BAB I PENDAHULUAN. menjangkau ke berbagai kalangan dan usia. Sebagian orang telah menganggap

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. menjangkau ke berbagai kalangan dan usia. Sebagian orang telah menganggap"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik sebagai salah satu media hiburan maupun pendidikan mampu menjangkau ke berbagai kalangan dan usia. Sebagian orang telah menganggap komik sebagai bagian dari hidupnya. Contoh fenomena seperti ini bisa kita temukan pada komunitas pecinta komik yang tidak hanya mengoleksi setiap edisi dari komik tertentu, tetapi juga barang-barang yang memiliki unsur tokoh pada komik tersebut. Komik memiliki arti sebagai suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks dan diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendukung pengertian komik di atas, yakni komik adalah cerita bergambar (dalam majalah, surat kabar, atau berbentuk buku) yang umumnya mudah dicerna dan lucu (KBBI, 2000:583). Sudah puluhan tahun Indonesia menjadi salah satu sasaran penyebaran komik berbagai genre dari beberapa negara. Sebagian besar yang kita temui di toko-toko buku berasal dari Jepang, Amerika, Belgia, Prancis, dan negara-lainnya. Pada awal tahun 2014 telah beredar salah satu komik asal Prancis yang memiliki tema berbeda, yakni ajaran dan pendidikan agama Islam dalam kehidupan seharihari di Prancis. Komik yang berjudul Le Muslim Show ini menceritakan tentang 1

2 bagaimana umat Islam Prancis pada umumnya merupakan para imigranmenjalani kehidupan sehari-hari. Penggambaran tentang pertentangan yang terjadi antara budaya Prancis dan budaya yang dipegang oleh muslim di Prancis dibawakan dengan cara yang menghibur sekaligus mendidik. Umat Islam di Prancis merupakan kaum minoritas, komik ini menceritakan upaya mereka untuk tetap memegang teguh ajaran Islam namun tetap mengikuti aturan dan hukum yang berlaku di Prancis. Meskipun sudah umum kita ketahui bahwa budaya Prancis cukup bertolak belakang dengan budaya yang dipegang oleh muslim di Prancis. Karya Norédine Allam, Greg Bllondin serta Karim ini pertama kali diluncurkan dalam bentuk blog pada tahun 2009 dan menjadi komik bertemakan Islam pertama di Prancis. Dalam waktu singkat komik ini meraih perhatian publik Prancis. Pada bulan Juni 2010 akhirnya Le Muslim Show diterbitkan dalam bentuk buku ke seluruh negara francophone (penutur bahasa Prancis) dan telah terjual lebih dari eksemplar. Kemudian komik ini diterbitkan ke dalam 22 bahasa, diantaranya adalah bahasa Indonesia, Inggris, Arab dan Malaysia. Tidak hanya melalui versi cetak, para pembaca diberi kemudahan untuk menemukan komik ini dalam versi online melalui media sosial, Facebook. Kehadiran Le Muslim Show beserta terjemahannya di dunia maya sangat membantu dalam memperkenalkan komik ini kepada masyarakat di seluruh dunia. Penyebarannya juga lebih mudah karena dukungan akses internet yang semakin meluas dan dapat dilakukan di mana saja. 2

3 Penerbitan Muslim Show di Indonesia kemungkinan didasari oleh alasan Indonesia merupakan salah satu negara yang didominasi oleh penduduk beragama Islam. Sebagian besar cerita di dalam komik memiliki kesamaan dengan kejadian, peristiwa, ataupun kegiatan yang biasa dijalani atau dilakukan oleh umat muslim di Indonesia. Meskipun memiliki kesamaan dari segi agama, akan tetapi Prancis dan Indonesia memiliki perbedaan budaya, yang mana budaya tersebut memberi pengaruh yang berbeda pula terhadap proses dan sistem pengajaran agama, serta keterkaitan agama dengan sistem dan peraturan di kedua negara tersebut. Seperti yang telah diketahui bahwa bahasa Prancis dan bahasa Indonesia memiliki perbedaan. Proses penerjemahan tidak boleh lepas dari faktor penyesuaian budaya dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Adanya pergeseran makna dalam penerjemahan dianggap wajar karena menyesuaikan dengan budaya dan bahasa bahasa sasaran sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik oleh para pembaca terjemahannya. Hasil penerjemahan komik ini ke bahasa Indonesia banyak mengandung pergeseran makna. Berikut ini adalah contoh-contoh dari pergeseran makna tersebut: (1) C est clair. C est ridicule (LMS 3 :10) Itu-adalah-jelas. Itu-adalah-menggelikan/konyol Ah Ini enggak masuk akal! Udah jelas enggak bisa, kok!. (MSI 3:10) 3

4 (2) 2 menus Twisty avec Cola s il vous plaît! (LMS 1 :3) 2-menu-Twisty-dengan-Cola-jika-dia-anda(pron.)-menyenangkan 2 Twisty dengan Coca-cola! (MSI 1 :3) Kalimat nomor (1) terlihat mengalami pergeseran makna yang cenderung meluas. Konteks yang terjadi dalam dialog di kalimat (1) adalah seorang pria yang membangun sebuah masjid tanpa bantuan dari orang lain. Warga yang menyaksikannya merasa pesimis bahwa pria tersebut akan berhasil membangun masjid tersebut. Salah satu pembicaraan warga tersebut adalah kalimat nomor (1). Penerjemah berusaha untuk menyampaikan makna dari bahasa sumber (Bsu) ke bahasa sasaran (Bsa) dengan menggunakan kalimat yang berstruktur lebih panjang dan terlihat tidak kaku ketika dibaca. Selain itu terdapat penekanan dan penjelasan bahwa pria tersebut sudah jelas tidak akan berhasil membangun masjid tersebut seorang diri. Konteks yang terdapat dalam kalimat nomor (2) adalah dua orang laki-laki yang tengah memesan makanan di restauran cepat saji. Dapat dilihat bahwa salah satu budaya sopan santun dalam bahasa Prancis adalah penggunaan kalimat s il vous plaît jika ingin meminta tolong dan memperhalus agar tidak terkesan menyuruh. Sementara pada bahasa Indonesia budaya sopan santun dalam meminta bantuan atau mempersilahkan seseorang tentu ada. Akan tetapi jarang terjadi ketika memesan makanan di restauran cepat saji. Biasanya masyarakat hanya 4

