BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 49 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Mekanisme yang berhubungan dengan Pengelolaan Kas Transaksi perdagangan yang dilakukan oleh PT. Elkomindo untuk pembelian persediaannya yang didasarkan kuota dari PT. Indosat sebagai sole distributornya sangat memerlukan dana yang tidak sedikit dan untuk ini biasanya di awal-awal berdirinya perusahaan ini maka yang dikeluarkan adalah berasal dari modal sendiri para pemilik PT. Elkomindo. Oleh karena ini, pihak manajemen memerlukan suatu pengelolaan yang baik untuk dananya yang dalam hal ini adalah uang baik yang ada di kas maupun di bank. Dan mengenai pengelolaan dana kas maupun bank yang untuk selanjutnya di bahasan ini akan disebut sebagai pengelolaan kas, maka ada dua proses dalam pengelolaan kas yang penulis batasi untuk dijadikan analisa dan pembahasan lebih mendalam di perusahaan ini. Dalam pengelolaan kas terdapat dua kegiatan atau transaksi utama yang berkaitan langsung dengan sumber kas itu sendiri yaitu kegiatan penerimaan kas dan pengeluaran kas. Dimana untuk kegiatan penerimaan kas yang dimaksud adalah penerimaan dari penagihan piutang baik yang dibayar secara kas maupun pembayaran secara transfer melalui rekening antar bank seperti biasanya. Sedangkan untuk pengeluaran kas yang dimaksud adalah kas / bankyang dipakai untuk membiayai keperluan operasional sehari-harinya yang terjadi dalam kegiatan usaha perusahaan

2 50 menjalankan transaksi bisnisnya dan untuk membiayai utang-utang perusahaan yang terjadi selama periode tertentu Mekanisme Penagihan Piutang dan Penerimaan Kas Kami para penulis berpendapat bahwa dengan adanya sistem penagihan piutang dan penerimaan kas yang baik akan memberikan pengaruh sangat positif bagi tersedianya dana untuk perusahaan beroperasi. Proses yang sedang berjalan pada PT. Elkomindo sampai dengan saat ini dapat dikatakan cukup sederhana mengingat perusahaan ini belum lama berdiri dan sangat tergantung oleh lamanya waktu yang dibutuhkan outlet-outlet dalam melakukan penagihan kolektibiltas dari masingmasing customernya yang dalam hal ini sebagian besar adalah agen-agen. Dalam penelitian ini, para penulis mengidentifikasikan bahwa konsumen di cabang / outlet PT. Elkomindo Mitra Nusantara adalah para agen kartu selular yang membeli voucher dalam jumlah partai atau dengan kata lain grosiran dan konsumen yang sekali-sekali membeli eceran. Adapun langkah-langkah dari proses penagihan piutang dan penerimaan kas sampai menjadi dana yang cukup bagi perusahaan dari PT. Elkomindo adalah sebagai berikut : a) Kantor Pusat PT. Elkomindo Mitra Nusantara Berdasarkan ramalan penjualan yang telah dibuat sebelumnya di awal tahun maka dengan persediaan yang ada dapat dibuatkan rencana pendistribusiannya ke masing-masing outlet ( cabang ) setiap bulannya yang disesuaikan dengan

3 51 kuota barang persediaan yang didapat dari produsen tunggal untuk vouchervoucher tersebut yaitu Indosat. Setelah rencana pembagian kuota tersebut untuk masing-masing outlet telah dibuat, maka Kantor Pusat akan membuat jadwal pengiriman tepat waktu sesuai dengan jumlah dan waktu yang telah ditentukan. Menerima konfirmasi pembayaran customer-agen dari cabang yang bersangkutan. Kemudian melakukan pengecekan konfirmasi dengan data jumlah dana masuk berdasarkan rekening Koran. Dan menjawab konfirmasi sesuai hasil yang terlihat di rekening Koran bank. Apabila benar dana telah masuk, sekaligus dilakukan pemotongan jumlah di account piutang cabang. Mengawasi aliran dana yang masuk ke rekening Koran bank setiap harinya untuk melihat dari cabang mana saja yang telah melakukan pembayaran untuk kemudian dilakukan pemotongan jumlah di account piutang sesuai cabang yang bersangkutan. b) Kantor Cabang ( Outlet ) PT. Elkomindo Nusantara Outlet menerima barang sesuai jadwal pengiriman dari kantor pusat sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan sebelumnya. Dan setelah itu maka outlet mengakui barang ini sebagai persediaan siap untuk dijual yang mana tercatat di kantor pusat sebagai persediaan cabang yang bersangkutan. Untuk konsumen yang membeli eceran, maka prosesnya adalah memesan langsung ke administrasi penjualan ( pegawai outlet ) dengan menyertakan uang dan kemudian personil administrasi penjualan mengecek barang tersedia

4 52 atau tidak, jika ada lalu menyiapkan kwitansi bukti pembelian untuk konsumen tersebut. Terakhir konsumen menerima barang ( voucher ) beserta bukti pembayarannya, yang dalam hal ini adalah kwitansi pembelian yang isinya ditulis tangan. Dan kemudian kas tersebut akan disetorkan langsung oleh personil administrasi penjualan ke rekening Koran bank kantor pusat sehari setelah penerimaan pembayaran tersebut. Sedangkan untuk konsumen agen maka dilakukan pemesanan terlebih dahulu mengenai kuantitas dan negoisasi harga beserta TOP ( Terms Of Payment )nya. Kemudian personil SA ( Sales Admin ) akan memberi konfirmasi harga terakhir yang bisa diberikan perusahaan ke agen tersebut berdasarkan persetujuan lisan direktur di kantor pusat dan selanjutnya mengecek barang apakah persediaan masih mencukupi kapasitas permintaan pembelian dari agen tersebut. Setelah barang masih tersedia maka SA menyiapkan barang beserta bukti memo penjualan ( invoice ) untuk kemudian dicatat dalam buku catatan penagihan berdasarkan jangka waktu di persetujuan TOPnya. Pihak cabang melakukan pemantauan terhadap account penjualan kredit yang mendekati jatuh tempo dan melakukan follow up ke agen yang bersangkutan. Setelah di hari jatuh temponya maka dibuat memo tagih ke agen tersebut dan dilakukan penagihan oleh personil cabang baik melalui telepon maupun kunjungan. Setelah agen membayar dan menunjukkan bukti bayarnya ( dalam hal ini via transfer Bank ) maka berdasarkan copy bukti bayarnya itu, personil cabang

