BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hypermart merupakan konsep Hypermarket pertama yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hypermart merupakan konsep Hypermarket pertama yang"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian Sejarah Perusahaan Hypermart merupakan konsep Hypermarket pertama yang dikembangkan oleh PT Matahari Putra Prima, Tbk sebagai induk perusahaan setelah sebelumnya telah sukses dengan konsep Departement Store dan Supermarket. Hypermart Supermall Karawaci adalah gerai pertama yang dibuka dikawasan perumahan dan bisnis Lippo Karawaci Tangerang pada tahun Keberadaan Hypermart mendapat respon positif sejak dari pembukaan sampai dengan saat ini terlihat dari jumlah penjualan perhari-nya yang memuaskan, animo masyarakat berbelanja di sana juga terbilang tinggi. Keberhasilan Hypermart yang mengusung slogan Low Prices and More tersebut mendorong PT Matahari Putra Prima Tbk mengadakan ekspansi besar dengan membuka sejumlah gerai Hypermart di berbagai daerah di Indonesia. Sampai saat ini jumlah Hypermart di Indonesia berjumlah 43 gerai dan masih akan terus bertambah seiring dengan kebutuhan pasar. 48 PT Matahari Putra Prima Tbk sendiri resmi terbentuk pada tanggal 28 Oktober 1958 oleh Bapak Hari Darmawan dengan gerai pertama di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat. Saat itu PT Matahari Putra Prima merupakan perusahaan retail pertama di Indonesia yang memperkenalkan konsep 48 Matahari Annual Report 2008

2 Departement Store yaitu pusat perbelanjaan yang khusus menjual produk produk pakaian segala jenis usia dan aksesorisnya yang dikenal dengan Matahari Department Store. Tahun 1984 sampai dengan 1989 merupakan tahun ekspansi besarbesaran Matahari dipasar Indonesia dengan membuka toko di luar Jakarta lalu kemudian diluar pulau Jawa. Matahari menjadi perusahaan Go Public pada tahun 1992 dan mengukuhkan nama menjadi PT. Matahari Putra Prima, Tbk dengan jumlah toko yang saat itu mencapai 33 toko dengan penjualan sebesar 430 miliar rupiah. Pada tahun 1995, Matahari memperluas fokus bisnis inti dalam pengoperasian Supermarket dengan meluncurkan format Matahari Supermarket. Di tahun 2000, Matahari meluncurkan program khusus untuk pelanggan yang loyal, yaitu MCC (Matahari Club Card). Dua tahun berikutnya Matahari membentuk tim manajemen yang baru dalam rangka memperkuat organisasi dengan didukung oleh langkah- langkah strategis antara lain merestrukturisasi bisnis intinya yaitu Matahari Departement Store, Matahari Supermarket dan Timezone. Selain itu Matahari melakukan penutupan beberapa gerai non profit dan melakukan re-fokus kepada infra struktur internal, resources dan pondasi perseroan. Berkat perkembangannya yang cepat, Matahari menerima berbagai penghargaan antara lain, IMAC (Indonesian Most Admired Companies), Service Quality Gold Award dan Top 500 Asia Pasific Retail Award disepanjang tahun 2004 sampai 2008.

3 Sampai tahun 2008, Matahari tetap tumbuh dan berkembang menjadi ritel lokal no. 1 di Indonesia dengan memiliki beragam format, yaitu: - 83 Matahari Department Store - 43 Hypermart - 1 Parisian Department Store - 23 Foodmart - 3 Foodmart Express - 50 Boston Health & Beauty Centre - 1 Times Bookstore - 90 Timezone - 5 juta anggota Matahari Club Card Dalam operasionalisasinya sehari-hari semua format bisnis tersebut tidak terkecuali Hypermart Supermall Karawaci terus berkembang untuk menjadi peritel unggulan dengan memberikan pelayanan terbaik, ramah, bersahabat terhadap konsumen. Hypermart juga terus berusaha menyediakan produk berkualitas tinggi sesuai dengan kebutuhan konsumen dengan tetap memberikan harga yang kompetitif serta menjaga standar kualitas produk yang dijual Visi dan Misi Hypermart 49 Visi Hypermart adalah menjadi peritel multi format nomor satu di Indonesia. Sedangkan Misi Hypermart adalah mentransformasikan Matahari Food Business menjadi retailer kelas dunia yang mampu menghasilkan pertumbuhan sales organik dan profit yang terus menerus. 60 Matahari Annual Report 2008 Annual Report 2007

4 Core Values Hypermart 1. Selalu memperbaiki pelayanan kepada pelanggan dan rekan kerja 2. Menciptakan dan mengembangkan lingkungan kerja yang bebas dari saling menyalahkan 3. Jujur dan loyal dalam segala hal yang dikerjakan 4. Selalu berusaha melakukan perbaikan disemua tingkatan 5. Selalu berusaha untuk terus belajar dan belajar satu sama lain Dan di atas segalanya perusahaan yang mengagungkan Tuhan Logo Hypermart Logo Hypermart terdiri abjad H kecil dengan bintang kecil berwarna kuning serta berlatar belakang biru tua. Logo Hypermart selalu mengusung tagline di bawahnya yang berbunyi Low Price and More... yang menggambarkan kelebihan dan fokus pelayanan yang di sediakan oleh Hypermart yaitu menyediakan barang-barang kebutuhan dengan harga yang sangat bersaing namun tetap berkualitas.

5 4.1.4 Struktur Organisasi Hypermart memiliki struktur organisasi yang baku di setiap gerainya dimana setiap gerai dikepalai oleh seorang Kepala Toko atau Store Manager. Store Manager dibantu oleh 3 orang Divisi manager yang masing-masing akan mengepalai area yang berbeda yaitu area Groseri, Area Fresh dan Area Non Food. Untuk lebih jelasnya mengenai spesifikasi produk dari area-area tersebut dapat dilihat dalam bagan di bawah ini. Platform Keterangan Jenis Produk Fresh Produce Buah Import Buah Lokal Sayur mayur Meat, Fish, Seafood Daging Sosis & bakso Ikan Cumi Udang Bakery Pastries Cake Ready To Eat (RTE) Fried Item Cooked Meal Non Food Softline Pakaian Sepatu

6 Bazaar Perlengkapan rumah tangga Mainan Peralatan olah raga Electronic TV Handphone Groceries Daily, Dairy & Frozen Keju Susu Ice cream Dry & Drink Makanan ringan Minuman ringan Health, Beauty & Care Alat kecantikan Obat-obatan Tabel 5. Spesifikasi produk Hypermart Selain itu Store Manager juga membawahi beberapa Departemen Manager yang bertugas sebagai supporting unit dari operasionalisasi setiap gerai, antara lain : 1. Departement Manager Personel. Manager yang bertanggung jawab terhadap sistem kekaryawanan dalam toko tersebut yang meliputi perekrutan pramuniaga, penggajian, training serta administrasi toko.

7 2. Departement Manager Loss Prevention (LP). Manager ini bertanggung jawab terhadap sistem keamanan serta personil kemanan di tokonya. Manager LP harus memastikan keamanan para pelanggan ketika sedang berbelanja serta meminimalisasi pencurian yang terjadi di dalam toko tersebut. 3. Departement Manager Front End. Manager ini bertanggung jawab terhadap seluruh operasionalisasi kasir yang berada di toko tersebut. Ia bertugas mengontrol kegiatan transaksi yang berlangsung selama operasionalisasi toko. 4. Departement Manager Back End. Manager ini bertanggung jawab terhadap semua barang-barang yang masuk dari supplier ke toko. Mulai dari penerimaan barang, pemeriksaan stok barang hingga quality control. 5. Departement Manager Supporting. Manager ini bertanggung jawab mensupport semua aktivitas yang berlangsung seperti cek harga,pengelolaan database penjualan serta semua laporan yang berkaitan dengan transaksi penjualan.

8 Store General Manager Personnel Dept. M anager Front End Dept. M anager LP Dept. M anager Back End Dept. M anager Supporting Dept. M anager Grocery Division Manager Fresh Division M anager Non Food Division Manager Dry & Drink Dept. M anager M eat Dept. M anager CAR, DIY/ Housekeeping Dept. M anager HBC Dept. M anager Fish Dept. M anager Stat/Toys/Sport Dept. M anager Produce Dept. M anager M an/lad/shoes/baby/child/hou s Dept. M anager Dairy Frozen Dept. M anager Baby/Child/House Dept. M anager Bakery Dept. M anager TV & HiFi / Big Small Dept. M anager RTE Dept. M anager Big & Small Dept. M anager Tabel 6. Struktur Organisasi

9 4.1.5 Gerai Hypermart seluruh Indonesia I. Daerah Jabodetabek 1. Hypermart Gajah Mada Plaza 2. Hypermart JACC Plaza 3. Hypermart Mall Matahari Daan Mogot 4. Hypermart Puri Indah 5. Hypermart Cibubur Junction 6. Hypermart Kelapa Gading Center 7. Hypermart Mega Glodok Kemayoran 8. Hypermart Pondok Gede 9. Hypermart Pejaten Village 10. Hypermart Mall WTC Serpong 11. Hypermart Supermall Karawaci 12. Hypermart Metropolis Town Square 13. Hypermart Depok Town Square 14. Hypermart Belanova Sentul 15. Hypermart Kedung Badak Bogor 16. Hypermart Grand Mall Bekasi 17. Hypermat Mall Lippo Cikarang II. Daerah Jawa & Bali 1. Hypermart Mayofield Cilegon 2. Hypermart Bandung Indah Plaza (BIP) 3. Hypermart Metro Trade Centre Bandung

