METODE PENGAJARAN BAHASA BERBASIS KOMPETENSI
|
|
- Yulia Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 METODE PENGAJARAN BAHASA BERBASIS KOMPETENSI Berlin Sibarani Universitas Negeri Medan Abstract This paper discusses the concepts of competency based language teaching. The focus of the discussion is mainly on methods, approaches, and techniques that closely related to language learning and teaching methods. Besides, it will also be discussed the linguistic theories and its relations to language learning and teaching theories. Further, it will also be discussed other things that related to the language learning and teaching especially the ones related to the planning of language learning and teaching as well as its relation to competency based language learning and teaching curriculum. 1. PENDAHULUAN Keberhasilan pengajaran diukur dari keberhasilan peserta belajar mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan sebelumnya. Artinya, tolak ukur keberhasilan seorang guru atau dosen dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar ditunjukkan oleh tingkat capaian peserta belajar terhadap tujuan tersebut. Keberhasilan ini ditentukan oleh banyak faktor dan salah satu di antaranya adalah faktor metode mengajar. Hal ini juga berlaku untuk pengajaran bahasa. Hanya saja, tujuan pembelajaran yang ditetapkan dan konsep metode pengajaran yang dimaksudkan disesuaikan dengan teori bahasa dan belajar bahasa yang ditetapkan. Pakar pengajaran bahasa mengembangkan beragam metode pengajaran bahasa sesuai dengan perkembangan teori linguistik dan teori belajar bahasa pada zamannya. Masingmasing metode memiliki keunggulan dan kelemahannya. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan penerapan metode adalah kesesuaian pilihan metode dengan karakteristik peserta belajar bahasa dengan situasi serta kondisi ketika pembelajaran berlangsung. Kedua faktor ini selalu berubah ubah dan tak terduga. Berdasarkan keyakinan ini, pakar pembelajar bahasa berpendapat bahwa tidak ada metode yang efektif untuk sekelompok peserta belajar pada situasi tertentu bisa jadi tidak efektif pada situasi lain, demikian juga bila peserta belajar berbeda pada situasi yang sama. Dunkin dan Biddle (1974) mengatakan bahwa seluruh faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengajaran, termasuk pengajaran bahasa, dapat dikelompokkan menjadi tiga variabel. Ketiga variabel ini secara sederhana meliputi seluruh faktor penentu yang terkait dengan (1) guru, seperti penguasaan metode mengajar, penguasaan materi, dll., (2) peserta belajar, komunitas sekolah, ruangan kelas, dan (3) perilaku guru dan peserta belajar yang teramati dalam proses pembelajaran (teacher s and student s observable behavior). Variabel ketiga merupakan hasil interaksi variabel satu dan dua; dan variabel ketiga (variabel proses) inilah yang paling menentukan keberhasilan pembelajaran. Malamah Thomas (1987) mengatakan bahwa interaksi kelas ( interaksi guru dan peserta belajar dalam proses belajar mengajar) merupakan realisasi seluruh perencanaan pembelajaran yang 60 ENGLONESIAN: Jurnal Ilmiah Linguistik dan Sastra, Vol. 2 No. 1, Mei 2006: 48 58
2 dilakukan guru, termasuk di dalamnya perencanaan metode mengajar yang akan ditetapkan. Interaksi kelas merupakan sarana komunikasi pembelajaran yang sifatnya dinamis dan terdiri atas aksi dan reaksi yang ditujukan baik oleh guru maupun peserta belajar. Aksi dan reaksi saling mempengaruhi dan memungkinkan perencanaan pembelajaran, termasuk perencanaan metode mengajar, berubah. Oleh karena itu Malamah Thomas (1987) meyakini bahwa yang paling menentukan keberhasilan pengajaran adalah interaksi kelas bukan pilihan pendekatan pedagogis. Uraian di atas menunjukkan bahwa guru memiliki peran yang penting untuk menetapkan dan menerapkan metode pengajaran secara variatif sesuai dengan karakteristik peserta belajar dan situasi pembelajaran. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan seperti ini? Seberapa luas pemahaman metode pengajaran harus ditanamkan kepada seorang guru agar memiliki kemampuan seperti ini? Makalah ini akan membahas konsep metode pengajaran dan berbagai hal ini yang dapat meningkatkan kemampuan guru memilih dan menerapkan metode pengajaran dalam proses pembelajaran. 2. KONSEP METODE PENGAJARAN BAHASA Kata metode mencakup tiga pemahaman, yaitu (1) pendekatan; (2) metode itu sendiri, dan (3) teknik. Pendekatan ialah tentang hakikat bahasa dan cara belajar bahasa. Oleh karena itu pendekatan disebut bersifat aksiomatik. Pada tataran pendekatan yang menjadi pertanyaan penting ialah apakah bahasa itu dan bagaimana manusia belajar bahasa. Kedua pertanyaan sangat erat kaitannya dengan teori bahasa dan teori belajar bahasa. Perkembangan kedua teori ini mempengaruhi pertumbuhan metode mengajar baru. Kata metode berarti rencana umum tentang penyampaian materi yang satu dengan yang lainnya dan selalu didasarkan pada pendekatan yang diterapkan. Oleh karena itu metode disebut bersifat prosedural. Kata teknik berarti implementasi pembelajaran di kelas. Secara singkat perbedaan ketiga konsep tersebut dipaparkan pada Tabel 1. Tabel 1: Perbedaan Pendekatan, Metode, dan teknik dalam Pengajaran Bahasa No. Jenis Konsep Makna Kegiatan Guru 1 Pendekatan 1. Asumsi tentang hakikat bahasa dan belajar bahasa. 