PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI. Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI. Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A"

Transkripsi

1 Skripsi PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

2 RINGKASAN Anggie Octaviani A Pemeliharaan Lanskap Kawasan Pemukiman Puri Mayang, Kelurahan Mayang Mangurai, Kecamatan Kota Baru, Kota Madya Jambi (Di bawah bimbingan Marietje M. Wungkar) Perkembangan kota yang senantiasa diikuti oleh pertumbuhan penduduk yang semakin pesat dan panas akibat peningkatan suhu udara membuat daerah kota menjadi tidak nyaman untuk tempat tinggal. Kota Jambi sebagai Ibu Kota Provinsi Jambi merupakan kota yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Hal tersebut merupakan salah satu dampak yang timbul dari perkembangan penduduk yang meningkat. Konsentrasi penduduk terpusat pada daerah perkotaan mempengaruhi kebutuhan sarana dan prasarana yang memadai. PT. Putra Sentosa Prakarsa (PSP) sebagai salah satu pengembang ternama di kota Jambi yang ditujukan untuk pasar kelas menengah ke atas, membangun sebuah kawasan permukiman, yaitu Puri Mayang sebagai usaha untuk memberikan kualitas tempat tinggal yang nyaman dan asri bagi para penghuninya. Puri Mayang dibangun pada tahun 2000, terletak di Kelurahan Mayang Mangurai, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi. Puri Mayang direncanakan memiliki luas 832 ha, dengan kawasan wilayah terbangun 24,88 % dari luas total. Puri Mayang merupakan hunian dengan menggunakan konsep rumah taman. Konsep rumah taman yang dikembangkan adalah lingkungan rumah alami cenderung mengutamakan penyediaan taman. Berbagai akomodasi di Puri Mayang yang berupa kawasan hunian, bisnis, dan rekreasi berkaitan erat dengan adanya kehadiran taman. Untuk mendukung terciptanya kondisi lingkungan dan untuk menjaga eksistensi serta keberlanjutan fungsi dan estetika suatu lanskap pemukiman, sangat diperlukan kegiatan pemeliharaan kawasan. Kegiatan magang di permukiman Puri Mayang bertujuan mendapatkan pengetahuan, pengalaman kerja, keahlian, serta keterampilan yang dapat meningkatkan sikap profesionalisme mahasiswa dalam menghadapi kondisi di lapang yang sesungguhnya, menganalisis dan mensintesis setiap permasalahan untuk kemudian mencari alternatif praktis pemecahannya. Metode kerja yang dilaksanakan adalah metode survei dengan berpartisipasi aktif di lapang yang meliputi kegiatan wawancara dengan berbagai pihak yang terlibat langsung dalam pemeliharaan lanskap permukiman Puri Mayang, mengamati dan mengawasi pemeliharaan lanskap di lapang baik yang menyangkut tenaga kerja, waktu peralatan dan bahan, serta kegiatan pemeliharaan fisik yang dilaksanakan di permukiman Puri Mayang. Analisis terhadap data hasil kerja dilakukan secara deskriptif, baik kuantitatif maupun kualitatif. Kegiatan magang di bawah pengawasan Divisi Operasional PT. PSP yang dikoordinasikan langsung oleh Estat Manajemen. Pemeliharaan lanskap dilaksanakan oleh kontraktor dengan jangka waktu tertentu atau yang biasa disebut dengan sistem job order (J.O). Setelah serah terima pekerjaan kontraktor berkewajiban memberikan perawatan lanskap (retensi). Kegiatan ini dilakukan selama 90 hari (3 bulan) terhitung sejak serah terima dilakukan. Setelah masa retensi selesai, pemeliharaan terhadap lanskap permukiman diserah terimakan kepada estat manajemen di permukiman Puri

3 Mayang untuk dilaksanakan oleh pekerja pemeliharaan. Dalam pengawasan di lapang estat manajemen dibantu oleh mandor. Perencanaan pemeliharaan yang dibuat merupakan perencanaan rutin, baik berupa program harian, mingguan, bulanan, maupun insidentil. Pihak estat manajemen Puri Mayang melaksanakan pekerjaan pemeliharaan berdasarkan skala prioritas. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di permukiman Puri Mayang meliputi pemeliharaan fisik tanaman rutin (pembersihan area, penyiraman, pemangkasan semak dan rumput, pendangiran yang disertai pengendalian gulma), pemeliharaan secara insidentil (pemupukan, pengendalian hama dan penyakit tanaman, penyulaman tanaman, dan kegiatan pemangkasan pohon), pemeliharaan kolam renang, saluran drainase, dan pemeliharaan perkerasan (conblock). Beberapa masalah yang ditemukan, antara lain keterbatasan waktu dan tenaga, keterampilan, dan belum adanya standar operasional procedure yang menyebabkan kurangnya kontrol dan evaluasi yang lebih terarah terhadap hasil kerja pemeliharaan, belum adanya tempat pembuangan akhir sampah yang memadai dan tidak tersedianya nurseri sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan tanaman di Puri Mayang. Pemberlakuan beberapa aturan bagi penghuni kawasan diatur dalam peraturan lingkungan permukiman Puri Mayang. Pelaksanaan dari aturan tersebut merupakan salah satu bentuk pemeliharaan ideal yang telah dilakukan di kawasan permukiman Puri Mayang. Peraturan lingkungan mengatur tentang ketentuan sejak kavling siap bangun, perencanaan rumah tinggal, pembangunan rumah tinggal, serta renovasi rumah tinggal dan rumah toko (ruko). Salah satu bentuk peraturan lingkungan yang diterapkan pihak pengelola kepada penghuni kawasan permukiman adalah untuk pembuatan rumah pada kavling kosong diterapkan sistem open ended design, yaitu pembeli diberikan kebebasan untuk mendesain bentuk rumahnya, namun tipe rumah yang dibangun harus sama dengan tipe rumah yang sudah ditetapkan dilokasi tersebut. Adanya larangan untuk menggunakan pagar, merupakan salah satu wujud pemeliharaan ideal yang mengacu pada konsep rumah taman di Puri Mayang. Secara umum kegiatan magang memberikan memberikan pengetahuan pengalaman, dan kemampuan teknis pemeliharaan serta penanggulangan masalah yang dapat menunjang sikap profesionalisme dalam mengahadapi praktek kerja di lapang yang sesungguhnya. Keberadaan lanskap pada suatu kawasan pemukiman sangat diperlukan dalam rangka mempertahankan keberlanjutan dan eksistensi suatu lanskap permukiman.

4 LEMBAR PENGESAHAN Judul Nama Mahasiswa Nrp Program Studi : Pemeliharaan Lanskap Permukiman Puri Mayang Kelurahan Mayang Mangurai, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi : Anggie Octaviani : A : Arsitektur Lanskap Menyetujui Dosen Pembimbing Ir. Marietje M. Wungkar, M.Si NIP Mengetahui Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Didy Soepandie, M. Agr. NIP Tanggal Pengesahan :

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kota Madya Jambi, Provinsi Jambi pada tanggal 06 Oktober Penulis merupakan anak sulung dari dua bersaudara pasangan Bapak Effendi Ibrahim, BA dan Ibu Nuraeni S.Pd. Pada tahun 1997 penulis menyelesaikan pendidikan di SDN 30/I Muara Bulian, kemudian penulis melanjutkan pendidikkannya ke SLTPN I Muara Bulian dan lulus pada tahun Pada tahun 2000 penulis melanjutkan ke SMUN I Muara Bulian dan lulus pada tahun Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) pada Program Studi Arsitektur Lanskap, Departemen Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

6 KATA PENGANTAR Assalamualaikum, Wr. Wb. Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan baik. Skripsi dengan judul Pemeliharaan Lanskap Kawasan Pemukiman Puri Mayang, Kelurahan Mayang Mangurai, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana di Program Studi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada 1. Ir. Marietje M. Wungkar, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, kesabaran, arahan, dan saran dalam masa penyelesaian skripsi; 2. Dr. Ir. Allinda. F.M.Z, MS selaku dosen pembimbing akademik; 3. Presiden Direktur PT. Putra Sentosa Prakarsa dan pihak Puri Mayang (Pak Nano, Pak Yus, dan Mbak Ratna) atas informasi dan bantuan selama kegiatan magang berlangsung; 4. Papa, Mama, Adik Tia atas segala doa, bantuan dan dukungannya; 5. Suami ku atas cinta, perhatian, doa, semangat dan pengertian; 6. Anak ku Keisya Mikhayla Abi Putri skripsi ini mama persembahkan buat Keisya; 7. Papa, Mama (mertua), Shinta; 8. Sahabat-sahabat Wira, Feby, Suci, Icut yang pernah menemani penulis 9. Arin dari awal kita masuk sampai selesai kuliah. U Are My Best Friend 10. Oveh, Wita, Tari telah merepotkan kalian 11. Landscape 40 yang pernah hadir dalam cerita hidup penulis 12. Seluruh karyawan dan staf Departemen Arsitektur Lanskap terutama Bu Yeni, Pak Yahya atas segala bantuan 13. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

7 Wassalamualaikum Wr. Wb. Bogor, Agustus 2008 Anggie Octaviani

8 PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh Anggie Octaviani A PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

9 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI...i DAFTAR TABEL...iv DAFTAR GAMBAR...v DAFTAR LAMPIRAN...vi PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan... 2 Kegunaan... 2 Kerangka Pemikiran... 3 TINJAUAN PUSTAKA... 5 Lanskap... 5 Pemukiman... 5 Pemeliharaan... 7 Pemeliharaan Ideal... 9 Pemeliharaan Fisik....9 Penyiraman....9 Pemangkasan Pemupukan Pengendalian Gulma Pendangiran atau Penggemburan Tanah Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Pembibitan METODOLOGI Waktu dan Lokasi Studi Batasan Studi Metode Kerja KONDISI UMUM LOKASI PEMUKIMAN PURI MAYANG... 17

10 ii Sejarah Letak dan Luas Aksesibilitas Iklim Tanah Hidrologi Vegetasi dan Satwa Sosial Ekonomi HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Organisasi PT. Putra Sentosa Prakarsa Struktur Organisasi PT. Putra Sentosa Prakarsa Struktur Organisasi Pemukiman Puri Mayang Pemeliharaan Lanskap Pemukiman Puri Mayang Konsep Perencanaan Konsep Tata Hijau Konsep Sirkulasi Konsep Tata Ruang Konsep Utilitas Konsep Pemeliharaan Tenaga Kerja Kapasitas Kerja Tenaga Kerja Pemeliharaan Alat dan Bahan Biaya Pemeliharaan Jadwal Pemeliharaan Kegiatan Pemeliharaan PemeliharaanIdeal Pemeliharaan fisik Pemeliharaan Fisik Elemen TanamanRutin Pembersihan Area Penyiraman Pemangkasan Pemangkasan Rumput... 46

11 iii Pemangkasan Semak dan Perdu Pengendalian Gulma dan Pendangiran Pemeliharaan Fisik Elemen Tanaman Insidentil Pemangkasan Pohon Pemupukan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Penyulaman Pemeliharaan Fisik Elemen Keras Pemeliharaan Fasilitas Kolam Renang Pemeliharaan Perkerasan(Jalan, Selokan, Saluran Drainase) KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA...64 LAMPIRAN...66

12 iv DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Jenis, Sumber, dan Cara Pengambilan Data Tata Guna Lahan Kawasan Pemukiman Puri Mayang Kapasitas Kerja Tenaga Kerja Pemeliharaan Pemukiman Puri Mayang Perbandingan standar Waktu Ekonomis Alat Iuran Pemeliharaan Lingkungan di Pemukiman Puri Mayang Jadwal Pemeliharaan Pekerjaan Taman dan Lingkungan Harian Pemukiman Puri Mayang Referensi Jenis, Hama dan Penyakit, Gejala serta Penanggulangannya... 55

13 v DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Kerangka Pikir Kegiatan Magang Peta Lokasi Magang Rumah Pompa Cluster Bougenvil Struktur Organisasi PT. Putra Sentosa Prakarsa Struktur Organisasi Pemeliharaan Pemukiman Puri Mayang Kegiatan Pengangkutan Sampah Pemukiman Puri Mayang Kegiatan Penyiraman Tanaman yang Dilakukan di Pemukiman Puri Mayang Pemangkasan Rumput Pemangkasan Tanaman Hias Pemangkasan Pohon Pupuk yang Ditaburkan Setelah Kegiatan Pendangiran Kegiatan Penghuni dan Pengunjung di Kolam Renang Pembersihan Conblock... 61

14 vi DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Inventarisasi Tanaman yang Terdapat di Kawasan Pemukiman Puri Mayang Inventarisasi Satwa yang Terdapat di Kawasan Pemukiman Puri Mayang Data Pekerja Pemeliharaan Perumahan Puri Mayang Upah Tenaga Kerja dan Harga Bahan Pemeliharaan Lanskap Data Spesifikasi Kavling Pemukiman Puri Mayang Perbandingan Jadwal dan Frakuensi Pemeliharaan Lanskap Puri Mayang dengan StandarIdeal Standar Pelaksanaan Kerja Pemeliharaan Taman dan Syarat-syarat Umum Pelaksanaan Perawatan Taman dan Photo-Photo Kawasan Pemukiman Puri Mayang Master Plan Pemukiman Puri Mayang Site Plan Pemukiman Puri Mayang... 80

15 PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan kota yang senantiasa diikuti oleh pertumbuhan penduduk semakin pesat dan panas akibat dari peningkatan suhu udara membuat daerah kota menjadi tidak nyaman untuk tempat tinggal, ini diakibatkan oleh penataan kota yang kurang terencana dengan baik. Berkaitan dengan hal tersebut, Simond (1983) menyatakan salah satu kebutuhan manusia yang utama adalah kebutuhan akan tempat tinggal. Kebutuhan tersebut akan terpuaskan apabila tempat tinggal dapat menjadi tempat berteduh, berlindung, menjadi pusat untuk aktivitas keluarga, memberikan rasa nyaman, privasi kepada penghuninya, dan memberikan rasa keleluasaan serta tempat tinggal tersebut dapat mengapresiasikan alam sekitarnya. Oleh karena itu diperlukan adanya keseimbangan antara pertumbuhan populasi penduduk dengan ketersediaan tempat tinggal yang layak. Kondisi ini memacu pembangunan kota-kota di sekitar kota besar untuk dijadikan sebagai tempat tinggal alternatif. Kota Jambi sebagai Ibu Kota Provinsi Jambi merupakan kota yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Hal tersebut merupakan salah satu dampak yang timbul dari perkembangan penduduk yang meningkat. Konsentrasi penduduk terpusat pada daerah perkotaan mempengaruhi kebutuhan sarana dan prasarana yang memadai. Hal ini menjadi bahan pertimbangan bagi para pengembang untuk berlombalomba membangun kawasan permukiman di Kota Jambi yang memiliki pelayanan yang lebih baik untuk menjaring konsumen. PT. Putra Sentosa Prakarsa sebagai salah satu pengembang perumahan ternama di Kota Jambi yang ditujukan untuk pasar kelas menengah ke atas, membangun sebuah kawasan permukiman yaitu Puri Mayang sebagai usaha untuk memberikan kualitas tempat tinggal yang nyaman dan asri bagi para penghuninya. Puri Mayang merupakan hunian dengan bentuk konsep rumah taman. Konsep rumah taman yang dikembangkan adalah lingkungan tempat tinggal yang alami cenderung mengutamakan penyediaan taman untuk setiap rumah. Setiap rumah yang ada di kawasan permukiman tidak diperbolehkan menggunakan pagar. Untuk menjaga eksistensi dari kawasan perlu

16 2 diadakannya kegiatan pemeliharaan. Pemeliharaan merupakan kegiatan yang sangat intensif untuk mempertahankan kualitas serta keberlanjutan sebuah kawasan permukiman. Tanpa adanya pemeliharaan pembangunan yang telah dilakukan akan sia-sia. Pemeliharaan merupakan tahap yang paling akhir dalam proses pembangunan dan penentu keberhasilan pembangunan. Dengan alasan tersebut di atas merupakan hal yang menarik untuk melakukan kegiatan magang di kawasan permukiman Puri Mayang. Tujuannya untuk melihat sejauh mana kegiatan pemeliharaan sudah dilakukan dalam menjaga eksistensi dan keberlanjutan lingkungan permukiman itu sendiri baik pada masa sekarang maupun masa yang akan datang sesuai dengan konsep rumah taman yang telah direncanakan. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan magang adalah : 1. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman kerja. 2. Meningkatkan wawasan keprofesian dan keahlian dalam menunjang profesionalisme kerja. 3. Mempelajari sistem organisasi pemeliharaan kawasan permukiman Puri Mayang 4. Mengenal berbagai masalah dan kendala yang dihadapi, kemudian menganalisis untuk mencari aternatif praktis pemecahannya. Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh di tempat magang ini adalah : 1. Pertukaran informasi ilmu dan teknologi dalam bidang Arsitektur Lanskap dan kerja sama antara mahasiswa IPB dengan pengelola permukiman Puri Mayang. 2. Menambah ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman dalam teori dan praktek di lapang. Kerangka Pikir Permukiman Puri Mayang merupakan sebuah hunian bernuansa estat untuk kalangan kelas menengah ke atas yang ada di Jambi. Konsep yang dikembangkan

17 3 adalah konsep rumah taman. Berdasarkan konsep rumah taman ini diharapkan keberadaan pemukiman tetap eksis dan berlanjut sehingga membentuk keseimbangan antara kebutuhan fisik dengan psikis penggunanya. Untuk menunjang eksistensi keberadaan permukiman diperlukan adanya kegiatan dalam bidang pemeliharaan dengan tetap mempertahankan keberhasilan dari konsep yang telah direncanakan. Proses pembelajaran (kegiatan magang) dilakukan di bawah divisi operasional PT. Putra Sentosa Prakarsa melalui estat manajemen yang ada di kawasan permukiman, dimana pekerjaan pemeliharaan terdiri dari pemeliharaan fisik dan pemeliharaan ideal. Proses ini diawali dengan pengenalan lembaga kerja, sistem kerja, mengikuti proses kerja sampai diperoleh analisis meliputi keberhasilan kegiatan dan kendala yang ditemukan di lapangan. Seluruh analisis dan sintesis dirangkum secara deskriptif dan memberi hasil sikap profesionalisme sehingga siap kerja dan menguasai bidangnya. Kerangka pikir kegiatan magang dapat dilihat pada Gambar 1.

18 4 PT. Putra Sentosa Prakarsa Lanskap Permukiman Puri Mayang Eksistensi Permukiman Puri Mayang Kegiatan Magang Aspek Pemeliharaan Pemeliharaan Fisik (kondisi tetap baik) Pemeliharaan Ideal (sesuai dengan tujuan semula) Analisa dan Sintesa Kendala dan Potensi (dibahas secara deskriptif) Sikap Propesionalisme di bidang Arsitektur Lanskap Gambar 1. Kerangka Pikir Kegiatan Magang

19 TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Lanskap merupakan area dimana tanaman-tanaman, rumput, dan fasilitas lainnya, digunakan untuk mengkreasikan area luas sehingga menjadikan area tersebut memiliki nilai fungsi dan visual yang nyaman (Mugnisjah dan Ardiansyah, 2007). Arsitektur lanskap adalah ilmu yang mempelajari tentang seni, perencanaan, perancangan, manajemen, perawatan, dan perbaikan tanah serta perencanaan konstruksi buatan manusia skala besar. Ruang lingkup dari profesi ini termasuk desain arsitektural, perencanaan lokasi, pengembangan estate, restorasi lingkungan, perencanaan kota, perencanaan taman dan rekreasi, perencanaan regional, perencanaan ruang, dan perawatan sejarah. (http ://id.wikipedia.org/ wiki/ Arsitektur-Lanskap, 03 Januari 2007). Pemukiman Lingkungan pemukiman adalah suatu area yang di dalamnya terdapat suatu ketetanggaan, sarana perkantoran, niaga, pendidikan, budaya kesehatan, dan fasilitas lainnya di sekitar area tersebut. Kehadiran fasilitas penunjang yang terkumpul dan tersusun rapi di suatu kelompok hunian (cluster), adanya hubungan antar rumah melalui jalur yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki (pedestrian), taman yang tersebar secara radial atau pun pararel, dan akses keluar lingkungan yang mudah dapat menciptakan hubungan ketetanggaan yang ideal dalam lingkungan pemukiman. Menurut Simonds (1983) pemukiman merupakan kelompok-kelompok rumah yang memiliki secara bersama ruang terbuka hijau dan merupakan kelompok yang cukup kecil untuk melibatkan seluruh anggota keluarga dalam suatu aktivitas tetapi cukup besar untuk menampung fasilitas umum seperti tempat belanja, lapangan bermain dan daerah penyangga. Untermann dan Small (1986) menyatakan bahwa syarat mendasar di dalam lingkungan pemukiman adalah kesesuaian yang harmonis antar kelompok-kelompok rumah dan tapaknya. Jaminan kehidupan yang layak, menjadi suatu potensi yang memungkinkan masyarakat di dalamnya dapat berinteraksi satu sama lain secara positif.

20 6 Sehubungan dengan hal tersebut memilih suatu tapak untuk dijadikan sebagai kawasan perumahan harus sesuai dengan tujuan pembangunan fisik, termasuk pemasangan utilitas pengadaan rumah, sistem sirkulasi, dan fasilitas lingkungan dalam suatu kaitan yang terencana dengan baik dan terbebas dari faktor lingkungan yang tidak diinginkan (Chiara dan Koppelman, 1990). Tujuh karakteristik yang harus diperhatikan pada perencanaan kawasan pemukiman agar layak huni menurut Chiara dan Koppelman (1990), yaitu: 1. Kondisis tanah dan lapisan tanah. 2. Air tanah dan drainase. 3. Bebas tidaknya dari bahaya banjir permukaan. 4. Bebas tidaknya dari bahaya-bahaya topografi. 5. Pemenuhan pelayanan kesehatan dan keamanan, pembuangan air limbah, penyediaan air bersih, jaringan utilitas. 6. Potensi untuk pengembangan ruang terbuka. 7. Bebas tidaknya dari gangguan debu, asap dan bau busuk. Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 4 tahun 1992, pemukiman diartikan sebagai suatu bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Penataan jalur hijau di dalam kawasan pemukiman memungkinkan pencapaian kenyamanan dan keamanan bagi penghuninya. Sebagai contoh penanaman jalur hijau jalan sepanjang berm. Menurut Nurisjah dan Pramukanto (1995) syarat-syarat lingkungan yang umum direncanakan pada suatu kawasan pemukiman, yaitu : 1. Adanya suatu titik yang memusatkan kompleks perumahan biasanya satu sekolah dasar dengan pertamanannya. 2. Jalan masuk utamanya berbentuk a free flowing park away. 3. Pengurangan bentuk-bentuk tempat tinggal yang segi empat dan dikelilingi oleh areal yang berbahaya seperti sungai yang deras. 4. Adanya taman dan tempat rekreasi dari suatu kelompok rumah yang berdekatan.