5 53 melakukan konfirmasi ke kantor pusat mengenai pembayaran sejumlah yang tertera di bukti bayar tersebut. Kemudian konfirmasi akan dijawab oleh kantor pusat dan pihak cabang akan melakukan pemotongan jumlah account piutang di buku penagihannya. c) Konsumen Agen Melakukan pemesanan disertai data jumlah barang dan penawaran harga secara lisan dan TOPnya juga. Setelah mendapat konfirmasi pemenuhan permintaan barang dari kantor cabang, maka pihak agen akan mendapatkan pengiriman barang beserta memo penjualan ( invoice ) dari pihak cabang. Berdasarkan jangka waktu jatuh tempo di invoice maka agen akan dihubungi pihak cabang mengenai masalah pembayaran hutangnya. Setelah membayar maka bukti pembayaran ( dalam hal ini via transfer bank ) akan diberikan copynya ke pihak cabang untuk dilakukan pemeriksaan dana di rekening Koran yang bersangkutan. Kemudian apabila memang dana sudah masuk ke rekening Koran perusahaan, maka account piutang si agen sejumlah pembayarannya akan dikurangi. Dan selanjutnya maka agen yang bersangkutan dapat melakukan pemesanan barang lagi seperti di awal. d) Konsumen - Eceran Melakukan pemesanan disertai dengan uang pembayaran langsung ditujukan ke personil SA pihak cabang.

6 54 Pada saat itu juga konsumen tersebut langsung menerima barangnya beserta bukti pembayarannya dari personil SA pihak cabang. Head Office (H.O) Branch (Outlet) Agent Customer Pengiriman Barang (Voucher) Kirim cash ke bank Sales Admin Sales order Sales order + cash Pemesanan barang Walking Customer Mendistribusik an based on sales forecast Start Stock Cek barang T Penerimaan & pengecekan barang Pengiriman barang tanpa TOP Barang diberikan Sales forecast Rek Koran Menyiapkan barang dgn term of conditions Y Bagian penagihan memonitoring A /R berdasar TOP Pengiriman barang dengan TOP Bagian pembayaran hutang Proses Pembayaran Kontrol & Pelunasan A/R u/ customer yang sdh bayar Proses pengecekan konfirmasi cabang Cek overdue T Konfirmasi cek pembayaran Y Buat memo tagih Cek H.O u/ rek bank Buku Piutang Usaha Jawab konfirmasi Pembayaran Bukti tembusan pembayaran Gambar 4.1 Bagan Mekanisme Penagihan Piutang dan Penerimaan Kas

7 Mekanisme Pengeluaran Kas Adapun untuk mekanisme pengeluaran kas, perusahaan merasa bahwa sangat dibutuhkan pengelolaan yang baik sehingga pembayaran-pembayaran dapat dilakukan secara optimal baik dari segi efisiensi waktu pembayarannya maupun jumlah yang harus dibayarkannya. Sehingga nilai manfaat dari dana yang ada dapat digunakan semaksimal mungkin sebelum dana tersebut digunakan sebagai pembayaran hutang. Berikut langkah-langkah yang terjadi pada mekanisme berjalan untuk pengeluaran kas pada perusahaan : a) Pihak Supplier Supplier dalam hal ini adalah Indosat akan mengirim barang sesuai dengan kuota yang ditetapkan terlebih dahulu oleh mereka untuk sebagai jatah ke PT. Elkomindo Mitra Nusantara. Dan sesuai jadwal waktu yang telah ditentukan sebelumnya untuk setiap bulannya maka barang akan dikirim ke kantor pusat disertai dengan syarat pembayaran yang telah disepakati sebelumnya antara Indosat dengan perusahaan. Sesuai jangka waktu yang ada di syarat pembayaran maka pihak Indosat akan mendapat sejumlah pembayaran dari perusahaan setelah sebelumnya dilakukan verifikasi pembayaran oleh pejabat keuangan kantor pusat. b) Kantor Pusat PT. Elkomindo Mitra Nusantara Setelah menerima barang yang dikirim, perusahaan melakukan pengecekan ulang terhadap barang tersebut sebelum dimasukkan ke dalam gudang

8 56 persediaan. Dan kemudian perusahaan mencatat penerimaan barang itu ke dalam akun persediaan dan selanjutnya akun hutang dagang pun akan bertambah sesuai dengan jumlah yang diterima ditambah pajak pertambahan nilai ( PPN ). Secara berkala sesuai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran yang disyaratkan oleh pihak Indosat yang biasanya hanya berkisar 2-3 hari setelah tanggal penerimaan barang maka pihak perusahaan akan melakukan proses verifikasi pembayaran melalui transfer bank yang akan dilakukan pada saat tanggal jatuh tempo tersebut. Dalam hal penggantian biaya-biaya operasional yang telah dikeluarkan cabang melalui petty cash ( yang selanjutnya disebut kas kecil ) maka kantor pusat secara berkala akan mendapat pengajuan reimbursement kas kecil yang diajukan oleh cabang yang bersangkutan disertai dengan lampiran-lampiran pendukung yang dikirimkan melalui pos. Kemudian akan dilakukan verifikasi dan pengecekan keabsahan pengeluaran biaya-biaya berdasarkan dokumen-dokumen yang dilampirkan oleh pejabat keuangan perusahaan di kantor pusat. Setelah semua dicek dengan benar dan selanjutnya akan dimintakan persetujuan direktur untuk pengeluaran sejumlah dana dari bank untuk menggantikan reimbursement kas kecil tersebut. Setelah itu maka dana yang telah disetujui akan dikeluarkan melalui cek yang kemudian dikirim ke kantor cabang yang bersangkutan. c) Kantor Cabang ( Outlet ) PT. Elkomindo Nusantara

9 57 Biaya-biaya operasional sehari-hari didanai oleh kantor cabang melalui dana yang tersedia di kas kecil dengan jumlah limit tak menentu sesuai dengan jumlah yang diterima dari hasil penjualan tunai. Dengan dana kas kecil ini maka pemenuhan kebutuhan operasional perusahaan seperti biaya ATK ( alat tulis kantor ), biaya barang cetakan, biaya kirim, biaya promosi keliling dan lainnya akan dikeluarkan dari dana tersebut. Setiap pembayaran yang akan dilakukan akan mengecek terlebih dahulu mengenai tersedianya dana kas kecil atau tidak untuk melakukan pembayaran tersebut. Apabila dana kas kecil masih cukup untuk melakukan pembayaran maka pembayaran bisa dilakukan, tetapi apabila dana kas kecil sudah tidak cukup untuk melakukan pembayaran maka pihak ketiga akan diberitahukan bahwa pembayaran masih harus menunggu proses pengajuan ke kantor pusat. Setiap pengeluaran biaya-biaya operasional tersebut maka kantor cabang akan melakukan pencatatan biaya-biaya tersebut sesuai dengan lampiran bukti pembayaran dari setiap pengeluaran biaya yang didokumentasikan. Dan sesuai dengan dokumentasi lampiran pembayaran biaya-biaya operasional tersebut maka dibuat pengajuan reimbursement kas kecil untuk memenuhi dana kas kecil yang tidak tersedia untuk melakukan pembayaran ke pihak ketiga. Pengajuan reimbursement kas kecil ini ditujukan ke pejabat keuangan kantor pusat untuk selanjutnya dilakukan verifikasi dan dimintakan persetujuan direktur mengenai perintah pengeluaran dana melalui cek untuk menggantikan kas kecil kantor cabang tersebut.