2. Bersifat aksiomatik Memaparkan hakikat bahasa dan cara manusia belajar bahasa. 2 Metode 1. Perencanaan umum tentang penyampaian materi bahasa secara berurutan, tanpa pertentangan 2. Bersifat prosedural Menetapkan dan mengurutkan keterampilan yang akan diajarkan. 3 Teknik 1. Implementasional Melaksanakan rencana dan mencapai tujuan yang muncul sesaat (immediate objectives) melalui perilaku mengajar di kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Metode Pengajaran Bahasa Berbasis Kompetensi (Berlin Sibarani) 61
3 Tabel 2: Perbedaan Metode Communicative LanguageTeaching dan Audiolingual No. Jenis Metode Pendekatan Metode Teknik 1 Audio Lingual Method (ALM) 1. Teori bahasa: Linguistik struktural 2. Konsep Bahasa: Structurally related elements of the coding of meaning (system of system) 3. Teori belajar: Behaviorisme: stimulus, response and reinforcement Tujuan pembelajaran bahasa: menguasai elemen sistem (penguasan elemen fonologi, grammar, dan item leksikal). Pengajaran berbasis struktur yang tujuan utamanya adalah kemahiran berbahasa lisan. Melakukan latiuhan (drills: Substitution, repitition drills) berbasis audiolingual dan menekankan faktor hafalan (memorization) 2 Communicative Language Teaching (CLT) Teori Bahasa: Functional Linguistics (Halliday, 1970), Hymes (1972) Konsep bahasa: Bahasa sebagai alat komunikasi. Teori belajar bahasa. (1) teori pemerolehan bahasa; Input hypothesis (Krashen), (2) Prinsip komunikasi: Kegiatan yang melibatkan komunikasi sebenarnya meningkatkan keberhasilan pembelajaran bahasa, (3) prinsip penugasan: bahasa digunakan untuk menyelesaikan tugas tertentu. Kompetensi komunikatif dalam suatu komunitas penutur bahasa (speech community): (1) kompetensi gramatikal, sosiolinguistik, diskors dam kompetensi strategis. Meningkatkan keterlibatan peserta belajar dalam berbagai kegiatan komunikasi: berbagi informasi, melakukan negosiasi makna, dan melakukan interaksi. Para pakar pengajaran bahasa mengembangkan beragam metode pengajaran yang membedakan antara satu metode dengan metode lain ialah pendekatan yang diterapkan. Perbedaan pada tataran lain, seperti pada tataran metode dan teknik merupakan konsekuensi dari perbedaan pendekatan yang diterapkan. 62 ENGLONESIAN: Jurnal Ilmiah Linguistik dan Sastra, Vol. 2 No. 1, Mei 2006: 59 63
4 Perbedaan Communicative Approach (Communicative Language Teaching) dengan Audio Lingual Method, misalnya, akan terlihat dengan jelas dengan menggunakan ketiga konsep tersebut sebagai kategori pembeda. Perbedaan tersebut dipaparkan pada Tabel 2. Ketiga konsep tersebut memberi kontribusi yang berbeda beda terhadap peningkatan kualitas pembelajaran. Pada tataran pendekatan, penguasaan teori bahasa membantu guru untuk merencanakan tujuan pembelajaran dan untuk menetapkan materi pembelajaran secara berurutan tanpa konflik. Sedangkan Penguasaan teori belajar membantu guru untuk merencanakan cara penyampaian materi yang ditetapkan. Terjemahan kedua teori ini dituangkan dalam perencanaan pembelajaran pada tataran metode. Pada tataran teknik, penguasaan kedua teori tersebut meningkatkan kemampuan guru untuk merealisasikan seluruh rencana melalui perilaku mengajar dan meningkatkan kesensitifan guru terhadap immediate objective (kebutuhan siswa yang tidak terpikirkan pada saat perencanaan pembelajaran) dan kemahiran menetapkan cara untuk memnuhi tuntutan kebutuhan tersebut. Kehadiran immediate objective menunjukkan bahwa tidak mungkin merencanakan seluruh perilaku pembelajaran di luar kelas secara sempurna. 3. METODE PENGAJARAN DAN KOMPETENSI BAHASA Pada dasarnya semua metode pengajaran bahasa berbasis kompetensi meskipun konsep kompetensi tidak sama pada semua metode pengajaran. Makna kata berbasis pada frasa ini ialah bahwa perencanaan pembelajaran pada suatu metode pengajaran dilakukan untuk mencapai kompetensi bahasa yang direncanakan untuk dicapai. Dalam pemahaman seperti ini, teori bahasa yang dijadikan sebagai dasar pendekatan sangat menentukan. Metode pengajaran audio lingual (ALM), yang pendekatannya didasarkan pada teori bahasa struktural, pada dasarnya bertujuan untuk menguasai kompetensi bahasa tertentu, yakni kompetensi gramatikal meskipun sesungguhnya di dalam metode tersebut kata kompetensi gramatikal tidak ditemukan (lihat Tabel 2). Namun demikian pemahaman umum terhadap kompetensi bahasa ialah kompetensi komunikatif seperti yang dikemukakan oleh Halliday (1970) dan Hymes (1972) dalam Richards (1986). Metode pengajaran berbasis kompetensi didasarkan pada pendekatan yang menerapkan teori bahasa yang terdapat di dalam Sosio Linguistik dan Linguistik Fungsional dan bertujuan untuk mencapai kompetensi komunikatif suatu komunitas penutur bahasa. Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, pengajaran bahasa Inggris bertujuan untuk mencapai kompetensi komunikatif komunitas penutur bahasa Inggris pada umumnya. Di dalam kurikulum pendidikan menengah, misalnya, peserta belajar diharapkan mampu (kompeten) atau memiliki kompetensi dasar komunikasi transaksional pada semua keterampilan berbahasa (listening, speaking, reading, dan writing). Pada jenjang ini tujuan pengajaran mulai dari kelas x sampai dengan kelas xii sama. Misalnya, kompetensi komunikasi transaksional menjadi tujuan di semua kelas; yang berbeda adalah indikator kompetensi. Indikator kompetensi menjadi gambaran tingkat capaian kompetensi dasar. Artinya, untuk mengetahui penguasaan kompetensi dasar, misalnya kompetensi komunikasi transaksional, peserta belajar harus mampu melakukan semua indikator kompetensi; misalnya: melaksanakan instruksi lisan. Melalui indikator kompetensi dapat diketahui apakah seorang peserta belajar sudah kompeten dalam suatu kompetensi komunikatif tertentu dan seberapa kompeten peserta tersebut. Jadi indikator kompetensi menjadi bukti kompetensi sekaligus petunjuk tingkat penguasaan kompetensi. Indikator kompetensi suatu kompetensi dasar yang tidak Metode Pengajaran Bahasa Berbasis Kompetensi (Berlin Sibarani) 63
5 mungkin selesai diajarkan di kelas x akan disebarkan ke kelas xi dan xii menurut prosedur metode pengajaran yang diterapkan. Communicative Language Teaching atau Communicative Approach adalah salah satu contoh metode pengajaran yang berbasis kompetensi. Sesuai dengan prinsipnya, metode ini akan mengurutkan penyampaian inikator kompetensi berdasarkan kebutuhan komunikasi peserta belajar; kerumitan struktur kalimat akan menjadi pertimbangan kedua. Metode pengajaran yang lain, misalnya, ALM akan mengurutkan materi pelajaran berdasarkan kerumitan struktur kalimat. Pada jenjang pendidikan tinggi, terutama pada jurusan linguistik terapan, mislanya jurusan bahasa Inggris terapan, sebagian pengajaran bahasa Inggris bertujuan untuk mencapai kompetensi komunikatif komunitas penutur bahasa Inggris berprofesi tertentu. Pengajaran ini secara umum dikenal dengan sebutan bahasa Inggris untuk tujuan khusus atau English for Spesific Purpose (ESP). Pengajaran ini menonjolkan kebutuhan komunikasi peserta belajar pada profesi tertentu. Gambaran kebutuhan komunikasi diperoleh melalui analisis kebutuhan. Pertanyaan utama pada analisis ini ialah kompetensi komunikatif apa yang harus dimiliki seseorang agar dia dapat bekerja pada lingkungan profesi tertentu. Jadi acuan kompetensi adalah kebutuhan pasar kerja dan oleh karena itu, pada pengajaran ini tidak perlu semua kompetensi komunikatif diajarkan. Metode pengajaran yang diterapkan pada jurusan ini tidak berbeda dengan metode pengajaran berbasis kompetensi lainnya, seperti Communicative Language Teaching (CLT). Metode pengajaran bahasa kebanyakan berbasis struktur; yang berbasis kompetensi sedikit jumlahnya. Selain CLT, Natural Approach dapat digolongkan pada metode pengajaran bahasa yang berbasis kompetensi. Hakikat bahasa menurut metode ini ialah sebagai alat komunikasi dan teori belajar yang dijadikan dasar pembelajaran adalah teori pemerolehan bahasa terutama input hypothesis yang dikemukakan oleh Krashen. 5. PENUTUP Metode mengajar bahasa mengisyaratkan tiga konsep, yaitu (1) pendekatan, (2) metode, dan (3) teknik. Faktor utama yang membedakan suatu metode dengan metode lain ialah pendekatan yang diterapkan, yang meliputi teori linguistik dan teori belajar bahasa. Perencanaan pembelajaran bahasa tidak mungkin dilakukan secara tuntas dalam artian detail perilaku pengajaran. Munculnya immediate objectives merupakan ketidaktuntasan perencanaan. Kesadaran (awareness) dan kesensitifan terhadap objectives seperti ini dan kemampuan mencari cara mengatasi hal tersebut sangat diperlukan. Jadi keberhasilan pengajaran dapat ditentukan oleh ketepatan pemahaman pendekatan (teori linguistik dan teori belajar bahasa), pelaksanaan metode pengajaran (perencanaan pembelajaran), pelaksanaan teknik mengajar (realisasi rencana pembelajaran di kelas berlangsung dan kesadaran (awareness), kesensitifan serta kemampuan mengatasi immediate objectives. Hal ini berlaku untuk semua metode pengajaran, termasuk metode pengajaran berbasis kompetensi. DAFTAR PUSTAKA Direktorat Pendidikan Menengah dan Umum Kurikulum 2004 SMA: Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian. Jakarta: Ditjen Dikdasmen Depdiknas. Dunkin, M.J. and Biddle, B.J The study of Teaching. New York: Holt, Rinehart and Winston. Malamah, T.A Classroom Interaction. Oxford: Oxford University Press. Richards, J.C. and Rogers, T.S Approaches and Methods in Language Teaching: A Description and Analysis. Cambridge: Cambridge University Press. 64 ENGLONESIAN: Jurnal Ilmiah Linguistik dan Sastra, Vol. 2 No. 1, Mei 2006: 59 63
METODE PEMBELAJARAN BAHASA SASTRA Prosedur dan Kultur. Meyridah SMAN Tambang Ulang, Tanah Laut