5 menyebutkan menu yang ingin dipesan seperti yang terjadi di teks terjemahannya. Kata yang biasa digunakan adalah terima kasih. Kata tersebut juga hanya digunakan setelah menerima makanan yang dipesan. Kalimat tersebut apabila diartikan secara literal juga tidak dapat dipahami oleh pembaca teks sasaran. Bahasa Indonesia mengartikan kata kalimat s il vous plait sebagai tolong dan silahkan. Apabila diterjemahkan secara semantis akan lebih menghasilkan makna yang lebih tidak dapat dimengerti, yakni jika-dia-anda(pron.)- menyenangkan. Kalimat tersebut juga mengalami perubahan pada kata Cola yang diakibatkan oleh padanan budaya yang berbeda dari masing-masing negara. Pembaca teks sasaran akan lebih memahami menu yang dipesan tersebut dengan diterjemahkan sebagai Coca-cola. Merek dagang tersebut memang sudah populer dan dikenal oleh masyarakat Indonesia. Penggunaan kata Coca-cola sebagai padanan juga lebih mendekati dengan kata pada BSu daripada menggunakan kata yang mewakili produk sejenis namun nama yang berbeda. Dengan demikian, kalimat nomor (2) juga dapat dikatakan mengalami pergeseran makna yang diakibatkan oleh perbedaan budaya antara BSu dan BSa. 1.2 Rumusan Masalah Penyesuaian budaya diperlukan dalam proses penerjemahan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Hal ini bertujuan agar pembaca dapat lebih mudah dan jelas dalam memahami teks. Begitu pula yang terjadi pada hasil terjemahan bahasa Indonesia komik Le Muslim Show yang mana sebagian mengalami pergeseran makna. Terdapat beberapa faktor lain pula yang mempengaruhi 5

6 pergeseran-pergeseran tersebut. Dengan demikian, penelitian ini akan mengangkat masalah-masalah sebagai berikut: 1. Pergeseran makna semantis apakah yang terdapat dalam komik Muslim Show Indonesia edisi Ramadhan ala Muslim Show dan Hidup Bertetangga ala Muslim Show? 2. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya pergeseran makna tersebut? 1.3 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pergeseran makna semantis pada komik Muslim Show Indonesia edisi Ramadhan ala Muslim Show dan Hidup Bertetangga ala Muslim Show yang diterjemahkan dari komik Le Muslim Show edisi Le Mois Sacré du Ramadan dan Voisin Voisin. Selain itu untuk memaparkan faktor-faktor penyebab terjadinya pergeseran makna. 1.4 Tinjauan Pustaka Penelitian menggunakan karya terjemahan telah dilakukan sebelumnya. Di antaranya adalah skripsi karya Novika Sastriani (2013) yang berjudul Pergeseran Makna dalam Komik L Agent 212 dan dalam Terjemahannya Agen 212. Skripsi tersebut ditujukan untuk mengetahui bentuk pergeseran makna dalam penerjemahan, khususnya pergeseran yang terjadi dalam penerjemahan komik. Penulis juga membahas tentang penyebab terjadinya pergeseran dan efek yang ditimbulkan oleh pergeseran makna. Skripsi lain yang membahas mengenai terjemahan adalah Denta Yuliansyah (2013) dengan skripsinya yang berjudul Pergeseran Semantis Penerjemahan Unsur-Unsur Seksual dalam Komik Titeuf. Peneliti melakukan perbandingan makna asli unsur seksual dalam bahasa sumber 6

7 ke dalam padanannya dalam bahasa sasaran. Pergeseran semantis yang terjadi berupa pergeseran yang meluas dan pergeseran semantis total. Pergeseran Terjemahan Nomina Novel L Aube pada Novel Terjemahan Fajar karya Febita Nur Tisani (2009) juga membahas terjemahan. Objek penelitiannya adalah nomina karena hasil terjemahannya mampunyai bentuk dari makna yang bervariasi. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mendeskripsikan dan penyebabnya yang terjadi dalam teks tersebut. Nunung Wiyati (2005) membahas tentang pergeseran penerjemahan bentuk dan makna yang terjadi dalam penerjemahan teks film Finding Nemo dalam skripsinya yang berjudul Pergeseran Penerjemahan Teks Film Finding Nemo. Peneliti menjelaskan tentang apa saja bentuk pergseran makna beserta penyebabnya. Perbedaan antara skripsi-skripsi di atas dengan penelitian ini terletak secara umum terletak pada sumber data yang digunakan. Penelitian ini akan mencoba menemukan jenis pergeseran yang cenderung terjadi pada teks terjemahan beserta penyebab-penyebab pergeserannya. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini berfokus pada pergeseran makna semantis dalam komik Muslim Show Indonesia yang diterjemahkan dari komik Le Muslim Show. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan jenis pergeseran makna semantis yang terdapat dalam penerjemahan ke bahasa sasaran. Faktor-faktor penyebab terjadinya pergeseran makna juga akan dibahas dalam penelitian ini. 1.6 Landasan Teori 7

8 Penerjemahan merupakan proses mengubah pesan dari bahasa sumber (bahasa yang akan diterjemahkan) ke bahasa sasaran semirip mungkin dan dengan mengikutsertakan gaya bahasa dari bahasa sasaran. Seperti yang dikemukakan oleh Eugene A. Nida dalam buku The Theory and Practice of Translation (1969:12) : Translating consist in reproducing in the receptor language the closest natural equivalent of the source-language message, first in terms of menaning and secondly in terms of style. Menurut Kridalaksana, penerjemahan adalah proses pengalihan pesan atau amanat antarbudaya dan/atau antar bahasa dalam tataran gramatikal dan leksikal dengan maksud afek atau ujud yang sedapat mungkin tetap dipertahankan (Kridalaksana 2008:181). Pemahaman penerjemah terhadap teks yang akan diterjemahkan dan kemampuan bahasanya dapat mempengaruhi hasil teks bahasa sasaran (Fang, 1959:111). Analisis dari komik ini akan menggunakan teori semantik karena semantik merupakan cabang linguistik yang meneliti arti atau makna. Menurut Brekle semantik -khususnya semantik linguistik- merupakan ilmu empiris yang membahas tentang makna dan kombinasi dari suatu tanda yang terdapat dalam bahasa. La semantique linguistique est une science empirique qui s'occupe du contenu des signes et des combinaisons de signes qui sont possibles ou qui apparaissent effectivement dans les langues naturelles (Brekle, 1972:17). Semantik dapat mencakup bidang, baik dari segi struktur, fungsi bahasa dan interdisiplin bidang ilmu contohnya ilmu filsafat dan psikologi. Akan tetapi 8

