MINAT BERTRANSMIGRASI PENDUDUK DESA TLOGOREJO BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN SOSIAL EKONOMI. Aan Budi Santoso, M.Pd. ABSTRAK

Transkripsi

1 MINAT BERTRANSMIGRASI PENDUDUK DESA TLOGOREJO BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN SOSIAL EKONOMI Aan Budi Santoso, M.Pd. ABSTRAK Permasalahan yang terjadi sekarang ini tentang transmigrasi adalah: 1) Paradigma baru transmigrasi belum sepenuhnya dipahami oleh para penyelenggara dan pelaksana transmigrasi, 2) program transmigrasi belum dipersepsikan sama dalam mendukung terwujudnya otonomi daerah, 3) munculnya permasalahan baru dibidang pertanahan akibat euforia reformasi dan 4) proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan transmigrasi yang seringkali masih mengacu pada konsep lama dan belum sepenuhnya mengacu pada kriteria yang telah ditetapkan. Minat bertransmigrasi penduduk desa Tlogorejo masih sangat rendah dari tingkat pendidikan sebesar 88,75 % penduduk yang bekerja di bidang pertanian menunjukkan minat yang rendah terhadap transmigrasi hal ini disebabkan karena factor intern dan ekstern yaitu berupa sejarah historis secara turun menurun untuk menjaga tanah warisan dan kurang tahunya informasi tentang program transmigrasi yang diselenggarakan oleh pemerintah. ABSTRACK Problems that occur now about transmigration are: 1) The new paradigm of transmigration is not yet fully understood by parapenyelenggara and implementing resettlement, 2) the transmigration program has not perceived the same in favor of the realization of regional autonomy, 3) the emergence of new problems in the field of land as a result of the reform euphoria and 4) process planning and implementation of development transmigration often still refer to the old concept and not yet fully refers to the established criteria. Interests Tlogorejo resettled villagers are still very low educational level of 88.75% of the population works in agriculture indicate low interest towards transmigration this was due to internal and external factors in the form of historical history from one generation to the ground to keep the legacy and less tahunya information about the transmigration program organized by the government. PENDAHLUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki wilayah yang cukup luas yaitu km2 di mana wilayah lautnya lebih luas dari wilayah daratannya, yaitu 1,7 kali luas daratan. Bila wilayah Indonesia ini mencakup 29

2 Zone Ekonomii Eksklusif, maka luas Indonesia menjadi 7,9 juta km2. Dengan wilayah daratan dan lautan yang cukup luas ini, maka daratan dan lautan tersebut beserta semua yang terkandung di dalamnya merupakan sumber kekayaan bagi negara.daratan Indonesia terdiri atas pulau-pulau besar dan kecil yang dipisahkan oleh perairan atau lautan. Pulau-pulau tersebut berjumlah buah dengan 5 buah pulau besar.walaupun dipisahkan oleh lautan, antar pulau yang satu dengan pulau yang lain tidaklah terpecah-pecah. Namun laut tersebut merupakan penghubung sehingga antara pulau yang satu dengan pulau yang lain merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Pandangan ini melahirkan suatu konsep yang kita kenai dengan konsep Wawasan Nusantara. Dengan penduduk Indonesia yang pada tahun 1990, berdasarkan sensus, berjumlah lebih kurang jiwa, tidak semuanya menghuni pulau-pulau yang berjumlah buah itu. Hanya 992 buah pulau yang dihuni oleh penduduk Indonesia. Pada pulau-pulau yang berpenghuni ini, penduduknya itu tersebar secara tidak merata. Sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa yaitu sekitar 64% dari jum lah seluruh penduduk Indonesia, sedangkan sisanya terdapat di pulau-pulau yang lain. Padahal, pulau Jawa hanya merupaken sebagian kecil darii seluruh luas wilayah Indonesia. Pulau Bali juga merupakan pulau yang sangat padat penduduknya. Terkonsentrasinya penduduk Indonesia di Pulau Jawa disebabkan oleh suburnya tanah di pulau Jawa di mana banyak terdapat gunung berapi den materi letusan gunung berapi itu dapat menyuburkan tanah. Di samping itu, secars historis Jawa merupakan pusat pemerintahan den proses pembangunan berjalan cukup pesat sehingga menimbulkan daya tarik untuk menetap di Pulau Jawa. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah berupaya keres untuk mengatasi penyebaran penduduk yang tidak merata ini, baik itu dengan menggiatkan proyek-proyek pembangunan di daerah sehingga penduduk tidak begitu tertarik lagi untuk tinggal di Pulau Jawa, maupun dengan memindahkan sebagian penduduk di Pulau Jawa ke pulau-pulau yang lain 30

