Konstruksi Makna Eksperiensial dalam Partisipasi Lisan Siswa Sekolah Dasar dalam Kelas Tematik. Siti Wachidah Universitas Negeri Jakarta.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Konstruksi Makna Eksperiensial dalam Partisipasi Lisan Siswa Sekolah Dasar dalam Kelas Tematik. Siti Wachidah Universitas Negeri Jakarta."

Transkripsi

1 Konstruksi Makna Eksperiensial dalam Partisipasi Lisan Siswa Sekolah Dasar dalam Kelas Tematik Siti Wachidah Universitas Negeri Jakarta Abstract Penelitian analisis wacana dengan pendekatan fungsional sistemik ini bertujuan mengindentifikasi pola leksikogramatika pada setiap klausa yang diucapkan siswa selama proses pembelajaran dengan pendekatan tematik di tingkat awal sekolah dasar. Dalam disiplin ilmu linguistik fungsional sistemik (LFS), leksikogramatika dipandang sebagai unsur klausa dalam fungsinya sebagai alat pengungkap pengalaman. Pengalaman adalah satuan makna yang terdiri atas unsur proses, partisipan dalam proses, dan situasi yang melingkupi proses. Dalam klausa bahasa Indonesia, proses dinyatakan oleh unsur verba, partisipan oleh unsur nomina/kelompok nominal, dan lingkup situasi oleh unsur adverbia atau frasa preposisional. Karena inti makna adalah proses, maka keberadaan unsur verba dalam klausa menjadi indikator kebermaknaan partisipasi siswa dalam wacana di kelas. Penelitian ini menemukan bahwa klausa yang memiliki unsur verba yang diutarakan siswa berjumlah kurang dari sepersembilan dari yang diutarakan guru. Lebih dari 90% klausa siswa terdiri atas hanya satu kata benda/kelompok kata benda. Lebih dari 70% kata benda/kelompok kata benda tersebut digunakan untuk menjawab pertanyaan atau melengkapi pernyataan guru. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai indikator terbatasnya kesempatan yang tersedia dalam kelas tematik bagi siswa untuk belajar berinteraksi dengan guru dan siswa lain secara bermakna. Temuan ini mengimplikasikan bahwa tanggung jawab guru dalam konteks pembelajaran tematik memang bukan hanya pada pembelajaran disiplin ilmu tetapi, tidak kalah pentingnya, adalah pada pengembangan penguasaan bahasa pengantar yang digunakan untuk mempelajarinya. Kata kunci: pendekatan tematik, makna, proses, klausa, leksikogramatika The discourse analysis based on the systemic functional linguistics (SFL) aims to identify the lexicogrammatical patterns of the clauses produced by the students in the teacher-led classroom spoken interactions in three thematic-based classes of the early level of elementary school. In SFL, lexicogrammar is seen as the means by which elements of experience are represented in the clause. An experience consists of a process, the participant(s) in the process, and the circumstance(s) of the process. In the Indonesian clause, the process is represented by a verb, a participant by a noun/nominal group, and a circumstance by an adverb/adverbial group or a prepositional phrase. Since the process is the centre of a meaning, the presence of a verb of the clause is an indicator of a meaningful participation in the classroom discourse. It was found that the number of verbed clauses produced by students is less than one ninth of those produced by the teachers. More than 90% of the students clauses consist of only a nominal group. More than 70% of those nouns were used to answer the teachers questions or complete their statements. This may indicate a very limited opportunity for students to learn to interact meaningfully with their teachers and peers in the thematic classroom discourse. This further implies the demand that the teacher be responsible not only for the learning of subject matters but also of the language used as the medium to learn them. Key words: thematic approach, meaning, process, clause, lexcogrammar

2 Makalah ini melaporkan salah satu hasil penelitian yang dilakukan untuk mempelajari apakah komunikasi verbal yang terjadi di Kelas 1, Kelas 2, dan Kelas 3 sekolah dasar telah memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dan bermakna. Hal ini terkait dengan diberlakukannya ketentuan dari Kemdiknas agar proses pembelajaran di tiga kelas awal sekolah dasar tersebut dilaksanakan secara tematik, karena dipercaya akan memberikan pengalaman belajar yang bermakna, terpusat pada siswa, holistik, otentik, dan langsung terkait dengan kehidupan nyata siswa (Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, 2006: 1-7). Penelitian ini merupakan langkah kedua untuk melanjutkan penelitian lain yang telah selesai dilaksanakan (lihat Wachidah, 2010a). Penelitian sebelumnya difokuskan pada (1) langkah komunikatif lisan antara guru dan siswa yang terjadi dalam interaksi pembelajaran di kelas, (2) peran wicara yang muncul dalam setiap langkah komunikatif dan (3) tindak tutur yang dilakukan guru dan siswa dalam setiap peran wicara. Dalam penelitian tersebut ditemukan tujuh langkah komunikatif, lima peran wicara yang dominan, dan 21 tindak tutur. Pada tataran tindak tutur inilah ditemukan secara pasti jenis, jumlah dan kualitas tindak tutur guru dan siswa di dalam kegiatan interaksi komunikatif di kelas. Analisis terhadap setiap unsur tersebut menemukan bahwa proses pembelajaran sangat terpusat pada guru (teacher-centered). Artinya, siswa memiliki sedikit sekali kesempatan dan bimbingan untuk melaksanakan peran wicara dan tindak tutur secara utuh dan bermakna di hampir setiap langkah komunikatif yang ada. Sebagaimana halnya dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini juga berupa analisis wacana dengan menggunakan pendekatan linguistik fungsional sistemik (LSF) yang dikembangkan oleh M.A.K Halliday yang berikutnya disempurnakan bersama C.M.I.M. Matthiessen (Halliday dan Matthiessen, 2004), khususnya pada metafungsi klausa sebagai alat untuk mengungkapkan pengalaman (experiential metafunction). Karena tujuan penelitian ini adalah mengukur tingkat kebermaknaan yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran, analisis lebih difokuskan lagi pada struktur makna dalam setiap klausa yang dinyatakan siswa. Dalam metafungsi ini, yang dimaksudkan dengan makna adalah setiap butir pengalaman yang berupa proses, yang dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dinyatakan dalam satuan bahasa yang disebut klausa, dan penyebutan kata kerja merupakan indikasi kelengkapan makna yang diutarakan. Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah: (1) Berapa rasio klausa siswa dan klausa guru yang lengkap dengan kata kerjanya? (2) Unsur makna apa saja yang terdapat dalam setiap klausa yang dinyatakan oleh siswa? (3) Apa implikasi dari temuan penelitian ini terhadap upaya memperkenalkan bahasa Inggris kepada siswa Kelas 1, Kelas 2, dan Kelas 3, melalui proses pembelajaran tematik? Kajian Kepustakaan Pandangan yang menyatakan tentang keterpusatan peran bahasa dalam perkembangan intelektual dan jiwa manusia berawal dari teori psikologi perkembangan yang dikembangkan oleh Vygotksy (1997; 1986; 1978). Menurut Vygotsky, manusia berkembang karena kemampuannya menggunakan alat untuk mencapai berbagai tujuan dan mengatasi berbagai masalah yang timbul dalam hidupnya sehari-hari karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Tingkat intelegensi manusia ditentukan oleh kemampuan manusia memilih dan menggunakan alat secara tepat. Ada dua jenis alat yang digunakan manusia, yaitu alat fisik atau mekanik yang digunakan untuk mempengaruhi unsur luar (eksternal) dan alat psikologis yang digunakan untuk mempengaruhi mental dan psikisnya sendiri (internal). Dengan kedua jenis alat tersebut manusia mampu menjadi makhluk yang paling tangguh dan paling berkuasa di bumi. Dari semua alat yang ada, yang paling lengkap, efektif, dan efisien adalah alat psikologis berupa bahasa. Menurut Vygotsky (1978: 28-29), karena bahasa inilah manusia menjadi makhluk yang memiliki tingkat intelegensia yang paling tinggi, dan oleh karena menjadi makhluk yang paling tangguh dan memiliki daya adaptif yang paling tinggi. Dengan menggunakan bahasa sebagai alat utama untuk berpikir dan berkomunikasi dengan lingkungannya, manusia mampu menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi dengan menggunakan tindakan yang terencana, terkendali dan tidak impulsif. Dengan bahasa sebagai alat utamanya, proses perkembangan mental dan psikologi manusia terjadi melalui proses internalisasi. Artinya, kegiatan interaktif dengan lingkungan secara sedikit demi sedikit akan merubah atau meningkatkan kemampuan semua fungsi kognitif dan psikologis dalam diri manusia.

