Cara Menghitung Kebutuhan Talang Air Hujan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Cara Menghitung Kebutuhan Talang Air Hujan"

Transkripsi

1 Cara Menghitung Kebutuhan Talang Air Hujan Air hujan adalah air dari awan yang jatuh dipermukaan tanah. Air tersebut dialirkan kesaluransaluran tertentu. Air hujan yang jatuh pada rumah tinggal atau komplek perummahan disalurkan melalui talangtalangtalang vertikal dengan diameter biasanya 3 (minimal) yang diteruskan ke saluransaluran horisontal dengan kemiringan 0,5 1% dengan jarak terpendek menuju ke saluran terbuka lingkungan. Dalam menghitung besar pipa pembuangan air hujan harus diketahui atap yang menampung air hujan tersebut dalam luasann m2. Sebagai standar ukuran pipa pembuangan adalah sebagai berikut : 1. Diameter 3, volume 255 ltr/menit 2. Diameter 4, volume 547 ltr/menit 3. Diameter 5, volume 990 ltr/menit 4. Diameter 6, volume 1610 ltr/menit 5. Diameter 8, volume 3470 ltr/menit Curah Hujan di Indonesia ratarata 5 8 ltr/menit Sebagai contoh berikut kami sajikan sebuah kasus sebagai berikut : Misal sebuah bangunan memiliki luas atap m2. Berapa besaran pipa dan banyaknya pipa air hujan yang dibutuhkan pada atap bangunan tersebut? Jawab: Luas atap = m2. Hujan rata rata di Indonesia kita ambil antara = 5 8 liter/menit. Curah hujan = m2 x 58 liter/menit = liter/menit. (diambil 8000 ltr/menit) Talang yang digunakan diameter 6 (volume ltr/menit)

2 Jika curah hujan = liter/menit, maka air hujan akan mengalir ke bawah dalam waktu 1 menit adalah = : = 4,97 buah Untuk mempercepat pembuangan air diperlukan pipa 6 sebanyak 5 buah yang tersebar letaknya sehingga air di atas atap pada saat tertentu akan terbuang keluar dalam waktu 1 menit. Air Hujan Posted on February 5, 2007 by syaifuddin hasan Air hujan adalah air dari awan yang jatuh di permukaan tanah. Air tersebut dialirkan ke saluransaluran tertentu. Air hujan yang jatuh pada rumah tinggal atau kompleks perumahan disalurkan melalui talangtalang vertical dengan diameter 3 (minimal) yang diteruskan ke saluransaluran horizontal dengan kemiringan 0,5 1% dengan jarak terpendek ke saluran terbuka lingkungan. Talang Air Hujan Pipa pembuangan/pipa vertical di pasang pada shaft untuk air hujan yang dapat dibuang sejajar dengan pipapipa plambing lainnya. Pipa ini dipasang sesuai dengan luas atap yang menampung air hujan tersebut.

3 Dalam menghitung besar pipa pembuangan air hujan, harus diketahui atap yang menampung air hujan tersebut dalam luasan M². Sebagai standard ukuran pipa pembuangan dibuat tabel sebagai berikut : Tabel : Ukuran Pipa Vertical/Tegak untuk menampung Air Hujan dari Atap 3 > Luas atap 0 s.d 180M2 > Volume 255 Ltr/Mnt 4 > Luas atap s.d 385 M2 > Volume 547 Ltr/Mnt 5 > Luas atap s.d 698 M2 > Volume 990 Ltr/Mnt 6 > Luas atap s.d M2 > Volume Ltr/Mnt 8 > Luas atap s.d M2 > Volume Ltr/Mnt Perhitungan Talang Air Hujan Contoh : Jika Luas atap = M². Diketahui : Hujan ratarata di Indonesia antara mm/m²/jam = 5 8 liter/menit. Curah hujan = m² x 5 8 liter/menit = liter/menit. Luas atap m², dalam tabel paling efisien menggunakan diameter 6 dengan kapasitas +/ liter/menit. Jika curah hujan = liter/menit, maka air hujan akan mengalir ke bawah dalam waktu 1 x 6 = : = 6 menit. Untuk mempercepat pembuangan air diperlukan pipa 6 sebanyak 6 buah yang tersebar letaknya sehingga air di atas atap pada saat tertentu akan terbuang keluar dalam waktu 1 (satu) menit. Tabel 5.9 Penentuan Dimensi Pipa Tegak BuanganPERHITUNGAN DIAMETER PIPA TEGAK BUANGANNOLANTAIKEFIXTURE UNITDIAMETER PIPA TEGAKSENDIRIAKUMULASI BUANGAN Contoh Perhitungan Dimensi Pipa Horisontal Lantai 2 : Sektor : 1Jalur : 1 ke 2Alat Plambing : LavatoryJumlahFixture Unit :a.

4 Sendiri : 1b. Akumlatif : 1Diameter Perangkap : 32 mmslope : 0,02Diameter Pipa : 32 mmpanjang Alat Pipa : 2.5 mbe da Tinggi : Slope x Panjang alat: 0,02 x 2.5: 0,05 m: 5 cm Contoh Perhitungan Dimensi Pipa Vertikal Lantai 2 : Jalur : ShaftJumlahFixture Unit :a. Sendiri : 21b. Akumlatif : 21Slope : 0,02Diameter Pipa : 100 mm Panjang Alat : 3.3 mbeda Tinggi : Slope x Panjang alat: 0,02 x 3.3: 0,066 m = 6.6 cm 5.5 Penentuan Dimensi Pipa Vent Bersamasama dengan alat perangkap, pipa ven merupakan bagian penting dari suatusistem pembuangan. Tujuan pemasangan pipa ven adalah sebagai berikut : Menjaga sekat perangkap dari efek sifon atau tekanan Menjaga aliran yang lancar dalam pipa pembuangan Mensirkulasikan udara dalam pipa pembuangankarena tujuan utamanya adalah menjaga agar perangkap tetap mempunyai sekat air,maka pipa ven harus dipasang sedemikian rupa agar dapat mencegah hilangnya sekat air.pipa ven yang digunakan dalam perencanaan ini merupakan kombinasi dari beberapa jenis ven, yaitu : Ven lup, yaitu pipa ven yang melayani dua atau lebih perangkap alat plambing, dandisambungkan kepada pipa ven tegak. Ven tegak, yaitu perpanjangan dari pipa tegak air buangan, di atas cabang mendatarpipa air buangan tertinggi.

