BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bursa Efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan sekuritas di Indonesia.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bursa Efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan sekuritas di Indonesia."

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Objek Penelitian Bursa Efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan sekuritas di Indonesia. Dahulu terdapat dua bursa efek di Indonesia, yaitu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Bursa Efek Jakarta didirikan oleh pemodal Belanda pada tanggal 14 Desember 1912 dengan nama Vereneging Voor de Effectenhandel dengan tujuan untuk menghimpun dana guna menunjang ekspansi usaha perkebunan milik orang-orang Belanda di Indonesia. Perkembangan pasar modal di Indonesia pada waktu itu cukup menggembirakan sehingga pemerintah Kolonial Belanda terdorong untuk membuka bursa efek di kota lain, yaitu di Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan di Semarang pada tanggal 1 Agustus Namun karena gejolak politik yang terjadi di negara-negara Eropa yang mempengaruhi perdagangan efek di Indonesia, bursa efek di Surabaya dan Semarang ditutup, dan perdagangan efek dipusatkan di Jakarta. Karena Perang Dunia II pada akhirnya Bursa Efek Jakarta ditutup pada tanggal 10 Mei Dengan penutupan ketiga bursa efek tersebut maka kegiatan perdagangan efek di Indonesia terhenti dan baru diaktifkan kembali pada tanggal 10 Agustus Sejak diaktifkannya kembal pasar modal pada tahun 1977, pemerintah melakukan serangkaian kebijakan dan deregulasi yang mendorong perkembangan pasar modal. Perkembangan pasar modal di Indonesia semakin pesat sejak diterapkannya Paket Desember 1987 (Pakdes '87) dan Paket Oktober 1988 (Pakto '88), yang tercermin dengan peningkatan gairah pelaku bisnis di pasar modal Indonesia. Secara umum isi Pakdes '87 dan Pakto '88 adalah : 1) dikenakannya pajak sebesar 15% atas bunga deposito dan 2) diijinkannya pemodal asing untuk membeli 56 sahamsaham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

2 Bursa Efek Indonesia merupakan penggabungan antara bursa efek Jakarta dengan bursa Efek Surabaya pada tanggal 1 Desember Penggabungan tersebut diikuti dengan kehadiran entitas baru yang mencerminkan kepentingan pasar modal secara nasional yaitu Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange). Bursa Efek Indonesia memfasilitasi perdagangan saham (equity), surat utang (fixed income), maupun perdagangan derivatif (derivative instruments). Hadirnya bursa tunggal ini diharapkan akan meningkatkan efisiensi industri pasar modal di Indonesia dan menambah daya tarik untuk berinvestasi. Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya, di dalam penelitian ini peneliti ingin menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel Tingkat Suku Bunga SBI, Kurs Rupiah, Harga Minyak Dunia dan Indeks Dow Jones terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Maka dari itu, berikut ini adalah data-data yang mendukung didalam pembuatan penelitian ini : Tabel 3 Data perkembangan IHSG, Tingkat Suku Bunga SBI, Kurs Rupiah, Harga Minyak Dunia dan Indeks Dow Jones Bulan/Tahun IHSG SBI Kurs Rupiah Harga Minyak Dunia Indeks Dow Jones Januari , , Februari , , Maret , , April , , Mei , , Juni , , July , , Agustus , , September , , Oktober , , November , , Desember , , Januari , , Februari , ,993.41

3 Maret , , April , , Mei , , Juni , , July , , Agustus , , September , , Oktober , , November , , Desember , , Januari , , Februari , , Maret , , April , , Mei , , Juni , , July , , Agustus , , September , , Oktober , , November , , Desember , , Januari , , Februari , , Maret , , April , , Mei , , Juni , , July , , Agustus , , September , , Oktober , , November , , Desember , , Januari , , Februari , , Maret , , April , , Mei , , Juni , ,447 July , , Agustus , , September , , Oktober , , November , ,334.84

4 Desember , , Januari , , Februari , , Maret , , April , , Mei , ,258 Juni , , July , , Agustus , , September , , Oktober , , November , , Desember , , Januari , , Februari , , Maret , , April , , Mei , , Juni , , July , , Agustus , , September , , Oktober , , Sumber : CEIC Bank Indonesia dan Bloomberg bank Indonesia Deskripsi Variabel Dependen Pada penelitian ini yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah IHSG. IHSG merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983, sebagai indikator pergerakan harga saham di BEJ. Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEJ. Hari dasar untuk perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus Pada tanggal tersebut, Indeks ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13 saham. Dari data di atas dengan jumlah pengamatan selama 82 bulan dimulai dari bulan Januari tahun 2005 hingga bulan Oktober tahun 2011, dapat dilihat bahwa nilai terendah IHSG adalah 1.029,61 yang terjadi pada bulan April tahun 2005, sementara nilai tertinggi IHSG

5 adalah 4.130,80 yang terjadi pada bulan July tahun Dengan melihat fluktuasi nilai IHSG yang cukup besar ini menandakan bahwa nilai IHSG berfluktuasi tajam. Berikut dapat dilihat pergerakan IHSG dalam grafik : Gambar 3 Pergerakan IHSG IHSG Sumber : CEIC Bank Indonesia (telah diolah menggunakan eviews) Selama periode pengamatan, nilai IHSG selalu bergerak naik dengan perkecualian adalah pada periode tahun 2008 dimana IHSG mengalami penurunan. Merosotnya IHSG secara tajam pada tahun 2008 disebabkan oleh terjadinya krisis ekonomi dunia yang mengakibatkan indeks harga saham diseluruh dunia merosot tajam ( E BF9CC812E89D/16508/Bab3KrisisEkonomiGlobaldanDampaknyaterhadapPerekon.pdf). Meskipun sempat mengalami penurunan yang cukup tajam pada tahun IHSG akhirnya kembali berada pada level sebelum krisis di kisaran pada akhir tahun 2009, yang pada

6 akhirnya setelah krisis tersebut IHSG mampu kembali meningkat yakni berada pada level kisaran 3.790,85 pada Oktober Hal ini tentu dapat menggambarkan pula kondisi perekonomian Indonesia yang sedang menggairahkan Deskripsi Variabel Independen Pada bagian ini akan disajikan deskripsi dari variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel tersebut adalah Tingkat Suku Bunga SBI, Kurs Rupiah, Inflasi, Harga Minyak Dunia dan Indeks Dow Jones Tingkat Suku Bunga (SBI) Tingkat Suku Bunga SBI adalah tingkat suku bunga dari surat berharga pengakuan utang berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Tingkat Suku Bunga SBI selalu berfluktuasi sesuai dengan kebijakan Dewan Gubernur Bank Indonesia yang disesuaikan dengan keadaan perekonomian Indonesia. Dari data di atas dengan jumlah pengamatan selama 82 bulan dimulai dari bulan Januari tahun 2005 hingga bulan Oktober tahun 2011, dapat dilihat bahwa nilai tertinggi adalah sebesar 12,75% pada bulan Desember tahun 2005 sampai bulan April tahun Sementara nilai terendah adalah sebesar 6,50% pada bulan Agustus 2009-Januari 2011 dan pada bulan Oktober Berikut dapat dilihat pergerakan Tingkat Suku Bunga SBI dalam grafik : Gambar 4 Pergerakan Tingkat Suku Bunga SBI