3 Every function in the child s cultural development appears twice: first, on the social level, and later, on the individual level; first, between people (interpsychological), and then inside the child (intrapsychological). This applies equally to voluntary attention, to logical memory, and to the formation of concepts. All the higher functions originate as actual relations between human individuals. (Vygotsky, 1978: 57) Selanjutnya dikatakan bahwa proses internalisasi tersebut berlangsung melalui rangkaian upaya perkembangan dalam kurun waktu yang lama (ibid.). Tentang bagaimana bahasa berfungsi mempengaruhi perkembangan mental dan psikis manusia dapat dipahami melalui teori LFS, yang juga memegang prinsip bahwa bahasa adalah dasar dari setiap proses belajar manusia, the foundation of learning (Halliday, 1993: 93). Setiap upaya pendidikan dari sejak manusia lahir, di dalam rumah, masyarakat dan institusi pendidikan, dilaksanakan pada utamanya melalui upaya memahami dan mengutarakan makna dengan bahasa (meaning-making). Pada awal perkembangannya, anak berinteraksi dengan lingkungannya hanya dengan menggunakan bahasa lisan (menyimak dan berbicara), dan pada saat memasuki jenjang pendidikan dasar anak dituntut untuk mulai menggunakan bahasa tulis (membaca dan menulis). Menurut LSF hanya ada satu jenis pengalaman yang dapat dinyatakan dengan kata-kata, yaitu proses. Pada prinsipnya, sesuatu dapat dianggap sebagai proses apabila proses itu benar-benar terjadi, ada yang terlihat dalam proses, dan terjadi dalam satu lingkup situasi tertentu. Oleh karena itu proses selalu terdiri atas tiga unsur, yaitu proses itu sendiri (process), yang terlibat dalam proses (participant), dan situasi yang melingkupi proses (circumstance). Ketiga unsur pengalaman inilah yang dimaksudkan dengan unsur makna dalam penelitian ini (untuk selanjutnya digunakan istilah proses, partisipan, dan lingkup situasi ). Dalam bahasa Indonesia, alat yang digunakan untuk menyatakan proses adalah kata kerja, untuk menyatakan partisipan adalah kata benda/kelompok kata benda, dan untuk menyatakan lingkup situasi adalah adverbia/kelompok atau frasa preposisional (Wachidah, 2010b). Dengan menganalisis setiap klausa dengan tiga unsurnya tersebut akan dapat ditentukan proses apa yang dinyatakan oleh guru dan siswa dalam setiap tindak tutur serta kelengkapan unsur makna apa saja yang digunakan untuk menyatakannya. Hal inilah yang digunakan sebagai dasar untuk mengukur sejauh mana siswa mendapat kesempatan untuk belajar memahami dan mengungkapkan makna melalui partisipasi verbal selama proses pembelajaran di kelas. Partisipasi verbal dianggap sebagai manifestasi nyata dari upaya siswa untuk menumbuhkan perilaku belajar yang bermakna, otentik, dan terkait langsung dengan kehiupan nyatanya, sesuatu yang menjadi prinsip pembelajaran tematik. Metode Penelitian Analisis wacana digunakan dalam penelitian ini karena tujuannya adalah memperoleh informasi berdasarkan bukti nyata yang diambil dari kegiatan pembelajaran yang sebenarnya di dalam kelas. Data diambil dari tiga sekolah yang memiliki status sosial yang berbeda, (1) sekolah bertaraf internasional, (2) sekolah percontohan, dan (3) sekolah biasa. Dua sekolah pertama memang secara fisik berada dalam lingkungan sosial menengah ke atas, sedangkan sekolah terakhir berada di tengah kampung dalam lingkungan sosial menengah ke bawah. Penetapan sekolah dari tiga status sosial yang berbeda tersebut dimaksudkan untuk membangun pola interaksi pada kondisi pembelajaran yang berbeda-beda. Dari masing-masing sekolah diambil data dari satu kelas dan dari satu proses pembelajaran yang sebenarnya dalam satu tatap muka, yang dikumpulkan berdasarkan ketersediaan kelas dan ijin perekaman yang diperoleh dari masing-masing sekolah. Proses pembelajaran dilaksanakan bukan untuk tujuan perekaman, tetapi benar-benar sesuai jadwal dan rencana proses pembelajaran yang dirancang oleh guru sendiri. Data Kelas 1 diperoleh dari sekolah bertaraf internasional, data Kelas 2 dari sekolah biasa, dan data Kelas 3 dari sekolah percontohan. Perekaman dilaksanakan dengan menggunakan alat rekam MP3/WMA player. Hasil rekaman tersebut kemudian ditranskripsi dalam bentuk rekaman tulis yang terdiri atas kata-kata yang terdengar diucapkan oleh guru dan siswa yang dilengkapi dengan tanda berhenti (.), tanda belum selesai (,), tanda pemangkasan kata (-), tanda pemanjangan bunyi (:), tanda tanya dan tanda berbarengan (// //). Unsur tekanan kata, senyapan, tumpang tindih pengucapan, dsb., tidak direkam dengan tanda khusus dalam transkripsi.

