Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:
|
|
- Utami Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penerimaan Pajak Bumi dan bangunan (PBB) sangat penting peranannya bagi pembangunan daerah, tetapi harus disadari bahwa pengadministrasian PBB masih merupakan masalah yang dihadapi pemerintah. Permasalahan tersebut terutama menyangkut pengumpulan data objek dan subjek pajak, penilaian tanah, penghitungan pajak, penyampaian surat pemberitahuan pajak yang terhutang (tax-billing), pemungutan pajak, dan penegakan hukum (law-enforcement). Hal tersebut harus tetap memperhatikan prinsip-prinsip perpajakan yang baik khususnya menyangkut prinsip keadilan dan kesederhanaan. Dari permasalahanpermasalahan administrasi PBB tersebut, permasalahan yang perlu dikaji adalah kurang akuratnya sistem penilaian tanah (valuation less-accuracy). Hal ini menuntut adanya hasil penilaian tanah yang akurat sebagai salah satu komponen dari administrasi pajak. Untuk itu, perlu adanya penyempurnaan sistem penilaian tanah secara berkelanjutan dengan lebih memperhatikan aspek kemudahan pelaksanaannya, yaitu dengan menggunakan variabel-variabel yang relevan, mudah dihitung dan ditentukan karakteristiknya, memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan konsisten sehingga sistem penilaian properti lebih mudah untuk dipahami baik oleh penilai properti maupun oleh masyarakat, khususnya wajib pajak. Berkaitan dengan permasalahan diatas, penentuan metode pemodelan nilai tanah merupakan suatu studi yang menarik untuk dilakukan. Mengacu kepada Standar Model Penilaian Otomatis (Standard on Automated Valuation Models/AVMs) yang dikeluarkan oleh International Association of Assessing Officers (IAAO) sebuah lembaga asosiasi penilai internasional, terdapat beberapa metode kalibrasi pemodelan nilai tanah. Beberapa teknik kalibrasi tersebut diantaranya Teknik Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression Analysis/MRA) yang berdasarkan kepada teknik statistik. Jaringan Syaraf Tiruan (Artificial Neural Network/ANN) yang merupakan tiruan dari sistem syaraf biologi manusia yang menganalogikan cara belajar secara adaptif dari syaraf manusia.
2 2 Pada penelitian ini dilakukan pengujian mana diantara metode tersebut yang dapat menghasilkan model nilai tanah yang lebih akurat untuk menggambarkan nilai tanah di wilayah penelitian. Hal yang perlu diperhatikan jika nilai suatu objek pajak dihasilkan secara otomatis dari suatu formula pendekatan penilaian, maka wajib pajak harus diyakinkan bahwa mereka diperlakukan secara adil. Formula penghitungan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) harus dibuat sedemikian rupa sehingga mencerminkan keterbukaan dan proses perhitungannya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Perhitungan NJOP juga membuka peluang partisipasi wajib pajak untuk memberikan masukan yang positif bagi penyenpurnaan proses perhitungan nilai tanah tersebut. I.2 Perumusan Masalah Identifikasi Masalah Penelitian Nilai tanah mempunyai karakteristik dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya faktor fisik tanah, faktor lokasi dan faktor ekonomi serta politik. Hubungan antara nilai tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut tidak selalu bersifat linier, seringkali bersifat kombinasi antara linier dan nonlinier (Sidik, 2000). Faktor-faktor tersebut juga saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya atau terjadi gejala multikolinieritas. Metode regresi lebih ditujukan untuk merepresentasikan sistem yang linier dan memperhitungkan multikolinieritas, hasil prediksi dan penilaian tanah dengan menggunakan metode regresi dimungkinkan tidak dapat mewakili kenyataan di lapangan secara akurat. Dalam hal ini diperlukan metode lain sebagai perbaikan metode regresi yang digunakan dalam penilaian tanah untuk mendapatkan hasil prediksi nilai tanah yang lebih mendekati kenyataan di lapangan. Jaringan Syaraf Tiruan (JST) memiliki keunggulan dalam menyelesaikan masalah yang mengandung ketidakpastian, ketidaktepatan dan kebenaran parsial (Kusumadewi, 2006). Komputasi JST menggunakan pendekatan pengenalan pola dalam memecahkan masalah. Salah satu sifat JST adalah tidak linier dan dapat