10 58 Setelah pengajuan reimbursement kas kecil ini disetujui dan dananya diberikan melalui cek ke kantor cabang untuk selanjutnya dicairkan di bank terdekat kantor cabang maka dana itu akan diisikan kembali ke kas kecil kantor cabang. Sedangkan secara berkala bagian yang mengawasi tagihan pihak ketiga untuk pembayaran biaya-biaya operasional akan melakukan pengecekan ulang ke dana kas kecil. Apabila ternyata dana kas kecil sudah bisa mencukupi untuk dilakukan pembayaran maka selanjutnya akan diproses pembayaran ke pihak ketiga tersebut dengan dana kas kecil yang ada. d) Pihak Ketiga ( Supplier lainnya untuk barang-barang pembantu operasional ) Menerima pemesanan secara lisan dari kantor cabang untuk barang-barang atau jasa yang diinginkan. Dan kemudian mengirim barang atau jasa tersebut disertai dengan faktur penjualan atau invoice untuk ditagihkan ke perusahaan. Setelah barang atau jasa diterima perusahaan, maka pihak kantor cabang akan melakukan pengecekan invoice terhadap ketersediaan dana yang ada untuk melakukan pembayaran. Apabila dananya mencukupi maka perusahaan akan langsung melakukan pembayaran dengan dana kas kecil mereka. Sebaliknya apabila dananya tidak tersedia maka proses pembayaran akan ditunda untuk jangka waktu yang dibutuhkan kantor cabang untuk memproses pembayaran itu ke kantor pusatnya. Dan kemudian apabila proses tersebut sudah selesai maka pihak ketiga akan dihubungi kantor cabang dan pembayaran segera dilakukan.

11 59 Stock Suppliers H O Branch ( Outlet ) Other suppliers Stok Start Membiayai kebutuhan operasional invoice Pemenuhan biayabiaya operasional pesanan cabang Mengirim barang sesuai quota Pengiriman dengan TOP Menerima barang & mencatat hutang dagang Monitoring tagihan invoice u/ biaya operasional Pembayaran barang kiriman Monitoring pembayaran hutang dagang Cek petty cash 1 ada Verifikasi & persetujuan penggantian tidak Membayar dengan petty cash Pembayaran tagihan dari branch Pengajuan penggantian reimbursement petty cash Buat reimburseme nt pemakaian petty cash 1 Petty cash Proses pembayaran reimbursement Penerimaan penggantian reimbursement Cash in bank Gambar 4.2 Bagan Mekanisme Pengeluaran Kas

12 Kelemahan dari Mekanisme Perusahaan Atas dasar penelitian yang dilakukan para penulis terhadap mekanisme perusahaan baik untuk penagihan piutang dan penerimaan kas serta mekanisme pengeluaran kas, maka ditemukan beberapa kelemahan terjadi di ruang lingkup kantor pusat, kantor cabang, konsumen-agen dan pihak supplier yang bisa menjadi masukan dalam rangka perbaikan sistem perusahaan. Di sini untuk konsumen-eceran, penulis mengidentifikasikan tidak adanya kelemahan yang cukup signifikan sehingga dalam pembahasan kelemahan tidak diikutsertakan Kelemahan Mekanisme Penagihan Piutang dan Penerimaan Kas Berikut identifikasi penulis terhadap kelemahan-kelemahan yang terjadi pada bagian-bagian yang berkaitan dengan mekanisme berjalan penagihan piutang dan penerimaan kas perusahaan : a) Kantor Pusat PT. Elkomindo Mitra Nusantara Kelemahan yang terjadi dalam mekanisme penagihan piutang dan penerimaan kas yang berkaitan dalam ruang lingkup kantor pusat perusahaan antara lain adalah kurangnya pengawasan kantor pusat terhadap cabang dalam hal penerimaan kas hasil penjualan tunai dari konsumen eceran. b) Kantor Cabang ( Outlet ) PT. Elkomindo Nusantara Sedangkan dari sisi di cabangnya sendiri juga masih terdapat beberapa kelemahan yang mungkin menjadi hambatan cukup berarti bagi perusahaan ini

13 61 sendiri dalam mengelola perputaran dana yang diperlukan, sehingga penulis mencoba mengidentifikasikan bahwa belum adanya follow up sebelum jatuh tempo pembayaran ke konsumen-agen sehingga sering terjadi keterlambatan dalam pembayaran dari mereka dan ini sangat mengganggu perusahaan dalam mengelola perputaran dananya. c) Konsumen Agen Pihak konsumen yang dalam hal ini adalah agen merupakan bagian tersendiri yang menjadi bahasan bagi penulis, karena terdapat juga kendala yang mungkin bisa diperbaiki mengenai sistem hubungan kerjanya dengan pihak perusahaan seperti belum bisa dilakukannya pemesanan berulang sebelum pembayaran atas pemesanan sebelumnya jatuh tempo untuk dibayarkan. Hal ini menjadi dilema tersendiri bagi agen tersebut dalam menjalankan usahanya Kelemahan Mekanisme Pengeluaran Kas Kelemahan yang terjadi pada mekanisme berjalan pengeluaran kas perusahaan adalah bahwa dalam hal pengeluaran kas pada kantor pusat untuk penggantian pengajuan reimbursement kas kecil yang diajukan cabang masih sangat memakan waktu yang lama. Hal ini karena dalam proses pengajuan penggantian dana kas kecil yang telah dipakai kantor cabang belum memiliki standard waktu yang tepat dan berkala sehingga ada kalanya pihak cabang mengalami kehabisan dana kas kecilnya.