METODE PEMBELAJARAN BAHASA SASTRA Prosedur dan Kultur Meyridah SMAN Tambang Ulang, Tanah Laut merydah76@gmail.com ABSTRAK Tulisan ini bertujuan memberikan kontribusi pemikiran terhadap implementasi pembelajaran
Lebih terperinciEFEKTIVITAS CAROUSEL ACTIVITY DALAM SPEAKING CLASS
EFEKTIVITAS CAROUSEL ACTIVITY DALAM SPEAKING CLASS Dewa Ayu Ari Wiryadi Joni Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar Email: wiryadijoni@ymail.com
Lebih terperincipemanfaatan teknologi dalam pembelajaran writing. Writing merupakan keterampilan yang melibatkan banyak aspek, yaitu kemampuan untuk mengembangkan
ix M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah Language Teaching Methods disusun untuk memenuhi kebutuhan belajar mahasiswa S2 Pascasarjana Universitas Terbuka. Mata kuliah ini berbobot 3 sks yang terdiri dari 9
Lebih terperinciPERMASALAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA CHUUKYUU DOKKAI DI PERGURUAN TINGGI
PERMASALAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA CHUUKYUU DOKKAI DI PERGURUAN TINGGI Sriwahyu Istana Trahutami utami_undip@yahoo.com Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Abstract Reading is a complex process that
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
Lebih terperinciKODE MATA KULIAH JURUSAN/PRODI SASTRA INGGRIS FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET KURIKULUM 2008 MATA KULIAH
KODE MATA KULIAH JURUSAN/PRODI SASTRA INGGRIS FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET KURIKULUM 2008 MATA KULIAH SKS SEMESTER I UNG0102I 1 Pendidikan Agama Islam 2 UNG0102P Pendidikan Agama
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA PENELITIAN TINDAKAN KELAS Diajukan Kepada Program Studi Magister
Lebih terperinciSTRUKTUR KURIKULUM TAHUN AKADEMIK PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
STRUKTUR KURIKULUM TAHUN AKADEMIK 2016-2017 PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS No. Kode MK Nama Matakuliah Nama Matakuliah Kegiatan Status Semester (in English) K Pr W P ke Pendidikan Agama 0001212001
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang yang terpelajar dan berpendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi sudah pasti ingin memiliki kemampuan berbicara Bahasa Inggris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Richards, 2001: 286).
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini memperkenalkan beberapa informasi pokok berkenaan dengan penelitian evaluatif yang dilaksanakan. Latar belakang penelitian yang menggambarkan sejumlah fenomena penyebab penelitian
Lebih terperinciMETODE KONTEMPORER. v RESPON FISIK TOTAL v PENGAJARAN BAHASA KOMUNIKATIF v PENDEKATAN ALAMIAH
METODE KONTEMPORER v RESPON FISIK TOTAL v PENGAJARAN BAHASA KOMUNIKATIF v PENDEKATAN ALAMIAH METODE RESPON FISIK TOTAL (TOTAL PYYSICAL RESPONSE) ü Total Phisical Respons atau TPR ditemukan James Asher
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa verbal/lisan atau berbicara. Manusia bisa berkomunikasi satu dengan lainnya dengan menggunakan bahasa
Lebih terperinciCerita Rakyat Sebagai Media Keterampilan Berbahasa
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN Volume 1 Nomer 2, September 2017, Halaman 12-18 Cerita Rakyat Sebagai Media Keterampilan Berbahasa Elva Riezky Maharany Universitas Islam Malang elvmaharany@gmail.com Abstract:
Lebih terperinciPERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM BERBICARA BAHASA INGGRIS MENGGUNAKAN CLL DAN CLT
PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM BERBICARA BAHASA INGGRIS MENGGUNAKAN CLL DAN CLT Dede Surahman Universitas Pendidikan Indonesia dsurahman15@yahoo.com Abstrak Berdasarkan data lapangan. penggunaan
Lebih terperinciISSN: BAHASA DAN PENGAJARANNYA. Bani. Abstrak : Kata Kunci: Kepemimpinan, Inovasi pendidikan
ISSN: 2085-5079 BAHASA DAN PENGAJARANNYA Bani Abstrak : Bahasa dan pengajaran sangat erat hubungannya. Hal ini bisa dilihat dari hubungan yang erat antara teori-teori bahasa yang melandasi pengajaran bahasa
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Asna Yuliati 29 PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Asna Yuliati SDN Karangkembang, Babat, Lamongan Telp. 082140257562 Email : isyanakd@yahoo.com Abstrak: Tujuan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang profesional. Salah satu syarat untuk mencapainya adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, semakin terbukanya kesempatan untuk berkomunikasi secara internasional dan pasar bebas yang segera
Lebih terperinciMETODE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA TUJUAN HINGGA MASA AUDIOLINGUALISME
METODE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA TUJUAN HINGGA MASA AUDIOLINGUALISME PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengajaran bahasa Inggris di Indonesia sudah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda, walaupun pada saat itu hanya orang-orang tertentu saja yang berhak mempelajarinya.
