dibaca pada lampiran 25. Tabel 4.9 Distribusi Nilai Hasil Belajar Kelompok Eksperimen No. Nilai (x) Frekuensi (f) x.f Rata-rata = 81, f = 21 f.x = 1710 Penelitian pada kelas VB SD Negeri Pesarean 01 sebagai kelompok kontrol dilaksanakan pada hari Senin 15 April 2013 dan Rabu 17 April 2013 dengan menggunakan strategi ekspositori. Data distribusi frekuensi hasil belajar kelompok kontrol dapat dibaca pada tabel 4.10.

89 74 Tabel 4.10 Distribusi Nilai Hasil Belajar Kelompok Kontrol No. Nilai (x) Frekuensi (f) x.f Rata-rata = 72, f = 27 f.x = 1955 Berdasarkan tabel 4.9 dan tabel 4.10 diketahui bahwa rata-rata nilai hasil belajar kelas eksperimen (VA) yaitu 81,43 dan kelas kontrol 72,41. Nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata kelas kontrol. Selisih nilai rata-rata kedua kelas tersebut yaitu 9,02. Dapat disimpulkan pada kedua kelas tersebut terdapat perbedaan hasil belajar setelah masing-masing diberi perlakuan. 4.5 Uji Prasyarat Analisis Uji prasyarat analisis ini dilakukan untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam menganalisis data khususnya untuk menentukan rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis. Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini meliputi data pretes dan data postes. Data yang akan diuji yaitu data nilai hasil belajar dari tes pilihan ganda mata pelajaran Bahasa Indonesia materi unsur cerita di kelas V SD Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal. Uraian mengenai uji prasyarat

90 75 data pretes (tes awal) dan uji prasyarat data postes (tes akhir) selengkapnya akan dijelaskan sebagai berikut: Uji Prasayarat Data Pretes Data pretes merupakan data yang digunakan untuk mengetahui kemampuan awal kelas kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data ini untuk memastikan kemampuan kedua kelas sama. Penelitian dapat dilaksanakan apabila kemampuan awal kedua kelas tidak berbeda secara signifikan. Pada umumnya materi tes awal ini ditekankan pada bahan-bahan penting yang seharusnya sudah diketahui atau dikuasai oleh siswa sebelum mereka diberi pelajaran kepada mereka. Sebelum melakukan uji analisis tes awal, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yang terdiri dari uji kesamaan rata-rata, uji normalitas dan uji homogenitas Uji Kesamaan Rata-rata Uji kesamaan rata-rata pada penelitian ini dilakukan terhadap data nilai pretes kelompok yang akan digunakan sebagai subjek penelitian, baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Pretes dilaksanakan pada hari Sabtu, 13 April 2013 pada kelompok kontrol dan Senin, 15 April 2013 pada kelompok eksperimen. Data nilai pretes selengkapnya pada lampiran 22. Untuk menguji kesamaan rata-rata, peneliti menggunakan uji independent sample t-test pada program SPSS versi 20 dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05. Hasil uji independent sample t-test terhadap data nilai pretes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dibaca pada tabel 4.11 berikut:

91 76 Tabel 4.11 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Data Pretes t-test for Equality of Means T df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference Nilai Pretes Equal variances assumed Equal variances not assumed,182 46,856,794 4,359,179 39,837,859,794 4,437 Berdasarkan tabel 4.11, dapat diketahui nilai signifikansi = 0,856. Angka signifikansi tersebut lebih dari 0,05 (0,856 > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Hasil uji kesamaan rata-rata dengan uji independent sample t-test dapat dilihat pada lampiran Uji Normalitas Data Pretes Uji normalitas data pretes kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dalam penelitian ini menggunakan uji Lilliefors dengan bantuan program SPSS versi 20. Data hasil uji normalitas selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 23, sedangkan simpulan data hasil uji normalitas data dengan program SPSS versi 20 dapat dibaca pada tabel 4.12 berikut: Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk VAR00001 Statistic df Sig. Statistic Df Sig. Eksperimen,179 21,079,935 21,175 VAR00002 Kontrol,134 27,200*,929 27,066 Untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi (Sig.) kedua data, baik data kelompok kontrol maupun eksperimen pada kolom Kolmogorov-Smirnov a. Apabila nilai

92 77 signifikansinya lebih dari 0,05 maka data dapat dinyatakan berdistribusi normal. Berdasarkan tabel 4.12 di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada kelompok kontrol sebesar 0,200, sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar 0,079. Nilai signifikansi data kelompok kontrol dan eksperimen ternyata lebih dari 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal. Setelah data diketahui berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas Uji Homogenitas Data Pretes Uji homogenitas data dilakukan setelah data diketahui berdistribusi normal. Apabila data tidak berdistribusi normal, maka tidak perlu dilakukan uji homogenitas data. Uji homogenitas data dapat dilakukan dengan menggunakan uji Levene dengan menggunakan program SPSS versi 20. Data hasil uji homogenitas data dapat dilihat pada lampiran 24, sedangkan simpulan data hasil uji homogenitas data dengan program SPSS versi 20 dapat dibaca pada tabel 4.13 berikut: Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas Data Pretes Levene s Test for Equality of Variances Equal variances assumed F 0,509 Sig. 0,479 Nilai Equal variances not assumed Untuk mengetahui data homogen atau tidak, dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi (Sig.) uji F pada kolom nilai equal variances assumed. Jika nilai signifikansi uji F 0,05 maka dapat diartikan bahwa data homogen. Sebaliknya, jika nilai signifikansi uji F < 0,05 maka data tidak homogen.

93 78 Berdasarkan tabel 4.13, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi uji F dari data yang diuji adalah sebesar 0,509, dimana 0,509 > 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa data homogen Uji Prasayarat Data Postes Data tes akhir merupakan data yang diperoleh setelah melakukan penelitian. Pengambilan data tes akhir dilakukan pada akhir pembelajaran. Data ini untuk memastikan kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran. Materi tes akhir ini adalah bahan-bahan pelajaran yang penting, yang telah diajarkan kepada siswa, dan baiasanya naskah tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal. Maka hasil keberhasilan dapat dilihat jika hasil tes akhir itu lebih baik daripada tes awal, maka dapat diartikan bahwa program pengajaran telah berjalan dan berhasil dengan sebaik-baiknya. Uji prasyarat analisis ini dilakukan untuk menentukan langkahlangkah selanjutnya dalam menganalisis data. Uraian selengkapnya akan dikemukakan sebagai berikut: Uji Normalitas Data Postes Uji normalitas data hasil belajar (postes) kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dalam penelitian ini menggunakan uji Lilliefors dengan bantuan program SPSS versi 20. Data hasil uji normalitas selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 26, sedangkan simpulan data hasil uji normalitas data dengan program SPSS versi 20 dapat dibaca pada tabel 4.14 berikut: VAR00002 Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Data Postes VAR00001 Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic Df Sig. Eksperimen,148 21,200 *,926 21,115 Kontrol,165 27,058,934 27,088

94 79 Untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi (Sig.) kedua data, baik data kelompok kontrol maupun eksperimen pada kolom Kolmogorov-Smirnov a. Apabila nilai signifikansinya lebih dari 0,05 maka data dapat dinyatakan berdistribusi normal. Berdasarkan tabel 4.14 di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada kelompok kontrol sebesar 0,058, sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar 0,200. Nilai signifikansi data kelompok kontrol dan eksperimen ternyata lebih dari 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal. Setelah data diketahui berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas Uji Homogenitas Data Postes Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui terpenuhi tidaknya sifat homogen pada varians antarkelas. Uji homogenitas data dilakukan setelah data diketahui berdistribusi normal. Apabila data tidak berdistribusi normal, maka tidak perlu dilakukan uji homogenitas data. Uji homogenitas data dapat dilakukan dengan menggunakan uji Levene dengan menggunakan program SPSS versi 20. Data hasil uji homogenitas data dapat dilihat pada lampiran 27, sedangkan simpulan data hasil uji homogenitas data dengan program SPSS versi 20 dapat dibaca pada tabel 4.15 berikut: Tabel 4.15 Hasil Uji Homogenitas Data Postes Levene s Test for Equality of Variances Equal variances assumed F Sig..179 Nilai Equal variances not assumed

95 80 Untuk mengetahui data homogen atau tidak, dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi (Sig.) uji F pada kolom nilai equal variances assumed. Jika nilai signifikansi uji F 0,05 maka dapat diartikan bahwa data homogen. Sebaliknya, jika nilai signifikansi uji F < 0,05 maka data tidak homogen. Berdasarkan tabel 4.15, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi uji F dari data yang diuji adalah sebesar 0,179, dimana 0,179 > 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa data homogen. 4.6 Analisis Akhir (Uji Hipotesis) Secara umum hipotesa atau hipotesis merupakan dugaan/anggapan yang diungkap berdasarkan teori-teori yang dipelajari untuk menyelesaikan suatu masalah. Dugaan/anggapan awal sering disebut hipotesis nol atau hipotesis awal. Sedangkan dugaan/anggapan yang diperlukan untuk menyanggah dugaan awal disebut hipotesis alternatif. Kebenaran dari suatu hipotesis masih perlu diuji melalui beberapa pengujian. Suatu hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan benar. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang. Untuk dapat sampai pada pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai masalah pendidikan, peneliti harus melangkah lebih jauh dari pada sekedar mengumpukan fakta yang berserakan, untuk mencari generalisasi dan antar hubungan yang ada diantara fakta-fakta tersebut. Antar hubungan dan generalisasi ini akan memberikan gambaran pola, yang penting untuk memahami persoalan. Hipotesis yang telah terencana dengan baik akan memberikan arah dan mengemukakan penjelasan. Karena hipotesis

96 81 tersebut dapat diuji dan divalidasi melalui penyelidikan ilmiah, maka hipotesis dapat mebantu kita untuk memperluas pengetahuan. Uji hipotesis dilakukan setelah semua uji prasyarat terpenuhi, baik uji normalitas maupun uji homogenitas. Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas diketahui bahwa data berdistribusi normal dan homogen, maka untuk uji hipotesisnya menggunakan uji independent sample t test dengan bantuan program SPSS versi 20. Uji hipotesis berguna untuk mengetahui kesimpulan penelitian dan untuk mengetahui hipotesis yang diterima. Dalam uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang harus dijadikan pedoman. Ketentuan tersebut yaitu: jika t hitung < t tabel atau nilai signifikansi > 0,05, maka Ho diterima, dan jika t hitung t tabel atau nilai signifikansi 0,05, maka Ho ditolak. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel sebanyak 48 orang, maka nilai derajat kebebasan (dk) = n 2 = 48 2 = 46 dan taraf kesalahan 5% untuk uji 2 fihak maka dapat diketahui nilai t tabel = 2,013. Hasil lengkap penghitungan uji hipotesis terdapat pada lampiran 27. Simpulan hasil penghitungan uji hipotesis dengan menggunakan program SPSS versi 20 dapat dibaca pada tabel 4.16 berikut: Tabel 4.16 Hasil Uji Hipotesis Independent Samples Test t-test for Equality of Means Nilai Equal variances assumed Equal variances not assumed T 2,251 2,199 Df 46 38,617 Sig. (2-tailed),029,034 Mean Difference 9,021 9,021 Std. Difference Error 4,007 4,103

97 82 95% Confidence Interval of the Difference Lower,955,719 Upper 17,087 17,323 Sebelumnya sudah diketahui bahwa data homogen, karena data homogen, maka dapat dilihat data pada kolom Equal variances assumed. Jika sebelumnya data tidak homogen, maka dapat dilihat data pada kolom Equal variances not assumed. Berdasarkan tabel 4.16, pada kolom Equal variances assumed di atas, dapat diketahui bahwa nilai t hitung = 2,251 dan signifikansi sebesar 0,029. Dari penghitungan tersebut dapat diketahui bahwa t hitung > t tabel atau signifikansi < dari 0,05. Karena nilai t hitung = 2,251 dan nilai t tabel = 2,013, maka 2,251 > 2,013. Nilai signifikasi yang diperoleh = 0,029 dan ternyata < 0,05. Mengacu pada ketentuan pengambilan keputusan uji hipotesis tersebut di atas, maka H o ditolak. Jadi kesimpulannya yaitu terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa pada kelas yang menggunakan strategi catatan terbimbing dibandingkan dengan kelas yang menggunakan strategi ekspositori. 4.7 Pembahasan Tujuan dari penelitian ini untuk menguji keefektifan penerapan strategi catatan terbimbing terhadap hasil belajar siswa kelas V Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada materi Unsur Cerita di SD Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal. Desain penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group Design yang merupakan salah satu jenis Quasi Experimental Design. Populasi penelitian yaitu seluruh siswa kelas V A dan V B Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal yang berjumlah 54 siswa. Sementara untuk sampel yang digunakan sebanyak 48 siswa sesuai dengan tabel kretji. Sample tersebut diambil secara acak / simple random sampling. Sample populasi yang

98 83 berjumlah 48 siswa kemudian dibagi lagi dengan komposisi 21 siswa kelas eksperimen (V A) dan 27 siswa kelas kontrol (V B). Sebelum dan sesudah penelitian terdapat uji prasyarat instrumen dan uji prasyarat analisis hasil penelitian. Data yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid, reliabel dan obyektif. Oleh karena itu, sebelum melaksanakan penelitian peneliti membuat instrumen yang berupa Silabus Pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, soal pilihan ganda dan lembar penilaian. Sebelum instrumen digunakan, perlu dilakukan uji instrumen. Soal pilihan ganda diuji validitas oleh penilai yang ahli dibidangnya, yaitu Bapak Drs. HY. Poniyo, M.Pd., Ibu Sri Sami Asih, M.Pd., dan Bapak Hadi Waluyo, S. Pd. SD. Setelah melalui beberapa kali perbaikan dari isi maupun konstruknya, instrumen soal pilihan ganda dapat diujicobakan. Langkah selanjutnya adalah menggunakan instrumen penelitian yang sudah terbukti valid dalam pelaksanaan penelitian. Uji prasayarat analisis dilakukan setelah melewati uji prasyarat instrumen. Analisis pretes digunakan untuk memastikan kedua kelas memiliki kemampuan yang sama. Pengujian hipotesis akhir pada uji prasyarat analisis dilakukan dengan membandingkan hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan penerapan strategi catatan terbimbing dengan kelompok kontrol yang diberikan perlakuan penerapan strategi ekspositori pada materi unsur cerita. Peneliti memilih strategi catatan terbimbing karena strategi ini dapat memfokuskan perhatian siswa saat guru menyampaikan materi dan mengarahkan siswa untuk membuat catatan lebih teratur. Strategi pembelajaran catatan terbimbing memungkinkan siswa belajar lebih aktif. Hal ini dikarenakan siswa

99 84 diberi kesempatan untuk mengembangkan diri, fokus pada handout dan materi ceramah serta diharapkan mampu memecahkan masalah sendiri dengan menemukan (discovery) dan bekerja sendiri. Kelebihan Strategi catatan terbimbing ini terbukti dengan rataan nilai hasil belajar pada kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Pembelajaran yang menerapkan strategi catatan terbimbing di kelas eksperimen dimulai dengan guru memberikan handout dari materi ajar yang disampaikan dengan ceramah kepada siswa. Handout tersebut dirancang dengan cara mengosongkan atau menghilangkan sebagian poin-poin yang penting sehingga terdapat bagian-bagian yang kosong dalam handout tersebut. Kemudian guru menjelaskan kepada siswa bahwa bagian yang kosong dalam handout memang sengaja dibuat agar mereka tetap berkonsentrasi mengikuti pembelajaran. Selama ceramah berlangsung siswa diminta mengisi bagian-bagian yang kosong tersebut. Setelah penyampaian materi dengan ceramah selesai, mintalah kepada siswa membacakan hasil pekerjaanya. Perbedaan antara strategi catatan terbimbing dan strategi ekspositori terletak pada saat proses penyampaian materi. Pada strategi ekspositori tidak ada bantuan atau tidak menggunakan suatu alat kontrol berupa handout saat proses penyampaian materi berlangsung. Dalam kegiatan pembelajaranya guru manyampaikan materi ajar dengan ceramah. Pada saat guru menyampaikan materi dengan ceramah, siswa hanya mendengarkan apa yang guru sampaikan tanpa ada arahan dari guru kepada siswa untuk mencatat hal-hal penting dalam materi unsur cerita. Guru tidak memperhatikan perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat, bakat, serta perbedaan gaya belajar. Setelah diamati ternyata saat guru menyampaikan materi ada beberapa siswa yang mencatat hal-hal yeng menurut mereka penting, ada yang mencatat tapi tidak lengkap,

100 85 bahkan ada yang tidak mencatat sama sekali. Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa nilai hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan strategi catatan terbimbing lebih besar daripada nilai hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia yang menggunakan strategi ekspositori. Perbandingan perolehan nilai siswa dapat dilihat pada gambar 4.1. Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa Eksperimen 9 Jumlah Siswa Kontrol Nilai Berdasarkan diagram perbandingan hasil belajar siswa di atas, dapat diketahui jumlah siswa yang memperoleh nilai tertentu, baik dari kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Namun, jika hanya melihat diagram di atas belum

101 86 dapat mengetahui kelompok mana yang lebih baik. Untuk mengetahui kelompok mana yang lebih baik dapat dilihat pada diagram perbandingan rata-rata nilai hasil belajar pada gambar ,43 72,41 Nilai Rata rata Hasil belajar Tes Tertulis Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Rata-rata Nilai Hasil Belajar Berdasarkan gambar 4.2, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Hal tersebut, menunjukkan bahwa nilai hasil belajar pada kelas yang pembelajarannya menerapkan strategi catatan terbimbing lebih tinggi dibandingkan dengan yang kelas yang pembelajarannya menerapkan strategi ekspositori. Setelah dilakukan analisis secara statistik dengan uji hipotesis yang dihitung dengan rumus independent sample t test dengan menggunakan program SPSS versi 20, diperoleh hasil t hitung > t tabel yaitu 2,251 > 2,013 dan nilai signifikansi 0,029 atau signifikansi < 0,05. Dengan demikian, Ho ditolak. Dengan kata lain, terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata nilai hasil belajar kelompok

102 87 eksperimen yang menggunakan strategi catatan terbimbing dengan kelompok kontrol yang menggunakan strategi ekspositori. Hasil penelitian pengamatan hasil belajar di atas menunjukkan bahwa kelas eksperimen memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hasil uji-t juga membuktikan terdapat perbedaan yang signifikan nilai hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka strategi catatan terbimbing berpengaruh efektif dan signifikan terhadap hasil belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi unsur cerita. Selain berbagai keunggulan dan hasil uji hipotesis yang memuaskan dari penerapan strategi catatan terbimbing pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi unsur cerita. Peneliti juga tidak lepas dari berbagai kendala dalam menerapkan strategi catatan terbimbing, kendala-kendala tersebut antara lain: (1) dalam pelaksanaanya terkadang guru mengalami kesulitan karena guru harus mempersiapkan handout atau perencanaan terlebih dahulu, (2) biaya untuk penggandaan handout bagi sebagian guru masih dirasakan mahal dan kurang ekonomis, (3) strategi catatan terbimbing tidak akan berjalan dengan baik jika suasana kelas tidak mendukung, (4) penjelasan tentang pembelajaran strategi catatan terbimbing membutuhkan penguasaan kelas yang baik dan pemilihan kata yang mudah dipahami oleh siswa. Setiap strategi pembelajaran memiliki kekurangan dan kelebihan, begitu juga strategi catatan terbimbing. Kelebihan dan kekurangan ini mengharuskan guru untuk menguasai strategi catatan terbimbing sebelum melaksanakannya dalam pembelajaran. Guru yang sudah memahami strategi catatan terbimbing nantinya dapat meminimalkan kekurangan strategi catatan terbimbing. Penguasaan strategi

103 88 pembelajaran juga berlaku untuk semua metode pembelajaran, tidak hanya pada strategi catatan terbimbing.