21 7 5. Adanya berbagai fasilitas pendukung pemukiman seperti tempat olah raga, taman dan pertokoan. Pemeliharaan Pemeliharaan suatu lanskap dilaksanakan untuk menjaga areal lanskap tetap berada dalam keadaan bersih, aman, nyaman, dimana seluruh elemen yang ada di dalamnya ( soft material dan hard material ) berada dalam keadaan baik menarik serta terpelihara. Carpenter et al. (1975) hal penting dalam pemeliharaan lanskap adalah pengerjaan yang tepat harus dikerjakan pada waktu yang tepat. Jadwal yang baik membuat manajer dapat mengerahkan pekerjaan pemeliharaan sehinggga tercapai efesiensi tenaga kerja, serta pemberian perlakuan yang paling menguntungkan bagi tanaman. Menurut Sternloff dan Warren (1984) pelaksanaan dan pengelolaan lanskap mengacu pada 12 prinsip, yaitu 1. Menetapkan tujuan dan standar untuk pemeliharaan ideal 2. Memilki perhitungan waktu yang tepat, personil dan bahan peralatan yang memadai. 3. Memelihara berdasarkan keinginan pengelola dan rencana pemeliharaan. 4. Membuat jadwal pekerjaan pemeliharaan berdasarkan kebijaksanaan pengelola dan skala prioritas. 5. Memiliki perhatian terhadap pekerjaan pemeliharaan. 6. Mengorganisasikan dengan baik. 7. Menyediakan biaya untuk membiayai program pemeliharaan. 8. Memilih petugas yang tepat untuk melakukan tugas pemeliharaan. 9. Membuat program pemeliharaan untuk melindungi lingkungan aslinya. 10. Memiliki tanggung jawab terhadap keselamatan pengguna dan pekerjanya. 11. Memberikan perhatian yang besar terhadap pemeliharaan fasilitas. 12. Memilki tanggung jawab terhadap penilaian publik. Arifin dan Nurhayati (2005) menjelaskan bahwa pemeliharaan lanskap dimaksudkan untuk menjaga areal lanskap yang ada di dalamnya agar kondisi tetap baik dan sedapat mungkin menjaga dan mempertahankan keadaan yang sesuai dengan rancangan dan desain semula. Dalam menjalankan fungsi

22 8 pemeliharaan harus ada organisasi atau badan yang menanganinya. Tugas utama organisasi pemeliharaan adalah menjaga inventarisasi awal dengan sebaik-baiknya serta mengoptimalkan penggunaan fasilitas dengan biaya pemeliharaan sekecil mungkin. Dalam membuat jadwal pemeliharaan dapat dibagi menjadi tiga tahapan pekerjaan : 1. Mengklasifikasikan tapak menurut peringkat pemeliharaan. 2. Membuat daftar nama tanaman yang ada di dalam area yang harus dipelihara dan tentukan jenisnya ( semak, pohon, dan herba ). 3. Menentukan kegiatan apa yang harus dilakukan untuk mencapai pemeliharaan yang diinginkan. Jadwal pemeliharaan berguna untuk mengetahui apakah pekerjaan pemeliharaan dilakukan sesuai waktu yang telah ditentukan. Pemeliharaan lanskap terbagi menjadi dua yaitu pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu kepada tujuan dan desain semula, yaitu memelihara program kegiatan, memelihara fungsi dan nilainilai, memelihara desain lapang agar tetap sesuai dengan konsep awal perencanaan. Menurut Arifin dan Nurhayati (2005) menjelaskan bahwa pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu pada tujuan dan desain semula. Pemeliharaan ideal akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh upaya-upaya sebagai berikut : 1. Perencanaan dan perancangan taman dengan pola yang sederhana sehingga memudahkan pemeliharan fisik. 2. Penggunaan elemen taman baik yang keras maupun lunak yang tidak sulit dicari agar tidak menyulitkan dalam penyulaman atau penggantian tanaman. 3. Pemilihan sistem struktur yang kuat dan awet serta pemilihan bahan-bahan perkerasan yang sesuai. 4. Pembuatan pola sirkulasi yang jelas dan rasional sehingga alur kegiatan di taman selalu lancar.

23 9 5. Perlengkapan taman yang memadai, meliputi penerangan lampu pada malam hari, jaringan utilitas yang ada di bawah tanah direncanakan dengan baik sehingga dikemudiaan hari tidak terjadi bongkar pasang pada permukaan tanaman. Menurut Sulistyantara (2002) pemeliharaan ideal mendukung pengembangan desain untuk meningkatkan kualitas tanaman. Didalamnya tercakup upaya pengembangan sikap positif dari para pemakai taman, misalnya timbul rasa sayang terhadap taman, kebersihan dan rasa bangga memilki. Pemeliharaan Fisik Menurut Sternloff dan Warren (1984) terdapat dua sistem pemeliharaan fisik yaitu pemeliharaan korektif dan pemeliharaan preventif. Pemeliharaan korektif menitikberatkan pada penyelesaian masalah yang sedang terjadi, sedangkan preventif menitikberatkan pada penyelesaian masalah yang mungkin terjadi Pemeliharaan fisik merupakan pemeliharaan taman untuk mengimbangi pemeliharaan ideal sehingga taman tetap rapi, indah, asri dan nyaman. Pemeliharaan fisik meliputi pemeliharaan terhadap tanaman (soft material), elemen keras lanskap (hard material), pemeliharaan terhadap peralatan. Secara umum pemeliharaan tanaman (soft material) meliputi penyiraman, pemangkasan, penyiangan gulma, pemupukan, penggemburan tanah, pengendalian hama penyakit tanaman (HPT), penyulaman dan pemindahan tanaman. Pemeliharaan terhadap elemen keras meliputi pembersihan terhadap lumut atau karat, pengecatan, perbaikan adanya penggantian elemen yang rusak. Penyiraman Carpenter et al. (1975) mengemukakan beberapa faktor penting dalam penyiraman, yaitu : 1. Memberikan air yang cukup untuk merendam tanah pada kedalam 15 cm atau lebih; 2. Memberikan air dengan kecepatan yang meminimalkan aliran permukaan; 3. Melakukan penyiraman yang rutin pada tanaman yang baru ditanam; 4. Tidak mengabaikan kebutuhan penguapan dalam pertumbuhan tanaman;

24 10 5. Tidak memberikan air yang berlebihan pada tanaman. Penyiraman dapat memudahkan perakaran tanaman menyerap larutan hara yang tersedia di dalam tanah dan meningkatkan kelembapan tanah untuk menjaga kelayuan tanaman akibat proses evapotranspirasi. Di dalam penyiraman perlu diperhatikan kualitas dan kuantitas air yang digunakan.air yang digunakan sebaiknya air bersih, bebas segala bahan organik, zat kimia atau bahan-bahan lainnya yang dapat menggangu dan merusak pertumbuhan serta perkembangan tanaman. Menurut Sulistyantara (2002) penyiraman dilakukan dengan memperhatikan musim dan cuaca. Pada musim penghujan mungkin tidak perlu dilakukan penyiraman, sedangkan pada musim kemarau perlu dilakukan dua kali penyiraman per hari. Angin yang kencang akan meningkatkan penguapan sehingga frekuensi penyiraman perlu ditingkatkan. Pemangkasan Menurut Carpenter et al. (1975) waktu pemangkasan yang paling tepat adalah sebelum tanaman berbunga, sebelum musim panas, dan setelah berbuah. Pertimbangan-pertimbangan khusus yang harus di perhatikan untuk pemangkasan adalah penguapan yang berlebihan, kenyamanan, dan penyebaran penyakit. Kebutuhan untuk melakukan kegiatan pemangkasan atau perawatan terhadap pohon sangat tergantung pada usia dan kesehatan pohon tersebut, lokasi, habitat pertumbuhan dan spesies atau varietasnya (Wright, 1984). Menurut Kumurur (2002) pemangkasan pada rumput bertujuan agar tetap terjaga sesuai dengan standar ketinggian rumput pada lahan. Menurut Coombs et al. (1992) pemangkasan adalah penyingkiran secara selektif bagian dari suatu pertumbuhan puncak tumbuhan yaitu cabang, tunas atau bagian dari perilaku pertumbuhan bawahnya yaitu akar. Waktu dilakukan pemangkasan untuk setiap bagian tanaman adalah tergantung alasan dilakukan pemangkasan, tetapi banyak sekali ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan praktis. Sulistyantara (2002) menjelaskan bahwa pemangkasan sangat berpengaruh terhadap kualitas pertumbuhan tanaman. Pemangkasan ini bertujuan untuk :

25 11 1. Memperbaiki lingkungan pertumbuhan tanaman, yaitu mengatur penerimaan sinar matahari, suhu dan kelembaban 2. Memelihara atau mengurangi ukuran tanaman sebagai upaya mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak teratur serta mendapat bentuk baru yang sesuai dengan keragaman (desain). 3. Membuang cabang dan ranting yang rusak atau mati dan mengganggu aktivitas. 4. Merangsang pertumbuhan tunas, bunga atau buah.. Pemupukan Menurut Carpenter et al. (1975) mengemukakan bahwa pupuk bukan pengganti cahaya matahari dan air, tapi merupakan salah satu faktor lingkungan yang harus seimbang untuk menciptakan tanaman potensial. Menurut Lingga (1986) ada tiga hal yang harus diperhatikan untuk menguasai lika-liku memupuk, yaitu tanah, tanaman dan pupuk. Tanah yang baik adalah tanah yang mempunyai unsur hara yang cukup, strukturnya gembur dan remah sehingga udara dan air tanah berjalan lancar, temperaturnya stabil yang dapat memacu jasad renik tanah yang memegang peranan penting dalam proses pelapukan bahan organik di dalam tanah. Dalam melakukan pemupukan, cara memupuk juga harus diperhatikan. Menurut Arifin (2000) metode atau cara pemupukan yang biasa dilakukan yaitu thumb methode, trenching methode (paritan), broadcast (menyebar), punch-bar methode dan metode tekanan udara. Selain itu pemupukan juga dilakukan dengan cara penyuntikan pada batang atau ranting pohon (transfusi). Pengendalian Gulma Tujuan penyiangan gulma adalah untuk menghilangkan tanaman pengganggu di sekitar tanaman yang dipelihara. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual, yaitu dengan dicabut menggunakan tangan dan alat sepert kored. Secara kimiawi pengendalian gulma dapat dilakukan dengan menggunakan herbisida. Menurut Kumurur (1998) pengendalian gulma pada rumput lanskap secara manual adalah cara yang efektif untuk dilakukan. Hal ini disebabkan tanaman

26 12 pengganggunya berupa rumput sehingga pengendalian gulma dengan herbisida dikhawatirkan dapat mematikan tanaman utamanya. Pendangiran atau Penggemburan Tanah Sternloff dan Warren (1984) mengemukakan bahwa tujuan dari pendangiran atau penggemburan tanah adalah untuk menyediakan udara bagi akar tanaman. Sedangkan Arifin dan Nurhayati (2005) menjelaskan bahwa pengelolaan tanah yang baik dan dilakukan penggemburan dengan frekuensi tertentu, selain memberikan aerasi tanah yang baik juga dapat membunuh hama dan lundi-lundi yang ada di dalam tanah. Menurut Sulistyantara (2002) penggemburan bertujuan untuk memperbaiki keadaan tanah sehingga keadaan granulasi, udara tanah, dan air tanah tetap baik. Pengendalian Hama Penyakit Hama dan penyakit yang menyerang tanaman dapat menimbulkan gangguan dan kerusakan terhadap tanaman. Oleh karena itu perlu dilakukan pengendalian terhadap hama penyakit tersebut. Menurut Arifin dan Nurhayati (2005) pengendalian terhadap gulma yang efektif dapat dilakukan dengan cara mengenal jenis hama yang biasa menyerang tanaman taman. Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan secara karantina, mekanis dan fisik, tehnik budidaya, biologi serta kimiawi dengan menggunakan pestisida. Pengendalian hama dan penyakit bukan pemberantasan secara langsung, tetapi juga mencakup tindakan pencegahannya. Pencegahannya dapat dilakukan dengan menjaga lingkungan taman agar tetap bersih dan sehat. Lingkungan yang kotor, lembab, dan kurang sinar matahari, sangat baik bagi pertumbuhan hama dan penyakit tanaman (Sulistyantara, 2002). Pembibitan Pembibitan atau nursery merupakan usaha pengadaan dan perbanyakan tanaman untuk memenuhi kebutuhan bahan tanaman. Beberapa lokasi rekreasi dan taman umum memiliki pembibitan tanaman sendiri. Di beberapa perusahaan pembibitan sangatlah ekonomis, hal ini karena perusahaan dapat menghemat uang

27 13 dengan membiakan dan menumbuhkan persediaan bibit tanaman sendiri. Untuk beberapa hal pembibitan dilakukan karena kebutuhan jenis material tanaman karena tidak terdapat pada pembibitan komersil. Alasan membuat pembibitan tanaman lainnya adalah untuk menguji dan mengevaluasi material tanaman baru, sebelum digunakan secara ekstensif dalam penanaman di taman (Sternloff dan Warren,1984). Menurut Sternloff dan Warren (1984) beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam membuat pembibitan tanaman, yaitu : 1. Volume material tanaman yang dibutuhkan. 2. Mengukur sumber daya komersil. 3. Kemampuan lahan untuk membuat fasilitas yang dibutuhkan. 4. Modal yang cukup untuk membuat fasilitas yang dibutuhkan. 5. Kemampuan pekerja yang berkualitas untuk menjalankan pembibitan. Tempat pembibitan atau nursery menyediakan bibit yang diperlukan untuk membangun taman baru, maupun mengganti atau menyulam tanaman pada taman yang telah terbangun. Pembibitan tanaman sangat diperlukan untuk taman yang relatif luas, seperti taman umum yang dikelola pemerintah maupun masyarakat seperti taman kota, taman lingkungan, taman jalur hijau, taman rekreasi yang dikelola oleh swasta maupun taman pada lanskap olahraga seperti taman lapangan golf, taman gelanggang atau stadion olah raga, juga pada laskap pemukiman yang dikelola oleh developer suatu real-estate (Arifin dan Nurhayati, 2005). Sedangkan menurut Arifin dan Nurhayati (2002) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam usaha pembibitan adalah pemilihan lahan dan persiapan fasilitasnya, perbanyakan tanaman, penanaman, dan peletakan bibit, pemeliharaan serta pengelolaan secara keseluruhan seperti tanaman, peralatan, tenaga kerja dan keuangan agar dapat dicapai efisiensi maksimal dan menguntungkan. Cara memperbanyak tanaman sangat beragam, dari yang sederhana sampai yang rumit. Ada yang tingkat keberhasilannya tinggi ada pula yang rendah. Menurut Mason (2004) jumlah lahan yang dibutuhkan dalam membuat suatu nurseri berkisar antara 0,1 ha sampai dengan ratusan hektar tergantung kepada : 1. Biaya dari lahan. 2. Ketersediaan lahan.

28 14 3. Ukuran dan space dari tanaman yang akan dibibitkan. 4. Jumlah tanaman yang diperlukan. 5. Space untuk fasilitas penunjang. Keberhasilan dari perbanyakan tanaman sangat bergantung kepada beberapa faktor, misalnya cara perbanyakan yang dipilih, jenis tanaman, waktu memperbanyak dan keterampilan kerja.

29 METODOLOGI Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang Kegiatan magang dilakukan disalah satu kawasan pemukiman yang ada di Kota Jambi yaitu perumahan Puri Mayang yang terletak pada Kelurahan Mayang Mangurai, Kecamatan Kota Baru, Kota Madya Jambi. Puri Mayang berada di bawah tanggung jawab PT. Putra Sentosa Prakarsa. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 13 September Desember Magang dilakukan di bawah pengawasan divisi operasional PT. Putra Sentosa Prakarsa melalui estat manajemen yang ada dilapang. Peta lokasi magang dapat dilihat pada Gambar 2. di bawah ini : Tanpa Skala Gambar 2. Peta Lokasi Magang

30 16 Batasan Studi Kegiatan magang hanya difokuskan pada kegiatan pemeliharaan lanskap pemukiman yang ada di permukiman Puri Mayang Kota Jambi. Metode Kerja Metode yang dilakukan adalah partisifasi aktif di lapang dengan mengikuti berbagai kegiatan pemeliharaan lanskap di lapangan. Kegiatan pemeliharaan di lapang meliputi : 1. Mengikuti dan mengawasi pelaksanaan pemeliharaan lanskap di lapang yang menyangkut koordinasi tenaga kerja, waktu, peralatan dan bahan. 2. Wawancara dengan berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan pemeliharaan lanskap. Dari wawancara diperoleh data tentang sistem pembagian kerja, teknik pemeliharaan, bahan dan alat yang digunakan, jadwal pemeliharaan, anggaran biaya serta kondisi umum di lapang. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Cara Pengambilan Data No Jenis Data Sumber Data Cara Pengumpulan Luas dan Batas Wilayah Hidrologi Iklim Vegetasi dan satwa PT. PSP PT. PSP BMG Lapangan Studi pustaka, survei, wawancara Studi pustaka Studi pustaka Studi pustaka, survei, wawancara Studi pustaka, survei wawancara 6 Aksesibilitas Lapangan Studi pustaka, survei, wawancara 7 Sirkulasi Lapangan Studi pustaka, survei, wawancara 8 9 Fasilitas dan utilitas Pengguna Lapangan PT. PSP Survei, wawancara Studi pustaka, survei 10 Pekerjaan pemeliharaan PT. PSP dan Survei, wawancara lapangan Keterangan : PT. PSP : PT. Putra Sentosa Prakarsa BMG : Badan Meteorologi dan Geofisika Analisis dan sintesis terhadap data hasil kerja dilakukan secara deskriptif baik kualitatif maupun kuantitatif untuk mencari alternatif pemecahannya.

31 KONDISI UMUM PURI MAYANG Sejarah Puri Mayang sebagai salah satu bentuk pemukiman mewah yang dikelola oleh PT. Putra Sentosa Prakarsa (PSP) dan dibangun pada tahun 2000 yang telah mendapat izin mendirikan lokasi dan pembebasan wilayah melalui Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jambi N / SK BPN / 94. Perjalanan yang panjang dan sukses terlihat dari sederetan pengalaman perusahaan ini dalam bidang properti manajemen yang ada di Jambi. Sebagai referensi, PT. PSP hingga saat ini telah membangun kawasan pemukiman untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal di wilayah Kota Jambi, diantaranya Villa Gading Mayang, Puri Mayang, Grand Kenali, Villa Kenali 1, Villa Kenali II, Barcelona Regency. Letak dan Luas Puri Mayang merupakan kawasan hunian bernuansa estat yang terletak di Kelurahan Mayang Mangurai, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi, Provinsi Jambi. Batas wilayah permukiman Puri Mayang. Utara : Komplek Perumahan Villa Kenali I dan Rumah Sakit Kota Timur : Kawasan Pemukiman Penduduk Barat : Komplek Perumahan Pertamina Selatan : Kawasan Pemukiman Penduduk dan Hutan Kota Kotamadya Jambi secara geografis terletak pada , ,70 LS dan , ,22 BT. Puri Mayang terletak pada ketinggian antara m di atas permukaan laut dengan variasi kemiringan lereng dari datar sampai curam. Kondisi ini dipertahankan dengan meminimalisasi kegiatan gali dan timbun (cut ad fill), sehingga jalan dan rumah dibangun mengikuti kontur. Puri Mayang memiliki luas lahan 832 hektar dengan kawasan wilayah terbangun sebesar 24,88% dari luas total seluruh kawasan. Areal pemukiman yang akan dibangun sangat luas, maka kegiatan pembangunan dibagi menjadi beberapa periode. Pembangunan direncanakan selesai tahun 2016, namun kelancaran pembangunan disesuaikan dengan perkembangan kondisi perekonomian yang ada.

32 18 Aksesibilitas Lokasi permukiman Puri Mayang terletak di tengah-tengah Kota Jambi. Untuk menuju lokasi selain menggunakan kendaraan pribadi juga dapat menggunakan kendaraan umum (angkot) berwarna kuning dengan jurusan Mayang. Kawasan permukiman Puri Mayang memiliki satu buah pintu gerbang sebagai akses untuk menuju lingkungan pemukiman. Pintu gerbang ini digunakan sebagai tempat keluar masuk para penghuni, pengunjung, karyawan, kebutuhan pelayanan. Iklim Kota Jambi beriklim tropis, dengan curah hujan hampir merata sepanjang tahun, sebagai gambaran iklim pada tahun 2007, tercatat : 1. Suhu minimum rata-rata 22,7 C. 2. Suhu maksimum rata-rata 32,4 C. 3. Suhu rata-rata 26,40 C. 4. Rata-rata hari hujan pada bulan basah adalah 17 hari, sedangkan rata-rata curah hujan 294 mm per bulan. 5. Rata-rata hari hujan pada bulan kering adalah 11 hari, sedangkan rata-rata curah hujan 156 mm per bulan. 6. Kelembapan udara rata-rata 85 %. 7. Kecepatan angin 20 knot. Kecepatan angin tidak berpengaruh terhadap ketahanan tegaknya pohon-pohon. 8. Daerah hujan rata-rata berkisar antara mm per tahun dengan intensitas antara mm per hari. Musim kemarau berlangsung dari bulan Mei sampai dengan bulan Oktober, sedangkan musim penghujan terjadi antara bulan Nopember sampai dengan bulan April. 9. Penyinaran Matahari : Rata-rata penyinaran matahari di Kota Jambi tahun 2006 sebesar 41,7 % dengan radiasi penyinaran tertinggi terjadi pada bulan juni yaitu 90 % dan terendah pada bulan Januari dan Desember yaitu sebesar 20 %. 10. Luapan air pada saat-saat tertentu dipengaruhi oleh pasang surut sungai Batanghari.