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PRASASTI (Pragmatik: Sastra dan Linguistik)
KETERAMPILAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN PRAGMATIK PADA SISWA SMA Oleh: Hesti Muliawati, S.S., M.Pd. Abstrak Bahasa Indonesia berperan sebagai alat untuk mempersatukan
Lebih terperinciMODEL PENULISAN LATAR BELAKANG MASALAH (SKRIPSI SARJANA TERAPAN) BERBASIS GENRE
MODEL PENULISAN LATAR BELAKANG MASALAH (SKRIPSI SARJANA TERAPAN) BERBASIS GENRE Nur Hasyim, Ade Sukma Mulya hajinurhasim@gmail.com Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Jakarta Indonesia Abstrak Mahasiswa
Lebih terperinciDimensi Autentisitas di dalam Pembelajaran BIPA. Abstrak
Dimensi Autentisitas di dalam Pembelajaran BIPA B. Widharyanto PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Abstrak Autentisitas di dalam pembelajaran bahasa asing, seperti BIPA, merupakan aspek yang
Lebih terperinciTEORI KRASHEN SEBAGAI SOLUSI PEMECAHAN MASALAH KEMAMPUAN BERBICARA PADA PEMBELAJAR BAHASA INGGRIS DI INDONESIA
TEORI KRASHEN SEBAGAI SOLUSI PEMECAHAN MASALAH KEMAMPUAN BERBICARA PADA PEMBELAJAR BAHASA INGGRIS DI INDONESIA Firma Pradesta Amanah Firma.pradesta@gmail.com Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Tujuan
Lebih terperinciERNATI Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris FKIP Universitas Bung Hatta Padang. Abstract
PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEAKING MELALUI MODEL TRIPLE P ERNATI Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris FKIP Universitas Bung Hatta Padang Abstract This article aims at describing the improving of students
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin baik kualitas pendidikan disuatu negara akan menghasilkan bangsa yang cerdas. Keberhasilan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN LISTENING COMPREHENSION MELALUI STRATEGI TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP
JURNAL PEDAGOGIA ISSN 2089-3833 Volume. 5, No. 2, Agustus 2016 PENINGKATAN KEMAMPUAN LISTENING COMPREHENSION MELALUI STRATEGI TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP PENDAHULUAN Di Indonesia mata pelajaran Bahasa Inggris
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS MATA KULIAH: INTRODUCTION TO ENGLISH FOR CHILDREN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS MATA KULIAH: INTRODUCTION TO ENGLISH FOR CHILDREN Program Studi : Pendidikan Bahasa Inggris Mata Kuliah & Kode :
Lebih terperinciStudi Kasus terhadap Penggunaan Silabus Bahasa Indonesia di Kota Palembang: Antara Harapan dan Kenyataan. Nurhayati
Studi Kasus terhadap Penggunaan Silabus Bahasa Indonesia di Kota Palembang: Antara Harapan dan Kenyataan Nurhayati PENDAHULUAN Berbagai penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa kemampuan siswa termasuk
Lebih terperinciPeningkatan Kemampuan Berbicara (Speaking) Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII SMPN 3 Surakarta dengan Menggunakan Gambar ABSTRAK
Peningkatan Kemampuan Berbicara (Speaking) Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII SMPN 3 Surakarta dengan Menggunakan Gambar Hetty Dwi Agustin Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMPN 3 Surakarta Jl. Kartini No.18
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia anak-anak adalah salah satu periode yang tepat untuk belajar bahasa. Masa anakanak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia anak-anak adalah salah satu periode yang tepat untuk belajar bahasa. Masa anakanak adalah masa paling tepat dan ideal untuk memperoleh bahasa asing karena pada
Lebih terperinciPENGGUNAAN PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN BERBASIS TUGAS (TASK BASED) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS
PENGGUNAAN PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN BERBASIS TUGAS (TASK BASED) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS Ina yanti Departemen Linguistik Fakultas Ilmu Budaya UI inayanti1986@gmail.com
Lebih terperinciPEMEROLEHAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA KEDUA BAGI ORANG ASING MELALUI PROSES ATTITUDE DAN APTITUDE
PEMEROLEHAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA KEDUA BAGI ORANG ASING MELALUI PROSES ATTITUDE DAN APTITUDE Hesti Muliawati Jurdiksatrasia Unswagati Cirebon ABSTRAK Budaya bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut
Lebih terperinciPENTINGNYA MENCERMATI SELF-INSTRUCTION DAN SELF- ESTEEM DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING: STUDI KASUS PENGAJARAN MENYIMAK
PENTINGNYA MENCERMATI SELF-INSTRUCTION DAN SELF- ESTEEM DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING: STUDI KASUS PENGAJARAN MENYIMAK ABSTRAK Apriliya Dwi Prihatiningtyas Fakultas Sastra Jurusan Bahasa dan Sastra Cina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Hal ini haruslah kita sadari benar-benar karena bahasa adalah alat komunikasi manusia. Suatu
Lebih terperinciKIS- KISI UJI KOMPETENSI GURU ( UKG) Kompetensi Guru Mapel/Guru Kelas Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
KIS- KISI UJI KOMPETENSI GURU ( UKG) MATA PELAJARAN : BAHASA INGGRIS JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH DASAR Kompetensi 1. Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta 1.1. Memahami karakteristik didik dari
Lebih terperinciPENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS PADA MAHASISWA D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS PADA MAHASISWA D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG Wiwiek Sundari 6 ABSTRACT This research is aimed at knowing the mastery of English vocabulary of the 2010
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. komunikasi bahasa Inggris sebelum dan sesudah penerapan WCA dilakukan terhadap
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam menguasai tata bahasa dan konteks komunikasi
Lebih terperinciYoga Pratama Program Studi- Sastra Inggris