3 3 menyelesaikan permasalahan yang tidak memiliki formula matematis pasti. Dalam penelitian ini metode JST digunakan untuk pemodelan nilai tanah sebagai salah satu alternatif metode penilaian tanah sebagai perbaikan metode regresi yang lazim digunakan. Faktor lokasi dapat dianggap sebagai faktor terkuat pengaruhnya terhadap nilai suatu properti (Hidayati, 2003). Variabel lokasi dapat direpresentasikan sebagai letak relatif suatu bidang tanah terhadap suatu acuan tertentu, seperti pusat perdagangan, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan dan jalan. Letak relatif tersebut dapat didefinisikan sebagai jarak suatu bidang tanah terhadap acuan tersebut. Selain variabel lokasi sebagai variabel utama dalam penelitian juga digunakan variabel yang melekat pada bidang/fisik tanah (endogen) seperti luas tanah, lebar sisi depan dan lebar jalan didepan bidang. Mengingat karakteristik nilai tanah yang bersifat tidak linier dan mengandung multikolinieritas, maka metode JST yang memiliki keunggulan dalam menyelesaikan masalah yang tidak linier dengan pendekatan pola diusulkan sebagai alternatif perbaikan metode regresi yang telah lazim digunakan dalam metode penilaian tanah. Variabel lokasi yang merupakan variabel eksogen dan variabel yang bersifat endogen diusulkan menjadi variabel dalam penelitian ini. Kualitas hasil penilaian tanah menggunakan model nilai tanah akan dipengaruhi oleh kualitas data masukan yang digunakan dan keakuratan dari setiap tahap pemodelan yang dilakukan, yaitu meliputi: a. Tahap penentuan variabel yang digunakan b. Tahap pengukuran variabel c. Tahap pemodelan dan analisis model Kualitas suatu model ditentukan oleh ketepatan pemilihan variabel yang digunakan. Variabel yang digunakan harus lengkap dan dapat merepresentasikan seluruh karakteristik sistem yang dimodelkan, tidak redundant atau terjadi duplikasi terhadap variabel yang digunakan, serta variabel tersebut dapat terukur dengan baik. Setelah variabel model dapat ditentukan dengan baik, maka kualitas model selanjutnya ditentukan oleh metode pengukuran variabel yang tepat.
4 4 Pengukuran variabel jarak dalam penelitian ini dilakukan menggunakan metode jarak tempuh terpendek dengan mempertimbangkan arus lalu-lintas yang dapat dilalui, dimulai dari titik tengah (centroid) variabel penelitian ke titik tengah bidang yang diketahui nilai transaksinya. Pengukuran jarak tempuh terpendek dipilih dengan harapan dapat memberikan hasil yang lebih akurat. Selain ditentukan oleh akurasi data nilai variabel yang digunakan dalam pemodelan, kualitas model juga ditentukan oleh metode pemodelan dan analisis model yang digunakan. Terdapat beberapa jenis metode pemodelan nilai tanah dengan masing-masing karakteristiknya berdasar pada AVMs yang dikeluarkan oleh IAAO tahun 2003 diantarannya : a. Analisis Regresi Berganda Analisis Regresi Berganda (Regresi) adalah analisis yang berbasiskan pada ilmu statistik yang mengevaluasi hubungan linier antara variabel terikat dan beberapa variabel bebas dan mendapatkan parameter hasil perkiraan untuk variabel bebas yang digunakan secara bersama untuk memprediksi nilai dalam suatu model matematik. b. Jaringan Syaraf Tiruan JST menggunakan komputasi pendekatan pengenalan pola dalam memecahkan masalah. JST mengevaluasi hubungan yang tidak linier antar variabel terikat dan beberapa variabel bebas dan mendapatkan parameter atau bobot hasil perkiraan untuk variabel bebas yang digunakan secara bersama untuk memprediksi nilai dalam suatu model matematik. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa masalah penelitian sebagai berikut : a. Variabel apa saja yang digunakan dalam pemodelan nilai tanah dan bagaimana cara pemilihan variabel tersebut. b. Bagaimana metode pengukuran variabel model yang tepat. c. Metode pemodelan manakah yang lebih tepat untuk memodelkan nilai tanah. d. Bagaimana mengukur akurasi model nilai tanah.