10 4. Hypermart Cianjur 5. Hypermart Solo Grand Mall 6. Hypermart Malang Town Square 7. Hypermart Supermall Pakuwin Indah Surabaya 8. Hypermart Royal Surabaya 9. Hypermart City of Tomorrow Surabaya 10. Hypermart Solo Square 11. Hypermart Madiun 12. Hypermart Bali Galeria III. Daerah Sumatera 1. Hypermart Grand Mall Palladium Medan 2. Hypermart Sun Plaza Medan 3. Hypermart Binjai Supermall 4. Hypermart Mall SKA Pekan baru 5. Hypermart Palembang Indah Mall 6. Hypermart Jambi 7. Hypermart Mega Mall Batam Centre 8. Hypermart Nagoya Hill Batam IV. Daerah Kalimantan 1. Hypermart Balikpapan 2. Hypermart Ahmad Yani Megamall Pontianak 3. Hypermart Duta Mall Banjarmasin

11 V. Daerah Sulawesi 1. Hypermart Manado Town Square 2. Hypermart GTC Makasar 3. Hypermart Panakukang Kegiatan Dalam Membentuk Citra Walaupun Hypermart termasuk pendatang baru dalam dunia ritel di Indonesia, namun Hypermart telah banyak menorehkan prestasi sehingga dengan cepat Hypermart mendapat tempat di hati masyarakat. Ditambah dengan ekspansi agresif dengan pembukaan gerai di hampir setiap kota besar di daerah Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi yang membuat Hypermart dikenal masyarakat luas. Hypermart sadar bahwa peranan para Stakeholder sangatlah vital dalam proses pembangunan sebuah citra. Stakeholder merupakan kunci dalam menentukan seberapa baik citra yang telah dibangun selama ini. Stakeholder di sini mencakup karyawan, pelanggan, calon pelanggan potensial, pemasok / supplier, pemegang saham, LSM, media massa, pemerintah. Masing-masing stakeholder memiliki derajat kepentingan dan kebutuhan yang berbeda-beda yang harus ditangani secara berbeda pula. Untuk itu dalam membentuk citra di masyarakat, Hypermart juga aktif dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan kreatif dan inovatif yang melibatkan para stakeholders mulai dari karyawan, konsumen, pemerintah, LSM serta supplier.

12 Beberapa kegiatan tersebut selalu mendapat antusias yang tinggi dari para pelannggan bahkan mendapakan rekor bergengsi dari MURI (Museum Rekor Indonesia). Event event kreatif tersebut antara lain : 1. Hypermart City of Tomorrow Surabaya pada bulan Januari 2009 mencetak rekor MURI dengan menggelar acara menghias kue tart dengan peserta terbanyak yakni anak usia dini. Kegiatan ini melibatkan anakanak TK dan kelompok bermain di kota Surabaya dan Sidoarjo. 2. Dalam rangka hari kemerdekaan RI bulan agustus lalu, Hypermart membuat rekor Pizza Merah Putih Terpanjang yang memecahkan rekor MURI. Pemecahan rekor ini bekerjasama dengan Telkom Flexi. 3. Masih dalam rangka kemerdekaan RI, Hypermart juga mengadakan kegiatan untuk menjalin keakraban dan menjaga loyalitas konsumen dengan acara antara lain, Fun Bike Ceria. Aktivitas ini juga menjadi wadah untuk menyalurkan kreativitas karyawan 4. Hypermart Nagoya Hill Batam juga mendapatkan penghargaan dari MURI untuk pembuatan lontong terpanjang se-indonesia. Lontong sepanjang 101,8 meter dengan lebar 28 cm dan tinggi 2 cm itu terbuat dari 400 kg beras padang berbentuk balok itu diletakkan mengitari Hypermarket Nagoya Hill yang berulang tahun pada bulan September lalu. 5. Hypermart bekerjasama dengan Unilever yang didukung oleh Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Kementrian Lingkungan Hidup menyelenggarakan peluncuran karya daur ulang TRASHION. Kegiatan tersebut mengajak para konsumen untuk mengurangi penggunaan plastik dengan memulai membawa sendiri tas belanja dari rumah atau menggunakan

13 tas daur ulang plastik yang dinamakan produk Trashion. Hal ini menunjukkan kepedulian Matahari khususnya Hypermart terhadap problema lingkungan yang kian mengkhawatirkan. 6. Dalam rangka Idul Fitri, Hypermart bekerjasama dengan Dompet Dhuafa menggalang dana yang kemudian disalurkan kepada kaum yang berhak. 7. Hypermart memberikan sumbangan berupa beras kepada Polda Metro Jaya yang akan diberikan kepada karyawan Polda yang membutuhkan. 8. Hypermart berpartisipasi dalam Bazaar murah yang diadakan oleh Polda Metro Jaya dengan menjual barang-barang kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.

14 4.2 Hasil Penelitian Demografi Responden Tabel 4.1 Usia No Uraian Frekuensi Persen % % % % % Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, usia responden yang mengunjungi Hypermart Karawaci, maka dapat diuraikan bahwa dari 100 responden yang berbelanja di Hypermart Karawaci, usia antara 18 tahun sampai dengan 25 tahun merupakan responden yang frekuensinya paling banyak berkunjung ke Hypermart Karawaci untuk berbelanja.

15 Tabel 4.2 Jenis Kelamin No Uraian Frekuensi Persen 1 Perempuan 69 69% 2 Laki-Laki 31 31% Berdasarkan 100 responden yang diuji, maka dapat dilihat bahwa pengunjung yang paling sering berbelanja di Hypermart Karawaci adalah pengunjung perempuan sebanyak 69 orang (63%). Sedangkan pengunjung pria yang berbelanja hanya sebanyak 31 orang (31%).

16 Tabel 4.3 Pekerjaan No Uraian Frekuensi Persen 1 Pegawai 34 34% 2 Wiraswasta 24 24% 3 Pelajar 31 31% 4 Lain-Lain 11 11% yang paling banyak mengunjungi Hypermart Karawaci adalah pelanggan yang berprofesi sebagai pegawai sebanyak 34 orang (34%), Wiraswasta sebanyak 24 orang (24%), Pelajar sebanyak 31 orang (31%) dan pekerjaan lainnya sebanyak 11 orang (11%).

17 Tabel 4.4 Penghasilan No Uraian Frekuensi Persen 1 < Rp 2 juta 28 28% 2 Rp 2 5 juta 33 33% 3 Rp 5 10 juta 20 20% 4 > Rp 10 juta 19 19% yang paling banyak mengunjungi Hypermart Karawaci adalah pelanggan dengan penghasilan Rp 2 juta sampai dengan Rp 5 juta per bulan yaitu sebanyak 33 orang (33%), pelanggan dengan penghasilan kurang dari Rp 2 juta per bulan sebanyak 28 orang (28%), pelanggan dengan penghasilan Rp 5 juta sampai dengan Rp 10 juta perbulan sebanyak 20 orang (20%), dan pelanggan dengan pengahasilan diatas Rp 10 juta per bulan sebanyak 19 orang (19%).

18 Tabel 4.5 Pemegang Matahari Club Card (MCC) No Uraian Frekuensi Persen 1 Pemegang Kartu MCC 57 57% 2 Bukan Pemegang Kartu MCC 43 43% pelanggan yang paling sering berbelanja di Hypermart Karawaci adalah pelanggan yang merupakan anggota MCC (Matahari Club Card) sebanyak 57 orang (57%) dan pelanggan yang berbelanja di Hypermart Karawaci namun bukan anggota MCC sebanyak 43 orang (43%).

19 Tabel 4. 6 Frekuensi Kunjungan Setiap Bulan No Uraian Frekuensi Persen X 65 65% 2 > 3 6 X 15 15% 3 > 6 9 X 6 6% Jumlah 86 86% frekuensi berkunjung pelanggan yang paling banyak adalah antara 1 sampai dengan 3 kali setiap bulannya, yaitu sebanyak 65 orang (65%), sedangkan yang frekuensi berbelanjanya lebih dari 3 sampai dengan 6 kali setiap bulannya sebanyak 15 orang (15%) dan yang berbelanja lebih dari 6 sampai dengan 9 kali setiap bulannya sebanyak 6 orang (6%).

20 Tabel 4.7 Mengajukan Komplain No Uraian Frekuensi Persen 1 Kompalain 56 56% 2 Tidak Komplain 44 44% Berdasarkan 100 responden yang diuji, ternyata mayoritas responden pernah mengajukan komplain di Hypermart Karawaci, yaitu sebanyak 56 orang (56%), sisanya tidak pernah mengajukan komplain sebanyak 44 orang (44%). Dari beberapa responden yang diuji, beberapa diantaranya mengajukan komplain langsung kepada staf dan supervisor yang sedang bertugas, beberapa diantaranya menuliskan komplainnya dan memasukkan ke dalam kotak komplain.