33 19 Tanah Jenis tanah di Kotamadya Jambi pada umumnya tanah Organosol atau Alluvial berupa pasir merah kuning, batuan kerikil sampai dengan pasir halus. Pada daerah tergenang keadaan tanahnya kurang baik ini dikarenakan muka air tanahnya dalam, kondisinya mudah terurai dan kurang mineral. Jenis-jenis tanah yang ada pada sebagian besar daerah di propinsi Jambi sebagian besar relatif sama yaitu tanah Organosol, Latosol, Andosol, dan Podsolik. Jenis tanah Latosol merupakan jenis tanah yang terdapat pada lokasi kawasan permukiman Puri Mayang. Jenis tanah ini berkadar liat yang tinggi mempunyai ph 6 7 ( netral ). Hidrologi Untuk memenuhi kebutuhan air bagi para penghuni yang ada di Kawasan Permukiman Perumahan Puri Mayang, pihak pengembang mendirikan rumah pompa dengan menggunakan sumur bor melalui proses WTP (Water Treatment Process). Air WTP ini disalurkan dengan pompa kemudian diangkat oleh pipa induk dan dibagi-bagikan ke pipa sekunder kemudian pipa tersier dengan diameter pipa 2 inci, dan akhirnya diinjeksikan kerumah-rumah dengan pipa 4/5 inci. Jumlah pompa yang ada di kawasan permukiman Puri Mayang sebanyak 4 pompa air. Masing-masing kluster memiliki satu pompa air dan rumah pompa. Rumah pompa yang ada di setiap kluster dikelola oleh tenaga teknisi. Gambar rumah pompa yang ada pada salah satu kluster yang ada di Puri Mayang. dapat dilihat pada Gambar 3.

34 20 Gambar 3. Rumah Pompa Kluster Bougenville Vegetasi dan Satwa Jenis vegetasi dan satwa yang berada pada tapak sangat beragam. Vegetasi tediri dari jenis pohon, semak, penutup tanah. Vegetasi yang sesuai dengan iklim di Jambi sendiri yaitu Kelapa Sawit dan Pulai. Jenis satwa yang banyak dijumpai pada area pemukiman yaitu burung, kucing, anjing, reptil dan amphibi (Lampiran1, Lampiran 2, dan Lampiran 11) Sosial Ekonomi Pemukiman Puri Mayang adalah salah satu kawasan yang dibangun untuk masyarakat dengan golongan ekonomi kelas menengah ke atas. Kawasan ini berdekatan dengan kawasan pemukiman lain yang sejenis. Jumlah rumah yang akan dibangun diperkirakan seluruhnya mencapai unit rumah, sehingga jumlah penghuni yang akan menempati pemukiman tersebut diperkirakan orang. Penduduk yang tinggal di kawasan pemukiman merupakan masyarakat pendatang dari luar Propinsi Jambi, penduduk tionghoa, ada juga sebagian masyarakat Jambi pada umumnya pejabat dengan kondisi sosial ekonomi menengah ke atas.

35 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Organisasi Struktur Organisasi PT. Putra Sentosa Prakarsa PT. Putra Sentosa Prakarsa berlokasi di Jl. Prof. Dr. M. Yamin, SH No. 26/34 Simpang Kawat Jambi PT. Putra sentosa Prakarsa didirikan pada tahun 1992 dan telah membentuk struktur organisasi untuk implementasi proyek pemukiman. Struktur organisasi dan uraian tugas masing-masing jabatan menjadi dasar untuk menentukan posisi, kewajiban, wewenang, tanggung jawab, serta hubungan antar bagian dalam organisasi. Sebagai salah satu pengembang (developer) kawasan permukiman PT. Putra Sentosa Prakarsa dituntut untuk memiliki suatu mekanisme kerja yang profesional dan terkoordinasi dengan baik. Sebagai sebuah perseroan terbatas, anak pimpinan tertinggi PT. Putra Sentosa Prakarsa dipimpin oleh seorang presiden direktur utama. Dalam menjalankan tugasnya, presiden direktur dibantu oleh seorang sekretaris dan beberapa bagian divisi. Adapun struktur organisasi PT. Putra Sentosa Prakarsa mencakup : 1. Presiden Direktur : Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk merumuskan kebijakan umum perencanaan dan pengelolaan secara menyeluruh. Presiden direktur juga bertugas memberikan pembinaan, pengarahan, petunjuk, dan pengawasan kegiatan operasional perusahaan. 2. Sekretaris : Mempunyai tugas membantu pekerjaan presiden direktur dalam menangani tugas-tugasnya. 3. Divisi Tehnik : Menjalankan tugas dalam kegiatan perencanaan dan pelaksanaan proyek di lapangan, seperti jalan, saluran, bangunan dan lain-lain. 4. Divisi Operasioanal: Melakukan pengelolaan, pengontrolan pelaksanaan proyek dan pemeliharaan kawasan, drainase dan kelestarian lingkungan. 5. Divisi Administrasi, Keuangan dan personalia : Melakukan pengawasan dan bertanggung jawab atas semua proses administrasi keuangan dan personalia. 6. Divisi Hukum dan Legal : Mengelola administrasi perusahaan dalam hal yang berhubungan dengan hukum, seperti perizinan dan surat-surat yang berkaitan

36 22 dengan pembangunan, seperti pembuatan akta tanah, negosiasi pembelian tanah proyek milik penduduk. 7. Divisi Marketing : Melaksanakan tanggung jawab yang berkaitan dengan pemasaran pemukiman Puri Mayang. 8. Divisi Keamanan : Melakukan tugas pengamanan dan bertanggung jawab atas kondisi keamanan dan kenyamanan penghuni maupun area sekitar Puri Mayang. Secara garis besar, susunan organisasi PT. Putra Sentosa Prakarsa dapat di lihat pada Gambar 4. di bawah ini Presiden Direktur Sekretaris Div Planing and design Div Operasional Div Administrasi Div Hukum & Legal Div Marketing Security Staf Estat Manajemen Staf Staf Staf Staf Gambar 4. Struktur Organisasi PT.Putra Sentosa Prakarsa Organisasi merupakan suatu sistem yang mengkoordinasikan aktivitas orangorang yang ada dalam perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Organisasi yang baik akan membantu setiap orang yang ada di dalam oragnisasi tersebut. Adapun hal-hal yang berkaitan dengan suatu organisasi yaitu adanya struktur organisasi, tugas dan wewenang serta tanggung jawab dari setiap bagian yang ada di dalam organisasi tersebut. Struktur organisasi di PT. Putra Sentosa Prakarsa telah tersusun dengan cukup baik. Organisasi PT. Putra sentosa Prakarsa telah memiliki wewenang dan tanggung jawab serta uraian tugas yang jelas sehingga fungsi-fungsi bagian yang ada dalam organisasi telah berjalan dengan beraturan. Disamping itu penetapan wewenang, tugas, dan tanggung jawab dari setiap bagian yang ada pada PT. Putra Sentosa Prakarsa sangat penting bagi setiap karyawan untuk mengetahui

37 23 bagaimana cara melaksanakan tugasnya masing-masing, mengerti batas kewenangan yang dimiliki, memahami apa yang menjadi tanggung jawab karyawan, sehingga meraka mengerti apa yang harus dikerjakan dan apa yang diharapkan dari karyawan tersebut. Kondisi yang demikian akan menjadikan kegiatan operasional perusahaan berjalan dengan lancar. Struktur Organisasi Pemukiman Puri Mayang Organisasi Permukiman yang berada dalam naungan PT. Putra Sentosa Prakarsa dipimpin langsung oleh kepala Divisi Operasional. Dalam pelaksanaan di lapangan divisi operasional dibantu oleh seorang estat manajemen untuk masing-masing wilayah pemukiman. Estat manajemen mempunyai peranan yang penting dalam pemeliharaan dan pengelolaan lanskap permukiman. Estat manajemen juga bertanggung jawab langsung terhadap segala kegiatan pemeliharaan, pengelolaan, administrasi, bahkan masalah yang berhubungan langsung dengan komplain dari penghuni atau pemilik rumah. Selain itu dalam melaksanakan kegiatan di lapang, estat manajemen dibantu oleh bagian planing and design (pimpro) yang ada disetiap lokasi pemukiman yang masih berada dalam pengawasan PT. Putra Sentosa Prakarsa. Bagian Engineering Service mengurus segala jenis masalah teknik yang dialami penghuni permukiman, seperti jaringan listrik, jaringan telepon, jaringan air bersih, saluran limbah, dan fasilitas umum berupa penerangan umum dan perusakan jalan. Bagian Security bertugas menjaga keamanan seluruh kawasan pemukiman. Secara umum struktur organisasi pemeliharaan lanskap pemukiman Puri Mayang dapat di lihat pada Gambar 5. di bawah ini Kepala Div Operasional Estat Manajemen Divisi Planing & Desigin (Pimpro) Enginering service Security Gambar 5. Struktur Organisasi Permukiman Puri Mayang

38 24 Estate manajemen bertanggung jawab atas pengelolaan, pengoperasian dan memelihara seluruh fasilitas umum di kawasan permukiman Puri Mayang seperti taman lingkungan, sampah, kebersihan lingkungan, dan drainase. Estate manajemen dipimpin oleh seorang kepala estate manajemen yang mempunyai tugas langsung untuk mengkoordinasikan dan mengontrol kegiatan pemeliharaan taman atau lanskap serta kegiatan kebersihan lingkungan. Setiap pegawai taman menangani pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan yang meliputi pembersihan area, penyiraman tanaman, pemangkasan, pemupukan, pembersihan gulma, hama dan penyakit. Sedangkan bagian kebersihan lingkungan langsung dilakukan oleh petugas kebersihan yang berasal dari dinas kebersihan Kota Madya Jambi Estat manajemen langsung memantau secara kontinyu terhadap hasil kerja yang dilakukan para pekerja pemeliharaan melalui masing-masing mandor. Estat manajemen dalam memantau para mandor dan pekerja taman banyak dibantu oleh tim pengawas sekaligus bagian planning and design (pimpro) yang terdiri dari 4 orang. Selanjutnya untuk masalah yang berkenaan dengan administrasi seperti proses surat perjanjian kerja sama ( SPK ), proses penagihan gaji, pengarsipan dan hal yang berkenaan dengan alat-alat perkantoran menjadi tanggung jawab estat manajemen. Selain itu, estat manajemen membuat absensi mandor serta pegawai disetiap area. Laporan rekapitulasi ini menjadi persyaratan untuk penagihan dan pencairan gaji mandor serta upah para pegawai. Iuran kebersihan lingkungan ke setiap warga yang ada di lingkungan permukiman Puri Mayang juga menjadi tanggung jawab estat untuk menagih ke setiap penghuni. Struktur organisasi yang ada di lanskap permukiman Puri Mayang sendiri dapat dikatakan kurang lengkap. Hal ini dikarenakan tidak adanya pembagian kerja yang jelas semua lebih dibebankan kepada estat manajemen. Pelimpahan tugas yang terlalu banyak mengakibatkan kontrol pekerjaan tidak maksimal, sehingga untuk kegiatan pemeliharaan kurang terorganisir. PT. Putra Sentosa Prakarsa tidak mempunyai Departement Maintenance landscape yang dapat menkoordinir kegiatan pemeliharaan baik itu pemeliharaan soft material dan hard material yang berdiri sendiri mulai dari kepala departemen, superintendent, bahkan seorang landscape supervisor untuk masing-masing wilayah pemukiman termasuk permukiman Puri Mayang

39 25 Pemeliharaan Lanskap Permukiman Puri Mayang Konsep Perencanaan Puri Mayang sudah dibangun sejak awal tahun Pembangunan bertujuan untuk menyediakan hunian mewah dengan menggunakan konsep rumah taman. Konsep rumah taman yang dikembangkan adalah lingkungan rumah yang alami cenderung mengutamakan penyediaan taman bagi para penghuni maupun pengunjung. Akomodasi di permukiman Puri Mayang berupa kawasan hunian, bisnis, rekreasi berkaiatan erat (Lampiran 8.) dengan adanya penggunaan taman. Saat ini kawasan permukiman Puri Mayang masih dalam tahap pengembangan, namun berbagai fasilitas yang ada di dalam kawasan harus tetap terjaga keberlangsungan termasuk keberadaan taman yang indah dan nyaman. Konsep rumah taman yang dibangun di permukiman Puri Mayang tidak hanya berlangsung untuk saat ini saja melainkan untuk masa yang akan datang. Untuk dapat terus menjaga eksistensi dan keberlanjutan kawasan pemukiman, Puri Mayang melakukan kegiatan pemeliharaan yang nantinya diharapkan dapat terus menjaring konsumen serta memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen permukiman Puri Mayang itu sendiri. Pembangunan suatu kawasan pemukiman dilakukan tidak hanya sampai kepada tahap pembangunan perumahan dan bentukan lanskapnya saja. Optimalisasi pemeliharaan merupakan tahap paling penting setelah kegiatan pembangunan untuk menjaga eksisitensi dan keberlanjutan fungsi serta estetika suatu lanskap pemukiman. Berbagai fasilitas yang dapat digunakan seperti fasilitas Mayang Club ( gedung serba guna, kolam renang, fitnes centre, water boom), fasilitas umum, komersial (ruko), fasilitas olah raga berupa lapangan golf sedang dalam tahap awal pembangunan. Berdasarkan master plan (lampiran 12) pembangunan kawasan yang telah berlangsung adalah kluster Anggrek, kluster Casablanca, kluster Bougenville, Mayang Raya, Mayang Club. Konsep Tata Hijau Konsep tata hijau di kawasan permukiman mengutamakan pemilihan tanaman yang sesuai dengan kondisi alam Puri Mayang. Hal ini dilakukan untuk

40 26 memudahkan tanaman beradaptasi dan tidak memerlukan pemeliharaan yang intensif. Akan tetapi banyak juga tanaman yang merupakan introduksi dari luar Provinsi Jambi. Fungsi tanaman yang ingin ditimbulkan pada konsep tata hijau ini adalah sebagai pengarah, peneduh, estetis. 1. Tata hijau pengarah untuk memberi arahan kepada penghuni maupun pengunjung pemukiman. Terletak pada jalur sirkulasi utama. Tanaman yang digunakan pada umumnya tanaman kelapa sawit (Elaeis guinenis). 2. Tata hijau peneduh terletak pada beberapa area taman di setiap kluster untuk memberikan rasa nyaman. 3. Tata hijau estetis memberikan kesan menarik melalui penataan berbagai jenis tanaman. Pada umumnya di tanam jenis semak dan tanaman penutup tanah lainnya. Pemilihan tanaman lebih banyak menggunakan tanaman berbunga dan berbagai bentuk daun. Konsep Sirkulasi Konsep sirkulasi jalan utama hanya difokuskan pada sirkulasi kendaraan. Jalur jalan di kawasan pemukiman dilapisi aspal, dengan lebar badan jalan 6-10 meter. Sirkulasi jalan pada kawasan dibagi menjadi 3 diantaranya : 1. jalan arteri, satu jalur dua arah yang berlawanan selebar 6 meter dengan berm 4 meter; 2. jalan kolektor, yaitu jalan yang menghubungkan jalan utama dengan jalan masuk ke setiap kluster pemukiman, lebar badan jalan 10 meter dengan dua arah berlawanan dan berm 1,5 meter, batas antara jalan utama dengan jalan kolektor ditandai dengan taman gerbang pada setiap kluster. 3. jalan subkolektor, yaitu jalan yang melintasi setiap kluster di sebuah permukiman, lebar badan jalan dengan dua arah yang berlawanan tanpa median dan berm 1,5 meter. Konsep Tata Ruang Secara umum permukiman Puri Mayang merupakan hunian mewah yang menggunakan sistem kluster. Ruang pemukiman yang sudah terbangun terdiri dari Kawasan hunian meliputi rumah dengan berbagai tipe mulai dari tipe 280 sampai

41 27 dengan tipe 39, kawasan bisnis berupa pusat perdagangan seperti rumah toko (ruko), kawasan rekreasi (Mayang club, taman bermain, taman kluster, taman gerbang kluster dari 6 cluster yang akan direncanakan, taman gerbang, taman kluster, dan ruang terbuka hijau yang terdapat di dua kluster yaitu kluster Anggrek dan kluster bougenville. 1. Kluster : Konsep perencanaan kawasan pemukiman Puri Mayang mengembangkan berbagai tipe rumah. Pembangunan pada umumnya mengikuti gaya mediterania, minimalis, dan modern minimalis. Pembangunan rumah yang mengikuti gaya mediterania yaitu terdapat di mayang raya dengan tipe rumah 123, kluster bougenville dengan tipe rumah 123 dan 80. Sedangkan pembangunan rumah yang mengikuti modern minimalis dan minimalis yaitu kluster Anggrek dan kluster Casablanca. 2. Taman Gerbang : Taman gerbang merupakan welcome area yang dapat dinikmati pengunjung saat memasuki lokasi permukiman Puri Mayang. Taman ini terdiri atas taman gerbang utama dan taman median jalan. 3. Taman kluster : Taman kluster terdapat pada kluster Casablanca, kluster Anggrek, kluster Bougenville. 4. Taman Bermain : Taman bermain terdapat pada kluster Casablanca. Penghuni dapat melakukan aktivitas di dalam taman, karena di dalam taman tersebut terdapat berbagai macam fasilitas, misalnya tempat reflexologi, tempat bermain untuk anak-anak ( jungkat jungkit, ayunan, panjatan besi, dan papan seluncuran dengan bak pasir ), dilengkapi lampu taman, bangku taman, serta tempat sampah. 5. Mayang Club : Fasilitas yang ada di Mayang Club terdiri dari ruang convention centre, water boom, fitnes centre dan aerobic, fasilitas untuk bermain anak seperti mandi bola untuk anak-anak umur di bawah 7 tahun, dan kolam pancuran (Lampiran 11) Pada proses pembangunan perumahan, pihak pengelola menyediakan rumah jadi dan kavling kosong. Untuk pembuatan rumah pada kavling kosong diterapkan sistem open ended design, yaitu pembeli diberikan kebebasan untuk mendesain bentuk rumahnya, namun tipe rumah yang dibangun harus sama dengan tipe rumah yang sudah ditetapkan dilokasi tersebut. Kawasan Wilayah Terbangun di

42 28 permukiman Puri Mayang dibagi terdiri dari permukiman, jalan utama dan jalan lingkungan, taman, ruang terbuka hijau, fasilitas umum dan fasilitas komersial. Secara garis besar Kawasan Wilayah Terbangun (KWT) yang ada di lokasi pemukiman Puri Mayang pada Tabel 2. Tabel 2. Tata Guna Lahan Kawasan Permukiman Puri Mayang No Peruntukan Luas Efektif (ha) Proporsi terhadap Luas total (%) KWT (%) 1 Pemukiman 374, ,2 2 Jalan Utama dan Jalan Lingkungan 124,8 15 7,48 3 Fasilitas Umum dan Fasilitas 91,52 11,8 2,17 Komersial 4 Ruang Terbuka Hijau 8,32 1,1 0 5 Taman 232, ,5 Total Sumber : pemukiman Puri Mayang Tahun ,00 100,00 24,88 Berdasarkan rencana induk pengem bangan maste r plan (Lampiran 12.), pemukiman yang akan dibangun terdiri dari rumah dengan berbagai tipe mulai dari tipe terbesar yaitu 280 dan tipe terkecil tipe 39. Fasilitas-fasilitas yang ada di kawasan pemukiman Puri Mayang mencakup Mayang Club, areal komersial (sudah terbangun), lapangan golf, rumah sakit, masjid, dan sekolah (tahap pembangunan). Konsep Utilitas Kawasan permukiman Puri Mayang memiliki jaringan utilitas yang terdiri dari jaringan telekomunikasi, jaringan listrik, dan sistem drainase. Konsep jaringan utilitas ini dikembangkan mengacu pada sistem jaringan yang memberikan keamanan, kenyamanan, dan keindahan lanskap pemukiman Puri Mayang. 1. Jaringan Listrik dan Telepon

43 29 Listrik merupakan kebutuhan utama yang digunakan penghuni selama lebih kurang 24 jam di kawasan permukiman Puri Mayang. Jaringan listrik untuk Puri Mayang saat ini masih dikelola oleh PLN. Penyediaan listrik di Kota Jambi dilaksanakan oleh Perum PLN Wilayah IV dengan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD). Daya listrik untuk tiap rumah sebesar 1300 watt. Pihak pengelola sendiri mempunyai gardu tersendiri. Gardu ini dapat digunakan apabila pasokan listrik dari PLN mengalami gangguan maka listrik dari pihak pengelola sebagai penggantinya. Sepanjang jalan utama dan jalan lingkungan telah dilengkapi dengan penerangan jalan umum. Tiang lampu di letakkan di sisi kiri dan kanan jalan secara berselingan. Penerangan lampu jalan menggunakan lampu neon berwarna kuning natrium, sehingga memberikan nuansa redup dan menarik pada saat sore dan malam hari. Sedangkan untuk jaringan telepon permukiman Puri Mayang masih dikelola oleh PT. Telkomunikasi. Kebutuhan telepon di kawasan pemukiman pada umumnya digunakan untuk kepentingan pemilik atau penyewa bangunan dan pengelola Puri Mayang. 2. Sistem Drainase Sistem pembuangan (drainase) yang digunakan pada kawasan permukiman Puri Mayang menggunakan sistem jaringan tertutup atau jaringan bawah tanah dengan menggunakan pasangan batu bata dan dekker penutup. Kawasan permukiman Puri mayang akan dilengkapi dengan unit pengelolaan limbah terpadu. Unit pengelolaan yang akan direncanakan tersebut dapat melayani 80 % areal Puri mayang, sedangkan sisanya 20% akan diolah secara lokal dengan menggunakan septic tank. Unit pengelolaan limbah cair terpadu baru akan dibangun dan dioperasikan pada saat jumlah penghuni yang akan dilayani mencapai batas tertentu, sehingga secara teknis dan ekonomis memungkinkan untuk dioperasikan. Sementara menunggu jumlah penghuni memenuhi batas minimal tersebut, pengelolaan limbah cair akan dilakukan secara lokal dengan menggunakan septik tank.