14 62 Dimana juga tidak adanya batas minimum kas kecil tertentu yang ditetapkan sebagai batas waktu pengajuan reimbursement kas kecil sehingga dengan adanya batas ini maka sebelum dana kas kecil habis dapat langsung dilakukan pengajuan reimbursement kas kecil ke kantor pusat. Kelemahan ini sangat berpengaruh pada operasional kantor cabang itu sendiri dalam melakukan kegiatan operasional sehari-harinya. Dan oleh karena itu penulis di pembahasan berikutnya akan mencoba membuat perhitungan sedemikian rupa untuk menghitung berapa batas minimum yang dapat ditetapkan sebagai batas waktu pengajuan reimbursement kas kecil kembali ke kantor pusat. 4.3 Usulan Perbaikan Kelemahan Mekanisme Pengelolaan Kas Dalam rangka mengoptimalkan mekanisme pengelolaan kas perusahaan baik untuk penagihan piutang dan penerimaan kas maupun pengeluaran kasnya, maka penulis membuat beberapa usulan yang berkaitan dengan beberapa kelemahan yang telah diidentifikasikan pada bagian sebelumnya Mekanisme Penagihan Piutang dan Penerimaan Kas Untuk mengoptimalkan mekanisme penagihan piutang dan penerimaan kas terutama di kantor cabang PT. Elkomindo Mitra Nusantara maka penulis mengusulkan hal-hal sebagai berikut ;

15 63 1. Dalam rangka memperkecil kelemahan yang terjadi pada saat penerimaan uang hasil penjualan tunai oleh personil administrasi penjualan di cabang maka penulis menyarankan perusahaan untuk menggunakan bukti pembayaran atau kwitansi yang pre-number ( bernomor cetak terurut ) dan dibuat register pencatatan atas penggunaan kwitansi pre-number tersebut. Kemudian setiap harinya register tersebut diinfokan ke kantor pusat agar dapat selanjutnya dapat diperiksa silang dengan mutasi bank yang disetor dari kantor cabang ke rekening kantor pusat. 2. Penulis menyarankan bahwa untuk sistem penagihan piutang ke customer dilakukan pada saat hari H-3 dengan meminta konsumen menyiapkan pembayaran melalui cek mundur ( post date cheque ) tertanggal jatuh temponya. Hal ini dimaksudkan agar pada saat jatuh tempo, kantor cabang bisa langsung mencairkan dananya untuk mempertahankan likuiditas asset perusahaan secara keseluruhan Mekanisme Pengeluaran Kas Dengan memperbaiki sistem reimbursement kas menggunakan perhitungan saldo kas minimum yang harus dimiliki pada saat ingin melakukan reimbursement kas kecil dari cabang. Sehingga diketahui kapan saat untuk mengisi ulang dana yang ada di kas kecil. Berikut penulis akan mencoba menghitung waktu yang tepat untuk pengajuan reimbursement petty cash dari kantor cabang ke kantor pusat.

16 64 Adapun kondisi berjalan yang terjadi di cabang antara lain : a) Starting cash yang digunakan sebagai petty cash sebesar Rp ,-. b) Asumsi 5 hari kerja dalam seminggu. Dan pengeluaran petty cash per hari kerja sebesar Rp ,-. c) Jangka waktu pengisian petty cash dimulai dari pengiriman reimbursement sampai dengan penerimaan dana dari kantor pusat ke kantor cabang adalah 3 hari. d) Saldo kas kecil pengaman sebesar Rp ,- Perhitungan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : Titik pengajuan kembali reimbursement petty cash = (pengeluaran petty cash per hari kerja x jangka waktu pengisian) + saldo kas pengaman = ( x 3 hari ) = = atau 6 hari kerja ( ( ) : /hari kerja ) Jadi pada saat saldo petty cash sebesar Rp ,- maka kantor cabang dapat melakukan pengajuan reimbursement petty cash ke kantor pusat. Juga dapat dikatakan bahwa 6 hari kerja setelah pengisian petty cash sebelumnya maka kantor cabang dapat mengajukan reimbursement ke kantor pusat Usulan Rancangan Investasi dengan Kelebihan Kas yang ada.

17 65 Berikut penulis juga mencoba mengusulkan suatu rancangan pemilihan investasi yang ada dengan menggunakan kelebihan kas yang ada di dalam perusahaan. Di antara berbagai instrumen investasi yang ada, maka penulis hanya menyajikan dua pilihan investasi yang berikutnya akan coba dijelaskan penulis di bawah ini. Investasi di pasar Foreign Exchange ( Forex ) Karena sebagian besar mata uang dunia menggunakan floating rate system maka fluktuasi nilai tukar mata uang di pasar forex dapat menjadi sarana untuk berinvestasi. Pasar forex merupakan pasar terbesar di dunia dengan jumlah transaksi sebesar 1,5 triliun per hari. Pembatasan pasar forex ini meliputi mata uang diantaranya Euro US, US Yen, GBP US, US CHF, AUD US. Investasi di pasar forex biasanya menggunakan sistem margin trading. Margin Trading adalah sistem perdagangan dengan menggunakan jaminan dan kontrak. Dalam Margin Trading, jaminan yang dibutuhkan jauh lebih kecil dari nilai kontrak transaksi sesungguhnya, sehingga memberikan daya ungkit (leverage) dalam investasi anda. Keuntungan Margin Trading, antara lain : 1. Return of Investment yang tinggi. Dengan jaminan (modal awal) yang relatif kecil akan didapatkan return yang tinggi, karena dalam margin trading ini terdapat daya ungkit yang luar biasa. 1:100 untuk Valuta Asing

18 66 Berikut gambaran transaksi perdagangan di Valuta Asing dengan cara konvesional dan Margin Trading: - Konvensional (via Money Changer, Bank Note, atau Telegraphic Transfer) Modal Awal = US$1,000.- Beli Australian Dollar di harga , jual di Profit = ( ) x $1,000.- = $5 Return of Investment = $5.- / $1,000.- x 100% = 0.5% Margin Trading Modal Awal = US$1,000.- (jaminan) Nilai Kontrak = US$100,000.- (transaksi sesungguhnya) Beli Australian Dollar di harga , jual di Profit = ( ) x $100,000.- = $500.- Return of Investment = $500.- / $1,000.- x 100% = 50% Profit di saat pasar cenderung Naik maupun Turun.