21 Tabel 4.8 Pengalaman Kurang Baik No Uraian Frekuensi Persen 1 Mendapat pengalaman kurang baik 61 61% 2 Tidak mendapat pengalaman kurang baik 39 39% mayoritas pelanggan pernah mendapat pengalaman kurang baik selama berbelanja di Hypermart Karawaci yaitu sebanyak 61 orang (61%), sedangkan sisanya tidak pernah mendapatkan pengalaman kurang baik sebanyak 39 orang (39%). Pengalaman kurang baik yang paling banyak di alami oleh responden yang diuji antara lain, antrian panjang di kasir, kesalahan penghitungan, kesalahan pencantuman harga dan kondisi barang yang tidak sesuai.

22 4.2.2 Variable X Tabel 4.9 Pengetahuan Tentang Produk 1 Sangat Setuju 1 1% 2 Setuju 7 7% 3 Ragu Ragu 9 9% 4 Tidak Setuju 66 66% 5 Sangat Tidak Setuju 15 15% hanya 8 responden (8%) yang berpendapat bahwa pengetahuan tentang produk yang dimiliki oleh staf Hypermart Karawaci sudah mencukupi. Sedangkan sebanyak 66 responden (66%) berpendapat bahwa pengetahuan tentang produk yang dimiliki oleh staf Hypermart Karawaci tidak mencukupi. Responden menilai para staf hanya sekedar menjaga produk namun tidak dibekali dengan pengetahuan produk yang cukup sehingga tidak banyak membantu konsumen yang sedang berbelanja.

23 Tabel 4.10 Pengetahuan Tentang Cara Melayani 1 Sangat Setuju 1 1% 2 Setuju 7 7% 3 Ragu Ragu 13 13% 4 Tidak Setuju 63 63% 5 Sangat Tidak Setuju 16 16% hanya 8 responden (8%) yang berpendapat bahwa staf Hypermart Karawaci sudah memiliki pengetahuan yang cukup tentang bagaimana cara melayani. Sedangkan sebanyak 63 responden (63%) berpendapat bahwa staf Hypermart Karawaci tidak memiliki pengetahuan yang cukup ketika melayani pelanggan. 16 responden lainnya (16%) berpendapat bahwa staf Hypermart Karawaci benar-benar tidak memilki pengetahuan yang cukup tentang cara melayani. Hal tersebut ditunjukkan dalam sikap para staf ketika melayani cenderung masa bodoh, kurang ramah dan tidak mengucapkan terima kasih.

24 Tabel 4.11 Ketrampilan Memadai 1 Sangat Setuju 1 1% 2 Setuju 7 7% 3 Ragu Ragu 17 17% 4 Tidak Setuju 62 62% 5 Sangat Tidak Setuju 11 11% hanya 8 responden (8%) yang berpendapat bahwa staf Hypermart Karawaci memiliki keterampiilan memadai ketika melayani pelanggan. Sedangkan sebanyak 62 responden (62%) berpendapat bahwa staf Hypermart Karawaci tidak memiliki keterampilan yang memadai dalam melayani pelanggan bahkan 11 responden (11%) berpendapat bahwa para staf benar-benar tidak memiliki keterampilan yang memadai dalam melayani pelanggan.

25 Tabel 4.12 Kemampuan Berkomunikasi Yang Baik Dengan Konsumen 1 Sangat Setuju 1 1% 2 Setuju 11 11% 3 Ragu Ragu 19 19% 4 Tidak Setuju 48 48% 5 Sangat Tidak Setuju 21 21% Berdasarkan dari 100 responden yang diuji, maka dapat disimpulkan bahwa sebanyak 48 responden (48%) berpendapat bahwa para staf Hypermart Karawaci tidak memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan konsumen. Bahkan 21 diantaranya (21%) berpendapat bahwa kemampuan berkomunikasi staf Hypermart Karawaci sangat kurang. Sedangkan sebanyak 12 responden (12%) beranggapan kemampuan berkomunikasi staf Hypermart Karawaci sudah cukup baik namun tetap perlu ditingkatkan.

26 Tabel 4.13 Pengetahuan Petugas Pelayanan Kurang 1 Sangat Setuju 1 1% 2 Setuju 35 35% 3 Ragu Ragu 36 36% 4 Tidak Setuju 21 21% 5 Sangat Tidak Setuju 5 5% sebanyak 36 responden (36%) berpendapat bahwa pengetahuan petugas pelayanan Hypermart Karawaci masih kurang sehingga menyulitkan konsumen ketika membutuhkan preferensi berbelanja. Sedangkan sebanyak 21 responden (21%) beranggapan bahwa pengetahuan yang dimiliki petugas pelayanan sudah cukup baik, sementara 5 responden (5%) diantaranya puas dengan pengetahuan petugas pelayanan yang dinilain sudah amat baik.

27 Tabel 4.14 Membangun Hubungan Baik Dengan Konsumen 1 Sangat Setuju 1 1% 2 Setuju 3 3% 3 Ragu Ragu 43 43% 4 Tidak Setuju 49 49% 5 Sangat Tidak Setuju 4 4% sebanyak 49 responden (49%) berpendapat bahwa staf Hypermart Karawaci tidak mampu membangun hubungan baik dengan para konsumen. Beberapa responden menuliskan bahwa para staf pelayanan lebih sering terlihat bergerombol dan ngobrol ketika sedang bertugas daripada melayani para pelanggan. Sedangkan responden yang berpendapat bahwa staf Hypermart Karawaci cukup mampu membangun hubungan baik dengan para konsumen hanya 4 responden (4%).

28 Tabel 4.14 Petugas Cepat Tanggap Terhadap Kesulitan Konsumen 1 Sangat Setuju 5 5% 2 Setuju 19 19% 3 Ragu Ragu 40 40% 4 Tidak Setuju 30 30% 5 Sangat Tidak Setuju 6 6% Berdasarkan dari 100 responden yang diuji, maka dapat disimpulkan sebanyak 30 responden (30%) berpendapat bahwa staf Hypermart Karawaci kurang tanggap terhadap kesulitan yang dihadapi konsumen saat berbelanja dan 6 diantaranya (6%) berpendapat bahwa staf Hypermart Karawaci sangat kurang tanggap terhadap kesulitan yang hadapi konsumen. Kebanyakan staf terlihat bingung ketika harus menangani konsumen yang sedang kesulitan menyebabkan lambatnya penanganan terhadap konsumen. Sementara sebanyak 24 responden (24%) beranggapan bahwa para staf Hypermarrt Karawaci cukup tanggap terhadap kesulitan yang dialami konsumen ketika sedang berbelanja dan memberikan respon yang baik dalam menangani kesulitan yang dialami konsumen.

29 Tabel 4.15 Petugas Hafal Tempat Barang 1 Sangat Setuju 1 1% 2 Setuju 11 11% 3 Ragu Ragu 19 19% 4 Tidak Setuju 62 62% 5 Sangat Tidak Setuju 7 7% sebanyak 62 responden (62%) berpendapat bahwa staf Hypermart Karawaci tidak hafal secara tepat tempat barang yang dibutuhkan oleh konsumen dan 7 responden (7%) berpendapat bahwa para staf benar-benar tidak hafal tempat barang. Sedangkan 12 responden (12%) berpendapat bahwa staf Hypermart Karawaci cukup hafal dengan penempatan barang yang dibutuhkan konsumen.

30 Tabel 4.17 Staf Cepat Beradaptasi Dengan Situasi Yang Terjadi 1 Sangat Setuju 1 1% 2 Setuju 10 10% 3 Ragu Ragu 33 33% 4 Tidak Setuju 52 52% 5 Sangat Tidak Setuju 4 4% sebanyak 52 responden (52%) berpendapat bahwa staf Hypermart Karawaci tidak cepat beradaptasi dengan situasi yang terjadi pada konsumen. Sementara 11 responden (11%) berpendapat bahwa staf Hypermart Karawaci cukup cepat beradaptasi dengan situasi yang terjadi pada konsumen.

31 Tabel 4.18 Pelayanan Yang Ramah 1 Sangat Setuju 1 1% 2 Setuju 7 7% 3 Ragu Ragu 9 9% 4 Tidak Setuju 63 63% 5 Sangat Tidak Setuju 20 20% sebanyak 63 responden (63%) berpendapat bahwa staf Hypermart Karawaci tidak melayani konsumen dengan ramah bahkan 20 responden (20%) berpendapat bahwa staf Hypermart Karawaci bersikap sangat tidak ramah ketika melayani konsumen. Hanya 8 responden (8%) yang berpendapat bahwa staf Hypermart Karawaci memberikan pelayanan yang ramah kepada konsumen. Padahal pelayanan yang murah senyum dan hangat merupakan kunci sukses sebuah keberhasilan retail karena dengan keramahan, maka konsumen akan merasa nyaman dan tidak segan untuk kembali berbelanja lagi.

32 Tabel 4.19 Pelayanan Yang Sopan 1 Sangat Setuju 1 1% 2 Setuju 8 8% 3 Ragu Ragu 9 9% 4 Tidak Setuju 61 61% 5 Sangat Tidak Setuju 21 21% sebanyak 60 responden (60%) staf Hypermart Karawaci tidak sopan dalam melayani dan 21 diantaranya (21%) berpendapat staf Hypermart Karawaci sangat tidak sopan dalam melayani sehingga menyebabkan konsumen merasa kesal dan tidak jarang menegur langsung. Sementara 9 responden (9%) berpendapat bahwa para staf Hypermart Karawaci melayani dengan cukup sopan. Kesopanan lewat tutur kata dan tindakan seharusnya menjadi bagian penting dalam etika pelayanan.