5 Pipa tegak ven, dipasang jika pipa tegak air buangan melayani dua interval cabangatau lebih, dan alatalat plambing pada setiap lantai mempunyai pipa ven tunggalatau pipa ven jenis lainnya. Bagian atas dari pipa tegak ven ini harus terbukalangsung ke udara luar di atas atap tanpa dikurangi ukurannya. Bagian bawah daripipa tegak ven harus disambungkan dengan pipa tegak air buangan, tanpa dikurangiukurannya, pada tempat yang lebih rendah dari cabang terendah Penentuan Dimensi Pipa Ven Horisontal Penentuan dimensi pipa ven horisontal didasarkan pada panjang pipa ven horisontal, unitbeban alat plambing yang dilayani, dan diameter pipa air buangan yang dilayani. Pipa ven horisontal dan ven tegak dalam perencanaan ini dibuat tipikal untuk setiap lantai. Hasilpenentuan diameter pipa ven horisontal tercantum dalam Tabel 5.10

6 Perhitungan Drainase Atap Posted: August 3, 2010 in Civil Perhitungan Drainase Atap untuk BS EN :2000 Gravity drainage systems inside buildings Sistem drainase gravitasi di dalam gedung Part 3: Roof drainage layout and calculation Bagian 3: Atap drainase tata letak dan perhitungan Rainfall Intensity Intensitas Curah Hujan BS EN :2000 gives rainfall intensity in litres per second per square meter for a 2 minute storm event. BS EN :2000 memberikan intensitas curah hujan dalam liter per detik per meter persegi untuk peristiwa badai menit 2. For the UK, the maps in the standard show the intensity for various return periods from 1 year to 500 years. Untuk Inggris, petapeta dalam acara standar intensitas untuk beberapa periode ulang dari 1 tahun sampai 500 tahun. Note the previous standard gave rainfall intensity figures in mm per hour per square meter for 2 minute storm event. Catatan dengan standar sebelumnya memberikan angka intensitas curah hujan dalam mm per jam per meter persegi untuk 2 acara badai menit. To convert to mm/hr multiply the l/sec by Untuk mengkonversi ke mm / jam kalikan l / dt oleh eg l/sec is equal to 172.8mm/hr or 75mm/hr is equal to 0.021l/sec. misalnya 0,048 l / detik sama dengan 172.8mm/hr atau 75mm/hr sama dengan 0.021l/sec. The standard also gives four categories of design rainfall intensity Standar ini juga memberikan empat kategori intensitas curah hujan desain Cat 1 Cat 1 Return period of 1 year Kembali jangka waktu 1 tahun suggested use Eaves gutters and flat roofs dan menggunakan menyarankan Eaves talang atap datar Cat 2 Cat 2 Return period of 1.5 x Design life of the building Kembali periode hidup 1,5 x Desain bangunan suggested use Valley and parapet gutters for normal buildingsdisarankan menggunakan Valley dan selokan parapet untuk bangunan normal

7 Cat 3 Cat 3 Return period of 4.5 x Design life of the building Kembali periode hidup 4,5 x Desain bangunan suggested use Valley and parapet gutters for higher risk buildingsdisarankan menggunakan Valley dan selokan untuk bangunan tembok pembatas risiko yang lebih tinggi Cat 4 Cat 4 Maximum probable rainfall Kemungkinan maksimum curah hujan suggested use highest risk buildings menyarankan menggunakan bangunan risiko tertinggi As an aid we have chosen a selection of towns throughout the UK, and determined the design rainfall intensity for each town as follows:sebagai bantuan, kami telah memilih pilihan kota di seluruh Inggris, dan intensitas curah hujan menentukan desain untuk setiap kota sebagai berikut: Eaves Gutters and Flat Roofs Return period of 1 year Talang atap dan Flat Atap Kembali jangka waktu 1 tahun Valley and Parapet Gutter Return period of 50 years (Equivalent to Cat 2 with a design life of approximately 30 years) Valley dan parapet Talang Kembali periode 50 tahun (Setara dengan Cat 2 dengan desain hidup sekitar 30 tahun) For other design rainfall intensities separate calculations will be required. Untuk intensitas curah hujan desain lainnya perhitungan terpisah akan diperlukan. Where your project is not near one on the towns chosen, then separate calculation will again be required. Apabila proyek Anda tidak dekat satu di kota yang dipilih, maka perhitungannya terpisah lagi akan diperlukan. If there is a town or towns that you would like to be included please let us know Jika ada kota atau kotakota yang Anda ingin disertakan beritahukan kami Gutter Types Jenis selokan The gutter shapes and sizes shown below have been used in the preparation of the tables. Bentuk dan ukuran talang ditunjukkan di bawah ini telah digunakan dalam penyusunan tabel. Although the depth of the gutter has most effect on the catchment area, if the gutter size or shape varies significantly from that shown below then a separate calculation will be required. Meskipun kedalaman selokan yang paling berpengaruh di daerah tangkapan air, jika ukuran selokan atau bentuk bervariasi secara signifikan dari yang ditunjukkan di bawah ini maka perhitungan terpisah akan diperlukan. The calculated capacity is based on the gutter being: Kapasitas dihitung didasarkan pada selokan yang: Nominally Level Tingkat nominal Freely discharging (maximum flow capacity) Bebas pemakaian (kapasitas aliran maksimum)

8 Valley Gutter Valley Talang Parapet Gutter Parapet Talangalso know as a boundary wall gutter juga tahu sebagai batas dinding selokan Eaves Gutter Talang atap Outlet Types circular Jenis Outlet lingkaran The diagrams below shown the size and types of outlets shown in the tables, if other sizes or types are to be used then separate calculations will be required. Diagram di bawah menunjukkan ukuran dan jenis outlet yang terlihat pada tabel, jika ukuran atau jenis lain harus digunakan, maka perhitungan terpisah akan diperlukan. For valley and parapet gutter both results for straight and tapered outlets are given. Untuk lembah dan got hasil untuk parapet baik dan lurus meruncing outlet diberikan. For eaves gutters only the results for straight outlets are shown. Untuk atap selokan hanya hasil untuk outlet langsung ditampilkan. Note: The roof area shown in the tables is based on outlets with no gratings or guards. Catatan: Luas atap yang terlihat pada tabel didasarkan pada outlet tanpa jeruji atau penjaga. The effect of introducing gratings or guards is to reduce the catchment area by up to half. Pengaruh memperkenalkan grating atau penjaga adalah untuk mengurangi daerah tangkapan air sampai setengah.

9 For square outlets separate calculations will be required Untuk outlet persegi perhitungan terpisah akan diperlukan Straight Outlets Straight Outlet Tapered Outlets Meruncing Outlet Pipes Pipa BS EN :2000 includes a calculation for the allowable capacity of the rainwater pipes. BS EN :2000 termasuk perhitungan untuk kapasitas yang diijinkan dari pipa air hujan. The standard recommends that the pipe should be designed at a maximum of 1/3rd full (Filling degree 0.33) Standar ini merekomendasikan bahwa pipa harus dirancang sebesar maksimum penuh (Mengisi Gelar 1/3rd 0,33) In our calculations we have chosen two pipe sizes and limited their capacity to 1/3rd full. Dalam perhitungan kami, kami telah memilih dua ukuran pipa dan terbatas kapasitas mereka untuk 1/3rd penuh. 100mm 100mm 150mm 150mm Note: Where there are offsets or horizontal runs of pipes, the a separate calculation will be required to determine the capacity of the pipe system from roof level to ground level. Catatan: Di mana ada offset atau berjalan horizontal dari pipa, yang terpisah perhitungan akan diperlukan untuk menentukan kapasitas sistem pipa dari atap tingkat ke tingkat dasar. Flat Roofs Flat Atap For flat roofs the design head of water has been taken as 35mm Untuk atap datar desain kepala air telah diambil sebagai 35mm The catchment area is given for outlets with and without gravel guards. Daerah tangkapan air diberikan