19 67 Dengan adanya Transaksi Dua Arah, ketika harga cenderung bergerak naik maupun turun anda dapat memperoleh profit yang sama. - Ketika harga cenderung naik (Beli - Jual) Perintah Beli di ,kemudian Perintah Jual di Profit = ( ) x $100,000.- = $500.- Return of Investment = $500.- / $1,000.- x 100% = 50% Ketika harga cenderung turun (Jual - Beli) Perintah Jual di ,kemudian Perintah Beli di Profit = ( ) x $100,000.- = $500.- Return of Investment = $500.- / $1,000.- x 100% = 50% Likuiditas sangat tinggi Likuiditas transaksi sangat tinggi, setiap saat anda dapat melakukan transaksi dan tidak akan ada transaksi yang tertahan. Resiko yang dapat timbul dengan investasi di pasar forex sebagai contoh menggunakan contoh harga diatas : - Ketika harga cenderung turun

20 Perintah Jual di , dengan harapan harga turun ternyata harga berbalik arah naik dengan eksekusi beli (memasang stop loss/tidak) di sehingga Loss = ( ) x $100,000.- = -$500.- Return of Investment = -$500.- / $1,000.- x 100% = -50% Ketika harga cenderung naik Perintah Beli di , dengan harapan harga naik ternyata harga berbalik arah turun dengan eksekusi jual (memasang stop loss/tidak) di sehingga Loss = ( ) x $100,000.- = -$500.- Return of Investment = -$500.- / $1,000.- x 100% = -50% Investasi dengan SBI Di sisi lain, penulis dengan berpegang prinsip risk adverse maka menyarankan perusahaan yang masih belum lama berdiri ini dapat menginvestasikan kelebihan kas yang ada pada instrumen semacam deposito ini. Hal ini didasari bahwa dengan pergerakan turun naiknya dari suku bunga yang menjadi tolak ukur imbal hasil dari instrumen ini memiliki kestabilan yang baik

21 69 selama periode yang sama dibandingkan instrumen investasi semacam di pasar Foreign Exchange. Dan juga dimana perusahaan ini belum lama berdiri maka dengan pertimbangan bahwa perusahaan masih belum siap menghadapi potensial kerugian yang akan mungkin terjadi apabila perusahaan bermain di pasar Foreign Exchange. Sebagai bahan pertimbangan maka berikut ini, penulis menyajikan trend pergerakan dari suku bunga SBI untuk jangka waktu 3 bulan selama periode September 2004 Juli 2005, sebagai berikut : Pergerakan Suku Bunga SBI periode September Juli % 8.50% 8.45% 8.00% 7.50% 7.31% 7.27% 7.51% 7.00% 6.50% Sep-04 Oct-04 Nov-04 Dec-04 Jan-05 Feb-05 Mar-05 Apr-05 May-05 Jun-05 Jul Konsep Pengelolaan Kas dengan Metode Baumol Pemanfaatan saldo kas minimum dalam perusahaan sangat diperlukan sehingga tidak adanya idle cash yang sebenarnya dapat digunakan sebagai instrumen investasi perusahaan. Sehingga para penulis mencoba menyediakan model matematis Baumol dalam penentuan saldo kas minimum yang harus dimiliki perusahaan untuk keperluan tadi. Dengan menggunakan model matematis Baumol maka penulis akan

22 70 memakai asumsi-asumsi yang sekiranya bersifat mewakili keadaan sebenarnya dari PT. Elkomindo Mitra Nusantara. Berikut asumsi-asumsi yang digunakan antara lain : a) Starting cash yang digunakan adalah laporan arus kas di triwulan I ( Oktober 2004-Desember 2004 ) sampai dengan triwulan II ( Januari 2005-Maret 2005 ). b) Suku bunga yang digunakan adalah suku bunga SBI dengan jangka waktu tiga bulanan. Suku bunga SBI dipilih penulis karena sifat likuiditasnya yang cukup tinggi dan fluktuasi instrument ini cukup stabil dibandingkan lainnya. c) Tidak ada pola penyimpanan kas yang bersifat fluktuatif selama periode di atas. d) Biaya administrasi ( fixed cost ) diabaikan karena tidak signifikan untuk diperhitungkan. e) Pemasukan kas dari pencairan deposito ( cash equivalents ) dilakukan setiap bulannya dengan asumsi tidak pernah dicairkan sebelum masa jatuh tempo. f) Arus kas masuk yang diterima setiap bulannya berjumlah sama besarnya sesuai dengan perkiraan semula. Model Rumus : Rata-rata kas ( C / 2 ) = Starting Cash 2 Opportunity costs ( OC ) = ( C / 2 ) x K C* = 2 F K Triwulan I ( Oktober Desember 2004 )

23 71 Starting cash selama triwulan I Rp Rata-rata kas Rp = Rp T = Total kas yang diperlukan selama satu tahun = Rp K = Tingkat suku bunga SBI triwulan = 7.30 % = % 4 Jumlah Kas Optimal yaitu : C* = { 2 x ( ) } = Rp , % Rata rata kas = Rp ,89 = Rp ,95 2 Opportunity Cost = Rp ,89 x % = Rp ,79 2 Total Cost = Rp ,79 Triwulan II ( Januari Maret 2005 ) Starting cash selama triwulan II Rp Rata-rata kas Rp = Rp T = Total kas yang diperlukan selama satu tahun = Rp

24 72 K = Tingkat suku bunga SBI triwulan = 7.51 % = % 4 Jumlah Kas Optimal yaitu : C* = { 2 x ( ) } = Rp , % Rata rata kas = Rp ,32 = Rp ,66 2 Opportunity Cost = Rp ,32 x % = Rp ,78 2 Total Cost = Rp ,78 Triwulan I - II Average Starting cash / triwulan ( ) 2 = Rp Rata-rata kas Rp = Rp ,50 2 T = Total kas yang diperlukan selama setahun = Rp K = Tingkat suku bunga SBI triwulan = ( 7.30% % ) 2

25 73 = 7.41 % = % 4 Jumlah Kas Optimal yaitu : C* = { 2 x ( ) } = Rp , % Rata rata kas = Rp ,95 = Rp ,98 2 Opportunity Cost = Rp ,95 x % = Rp ,67 2 Total Cost = Rp ,67 Total penghematan = Rp Rp ,95 = Rp ,05 Pendapatan bunga potensial = Rp ,05 x % = Rp ,89 Berdasarkan perhitungan jumlah kas optimal dengan menggunakan model matematis Baumol, maka penulis mencoba membuat beberapa kesimpulan antara lain : 1. Perusahaan ini sebaiknya memiliki saldo kas secara optimal sebesar Rp ,95. Jumlah kas optimal ini didapat dengan menggunakan data