104 BAB 5 PENUTUP Penelitian yang berjudul Keefektifan Strategi Catatan Terbimbing terhadap Hasil Belajar Materi Unsur Cerita pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat dibuat simpulan dari penelitian ini. Pada bagian ini akan dikemukakan mengenai simpulan dan saran yang diperoleh dari penelitian ini. Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut: 5.1 Simpulan Penelitian telah dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal dengan menggunakan kelas V A dan kelas V B. Penelitian yang telah dilaksanakan mendapatkan hasil penelitian. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan peneliti di kelas V A dan V B Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal menunjukkan bahwa: (1) Hasil belajar siswa yang menerapkan strategi catatan terbimbing memiliki perbedaan dengan pembelajaran yang menerapkan strategi ekspositori. Perbedaan hasil belajar siswa ditunjukkan melalui nilai hasil belajar tes tertulis pada kelas eksperimen yaitu 81,43 sedangkan kelas kontrol yaitu 72,41. (2) Data hasil penghitungan dengan menggunakan rumus independent sample t-test melalui program SPSS versi 20 yang telah diketahui, kemudian dianalisis. Hasil analisis menunjukkan strategi catatan terbimbing 89

105 90 berpengaruh efektif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa. Pengaruh strategi catatan terbimbing terhadap hasil belajar ditandai dengan nilai t hitung > t tabel yaitu 2,251 > 2,013 serta nilai signifikan yang kurang dari 0,05 yaitu 0,029. Melalui hasil tersebut, rata-rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Ini berarti rata-rata nilai hasil belajar siswa pada pembelajaran yang menerapkan strategi catatan terbimbing lebih baik dibandingkan pembelajaran yang menerapkan strategi ekspositori. 5.2 Saran Peneliti memberikan saran untuk peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah dasar dengan menerapkan strategi catatan terbimbing. Saran yang diberikan oleh peneliti dalam menerapkan strategi catatan terbimbing ditujukan untuk beberapa pihak. Saran yang diberikan ditujukan bagi guru dan sekolah. Saran bagi guru dan sekolah selengkapnya akan dibahas sebagai berikut: (1) Apabila guru ingin menerapkan strategi catatan terbimbing secara berkelompok maka guru hendaknya memperhatikan pengelompokan siswa. Namun, bila guru hanya ingin menilai hasil belajar siswa maka akan lebih efektif menerapkan strategi catatan terbimbing secara individual. (2) Guru hendaknya selalu berusaha melakukan inovasi untuk memilih strategi pembelajaran yang akan digunakan. Dengan demikian, siswa tidak merasa bosan dan menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. (3) Pihak sekolah hendaknya memberi kesempatan seluas-luasnya kepada guru untuk berinovasi dan berkreativitas dalam melaksanakan

106 91 pembelajaran. Misalnya dengan menggunakan model pembelajaran strategi pembelajaran catatan terbimbing sehingga guru dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas sekolah.

107 Lampiran 1 PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KEC. ADIWERNA SD NEGERI PESAREAN 01 Alamat : Jalan Amangkurat 1 no. 1, Adiwerna, Tegal DAFTAR NAMA SISWA KELAS V TAHUN AJARAN 2012/2013 No Siswa Kelas VA No Siswa Kelas VB 1 A. Ulumudin 1 Rizky Maulana 2 Rizki Ramadhani 2 A. Ibnu Akil 3 Vita Aulinda 3 Rofa Al Huda 4 Meliza 4 M. Fadil Azam 5 Aliyatur Rutbah 5 M. Zidni Arrizqo 6 Khaerul Anam 6 Imam Bayhaqi 7 Fitriyatun Izzah 7 Ibnu Shina. A 8 A. Ulul Azmi 8 M. Nuril Farkhan 9 Afi Atul Khusna 9 M. Zaqi Mubarok 10 Nuranisyah Anggun 10 Bahrul Khayat 11 Torikul Aziz 11 M. Fadilatul Aqil 12 Maeziyatul Istianah 12 Sya'bani 13 M. Ryan Syafi'i 13 Fitri Kholifah 14 Arin Nihayyatuz. Z 14 M. Sabik 15 M. Muzadi. H 15 Endang Rismawati 16 Fitria Wahyu. A 16 Nisfi Aissyah 17 Alfian Faozi 17 Rizki Ramadhani 18 Abdul Muchit 18 Tasya Nur. M 19 Nur Syarifatun. N 19 A. Mubradil Asyrof 20 Ajeng Putri. Y 20 Ilmi Yatul. F 21 A. Multazam 21 Qurotul A'yun 92

108 93 No Siswa Kelas VA No Siswa Kelas VB 22 Agus Salim 22 Reza Amalianah 23 Putri. R 23 Ika Khaereun. N 24 Tiara Fatih. H 24 Adiyati Kusuma. N 25 Tsania Aziziah. M 26 Nur Izzatul. M 27 Mutia Rahmi. T 28 A. Miftah 29 Aniyatul. H 30 Anti Wulandari Kepala Sekolah SD Negeri Pesarean 01 Elly Indriati, S. Pd., SD

109 94 Lampiran 2 PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KEC. ADIWERNA SD NEGERI PESAREAN 01 Alamat : Jalan Amangkurat 1 no. 1, Adiwerna, Tegal DAFTAR NAMA SAMPEL SISWA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL No Sampel Kelas Eksperimen Sampel Kelas Kontrol No (VA) (VB) 1 A. Ulumudin 1 Rizky Maulana 2 Rizki Ramadhani 2 A. Ibnu Akil 3 Vita Aulinda 3 Rofa Al Huda 4 Meliza 4 M. Fadil Azam 5 Aliyatur Rutbah 5 M. Zidni Arrizqo 6 Khaerul Anam 6 Imam Bayhaqi 7 Fitriyatun Izzah 7 Ibnu Shina. A 8 A. Ulul Azmi 8 M. Nuril Farkhan 9 Afi Atul Khusna 9 M. Zaqi Mubarok 10 Nuranisyah Anggun 10 Bahrul Khayat 11 Torikul Aziz 11 M. Fadilatul Aqil 12 Maeziyatul Istianah 12 Sya'bani 13 M. Ryan Syafi'i 13 Fitri Kholifah 14 Arin Nihayyatuz. Z 14 M. Sabik 15 M. Muzadi. H 15 Endang Rismawati 16 Fitria Wahyu. A 16 Nisfi Aissyah 17 Alfian Faozi 17 Rizki Ramadhani 18 Abdul Muchit 18 Tasya Nur. M 19 Nur Syarifatun. N 19 A. Mubradil Asyrof 20 Ajeng Putri. Y 20 Ilmi Yatul. F

110 95 No Sampel Kelas Eksperimen Sampel Kelas Kontrol No (VA) (VB) 21 A. Multazam 21 Qurotul A'yun 22 Reza Amalianah 23 Ika Khaereun. N 24 Adiyati Kusuma. N 25 Tsania Aziziah. M 26 Nur Izzatul. M 27 Mutia Rahmi. T Kepala Sekolah SD Negeri Pesarean 01 Elly Indriati, S. Pd., SD

111 96 Lampiran 3 PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KEC. ADIWERNA SD NEGERI PESAREAN 01 Alamat : Jalan Amangkurat 1 no. 1, Adiwerna, Tegal No DAFTAR HADIR SISWA KELAS V A SD NEGERI PESAREAN 01 Nama Tanggal/Pertemuan Keterangan 1 2 S I A 1 A. Ulumudin... 2 Rizki Ramadhani... 3 Vita Aulinda... 4 Meliza... 5 Aliyatur Rutbah... 6 Khaerul Anam... 7 Fitriyatun Izzah... 8 A. Ulul Azmi... 9 Afi Atul Khusna Nuranisyah Anggun Torikul Aziz Maeziyatul Istianah M. Ryan Syafi'i Arin Nihayyatuz. Z M. Muzadi. H Fitria Wahyu. A Alfian Faozi Abdul Muchit Nur Syarifatun. N Ajeng Putri. Y...

112 97 No Nama Tanggal/Pertemuan Keterangan 1 2 S I A 21 A. Multazam Agus Salim Putri. R Tiara Fatih. H... Guru Kelas VA Tegal, 18 April 2013 Peneliti Hadi Waluyo, S. Pd.,SD. Ahmad Zakki Amani

113 98 Lampiran 4 PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KEC. ADIWERNA SD NEGERI PESAREAN 01 Alamat : Jalan Amangkurat 1 no. 1, Adiwerna, Tegal DAFTAR HADIR SISWA KELAS V B SD NEGERI PESAREAN 01 No Nama Tanggal/Pertemuan Keterangan 1 Rizky Maulana 1 2 S I A 2 A. Ibnu Akil... 3 Rofa Al Huda... 4 M. Fadil Azam... 5 M. Zidni Arrizqo... 6 Imam Bayhaqi... 7 Ibnu Shina. A... 8 M. Nuril Farkhan... 9 M. Zaqi Mubarok Bahrul Khayat M. Fadilatul Aqil Sya'bani Fitri Kholifah M. Sabik Endang Rismawati Nisfi Aissyah Rizki Ramadhani Tasya Nur. M A. Mubradil Asyrof Ilmi Yatul. F Qurotul A'yun...

114 99 No Nama Tanggal/Pertemuan Keterangan 1 2 S I A 22 Reza Amalianah Ika Khaereun. N Adiyati Kusuma. N Tsania Aziziah. M Nur Izzatul. M Mutia Rahmi. T A. Miftah Aniyatul. H Anti Wulandari... Guru Kelas VB Tegal, 17 April 2013 Peneliti Umi Wijayanti, S. Pd. Ahmad Zakki Amani

115 100 Lampiran 5 SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SD Negeri Pesarean 01 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : V / II Standar Kompetensi : 5. Mendengarkan Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampai-kan secara lisan Kompetensi Dasar 5.2 Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, atau amanat) Materi Pokok Unsur cerita Indikator 1. Menjelaskan tokohtokoh cerita dan sifatsifatnya. 2. Menentukan latar cerita dengan mengutip kalimat atau paragraf yang mendukung. 3. Menentukan tema cerita Kegiatan Pembelajaran 1. Siswa mendengarkan cerita anak 2. Siswa menjelaskan tokoh-tokoh cerita dan sifat-sifatnya. 3. Siswa menentukan latar cerita dengan mengutip kalimat atau paragraf yang mendukung 4. Siswa menentukan Alokasi Waktu 8 jp x 35 menit Bentuk Penilaian 1. Tertulis 2. Lisan Sumber Belajar 1) Buku Bina Bahasa Indonesia 5b 2) Buk u cerita anak-anak 3) Buk u-buku yang relevan

116 101 tema cerita Kepala SD Negeri Pesarean 01 Elly Indriyati, S.Pd.,SD

117 102 Lampiran 6 SILABUS PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA MATERI UNSUR CERITA Nama Sekolah : SD Negeri Pesarean 01 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : V / II Standar Kompetensi : 5. Mendengarkan Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampai-kan secara lisan Kompetensi Dasar 5.2 Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, atau amanat) Materi Pokok Unsur cerita Indikator 1. Mendengar-kan cerita anak 2. menjawab pertanyaan sesuai dengan cerita yang didengar 3. menentukan tokoh dan sifat tokoh cerita 4. Siswa dapat menentukan latar cerita yang didengar Kegiatan Pembelajaran 1. Siswa belajar dengan strategi catatan terbimbing 2. Siswa menjelaskan tokoh-tokoh cerita dan sifat-sifatnya. 3. Siswa menentukan latar cerita 4. Siswa melakukan kerja kelompok Alokasi Waktu 4 jp x 35 menit Bentuk Penilaian 1. Tertulis 2. Lisan Sumber Belajar 1) Buku Bina Bahasa Indonesia 5b 2) Buku cerita anak-anak 3) Bukubuku yang relevan

118 103 Kepala SD Negeri Pesarean 01 Elly Indriyati, S.Pd.,SD

119 104 Lampiran 7 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen pertemuan-1) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : V / II Waktu : 2 x 35 menit Pertemuan : I ( Satu ) Hari, Tanggal : 1. Standar Kompetensi 5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara lisan. 2. Kompetensi Dasar 5.2. Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, karakter tokoh, tema, latar, amanat. 3. Indikator 1. Menjelaskan dongeng dan jenis-jenisnya 2. Menjelaskan unsur-unsur cerita 4. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menjelaskan pengertian dongeng. 2. Melalui tanya jawab siswa dapat menjelaskan jenis-jenis dongeng 3. Melalui kerja kelompok, siswa dapat menjelaskan unsur-unsur dongeng. 5. Materi Pokok Unsur cerita

120 Strategi dan Metode Pembelajaran 1. Strategi pembelajaran : catatan terbimbing 2. Metode Pembelajaran : ceramah, tanya jawab, kerja kelompok, penugasan. 7. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (± 15 menit) a. Guru memberi salam dan mengajak siswa untuk berdoa. b. Guru melakukan presensi siswa. c. Guru melakukan apersepsi yang berkaitan dengan materi 1) Apa saja jenis-jenis dongeng yang kalian tahu? 2) Dongeng apa saja yang kalian suka? d. Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran. e. Guru menyampaikan secara singkat tentang pelaksanaan pembelajaran dengan strategi catatan terbimbing. 2. Kegiatan Inti (± 40 menit) a. Eksplorasi : 1) Guru membagikan handout catatan terbimbing pada setiap siswa. 2) Guru menjelaskan fungsi dan cara menggunakan handout tersebut. 3) Guru menyuruh siswa agar tetap fokus pada apa yang disampaikan guru. 4) Guru menyuruh siswa mengisi bagian-bagian handout yang kosong selama guru menyampaikan materi. 5) Secara klasikal guru menjelaskan pengertian dongeng dan jenisjenisnya. 6) Guru dan siswa bertanya jawab tentang unsur-unsur cerita. 7) Guru menyuruh salah satu perwakilan membacakan hasil catatanya di depan kelas. b. Elaborasi : 1) Guru membagi kelas kedalam beberapa kelompok, untuk melakukan diskusi kelompok. 2) Guru membagikan LKS yang berhubungan dengan materi pokok.

121 106 3) Guru meminta perwakilan dari salah satu kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi di depan kelas. 4) Guru meminta siswa lain untuk memperhatikan teman yang sedang menyampaikan hasil diskusi. c. Konfirmasi : 1) Guru dan siswa membahas hasil diskusi. 2) Guru dan Siswa menyimpulkan hasil diskusi. 3. Kegiatan Akhir (± 15 menit) a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. b. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa. c. Guru meminta siswa untuk mencocokkan hasil tes dengan cara menukarkan kepada teman. d. Guru menganalisis nilai. 8. Sumber dan Media Pembelajaran 1. Sumber Pembelajaran : a) Sri Rahayu Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar kelas V. Halaman 90. Jakarta : Depdiknas b) Umri Nur aini, Indriyani Bahasa Indonesia untuk SD kelas V. Halaman 69. Jakarta : Depdiknas. 2. Media Pembelajaran : a) Handout catatan terbimbing b) Lembar Tugas Peserta Didik (LTPD) 9. Penilaian 1. Aspek yang dinilai: a. Aspek afektif (sikap) Komponen yang dinilai meliputi pengetahuan, sikap, bertanya, menjawab pertanyaan, penerapan konsep, kerjasama. Penilaian dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran.

122 107 b. Aspek kognitifan tes. Komponen yang dinilai meliputi kemampuan menjawab pertanyaan pada saat tes lisan dan tes tertulis. 2. Bentuk evaluasi: tes tertulis 3. Alat penilaian: soal pilihan ganda 4. Kriteria Penilaian B NA = x100 (skala 0-100) N Keterangan : B = banyaknya butir yang dijawab benar N = banyaknya butir soal Tegal, 16 April 2013 Guru Kelas VA Peneliti Hadi Waluyo, S. Pd.,SD. Ahmad Zakki Amani Mengetahui, Kepala SD Negeri Pesarean 01 Elly Indriyati S. Pd.,SD. NIP

123 108 MATERI AJAR Cerita Rakyat (dongeng) adalah cerita yang hidup di tengah-tengah masyarakat dan sudah ada sejak zaman dahulu. Jenis-jenis cerita rakyat. 1. Fabel (cerita binatang), yaitu cerita rakyat yang tokoh-tokohnya binatang, misalnya Kancil yang Cerdik dan Serigala yang Licik. 2. Legenda, yaitu cerita yang isinya dikaitkan dengan asal usul terjadinya suatu tempat, misalnya, Asal Usul Banyuwangi, Danau Toba dan Tangkuban Perahu. 3. Mite, yaitu cerita yang isinya tentang dewa dewi atau cerita yang bersifat sakral, misalnya, Nyi Roro Kidul, Dewi Sri, dan hikayat Sang Boma. 4. Sage, yaitu cerita yang mengandung unsur sejarah, misalnya, Damarwulan, Ciung Wanara, dan Rara Jonggrang. 5. Epos, yaitu cerita kepahlawanan, misalnya, Ramayana dan Mahabarata. 6. Cerita Jenaka, yaitu cerita yang menceritakan kebodohan atau sesuatu yang lucu, misalnya Pak Pandir, Pak Belalang dan Si Kabayan. 7. Dongeng biasa, yaitu jenis dongeng yang ditokohi manusia atau biasanya adalah suka dukanya seseorang; Unsur-unsur Cerita 1. Tokoh cerita adalah orang atau binatang yang berperan di dalam cerita. Masing-masing tokoh mempunyai sifat sendiri-sendiri. 2. Latar cerita atau setting adalah segala sesuatu yang menjelaskan tentang tempat terjadinya peristiwa dalam cerita atau dongeng. a. Latar Tempat b. Latar Waktu c. Latar Suasana 3. Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema disebut juga topik cerita. 4. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar. Pesan biasanya berisi sebuah nasihat atau perbuatan.