10 untuk outlet dengan dan tanpa penjaga kerikil. Catchment Area DAS Area The catchment area given in the tables is based on the least of: Daerah tangkapan air yang diberikan dalam tabel didasarkan pada paling tidak dari: Gutter Capacity Kapasitas selokan Outlet Capacity Kapasitas Outlet Pipe Capacity Pipa Kapasitas Flat Roofs Flat AtapThe catchment area can be taken as the allowable area drained. Daerah tangkapan air dapat diambil sebagai daerah diijinkan dikeringkan. Pitched roofs Bernada atapthe catchment area has to be multiplied by the pitch factor to obtain the allowable area drained. Daerah tangkapan air harus dikalikan dengan faktor lapangan untuk memperoleh wilayah yang diijinkan dikeringkan. Valley Gutter Valley Talang (only valid where the roof pitches and slope lengths are equal.) (Hanya berlaku di mana pitches atap dan panjang lereng adalah sama.) Pitch Nada Factor Faktor 1.0 1, , , , , ,10 Parapet or Eaves Gutter Parapet atau Eaves Talang Pitch Nada º 10 º Factor Faktor 1.0 1, , , , , ,89 Please Note: Where a wall or walls drain on to the roof, for example from a higher building, then more detailed analysis of the catchment area is required. Harap Catatan: Apabila dinding atau dinding drain ke atap, misalnya dari bangunan yang lebih tinggi, maka analisis yang lebih rinci dari daerah tangkapan air diperlukan. Use of Tables Penggunaan Tabel To use the tables: Untuk menggunakan tabel: 1. Determine the depth of gutter required, based on the distance between outlets Tentukan kedalaman selokan diperlukan, berdasarkan jarak antara gerai 2. Calculate the allowable area drained by multiplying the catchment area by the pitch factor. Hitung daerah diijinkan dikeringkan dengan mengalikan daerah tangkapan air oleh faktor lapangan. 3. Calculate the actual area drained from the equations given below. Menghitung luas sebenarnya dikuras dari persamaan yang diberikan di bawah ini. 4. Compare the actual area drained with the allowable area drained. Bandingkan luas sebenarnya

11 dikeringkan dengan daerah diijinkan dikeringkan. 5. If the allowable area is greater than the actual area then the gutter system is satisfactory. Jika area yang diijinkan lebih besar dari luas sebenarnya maka sistem selokan memuaskan. 6. If not reevaluate. Jika tidak kembali mengevaluasi. UTILITAS BANGUNAN Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakanuntuk menunjang tercapainya unsurunsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudian kominikasi dan mobilitas dalam bangunan. Perananganbangunan arus selalu memperhatikan dan menyertakan fasilitas utilitas yang dikoordinasikan dengan perancangan yang lain, seperti perancangan arsitektur, perancangan struktur, perancangan interior dan perancangan lainnya. Perancangan utilitas tersebut terdiri dari : A. PERANCANGAN SISTEM PLAMBING Sistem peratan plambing adalah suatu system penyedian atau pengeluaran air ke tempattempat yang dikehendaki tanpa ada gangguan atau pencemaran terhadap daerahdaerah yang dilaluinya dan dapat memenuhi kebutuhan penghuninya dalam masalah air. 1. Jenis Peralatan Plambing Peralatan plambing meliputi kebutuhankebutuhan yang diperlukan dalam suatu kompleks perkotaan, perumahan, dan bangunan Perlatan tersebut terdiri dari a. Peralatan untuk penyedian air bersih b. Peralatan untuk penyedian air panas c. Peralatan untuk pembuangan air kotor

12 d. Peralatan lainnya yang ada hubungannya terhadap perencanaan pemipaan. 2. SyaratSayarat dan mutu bahan bangunan Dalam perencanaan pelaksanaan plambing harus diperhatikan syaratsyarat dari bahan plambing yaitu: a. Tidak menimbulkan bahaya kesehatan b. Tidak menimbulkan gannguan suara c. Tidak menimbulkan radiasi d. Tidak merusak perlengkapan bangunan e. Instalasi harus kuat dan bersih Kemudian mutu bahannya harus memenuhi syarat sebagai berikut a. Daya tahan harus lama minimal 30 tahun b. Permukaan harus halus dan tahan air c. Tidakk ada bagianbagian yan tersembunyi/menyimpan kotoran pada bahanbahan yang dimaksud d. Bebas dari kerusakan baik mekanis maupun yang lain e. Mudah memeliharanya f. Memenuhi peraturanperaturan yang berlaku Dalam perencanaan pelambing, perlu diperhatikan bahan atau alat plambing. Pipa PVC dan pipa tembaga (untuk air panasa). Ukuran yang sering digunakan mulai dari diameter ½ sampai dengan 2 sampai dengan 6 untuk bangunan tinggi. Alatalat plambing yang merupakan permulaan dari system pembuangan dari instalasi dapat berupa : Kran, kloset, wastafel (lavatory), urinoir, bidet, beth tub, shower. 3. Air Air menurut kebutuhannya dapat dibagi menjadi: air bersih (dingin atau Panas), air kotor (air sisa, air limbah, air hujan dan air limbah khusus). Syaratsyarat fisik air minum: a. Jernih, bersih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa b. Mempunyai suhu kirakira 1020 derajad Celsius c. Memenuhi syarat kesehatan Kebutuhan air dalam bangunan artinya air yang dipergunakan baik oleh penghuninya ataupun oleh keperluankeperluan lain yang ada kaitannya dengan fasilitas bangunan. Kebutuhan air didasarkan sebagai berikut: a. Kebutuhan untuk minum, memasak/dimasak. Untuk keperluan mandi, buang air kecil dan air besar. Untuk mencuci, cuci pakaian, cuci badan, tangan, cuci perlatan dan untuk proses seperti industry

13 b. Kebutuhan yang sifatnya sirkulasi: air panas, water cooling/ac, kolam renang, air mancur taman c. Kebutuhan yang sifatnya tetap: air untuk hidran dan air untuk sprinkler Kebutuhan air terhadap bangunan tergantung fungsi kegunaan bangunan dan jumlah penghuninya. Besar kebutuhan air khususnya untuk kebutuhan manusia dihitung ratarata perorang per hari tergantung dari jenis bangunan yang digunakan untuk kegiatan manusia tersebut. Tabel Kebutuhan air menurut tipe bangunan TIPE BANGUNAN Sekolahan Sekolahan+Kafetaria Apartemen Kantor Taman Umum Taman dan shower Kolam renang Apartemen mewah Rumah susun Hotel Pabrik Rumah sakit umum Rumah perawat Restoran Dapur hotel Motel Drive in Pertokoan Servis station Airprt Gereja Rumah tinggal LITER/HARI /unit 152/unit 380/kamar /unit 285/unit /tmpt tidur 19/mobil /penumpang 1926/tmpt duduk System pemipaan plambing Sistem pemipaan menurut cara pengaliran airnya, adalah cara untuk mengalirkan air dan ketempat yang memerlukan. Ada dua cara pengaturan air yaitu system horizontal dan system Vertikal.