3 yang tidak padat penduduknya seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya. Permasalahan lain yang terjadi berkaitan dengan transmigrasi diantaranya adalah: 1) Paradigma baru transmigrasi belum sepenuhnya dipahami oleh para penyelenggara dan pelaksana transmigrasi, 2) program transmigrasi belum dipersepsikan sama dalam mendukung terwujudnya otonomi daerah, 3) munculnya permasalahan baru dibidang pertanahan akibat euforia reformasi dan 4) proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan transmigrasi yang seringkali masih mengacu pada konsep lama dan belum sepenuhnya mengacu pada kriteria yang telah ditetapkan. Kecamatan Tlogowungu secara geografis terletak di lereng gunung muria dengan penduduk yang cukup padat dengn jumlah penduduk jiwa, dengan penduduk yang besar dan semakin bertambah tiap tahunnya maka lahan pertanian di kecamatan Tlogowungu khususnya desa Tlogorejo semakin berkurang, sedangkan mayoritas penduduk desa Tlogorejo mengandalkan sector pertanian sebagai mata pencaharian. Dampak dari berkurangnya lahan pertanian adalah semakin berkurangnya pendapatan penduduk yang mengandalkan sector pertanian sebagai tumpuan hidup. Program trasmigrasi sebenarnya bisa menawarkan solusi dari permasalahan tersebut, akan tetapi informasi dan pengetahuan tentang program transmigrasi kurang diketahui oleh masyarakat. Program transmigrasi sekarang ini sekarang seolah sudah tidak terlaksana. Selain kurangnya pengetahuan tentang transmigrasi yang minim penduduk desa Tlogorejo juga merasa ada keterkaitan dengan daerah asalnya. B. Transmigrasi transmigrasi adalah perpindahan penduduk untuk menetap dari suatu daerah ke daerah yang lain dalam wilayah Republik Indonesia. Biasanya perpindahan penduduk tersebut berlangsung dari pulau yang padat penduduknya menuju pulauyang jarang penduduknya. Transmigrasi merupakan alternatif penting dalam rangka memecahkan masalah kepadatan penduduk khususnya di Pulau Jawa. Mereka yang ditransmigrasikan itu, pada 31

4 umumnya adalah dari kelompok masyarakat yang berpendapatan rendah, tidak mempunyai lahan yang cukup untuk mengembangkan usahausaha pertanian. Berdasarkan hal itu maka sudah sewajarnya mereka ini mendambakan adanya tingkat kesejahteraan yang lebih baik dibandingkan kehidupannya di daerah asal. Akan tetapi dalam kenyataannya tidaklah selalu diikuti dengan tingkat keberhasilan seperti yang diharapkan. Transmigrasi merupakan salah satu bentuk migrasi yang diatur dan dibiayai oleh pemerintah serta ditetapkan melalui undang-undang. Berdasarkan undang-undang RI No. (3) TAHUN 1972 Tentang ketentuanketentuan transmigrasi menyatakan bahwa: Transmigrasi adalah perpindahan atau kepindahan penduduk darti suatu daerah yang padat penduduknya yang ditetapkan di dalam wilayah Republik Indonesia, guna kepentingan negara dan alasan yang dipandang perlu oleh pemerintah. Transmigrasi merupakan perpindahan orang dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang jarang penduduknya di batas negara dan dalam rangka kebijakan nasional untuk tercapainya pola penyebaran penduduk yang seimbang, Heeren (1979:15). Jadi berdasarkan uraian diatas yang dimaksud dengan trasnmigrasi adalah perpindahan penduduk dari daerah yang padat pendudukya dan dalam wilayah yang telah ditetapkan oleh pemerintah, dalam rangka kepentingan pembangunan nasional atau alasan-alasan yang dipandang perlu oleh pemerintah berdasarkan ketentuan-ketentuan yang di atur dalam undangundang. 1. Syarat Transmigran Menjadi orang transmigran tidaklah mudah, karena tugas di daerah transmigrasi tidak ringan dan perlu beberapa syarat. Syarat-syarat dapat menjadi transmigran yaitu antara lain: a. Usia masih tergolong usia produktif, karena pekerjaan awal membuka daerah baru berat. b. Calon transmigran seyogyanya antara lain di luar pertanian, seperti keterampilan di bidang kerajinan tangan, pertukaran dan sejenisnya agar dapat diperoleh tambahan pendapatan disamping hasil bertani. 32