124 Cerita rakyat adalah... HANDOUT CATATAN TERBIMBING 2. Jenis-jenis cerita rakyat. a. Fabel = cerita rakyat yang tokohnya binatang. Contoh : Si Kancil b. = Contoh : c. = Contoh : d. = Contoh : e. = Contoh : f. = Contoh : g. = Contoh : 3. Unsur-Unsur Instrinsik Cerita. a. = b. = c. = d. = e. = f. =

125 110 LEMBAR KERJA SISWA Nama Anggota : Kerjakan dengan teman kelompok! 1. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur yang terdapat dalam cerita atau dongeng! 2. Identifikasikan judul cerita rakyat dalam tabel! No Judul cerita rakyat Jenis cerita rakyat 1 Nyi Roro Kidul 2 Danau Toba 3 Si Kancil 4 Ramayana 5 Si Kabayan 6 Damar Wulan 7 Raja Bijaksana

126 111 KISI-KISI SOAL EVALUASI No. Indikator Soal 1. Diketahui orang atau binatang yang berperan dalam cerita, siswa dapat mendefinisikan pengertian tokoh 2. Diketahui pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar, siswa dapat mendefinisikan pengertian amanat. 3. Diketahui tema, siswa dapat mendefinisikan pengertian tema. 4. Disajikan pernyataan Segala sesuatu yang menjelaskan tentang tempat terjadinya Jenis Soal Ranah Kognitif Nomor Soal Pilihan ganda C1 1 Pilihan ganda C1 2 Pilihan ganda C1 3 Pilihan ganda C1 4 Taraf Kesulitan Soal Mudah Sedang Sulit V V V V

127 112 peristiwa dalam cerita, siswa dapat mendefinisikan pengertian latar. 5. Disajikan pernyataan unsur cerita, siswa dapat menentukan yang bukan termasuk unsur cerita. 6. Diketahui fabel, siswa dapat mendefinisikan pengertian fabel. 7. Disajikan pernyataan cerita yang menceritakan sesuatu yang lucu, siswa dapat menentukan jenis dongeng tersebut. 8. Disajikan pernyataan cerita yang isinya dikaitkan Pilihan ganda C2 5 V Pilihan C1 6 ganda V V Pilihan ganda C2 7 Pilihan ganda C2 8

128 113 dengan asal usul terjadinya suatu V tempat, siswa dapat menentukan jenis dongeng tersebut. 9. Disajikan judul dongeng, siswa dapat menentukan jenis dongeng tersebut. Pilihan ganda C2 9 V 10. Diketahui mite, siswa dapat menentukan judul dongeng yang termasuk mite Pilihan ganda C3 10 V Jumlah Soal Persentase Taraf Kesulitan Soal 100% 30% 40% 30%

129 114 SOAL EVALUASI Nama : No. Absen : Kelas : Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar! 1. Orang atau binatang yang berperan dalam cerita disebut... a. amanat c. tokoh b. tema d. watak 2. Pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar disebut... a. amanat c. alur b. tema d. watak 3. Pernyataan yang tepat mengenai tema adalah... a. sesuatu yang mendasari peristiwa b. sesuatu yang mendasari waktu c. sesuatu yang mendasari cerita d. sesuatu yang mendasari keadaan 4. Segala sesuatu yang menjelaskan tentang tempat terjadinya peristiwa dalam cerita disebut... a. amanat c. alur b. latar d. watak 5. Di bawah ini adalah unsur-unsur yang ada dalam cerita, kecuali... a. amanat c. tokoh b. tema d. intonasi 6. Pernyataan yang benar mengenai fabel adalah... a. cerita rakyat yang tokoh-tokohnya manusia b. cerita rakyat yang tokoh-tokohnya tumbuhan c. cerita rakyat yang tokoh-tokohnya benda mati d. cerita rakyat yang tokoh-tokohnya binatang

130 Cerita yang menceritakan kebodohan atau sesuatu yang lucu disebut... a. fabel c. cerita jenaka b. sage d. mite 8. Cerita yang isinya dikaitkan dengan asal usul terjadinya suatu tempat disebut... a. legenda c. cerita jenaka b. sage d. mite 9. Tangkuban perahu termasuk jenis dongeng... a. fabel c. cerita jenaka b. legenda d. mite 10. Di bawah ini yang termasuk mite adalah... a. Nyi Roro kidul c. Si Kabayan b. Si kancil d. Danau Toba 1. C 2. A 3. C 4. B 5. D 6. D 7. C 8. A 9. B 10. A KUNCI JAWABAN

131 116 Lampiran 8 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol pertemuan-1) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : V / II Waktu : 2 x 35 menit Pertemuan : I ( Satu ) Tempat : SD Negeri Pesarean 01 Hari, Tanggal : A. Standar Kompetensi 5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara lisan. B. Kompetensi Dasar 5.2. Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, karakter tokoh, tema, latar, amanat). C. Indikator 2. Menjelaskan dongeng dan jenis-jenisnya 3. Menjelaskan unsur-unsur cerita D. Tujuan Pembelajaran 2. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menjelaskan pengertian dongeng. 3. Melalui tanya jawab siswa dapat menjelaskan jenis-jenis dongeng 4. Melalui kerja kelompok, siswa dapat menjelaskan unsur-unsur dongeng. E. Materi Pokok Unsur cerita

132 117 F. Strategi dan Metode Pembelajaran 1. Strategi Pembelajaran : ekspositori 2. Metode Pembelajaran : ceramah, tanya jawab, kerja kelompok, penugasan. G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (15 menit) a. Guru memberi salam dan mengajak siswa untuk berdoa. b. Guru melakukan presensi siswa. c. Guru melakukan apersepsi yang berkaitan dengan materi 1) Apakah anak-anak pernah mendengarkan cerita atau dongeng? 2) Dongeng apa yang anak-anak dengar? 2. Kegiatan Inti (40 menit) a. Eksplorasi : 2) Secara klasikal guru menjelaskan pengertian dongeng dan jenisjenisnya. 3) Guru dan siswa bertanya jawab tentang unsur-unsur cerita. b. Elaborasi : 1) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru. 2) Siswa membentuk kelompok dan berdiskusi mengerjakan LKS. 3) Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. 4) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas. c. Konfirmasi : 1) Siswa mencocokkan hasil pekerjaannya dengan kelompok lain. 2) Guru dan siswa membahas hasil diskusi. 3) Guru dan Siswa menyimpulkan hasil diskusi. 3. Kegiatan Akhir (15 menit) b. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. c. Guru memberikan soal evaluasi. d. Guru meminta siswa untuk mencocokkan hasil tes dengan cara

133 118 menukarkan kepada teman. e. Guru menganalisis nilai. H. Sumber dan Media Pembelajaran 1. Sumber Pembelajaran : a. Sri Rahayu Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar kelas V. Halaman 90. Jakarta : Depdiknas b. Umri Nur aini, Indriyani Bahasa Indonesia untuk SD kelas V. Halaman 69. Jakarta : Depdiknas. 2. Media Pembelajaran : a. Lembar Tugas b. Peserta Didik (LTPD) I. Penilaian 1. Aspek yang dinilai: a. Aspek afektif (sikap) Komponen yang dinilai meliputi pengetahuan, sikap, bertanya, menjawab pertanyaan, penerapan konsep, kerjasama. Penilaian dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran. b. Aspek kognitifan tes. Komponen yang dinilai meliputi kemampuan menjawab pertanyaan pada saat tes lisan dan tes tertulis. 2. Bentuk evaluasi: tes tertulis 3. Alat penilaian: soal pilihan ganda 4. Kriteria Penilaian B NA = x100 (skala 0-100) N Keterangan : B = banyaknya butir yang dijawab benar N = banyaknya butir soal

134 119 Tegal, 15 April 2013 Guru Kelas VB Peneliti Umi Wijayanti, S. Pd. Ahmad Zakki Amani Mengetahui, Kepala SD Negeri Pesarean 01 Elly Indriyati, S.Pd.,SD

135 120 MATERI AJAR Cerita Rakyat (dongeng) adalah cerita yang hidup di tengah-tengah masyarakat dan sudah ada sejak zaman dahulu. Jenis-jenis cerita rakyat. 1. Fabel (cerita binatang), yaitu cerita rakyat yang tokoh-tokohnya binatang, misalnya Kancil yang Cerdik dan Serigala yang Licik. 2. Legenda, yaitu cerita yang isinya dikaitkan dengan asal usul terjadinya suatu tempat, misalnya, Asal Usul Banyuwangi, Danau Toba dan Tangkuban Perahu. 3. Mite, yaitu cerita yang isinya tentang dewa dewi atau cerita yang bersifat sakral, misalnya, Nyi Roro Kidul, Dewi Sri, dan hikayat Sang Boma. 4. Sage, yaitu cerita yang mengandung unsur sejarah, misalnya, Damarwulan, Ciung Wanara, dan Rara Jonggrang. 5. Epos, yaitu cerita kepahlawanan, misalnya, Ramayana dan Mahabarata. 6. Cerita Jenaka, yaitu cerita yang menceritakan kebodohan atau sesuatu yang lucu, misalnya Pak Pandir, Pak Belalang dan Si Kabayan. 7. Dongeng biasa, yaitu jenis dongeng yang ditokohi manusia atau biasanya adalah suka dukanya seseorang; Unsur-unsur Cerita 1. Tokoh cerita adalah orang atau binatang yang berperan di dalam cerita. Masingmasing tokoh mempunyai sifat sendiri-sendiri. 2. Latar cerita atau setting adalah segala sesuatu yang menjelaskan tentang tempat terjadinya peristiwa dalam cerita atau dongeng. a. Latar Tempat b. Latar Waktu c. Latar Suasana 3. Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema disebut juga topik cerita. 4. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar. Pesan biasanya berisi sebuah nasihat atau perbuatan.

136 121 LEMBAR KERJA SISWA Nama Anggota : Kerjakan dengan teman kelompok! 3. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur yang terdapat dalam cerita atau dongeng! 4. Identifikasikan judul cerita rakyat dalam tabel! No Judul cerita rakyat Jenis cerita rakyat 1 Nyi Roro Kidul 2 Danau Toba 3 Si Kancil 4 Ramayana 5 Si Kabayan 6 Damar Wulan 7 Raja Bijaksana

137 122 KISI-KISI SOAL EVALUASI No. Indikator Soal 1. Diketahui orang atau binatang yang berperan dalam cerita, siswa dapat mendefinisikan pengertian tokoh 2. Diketahui pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar, siswa dapat mendefinisikan pengertian amanat. 3. Diketahui tema, siswa dapat mendefinisikan pengertian tema. 4. Disajikan pernyataan Segala sesuatu yang menjelaskan tentang tempat terjadinya Jenis Ranah Nomor Taraf Kesulitan Soal Soal Kognitif Soal Mudah Sedang Sulit Pilihan C1 1 ganda V Pilihan ganda C1 2 V Pilihan ganda C1 3 V V Pilihan ganda C1 4

138 123 peristiwa dalam cerita, siswa dapat mendefinisikan pengertian latar. 5. Disajikan pernyataan unsur cerita, siswa dapat menentukan yang bukan termasuk unsur cerita. 6. Diketahui fabel, siswa dapat mendefinisikan pengertian fabel. 7. Disajikan pernyataan cerita yang menceritakan sesuatu yang lucu, siswa dapat menentukan jenis dongeng tersebut. 8. Disajikan pernyataan cerita yang isinya dikaitkan dengan asal usul Pilihan ganda C2 5 V Pilihan ganda C1 6 V Pilihan ganda C2 7 V Pilihan ganda C2 8

139 124 terjadinya suatu V tempat, siswa dapat menentukan jenis dongeng tersebut. 9. Disajikan judul dongeng, siswa dapat menentukan Pilihan ganda C2 9 V jenis dongeng tersebut. 10. Diketahui mite, siswa dapat menentukan Pilihan judul dongeng ganda C3 10 V yang termasuk mite Jumlah Soal Presentase Tingkat Kesulitan Soal 100% 30% 40% 30%

140 125 SOAL EVALUASI Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar! 1. Orang atau binatang yang berperan dalam cerita disebut... a. amanat c. tokoh b. tema d. watak 2. Pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar disebut... a. amanat c. alur b. tema d. watak 3. Pernyataan yang tepat mengenai tema adalah... e. sesuatu yang mendasari peristiwa f. sesuatu yang mendasari waktu g. sesuatu yang mendasari cerita h. sesuatu yang mendasari keadaan 4. Segala sesuatu yang menjelaskan tentang tempat terjadinya peristiwa dalam cerita disebut... a. amanat c. alur b. latar d. watak 5. Di bawah ini adalah unsur-unsur yang ada dalam cerita, kecuali... a. amanat c. tokoh b. tema d. intonasi 6. Pernyataan yang benar mengenai fabel adalah... a. cerita rakyat yang tokoh-tokohnya manusia b. cerita rakyat yang tokoh-tokohnya tumbuhan c. cerita rakyat yang tokoh-tokohnya benda mati d. cerita rakyat yang tokoh-tokohnya binatang 7. Cerita yang menceritakan kebodohan atau sesuatu yang lucu disebut... a. fabel c. cerita jenaka b. sage d. mite

141 Cerita yang isinya dikaitkan dengan asal usul terjadinya suatu tempat disebut... a. legenda c. cerita jenaka b. sage d. mite 9. Tangkuban perahu termasuk jenis dongeng... a. fabel c. cerita jenaka b. legenda d. mite 10. Di bawah ini yang termasuk mite adalah... a. Nyi Roro kidul c. Si Kabayan b. Si kancil d. Danau Toba 1. C 2. A 3. C 4. B 5. D 6. D 7. C 8. A 9. B 10. A KUNCI JAWABAN

142 127 Lampiran 9 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas eksperimen pertemuan ke-2) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : V / II Waktu : 2 x 35 menit Pertemuan : II ( Dua ) Tempat : SD Negeri Pesarean 01 Hari, Tanggal : A. Standar Kompetensi 5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara lisan. B. Kompetensi Dasar 5.2. Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, karakter tokoh, tema, latar, amanat) C. Indikator 1. Menentukan tokoh-tokoh cerita 2. Menentukan latar cerita dengan mengutip kalimat atau paragraf yang mendukung. 3. Menentukan tema cerita. 4. Menentukan amanat yang terkandung dalam cerita. D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah melihat dan menyimak video dongeng, siswa dapat menjelaskan nama dan watak tokoh cerita 2. Melalui kerja kelompok, siswa dapat mengidentifikasi latar cerita.

143 Setelah tanya jawab, siswa dapat menjelaskan tema dan amanat yang terkandung dalam dongeng. E. Materi Pembelajaran Unsur cerita F. Strategi dan Metode Pembelajaran 1. Strategi pembelajaran : catatan terbimbing 2. Metode pembelajaran : ceramah, tanya jawab, kerja kelompok, penugasan. G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (15 menit) a. Guru memberi salam dan mengajak siswa untuk berdoa. b. Guru melakukan presensi siswa. c. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan materi pada pertemuansebelumnya. 1) Apa judul dongeng yang kalian simak minggu kemarin? 2) Sebutkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita itu? 2. Kegiatan Inti (40 menit) a. Eksplorasi : 1) Guru membagikan handout catatan terbimbing pada setiap siswa. 2) Guru menjelaskan fungsi dan cara menggunakan handout tersebut. 3) Guru menyuruh siswa agar tetap fokus pada apa yang disampaikan guru. 4) Guru menyuruh siswa mengisi bagian-bagian handout yang kosong selama guru menyampaikan materi. 5) Secara klasikal guru menjelaskan tahap-tahap menyimak dongeng 6) Guru memutarkan kaset dongeng yang berjudul Cindelaras. 7) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas tentang menyimak dongeng.

144 129 8) Guru dan siswa bertanya jawab mengenai materi yang disampaikan guru. b. Elaborasi 1) Siswa membentuk kelompok. 2) Guru memberikan tugas pada siswa untuk mengerjakan LKS secara kelompok. 3) Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. 4) Guru meminta siswa lain untuk memperhatikan teman yang sedang menyampaikan hasil diskusi c. Konfirmasi 1) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas. 2) Siswa mencocokkan hasil pekerjaannya dengan kelompok lain. 3) Guru dan siswa membahas hasil diskusi. 4) Guru dan Siswa menyimpulkan hasil diskusi. 3. Kegiatan Akhir (15 menit) a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. a. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa. b. Guru meminta siswa untuk mencocokkan hasil tes dengan cara menukarkan kepada teman. c. Guru menganalisis nilai. H. Sumber dan Media Pembelajaran 1. Sumber Pembelajaran : a. Sri Rahayu Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar kelas V. Halaman 90. Jakarta : Depdiknas b. Umri Nur aini, Indriyani Bahasa Indonesia untuk SD kelas V. Halaman 69. Jakarta : Depdiknas. 2. Media Pembelajaran : a. Handout catatan terbimbing

145 130 b. Tape recorder c. Lembar Tugas Peserta Didik (LTPD) I. Penilaian 1. Aspek yang dinilai: a. Aspek afektif (sikap) Komponen yang dinilai meliputi pengetahuan, sikap, bertanya, menjawab pertanyaan, penerapan konsep, kerjasama. Penilaian dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran. b. Aspek kognitifan tes. Komponen yang dinilai meliputi kemampuan menjawab pertanyaan pada saat tes lisan dan tes tertulis. 2. Bentuk evaluasi: tes tertulis 3. Alat penilaian: soal pilihan ganda 4. Kriteria Penilaian B NA = x100 (skala 0-100) N Keterangan : B = banyaknya butir yang dijawab benar N = banyaknya butir soal Tegal, 18 April 2013 Guru Kelas VA Peneliti Hadi Waluyo, S.Pd.,SD. Ahmad Zakki Amani Mengetahui, Kepala SD Negeri Pesarean 01 Elly Indriyati, S.Pd.,SD

146 131 MATERI AJAR Cerita Rakyat (dongeng) adalah cerita yang hidup di tengah-tengah masyarakat dan sudah ada sejak zaman dahulu. Cerita tersebut diwariskan atau disebarkan secara lisan dari mulut ke mulut. Unsur-unsur Cerita 1. Tokoh cerita adalah orang atau binatang yang berperan di dalam cerita. Masing-masing tokoh mempunyai sifat sendiri-sendiri. 2. Latar cerita atau setting adalah segala sesuatu yang menjelaskan tentang tempat terjadinya peristiwa dalam cerita atau dongeng. a. Latar Tempat adalah segala sesuatu yang menjelaskan tentang tempat terjadinya peristiwa dalam cerita. b. Latar Waktu adalah waktu terjadinya peristiwa dalam cerita. c. Latar Suasana adalah penjelasan mengenai suasana pada saat peristiwa terjadi. 3. Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema disebut juga topik cerita. 4. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar. Pesan biasanya berisi sebuah nasihat atau perbuatan. Tahap-tahap Menyimak Dongeng 1. Mendengarkan, dalam tahap ini baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh yang ada dalam dongeng. 2. Memahami, setelah kita mendengar maka ada keinginan untuk mengerti atau memahami dengan baik isi dongeng. 3. Menginterpretasi, seorang penyimak belum puas kalau hanya mendengar dan memahami isi dongeng, dia ingin menafsirkan atau menginterpretasikan isi dalam dongeng. 4. Mengevaluasi, pada tahap ini penyimak mulai menilai atau mengevaluasi sifatsifat tokoh dalam dongeng. 5. Menanggapi, pada tahap ini penyimak menanggapi isi dongeng.

147 132 HANDOUT CATATAN TERBIMBING CINDELARAS Kerajaan Jenggala adalah salah satu kerajaan terkenal pada abad ke-11 atau sekitar... M. Rajanya bergelar sebagai... Suatu saat raden putra terpaksa mengusir permaisurinnya yang cantik jelita karena terhasut oleh patih kerajaan yang mengatakan bahwa permaisuri telah meracuni... raden putra. Patih juga menghasud bahwa sang permaisuri hendak menguasai pemerintahan Jenggala. Sang permaisuri sangat sedih diasingkan di... belantara. Padahal saat itu sang permaisuri sedang hamil. Namun raden putra tidak tahu kan hal itu. Tak lama kemudian lahirlah seorang bayi lelaki yang kemudian diberinama... Ia Tumbuh sebagai anak yang cerdas dan tampan. Sejak kecil ia sudah berteman dengan penguni hutan. Dengan kijang,..., kerbau,... dan Naga. Pada suatu hari ketika Cindelaras sedang asyik bermain, seekor rajawali mendatangi dan memberinya sebutir telur. Oh..rajawali yang baik sekali terima kasih, telur ayam ini akan kutetaskan kata Cindelaras. Telur itu lantas dititipkan kepada... agar menjagannya. Dan setelah 3... telur itupun menetas. Anak ayam itu kemudian tumbuh menjadi seekor ayam jantan yang bagus dan kuat, selalu menang dalam pertandingan adu jago. Ibu Cindelaras tentu saja bangga. Lalu ia menceritakan asal usul mengapa mereka sampai hidup di hutan. Cindelaras baru mengetahui bahwa dirinya sebenarnya adalah anak raja... dari Jenggala. Cindelaras lantas bertekad untuk ke istana ditemani oleh ayam jantannya. Ketika dalam perjalanan ada beberapa orang sedang... ayam. Beberapa kali diadu, ayam Cindelaras tidak pernah terkalahkan. Berita tentang kehebatan ayam Cindelaras pun tersebar dengan cepat. Raden Putra mendengar berita itu. Kemudian Raden Putra menyuruh... untuk mengundang Cindelaras. Di alun-alun para penonton sudah ramai. Cindelaras menenteng ayam jagoannya memberi hormat kepada Raden Putra. Anak ini tampan dan..., sepertinya ia bukan keturunan rakyat jelata pikir baginda raja Raden Putra.

