terdapat gabungan antara ilmu pengetahuan dan unsur seni (art) dalam mengestimasi nilai dari suatu properti.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "terdapat gabungan antara ilmu pengetahuan dan unsur seni (art) dalam mengestimasi nilai dari suatu properti."

Transkripsi

1 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Dengan semakin pentingnya penentuan nilai tanah secara massal untuk berbagai tujuan menyebabkan peran penilaian properti diperlukan. Dalam hubungannya dengan lokasi penelitian di Kecamatan Porong, Tanggulangin dan Jabon, Kabupaten Sidoarjo yang merupakan wilayah terdampak secara langsung oleh semburan dan banjir lumpur, maka penilaian massal yang mendesak untuk segera dilakukan adalah penilaian untuk tujuan berkaitan dengan kebijaksanaan pemerintah dan undang-undang. Tujuan penilaian yang dimaksudkan di antaranya adalah untuk kepentingan pemberian ganti rugi yang harus diberikan kepada masyarakat yang terdampak secara langsung yang diatur dalam Perpres Nomor 14 Tahun 2007, kepentingan penetapan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang diatur dalam UU Nomor 12 Tahun 1985 sebagaimana diubah dalam UU Nomor 12 Tahun 1994 dan kepentingan penetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang diatur dalam UU Nomor 21 Tahun 1997 sebagaimana diubah dalam UU Nomor 20 Tahun Penilaian tanah secara massal untuk tanah yang belum terbangun atau tanah yang dapat dipertimbangkan sebagai tanah kosong dapat dilakukan dengan menggunakan prosedur perbandingan penjualan (sales comparison). Dengan metode ini cara penentuan nilai tanah dilakukan dengan membandingkan antara objek yang akan dinilai dengan objek lain yang sejenis di sekitarnya yang telah diketahui nilai jualnya dengan memberikan penyesuaian atas perbedaan kondisi yang diperbandingkan yang dipandang perlu. Besarnya nilai yang diberikan untuk penyesuaian dalam disiplin ilmu penilaian dikenal sebagai nilai adjustment. Penentuan variabel atau faktor-faktor yang diperbandingkan dan besarnya nilai adjustment harus berdasarkan kepada kenyataan, data dan fakta di lapangan dan dianalisis terlebih dahulu, sehingga di setiap wilayah dapat berbeda. Ketentuan prosedur penilaian tersebut sesuai dalam disiplin ilmu penilaian yang di dalamnya

2 2 terdapat gabungan antara ilmu pengetahuan dan unsur seni (art) dalam mengestimasi nilai dari suatu properti. Untuk wilayah yang mengalami bencana alam seperti halnya yang terjadi di Kecamatan Porong, Tanggulangin dan Jabon Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2006 yang lebih dikenal sebagai banjir lumpur Porong, Sidoarjo, akan terdapat perubahan pola nilai tanah secara signifikan. Perubahan pola nilai tanah dimungkinkan dapat terjadi di sekitar lokasi bencana dan lahan-lahan yang akan dijadikan tempat relokasi, baik relokasi infrastruktur yang telah rusak atau tidak mungkin dapat dimanfaatkan lagi, maupun relokasi untuk tempat tinggal warga masyarakat yang terkena bencana. Pada daerah di sekitar lokasi bencana akan terdapat perubahan lingkungan dan menimbulkan kekhawatiran masyarakat (aspek psikologis). Dampak negatif dan kekhawatiran masyarakat akan mempengaruhi penilaian terhadap lahan di wilayah tersebut sehingga akan terjadi reaksi pasar dan akan terjadi dua kemungkinan terhadap nilai tanah. Pertama, berakibat pada peninjauan kembali nilai lahan secara sementara. Kedua, terjadinya reduksi secara permanen terhadap nilai lahan. Keadaan sebaliknya apabila pada pasca bencana dilakukan relokasi dari penggunaan lahan yang bersifat ekonomis (penggunaan perdagangan, perkantoran, industri, perumahan dan infrastruktur) ke lahan yang memiliki nilai ekonomis lebih rendah (persawahan, belukar, lahan tandus), maka di tempat relokasi yang baru akan mengalami peningkatan nilai tanah. Dengan adanya kondisi jumlah objek yang dinilai sangat besar, kondisi lapangan terdapat perubahan pola nilai tanah, apalagi ditambah permasalahan keterbatasan kemampuan dan kualitas petugas penilai serta beban pekerjaan yang harus diselesaikan secara cepat dan ekonomis, maka pada prakteknya menjadikan seorang penilai untuk menyederhanakan proses penilaian yang seharusnya didasarkan kepada kenyataan, data dan fakta di lapangan serta harus dianalisis menjadi bebas menginterpretasikan setiap variabel-variabel yang digunakan dan seberapa besar angka prosentase penyesuaian hanya berdasar pengetahuan dan pengalamannya. Misalnya faktor lokasi dapat diinterpretasikan sebagai letak