5 5 I.2.2 Fokus Penelitian dan Batasan Masalah Fokus penelitian dan batasan masalah adalah sebagai berikut: a. Variabel penentu nilai tanah yang digunakan untuk pemodelan terdiri atas variabel eksogen berupa jarak bidang tanah dari pusat perdagangan, jarak bidang tanah dari sekolah, jarak bidang tanah dari perguruan tinggi, jarak bidang tanah dari fasillitas kesehatan, dan jarak bidang tanah dari jalan utama terdekat. Variabel endogen yang digunakan berupa lebar jalan didepan bidang tanah, lebar sisi depan bidang dan luas bidang. b. Pengukuran jarak untuk jarak dari pusat perdagangan, jarak dari sekolah, jarak dari perguruan tinggi, jarak dari fasilitas kesehatan ke data sampel penelitian dilakukan menggunakan metode jarak tempuh terdekat (shortest path) dengan memperhatikan arah lalu-lintas di atas peta link as jalan digital, sumber dari Dinas Perhubungan Kota Bandung. Jarak dari jalan utama terdekat ke data sampel penelitian menggunakan jarak buffer per 10 m yang diperoleh dari peneliti terdahulu (Imawan, 2007). c. Metode pemodelan nilai tanah yang digunakan adalah metode regresi dan JST. d. Akurasi model nilai tanah diukur berdasarkan parameter Tingkat akurasi model/coefficient of Variation (COV), Tingkat kewajaran penilaian/pricerelated Differential (PRD) dan Tingkat keseragaman model/coefficient of Dispersion (COD). Selain itu dilakukan pula analisis kualitatif dengan cara membandingkan hasil penerapan model nilai tanah menggunakan metode regresi dan metode JST. e. Wilayah studi kasus dibatasi di wilayah Kecamatan Lengkong, Kota Bandung. I.2.3 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah serta batasan masalah diatas maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: a. Apakah jarak tempuh dapat menjadi variabel nilai tanah yang lebih baik dibandingkan jarak lurus.
6 6 b. Apakah manipulasi data melalui penggunaan jarak dalam bentuk resiprokal dapat meningkatkan kualitas data masukan, sehingga dapat menghasilkan model nilai tanah yang lebih baik. c. Apakah penambahan variabel endogen kedalam model nilai tanah dapat menghasilkan model yang lebih baik. d. Bagaimana menganalisis hasil pemodelan regresi dan JST, serta berapa akurasi masing-masing model tersebut. I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini untuk menghasilkan model yang paling baik untuk penilaian tanah. Untuk mencapai tujuan penelitian maka dilakukan tahapan penelitian dengan sasaran penelitian berikut: a. Analisis penggunaan jarak tempuh terdekat dan jarak lurus dalam pemodelan nilai tanah. b. Analisis penggunaan jarak asli dan jarak resiprokal dalam variabel jarak. c. Analisis penggunaan variabel eksogen dan endogen dalam model nilai tanah. d. Analisis hasil pemodelan nilai tanah metode Regresi dan JST. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat akademis maupun praktis yaitu : a. Manfaat akademis: Penerapan metode JST yang memiliki kelebihan bersifat adaptif, tidak linier serta penggunaan variabel yang tidak terbatas untuk penilaian tanah. Penggunaan metode pengukuran jarak tempuh untuk memperbaiki metode pengukuran jarak menggunakan jarak lurus untuk lebih menggambarkan jarak sebenarnya di lapangan. b. Manfaat praktis: Model nilai tanah yang lebih baik akan menghasilkan nilai tanah yang lebih akurat, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik, lebih transparan dan akuntabel serta dapat mengurangi pengajuan keberatan.
7 7 I.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini: a. Penggunaan jarak tempuh dalam model nilai tanah dapat meningkatkan akurasi model karena lebih menggambarkan jarak sesungguhnya di lapangan. b. Penggunaan jarak dalam bentuk resiprokal dalam variabel jarak dapat menambah akurasi model. c. Penggunaan variabel endogen dalam model nilai tanah dapat menambah akurasi model. d. Metode JST menghasilkan model nilai tanah yang lebih akurat dibandingkan metode Regresi. I.5 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian secara garis besar dapat dilihat pada gambar I.1 dengan penjelasan sebagai berikut: a. Persiapan Tahap persiapan meliputi antara lain studi literatur yakni mengumpulkan dan mendapatkan informasi yang dibutukan berkenaan dengan topik penelitian dan penelitian sejenis sebelumnya. Disamping itu dilakukan pengadaan peralatan berupa perangkat keras dan lunak serta peralatan pendukung lainnya. Selanjutnya dilakukan penentuan lokasi penelitian dan variabel yang berpengaruh terhadap nilai tanah berdasarkan hasil studi literatur. b. Pengumpulan Data Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini sesuai dengan variabel yang digunakan antara lain data nilai tanah, jarak tempuh terpendek dari variabel penelitian ke data sampel, jarak buffer, lebar jalan, lebar sisi depan dan luas tanah. Data penelitian sebagian besar diperoleh dari peneliti sebelumnya. c. Pengolahan data Pengolahan data dilakukan dengan dua cara sesuai metode yang digunakan yaitu Regresi dan JST. Pengolahan data terdiri dua tahap:
8 8 1. Pemodelan: Pemodelan diawali dengan seleksi variabel yang signifikan mempengaruhi nilai tanah selanjutnya dilakukan pembentukan model dan serangkaian uji model untuk mendapatkan model yang akurat untuk memprediksi nilai tanah di wilayah penelitian. 2. Validasi model berupa: Menghitung nilai-nilai parameter Coeffiecient Of Variation (COV), Price Related Differential (PRD) dan Coefficient of Dispersion (COD) model. d. Analisis penelitian Analisis dilakukan dengan cara membandingkan model hasil metode Regresi dan metode JST e. Kesimpulan Pada tahap akhir dilakukan pengambilan kesimpulan yang merupakan perumusan dari hasil penelitian. Selain itu disampaikan saran-saran perbaikan di masa mendatang. Gambar I.1 Metodologi penelitian
9 9 I.6 Sistematika Penulisan Penulisan tesis ini dibagi menjadi 5 (lima) bab sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini merupakan bab pendahuluan yang membahas latar belakang penelitian, perumusan masalah, hipotesis penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini berisi tinjauan literatur tentang konsep penilaian tanah, faktorfaktor yang mempengaruhi nilai tanah,penelitian sejenis yang pernah dilakukan, serta metode pemodelan nilai tanah Bab III Pelaksanaan Penelitian Bab ini membahas tentang lokasi penelitian, data dan alat penelitian, serta proses pengumpulan dan pengolahan data, perancangan model, pembangunan model dan uji model nilai tanah. BAB IV Hasil dan Pembahasan Bab ini menguraikan analisis terhadap hasil penelitian yang diperoleh. BAB V Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian serta saran-saran untuk penelitian lebih lanjut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Harga tanah adalah penilaian atas nilai tanah yang diukur berdasarkan harga nominal dalam satuan uang untuk satu satuan luas tertentu pada pasaran lahan. Harga tanah
Lebih terperinciCreated with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:
52 Bab IV Analisis Penelitian Dalam bab ini dilakukan pembahasan atas hasil-hasil yang diperoleh didalam penelitian. IV.1 Analisis data Dari hasil pengumpulan data diperoleh data-data antara lain ( hasil
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. Tabel IV-1 Jumlah Sampel Tiap Kelurahan
BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Data Nilai Tanah Nilai tanah bersumber dari data Kantor Pertanahan Kota Bandung yang merupakan data penawaran dan data transaksi. Sebaran data nilai tanah per kelurahan dapat
Lebih terperinciANALISIS MODEL NILAI TANAH UNTUK METODE PENENTUAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUMI
ANALISIS MODEL NILAI TANAH UNTUK METODE PENENTUAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUMI TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh: ERWIN HIDAYANTO
Lebih terperinciCitra Dewi 1. Keywords: Artificial Neural Network (ANN), Multiple Regression Analysis (MRA), Backpropagation. Abstrak
PERBANDINGAN NILAI TANAH MENGGUNAKAN MODEL ANALISIS REGRESI BERGANDA DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (Studi kasus: Kelurahan Way Lunik, Ketapang dan Way Laga, Kota Bandar Lampung) Citra Dewi 1 Abstract The
Lebih terperinciIV.1 Analisis Hasil Pembobotan Kriteria IV.2 Analisis Regresi
52 Bab IV Analisis IV.1 Analisis Hasil Pembobotan Kriteria Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai Chi Kuadrat hitung sebesar 128,5865 (lihat Lampiran N), sedangkan Chi Kuadrat tabel dengan α =
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menyerupai otak manusia yang dikenal dengan jaringan syaraf tiruan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi saat ini dapat dimanfaatkan untuk membantu dan menggantikan kelemahan-kelemahan manusia, salah satu bentuk dari kecanggihan teknologi tersebut adalah
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Daerah telah disahkan pada tanggal 15 September 2009 dan mulai berlaku secara
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah telah disahkan pada tanggal 15 September 2009 dan mulai berlaku secara efektif pada tanggal
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar belakang masalah
1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar belakang masalah Berdasarkan maksud dan tujuan Petunjuk dan Pelaksana (Juklak) Kep- 533/PJ/2000 tanggal 20 Desember 2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran, Pendataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan syaraf tiruan merupakan bidang ilmu yang banyak digunakan dalam melakukan pengenalan pola suatu obyek. Banyak obyek yang dapat digunakan untuk pengenalan pola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada hakekatnya manusia membutuhkan ruang untuk beraktivitas. Ruang yang dibutuhkan manusia untuk melakukan aktivitas berada di atas tanah. Tanah merupakan sumber