33 Tabel 4.20 Merasa Dilayani Ketika Berbelanja 1 Sangat Setuju 3 3% 2 Setuju 3 3% 3 Ragu Ragu 27 27% 4 Tidak Setuju 53 53% 5 Sangat Tidak Setuju 8 8% sebanyak 53 responden (53%) pelanggan di Hypermart Karawaci tidak merasa dilayani ketika sedang berbelanja. Sedangkan 6 responden (6%) merasa cukup dilayani ketika sedang berbelanja di Hypermart Karawaci. Konsep self service yang diusung Hypermarket tidak serta merta menghilangkan pelayanan itu sendiri karena pada dasarnya semua konsumen senang dilayani dan diperhatikan keinginannya.

34 Tabel 4.21 Empati Pada Konsumen Yang Mengalami Masalah 1 Sangat Setuju 7 7% 2 Setuju 9 9% 3 Ragu Ragu 28 28% 4 Tidak Setuju 45 45% 5 Sangat Tidak Setuju 9 9% sebanyak 45 responden (45%) berpendapat bahwa staf Hypermart Karawaci kurang memiliki empati terhadap konsumen yang mengalami masalah ketika sedang berbelanja. Sikap yang cenderung dingin dan masa bodoh para staf menyulitkan konsumen dalam mendapatkan pemecahan atas masalah yang dihadapi ketika sedang berbelanja. Sementara 16 responden (16%) berpendapat bahwa staf Hypermart Karawaci cukup memiliki empati terhadap konsumen yang mengalami masalah ketika sedang berbelanja.

35 Tabel 4.22 Petugas Memahami Kesulitan Konsumen 1 Sangat Setuju 9 9% 2 Setuju 8 8% 3 Ragu Ragu 28 28% 4 Tidak Setuju 46 46% 5 Sangat Tidak Setuju 9 9% sebanyak 46 responden (46%) berpendapat bahwa staf Hypermart Karawaci tidak memahami kesulitan konsumen ketika sedang berbelanja. Sedangkan 17 diantaranya (17%) berpendapat bahwa staf Hypermart Karawaci sudah cukup memiliki pemahaman dan respon yang baik terhadap kesulitan yang dihadapi konsumen ketika sedang berbelanja. Staf pelayanan sebaiknya dibekali dengan pemahaman terhadap penanganan masalah yang responsif dan tepat agar dapat membantu konsumen.

36 Tabel 4.23 Sikap Terbuka Kepada Konsumen 1 Sangat Setuju 9 9% 2 Setuju 8 8% 3 Ragu Ragu 27 27% 4 Tidak Setuju 37 37% 5 Sangat Tidak Setuju 19 19% sebanyak 37 responden (37%) berpendapat bahwa staf Hypermart Karawaci kurang bersifat terbuka terhadap konsumen. Sedangkan 17 responden (17%) berpendapat bahwa staf Hypermart Karawaci cukup bersifat terbuka terhadap konsumen. Sikap terbuka dapat diperlihatkan dengan mengingatkan waktu kadaluarsa produk, kekuatan dan kelemahan produk atau cara pemakaian produk yang benar sehingga konsumen tidak merasa tertipu.

37 Tabel 4.24 Sikap Jujur Kepada Konsumen 1 Sangat Setuju 2 2% 2 Setuju 0 0% 3 Ragu Ragu 44 44% 4 Tidak Setuju 35 35% 5 Sangat Tidak Setuju 14 14% hanya 2 responden(2%) yang berpendapat bahwa staf Hypermart Karawaci bersikap jujur kepada para konsumen. Sementara35 responden (35%) berpendapat bahwa staf Hypermart Karawaci kurang jujur terhadap konsumen yang sedang berbelanja. Kejujuran harusnya menjadi hal penting dalam setiap tingkat pelayanan karena dengan kejujuran akan terbangun trust (kepercayaan) yang akan mengarah kepada loyalitas.

38 Tabel 4.25 Staf Senang Hati Melayani & Membantu 1 Sangat Setuju 6 6% 2 Setuju 11 11% 3 Ragu Ragu 16 16% 4 Tidak Setuju 53 53% 5 Sangat Tidak Setuju 14 14% sebanyak 17 responden (17%) yang berpendapat bahwa staf Hypermart Karawaci melayani dan membantu konsumen dengan senang hati. Sedangkan 53 responden (53%) berpendapat bahwa staf Hypermart Karawaci kurang begitu bersahabat ketika melayani dan membantu konsumen. Bantuan-bantuan kecil yang diberikan kepada konsumen sebenarnya memberikan kontribusi besar terhadap kepuasan konsumen serta memberikan citra pelayanan yang positif.

39 Tabel 4.26 Kepedulian Dalam Melayani 1 Sangat Setuju 2 2% 2 Setuju 11 11% 3 Ragu Ragu 29 29% 4 Tidak Setuju 42 42% 5 Sangat Tidak Setuju 16 16% sebanyak 42 responden (42%) ber4pendapat bahwa staf Hypermart Karawaci tidak memiliki kepedulian dalam melayani pelanggan dan 16 diantaranya (16%) berpendapat staf Hypermart Karawaci sangat tidak memiliki kepedulian dalam melayani pelanggan. Sementara 13 responden (13%) berpendapat bahwa staf Hypermart Karawaci cukup memiliki kepedulian dalam melayani pelanggan dan puas dengan pelayanan yang diberikan selama ini.

40 Tabel 4.27 Tanggap Dalam Melayani 1 Sangat Setuju 2 2% 2 Setuju 8 8% 3 Ragu Ragu 24 24% 4 Tidak Setuju 52 52% 5 Sangat Tidak Setuju 12 12% Jumlah responden (52%) berpendapat staf Hypermart Karawaci tidak tanggap dalam ketika melayani kebutuhan pelanggan. Sedangkan 10 responden (10%) berpendapat staf Hypermart Karawaci cukup tanggap ketika melayani pelanggan.

41 Tabel 4.28 Alat Pelayanan Memadai 1 Sangat Setuju 2 2% 2 Setuju 4 4% 3 Ragu Ragu 37 37% 4 Tidak Setuju 43 43% 5 Sangat Tidak Setuju 14 14% 43 responden (43%) berpendapat alat pelayanan di Hypermart Karawaci masih kurang memadai untuk melayani konsumen seperti contohnya mesin pendebetan yang tidak tersedia di setiap counter kasir sehingga menyebabkan kasir harus bolak balik ke counter lainnya ketika memproses pembayaran yang mengakibatkan konsumen harus menunggu cukup lama. Sedangkan 6 responden (6%) berpendapat alat pelayanan di Hypermart Karawaci sudah cukup memadai untuk melayani konsumen. Alat pelayanan seharusnya memadai disesuaikan dengan banyaknya konsumen dan beban belanja mereka sehingga menciptakan efektifitas dan efisiensi dalam bertransaksi.

42 Tabel 4.29 Penampilan Fisik Bersih & Rapi 1 Sangat Setuju 2 2% 2 Setuju 0 0% 3 Ragu Ragu 12 12% 4 Tidak Setuju 65 65% 5 Sangat Tidak Setuju 19 19% 65 responden (65%) berpendapat bahwa penampilan fisik staf Hypermart Karawaci kurang bersih dan rapi ketika melayani pelanggan. Sementara hanya 2 responden (2%) yang berpendapat bahwa penampilan fisik staf Hypermart Karawaci sudah cukup bersih dan rapi ketika melayani pelanggan. Kebersihan dan kerapihan staf tentunya mempengaruhi mood konsumen ketika berbelanja. Penampilan yang bersih dan menarik tentunya akan membuat konsumen nyaman.

43 Tabel 4.30 Penampilan Petugas Menarik 1 Sangat Setuju 1 1% 2 Setuju 0 0% 3 Ragu Ragu 24 24% 4 Tidak Setuju 61 61% 5 Sangat Tidak Setuju 14 14% 61 responden (61%) berpendapat penampilan petugas Hypermart Karawaci kurang menarik. Sementara hanya 1 responden (1%) yang berpendapat bahwa penampilan petugas Hypermart Karawaci sudah cukup menarik.

44 Tabel 4.31 Tempat Belanja Nyaman 1 Sangat Setuju 1 1% 2 Setuju 5 5% 3 Ragu Ragu 29 29% 4 Tidak Setuju 52 52% 5 Sangat Tidak Setuju 9 9% sebanyak 52 responden (52%) berpendapat Hypermart Karawaci tidak begitu nyaman bagi pelanggan yang berbelanja. Sementara 6 diantaranya (6%) berpendapat bahwa Hypermart Karawaci sudah cukup nyaman bagi pelanggan yang berbelanja antara lain dengan lahan parkir yang memadai, area belanja yang luas dan lengkap serta banyak nya sarana penunjang lainnya seperti ruang tunggu dan sebagainya.