5 c. Para calon transmigran harus dalam status kawin, agar dapat mempunyai ketenangan hidup dalam menghadapi pekerjaan di daerah yang baru. (Bintarto,1998:62). Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi seorang transmigran diperlukan usia yang masih produktif karena pekerjaan awal adalah membuka daerah yang baru adalah pekerjaan berat, transmigran juga harus dalam status kawin agar mendapat ketenangan hidup dalam menghadapi pekerjaan yang baru, calon transmigran juga harus memiliki keterampilan lain agar dapat diperoleh tambahan pendapatan disamping hasil pertanian. 2. Tujuan Transmigrasi Kepadatan penduduk yang tidak merata di setiap wilayah mengakibatkan pemerintah merencanakan program transmigrasi. Sasaran kebijaksanaan umum transmigrasi ditunjukan kepada terlaksananya transmigrasi Swakarya (spontan) yang teratur dalam jumlah yang sebesarbesarnya untuk mencapai: a. Peningkatan taraf hidup. b. Pengembangan daerah. c. Keseimbangan penyebaran Penduduk. d. Pembangunan yang merata di seluruh Indonesia. e. Pemanfaatan sumber-sumber alam dan tenaga manusia. f. Kesatuan dan persatuan Bangsa. g. Memperkuat pertahanan dan keamanan Nasional ( Sumber: Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Tahun 2005). Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sosial, ekonomi dan Pertahanan-Keamanan serta atas usul mentri, daerah yang dipandang perlu dipindahkan penduduknya,dapat ditetapkan sebagai daerah asal dengan keputusan Presiden. ( Sumber: Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Tahun 2005). Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan Sosial, Ekonomi, dan Pertahanan-Keamanan, serta atas usul menteri, daerah yang dipandang perlu 33

6 dan tepat untuk penempatan Transmigran dapat ditetapkan sebagai daerah transmigran dengan keputusan Presiden. (2) Daerah transmigrasi tersebut dalam ayat (1) Yang ada diatasnya, oleh menteri yang disertai urusan agraria dan selanjutnya memberi pengelolaan atas tanah tersebut kepada menteri. (3) Akibat penbebasan hak tanah tersebut pada ayat (2) Pasal ini, kepada yang berhak dapat memberikan ganti rugi sesuai ketentuan yang berlaku. ( Sumber: Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Tahun 2005). C. Sosial Ekonomi Pengertian sosial ekonomi jarang dibahas secara bersamaan. Pengertian sosial dan pengertian ekonomi sering dibahas secara terpisah. Pengertian social dalam ilmu sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat. Sedangkan pada departemen sosial menunjukkan pada kegiatan yang ditunjukkan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan yang ruang lingkup pekerjaan dan kesejahteraan sosial. Untuk melihat kedudukan sosial ekonomi dapat dilihat dari pekerjaan, penghasilan, dan pendidikan. Berdasarkan ini masyarakat tersebut dapat digolongkan kedalam kedudukan sosial ekonomi rendah, sedang, dan tinggi. Status sosial ekonomi orangtua sangat berpengaruh bagi pemenuhan kebutuhan hidup sehari- hari. Manusia sebagai mahluk sosial mempunyai potensi serta kepribadian yang memungkinkan dia diterima dalam pergaulan dengan individu yang lain. Karena setiap individu akan menyalurkan potensinya tersebut untuk kepentigan tertentu, kemudian individu yang lain dapat menerima dan mengakuinya. Atas dasar itulah dia akan mendapatkan status itu di dalam kelompok dimana dia berada. Menurut Mulyanto (1986) mengatakan bahwa Perkataan sosial telah mendapat banyak interprestasi, walaupun demikian orang berpendapat bahwa perkataan ini mencapai reciprocal behaviour atau perilaku yang saling mempengaruhi dan saling tergantungnya manusia satu sama lain. Status sosial ekonomi merupakan suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat, pemberian posisi ini disertai pula seperangkat hak 34