148 133 Ternyata dalam waktu singkat ayam Cindelaras berhasil menaklukkan ayam sang raja. Para penonton bersorak-sorai mengelu-elukan Cindelaras dan ayamnya. Baiklah aku mengaku kalah, tapi siapakah kau sebenarnya anak muda? tanya baginda Raden Putra. Cindelaras segera membungkuk menghormat kepada baginda raja, namun juga membisikkan sesuatu kepada ayam jagonnya. Tidak berapa lama ayamnya berbunyi Kukuruyuk... aku jagonya Cindelaras, rumahnya di..., atapnya daun..., ayahnya Raden Putra. Ayam Cindelaras berkokok beberapa kali. Raden putra terperanjak mendengar kokok ayam Cindelaras. Benarkah itu? tanya Raden Putra kepada Cindelaras. Kemudian Cindelaras menceritakan bahwa dirinyalah yang dimaksud ayam itu. Cindelaras juga menceritakan siapa ibunya yang tiada lain adalah... baginda raja Raden Putra. Cindelaras tampak sedih ketika harus menyebutkan dimana ibunya saat ini berada. Baginda raja Raden Putra tampak termenung merasa bahwa dirinya telah salah memberi... kepada permaisuri yang sebenarnya amat dicintainnya. Siapa yang bersalah harus dihukum setimpal kata Raden Putra tegas. Raden Putra kemudian memeluk Cindelaras. Permaisuri kemudian dijemput langsung oleh Raden Putra. Raja itu tidak lupa meminta maaf atas semua kesalahannya. Mereka kemudian hidup rukun. Pada saat itu Cindelaras menjadi... Dia menjalankan pemerintahan dengan adil dan... sehingga rakyat makmur.

149 134 LEMBAR KERJA SISWA Nama Anggota : Kerjakan secara berkelompok! 1. Sebutkan tokoh dan watak tokoh yang ada dalam dongeng Cindelaras? 2. Dimana saja latar cerita Cindelaras terjadi? 3. Apakah tema dan amanat yang terkandung dalam dongeng Cindelaras?

150 135 KISI-KISI SOAL EVALUASI No. Indikator Soal 1. Diketahui dongeng Cindelaras, siswa dapat menyebutkan tokoh utama 2. Disajikan pernyataan Cindelaras mempunyai sifat banyak akal, siswa dapat menentukan makna banyak akal. 3. Diketahui dongeng Cindelaras, siswa dapat menyebutkan hewan yang selalu ikut dengan Cindelaras. 4. Diketahui dongeng Cindelaras, siswa dapat Jenis Ranah Nomor Tingkat Kesulitan Soal Soal Kognitif Soal Mudah Sedang Sulit Pilihan ganda C1 1 V Pilihan ganda C2 2 V Pilihan ganda C1 3 V Pilihan ganda C1 4 V

151 136 menyebutkan tokoh yang memberikan penginapan kepada Timun Mas dan kedua temannya. 5. Disajikan pernyataan, siswa dapat mendefinisikan pengertian amanat. Pilihan ganda C1 5 V 6. Disajikan pernyataan penulisan judul, Pilihan siswa dapat ganda menentukan C2 6 V penulisan judul yang tepat. 7. Disajikan pernyataan sesuai isi dongeng, siswa V dapat Pilihan menyebutkan ganda C1 7 seting dimana permaisuri diasingkan oleh Raden Putra. 8. Diketahui tema, Pilihan

152 137 siswa dapat menentukan ganda C2 8 tema dalam V dongeng Cindelaras. 9. Disajikan pernyataan, Pilihan siswa dapat ganda menentukan C1 9 V definisi tema. 10. Diketahui judul dongeng, siswa dapat menentukan jenis dongeng tersebut Pilihan ganda C3 10 V Jumlah Soal Presentase Tingkat Kesulitan Soal 100% 30% 40% 30%

153 138 Nama : No Absen : Kelas : SOAL EVALUASI Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d! 1. Tokoh utama dalam dongeng Cindelaras yaitu... a. Raden Putra c. Cindelaras b. Permaisuri d. Sang Raja 2. Cindelaras mempunyai sifat banyak akal, makna banyak akal adalah... a. bodoh c. cerdik b. malas d. boros 3. Hewan yang selalu ikut dengan Cindelaras yaitu... a. rajawali c. ayam betina b. naga d. ayam Jantan 4. Orang yang menghasud Raden Putra untuk mengusir permaisuri yaitu... a. patih kerajaan c. Cindelaras b. senopati d. hulu balang 5. Pernyataan yang benar tentang amanat adalah. a. peristiwa yang dialami oleh tokoh-tokoh cerita b. pesan yang disampaikan pengarang kepada pendengar c. cerita yang hidup di tengah-tengah masyarakat d. urut-urutan cerita yang memiliki hubungan sebab akibat 6. Penulisan judul yang benar adalah... a Timun emas c. timun Emas b timun emas d. Timun Emas 7. Permaisuri diasingkan oleh Raden Putra di... a. hutan belantara c. gunung b. danau d. waduk

154 Tema dalam dongeng Cindelaras adalah... a. kebaikan Raden Putra b. kejahatan akan selalu menang c. kebaikan akan selalau menang d. kejadian yang terjadi di masa lampau 9. Sesuatu yang menjadi dasar cerita atau topik cerita disebut... a. alur c. amanat b. tema d. watak 10. Cindelaras termasuk jenis dongeng... a. dongeng binatang c. epos b. lelucon d. dongeng biasa KUNCI JAWABAN 1. C 2. C 3. D 4. A 5. B 6. D 7. A 8. C 9. B 10. D

155 140 Lampiran 10 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol pertemuan-2) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : V / II Waktu : 3 x 35 menit Pertemuan : II ( Dua ) Tempat : SD Negeri Pesarean 01 Hari, Tanggal : B. Standar Kompetensi 5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara lisan. C. Kompetensi Dasar 5.2. Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, karakter tokoh, tema, latar, amanat) D. Indikator 2. Menentukan tokoh-tokoh cerita 3. Menentukan latar cerita dengan mengutip kalimat atau paragraf yang mendukung. 4. Menentukan tema cerita. 5. Menentukan amanat yang terkandung dalam cerita. E. Tujuan Pembelajaran 2. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menjelaskan nama dan watak tokoh cerita 3. Melalui kerja kelompok, siswa dapat mengidentifikasi latar cerita. 4. Setelah tanya jawab, siswa dapat menjelaskan tema dan amanat yang terkandung dalam dongeng.

156 141 F. Materi Pokok Unsur cerita G. Strategi dan Metode Pembelajaran 1. Strategi pembelajaran : ekspositori 2. Metode pembelajaran : ceramah, tanya jawab, kerja kelompok, penugasan. H. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (15 menit) a. Guru memberi salam dan mengajak siswa untuk berdoa. b. Guru melakukan presensi siswa. c. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan materi pada pertemuan sebelumnya. 1) Tahukah kalian apa yang dimaksud dongeng? 2) Sebutkan jenis-jenis dongeng? 2. Kegiatan Inti (40 menit) a. Eksplorasi : 2) Secara klasikal guru menjelaskan tahap-tahap menyimak dongeng. 3) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas tentang menyimak dongeng. 4) Guru memutarkan kaset dongeng yang berjudul Cindelaras. 5) Guru memberikan tugas pada siswa untuk mengerjakan LKS secara kelompok. b. Elaborasi 1) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru. 2) Siswa membentuk kelompok dan berdiskusi mengerjakan LKS. 3) Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. 4) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas.

157 142 c. Konfirmasi 1) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas. 2) Siswa mencocokkan hasil pekerjaannya dengan kelompok lain. 3) Guru dan siswa membahas hasil diskusi. 4) Guru dan Siswa menyimpulkan hasil diskusi. 3. Kegiatan Akhir (15 menit) c. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. d. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa. e. Guru meminta siswa untuk mencocokkan hasil tes dengan cara menukarkan kepada teman. f. Guru menganalisis nilai. I. Sumber dan Media Pembelajaran 1. Sumber Pembelajaran : a) Sri Rahayu Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar kelas V. Halaman 90. Jakarta : Depdiknas b) Umri Nur aini, Indriyani Bahasa Indonesia untuk SD kelas V. Halaman 69. Jakarta : Depdiknas. 2. Media Pembelajaran : b) Lembar Tugas Peserta Didik (LTPD) c) Laptop d) Speaker/pengeras suara J. Penilaian 1. Aspek yang dinilai: c. Aspek afektif (sikap) Komponen yang dinilai meliputi pengetahuan, sikap, bertanya, menjawab pertanyaan, penerapan konsep, kerjasama. Penilaian dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran.

158 143 d. Aspek kognitifan tes. Komponen yang dinilai meliputi kemampuan menjawab pertanyaan pada saat tes lisan dan tes tertulis. 2. Bentuk evaluasi: tes tertulis 3. Alat penilaian: soal pilihan ganda 4. Kriteria Penilaian B NA = x100 (skala 0-100) N Keterangan : B = banyaknya butir yang dijawab benar N = banyaknya butir soal Tegal, 17 April 2013 Guru Kelas VB Peneliti Umi Wijayanti, S. Pd. Ahmad Zakki Amani Mengetahui, Kepala SD Negeri Pesarean 01 Elly Indriyati, S.Pd.,SD

159 144 MATERI AJAR Cerita Rakyat (dongeng) adalah cerita yang hidup di tengah-tengah masyarakat dan sudah ada sejak zaman dahulu. Cerita tersebut diwariskan atau disebarkan secara lisan dari mulut ke mulut. Unsur-unsur Cerita 1. Tokoh cerita adalah orang atau binatang yang berperan di dalam cerita. Masing-masing tokoh mempunyai sifat sendiri-sendiri. 2. Latar cerita atau setting adalah segala sesuatu yang menjelaskan tentang tempat terjadinya peristiwa dalam cerita atau dongeng. b. Latar Tempat adalah segala sesuatu yang menjelaskan tentang tempat terjadinya peristiwa dalam cerita. c. Latar Waktu adalah waktu terjadinya peristiwa dalam cerita. d. Latar Suasana adalah penjelasan mengenai suasana pada saat peristiwa terjadi. 3. Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema disebut juga topik cerita. 4. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar. Pesan biasanya berisi sebuah nasihat atau perbuatan. Tahap-tahap Menyimak Dongeng 1. Mendengarkan, dalam tahap ini baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh yang ada dalam dongeng. 2. Memahami, setelah kita mendengar maka ada keinginan untuk mengerti atau memahami dengan baik isi dongeng. 3. Menginterpretasi, seorang penyimak belum puas kalau hanya mendengar dan memahami isi dongeng, dia ingin menafsirkan atau menginterpretasikan isi dalam dongeng. 4. Mengevaluasi, pada tahap ini penyimak mulai menilai atau mengevaluasi sifat-sifat tokoh dalam dongeng. 5. Menanggapi, pada tahap ini penyimak menanggapi isi dongeng.

160 145 LEMBAR KERJA SISWA Nama Anggota : Kerjakan secara berkelompok! a) Sebutkan tokoh dan watak tokoh yang ada dalam dongeng Cindelaras? b) Dimana saja latar cerita Cindelaras terjadi? c) Apakah tema dan amanat yang terkandung dalam dongeng Cindelaras?

161 146 No. Indikator Soal 1. Diketahui dongeng Cindelaras, siswa dapat menyebutkan tokoh utama 2. Disajikan pernyataan Cindelaras mempunyai sifat banyak akal, siswa dapat menentukan makna banyak akal. 3. Diketahui dongeng Cindelaras, siswa dapat menyebutkan hewan yang selalu ikut dengan Cindelaras. 4. Diketahui dongeng Cindelaras, siswa dapat menyebutkan tokoh yang memberikan penginapan kepada Timun Mas dan kedua temannya. Jenis Soal Piliha n ganda Piliha n ganda Piliha n ganda Piliha n ganda Ranah Kognitif Nomo r Soal C1 1 V C2 2 C1 3 V C1 4 Tingkat Kesulitan Soal Muda h Sedan g Suli t V V

162 Disajikan pernyataan, siswa dapat mendefinisikan pengertian amanat. Piliha n ganda C1 5 V 6. Disajikan pernyataan penulisan judul, siswa dapat menentukan penulisan judul yang tepat. Piliha n ganda C2 6 V 7. Disajikan pernyataan sesuai isi dongeng, siswa dapat menyebutkan seting dimana permaisuri diasingkan oleh Raden Putra. Piliha n ganda C1 7 V 8. Diketahui tema, siswa dapat menentukan tema dalam dongeng Cindelaras. 9. Disajikan pernyataan, siswa dapat menentukan definisi tema. Piliha n ganda Piliha n ganda C2 8 V C1 9 V

163 Diketahui judul dongeng, siswa dapat menentukan jenis dongeng tersebut Piliha n ganda C3 10 V Jumlah Soal Presentase Tingkat Kesulitan Soal 30% 40% % % KISI-KISI SOAL EVALUASI

164 149 Nama : No Absen : Kelas : SOAL EVALUASI Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d! 1. Tokoh utama dalam dongeng Cindelaras yaitu... a. Raden Putra c. Cindelaras b. Permaisuri d. Sang Raja 2. Cindelaras mempunyai sifat banyak akal, makna banyak akal adalah... a. bodoh c. cerdik b. malas d. boros 3. Hewan yang selalu ikut dengan Cindelaras yaitu... a. rajawali c. ayam betina b. naga d. ayam Jantan 4. Orang yang menghasud Raden Putra untuk mengusir permaisuri yaitu... a. patih kerajaan c. Cindelaras b. senopati d. hulu balang 5. Pernyataan yang benar tentang amanat adalah. a. peristiwa yang dialami oleh tokoh-tokoh cerita b. pesan yang disampaikan pengarang kepada pendengar c. cerita yang hidup di tengah-tengah masyarakat d. urut-urutan cerita yang memiliki hubungan sebab akibat 6. Penulisan judul yang benar adalah... a Timun emas c. timun Emas b timun emas d. Timun Emas 7. Permaisuri diasingkan oleh Raden Putra di... a. Hutan belantara c. gunung b. danau d. waduk

165 Tema dalam dongeng Cindelaras adalah... a. Kebaikan Raden Putra b. kejahatan akan selalu menang c. kebaikan akan selalau menang d. kejadian yang terjadi di masa lampau 9. Sesuatu yang menjadi dasar cerita atau topik cerita disebut... a. alur c. amanat b. tema d. watak 10. Cindelaras termasuk jenis dongeng... b. dongeng binatang c. epos b. lelucon d. dongeng biasa KUNCI JAWABAN 1. C 2. C 3. D 4. A 5. B 6. D 7. A 8. C 9. B 10. D

166 151 Lampiran 11 PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KEC. ADIWERNA SD NEGERI PESAREAN 01 Alamat : Jalan Amangkurat 1 no. 1, Adiwerna, Tegal DAFTAR NAMA SISWA KELAS UJI COBA KELAS VI SD NEGERI PESAREAN 01 No Nama Siswa L/P No Nama Siswa L/P 1 Mubarok L 11 Misbah L 2 Rizki L 12 Asiyah P 3 Akim L 13 Nurul P 4 Aris L 14 Bila P 5 Fajar L 15 Qoriatun P 6 Ardi L 16 Selly P 7 Andre L 17 Seni P 8 Lisani P 18 Wahyu L 9 Farkhan L 19 Aldi L 10 Adrikni L 20 Milenia P Kepala Sekolah SD Negeri Pesarean 01 Elly Indriyati, S.Pd.,SD

167 152 Lampiran 12 KISI-KISI SOAL TES MATERI UNSUR CERITA Satuan Pendidikan : SD Negeri Pesarean 01 Kelas / Semester : V / II Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Meteri Pokok : Unsur Cerita Standar Kompetensi: Mendengarkan: Memahami teks dan cerita anak yang dibaca. Kompetensi Dasar Indikator Jenis Soal Ranah Kognitif Nomor Soal Kunci Jawaban Taraf Kesulitan Soal Mudah Sedang Sulit 1. Mendengarkan 1. Diketahui pernyataan tentang Memahami teks dan cerita anak tema, siswa dapat mendefinisikan pengertian Pilihan Ganda C C C V V yang dibaca tema. 2. Diketahui pernyataan tentang amanat, siswa dapat mendefinisikan pengertian Pilihan Ganda C A A V V amanat.

168 Siswa dapat mendifinisikan pengertian watak. Pilihan Ganda C B C V V 4. Diketahui macam tokoh dalam cerita, siswa dapat menyebutkan macam tokoh yang membawakan perwatakan Pilihan Ganda C B D V V positif. 5. Diketahui macam alur dalam cerita, siswa dapat menyebutkan macam alur yang rangkaian peristiwanya tidak Pilihan Ganda C B C V V sesuai dengan urutan waktu atau berjalan mundur. 6. Disajikan pernyataan cerita yang hidup di tengah-tengah masyarakat dan ada sejak dulu, siswa dapat menentukan jenis Pilihan Ganda C D C V V cerita berdasarkan pernyataan tersebut.

169 Disajikan pernyataan cerita rekaan yang dihubungkan dengan terjadinya suatu tempat, siswa dapat menentukan jenis Pilihan Ganda C B C V V cerita rakyat berdasarkan pernyataan tersebut. 8. Diketahui judul dongeng, siswa dapat menentukan jenis cerita rakyat dongeng berdasarkan Pilihan Ganda C B D V V judul tersebut cerita rakyat. 9. Disajikan daftar judul dongeng, siswa dapat mengelompokkan judul yang termasuk dongeng legenda dan bukan judul Pilihan Ganda C C D V V dongeng legenda. 10. Disajikan pernyataan latar yang mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan Pilihan Ganda C B C V V dalam sebuah cerita, siswa

170 155 dapat menentukan jenis alur yang sesuai dengan pernyataan tersebut. 11. Disajikan teks cerita rakyat, siswa dapat menentukan judul cerita rakyat tersebut. Pilihan Ganda C C A V V 12. Disajikan teks cerita rakyat, siswa dapat menentukan tema cerita rakyat tersebut. Pilihan Ganda C A D V V 13. Disajikan teks cerita rakyat, siswa dapat menentukan tokoh dalam cerita rakyat tersebut. Pilihan Ganda C C D V V 14. Disajikan teks cerita rakyat, siswa dapat memilih amanat yang tepat sesuai teks cerita Pilihan Ganda C B A V V rakyat tersebut. 15. Disajikan teks cerita rakyat, siswa dapat menunjukkan perasaan jika menjadi tokoh si Pilihan Ganda C C D V V

171 156 gadis dalam teks cerita rakyat tersebut. 16. Disajikan teks cerita rakyat, siswa dapat menentukan watak tokoh dalam cerita rakyat Pilihan Ganda C D A V V tersebut. 17. Disajikan teks cerita rakyat, siswa dapat menentukan watak tokoh yang mendasari diambilnya judul cerita Pilihan Ganda C A B V V tersebut. 18. Disajikan pernyataan penulisan judul yang tepat, siswa dapat menunjukkan bagaimana Pilihan Ganda C B D V V penulisan judul yang tepat. 19. Disajikan sebuah pernyataan sesuai teks cerita rakyat, siswa dapat menentukan sinonim dari Pilihan Ganda C B C V V kata yang disebutkan.