26 74 arus kas selama dua triwulan yaitu periode Oktober 04 Desember 04 dan Januari 05 Maret Perusahaan harus menanggung total biaya sebesar Rp , Selama dua triwulan tersebut maka total rata-rata saldo kas yang dapat dihemat oleh perusahaan adalah sebesar Rp ,05 dengan pendapatan potensial berasal dari pendapatan bunga deposito potensial Rp ,89 apabila penghematan uang tersebut diinvestasikan dalam bentuk deposito. Triwulan I Aktual ( Oktober 04 Desember 04 ) ( Jutaan Rupiah ) 1.412,3 706,1 Waktu T1 T2 T3

27 75 Triwulan I Optimal ( Oktober 04 Desember 04 ) ( Jutaan Rupiah ) 786,8 393,4 Waktu T1 T2 T3 Triwulan II Aktual ( Januari 05 Maret 05 )

28 76 ( Jutaan Rupiah ) 938, 2 469, 1 Waktu T1 T2 T3 Triwulan II Optimal ( Januari 05 Maret 05 ) ( Jutaan Rupiah ) 632,3 316,1 Waktu T1 T2 T3

29 77 Triwulan I-II Aktual ( Jutaan Rupiah ) 1.175, 2 587, 6 Waktu T1 T2 T3 Triwulan I-II Optimal

30 78 ( Jutaan Rupiah ) 712,6 356,3 Waktu T1 T2 T3 Berikut grafik penghematan kas selama kuartal I II : 1, , Kuartal I Kuartal II Kuartal I - II Saldo Kas Aktual Saldo Kas Optimal Penghematan Gambar 4.3 Penghematan Kas yang dapat dilakukan 4.5 Analisis Rasio Keuangan PT. Elkomindo Mitranusantara

31 79 Di bagian ini, penulis mencoba mengulas sedikit kinerja perusahaan ini dari beberapa segi rasio keuangannya per Maret 2005 seperti yang digambarkan dalam tabel ini sebagai berikut : Tabel 4.1 Tabel Analisis Rasio Keuangan Perusahaan Liquidity Ratio Net working capital 2,816 juta rupiah Current Asset - Current Liability Current Ratio 2.62 kali Current Asset/Current Liability Quick Ratio 1.93 kali (CA - Inventory)/CL Activity Ratio Working Capital Turnover 4.25 kali Sales/NWC Inventory Turnover 9.69 kali COGS/Inventory Average day Inventory 3.10 hari 30/Inventory Turnover AR Turnover kali Sales/AR Average collection period 1.19 hari 30/AR Turnover AP Turnover - kali COGS/AP Average payment period - hari 30/AP Turnover Total Asset Turnover 2.58 kali Sales/TA Liability Ratio Debt Ratio 0.38 kali Total liability/total Asset Debt Equity Ratio 0.60 kali Total liability/equity YEAR TO DATE RATIO Return on Assets 0.05 % Net Income/Total Asset Return on Equity 0.08 % Net Income/Total Equity Dari perhitungan tabel di atas, dapat dilihat bahwa perusahaan ini masih memiliki kemampuan mancairkan dananya untuk membiayai semua kewajibannya lebih dari 100% yang ditunjukkan dengan current ratio sebesar 2.62 kali dan quick ratio sebesar 1.93 kali. Sedangkan untuk kinerja aktivitas operasional perusahaan sendiri terhadap persediaan masih sangat baik dengan waktu perputaran persediaan kurang lebih 3.1

32 80 hari dan untuk pengelolaan penagihan piutangnya masih kurang optimal dengan jumlah hari kurang lebih hari mengingat sifat dari bisnis ini bahwa perusahaan tidak dapat jangka waktu penundaan pembayaran ke Indosat lebih dari 2 hari, sehingga hal ini cukup membuat perusahaan kehilangan kesempatan terhadap peluang-peluang bisnis yang ada. Dan untuk sisi ROA ( Return On Asset ) atau ROE ( Return On Equity ), dapat dilihat bahwa profitabilitas perusahaan lebih besar efektifitasnya dari penggunaan modal sendiri daripada penggunaan assetnya, sehingga dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pengelolaan asset perusahaan belum semaksimal pengelolaan modalnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. IV.1. Analisis Kebijakan Kredit PT Tirta Varia Intipratama. yaitu, penjualan secara tunai atau secara kredit.

BAB IV PEMBAHAS AN. IV.1. Analisis Kebijakan Kredit PT Tirta Varia Intipratama. yaitu, penjualan secara tunai atau secara kredit. BAB IV PEMBAHAS AN IV.1. Analisis Kebijakan Kredit PT Tirta Varia Intipratama IV.1.1. Analisis Kebijakan Penjualan Kredit Penjualan merupakan kegiatan operasional perusahaan di mana dengan ini perusahaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan ekonomis suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI :

NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI : NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI : TANGGAL : 2 BULAN : 1 TAHUN : 2008 SINTENREMEN.COM PERUSAHA DAFTAR AKUN Per : 02 Januari 2008 NO AKUN NAMA AKUN SALDO AWAL 1111 Kas di

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. Barezky Total CV. Barezky Total adalah termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Sistem Informasi atas Penjualan dan Penerimaan. Kas pada PT. Syspex Kemasindo

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Sistem Informasi atas Penjualan dan Penerimaan. Kas pada PT. Syspex Kemasindo BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Sistem Informasi atas Penjualan dan Penerimaan Kas pada PT. Syspex Kemasindo 1. Prosedur penjualan dan penerimaan kas PT. Syspex Kemasindo menerapkan prosedur

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro Lestari Tbk. yang selanjutnya dibandingkan dengan PT. PP London Sumatra Tbk. dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum

BAB IV PEMBAHASAN. audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan yang akan dijabarkan pada bab ke empat ini mengenai pelaksanaan audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum dilakukannya kegiatan audit

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan laporan keuangan PT Metrodata Electronics, Tbk., maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil perhitungan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan bab sebelumnya dengan menggunakan teknik analisis laporan keuangan, yaitu analisis horizontal, analisis vertikal, dan analisis rasio, dapat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Analisis rasio laporan keuangan pada perusahaan industri rokok telah dilaksanakan secara efektif, hal ini terlihat dari perusahaan industri rokok dalam menganalisis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Disini penulis akan menyimpulkan hasil kinerja PT Telkom Tbk dan PT Indosat Tbk yang keduanya merupakan perusahaan yang terdaftar di BEJ setelah dianalisis dengan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI IV.1. Survey Pendahuluan Survey pendahuluan yang dilakukan adalah atas aktivitas yang berkaitan dengan prosedur