44 30 Konsep Pemeliharaan Pelaksanaan pemeliharaan yang ada di lanskap permukiman Puri Mayang dilakukan dengan sistem kontraktor dengan jangka waktu tertentu atau disebut dengan sistem job order. Dalam JO dicantumkan data pelaksana pemelihara lanskap, lokasi pekerjaan, rincian pekerjaan, nilai nominal pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, periode dan ketentuan yang dikeluarkan perusahaan, kemudian pelaksana yang tercantum dalam JO berkewajiban untuk melaksanakannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ketentuan dalan JO dapat berubah seiring dengan pertambahan area pemeliharaan, tenaga kerja, maupun jika terjadi perubahan terhadap kebijakan-kebijakan dalam perusahaan. Pada setiap akhir periode pihak pelaksana pemeliharaan lanskap akan mengeluarkan berita acara tagihan untuk perusahaan sekaligus melakukan serah terima pekerjaan pemeliharaan lanskap. Setelah serah terima pekerjaan, kontraktor berkewajiban memberikan retensi. Kegiatan ini dilakukan selama 60 hari terhitung sejak serah terima pekerjaan dilakukan. Pada masa ini kontraktor melakukan pemeliharaan seperti menyiram, menegakkan posisi pohon, dan mengganti tanaman yang mati. Selama masa retensi, kontraktor melakukan pemeliharaan 2 kali dalam seminggu dengan tenaga kerja yang disiapkan oleh kontraktor. Menurut Sternloff dan Warren (1984) metode penetapan pekerjaan pemeliharaan tersebut merupakan pemeliharaan dengan kontraktor yaitu pekerjaan menjadi tanggung jawab kontraktor sesuai dengan kesepakatan yang telah dilakukan, dimana pihak pengelola tidak dibebankan investasi alat maupun karyawan. Terdapat aspek positif dan negatif dengan menggunakan sistem ini, yaitu : 1. Aspek positif : a) Tidak ada investasi alat b) Karyawan yang terlatih baik digunakan c) Tidak ada persoalan karyawan 2. Aspek negatif : a) Kehilangan kontrol kapan dan bagaimana pekerjaan diselesaikan dengan baik b) Biaya lebih mahal karena kontraktor mengambil keuntungan

45 31 Langkah-langkah yang dapat dilakukan agar aspek negatif dapat diminimalisir jika menggunakan sistem ini adalah : 1. Memilih kerja sama dengan perusahaan yang bereputasi baik. 2. Membuat spesifikasi yang lengkap dan rinci. 3. Mengawasi pekerjaan kontraktor. Setelah masa retensi, pemeliharaan terhadap lanskap diserah terimakan kepada estat manajemen dan dilakukan oleh pekerja pemeliharaan lanskap yang dalam pengawasan di lapang dilakukan oleh mandor. Mandor berkewajiban untuk menyediakan dan mengkoordinasikan sejumlah pegawai agar dapat bekerja dengan baik sesuai dengan prosedur dan kriteria yang telah ditetapkan oleh PT. Putra Sentosa Prakarsa. Para mandor dan pegawainya mengerjakan aspek pemeliharaan fisik pada areal yang menjadi tanggung jawabnya. Permasalahan kepegawaian yang muncul di setiap area menjadi tanggung jawab mandor dan dilaporkan kepada estat manajemen atau para pengawas ( pimpro ). Pihak pengelola permukiman Puri Mayang melakukan pemeliharaan terhadap kawasan berdasarkan skala prioritas. Pemeliharaan lanskap berdasarkan skala prioritas dilakukan sebagai berikut : 1. Prioritas utama berada di sepanjang jalan utama dan di setiap taman cluster yang berada di setiap kluster. 2. Prioritas kedua pada jalur hijau yang berada di lingkungan perumahan dan kavling kosong yang telah dibeli. 3. Prioritas ketiga pada kavling kosong yang belum dibangun dan dibeli. Langkah tersebut dilakukan mengingat keterbatasan tenaga kerja dan peralatan yang dimiliki untuk melakukan pemeliharaan terhadap kawasan permukiman Puri Mayang dengan luasan yang besar sehingga pemeliharaan tidak dapat dilakukan dengan intensitas tinggi. Untuk pemindahan pegawai hanya dilakukan pada kondisi-kondisi tertentu misalnya apabila terdapat komplain dari penghuni yang menginginkan komplainnya harus segera diselesaikan maka prioritas kerja menjadi berubah dengan mendahulukan komplain dari penghuni.

46 32 Tenaga Kerja. Jumlah tenaga kerja pemeliharaan yang ada di lokasi permukiman Puri Mayang sebanyak 20 orang. Tenaga kerja tersebut sebagian besar adalah masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan permukiman Puri Mayang tapi ada juga sebagian yang berasal dari pulau jawa yang direkomendasikan oleh kontraktor taman. Tenaga kerja pemeliharaan pada umumnya berpendidikan SD hingga SLTA. Jumlah tenaga kerja untuk cakupan wilayah Puri Mayang yang terus dikembangkan tidak sesuai dan dapat mengakibatkan pekerjaan menjadi tidak optimal untuk dilakukan. Penambahan jumlah tenaga kerja di lingkungan permukiman Puri Mayang sangat perlu dilakukan oleh pihak pengelola mengingat luasan area yang dimiliki permukiman Puri Mayang. Jumlah tenaga kerja yang sedikit dan kemampuan serta keterampilan tenaga kerja akan berpengaruh kurang baik terhadap hasil pemeliharaan. Keseimbangan jumlah tenaga kerja dengan cakupan wilayah yang luas akan membuat kegiatan pemeliharaan lanskap kawasan pemukiman menjadi lebih optimal dan target penyelesaian pekerjaan tercapai. Faktor tenaga kerja sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan pemeliharaan oleh karena itu perekrutan tenaga kerja harus dilakukan selektif mungkin misalnya dengan melihat tingkat pendidikan dari tenaga kerja, kemampuan dan keterampilan untuk bekerja. Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap efesiensi dan efektivitas kerja Tingkat pendidikan yang rendah akan berpengaruh kurang baik terhadap hasil pemeliharaan sebaliknya tingkat pendidikan yang tinggi mampu menangani berbagai masalah yang dihadapi mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pada pemeliharaan. Kapasitas kerja mereka juga harus berkerja secara efektif dan ekonomis. Dimana pekerjaan para tenaga kerja harus terlaksana dengan baik dan selesai pada waktunya sehingga tidak ada pekerjaan yang terbengkalai. Setiap kelompok tenaga kerja yang ada di lingkungan pemukiman Puri Mayang dipimpin oleh seorang mandor. Seorang mandor yang baik harus dapat memimpin para pekerjanya dengan baik dan dapat memberikan motivasi bagi para pekerjanya. Menurut Carpenter et al (1975) seorang mandor perlu diberikan pelatihan yang baik dan harus menjadi tenaga kerja yang loyal serta dapat memimpin tenaga kerja lainnya. Setiap tenaga kerja mempunyai kewajiban dan

47 33 tanggung jawab untuk memelihara seluruh elemen lansakap yang ada di permukiman Puri Mayang. Apabila pada areal lanskap terdapat banyak pekerjaan sehingga membutuhkan bantuan, demi efektivitas dan efisiensi pekerjaan maka estat manajemen akan mengambil tenaga kerja dari kluster yang lain. Tenaga kerja yang ada di lokasi permukiman bekerja dalam satu shift yang dimulai dari pukul Waktu istirahat bagi para tenaga kerja pemeliharaan yaitu pukul Absensi dilakukan setiap hari di bawah pengawasan mandor pada setiap kluster. Dalam satu minggu tenaga kerja mempunyai jatah satu hari untuk libur yang ditetapkan oleh estat manajemen. Jika ada pekerja yang tidak masuk maka akan dipotong upahnya sebanyak jumlah hari yang ia tidak masuk. Kurangnya komunikasi antara estat dan pekerja pemeliharaan merupakan kendala dalam mengevaluasi hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh pekerja pemeliharaan. Estat manajemen hanya mengadakan pertemuan rutin dengan para mandor setiap bulan guna membahas permasalahan-permasalahan dan langkah pemecahannya. Hanya orang-orang yang berkualitas dan terlatih dengan baik dan mampu menyelesaikan pekerjaan pemeliharaan yang dibutuhkan tapak dan perlu diadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pemeliharaan dengan mencantumkan standar penampilan fisik tanaman (Carpenter et al, 1975). Pengawasan terhadap tenaga kerja dalam pelaksanaan pemeliharaan dengan mencantumkan standar penampilan fisik tanaman di kawasan oleh estat dapat membuat evaluasi terhadap kinerja pelaksana dapat lebih terarah Kapasitas Kerja Tenaga Kerja Pemeliharaan Kapasitas kerja tenaga kerja pemeliharaan dilakukan dengan mengambil beberapa kegiatan pemeliharan fisik di lapang. Pelaksanaaannya dilakukan dengan mengamati satu tenaga kerja yang sedang melaksanakan tugasnya, lalu dihitung luasan area yang dapat diselesaikan dalam waktu satu jam, kemudian membandingkanya dengan sumber pustaka sehingga dapat dianalisis untuk mencari kendala yang dihadapi dalam kapasitas kerja yang dilakukan Tabel 3.

48 34 Tabel 3. Kapasitas Kerja Pemeliharaan Lanskap Permukiman Puri Mayang. No Jenis Pekerjaan Pemeliharaan Kapasitas Kerja (per jam per orang) Puri Mayang Sumber Pustaka a Penyiraman rumput 350 m² 700 m² b Pemangkasan rumput dengan mesin gendong 264 m² 250 m² c Pemangkasan semak dengan 10 m² 10 m² gunting pangkas d Pendangiran dan pengendalian 45 m² 40 m² gulma e f g h i Pemupukan dengan ditebar Pembersihan (penyapuan rumput dan sampah) Penyapuan jalan Pemangkasan pohon Pembersihan saluran drainase 60 m² 264 m² 850 m² 3 pohon 100 m² 100 m² 400 m² 800 m² - - Sumber : Arifin dan Nurhayati (2005) Berdasarkan pengamatan yang dilakukan k apasitas kerja yang rendah terdapat pada penyiraman rumput, pemupukan, dan pembersihan area. Perbedaan kapasitas kerja disebabkan karena para pekerja kurang serius dalam melakukan pekerjaannya. Pada waktu di lapang, selama jam kerja sebagian dari mereka kurang memanfaatkan waktu dengan baik (tidak disiplin), seperti beberapa kali ditemui pekerja yang bersantai dan mengobrol bahkan pekerja laki-laki merokok di jam kerja. Hal ini disebabkan karena kurangnya dorongan yang diberikan oleh mandor pengawas maupun estat manajemen, koordinasi tidak berlangsung lancar antara pengawas dengan tenaga kerja, kurangnya pengawasan secara langsung dari estat terhadap kinerja pelaksanaan pemeliharaan mengakibatkan motivasi pekerja untuk bekerja rendah. Hal tersebut tidak terjadi apabila mandor yang ada di setiap kluster terus mengadakan pengawasan terhadap pekerja selama pekerja sedang melaksanakan kegiatan pemeliharaan. Pengawasan di lapang tidak hanya dilakukan pada mandor saja melainkan estat mengadakan pengawasan langsung di

49 35 lapang guna melihat sejauh mana mandor dan pekerjanya telah melakukan kegiatan pemeliharaan. Perlu adanya komitmen tenaga kerja yang tinggi terutama untuk pengawas lapang berhubungan dengan kedisiplinan kerja. Sistem reward and punishment dapat diterapkan untuk meningkatkan motivasi kerja tenaga kerja pemeliharaan dengan memberikan bonus pada tenaga kerja yang mempunyai kinerja yang baik, asuransi dalam bekerja. Hal tersebut berdasakan pendapat Carpenter et al. (1975) untuk menjaga keinginan pegawai agar tetap bekerja dan tetap bangga dalam pekerjaannya perlu diperhatikan tingkat upah pegawai yang dapat meningkatkan standar taraf hidupnya. Menurut Arifin dan Arifin (2005) hal-hal yang menentukan efektivitas kerja yaitu motivasi kerja dan tingkat keterampilan yang dimiliki para tenaga kerja pemeliharaan, sistematika jadwal perencanaan pemeliharaan, ketersediaan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan, tingkat pengawasan pekerjaan di lapang, kelancaran komunikasi antara pimpinan dengan para mandor dan mandor dengan pekerja pemeliharaan di lapang. Meningkatkan kinerja para pegawai perlu diperhatikan dua faktor utama, yaitu kecakapan dan komitmen dalam bekerja. Kecakapan bekerja terbentuk dengan adanya pengalaman, keahlian, dan pengetahuan atau latar belakang akademik, sedangkan komitmen dihasilkan dari adanya suatu motivasi (Sternloff dan Warren, 1984). Komitmen pegawai sangat diperlukan karena supervisor mempercayakan sepenuhnya pekerjaan pemeliharaan kepada mereka untuk dikerjakan sebaik-baiknya dan mencapai target yang telah direncanakan. Alat dan Bahan Estat manajemen Puri Mayang bertanggung jawab secara langsung terhadap penyediaan dan perawatan alat dan bahan yang digunakan untuk menunjang kegiatan operasional pemeliharaan. Sedangkan untuk penyimpanan alat dan bahan, estat manajemen menyediakan tempat di halaman belakang kantor pemasaran di lokasi pemukiman. Alat pemeliharaan yang ada di lingkungan permukiman Puri Mayang ada yang bersifat sementara dan cepat rusak serta ada juga yang relatif tahan lama. Alat yang digunakan oleh pekerja taman beserta umum ekonomisnya dapat dilihat pada Tabel 4.

50 36 Tabel 4. Perbandingan Standar Waktu Ekonomis Alat No Jenis Alat Jumlah Harga Standar Puri Mayang Standar Ideal 1 Mobil tangki 1-5 tahun 4 tahun 2 Gerobak sampah 5 Rp tahun 3 tahun 3 Seragam 16 Rp bulan 12 bulan 4 Cangkul dan garpu tanah 6 Rp bulan 6 bulan 5 Sekop 8 Rp bulan 6 bulan 6 Gunting stek 4 Rp bulan 6 bulan 7 Sapu lidi 8 Rp minggu 1 bulan 8 Golok 3 Rp bulan 6 bulan 9 Arit 2 Rp bulan 6 bulan 10 Parang 3 Rp bulan 6 bulan 11 Pengki 8 Rp bulan 1 bulan 12 Gergaji 4 Rp bulan 6 bulan 13 Garukan 2 Rp bulan 6 bulan 14 Kain lap 5 Rp bulan 6 bulan 15 Mesin pompa air 4 Rp tahun 3 tahun 16 Mesin pangkas rumput 4 Rp ,5 tahun 3 tahun 17 Sikat 5 Rp bulan 3 bulan 18 Sepatu bot 20 Psg Rp bulan 12 bulan 19 Selang 100 meter 4-24 bulan 12 bulan Sumber : Puri Mayang Tahun 2007 Ar ifin dan Nurhayati (2005) Dari data di atas penggunaan sebagian alat di kawasan permukiman Puri Mayang tidak sesuai dengan standar ideal penggunaan alat semestinya, permas alahan lain yang dihadapi pada umumnya alat yang telah digunakan untuk kegiatan pemeliharaan tidak dibersihkan setelah penggunaan, melainkan langsung disimpan di tempat penyimpanan, selain itu peralatan dan bahan yang digunakan untuk kegiatan pemeliharaan masih kurang lengkap, sehingga berpengaruh pada jalannya kegiatan pemeliharaan di lapang. Efektivitas dan efisiensi pemeliharaan suatu lanskap dipengaruhi oleh peralatan yang memadai dan penguasaan teknik pemeliharaan yang baik. Kelengkapan alat dan bahan berpengaruh terhadap

51 37 kelancaran pemeliharaan, peralatan yang memadai akan menunjang kegiatan pemeliharaan yang dilakukan. Peralatan tersebut akan dapat bertahan lama apabila disimpan dan dirawat secara benar agar masa penggunaan dari peralatan lebih lama. Penggunaan alat dan bahan tersebut harus diketahui oleh pihak pengelola dan pendataan alat serta bahan sebaiknya perlu dilakukan satu bulan sekali. Pihak pengelola bertanggung jawab penuh atas kelengkapan peralatan dan bahan untuk jalannya kegiatan pemeliharaan. Arifin dan Nurhayati (2005) pemeliharaan yang dilakukan secara manual dengan peralatan sederhana tidak efektif pada areal luas karena mahalnya biaya tenaga kerja, sehingga perlu ditunjang dengan peralatan yang memudahkan dan mempercepat penyelesaian pekerjaan. Biaya Pemeliharaan Dalam melakukan pemeliharaan, biaya untuk pemeliharaan perlu dianggarkan secara teliti dan terperinci sebelum membuat suatu perencanaan. Besarnya anggaran biaya pemeliharaan sudah harus diperkirakan dan dipertimbangkan. Efektivitas kerja dari para pekerja turut berpengaruh dalam menentukan efesiensi biaya pemeliharaan. Apabila tenaga kerja bekerja dengan efektif sesuai dengan kemampuan dan keterampilan, maka biaya pemeliharaan yang dianggarkan dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin. Anggaran baiaya pemeliharaan permukiman Puri Mayang diperoleh dari pembayaran Iuran Pemeliharaan Lingkungan (IPL). IPL digunakan untuk membiayai perawatan taman, kebersihan area, keamanan dan gaji tenaga kerja. Besarnya IPL dilihat dari luas dan tipe rumah yang mereka tempati (Tabel 5.). Penghuni yang telah membayar IPL ditandai dengan pemasangan stiker dibagian depan rumah. IPL diberlakukan setelah pemilik melakukan serah terima bangunan, atau kavling dengan PT. Putra Sentosa Prakarsa. Pembayaran IPL dilaksanakan kepada estat manajemen setiap tanggal setiap bulannya. Tabel 5. Besarnya Iuran Pemeliharaan Lingkungan Puri Mayang No Tipe Rumah IPL/ Bulan 1 Tipe 280 Rp Tipe 123 Rp

52 38 Tabel 5. (Lanjutan) 3 Tipe 90 Rp Tipe 80 Rp Tipe 62 Rp Tipe 56 Rp Tipe 50 Rp Tipe 46 Rp Tipe 39 Rp Tanah Kavling Rp Catatan : Denda keterlambatan bulan ke-1 : Rp ,- Keterangan: Sumber Data Puri Mayang Biaya untuk kegiatan pemeliharaan dan gaji pekerja pemeliharaan tidak dikontrol langsung oleh bagian keuangan PT.PSP. Hal ini berakibat apabila pemeliharaan kekurangan dana dan terjadi kerusakan atau membutuhkan biaya yang tidak terduga maka kegiatan operasional akan terhenti. Selain itu kendala yang ditemui di lapang masih ada penghuni yang tidak melakukan kewajibannya untuk membayar uang lingkungan (IPL). Oleh karena itu, perlu adanya koordinasi dengan keuangan perusahaan dalam mengevaluasi dan merevisi budget plan Puri Mayang untuk menyesuaikan anggaran dengan kebutuhan rill sehingga keuangan tidak menjadi kendala yang menghambat pekerjaan pemeliharaan di lapang. Menurut Sternloff and Warren (1984) menyatakan bahwa prinsip mencapai efektivitas pemeliharaan adalah penyediaan dana untuk mendukung program yang ditetapkan. Pihak perusahaan harus dapat menyediakan biaya untuk membiayai program pemeliharaan. Besarnya biaya pemeliharaan untuk permukiman Puri Mayang yaitu Rp 650 m². Analisis anggaran biaya untuk suatu kegiatan pemeliharaan dilakukan dengan kemampuan kerja pegawai, upah pegawai, harga alat, dan jangka waktu ekonomisnya serta harga bahan yang digunakan. Anggaran biaya menjadi salah satu faktor pembatas utama pada pelaksanaan kegiatan pemeliharaan, baik untuk pemeliharaan intensif maupun ekstensif (Carpenter et al., 1975). Upah yang diterima tenaga kerja pemeliharaan permukiman Puri Mayang tergantung dari jumlah kehadiran mereka.