4 Kegiatan pembelajaran di Kelas 1 mengusung tema rumah sehat, di Kelas 2 tema hewan dan tumbuhan dan di Kelas 3 tema jual beli di pasar. Kegiatan pembelajaran didominasi oleh kegiatan interaktif lisan. Di Kelas 1 dan Kelas 2 kegiatan interaktif hampir sepenuhnya dilaksanakan antara guru dan siswa, sedangkan di Kelas 3 interaksi juga dilakukan antar siswa dalam kegiatan simulasi kegiatan jual beli. Kegiatan menulis di Kelas 1 dan Kelas 2 dilakukan untuk mencatat dan mengerjakan latihan. Di Kelas 3 hampir tidak ada kegiatan menulis karena kegiatan diarahkan untuk siswa melakukan simulasi jual beli di pasar. Oleh karena itu cukup banyak porsi waktu yang digunakan untuk tujuan pengelolaan kelas. Ketiga kelas diajar oleh guru wanita yang memiliki pengalaman mengajar sebagai guru kelas di sekolah masing-masing selama lebih dari sepuluh tahun. Hubungan antara guru dan siswa sangat dekat seperti hubungan antara ibu dan anak. Data ditranskripsi dalam satuan-satuan makna yang pada tataran klausa. Perlu dicatat bahwa peran siswa dalam wacana lisan tersebut tidak dilaksanakan dalam interaksi tatap muka satu per satu dengan guru, tetapi dalam partisipasi mereka secara klasikal. Oleh karena itu, meskipun seringkali terdengar partisipasi individu, nama siswa tetap tidak dimunculkan dalam transkrip. Dengan cara tersebut dari Kelas 1 diperoleh 777 klausa (598 dari guru dan 180 dari siswa); dari Kelas 2 diperoleh 601 klausa (429 dari guru dan 172 dari siswa); dan dari Kelas 3 diperoleh 555 klausa (429 dari guru dan 126 dari siswa). Secara keseluruhan dari tiga kelas diperoleh 1933 klausa (1439 dari guru dan 469 dari siswa). Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian ini menemukan bahwa keramaian yang terjadi karena antusiasme siswa berpartisipasi dalam interaksi lisan di dalam kelas tematik tidak dapat dijadikan sebagai tolok ukur kebermaknaan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Analisis mendalam terhadap setiap klausa yang mereka utarakan menunjukkan bahwa sebagian besar merupakan klausa yang tidak berkata kerja. Menurut LFS kata kerja merupakan unsur utama dari klasa yang bermakna karena kata kerjalah yang merepresentasikan inti makna (yaitu, proses). Jumlah klausa berkata kerja yang keluar dari mulut siswa berjumlah kurang dari sepersembilan dari klausa berkatakerja yang diucapkan guru. Hal ini mencerminkan keterbatasan kesempatan bagi siswa untuk belajar berinteraksi secara bermakna dengan guru maupun sejawat. Keterbatasan ini dapat diartikan sebagai ketidak mampuan guru menerapkan pendekatan tematik di Kelas 1, Kelas 2, dan Kelas 3 sekolah dasar. Keterbatasan ini dapat juga dianggap sebagai penyebab rendahnya kemampuan siswa untuk secara mandiri mengembangkan kompetensi akademiknya, karena sesuai dengan pandangan Vygotsky, perkembangan tingkat intelegensi seseorang ditentukan oleh penguasaan siswa akan bahasa pengantar yang digunakan. Di samping itu, lebih dari 90% klausa yang siswa terdiri atas hanya satu kata benda, yang berfungsi merepresentasikan partisipan atau sebagai bagian dari frasa preposisional. Lebih dari 70% kata benda tersebut digunakan untuk menjawab pertanyaan guru atau melengkapi pernyataan guru. Kurang dari 30% kata benda merupakan inisitif siswa. Dapat dikatakan bahwa kecenderungan ini merupakan produk budaya pendidikan yang berkembang di rumah dan di sekolah. Pendidikan sering diawali dengan pertanyaan Apa?, Di mana?, Siapa?, atau yang menunut jawaban Ya/Tidak. Temuan ini menunjukkan kebenaran pandangan Vygotsky dan Halliday bahwa bahasa merupakan alat utama yang digunakan manusia untuk mengembangkan kemampuan intelektual atau psikologisnya, yang selanjutnya juga akan sangat berpengaruh terhapap perkembangan fisiknya. Hal ini mengimplikasikan bahwa tanggung jawab guru dalam konteks pembelajaran tematik memang bukan hanya pada pembelajaran disiplin ilmu tetapi, tidak kalah pentingnya, adalah pada pengembangan penguasaan bahasa pengantar yang digunakan untuk mempelajarinya. Penekanan pada penggunaan klausa yang berkata kerja dapat dijadikan sebagai strategi untuk meningkatkan kebernaan partisipasi siswa dalam berinteraksi dengan guru dan sejawat selama proses pembelajaran. Temuan ini dapat juga dijadikan sebagai dasar untuk mempertimbangkan kemungkinan memperkenalkan bahasa Inggris dalam kehidupan siswa pada awal pendidikan dasarnya. Tentunya tidak dengan menggunakan pola interaksi yang tidak bermakna yang sudah tertanam selama ini, tetapi dengan terlebih dahulu memperbaiki keseimbangan jumlah klausa yang berkata kerja yang digunakan siswa dan guru, serta tingkat kelengkapan unsur leksikogramatika dalam setiap klausa.