172 Diketahui judul teks cerita rakyat, siswa dapat menentukan jenis cerita rakyat tersebut. Pilihan Ganda C D C V V Keterangan : C1 = ingatan, C2 = pemahaman, C3 = penerapan

173 158 Lampiran 13 SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR SISWA Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/ Semester : V (Lima) Waktu : 45 menit PETUNJUK: 1. Kerjakan soal pilihan ganda di bawah ini secara individu dan dilarang bekerja sama. 2. Cermati tiap soal, dan telitilah dalam menjawab. 3. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d untuk jawaban yang benar. PILIHAN GANDA 1. Pernyataan yang benar tentang tema adalah... a. kalimat pokok yang menjiwai titik tolak pengarang dalam menulis sebuah cerita b. kata pokok yang menjiwai titik tolak pengarang dalam menulis sebuah cerita c. ide pokok yang menjiwai titik tolak pengarang dalam menulis sebuah cerita d. paragraf pokok yang menjiwai titik tolak pengarang dalam menulis sebuah cerita 2. Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya adalah... a. amanat c. alur b. tema d. watak 3. Pernyataan yang benar tentang watak adalah... a. Sifat, perangai dan kelakuan penulis b. Sifat, perangai dan kelakuan tokoh c. Sifat, perangai dan kelakuan pembaca d. Sifat, perangai dan kelakuan pengarang

174 Tokoh yang membawakan perwatakan positif disebut... a. pahlawan c. pangeran b. protagonis d. antagonis 5. Rangkaian peristiwa yang susunan ceritanya tidak sesuai dengan urutan waktu disebut alur... a. sembarang c. maju b. mundur d. pendek 6. Cerita yang hidup di tengah-tengah masyarakat dan ada sejak dahulu disebut... a. prosa c. legenda b. fabel d. cerita rakyat (dongeng) 7. Cerita rekaan yang dihubungkan dengan terjadinya suatu tempat disebut... a. fabel c. sage b. legenda d. mite 8. Dongeng Si Kancil termasuk jenis dongeng... a. legenda c. sage b. fabel d. mite 9. Perhatikan judul-judul cerita rakyat berikut ini! 1. Terjadinya Rawa Pening 3. Terjadinya Tangkuban Perahu 2. Si Kancil 4. Timun Mas Dari daftar judul dongeng di atas, judul dongeng yang termasuk legenda yaitu... a. 2 dan 4 c. 1 dan 3 b. 2 dan 3 d. 3 dan Latar yang mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah cerita yaitu latar... a. waktu c. sosial b. tempat d. suasana Perhatikan teks cerita rakyat di bawah ini! Batu Menangis

175 160 Di sebuah bukit yang jauh dari desa, tinggallah seorang janda miskin dan anak gadisnya. Anak gadisnya itu amat pemalas. Ia tidak mau membantu ibunya mencari nafkah. Kerjanya setiap hari hanya berdandan, berdandan dan berdandan saja. Ia suka menuntut kepada ibunya. Setiap kali ia meminta sesuatu, ibunya harus mengabulkannya. Pada suatu hari mereka turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar di desa itu amat jauh sehingga mereka harus berjalan kaki. Ibunya berjalan di belakang sambil membawa keranjang. Sedangkan anak gadisnya berlenggang di depan. Ibunya berpakaian amat sederhana. Sebaliknya, anak gadisnya berpakaian mewah. Mereka hidup terpencil. Tidak seorang pun mengetahui bahwa mereka adalah ibu dan anak. Ketika memasuki desa, mereka bertemu dengan penduduk yang lain. Di antara orang-orang tersebut ada seseorang yang bertanya kepada si gadis, katanya, Manis, apakah yang di belakangmu itu ibumu?. Bukan! jawab si gadis dengan angkuhnya. Ia adalah pembantu saya. Manis, apakah yang berjalan di belakangmu itu ibumu? tanya orang kedua yang berjumpa dengannya. Bukan, bukan! jawab si gadis. Ia adalah budak saya. Begitulah jawaban si gadis setiap kali ditanya penduduk desa yang berjumpa dengannya. Sang Ibu diperlakukan sebagai budaknya. Mendengar jawaban putrinya yang durhaka itu, pada awalnya si ibu masih dapat menahan diri. Setelah berulang kali mendengar jawaban yang amat menyakitkan hati, akhirnya si ibu tak bisa menahan diri. Si ibu berdoa kepada Tuhan, Ya, Tuhan, hukumlah anak durhaka ini. Ya hukumlah dia.... Doa sang Ibu didengarkan Tuhan. Perlahan-lahan tubuh gadis yang durhaka itu berubah menjadi batu. Ketika setengah badan telah menjadi batu yang dimulai dari kaki, anak gadis itu menangis memohon ampun kepada ibunya. Ibu, Ibu, ampunilah saya, ampunilah kedurhakaan saya selama ini! Si gadis terus menangis. Akan tetapi, semuanya telah terlambat. Seluruh tubuh sang gadis akhirnya berubah menjadi batu. Namun, orang dapat melihat bahwa kedua matanya masih menitikkan air mata. Batu itu seperti sedang menangis. Oleh karena itu, batu yang berasal dari gadis itu diberi nama Batu Menangis.

176 Judul cerita rakyat di atas yaitu... a. Malin Kundang c. Batu Menangis b. Sangkuriang d. Batu Durhaka 12. Tema dalam cerita rakyat di atas yaitu... a. anak yang durhaka kepada ibunya c. anak yang berbakti kepada ibunya b. anak yang suka menangis d. anak yang baik hati 13. Tokoh yang diceritakan dalam teks cerita rakyat cerita di atas yaitu... a. anak gadis dan neneknya c. anak gadis dan ibunya b. anak gadis dan mertuanya d. anak gadis dan bibinya 14. Amanat yang terkandung dalam cerita rakyat di atas yaitu... a. kasih sayang, ketabahan dan kebaikan akan mengantarkan kebahagiaan b. kesombongan, keangkuhan dan durhaka kepada orang tua akan mengantarkan pada kehancuran c. kesombongan, keangkuhan dan durhaka kepada orang tua akan mengantarkan pada kebahagiaan d. kasih sayang, ketabahan dan kebaikan akan mengantarkan kehancuran 15. Bagaimana perasaanmu jika menjadi si gadis yang telah dikutuk menjadi batu oleh ibunya... a. gembira c. menyesal b. marah d. bahagia 16. Watak tokoh ibu dalam cerita rakyat di atas yaitu... a. pemarah c. pemalas b. pendendam d. penyabar 17. Dalam cerita di atas Si gadis berubah menjadi batu, hal itu disebabkan oleh... a. Si gadis durhaka kepada Ibunya, sehingga Ibunya mengutuknya menjadi batu b. Si gadis berbakti kepada Ibunya, sehingga Ibunya mengutuknya menjadi batu c. Si gadis suka menangis, sehingga Ibunya mengutuknya menjadi batu

177 162 d. Si gadis suka berdandan, sehingga Ibunya mengutuknya menjadi batu 18. Penulisan judul pada sebuah cerita yang tepat yaitu... a. legenda danau toba c. legenda Danau Toba b. Legenda Danau Toba d. Legenda danau Toba 19. Si gadis suka menuntut kepada ibunya, setiap kali kali ia meminta sesuatu, Ibunya harus mengabulkan. Sinonim mengabulkan yaitu... a. menolak c. membiarkan b. menuruti d. mencegah 20. Cerita rakyat yang berjudul batu menangis termasuk jenis... a. fabel c. cerita jenaka b. legenda d. dongeng biasa 21. Ide pokok yang menjiwai titik tolak pengarang dalam menulis sebuah cerita merupakan pengertian dari... a. alur c. tema b. latar d. watak 22. Pernyataan yang benar tentang amanat adalah... a. Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya b. Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pembaca melalui karyanya c. Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pendengar melalui karyanya d. Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pembicara melalui karyanya 23. Sifat, perangai dan kelakuan tokoh merupakan pengertian dari... a. tema c. watak b. latar d. alur 24. Protagonis disebut tokoh yang... a. membawakan perwatakan negatif b. membawakan perwatakan jahat c. membawakan perwatakan jelek

178 163 d. membawakan perwatakan positif 25. Alur mundur disebut aliran peristiwa yang... a. susunan ceritanya sesuai dengan urutan waktu b. susunan ceritanya sangat sesuai dengan urutan waktu c. susunan ceritanya tidak sesuai dengan urutan waktu d. susunan ceritanya beraturan sesuai dengan urutan waktu 26. Cerita rakyat (dongeng) disebut cerita yang... a. ada di tengah-tengah masyarakat b. ada di tengah-tengah masyarakat tradisional c. ada di tengah-tengah masyarakat dan ada sejak dahulu d. ada di tengah-tengah masyarakat dan tidak ada sejak dahulu 27. Legenda disebut Cerita rekaan yang dihubungkan dengan... a. terjadinya suatu peristiwa c. terjadinya suatu tempat b. terjadinya suatu kejahatan d. terjadinya suatu musibah 28. Salah satu judul dongeng yang termasuk fabel yaitu... a. Timun Mas c. Batu Menangis b. Sangkuriang d. Si Kancil 29. Perhatikan judul-judul cerita rakyat berikut ini! 1. Terjadinya Rawa Pening 3. Terjadinya Tangkuban Perahu 2. Si Kancil 4. Timun Mas Dari daftar judul dongeng di atas, judul dongeng yang tidak termasuk dongeng legenda yaitu... a. 3 dan 4 c. 2 dan 3 b. 1 dan 3 d. 2 dan Latar tempat merupakan latar yang mengacu pada... a. waktu terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah cerita b. suasana terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah cerita c. lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah cerita d. perilaku sosial terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah cerita

179 164 Perhatikan teks cerita rakyat berikut ini! Raja Bijaksana Kerajaan Sejahtera adalah kerajaan yang kaya raya. Tanahnya subur dan hasil alamnya banyak. Hasil pertanian, hasil pertambangan, dan hasil lautnya sangat berlimpah. Dari hasil alamnya, rakyat seharusnya bisa hidup makmur dan mengalami kebahagiaan. Namun, yang terjadi tidaklah demikian. Rakyat hidup sengsara karena hak-hak mereka dirampas oleh para pejabat kerajaan. Sang Raja tidak mengetahui keadaan rakyatnya. Ia tidak tahu bahwa rakyatnya miskin dan sengsara. Raja tidak tahu bahwa para pejabatnya begitu serakah. Selama ini Sang Raja tidak pernah bercengkrama di luar istana. Ia begitu percaya kepada para pejabatnya. Oleh karena itu, Sang Raja merasa cukup menerima laporan dari para pejabat kerajaan. Tentu saja, para pejabat kerajaan hanya melaporkan yang baikbaik saja kepada rajanya. Para pejabat tidak mau kebusukan mereka diketahui rajanya. Suatu saat Sang Raja menyadari bahwa selama ini ia kurang dekat dengan rakyatnya. Sang Raja sadar bahwa ia tidak mengetahui keadaan rakyatnya. Karena itu, Sang Raja berusaha menemukan cara untuk mengenal rakyatnya. Sang Raja pagi-pagi buta telah meninggalkan istana seorang diri. Dengan kudanya, Sang Raja mengelilingi kerajaan. Ia pergi dengan pakaian biasa supaya tidak dikenal oleh rakyatnya. Sang Raja melihat dengan mata sendiri keadaan rakyatnya yang miskin. Sang Raja juga mendengar tentang para pejabat kerajaan yang serakah dan menindas. Sang Raja sangat sedih melihat keadaan seperti ini. Sang Raja sangat menyesal bahwa selama ini ia kurang dekat dengan rakyatnya. Sang Raja juga sangat kecewa karena para pejabat kepercayaannya justru tidak bisa dipercaya. Mereka merampas hak-hak rakyat. Oleh karena itu, Sang Raja menjadi murka. Ia menghukum para pejabat yang tidak baik. Sementara para pejabat yang baik tetap dipertahankan. Sang Raja membuka kesempatan bagi rakyatnya untuk bertemu langsung dengan rajanya. Kebijaksanaan Sang Raja mengubah situasi kerajaan. Rakyat dan rajanya bersatu. Kemakmuran sekarang dapat dinikmati oleh semua rakyat. Orang tidak berani lagi melakukan kejahatan. Hak-hak setiap orang merasa

180 165 dilindungi. Kebijaksanaan Sang Raja membuat Kerajaan Sejahtera sungguh mengalami kebahagiaan. 31. Judul cerita rakyat di atas yaitu... a. Raja Bijaksana c. Raja Rimba b. Raja Jahat d. Raja Baik Hati 32. Tema dalam cerita rakyat di atas yaitu... a. kebijakasanaan para pejabat kerajaan b. kerajaan sejahtera yang damai c. kejahatan sang raja d. kebijaksanaan sang raja 33. Tokoh yang memiliki sifat serakah dalam cerita tersebut yaitu... a. pengawal kerajaan c. sang raja b. rakyat d. para pejabat kerajaan 34. Amanat yang terkandung dalam cerita rakyat di atas yaitu... a. seorang pemimpin harus memperhatikan keadaan rakyatnya agar tidak sengsara b. seorang pemimpin hendaknya diam saja melihat keadaan rakyatnya c. seorang pemimpin tidak boleh jahat kepada rakyatnya d. seorang pemimpin tidak boleh memperhatikan keadaan rakyatnya 35. Bagaimana perasaanmu jika menjadi Sang Raja yang telah dihianati oleh pejabat kerajaannya sendiri... a. senang c. tidak merasa apa-apa b. gembira d. kecewa 36. Watak tokoh raja dalam cerita rakyat di atas yaitu... a. bijaksana c. pemarah b. jahat d. pemalas 37. Dalam cerita di atas Sang Raja dikatakan memiliki sifat yang bijakasan, hal itu disebabkan oleh... a. Sang Raja tidak memperhatikan hak-hak rakyatnya b. Sang Raja sangat memperhatikan hak-hak rakyatnya c. Sang Raja tidak memperhatikan keadaan rakyatnya

181 166 d. Sang Raja sangat memperhatikan hak-hak para pejabat 38. Penulisan judul pada sebuah cerita yang tepat yaitu... a. Tangkuban perahu c. tangkuban perahu b. tangkuban Perahu d. Tangkuban Perahu 39. Sang Raja mendengar tentang para pejabat kerajaan yang serakah dan suka menindas. Sinonim serakah yaitu... a. jahat c. rakus b. suka berbohong d. malas 40. Cerita rakyat yang berjudul raja bijaksana termasuk jenis... a. fabel c. dongeng biasa b. legenda d. cerita jenaka

182 167 Lampiran 14 TELAAH SOAL BENTUK PILIHAN GANDA PENILAI AHLI Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/ Semester : V/ II Petunjuk Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa butir-butir soal evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri Pesarean 01, berilah tanda cek ( ) atau tanda silang (x) pada kolom yang tersedia. Jika butir soal sesuai dengan kriteria telaah, maka berilah tanda cek ( ). Jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria telaah, maka berilah tanda silang (x). Nomor Soal No. Aspek yang Diperhatikan A. Materi 1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal dalam kisi-kisi. 2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan. 3. Pilihan jawaban homogen dan logis.

183 168 No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal Hanya ada satu kunci jawaban. B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas. 6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan. 7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban. 8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda. 9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi. 10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi

184 169 No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal Panjang pilihan jawaban relatif sama. 12. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya. 13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya. 14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya. C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan peserta didik. 16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku.

185 170 No. Aspek yang Diperhatikan 17. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. 18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian. Nomor Soal No. Aspek yang Diperhatikan A. Materi 1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal dalam kisi-kisi. 2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan. 3. Pilihan jawaban homogen dan logis. Nomor Soal

186 171 No. Aspek yang Diperhatikan 4. Hanya ada satu kunci jawaban. Nomor Soal B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas. 6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan. 7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban. 8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda. 9. Pilihan jawaban homogen dan

187 172 logis ditinjau dari segi materi. 10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi. No. Aspek yang Diperhatikan 11. Panjang pilihan jawaban relatif sama. 12. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya. 13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya. 14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal Nomor Soal

188 173 sebelumnya. C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan peserta didik. No. Aspek yang Diperhatikan 16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku. 17. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. 18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian. Nomor Soal Keterangan: Berilah tanda ( ) bila tidak sesuai dengan aspek yang ditelaah.

189 174 Tegal, 20 Maret 2013 Penilai Ahli Drs. HY. Poniyo, M.Pd

190 175 TELAAH SOAL BENTUK PILIHAN GANDA PENILAI AHLI Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/ Semester : V/ II Petunjuk Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa butir-butir soal evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri Pesarean 01, berilah tanda cek ( ) atau tanda silang (x) pada kolom yang tersedia. Jika butir soal sesuai dengan kriteria telaah, maka berilah tanda cek ( ). Jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria telaah, maka berilah tanda silang (x). Nomor Soal No. Aspek yang Diperhatikan A. Materi 1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal dalam kisi-kisi. 2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan. 3. Pilihan jawaban homogen dan logis. No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

191 Hanya ada satu kunci jawaban. B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas. 6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan. 7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban. 8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda. 9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi. 10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

192 Panjang pilihan jawaban relatif sama Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya. 13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya. 14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya. C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan peserta didik. 16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku. No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

193 Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. 18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian No. Aspek yang Diperhatikan A. Materi 1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal dalam kisi-kisi. 2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan. 3. Pilihan jawaban homogen dan logis. Nomor Soal No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

194 Hanya ada satu kunci jawaban B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas. 6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan. 7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban. 8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda. 9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi. 10. Gambar, grafik, tabel,

195 180 No. diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal Panjang pilihan jawaban relatif sama. 12. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya. 13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya. 14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal

196 181 sebelumnya. C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan peserta didik. No. Aspek yang Diperhatikan 16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku. 17. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. Nomor Soal Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan

197 182 pengertian. Keterangan: Berilah tanda ( ) bila tidak sesuai dengan aspek yang ditelaah. Tegal, 20 Maret 2013 Penilai Ahli Dra. Sri Sami Asih, M.Kes

198 183 TELAAH SOAL BENTUK PILIHAN GANDA PENILAI AHLI Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/ Semester : IV/ II Petunjuk Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa butir-butir soal evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri Purbalingga Kidul 1, berilah tanda cek ( ) atau tanda silang (x) pada kolom yang tersedia. Jika butir soal sesuai dengan kriteria telaah, maka berilah tanda cek ( ). Jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria telaah, maka berilah tanda silang (x). No. A. Materi Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal Soal sudah sesuai dengan indikator soal dalam kisi-kisi. 2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan. 3. Pilihan jawaban homogen dan logis.