9 dalam hal ini hanya berkisar pada hubungan ilmu makna itu sendiri (Djadjasudarma, 1999 :4). Makna dan referen memiliki perbedaan yang disebabkan oleh beberapa alasan. Pertama, terdapat beberapa kata yang memiliki makna tetapi tidak memiliki referen. Contoh dalam bahasa Prancis berupa kata et dan ou. Kedua, ada bentuk-bentuk kebahasaan yang memiliki makna yang berbeda, tetapi memiliki referen yang sama. Alasan terakhir, sejumlah kata-kata yang memiliki makna, tetapi referennya berubah-ubah atau berpindah-pindah. (Wijana, 2008:14-19). Dalam komunikasi terkadang timbul ambiguitas dalam mengartikan suatu kata atau kalimat. Peran konteks menjadi penting dalam kasus ini agar petutur memahami maksud atau makna yang diutarakan oleh penutur. Begitu pula dalam kasus penerjemahan. Penerjemah harus memahami konteks yang terdapat dalam teks bahasa sumber, sehingga para pembaca teks bahasa sasaran mengerti pesan yang terdapat dalam teks. Konteks tidak selalu harus mengalami perubahan yang dikarenakan perbedaan faktor budaya dari bahasa sumber dan bahasa sasaran. Lebih diutamakan bagaimana penerjemah dapat menghasilkan suatu sturuktur kalimat yang mudah dipahami dan mampu menyampaikan pesan yang terdapat dalam teks bahasa sasaran. Makna dan referen mengandung pengertian yang berbeda. Jika makna tidak dapat lepas dari konteks, referen tidak bergantung pada konteks. Referen lebih tertuju kepada simbol atau benda. Stephen Ullman memberikan penjabaran yang dapat memudahkan dalam memahami makna. Ullman menggunakan istilah 9

10 name (nama), sense (makna atau pengertian), dan thing (benda). Name adalah bentuk fonetis sesuatu kata, bunyi-bunyi yang membentuk kata, termasuk unsur-unsur akustik lain seperti aksen. Sense dipakai dalam arti umum tanpa mengaitkannya dengan suatu doktrin psikologi. Makna merupakan informasi yang dibawa oleh na,a untuk disampaikan kepada pendengar. Thing merupakan unsur atau peristiwa nonbahasa (Ullman, 2007:68; Diterjemahkan: Sumarsono). Setiap bahasa memiliki nama masingmasing untuk menyebutkan suatu simbol atau benda. Tetapi, referen yang dimaksud tidak berubah. Penutur juga mempengaruhi dalam perubahan sebuah makna karena penutur terlibat dalam konteks. Sementara referen dari suatu kata yang disebutkannya tetap sama dengan penutur yang lain meskipun dalam konteks yang berbeda. Tidak semua benda yang terdapat di di suatu negara ada di negara lainnya yang menggunakan bahasa yang berbeda, makna yang dimaksud tetap dapat diartikan dalam bahasa lain dengan referen yang tetap sama pula. Penjelasan dan teori yang dipaparkan diatas tertuang dalam hasil terjemahan bahasa Indonesia komik Le Muslim Show. Penerjemah berusaha untuk menggunakan padanan kata, struktur, beserta gaya bahasa yang sedapat mungkin dimengerti dengan jelas oleh para pembaca komik terjemahan tersebut. Pergeseran makna semantis terjadi dalam hasil terjemahan komik tersebut. Menurut Simatupang, ada tiga jenis pergeseran makna pada tataran semantik: 1. Pergeseran dari Makna Generik ke Makna Spesifik Pergeseran ini terjadi karena tidak adanya padanan kata yang tepat dalam bahasa sasaran. Misalnya, kata bahasa sumber mempunyai makna generik dan 10

11 padanan kata tersebut dalam bahasa sasaran tidak mengacu kepada makna yang generik tetapi kepada makna yang lebih spesifik. 2. Pergeseran dari Makna Spesifik ke Makna Generik Tidak terlalu berbeda dengan pengertian dari pergeseran nomor (1), kata dalam bahasa sumber mempunyai makna spesifik dan padanan kata tersebut dalam bahasa sasaran mengacu kepada makna generik. 3. Pergeseran Makna karena Perbedaan Sudut Pandang Budaya Setiap bahasa merupakan salah satu hasil dari budaya suatu kelompok masyarakat. Bahasa adalah bagian yang tidak terpisahkan dari budaya penuturnya. Cerminan para penutur suatu bahasa dapat dilihat dari bahasanya. Dengan demikian, pergeseran atau perbedaan makna dalam penerjemahan juga terjadi karena perbedaan sudut pandang dan budaya penutur bahasa-bahasa yang berbeda. Penerjemah tidak hanya menyesuaikan makna kata dari BSu ke BSa tetapi juga menimbang budaya Bsa dalam penyampaian pesan dalam TSu (Simatupang, 2000:92-96). Adapun faktor-faktor yang melatarbelakangi pergeseran makna semantis dalam proses penerjemahan. Persoalan ini termasuk pada bagian strategi penerjemahan, yaitu taktik penerjemah untuk menerjemahkan kata atau kelompok kata hingga kalimat penuh jika kalimat tersebut tidak bisa dipecah menjadi unit yang lebih kecil untuk diterjemahkan (Suryawinata, 2003:67). Secara umum strategi ini dibagi menjadi dua, yakni strategi struktural dan strategi semantis. Strategi semantis ini adalah strategi penerjemahan yang dilakukan dengan pertimbangan makna, sesuai dengan lingkup ilmu semantik. Pengoperasian 11