45 Tabel 4.32 Tata Letak Barang Mudah Diingat 1 Sangat Setuju 1 1% 2 Setuju 7 7% 3 Ragu Ragu 34 34% 4 Tidak Setuju 49 49% 5 Sangat Tidak Setuju 5 5% hanya 8 responden (8%) yang berpendapat bahwa tata letak barang-barang di Hypermart Karawaci cukup diingat oleh konsumen sehingga memaksimalkan waktu berbelanja konsumen. Sedangkan 49 responden (49%) berpendapat bahwa tata letak barangbarang di Hypermart Karawaci tidak mudah diingat oleh pelanggan yang mengakibatkan konsumen harus berputar-putar untuk mendapatkan produk yang diinginkan.

46 Tabel 4.33 Supervisor Turun Tangan Membantu Kasir Yang Kesulitan 1 Sangat Setuju 5 5% 2 Setuju 8 8% 3 Ragu Ragu 37 37% 4 Tidak Setuju 42 42% 5 Sangat Tidak Setuju 6 6% Jumlah responden (42%) berpendapat para supervisor Hypermart Karawaci tidak langsung turun tangan membantu ketika kasir mengalami kesulitan. Sementara sebanyak 13 responden (13%) berpendapat para supervisor Hypermart langsung turun tangan membantu ketika kasir mengalami kesulitan. Baiknya para supervisor selalu berjaga-jaga terutama ketika jam-jam sibuk sehingga para kasir dapat terbantu.

47 Tabel 4.34 Kasir Melayani Dengan Cepat 1 Sangat Setuju 1 1% 2 Setuju 14 14% 3 Ragu Ragu 25 25% 4 Tidak Setuju 53 53% 5 Sangat Tidak Setuju 5 5% sebanyak 53 responden (53%) berpendapat bahwa kasir Hypermart Karawaci lambat ketika melayani pelanggan. Sementara 15 responden (15%) berpendapat bahwa para kasir Hypermart cukup cepat ketika melayani pelanggan. Training yang memadai kepada para kasir berperan sangat penting dalam hal ini.

48 Tabel 4.35 Kasir Melayani Dengan Tepat 1 Sangat Setuju 1 1% 2 Setuju 7 7% 3 Ragu Ragu 18 18% 4 Tidak Setuju 59 59% 5 Sangat Tidak Setuju 13 13% sebanyak 59 responden (59%) berpendapat bahwa kasir Hypermart Karawaci tidak melayani dengan tepat pada saat transaksi yang mengakibatkan kesalahan input produk, uang kembalian yang tidak sesuai atau jumlah pembayaran yang tidak sesuai. Sementara sebanyak 8 responden (8%) berpendapat kasir Hypermart Karawaci menghitung cukup tepat.

49 Tabel 4.36 Sering Mengalami Antrian Panjang 1 Sangat Setuju 1 1% 2 Setuju 6 6% 3 Ragu Ragu 17 17% 4 Tidak Setuju 53 53% 5 Sangat Tidak Setuju 23 23% Berdasarkan 100 responden yang diuj, maka dapat disimpulkan bahwa sebanyak 53 responden (53%) berpendapat sering mengalami antrian yang panjang ketika berbelanja di Hypermart Karawaci. Sedangkan hanya 7 responden (7%) yang tidak mengalami antrian yang panjang ketika berbelanja. Hal ini biasanya terjadi karena counter kasir yang tidak dibuka semua atau mesin pembayaran yang tidak memadai di setiap counter kasir.

50 Tabel 4.37 Puas Dengan Pengemasan Barang 1 Sangat Setuju 2 2% 2 Setuju 13 13% 3 Ragu Ragu 20 20% 4 Tidak Setuju 60 60% 5 Sangat Tidak Setuju 5 5% Berdasarkan 100 responden yang diuji,maka dapat disimpulkan bahwa sebanyak 60 responden (60%) merasa kurang puas dengan pengemasan barang ketika berbelanja di Hypermart Karawaci. Sedangkan sebanyak 15 responden (15%) merasa pengemasan barang sudah cukup baik, menarik dan rapih sehingg mereka cukup puas dengan pengemasan barang di Hypermart Karawaci.

51 Tabel 4.38 Kasir Sering Salah Menghitung 1 Sangat Setuju 8 8% 2 Setuju 33 33% 3 Ragu Ragu 35 35% 4 Tidak Setuju 15 15% 5 Sangat Tidak Setuju 9 9% sebanyak 15 responden (15%) berpendapat kasir jarang melakukan kesalahan menghitung. Sementara 41 responden (41%) berpendapat kasir sering melakukan kesalahan penghitungan yang mengakibatkan kerugian pada konsumen.

52 Tabel 4.39 Citra Secara Keseluruhan Total citra secara keseluruhan, dihitung dengan rumus Likert Rating (Azwar 1999,21) dengan rumus : 1. Skor terendah (1) x Jumlah Responden (100) x Jumlah Pertanyaan (30) = Skor 2 x Jumlah Responden (100) x Jumlah Pertanyaan (30) = Skor 3 x Jumlah Responden (100) x Jumlah Pertanyaan (30) = Skor 4 x Jumlah Responden (100) x Jumlah Pertanyaan (30) = Skor 5 x Jumlah Responden (100) x Jumlah Pertanyaan (30) = Hasil penelitian diatas disajikan pada garis bilangan yang mana pada ujung sebelah kiri (3000) menggambarkan suatu pernyataan yang negatif, sedangkan di ujung sebelah kanan (15000) menggambarkan pernyataan positif. Data dari responden : Citra Sangat Negatif Citra Citra Citra Negatif Positif Sangat Positif

53 4.3 Pembahasan Penulis menarik kesimpulaan berdasarkan citra keseluruhan dari data responden dan analisa yang didapat, maka citra Hypermart Karawaci sudah cukup positif dimata para konsumennya. Meskipun citra positif telah terbentuk, namun masih ada beberapa keluhan dari konsumen seputar pelayanan yang diberikan oleh Hypermart Karawaci, antara lain pengetahuan staf Hypermart Karawaci terhadap produk yang dijual masih minim sehingga konsumen tidak mendapatkan referensi yang cukup ketika ingin membeli suatu produk. Selain itu para staf Hypermart Karawaci dinilai kurang hafal letak barang yang di pajang sehingga menyulitkan konsumen ketika sedang mencari barang kebutuhannya. Staf Hypermart Karawaci juga dinilai kurang memiliki rasa empati terhadap konsumen yang sedang mengalami masalah ketika sedang berbelanja dan kurang menunjukkan sikap ramah dan sopan ketika sedang melayani konsumen sehingga kebanyakan konsumen tidak merasa dilayani atau merasa diacuhkan ketika berbelanja di Hypermart Karawaci. Ketelitian dan ketepatan kasir ketika melayani pembayaran juga dinilai kurang oleh konsumen. Hal ini disebabkan oleh panjangnya antrian yang kerap dialami konsumen dan sering terjadinya kesalahan menghitung yang dialami konsumen ketika berbelanja di Hypermart Karawaci. Seperti yang telah disebutkan diawal bahwa pelayanan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau perusahaan untuk memberikan nilai bagi konsumennya. Konsumen dalam sebuah perusahaan retail

54 merupakan pengunjung penting di perusahaan tersebut. Konsumen tidak tergantung pada perusahaan namun perusahaanlah yang tergantung pada konsumen. Itu sebabnya kepedulian terhadap konsumen dengan memberikan layanan terbaik dan memfasilitasi kemudahan pemenuhan kebutuhan serta mewujudkan kepuasan mereka merupakan hal yang sangat esensial dan tidak bisa ditawar dalam sebuah industri jasa. Untuk itu kualitas pelayanan di Hypermart Karawaci masih perlu ditingkatkan lagi sehingga kepuasan pelanggan dapat tercapai maksimal dan tentunya untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada. mencari atau menciptakan pelanggan baru lebih sulit dan lebih mahal biayanya daripada memelihara dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam hal ini para staf Hypermart Karawaci juga sangat penting. Karena sebuah perusahaan retail tidak hanya cukup dalam menyediakan produk yang dibutuhkan konsumen namun juga harus berinteraksi langsung dengan konsumen sehingga dibutuhkan keterampilan membangun komunikasi yang baik dan efektif dengan konsumen. Dalam hal ini Public Relations Hypermart Karawaci harus mengambil andil yang cukup besar dalam hal membangun komunikasi dengan para konsumen. Public Relations selaku fungsi manajemen sekiranya dapat mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan prosedur organisasi berdasarkan kepentingan publik dan menjalankan suatu program komunikasi agar tercapai saling pengertian, kerjasama dan sinergi yang positif antara perusahaan dengan konsumen.

55 Public Relations Hypermart dapat memaksimalkan program CRM (Customer Relationship Management) yang telah ada untuk membangun komunikasi yang baik antara staf Hypermart dengan konsumen sehingga tercipta pelayanan prima di Hypermart Karawaci. Lewat program CRM yang telah terbangun yang mana di desain untuk mengoptimalisasi interaksi antara perusahaan dalam hal ini Hypermart dengan para stakeholdernya seperti konsumen, distributor, lewat media seperti call centre, website ataupun yang bertujuan untuk meraih serta mengelola konsumen menjadi konsumen yang loyal. Lewat perbaikan-perbaikan dari sisi pelayanan serta peningkatan hubungan dengan konsumen, maka diharapkan akan citra positif yang sudah terbentuk di mata konsumen terhadap pelayanan prima Hypermart Karawaci dapat terus dimaksimalkan menuju citra yang sangat positif.