14 4.1. Sistem Horizontal adalah suatu system pemipaan yang banyak digunakan untuk mengalirka kebutuhan air pada suatu kompleks perumahan atau rumahrumah tinggal yang tidak bertingkat Ada dua cara yang dipakai untuk system pemipaan horizontal yaitu sebagai berikut: a. Pemipaan yang menuju ke satu titik akhir Keuntungan pemipaan ini adalah pemakaian bahan yang lebih efesien, dan kerugiannnya adalah daya pancar pada titik kran air tidak sama, semakin jauh semakin kecil daya pancarnya. b. Pemipaan yang melingkar/membentuk ring Pemipaan ini menuntut penggunaan bahan pipa yang banyak, padahal kekuatan daya pancar air kesemua titiktitik akan menghasilkan air yang sama 4.2. Sestim Vertikal Sistem pengaliran/distribusi air bersih dengan system vertical banyak digunakan pada bangunanbangunan bertingkat tinngi. Cara pendistribusiannya adalah dengan menampung lebih dulu pada tangki air (ground reservoir) yang terbuat dari beton dengan kapasitas sesuai dengan kebutuhan air pada bangunan tersebut. Kemudian air dialirkan dengan menggunakan pompa untuk langsung ke titiktitik kran yang diperlukan. Sistem ini lebih menguntungkan pada penggunaan pipa, tetapi sering mengalami kesulitan kalau sumber tenaga untuk pompa mengalami pemadaman. Cara lain dengan menggunakan pompa untuk diteruskan pada tangki di atas bangunan. Kemudian dari tangki dialirkan ke tempattempat yang memerlukan, dengan menggunakan system gravitasi/diturunkan secara lansung. 5. Air Panas Air panas adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat tertentu dan digunakan untuk kebutuhankebutuhan tertentu. Sistem air panas ini dapat dipasang pada bangunan perumahan, perkantoran, restoran, hotel, apartemen, penginapan, rumah sakit dan bangunan umum. Pada daerah yang beriklim sejuk atau dingin air panas dibutuhkan, oleh Karena itu system plambing air panas ini menggunakan pipa besi tuang atau tembaga yang dibalut dengan benangbenang asbes sebagai isolator supaya panasnya tidak terbuang. Alat pemanas yang sering digunakan adalah sebagai berikut:

15 a. Pemanas air dengan gas, air mengalir sesaat, dan melewati pipapipa yang dipanaskan. b. Pemanas air listrik c. Pemas air energy surya dimana tabung penyimpan dipasang diatas atap bangunan untuk mendapatkan panas matahari. 6. Penyimpanan Air Bersih Air bersih dapat disimpan dalam ground reservoir dan tangki air. Tangki air adalah tangki kedua dari tempat penampungan air yang diletakkan di atas bangunan, yang terbuat dari fibre glass atau platplat baja terdiri dari komponen plat yang disusun. 7. Air Buangan/Air Kotor Air buangan atau air kotor adalah air bekas pakai yang dibuang. Air kotor dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan hasil penggunaannya. a. Air buangan bekas mencuci, mandi dan lailainnya. b. Air Limbah yaitu air untuk memebersihkan limbah/kotoran c. Air hujan yaitu air yang jatuh ke atas permukaan tanah atau bangunan. d. Air limbah khusus yaitu air bekas cucian dari kotorankotoran dan alatalat tertentu seperti air bekas dari rumah sakit laboratorium, restoran dan pabrik. Pipapipa yang digunakan dalam ukuran besar mulai dari diameter 3, sampai dengan 6 dengan kemiringan tertentu untuk memudahkan pengaliran Sistem Pembuangan Air Kotor/Air Bekas Air bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian, air bekas cucian pakain, kendaraan, cucian peralatan masakan dan beberapa macam cucian lainnya. 1. Air Limbah Air limbah adalah air bekas buangan yang bercampur kotoran. Air bekas/air limmbah ini tidak diperbolehkan dibuang sembarangan/dibuang ke seluruh lingkungan tetapi harus ditampung ke dalam bak penampungan. Untuk bangunan rumah tinggal, satu atau dua titik buangan cukup diperlukan septic tank dengan volume 1 1,5 m3 dengan dibuat perembesan. a. Air Limbah khusus Air limbah khususdalah air bekas buangan dari kebutuhankebutuhan khusus, seperti restoran yang besar, pabrik industry kimia, bengkel, rummah sakit dan laboratorium. b. Air hujan

16 Air hujan adalah air dari awan yang jatuh dipermukaan tanah. Air tersebut dialirkan kesaluransaluran tertentu. Air hujan yang jatuh pada rumah tinggal atau komplek perummahan disalurkan melalui talangtalangtalang vertical dengan deameter 3 (minimal) yang diteruskan ke saluransaluran horizontal dengan kemiringan 0,51% dengan jarak terpendek menuju ke saluran terbuka lingkungan. Dalam menghitung besar pipa pembuangan air hujan harus diketahui atap yang menampung air hujan tersebut dalam luasann m2. Sebagai standar ukuran pipa peambuangan dibuat table sebagai berikut: Diameter (inci) 3 (7,62 cm) 4(10,16 cm) 5(12,70 cm) 6(15,24 cm) 8 Luasan Atap (m2) s.d Volume (liter/menit Untuk mencari/menghitung jumlah dan besar pipa tegak untuk air hujan dapat dicari dengan cara sebagai berikut. Contoh Soal Luas atap = 1.200m2, Hujan ratarata di Indonesia antara mm/m2/jam= 5 8 liter/menit. Curah hujan = m2 x 58 liter/menit = linakuter/menit. Luas atap 1.200m2 dalam table paling efesien menggunakan diameter 6 dengan kapasitas +/ liter/menit. Jika curah hujan = liter/menit, maka air hujan akan mengalir ke bawah dalam waktu 1 x 6 = : = 5 menit. Untuk mempercepat pembuangan air diperlukan pipa 6 sebanyak 5 buah yang tersebar letaknya sehingga air di atas atap pada saat tertentu akan terbuang keluar dalam waktu 1 menit. Kebutuhan Peralatan Plambing 1. Suatu bangunan kantor yang disewakan terdiri dari bangunan berlantai 15 dengan luas m2/lantai, dan dihuni oleh karyawan yang diasumsikan 6 8 m2//orang. Kebutuhan kloset, wastafel dan urinal pada bangunan tersebut, sesuai dengan table 1.3 no. 6. Jumlah karyawan perlantai = m2 : (6 8) m2/orang = 200 orang, yang tterdiri dari karyawan pria = 110 orang dan karyawan wanita = 90 orang. Sesuai dengan table tersebut kebutuhan:

17 Kloset karyawan pria untuk 110 orang = 5 buah Kloset karyawan wanita untuk 90 orang = 5 buah Wastafel karyawan pria untuk 110 orang = 5 buah Wastafel karyawan wanita untuk 90 orang = 4 buah Urenal karyawan pria = kloset = 5 buah Jumlah kloset, wastafel, dan urenal tersebut merupakan kebutuhan peralatan plambing untuk setiap lantai. PENERANGAN/PENCAHAYAAN 1. Matahari Matahari adalah sumber cahaya atau penerangan alami yang paling mudah didapat dan banyak manfaatnya. Oleh karena itu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Apalagi Indonesia sebagai daerah trofis yang terletak digaris katulistiwa matahari memancarkan sinar sepanjang tahun. Tujuan pemanfatan cahaya matahari sebagai penerangan alami dalam bangunan adalah sebagai berikut: a. Menghemat energy dan biaya operasional bangunan b. Menciptakan ruang yang sehat mengingat sinar matahari mengandung ultraviolet yang memberikan efek psikologis bagi manusia dan memperjelas kesan ruang c. Menggunakan cahaya alami sejauh mungkin ke dalam bangunan, baik sebagai penerangan langsung maupun tidak langsung. 2. Cahaya Buatan Cahaya buatan dikelola atau diperoleh dari perusahaan listrik adalah Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang menyelenggarakan dan menyiapkan suatu tenaga pembangkit listrik dengan system Pembangkit Listrik Tenga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Diluar negeri ataupun di Negara kita barubaru ini mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Sistem Pencahayaan/Penerangan Buatan Daya penerangan yang masuk dalam panelpanel pembagi (Sub Panel) dibagi dalam 2 bagian: a. Pencahayaan/daya yang langsung: Pencahayaan yang berupa titiktitik lampu penerangan.peletakan lampu penerangan ini harus diatur sedemikian rupa