12 strategi ini mencakup tataran kata, frase, dan klausa atau kalimat. Strategi semantis terbagi atas 9 : 1. Pungutan (Borrowing) Strategi pungutan adalah penerjemah tidak menerjemahkan kata BSU ke dalam BSa. Terdapat beberapa alasan mengapa penerjemah memungut kata BSu. Diantaranya adalah untuk menunjukkan penghargaan terhadap kata-kata tersebut dan belum ditemukan padanan kata yang tepat di dalam BSa. Pungutan dibagi pula menjadi dua, transliterasi dan naturalisasi. Transliterasi adalah mempertahankan kata-kata BSu secara utuh, baik dari segi bunyi dan tulisannya. Sementara naturalisasi melanjutkan strategi transliterasi, yaitu penulisan dan ucapan kata-kata BSU disesuaikan dengan aturan bahasa BSa. Contoh bentuk pungutan yang terdapat dalam komik Le Muslim Show adalah kata ramadan dan ramadhan dalam Muslim Show Indonesia. Kata ramadan sebenarnya juga merupakan serapan dari bahasa Arab. Tetapi umat muslim di kedua negara tersebut mengenal makna dari kata tersebut. Dari segi bunyi keduanya memiliki kesamaan, namun dari segi penulisan keduanya memiliki sedikit perbedaan diakibatkan oleh kebiasaan penulisan atau pemahaman cara membaca setiap suku kata dari kata tersebut bagi masing-masing negara. 2. Padanan Budaya (Cultural Equivalent) Penerjemah menggunakan kata khas dalam BSa untuk mengganti kata khas di dalam BSu. Budaya yang berbeda antarbahasa memungkinkan makna menjadi tidak tepat setelah diterjemahkan. Meskipun demikian, strategi ini membuat teks terjemahan lebih mudah dipahami. Contoh untuk kasus ini sudah sedikit disinggung sebelumnya, yaitu pada penggunaan kata s il vous plait. 12

13 Kalimat tersebut tidak memiliki makna yang jelas dalam bahasa Indonesia jika diterjemahkan secara semantis atau literal. Pergeseran terjadi dalam terjemahan kata tersebut. Arti dari kalimat s il vous plait menjadi tolong dan silahkan dalam bahasa Indonesia, sesuai dengan konteks penggunaan kalimat tersebut. Makna silahkan digunakan misalnya pada kalimat bahasa Prancis berupa entrez, s il vous plaît yang berarti silahkan masuk dan berkonteks mengajak atau mempersilahkan seseorang untuk memasuki ruangan. Sementara makna tolong dapat ditemukan pada contoh kalimat parle plus fort, s il te plaît. Terjemahan dari kalimat tersebut adalah tolong berbicara lebih keras atau bicara lebih keras, tolong. Konteks meminta tolong atau memohon menjadikan makna s il vous plait berubah menjadi tolong. 3. Padanan Deskriptif (Descriptive Equivalent) dan Analisis Komponensial (Componential Analysis) Padanan ini berusaha mendeskripsikan makna atau fungsi dari kata BSu (Newmark 1988 via Suryawinata 2003:73). Penggunaan strategi ini didasari oleh alasan keterkaitan kata BSU dengan budaya khas BSu dan tetap tidak bisa memberikan derajat ketepatan yang diinginkan meskipun telah disesuaikan dengan padanan katanya di BSa. Contoh kata yang berkaitan dengan padanan deskriptif dalam komik dapat dilihat pada kalimat elle aurait été meilleure avec des lardons dedans! (LMS, 1 :14). Arti dari kata lardons tidak dapat dipahami secara langsung oleh para pembaca teks sasaran. Sehingga, pada terjemahannya perlu diperjelas menjadi lebih enak ditambah daging babi asap!. Daging babi bukanlah jenis makanan yang umum dikonsumsi di Indonesia, dan hal yang sebaliknya terjadi di Prancis. Hanya sebagian orang yang mengerti tentang daging 13

14 babi. Terlebih komik ini bertemakan Islam sehingga penjelasan terhadap istilah yang berhubungan dengan hal yang dilarang dalam Islam perlu diperjelas. Sementara analisis komponensial adalah menerjemahkan kata BSu ke BSa dengan cara memberikan perincian komponen-komponen makna kata BSu tersebut. Penyebabnya adalah tidak adanya padanan satu-satu di BSa dan pemahaman atas arti yang sebenarnya perlu diketahui oleh pembaca teks BSa. Contohnya adalah ma mosque l avait dit en premier! (LMS, 1 :1) yang diterjemahkan menjadi masjid saya yang pertama kali mengumumkan. Konteks yang menceritakan tentang pengumuman awal bulan ramadhan menghasilkan terjemahan kata yang dicetak tebal diartikan menjadi pengumuman. Alih-alih menggunakan arti aslinya, yaitu mengatakan, kata pengumuman lebih dapat mewakili konteks karena situasi menggambarkan tentang memberitahukan ke banyak orang, bukan ke satu orang. Kedua penyebab pergeseran makna ini memang cukup memiliki kesamaan. Perbedaan dapat dilihat dari lingkup yang mendasari keduanya, padanan deskriptif lebih cenderung berkaitan dengan faktor budaya, sementara analisis komponensial berkaitan dengan penerjemahan kata-kata yang bersifat umum. 4. Sinonim Penerjemah dapat menggunakan kata BSa yang mirip untuk kata-kata BSu yang bersifat umum. Sebagai contoh ada pada kalimat hé hé hé! Alors c est qui le patron?! (LMS, 1 :34) yang diterjemahkan menjadi hehehe siapa bosnya???. Konteks yang menceritakan beberapa orang pria yang tengan bermain game. Ketika salah satu diantara mereka menang, dia merasa adalah yang terhebat dan menyebutkan kalimat tersebut. Di dalam KPI dituliskan bahwa arti 14