3 3 relatif suatu bidang tanah terhadap acuan tertentu, dalam hal ini penyesuaian dengan menggunakan parameter jarak. Dalam aplikasinya jarak didasarkan pada perkiraan dan tidak melalui pengukuran jarak sebenarnya. Variasi tingkat pengetahuan dan pengalaman seorang penilai berimplikasi terhadap hasil penilaian tanah. Kurangnya pengetahuan dan pengalaman akan menghasilkan nilai yang kurang objektif. Dengan cara demikian terdapat unsur subjektifitas yang tinggi dan implikasinya terhadap nilai tanah yang dihasilkan, yaitu akan bervariasi tergantung siapa penilainya. Dalam penggunaan pendekatan untuk melakukan penilaian setiap properti, maka pendekatan yang digunakan harus dapat menjelaskan bagaimana nilai tersebut diestimasi. Sebenarnya untuk memenuhi unsur objektifitas dapat dilakukan dengan pendekatan berdasar dua hal, pertama: penerapan prasyarat bahwa pendapat atau asumsi penilai (unsur subjektif) tetap diperlukan (diperkenankan adanya unsur seni/art dalam prosedur penilaian), tetapi pendapat tersebut harus didasari data kuantitatif, bukan berdasar intuisi belaka sehingga bagaimana nilai diestimasi dapat dijelaskan. Kedua, asumsi yang diberikan berdasarkan pendapat (data kualitatif) yang diberikan banyak penilai, dimana jelas referensi/rujukannya dan dapat diterima asumsinya (logis). Memperhatikan alasan di atas, sebagai solusinya dapat dilakukan perbaikan prosedur penilaian massal dengan menggunakan analisis spasial, pendekatan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan analisis statistik regresi berganda. Analisis spasial mampu untuk membantu mendapatkan besaran/ukuran secara lebih objektif. Sedangkan AHP sebagai metode yang dapat memberi jalan keluar untuk mengeliminasi subjektifitas, sehingga sesuatu yang subjektif bisa lebih obyektif. Analisis regresi berganda dapat untuk menganalisis variabelvariabel yang signifikan berpengaruh terhadap nilai tanah. I.2 Rumusan Masalah Pernyataan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimana menentukan nilai tanah secara massal di sekitar wilayah bencana banjir lumpur

4 4 Kabupaten Sidoarjo agar dapat mencerminkan nilai tanah sesuai kondisi sebenarnya? I.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan nilai tanah secara massal di sekitar wilayah bencana banjir lumpur Kabupaten Sidoarjo agar dapat mencerminkan nilai tanah sesuai kondisi sebenarnya. I.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini: 1). Dapat memperbaiki proses dalam metode penilaian untuk penentuan nilai tanah secara massal dengan cara lebih objektif di sekitar wilayah bencana. 2). Sebagai pembanding nilai tanah PBB yang telah dihasilkan berdasarkan prosedur sesuai Kep-533/PJ/2000. I.5 Ruang Lingkup Studi Ruang lingkup studi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1). Faktor-faktor atau kriteria yang mempengaruhi nilai tanah dalam penelitian ini dipilih berdasar literatur review, sehingga ditentukan variabel-variabel: jarak bidang ke CBD, jarak bidang ke jalan utama, jarak bidang ke lokasi bencana, jarak bidang ke relokasi infrastruktur dan jenis penggunaan tanah. Variabel jarak bidang ke jalan utama selanjutnya diperinci menjadi jarak bidang ke jalan arteri, jarak bidang ke jalan kabupaten dan jarak bidang ke jalan desa. 2). Informasi harga jual tanah dari laporan PPAT/Notaris yang disampaikan ke KPPBB Sidoarjo untuk tiga wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Porong, Tanggulangin dan Jabon dalam periode waktu Januari 2006 sampai dengan Juli ). Peta penggunaan tanah diturunkan dari peta bidang SIG PBB dengan cara menggeneralisasi penggunaan tiap-tiap bidang tanah sehingga akan didapatkan enam jenis penggunaan, yaitu perdagangan/perkantoran, industri/pabrik, perumahan, sawah/kebun, tambak, penggunaan lain-lain.

5 5 4). Bidang-bidang tanah yang diteliti adalah bidang-bidang tanah yang berada di sekitar area terdampak berdasarkan Peta Area Terdampak (lampiran Perpres Nomor 14 Tahun 2007) dalam wilayah Kecamatan Porong, Tanggulangin dan Jabon, Kabupaten Sidoarjo. 5). Tanggal penilaian nilai tanah ditetapkan 1 Januari ). Penentuan besarnya nilai penyesuaian waktu transaksi dan jenis data mengacu pada ketentuan yang diatur pada SE-55/PJ.6/1999. I.6 Hipotesis Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah penentuan nilai tanah secara massal dengan pendekatan analisis spasial, pendekatan AHP dan analisis statistik regresi berganda di sekitar wilayah bencana banjir lumpur Kabupaten Sidoarjo akan menghasilkan nilai tanah sesuai kondisi sebenarnya. I.7 Metode Penelitian Metode penelitian sebagaimana pada Gambar I.1, dengan penjelasan sebagai berikut: Untuk identifikasi pemilihan kriteria penentu nilai tanah dilakukan melalui literature review dan hasilnya terdiri atas jarak bidang ke CBD, jarak bidang ke jalan utama, jarak bidang ke lokasi bencana, jarak bidang ke relokasi infrastruktur dan jenis penggunaan lahan. Untuk penentuan bobot setiap kriteria digunakan metode AHP. Penentuan jarak setiap bidang tanah terhadap CBD dan jalan utama menggunakan metode network analysis. Sedangkan penentuan jarak setiap bidang dengan lokasi bencana menggunakan metode pengukuran jarak langsung antara centroid bidang dengan batas tepi lokasi bencana (batas lokasi bencana telah ditetapkan sebelumnya). Nilai jarak setiap bidang tanah terhadap jalan utama, CBD dan lokasi bencana dikonversi menjadi skor yang terstandardisasi menggunakan metode transformasi skala linier dan skor hasil konversi tersebut digunakan sebagai komponen untuk menentukan tingkat kualitas setiap bidang tanah pada kriteria jarak bidang ke jalan utama, jarak bidang ke CBD dan jarak bidang ke lokasi bencana. Penentuan jarak bidang ke relokasi infrastruktur menggunakan analisis buffering. Penentuan jumlah dan jarak buffer serta skor