7 SBI Sumber : CEIC Bank Indonesia (telah diolah menggunakan eviews) Tingkat suku bunga SBI secara umum menunjukkan penurunan, hal ini tentunya sesuai dengan apa yang telah diuraikan pada bab II dimana penurunan tingkat suku bunga SBI akan mendorong kenaikan IHSG. Tingkat suku bunga SBI mengalami kenaikan cukup tajam pada periode tahun 2005, dimana kenaikan harga minyak dunia mendorong kenaikan harga minyak domestik (baik BBM bersubsidi maupun non bersubsidi). Kenaikan ini mendorong tingkat inflasi cukup tinggi sehingga mengakibatkan Bank Indonesia harus menyesuaikan tingkat suku bunga SBI untuk mengendalikan inflasi Nilai Tukar (Kurs Rupiah) Kurs Rupiah adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Kurs yang digunakan adalah kurs tengah rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

8 Dari data di atas dengan jumlah pengamatan selama 82 bulan dimulai dari bulan Januari tahun 2005 hingga bulan Oktober tahun 2011, dapat dilihat bahwa nilai terendah kurs rupiah adalah sebesar Rp per dollar Amerika Serikat yang terjadi pada bulan July tahun Sementara nilai tertinggi kurs rupiah adalah sebesar Rp per dollar Amerika Serikat yang terjadi pada bulan November tahun Yang dalam hal ini menandakan bahwa selama periode pengamatan nilai kurs rupiah cenderung stabil dan tidak terlalu berfluktuasi. Berikut dapat dilihat pergerakan Kurs Rupiah dalam grafik : Gambar Pergerakan Kurs Rupiah KURS

9 Sumber : CEIC Bank Indonesia (telah diolah menggunakan eviews) Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa nilai tukar rupiah relatif stabil, kecuali pada periode tahun 2008 pergerakan kurs rupiah begitu tinggi. Meskipun pada tahun 2008 tersebut pergerakan kurs begitu tinggi, namun pergerakan kurs dapat kembali pada vase normal yakni dari periode akhir tahunn 2008 sampai dengan Oktober Hal ini tentu dapat menggambarkan kinerja dari Bank Indonesia selaku otoritas moneter Indonesia mampu menjaga dengan baik nilai kurs rupiah. Pada tahun 2008 ketika nilai kurs melonjak tajam, nilai IHSG turun dari tingkat 2400 ke tingkat Ini sesuai dengan apa yang telah diuraikan di tinjauan bahwa kurs memiliki hubungan negatif dengan IHSG Harga Minyak Dunia Harga minyak dunia yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga minyak dunia yang terbentuk di pasar spot minyak Texas (West Texas Intermediate). Pemilihan ini dilatarbelakangi bahwa harga minyak dunia West Texas Intermediate dijadikan standar harga minyak seluruh dunia karena kualitasnya yang paling baik ( Dari data di atas dengan jumlah pengamatan selama 82 bulan dimulai dari bulan Januari tahun 2005 hingga bulan Oktober tahun 2011, bahwa harga minyak dunia dengan harga tertinggi sebesar $ yang terjadi pada bulan Juni tahun 2008, sementara harga terendah terjadi pada bulan Januari tahun 2009 yaitu sebesar $ Berikut dapat dilihat pergerakan Harga Minyak Dunia dalam grafik : Gambar 6

10 Pergerakan Harga Minyak Dun MINYAK Sumber : Bloomberg Bank Indonesia (telah diolah menggunakan eviews) Dari data yang telah diperoleh diatas, dapat Secara umum harga minyak dunia selama periode pengamatan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kenaikan harga minyak dunia ini dilatarbelakangi oleh kenaikan konsumsi minyak dunia ( Meningkatnya konsumsi didasarkan pada tingginya laju konsumsi di China dan India yang terus meroket dan disertai dengan melemahnya dollar AS ikut memicu kenaikan harga. Selain itu juga banyak yang menuding pemicu kenaikan minyak global adalah ketegangan di perbatasan Turki dan Irak karena kebijakan Turki yang akan menggunakan seluruh kekuatan militernya guna menghadapi separatis Kurdi di Irak ( Karena kenaikan harga minyak didasarkan pada meningkatnya permintaan tersebut, maka kenaikan harga minyak sendiri baik secara langsung maupun tidak langsung mendorong kenaikan IHSG. Ini dapat dilihat bahwa selama periode pengamatan, pergerakan IHSG dan harga minyak dunia searah Indeks Asing (Indeks Dow Jones)

11 Indeks Dow Jones merupakan indeks yang dapat digunakan untuk mengukur performa kinerja perusahaan yang bergerak di sector industri di Amerika Serikat. Indeks Dow Jones terdiri atas 30 perusahaan besar dan terkemuka di Amerika Serikat. Dari data di atas dengan jumlah pengamatan selama 82 bulan dimulai dari bulan Januari tahun 2005 hingga bulan Oktober tahun 2011, bahwa nilai terendah adalah sebesar 7.062,93 yang terjadi pada bulan Februari Sementara nilai tertinggi adalah sebesar ,01 yang terjadi pada bulan Oktober Ini menunjukkan bahwa Indeks Dow Jones cenderung berfluktuasi naik. Berikut dapat dilihat pergerakan Indeks Dow Jones dalam grafik : Gambar Pergerakan Indeks Dow Jones IDJ Sumber : CEIC Bank Indonesia (telah diolah menggunakan eviews) Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa secara umum Indeks Dow Jones selama periode pengamatan mengalami peningkatan. Perkecualian terjadi pada periode awal tahun 2009 dimana Indeks Dow Jones turun drastis. Hal ini disebabkan bahwa pada tahun 2008 krisis ekonomi Amerika Serikat mengalami puncaknya yang mengakibatkan penurunan seluruh indeks

12 indeks dunia ( termasuk Indeks Dow Jones, sehingga pada Februari 2009 Indeks Dow Jones berada pada level terendahnya yaitu sebesar Rp ,93 per lembar saham. Untuk secara umum bila dilihat dari grafik pergerakan Indeks Dow Jones searah dengan IHSG. Namun di dalam penelitian ini Indeks DowJones tidak mendukung hipotesis yang telah diuraikan pada bab II, karena menurut hasil penelitian Indeks Dow Jones memiliki hubungan yang tidak searah dengan IHSG. 4.2 Analisis Data Model yang digunakan di dalam penelitian, yaitu : IHSG = f (SBI, KURS, MINYAK, IDJ) Tabel 4 Hasil Regresi Awal Dependent Variable: IHSG Method: Least Squares Date: 02/08/12 Time: 16:43 Sample: 2005M M10 Included observations: 82 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C SBI KURS MINYAK IDJ R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid Schwarz criterion Log likelihood Hannan-Quinn criter F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) Sumber : Data telah diolah menggunakan Eviews7 Persamaan regresi : IHSG = SBI KURS MINYAK IDJ