7 dan kewajiban yang hanya dipenuhi sipembawa statusnya, misalnya: pendapatan, pekerjaan, dan pendidikan. (Soekanto, 2003). PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Subjek penelitian ini adalah penduduk desa Tlogorejo yang berusia produktif dan bekerja pada sector pertanian. jumlah penduduk yang memenuhi criteria tersebut sebanyak jiwa atau sekitar 37,28 %. data jumlah penduduk berdasarkan bidang pekerjaan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Jumlah penduduk berdasarkan bidang pekerjaan Bidang pekerjaan Jumlah Prosentase Pertanian jiwa 37,28 % PNS 530 jiwa 8,72 % Pedagang jiwa 18,16 % Jasa 233 jiwa 3,83 % Tidak/belum bekerja jiwa 32,00 % Gambar 1. Grafik Prosentase berdasarkan bidang pekerjaan % 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% Persentase berdasarkan bidang pekerjaan 35

8 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk Desa Tlogorejo bekerja pada bidang pertanian, urutan ke-2 adalah tidak/belum bekerja sebanyak jiwa atau 32,00 % data tersebut termasuk pensiunan dan penduduk dibawah usia produktif. selanjutnya adalah pedagang sebanyak 18,16 %, kemudian PNS sebesar 8,72 % dan jasa sebesar 3,83%. Hasil penelitian juga menunjukkan data penduduk desa Tlogorejo berdasarkan tingkat pendidikannya. Data yang diperoleh dapat digambarkan seperti tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah prosentase SD 867 jiwa 14,26 % SMP jiwa 20,32 % SMA jiwa 47,47 % Strata jiwa 17,80 % Strata-2 & 3 9 jiwa 0,15 % Gambar 2. Grafik Prosentase berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan SD SMP SMA Strata 1 Strata 2&3 Prosentase Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk Desa Tlogorejo adalah berpendidikan SMA sebanyak atau sebesar 47,47%. sedangkan yang berpendidikan strata sebesar jiwa atau sebesar 17,95% yang terdiri dari strata 1,2 dan 3. 36

9 Klasifikasi penduduk desa Tlogorejo berdasarkan tingkat social ekonomi dari data terlihat melalui tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3. jumlah penduduk Desa Tlogorejo berdasarkan Kondisi sosial ekonomi Kondisi social ekonomi Jumlah penduduk prosentase Rendah jiwa 38,73% Sedang 2015 jiwa 33,15% Tinggi 1709 jiwa 28,12% Gambar 3. jumlah penduduk Desa Tlogorejo berdasarkan Kondisi sosial ekonomi 50% kondisi sosial ekonomi 40% 30% 20% 10% 0% Rendah Sedang Tinggi Dari tabel di atas penduduk Desa Tlogorejo mayoritas memiliki kondisi social ekonomi yang tergolong rendah yaitu sebanyak jiwa atau sebesar 38,73%. Minat bertransmigrasi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan digambarkan melalui tabel 4 sebagai berikut: tabel 4. minat bertransmigrasi penduduk desa tlogorejo yang bekerja di bidang pertanian berdasarkan tingkat pendidikan Tingkat pendidikan minat Jumlah penduduk Prosentase SD rendah 590 jiwa 26,04% SMP rendah 1405 jiwa 62,00% SMA sedang 255 jiwa 11,25% Strata1,2,3 rendah 16 jiwa 0,71% 37