6 6 berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti lain sebelumnya pada lokasi penelitian. Penentuan jenis penggunaan lahan untuk setiap bidang tanah dilakukan identifikasi terhadap data spasial dan join data tabel / data atributik. Identifikasi jenis penggunaan lahan pada tiap bidang tanah ini dilakukan untuk memberikan skor berdasarkan jenis penggunaan lahannya. Penentuan skor jenis pengunaan lahan dilakukan melalui metode AHP. Penentuan tingkat kualitas bidang tanah menggunakan hasil pengolahan dari bobot kriteria dan skor tiap bidang tanah pada setiap kriteria. Tingkat kualitas bidang tanah pada setiap kriteria selanjutnya difungsikan sebagai variabel independen (variabel X), sedangkan untuk variabel dependen (variabel Y) berupa data harga jual tanah setelah penyesuaian terhadap waktu dan jenis data. Langkah berikutnya untuk mendapatkan model nilai tanah dilakukan pemodelan terhadap variabel X dan variabel Y dengan menggunakan regresi berganda. Hasilnya berupa empat model regresi, yaitu model linier (lin-lin), model semilog (lin-log), model semilog (log-lin) dan model logaritma (log-log). Dari keempat model tersebut dipilih model terbaik dengan melakukan beberapa pengujian, yaitu uji kriteria ekonomi, uji kriteria statistik dan uji kriteria asumsi klasik (uji kriteria ekonometrik). Berdasarkan model terbaik yang didapatkan, digunakan untuk memprediksi nilai setiap bidang tanah, sehingga hasil akhirnya peta nilai tanah.

7 7 Identifikasi kriteria penentu nilai tanah (Literatur review) Jarak ke CBD Jarak ke jalan Jarak ke lokasi bencana Jarak ke relokasi infrastruktur Jenis penggunaan lahan Penentuan jarak dg metode network analysis Penentuan jarak langsung Penentuan jarak dg metode buffering Penentuan penggunaan lahan melalui identifikasi data spasial dan join tabel Penentuan skor terstandardisasi dg metode transformasi skala linier Penentuan skor terstandardisasi berdasar penelitian sebelumnya Penentuan skor terstandardisasi dg metode AHP Skor jarak ke CBD Skor jarak ke jalan Skor jarak ke lokasi bencana Skor jarak ke relokasi infrastruktur Skor jenis penggunaan lahan Penentuan tingkat kualitas lahan pada masing-masing kriteria Tingkat kualitas sesuai masingmasing kriteria pada tiap bidang tanah (sebagai variabel independen) Pemberian bobot masing-masing kriteria dg metode AHP Data harga jual tanah Pemodelan dg metode regresi berganda Model nilai tanah Pengujian model Model nilai tanah terbaik Penyesuaian terhadap waktu dan jenis data Data harga jual tanah setelah penyesuaian (sebagai variabel dependen) Penentuan nilai tanah untuk semua bidang tanah Peta Nilai Tanah Gambar I.1. Metode Penelitian

8 8 I.8 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan untuk penelitian ini disusun sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup studi, hipotesis, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II : Tinjauan Pustaka Bab ini menjabarkan landasan teori atas keseluruhan pelaksanaan penelitian terdiri dari: penelitian terdahulu dan beberapa pustaka sebagai justifikasi atas kriteria-kriteria serta relevansi setiap kriteria terhadap nilai tanah, teori penilaian tanah, teori analisa spasial, teori metode AHP, dan teori statistika. Bab III : Tahapan Penelitian dan Pembahasan Bab ini menyajikan tentang proses pekerjaan berikut hasilnya. Berdasarkan hasil pekerjaan tersebut dilakukan pembahasan sehingga diperoleh model penilaian tanah terpilih yang akan digunakan untuk menjawab permasalahan utama. Bab IV : Analisis Bab ini menguraikan tentang analisis hasil akhir yang diperoleh. Analisis secara garis besar meliputi analisis hasil pembobotan kriteria metode AHP, analisis regresi, analisis model penilaian tanah (hasil pemilihan model dan evaluasi model), analisis model terpilih untuk mengestimasi nilai tanah, analisis perbandingan antara nilai tanah hasil analisis dengan nilai tanah berdasarkan ZNT eksisting (KPPBB Sidoarjo), perbandingan pola tingkat nilai tanah hasil analisis dengan pola ZNT eksisting menggunakan analisis kontur nilai tanah, dan analisis keunggulan dan kelemahan nilai tanah hasil analisis dengan kelas tanah eksisting (KPPBB Sidoarjo) Bab V : Kesimpulan dan Saran Dalam akhir bab penulisan tesis ini disampaikan kesimpulan hasil penelitian serta saran-saran yang mendukung studi selanjutnya.