13 Setelah dilakukannya Uji Asumsi Klasik menggunakan regresi awal, ternyata mendapatkan hasil bahwa dinyatakan lolos untuk uji normalitas dan uji heteroskedastisitas. Tetapi terdapat autokorelasi dan multikolinearitas dengan menggunakan regresi awal tersebut. Untuk penanggulangan tersebut, khususnya penanggulangan multikolinearitas digunakan log-lin yang dimana merupakan syarat untuk melihat variabel mana yang akan dibuang antara variabel Kurs ataukah Indeks Dow Jones. Ternyata dari hasil log-lin tersebut menyimpulkan bahwa Indeks Dow Joneslah yang paling tidak signifikan diantara variabel yang memiliki multikolinearitas tersebut (Indeks Dow Jones dan Kurs). Setelah itu dilakukan uji wald untuk mengambil keputusan apakah variabel Indeks Dow Jones yang akan dibuang tersebut diperbolehkan atau tidak. Berikut ini adalah hasil dari regresi log-lin tersebut : Dependent Variable: LOGIHSG Method: Least Squares Date: 03/12/12 Time: 18:47 Sample: 2005M M10 Included observations: 82 Tabel 5 Hasil Regresi Akhir Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C SBI KURS E MINYAK IDJ 1.15E E R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid Schwarz criterion Log likelihood Hannan-Quinn criter F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) Sumber : Data telah diolah menggunakan Eviews4

14 Persamaan regresi : LOGIHSG = SBI KURS Uji Asumsi Klasik MINYAK IDJ Pengujian pelanggaran asumsi klasik untuk model yang digunakan dalam penelitian. Model yang digunakan adalah : LOGIHSG = f (SBI, KURS, MINYAK, IDJ) Uji Normalitas Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas dengan melihat nilai probabilita dari Jarque-Berra Pengujian hipotesis untuk uji normalitas, yaitu : Ho : Ha : Data residual berdistribusi normal Data residual berdistribusi tidak normal Apabila hasil dari probabilita Jarque-Berra > 0.05 maka Ha ditolak yang berarti data residual berdistribusi normal, sedangkan jika hasil dari probabilita Jarque-Berra < 0.05 maka Ha diterima yang berarti data residual berdistribusi tidak normal.

15 Gambar 8 Hasil Uji Normalitas Series: Residuals Sample 2005M M10 Observations 82 Mean 5.82e-14 Median Maximum Minimum Std. Dev Skewness Kurtosis Jarque-Bera Probability Sumber : Data telah diolah menggunakan Eviews7 Dengan melihat hasil output, pengujian normalitas dengan menggunakan Jarque Berra test menghasilkan nilai probabilita dari Jarque-Berra sebesar > 0.05 yang berarti hipotesa null yang menyatakan bahwa distribusi dari error bersifat normal diterima. Dengan demikian asumsi normalitas yang disyaratkan dapat terpenuhi Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa varian dari setiap error bersifat heterogen yang berarti melanggar asumsi klasik yang mensyaratkan bahwa varian dari error harus bersifat homogen. Pengujian hipotesis untuk uji heteroskedastisitas, yaitu : Ho : Ha : Tidak terdapat heteroskedastisitas Terdapat heteroskedastisitas

16 Pengujian dilakukan dengan menggunakan Uji White-test dengan pengambilan keputusan : Jika signifikansi probabilita (Obs*R²) < 0.05, maka Ho ditolak (terdapat heteroskedastisitas) Jika signifikansi probabilita (Obs*R²) > 0.05, maka Ho diterima (tidak terdapat heteroskedastisitas) Hasil pengujian Uji White-test untuk menguji heteroskedastisitas ditunjukkan dalam tabel 6 sebagai berikut : Tabel 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji White) Obs*R-squared Probabilita Kesimpulan Tidak Terdapat heteroskedastisitas Sumber : Data telah diolah menggunakan Eviews7 Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa signifikansi dari probabilita Obs*R² > 0.05 untuk model regresi yang digunakan. Sehingga hipotesis yang menyatakan tidak adanya heteroskedastisitas diterima Uji Autokorelasi Autokorelasi menunjukkan bahwa adanya korelasi antara error dengan error periode sebelumnya. Dimana pada asumsi klasik hal ini tidak boleh terjadi. Permasalahan autokorelasi hanya relevan digunakan jika data yang dipakai adalah data time series. Sedangkan untuk data cross section tidak perlu digunakan.

17 Pengujian hipotesis untuk uji autokorelasi, yaitu: Ho : Ha : Tidak terdapat autokorelasi Terdapat autokorelasi Pengujian dilakukan dengan menggunakan Uji LM-test dengan pengambilan keputusan : Jika signifikansi probabilita (Obs*R²) < 0.05, maka Ho ditolak (terdapat autokorelasi) Jika signifikansi probabilita (Obs*R²) > 0.05, maka Ho diterima (tidak terdapat autokorelasi) Hasil pengujian LM-test untuk menguji autokorelasi ditunjukkan dengan tabel 7 sebagai berikut : Tabel 7 Hasil Uji Autokorelasi (Uji LM-Test) Obs*R-squared Probabilita Kesimpulan Terdapat Autokorelasi Sumber : Data telah diolah menggunakan Eviews7 Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa signifikansi dari probabilita Obs*R² < 0.05 untuk model regresi yang digunakan. Sehingga hipotesis yang menyatakan adanya autokorelasi diterima atau dengan kata lain model yang digunakan mengandung autokorelasi. Karena model regresi yang digunakan mengandung autokorelasi, maka autokorelasi tersebut harus disembuhkan. Penanggulangan Autokorelasi

18 Hasil pengujian LM-test setelah penyembuhan autokorelasi dengan cara menambahkan ar (1), ditunjukkan dengan tabel 8 sebagai berikut : Tabel 8 Hasil Uji LM-Test (ar (1)) Obs*R-squared Probabilita Kesimpulan Tidak Terdapat Autokorelasi Sumber : Data telah diolah menggunakan Eviews7 Setelah dilakukan penyembuhan autokorelasi, dapat disimpulkan bahwa signifikansi dari Obs*R² > 0.05 untuk model regresi yang digunakan. Sehingga hipotesis yang menyatakan tidak adanya autokorelasi diterima Uji Multikolinearitas Multikolinearitas menunjukkan bahwa antara variabel independen mempunyai hubungan langsung (berkorelasi). Konsekuensi dari multikolinearitas akan menyebabkan koefisien regresi nilainya kecil, standar error regresi nilainya besar sehingga pengujian individunya menjadi tidak signifikan. Ciri adanya multikolinearitas adalah R-square tinggi, F-test signifikan, namun t- testnya banyak yang tidak signifikan. Pengujian hipotesis untuk uji multikolinearitas, yaitu : Ho : Ha : Tidak terdapat multikolinearitas Terdapat multikolinearitas Pengambilan keputusan : Jika korelasi (r) > 0.7, maka Ha diterima (terdapat multikolinearitas)

19 Jika korelasi (r) < 0.7, maka Ha ditolak (tidak terdapat multikolinearitas) Tabel 9 Hasil Uji Multikolinearitas (Correlation Matrix) SBI KURS MINYAK IDJ SBI KURS MINYAK IDJ Sumber : Data telah diolah menggunakan Eviews4 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai correlation matrix antar variabel independen (IDJ dan KURS) mengandung multikolinearitas, karena mempunyai angka correlation matrix > -0.7 yang artinya memiliki hubungan yang kuat dan negatif. Karena nilai correlation matrix yang didapatkan mengandung multikolinearitas, maka multikolinearitas tersebut harus disembuhkan. Penanggulangan Multikolinearitas Penanggulangan untuk uji multikolinearitas yaitu dengan cara menghilangkan satu atau lebih variabel bebas yang mempunyai kolinearitas tinggi (sebelumnya telah dilakukan log-lin pada masing-masing variabel), yang setelah itu diuji dengan menggunakan Uji Wald. Uji Wald ini dilakukan untuk mengambil keputusan apakah variabel yang memiliki kolinearitas tinggi tersebut dapat dihilangkan atau tidak. Berikut ini adalah hasil dari regresi yang telah di log-lin kan, yaitu : Tabel 10 Hasil Regresi Log-lin