18 sehingga menghasilkan pencahayaan yang baik, memenuhi syarat yang diminta dan merata. Selain itu harus diatur posisinya terhadap letakletak diffuser AC, sprinkler, fiere alarm, smoke detector, speaker dan lainlain. b. Daya yang tidak langsung daya ini digunakan untuk menghidupkan alatalat tertentu seperti computer dan mesin ketik Tabel Estimasi Beban Listrik Suatu Bangunan Untuk Pengguanaan Pencahayaan AC (Watt/m2) LainLain (Watt/m2) Auditorium T. duduk (umum) Panggung Wisma Seni 9 22, ,25 4,50 Unt uk Bank 22, Kafetaria ,50 Gereja 13, ,50 Daerah Komputer ,50 Toko serba ada Basemen ,50 Lantai dasar 22, Lantai tingkat ,50 Rumah susun 0270 m2 27 4, m2 18 2, m2 keatas 9 1 Gedung parkir 4,5 1 Rumah sakit Hotel Loby ,5 Kamar 9 22, ,5 Bangunan industry 13,5 22,5 9 Laboratorium Perpustakaan 22, ,5 Pusat Kesehatan 22, ,5 Motel ` 9 22, Bangunan kantor 22, Restoran 13,5 22, Sekolah ,5 Pertokoan Salon Pakaian ,5 Apotik 27 4,5 Sepatu 27 4,5 Pergudangan 2 9 2

19 mendapatkan pencahayaan buatan dari atas langitlangit diperlukan suatu system penempatan dan penggunaan alat cahaya (penerangan yang sesuai dengan fungsi dan kegunaan ruangan tersebut). Juga diperhatikan tinggi rendahnya langitlangit dan peralatan lainnya. Selain untuk memberikan pencahayaan buatan pada ruangan ruangan perlu diperhatikan pencahayaan ditempattempat lain, seperti tangga, toilet, ruang AC, panel, gudang, lobby, selasar, halaman dan tempat parker. 7 Plumbing (0 ratings) Views: 2,188 Likes: 52 Dipublikasikan oleh adhimastra materi kuliah utilitas 1 See more Bahan : S e n g B a m b u P o h o n p i n a n g P V C Besarnya luas basah dari potongan melintang tergantung dari intensitas hujan danluas atap.contoh :Data intensitas hujan di JakartaMenurut Cj de BruijinIntensitas terbesar terletak pada tanah hujan 5 menit = 3,25 mmkalau luas atap 75 m 2

20 Maka debit : Q= ,3 m x 75 m 2 5 x 60 detik = ,8 m 3 /dtdebit ini adalah terbesar terdapat pada ujung akhir ta lang. Ta lang biasanya dipasang hampir datar, karena itu dapat dipakai rumus sederhana.q = V x FV = kecepatan diambil 0,15 0,20 m/dtdengan kecepatan ini debu dan pasir halus turut mengalir.kalau V = 0,20 m/dtmaka luas potongan melintang talang7

21 F = 625,4020, ,8 = = V Q cm 2 2.6

22 r T Potongan melintang merupakan ½ lingkaran, maka diameter lingkaran = 10,3 cmtalang sebaiknya dibuat miring dengan kemiringan 1 : : 500 (setiap1000 m turun 1 m)pada ujung akhir talang air hujan dengan pipa dialirkan ke bawah dan pada tempatini dibuat saringan guna menjaring sampahsampah daun, ranting dsb, agar pipa pengatur air tidak tersumbat.tabel : L u a s a t a p m 2 diameter talang cm 3 0 6, , , , , , , , 5 Luas ata p m 2 diameter talang cm 7 0 9, , , , , , , , 3 Luas ata p m 2 diameter talang cm , , , , , , , , 6 8

23

24 2. T A L A N G P I P A / P I P A P E N Y A L U R Perhitungaan inte nsitas sama dengan talang randuperhitungan diameter talang pipa sebagai berikut :Luas atap 125 m²= = m³/dttinggi jatuh = h =3mKecepatan (v)= 2.9,3.h= = 7,67 m/dtuntuk keamanan dan dari pengalamanpengalaman diameter pipadikalikan 3,5 yaitu :3,5 x 1,4992 cm = 5,2472 cm (±0 inch)tabel : L u a s a t a p r u m a h m ² D i a m e t e r t a l a n g p i p a "03"0 4"0 5"0 6"Daftar diameter talang pipa di atas berlaku pula bila tinggi jatuh (n ) >3m. selanjutnya talangpipa

25 setinggi 1,75 m dari bawah berupa pipa bajagalvaris untuk menjaga penyokpenyok akibat benturan yang tak disengaja.

AIR BERSIH GEDUNG BERTINGKAT

AIR BERSIH GEDUNG BERTINGKAT AIR BERSIH GEDUNG BERTINGKAT DIFINISI AIR BERSIH Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas

Lebih terperinci

INSTALASI PLUMBING (AIR BERSIH DAN AIR KOTOR) Kuliah 7, 26 Oktober 2009

INSTALASI PLUMBING (AIR BERSIH DAN AIR KOTOR) Kuliah 7, 26 Oktober 2009 INSTALASI PLUMBING (AIR BERSIH DAN AIR KOTOR) Kuliah 7, 26 Oktober 2009 PENDAHULUAN Instalasi plumbing (pemipaan) sangat penting untuk menunjang operasional bangunan. Sebagai sarana penyaluran air, gas,

Lebih terperinci

Sistem Plambing Dalam Gedung

Sistem Plambing Dalam Gedung Sistem Plambing Dalam Gedung 1. Pendahuluan Sistem Plambing plambing adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk menyediakan; a. penyediaan air bersih, yaitu menyediakan dan menyalurkan air

Lebih terperinci

KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN

KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan: Sistem pembuangan air kotor. Adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan

Lebih terperinci

1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN

1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN 1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN Topik kajian dalam modul ini hanya terbatas pada Instalasi Plambing Air Bersih, Air Panas, Uap, Air Kotor/Air Kotoran, Ven dan Air Hujan. Sebelum tahapan

Lebih terperinci

PRAKTIK PLAMBING DAN SANITER NS1634 1

PRAKTIK PLAMBING DAN SANITER NS1634 1 PRAKTIK PLAMBING DAN SANITER NS1634 1 Fungsi dan jenis peralatan plambing Fungsi peralatan plambing Menyediakan air bersih ke tempat 2 tertentu dg tekanan cukup dan air panas bila diperlukan Menyalurkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Tahapan Perancangan Sistem Air Bersih 3.1.1. Menentukan Fungsi Bangunan Sebelum memulai Perancangan sistem Plambing. Penulis sebagai perancang harus mengetahui di fungsi

Lebih terperinci

KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN. Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan:

KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN. Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan: KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNUVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015 Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan: Sistem pembuangan air

Lebih terperinci

PIPA VENT (PIPA UDARA)