Lebih terperinciFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
PERBANDINGAN APLIKASI METODE REGRESI LINIER BERGANDA DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PEMBUATAN PETA ZONA NILAI TANAH (StudiKasus: KecamatanRegol, Kota Bandung) TUGAS AKHIR Karyailmiah yang diajukansebagaisalahsatusyaratmemperolehgelarsarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini begitu banyak pembangunan di wilayah perkotaan atau di
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini begitu banyak pembangunan di wilayah perkotaan atau di pinggiran kota seiring berkembangnya zaman dan sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. harus bersaing secara ketat dengan perusahaan lain. Berbagai tantangan dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Abad ini adalah era informasi, dimana keberhasilan datang dari ide-ide inovatif dan penggunaan informasi secara tepat. Perusahaan pada era informasi harus bersaing
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. 4.1 Analisis Kualitas Data Masukan
BAB IV ANALISIS Pada bagian ini akan dilakukan analisis terhadap semua proses yang dilakukan dalam pembentukan model nilai tanah baik dengan metode regresi linier maupun dengan metode GWR. Analisis terbagi
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Curah hujan merupakan faktor yang berpengaruh langsung terhadap perubahan cuaca yang semakin memburuk. Curah hujan merupakan total air hujan yang terjatuh pada permukaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan Syaraf Tiruan (artificial neural network), atau disingkat JST menurut Hermawan (2006, hlm.37) adalah sistem komputasi dimana arsitektur dan operasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu properti berwujud (Tangible Property) yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan salah satu properti berwujud (Tangible Property) yang sangat peka terhadap perkembangan. Perkembangan yang cukup pesat pada suatu daerah menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk aplikasi JST yang terus dikembangkan saat ini adalah Jaringan Kohonen. Kohonen adalah bentuk khusus dari jaringan kompetitif. Jaringan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini peran pasar modal dalam perekonomian Indonesia mulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini peran pasar modal dalam perekonomian Indonesia mulai melembaga. Pembelian saham menjadi salah satu pilihan modal yang sah, selain bentuk modal lainnya
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. I.1 Latar belakang
1 Bab I. Pendahuluan I.1 Latar belakang Model penilaian atas bangunan bertingkat yang digunakan dalam menentukan Nilai Jual Objek Pajak oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) masih menggunakan metode biaya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Indonesia terletak diantara tiga lempeng utama dunia yaitu Lempeng Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Letak Indonesia yang berada di posisi ring of fire
Lebih terperinci1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat akan perkiraan cuaca terutama curah hujan ini menjadi sangat penting untuk merencanakan segala aktifivitas mereka. Curah hujan juga memiliki
Lebih terperinciCreated with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:
Bab III Pelaksanaan Penelitian III. Kerangka Pikir Pemodelan Nilai Tanah Dalam penelitian ini dilakukan penilaian tanah menggunakan metode regresi dan JST. Metode JST ditujukan untuk memperbaiki metode
Lebih terperinciTri Fajarhayu Kadarisman Hidayat Sri Sulasmiyati
ANALISIS TINGKAT AKURASI DINAS PENDAPATAN DAERAH DALAM MENENTUKAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUMI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ASSESSMENT SALES RATIO (STUDI KASUS DI KECAMATAN SUMBERREJO KABUPATEN BOJONEGORO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kota Denpasar pada awalnya merupakan pusat Kerajaan Badung yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Denpasar pada awalnya merupakan pusat Kerajaan Badung yang tetap menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Badung setelah Negara Kesatuan Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. merupakan faktor yang paling penting agar pendapatan negara dari sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu pendapatan utama pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Laju pembangunan nasional akan berjalan dengan berkelanjutan