53 39 Jadwal Pemeliharaan Jadwal pemeliharaan merupakan acuan terhadap kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan. Jadwal pemeliharaan yang dibuat merupakan pemeliharaan fisik tanaman rutin yang terdiri dari program harian, mingguan, bulanan dan pemeliharaan fisik tanaman insidentil. Jenis dan frekuensi kegiatan dapat di lihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jadwal Pemeliharaan Pekerjaan Taman dan Lingkungan Harian Pemukiman Puri Mayang No Area Pekerjaan Pemeliharaan Keterangan 1 Welcom Area 1. Pembersihan area Setiap hari 2. Pembuangan sampah Setiap hari 3. Penyiraman tanaman Setiap hari 4. Pendangiran dan penyiangan Bulanan gulma 5. Pemangkasan semak dan perdu Bulanan 6. Pemotongan rumput Dua mingguan 7. Pembersihan selokan dan Mingguan drainase 8. Pemupukan Insidentil 9. Pemberantasan hama dan Insidentil penyakit tanaman 10. Penggantian tanaman Insidentil 2 Cluster (anggrek, kasablanca,bogenvil) 1. Pembersihan area 2. Pembuangan sampah 3. Penyiraman tanaman 4. Pendangiran dan penyiangan gulma 5. Pemangkasan semak dan perdu 6. Pemotongan rumput 7. Pembersihan selokan dan drainase 8. Pemupukan 9. Pemberantasan hama dan penyakit 10. Penggantian tanaman Setiap hari Setiap hari Setiap hari Bulanan Bulanan Dua mingguan Mingguan Insidentil Insidentil Insidentil 3 Kavling dan Trotoar 1. Pembersihan area 2. Pembuangan sampah 3. Penyiraman tanaman 4. Pendangiran dan penyiangan gulma 5. Pemangkasan semak Setiap hari Setiap hari Setiap hari Bulanan Bulanan

54 40 Tabel 6. (Lanjutan) 6. Pemotongan rumput Dua mingguan 7. Pembersihan selokan dan Mingguan drainase 8. Pemupukan Insidentil 9. Pemberantasan hama dan Insidentil penyakit 10. Penggantian tanaman Insidentil Keterangan : Sumber Puri Mayang Tahun 2007 Jadwal pemeliharaan permukiman Puri Mayang sudah cukup baik, yakni dirumuskan dalam program harian, mingguan, bulanan dan insidentil. Akan tetapi ada beberapa hal mengenai pemeliharaan fisik terhadap tanaman yang seharusnya di masukkan ke dalam pelaksanaan pemeliharaan secara rutin bukan pemeliharaan secara insidentil seperti kegiatan pemupukan, pengendalian hama dan penyakit tanaman, pemangkasan pohon. Jadwal pemeliharaan yang sudah direncanakan dalam pelaksanaannya di lapang jarang diikuti oleh para pekerja pemeliharaan, ini dikarenakan adanya pekerjaan yang lebih menjadi prioritas sesuai arahan dari mandor maupun estat manajemen kawasan. Keterbatasan waktu dan minimnya kemampuan pekerja untuk mematuhi jadwal pemeliharaan yang telah dibuat juga menjadi kendala yang ditemukan di lapang. Jadwal pemeliharaan permukiman Puri Mayang belum tersusun dengan baik dan belum dilengkapi dengan standar operational procedure yang berisi standar penampilan fisik lanskap, standar penampilan komponen taman, serta syaratsyarat umum pelaksanaan perawatan taman dan kebersihan agar para pekerja memiliki standar kualitas dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan dapat menegtahui lama rotasi pekerjaan untuk tempat yang sama. Perbandingan Jadwal dan Frakuensi Pemeliharaan Lanskap Puri Mayang dengan Standar Ideal dapat di lihat pada Lampiran 6. Kegiatan Pemeliharaan Banyak komponen penting penyusun suatu lanskap, baik yang tersusun secara alami maupun yang dibuat oleh tangan manusia. Soft material, dalam hal ini

55 41 adalah tanaman yang memiliki peranan penting dalam menyusun suatu lanskap. Tanaman tidak hanya mempercantik bentukkan suatu lanskap, akan tetapi tanaman lanskap dapat meningkatkan kualitas lingkungan. Penanaman tidak sekedar menempatkan tanaman dalam wadah atau media tumbuh saja. Banyak hal pokok yang perlu diperhatikan agar tanaman dapat tumbuh subur, sehat serta mampu memunculkan aura keindahan dari tanaman tersebut. Persiapan yang matang dari mulai sebelum, saat dan setelah pelaksanaan penanaman akan mempengaruhi tumbuh kembang tanaman secara keseluruhan. Pemeliharaan turut menjadi pertimbangan yang sangat penting dilakukan bagi keberlangsungan hidup tanaman. Pemeliharaan dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar kondisinya tetap baik atau sedapat mungkin mempertahankan pada keadaan yang sesuai dengan tujuan dan desain semula. Kegiatan pemeliharaan di lingkungan permukiman Puri Mayang difokuskan untuk menjaga kondisi kebersihan maupun kerapihan lingkungan, serta menjaga keamanan dan kenyamanan penghuni dengan tetap mempertahankan konsep yang telah direncanakan. Langkah yang baik dalam pemeliharaan suatu lanskap adalah program pemeliharaan yang terencana dengan pengorganisasian yang baik. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di permukiman Puri Mayang meliputi pemeliharaan fisik dan pemeliharaan ideal. Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu pada tujuan dan desain semula, pemeliharaan ideal sangat erat kaitannya dengan mempertahankan kondisi umum permukiman Puri Mayang. Pemberlakuan beberapa aturan bagi penghuni kawasan diatur dalam peraturan lingkungan permukiman Puri Mayang merupakan salah satu bentuk pemeliharaan ideal yang telah dilakukan di kawasan permukiman Puri Mayang. Peraturan tersebut diberlakukan kepada penghuni yang memiliki rumah tinggal, kavling, ruko serta sarana dan prasarana di permukiman Puri Mayang. Peraturan lingkungan mengatur tentang ketentuan sejak kavling siap bangun, perencanaan rumah tinggal, pembangunan rumah tinggal, serta renovasi rumah tinggal maupun ruko. Salah satu bentuk peraturan lingkungan yang

56 42 diterapkan pihak pengelola kepada penghuni kawasan pemukiman adalah untuk pembuatan rumah pada kavling kosong diterapkan sistem open ended design, yaitu pembeli diberikan kebebasan untuk mendesain bentuk rumahnya, namun tipe rumah yang dibangun harus sama dengan tipe rumah yang sudah ditetapkan dilokasi tersebut dan tidak diperbolehkannya menggunakan pagar juga salah bentuk peraturan lingkungan. Pembarlakuan peraturan lingkungan diperkuat dengan iuran pemeliharaan lingkungan yang ditetapkan bagi semua warga kawasan permukiman Puri Mayang. Pemeliharaan Fisik Pemeliharaan fisik terbagi menjadi pemeliharaan fisik tanaman rutin (pembersihan area, penyiraman, pemangkasan semak dan rumput, pendangiran yang disertai pengendalian gulma), pemeliharaan secara insidentil (pemupukan, pengendalian hama dan penyakit tanaman, penyulaman tanaman, kegiatan pemangkasan pohon), pemeliharaan kolam renang, saluran drainase, pemeliharaan perkerasan (conblock). Pemeliharaan Fisik Terhadap Elemen Tanaman (Rutin) 1. Pembersihan area Kebersihan areal pemeliharaan di lingkungan permukiman Puri Mayang menjadi tanggung jawab pengelola pemukiman dalam hal ini estat manajemen. Pembersihan area lanskap dilakukan guna mewujudkan lingkungan permukiman yang bersih, nyaman dan asri bagi penghuni maupun pengunjung. Pada jalur sirkulasi, pemeliharaan dilakukan untuk memelihara kebersihan dan kenyamanan pengguna jalur sirkulasi tersebut. Kegiatan pembersihan area dilakukan setiap hari secara rutin oleh tenaga kerja perempuan, dimulai dari pukul Kegiatan tersebut meliputi penyapuan terhadap sampah-sampah baik organik maupun anorganik yang terdapat di permukiman Puri Mayang. Sampah organik yang biasa ditemui adalah bekas hasil pemangkasan, hasil penyiangan rumput liar seperti rumput teki, pelepah batang pohon, dan daun-daun kering. Sedangkan sampah anorganik yang biasanya terdapat diareal lanskap permukiman Puri Mayang yaitu plastik-plastik, puntung rokok, dan lain-lain. Alat yang digunakan

57 43 yaitu terdiri dari sapu lidi, pengki, dan gerobak sampah. Sampah tersebut disapu dan dikumpulkan pada suatu tempat pembuangan sampah yang bersifat sementara, biasanya terdapat di sekitar areal tempat kegiatan pembersihan dilakukan atau di kavling-kavling kosong yang kemudian akan diangkut ke mobil pengangkut sampah dari Dinas Kebersihan untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir. Apabila jumlah sampah truk pengangkut sampah telah banyak dipenuhi oleh sampah yang berasal dari rumah penghuni kawasan dan tidak dapat menampung sampah dari areal yang dibersihkan oleh tenaga kerja, maka sampah tersebut dikumpulkan pada kavling tanah yang kosong untuk di bakar. Sampah rumah tangga dan lingkungan tersebut diambil setiap hari mulai pukul WIB dari bak-bak sampah yang ada di depan rumah oleh truk pengangkut sampah dari Dinas Kebersihan. Kendala yang ditemukan dalam kegiatan pembersihan area adalah pihak pengelola tidak mempunyai tempat pembuangan akhir sampah yang memadai sehingga sampah hasil pemangkasan dikumpulkan di kavling kosong, pemanfaatan sampah untuk menjadi kompos tidak dilakukan di permukiman Puri Mayang. Pengumpulan sampah sementara di kavling kosong tidak hanya dapat merusak fungsi estetik lanskap pemukiman juga dapat menimbulkan polusi udara dari asap yang ditimbulkan dari pembakaran sampah. Gambar 6. Kegiatan pengangkutan sampah oleh truk pengangkut sampah di lingkungan permukiman Puri Mayang. Gambar 6. Kegiatan Pengangkutan Sampah Oleh Dinas Kebersihan

58 44 Permasalahan di atas dapat ditanggulangi apabila pihak pengelola pemukiman Puri Mayang menyediakan tempat pembuangan akhir sampah yang memadai agar tidak menggunakan tanah kavling yang kosong. Pemanfaatan sampah dedaunan sebagai pupuk kompos melalui teknik sanitary landfill dapat menghemat anggaran pemeliharaan untuk pembelian pupuk. 2. Penyiraman Air merupakan faktor esensial dalam pertumbuhan tanaman di tapak. Tanpa air, tanaman akan mati. Secara alami, tanaman dapat memperoleh air yang berasal dari proses pengembunan, pengabutan, dan hujan. Tiap tanaman membutuhkan kadar air yang berbeda tergantung pada waktu, ukuran tanaman, dan keadaan lingkungan. Waktu dan intensitas penyiraman turut berpengaruh terhadap proses pertumbuhan tanaman. Penyiraman tanaman di kawasan permukiman Puri Mayang dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore. Penyiraman lebih dilakukan secara manual dengan menggunakan selang panjang berdiameter 1 inchi, penyiraman dengan mobil tangki jarang dilakukan karena pihak pengelola memiliki keterbatasan air jika penyiraman tanaman dilakukan dengan menggunakan mobil tangki. Jumlah tenaga kerja untuk kegiatan penyiraman dilakukan oleh tenaga kerja laki-laki di masing-masing kluster. Setiap kluster mempunyai satu selang yang panjangnya 100 meter untuk melakukan kegiatan penyiraman. Sumber air untuk penyiraman berasal dari air rumah pompa yang terdapat pada masing-masing cluster. Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan magang berlangsung kegiatan penyiraman tidak dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, melainkan tergantung dari indikator ketersediaan air di permukiman Puri Mayang dan kebutuhan air oleh tanaman. Misalnya apabila kondisi tanaman tersiram air hujan pada hari sebelumnya dan sumber air di rumah pompa tidak mencukupi, maka kegiatan penyiraman tidak dilakukan. Kegiatan penyiraman kebanyakan dilakukan pada siang hari karena pada siang hari air sumber air yang ada di rumah pompa dapat mengalir lebih deras. Penyiraman tanaman yang dilakukan pada siang hari dapat mengakibatkan semak dan tanaman hias mengalami luka bakar pada daun karena tingginya radiasi sinar matahari pada siang hari menyebabkan

59 45 evapotranspirasi juga menjadi tinggi. Kegiatan penyiraman dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Kegiatan Penyiraman Tanaman oleh Pekerja pemeliharaan Hal tersebut dapat diatasi apabila transportasi khusus berupa mobil tangki yang telah ada dapat digunakan oleh bagian pemeliharaan lanskap. Tujuannya mobil tangki tersebut dapat digunakan untuk mencari sumber air yang lain sehingga kegiatan penyiraman dapat terus dilakukan tanpa harus bergantung pada rumah pompa dan hujan. Jika kapasitas air untuk penyiraman tidak memadai, maka penyiraman mingguan perlu dilakukan untuk menjaga pembentukan rambut akar yang dangkal. Sedangkan untuk rumput penyiraman perlu lebih sering dilakukan. Penyiraman tanaman sangat diperlukan karena tiap tanaman membutuhkan kadar air yang berbeda-beda tergantung pada waktu, ukuran dan jenis tanaman, serta keadaan lingkungan. Tanaman yang tumbuh dengan kondisi air yang kurang akan mengakibatkan pertumbuhan daun lambat, kerdil, berwarna pucat, cepat layu. Oleh sebab itu kebutuhan air yang diperlukan oleh tanaman harus disesuaikan jenis, waktu, dan keadaan lingkungan. Menurut Carpenter et al. (1975) menyatakan bahwa air merupakan faktor yang sangat penting dalam keberlangsungan hidup tanaman. Dijelaskan juga bahwa ada beberapa faktor penting dalam penyiraman, yaitu memberikan air yang cukup untuk merendam tanah pada kedalaman cm, memberikan air dengan kecepatan yang meminimalkan aliran permukaan, melakukan penyiraman yang rutin pada tanaman yang baru ditanam, tidak mengabaikan kebutuhan penguapan dalam

60 46 pertumbuhan tanaman, tidak memberikan air yang berlebih pada tanaman. Sementara itu, pada taman yang cukup luas, penggunaan selang, sprinkler, nozzle dapat menjadi pilihan. 3. Pemangkasan Pemangkasan tanaman di lingkungan permukiman Puri Mayang bertujuan untuk mengontrol pertumbuhan tanaman, menjaga keamanan, serta mempertahankan penampilan fungsi dan visual tanaman. Pemangkasan tanaman di lingkungan permukiman Puri Mayang lebih diutamakan pada kegiatan pemangkasan semak dan rumput, sedangkan untuk pohon kegiatan pemeliharaannya bersifat insidentil. Alat yang digunakan untuk pemangkasan beraneka ragam, seperti gunting pangkas, gunting galah, gergaji, atau manual, tergantung kebutuhan pemangkasan. 1) Pemangkasan rumput Pemangkasan rumput bertujuan untuk menjaga keseragaman tinggi rumput agar terlihat lebih indah dan rapi. Pemangkasan rumput mendapat perhatian yang besar dari pihak estat selain dikarenakan rumput pertumbuhannya lebih cepat jika dibandingkan tanaman yang lain, rumput juga menjadi point of interest utama yang dilihat dalam pemeliharaan lanskap permukiman Puri Mayang. Pemangkasan rumput diprioritaskan di jalan utama, pada berm, taman cluster, sedangkan rumput yang tumbuh di kavling kosong hanya dipangkas bila tinggi rumput sudah melebihi 15 cm. Jenis rumput yang dipotong adalah rumput peking ( Zoysia matrella ) dan rumput embun ( Polytrias amaura ) yang tersebar di setiap taman baik itu taman gerbang, taman lingkungan disetiap kluster, taman disetiap rumah penghuni, ruang terbuka, kavling kosong, dan berm jalan. Di Puri Mayang kegiatan pemangkasan rumput dilakukan setiap 14 hari dengan menggunakan mesin pemangkas rumput gendong dan pegawai khusus pemangkas rumput disetiap area kluster. Bila melihat area kawasan permukiman Puri Mayang yang berbukit-bukit, penggunaan mesin pemangkas rumput gendong merupakan cara yang tepat dan lebih efisien dilakukan, karena pekerjaan akan lebih cepat terselesaikan dan mudah dikerjakan apabila dibandingkan dengan menggunakan mesin pangkas lainnya. Menurut Sternloff dan Warren (1984), jumlah area rumput

61 47 yang harus dipangkas, bentukan lanskap, dan jenis rumput yang dipelihara menetukan ukuran dan jenis alat pemangkas yang paling cocok digunakan. Hasil pemangkasan rumput dikumpulkan, lalu disapu dan dikumpulkan dalam gerobak sampah untuk kemudian diangkut oleh truk pengangkut sampah. Setiap hari para pekerja pemangkas rumput berpindah dari satu tempat ke tempat yang berbeda dan akan kembali ke tempat yang sama dalam waktu 14 hari. Berdasarkan hasil pengamatan di lapang, jumlah sampah rumput relatif banyak, sehingga tidak semua sampah rumput yang telah dipangkas dapat diangkut oleh truk pengangkut sampah. Pada lokasi kavling kosong dan tempattempat yang jarang terlihat atau kurang strategis, sebagian sampah rumput dan sampah hijau lainnya dirapikan dan dibiarkan sampai mengering kemudian baru dibakar oleh pekerja pemeliharaan. Kegiatan pemangkasan rumput dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Pemangkasan Rumput Dengan Mesin Rumput Gendong 2) Pemangkasan semak dan perdu Pemangkasan semak di kawasan permukiman Puri Mayang dilakukan setiap bulan agar tidak terlalu tinggi. Pemangkasan semak dilakukan terhadap tanaman, seperti pangkas kuning (Durantha repens) dan soka (Ixora sp) dengan menggunakan gunting pangkas dan bertujuan untuk memberikan bentuk yang teratur dan rapi. Selain itu pemangkasan juga dilakukan pada jenis semak yang relatif banyak terutama berbatang keras seperti bunga Bougenville ( Bougenvillea sp), Kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis), bunga Alamanda (Alamanda cathartica). Pada umumnya teknis pemangkasan yang dilakukan di kawasan

62 48 permukiman Puri Mayang adalah memangkas ujung-ujung tajuk tanaman dengan panjang yang sama. Kegiatan pemangkasan semak dilakukan oleh tenaga kerja laki-laki pada masing-masing kluster. Contoh kegiatan pemangkasan tanaman hias dapat di lihat pada Gambar 9. Gambar 9. Pemangkasan Tanaman Hias yang Dilakukan oleh Pekerja Pemeliharaan Permasalahan yang ditemui dalam pemangkasan tanaman, yaitu sisa hasil pemangkasan yang tidak digunakan secara baik akan tetapi dibuang dan dibiarkan begitu saja. Tenaga pemangkas tidak terlatih dalam mengoperasikan alat dan tidak mengetahui teknik pemangkasan lain selain teknis pemangkasan yang dilakukan di Puri Mayang misalnya teknik pemangkasan dengan cara menjarangkan cabangcabang tanaman. Menurut Ingels (2004) teknis pemangkasan terdiri dari : 1. Jump-cutting (memotong cabang), teknik ini dilakukan dengan memotong tahap demi tahap cabang tanaman. 2. Thinning-cutting (penjarangan), yaitu menjarangkan cabang-cabang semak untuk tetap membentuk ukuran dan bentukan semak sesuai dengan yang diinginkan. Dilakukan dua kali dalam setahun. 3. Heading back (memangkas dahan), yaitu dengan memangkas cabang pertumbuhan tanaman untuk mengontrol ukuran dan bentuk dari tanaman. Sisa hasil pemangkasan tidak digunakan secara baik misalnya dapat digunakan kembali untuk perbanyakan secara vegetatif ataupun dikomposkan. Menurut Arifin dan Nurhayati (2005), sebaiknya sampah sisa hasil pemangkasan tersebut dibuat sebagai kompos. Alat-alat yang digunakan untuk pemangkasan setelah digunakan tidak dibersihkan kembali melainkan langsung disimpan di tempat

63 49 penyimpanan. Alat yang telah digunakan dalam kegiatan pemangkasan harus dicuci bersih dan dikeringkan dengan lap, agar pisau pemotong tidak cepat berkarat. Semakin luasnya areal pemeliharaan di masa yang akan datang dan pertumbuhan vegetasi semakin bertambah, penggunaan alat-alat pangkas mesin maupun alat bantu yang lain dapat menjadi bahan pertimbangan dalam proses pemangkasan. Tenaga pemangkas juga harus terlatih dalam mengoperasikan alatalat dengan diadakannya training terlebih dahulu, dan hati-hati dalam penggunakan alat pangkas agar tidak terjadi kecelakaan dalam bekerja. Tujuannya adalah agar tercapai efektivitas dan efisiensi kerja yang lebih baik serta keamanan bagi para pemangkas. 4. Pengendalian gulma dan pendangiran Pengendalian gulma di lingkungan permukiman Puri Mayang bertujuan menghindari persaingan antara tanaman utama dengan gulma dalam mendapatkan sinar matahari, air dan tempat tumbuh. Kegiatan ini dilakukan satu kali dalam sebulan secara manual dengan menggunakan kape. Menurut Kumurur (1998) pengendalian gulma pada rumput lanskap secara manual adalah cara yang efektif untuk dilakukan. Hal ini disebabkan tanaman utamanya juga berupa rumput sehingga pengendalian gulma dengan herbisida dapat mematikan tanaman utamanya. Kegiatan pengendalian gulma di lingkungan permukiman Puri Mayang dilakukan oleh tenaga kerja perempuan dan dilakukan bersamaan dengan kegiatan pendangiran yaitu dengan membuat lajur bedengan atau bokoran di sekitar pangkal batang tanaman. Gulma yang terdapat di Puri Mayang terdiri dari rumput teki dan alang-alang. Kedua kegiatan ini berjalan dengan baik. Pemeliharaan Fisik Terhadap Elemen Tanaman (Insidentil) 1) Pemangkasan pohon Pemangkasan pohon pada kawasan permukiman Puri Mayang dilakukan pada bagian yang menjuntai ke bawah dan bagian yang menutupi pandangan dengan menggunakan alat gergaji dan golok. Alokasi pegawai untuk pemangkasan pohon tidak dilakukan karena pekerjaan pemangkasan pohon bersifat insidental. Pemangkasan pohon idealnya dapat dilakukan 6 bulan dengan memangkas

64 50 percabangan yang mengganggu atau terlalu rendah. Berdasarkan wawancara pemangkasan pohon biasanya dilakukan disepanjang jalan utama, di lingkungan rumah, di taman cluster. Jenis pohon yang dipangkas adalah bunga Kupu-kupu (Bauhinia purpurea), pohon kelapa sawit (Elaeis guinenis). Selain untuk memangkas percabangan yang mengganggu dan terlalu rendah, pemangkasan juga dilakukan untuk memisahkan jenis tanaman misalnya jenis tanaman alamanda dengan tanaman bambu seperti yang terdapat pada Gambar 10. Pada pohon di taman kluster diharapkan percabangan pohon sebaiknya tidak terlalu rendah sehingga tidak mengganggu orang berjalan dan kendaraan lalu lalang untuk setiap klusternya. Untuk pohon dengan ranting dan percabangan yang tinggi, pemangkasan dilakukan dengan menggunakan gunting galah, sedangkan dahan yang besar dengan gergaji tangan. Tenaga pemangkas juga harus terlatih dalam mengoperasikan alat-alat dengan diadakannya training terlebih dahulu, dan hati-hati dalam penggunakan alat pangkas agar tidak terjadi kecelakaan dalam bekerja. Kegiatan pemangkasan pohon dapat di lihat pada Gambar 10. Gambar 10 Pemangkasan Pohon Dilakukan untuk Memisahkan Tanaman Alamanda dengan Pohon Bambu 2) Pemupukan Jika alam tidak mampu memberi nutrisi maksimal bagi tanaman, tanaman memerlukan pupuk agar tampil mempesona. Pupuk diperlukan untuk menambah dan me lengkapi unsur hara yang tersedia di dalam tanah. Sebelum dilakukan pemupukan, perlu diketahui tingkat kesuburan tanah dan kebutuhan hara tanaman