15 dari le patron adalah majikan. Tetapi dalam terjemahannya kata tersebut diartikan dengan kata yang merupakan sinonim dari majikan, yakni bos yang mana lebih cocok untuk digunakan karena sesuai dengan yang dibutuhkan oleh konteks. 5. Terjemahan Resmi Strategi ini dapat membantu penerjemah menyingkat waktu dan ikut serta memberi arah perkembangan bahasa Indonesia pada jalur yang benar. Strategi ini memiliki lingkup terjemahan resmi kata yang telah dibakukan. Proses penerjemahan yang termasuk dalam kategori terjemahan resmi dapat menggunakan buku Pedoman Pengindonesiaan Nama dan Kata Asing yang dikeluarkan oleh Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa sebagai salah satu referensi. 6. Penyusutan dan Perluasan Sesuai dengan sebutannya, penyusutan berarti penyusutan komponen kata BSu. Seperti contoh kata automobile diterjemahkan menjadi mobil. Kata auto dihilangkan sehingga kata automobile mengalami penyusutan. Berlawanan dengan penyusutan, unsur kata mengalami perluasan di dalam BSa. Sebagai contoh adalah kata baleine yang diterjemahkan menjadi kata ikan paus. Penambahan kata ikan dikarenakan kata paus memliki arti lain yaitu pemimpin umat Katolik. 7. Penambahan Berbeda dengan strategi perluasan, pada strategi penambahan penerjemah memasukkan informasi tambahan dalam teks terjemahan. Penambahan ini dilakukan untuk memperjelas makna dan pembaca dirasa membutuhkannya. 15

16 Prosedur penambaha biasanya digunakan untuk membantu menerjemahkan katakata yang berhubungan dengan budaya, teknis, atau ilmu-ilmu lainnya. Informasi tambahan tersebut diletakkan di dalam teks, di bagian bawah halaman dalam bentuk catatan akhir, atau di bagian akhir dari teks. Contohnya adalah penjelasan kata chorba yang diletakkan dalam bentuk catatan kaki. Penjelasan atau informasi tambahan dari kata tersebut adalah sup tradisional negara Maghreb (Aljazair, Tunisia, Libya, etc). 8. Penghapusan (Omission atau Deletion) Strategi penghapusan dilakukan dengan menghapus kata atau bagian TSu di dalam TSa. Penghapusan juga dapat diartikan sebagai tidak diterjemahkannya kata atau bagian TSu di dalam TSa. Alasan yang mendasari strategi ini adalah kata BSu tidak terlalu penting bagi keseluruhan TSa atau sulit diterjemahkan. Hal ini juga dapat menghindari terjadinya kebingungan pembaca teks terjemahan. Bentuk pergeseran ini dapat dilihat dalam kalimat quoi?! Qu est-ce que tu regardes, toi?! (LMS, 1 :16). Kata tu yang merupakan subjek atau kata ganti orang pertama dihilangkan dalam terjemahannya, yakni menjadi apa? lihat apa, heh!. Konteks yang menggambarkan seorang pria yang merasa kesal dengan orang lain yang melihatnya. Gambar yang terdapat pada komik sudah dapat menjelaskan situasi dan penempatan kata kamu yang merupakan arti dari kata BSu tidak terlalu diperlukan. 9. Modulasi Modulasi adalah strategi untuk menerjemahkan frase, klausa, atau kalimat. Strategi ini dilakukan jika penerjemahan kata-kata dengan makna literal tidak menghasilkan terjemahan yang wajar atau luwes. Contohnya adalah terjemahan 16

17 dari kalimat il lest mignon ce petit (LMS, 1 :44), yaitu ya, ampun manisnya si kecil ini. Konteks dari cerita tersebut adalah seorang pria memuji anak anjing milik seorang nenek yang dikenalnya. Kalimat BSu mementingkan orang yang diajak berbicara. Tetapi terjemahannya mementingkan kenyataan yang dibicarakan, yakni manisnya anak anjing tersebut (Suryawinata, 2003:70-76). 1.7 Metodologi Terdapat 3 tahap dan metode yang akan diterapkan dalam melakukan penelitian ini, yakni metodologi pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah komik bahasa Prancis Le Muslim Show yang diambil dari salah satu situs media sosial dari akun resmi buku tersebut. Sementara komik terjemahannya diambil dari beberapa episode Muslim Show Indonesia edisi Ramadhan ala Muslim Show dan Hidup Bertetangga. Penggunaan sebagian episode dari komik terjemahan bahasa Indonesia dikarenakan keterbatasan data dari bahasa sumber sehingga perlu dilakukannya pencarian terhadap episode yang sama dari kedua bahasa tersebut. Metode pengumpulan data menggunakan metode simak. Metode simak dilakukan dengan cara menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto 1988:2). Penyimakan akan dilakukan dengan cara membaca komik yang merupakan objek penelitian. Metode ini dibantu dengan teknik catat, yakni mencatat pergeseran makna yang terdapat pada data Metode Analisis Data 17

18 Data akan dianalisis dengan terlebih dahulu dengan diterjemahkan secara harafiah atau kata per kata kemudian dibandingkan dengan data teks terjemahan. Kegiatan ini akan menghasilkan pembagian data sesuai dengan jenis pergeseran serta faktor penyebab terjadinya perubahan makna semantisnya masing-masing. Setelah pembagaian dilakukan, akan diberikan penjelasan mengapa data tersebut termasuk dalam jenis pergeseran makna semantis. Penjelasan konteks juga akan dipaparkan karena konteks menjadi salah satu dasar terjadinya pergeseran makna semantis. Teknik yang akan digunakan dalam analisis adalah teknik dasar dan teknik lanjutan Penyajian Hasil Metodologi yang digunakan pada penyajian hasil adalah informal, yakni menjabarkan proses dan hasil dari analisis data dengan menggunakan kata-kata dan diharapkan dapat langsung dipahami oleh pembaca. 1.8 Sistematika Penyajian Skripsi ini terdiri dari 4 Bab. Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, tinjauan pustaka, ruang lingkup penelitian, landasan teori, metodologi, dan sistematika penyajian. Bab II menganalisis pergeseran makna semantis. Bab III menjabarkan faktor-faktor penyebab pergeseran makna, yaitu analisis penyebab terjadinya pergseran makna yag terjadi pada data. Serta pada bab IV berupa kesimpulan penelitian. 18

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki peranan penting dalam hal berkomunikasi. Fungsi penting dari bahasa adalah menyampaikan pesan dengan baik secara verbal atau tulisan. Pesan yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita sendiri bisa menjadikannya sebagai sahabat. Buku cerita memberikan informasi kepada anak tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang digunakan untuk berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat beranekaragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya

BAB I PENDAHULUAN. bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel Higurashi no Ki merupakan salah satu karya penulis terkenal bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya sebagai penulis pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni kegiatan mengubah bentuk bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Dalam The Merriam Webster Dictionary