20 Dependent Variable: LOGIHSG Method: Least Squares Date: 03/12/12 Time: 18:47 Sample: 2005M M10 Included observations: 82 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C SBI KURS E MINYAK IDJ 1.15E E R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid Schwarz criterion Log likelihood Hannan-Quinn criter F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) Sumber : Data telah diolah menggunakan Eviews4 Setelah dilakukan transformasi logaritma natural, ternyata hasil dari probabilita IDJ > 0.05 yang artinya Indeks Dow Jones masih belum signifikan. Dalam arti lain, model yang diteliti sudah masih memiliki masalah multikolinearitas. Sehingga penyembuhan multikolinearitas (Uji Wald) perlu dilakukan, agar dapat mengetahui hasil akhir bahwa apakah variabel IDJ tersebut dapat dihilangkan atau tidak. Berikut ini adalah hasil dari uji wald, yaitu : Wald Test: Equation: Untitled Tabel 11 Hasil Uji Wald

21 Test Statistic Value df Probability F-statistic (1, 77) Chi-square Null Hypothesis Summary: Normalized Restriction (= 0) Value Std. Err. C(5) 1.15E E-05 Restrictions are linear in coefficients. Sumber : Data telah diolah menggunakan Eviews4 Dari hasil uji wald yang telah dilakukan, ternyata probabilita yang didapatkan yaitu sebesar > 0.05 yang berarti bahwa penghilangan variabel IDJ diperbolehkan. Dalam arti lain, menurut hasil dari penelitian ini variabel IDJ tidak terlalu berpengaruh terhadap IHSG Uji Hipotesis Uji-t (Uji Signifikansi Individual) Uji test adalah pengujian koefisien regresi masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dan untuk menentukan apakah koefisien regresi yang dihasilkan signifikan/tidak (layak dipercaya secara statistik). Pengujian hipotesis untuk uji-t (individu), yaitu : Ho : Ha : Data tidak berpengaruh secara signifikan Data berpengaruh secara signifikan a) Pengambilan keputusan untuk one-tailed : Jika prob/2 < 0.05, maka Ha diterima yang artinya signifikan secara statistik Jika prob/2 > 0.05, maka Ha ditolak yang artinya tidak signifikan secara statistik b) Pengambilan keputusan untuk two-tailed : Jika prob < 0.05, maka Ha diterima yang artinya signifikan secara statistik

22 Jika prob > 0.05, maka Ha ditolak yang artinya tidak signifikan secara statistik Tabel 12 Hasil Uji-t Variabel Coefficient Std. Error t-statistic t-tabel Prob. Kesimpulan C Signifikan SBI Signifikan KURS Signifikan MINYAK Signifikan IDJ Tidak Signifikan Sumber : Data telah diolah menggunakan Eviews4 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa : 1. Probabilita t-βo (C) adalah Berdasarkan hasil pengujian, prob/2 adalah sebesar < Maka Ha diterima, yang artinya data berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG 2. Probabilita t-β1 (SBI) adalah Berdasarkan hasil pengujian, prob/2 adalah sebesar < Maka Ha diterima, yang artinya data tingkat suku bunga SBI berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG. 3. Probabilita t-β2 (KURS) adalah Berdasarkan hasil pengujian, prob/2 adalah sebesar < Maka Ha diterima, yang artinya data kurs rupiah berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG. 4. Probabilita t-β3 MINYAK adalah

23 Berdasarkan hasil pengujian, prob/2 adalah sebesar < Maka Ha diterima, yang artinya data harga minyak dunia berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG. 5. Probabilita t-β4 (IDJ) adalah Berdasarkan hasil pengujian, prob adalah sebesar > Maka Ha ditolak, yang artinya data indeks dow jones tidak berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG Uji F (Uji Serentak) Digunakan untuk menguji apakah secara bersama-sama seluruh variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Pengujian hipotesis untuk uji F (serentak), yaitu : Ho : Secara bersama-sama seluruh variabel independen (tingkat suku bunga SBI, Kurs Rupiah, Harga Minyak Dunia, dan Indeks Dow Jones) tidak mempengaruhi variabel dependen (IHSG) Ha : Secara bersama-sama seluruh variabel independen (tingkat suku bunga SBI, Kurs Rupiah, Harga Minyak Dunia, dan Indeks Dow Jones) mempengaruhi variabel dependen (IHSG) Pengambilan keputusan : Jika sig. F statistik < 0.05, maka Ha diterima yang artinya signifikan secara statistik

24 Jika sig. F statistik > 0.05, maka Ha ditolak yang artinya tidak signifikan secara statistik Tabel 13 Hasil Uji F F-statistic Prob (F-statistic) Kesimpulan Secara bersama-sama variabel independen mempengaruhi variabel dependen Sumber : Data telah diolah menggunakan Eviews4 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai probabilita dari F-statistik adalah < 0.05 maka Ha diterima dan signifikan secara statistik. Atau dengan kata lain, secara bersamasama variabel independen (Tingkat Suku Bunga SBI, Kurs Rupiah, Harga Minyak Dunia, dan Indeks Dow Jones) mempengaruhi variabel dependen (IHSG) Uji Koefisien Determinasi (R²) Hasil estimasi model regresi menghasilkan R² = = % yang menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen (Tingkat Suku Bunga SBI, Kurs Rupiah, Harga Minyak Dunia, dan Indeks Dow Jones) untuk menjelaskan variabel dependen (IHSG) sebesar %. Sedangkan sisanya yaitu sebesar % adalah perilaku dari variabel bebas lain yang mempengaruhi IHSG tetapi tidak dimasukkan dalam model Interpretasi Data Dari hasil regresi ternyata semua data variabel yaitu SBI, KURS dan MINYAK berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG, sedangkan untuk IDJ tidak berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG. Maka selanjutnya besaran masing-masing data variabel yang berpengaruh secara signifikan tersebut akan diinterpretasikan sebagai berikut :

25 1. Koefisien βo (C) adalah sebesar Artinya jika variabel independen (SBI, KURS, MINYAK, dan IDJ) = 0, maka variabel dependen (IHSG) adalah sebesar Rp per lembar saham. 2. Koefisien β1 (SBI) adalah Artinya jika variabel tingkat suku bunga SBI naik sebesar 1 persen, maka IHSG akan turun sebesar Rp per lembar saham. Hal tersebut sesuai dengan teori dan hipotesis yang berarti jika tingkat suku bunga SBI mengalami kenaikan maka IHSG akan mengalami penurunan. 3. Koefisien KURS adalah Artinya jika variabel kurs rupiah naik sebesar Rp.1/USD, maka IHSG akan turun sebesar Rp per lembar saham. Hal tersebut sesuai dengan teori dan hipotesis yang berarti jika kurs rupiah mengalami kenaikan maka IHSG akan mengalami penurunan. 4. Koefisien MINYAK adalah Artinya jika variabel harga minyak dunia naik sebesar USD1/barel, maka IHSG akan naik sebesar Rp perlembar saham. Hal tersebut sesuai dengan teori dan hipotesis yang berarti jika harga minyak dunia mengalami kenaikan maka IHSG juga akan mengalami kenaikan. 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian Hipotesis 1 Hipotesis 1 yang diajukan dalam penelitian ini adalah Tingkat Suku Bunga SBI berpengaruh negatif terhadap IHSG. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa hipotesis 1