PIPA VENT (PIPA UDARA) PIPA VENT (PIPA UDARA) Di Susun Oleh: Nama : Nuthfa Rizkie Z ( 5415092623 ) Agus Maulana ( 5415092624 ) Prodi : S1. Pendidikan Teknik Sipil (Reg 2009) FAKULTAS TEKNIK TEKNIK SIPIL UNIVERSUTAS NEGERI JAKARTA

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dari berbagai masalah yang timbul di masyarakat, sering adanya keluhankeluhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dari berbagai masalah yang timbul di masyarakat, sering adanya keluhankeluhan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari berbagai masalah yang timbul di masyarakat, sering adanya keluhankeluhan dari penghuni dan masyarakat sekitar bangunan khususnya bangunan rumah tinggal, mengenai

Lebih terperinci

Plumbing class PLUMBING. Sistem plambing. Rancangan Pembelajaran. Rancangan Pembelajaran. Rancangan Pembelajaran 16/02/2011 RE

Plumbing class PLUMBING. Sistem plambing. Rancangan Pembelajaran. Rancangan Pembelajaran. Rancangan Pembelajaran 16/02/2011 RE PLUMBING Welcome Students! t Lecture Note 1 RE 091307 class Apa itu plambing? Apa yang dipelajari di kuliah ini? Tugas besar perencanaan sistem plambing? Department of Environmental Engineering ITS 1 Department

Lebih terperinci

Sistem Utilitas Bangunan Gedung Bertingkat

Sistem Utilitas Bangunan Gedung Bertingkat Sistem Utilitas Bangunan Gedung Bertingkat Sabtu, 02 Januari 2016 Pada artikel kali ini saya akan membahas sedikit masalah kelengkapan sistem utilitas bangunan khususnya jenis bangunan gedung bertingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ground Tank Ground tank atau dalam bahasa Indonesia lebih sering disebut Tangki bawah tanah, merupakan salah satu bentuk bak penampungan air yang dibangun atau diletakkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Instalasi Plambing Air Bersih Gedung Park View Hotel DIMAS ANGGARA PUTRA, YULIANTI PRATAMA, ANINDITO NURPRABOWO

Perencanaan Sistem Instalasi Plambing Air Bersih Gedung Park View Hotel DIMAS ANGGARA PUTRA, YULIANTI PRATAMA, ANINDITO NURPRABOWO Jurnal Reka Lingkungan [Teknik Lingkungan] Itenas No.2 Vol.3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 Perencanaan Sistem Instalasi Plambing Air Bersih Gedung Park View Hotel DIMAS ANGGARA

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Mulai. Mempelajari Gambar Tender (Gambar Forkon) Survei Kondisi Lapangan. Studi Pustaka

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Mulai. Mempelajari Gambar Tender (Gambar Forkon) Survei Kondisi Lapangan. Studi Pustaka 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK Adapun alur proses pelaksanaan kerja praktik Pembuatan Gambar Kerja Instalasi Plambing ini adalah seperti diagram alur proses

Lebih terperinci

Bagian III: JARINGAN AIR KOTOR

Bagian III: JARINGAN AIR KOTOR Bagian III: JARINGAN AIR KOTOR PENGERTIAN Air buangan atau Air Limbah (Waste Water) adalah air yang telah selesai digunakan oleh berbagai kegiatan manusia (rumah tangga, industri, bangunan umum dll.).

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PELAKSANAAN PEKERJAAN PLAMBING F.45...

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PELAKSANAAN PEKERJAAN PLAMBING F.45... MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PELAKSANAAN PEKERJAAN PLAMBING F.45...09 BUKU PENILAIAN 2011 K E M E N T E R I AN P E K E R J A AN U M U M B A D

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Asrama Mahasiswa Binus University merupakan bangunan hunian yang bersifat sosial, edukatif dan tidak komersial.

Lebih terperinci

PERTEMUAN XI PINTU DAN JENDELA. Oleh : A.A.M

PERTEMUAN XI PINTU DAN JENDELA. Oleh : A.A.M PERTEMUAN XI PINTU DAN JENDELA Oleh : A.A.M Fungsi Pintu dan Jendela: - Akses keluar/masuk ruangan - Penerangan (Lighting) - Penghawaan (Ventilation) Syarat: - Stabil, kuat dan aman Rangka pintu & jendela

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT 6.1. Fungsi Bangunan Fungsi dari bangunan Student Apartment ini sendiri direncanakan sebagai tempat untuk mewadahi suatu hunian yang dikhususkan

Lebih terperinci

TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN MCK UMUM

TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN MCK UMUM TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN MCK UMUM COPY SNI 03-2399 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN MCK UMUM 1 Ruang Iingkup Tata cara ini meliputi istilah dan definisi, persyaratan yang berlaku untuk sarana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Air Bersih Sistem penyediaan air bersih adalah suatu sistem penyediaan atau pengeluaran air ke tempat-tempat yang dikehendaki tanpa ada gangguan atau pencemaran terhadap

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

Kualitas Air Panas. Alat Pemanas yang sering digunakan :

Kualitas Air Panas. Alat Pemanas yang sering digunakan : Penyediaan air panas ke dalam bangunan Air, volumenya akan mencapai minimum pada temperatur 4 Celcius, dan akan bertambah pada temperatur yang lebih rendah atau lebih tinggi. Bila kerapatan ( density )

Lebih terperinci

UMY. Sistem Sanitasi dan Drainase Pada Bangunan. Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKUKTAS

UMY. Sistem Sanitasi dan Drainase Pada Bangunan. Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKUKTAS UMY Sistem Sanitasi dan Drainase Pada Bangunan Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKUKTAS www.umy.ac.id PENDAHULUAN Pada perencanaan sistem sanitasi

Lebih terperinci

Tata cara perencanaan bangunan MCK umum

Tata cara perencanaan bangunan MCK umum Standar Nasional Indonesia Tata cara perencanaan bangunan MCK umum ICS 27.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Halaman Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Definisi Praktek Kerja Pipa 1.3. Macam-macam Pipa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Definisi Praktek Kerja Pipa 1.3. Macam-macam Pipa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem saluran dan pembuangan adalah suatu konstruksi yang mengatur pemasukan atau penyuplaian air bersih guna kebutuhan manusia dan pengeluaran /pembuangan air bekas/limbahnya

Lebih terperinci

Penyediaan air panas ke dalam bangunan

Penyediaan air panas ke dalam bangunan Penyediaan air panas ke dalam bangunan Air, volumenya akan mencapai minimum pada temperatur 4 Celcius, dan akan bertambah pada temperatur yang lebih rendah atau lebih tinggi.. Bila kerapatan ( density

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM UNTUK MERAWAT SISTEM SEPTIK TANK

PETUNJUK UMUM UNTUK MERAWAT SISTEM SEPTIK TANK SISTEM BARU Sistem apapun yang anda pilih, baik sitem septik konvensional maupun jenis aerobik, tangki penampungan yang baru harus melalui masa tenang di mana bakteri-bakteri yang diperlukan mulai hidup

Lebih terperinci

Perencanaan Instalasi Air Bersih dan Air Kotor Pada Bangunan Gedung dengan Menggunakan Sistem Pompa