199 184 No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal Hanya ada satu kunci jawaban. B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas. 6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja. 7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban. 8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda. 9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi. 10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi

200 185 No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal Panjang pilihan jawaban relatif sama. 12. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya. 13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya. 14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya. C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan peserta didik. 16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku.

201 186 No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. 18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian. No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal A. Materi 1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal dalam kisi-kisi. 2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan. 3. Pilihan jawaban homogen dan logis. No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

202 Hanya ada satu kunci jawaban. B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas. 6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja. 7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban. 8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda. 9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi. 10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi

203 188 No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal Panjang pilihan jawaban relatif sama. 12. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya. 13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya. 14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya. C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan peserta didik.

204 189 No. Aspek yang Diperhatikan 16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku. 17. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. 18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian. Nomor Soal Keterangan: Berilah tanda ( ) bila tidak sesuai dengan aspek yang ditelaah. Catatan : Soal sudah layak untuk diujicobakan. Tegal, 21 Maret 2013 Penilai Ahli Hadi Waluyo, S. Pd.,SD

205 190 Lampiran 15 PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KEC. ADIWERNA SD NEGERI PESAREAN 01 Alamat : Jalan Amangkurat 1 no. 1, Adiwerna, Tegal Daftar Nilai Uji Coba Siswa Kelas VI SD Negeri Pesarean 01 No Siswa Kelas Skor No Skor VIA Siswa Kelas VIA 1 Mubarok Misbah 25 2 Rizki Asiyah 30 3 Akim Nurul 18 4 Aris Bila 33 5 Fajar Qoriatun 40 6 Ardi Selly 28 7 Andre Seni 18 8 Lisani Wahyu 20 9 Farkhan Aldi Adrikni Milenia 33

206 191 Lampiran 16 Analisis Butir Nilai Hasil Uji Coba Siswa Kelas VI SD Negeri Pesarean 01 Sk or Nomor Soal Sis Siswa wa Mubarok Rizki Akim Aris Fajar Ardi Andre Lisani Farkhan Adrikni Misbah Asiyah Nurul Bila Qoriatun Selly Seni Wahyu Aldi Milenia Jumlah

207 192 Lampiran 17 Hasil Penghitungan Uji Validitas Correlatns SOAL1 SOAL2 SOAL3 SOAL4 SOAL5 SOAL6 SOAL7 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation SOA L1 SOA L2 SOA L3 SOA L4 SOA L5 SOA L6 SOA L7 SOA L8 SOA L9 SOAL 10 SOAL 11 SOAL 12 SOAL 13 SOAL 14 SOAL 15 S0AL 16 SOAL 17 SOAL 18 SOAL 19 SOAL 20 1,424,168,182 -,023 -,043,341,171,171,367,168,168,168,245, ,043,182,419,063,478,444,924,858,142,471,471,112,478,478,478,299,478..,858,444, ,424 1,397,733,126,000,182,236,236,289 -,132 -,132,397,192,397..,000 -,067,289,063,083,000,597 1,000,444,317,317,217,578,578,083,416, ,000,780, ,168, ,132 -,350 -,187,168 -,187 -,187 -,115 -,053 -,053 -,053 -,076 -,053..,281 -,132,115,478,083,578,130,429,478,429,429,630,826,826,826,749,826..,230,578, ,182,733 -,132 1,378,236,182,471,236,289 -,132 -,132,397,192,397..,000 -,067,289,444,000,578,100,317,444,036,317,217,578,578,083,416, ,000,780, ,023,126 -,350,378 1,535,435,312,535,327 -,350,150,150 -,145,150..,089 -,126,491,924,597,130,100,015,055,181,015,159,130,527,527,541,527..,709,597, ,043,000 -,187,236,535 1,599,583,375,357 -,187,281 -,187,068 -,187..,375,236,408,858 1,000,429,317,015,005,007,103,122,429,230,429,776,429..,103,317, ,341,182,168,182,435,599 1,599 -,043,367,168,168,168 -,105,168.., 385 -,061,419

208 193 SOAL8 SOAL9 SOAL10 SOAL11 SOAL12 SOAL13 SOAL14 Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N,142,444,478,444,055,005,005,858,112,478,478,478,660,478..,094,800, ,171,236 -,187,471,312,583,599 1,167,357,281 -,187,281,068,281..,375 -,236,153,471,317,429,036,181,007,005,482,122,230,429,230,776,230..,103,317, ,171,236 -,187,236,535,375 -,043,167 1,357 -,187,281 -,187,068 -, ,042,000,153,471,317,429,317,015,103,858,482,122,429,230,429,776,429..,862 1,000, ,367,289 -,115,289,327,357,367,357, ,115,459,459 -,167,459..,357,000,250,112,217,630,217,159,122,112,122,122,630,042,042,482,042..,122 1,000, ,168 -,132 -,053 -,132 -,350 -,187,168,281 -,187 -, ,053 -,053 -,076 -, ,187 -,132 -,459,478,578,826,578,130,429,478,230,429,630,826,826,749,826..,429,578, ,168 -,132 -,053 -,132,150,281,168 -,187,281,459 -, ,053 -,076 -,053..,281,397,115,478,578,826,578,527,230,478,429,230,042,826,826,749,826..,230,083, ,168,397 -,053,397,150 -,187,168,281 -,187,459 -,053 -, ,076 1,000..,281 -,132,115,478,083,826,083,527,429,478,230,429,042,826,826,749,000..,230,578, ,245,192 -,076,192 -,145,068 -,105,068,068 -,167 -,076 -,076 -, , ,272,577,167,299,416,749,416,541,776,660,776,776,482,749,749,749,749..,246,008,

209 194 SOAL15 Pearson,168,397 -,053,397,150 -,187,168,281 -,187,459 -,053 -,053 1,000 -, ,281 -,132,115 Correlation,478,083,826,083,527,429,478,230,429,042,826,826,000,749..,230,578,630 Sig. (2-tailed) N S0AL16 SOAL17 SOAL18 SOAL19 SOAL20 SOAL21 SOAL22 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation ,043,000,281,000,089,375,385,375 -,042,357 -,187,281,281 -,272, ,236,153,858 1,000,230 1,000,709,103,094,103,862,122,429,230,230,246,230..,317, ,182 -,067 -,132 -,067 -,126,236 -,061 -,236,000,000 -,132,397 -,132,577 -, ,236 1,289,444,780,578,780,597,317,800,317 1,000 1,000,578,083,578,008,578..,317, ,419,289,115,289,491,408,419,153,153,250 -,459,115,115,167,115..,153,289 1,066,217,630,217,028,074,066,519,519,288,042,630,630,482,630..,519, ,390,290 -,254,290,504,123,390,328,328,201,208,208,208 -,034, ,082 -,174,302,089,215,281,215,023,605,089,158,158,395,380,380,380,888,380..,731,463, ,319,061 -,168,061,252,471,319,471,471,419,313,313 -,168 -,245 -,168..,257 -,182,105

210 195 SOAL23 SOAL24 SOAL25 SOAL26 SOAL27 SOAL28 SOAL29 Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N,171,800,478,800,285,036,171,036,036,066,180,180,478,299,478..,274,444, ,168,397 -,053,397,150,281,168,281,281 -,115 -,053 -,053 -,053,688 -, ,187,397,115,478,083,826,083,527,230,478,230,230,630,826,826,826,001,826..,429,083, ,023,126 -,150,378,429,579,252,579,356,218 -,150 -,150 -,150 -,218 -,150..,356 -,378,327,924,597,527,100,059,007,285,007,123,355,527,527,527,355,527..,123,100, ,182,200 -,132,467,378,236,182,236,236,289 -,132 -,132 -,132 -,192 -,132..,000 -,333,289,444,398,578,038,100,317,444,317,317,217,578,578,578,416, ,000,151, ,252,126 -,150,126,429,134,252,134,134,218 -,150,350,350 -,218,350..,356 -,126,327,285,597,527,597,059,574,285,574,574,355,527,130,130,355,130..,123,597, ,023,126 -,350,378,762,535,435,535,535,327,150,150,150 -,145,150..,089 -,126,218,924,597,130,100,000,015,055,015,015,159,527,527,527,541,527..,709,597, ,524,115 -,229,115,218,408,314,408,408,250,229,229 -,229,333 -,229..,000,115,250,018,628,331,628,355,074,177,074,074,288,331,331,331,151, ,000,628, ,390,290 -,254,522,504,123,390,533,328,201,208 -,254,208 -,034, ,082 -,406,302,089,215,281,018,023,605,089,015,158,395,380,281,380,888,380..,731,076,

211 196 SOAL30 SOAL31 S0AL32 SOAL33 SOAL34 SOAL35 SOAL36 SOAL37 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed),424 -,067 -,132 -,067,126,000,182,236,236,000,397 -,132 -,132 -,192 -,132..,000 -,333,000,063,780,578,780,597 1,000,444,317,317 1,000,083,578,578,416, ,000,151 1, ,308,404 -,096,404,275 -,057,015 -,057,229,490 -,096,546,546 -,140,546..,229,081,210,186,077,686,077,241,811,951,811,332,028,686,013,013,556,013..,332,735, ,308,404 -,096,404,275 -,057,015,229,229,490 -,096 -,096,546 -,140,546..,229 -,243,210,186,077,686,077,241,811,951,332,332,028,686,686,013,556,013..,332,303, ,245 -,192 -,076 -,192 -,509 -,272 -,454 -,272 -,272 -,167 -,076 -,076 -,076,444 -, ,272,577,167,299,416,749,416,022,246,044,246,246,482,749,749,749,050,749..,246,008, ,023,126 -,150,378,429,134,252,356 -,089 -,055 -,150 -,150,350 -,218,350..,356 -,378,327,924,597,527,100,059,574,285,123,709,819,527,527,130,355,130..,123,100, ,168 -,132 -,053 -,132 -,350 -,187 -,313 -,187 -,187 -,115 -,053 -,053 -,053,688 -, ,187,397,115,478,578,826,578,130,429,180,429,429,630,826,826,826,001,826..,429,083, ,245,192 -,076,192,218 -,272 -,105 -,272,068 -,167 -,076 -,076 -,076 -,111 -, ,272 -,192,167,299,416,749,416,355,246,660,246,776,482,749,749,749,641,749..,246,416, ,252,378 -,150,378,429,356,252,356,579,764 -,150,350,350,145,350..,134,126,055,285,100,527,100,059,123,285,123,007,000,527,130,130,541,130..,574,597,819

212 197 SOAL38 SOAL39 SOAL40 SKORTO TAL N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N ,105,577 -,115,866,327,102,105,357,102,062 -,115 -,115,459,250,459..,102,000,250,660,008,630,000,159,669,660,122,669,794,630,630,042,288,042..,669 1,000, ,157,289,115,289,491,408,419,153,153,250 -,459,115,115,167,115..,408,000,375,508,217,630,217,028,074,066,519,519,288,042,630,630,482,630..,074 1,000, ,572,243,096,243,336,057,279,343,343,210,096,096,096,140,096..,057 -,081,490,008,303,686,303,147,811,234,139,139,374,686,686,686,556,686..,811,735, ,551,504 -,153,624,646,529,566,634,498,574 -,051,221,323,099,323..,302 -,043,574,012,023,520,003,002,017,009,003,025,008,831,350,165,679,165..,195,858, Correlatios SOAL1 SOAL2 SOAL3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation SOAL 21 SOAL 22 SOAL 23 SOAL 24 SOAL 25 SOAL 26 SOAL 27 SOAL 28 SOAL 29 SOAL 30 SOAL 31 S0AL 32 SOAL 33 SOAL 34 SOAL 35 SOAL 36 SOAL 37 SOAL 38 SOAL 39 SOAL 40 SKORTO TAL,390,319,168,023,182,252 -,023,524,390,424,308,308,245,023,168,245,252,105,157,572,551,089,171,478,924,444,285,924,018,089,063,186,186,299,924,478,299,285,660,508,008, ,290,061,397,126,200,126,126,115,290 -,067,404,404 -,192,126 -,132,192,378,577,289,243,504,215,800,083,597,398,597,597,628,215,780,077,077,416,597,578,416,100,008,217,303, ,254 -,168 -,053 -,150 -,132 -,150 -,350 -,229 -,254 -,132 -,096 -,096 -,076 -,150 -,053 -,076 -,150 -,115,115,096 -,153

213 198 SOAL4 SOAL5 SOAL6 SOAL7 SOAL8 SOAL9 SOAL10 SOAL11 Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed),281,478,826,527,578,527,130,331,281,578,686,686,749,527,826,749,527,630,630,686, ,290,061,397,378,467,126,378,115,522 -,067,404,404 -,192,378 -,132,192,378,866,289,243,624,215,800,083,100,038,597,100,628,018,780,077,077,416,100,578,416,100,000,217,303, ,504,252,150,429,378,429,762,218,504,126,275,275 -,509,429 -,350,218,429,327,491,336,646,023,285,527,059,100,059,000,355,023,597,241,241,022,059,130,355,059,159,028,147, ,123,471,281,579,236,134,535,408,123,000 -,057 -,057 -,272,134 -,187 -,272,356,102,408,057,529,605,036,230,007,317,574,015,074,605 1,000,811,811,246,574,429,246,123,669,074,811, ,390,319,168,252,182,252,435,314,390,182,015,015 -,454,252 -,313 -,105,252,105,419,279,566,089,171,478,285,444,285,055,177,089,444,951,951,044,285,180,660,285,660,066,234, ,328,471,281,579,236,134,535,408,533,236 -,057,229 -,272,356 -,187 -,272,356,357,153,343,634,158,036,230,007,317,574,015,074,015,317,811,332,246,123,429,246,123,122,519,139, ,328,471,281,356,236,134,535,408,328,236,229,229 -,272 -,089 -,187,068,579,102,153,343,498,158,036,230,123,317,574,015,074,158,317,332,332,246,709,429,776,007,669,519,139, ,201,419 -,115,218,289,218,327,250,201,000,490,490 -,167 -,055 -,115 -,167,764,062,250,210,574,395,066,630,355,217,355,159,288,395 1,000,028,028,482,819,630,482,000,794,288,374, ,208,313 -,053 -,150 -,132 -,150,150,229,208,397 -,096 -,096 -,076 -,150 -,053 -,076 -,150 -,115 -,459,096 -,051,380,180,826,527,578,527,527,331,380,083,686,686,749,527,826,749,527,630,042,686,831

214 199 SOAL12 SOAL13 SOAL14 SOAL15 S0AL16 SOAL17 SOAL18 SOAL19 N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N ,208,313 -,053 -,150 -,132,350,150,229 -,254 -,132,546 -,096 -,076 -,150 -,053 -,076,350 -,115,115,096,221,380,180,826,527,578,130,527,331,281,578,013,686,749,527,826,749,130,630,630,686, ,208 -,168 -,053 -,150 -,132,350,150 -,229,208 -,132,546,546 -,076,350 -,053 -,076,350,459,115,096,323,380,478,826,527,578,130,527,331,380,578,013,013,749,130,826,749,130,042,630,686, ,034 -,245,688 -,218 -,192 -,218 -,145,333 -,034 -,192 -,140 -,140,444 -,218,688 -,111,145,250,167,140,099,888,299,001,355,416,355,541,151,888,416,556,556,050,355,001,641,541,288,482,556, ,208 -,168 -,053 -,150 -,132,350,150 -,229,208 -,132,546,546 -,076,350 -,053 -,076,350,459,115,096,323,380,478,826,527,578,130,527,331,380,578,013,013,749,130,826,749,130,042,630,686, ,082,257 -,187,356,000,356,089,000 -,082,000,229,229 -,272,356 -,187 -,272,134,102,408,057,302,731,274,429,123 1,000,123,709 1,000,731 1,000,332,332,246,123,429,246,574,669,074,811, ,174 -,182,397 -,378 -,333 -,126 -,126,115 -,406 -,333,081 -,243,577 -,378,397 -,192,126,000,000 -,081 -,043,463,444,083,100,151,597,597,628,076,151,735,303,008,100,083,416,597 1,000 1,000,735,

215 200 SOAL20 SOAL21 SOAL22 SOAL23 SOAL24 SOAL25 SOAL26 SOAL27 SOAL28 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation,302,105,115,327,289,327,218,250,302,000,210,210,167,327,115,167,055,250,375,490,574,196,660,630,159,217,159,355,288,196 1,000,374,374,482,159,630,482,819,288,103,028, ,453,208,154,058,592,504,503,596,290,380,099 -,369,373 -,254,302,154,201,050,464,602,045,380,518,808,006,023,024,006,215,098,679,110,105,281,196,518,395,833,039, , ,168,663,303,435,480,734,242,545,279,279 -,245,206 -,168,105,206 -,105,105,308,597,045,478,001,195,055,032,000,303,013,234,234,299,384,478,660,384,660,660,186, ,208 -, ,150 -,132 -,150,150,229,208 -,132 -,096 -,096 -,076 -,150 -,053 -,076,350,459,115,096,255,380,478,527,578,527,527,331,380,578,686,686,749,527,826,749,130,042,630,686, ,154,663 -,150 1,630,286,429,436,373,378,031,336 -,218,524 -,150,145,048,218,327,275,581,518,001,527,003,222,059,054,105,100,898,147,355,018,527,541,842,355,159,241, ,058,303 -,132,630 1,126,126,346,522,200,081,404 -,192,378 -,132,577,126,289,289,243,470,808,195,578,003,597,597,135,018,398,735,077,416,100,578,008,597,217,217,303, ,592,435 -,150,286,126 1,190,436,154,126,642,336 -,218,762 -,150,509,048,218,327,275,565,006,055,527,222,597,421,054,518,597,002,147,355,000,527,022,842,355,159,241, ,504,480,150,429,126,190 1,218,504,378,275,275 -,509,190 -,350 -,145,429,327,218,336,614,023,032,527,059,597,421,355,023,100,241,241,022,421,130,541,059,159,355,147, ,503,734,229,436,346,436,218 1,302,346,140,140,000,218,229,333,218,000,250,420,636

216 201 SOAL29 SOAL30 SOAL31 S0AL32 SOAL33 SOAL34 SOAL35 SOAL36 Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed),024,000,331,054,135,054,355,196,135,556,556 1,000,355,331,151,355 1,000,288,065, ,596,242,208,373,522,154,504,302 1,522,099,380 -,369,373 -,254,302,154,452,050,464,617,006,303,380,105,018,518,023,196,018,679,098,110,105,281,196,518,045,833,039, ,290,545 -,132,378,200,126,378,346,522 1,081,404 -,192,126 -,132,192 -,126,000,000,243,333,215,013,578,100,398,597,100,135,018,735,077,416,597,578,416,597 1,000 1,000,303, ,380,279 -,096,031,081,642,275,140,099,081 1,608 -,140,336 -,096,327,336,490,210,176,528,098,234,686,898,735,002,241,556,679,735,004,556,147,686,160,147,028,374,457, ,099,279 -,096,336,404,336,275,140,380,404, ,140,336 -,096,327,336,490,210,176,549,679,234,686,147,077,147,241,556,098,077,004,556,147,686,160,147,028,374,457, ,369 -,245 -,076 -,218 -,192 -,218 -,509,000 -,369 -,192 -,140 -, ,218,688 -,111 -,218 -,167 -,250,140 -,271,110,299,749,355,416,355,022 1,000,110,416,556,556,355,001,641,355,482,288,556, ,373,206 -,150,524,378,762,190,218,373,126,336,336 -, ,150,509 -,190,491,327,275,501,105,384,527,018,100,000,421,355,105,597,147,147,355,527,022,421,028,159,241, ,254 -,168 -,053 -,150 -,132 -,150 -,350,229 -,254 -,132 -,096 -,096,688 -, ,076 -,150 -,115,115,096 -,119,281,478,826,527,578,527,130,331,281,578,686,686,001,527,749,527,630,630,686, ,302,105 -,076,145,577,509 -,145,333,302,192,327,327 -,111,509 -, ,218,250,167,140,247,196,660,749,541,008,022,541,151,196,416,160,160,641,022,749,355,288,482,556,294