IV.1 Analisis Hasil Pembobotan Kriteria IV.2 Analisis Regresi

IV.1 Analisis Hasil Pembobotan Kriteria IV.2 Analisis Regresi 52 Bab IV Analisis IV.1 Analisis Hasil Pembobotan Kriteria Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai Chi Kuadrat hitung sebesar 128,5865 (lihat Lampiran N), sedangkan Chi Kuadrat tabel dengan α =

Lebih terperinci

Bab III Pelaksanaan Penelitian dan Pembahasan

Bab III Pelaksanaan Penelitian dan Pembahasan 34 Bab III Pelaksanaan Penelitian dan Pembahasan III.1 Daerah Penelitian Penelitian dilaksanakan di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Porong, Tanggulangin dan Jabon, Kabupaten Sidoarjo. Ketiga kecamatan

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI TANAH DENGAN ANALISIS SPASIAL, AHP DAN REGRESI DI SEKITAR WILAYAH BENCANA BANJIR LUMPUR KABUPATEN SIDOARJO TESIS

PENENTUAN NILAI TANAH DENGAN ANALISIS SPASIAL, AHP DAN REGRESI DI SEKITAR WILAYAH BENCANA BANJIR LUMPUR KABUPATEN SIDOARJO TESIS PENENTUAN NILAI TANAH DENGAN ANALISIS SPASIAL, AHP DAN REGRESI DI SEKITAR WILAYAH BENCANA BANJIR LUMPUR KABUPATEN SIDOARJO TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Harga tanah adalah penilaian atas nilai tanah yang diukur berdasarkan harga nominal dalam satuan uang untuk satu satuan luas tertentu pada pasaran lahan. Harga tanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi komputer dari waktu ke waktu membawa dampak semakin banyaknya sarana-sarana yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Dampak perkembangannya

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka 9 Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengertian Penilaian dan Konsep Nilai Tanah Penilaian adalah gabungan ilmu pengetahuan dan seni (science and art) untuk mengestimasi nilai dari sebuah kepentingan yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kehidupan manusia, dimana setiap kegiatan manusia dimuka bumi ini pasti

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kehidupan manusia, dimana setiap kegiatan manusia dimuka bumi ini pasti BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Tanah adalah sumber daya yang mempunyai peranan sangat penting dalam kehidupan manusia, dimana setiap kegiatan manusia dimuka bumi ini pasti memerlukan ruang yang berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain sandang dan pangan, papan merupakan salah satu kebutuhan pokok

BAB I PENDAHULUAN. Selain sandang dan pangan, papan merupakan salah satu kebutuhan pokok 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selain sandang dan pangan, papan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh manusia. Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin besar,

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1 Geografi dan Demografi Kabupaten Sidoarjo

BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1 Geografi dan Demografi Kabupaten Sidoarjo BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Semburan lumpur Lapindo terjadi di area pengeboran sumur Banjar Panji 1 yang dioperasikan oleh Lapindo Brantas Incorporation (LBI), yang berlokasi di desa Renokenongo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini begitu banyak pembangunan di wilayah perkotaan atau di

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini begitu banyak pembangunan di wilayah perkotaan atau di BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini begitu banyak pembangunan di wilayah perkotaan atau di pinggiran kota seiring berkembangnya zaman dan sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Sampul... i. Halaman Judul... ii. Halaman Pengesahan... iv. Motto... v. Halaman Persembahan... vi. Daftar Isi...

DAFTAR ISI. Halaman Sampul... i. Halaman Judul... ii. Halaman Pengesahan... iv. Motto... v. Halaman Persembahan... vi. Daftar Isi... DAFTAR ISI Hal Halaman Sampul... i Halaman Judul... ii Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... iii Halaman Pengesahan... iv Motto... v Halaman Persembahan... vi Kata Pengantar... vii Daftar Isi... ix Daftar

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pelaksanaan pembangunan sebagai wujud dari pertumbuhan dan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pelaksanaan pembangunan sebagai wujud dari pertumbuhan dan 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan pembangunan sebagai wujud dari pertumbuhan dan perkembangan suatu daerah selalu berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan akan lahan. Kebutuhan akan lahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan pelanggan merupakan hal yang paling penting bagi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan pelanggan merupakan hal yang paling penting bagi suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Kepuasan pelanggan merupakan hal yang paling penting bagi suatu perusahaan, terutama perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan dan jasa, baik itu industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produksi Minyak Sawit Dunia, Gambar 1.1 Grafik Produksi Minyak Sawit Dunia, (FAO, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. Produksi Minyak Sawit Dunia, Gambar 1.1 Grafik Produksi Minyak Sawit Dunia, (FAO, 2010) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia tercatat sebagai salah satu produsen minyak sawit terbesar di dunia, dan minyak sawit merupakan sektor ekspor yang paling tinggi nilainya selama kurun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Statistika adalah salah satu cabang ilmu matematika yang memperhitungkan probabilitas dari suatu data sampel dengan tujuan mendapatkan kesimpulan mendekati

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investor perumahan selaku penanam modal umumnya selalu memiliki pertimbangan atau faktor-faktor pertimbangan sebelum mengambil suatu keputusan. Sebagai contoh harga,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang dapat mengimplementasikan strategi secara tepat dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang dapat mengimplementasikan strategi secara tepat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan yang dapat mengimplementasikan strategi secara tepat dan efektif dapat menciptakan keunggulan kompetitif dan memenangkan persaingan (Kendrick & Saaty, 2007).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian tentang hubungan diantara fenomena-fenomena real merupakan dasar dari tujuan sains dan memainkan peranan penting dalam kehidupan seharihari. Saat ini analisis

Lebih terperinci

Pada umumnya ilmu ekonomi mempelajari hubungan-hubungan antara. variabel ekonomi. Hubungan-hubungan yang fungsional tersebut mendefinisikan

Pada umumnya ilmu ekonomi mempelajari hubungan-hubungan antara. variabel ekonomi. Hubungan-hubungan yang fungsional tersebut mendefinisikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya ilmu ekonomi mempelajari hubungan-hubungan antara variabel ekonomi. Hubungan-hubungan yang fungsional tersebut mendefinisikan ketergantungan variabel