65 51 agar pupuk yang diberikan tidak sia-sia. Tanaman pada dasarnya memerlukan semua jenis unsur hara secara seimbang, tetapi tingkat keperluannya bervariasi menurut fase pertumbuhan tanaman. Unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman, diantarannya nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Jumlah kandungan ketiga unsur ini di dalam kemasan pupuk berbeda tergantung kebutuhan. Unsur lain yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit (unsur mikro), diantaranya magnesium, mangan, seng, dan besi. Penyajian pupuk dapat berupa pupuk majemuk (lebih dari 1 unsur) atau pupuk tunggal (1 unsur). Berdasarkan wawancara yang dilakukan, pemupukan pada laskap permukiman Puri Mayang dilakukan pada rumput, ground cover, semak, dan pohon. Pupuk yang digunakan untuk semua kelompok tanaman sama yaitu NPK 15:15:15, tetapi dengan dosis yang berbeda untuk masing-masing kelompok tanaman. Pemupukan pada lanskap permukiman Puri Mayang tidak termasuk dalam kegiatan rutin yang terencana dalam jadwal pemeliharaan akan tetapi termasuk dalam kegiatan insidentil. Dosis pemupukan untuk tanaman baru diberikan bersamaan dengan masa penanaman yaitu sekitar 4 gram/tanaman. Untuk tanaman semak, dosis yang diberikan sebanyak 7 gram/tanaman. Untuk tanaman tahunan, misalnya pohon dosis diberikan sebanyak 100 gram/tanaman dengan membuat lubang yang dalmnya cm ketika tanaman berumur 2-3 bulan. Apabila tanaman tahunan telah berumur lebih dari satu tahun, dosis yang diberikan 500 gram dengan membuat lubang tanam yang kedalamannnya cm. Pada saat musim kemarau atau pun disaat persediaan air di permukiman Puri Mayang tidak mencukupi untuk kebutuhan penyiraman tanaman, maka kegiatan pemupukan tidak dilakukan. Takaran atau dosis pemupukan dikurangkan, bahkan tidak jarang pupuk yang telah ditebarkan tidak ditutupi dengan tanah (Gambar 12) dan disiram kembali ini disebabkan para pekerja di kawasan pemukiman Puri Mayang belum mengetahui hal-hal penting mengenai takaran atau pun dosis dalam pemupukan dan kebutuhan air untuk penyiraman. Prinsip utama dalam aplikasi pupuk adalah pemberian pupuk harus sesuai pada anjuran yang berlaku atau yang direkomendasikan para ahli, karena sangat mempengaruhi jumlah pupuk yang dapat diserap akar tanaman.. Tanaman yang diberi pupuk dengan dosis terlalu rendah mengakibatkan pemborosan, karena tidak memberikan pengaruh apa-apa

66 52 terhadap pertumbuhan tanaman. Pupuk dengan dosis yang tidak sesuai hanya membuat tanaman sekedar mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sebaliknya tanaman yang diberi pupuk dengan dosis yang berlebihan akan merusak tanaman bahkan menyebabkan kematian pada tanaman. Dosis pupuk yang sesuai dapat dilihat dari pertumbuhan tanaman dan ketersediaan hara dalam tanah. Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan pupuk yang tidak benar diantaranya perubahan struktur tanaman, reaksi kimia, dan kehidupan biologi tidak menguntungkan bagi tanaman. Melihat efek negatif yang ditimbulkan dari pemupukan yang tidak benar, maka diperlukan kedisiplinan dan pengetahuan dalam mengaplikasikannya, terutama dalam menentukan dosis pemupukan. Agar pupuk dapat bekerja secara efektif perlu diperhatikan cara, waktu, dan jenis pupuk, kandungan pupuk. Waktu dan frekuensi pemupukan ditentukan oleh iklim, sifat fisik tanah, pengadaan pupuk serta adanya sinergis dan antagonis unsurunsur hara. Untuk menentukan jenis pupuk perlu diketahui terlebih dahulu jenis dan jumlah unsur hara yang dikandungnya, serta manfaat dari berbagai unsur hara pembentuk pupuk tersebut. Pertimbangan teknis dalam penentuan jenis pupuk dilakukan dengan cara antara lain : 1. Memilih kombinasi jenis pupuk berdasarkan komposisi unsur hara utama dan tambahan. 2. Memilih jenis pupuk berdasarkan sifat kelarutannya. Selain pertimbangan teknis diperhatikan juga pertimbangan ekonomis misalnya penggunaan satu jenis pupuk perlu dikaji dari sisi harga pupuk tersebut, nilai harga persatuan unsur yang tersedia bagi tanaman, serta kebutuhan persatuan luas. Dalam melakukan pemupukan, cara memupuk juga harus diperhatikan. Menurut Arifin (2000) metode atau cara pemupukan yang biasa dilakukan yaitu thumb methode, trenching methode (paritan), broadcast (menyebar), punch-bar methode dan metode tekanan udara. Selain itu pemupukan juga dilakukan dengan cara penyuntikan pada batang atau ranting pohon (transfusi). Perlu adanya pelatihan bagi pekerja pemeliharaan dengan cara memberikan praktek atau dengan memberikan contoh langsung di lapangan bagi para pekerja agar pemupukan dapat berjalan secara efektif. Kegiatan pemupukan perlu dilakukan sesuai dengan jadwal dan merupakan kegiatan rutin yang ada dalam jadwal pemeliharaan.

67 53 Kegiatan pemupukan di lingkungan permukiman Puri Mayang dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11. Pemupukan Tidak Ditimbun Kembali Dengan Tanah 3) Pengendalian hama dan penyakit tanaman Tanaman yang terserang hama penyakit akan menurunkan kualitasnya secara fisik dan visual. Pengelola suatu taman atau lanskap seperti pemukiman tidak jarang menghadapi persoalan penyakit pada tanaman yang menurunkan kualitas tanamannya. Identifikasi gejala, jenis hama dan penyakit, serta penyebabnya perlu diketahui terlebih dahulu agar dapat dilakukan pengendalian secara tepat dan efektif. Pengendalian HPT di Puri Mayang belum termasuk ke dalam jadwal pemeliharaan yang dibuat oleh pengelola. Pengendalian HPT termasuk dalam salah satu kegiatan pemeliharaan yang bersifat insidentil. Pengendalain hama dan penyakit tanaman di permukiman Puri Mayang dilakukan secara manual yaitu tidak menggunakan bahan kimia seperti pestisida pada umumnya. Minimnya pengetahuan tenaga kerja dalam mengenali gejala-gejala serangan hama dan penyakit pada tanaman merupakan suatu masalah yang dihadapi dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman di lingkungan pemukiman Puri Mayang. Hama yang sering menyerang tanaman, diantaranya semut rayap, ulat, kutu, cacing, belalang, dan bekicot. Binatang ini dapat merusak seluruh bagian tanaman. Sementara itu, penyakit pada tanaman dapat disebabkan oleh cendawan,

68 54 virus, dan bakteri. Penyakit tersebut dapat menular melalui penyiraman atau udara. Pengelola suatu lanskap permukiman akan lebih mudah memprediksi kejadian suatu penyakit dan mengambil suatu tindakan pengendalian bila ia lebih mengenal tanaman dan lokasi yang dikelolanya. Pengelola lanskap juga tidak dapat mengendalikan suatu penyakit tanaman dengan baik kecuali penyebab penyakitnya sudah diidentifikasi dengan tepat. Usaha untuk mengetahui penyebab suatu penyakit merupakan langkah pertama atau pondasi dalam program pengendalian hama dan penyakit tanaman lanskap. Oleh karena itu pengetahuan mengenai diagnosis penyakit tanaman adalah penting bagi pengelola dan pekerja pemeliharaan suatu lanskap. Berbagai usaha yang dapat dilakukan untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman antara lain usaha pembersihan sampah ataupun mengurangi sumber penularan merupakan salah satu usaha dalam mengurangi perkembangan penyakit yang lebih parah dan luas, usaha untuk memperbaiki kondisi tanah melalui aerasi atau penyiraman sangatlah berarti bagi kesehatan tanaman, penggunaan pestisida, pengendalian hayati. Pada prinsipnya, masalah penyakit tanaman lanskap hendaknya sudah diantisipasi sejak tahap perancanaan, perancangan, sampai pada tahap pembangunan, penanaman, serta pemeliharaan lanskap. Untuk dapat memperkuat penerapan konsep pengendalian hama dan penyakit tanaman secara terpadu dalam suatu lanskap, diperlukan berbagai informasi dan pengetahuan tentang berbagai aspek pengendalian penyakit tanaman lanskap oleh pekerja maupun pihak pengelola lanskap, ketersediaan bahan dan alat pengendalian yang sesuai dengan kondisi setempat merupakan usaha yang harus dilakukan dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman. Pengedalian hama dan penyakit tanaman bukan merupakan kegiatan pemeliharaan yang insidentil melainkan kegiatan pemeliharaan yang rutin dan terjadwal dalam kegiatan pemeliharaan. Menurut Sulistyantara (1997) menyatakan pengendalian hama dan penyakit tanaman bukan berarti hanya pemberantasan secara langsung, tetapi mencakup tindakan pencegahan terhadapnya. Jenis hama penyakit, bagian yang terserang, gejala yang ditimbulkan serta penanganannya dapat dilihat pada Tabel 7.

69 55 Tabel 7. Jenis hama penyakit, bagian yang terserang, gejala yang ditimbulkan serta penanganannya. Hama dan Bagian Gejala Penyakit Terserang Penanganan Semut/ Tawon Daun Daun kerdil dan keriput Daun yang terserang dipotong Ulat Daun dan batang muda Daun dan batang muda rusak imakan, daun tergulung Ulat diambil secara manual, lalu dimusnahkan, tanaman disemprot dengan insektisida Rayap Akar dan Tanaman meranggas, layu Tanaman yang batang dan mati diserang dicabut, dan media tanam disterilkan Kumbang Daun, tangkai, Bagian yang diserang rusak dan bolong, larva menyerang Kumbang dikumpukan dan akar dan kuntum bunga perakaran dimusnahkan, tanaman disemprot dengan insektisida Tungau Daun dan Timbul bintik-bintik Tanaman pucuk berwarna merah, kuning, abu-abu dan kecokelatan disemprot dengan akarisida pada daun dan pucuk karena cairannya diisap Lalat Tunas Tanaman tumbuh abnormal Tanaman yang terserang dibakar lalu tanaman disemprot dengan insektisida Cacing Medai tanam dan akar Kotoran cacing menggunung di permukaan medai tanam Media disiram air atau air sabun hingga cacing keluar, lalu cacing diambil

70 56 Tabel 7 (Lanjutan) secara manual Busuk daun Daun, batang, bunga pada tanaman sekulen Terdapat bercak putih bertepung pada bagian terserang dan daun berguguran Bagian tanaman yang terserang dibuang dan penyemprotan daun sehat dengan fungisida Busuk bunga Bunga Kuntum bunga yang telah membuka membusuk berwarna cokelat dan Bunga yang mulai mekar dibungkus Busuk batang Batang Batang lemah dan berlendir Bagian tanaman yang tidak terserang diberi belerang Jamur upas Batang Batang terdapat lapisan Kulit batang kerak warna merah, batang yang sakit lambat laun akan membusuk kemudian mati. dikelupas dan dikerok lalu diolesi cat atau ipangkas pada bagian batang yang terinfeksi berat, tanaman disemprot dengan fungisida Karat daun Daun Warna jingga kemerahmerahan pada sisi bawah Daun yang terserang daun, daun mudah gugur dipotong dan dimusnahkan, tanaman disemprot dengan fungisida Belalang Kutu daun Daun dan batang muda Pucuk dan daun Daun rusak dimakan seperti tergunting, kulit batang muda terkelupas Bagian terserang keriting kerana cairannya diserap, bagian daun dan batang berwarna hitam karena terserang embun jelaga Belalang diambil manual lalu dimusnahkan, tanaman disemprotkan dengan insektisida Bagian tanaman yang terserang dengan embun jelaga dibersihkan

71 57 Tabel 7 (Lanjutan) dengan air sabun atau dipangkas, tanaan disemprot dengan insektisida 4) Penyulaman Sejauh ini penyulaman di lokasi permukiman Puri Mayang telah dilakukan akan tetapi belum maksimal dan belum terdapat dalam jadwal pemeliharaan yang telah ada. Penyulaman lebih dilakukan untuk mengganti tanaman yang rusak atau ma ti. Kebutuhan tanaman yang digunakan untuk kegiatan penyulaman di permukiman Puri Mayang menggunakan tanaman yang telah ada di pemukiman Puri Mayang. Hal ini dikarenakan permukiman Puri Mayang tidak mempunyai nursery yang menyediakan tanaman untuk mengganti tanaman yang sudah mati. Penyulaman sebaiknya dilakukan dengan tetap memperhatikan desain awal, karena cara ini memungkinkan untuk mengganti tanaman dengan jenis berbeda dari penanaman sebelumnya apabila tanaman yang diutamakan tidak tersedia. Menurut Sulistyantara (1997) menyatakan bahwa penyulaman dilakukan dengan tetap memperhatikan desain yang telah ada. Dibeberapa instansi, pembibitan sangatlah ekonomis, hal ini karena instansi dapat menghemat uang dengan membiakkan dan menumbuhkan persediaan bibit tanaman. Masalah tersebut dapat diatasi apabila pihak pengelola pemukiman Puri Mayang membuat nurseri selain dapat terpenuhinya kebutuhan tanaman untuk kegiatan penyulaman juga dapat menghemat anggaran biaya pemeliharan untuk pembelian tanaman. Menurut Mason (2004) jumlah lahan yang dibutuhkan dalam membuat suatu nurseri berkisar antara 0,1 ha sampai dengan ratusan hektar tergantung kepada : 1. Biaya dari lahan 2. Ketersediaan lahan 3. Ukuran dan space dari tanaman yang akan dibibitkan 4. Jumlah tanaman yang diperlukan 5. Space untuk fasilitas penunjang Menurut Sternloff dan Warren (1984) beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam membuat pembibitan tanaman, yaitu :

72 58 1. Volume material tanama yang dibutuhkan 2. Mengukur sumber daya komersil 3. Kemampuan lahan untuk membuat fasilitas yang dibutuhkan 4. Modal yang cukup untuk membuat fasilitas yang dibutuhkan 5. Kemampuan pekerja yang berkualitas untuk menjalankan pembibitan. Keberhasilan dari perbanyakan tanaman sangat bergantung kepada beberapa faktor, misalnya cara perbanyakan yang dipilih, jenis tanaman, waktu memperbanyak dan keterampilan kerja. Pemeliharaan Fisik Terhadap Elemen Keras (Hard Material) 1. Pemeliharaan kolam renang Puri Mayang mempunyai fasilitas kolam renang dan water boom (Gambar 13). Fasilitas ini selain digunakan untuk penghuni juga banyak digunakan oleh pengunjung terutama pada hari-hari libur misalnya sabtu dan minggu. Kegiatan untuk kebersihan dari fasilitas kolam renag ini dilakukan setiap hari pada pukul setelah penghuni dan pengunjung menggunakan, yaitu dengan membersihkan kotoran yang mengapung di permukaan air kolam dengan menggunakan tanggok dan pembersihan bibir kolam terhadap kotoran seperti daun kering dan sebagainya Untuk kegiatan penggantian air kolam dilakukan seminggu sekali oleh tenaga kerja pengelola Mayang Club yang terdiri dari 3 orang. Peralatan yang digunakan untuk melakukan kegiatan ini yaitu mesin vacuum, selang vacuum, sikat dinding, sikat ijuk, dan saringan plastik. Kegiatan ini diawali dari pengoperasian mesin sirkulasi, kemudian memasang kran pompa filter dari posisi sirkulasi ke vacuum, lalu menyiapkan selang vacuum untuk membersihkan dasar kolam renang dari segala kotoran dengan vacuum. Langkah selanjutnya membersihkan permukaan air dengan saringan plastik dari benda-benda asing seperti daun atau yang lainnya. Setelah selesai kegiatan vacuum dan pembersihan permukaan air, kemudian kembali memasang kran pompa filter dari posisi vacuum ke posisi sirkulasi. Kegiatan treatment hanya dilakukan apabila kondisi air keruh atau berkabut. Bahan-bahan yang diperlukan untuk perlakuan ini adalah CTX-60 sebanyak 5-10 liter, CTX-41 sebanyak 5-10 liter, tawas sebanyak 1 kg, dan Pac sebanyak 2 kg.

73 59 Seluruh bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam kolam hingga larut oleh sirkulasi air. Menurut Arifin dan Nurhayati (2005), pemeliharaan kolam, terutama yang terbuat dari keramik meliputi beberapa hal sebagai berikut : a) Bahan kimia (kaporit) sering diberikan pada kolam agar air tampak jernih. Kaporit digunakan agar kotoran yang ada dalam air dapat mengendap ke dasar kolam sehingga memudahkan pembersihan kolam. Kaporit diberikan saat air kolam tidak mengalir. Cara pemberiannya adalah dengan melarutkan kaporit ke dalam air, lalu didiamkan beberapa saat sampai terjadi endapan. Larutan air kaporit yang bening tersebut disebarkan ke dalam kolam secara merata. b) Kotoran yang mengapung di permukaan air kolam harus segera dibersihkan secara rutin minimal sehari sekali dengan menggunakan tanggok. Kotoran tersebut mengakibatkan turunnya nilai estetika, selain akan dapat meninggikan permukaan air kolam. c) Pembersihan bibir kolam dilakukan secara rutin terhadap kotoran-kotoran, seperti daun-daun kering dan sebagainya. Sementara kotoran dari percikan larutan kaporit harus segera dilap dan dibersihkan saat itu juga. d) Penyikatan dinding kolam dilakukan setiap hari sebelum vacuuming dilakukan. Pembersihan ini dilakukan untuk menghilangkan atau mencegah tumbuhnya lumut. Noda hitam pada dinding yang disebabkan oleh lumut yang mati harus dibersihkan dengan menggunakan larutan HCL 40% atau digosok dengan batu apung. e) Vacuuming merupakan pemeliharaan yang bertujuan untuk menjernihkan air kolam dan membersihkan lantai kolam dengan menggunakan alat vacuum cleaner. Alat ini sangat praktis karena dapat menyedot kotoran dari dalam kolam dan menyaring dengan sangat cepat. Vacuuming dilakukan seminggu sekali agar lantai kolam tetap bersih dan terbebas dari endapan kotoran...

74 60 Gambar 13. Kegiatan Pengunjung Di Kolam Renang Puri Mayang 2. Pemeliharaan jalan, selokan, dan saluran drainase Perkerasan termasuk ke dalam unsur lanskap yang keberadaannya memiliki fungsi dan nilai estetika tertentu. Tercapainya fungsi dan nilai estetika tersebut akan memberikan kenyamanan bagi para pengguna dan menambah unsur keindahan pada lanskap permukiman Puri Mayang. Perkerasan taman yang terdapat di lokasi permukiman Puri Mayang terdiri dari conblock. Pemeliharaan perkerasan terdiri dari penyapuan dan pembersihan perkerasan dari lumut dan kotoran (Gambar 14). Penyapuan dilakukan tergantung dari sampah atau pun kotor an yang terdapat pada tapak dengan menggunakan peralatan sapu lidi dan pengki. Kegiatan pembersihan lumut dilakukan setiap satu minggu sekali. Akan tetapi selama kegiatan magang berlangsung kegiatan pembersihan perkerasan yang ditumbuhi oleh lumut tidak dilakukan satu minggu sekali sesuai dengan jadwal melainkan sebulan sekali. Pembersihan selokan dan saluran drainase yang ada di permukiman Puri Mayang dilakukan untuk melancarkan sirkulasi air serta membersihkannya dari sumbatan sampah dan dedaunan. Kegiatan ini dilakukan seminggu sekali dan dilakukan oleh pekerja laki-laki. Kedua kegiatan ini berjalan dengan lancar dan sesuai dengan jadwal.

75 Gambar 14, Kegiatan Pembersihan Conblock 61

76 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Kegiatan magang dilaksanakan di bawah Divisi Operasional PT. Putra Sentosa Prakarsa terhitung dari 13 September 2007 sampai dengan 15 Desember Secara umum kegiatan magang memberikan memberikan pengetahuan pengalaman, dan kemampuan teknis pemeliharaan serta penanggulangan permasalahan di lapang. 3. Pemeliharaan lanskap kawasan permukiman Puri Mayang secara organisasi belum terstuktur dengan baik ini terlihat dari belum adanya pembagian tugas spesifik, semua lebih dibebankan kepada estat manajemen sehingga mengakibatkan kontrol pekerjaan tidak maksimal. 4. Adanya batasan berupa peraturan lingkungan yang ditujukan untuk penghuni kawasan permukiman Puri Mayang dapat menciptakan kondisi yang sesuai dengan tujuan maupun konsep pembangunan kawasan itu sendiri. 5. Tidak adanya standar opersional prosedure berpengaruh terhadap proses pekerjaan di lapang. Pengaruhnya, kegiatan pemeliharaan berbeda aplikasinya pada setiap area pemeliharaan karena standar yang dipahami berbeda pada setiap mandor terhadap kondisi lanskap areanya 6. Keterbatasan waktu, tenaga kerja, keterampilan, tingkat pendidikan, serta motivasi dan pengawasan dalam bekerja serta menyebabkan efisiensi dan efektivitas kerja tidak tercapai. Faktor musim dan ketersedian air berpengaruh terhadap kegiatan pemeliharaan fisik diantaranya kegiatan penyiraman dan pemupukan. Saran 1. Keberadaan posisi lanskap dalam struktur organisasi Puri Mayang khususnya dan PT. Putra Sentosa Prakarsa sebaiknya berdiri sendiri agar terdapat spesialisasi pekerjaan sehingga efesiensi dan efektivitas kerja dapat tercapai. 2. Perlunya pembuatan standar operational procedure yang berisi standar penampilan fisik lanskap, standar penampilan komponen taman, serta syarat-

77 63 syarat umum pelaksanaan perawatan tamn dan kebersihan agar para pekerja memiliki standar kualitas dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan. 3. Untuk mencapai pada kondisi yang diinginkan, pihak pengelola dalam suatu kawasan pemukiman perlu melakukan strategi manajemen pemeliharaan yang tepat seperti dengan mengetahui prinsip-prinsip pemeliharaan, metode pemeliharaan, dan pemanfaatan sumber daya pada kegiatan pemeliharan sehingga dapat meningkatkan produktivitas. 4. Perlu adanya koordinasi dengan keuangan perusahaan dalam mengevaluasi dan merevisi budget plan Puri Mayang untuk menyesuaikan anggaran dengan kebutuhan rill sehingga keuangan tidak menjadi kendala yang menghambat pekerjaan pemeliharaan di lapang. 5. Evaluasi hasil kinerja terutama check list harian pekerja pemeliharaan sangat diperlukan agar dapat diketahui efektivitas, efesiensi, dan pencapaian target pekerjaan dari rencana kegiatan yang telah dibuat 6. Sistem reward and punishment dapat diterapkan untuk meningkatkan motivasi kerja tenaga kerja pemeliharaan. 7. Disediakan tempat pembuangan akhir sampah dan pemanfaatan sampah dedaunan sebagai pupuk kompos melalui teknik sanitary landfill dapat menghemat anggaran pemeliharaan untuk pembelian pupuk. 8. Pihak penglola pemukiman Puri Mayang menyediakan nurseri yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tanaman di pemukiman, seperti kegiatan penyulaman

78 DAFTAR PUSTAKA Anonim Arsitektur Lanskap.www. id. Wikipedia. org http: //id.wikipedia.org/wikiiarl [03-Januari 2007] Arifin, H. S. dan N. H. S. Arifin Pemeliharaan Taman. Penebar Swadaya Jakarta. 123 hal. Budihardjo, E. dan S. Hardjohubojo Kota Berwawasan Lingkungan. Penerbit Alumni. Bandung. 241 hal. Carpenter, P. L. T. D. Walker, dan F. O. Lanphear Plant In The Landscape. W. H. Freeman and Company. New York.481 p. Chiara, J. D dan L.E. Koppelman Standar Perencanaan Tapak (terjemahan). Airlangga. Jakarta.380 hal Eckbo, G Urban Landscape Design. Mc Graw- Hill Book Company. New York. 241 p. Ingels, J. E Landscaping : Principle and Practise. Sixth edition. State University Of New York : College Of Agriculture and Technology, Cobleskill. New York. Pelmar Learning : Division Of Thomson Learning Inc. 498 p. Kumurur, V. A Rumput Lanskap. Penebar Swadaya. Jakarta. 80 hal. Jakarta. 163 hal Laurie M Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan (terjemahan), Bandung : Intermedia Lingga, P Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. 163 hal. Mason, J Nursery Management. Second edition. Landlink Press. Australia. 320p. Nurisjah, S. Dan Q. Pramukanto Penuntun Praktikum Perencanaan Lanskap. Institut Pertanian Bogor. 59 hal. Sulistyantara, B Taman Rumah Tinggal. Penebar Swadaya. Jakarta. 170 hal. Simonds, J. O Landscape Architecture. Mc Graw Hill Book Co. New York.331p.