PENGARUH MATA KULIAH TEFL TERHADAP KEMAMPUAN MENGAJAR READING COMPREHENSION MAHASISWA UNIVERSITAS DARMA PERSADA JURUSAN SASTRA INGGRIS DI SMK PELITA ALAM BEKASI Yoga Pratama Program Studi- Sastra Inggris
Lebih terperinciE. Distribusi Mata Kuliah
E. Distribusi Mata Kuliah I. Jurusan Bahasa Inggris A. Program S1 NO. I. MPK MK PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN (4 SKS) 1. MPK 5410101 Agama (Character building ) - - - - - - -. MPK 541010 Pendidikan Pancasila
Lebih terperinciABSTRAK GRAMATIKA DAN MASALAHNYA. Nur Apriyani Nukuhaly Dosen FITK IAIN Ambon
ABSTRAK GRAMATIKA DAN MASALAHNYA Nur Apriyani Nukuhaly Dosen FITK IAIN Ambon E-mail: apriyani_nukuhaly@yahoo.co.id Abstarak: Structural approach in language learning focuses on giving grammatical rules
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODUL BAHASA INGGRIS UNTUK MENGAJAR MAHASISWA PGSD
PENGGUNAAN MODUL BAHASA INGGRIS UNTUK MENGAJAR MAHASISWA PGSD Veronika Unun Pratiwi Nurnaningsih Mas Sulis Setiyono Sukoharjo ABSTRACT English as an International language, as a language of communication
Lebih terperinciJADWAL KULIAH SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2016/2017
Semester I 1 08.00--09.40 PING2012 2 10.00--11.40 PING5022 1 08.00--09.40 PING1012 2 10.00--11.40 PING5052 1 08.00--09.40 PING1022 2 10.00--11.40 PING5012 1 08.00--09.40 PING5032 2 10.00--11.40 PING2022
Lebih terperinciSTRATEGI DAN PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS BERBASIS KOMPETENSI
STRATEGI DAN PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS BERBASIS KOMPETENSI Tina Mariany Kariman Universitas Negeri Medan Abstract This paper discusses the strategies and new paradigm in the teaching and learning
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa berperan penting di dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, hampir semua kegiatan manusia bergantung pada dan bertaut dengan bahasa. Tanpa adanya bahasa
Lebih terperinciPERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BAHASA INGGRIS KELOMPOK KOMPETENSI F
PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BAHASA INGGRIS KELOMPOK KOMPETENSI F DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciJURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 1 April 2017
HUBUNGAN LINGUISTIK DENGAN METODE PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DATULINA GINTING DOSEN FKIP. UNIVERSITAS ASAHAN ABSTRACT The writing of this paper aims to determine the lingustik relationship with English
Lebih terperinciKOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI
KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciModel - Model Pembelajaran Bahasa Inggris Yang Inovatif Untuk Anak Usia Dini Kata kunci: bahasa inggris, pembelajaran, model.
Model - Model Pembelajaran Bahasa Inggris Yang Inovatif Untuk Anak Usia Dini Ferdi Widiputera, SE., M.E (Puslitjaknov, Balitbang, Kemdiknas) ferdiwidiputera@yahoo.com Abstrak Bahasa Inggris memiliki peranan
Lebih terperinciKholid A.Harras METODOLOGI PENGAJARAN BAHASA
Kholid A.Harras METODOLOGI PENGAJARAN BAHASA Metodologi dan Metode Pengajaran Bahasa Teori pembelajaran (mengajar dan belajar) bahasa pada umumnya didasarkan kepada empat konsep kunci: bahasa, belajar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Margaretha Argadian Asmara, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajar perlu menetapkan rencana dan tujuan secara khusus dalam proses pembelajaran. Pembelajar dapat menumbuhkan motivasi belajar dengan berbagai hal salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri
Lebih terperinciSeptianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta
KAJIAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN PELANGGARAN MAKSIM PADA SUBTITLE FILM THE QUEEN (KAJIAN TERJEMAHAN DENGAN PENDEKATAN PRAGMATIK) Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa Inggris sebagai salah satu media yang mutlak kebutuhannya. Tanpa kemampuan berbahasa Inggris
Lebih terperinciPROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA I. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Program Studi Pendidikan Bahasa berdiri sejak tahun 2001. Secara perlahan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, fikiran,
Lebih terperinciJBKR ISSN : /VOLUME: 2/ Nomor 1
MANAJEMEN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TUGAS (TASK BASED LANGUAGE TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MAHASISWA Ike Anita Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai masyarakat. Notoatmodjo (2003:16), menjelaskan bahwa : "Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia seutuhnya baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat. Notoatmodjo
Lebih terperinciJurnal SAP Vol. 1 No. 2 Desember 2016 ISSN: X PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK DRAMA TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS
PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK DRAMA TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS Natalia Tri Astuti Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI Email: Natnatalia.lia@gmail.com Abstrak Penelitian
Lebih terperinciPERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA DALAM TATARAN KEBIJAKAN
PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA DALAM TATARAN KEBIJAKAN Pendahuluan Bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam suatu interaksi. Manusia berinteraksi dengan sifat yang dinamis seiring dengan itu, bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan dirinya menuju masyarakat global adalah kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tuntutan yang harus dijawab oleh para siswa Indonesia dalam mempersiapkan dirinya menuju masyarakat global adalah kemampuan menggunakan bahasa Inggris
Lebih terperinciOVERVIEW MODULE 1: STRATEGI PEMBELAJARAN 1.1. Unit 1: Hakikat Strategi Pembelajaran Exercise Summary Formative Test 1 1.