217 202 SOAL37 SOAL38 SOAL39 SOAL40 SKORTO TAL N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N ,154,206,350,048,126,048,429,218,154 -,126,336,336 -,218 -,190 -,150 -,218 1,218,327,275,517,518,384,130,842,597,842,059,355,518,597,147,147,355,421,527,355,355,159,241, ,201 -,105,459,218,289,218,327,000,452,000,490,490 -,167,491 -,115,250,218 1,250,210,537,395,660,042,355,217,355,159 1,000,045 1,000,028,028,482,028,630,288,355,288,374, ,050,105,115,327,289,327,218,250,050,000,210,210 -,250,327,115,167,327,250 1,140,500,833,660,630,159,217,159,355,288,833 1,000,374,374,288,159,630,482,159,288,556, ,464,308,096,275,243,275,336,420,464,243,176,176,140,275,096,140,275,210,140 1,591,039,186,686,241,303,241,147,065,039,303,457,457,556,241,686,556,241,374,556, ,602,597,255,581,470,565,614,636,617,333,528,549 -,271,501 -,119,247,517,537,500,591 1,005,005,279,007,037,009,004,003,004,151,017,012,247,025,618,294,020,015,025,

218 Lampiran 18 HASIL PENGHITUNGAN UJI RELIABILITAS Case Processing Summary N % Cases Valid Excluded a 0.0 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Cronbach's Item Deleted if Item Deleted Total Multiple Alpha if Item Correlation Correlation Deleted Soal1 13,70 39,905,410.,912 Soal2 13,30 40,011,440.,912 Soal4 13,30 39,168,596.,909 Soal5 13,75 38,513,676.,907 Soal6 13,45 39,313,494.,911 Soal7 13,70 39,274,517.,910 Soal8 13,45 38,682,599.,909 Soal9 13,45 39,418,477.,911 Soal10 13,25 39,776,529.,910 Soal20 13,85 39,924,499.,911 Soal21 13,60 38,779,573.,909 Soal22 13,40 38,989,565.,909 Soal24 13,35 38,976,594.,909 Soal25 13,30 39,800,479.,911 Soal26 13,35 39,503,500.,910 Soal27 13,75 38,829,620.,908 Soal28 13,55 38,892,551.,910 Soal29 13,60 38,568,608.,908 Soal31 13,20 40,484,443.,911 Soal32 13,20 40,274,489.,

219 200 Lampiran 19 HASIL PENGHITUNGAN TARAF KESUKARAN No Soal Jumlah Siswa yang Menjawab Benar (B) Jumlah Siswa (N) Nilai Taraf Kesukaran Taraf Kesukaran ,35 sedang ,75 mudah ,95 mudah ,75 mudah ,30 sukar ,60 sedang ,60 sedang ,80 mudah ,95 mudah ,95 mudah ,95 mudah ,90 mudah ,95 mudah ,90 mudah ,95 mudah ,00 mudah ,00 mudah ,60 sedang ,75 mudah ,20 sukar ,45 sedang ,65 sedang ,95 mudah ,70 sedang ,75 mudah ,70 sedang ,30 sukar ,50 sedang ,45 sedang ,75 mudah ,85 mudah ,85 mudah ,90 mudah ,70 sedang ,95 mudah ,90 mudah ,70 sedang ,80 mudah ,20 sukar ,15 sukar

220 201 Lampiran 20 HASIL PENGHITUNGAN DAYA PEMBEDA Peserta Kelompok Atas (JA) Peserta Kelompok Bawah (JB) No Nama Skor No Nama Skor 15 Qoriatun Adrikni 27 6 Ardi 38 8 Lisani Aldi Misbah 25 5 Fajar 33 4 Aris Bila 33 9 Farkhan Milenia 33 1 Mubarok 20 7 Andre 32 2 Rizki 20 3 Akim Wahyu Asiyah Seni Selly Nurul 18 No Soal Jumlah Siswa Kelompok Atas yang Menjawab Benar (B A ) Jumlah Siswa Kelompok Bawah yang Menjawab Benar (B B ) Proporsi Siswa Kelompok Atas yang Menjawab Benar (P A ) Proporsi Siswa Kelompok Bawah yang Menjawab Benar (P B ) Skor Daya beda Soal Daya beda Soal ,50 0,20 0,30 cukup ,90 0,60 0,30 cukup ,90 1,00-0,10 negatif ,00 0,50 0,50 baik ,60 0 0,60 baik ,90 0,30 0,60 baik ,60 0,10 0,50 baik ,90 0,30 0,60 baik ,80 0,40 0,40 cukup ,00 0,60 0,40 cukup ,90 1,00-0,10 negatif ,00 0,90 0,10 jelek ,00 0,90 0,10 jelek ,90 0,90 0,00 jelek ,00 0,90 0,10 jelek ,00 1,00 0,00 jelek

221 202 No Soal Jumlah Siswa Kelompok Atas yang Menjawab Benar (B A ) Jumlah Siswa Kelompok Bawah yang Menjawab Benar (B B ) Proporsi Siswa Kelompok Atas yang Menjawab Benar (P A ) Proporsi Siswa Kelompok Bawah yang Menjawab Benar (P B ) Skor Daya beda Soal Daya beda Soal ,00 1,00 0,00 Jelek ,80 0,40 0,40 Cukup ,70 0,80-0,10 negatif ,40 0 0,40 Cukup ,70 0,20 0,50 Baik ,90 0,40 0,50 Baik ,90 1,00-0,10 negatif ,00 0,40 0,60 Baik ,00 0,50 0,50 Baik ,00 0,40 0,60 Baik ,50 0,10 0,40 Cukup ,80 0,20 0,60 Baik ,70 0,20 0,50 Baik ,80 0,70 0,10 Jelek ,00 0,80 0,20 Jelek ,00 0,70 0,30 Cukup ,80 1,00-0,20 negatif ,00 0,40 0,60 Baik ,90 1,00-0,10 negatif ,00 0,80 0,20 Jelek ,90 0,50 0,40 Baik ,00 0,60 0,40 Baik ,40 0 0,40 Baik ,30 0 0,30 Baik

222 203 Lampiran 21 SOAL HASIL BELAJAR SISWA Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/ Semester : V / 2 Waktu : 20 menit PETUNJUK: 1. Kerjakan soal pilihan ganda di bawah ini secara individu dan dilarang bekerja sama. 2. Cermati tiap soal, dan telitilah dalam menjawab. 3. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d untuk jawaban yang benar. PILIHAN GANDA 1. Pernyataan yang benar tentang tema adalah... a. kalimat pokok yang menjiwai titik tolak pengarang dalam menulis sebuah cerita b. kata pokok yang menjiwai titik tolak pengarang dalam menulis sebuah cerita c. ide pokok yang menjiwai titik tolak pengarang dalam menulis sebuah cerita d. paragraf pokok yang menjiwai titik tolak pengarang dalam menulis sebuah cerita 2. Tokoh yang membawakan perwatakan positif disebut... a. pahlawan c. pangeran b. protagonis d. antagonis 3. Rangkaian peristiwa yang susunan ceritanya tidak sesuai dengan urutan waktu disebut alur... a. sembarang c. maju b. mundur d. pendek 4. Cerita yang hidup di tengah-tengah masyarakat dan ada sejak dahulu disebut... a. prosa c. legenda b. fabel d. cerita rakyat (dongeng)

223 Cerita rekaan yang dihubungkan dengan terjadinya suatu tempat disebut... a. fabel c. sage b. legenda d. mite 6. Dongeng Si Kancil termasuk jenis dongeng... a. legenda c. sage b. fabel d. mite 7. Perhatikan judul-judul cerita rakyat berikut ini! 1. Terjadinya Rawa Pening 3. Terjadinya Tangkuban Perahu 2. Si Kancil 4. Timun Mas Dari daftar judul dongeng di atas, judul dongeng yang termasuk legenda yaitu... a. 2 dan 4 c. 1 dan 3 b. 2 dan 3 d. 3 dan 4 8. Latar yang mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah cerita yaitu latar... a. waktu c. sosial b. tempat d. suasana 9. Pernyataan yang benar tentang amanat adalah... a. Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya b. Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pembaca melalui karyanya c. Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pendengar melalui karyanya d. Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pembicara melalui karyanya 10. Protagonis disebut tokoh yang... a. membawakan perwatakan negatif b. membawakan perwatakan jahat

224 205 c. membawakan perwatakan jelek d. membawakan perwatakan positif 11. Cerita rakyat yang berjudul batu menangis termasuk jenis... a. fabel c. dongeng biasa b. legenda d. cerita jenaka 12. Cerita rakyat (dongeng) disebut cerita yang... a. ada di tengah-tengah masyarakat b. ada di tengah-tengah masyarakat tradisional c. ada di tengah-tengah masyarakat dan ada sejak dahulu d. ada di tengah-tengah masyarakat dan tidak ada sejak dahulu 13. Legenda disebut Cerita rekaan yang dihubungkan dengan... a. terjadinya suatu peristiwa c. terjadinya suatu tempat b. terjadinya suatu kejahatan d. terjadinya suatu musibah 14. Salah satu judul dongeng yang termasuk fabel yaitu... a. Timun Mas c. Batu Menangis b. Sangkuriang d. Si Kancil 15. Perhatikan judul-judul cerita rakyat berikut ini! 1. Terjadinya Rawa Pening 3. Terjadinya Tangkuban Perahu 2. Si Kancil 4. Timun Mas Dari daftar judul dongeng di atas, judul dongeng yang tidak termasuk dongeng legenda yaitu... a. 3 dan 4 c. 2 dan 3 b. 1 dan 3 d. 2 dan 4 Perhatikan teks cerita rakyat berikut ini! Raja Bijaksana Kerajaan Sejahtera adalah kerajaan yang kaya raya. Tanahnya subur dan hasil alamnya banyak. Hasil pertanian, hasil pertambangan, dan hasil lautnya sangat berlimpah. Dari hasil alamnya, rakyat seharusnya bisa hidup makmur dan mengalami kebahagiaan. Namun, yang terjadi tidaklah demikian. Rakyat hidup sengsara karena hak-hak mereka dirampas oleh para pejabat kerajaan. Sang Raja tidak mengetahui keadaan rakyatnya. Ia tidak tahu bahwa rakyatnya miskin dan

225 206 sengsara. Raja tidak tahu bahwa para pejabatnya begitu serakah. Selama ini Sang Raja tidak pernah bercengkrama di luar istana. Ia begitu percaya kepada para pejabatnya. Oleh karena itu, Sang Raja merasa cukup menerima laporan dari para pejabat kerajaan. Tentu saja, para pejabat kerajaan hanya melaporkan yang baikbaik saja kepada rajanya. Para pejabat tidak mau kebusukan mereka diketahui rajanya. Suatu saat Sang Raja menyadari bahwa selama ini ia kurang dekat dengan rakyatnya. Sang Raja sadar bahwa ia tidak mengetahui keadaan rakyatnya. Karena itu, Sang Raja berusaha menemukan cara untuk mengenal rakyatnya. Sang Raja pagi-pagi buta telah meninggalkan istana seorang diri. Dengan kudanya, Sang Raja mengelilingi kerajaan. Ia pergi dengan pakaian biasa supaya tidak dikenal oleh rakyatnya. Sang Raja melihat dengan mata sendiri keadaan rakyatnya yang miskin. Sang Raja juga mendengar tentang para pejabat kerajaan yang serakah dan menindas. Sang Raja sangat sedih melihat keadaan seperti ini. Sang Raja sangat menyesal bahwa selama ini ia kurang dekat dengan rakyatnya. Sang Raja juga sangat kecewa karena para pejabat kepercayaannya justru tidak bisa dipercaya. Mereka merampas hak-hak rakyat. Oleh karena itu, Sang Raja menjadi murka. Ia menghukum para pejabat yang tidak baik. Sementara para pejabat yang baik tetap dipertahankan. Sang Raja membuka kesempatan bagi rakyatnya untuk bertemu langsung dengan rajanya. Kebijaksanaan Sang Raja mengubah situasi kerajaan. Rakyat dan rajanya bersatu. Kemakmuran sekarang dapat dinikmati oleh semua rakyat. Orang tidak berani lagi melakukan kejahatan. Hak-hak setiap orang merasa dilindungi. Kebijaksanaan Sang Raja membuat Kerajaan Sejahtera sungguh mengalami kebahagiaan. 16. Amanat yang terkandung dalam cerita rakyat di atas yaitu... a. seorang pemimpin harus memperhatikan keadaan rakyatnya agar tidak sengsara b. seorang pemimpin hendaknya diam saja melihat keadaan rakyatnya c. seorang pemimpin tidak boleh jahat kepada rakyatnya d. seorang pemimpin tidak boleh memperhatikan keadaan rakyatnya

226 Dalam cerita di atas Sang Raja dikatakan memiliki sifat yang bijakasan, hal itu disebabkan oleh... a. Sang Raja tidak memperhatikan hak-hak rakyatnya b. Sang Raja sangat memperhatikan hak-hak rakyatnya c. Sang Raja tidak memperhatikan keadaan rakyatnya d. Sang Raja sangat memperhatikan hak-hak para pejabat 18. Penulisan judul pada sebuah cerita yang tepat yaitu... a. Tangkuban perahu c. tangkuban perahu b. tangkuban Perahu d. Tangkuban Perahu 19. Sang Raja mendengar tentang para pejabat kerajaan yang serakah dan suka menindas. Sinonim serakah yaitu... a. jahat c. rakus b. suka berbohong d. malas 20. Cerita rakyat yang berjudul raja bijaksana termasuk jenis... c. fabel c. dongeng biasa b. legenda d. cerita jenaka

227 208 Lampiran 22 PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KEC. ADIWERNA SD NEGERI PESAREAN 01 Alamat : Jalan Amangkurat 1 no. 1, Adiwerna, Tegal Daftar Nilai Pretes Siswa Kelas V SD Negeri Pesarean 01 No Sampel Kelas Nilai Sampel Kelas Kontrol Nilai No Eksperimen (VA) (VB) 1 A. Ulumudin 65 1 Rizky Maulana 45 2 Rizki Ramadhani 30 2 A. Ibnu Akil 50 3 Vita Aulinda 40 3 Rofa Al Huda 55 4 Meliza 45 4 M. Fadil Azam 60 5 Aliyatur Rutbah 70 5 M. Zidni Arrizqo 35 6 Khaerul Anam 65 6 Imam Bayhaqi 40 7 Fitriyatun Izzah 45 7 Ibnu Shina. A 70 8 A. Ulul Azmi 65 8 M. Nuril Farkhan 50 9 Afi Atul Khusna 65 9 M. Zaqi Mubarok Nuranisyah Anggun Bahrul Khayat Torikul Aziz M. Fadilatul Aqil Maeziyatul Istianah Sya'bani M. Ryan Syafi'i Fitri Kholifah Arin Nihayyatuz. Z M. Sabik M. Muzadi. H Endang Rismawati Fitria Wahyu. A Nisfi Aissyah Alfian Faozi Rizki Ramadhani Abdul Muchit Tasya Nur. M Nur Syarifatun. N A. Mubradil Asyrof Ajeng Putri. Y Ilmi Yatul. F A. Multazam Qurotul A'yun Agus Salim 22 Reza Amalianah Putri. R 23 Ika Khaereun. N Tiara Fatih. H 24 Adiyati Kusuma. N Tsania Aziziah. M Nur Izzatul. M Mutia Rahmi. T A.Miftah 29 Aniyatul. H 30 Anti Wulandari

228 209 Lampiran 23 HASIL UJI NORMALITAS DATA PRETES Case Processing Summary VAR00001 Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent VAR00002 Eksperimen ,0% 0 0,0% ,0% Kontrol ,0% 0 0,0% ,0% Descriptives VAR00001 Statistic Std. Error Mean 53,57 3,521 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 46,23 Upper Bound 60,92 5% Trimmed Mean 53,17 Median 60,00 Variance 260,357 Eksperimen Std. Deviation 16,136 Minimum 25 Maximum 90 Range 65 VAR00002 Interquartile Range 25 Skewness,048,501 Kurtosis -,178,972 Mean 52,78 2,700 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 47,23 Upper Bound 58,33 5% Trimmed Mean 52,33 Kontrol Median 50,00 Variance 196,795 Std. Deviation 14,028 Minimum 35 Maximum 80

229 210 Descriptives VAR00001 Statistic Std. Error VAR00002 Kontrol Range 45 Interquartile Range 25 Skewness,326,448 Kurtosis -1,054,872 Tests of Normality VAR00001 Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. VAR00002 Eksperimen,179 21,079,935 21,175 Kontrol,134 27,200 *,929 27,066

230 211 Lampiran 24 HASIL UJI HOMOGENITAS DAN UJI-t DATA PRETES Group Statistics VAR00001 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Eksperimen 21 53,57 16,136 3,521 VAR00002 Kontrol 27 52,78 14,028 2,700 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. t df Sig. (2- tailed) Mean Difference Std. Error Difference VAR00002 Equal variances assumed Equal variances not assumed,509,479,182 46,856,794 4,359,179 39,837,859,794 4,437 Independent Samples Test t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper VAR00002 Equal variances assumed -7,980 9,568 Equal variances not assumed -8,175 9,762

231 212 Lampiran 25 PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KEC. ADIWERNA SD NEGERI PESAREAN 01 Alamat : Jalan Amangkurat 1 no. 1, Adiwerna, Tegal Daftar Nilai Postes Siswa Kelas V SD Negeri Pesarean 01 No Sampel Kelas Eksperimen (VA) Nilai No Sampel Kelas Kontrol (VB) Nilai 1 A. Ulumudin 75 1 Rizky Maulana 80 2 Rizki Ramadhani 60 2 A. Ibnu Akil 75 3 Vita Aulinda 85 3 Rofa Al Huda 80 4 Meliza 65 4 M. Fadil Azam 75 5 Aliyatur Rutbah M. Zidni Arrizqo 60 6 Khaerul Anam 95 6 Imam Bayhaqi 70 7 Fitriyatun Izzah 80 7 Ibnu Shina. A 85 8 A. Ulul Azmi 85 8 M. Nuril Farkhan 75 9 Afi Atul Khusna 95 9 M. Zaqi Mubarok Nuranisyah Anggun Bahrul Khayat Torikul Aziz M. Fadilatul Aqil Maeziyatul Istianah Sya'bani M. Ryan Syafi'i Fitri Kholifah Arin Nihayyatuz. Z M. Sabik M. Muzadi. H Endang Rismawati Fitria Wahyu. A Nisfi Aissyah Alfian Faozi Rizki Ramadhani Abdul Muchit Tasya Nur. M Nur Syarifatun. N A. Mubradil Asyrof Ajeng Putri. Y Ilmi Yatul. F 45

232 213 No Sampel Kelas Eksperimen (VA) Nilai No Sampel Kelas Kontrol (VB) Nilai 21 A. Multazam Qurotul A'yun Agus Salim 22 Reza Amalianah Putri. R 23 Ika Khaereun. N Tiara Fatih. H 24 Adiyati Kusuma. N Tsania Aziziah. M Nur Izzatul. M Mutia Rahmi. T A.Miftah 29 Aniyatul. H 30 Anti Wulandari