Lebih terperinci

Sabaruddin

Sabaruddin SKENARIO ADAPTASI KAWASAN BANJIR BERDASARKAN TINGKAT BAHAYA DI KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN Oleh Sabaruddin-3610100044 Dosen Pembimbing Putu Gde Ariastita, ST., MT Proses Preview 1 2 Penguatan kenapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin majunya peradaban zaman, banyak pihak dalam berbagai bidang memerlukan suatu alat untuk memodelkan suatu data kedalam suatu fungsi yang dapat dipergunakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 : Perbedaan Antara Proses Stationer dan Proses Non-Stationer

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 : Perbedaan Antara Proses Stationer dan Proses Non-Stationer BAB II DASAR TEORI Model adalah penyederhanaan dunia nyata (real world) ke dalam suatu bentuk terukur (Deliar, 27). Bentuk terukur tersebut adalah asumsi yang dianggap dapat merepresentasikan dunia nyata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peramalan (forecasting) merupakan suatu kegiatan untuk mengetahui apa yang akan terjadi di masa mendatang dengan memperhatikan dan mempertimbangkan data-data yang

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. I.1 Latar belakang

Bab I. Pendahuluan. I.1 Latar belakang 1 Bab I. Pendahuluan I.1 Latar belakang Model penilaian atas bangunan bertingkat yang digunakan dalam menentukan Nilai Jual Objek Pajak oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) masih menggunakan metode biaya.

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Karst adalah suatu bentang alam yang secara khusus berkembang terutama pada batuan karbonat sebagai akibat proses pelarutan. Kawasan karst merupakan ekosistem yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses berkembangnya suatu kota baik dalam aspek keruangan, manusia dan aktifitasnya, tidak terlepas dari fenomena urbanisasi dan industrialisasi. Fenomena seperti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi sangat di perlukan adanya sistem pendukung keputusan untuk mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi sangat di perlukan adanya sistem pendukung keputusan untuk mendapatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat memerlukan kemudahan untuk penanganan informasi, terutama untuk bidang Organisasi, dalam dunia Organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. warga berhak mendapatkan perlindungan kesehatan. (Depkes, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. warga berhak mendapatkan perlindungan kesehatan. (Depkes, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jaminan kesehatan masyarakat (JAMKESMAS) ini adalah program jaminan kesehatan dari pemerintah untuk masyarakat kurang mampu agar kebutuhan kesehatan masayarakat

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang yaitu bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang yaitu bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan usaha untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Sebagaimana diamanatkan dalam pasal 33 ayat (3) UUD 1945 yaitu bahwa bumi dan air

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 9. Klasifikasi dan Sebaran Land Use/Land Cover Kota Bogor Tahun 2003 dan 2007

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 9. Klasifikasi dan Sebaran Land Use/Land Cover Kota Bogor Tahun 2003 dan 2007 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pola Sebaran Penggunaan/Penutupan Lahan dan Perubahan Luasannya di Kota Bogor Kota Bogor memiliki luas kurang lebih 11.267 Ha dan memiliki enam kecamatan, yaitu Kecamatan Bogor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran, hal ini telah dicantumkan dalam Pasal 31 (1) Undang-Undang Dasar 1945. Berdasarkan pasal tersebut, maka Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan merupakan hal yang sangat kompleks. Di wilayah Kecamatan Bantul, seorang warga disebut sebagai keluarga miskin berdasarkan beberapa aspek seperti

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Regresi Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor (variabel independent) dengan variabel outcome (variabel dependen) untuk

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) Kesesuaian Lahan Perikanan berdasarkan Faktor-Faktor Daya Dukung Fisik di Kabupaten Sidoarjo Anugrah Dimas Susetyo dan Eko Budi Santoso Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teori statistika telah mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan. Hal ini disebabkan statistika merupakan salah satu disiplin ilmu yang berperan

Lebih terperinci

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penerimaan Pajak Bumi dan bangunan (PBB) sangat penting peranannya bagi pembangunan daerah, tetapi harus disadari bahwa pengadministrasian PBB masih merupakan masalah

Lebih terperinci

PARAMETRIK DAN NON PARAMETRIK

PARAMETRIK DAN NON PARAMETRIK STATISTIK PENGERTIAN Statistik dalam arti luas yaitu salah satu alat untuk mengumpulkan data, mengolah data, menarik kesimpulan, dan membuat keputusan berdasarkan analisis data yang dikumpulkan. Contoh:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Diresmikannya Kota Tasikmalaya sebagai daerah otonom pada tanggal 17 Oktober 2001 mengandung konsekuensi adanya tuntutan peningkatan pelayanan

Lebih terperinci

SPATIAL MULTI-CRITERIA EVALUATION (SMCE) MENGGUNAKAN ILWIS. Riki Rahmad

SPATIAL MULTI-CRITERIA EVALUATION (SMCE) MENGGUNAKAN ILWIS. Riki Rahmad SPATIAL MULTI-CRITERIA EVALUATION (SMCE) MENGGUNAKAN ILWIS Riki Rahmad awangrikirahmad@gmail.com Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah teknik untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanggal 29 Mei 2006 di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur menjadi sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Tanggal 29 Mei 2006 di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur menjadi sejarah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanggal 29 Mei 2006 di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur menjadi sejarah penting karena peristiwa keluarnya gas dan lumpur panas dari dalam tanah dengan suhu 100 C yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak

BAB I PENDAHULUAN. dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Salah satu bentuk apresiasi terhadap pelaksanaan otonomi daerah adalah dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Deskripsi penelitian bertujuan untuk menyajikan dan menganalisis data tentang konsep diri, minat dan motivasi belajar matematika peserta

Lebih terperinci

Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya Dukung Lingkungan dalam Rangka Pengembangan Kawasan Wisata Alam

Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya Dukung Lingkungan dalam Rangka Pengembangan Kawasan Wisata Alam Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya Dukung Lingkungan dalam Rangka Pengembangan Kawasan Wisata Alam Untuk penentuan prioritas kriteria dilakukan dengan memberikan penilaian atau bobot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mahasiswa memiliki hard skills dan soft skills yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mahasiswa memiliki hard skills dan soft skills yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap individu mahasiswa memiliki hard skills dan soft skills yang berpotensi dalam menunjang masa depannya. Namun, tidak semua individu tersebut memiliki kemauan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Lokasi Central Business District Terhadap Nilai Tanah Di Daerah Sekitarnya (Studi Kasus : Daerah Industri di Surabaya)

Analisis Pengaruh Lokasi Central Business District Terhadap Nilai Tanah Di Daerah Sekitarnya (Studi Kasus : Daerah Industri di Surabaya) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-xxxx Print) 1 Analisis Pengaruh Lokasi Central Business District Terhadap Nilai Tanah Di Daerah Sekitarnya (Studi Kasus : Daerah Industri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Peta Lokasi Kota Probolinggo (Sumber : )

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Peta Lokasi Kota Probolinggo (Sumber :  ) BAB III METODOLOGI 3.1 Gambaran Umum Wilayah Studi Kota Probolinggo merupakan salah satu kota yang terletak di Propinsi Jawa Timur, dimana posisinya berada pada 7º 43 41-7º 49 04 Lintang Selatan dan 113º

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tanah sebagai salah satu sumber daya yang akan mendorong manusia dalam kehidupannya untuk berperilaku secara unik terhadap tanah atau bidang tanah tersebut. Tanah

Lebih terperinci

Kebijakan Perpajakan Dalam Rangka Mengurangi Ketimpangan Lahan, Kegiatan Spekulasi, dan Lahan Tidak Produktif

Kebijakan Perpajakan Dalam Rangka Mengurangi Ketimpangan Lahan, Kegiatan Spekulasi, dan Lahan Tidak Produktif Kebijakan Perpajakan Dalam Rangka Mengurangi Ketimpangan Lahan, Kegiatan Spekulasi, dan Lahan Tidak Produktif Kementerian Keuangan RI Jakarta, April 2017 LATAR BELAKANG KONDISI SAAT INI : Penguasaan lahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. 1. keberadaan dan ketersediaan data 2. data dasar 3. hasil 4. rancangan IDS untuk identifikasi daerah rawan banjir

BAB IV ANALISIS. 1. keberadaan dan ketersediaan data 2. data dasar 3. hasil 4. rancangan IDS untuk identifikasi daerah rawan banjir BAB IV ANALISIS Dari penyusunan basis data dan kajian mengenai keberadaan data untuk identifikasi daerah rawan banjir dapat dianalisis beberapa hal, yaitu mengenai: 1. keberadaan dan ketersediaan data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Nilai Waktu Uang Dalam Manajemen Keuangan Dr. Mamduh M. Hanafi (2008:83) menyatakan bahwa Rp1 juta yang diterima sekarang tentunya lebih bernilai dibanding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta adalah ibu kota yang memiliki pertumbuhan penduduk yang cukup pesat. Ibu kota Indonesia ini bahkan menjadi urutan pertama sebagai kota dengan pertumbuhan terpesat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah adalah kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah adalah kuantitatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian pengaruh tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia teknologi berkembang sangat pesat di dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia teknologi berkembang sangat pesat di dalam kehidupan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia teknologi berkembang sangat pesat di dalam kehidupan manusia. Perkembangan teknologi ini ditandai dengan ditemukannya banyak penemuan penemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Cabang ilmu statistika dewasa ini semakin mengalami perkembangan yang pesat diikuti dengan arus berbagai permasalahan dunia yang kompleks bermunculan.

Lebih terperinci

Penentuan Nilai Insentif dan Disinsentif Pada Pajak Bumi dan Bangunan Sebagai Instrumen Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian di Sidoarjo

Penentuan Nilai Insentif dan Disinsentif Pada Pajak Bumi dan Bangunan Sebagai Instrumen Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian di Sidoarjo JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (26) 2337-352 (23-928X Print) F-47 Penentuan Nilai Insentif dan Disinsentif Pada Pajak Bumi dan Bangunan Sebagai Instrumen Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian Menurut buku Data Dasar Gunungapi Indonesia Tahun 2011, Gunung Galunggung merupakan satu-satunya gunungapi yang berada di Kabupaten, terletak pada koordinat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Kegiatan Ekstrakurikuler BTQ di SMK Muhammadiyah Kesesi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Kegiatan Ekstrakurikuler BTQ di SMK Muhammadiyah Kesesi 60 BAB IV AALISIS DATA A. Analisis Kegiatan Ekstrakurikuler BTQ di SMK Muhammadiyah Kesesi Dalam analisis ini disajikan data tentang kegiatan ekstrakurikuler BTQ di SMK Muhammadiyah Kesesi. Untuk data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan penting bagi negara untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan penting bagi negara untuk terus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan penting bagi negara untuk terus melaksanakan pembangunan nasional dalam rangka mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Bogor merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat yang terbagi