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi dan kondisi ekonomi dalam beberapa tahun terakhir di kota-kota

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi dan kondisi ekonomi dalam beberapa tahun terakhir di kota-kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi dan kondisi ekonomi dalam beberapa tahun terakhir di kota-kota besar di Indonesia, menyebabkan usaha ritel berskala besar menjadi sangat diminati oleh kalangan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. SEJARAH PERUSAHAAN

1. PENDAHULUAN 1.1. SEJARAH PERUSAHAAN 1. PENDAHULUAN 1.1. SEJARAH PERUSAHAAN Matahari merupakan retail pertama di Indonesia yang memfokuskan untuk melayani masyarakat menengah ke atas. Sejarah awal terbentuknya matahari yaitu dari sebuah toko

Lebih terperinci

Frequently Questions & Answers (FAQ) Program Promo Marketing

Frequently Questions & Answers (FAQ) Program Promo Marketing Frequently Questions & Answers (FAQ) Program Promo Marketing Diskon hingga 20% dengan Mandiri Kartu Hypermart di Hypermart 1. Apa yang dimaksud dengan Program Diskon hingga 20% dengan Mandiri Kartu Hypermart

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Giant di Indonesia beroperasi di bawah bendera bisnis jaringan ritel raksasa, PT. Hero Supermarket Tbk. yang telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri ritel yang kian berkembang di Indonesia saat ini, menciptakan berbagai peluang yang cukup besar. Dimana menurut data Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini menuntut kebutuhan akan arus informasi dan pengetahuan yang sangat tinggi. Informasi bisa didapatkan dari buku maupun akses data yang

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. WTC Serpong, Tangerang oleh Mochtar Riady dan anaknya James T. Riady.

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. WTC Serpong, Tangerang oleh Mochtar Riady dan anaknya James T. Riady. IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Hypermart Hypermart merupakan gerai hypermarket yang tergabung dalam MPP. Gerai Hypermart yang pertama diresmikan pada tanggal 22 April 2004 di WTC Serpong,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah PT.LOTTEMART Wholesale Store 5 Bandung

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah PT.LOTTEMART Wholesale Store 5 Bandung BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah PT.LOTTEMART Wholesale Store 5 Bandung Lotte adalah sebuah perusahaan No.5 terbesar di Korea Selatan, berpengalaman dalam mengoperasikan dunia Retail, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan pelanggan sendiri adalah perasaan senang atau kecewa

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan pelanggan sendiri adalah perasaan senang atau kecewa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis ritel di dunia dalam beberapa tahun terakhir cukup berkembang pesat, khususnya di negara berkembang. Di Asia Indonesia tercatat menempati

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambaran Umum Penelitian 1. PT. Matahari Putra Prima, Tbk Sejarah Perusahaan Cikal bakal PT. Matahari Putra Prima, Tbk (perseroan) ditandai dengan pembukaan Toko/Gerai

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM BOTANI SQUARE BOGOR DAN KARAKTERISTIK UMUM KONSUMEN

BAB V GAMBARAN UMUM BOTANI SQUARE BOGOR DAN KARAKTERISTIK UMUM KONSUMEN BAB V GAMBARAN UMUM BOTANI SQUARE BOGOR DAN KARAKTERISTIK UMUM KONSUMEN 5.1 Sejarah Botani Square Bogor Botani Square merupakan mall yang dibangun di lokasi yang strategis di Kota Bogor, dengan posisi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PT.MIDI UTAMA INDONESIA

BAB II DESKRIPSI PT.MIDI UTAMA INDONESIA 15 BAB II DESKRIPSI PT.MIDI UTAMA INDONESIA 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Midi Utama Indonesia, Tbk. didirikan pada tanggal 28 Juni 2007 oleh keluarga Djoko Susanto yang telah berkecimpung dalam industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Indomarco Prismatama adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam jaringan ritel waralaba minimarket dengan merek dagang Indomaret. Perusahaan

Lebih terperinci

kategori Department store, Service Quality Award Excellence 2009 dan Indonesia's Most Admired Companies 2009, semakin memperkokoh PT. X Dept.

kategori Department store, Service Quality Award Excellence 2009 dan Indonesia's Most Admired Companies 2009, semakin memperkokoh PT. X Dept. I. PENDAHULUAN Saat ini banyak strategi yang digunakan oleh perusahaan di tengah-tengah persaingan yang begitu ketat, salah satunya adalah promosi. Strategi promosi sangat dibutuhkan karena konsumen sudah

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS

BAB II PROSES BISNIS BAB II PROSES BISNIS 2.1 Proses Bisnis Utama Hypermart bergerak dalam industri ritel khususnya hypermarket yang tergabung dalam grup MPP. Bisnis Hypermart sebagai bisnis retil sangat berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Hypermart 1. Sejarah Berdirinya Hypermart BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berawal dari Matahari toko kecil seluas 150 m 2 di daerah Pasar Baru Jakarta bernama Mickey Mouse yang didirikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan dinamika perekonomian yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan dinamika perekonomian yang terus mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Beberapa tahun belakangan ini pertumbuhan bisnis ritel meningkat dengan sangat tinggi. Dunia bisnis ritel di Indonesia telah berkembang demikian pesat sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada pelanggan atau konsumen yang pernah berbelanja produk milk atau susu pada HYPERMART. Sedangkan kantor pusat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan pasar ritel terus berkembang sebagai akibat dari perubahan pada berbagai bidang. Pasar ritel yang terus bertumbuh secara nasional tidak hanya menguntungkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin besarnya antusiasme dan agresifitas para pelaku bisnis baik di sektor industri, jasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut survei perusahaan global AT Kearney, Indonesia menduduki peringkat ke-12 dunia dalam Indeks

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut survei perusahaan global AT Kearney, Indonesia menduduki peringkat ke-12 dunia dalam Indeks BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut survei perusahaan global AT Kearney, Indonesia menduduki peringkat ke-12 dunia dalam Indeks Pembangunan Ritel Global (GRDI) pada tahun 2015. Ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peritel tetap agresif melakukan ekspansi yang memperbaiki distribusi dan juga

BAB I PENDAHULUAN. peritel tetap agresif melakukan ekspansi yang memperbaiki distribusi dan juga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan industri modern ritel dewasa ini semakin pesat, baik pemain lokal maupun asing semakin agresif bermain dalam pasar yang empuk tersebut. Prospek

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah

I. PENDAHULUAN. negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia telah memasuki perdagangan bebas lebih awal dibandingkan negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah menandatangani Letter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹.

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Untuk mengetahui maksud dari judul diatas, maka perlu diuraikan arti masing masing kata : Klaten : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Analisis Target pasar yang didapatkan melalui Hasil Interpretasi dari Pendekatan Psikografik, Demografik dan Perilaku Hasil yang diperoleh adalah 3 Cluster

Lebih terperinci

IV. LOKASI PENELITIAN. Chandra Supermarket & Dept. Store berdiri pada tanggal 18 Maret 1984 yang

IV. LOKASI PENELITIAN. Chandra Supermarket & Dept. Store berdiri pada tanggal 18 Maret 1984 yang IV. LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Chandra Supermarket & Dept. Store berdiri pada tanggal 18 Maret 1984 yang didirikan oleh keluarga Bapak Alesius Bunawan, berawal dari Chandra Toserba

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Pia Apple Pie didirikan pada tanggal 28 September 1999 oleh tiga orang wanita yang telah lama bersahabat yaitu Dr. Baby

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PT. BERJAYA COSWAY INDONESIA

BAB II DESKRIPSI PT. BERJAYA COSWAY INDONESIA BAB II DESKRIPSI PT. BERJAYA COSWAY INDONESIA 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Berjaya Cosway Indonesia (ecosway Indonesia) adalah suatu perusahaan pemasaran jaringan yang beroperasi di Indonesia sejak

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS Berdasarkan hasil analisis pada akar permasalahan pada Bab II, disimpulkan bahwa permasalahan bagi Diamond Supermarket (D BEST Fatmawati) pada saat ini adalah image Diamond Supermarket

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ritel di Indonesia tahun sebesar 16% dari toko menjadi

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ritel di Indonesia tahun sebesar 16% dari toko menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri ritel berkembang sangat pesat di Indonesia terlebih sejak dibukanya peraturan yang memperbolehkan ritel asing memasuki pasar di Indonesia. Menurut hasil survey

Lebih terperinci

BAB III DATA PROYEK 3.1. Data Proyek Data Umum Proyek : Perancangan Interior House Of Vegan

BAB III DATA PROYEK 3.1. Data Proyek Data Umum Proyek : Perancangan Interior House Of Vegan BAB III DATA PROYEK 3.1. Data Proyek 3.1.1. Data Umum Proyek Nama Proyek : Perancangan Interior House Of Vegan Sifat Proyek : Fiktif Bentuk Usaha : Restoran Pemilik : Swasta Pengelola : Swasta Jam Buka

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Atribut yang dianggap penting oleh pelanggan BSW Mart Skala peringkat untuk tingkat kepentingan suatu atribut menggunakan skala 4 titik (1,2,3,4). Rata-rata

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. analisis data Structural Equation Modelling maka dapat disimpulkan sebagai