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara verbal. Tentunya ilmu bahasa atau sering disebut linguistik memiliki cabangcabang ilmu bahasa,

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Bahasa memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akhir-akhir ini segala hal yang berkaitan dengan Korea menjadi begitu diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya Korean wave (Gelombang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini, penulis akan menjabarkan teori-teori yang digunakan penulis dalam menerjemahkan Komik Indonesia Nusantaranger karya Tim Nusantaranger. Agar dapat menerjemahkan komik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga bahasa asal novel yang berbeda dengan bahasa-bahasa di negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. juga bahasa asal novel yang berbeda dengan bahasa-bahasa di negara lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra dalam bentuk novel masih terus tumbuh dan berkembang pesat hingga sekarang. Banyak penulis-penulis baru yang bermunculan. Meskipun demikian, tidak sedikit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Berbagai macam problematika pada proses komunikasi juga turut

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Berbagai macam problematika pada proses komunikasi juga turut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat mendukung terjalinnya komunikasi di antara semua orang dari berbagai belahan dunia yang berbeda. Berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya

BAB I PENDAHULUAN. tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Clay dalam arti yang sesungguhnya adalah tanah liat, namun selain terbuat dari tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya memiliki

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan 192 BAB 6 PENUTUP Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan kewajaran (Larson, 1989:53). Ketepatan berarti bahwa terjemahan harus menyampaikan pesan sesuai dengan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani deiktikos yang memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN. Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani deiktikos yang memiliki arti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani deiktikos yang memiliki arti penunjukan secara langsung (Purwo, 1984: 2). Dardjowidjojo (1988: 35) bersama beberapa ahli bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi, dibalik kemajuan teknologinya yang pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Humor merupakan suatu budaya yang bersifat universal. Humor adalah

BAB I PENDAHULUAN. Humor merupakan suatu budaya yang bersifat universal. Humor adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Humor merupakan suatu budaya yang bersifat universal. Humor adalah sesuatu yang bersifat lucu dan menghibur sehingga dapat menghilangkan stres dan membuat suasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi antar manusia dibutuhkan bahasa yang disepakati oleh pengguna bahasa itu sendiri. Bahasa mempunyai keterikatan dan keterkaitan dalam kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan warna kulit, ras, agama, bangsa dan negara. Bahasa merupakan perwujudan suatu konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mempelajari bahasa Inggris terutama yang berkenaan dengan makna yang terkandung dalam setiap unsur suatu bahasa, semantik merupakan ilmu yang menjadi pengukur

Lebih terperinci

ANALISIS BUDAYA MATERIAL DALAM TERJEMAHAN KUMPULAN CERITA PENDEK MADEMOISELLE FIFI KARYA GUY DE MAUPASSANT

ANALISIS BUDAYA MATERIAL DALAM TERJEMAHAN KUMPULAN CERITA PENDEK MADEMOISELLE FIFI KARYA GUY DE MAUPASSANT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berinteraksi antara sesamanya, manusia menggunakan bahasa untuk menyampaikan informasi, gagasan, pendapat serta untuk mengekspresikan diri dan perasaan. Bahasa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, penulis akan memberikan kesimpulan serta saran berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya. 5.1 Kesimpulan 5.1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Dalam menghadapi masalah ini, kegiatan penerjemahan memberikan solusi karena

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Dalam menghadapi masalah ini, kegiatan penerjemahan memberikan solusi karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa, baik lisan maupun tulisan merupakan alat yang penting dalam mendukung terjalinnya komunikasi antar individu. Dalam kegiatan komunikasi, tujuan dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa adalah ciptaan manusia dan mempunyai muatan budaya dan linguistik dari kelompok pemakai bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga dewasa sekalipun. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain sebagai hiburan, penghilang stres, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menyimpan uang serta barang-barang berharga yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menyimpan uang serta barang-barang berharga yang dianggap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari dompet merupakan benda yang sangat penting guna menyimpan uang serta barang-barang berharga yang dianggap penting dan dapat diletakkan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang maupun luar negeri, mulai dari anak-anak hingga orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. Jepang maupun luar negeri, mulai dari anak-anak hingga orang tua. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan negara maju yang kaya akan budaya dan sumber daya manusia yang memiliki kreativitas tinggi. Jepang selalu melahirkan karya-karya unik yang dapat diterima

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis dalam menerjemahkan lirik lagu Sepasang Mata Bola karya Ismail Marzuki. Penerjemahan lirik lagu ini membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini semakin banyak cara yang digunakan untuk mengetahui keadaan di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi bagi kita.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara semantik atau pragmatik. Kajian makna bahasa seharusnya tidak terlepas dari konteks mengingat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik (Tarigan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik (Tarigan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi yang memungkinkan manusia dapat berkomunikasi dengan sesamanya baik secara lisan maupun tulisan. Komunikasi akan berlangsung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesantunan berbahasa merupakan aspek penting dalam kehidupan untuk menciptakan komunikasi yang baik di antara penutur dan lawan tutur. Kesantunan berbahasa memiliki

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang,

BAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama. 1 Tujuan hobi adalah untuk memenuhi keinginan dan mendapatkan kesenangan. 2 Terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang masuk ke Indonesia tidak hanya animasi, komik, dan musik namun juga

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang masuk ke Indonesia tidak hanya animasi, komik, dan musik namun juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya populer dari Jepang saat ini menjadi tren di beberapa kalangan masyarakat Indonesia. Seiring dengan perkembangan akses informasi, produk budaya Jepang yang masuk

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian penerjemahan dan metode penerjemahan yang akan digunakan untuk menganalisis data pada Bab 3. Seperti dikutip

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hangeul adalah alfabet asli Korea Selatan. Penemu atau pencipta hangeul adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Hangeul adalah alfabet asli Korea Selatan. Penemu atau pencipta hangeul adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Korea adalah bahasa resmi Korea Utara dan Korea Selatan. Berdasarkan Lim Kim-Hui via dr. Mukhtasar Syamsuddin menyebutkan bahwa Hangeul adalah alfabet asli Korea