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Bogor merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat yang terbagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Bogor merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat yang terbagi menjadi 40 kecamatan dan 410 desa dan 16 kelurahan dengan jumlah penduduk menurut Badan Pusat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Berikut adalah metode penelitian yang diusulkan : Pengumpulan Data Peta Curah Hujan tahun Peta Hidrologi Peta Kemiringan Lereng Peta Penggunaan Lahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dian Mayasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dian Mayasari, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jawa Barat merupakan wilayah dengan kejadian bencana cukup besar mulai dari bencana geologi, vulkanologi, klimatologi, lingkungan, dan lain-lain. Struktur geologi

Lebih terperinci

3/30/2012 PENDAHULUAN PENDAHULUAN METODE PENELITIAN

3/30/2012 PENDAHULUAN PENDAHULUAN METODE PENELITIAN APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DALAM EVALUASI DAERAH RAWAN LONGSOR DI KABUPATEN BANJARNEGARA (Studi Kasus di Gunung Pawinihan dan Sekitarnya Sijeruk Kecamatan Banjarmangu Kabupaten

Lebih terperinci

2015 REGRESI SPASIAL DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION (GWLR)

2015 REGRESI SPASIAL DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION (GWLR) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Statistika merupakan salah satu cabang ilmu matematika yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, mempresentasikan, menganalisis, dan menginterpretasikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta besarnya Penerimaan Asli Daerah (PAD) Kota Gorontalo selama periode Data

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta besarnya Penerimaan Asli Daerah (PAD) Kota Gorontalo selama periode Data BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Variabel Penelitian Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan serta besarnya Penerimaan Asli Daerah (PAD) Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu kota di Provinsi Banten yang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu kota di Provinsi Banten yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu kota di Provinsi Banten yang sejak tahun 2008 telah memisahkan diri dari Kabupaten Tangerang. Kota Tangerang Selatan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2010:13) objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif,

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Lokasi Central Business District Terhadap Nilai Tanah di Daerah Sekitarnya (Studi Kasus: Daerah Industri di Surabaya)

Analisis Pengaruh Lokasi Central Business District Terhadap Nilai Tanah di Daerah Sekitarnya (Studi Kasus: Daerah Industri di Surabaya) A744 Analisis Pengaruh Lokasi Central Business District Terhadap Nilai Tanah di Daerah Sekitarnya (Studi Kasus: Daerah Industri di Surabaya) Heri Yuli Safitri, Yanto Budisusanto, Udiana Wahyu, Andy Dediyono

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode menurut Surakhmad (1990:40) merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGINTEGRASIKAN CLUSTER ANALYSIS, ANP DAN TOPSIS SERTA ALOKASI ORDER DENGAN BEBERAPA FUNGSI TUJUAN

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGINTEGRASIKAN CLUSTER ANALYSIS, ANP DAN TOPSIS SERTA ALOKASI ORDER DENGAN BEBERAPA FUNGSI TUJUAN Sidang Tesis PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGINTEGRASIKAN CLUSTER ANALYSIS, ANP DAN TOPSIS SERTA ALOKASI ORDER DENGAN BEBERAPA FUNGSI TUJUAN Disusun oleh : Ivan Angga Shodiqi NRP : 2509 203 011 Dibimbing

Lebih terperinci

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS 3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS 3.3.1. Analisis Kedudukan Kawasan A. Analisis Kedudukan Kawasan Kawasan prioritas yaitu RW 1 (Dusun Pintu Air, Dusun Nagawiru, Dusun Kalilangkap Barat, dan Dusun Kalilangkap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. (Tamin, 2000). Dalam penelitian Analisis Model Bangkitan Pergerakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. (Tamin, 2000). Dalam penelitian Analisis Model Bangkitan Pergerakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 4.1. Tinjauan pustaka Bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian dirancang melalui langkah-langkah penelitian dari mulai operasional variable, penentuan jenis dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret hingga bulan November 2009, bertempat di laboratorium dan di lapangan. Penelitian di lapangan ( pengecekan

Lebih terperinci

Jurnal Geodesi Undip Januari 2016

Jurnal Geodesi Undip Januari 2016 ANALISIS FAKTOR AKSESIBILITAS TERHADAP PERBEDAAN NILAI TANAH DI KAWASAN PUSAT KOTA KECAMATAN GEMOLONG DAN KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN Nadia Anggraeni Yuristasari, Sawitri Subiyanto, Arwan Putra Wijaya

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Daerah telah disahkan pada tanggal 15 September 2009 dan mulai berlaku secara

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Daerah telah disahkan pada tanggal 15 September 2009 dan mulai berlaku secara BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah telah disahkan pada tanggal 15 September 2009 dan mulai berlaku secara efektif pada tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bencana didefinisikan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. bencana didefinisikan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU RI Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, bencana didefinisikan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu indikator perekonomian yang dianggap sebagai ukuran yang baik untuk menilai perekonomian suatu negara. Pada dasarnya,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 57 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian memakai pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode kuantitatif pula yaitu dengan analisis regresi. Karena objek yang diukur adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Donor darah atau transfusi darah adalah salah satu hal penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Donor darah atau transfusi darah adalah salah satu hal penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Donor darah atau transfusi darah adalah salah satu hal penting dalam operasi bedah. Keberadaan donor darah sangat dibutuhkan bagi pasien dan dokter dalam perawatan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Tabel IV-1 Jumlah Sampel Tiap Kelurahan