Lebih terperinci1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pasar valuta asing telah mengalami perkembangan yang tak terduga selama beberapa dekade terakhir, dunia bergerak ke konsep "desa global" dan telah menjadi salah satu pasar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semua keadaan di lingkungan, didapati dalam keadaan yang tidak menentu.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketidakpastian adalah faktor umum dalam kehidupan sehari-hari. Hampir semua keadaan di lingkungan, didapati dalam keadaan yang tidak menentu. Demikian juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Citra digital saat ini sudah menjadi kebutuhan banyak orang untuk berbagai macam keperluan. Hal ini dilihat dari betapa pentingnya peranan citra digital di berbagai
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian mengenai beban akhir pajak dianggap sangat penting untuk mengetahui sejauh mana perpajakan dapat dipergunakan sebagai salah satu instrumen utama dalam
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN
Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Path loss propagasi suatu daerah sangat penting dalam membuat perencanaan suatu jaringan wireless, termasuk diantaranya adalah jaringan broadcasting.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kabupaten Purworejo adalah daerah agraris karena sebagian besar penggunaan lahannya adalah pertanian. Dalam struktur perekonomian daerah, potensi daya dukung
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kebutuhan manusia akan teknologi meningkat dengan sangat pesat. Hal itu dikarenakan pekerjaan akan terasa lebih mudah jika diselesaikan dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, metode kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) banyak digunakan dalam berbagai bidang seperti: bisnis, militer, pendidikan, psikologi, permainan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, banyak jenis-jenis usaha dan bisnis yang mulai
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, banyak jenis-jenis usaha dan bisnis yang mulai dikembangkan oleh banyak orang terutama dalam hal bisnis investasi. Salah satu bisnis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semakin bertambah ketatnya persaingan dalam bidang perdagangan. Setiap usaha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan terus berkembangnya sektor industri yang juga mengakibatkan semakin bertambah ketatnya persaingan dalam bidang perdagangan. Setiap usaha dituntut untuk
Lebih terperinci2014 ESTIMASI BEBAN PUNCAK HARIAN BERDASARKAN KLUSTER TIPE HARI BERBASIS ALGORITMA HYBRID SWARM PARTICLE-ARTIFICIAL NEURAL NETWORK
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negara yang memiliki jumlah populasi penduduknya besar dan perkembangan industrinya mengalami peningkatan, tentunya memiliki tingkat kebutuhan akan sumber
Lebih terperinciIMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM
IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM Ayu Trimulya 1, Syaifurrahman 2, Fatma Agus Setyaningsih 3 1,3 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat kondisi sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini yang mengalami banyak tekanan baik dari segi ekonomi, politik, pekerjaan dan sebagainya, menyebabkan terjadinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan atau mengadakan perubahan perubahan kearah keadaan yang lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengembangan atau mengadakan perubahan perubahan kearah keadaan yang lebih baik. Pembangunan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang tentunya akan terus-menerus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang tentunya akan terus-menerus melakukan pembangunan. Pembangunan nasional merupakan kegiatan yang akan terus-menerus dilakukan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari- hari seringkali ditemukan uang palsu pada berbagai transaksi ekonomi. Tingginya tingkat uang kertas palsu yang beredar di kalangan masyarakat
Lebih terperinci1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang
1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat sekarang ini memberikan dampak yang besar terhadap kinerja manusia khususnya dalam bekerja. Segala sesuatu yang dahulu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Machine learning (ML), bagian dari kecerdasan buatan (artificial
BAB I PENDAHULUAN 1. 1.1. Latar Belakang Machine learning (ML), bagian dari kecerdasan buatan (artificial intelligence), merupakan metode untuk mengoptimalkan performa dari sistem dengan mempelajari data
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dua dekade terakhir, perekonomian Indonesia mengalami kerapuhan. Kerapuhan ini disebabkan karena Indonesia mengalami krisis ekonomi dan krisis politik.