Perencanaan Instalasi Air Bersih dan Air Kotor Pada Bangunan Gedung dengan Menggunakan Sistem Pompa Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 4 No.1. Perencanaan Instalasi Air Bersih dan Air Kotor Pada Bangunan Gedung dengan Menggunakan Sistem Pompa Ketut Catur Budi Artayana a), Gede Indra Atmaja b) a) Teknik

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis di dapat berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis. PRODUCED BY AN AUTODESK EDUCATIONALPRODUCT PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis. Berangkat Dari Ide Ban Kendaraan yang Bersifat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun bersubsidi kriteria utama yang diterapkan adalah : Dapat mencapai kenyamanan di dalam ruang bangunan yang berada pada iklim

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN GAMBAR

BAB IV PERANCANGAN GAMBAR BAB IV PERANCANGAN GAMBAR 4.1. Definisi Gambar Sebelum masa pembangunan, sebuah bangunan gedung akan melalui tahap perencanaan. Sebagai alat komunikasinya digunakanlah gambar-gambar yang memberikan ilustrasi

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Hasil rancangan pada Perancangan Kompleks Gedung Bisnis Multimedia di Malang ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis 185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Instalasi air Bersih

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Instalasi air Bersih 267 5.1 Kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.1 Kesimpulan Instalasi air Bersih Dari analisa Perencanaan instalasi air bersih pada gedung kantor Politekik Kediri diperoleh beberapa kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

INSTALASI PLUMBING. 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor) 3. Sarana peralatan sanitair dan perlengkapannya

INSTALASI PLUMBING. 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor) 3. Sarana peralatan sanitair dan perlengkapannya INSTALASI PLUMBING I. SISTEM PLUMBING Sistem plumbing di dalam gedung meliputi beberapa sarana yang terdiri dari: 1. Sarana sumber air bersih 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor)

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR KUDUS

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR KUDUS BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR KUDUS 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Tabel 5.1. Rekapitulasi program ruang GOR Kudus Wisma Atlet untuk 30 orang 1 Hall 60 2 R.Tidur Atlet

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema BAB VI HASIL RANCANGAN Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang konsep perancangan yang mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema yang terkandung antara lain celebration

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2 BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH AKULTURASI BUDAYA KAMPUNG LAYUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Berdasarkan analisa mengenai kebutuhan dan besaran ruang pada Rumah Akulturasi

Lebih terperinci

BAB XIV INSTALASI PIPA PVC

BAB XIV INSTALASI PIPA PVC BAB XIV INSTALASI PIPA PVC Pipa PVC sudah banyak digunakan di dunia dan di Indonesia pada khususnya. Mulai untuk pipa air bersih, air kotor, kotoran, dan air hujan. Pipa PVC standar pipa pasar atau pipa

Lebih terperinci

Sistem plambing

Sistem plambing Kembali 1. Ruang lingkup. 1.1. Sistem plambing baru. Sistem plambing - 2000. Standar sistem plambing ini berlaku bagi sistem plambing yang baru dan bagian dari padanya yang dipasang setelah standar ini

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN HYDRANT

BAB III PERENCANAAN HYDRANT BAB III PERENCANAAN HYDRANT Dalam perencanaan hydrant, terlebih dahulu harus diketahui spesifikasi dan jenis bangunan yang akan digunakan. Hal ini untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pemasangan instalasi

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR VI.I Konsep Dasar Permasalahan dalam dari perencanaan dan perancangan bangunana Taman Pintar ini adalah, bagaimana

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kesehariannya manusia tidak pernah lepas dari masalah kesehatan, baik itu menyangkut air bersih, air buangan atau sampah jika tidak dirancang atau dikelola dengan

Lebih terperinci

Sanitasi Penyedia Makanan

Sanitasi Penyedia Makanan Bab 6 Sanitasi Penyediaan Makanan Sanitasi Penyedia Makanan Sanitasi Jasa Boga Sanitasi Rumah Makan & Restoran Sanitasi Hotel Sanitasi Rumah Sakit Sanitasi Transportasi Penggolongan Jasa Boga Jasa boga

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG 5.1 Program Dasar Perencanaan Program Dasar Perencanaan Relokasi Pasar Ikan Higienis Rejomulyo ini didasarkan pada

Lebih terperinci

SISTEM STRUKTUR PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT

SISTEM STRUKTUR PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT SISTEM STRUKTUR PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT Unknown Add Comment Arsitek, sipil Sistem struktur pada bangunan gedung secara garis besar menggunakan beberapa sistem utama seperti dibawah berikut ini

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

Sistem plambing pada bangunan gedung

Sistem plambing pada bangunan gedung Standar Nasional Indonesia Sistem plambing pada bangunan gedung ICS 91.140.60 Badan Standardisasi Nasional BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau

Lebih terperinci

Jadwal Kuliah. Utilitas-MG 03-Nensi 1

Jadwal Kuliah. Utilitas-MG 03-Nensi 1 Jadwal Kuliah 13:30-14:30 : Materi 14:30-15:30 : Tugas Kelas Menggambar Denah dan Potongan Jaringan Air Kotor 15:30-16:00 : Tugas Kelas Menghitung Kebutuhan Talang 16:00-16.10 : Presentasi Mahasiswa Terbaik

Lebih terperinci

Air Hujan. Siklus hidrologi

Air Hujan. Siklus hidrologi Air Hujan Hujan turun ke lingkungan binaan manusia yang di penuhi oleh gedung, jalan, tempat parkir, taman dan mencari jalan ketujuannya secara alami, sebagian lagi mengalir di permukaan mencari daerah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center menggunakan tema Metafora Intangible Libasuttaqwa. Yang diperoleh dari hasil analisis yang kemudian disimpulkan(sintesis).

Lebih terperinci

Fungsi dan jenis peralatan plambing

Fungsi dan jenis peralatan plambing Fungsi dan jenis peralatan plambing Fungsi peralatan plambing Menyediakan air bersih ke tempat 2 tertentu yg dikehendaki dg tekanan yang cukup Menyalurkan air kotor dari tempat 2 tertentu tanpa mencemari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Tapak dan Ruang Luar BAB V KONSEP PERANCANGAN mengaplikasikan konsep rumah panggung pada bangunan pengembangan, agar bagian bawah bangunan dapat dimanfaatkan untuk aktifitas mahasiswa, selain

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Instalasi Plambing Air Buangan Gedung Park View, Hotel dan Restoran

Perencanaan Sistem Instalasi Plambing Air Buangan Gedung Park View, Hotel dan Restoran Reka Lingkungan [Teknik Lingkungan]Itenas No.1 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Februari 2016 Perencanaan Sistem Instalasi Plambing Air Buangan Gedung Park View, Hotel dan Restoran MOCHAMAD

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Student Housing Student housing atau asrama mahasiswa didefinisikan sebagai suatu fasilitas tempat penginapan yang ditunjukan untuk anggota suatu kelompok, umumnya

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan 5.1.1 Aspek Fungsional Pengelompokan berdasarkan area aktivitas besar : Pelatihan pelatihan kerja (teori&praktek) uji sertifikasi,informasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Secara umum, arahan yang diberikan dalam rangka perencanaan Apartemen Di

BAB V KONSEP. Secara umum, arahan yang diberikan dalam rangka perencanaan Apartemen Di BAB V KONSEP V. 1. KONSEP PENGGUNA Secara umum, arahan yang diberikan dalam rangka perencanaan Apartemen Di Kemanggisan Jakarta Barat adalah sebagai berikut : 1. Target pasar utama adalah mahasiswa yang