26 terbukti. Hasil ini menunjukkan bahwa penurunan tingkat suku bunga SBI akan mendorong kenaikan IHSG. Selama periode penelitian, situasi perekonomian Indonesia cukup baik. Hal ini dapat dilihat bahwa dari tahun , perekonomian Indonesia rata-rata tumbuh sebesar 5% tiap tahunnya. ( Pertumbuhan perekonomian Indonesia ini tidak lepas dari kebijakan Bank Indonesia yang mendorong pemotongan tingkat suku bunga SBI secara berkala untuk meningkatkan penyaluran kredit oleh bank umum kepada masyarakat ( Investor yang akan berinvestasi di pasar modal Indonesia hendaknya memperhatikan variabel tingkat suku bunga SBI karena memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap IHSG. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sri Maryanti (2009) dan Ardian Agung Witjaksono (2010) yang menunjukkan bahwa tingkat suku bunga memiliki pengaruh yang negatif terhadap indeks harga saham Hipotesis 2 Hipotesis 2 yang diajukan dalam penelitian ini adalah Kurs Rupiah berpengaruh negatif terhadap IHSG. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh hasil bahwa hipotesis 2 terbukti. Hasil ini menunjukkan bahwa ketika nilai kurs rupiah terdepresiasi maka IHSG akan melemah. Bagi investor sendiri, pelemahan nilai kurs rupiah menunjukkan situasi fundamental perekonomian Indonesia dalam kondisi suram. Ketika prospek perekonomian suram, maka investor cenderung melepaskan saham-saham yang dimilikinya untuk menghindari resiko. Aksi jual saham ini tentunya akan mendorong pelemahan IHSG. Selama periode pengamatan sendiri, diperoleh hasil bahwa nilai kurs rupiah dipertahankan oleh Bank Indonesia dalam kisaran Rp 8.500,00 Rp ,00 per dollar Amerika Serikat. Nilai Kurs Rupiah yang relatif stabil ini menunjukkan

27 bahwa prospek perekonomian Indonesia cukup baik. Hal ini tercermin dari kenaikan IHSG selama periode pengamatan. Hasil dari penelitian ini memperkuat penelitian yang dilakukan oleh Ardian Agung Witjaksono (2010), Sri Maryanti (2009), dan Bun Lenny dan Sarwo Edy Handoyo (2008) dimana kurs Rupiah memiliki pengaruh yang negatif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Hipotesis 3 Hipotesis 3 yang diajukan dalam penelitian ini adalah Harga Minyak Dunia berpengaruh positif terhadap IHSG. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa hipotesis 3 terbukti. Ini disebabkan karena selama periode pengamatan, kenaikan harga minyak disebabkan bukan karena berkurangnya penawaran, tetapi karena meningkatnya permintaan ( Meningkatnya permintaan terhadap minyak ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi dunia. IMF sendiri menemukan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi dunia tumbuh sebesar rata-rata 4,5% ( Di Indonesia sendiri, sejak tahun produk domestik bruto senantiasa tumbuh sekitar 4,9% -5,3% ( Pertumbuhan PDB Indonesia ini sendiri akan tercermin pada IHSG, karena IHSG merupakan salah satu indikator yang perekonomian suatu negara (M.Samsul, 2008). Hasil ini menunjukkan bahwa kenaikan harga minyak dunia akan mendorong kenaikan IHSG. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Agung Witjaksono (2010), dan Bun Lenny dan Sarwo Edy Handoyo (2008) bahwa kenaikan harga minyak akibat meningkatnya permintaan akan mendorong kenaikan indeks harga saham.

28 4.3.4 Hipotesis 4 Hipotesis 4 yang diajukan dalam penelitian ini adalah Indeks Dow Jones berhubungan dan berpengaruh terhadap IHSG. Dari hasil perhitungan di atas diperoleh hasil bahwa hipotesis 4 tidak terbukti karena menyimpulkan bahwa Indeks Dow Jones berhubungan secara positif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG. Secara tidak langsung, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari salah satu bursa utama di dunia yang diuji pengaruhnya terhadap IHSG, diperoleh hasil bahwa Indeks Dow Jones tidak mempunyai pengaruh besar terhadap IHSG. Hal ini dilatarbelakangi walaupun IHSG Indonesia terpengaruh oleh pergerakan Indeks Dow Jones, IHSG lebih condong mengikuti pergerakan bursa-bursa saham Asia pada hari yang sama, terutama bursa saham Singapura yang tercermin dari Strait Times Index (STI). Perhatikan juga bahwa BEI buka pada jam 09:30 WIB, setelah bursa-bursa saham Asia lain (Jepang jam 07:00 WIB, Singapura jam 08:00 WIB, Hongkong 08:30 WIB, China 08:30 WIB) buka. Daripada mengikuti Indeks Dow Jones di Amerika Serikat, bisa dikatakan IHSG lebih condong mengekor bursa-bursa regional Asia ( Hal ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Bun Lenny dan Sarwo Edy Handoyo (2008) dan Bernd Hayo dan Ali M Kutan (2004) yang dimana menurutnya Indeks Dow Jones berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG. Tidak mendukung penelitian sebelumnya ini juga bisa terjadi karena jarak waktu dari penelitian. Penelitian sebelumnya lebih panjang periode waktunya, daripada penelitian ini.

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2006-2013 INDAH AYU PUSPITA SARI 14213347/3EA16 Sri Rakhmawati, SE.,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis dan Hasil Regresi Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai Desember

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat

Lebih terperinci

(Data Mentah) Data Penerimaan Asli Daerah Sektor Pariwisata Kabupaten Lombok Timur, Jumlah Kunjunga Wisatawan dan Jumlah Objek Wisata

(Data Mentah) Data Penerimaan Asli Daerah Sektor Pariwisata Kabupaten Lombok Timur, Jumlah Kunjunga Wisatawan dan Jumlah Objek Wisata L A M P I R A N 95 96 Lampiran 1 (Data Mentah) Data Penerimaan Asli Daerah Sektor Pariwisata Kabupaten Lombok Timur, Jumlah Kunjunga Wisatawan dan Jumlah Objek Wisata TAHUN PAD Sektor Pariwisata Jumlah

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengantar Bab 4 akan memaparkan proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data. Data akan diolah dalam bentuk persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 72 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini alat analisis data yang digunakan adalah model regresi linear klasik (OLS). Untuk pembuktian kebenaran hipotesis dan untuk menguji setiap variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode 1993-2013 kurun waktu

Lebih terperinci

Lampiran 2 Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama (jiwa)

Lampiran 2 Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama (jiwa) 81 Lampiran 1 Jumlah Penduduk, Rumahtangga, dan Rata-rata Anggota Rumahtangga Tahun Jumlah Penduduk (ribu jiwa) Jumlah Rumahtangga Rata-rata Anggota Rumahtangga (1) (2) (3) (4) 2000 205.132 52.008,3 3,9

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode 38 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data 1.1 Analisis Deskripsi Data BAB IV HASIL DAN ANALISIS Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun 1996-2012. Data tersebut