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan dijabarkan tentang jenis metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi dari satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi dari satu negara ke negara yang lain semakin mudah dan berkembang pesat. Akan tetapi, ada satu hal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal maupun hasil penelitian lainnya, ditemukan beberapa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apabila berbicara tentang Jepang, kita pasti langsung terbayang akan

BAB I PENDAHULUAN. Apabila berbicara tentang Jepang, kita pasti langsung terbayang akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Apabila berbicara tentang Jepang, kita pasti langsung terbayang akan anime, manga, style orang-orang Jepang dan budaya Jepang yang lainnya. Jepang adalah sebuah negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerjemah tersebut adalah teks sastra berupa novel dengan judul Madame

BAB I PENDAHULUAN. penerjemah tersebut adalah teks sastra berupa novel dengan judul Madame BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Karya sastra terjemahan merupakan peluang yang menjanjikan di abad ke- ini. Varietas karya sastra terjemahan yang diminati oleh masyarakat Indonesia terdiri atas empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dewasa ini, bahasa semakin berkembang pesat. Oleh karena itu, manusia

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dewasa ini, bahasa semakin berkembang pesat. Oleh karena itu, manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai sarana dalam berkomunikasi antara individu yang satu dengan lainnya. Dewasa ini,

Lebih terperinci

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS  SKRIPSI RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS WWW.SRITI.COM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Larson (1984: 3), dalam bukunya Meaning-Based Translation: A

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Larson (1984: 3), dalam bukunya Meaning-Based Translation: A BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Larson (1984: 3), dalam bukunya Meaning-Based Translation: A Guide to Cross-Language Equivalence mendefinisikan terjemahan sebagai suatu perubahan bentuk dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam segala segi kehidupan, manusia tidak dapat terlepas dari bahasa. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu berhubungan dengan anggota masyarakat yang lain.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pergaulan dan mempengaruhi kehidupan untuk berkomunikasi dalam masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. pergaulan dan mempengaruhi kehidupan untuk berkomunikasi dalam masyarakat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa sangatlah penting, karena merupakan penghubung dalam setiap pergaulan dan mempengaruhi kehidupan untuk berkomunikasi dalam masyarakat. Pada setiap bangsa,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan sintak..., Vandra Risky, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan sintak..., Vandra Risky, FIB UI, 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Pokok Bahasan Bahasa adalah sebuah perangkat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi. Adapun definisinya secara umum, adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti fabel yang menceritakan tentang binatang, hikayat yang merupakan cerita

BAB I PENDAHULUAN. seperti fabel yang menceritakan tentang binatang, hikayat yang merupakan cerita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cerita merupakan rangkaian peristiwa yang disampaikan baik berasal dari kejadian nyata ataupun kejadian tidak nyata. Terdapat berbagai macam jenis cerita seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara yang mempunyai empat musim, yaitu haru

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara yang mempunyai empat musim, yaitu haru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan negara yang mempunyai empat musim, yaitu haru (musim semi), natsu (musim panas), aki (musim gugur), fuyu (musim dingin). Setiap musim mempunyai ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam menggunakan bahasa saat berkomunikasi baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Di dalam berbahasa,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia sudah tidak bisa ditahan lagi. Arus komunikasi kian global seiring berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah memberi banyak definisi tentang penerjemahan, diantaranya: (1) bidang ilmu secara umum,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kerja sama, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik maupun kebudayaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kerja sama, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik maupun kebudayaan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Era modern ini penggunaan bahasa merupakan kunci terpenting untuk menjalin suatu kerja sama, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik maupun kebudayaan. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Luar angkasa adalah ruang hampa yang berada di luar bumi dan terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Luar angkasa adalah ruang hampa yang berada di luar bumi dan terdiri dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Luar angkasa adalah ruang hampa yang berada di luar bumi dan terdiri dari banyak benda langit seperti bintang, planet, komet, asteroid, dan sebagainya. Di antara benda-benda

Lebih terperinci

IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia)

IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia) IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia) A. Pendahuluam Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan secara tertulis pesan dari teks suatu bahasa ke dalam teks bahasa lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik merupakan salah satu media bagi pembelajar bahasa Jepang di Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan memperdalam bahasa Jepang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat yang

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain, sehingga bahasa menjadi sesuatu alat yang tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hyde mulai dari masa anak-anak hingga dewasa, yang awalnya ingin menjadi. seorang komikus kemudian beralih menjadi seorang pemusik.

BAB I PENDAHULUAN. Hyde mulai dari masa anak-anak hingga dewasa, yang awalnya ingin menjadi. seorang komikus kemudian beralih menjadi seorang pemusik. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Autobiografi atau otobiografi adalah sebuah biografi atau riwayat hidup yang ditulis oleh pemiliknya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia otobiografi adalah riwayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya dalam bentuk cerita (sumber: wikipedia.com). Penulis novel disebut novelis. Kata novel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerjemahan merupakan suatu proses komunikasi antar dua bahasa. Maksudnya adalah menyampaikan kembali maksud atau isi pesan dalam teks sumber sehingga dapat dimengerti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sasaran (selanjutnya disingkat Bsa) se-alami mungkin baik secara arti dan secara

BAB I PENDAHULUAN. sasaran (selanjutnya disingkat Bsa) se-alami mungkin baik secara arti dan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perbedaan bahasa sudah tidak lagi menjadi hambatan untuk mendapatkan informasi dari berbagai belahan dunia. Tuntutan mendapatkan informasi inilah yang memunculkan

Lebih terperinci

Contoh: (1) Tsu : A, a kibun onsenyado da ne korya. (CMCJ. Tsa Wah, nikmatnya scpcrti scdang berlibur ke pemandian air paiias saja (CMCI5:42)

Contoh: (1) Tsu : A, a kibun onsenyado da ne korya. (CMCJ. Tsa Wah, nikmatnya scpcrti scdang berlibur ke pemandian air paiias saja (CMCI5:42) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa menurut Koentjaraningrat merapakan salah satu dari tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal. Unsur-unsur yang lainnya adalah sistem pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain baik menggunakan kata maupun gerakan. Setiap negara pasti memiliki

BAB I PENDAHULUAN. orang lain baik menggunakan kata maupun gerakan. Setiap negara pasti memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang berperan penting dalam kehidupan bersosial. Bahasa memudahkan manusia memahami maksud dan tujuan orang lain baik menggunakan kata