Content of Table OVERVIEW i MODULE 1: STRATEGI PEMBELAJARAN 1.1 Hakikat Strategi Pembelajaran... 1.2 Exercise. 1.11 Summary... 1.12 Formative Test 1 1.13 Berbagai Jenis Strategi Pembelajaran... 1.16 Exercise.
Lebih terperinciANALISIS KONTRASTIF KOPULA BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA INGGRIS. Dyah Kusumastuti. Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ANALISIS KONTRASTIF KOPULA BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA INGGRIS Dyah Kusumastuti Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Purwokerto Abstract Indonesia has its national language which is used
Lebih terperinciKompetensi Guru Mata pelajaran (Kompetensi Dasar)
Kisi- Kisi Uji Kompetensi Guru ( UKG) Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Jenjang : SMA KOMPETENSI PROFESIONAL 1. Memahami makna dalam teks tertulis Memahami makna dalam teks fungsional pendek tertulis Diberi
Lebih terperinciKURIKULUM 2009 (JALUR SKRIPSI)
KURIKULUM 009 (JALUR SKRIPSI) SEMESTER I MKK 11009 Struktur Bahasa Inggris Fundamental / Fundamental English Structures MKK 1101 Menyimak/ Listening Comprehension MKK 11015 Dasar-Dasar Berbicara/ Basic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa sangat memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Kedudukan bahasa itu sangat penting sebab dengan bahasa dapat terlaksananya
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa Indonesia dipelajari untuk menjadikan peserta didik mampu berkomunikasi dengan baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan manusia. Sebaliknya, berbicara tentang kehidupan manusia berarti harus mempersoalkan
Lebih terperinciPENDEKATAN PEMBELAJARAN PARAMASASTRA JAWA DI SEKOLAH DASAR. Endang Sri Maruti *
PENDEKATAN PEMBELAJARAN PARAMASASTRA JAWA DI SEKOLAH DASAR Endang Sri Maruti * Abstract Learning paramasastra (grammar), especially paramasastra Java, in the SBC between two poles. On the one hand, learning
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk itu pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik untuk mampu mengemukakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional perserta didik, serta merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MAHASISWA SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAY
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MAHASISWA SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAY Oleh: M.G. SRI NINGSIH SIANE HERAWATI Universitas Kanjuruhan Malang ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciPENDEKATAN KOMUNIKATIF DI DALAM PENGAJARAN BAHASA JEPANG
PENDEKATAN KOMUNIKATIF DI DALAM PENGAJARAN BAHASA JEPANG Disampaikan pada Kegiatan Diklat Guru Bahasa Jepang SMA Tingkat Dasar Propinsi Sumbar, Sumsel, Kalsel, Kaltim, Jatim, Jateng, dan D.I. Yogyakarta
Lebih terperinciKOMIK SEBAGAI MEDIA PENGAJARAN BAHASA YANG KOMUNIKATIF BAGI SISWA SMP
KOMIK SEBAGAI MEDIA PENGAJARAN BAHASA YANG KOMUNIKATIF BAGI SISWA SMP Maria Johana dan Ari Widayanti Prodi Bahasa Inggris, FBS Unnes Abstract English has been learned since elementary school up to some
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilham Zamzam Nurjaman, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum mengamanatkan agar pembelajaran bahasa di sekolah diselenggarakan secara lebih bermakna. Melalui pembelajaran bahasa, siswa memperoleh keahlian
Lebih terperinciInternational Conference in University Malaysia Sabah (UMS) June 2014
International Conference in University Malaysia Sabah (UMS) June 2014 PENGAJARAN ENGLISH FOR SPECIFIC PURPOSE (ESP) DI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Ratna Sari Dewi1 1Program Studi
Lebih terperinciDIRECT METHOD SEBAGAI SEBUAH METODE PEMBELAJARAN BAHASA
DIRECT METHOD SEBAGAI SEBUAH METODE PEMBELAJARAN BAHASA Indiyah Prana Amertawengrum* Abstrak : Keberhasilan seseorang dalam belajar bahasa dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya adalah metode pembelajaran.