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jumlah Deposito, Suku Bunga Deposito, dan Inflasi di Indonesia Tahun

Lampiran 1. Jumlah Deposito, Suku Bunga Deposito, dan Inflasi di Indonesia Tahun 69 Lampiran 1. Jumlah Deposito, Suku Bunga Deposito, dan Inflasi di Indonesia Tahun 2004-2010 Periode sbdepo Inflasi depo Jan-04 6.27 0.57 426.424 Feb-04 5.99-0.02 409.204 Mar-04 5.86 0.36 401.686 Apr-04

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan datatime series atau data runtun waktu sebanyak 12 observasi, yaitu

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling

Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling No Nama Bank Kriteria 1 Kriteria 2 Yang memenuhi kriteria 1 dan 2 1 PT. BPD Aceh 2 PT. BPD Bali 3 PT. BPD Bengkulu - - 4 PT.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu kepemilikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut : 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio (DER), price to earning ratio (PER), dan earning pershare (EPS) terhadap return

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5. 1 Pengantar Bab 5 akan memaparkan proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data. Data diolah dalam bentuk persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heterokidastisitas Dalam uji white, model regresi linier yang digunakan dalam penelitian ini diregresikan untuk mendapatkan nilai residualnya. Kemudian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series 44 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Kelayakan Data 4.1.1 Uji Stasioner Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series stasioner (tidak ada akar akar unit) atau tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan industri asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2010-2013.

Lebih terperinci

Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun

Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun 72 Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun 2005-2010 Kode Kabupaten/Kota Tahun Bekerja PDRB Pengeluaran Pemerintah

Lebih terperinci

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. LAMPIRAN Lampiran 1. Evaluasi Model Evaluasi Model Keterangan 1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. 2)

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman No Nama Perusahaan Tanggal Listing Kriteria 1 2 3 1. PT. Cahaya Kalbar Tbk 9 Juli 1996 2. PT. Delta Djakarta Tbk 27 Februari 1984 3. PT.

Lebih terperinci

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian Lampiran 1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian No. Nama Perusahaan 1 PT. Colorpak Indonesia 2 PT. Gudang Garam 3 PT. Sumi Indo Kabel 4 PT. Multi Bintang Indonesia 5 PT. Metrodata Electronics

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI sejak awal periode 2010-2014. Dari 14 perusahaan tercatat ada

Lebih terperinci

Kredit (Y) Pendapatan (x1) Usia (x3) Modal Kerja (x2) Universitas Sumatera Utara

Kredit (Y) Pendapatan (x1) Usia (x3) Modal Kerja (x2) Universitas Sumatera Utara No Kredit (Y) Pendapatan (x1) Modal Kerja (x2) Usia (x3) Jumlah Tanggungan (x4) 1 1000000 80000 80000 20 0 2 1000000 275000 500000 21 1 3 1500000 400000 550000 25 1 4 2000000 400000 1000000 25 1 5 2000000

Lebih terperinci

Produktivitas Padi, Luas Panen dan Produksi Padi di Kabupaten Deli Serdang,

Produktivitas Padi, Luas Panen dan Produksi Padi di Kabupaten Deli Serdang, Lampiran 1. Produktivitas Padi, Luas Panen dan Produksi Padi di Kabupaten Deli Serdang, 2004-2010 Tahun Semester Produktivitas Padi (ton/ha) Luas Panen (ha) Produksi Padi (ton) 2004 1 4.585 40.187 184257.4

Lebih terperinci

RISET ITU MUDAH. Salah satu contoh pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah:

RISET ITU MUDAH. Salah satu contoh pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah: Rangga Handika Salah satu contoh pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah: Apakah berinvestasi pada saham bisa menutup penurunan pendapatan real kita yang tergerus inflasi? Untuk itu, marilah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Semua data yang digunkana dalam analisis ini merupakan data sekunder mulai tahun 1995 sampai tahun 2014 di Indonesia. Penelitian ini dimaksudkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Regresi. 71 Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Data Regresi. 71 Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 Data Regresi I obs X1 X2 X3 X4 Y 1 5.000000 1.000000 2.000000 18.00000 20.00000 2 4.000000 1.000000 2.000000 20.00000 20.00000 3 4.000000 2.000000 3.000000 20.00000 20.00000 4 3.000000 5.000000

Lebih terperinci

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel Hasil Common Effect Method: Panel Least Squares Date: 12/06/11 Time: 18:16 C 12.40080 1.872750 6.621707 0.0000 LOG(PDRB) 0.145885 0.114857 1.270151

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah indeks harga saham gabungan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah indeks harga saham gabungan BAB IV HASIL PENELITIAN IV.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah indeks harga saham gabungan (JSX dan IDX), indeks Dow Jones (DJIA), indeks FTSE (FTSE), indeks

Lebih terperinci

Lampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun (Ton) Januari Februari

Lampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun (Ton) Januari Februari 76 Lampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun 2010 2014 (Ton) Bulan Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Januari 570 1.277 1.091 1.264 511 Februari 880 1.058 1.486 1.254 447 Maret 1.095 1.078

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau member gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Asumsi Klasik Untuk menghasilkan hasil penelitian yang baik, pada metode regresi diperlukan adanya uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER

LAMPIRAN 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER LAMPIRAN 1 Kuisioner Penelitian No : KUISIONER ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MEMANFAATKAN KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH DI KOTA MEDAN (STUDI KASUS PT. BRI MEDAN) Oleh:

Lebih terperinci

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian No. Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 Ke 1. ASII PT. Astra Internasional, Tbk. 1 2. AUTO PT. Astra Otoparts, Tbk. 2 3. BRAM PT. Indokordsa, Tbk. 3

Lebih terperinci

BAB 1V HASIL DAN ANALISIS

BAB 1V HASIL DAN ANALISIS BAB 1V HASIL DAN ANALISIS 4.1 Diskripsi Data Penelitian 4.1.1 Nilai Tukar Rupiah Nilai tukar adalah harga suatu mata uang suatu Negara dalam satuan mata uang asing, yang mana jumlah mata uang asing tersebut

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 TABEL RESPONDEN No. y x1 x2 x

LAMPIRAN 1 TABEL RESPONDEN No. y x1 x2 x LAMPIRAN 1 TABEL RESPONDEN No. y x1 x2 x3 1 1.12 8979000 3000000 4 2 1.15384 8979000 3500000 2 3 1.25 9000000 4000000 2 4 1.12 8900000 4000000 4 5 1.53846 10165900 7000000 3 6 1.875 10165900 9000000 2

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis Data. 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian

BAB IV. Analisis Data. 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian 62 BAB IV Analisis Data 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank bank yang beroperasi di

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari tahun 2005-2012, yang diperoleh dari data yang dipublikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG Pertumbuhan ekonomi merupakan pertumbuhan output yang dibentuk oleh berbagai sektor ekonomi sehingga dapat menggambarkan bagaimana kemajuan atau kemunduran yang telah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan uji hipotesis untuk membuktikan adanya

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan uji hipotesis untuk membuktikan adanya BAB IV HASIL PENGUJIAN IV.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berdasarkan data empiris. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan uji hipotesis untuk

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP HARGA SAHAM PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PERUBAHAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP HARGA SAHAM PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PERUBAHAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP HARGA SAHAM PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) DI BURSA EFEK INDONESIA Nama : ERMA DWI SEPTIANA NPM : 22210406 Kelas : 3EB07 Latar Belakang Pasar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam penelitian ini, sampel yang dijadikan objek penelitian adalah perusahaan yang bergerak di bidang farmasi dari tahun 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Dalam gambaran umum mengenai responden ini akan disajikan data yang telah diperolah dari penelitian yang telah dilakukan pada 100 orang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian ini.