79 65 Sternloff, R. E. dan R. Warren Park and Recreation Maintenance Management. John Wiley and Sons Inc. 327 p. Wright, T. W. J Large Garden and Park Maintenance Management and Design. Granada Publ. Ltd. 187 hal. Untermann, R. dan R. Small Perencanaan Tapak dan Perumahan (terjemahan ). Intermatra Bandung. 241 hal

80 LAMPIRAN

81 67 Lampiran 1. Inventarisasi Tanaman yang Terdapat di Kawasan Permukiman Puri Mayang Semak No Nama Lokal Nama Latin Kucai Jepang Taiwan Beauty Bakung Air Mancur Helikonia Lantana Sutra Bombay Lili Paris Iris Nanas-nanasan Soka Agave Pangkas kuning Lidah Mertua Pandan Bali Tombak Raja Sirih Gading Kembang Sepatu Bougenvil Opiopogon Bawang-bawangan Pohon Carex moroowii Cuphea sp. Hymnocallis expansa Heliconia sp. Lantana cammara Portulaca grandiflora Chlorophytum comosum Trimeza carribbea Ananas bracteatus Ixora sp. Agave attenuate Duranta variegate Sansievera sp Pandanus sp Yucca longifolia Cleodendrum thomsonae Hibiscus rosasinensis Bougainvillea spectabilis Ophiopogon jaburan Zypherantes. sp No Nama Lokal Nama Latin Sawo kecik Kelapa gading Trembesi Kelapa sawit Tabebuai kuning Palem sadeng Kamboja Manilkara kauki Cocos capitata Samenea saman Elaeis guinenis Tabebuia chrysantha Livistonia rotundifolia Plumeria sp.

82 68 Lampiran 1. (lanjutan) Pohon No Nama Lokal Nama Latin Bunga kupu kupu Kasia Dadap merah Bambu jepang Bintaro Ki hujan Cemara Jambu Bauhinia purpurea Cassia multijaga Erythrina crista galli Phylostactis aurea Cerbera odollan Pitecolobium saman Araucaria sp Psidium guajva Rumput No Nama Lokal Nama Latin Rumput gajah Runput manila Rumput embun Axonopus compressus Zoysea matrella Polytria amaura Keterangan : Sumber Data Puri Mayang Tahun 2007

83 69 Lampiran 2. Inventarisasi Satwa yang Terdapat di Kawasan Permukiman Puri Mayang No Kelompok Nama Lokal Nama Latin 1 Mamalia Kucing Berang-berang Kambing Felis domesticus Lutra cinerea Capra hireus 2 Burung Burung layang-layang Burung perkutut Burung merpati Burung gereja Burung kutilang Burung Elang Burung tekukur Collocalia esculanta Geophelia striata Columba livia Orthotomus sp. Paser montanus Prinia sp. Spilornis sp. 3 Reptil Kadal Bunglon Mabuya multifasciata Calotes jubatus 4 Ampibi Kodok budug Katak pohon Bufo melanosticus Polypedates Keterangan : Sumber Data Puri Mayang Tahun 2007

84 70 Lampiran 3. Data Pekerja Pemeliharaan Permukiman Puri Mayang No Nama Pekerja Pemeliharaan Puri Mayang Jenis Kelamin Tanggung Jawab Gaji/Bulan 1 Iskandar L Mandor Rp Erwin. S L Mandor Rp Asep Sukanto L Mandor Rp Coki L Mandor Rp Purwanto L Pemangkas Rumput Rp Bactiar L Pemangkas Rumput Rp Heri L Pemangkas Rumput Rp Yanto L Teknisi Rumah Pompa Rp Kusnadi L Pekerja Taman Rp Supangat L Pekerja Taman Rp Lois L Pekerja Taman Rp Lastri P Pekerja Taman Rp Lani P Pekerja Taman Rp Sumiatun P Pekerja Taman Rp Sumiyem P Pekerja Taman Rp Towilah P Pekerja Taman Rp Siti Marhamah P Pekerja Taman Rp Tuti Haryani P Pekerja Taman Rp Susi P Pekerja Taman Rp Khomsiti P Pekerja Taman Rp Keterangan : Sumber Data Puri Mayang tahun 2007

85 71 Lampiran 4. Upah Tenaga Kerja dan Harga Bahan Pemeliharaan Lanskap No Tenaga Kerja dan Satuan Harga ( Rp ) Jenis Bahan 1 Tenaga kerja pemeliharaan HOK Rp /Bln 2 Tenaga kerja pemangkas rumput HOK Rp /Bln 3 Bensin murni Liter Rp Bensin campur Liter Rp Solar Liter Rp Pupuk NPK Kg Rp Pupuk Urea Kg Rp Keterangan : Kebutuhan bensin campur mesin pengkas rumput : 2 liter / hari Kebutuhan bensin campur pompa air : 3 liter / hari Kebutuhan solar untuk mobil tangki : 10 liter / hari Sumber Data Puri Mayang 2007 Lampiran 5. Data Spesifikasi Kavling Pemukiman Puri Mayang No Spesifikasi Kavling Fasilitas 1 Jaringan Listrik PLN 2 Jaringan Air Bersih PDAM/ Sumur Bor 3 Saluran Lingkungan Pasangan batu bata dan dekker Penutup 4 Jalan lingkungan Aspal, beton, paving blok 5 Taman Lingkungan RTH (open space) dan berm jalan Keterangan : Sumber Data Puri Mayang Tahun 2007

86 72 Lampiran 6. Perbandingan Jadwal dan Frakuensi Pemeliharaan Lanskap Puri Mayang dengan Standar Ideal No Kegiatan Frekuensi Pemeliharaan Harian Mingguan Bulanan Tri Wulan Semesteran Insidentil 1 Pembersihan Penyapuan areal/taman * 2 Pembuangan sampah * 3 Pembersihan selokan * 4 Pembersihan kolam * renang 5 Pemangkasan semak * 6 Pemgkasan rumput * 7 Pendangiran dan * penyiangan gulma 8 Pemotongan rumput * 9 Pemangkasan pohon * 10 Pemupukan pohon * 11 Pemupukan semak * 12 Pengendalian HPT * 13 Penyulaman Tanaman * Keterangan : Rekomendasi jadwal dan frekuensi yang sesuai dengan standar ideal (sumber : Arifin dan Nurhayati, 2005) * Sumber Data Puri Mayang Tahun 2007

87 73 Lampiran 7. Standar Pelaksanaan Kerja Pemeliharaan Taman dan Syarat-syarat Umum Pelaksanaan Perawatan Taman dan Kebersihan No Item Pekerjaan Alat dan Bahan Syarat-syarat Umum Pelaksana Pemeliharaan Taman dan Kebersihan 1 Pemangkasan Rumput 2 Penggemburan Media Rumput 3 Pendangiran dan Aerasi Tanah 4 Pemangkasan Tanaman Grass mower, gunting pangkas rumput, parang, pengki, sapu lidi, dan sekop kecil Garpu tanah, pengki, gerobak kecil, serbuk gergaji halus, dan humus pasang (top soil kompos) Garpu tang dan cangkul Gunting pangkas (untuk semak), gunting stek (untuk perdu tinggi), Pengki dan gergaji (untuk batang besar), obat disenfektan (bila Minimal 1 minggu sekali, dipangkas, tidak bergelombang, harus rata, tidak terlalu pendek Rumput gajah 2,5 cm, rumput manila dan peking 1,5 cm Hasil pangkasan dibuang ke tong sampah Bila mati (gundul) disulam kembali, dengan catatan luasan yang gundul atau mati tidak banyak atau masih bias disulam dengan rumput sekitarnya Rumput untuk keperluan penyulaman diambil dari bagian tepi taman dengan cara penjarangan Digemburkan dengan garpu tanah, dilakukan secara perlahan dengan kedalaman 5-10 cm Penebaran Topdress (campuran serbuk gergaji humus pasang dan rumput dengan perbandingan 7:3:1) minimal 1 kali setahun Kegiatan penggemburan tanah dengan garpu tanah dan penebarab dengan topdress dengan hamper bersamaan untuk menghindari terinjaknya tanah yang telah digemburkan pada saat penebaran topdress Untuk memperbaiki aerasi tanah dilakukan 1 kali seminggu dengan alat congkel seperti garpu tanah, cangkul, linggis, dan kored. Secara rutin dan baik serta gembur tanah Untuk pohon dan palem dilakukan dengan cara pembuatan bokoran di sekeliling pangkal batang dengan radius 50 cm disesuaikan dengan diameter batang (bila mungkin) Cara dab frekuensi pemangkasan dilakukan menurut kebutuhan masingmasing tanaman Memangkas cabang, dahan dan ranting yang retak patah, mati dan teserang penyakit Membuang tunas-tunas yang mati dan tunas air

88 74 Lampiran 7. (lanjutan) 5 Penyiraman Selang dan Portabel sprinkler diperlukan) Memangkas bagian tanaman yang tumbuh berlebihan, sehingga merusak bentuk keseluruhan sesuai petunjuk (untuk tanaman semak) Teknik pemangkasan dapat dilihat pada buku penuntun Dilakukan setiap 2 kali sehari (bila tidak hujan), pagi dan sore hari secara rutin Penyiraman pada siang hari dilakukan langsung pada permukaan tanah, jangan sampai mengenai daun tanaman untuk menghindari daun terbakar Air yang dipergunakan air bersih, tidak berbau, tidak kotor, tidak sadah, tidak membawa penyakit, tidak merusak dan mematikan tanaman Jumlah air disesuaikan dengan kebutuhan, merata, dan basah sampai ke perakaran bawah agar tanaman dapat tumbuh secara optimum 6 Pemupukan Sarung tangan, ember plastic, sekop kecil, handspryer (untuk pupuk daun) 7 Pemberantasan HPT dan Pencegahannya 8 Pemberantasan Gulma Blower, sarung tangan, ember plastik Sarung tangan, pengki Pupuk anorganik dilakukan 3 bulan 1 kali sesuai petunjuk dan check list NPK, KCL, UREA, TSP, CSN, GANDASIL Pupuk organic 1 bulan sekali sesuai petunjuk dan check list TB, kompos, T. sapi, kotoran ayam, serbu dan lain-lain Pupuk daun yang diberikan hormon daun 1 bulan sekali seperti Bay Folan, dll Khusus untuk pemupukan rumput dengan urea, ditabur dan segera disiram untuk menghindar daun terbakar 2 minggu sekali disemprot obat gabungan pestisida yang efektif dan bersifat sistematik dengan dosis yang direkomendasikan sesuai label (campuran, pestisida, bakterida, insektisida) Penyemprotan dilakukan sore hari dengan memperhatikan arah dan kecepatan angin Mencabut rumput liar selain tanaman yang dikehendaki dengan tidak merusak tanaman utama Gulma harus dicabut sampai ke ujung akarnya secara rutin setiap hari Pemberantasan gulma pada perdu dan

89 75 Lampiran 7. (lanjutan) 9 Penyulaman Tanaman 10 Meremajakan dan Mempertahankan Bentuk Tanaman 11 Pembersihan Area Taman 12 Pembersihan Kolam 13 Pembersihan Papan 14 Pembersihan Pot dan Lampu Taman pohon dapat dilakukan bersamaan dengan pekerjaan pendangiran Sekop kecil, Tanaman pengganti harus jenis yang cangkul, furadan sama dan dalam kondisi yang baik dari tanaman yang akan diganti Penyulaman jangan sampai merusak tanaman lain yang masih sehat Lubang tanam untuk tanaman yang baru harus bebas dari pathogen Lubang tanam diberi pupk kandang dan didiamkan beberapa saat bila perlu Manual Menjarangkan tanaman untuk semak rendah dan groundcover minimal 3 bulan sekali Menyulam atau mengganti tanaman yang rusak, mati, layu, hilang Meremajakan tanaman yang sudah tua Penanaman harus sesuai dengan tanaman yang ada Sapu lidi dan pengki Sikat ijuk, serokan sampah dari kawat nyamuk Sumber : Arifin dan Nurhayati (2005) Menyapu dengan alat yang sesuai Disapu dari setiap sudut dengan arah angina Menyapu dengan tidak menimbulkan debu, sebelumnya dipercikan air terlebih dahulu Sampah dan debu dimasukkan dalam keranjang Buang sampah ke penampungan sampah Periksa kembali pekerjaan yang telah dilakukan Dilakukan setiap kali ada kotoran Dibersihkan dari sampah alam dan pengunjung Dikerjakan 2 kali sehari pagi dan sore hari Pergunakan serokan sampah yang halus Keringkan dan sikat 3-7 kali sehari Pergunakan sikat ijuk Ganti air 3-7 hari kali Sikat ijuk Pergunakan sikat ijuk atau kain lap Gunakan air yang bersih untuk membantu membersihkan kotoran yang menempel Sikat ijuk Pergunakan sikat ijuk dan kain lap Lakukan dengan perlahan, jangan sampai cat terkelupas

90 76 Lampiran 8. Photo-Photo Kawasan Pemukiman Puri Mayang Rumah tipe 80 Kluster Bougenville Rumah tipe 123 Rumah tipe 280 Kluster Anggrek Kluster Bougenville

91 77 Lampiran 9. Fasilitas-Fasilitas Kawasan Permukiman Puri Mayang Sarana Komersial Taman Gerbang Utama Taman Bermain Kolam Pancuran Mandi Bola Mayang Club

92 78 Lampiran 9. (Lanjutan) Tempat Fitness Water Boom Gerbang Casablanca Gerbang Bougenville Taman Cluster

93 79 Lampiran 10. Vegetasi Dominan Kawasan Permukiman Puri Mayang Bougenville Pohon Kupu-kupu Kelapa Sawit Kamboja Agave Beringin dan Cemara

94 80 Lampiran 11. Master Plan Kawasan Pemukiman Puri Mayang Keterangan : Sumber Data Puri Mayang Tahun 2007

95 PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PEMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA MADYA JAMBI Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A Dosen Pembimbing : Ir. Marietje M. Wungkar, MSi

96 PENDAHULUAN Kota Jambi Perkembangan penduduk tinggi Kota tidak nyaman Sarana dan prasarana memadai PT. Putra Sentosa Prakarsa Puri Mayang Eksistensi dan kualitas lingkungan Optimalisasi pemeliharaan kawasan.

97 Tujuan : 1. Untuk mendapatkan pengetahuan, pengalaman kerja, keahlian serta keterampilan yang dapat meningkatkan sikap profesionalisme mahasiswa dalam menghadapi kondisi di lapang yang sesungguhnya. 2. Mempelajari sistem organisasi pemeliharaan yang ada di pemukiman Puri Mayang 3. Menganalisis dan mensintesis setiap permasalahan untuk kemudian mencari alternatif praktis pemecahannya.

98 Manfaat : 1. Pertukaran informasi ilmu dan teknologi dalam bidang Arsitektur Lanskap dan kerja sama antara mahasiswa IPB dengan pengelola pemukiman Puri Mayang. 2. Menambah ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman dalam teori dan praktek di lapang.

99 Kerangka Pikir PT.PSP Pemukiman Puri Mayang (Konsep Rumah Taman) Eksistensi PemukimanPuri Mayang Kegiatan Magang Aspek Pemeliharaan Pemeliharaan Fisik (Kondisi Tetap baik) Pemeliharaan Ideal (Sesuai dengan tujuan semula) Analisis dan Sintesis Kendala dan Potensi(dibahas secaradeskriptif) Sikap Profesionalisme

100 METODOLOGI Lokasi dan Pelaksanaan Magang : 1. Lokasi : Pemukiman Puri Mayang Kelurahan Mayang Mangurai Kecamatan Kota Baru Jambi. 2. Waktu Pelaksanaan : 13 September Desember 2007 Batasan Studi : Aspek pemeliharaan lanskap pemukiman Puri Mayang Kota Jambi.

101 Tanpa Skala Peta Lokasi Magang

102 Metode Kerja 1. Mengikuti dan mengawasi pelaksanaan pemeliharaan lanskap di lapang yang menyangkut koordinasi tenaga kerja, waktu, peralatan dan bahan. 2. Wawancara dengan berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan pemeliharaan lanskap.

103 Sejarah KONDISI UMUM PURI MAYANG : Berdiri pada tahun 2000 dengan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jambi N / SK BPN / 94. Luas Batas Wilayah Utara Timur Barat Selatan : 832 ha dengan KWT 24,88 % : Komplek Perumahan Villa Kenali I dan Rumah Sakit Kota : Kawasan Pemukiman Penduduk : Komplek Perumahan Pertamina : Kawasan Pemukiman Penduduk dan Hutan Kota

104 KONDISI UMUM PURI MAYANG Letak Geografis : , ,70 1,70 LS dan ,67 1, ,22 0,22 BT dengan ketinggian antara m di atas permukaan laut Tanah : Latosol Iklim Suhu : 22,7 C 32,4 C. Curah hujan : bulan basah mm dan bulan kering mm. Kelembapan : 85 % Kecepatan angin : 20 knot

105 KONDISI UMUM PURI MAYANG Hidrologi : Rumah pompa melalui WTP (Water( Treatment Process) ) pada setiap kluster Vegetasi : Kelapa sawit ( Cocos capitata) Sosial ekonomi : Pendatang dari luar Propinsi Jambi, penduduk tionghoa, ada juga sebagian masyarakat Jambi dengan kondisi sosial ekonomi menengah ke atas.

106 Struktur Organisasi HASIL DAN PEMBAHASAN Presiden Direktur Sekretaris Div Planing and Design Div Hukum dan Legal Div Marketing Div Administrasi Div Operasional Security Staf Staf Staf Staf Staf Staf Struktur Organisasi PT. Putera Sentosa Prakarsa

107 Div Operasional Planning and Design Estat Manajemen Engineering Security Struktur Organisasi Pemukiman Puri Mayang

108 Pemeliharaan Lanskap Pemukiman Puri Mayang Konsep Perencanaan Perencanaan Pembangunan menggunakan konsep rumah taman. Konsep Tata Hijau Konsep tata hijau pengarah, peneduh dan estetis. Konsep sirkulasi Sirkulasi jalan pada kawasan dibagi menjadi 3 diantaranya jalan arteri, jalan kolektor, jalan sub kolektor

109 Konsep Tata Ruang 1. kawasan hunian : ( Kluster dengan Rumah tipe 280 tipe 39) 2. kawasan bisnis : Pusat Perdagangan 3. kawasan rekreasi : Mayang Club, taman bermain, water boom, taman kluster Konsep Utilitas 1. Jaringan listrik : Perum PLN Wilayah IV (PLTD). 2. Jaringan telekomunikasi : PT. Telkomunikasi. 3. Sistem drainase : Sistem jaringan tertutup atau jaringan bawah tanah dengan menggunakan pasangan batu bata dan dekker penutup.

110 Konsep Pemeliharaan 1. Prioritas utama berada di sepanjang jalan utama dan di setiap taman kluster yang berada di setiap kluster. 2. Prioritas kedua pada jalur hijau yang berada di lingkungan perumahan dan kavling kosong yang telah dibeli. 3. Prioritas ketiga pada kavling kosong yang belum dibangun dan dibeli.