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari PT Kurnia Mulia Citra Lestari adalah perusahaan swasta yang didirikan berdasarkan akta notaris no.67 dihadapan Emmy Halim.SH,

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai kinerja keuangan PT.XYZ

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai kinerja keuangan PT.XYZ 123 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan mengenai kinerja keuangan PT.XYZ selama periode 2003 2005, penulis berkesimpulan sebagai berikut : 1. Kinerja keuangan PT.XYZ dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang 43. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit pada PT.Triteguh

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Modal Kerja dan Pengelolaan Kas. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Modal Kerja dan Pengelolaan Kas. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Modal Kerja dan Pengelolaan Kas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Modal Kerja dan Pengelolaan Kas Materi Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah

Lebih terperinci

Branch Management. Finance for Non Finance. Facilitated By PT. Suzuki Indomobil Sales October 2015

Branch Management. Finance for Non Finance. Facilitated By PT. Suzuki Indomobil Sales October 2015 Branch Management Finance for Non Finance Facilitated By PT. Suzuki Indomobil Sales October 2015 1 Branch, Finance Management 2 Fokus Pelatihan : NERACA Kas, Bank AR / Piutang Dagang Stock / Persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan

Analisis Laporan Keuangan Bahan Kuliah Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan IV Analisis Laporan Keuangan Dosen : Suryanto, SE., M.Si Analisis Laporan Keuangan Analisis Indeks Analisis Common Size Analisis Rasio Keuangan Analisis

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. Nama : Annisa Damayanti Puspitasari NPM : 21213127 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Perencanaan Keuangan Jangka Panjang Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Perencanaan Keuangan Jangka Panjang Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Perencanaan Keuangan Jangka Panjang Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Perencanaan Keuangan Berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka

Lebih terperinci

PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM.

PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM. PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM. TEKNIK ANALISIS RATIO MERUPAKAN TEKNIK ANALISIS YANG MENGGAMBARKAN HUBUNGAN MATEMATIKAL ANTARA SUATU JUMLAH TERTENTU DENGAN JUMLAH YANG LAIN

Lebih terperinci

KREDIT. Menyalurkan dana masyarakat (deposito, tabungan, giro) dalam bentuk kredit kepada dunia usaha.

KREDIT. Menyalurkan dana masyarakat (deposito, tabungan, giro) dalam bentuk kredit kepada dunia usaha. KREDIT PENGERTIAN Pengertian kredit menurut undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan adalah : penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan kesepakatan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 1. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan Pada Perusahaan Industri Kertas 1) PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Analisis laporan keuangan pada PT. Indah Kiat Pulp & Paper

Lebih terperinci

ANALISIS MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA PT LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA PT LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA PT LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh: Nurdiana Simatupang S1 Akuntansi Pinondang Nainggolan,

Lebih terperinci

ICQ. Internal Control Questionaire. No Pertanyaan Y T Keterangan

ICQ. Internal Control Questionaire. No Pertanyaan Y T Keterangan L1 ICQ Internal Control Questionaire No Pertanyaan Y T Keterangan PENJUALAN 1. Apakah perusahaan memiliki pedoman penjualan secara tertulis? 2. Apakah perusahaan menggunakan daftar harga (price list)?

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Perusahaan. Industrial Estate, Jl Jababeka Raya Blok F 29-33, Cikarang, Bekasi 17530,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Perusahaan. Industrial Estate, Jl Jababeka Raya Blok F 29-33, Cikarang, Bekasi 17530, 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Samsung Electronics Indonesia didirikan pada tanggal 14 agustus 1991 dengan membentuk 2 divisi yaitu:

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan :

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan : L1 LAMPIRAN Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan : 1. Ya, artinya sistem dan prosedur telah diterapkan serta dilaksanakan dengan baik sebagaimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi. Kegiatan akuntansi merupakan kegiatan mencatat, menganalisa, manyajikan dan menafsirkan data

Lebih terperinci

BUKTI PENERIMAAN KAS BUKTI SETORAN KAS

BUKTI PENERIMAAN KAS BUKTI SETORAN KAS L1 BUKTI PENERIMAAN KAS BUKTI SETORAN KAS L2 BUKTI TIMBANG SURAT JALAN L3 SURAT JALAN BATAL NOTA DEBIT NOTA KREDIT L4 FAKTUR PENJUALAN L5 L6 PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA INTERNAL CONTROL QUESTIONNARIES

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN maka perusahaan akan mengetahui apakah kinerja keuangan perusahaannya lebih baik atau bahkan lebih baik dari perusahaan lain. Dengan adanya analisis rasio laporan keuangan maka akan dapat membantu manajemen

Lebih terperinci

Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN RASIO KEUANGAN Ratio Keuangan: perhitungan matematika yang bergunauntuk: Mengevaluasi performa perusahaan Memonitor performa perusahaan selama periode tertentu (mingguan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu yang disusun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Laporan Keuangan Dalam menganalisis permohonan kredit modal kerja, peneliti menggunakan data dari aspek keuangan yaitu menggunakan rasio keuangan dan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan perusahaan sejenis untuk terus mengembangkan skala usahanya. Dalam menghadapi persaingan ini perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN 2008-2012 NAMA : DEWI KUSUMASTUTI KELAS : 3EB15 NPM : 21210905 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Analisis laporan

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMBELIAN BARANG DAN PERLAKUAN HUTANG PADA PT. ANDALAN SURYA KENCANA : TIFANNY SYAM NPM :

PROSEDUR PEMBELIAN BARANG DAN PERLAKUAN HUTANG PADA PT. ANDALAN SURYA KENCANA : TIFANNY SYAM NPM : PROSEDUR PEMBELIAN BARANG DAN PERLAKUAN HUTANG PADA PT. ANDALAN SURYA KENCANA Nama : TIFANNY SYAM NPM : 21209388 Jurusan : AKUNTANSI Pembimbing : : RINA NOFIYANTI SE.MM Latar Belakang Penulisan Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

PENGARUH PENGENDALIAN PIUTANG USAHA DALAM MEMINIMALKAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT GAYA SASTRA INDAH

PENGARUH PENGENDALIAN PIUTANG USAHA DALAM MEMINIMALKAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT GAYA SASTRA INDAH PENGARUH PENGENDALIAN PIUTANG USAHA DALAM MEMINIMALKAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT GAYA SASTRA INDAH Tiara Timuriana Dosen Tetap Program Studi Akuntansi D3 Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Risti Eni

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Krisis ekonomi yang melanda negara Indonesia sejak pertengahan tahun 1997

ABSTRAKSI. Krisis ekonomi yang melanda negara Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 ABSTRAKSI Krisis ekonomi yang melanda negara Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah mempengaruhi semua bidang kehidupan. Hal ini benar-benar menuntut dunia usaha Indonesia untuk membenahi manajemen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi. Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi

Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi. Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi Lampiran Dokumen Permintaan Barang Urgent 1 transaksi Lampiran Dokumen Delivery Order Resmi 1 transaksi Lampiran

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN 3.1. Profil Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN CV. SUMBER HASIL. Daerah Istimewa Jogjakarta. CV. Sumber Hasil bergerak dalam bidang hasil bumi.