BAB V PENUTUP. sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian ini. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan untuk membuktikan kebenaran hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

HASIL ANALISA DATA ROE LDA DA SDA SG SIZE

HASIL ANALISA DATA ROE LDA DA SDA SG SIZE HASIL ANALISA DATA STATISTIK DESKRIPTIF Date: 06/15/16 Time: 11:07 Sample: 2005 2754 ROE LDA DA SDA SG SIZE Mean 17.63677 0.106643 0.265135 0.357526 0.257541 21.15267 Median 11.00000 0.059216 0.251129

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. standar deviasi suatu data. Hasil analisis deskiptif didapatkan dengan. Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. standar deviasi suatu data. Hasil analisis deskiptif didapatkan dengan. Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif 50 A. Statistik Deskriptif BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean,dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian Bab ini menjelaskan tentang analisis data dan hasil pengolahan data. Jenis data yang digunakan penulis adalah data time series dengan kurun waktu

Lebih terperinci

REGRESI LINIER SEDERHANA

REGRESI LINIER SEDERHANA REGRESI LINIER SEDERHANA Model fungsi : Y = f (X) LAHIR = F (WUS) LAHIR, yaitu data jumlah kelahiran setahun lalu di sejumlah Kecamatan di Jateng WUS, yaitu data jumlah wanita usia subur di sejumlah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Estimasi Parameter Model Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi Penanaman Modal Asing di Provinsi Jawa Timur adalah dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Deskriptif Rata-rata Standar Deviasi

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Deskriptif Rata-rata Standar Deviasi BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab 4 akan membahas lebih dalam mengenai proses pengolahan data, dimulai dari penjelasan mengenai statistik deskriptif sampai dengan penjelasan mengenai hasil dari analisis

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN Dalam bab V ini akan diuraikan analisis hasil penelitian yaitu hasil analisis kovariansi (covariance anaysis) dan ekonometrika yang mencoba melihat pengaruh jumlah penduduk bekerja,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Data Panel Guna menjawab pertanyaan penelitian sebagaimana telah diutarakan dalam Bab 1, dalam bab ini akan dilakukan analisa data melalui tahap-tahap yang telah

Lebih terperinci

Pusat Statistik. Adapun data yang telah di olah terdapat terdapat pada tabel 6.1

Pusat Statistik. Adapun data yang telah di olah terdapat terdapat pada tabel 6.1 BAB VI ANALISA DATA 6.1. Deskripsi Data Data yai g dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, terutama bersumber dari Badan Pusat Statistik, Intenational Financial Statistic dan situs Badan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga SBI terhadap inflasi di Indonesia tahun 1984-2009 adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian Jenis data yang digunakan adalah data panel yang berbentuk dari tahun 2006 sampai tahun 2013 yang mencakup 33 propinsi di Indonesia. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan analisis dari data-data penelitian yang telah diolah menggunakan Eviews, diikuti dengan pembahasan dari hasil pengolahan data.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis finansial yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 memberi dampak yang kurang menguntungkan bagi perekonomian Indonesia. Salah satu dampak

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang didapat dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, kurtosis. dan skewness (kemencengan distribusi).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, kurtosis. dan skewness (kemencengan distribusi). BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriptif Menurut Ghozali (2011: 19), statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

Lebih terperinci

ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia

ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia (ECONOMETRIC MODEL: SIMUTANEOUS EQUATION MODEL) The title of paper: ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia OLEH: S U R I A N I NIM: 1509300010009 UNIVERSITAS SYIAH KUALA PROGRAM DOKTOR

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Data dan Deskripsi Variabel. Tabel 4.1 Deskripsi Variabel

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Data dan Deskripsi Variabel. Tabel 4.1 Deskripsi Variabel BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Data dan Deskripsi Variabel Pada bagian ini akan dibahas mengenai deskripsi variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu inflasi, nilai tukar, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan

BAB IV HASIL PENELITIAN. (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini menggunakan objek Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan Dewan Syariah Nasional Majelis

Lebih terperinci

Penentu Posisi Cadangan Devisa di Indonesia; Inflasi, Ekspor, Ataukah Utang Luar Negeri

Penentu Posisi Cadangan Devisa di Indonesia; Inflasi, Ekspor, Ataukah Utang Luar Negeri Penentu Posisi Cadangan Devisa di Indonesia; Inflasi, Ekspor, Ataukah Utang Luar Negeri Rimelda Rona Sari Departement of Economics, Faculty of Economic, State University of Medan, Medan 20221, Indonesia

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Peningkatan Jumlah Uang yang Beredar (M1) dan Harga Premium Bersubsidi

BAB V PENUTUP. Peningkatan Jumlah Uang yang Beredar (M1) dan Harga Premium Bersubsidi BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambildari penelitian dan pembahasan Pengaruh Peningkatan Jumlah Uang yang Beredar (M1) dan Harga Premium Bersubsidi terhadap Inflasi di Indonesia Periode

Lebih terperinci

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. Data peneltian untuk masing masing variabel, baik variabel bebas ( independent) maupun

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. Data peneltian untuk masing masing variabel, baik variabel bebas ( independent) maupun I. HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1.Tabulasi Data Penelitian Data peneltian untuk masing masing variabel, baik variabel bebas ( independent) maupun variabel terikat (dependent) yang diperoleh melaui metode, teknik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. A. Uji Statistik Deskriptif BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 85 Lampiran 1. Daftar Populasi Dan Pemilihan Sampel Perusahaan No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 1 ADES Akasha Wira Internasional Tbk,PT v v v 2 AQUA PT Aqua Golden Mississippi Tbk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Desember 2009 dalam kondisi jangka pendek.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Desember 2009 dalam kondisi jangka pendek. 45 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan penelitian ini adalah: 1) Secara individu variabel Jumlah Uang Beredar (M1) tidak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 63 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Data dari variabel-variabel yang akan digunakan dalam analisis pada penelitian ini akan penulis sajikan dalam bentuk tabelaris sebagai berikut

Lebih terperinci

akan di gunakan berbentuk linier atau log linier. Maka dalam penelitian ini

akan di gunakan berbentuk linier atau log linier. Maka dalam penelitian ini 56 BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis 6.1.1. Pemilihan Model Regresi Pemilihan model regresi ini menggunakan uji Mackinnon, white and Davidson (MWD) yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inflasi di Indonesia, suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika terhadap Indeks Harga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data yang telah berhasil dikumpulkan, serta permasalahan dan hipotesis yang telah ditetapkan pada bab bab sebelumnya, maka penulis akan membahas variabel variabel

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA MODEL PERSAMAAN REKURSIF FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN EKSPOR CPO INDONESIA

BAB 5 ANALISA MODEL PERSAMAAN REKURSIF FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN EKSPOR CPO INDONESIA BAB 5 ANALISA MODEL PERSAMAAN REKURSIF FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN EKSPOR CPO INDONESIA Pada bagian metodologi penelitian telah dijelaskan bahwa adanya ketidaksamaan satuan antara variabel ekspor CPO dengan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. singkat yang didapat dari hasil penelitian. Saran dibuat berdasarkan pengetahuan

BAB V PENUTUP. singkat yang didapat dari hasil penelitian. Saran dibuat berdasarkan pengetahuan 48 BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat yang didapat dari hasil penelitian. Saran dibuat berdasarkan pengetahuan penulis dan ditujukan untuk pengambil

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. heteroskedastisitas, uji autokorelasi, uji normalitas dan uji multikolinearitas.