10 Dari tingkat pendidikan dapat dilihat bahwa minat bertransmigrasi penduduk desa Tlogorejo masih sangat rendah ditunjukkan bahwa dari semua tingkat pendidikan menunjukkan minat yang rendah untuk bertransmigrasi yaitu sebesar 88,75%, sedangkan hanya 11,25% penduduk desa Tlogorejo hanya pada tingkatan minat sedang. B. Pembahasan Dari semua hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Desa Tlogorejo yang bekerja dibidang pertanian memiliki minat bertransmigrasi rendah walaupun lahan pertanian semakin menyempit dan persaingan pekerjaan semakin ketat. hal ini disebabkan karena berbagai faktor, diantaranya adalah faktor historis yaitu mereka merasa harus menjaga warisan nenek moyang meraka, dan sudah terjalin kekerabatan antar tetangga dilingkungan tempat meraka tinggal. selain itu faktor internal adalah kurangnya informasi tentang program transmigrasi, kurangnya pengetahuan tentang daerah tujuan transmigrasi. Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa penduduk lebih berniat untuk merantau ke luar negeri dibanding bertransmigrasi dan menetap didaerah transmigran. Hal ini dikarenakan besaran gaji / upah yang diperoleh karena menjadi TKI lebih besar dan lebih menarik bagi warga sekitar. Transmigrasi dipandang sudah tidak menarik lagi dan tidak popular bagi warga masyarakat karena mereka beranggapan bertransmigrasi juga akan sama saja dengan di desa karena harus membuka lahan baru ditambah dengan penyesuaian dengan kondisi masyarakat daerah setempat. Selain itu dari pemerintah juga sudah mulai mengurangi kuota untuk program transmigrasi yang didanai oleh pemerintah. 38

11 PENUTUP A. Kesimpulan Minat bertransmigrasi penduduk desa Tlogorejo sangat rendah hal ini dikarenakan faktor intern atau factor dalam diri mereka sendiri dan faktor ekstern yang berasal dari luar. factor intern yaitu perasaan historis tempat tinggal mereka dan adanya warisan turun temurun dari generasi ke generasi sehingga ada perasaan harus menjaga warisan nenek moyang mereka. sedangkan factor ekstern rendahnya minat bertransmigrasi penduduk desa tlogorejo adalah minimnya informasi tentang lokasi transmigrasi, syaratsyarat transmigrasi dan berbagai faktor eksternal lainnya. Minat bertransmigrasi berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan presentase sebesar 88,75% yang berarti bahwa mayoritas penduduk desa Tlogorejo yang bekerja pada bidang pertanian dilihat dari tingkat pendidikan tergolong rendah. B. Saran Bagi dinas terkait, hal ini adalah Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi harus lebih aktif dalam mensosialisasikan program-program transmigrasi kepada masyarakat, khususnya pada masyarakat yang memiliki tingkat sosial ekonomi yang rendah. bagi pemerintah desa sebaiknya memfasilitasi penduduknya yang berminat melaksanakan transmigrasi dan mencoba menghubungkan antara dinas terkait dengan warganya. 39

12 Daftar Pustaka Afwan, Sri Sumarni, Arief Budiman Transmigrasi. Dari daerah asal sampai benturan budaya ditempat permukiman. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Bintarto Geografi Penduduk dan Demografi. Yogyakarta : Penerbit Fakultas UGM. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pedoman Identifikasi Potensi Sasaran Pemberdayaan Masyarakat Dan Lingkungan. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Panduan Transmigasi H.J Hereen Transmigrasi di Indonesia. Jakarta : PT.Gramedia. Soekanto Sosiologi sebagai suatu pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Undang-Undang No 5 Tahun 1969 menetapakan Undang-Undang TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK TRANSMIGRASI. Undang-Undang RI No. (3) TAHUN 1972 Tentang ketentuan-ketentuan transmigrasi. Biodata Penulis Nama : Aan Budi Santoso, M.Pd Pengalaman Kerja : Dosen PGSD Universitas Tunas Pembangunan Surakarta Alamat Kantor : Jl. Balekambang Lor No. 1 Manahan Surakarta Telp : (0271)