5 REFERENSI Halliday, M. A. K. dan Matthiessen, C. M. I. M. (2004). An introduction to functional Halliday, M.A.K. (1993). Towards a language-based theory of learning. Linguistics and Education, 5: Pusat Kurikulum, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. (2006). Model pembelajaran tematik kelas awal sekolah dasar. Vygotsky, L. S. (1997). Genesis of higher mental functions. In R. W. Reiber (ed.). The collected works of L. S. Vygotsky, Volume 4: the history of the development of higher mental functions. New York: Plenum Press Vygotsky, L. S. (1986). Thought and language. Cambridge: The MIT Press Vygotsky, L. S. (1978). Mind in society: the development of higher psychological processes. Cambridge, Mass.: Harvard University Press. Wachidah, S. (2010a). Wacana interaktif kelas antara guru dan siswa Kelas 1,2,3 sekolah dasar dalam proses pembelajaran tematik. Jurnal Pendidikan Dasar. 11 (1). Wachidah, S. (2010b). Tipe Proses dalam Berbagai Teks dalam Koran serta Pengungkapannya dengan Kelas Kata Verba Bahasa Indonesia. Linguistik Indonesia. 28 (2).

KONTRAK KULIAH. Introduction to Functional Grammar FBIB FAKULTAS BAHASA DAN ILMU BUDAYA UNIVERSITAS STIKUBANK SEMARANG

KONTRAK KULIAH. Introduction to Functional Grammar FBIB FAKULTAS BAHASA DAN ILMU BUDAYA UNIVERSITAS STIKUBANK SEMARANG KONTRAK KULIAH Introduction to Functional Grammar FBIB FAKULTAS BAHASA DAN ILMU BUDAYA UNIVERSITAS STIKUBANK SEMARANG Drs. Liliek Soepriatmadji, M.Pd. Semester 6 / 2014 KONTRAK KULIAH Judul Mata Kuliah

Lebih terperinci

Linguistik Indonesia, Agustus 2011, Tahun ke-29, No. 2 Copyright 2011, Masyarakat Linguistik Indonesia, ISSN:

Linguistik Indonesia, Agustus 2011, Tahun ke-29, No. 2 Copyright 2011, Masyarakat Linguistik Indonesia, ISSN: Linguistik Indonesia, Agustus 2011, 201-205 Tahun ke-29, No. 2 Copyright 2011, Masyarakat Linguistik Indonesia, ISSN: 0215-4846 Resensi Buku Judul: Introducing Functional Grammar (Second Edition) Penulis:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teks merupakan salah satu bentuk dari bahasa yang dituangkan satu media

BAB I PENDAHULUAN. Teks merupakan salah satu bentuk dari bahasa yang dituangkan satu media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teks merupakan salah satu bentuk dari bahasa yang dituangkan satu media (wadah) berbentuk tulisan (Halliday, 2014:3). Teks tersebut bagi para ahli bahasa memiliki banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nominal group merupakan salah satu jenis grup yang memiliki functional

BAB I PENDAHULUAN. Nominal group merupakan salah satu jenis grup yang memiliki functional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nominal group merupakan salah satu jenis grup yang memiliki functional components yang lebih luas secara struktur di antara grup lainnya, sebagaimana yang

Lebih terperinci

16, Vol. 06 No. 1 Januari Juni 2015 Pada dasarnya, secara semantik, proses dalam klausa mencakup hal-hal berikut: proses itu sendiri; partisipan yang

16, Vol. 06 No. 1 Januari Juni 2015 Pada dasarnya, secara semantik, proses dalam klausa mencakup hal-hal berikut: proses itu sendiri; partisipan yang TRANSITIVITAS DALAM ANTOLOGI CERPEN KAKI YANG TERHORMAT KARYA GUS TF SAKAI Ogi Raditya Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui transitivitas dalam antologi cerpen Kaki yang Terhormat. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial manusia. Tidak ada manusia tanpa bahasa dan tidak ada bahasa tanpa manusia. Dua hal yang

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENDENGARKAN LAGU BERBAHASA INGGRIS PADA SISWA KELAS X SMA ISLAMIC CENTRE DEMAK PADA TAHUN AJARAN 2006/2007

KEMAMPUAN MENDENGARKAN LAGU BERBAHASA INGGRIS PADA SISWA KELAS X SMA ISLAMIC CENTRE DEMAK PADA TAHUN AJARAN 2006/2007 KEMAMPUAN MENDENGARKAN LAGU BERBAHASA INGGRIS PADA SISWA KELAS X SMA ISLAMIC CENTRE DEMAK PADA TAHUN AJARAN 2006/2007 Oleh SRI SUMARMI NIM: 2000-32-104 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik sistemik fungsional berperan penting memberikan kontribusi dalam fungsi kebahasaan yang mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wacana. Artinya, sebuah teks disebut wacana berkat adanya konteks.

BAB I PENDAHULUAN. wacana. Artinya, sebuah teks disebut wacana berkat adanya konteks. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teks merupakan hasil proses wacana. Didalam proses tersebut, terdapat nilainilai, ideologi, emosi, kepentingan-kepentingan, dan lain-lain. Dengan demikian memahami

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK. Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Penelitian ini memilih judul Fungsi dan Implikasi Makna Logis pantun Melayu Deli dan Serdang, sebagai judulnya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini teori Linguistik Sistemik Fungsional (LSF),

Lebih terperinci

By SRI SISWANTI NIM

By SRI SISWANTI NIM READING COMPREHENSION IN NARRATIVE TEXT OF THE TENTH GRADE STUDENTS OF MA NAHDLATUL MUSLIMIN UNDAAN KUDUS TAUGHT BY USING IMAGINATIVE READING MATERIALS IN THE ACADEMIC YEAR 2015/2016 By SRI SISWANTI NIM.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa baik secara lisan maupun tulisan. Komunikasi tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa baik secara lisan maupun tulisan. Komunikasi tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan mahluk sosial yang berkomunikasi antar sesamanya menggunakan bahasa baik secara lisan maupun tulisan. Komunikasi tidak dapat terjadi tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam menggunakan bahasa saat berkomunikasi baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Di dalam berbahasa,

Lebih terperinci

ANALISIS CAMPUR KODE PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS DI BANJAR TESIS. Oleh : Budi Setyo Nugroho NIM

ANALISIS CAMPUR KODE PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS DI BANJAR TESIS. Oleh : Budi Setyo Nugroho NIM ANALISIS CAMPUR KODE PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS DI BANJAR TESIS Oleh : Budi Setyo Nugroho NIM 1420104002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM PASCA

Lebih terperinci

ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS

ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI SENIN 01 DESEMBER 2008 Adi Cahyono Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis proses yang terkait dengan partisipan dan sirkumstan, dan peran partisipan, yang direalisasikan ke dalam realita pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. jenis proses yang terkait dengan partisipan dan sirkumstan, dan peran partisipan, yang direalisasikan ke dalam realita pengalaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transitivitas adalah sistem yang menguraikan pengalaman sebagai jenis proses yang terkait dengan partisipan dan sirkumstan, (Halliday,1985:101). Transitivitas berhubungan