Lebih terperinci

Pertemuan 6: SISTEM PENGHAWAAN PADA BANGUNAN

Pertemuan 6: SISTEM PENGHAWAAN PADA BANGUNAN AR-3121: SISTEM BANGUNAN & UTILITAS Pertemuan 6: SISTEM PENGHAWAAN PADA BANGUNAN 12 Oktober 2009 Dr. Sugeng Triyadi PENDAHULUAN Penghawaan pada bangunan berfungsi untuk mencapai kenyamanan thermal. Dipengaruhi:

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Plambing Air Bersih dan Air Buangan Gedung SMK Negeri 3 Kota Jambi

Perencanaan Sistem Plambing Air Bersih dan Air Buangan Gedung SMK Negeri 3 Kota Jambi Jurnal DAUR LINGKUNGAN Februari 2018, Vol. 1 (1): 35-40 ISSN 2615-1626 http://daurling.unbari.ac.id Perencanaan Sistem Plambing Air Bersih dan Air Buangan Gedung SMK Negeri 3 Kota Jambi Anggrika Riyanti*,

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE 4.1. Konsep Dasar Rumah susun sederhana sewa di Kalurahan Pandean Lamper ini direncanakan untuk masyarakat berpenghasilan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PLAMBING AIR BERSIH GEDUNG FAVE HOTEL PADANG DESIGN OF PLUMBING WATER SUPPLY AT FAVE HOTEL PADANG

PERANCANGAN SISTEM PLAMBING AIR BERSIH GEDUNG FAVE HOTEL PADANG DESIGN OF PLUMBING WATER SUPPLY AT FAVE HOTEL PADANG PERANCANGAN SISTEM PLAMBING AIR BERSIH GEDUNG FAVE HOTEL PADANG DESIGN OF PLUMBING WATER SUPPLY AT FAVE HOTEL PADANG Puti Sri Komala*, Suarni S. Abuzar, Zikra Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Tata cara perencanaan sistem plambing

Tata cara perencanaan sistem plambing Standar Nasional Indonesia Tata cara perencanaan sistem plambing ICS 91.140.60 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi ii Prakata i Pendahuluan 1 1 Ruang lingkup 1 2 Acuan 1 3 Istilah dan definisi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar dalam perancangan Terminal Penumpang Pelabuhan di Paciran Lamongan adalah penggabungan Teknologi Bangunan dan pergerakan manusia teknologi bangunan yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. Gambar 4.2 Pemintakatan berdasarkan fungsi hunian dan publik yaitu fungsi hunian berada di lantai atas dan umum di lantai dasar

BAB IV KONSEP. Gambar 4.2 Pemintakatan berdasarkan fungsi hunian dan publik yaitu fungsi hunian berada di lantai atas dan umum di lantai dasar BAB IV KONSEP 4.1 Ide awal perancangan Ide awal perancangan rumah susun ini adalah rumah susun sebagai miniatur kota dengan fungsi-fungsi yang sederhana dan mandiri. Kota sebagai produk peradaban modern

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 45 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Sistem Pengolahan Rain Water Pada Sistem pengolahan yang terjadi di hotel kapsul ini, air hujan ditangkap terlebih dahulu. Seperti yang sudah dijabarkan, volume air yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Perencanaan Didasari oleh beberapa permasalahan yang ada pada KOTA Kudus kususnya dibidang olahraga dan kebudayaan sekarang ini, maka dibutuhkan

Lebih terperinci

Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui

Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui Teknik Perpipaan Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui pipa-pipa dan slang kebakaran. Sistem ini terdiri

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

AKADEMI SEPAKBOLA INDONESIA KONSEP EKSTERIOR

AKADEMI SEPAKBOLA INDONESIA KONSEP EKSTERIOR KONSEP EKSTERIOR Konsep wujud pada masa rancangan memiliki elemen yang sama antara satu dengan yang lainnya. Yaitu kesamaan warna, tekstur, masiv void, pola, dan juga material. Ini terlihat pada detail

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Data Proyek Gambar 5.1 RUTRK Tapak Luas Lahan : 10.150 m 2 KDB : 20% x 10.150 m 2 = 2.030 m 2 KLB : 2,5 x 10.150 m 2

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1 Ide Awal Ide awal rancangan bangunan perpustakaan ini adalah bangunan sebagai fitur taman. Masyarakat yang menggunakan ruang terbuka kota/taman Maluku ini dapat sekaligus menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gedung ini direncanakan untuk tempat penginapan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gedung ini direncanakan untuk tempat penginapan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data-data gedung Gedung ini direncanakan untuk tempat penginapan Berikut data-data gedung tersebut: Tingkat : 6 lantai Tinggi bangunan :24 m Pada lantai pertama terdiri

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN SISTEM FIRE HYDRANT DI TOWER SAPHIRE DAN AMETHYS APARTEMEN EASTCOAST RESIDENCE SURABAYA

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN SISTEM FIRE HYDRANT DI TOWER SAPHIRE DAN AMETHYS APARTEMEN EASTCOAST RESIDENCE SURABAYA PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN SISTEM FIRE HYDRANT DI TOWER SAPHIRE DAN AMETHYS APARTEMEN EASTCOAST RESIDENCE SURABAYA DESIGN OF PLUMBING AND FIRE HYDRANT SYSTEM IN SAPHIRE AND AMETHYS TOWER EASTCOAST

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan berasal dari kata laksana yang berarti kegiatan 5. Pelaksanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan berasal dari kata laksana yang berarti kegiatan 5. Pelaksanaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelaksanaan Pelaksanaan berasal dari kata laksana yang berarti kegiatan 5. Pelaksanaan juga dapat diartikan sebagai suatu rencana realistis, praktis dan pragmatis yang telah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Tujuan Perencanaan dan Perancangan a. Merancang bangunan Showroom dan Service Station Vespa di Semarang yang mengakomodasi segala

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GRIYȀ PERNIKAHAN DI YOGYAKARTA

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GRIYȀ PERNIKAHAN DI YOGYAKARTA BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GRIYȀ PERNIKAHAN DI YOGYAKARTA VI.1. KONSEP DASAR Permasalahan yang ada dalam perencanaan dan perancangan Griyä Pernikahan di Yogyakarta adalah bagaimana wujud

Lebih terperinci

PERENCANAAN ULANG SISTEM PLAMBING DAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN DI MX MALL KOTA MALANG

PERENCANAAN ULANG SISTEM PLAMBING DAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN DI MX MALL KOTA MALANG PERENCANAAN ULANG SISTEM PLAMBING DAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN DI MX MALL KOTA MALANG Oleh : Nurina Azyyati Riski 3306 100 006 Dosen Pembimbing : Ir. Didik Bambang S., MT. Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas

Lebih terperinci

Hotel Resort Di Gunungkidul

Hotel Resort Di Gunungkidul BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1. Konsep Tapak Privat Semi Privat Publik Semi Publik Privat Semi Privat Privat Gambar 6.1. Konsep Tapak Pembagian tapak terbagi atas kebutuhan privasi tiap ruang berdasar kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Rancangan Terhadap Tapak 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan Kedungkandang Kota Malang, karena kesesuian dengan fungsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 58 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Di dalam suatu perencanaan Instalasi pipa (sistem plambing) ini banyak terdapat permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan dalam aplikasinya dilapangan, kadang kala hasil

Lebih terperinci