Lebih terperinciGenerated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya komputer beberapa tahun terakhir ini sangat pesat. Pesatnya perkembangan juga dirasakan di berbagai disiplin ilmu termasuk kedokteran.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat dipandang sebagai salah satu indikator atau kriteria untuk mengukur ketergantungan suatu daerah terhadap pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dewasa ini semakin berkembang, hal ini berdampak pada setiap sektor kegiatan dalam hal memfasilitasi proses bisnis yang terjadi di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam teori graf dikenal dengan masalah lintasan atau jalur terpendek (shortest
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Graf adalah (siang, 2002) suatu kumpulan titik-titik yang terhubung, dalam teori graf dikenal dengan masalah lintasan atau jalur terpendek (shortest path problem),
Lebih terperinciBUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG KLASIFIKASI NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUPATI MALANG,
BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG KLASIFIKASI NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUPATI MALANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 90 Peraturan Daerah Kabupaten
Lebih terperinci: Siti Wulandari Fauziah NPM : Pembimbing : Rino Rinaldo, SE., MMSI
PENGARUH PERSEPSI TENTANG KESADARAN WAJIB PAJAK DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI WILAYAH KPP PRATAMA CIBINONG Nama : Siti Wulandari Fauziah NPM : 29210174
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam. Pembukaan UUD Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut salah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Upaya untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. Pembangunan di segala bidang merupakan tanggung jawab pemerintah dan rakyat Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan benda atau properti yang dijadikan barang utama yang patut untuk dikembangkan. Tanah adalah suatu benda fisis yang berdimensi tiga terdiri
Lebih terperinciJURNAL TESIS. Oleh : RR. LAKSMI HANDAYANINGSIH NPM :
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMUNGUTAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) DALAM RANGKA EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR HASIL PAJAK DAERAH DI DINAS PENDAPATAN
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil penelitian mengenai Pengaruh Pajak Hiburan dan Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung, survey dilakukan pada Dinas Pendapatan Daerah
Lebih terperincipenyedia layanan server yang diakses atau dituju oleh pengguna. Pihak administrator jaringan di Universitas Pattimura, diperoleh informasi total
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandwidth merupakan ukuran jumlah data yang dapat melakukan perjalanan lebih dari satu sistem komunikasi yang dialokasikan dalam rentang waktu atau disebut juga sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penentuan dosen pembimbing tugas akhir masih dilakukan secara manual di Jurusan Teknik Informatika UMM yang hanya mengandalkan pengetahuan personal tentang spesialisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan Negara Kesatuan Republik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi terbagi atas daerah-daerah kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah tentang tata kelola pemerintahan yang baik atau good government
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu yang sedang aktual dalam bidang pengelolaan keuangan sektor publik adalah tentang tata kelola pemerintahan yang baik atau good government governance. Tata kelola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mudah untuk mengantisipasi kondisi di luar perusahaan yang terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perubahan kondisi lingkungan dan ekonomi pada dunia usaha seperti tingkat persaingan yang tinggi, biaya ekonomi yang tinggi, adanya undang-undang perburuhan,
Lebih terperinciterdapat gabungan antara ilmu pengetahuan dan unsur seni (art) dalam mengestimasi nilai dari suatu properti.
1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Dengan semakin pentingnya penentuan nilai tanah secara massal untuk berbagai tujuan menyebabkan peran penilaian properti diperlukan. Dalam hubungannya dengan lokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelancaran berkomunikasi radio sangat ditentukan oleh keadaan lapisan E
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelancaran berkomunikasi radio sangat ditentukan oleh keadaan lapisan E sporadis yang merupakan bagian dari lapisan ionosfer. Untuk mengetahui keadaan lapisan E sporadis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Setiap orang, dari setiap golongan, selalu mendambakan tubuh yang sehat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang, dari setiap golongan, selalu mendambakan tubuh yang sehat. Permasalahan kesehatan adalah hal yang esensial bagi setiap orang, karena merupakan modal utama
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN
tersembunyi berkisar dari sampai dengan 4 neuron. 5. Pemilihan laju pembelajaran dan momentum Pemilihan laju pembelajaran dan momentum mempunyai peranan yang penting untuk struktur jaringan yang akan dibangun.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting karena menghubungkan suatu tempat ke tempat lain. Dengan adanya sarana jalan ini, maka manusia dan barang dapat berpindah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biometrik adalah salah satu teknologi cangih yang banyak dipakai untuk menjadi bagian dari system keamanan di berbagai bidang. Biometrik ini bahkan sudah digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki modal penting dalam kehidupan ekonomi, sejalan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki modal penting dalam kehidupan ekonomi, sejalan dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya pasar modal dalam penyediaan dana jangka panjang,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman, semakin meningkat pula frekuensi kegiatan bisnis yang terjadi di berbagai negara. Perlu diragukan jika ada seseorang yang berpendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem database yang digunakan oleh manusia hanya mampu menangani data yang bersifat pasti (crisp), begitu pula pada query yang menggunakan bahasa Structured Query