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. analisis data Structural Equation Modelling maka dapat disimpulkan sebagai BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Setelah dilakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian dengan teknik analisis data Structural Equation Modelling maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai. usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai. usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Salah satu bisnis yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis seperti kios, pasar modern/tradisional, department store, butik dan lain-lainnya

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis seperti kios, pasar modern/tradisional, department store, butik dan lain-lainnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis ritel adalah penjualan barang secara langsung dalam berbagai macam jenis seperti kios, pasar modern/tradisional, department store, butik dan lain-lainnya termasuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. besar dalam perkembangan pasar di Indonesia. Hal ini terlihat dari adanya

I. PENDAHULUAN. besar dalam perkembangan pasar di Indonesia. Hal ini terlihat dari adanya I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan menguatnya pengaruh era globalisasi telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan pasar di Indonesia. Hal ini terlihat dari adanya perubahan yang mendasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan umum, restoran dan usaha jasa lain-lain. Bisnis ritel yang modern

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan umum, restoran dan usaha jasa lain-lain. Bisnis ritel yang modern digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Didirikan pada tahun 1986, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) telah mengoperasikan secara sukses sejumlah entitas anak di bidang ritel, investasi,

Lebih terperinci

- Validitas Konstruksi LAMPIRAN 1

- Validitas Konstruksi LAMPIRAN 1 - Validitas Konstruksi LAMPIRAN 1 Lampiran L1-1 Validitas Konstruksi Lampiran L1-2 Validitas Konstruksi Lampiran L1-3 Validitas Konstruksi - Kuesioner Pendahuluan LAMPIRAN 2 - Data Mentah Kuesioner Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan kondisi pasar juga menuntut peritel untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan kondisi pasar juga menuntut peritel untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bisnis ritel atau eceran mengalami perkembangan cukup pesat, ditandai dengan semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbagai kejadian di masa silam yang sejalan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbagai kejadian di masa silam yang sejalan dengan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai kejadian di masa silam yang sejalan dengan perkembangan zaman, membuat masyarakat sadar betapa pentingnya jasa asuransi sebagai sarana untuk menjamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja, sekaligus dapat digunakan untuk mengetahui image dari suatu produk di. pasar, termasuk preferensi yang dikehendaki konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. kerja, sekaligus dapat digunakan untuk mengetahui image dari suatu produk di. pasar, termasuk preferensi yang dikehendaki konsumen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan zaman yang mengarah pada globalisasi, kondisi ekonomi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menyebabkan usaha ritel berskala besar (modern)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat sekarang ini sudah menjadikan belanja atau shopping bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat sekarang ini sudah menjadikan belanja atau shopping bukan hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan fashion saat ini sudah semakin pesat. Banyaknya model - model pakaian yang kian beragam dan juga berbagai merek yang bermunculan menjadi ciri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar ritel modern di Indonesia sangat pesat, sehingga berdampak positif terhadap intensitas peningkatan sektor ekonomi ritel. Perkembangan pasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri ritel di Indonesia diprediksi akan terus meningkat tiap tahunnya, dalam hal potensi di masa depan, industri ritel di Indonesia dilihat masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan yang terus berkembang dan cepat berubah, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan yang terus berkembang dan cepat berubah, perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Dalam lingkungan yang terus berkembang dan cepat berubah, perusahaan tidak dapat mempertahankan sikap menarik pelanggan atau memperluas pasar baru. Faktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kemajuan perekonomian mempengaruhi kehidupan masyarakat. Peningkatan status sosial dan ekonomi masyarakat berakibat pada perubahan perilaku dan gaya hidup

Lebih terperinci

ATM Mandiri (pada menu transaksi lainnya informasi saldo informasi fiestapoin ) Mobile apps fiestapoin (download melalui Android / ios)

ATM Mandiri (pada menu transaksi lainnya informasi saldo informasi fiestapoin ) Mobile apps fiestapoin (download melalui Android / ios) Frequently Questions & Answers (FAQ) Program Promo Marketing Hemat hingga 30% dengan Mandiri Fiestapoin &/ Power Point di Johnny Andrean Salon Periode sd Desember 2015 1. Apa yang dimaksud dengan Program

Lebih terperinci

KINERJA MPPA TAHUN 2016: PENJUALAN MPPA MENCAPAI RP13,5 TRILIUN DAN MENGOPERASIKAN 299 GERAI DI NUSANTARA

KINERJA MPPA TAHUN 2016: PENJUALAN MPPA MENCAPAI RP13,5 TRILIUN DAN MENGOPERASIKAN 299 GERAI DI NUSANTARA SIARAN PERS Untuk disiarkan segera KINERJA MPPA TAHUN 2016: PENJUALAN MPPA MENCAPAI RP13,5 TRILIUN DAN MENGOPERASIKAN 299 GERAI DI NUSANTARA Ikhtisar: Penjualan Kotor Tahun 2016 tanpa penutupan gerai +0,1%*

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Bapak Hari Darmawan sebagai Presiden Direktur dan pemilik Matahari Group memulai usahanya dengan membuka toko Mickey Mouse di jalan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 6 1.3

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI MIROTA KAMPUS. Dranken) yang terletak di Jl. A. Yani 75 Yogyakarta. Pada tahun 1980 berdirilah

BAB II DESKRIPSI MIROTA KAMPUS. Dranken) yang terletak di Jl. A. Yani 75 Yogyakarta. Pada tahun 1980 berdirilah BAB II DESKRIPSI MIROTA KAMPUS A. Sejarah Lahirnya Mirota Kampus PT Mirota merupakan perusahaan perseorangan yang didirikan pada 1950 oleh Hendro Sutikno (Tan Kim Tik) dan Tini Yulianti (Nyoo Tien Nio).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia banyak tertolong oleh sektor perdagangan ritel. Industri ritel

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia banyak tertolong oleh sektor perdagangan ritel. Industri ritel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bisnis ritel merupakan suatu bisnis yang dapat menghidupi banyak orang. Pada saat krisis moneter melanda Indonesia pada akhir tahun 1997, yang kemudian berkembang

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Gambaran Umum Perusahaan Gambaran umum perusahaan akan menjelaskan mengenai perusahaan yang mencakup sejarah singkat dan perkembangan perusahaan, kegiatan usaha perusahaan,

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu perubahan paradigma terbesar dalam dunia pemasaran selama dua dekade terakhir adalah perubahan tujuan pemasar dari fokus pada transaksi (transaction

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Sekilas Tentang PT. Solid Utama Nusantara PT. Solid Utama Nusantara adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan barang retail yang meliputi barang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Atas dasar analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Toko Mayasari telah melaksanakan Kinerja Bauran Eceran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami banyak perubahan dimana semakin mudahnya mobilitas yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami banyak perubahan dimana semakin mudahnya mobilitas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan berkembanganya teknologi, dari tahun ke tahun, dunia mengalami banyak perubahan dimana semakin mudahnya mobilitas yang terjadi antar daerah, kota, provinsi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan modernisasi peralatan elektronik telah menyebabkan perubahan yang sangat mendasar didalam aktivitas manusia sehari-hari, dimana manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan

Lebih terperinci

KINERJA MPPA DI Q1 2017: PENJUALAN MPPA MENCAPAI RP3,1 TRILIUN

KINERJA MPPA DI Q1 2017: PENJUALAN MPPA MENCAPAI RP3,1 TRILIUN SIARAN PERS Untuk disiarkan segera KINERJA MPPA DI Q1 2017: PENJUALAN MPPA MENCAPAI RP3,1 TRILIUN Lippo Village, Tangerang, Indonesia Selasa, 2 Mei 2017 PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) melaporkan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam mencapat tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam mencapat tujuan tersebut diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai macam tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam mencapat tujuan tersebut diperlukan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan PT Trans Retail Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan PT Trans Retail Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan PT Trans Retail Indonesia PT Trans Retail Indonesia atau Carrefour adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa retail/bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih cenderung berbelanja ditempat ritel modern. Semua ini tidak lepas dari pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. lebih cenderung berbelanja ditempat ritel modern. Semua ini tidak lepas dari pengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pergeseran minat belanja dari ritel tradisional ke ritel modern semakin berkembang dari tahun ketahun. Hal ini bisa dilihat dari peningkatan jumlah konsumen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari, baik itu kebutuhan yang bersifat primer

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari, baik itu kebutuhan yang bersifat primer BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belanja merupakan aktivitas keseharian masyarakat, setiap orang perlu memenuhi kebutuhannya sehari-hari, baik itu kebutuhan yang bersifat primer (kebutuhan pokok atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini bisnis retail di Indonesia berkembang dengan sangat pesat, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini bisnis retail di Indonesia berkembang dengan sangat pesat, UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini bisnis retail di Indonesia berkembang dengan sangat pesat, terbukti dengan munculnya banyak retailer baru, khususnya retail modern dengan konsep

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya kebutuhan manusia modern secara tidak sadar membentuk perusahaan di dunia saat ini semakin emosional artinya perusahaan berusaha untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB VII IMPLIKASI KEBIJAKAN STRATEGI PEMASARAN. tingkat kinerja atribut-atribut Dancow Batita maka dapat dihasilkan implikasi