Lebih terperinciMaterials Development B. Yuniar Diyanti
Materials Development B. Yuniar Diyanti yuniar_diyanti@uny.ac.id Dalam merencanakan pembuatan materi pembelajaran, seorang desainer harus mempertimbangkan empat elemen dasar penyusunan yaitu: pembelajar,
Lebih terperinciI. Metode Tata Bahasa dan Terjamah ( ) (Grammar-Translation Method)
I. Metode Tata Bahasa dan Terjamah ( ) (Grammar-Translation Method) A. Sejarahnya Adalah sulit menentukan secara pasti sejarah lahirnya metode ini. Hal ini disebabkan metode ini ada di sebagian besar negara-negara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Mackey (1986:12) mengemukakan bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan elemen penting untuk menjadi alat komunikasi antar kelompok masyarakat yang telah disepakati menjadi sistem tanda bunyi sehingga memberikan suatu ciri
Lebih terperinciRancangan Pembelajaran Bahasa Komunikatif Melalui Tata Bahasa Inggris
Rancangan Pembelajaran Bahasa Komunikatif Melalui Tata Bahasa Inggris Arif Makmun Email; rifaiarif779@gmail.com Dosen Fakultas Syariah Institut Agama Islam (IAI) Ngawi ABSTRAK Rancangan sebuah pengembangan
Lebih terperinciSTANDAR PROSES PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
STANDAR PROSES PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN A. Rasional Standar proses proses pembelajaran merupakan acuan penyelenggaraan serta bentuk akuntabilitas perguruan tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal) namun juga menggunakan, isyarat atau bahasa gambar. Peradapan manusia kuno sebelum mengenal
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang menjelaskan mengenai asal sekolah, kemampuan Bahasa Inggris, serta pengertian belajar dan hasil belajar. A. Asal Sekolah
Lebih terperinciSILABUS. A. Identitas Mata Kuliah
SILABUS A. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Kurikulum dan Metodologi Pendidikan Bahasa Inggris Kode Mata Kuliah : LIT215 SKS : 2 Dosen : Joko Priyana, Ph.D. Program Studi : LT Kons PBE 1 Prasyarat
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE AUDIO LINGUAL DALAM PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENYIMAK BAHASA JERMAN
127 Jurnal Penelitian Pendidikan INSANI, Volume 20, Nomor 2, Desember 2017, hlm. 127-132 KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE AUDIO LINGUAL DALAM PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENYIMAK BAHASA JERMAN Muh. Qudus 1 dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan global. Maka, untuk meningkatkan mutu pendidikan pemerintah selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Depdiknas mengembangkan suatu system pendidikan yang dapat membekali peserta didik dengan kecakapan hidup dalam kehidupan yang berorientasi pada tujuan dan proses,
Lebih terperinciPEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA CERITA TERPADU MODEL CONNECTED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA SISWA SEKOLAH DASAR
PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA CERITA TERPADU MODEL CONNECTED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA SISWA SEKOLAH DASAR ISSN 1412-565X Oleh: Aan Kusdiana Dosen Universitas Pendidikan Indonesia Abstrak:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Inggris merupakan salah satu kebutuhan dalam kehidupan manusia. Hal ini berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi. Bahasa
Lebih terperinciUPAYA PENCAPAIAN HASIL UJIAN NASIONAL SECARA MAKSIMAL MELALUI BEDAH SKL DENGAN METODE UCL
UPAYA PENCAPAIAN HASIL UJIAN NASIONAL SECARA MAKSIMAL MELALUI BEDAH SKL DENGAN METODE UCL Sulastri SMA NEGERI I SURAKARTA T ABSTRACT he objective of the research is how to reach up the maximum result of
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas perilaku
Lebih terperinciARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Pendidikan Sejarah OLEH:
Artikel Skripsi METODE DISKUSI SERAP-OPINI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI PERKEMBANGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA (KD1-3) DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH DI KELAS XI IPS-2 SMA NEGERI 3 JOMBANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang urgen peranannya dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi antarmanusia. Selain
Lebih terperinci38. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)
309 38. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang dipelajari sebagai bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang dipelajari sebagai bahasa asing di sekolah adalah penguasaan keterampilan berbicara dengan lancar dan berterima.
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) NAMA MATA KULIAH : Bahasa Inggris KODE MATA KULIAH : PR 115 BOBOT SKS : 2 SKS SEMESTER : 4 (GENAP) KELOMPOK MATA KULIAH : MKBS JENJANG : S-1 STATUS MATA KULIAH : - MATA KULIAH
Lebih terperinciPROSES PEMBENTUKAN KOMPETENSI BAHASA
PROSES PEMBENTUKAN KOMPETENSI BAHASA Bahasa, baik bahasa pertama maupun bahasa kedua dapat berkembang di berbagai tempat; di rumah, di luar rumah, di kelas, dan di tempat-tempat lain (Van Lier, 1989).
Lebih terperinciKeterampilan Bahasa Inggris yang dibutuhkan Guru-guru SMA RSBI Kota Padang. Zul Amri FBS Universitas Negeri Padang
Keterampilan Bahasa Inggris yang dibutuhkan Guru-guru SMA RSBI Kota Padang Zul Amri FBS Universitas Negeri Padang Abstract RSBI SMA teachers are required to be able to teach their subjects using English
Lebih terperinciKESALAHAN GRAMATIKAL DALAM ABSTRAK SKRIPSI DARI LULUSAN FAKULTAS SASTRA JURNAL SKRIPSI
KESALAHAN GRAMATIKAL DALAM ABSTRAK SKRIPSI DARI LULUSAN FAKULTAS SASTRA JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan meraih gelar sarjana sastra Oleh IRIANI LANTENG 090912026 SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS
Lebih terperinciISSN: PENDAHULUAN
Jurnal ilmiah Solusi Vol. 2 No. 5 Maret 2015 Mei 2015: 17-24 ISSN:2355-1119 PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK MAHASISWA Fauzi Miftakh, Yogi Setia Samsi Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik, pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
Lebih terperinci