BAB V PEMBAHASAN. heteroskedastisitas, uji autokorelasi, uji normalitas dan uji multikolinearitas. BAB V PEMBAHASAN A. Uji Asumsi klasik Analisis data yang dilakukan yaitu anilisis regresi berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS. Untuk mendapatkan estimasi yang terbaik terlebih dahulu harus

Lebih terperinci

BAB IV STUDI KASUS. Indeks merupakan daftar harga sekarang dibandingkan dengan

BAB IV STUDI KASUS. Indeks merupakan daftar harga sekarang dibandingkan dengan BAB IV STUDI KASUS 4.1 Indeks Harga Konsumen Indeks merupakan daftar harga sekarang dibandingkan dengan sebelumnya menurut persentase untuk mengetahui turun naiknya harga barang. Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA & PEMBAHASAN. Dari analisis deskriptif menggunakan program SPSS 12.0 For Windows didapatkan

BAB IV ANALISIS DATA & PEMBAHASAN. Dari analisis deskriptif menggunakan program SPSS 12.0 For Windows didapatkan 4.1 Pengujian Statistik Deskriptif BAB IV ANALISIS DATA & PEMBAHASAN Dari analisis deskriptif menggunakan program SPSS 12.0 For Windows didapatkan hasil gambaran data sebagai berikut : Tabel 4.1 Pengujian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yakni sebesar 33,03% diterangkan di luar model dari penelitian ini. Dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yakni sebesar 33,03% diterangkan di luar model dari penelitian ini. Dengan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa dari hasil analisisis regresi diperoleh nilai dari R 2 sebesar 0.669740, berarti penyebaran data

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2000-2014 NADIA IKA PURNAMA Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : nadiaika95@gmail.com

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SAAN. Berikut ini akan diuraikan secara rinci: terhadap IHSG pada periode Januari 2004 Desember 2008.

BAB V KESIMPULAN DAN SAAN. Berikut ini akan diuraikan secara rinci: terhadap IHSG pada periode Januari 2004 Desember 2008. 63 BAB V KESIMPULAN DAN SAAN Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan pada bab empat, maka dapat ditarik kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Dari hasil penelitian tentang

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Halim Abdul, (2002). Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Halim Abdul, (2002). Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Halim Abdul, (2002). Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta. Mattjik AS &M. Sumertajaya, (2000). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. IPB Press. Bogor. Nataludin. (2001). Potensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Perkembangan BEI dan perusahaan Manufaktur Sejarah Bursa Efek Indonesia yang didirikan oleh pemerintah Belanda di mulai sejak tahun 1912 namun kemudian

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. tingkat suku bunga SBI, harga emas dunia, harga crude oil, nilai kurs Dollar

BAB 5 PENUTUP. tingkat suku bunga SBI, harga emas dunia, harga crude oil, nilai kurs Dollar 93 BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dan menganalisa pengaruh faktor fundamental makro ekonomi terhadap indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Faktor fundamental makro ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum Sukuk Korporasi Pesatnya perkembangan industri keuangan syariah juga diikuti oleh pesatnya perkembangan instrumen keuangan dan pembiayaan syariah yaitu

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI DAN RATING PENERBITAN OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MENERBITKAN OBLIGASI SYARIAH

PENGARUH NILAI DAN RATING PENERBITAN OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MENERBITKAN OBLIGASI SYARIAH PENGARUH NILAI DAN RATING PENERBITAN OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MENERBITKAN OBLIGASI SYARIAH Bayu Mulya Nugraha STIE Jl. Kemang raya no 35, kebayoran baru, Jakarta

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Analisa Laboratorium Kualitas Air Sungai

Lampiran 1. Hasil Analisa Laboratorium Kualitas Air Sungai Lampiran 1. Hasil Analisa Laboratorium Kualitas Air Sungai Lampiran 2. Laporan Proses Air Limbah PT. UNITEX Periode Agustus 2006 Lampiran 3. Hasil Pemeriksaan Mutu Limbah Cair PT. UNITEX Periode Juli 2005

Lebih terperinci

Lampiran-Lampiran ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG SEKTOR INFORMAL KUISIONER. ( Pedagang di Kawasan Pasar Buah Berastagi )

Lampiran-Lampiran ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG SEKTOR INFORMAL KUISIONER. ( Pedagang di Kawasan Pasar Buah Berastagi ) 71 Lampiran-Lampiran Lampiran 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG SEKTOR INFORMAL KUISIONER ( Pedagang di Kawasan Pasar Buah Berastagi ) PELAKU KEGIATAN USAHA 1. Nama : 2. Alamat

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan uji stasioneritas dengan uji akar-akar unit (unit roots test).

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan uji stasioneritas dengan uji akar-akar unit (unit roots test). BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Uji Stasioner Uji Stasioner dilakukan untuk menguji apakah data atau variabel yang dianalisis dalam penelitian ini stasioner

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Saham Syariah Saham syariah di Indonesia sebagian besar merupakan saham yang diterbitkan oleh emiten yang bukan merupakan entitas syariah. Saham syariah tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM SYARIAH DI PT. UNILEVER, TBK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM SYARIAH DI PT. UNILEVER, TBK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM SYARIAH DI PT. UNILEVER, TBK Santi Arafah Jurusan Ekonomi Syariah, FEBI, Universitas Potensi Utama, Medan santiarafah@gmail.com Abstrack Islamic capital

Lebih terperinci

BULAN

BULAN LAMPIRAN I Data Inflasi Bulanan Provinsi Sumatera Utara Menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumatera Utara Periode Januari 2002 - Desember 2013 TAHUN 2002 2003 2004 2005 2006 2007 BULAN JANUARI

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (%)

Lampiran 1. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (%) Lampiran 1 Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2014 Kab. Asahan 18 13 20 69 9 Kab. Dairi 0 59 41 82-35 Kab. Deli Serdang 13 159 27 22 22 Kab.

Lebih terperinci

BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA

BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA Pendahuluan Intepretasi data adalah salah satu komponen penting dalam tahap akhir olah data. Ketika data telah diolah maka inilah kunci dari akhir tahap olah data sebelum

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Nama : Yopi Atul Improh Atik NPM : 11208317 Pembimbing : Dr. Izzati

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. estimasi yang terbaik, terlebih dahulu data sekunder tersebut harus dilakukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. estimasi yang terbaik, terlebih dahulu data sekunder tersebut harus dilakukan 56 BAB IV 4.1 Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Uji Asumsi Klasik Analisis data yang dilakukan yaitu analisis regresi berganda dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows versi 18.0. Untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi 53 BAB 1V 4.1 Diskripsi Data Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi masyarakat di Indonesia tahun 1995-2014 dengan model error correction

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun 2010 sampai tahun

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP , maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP , maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa perhitungan regresi dan efisiensi, serta pembahasan permintaan (konsumsi) energi listrik di Indonesia dalam periode 1990-2010, maka dapat ditarik

Lebih terperinci