BAB VII IMPLIKASI KEBIJAKAN STRATEGI PEMASARAN. tingkat kinerja atribut-atribut Dancow Batita maka dapat dihasilkan implikasi BAB VII IMPLIKASI KEBIJAKAN STRATEGI PEMASARAN Berdasarkan analisis terhadap karakteristik konsumen, analisis terhadap proses keputusan pembelian produk, analisis terhadap tingkat kepentingan dan tingkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Bisnis ritel modern di Indonesia tetap menunjukkan pertumbuhan di

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Bisnis ritel modern di Indonesia tetap menunjukkan pertumbuhan di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis ritel modern di Indonesia tetap menunjukkan pertumbuhan di tengah persaingan yang ketat. Indonesia dengan jumlah populasi sebanyak 220 juta jiwa (BPS, 2010) merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH GENDER DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN MENGENAI PELAYANAN HYPERMART SOLO GRAND MALL

PENGARUH GENDER DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN MENGENAI PELAYANAN HYPERMART SOLO GRAND MALL 1 PENGARUH GENDER DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN MENGENAI PELAYANAN HYPERMART SOLO GRAND MALL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi bisnis ritel

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi bisnis ritel BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bisnis ritel eceran saat ini mengalami perkembangan cukup pesat, ditandai dengan semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. munculnya pasar tradisional maupun pasar modern, yang menjual produk dari

BAB I PENDAHULUAN. munculnya pasar tradisional maupun pasar modern, yang menjual produk dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berkembangnya bisnis ritel di Indonesia disebabkan oleh semakin luasnya pangsa pasar yang membuat produsen kesulitan untuk menjual produknya langsung ke

Lebih terperinci

PENGARUH GENDER DAN PENDIDIKAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN MENGENAI PELAYANAN HYPERMART SOLO GRAND MALL SKRIPSI. Disusun oleh: HAIKAL HABIB HUSAIN

PENGARUH GENDER DAN PENDIDIKAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN MENGENAI PELAYANAN HYPERMART SOLO GRAND MALL SKRIPSI. Disusun oleh: HAIKAL HABIB HUSAIN PENGARUH GENDER DAN PENDIDIKAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN MENGENAI PELAYANAN HYPERMART SOLO GRAND MALL SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. supermarket produk bahan bangunan. Perusahaan ini memasok proyekproyek

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. supermarket produk bahan bangunan. Perusahaan ini memasok proyekproyek BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Tirta Multi Usaha merupakan salah satu perusahaan retail supermarket produk bahan bangunan. Perusahaan ini memasok proyekproyek pembangunan

Lebih terperinci

Gerai-gerai PT. Hero Supermarket Tbk. September 2007 di Indonesia

Gerai-gerai PT. Hero Supermarket Tbk. September 2007 di Indonesia V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Giant merupakan anak perusahaan dari PT. Hero Supermarket, Tbk. PT. Hero Supermarket, Tbk. merupakan sebuah perusahaan ritel terkemuka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agribisnis merupakan suatu mega sektor karena mencakup banyak sektor, baik secara vertikal (sektor pertanian, perdagangan, industri, jasa, keuangan, dan sebagainya), maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa dari toko ritel buka selama 24 jam. Pertumbuhan bisnis ritel ini juga

BAB I PENDAHULUAN. beberapa dari toko ritel buka selama 24 jam. Pertumbuhan bisnis ritel ini juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini pertumbuhan bisnis ritel semakin meningkat. Toko ritel atau biasa dikenal dengan toko eceran tersebar di seluruh daerah di Indonesia, bahkan beberapa

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data, analisis dan usulan yang telah dilakukan oleh peneliti, maka pada tahap akhir penelitian ini peneliti menarik beberapa kesimpulan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia yang cenderung tropis atau hangat. Produk-produk minuman yang

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia yang cenderung tropis atau hangat. Produk-produk minuman yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peluang bisnis minuman masih sangat segar untuk dilakoni mengingat iklim cuaca di Indonesia yang cenderung tropis atau hangat. Produk-produk minuman yang menyegarkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan BAB V ANALISA 5.1 Analisis Segmentasi Segmentasi berdasarkan variabel demografi dengan analisis klaster pada bab sebelumnya terbentuk 3 klaster, berdasarkan variabel gaya hidup juga terbentuk 3 klaster,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah melakukan pengolahan data dan analisis pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa kesimpulan antara lain: 1. Faktor faktor yang dianggap penting oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1 Sumber : AC Nielsen, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, Media Data

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1 Sumber : AC Nielsen, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, Media Data BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modern adalah tempat penjualan barang-barang kebutuhan rumah tangga (termasuk kebutuhan sehari-hari), dimana penjualan dilakukan secara eceran dan dengan cara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan tidak mengetahui bagaimana cara

I. PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan tidak mengetahui bagaimana cara I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan hal yang sangat penting seiring dengan semakin tinggi dan meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat. Jika perusahaan tidak peka terhadap apa yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri ritel merupakan salah satu dari sekian banyak industri yang mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo)

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT Stars Internasional didirikan pada tanggal 28 Mei 2001 oleh delapan orang yang telah berpengalaman. Kedelapan orang tersebut pernah bekerja dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini bisnis ritel bukanlah suatu bisnis yang baru lagi, hal ini ditandai dengan banyaknya gerai-gerai ritel yang bermunculan baik di kota maupun di desa. Ketatnya

Lebih terperinci

S K R I P S I. Diajukan Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen. Oleh :

S K R I P S I. Diajukan Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen. Oleh : PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS PENGGUNA MATAHARI CLUB CARD (MCC) DI MATAHARI DEPARTMENT STORE TUNJUNGAN PLAZA SURABAYA S K R I P S I Diajukan Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

Transkrip Wawancara untuk General Manager PT Microreksa Infonet

Transkrip Wawancara untuk General Manager PT Microreksa Infonet L 1 Transkrip Wawancara untuk General Manager PT Microreksa Infonet 1. Apa visi dan misi perusahaan? PT Microreksa Infonet memiliki visi untuk menjadi perusahaan terdepan dalam penyedia produk, jasa dan

Lebih terperinci

1. Economic Challenges Awards (November 2012) Kategori: Pemenang Perusahaan Kebanggan Indonesia untuk Sektor Ritel (Metro TV)

1. Economic Challenges Awards (November 2012) Kategori: Pemenang Perusahaan Kebanggan Indonesia untuk Sektor Ritel (Metro TV) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil PT Matahari Department Store Tbk PT Matahari Department Store Tbk adalah salah satu department store ritel di Indonesia untuk produk busana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I 2015 menjadi 4,67% pada kuartal II Hal ini disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. I 2015 menjadi 4,67% pada kuartal II Hal ini disebabkan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Tahun ini pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami perlambatan dibandingperiode yang sama di tahun lalu, yaitu melemah dari 5,12% pada kuartal I 2015 menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memperoleh pengetahuan yang cukup secara terus. potensial dengan produk atau jasa yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memperoleh pengetahuan yang cukup secara terus. potensial dengan produk atau jasa yang ditawarkan. 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka memperoleh pengetahuan yang cukup secara terus menerus untuk meningkatkan nilai dari produk dan jasa, perusahaan harus mengetahui tingkat kepuasan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Royal Pizza merupakan salah satu usaha makanan cepat saji yang ikut meramaikan pasar kuliner di Pekanbaru. Usaha ini baru berdiri pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha dalam bidang ritel dalam perkembangannya sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha dalam bidang ritel dalam perkembangannya sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan usaha dalam bidang ritel dalam perkembangannya sangat meningkat, di iringi dengan daya beli konsumen yang meningkat. Bisnis ritel di Indonesia sendiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perdagangan eceran atau sekarang kerap disebut perdagangan ritel, bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perdagangan eceran atau sekarang kerap disebut perdagangan ritel, bahkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan eceran atau sekarang kerap disebut perdagangan ritel, bahkan disingkat bisnis ritel adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada perorangan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia adalah 246 juta, dimana menempatkan Indonesia di urutan ke empat

BAB I PENDAHULUAN. dunia adalah 246 juta, dimana menempatkan Indonesia di urutan ke empat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Populasi Indonesia menurut Bank Indonesia tahun 2012 menurut Bank dunia adalah 246 juta, dimana menempatkan Indonesia di urutan ke empat berdasarkan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir ini semakin berkembang. Hal ini ditandai dengan semakin banyak investor yang melakukan investasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENULISAN 19 BAB III METODE PENULISAN 3.1 Tempat dan Waktu Praktek Kerja Lapangan 3.1.1 Tempat Kerja Praktek Tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dilakukan dibagian Finance PT Cahaya Mitra Sarana (Simpur Center)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bicara mengenai bisnis, akhir-akhir ini marak bermunculan yang namanya bisnis

I. PENDAHULUAN. Bicara mengenai bisnis, akhir-akhir ini marak bermunculan yang namanya bisnis I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bicara mengenai bisnis, akhir-akhir ini marak bermunculan yang namanya bisnis ritel atau dalam bahasa inggris disebut retail. Ritel merupakan kegiatan bisnis yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai terdapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai terdapat 118 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai terdapat pengaruh positif pelaksanaan store atmosphere terhadap kepuasan konsumen di Game Master serta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis ritel di Indonesia semakin meningkat pesat, berdasarkan data Aprindo pertumbuhan retail 2016 berada diangka 10% lebih baik dari 2015 yang hanya mencapai

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-1 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk

Lebih terperinci