233 214 Lampiran 26 HASIL UJI NORMALITAS DATA POSTES Case Processing Summary VAR00001 Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent VAR00002 Eksperimen ,0% 0 0,0% ,0% Kontrol ,0% 0 0,0% ,0% Descriptives VAR00001 Statistic Std. Error Mean 81,43 3,312 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 74,52 Upper Bound 88,34 5% Trimmed Mean 82,12 Median 85,00 Variance 230,357 Eksperimen Std. Deviation 15,178 Minimum 50 Maximum 100 Range 50 VAR00002 Interquartile Range 28 Skewness -,491,501 Kurtosis -,877,972 Mean 72,41 2,422 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 67,43 Upper Bound 77,39 5% Trimmed Mean 72,95 Kontrol Median 75,00 Variance 158,405 Std. Deviation 12,586 Minimum 45 Maximum 90

234 215 Descriptives VAR00001 Statistic Std. Error VAR00002 Kontrol Range 45 Interquartile Range 20 Skewness -,609,448 Kurtosis -,025,872 Tests of Normality VAR00001 Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic Df Sig. Eksperimen,148 21,200 *,926 21,115 VAR00002 Kontrol,165 27,058,934 27,088

235 216 Lampiran 27 HASIL UJI HOMOGENITAS DAN UJI-t DATA POSTES Group Statistics VAR00001 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean VAR00002 Eksperimen 21 81,43 15,178 3,312 Kontrol 27 72,41 12,586 2,422 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. t df Sig. (2- tailed) Mean Difference Std. Error Difference VAR00002 Equal variances assumed Equal variances not assumed 1,863,179 2,251 46,029 9,021 4,007 2,199 38,617,034 9,021 4,103 Independent Samples Test t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper VAR00002 Equal variances assumed,955 17,087 Equal variances not assumed,719 17,323

236 217 Lampiran 28 TABEL KRECJIE PENENTUAN JUMLAH SAMPEL DARI POPULASI TERTENTU DENGAN TARAF KESALAHAN 5% N S N S N S Catatan: N = populasi S = sampel Tabel ini khusus untuk tingkat kesalahan 5%

237 218 Lampiran 29 TABEL NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT N Taraf Signif N Taraf Signif N Taraf Signif 5% 1% 5% 1% 5% 1% ,997 0,950 0,878 0,811 0,754 0,707 0,666 0,632 0,602 0,576 0,553 0,532 0,514 0,497 0,482 0,468 0,456 0,444 0,433 0,423 0,413 0,404 0,396 0,999 0,990 0,959 0,917 0,874 0,834 0,798 0,765 0,735 0,708 0,684 0,661 0,641 0,623 0,606 0,590 0,575 0,561 0,549 0,537 0,526 0,515 0, ,388 0,381 0,374 0,367 0,361 0,355 0,349 0,344 0,339 0,334 0,329 0,325 0,320 0,316 0,312 0,308 0,304 0,301 0,297 0,294 0,291 0,288 0,284 0,281 0,279 0,496 0,487 0,478 0,470 0,463 0,456 0,449 0,442 0,436 0,430 0,424 0,418 0,413 0,408 0,403 0,398 0,393 0,389 0,384 0,380 0,376 0,372 0,368 0,364 0, ,266 0,254 0,244 0,235 0,227 0,220 0,213 0,207 0,202 0,195 0,176 0,159 0,148 0,138 0,113 0,098 0,088 0,080 0,074 0,070 0,065 0,062 0,345 0,330 0,317 0,306 0,296 0,286 0,278 0,270 0,263 0,256 0,230 0,210 0,194 0,181 0,148 0,128 0,115 0,105 0,097 0,091 0,086 0,081

238 219 Lampiran 30 DOKUMENTASI PENELITIAN KELAS EKSPERIMEN Peneliti membuka pembelajaran Peneliti membagikan handout catatan terbimbing Kegiatan siswa saat mendengarkan penjelasan disertai mengisi handout Siswa membacakan hasil handout di depan kelas Kegiatan siswa saat mengerjakan LKS Kegiatan siswa saat mengerjakan evaluasi

239 220 DOKUMENTASI PENELITIAN KELAS KONTROL Peneliti membuka pembelajaran Kegiatan siswa saat mendengarkan ceramah dari guru Siswa mencatat materi pelajaran Kegiatan siswa saat mengerjakan LKS Kegiatan saat membahas LKS Kegiatan siswa saat mengerjakan evaluasi

240 221 Lampiran 31 HANDOUT PERTEMUAN PERTAMA

241 HANDOUT PERTEMUAN KEDUA 222

242 223 Lampiran 32 SURAT IZIN PENELITIAN

243 224 Lampiran 33 PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KEC. ADIWERNA SD NEGERI PESAREAN 01 Alamat : Jalan Amangkurat 1 no. 1, Adiwerna, Tegal SURAT KETERANGAN Nomor : Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : ELLY INDRIYATI, S.Pd.,SD. NIP : Jabatan : Kepala Sekolah Satuan kerja : SD Negeri Pesarean 01 Dengan ini menerangkan bahwa: Nama : AHMAD ZAKKI AMANI NIM : Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas : Ilmu Pendidikan UNNES Benar-benar telah melaksanakan penelitian sebagai bahan penyusunan skripsi pada bulan April 2013 pada siswa kelas 5 semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 di SD Negeri Pesarean 01. Demikian surat ini dibuat dengan sebenarnya agar dapat digunakan sebagaimana mestinya. Tegal, 26 Juni 2013 Kepala Sekolah, Elly Indriyati, S.Pd.,SD

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS IV SDN RANDUGUNTING 4 KOTA TEGAL SKRIPSI

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS IV SDN RANDUGUNTING 4 KOTA TEGAL SKRIPSI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS IV SDN RANDUGUNTING 4 KOTA TEGAL SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

SKRIPSI. disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Disusun oleh : Farid Al Baladi ( )

SKRIPSI. disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Disusun oleh : Farid Al Baladi ( ) PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS IV SD DI-GUGUS DIPONEGORO KECAMATAN MEJOBO KABUPATEN KUDUS SKRIPSI disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara manusia untuk menggunakan akal /rasional mereka untuk jawaban dalam menghadapi berbagai masalah yang timbul dimasa yang akan datang

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION

HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION SKRIPSI HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2012 sampai selesai dengan lokasi penelitiannya: di SD Negeri Secang 2, Magelang pada semester

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di SMPN 6 Banjarmasin. Pemilihan lokasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di SMPN 6 Banjarmasin. Pemilihan lokasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMPN 6 Banjarmasin. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan beberapa alasan di antaranya: a. SMPN 6 Banjarmasin merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN BANYUBIRU 01 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI INOVASI MATERI RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMK N 3 MAGELANG

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI INOVASI MATERI RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMK N 3 MAGELANG EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI INOVASI MATERI RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMK N 3 MAGELANG SKRIPSI diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 65 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi Akuntansi yang menggunakan model pembelajaran direct

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi. Metode eksperimen kuasi digunakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN Oleh : Yeyen Suryani & Dewi Natalia S Abstrak Masalah dalam penelitian ini

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Safitri

Lebih terperinci

Kata Kunci: pembelajaran humanistik, keaktifan belajar, hasil belajar.

Kata Kunci: pembelajaran humanistik, keaktifan belajar, hasil belajar. 5 PENGARUH PEMBELAJARAN HUMANISTIK TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 BRINGIN KABUPATEN SEMARANG SEMESTER I TAHUN AJARAN 2014/2015 Eka Rofikoh, Kriswandani,

Lebih terperinci

SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar KEEFEKTIFAN PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI PESAN MELALUI TELEPON DI KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 PURBALINGGA KIDUL KABUPATEN PURBALINGGA SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang 28 BAB III Metodologi Penelitian 3.1. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan pemahaman matematis siswa SMA IPS melalui pembelajaran dengan pendekatan Contextual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi experiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI SI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

PROGRAM STUDI SI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE KONVENSIONAL DAN MODEL KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) KELAS V SEMESTER II DI SDNMANGUNSARI 01 KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pendekatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas bangsa, karena dengan pendidikan dapat meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Peran

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh Vita Permata Sari

SKRIPSI. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh Vita Permata Sari PENGARUH PENGGUNAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SALATIGA 06 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Untuk memperoleh

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015 PERBEDAAN RERATA HASIL BELAJAR BASIS DATA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPLICIT INSTRUCTION DAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA JURUSAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN KELAS XII SMK PGRI 4 NGAWI Khusnul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 4 Madiun yang beralamat di Jalan Serayu Kota Madiun. Waktu pelaksanaanya pada semester II tahun pelajaran 2014/2015

Lebih terperinci

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS), 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen. Dikarenakan subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi menerima keadaan

Lebih terperinci

TESIS. Oleh JUWANI NIM

TESIS. Oleh JUWANI NIM EFEKTIVITAS METODE GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 3 PURBALINGGA TESIS Oleh JUWANI NIM 1220104023

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Astri Risdiana NIM

SKRIPSI. Oleh Astri Risdiana NIM PENGARUH PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI GERAK BENDA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD NEGERI 1 MIRENG TRUCUK KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY TERHADAP KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI JENIS-JENIS TANAH DI KELAS V SD NEGERI SIDASARI 01

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY TERHADAP KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI JENIS-JENIS TANAH DI KELAS V SD NEGERI SIDASARI 01 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY TERHADAP KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI JENIS-JENIS TANAH DI KELAS V SD NEGERI SIDASARI 01 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN STRATEGI GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA INTENSIF PADA KELAS IV SD NEGERI PESAREAN 01 KABUPATEN TEGAL

KEEFEKTIFAN STRATEGI GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA INTENSIF PADA KELAS IV SD NEGERI PESAREAN 01 KABUPATEN TEGAL KEEFEKTIFAN STRATEGI GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA INTENSIF PADA KELAS IV SD NEGERI PESAREAN 01 KABUPATEN TEGAL SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP SIKAP PERCAYA DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI LOCONDONG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan jumlah dan kategori ranah dari pertanyaan yang diajukan siswa adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Metode kuasi eksperimen digunakan untuk mengetahui perbandingan pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk jenis quasi eksperimen atau eksperimen semu dengan kualitatif-deskriptif untuk mengetahui proses berpikir siswa. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis penelitian

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Vivi Nida Azizah

SKRIPSI. Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Vivi Nida Azizah PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM (PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF, MENYENANGKAN) DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada. Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga. Oleh ANDRIYANTO

SKRIPSI. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada. Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga. Oleh ANDRIYANTO PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MACROMEDIA FLASH 8.0 TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V DI SD NEGERI KEBUMEN 01 KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam suatu penelitian meliputi pengumpulan, penyusunan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam suatu penelitian meliputi pengumpulan, penyusunan dan 60 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang diambil dalam suatu penelitian meliputi pengumpulan, penyusunan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pembelajaran IPA a. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan haanya penguasaan kumpulan

Lebih terperinci

LAJARAN (TGT) Skripsi FAKULTAS. oleh

LAJARAN (TGT) Skripsi FAKULTAS. oleh ` KEEFEKTIFAN MODEL PEMBEL LAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVI ITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI PAGERBARANG 03 KABUPATEN TEGAL Skripsi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH STRATEGI PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW) TERHADAP KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV DI SDN WLAHAR WETAN SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari salah penafsiran variabel yang digunakan dalam penelitian ini, berikut ini adalah penjelasan operasionalnya: 1. Model Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokan menurut bidang, tujuan, metode, tingkat eksplanasi, dan waktu. Dari segi metode penelitian dapat dibedakan menjadi:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan)

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 PURWOKERTO

PENGARUH PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 PURWOKERTO PENGARUH PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 PURWOKERTO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap tujuan penelitian ini, perlu dijelaskan definisi operasional dibawah ini : 1. Pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MEMBACA INTENSIF PADA SISWA KELAS III SDN LEBAKGOWAH 03 KABUPATEN TEGAL SKRIPSI

PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MEMBACA INTENSIF PADA SISWA KELAS III SDN LEBAKGOWAH 03 KABUPATEN TEGAL SKRIPSI PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MEMBACA INTENSIF PADA SISWA KELAS III SDN LEBAKGOWAH 03 KABUPATEN TEGAL SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH PENERAPAN MODEL KOLABORATIF DENGAN METODE POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DI KELAS V SD N 2 SOKARAJA TENGAH TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD OLEH :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD OLEH : PENGARUH MODEL ARTIKULASI DENGAN MEDIA VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENCERITAKAN PERISTIWA YANG PERNAH DIALAMI, DILIHAT, ATAU DIDENGAR PADA SISWA KELAS III SDN KAMPUNGBARU 1 KECAMATAN KEPUNG KABUPATEN KEDIRI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti menerapkan desain

Lebih terperinci

2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Model pembelajaran merupakan salah satu komponen penting yang menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Ketepatan pemilihan model pembelajaran akan berdampak pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP 6 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 013-014 di SMP Negeri 1 Pagelaran. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII

Lebih terperinci

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain Eni Sukaeni, 2012 Penggunaan Model Penemuan Konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kualitas kehidupan, serta

Lebih terperinci

Yudi Budianti* Dwi Kustianingsih* ABSTRAK

Yudi Budianti* Dwi Kustianingsih* ABSTRAK PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS III SDN SETIADARMA 01 KECAMATAN TAMBUN SELATAN KABUPATEN BEKASI Yudi Budianti* Dwi

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

HALAMAN JUDUL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE HALAMAN JUDUL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA POKOK BAHASAN TEKS CERITA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA SEMESTER II TAHUN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam 18 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandarlampung tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ada pandangan umum yang mengatakan bahwa mata pelajaran matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999), matematika merupakan mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar, yang di dalamnya meliputi beberapa komponen yang saling terkait, antara lain; guru (pendidik),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Objek penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Cimahi, Jalan Mahar Martanegara (Leuwigajah)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia tidak lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa digunakan manusia sebagai sarana berkomunikasi dengan sesamanya. Kegiatan berkomunikasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak di jalan Manunggal komplek KPAD, Bandung-Jawa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian eksperimen untuk mengkaji pengaruh model Cooperative Learning tipe CIRC terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL STRATEGI INKUIRI TERHADAP PEMAHAMAN JURUSAN IPA, IPS DAN BAHASA

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL STRATEGI INKUIRI TERHADAP PEMAHAMAN JURUSAN IPA, IPS DAN BAHASA Pengaruh Layanan Bimbingan Klasikal Strategi Inkuiri Terhadap Pemahaman Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa 77 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL STRATEGI INKUIRI TERHADAP PEMAHAMAN JURUSAN IPA, IPS DAN BAHASA

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR DAUR AIR PADA SISWA KELAS V SDN MUARAREJA 1 KOTA TEGAL

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR DAUR AIR PADA SISWA KELAS V SDN MUARAREJA 1 KOTA TEGAL KEEFEKTIFAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR DAUR AIR PADA SISWA KELAS V SDN MUARAREJA 1 KOTA TEGAL Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994)

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi. Menurut Arifin (2011: 74), Metode eksperimen kuasi disebut juga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan menggunakan penelitian eksperimen diharapkan, setelah menganalisis hasilnya kita dapat melihat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi pemahaman

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bandarlampung Tahun Ajaran 03/04 dengan jumlah siswa sebanyak 00 siswa yang terdistribusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu yaitu penelitian yang tidak mengalami pengacakan murni melainkan peneliti menerima

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Xaverius 2 Bandarlampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Xaverius 2 Bandarlampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Xaverius 2 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII tahun ajaran 2014/2015 yang terdistribusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan sampel tidak secara random, tetapi menerima keadaan sampel apa adanya. Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 4 Cianjur yang beralamat di Jl. Adi Sucipta No. 2 Cianjur Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Populasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL... PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN...

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL... PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN... DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN... PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA

Lebih terperinci

Skripsi. disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Skripsi. disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENYIMAK DONGENG MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI KEMANDUNGAN 01 KOTA TEGAL Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Penelitian Kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG KEEFEKTIFAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MENGIDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR CERITA ANAK PADA KELAS V SDN GROBOG KULON 01 KABUPATEN TEGAL Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat memeroleh

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Dalam Bab II ini akan diuraikan kajian teori yang merupakan variabel dalam penelitian yang dilakukan yaitu hasil belajar, pendekatan CTL, dan alat peraga. 2.1.1 Hasil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Hal ini disebabkan tujuan penelitian adalah melihat hubungan sebab akibat

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DENGAN MEDIA SEDERHANA PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DENGAN MEDIA SEDERHANA PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DENGAN MEDIA SEDERHANA PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI Oleh Endah Catur Kusumastuti NIM 080210102023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SEKOLAH DASAR PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MODEL SNOW BALLING DENGAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI

SKRIPSI PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MODEL SNOW BALLING DENGAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SKRIPSI PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MODEL SNOW BALLING DENGAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S1 Pendidikan Biologi Disusun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Disain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah membandingkan peningkatan kemampuan koneksi matematis antara siswa SMA yang memperoleh pembelajaran matematika Knisley

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Benni Hartati NIM

SKRIPSI. Oleh Benni Hartati NIM KEEFEKTIFAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA (Studi Kuasi Eksperimen pada Kelas IV SD Negeri 1 Kaliori) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

Puji Asih Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRAK

Puji Asih Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ATI TERHADAP PRESTASI DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PADA SUB POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS V SDIT DARUL FALAH SUKOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014 Puji Asih Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN O X O BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian quasi eksperimen, dengan desain kelompok kontrol non-ekuivalen. Diagram desain penelitian adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN LANGSUNG MENGGUNAKAN KALKULATOR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SD NEGERI 1 PURBALINGGA WETAN

PENGARUH PEMBELAJARAN LANGSUNG MENGGUNAKAN KALKULATOR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SD NEGERI 1 PURBALINGGA WETAN PENGARUH PEMBELAJARAN LANGSUNG MENGGUNAKAN KALKULATOR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SD NEGERI 1 PURBALINGGA WETAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

Journal of Elementary Education

Journal of Elementary Education JEE 3 (2) (2014) Journal of Elementary Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jee KEEFEKTIFAN KARTU PINTAR PENGETAHUAN TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI Dina Mursalina Jurusan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari Syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru SekolahDasar

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari Syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru SekolahDasar i PENGARUH MODEL VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) PERCONTOHAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) DI KELAS V SD NEGERI 2 KLAPASAWIT SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pada sub bab ini, peneliti akan membahas mengenai teori - teori yang berkaitan dengan variabel yang sudah ditentukan. Adapaun teori yang berkaitan dengan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen melalui pendekatan kuantitatif dengan Quasi Experimental Design. Adapun desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian Quasi Experimental dengan bentuk desain Nonequivalent Control Group Design, dimana subyek penelitian tidak dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan),

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS Mega Oktaviana, Nurhanurawati, Arnelis Djalil Pendidikan Matematika, Universitas Lampung megao@rocketmail.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung. 19 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terdistribusi ke dalam delapan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen yang bertujuan memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN MODEL SCRAMBLE DALAM PEMBELAJARAN MATERI UANG PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 02 MOJO KABUPATEN PEMALANG

KEEFEKTIFAN MODEL SCRAMBLE DALAM PEMBELAJARAN MATERI UANG PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 02 MOJO KABUPATEN PEMALANG KEEFEKTIFAN MODEL SCRAMBLE DALAM PEMBELAJARAN MATERI UANG PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 02 MOJO KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan

Lebih terperinci