BAB IV ANALISIS. Tabel IV-1 Jumlah Sampel Tiap Kelurahan BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Data Nilai Tanah Nilai tanah bersumber dari data Kantor Pertanahan Kota Bandung yang merupakan data penawaran dan data transaksi. Sebaran data nilai tanah per kelurahan dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian 3.1.1. Pendekatan Penelitian Substansi yang diteliti dari penelitian ini ialah pola persebaran permukiman yang terdapat di Kawasan Rawan III dan

Lebih terperinci

keluarga, ataupun orang yang baru kita kenal.

keluarga, ataupun orang yang baru kita kenal. BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi, teknologi informasi berperan sangat penting. Setiap orang membutuhkan banyak informasi untuk kepentingan yang berbeda, baik untuk kepentingan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Tabel I.1 Contoh penerimaan PPh final penilaian kembali aktiva tetap disatu kanwil DJP tahun Nilai Aktiva Tetap.

Bab I Pendahuluan. Tabel I.1 Contoh penerimaan PPh final penilaian kembali aktiva tetap disatu kanwil DJP tahun Nilai Aktiva Tetap. 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Salah satu penerimaan pajak yang belum dimaksimalkan adalah Pajak Penghasilan (PPh) final sebesar 10% atas selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap diatas nilai

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. permukaan air laut (rob). Fenomena ini berdampak pada kehidupan masyarakat

III. KERANGKA PEMIKIRAN. permukaan air laut (rob). Fenomena ini berdampak pada kehidupan masyarakat III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perubahan iklim merupakan implikasi dari kegiatan manusia yang menyebabkan peningkatan suhu bumi. Hal ini menjadi faktor pemicu mencairnya lapisan es di kawasan

Lebih terperinci

Latar Belakang. Perikanan merupakan salah satu Sector unggulan di Sidoarjo.

Latar Belakang. Perikanan merupakan salah satu Sector unggulan di Sidoarjo. Latar Belakang Perikanan merupakan salah satu Sector unggulan di Sidoarjo. Terdapat penurunan produktivitas di hampir 4 kecamatan, kecamatan porong dengan penurunan jumlah produksi tertinggi yaitu sebesar

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Bidang Informasi Geospasial Pusat Standardisasi dan Kelembagaan Informasi Geospasial Deputi Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial Badan Informasi Geospasial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian yang penulis ajukan penulis adalah pendekatan kuantitatif. Alasan memilih metode ini karena telah memenuhi kaidah

Lebih terperinci

Pengujian pada Pengguna

Pengujian pada Pengguna Pengujian pada Pengguna No Pertanyaan SS S N TS STS 1 Penggunaan warna latar (background) sudah tepat 16 4 2 Fitur yang terdapat dalam aplikasi dapat digunakan dengan baik 5 15 3 Bahasa yang digunakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tahun, sebagian besar akibat kegiatan perambahan ilegal, sisanya karena

TINJAUAN PUSTAKA. tahun, sebagian besar akibat kegiatan perambahan ilegal, sisanya karena 4 TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Penutupan Lahan di Sumatera Utara Sekitar 100.000 Ha hutan di Sumatera Utara diperkirakan rusak setiap tahun, sebagian besar akibat kegiatan perambahan ilegal, sisanya karena

Lebih terperinci

Laporan keuangan adalah alat yang penting guna memperoleh informasi. keuangan dan hasil yang dicapai perusahaan. Data perusahaan akan lebih berarti

Laporan keuangan adalah alat yang penting guna memperoleh informasi. keuangan dan hasil yang dicapai perusahaan. Data perusahaan akan lebih berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan adalah alat yang penting guna memperoleh informasi keuangan dan hasil yang dicapai perusahaan. Data perusahaan akan lebih berarti bila data tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Karyawan merupakan sumber daya yang utama bagi perusahaan. Maju mundurnya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Karyawan merupakan sumber daya yang utama bagi perusahaan. Maju mundurnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karyawan merupakan sumber daya yang utama bagi perusahaan. Maju mundurnya suatu perusahaan sangat ditentukan oleh karyawan yang bekerja pada perusahaan. Setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. 4.1 Analisis Kualitas Data Masukan

BAB IV ANALISIS. 4.1 Analisis Kualitas Data Masukan BAB IV ANALISIS Pada bagian ini akan dilakukan analisis terhadap semua proses yang dilakukan dalam pembentukan model nilai tanah baik dengan metode regresi linier maupun dengan metode GWR. Analisis terbagi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penggunaan Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penggunaan Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penggunaan Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan Definisi lahan menurut Sitorus (2004) merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk

Lebih terperinci

Analisis dan Pemetaan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan Sistem Informasi Geografis dan Metode Simple Additive Weighting

Analisis dan Pemetaan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan Sistem Informasi Geografis dan Metode Simple Additive Weighting Analisis dan Pemetaan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan Sistem Informasi Geografis dan Metode Simple Additive Weighting Artikel Ilmiah Diajukan kepada Program Studi Sistem Informasi guna memenuhi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, dengan teknik pengumpulan data berdasarkan pengamatan langsung komponenkomponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Aplikasi teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis semakin meluas sejak dikembangkan di era tahun 1960-an. Sejak itu teknologi penginderaan jauh dan

Lebih terperinci

Probability and Random Process

Probability and Random Process Program Pasca Sarjana Terapan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Probability and Random Process Topik 1. Review Teori Statistika Prima Kristalina Maret 2016 2 Outline Pengertian Statistika Populasi,

Lebih terperinci