Lebih terperinci

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu bahasa ke bahasa yang lain. Teks yang diterjemahkan disebut Teks Sumber (Tsu) dan bahasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak

BAB I PENDAHULUAN. Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana ialah satuan bahasa yang terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 2006: 49). Menurut

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri atas dua subbab yaitu simpulan dan saran. Bagian simpulan memaparkan tentang keseluruhan hasil penelitian secara garis besar yang meliputi strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat manusia selalu menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini banyak sekali media yang menawarkan berbagai macam hal dari yang berupa barang sampai dengan jasa. Karena kuatnya persaingan dalam usaha itu, maka tidak jarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Inti dari suatu proses komunikasi adalah penyampaian pikiran, gagasan, konsep, perasaan dari penutur (pembicara) kepada lawan tutur. Dalam proses komunikasi

Lebih terperinci

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL 1 ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era kemajuan teknologi dewasa ini semakin banyak terjemahan bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks bahasa sumber (TSu) ke dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar atau dapat disebut koran merupakan lembaran-lembaran kertas

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar atau dapat disebut koran merupakan lembaran-lembaran kertas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surat kabar atau dapat disebut koran merupakan lembaran-lembaran kertas yang bertuliskan berita-berita dan sebagainya (Sugono ed., 2015:872). Beritaberita dalam surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang masih belum mempunyai kemampuan untuk. kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang masih belum mempunyai kemampuan untuk. kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar orang menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi dengan Negara lain di seluruh dunia. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengerti

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 109 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan dipaparkan tentang simpulan dan saran yang didapat setelah melakukan analisis data berupa majas ironi dan sarkasme dalam novel The Return of Sherlock Holmes dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dirasakannya melalui hasil karya tulisnya kepada para pembacanya. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang dirasakannya melalui hasil karya tulisnya kepada para pembacanya. Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik merupakan salah satu karya sastra. Dengan membaca karya sastra termasuk melakukan proses komunikasi antara pengarang dengan pembaca. Pengarang komik ingin menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok musik yaitu irama, melodi, harmoni, dan bentuk atau struktur lagu

BAB I PENDAHULUAN. pokok musik yaitu irama, melodi, harmoni, dan bentuk atau struktur lagu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah suatu hasil karya seni berupa bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsurunsur pokok musik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tindak tutur yang dilakukan manusia ketika berkomunikasi tentunya

BAB 1 PENDAHULUAN. Tindak tutur yang dilakukan manusia ketika berkomunikasi tentunya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak tutur yang dilakukan manusia ketika berkomunikasi tentunya memiliki pesan untuk disampaikan dari penutur kepada mitra tuturnya. Baik itu sekedar tindakan menginformasikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Buku Hukum The Concept of Law karya H.L.A Hart dan terjemahannya Konsep Hukum merupakan buku teori hukum atau jurisprudence, bukan merupakan hukum secara praktek.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beragam jenis kesenian seperti tarian adat, alat musik, lagu, pakaian daerah dan sebagainya, yang menampilan ciri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. Ujaran-ujaran tersebut dalam bahasa lisan diproses melalui komponen fonologi, komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang otomotif yang disajikan oleh majalah Oto Plus. Majalah ini terbit setiap

BAB I PENDAHULUAN. bidang otomotif yang disajikan oleh majalah Oto Plus. Majalah ini terbit setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majalah Oto Plus adalah majalah yang mengupas tentang berbagai bidang otomotif, diantaranya adalah bidang modifikasi, modif balap dan masih banyak lagi bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak dulu cerita anak banyak digunakan oleh orang tua untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak dulu cerita anak banyak digunakan oleh orang tua untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dulu cerita anak banyak digunakan oleh orang tua untuk menyampaikan pesan moral kepada anak-anaknya. Di masa lalu, orang tua menceritakan kepada anak-anaknya

Lebih terperinci

TEKNIK PENERJEMAHAN BSu BSa

TEKNIK PENERJEMAHAN BSu BSa TEKNIK PENERJEMAHAN Teknik penerjemahan ialah cara yang digunakan untuk mengalihkan pesan dari ke, diterapkan pada tataran kata, frasa, klausa maupun kalimat. Menurut Molina dan Albir (2002), teknik penerjemahan

Lebih terperinci

MENYAKSIKAN DAN MENONTON: ANALISIS RELASI MAKNA SIMILARITAS

MENYAKSIKAN DAN MENONTON: ANALISIS RELASI MAKNA SIMILARITAS MENYAKSIKAN DAN MENONTON: ANALISIS RELASI MAKNA SIMILARITAS Endang Sri Maruti marutiendang@gmail.com Universitas PGRI Madiun Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan beberapa bentuk relasi makna

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Aspek/Keterampilan Alokasi Waktu : SMA Negeri 8 Purworejo : Bahasa Prancis : XI-IPS/1 : Berbicara : 2 x 45 menit A. STANDAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerima dan bahasa menjadi media dalam penyampaian informasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. penerima dan bahasa menjadi media dalam penyampaian informasi tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi menjadi tali penghubung dalam hubungan antar manusia. Dalam berkomunikasi, dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem yang dibutuhkan bagi manusia untuk dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Bahasa menyampaikan pesan, konsep, ide, perasaan atau pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang dapat bertutur dengan bahasa tertentu secara tiba-tiba dalam situasi penuturan baik bersifat formal maupun yang bersifat informal. Mengganti bahasa diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Baryadi (2005: 67) sopan santun atau tata krama adalah salah satu wujud penghormatan seseorang kepada orang lain. Penghormatan atau penghargaan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antar sesama dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menyampaikan maksud dan tujuan kepada orang lain sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Giovanni (2013) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Perubahan Makna

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Giovanni (2013) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Perubahan Makna BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa skripsi maupun jurnal penelitian, ditemukan beberapa penelitian yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia mempunyai cara berbeda-beda untuk mengungkap

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia mempunyai cara berbeda-beda untuk mengungkap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa di dunia mempunyai cara berbeda-beda untuk mengungkap masalah kewaktuan. Terdapat bahasa yang mempunyai sistem yang mengungkap masalah kewaktuan secara

Lebih terperinci