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai potensi yang ada dalam diri seseorang. Dalam proses memperoleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa, karena dengan adanya pendidikan dapat mengembangkan berbagai potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) memberikan pengalaman yang sesungguhnya, memberikan pengetahuan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah suatu metode untuk mempraktikkan teori di bangku perkuliahan. Praktik Kerja Lapangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang bertujuan untuk mewujudkan tata kehidupan negara dan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PEELITIA 3.1. Tahapan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian yang mengambil lokasi di beberapa perumahan seperti Perumahan Graha Permai dan Ciputat Baru, secara garis besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk. menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan pemerintah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan tentang posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas
Lebih terperinciBUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG KLASIFIKASI DAN PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK (NJOP) SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pajak. Penerimaan pajak merupakan penerimaan terbesar dalam negeri yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya, sumber penerimaan utama bagi negara yang digunakan untuk pembiayaan pengeluaran pemerintah dan pembangunan nasional itu adalah pajak. Penerimaan pajak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan. mewujudkan sistem administrasi perpajakan modern, SPT menurut
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Surat Pemberitahuan Tertulis (SPT) menurut Mardiasmo adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Grafologi atau analisis tulisan tangan adalah metode ilmiah untuk mengidentifikasi,
BAB I PENDAHULUAN 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Grafologi atau analisis tulisan tangan adalah metode ilmiah untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan pemahaman karakter seseorang melalui pola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Statistika adalah salah satu cabang ilmu matematika yang memperhitungkan probabilitas dari suatu data sampel dengan tujuan mendapatkan kesimpulan mendekati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang banyak menarik perhatian adalah book-tax differences yaitu perbedaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu isu yang berkembang mengenai analisis peraturan perpajakan yang banyak menarik perhatian adalah book-tax differences yaitu perbedaan antara penghasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. finansial (financial assets) dan investasi pada aset-aset riil (real assets). Investasi pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi pada hakikatnya merupakan komitmen terhadap sejumlah sumber daya pada saat ini dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan (Abdul halim,
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang
1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Karst adalah suatu bentang alam yang secara khusus berkembang terutama pada batuan karbonat sebagai akibat proses pelarutan. Kawasan karst merupakan ekosistem yang
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Komputer yang semakin maju saat ini telah membantu hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Teknologi komputer sering digunakan untuk mengatasi berbagai macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat, membayar pajak merupakan salah satu kewajiban dalam. mewujudkan peran sertanya dalam membiayai pembangunan secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak adalah salah satu sumber penerimaan negara. Banyak negara, termasuk Indonesia mengandalkan penerimaan pajak sebagai sumber penerimaan negara utama. 1 Pajak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Virus Influenza merupakan virus RNA yang termasuk dalam famili orthomyxoviridae, yang dapat menginfeksi unggas, mamalia dan manusia (Nidom, 2005). Berbeda dengan virus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap satuan pendidikan menyelenggarakan proses belajar mengajar menggunakan ruang kelas untuk memfasilitasi interaksi antara peserta didik dan pendidik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Klasifikasi sidik jari merupakan bagian penting dalam sistem pengidentifikasian individu. Pemanfaatan identifikasi sidik jari sudah semakin luas sebagai bagian dari
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 : Perbedaan Antara Proses Stationer dan Proses Non-Stationer
BAB II DASAR TEORI Model adalah penyederhanaan dunia nyata (real world) ke dalam suatu bentuk terukur (Deliar, 27). Bentuk terukur tersebut adalah asumsi yang dianggap dapat merepresentasikan dunia nyata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya air yang digunakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya air yang digunakan oleh pelanggan. Alat ini biasa diletakkan di rumah-rumah yang menggunakan penyediaan air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meniru sistem visual manusia (human vision).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat cepat, terutama pada teknologi komputer sehingga membuat pekerjaan pengolahan data dapat ditangani dengan lebih cepat dan tepat.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam masalah pengiriman barang, sebuah rute diperlukan untuk menentukan tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui darat, air,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ayam seperti halnya hewan lain juga tidak terlepas dari serangan penyakit. Antisipasi untuk mencegah dan mengenali gejala penyakit yang berbahaya sangatlah penting.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperbaiki kondisi yang ada, maka pajak adalah salah satu potensi penerimaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai permasalahan di berbagai sektor khususnya sektor ekonomi dan untuk tetap dapat bertahan dan memperbaiki kondisi
Lebih terperinciANALISIS DAN IMPLEMENTASI GABUNGAN ALGORITMA GENETIKA DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION (STUDY KASUS PERAMALAN SAHAM)
ANALISIS DAN IMPLEMENTASI GABUNGAN ALGORITMA GENETIKA DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION (STUDY KASUS PERAMALAN SAHAM) Hanura Ian Pratowo¹, Retno Novi Dayawati², Agung Toto Wibowo³ ¹Teknik Informatika,,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sistem perdagangan internasional, setiap negara mempunyai mata uangnya masing-masing sebagai alat tukar atau alat pembayaran yang sah, dalam melakukan pembayaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pemerintah Indonesia mempunyai kebijakan melakukan penyelenggaraan pemerintah negara dan pembangunan nasional yang adil, makmur, dan merata berdasarkan Pancasila dan
Lebih terperinci