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN CV. SUMBER HASIL. Daerah Istimewa Jogjakarta. CV. Sumber Hasil bergerak dalam bidang hasil bumi. BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN CV. SUMBER HASIL 3. Sejarah Singkat Perusahaan CV. Sumber Hasil terletak di Jalan Godean km 5 no 03 Godean, Sleman 55292, Daerah Istimewa Jogjakarta. CV. Sumber Hasil bergerak

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PADA PT ZEBRA NUSANTARA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PADA PT ZEBRA NUSANTARA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PADA PT ZEBRA NUSANTARA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK ABSTRAK Feri Virgiawan Email : feri_virgiawan@yahoo.com Program Studi Akuntansi STIE Widya DharmaPontianak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 99 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah dilakukan penghitungan dan analisis terhadap kinerja keuangan PT. MCP, maka pada bab ini akan diberikan kesimpulan dari pembahasan dan analisis diatas serta saran-saran

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Anggarini (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan Likuiditas dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Definisi ini mengandung dua pengertian, yakni:

BAB 2 LANDASAN TEORI. tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Definisi ini mengandung dua pengertian, yakni: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi American Accounting Association mendefinisikan akuntansi sebagai:..proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan

Lebih terperinci

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Pentingnya analisis laporan keuangan dan pihak pihak yang berkepentingan. Macam laporan keuangan. Analisis rasio keuangan. Keterbatasan analisis laporan keuangan. Pentingnya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang industri farmasi dimana kegiatan utamanya menyediakan produk dan jasa pelayanan

Lebih terperinci

MANAJEMEN MODAL KERJA

MANAJEMEN MODAL KERJA MANAJEMEN MODAL KERJA 1. Konsep dasar manajemen modal kerja 2. Siklus konversi kas 3. Manajemen kas 4. Manajemen persediaan 5. Manajemen piutang Muniya Alteza Konsep dan Definisi Dasar Modal Kerja Modal

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan Kinerja Perusahaan. xiii

ABSTRAK. Kata kunci: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan Kinerja Perusahaan. xiii ABSTRAK Laporan keuangan merupakan cerminan dari kinerja perusahaan pada satu perioda tertentu. Namun hanya dengan melihat laporan keuangan, informasi lain yang lebih mendalam tentang kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

Sistem Penerimaan PT. Kimia Sukses Selalu dimulai dari datangnya Purchase Order (PO)

Sistem Penerimaan PT. Kimia Sukses Selalu dimulai dari datangnya Purchase Order (PO) Keterangan Flowchart : Sistem Penerimaan PT. Kimia Sukses Selalu dimulai dari datangnya Purchase Order (PO) dari pelanggan ke perusahaan yang diterima oleh Customer Sales Representative (CSR) perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan adalah barang - barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan 40 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan Timur. Sesuai dengan analisis dan metode penelitian yang digunakan maka data yang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture. BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan BAB IV PEMBAHASAN Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan keekonomisan suatu perusahaan. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan dalam Bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengelolaan piutang yang dijalankan oleh PT. INTI kurang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

ANALISA KEUANGAN Rasio Keuangan. Sumber : Syafarudin Alwi BamBang Riyanto

ANALISA KEUANGAN Rasio Keuangan. Sumber : Syafarudin Alwi BamBang Riyanto ANALISA KEUANGAN Rasio Keuangan Sumber : Syafarudin Alwi BamBang Riyanto 1 Analisa Keuangan Analisa rasio keuangan Analisa kekuatan dan kelemahan finansial 2 Analisa Ratio Keuangan Pengertian Rasio merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang Piutang meliputi semua klaim atau hak untuk menuntut pembayaran kepada pihak lain, yang pada umumnya akan berakibat adanya penerimaan kas di masa yang akan datang. Pengertian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang maksimal (Mahaputra, 2012). Di samping

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH.

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. i ii iv vi viii x xi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Perumusan Masalah.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa

BAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa 6 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Jenis Modal Kerja 1. Pengertian modal kerja Burton A, Kolb (Sawir, 2005:129) menyatakan modal kerja adalah investasi perusahan dalam aktiva jangka pendek atau

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan 4.1.1 Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri Penulis mempunyai kriteria tersendiri untuk menilai unsur pengendalian internal dalam perusahaan. Kriteria

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Liquidity Ratios IV.1.1 Current Ratio Rasio lancar (current ratio), dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari analisis laporan keuangan yang telah dilakukan, berikut adalah kesimpulan hasil perbandingan kinerja tiga perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi. Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi. Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera Pada bab III dijelaskan tentang praktek sistem informasi akuntansi

Lebih terperinci

Irsan Lubis, SE.Ak,BKP

Irsan Lubis, SE.Ak,BKP Irsan Lubis, SE.Ak,BKP 0818 06375490 TUJUAN Menyelesaikan kasus praktik akuntansi dengan menggunakan Accurate Accounting Software MK. Praktik Kerja Akuntansi MK. Praktik Komputer Akuntansi Tahap Pekerjaaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran atau pertukaran yang siap dan bebas digunakan untuk

Lebih terperinci

CASH and RECEIVABLES

CASH and RECEIVABLES CHAPTER 7 CASH and RECEIVABLES Bab ini membahas mengenai elemen dari Laporan Keuangan, yaitu current assets Cash and Cash Equivalents and Receivables. Untuk kas, kata kuncinya adalah internal kontrol dan

Lebih terperinci

BAB IV RASIO KEUANGAN

BAB IV RASIO KEUANGAN BAB IV RASIO KEUANGAN 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) A. Rasio Lancar (Current Ratio) Aktiva Lancar Current Ratio = -------------------------- Hutang Lancar Rasio lancar sangat berguna untuk mengukur

Lebih terperinci

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Analisis Laporan Keuangan adalah suatu kegiatan penilaian, penelahaan atas laporan keuangan perusahaan dengan mendasarkan

Lebih terperinci