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Lebih terperinci

PENGARUH IMPLEMENTASI ASESMEN PORTOFOLIO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS BAHASA INGGRIS DITINJAU DARI KECEMASAN SISWA

PENGARUH IMPLEMENTASI ASESMEN PORTOFOLIO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS BAHASA INGGRIS DITINJAU DARI KECEMASAN SISWA PENGARUH IMPLEMENTASI ASESMEN PORTOFOLIO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS BAHASA INGGRIS DITINJAU DARI KECEMASAN SISWA (STUDI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TABANAN TAHUN AJARAN 2010/2011) Oleh:

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL EXPERIENTAL LEARNING

PENERAPAN MODEL EXPERIENTAL LEARNING PENERAPAN MODEL EXPERIENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN UNSUR LINGKARAN SISWA KELAS VIII SMP SALAFIYAH MIFTAHUL HUDA JENGGAWAH TAHUN AJARAN 2012/2013 Alfan Azizi 34, Susanto

Lebih terperinci

METODE PENGAJARAN BAHASA BERBASIS KOMPETENSI

METODE PENGAJARAN BAHASA BERBASIS KOMPETENSI METODE PENGAJARAN BAHASA BERBASIS KOMPETENSI Berlin Sibarani Universitas Negeri Medan Abstract This paper discusses the concepts of competency based language teaching. The focus of the discussion is mainly

Lebih terperinci

TRANSITIVITAS DALAM TEKS PERDA KEPARIWISATAAN KABUPATEN TABANAN

TRANSITIVITAS DALAM TEKS PERDA KEPARIWISATAAN KABUPATEN TABANAN TRANSITIVITAS DALAM TEKS PERDA KEPARIWISATAAN KABUPATEN TABANAN Ni Putu Veny Narlianti (1), I Ketut Darma Laksana (2), Putu Sutama (3) Jl. Tukad pakerisan Gang XX/4 08563836951 venynarliantiputu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Mackey (1986:12) mengemukakan bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Mackey (1986:12) mengemukakan bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan elemen penting untuk menjadi alat komunikasi antar kelompok masyarakat yang telah disepakati menjadi sistem tanda bunyi sehingga memberikan suatu ciri

Lebih terperinci

diunduh pada tanggal 16 Juni Lampiran 1: Klarifikasi Istilah No. Istilah Uraian 1. Analisis Multimodal

diunduh pada tanggal 16 Juni Lampiran 1: Klarifikasi Istilah No. Istilah Uraian 1. Analisis Multimodal www.unair.ac.id diunduh pada tanggal 16 Juni Lampiran 1: Klarifikasi Istilah No. Istilah Uraian 1. Analisis Multimodal : Analisis yang bisa menjelaskan bagaimana teks verbal dan visual membangun makna

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN...ii. ABSTRAK...iii. ABSTRACT...iv. KATA PENGANTAR...v. DAFTAR ISI...viii. DAFTAR TABEL...xiii. DAFTAR BAGAN..

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN...ii. ABSTRAK...iii. ABSTRACT...iv. KATA PENGANTAR...v. DAFTAR ISI...viii. DAFTAR TABEL...xiii. DAFTAR BAGAN.. Abstrak Working memory sangat diperlukan dalam pembelajaran bagi mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X, baik teori maupun praktik. Namun, terdapat distraksi dapat menghambat proses recall informasi

Lebih terperinci

Absract. Key words: students result of learning, expository learning strategy, contextual teaching learning strategy. Abstrak

Absract. Key words: students result of learning, expository learning strategy, contextual teaching learning strategy. Abstrak PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI DAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING PADA SUB KONSEP SPERMATOPHYTA (Studi Eksperimen di Kelas X MIA SMA

Lebih terperinci

EMA SAFITRI

EMA SAFITRI 1 GAMBARAN KECEMASAN AKADEMIK SISWA DI SMA NEGERI UNGGUL ACEH TIMUR S k r i p s i Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Disusun Oleh: EMA SAFITRI 051301056 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 5, No.2, pp , May 2016

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 5, No.2, pp , May 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTIONS BERBASIS STRATEGI TANDUR UNTUK MEMOTIVASI DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI REAKSI REDUKSI OKISIDASI KELAS X SMA NEGERI 17 SURABAYA IMPLEMENTATION

Lebih terperinci

PERBANDINGAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

PERBANDINGAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE PERBANDINGAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE DAN TIPE THE POWER OF TWO TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 2 AMPEK ANGKEK JURNAL LIA RAHMADINA NIM. 09010353

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN SISTEM TRANSIVITAS DAN KONTEKS SITUASI DALAM PIDATO POLITIK HATTA RAJASA: TINJAUAN SISTEMIK FUNGSIONAL

ANALISIS HUBUNGAN SISTEM TRANSIVITAS DAN KONTEKS SITUASI DALAM PIDATO POLITIK HATTA RAJASA: TINJAUAN SISTEMIK FUNGSIONAL ANALISIS HUBUNGAN SISTEM TRANSIVITAS DAN KONTEKS SITUASI DALAM PIDATO POLITIK HATTA RAJASA: TINJAUAN SISTEMIK FUNGSIONAL Nurfaedah Manajemen Informatika, STMIK Handayani Makassar Jl. Adhyaksa Baru No.

Lebih terperinci

ANALISIS KLAUSA PADA TEKS TERJEMAHAN SURAT MARYAM BERDASARKAN FUNGSI UNSUR-UNSURNYA SKRIPSI

ANALISIS KLAUSA PADA TEKS TERJEMAHAN SURAT MARYAM BERDASARKAN FUNGSI UNSUR-UNSURNYA SKRIPSI ANALISIS KLAUSA PADA TEKS TERJEMAHAN SURAT MARYAM BERDASARKAN FUNGSI UNSUR-UNSURNYA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Indonesia Disusun Oleh

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MATERI AJAR BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU BAHASA INGGRIS SD DI KECAMATAN TEMBALANG

PENGEMBANGAN MATERI AJAR BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU BAHASA INGGRIS SD DI KECAMATAN TEMBALANG PENGEMBANGAN MATERI AJAR BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU BAHASA INGGRIS SD DI KECAMATAN TEMBALANG C. Murni Wahyanti, Joko Sutopo Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri

Lebih terperinci

Key Words : Reading Comprehension, Answer the Questions

Key Words : Reading Comprehension, Answer the Questions KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SASAK RANAH PASISIE KABUPATEN PASAMAN BARAT DENGAN TEKNIK MENJAWAB PERTANYAAN Oleh Defa Juli Lestar, Wirnita Esk, Trisna Held 1) Mahasiswa STKIP

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X.1 SMA NEGERI 1 SUKOHARJO SKRIPSI Oleh: WARYANTO K4308061 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN PARTISIPASI BERBICARA SISWA KELAS V MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK SDN 10 SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PENINGKATAN PARTISIPASI BERBICARA SISWA KELAS V MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK SDN 10 SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN PENINGKATAN PARTISIPASI BERBICARA SISWA KELAS V MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK SDN 10 SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN Monika Yulia Putri 1, Syofiani 1, Elfa Arifin 1 1 Program Studi Pendidikan Guru

Lebih terperinci

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA MELALUI MODEL SCRAMBLE DI KELAS IV SDN 04 LAGAN GADANG HILIR KABUPETEN PESISIR SELATAN Deswira Wahyuni 1 Gusnetti, 2 Zulfa Amrina 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN HUKUMAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD N 1 MAGELUNG KENDAL

KEEFEKTIFAN HUKUMAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD N 1 MAGELUNG KENDAL KEEFEKTIFAN HUKUMAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD N 1 MAGELUNG KENDAL Oleh : Rahmat Rais, Hesti Dwi Winarni IKIP PGRI SEMARANG Abstract: The research is motivated by the results

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh DABIK NIM F34211746 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

TESIS SAKAT S.A. NIM

TESIS SAKAT S.A. NIM PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS 3 SDN SALERO 1 KOTA TERNATE MALUKU UTARA TESIS SAKAT S.A. NIM. 10712251016

Lebih terperinci

MENUMBUHKAN KETERAMPILAN BAHASA INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKSI DI SEKOLAH DASAR

MENUMBUHKAN KETERAMPILAN BAHASA INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKSI DI SEKOLAH DASAR -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- MENUMBUHKAN KETERAMPILAN BAHASA INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKSI DI SEKOLAH DASAR M. Fakhrur Saifudin PGSD Universitas Ahmad Dahlan Abstract Reviewing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Bahasa juga dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA GURU MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL Oleh RASMIAYU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi, dan interaksi di kelas, merupakan alat penting yang

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi, dan interaksi di kelas, merupakan alat penting yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan media penyalur pesan informasi ilmu pengetahuan, sarana komunikasi, dan interaksi di kelas, merupakan alat penting yang senantiasa harus diperhatikan

Lebih terperinci

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui motivasi berprestasi dalam bidang akademik pada siswa pecandu game online yang berusia 13-17 tahun di warnet X kota Y. Pemilihan sampel menggunakan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : SITI FATIMAH NIM K

SKRIPSI. Oleh : SITI FATIMAH NIM K KONTRIBUSI IQ (INTELLIGENCE QUOTIENT) DAN EQ (EMOTIONAL QUOTIENT) TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : SITI FATIMAH NIM

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH DASAR-DASAR AKUNTANSI II PADA POKOK BAHASAN ASET TETAP

PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH DASAR-DASAR AKUNTANSI II PADA POKOK BAHASAN ASET TETAP PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH DASAR-DASAR AKUNTANSI II Fenny Trisnawati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau E-mail : fenny_tr@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikembangkan oleh para ahli bahasa dunia, salah satunya adalah tata bahasa

BAB I PENDAHULUAN. yang dikembangkan oleh para ahli bahasa dunia, salah satunya adalah tata bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bahasa yang merupakan alat komunikasi utama di dunia tidak pernah berhenti hingga saat ini. Begitu pun yang terjadi di dalam bahasa Inggris. Sudah banyak

Lebih terperinci

Experiential Learning pada Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris

Experiential Learning pada Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris Experiential Learning pada Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris Agrissto Bintang Aji Pradana 1 *, Athia Fidian 2 1 PGSD/FKIP, Universitas Muhammadiyah 2 Keperawatan/FIKES, *Email: agrisstobintang@ummgl.ac.id

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan analisis dan interpretasi data, penulis memberikan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan analisis dan interpretasi data, penulis memberikan 274 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis dan interpretasi data, penulis memberikan kesimpulan bahwa strategi pembelajaran eksploratif dalam penelitian

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 SISTIM INFORMASI STIMIK PRABUMULIH

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 SISTIM INFORMASI STIMIK PRABUMULIH Nomor Dokumen: Revisi ke : 00 Tanggal : Dibuat oleh : Direvisi oleh : Disetujui : Hepny Samosir, S.Pd., M.Pd. Tanda Tangan : Tanda Tangan: Tanda Tangan: RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI I LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENEMUKAN (INQUIRY) JURNAL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI I LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENEMUKAN (INQUIRY) JURNAL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI I LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENEMUKAN (INQUIRY) JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan alat bagi manusia dalam berkomunikasi. Melalui bahasa, manusia dapat mengungkapkan ide, pikiran, dan perasaannya. Alwasilah (2014, hlm.

Lebih terperinci

ILOKUSI DALAM WACANA KAOS OBLONG JOGER: SEBUAH ANALISIS PRAGMATIK. Agus Surya Adhitama Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana

ILOKUSI DALAM WACANA KAOS OBLONG JOGER: SEBUAH ANALISIS PRAGMATIK. Agus Surya Adhitama Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana 1 ILOKUSI DALAM WACANA KAOS OBLONG JOGER: SEBUAH ANALISIS PRAGMATIK Agus Surya Adhitama Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana Abstract There are many ways to create a communication

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

LINGUISTIK FUNGSIONAL : DIMENSI DALAM BAHASA

LINGUISTIK FUNGSIONAL : DIMENSI DALAM BAHASA LINGUISTIK FUNGSIONAL : DIMENSI DALAM BAHASA Bahagia Saragih Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRACT This article deals with the explanation about a small part of the study of Systemic

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TUTURAN MAHASISWA DALAM SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI MAHASISWA

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TUTURAN MAHASISWA DALAM SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI MAHASISWA ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TUTURAN MAHASISWA DALAM SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI MAHASISWA Ika Wahyu Prasetya 33, Parto 34, Rusdhianti Wuryaningrum 35 Abstract : his research is motivated by one of the speak

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Berbicara, Pendekatan komunikatif, viii

ABSTRAK. Kata Kunci: Berbicara, Pendekatan komunikatif, viii ABSTRAK Retmi Mohamad. 2013. Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Melalui Pendekatan Komunikatif di Kelas III SDN 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas

Lebih terperinci

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) Doretha Amaya Dhori 1, Wahyudi Rahmat², Ria Satini² 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta   1) PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION PADA SISWA SEKOLAH DASAR Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD

Lebih terperinci

2013 PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA ANAK DIDIK

2013 PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA ANAK DIDIK ABSTRAK Marlina, 2013. Penelitian ini berangkat dari permasalahan kurangnya prestasi belajar siswa pada pokok bahasan operasi hitung bilangan bulat SDN Paniis Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan secara teratur, terus menerus, dan berkelanjutan. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan secara teratur, terus menerus, dan berkelanjutan. Bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan suatu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Bahasa memungkinkan manusia dapat memikirkan suatu permasalahan secara teratur, terus menerus,

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS I SD

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS I SD PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS I SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH: JUSRIATI NIM. F34212111 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa Inggris sebagai salah satu media yang mutlak kebutuhannya. Tanpa kemampuan berbahasa Inggris

Lebih terperinci

METODE BUZZ GROUP DISERTAI MEDIA KELERENG SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SD NEGERI BINJAI UTARA

METODE BUZZ GROUP DISERTAI MEDIA KELERENG SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SD NEGERI BINJAI UTARA OPEN ACCESS MES (Journal of Mathematics Education and Science) ISSN: 2579-6550 (online) 2528-4363 (print) Vol. 3, No. 1. Oktober 2017 METODE BUZZ GROUP DISERTAI MEDIA KELERENG SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

Lebih terperinci

Pendahuluan. Windarto et al., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif. 1

Pendahuluan. Windarto et al., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif. 1 Windarto et al., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif. 1 Pendahuluan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas

Lebih terperinci

Rohmawati et al., Penerapan Metode Role Playing...

Rohmawati et al., Penerapan Metode Role Playing... 1 Penerapan Metode Role Playing untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Tema Berbagai Pekerjaan di SDN Sidomukti 1 Probolinggo Tahun Pelajaran 2014/2015 (The Application of Role Playing

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTA BARAT SURAKARTA SKRIPSI. Oleh: SITI SOLEKHAH K

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTA BARAT SURAKARTA SKRIPSI. Oleh: SITI SOLEKHAH K IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTA BARAT SURAKARTA SKRIPSI Oleh: SITI SOLEKHAH K8410055 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

Lebih terperinci

TEKS KOTA SYURGA DI IRAN : SUATU KAJIAN LINGUISTIK SISTEMIK FUNGSIONAL

TEKS KOTA SYURGA DI IRAN : SUATU KAJIAN LINGUISTIK SISTEMIK FUNGSIONAL TEKS KOTA SYURGA DI IRAN : SUATU KAJIAN LINGUISTIK SISTEMIK FUNGSIONAL Bagiya PBSI, FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo email: bagiya.purworejo@gmail.com Abstrak: Teks Kota Syurga di Iran ditinjau

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG Widya Danu Fadilah 1, Edrizon 1, Hendra Hidayat 1 1

Lebih terperinci

PENGARUH GRAMMATICAL KNOWLEDGE TERHADAP SKOR LISTENING TOEFL TEST MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN

PENGARUH GRAMMATICAL KNOWLEDGE TERHADAP SKOR LISTENING TOEFL TEST MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN CAHAYA PENDIDIKAN, 3(1): 17-24 Juni 2017 ISSN : 1460-4747 PENGARUH GRAMMATICAL KNOWLEDGE TERHADAP SKOR LISTENING TOEFL TEST MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN Desi Surlitasari

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : RESTY HERMITA NIM K4308111 FAKULTAS

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Seiring dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, perubahan masyarakat, pemahaman cara belajar, serta kemajuan media komunikasi dan informasi memberikan tantangan tersendiri bagi kegiatan

Lebih terperinci

المفتوح العضوية المفتوح العضوية

المفتوح العضوية المفتوح العضوية ABSTRAK Skripsi dengan judul Identifikasi Komunikasi Matematis Peserta Didik pada Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Open-Ended Kelas VII SMPN 1 Ngantru Kab. Tulungagung Tahun 2016/2017

Lebih terperinci

RADEN RARA VIVY KUSUMA ARDHANI

RADEN RARA VIVY KUSUMA ARDHANI ABSTRAK RADEN RARA VIVY KUSUMA ARDHANI: Keefektifan Pembelajaran dengan Pendekatan Bottom-up dan Top-down dalam Pemahaman Membaca Teks Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII SMP N 3 Yogyakarta. Tesis. Yogyakarta:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini merupakan sebuah studi kasus penggunaan buku ajar di SMAN I Cisauk Tangerang dalam tahun ajaran 2008 2009 pada kelas XI. Sekolah ini menggunakan dua

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIFITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN TEMATIK PADA SISWA KELAS RENDAH ARTIKEL. Oleh SRI ASTUTI F

PENINGKATAN KREATIFITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN TEMATIK PADA SISWA KELAS RENDAH ARTIKEL. Oleh SRI ASTUTI F PENINGKATAN KREATIFITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN TEMATIK PADA SISWA KELAS RENDAH ARTIKEL Oleh SRI ASTUTI F34211058 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR, LANDASAN TEORI, KAJIAN PUSTAKA, DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KONSEP DASAR, LANDASAN TEORI, KAJIAN PUSTAKA, DAN KERANGKA PIKIR BAB II KONSEP DASAR, LANDASAN TEORI, KAJIAN PUSTAKA, DAN KERANGKA PIKIR Bab 1 sebelumnya telah dijelaskan latar belakang mengapa penelitian ini dilakukan, apa yang akan dibahas dan tujuan serta manfaat

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI Rena Anggara 1), Marsis 2), Syofiani 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Metode Examples and Examples, Minat Belajar

Kata Kunci: Metode Examples and Examples, Minat Belajar PENGGUNAAN METODE EXAMPLES and EXAMPLES UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IX SMPN 7 PINGGIR KABUPATEN BENGKALIS Oleh: Ekamayanti Abstrak: Based on the experience of researchers for

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA UNTUK SISWA SMA KELAS X ABSTRACT PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA UNTUK SISWA SMA KELAS X ABSTRACT PENDAHULUAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA UNTUK SISWA SMA KELAS X Farida Haryati 1, Mujiyono Wiryotinoyo 2, Sudaryono 2 1 SMA N 1 Kota Jambi, 2 Universitas Jambi ABSTRACT This article is

Lebih terperinci

PROFIL ARTIKEL ILMIAH BUATAN GURU PADA PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU-GURU DI SMP LAB SCHOOL SURABAYA

PROFIL ARTIKEL ILMIAH BUATAN GURU PADA PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU-GURU DI SMP LAB SCHOOL SURABAYA , Vol. 1, 1, Juni 2015, hal. 1 7 ISSN: 2460-5514 PROFIL ARTIKEL ILMIAH BUATAN GURU PADA PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU-GURU DI SMP LAB SCHOOL SURABAYA Oleh Endang Susantini, Yuni Sri Rahayu,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA Retno Muji Lestari 1), Amir 2), Hadiyah 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. diuraikan, diperlukan sejumlah teori yang menjadi kerangka landasan di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. diuraikan, diperlukan sejumlah teori yang menjadi kerangka landasan di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam membahas masalah yang diuraikan, diperlukan sejumlah teori yang menjadi kerangka landasan di dalam

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INDONESIA DENGAN METODE SOSIODRAMA SISWA KELAS V DI SDN 10 TANJUNG PAOH TAHUN PELAJARAN 2010/2011

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INDONESIA DENGAN METODE SOSIODRAMA SISWA KELAS V DI SDN 10 TANJUNG PAOH TAHUN PELAJARAN 2010/2011 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INDONESIA DENGAN METODE SOSIODRAMA SISWA KELAS V DI SDN 10 TANJUNG PAOH TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Ahmad Sabani 1, Clarry Sada 2, Ellyana 3 1 Mahasiswa Lulusan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : FAISAL IMAM PRASETYO K4308035 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan bahasa visual dipandang kurang penting, padahal banyak kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan bahasa visual dipandang kurang penting, padahal banyak kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, bahasa verbal (lisan dan tulis) memegang peranan penting dalam interaksi dan menjadi sarana interaksi yang paling utama, sedangkan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan, bahasa merupakan penunjang keberhasilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan, bahasa merupakan penunjang keberhasilan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan, bahasa merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi sehingga bahasa dijadikan suatu alat dalam mencapai kemampuan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK SISWA SMA KELAS X

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK SISWA SMA KELAS X PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK SISWA SMA KELAS X Siska Anggraini, Sudirman, Siska Nerita Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS KETERAMPILAN MENULIS WACANA DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS KETERAMPILAN MENULIS WACANA DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS KETERAMPILAN MENULIS WACANA DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS XI LUKIS 1 SMK NEGERI 3 KASIHAN BANTUL

Lebih terperinci

PEMAKAIAN MEDIA SCRABBLED DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOSAKATA KALIMAT DAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PEMAKAIAN MEDIA SCRABBLED DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOSAKATA KALIMAT DAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI PEMAKAIAN MEDIA SCRABBLED DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOSAKATA KALIMAT DAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI Sigit Widiyarto 1, Nia Damayanti 2, Aster Pujaning Ati 3 1,3 Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH PERLAKUAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PENGUASAAN KEMAMPUAN SISWA MEMBACA

PENGARUH PERLAKUAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PENGUASAAN KEMAMPUAN SISWA MEMBACA PENGARUH PERLAKUAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PENGUASAAN KEMAMPUAN SISWA MEMBACA Ahmad Yasluh *) Dosen Universitas Palangka Raya, Kalimantan Tengah Abstract Various studies have been conducted

Lebih terperinci

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta KAJIAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN PELANGGARAN MAKSIM PADA SUBTITLE FILM THE QUEEN (KAJIAN TERJEMAHAN DENGAN PENDEKATAN PRAGMATIK) Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam

Lebih terperinci

THE MAIN CHARACTERISTICS OF WORDS USED BY SEMARANG CHINESE DESCENDANTS: A MORPHOLOGICAL STUDY

THE MAIN CHARACTERISTICS OF WORDS USED BY SEMARANG CHINESE DESCENDANTS: A MORPHOLOGICAL STUDY THE MAIN CHARACTERISTICS OF WORDS USED BY SEMARANG CHINESE DESCENDANTS: A MORPHOLOGICAL STUDY A THESIS by: Yesika Student Number : 00.80.0001 ENGLISH LETTERS STUDY PROGRAMME FACULTY OF LETTERS SOEGIJAPRANATA

Lebih terperinci

INTERFERENSI BAHASA INDONESIA DALAM PEMAKAIAN BAHASA INGGRIS PADA WACANA TULIS SISWA

INTERFERENSI BAHASA INDONESIA DALAM PEMAKAIAN BAHASA INGGRIS PADA WACANA TULIS SISWA Interferensi Bahasa Indonesia dalam Pemakaian Bahasa (Lilik Uzlifatul Jannah) 81 INTERFERENSI BAHASA INDONESIA DALAM PEMAKAIAN BAHASA INGGRIS PADA WACANA TULIS SISWA Lilik Uzlifatul Jannah Alumni Pascasarjana

Lebih terperinci

By Ni Made Yunia Ardianti, NIM Information Technology Education Department, Ganesha Education University ABTRACT

By Ni Made Yunia Ardianti, NIM Information Technology Education Department, Ganesha Education University ABTRACT DEVELOPING TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION INTERACTIVE LEARNING MEDIA FOR THE TECHNOLOGY OF INFORMATION AND COMMUNICATION SUBJECT WITH THE TOPIC OF GRAPHIC DESIGN FOR GRADE XII STUDENTS IN SMAN 1 SUKASADA

Lebih terperinci

ABSTRACT BOARD GAME AS A TEACHING AID IN TEACHING CITIZENSHIP EDUCATION IN THE ELEMENTARY SCHOOL. Submitted by Clarissa Fareta NRP

ABSTRACT BOARD GAME AS A TEACHING AID IN TEACHING CITIZENSHIP EDUCATION IN THE ELEMENTARY SCHOOL. Submitted by Clarissa Fareta NRP ABSTRACT BOARD GAME AS A TEACHING AID IN TEACHING CITIZENSHIP EDUCATION IN THE ELEMENTARY SCHOOL Submitted by Clarissa Fareta NRP 0964158 One of the aims of Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship Education)

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA PGRI 1 PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Hida Kurniawati Nasution*

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PENYANDANG RETARDASI MENTAL PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

KOMUNIKASI PENYANDANG RETARDASI MENTAL PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KOMUNIKASI PENYANDANG RETARDASI MENTAL Pola Komunikasi Antarpribadi Penyandang Retardasi Mental Di Panti Asuhan Sumber Kasih Karangalit Salatiga Oleh: DIMAS ANGGER WICAKSONO 362005044 Skripsi Diajukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI 1 HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016 2 HALAMAN PENGESAHAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam kasus ini, peneliti menggunakan sudut pandang konstruktivis yang merupakan landasan berpikir secara kontekstual dengan bertumpu pada tujuan,

Lebih terperinci