111 Tenaga Kerja 1. Jumlah tenaga kerja pemeliharaan 20 orang. 2. Tingkat pendidikan SD hingga SLTA 3. Bekerja dalam satu shif dari pukul Setiap kelompok tenaga kerja dipimpin oleh seorang mandor. 5. Absensi dilakukan setiap hari di bawah pengawasan mandor pada setiap kluster. 6. Jumlah tenaga kerja tidak optimal

112 Kapasitas Kerja Pemeliharaan Lanskap Puri Mayang No 1 Penyiraman rumput Jenis Pekerjaan Pemeliharaan Kapasitas Kerja (per jam per orang) Puri Mayang Sumber pustaka 350 m² m 700 m² m 2 Pemangkasan rumput dengan mesin gendong 264 m² m 250 m² m 3 Pemangkasan semak dengan gunting pangkas 4 Pendangiran 10 m² m 10 m² m 45 m² m 40 m² m 5 Pemupukan dengan cara ditebarkan 60 m² m 100 m² m 6 Pembersihan(penyapuan rumput dan sampah) 264 m² m 400 m² m 7 Penyapuan jalan 850 m² m 800 m² m 8 Pemangkasan pohon 9 Pembersihan saluran drainase 3 pohon m² m -

113 Masalah tersebut dapat diatasi : 1. Perlu adanya komitmen tenaga kerja yang tinggi terutama untuk pengawas lapang berhubungan dengan kedisiplinan kerja. 2. Sistem reward and punish ment dapat diterapkan untuk meningkatkan motivasi kerja tenaga kerja. 3. Perlu adanya kecakapan dan komitmen dalam bekerja.

114 Tabel perbandingan standar waktu ekonomis alat No Jenis Alat Jumlah Harga ( rupiah) Standar Puri Mayang 1 Mobil tangki 1-5 tahun Standar Ideal 4 tahun 2 Gerobak sampah tahun 3 tahun 3 Seragam 16 pasang bulan 12 bulan 4 Cangkul dan garpu tanah bulan 5 Sekop bulan 6 Gunting stek bulan 7 Sapu lidi minggu 8 Golok bulan 9 Arit bulan 10 Parang bulan 11 Pengki bulan 12 Gergaji bulan 13 Garukan bulan 14 Kain lap bulan 15 Mesin pompa air tahun 16 Mesin gendong pemangkas rumput tahun 17 Sikat bulan 6 bulan 6 bulan 6 bulan 1 bulan 6 bulan 6 bulan 6 bulan 1 bulan 6 bulan 6 bulan 6 bulan 3 tahun 3 tahun 3 bulan 18 Sepatu bot 20 pasang bulan 12 bulan 19 Selang 100 m 4-24 bulan 12 bulan

115 Analisis : Penggunaan sebagian alat di kawasan pemukiman Puri Mayang tidak sesuai dengan standar ideal penggunaan alat. Alat tidak dibersihkan setelah penggunaan Alat yang tersedia masih kurang lengkap.

116 Biaya Pemeliharaan Besarnya biaya pemeliharaan untuk pemukiman Puri Mayang yaitu Rp 650 m². m Jadwal Pemeliharaan Jadwal pemeliharaan merupakan pemeliharaan fisik tanaman rutin (harian, mingguan, bulanan) dan pemeliharaan fisik tanaman insidentil. Pemeliharaan Ideal Peraturan lingkungan mengacu pada konsep pembangunan kawasan pemukiman Puri Mayang.

117 Pemeliharaan Fisik Terhadap Elemen Tanaman(Rutin) Pembersihan area dari sampah : 1. Penyapuan, pengangkutan sampah. 2. Dimulai dari pukul menggunakan sapu lidi dan pengki.

118 Penyiraman : Penyiraman dilakukan tergantung ketersedian air di rumah pompa.

119 Pemangkasan : Pemangkasan di lingkungan pemukiman Puri Mayang lebih diutamakan terhadap rumput dan semak, sedangkan untuk pemangkasan pohon sifatnya insidentil.

120 Pengendalian gulma dan pendangiran Kegiatan pengendalian gulma dilakukan satu kali dalam sebulan secara manual bersamaan dengan pendangiran.gulma yang terdapat di Puri Mayang terdiri dari rumput teki dan alang-alang. alang.

121 Pemeliharaan Fisik Terhadap Elemen Tanaman (Insidentil) Pemangkasan pohon Pemangkasan pohon dilakukan pada bagian yang menjuntai ke bawah dan bagian yang menutupi pandangan.

122 Pemupukan 1. Pupuk yang digunakan NPK 15:15: Pemupukan tergantung bergantung pada musim dan ketersediaan air di rumah pompa. 3. Takaran atau dosis pemupukan dikurangkan

123 Pengendalian hama dan penyakit tanaman 1. Pengendalian HPT dilakukan secara manual 2. Minimnya pengetahuan tenaga kerja dalam mengenali gejala-gejala serangan hama dan penyakit pada tanaman

124 Pemeliharaan Fisik Terhadap Elemen Keras (Hard( Material) Pemeliharaan kolam renang 1. Dilakukan setiap hari pukul Penggantian air dilakukan setiap 1 minggu 3. Peralatan : mesin vacum, selang vacum, sikat dinding, sikat ijuk, saringan plastik

125 Pemeliharaan jalan, selokan, dan saluran drainase 1. Kegiatan dilakukan seminggu sekali 2. Pemeliharaan perkerasan terdiri dari penyapuan dan pembersihan lumut dan kotoran. 3. Pembersihan selokan dan saluran drainase dilakukan untuk melancarkan sirkulasi air serta membersihkannya dari sumbatan sampah dan dedaunan

126 KESIMPULAN 1. Puri Mayang merupakan hunian dengan menggunakan konsep rumah taman. 2. Perencanaan pemeliharaan yang dibuat merupakan pemeliharaan fisik rutin (program harian, mingguan, bulanan dan insidentil). 3. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di pemukiman Puri Mayang meliputi pembersihan area, penyiraman, pemangkasan semak dan rumput, pendangiran yang disertai pengendalian gulma, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit tanaman, penyulaman tanaman, kegiatan pemangkasan pohon, pemeliharaan kolam renang, saluran drainase, pemeliharaan perkerasan (conblock)( conblock). 4. Pemeliharaan ideal yang dilakukan di kawasan pemukiman Puri Mayang sesuai dengan konsep pembangunan kawasan Puri Mayang.

127 4. Jadwal pemeliharaan pemukiman Puri Mayang sudah tersusun cukup baik, akan tetapi belum dilengkapi dengan standar operational procedure,, keterbatasan k waktu, tenaga serta keterampilan tenaga kerja dan menyebabkan kurangnya kontrol dan evaluasi yang lebih terarah terhadap hasil kerja pemeliharaan sehingga efesiensi, efektivitas danpencapaian target belum maksimal. 5. Pada kegiatan pemeliharaan, terdapat beberapa pekerjaan yang seharusnya dikerjakan rutin namun dikerjakan insidentil, seperti pemangkasan pohon, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit tanaman.

128 SARAN 1. Perlunya Departemen Pemeliharaan sehingga spesialisasi pekerjaan lebih jelas, efesiensi dan efektivitas kerja dapat tercapai. 2. Perlunya pembuatan standar operational procedure yang berisi standar penampilan fisik lanskap, standar penampilan komponen taman, serta syarat-syarat umum pelaksanaan perawatan tamn dan kebersihan agar para pekerja memiliki standar kualitas dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan. 3. Sistem reward and punish ment dapat diterapkan untuk meningkatkan motivasi kerja tenaga kerja pemeliharaan. 4. Evaluasi hasil kinerja secara berkala, terutama check list harian pekerja pemeliharaan sangat diperlukan agar dapat diketahui efektivitas, efesiensi, dan pencapaian target pekerjaan dari rencana kegiatan yang telah dibuat.

129 5. Perlunya Departemen Pemeliharaan sehingga spesialisasi pekerjaan lebih jelas, efesiensi dan efektivitas kerja dapat tercapai. 6. Perlunya pembuatan standar operational procedure yang berisi standar penampilan fisik lanskap, standar penampilan komponen taman, serta syarat-syarat umum pelaksanaan perawatan tamn dan kebersihan agar para pekerja memiliki standar kualitas dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan. 7. Sistem reward and punish ment dapat diterapkan untuk meningkatkan motivasi kerja tenaga kerja pemeliharaan. 8. Evaluasi hasil kinerja secara berkala, terutama check list harian pekerja pemeliharaan sangat diperlukan agar dapat diketahui efektivitas, efesiensi, dan pencapaian target pekerjaan dari rencana kegiatan yang telah dibuat.

130 Master Plan Pemukiman Puri Mayang

131 A E B A A D A A G A A A C F B D A C B L A F G E H K A A A A I J A A A G A A B C F A A A A B D C A B E A A D E F G B A H A F A A E A C D A Site Plan Puri Mayang C A LEGENDA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Judul Skripsi PEMELIHARAAN LANSKAP PEMUKIMAN PURI MAYANG, KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTAMDAYA JAMBI Judul gambar SITE PLAN Digambar oleh ANGGIE OCTAVIANI A Pembimbing Ir. MARIETJE M.WUNGKAR, MS Skala Orientasi Nomor Gambar dalam meter C A A A G

132 Situasi Pemukiman Puri Mayang

133

134 Jenis Vegetasi

135

136 Fasilitas Pemukiman Puri Mayang ( Mayang club)

PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI. Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A

PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI. Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A Skripsi PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A34203012 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap Pengelolaan atau pengorganisasian suatu kegiatan pemeliharaan bergantung pada berbagai faktor yang terdapat pada lokasi seperti pengunjung

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A 34202006 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap adalah suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran manusia makin meningkat dalam mencapai suatu prestasi yang tinggi, maka negara-negara yang

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA. Oleh : RIDHO DWIANTO A

PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA. Oleh : RIDHO DWIANTO A PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA Oleh : RIDHO DWIANTO A34204013 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula. PEMELIHARAAN Dalam proses pembuatan taman pemeliharaan merupakan tahapan yang terakhir, namun tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Keberhasilan pemeliharaan bahkan

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN LANSKAP HOTEL JAKARTA HILTON INTERNATIONAL. Oleh : FAIKA RAHIMA ZORAIDA A

PEMELIHARAAN LANSKAP HOTEL JAKARTA HILTON INTERNATIONAL. Oleh : FAIKA RAHIMA ZORAIDA A PEMELIHARAAN LANSKAP HOTEL JAKARTA HILTON INTERNATIONAL Oleh : FAIKA RAHIMA ZORAIDA A34201024 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 RINGKASAN FAIKA RAHIMA ZORAIDA.

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP DI KAWASAN PERMUKIMAN SENTUL CITY, BOGOR, JAWA BARAT SARI INDAH OKTAVIARNI A

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP DI KAWASAN PERMUKIMAN SENTUL CITY, BOGOR, JAWA BARAT SARI INDAH OKTAVIARNI A PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP DI KAWASAN PERMUKIMAN SENTUL CITY, BOGOR, JAWA BARAT SARI INDAH OKTAVIARNI A34204018 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN LANSKAP CLUSTER PADMA NIRWANA DAN ORCHARD WALK PADA KAWASAN PERMUKIMAN BOGOR NIRWANA RESIDENCE, BOGOR. Oleh : Hendy Satrio Aji A

PEMBANGUNAN LANSKAP CLUSTER PADMA NIRWANA DAN ORCHARD WALK PADA KAWASAN PERMUKIMAN BOGOR NIRWANA RESIDENCE, BOGOR. Oleh : Hendy Satrio Aji A PEMBANGUNAN LANSKAP CLUSTER PADMA NIRWANA DAN ORCHARD WALK PADA KAWASAN PERMUKIMAN BOGOR NIRWANA RESIDENCE, BOGOR Oleh : Hendy Satrio Aji A34204030 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG JAKARTA PUSAT PADA DINAS PERTAMANAN PROVINSI DKI JAKARTA. Oleh : Mustika Retno Arsyanur A

PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG JAKARTA PUSAT PADA DINAS PERTAMANAN PROVINSI DKI JAKARTA. Oleh : Mustika Retno Arsyanur A PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG JAKARTA PUSAT PADA DINAS PERTAMANAN PROVINSI DKI JAKARTA Oleh : Mustika Retno Arsyanur A34204025 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

MG XIV PRINSIP PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN

MG XIV PRINSIP PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN MG XIV PRINSIP PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN Dr KASWANTO M.K. PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN (ARL 521) DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN - INSTITUT PERTANIAN BOGOR Senin, 23 Mei 2016

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN Oleh : Mutiara Ayuputri A34201043 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Pemeliharaan merupakan pekerjaan yang terakhir. Keberhasilan pembuatan taman menunjukkan keberhasilan pemeliharaan taman dan sebaliknya.

Pemeliharaan merupakan pekerjaan yang terakhir. Keberhasilan pembuatan taman menunjukkan keberhasilan pemeliharaan taman dan sebaliknya. Pemeliharaan merupakan pekerjaan yang terakhir. Keberhasilan pembuatan taman menunjukkan keberhasilan pemeliharaan taman dan sebaliknya. Pemeliharaan direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan disain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di Provinsi Lampung. Padang Golf Sukarame didirikan oleh Perkumpulan Golf Lampung (PGL).

Lebih terperinci

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi 3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A34201023 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN YULIANANTO

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN LANSKAP PERMUKIMAN DI KOTA BARU PARAHYANGAN, PADALARANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT KARINA DWI PRADITA A

PEMELIHARAAN LANSKAP PERMUKIMAN DI KOTA BARU PARAHYANGAN, PADALARANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT KARINA DWI PRADITA A PEMELIHARAAN LANSKAP PERMUKIMAN DI KOTA BARU PARAHYANGAN, PADALARANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT KARINA DWI PRADITA A34204034 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA. Oleh: PUTERA RAMADHON A

PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA. Oleh: PUTERA RAMADHON A PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA Oleh: PUTERA RAMADHON A34204046 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS DAN SINTESIS

ANALISIS DAN SINTESIS 55 ANALISIS DAN SINTESIS Lokasi Lokasi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills yang terlalu dekat dengan pemukiman penduduk dikhawatirkan dapat berakibat buruk bagi masyarakat di sekitar kawasan industri PT

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A

PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A34203044 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN II. 1. Umum Ujung Berung Regency merupakan perumahan dengan fasilitas hunian, fasilitas sosial dan umum, area komersil dan taman rekreasi. Proyek pembangunan perumahan

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

Pemeliharaan Lanskap (Landscape maintenance and management)

Pemeliharaan Lanskap (Landscape maintenance and management) Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) Pemeliharaan Lanskap (Landscape maintenance and management) Siti Nurul Rofiqo Irwan, SP. MAgr, PhD. Tujuan Memahami dasar pemeliharaan dan pengelolaan lanskap Mengaplikasi

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas 42 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas Secara geografis, perumahan Bukit Cimanggu City (BCC) terletak pada 06.53 LS-06.56 LS dan 106.78 BT sedangkan perumahan Taman Yasmin terletak pada

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN BANTARAN SUNGAI BERBASIS BIOREGION. Oleh : ARIN NINGSIH SETIAWAN A

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN BANTARAN SUNGAI BERBASIS BIOREGION. Oleh : ARIN NINGSIH SETIAWAN A PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN BANTARAN SUNGAI BERBASIS BIOREGION Oleh : ARIN NINGSIH SETIAWAN A34203031 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK Oleh : Dina Dwi Wahyuni A 34201030 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

EVALUASI KEBERADAAN DAN PENGGUNAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI LINGKUNGAN RUMAH SUSUN PROVINSI DKI JAKARTA DIANA SISKAYATI A

EVALUASI KEBERADAAN DAN PENGGUNAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI LINGKUNGAN RUMAH SUSUN PROVINSI DKI JAKARTA DIANA SISKAYATI A EVALUASI KEBERADAAN DAN PENGGUNAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI LINGKUNGAN RUMAH SUSUN PROVINSI DKI JAKARTA DIANA SISKAYATI A34204036 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN KOTA 1 DI BSD CITY, TANGERANG. Oleh: YULIANTO WIBISONO A

PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN KOTA 1 DI BSD CITY, TANGERANG. Oleh: YULIANTO WIBISONO A PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN KOTA 1 DI BSD CITY, TANGERANG Oleh: YULIANTO WIBISONO A34204023 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PENGELOLAAN

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN LANSKAP PADANG GOLF KOTA ARAYA, MALANG KARTIKA NURHAYATI

PEMELIHARAAN LANSKAP PADANG GOLF KOTA ARAYA, MALANG KARTIKA NURHAYATI PEMELIHARAAN LANSKAP PADANG GOLF KOTA ARAYA, MALANG KARTIKA NURHAYATI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN KARTIKA NURHAYATI. Pemeliharaan Lanskap Padang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Pemeliharaan Lanskap Stoner dan Freeman (1984) menyatakan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian anggota organisasi

Lebih terperinci

PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN. Disusun oleh: DENI HERYANI A

PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN. Disusun oleh: DENI HERYANI A PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN Disusun oleh: DENI HERYANI A34203018 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN DENI

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Administratif Kawasan permukiman skala besar Bumi Serpong Damai (BSD City) secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Serpong

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR. Oleh : Annisa Budi Erawati A

PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR. Oleh : Annisa Budi Erawati A PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR Oleh : Annisa Budi Erawati A34201035 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permukiman Undang-Undang Republik Indonesia No. 4 Tahun 1992 merumuskan pengertian dasar terhadap perumahan dan permukiman. Perumahan merupakan tempat untuk menyelenggarakan

Lebih terperinci

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A34203039 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN INDRA SAPUTRA. A34203039.

Lebih terperinci

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Penataan Ruang Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan peruntukan hutan produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A

PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN Oleh: Syahroji A34204015 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SYAHROJI. Perancangan

Lebih terperinci

PERENCANAAN KAMPUNG BERBASIS LINGKUNGAN (ECOVILLAGE) DI KAWASAN PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON BANTEN

PERENCANAAN KAMPUNG BERBASIS LINGKUNGAN (ECOVILLAGE) DI KAWASAN PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON BANTEN PERENCANAAN KAMPUNG BERBASIS LINGKUNGAN (ECOVILLAGE) DI KAWASAN PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON BANTEN (Kasus Kampung Cimenteng, Desa Taman Jaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Propinsi Banten)

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SINTESIS

BAB V ANALISIS SINTESIS BAB V ANALISIS SINTESIS 5.1 Aspek Fisik dan Biofisik 5.1.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Tapak terletak di bagian Timur kompleks sekolah dan berdekatan dengan pintu keluar sekolah, bangunan kolam renang,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang 12 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang Kegiatan magang berlangsung sekitar tiga bulan (Tabel 1) dimulai pada bulan Februari dan berakhir pada bulan Mei Tabel 1 Kegiatan dan Alokasi Waktu Magang Jenis Kegiatan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilakukan pada tanggal 1 Juli 2010 hingga tanggal 20 Agustus 2010. Lokasi penelitian terletak di Padang Golf Sukarame. JL. H. Endro Suratmin

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA Nomor 19 Tahun 2013 SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENGHIJAUAN KOTA SAMARINDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. WALIKOTA

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH 56 ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH Berdasarkan hasil inventarisasi maka dari faktor-faktor yang mewakili kondisi tapak dianalisis sehingga diketahui permasalahan yang ada kemudian dicari solusinya sebagai

Lebih terperinci

SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A

SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A i SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A34203053 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP WISATA SEJARAH DAN BUDAYA KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO, KABUPATEN SEMARANG MUTIARA SANI A

PERENCANAAN LANSKAP WISATA SEJARAH DAN BUDAYA KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO, KABUPATEN SEMARANG MUTIARA SANI A PERENCANAAN LANSKAP WISATA SEJARAH DAN BUDAYA KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO, KABUPATEN SEMARANG MUTIARA SANI A34203015 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PERENCANAAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A

PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A34203058 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Dengan ini

Lebih terperinci

KONDISI UMUM. Tabel 13 Letak geografis Jakarta Pusat

KONDISI UMUM. Tabel 13 Letak geografis Jakarta Pusat 26 KONDISI UMUM Keadaan Geografis Keadaan geografis Kota administrasi Jakarta Pusat yaitu terletak antara 106º.22.42 BT sampai dengan 106º.58.18 BT dan 5º19,12 LS sampai dengan 6º.23 54 LS. Permukaan tanahnya

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMANFAATAN LAHAN UNTUK PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : a. bahwa dinamika perkembangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap merupakan suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wisata dan Rekreasi Undang- Undang No.9 Tahun 1990 mendefinisikan wisata sebagai perjalanan atau sebagian dari kegiatan yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara

Lebih terperinci

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK HANDOUT PERKULIAHAN MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU PROF. Dr. H. MAMAN HILMAN, MPd, MT. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat perbankan dan pusat perindustrian menuntut adanya kemajuan teknologi melalui pembangunan

Lebih terperinci

11/26/2015. Pengendalian Banjir. 1. Fenomena Banjir

11/26/2015. Pengendalian Banjir. 1. Fenomena Banjir Pengendalian Banjir 1. Fenomena Banjir 1 2 3 4 5 6 7 8 Model koordinasi yang ada belum dapat menjadi jembatan di antara kelembagaan batas wilayah administrasi (kab/kota) dengan batas wilayah sungai/das

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Inventarisasi Tahap inventarisasi merupakan tahap yang dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang mendukung dan dibutuhkan pada perencanaan jalur hijau jalan ini. Berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

ANALISIS MANFAAT RUANG TERBUKA HIJAU UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS EKOSISTEM KOTA BOGOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GIS ARIEV BUDIMAN A

ANALISIS MANFAAT RUANG TERBUKA HIJAU UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS EKOSISTEM KOTA BOGOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GIS ARIEV BUDIMAN A ANALISIS MANFAAT RUANG TERBUKA HIJAU UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS EKOSISTEM KOTA BOGOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GIS ARIEV BUDIMAN A34203009 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN 2.1 Lokasi Proyek Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana. Tema besar yang mengikuti judul proyek

Lebih terperinci

STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR

STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR Oleh : YAYAT RUHIYAT A34201018 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN YAYAT RUHIYAT. Studi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO

ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN PERTAMANAN KOTA DI KOTA BANDUNG

PEMELIHARAAN PERTAMANAN KOTA DI KOTA BANDUNG PEMELIHARAAN PERTAMANAN KOTA DI KOTA BANDUNG Oleh: Anti Sulistiastuti A02497008 JURUSAN BUDIDA YA PERTANIAN FAKULTASPERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2001 r " Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN VILA KOTA BUNGA PUNCAK, CIPANAS, JAWA BARAT. Oleh: RIZKA FITRIYANI A

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN VILA KOTA BUNGA PUNCAK, CIPANAS, JAWA BARAT. Oleh: RIZKA FITRIYANI A PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN VILA KOTA BUNGA PUNCAK, CIPANAS, JAWA BARAT Oleh: RIZKA FITRIYANI A44051893 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan 116 VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar perencanaan adalah mengembangkan laboratorium lapang PPDF sebagai tempat praktikum santri sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan dan juga dikembangkan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KONDISI UMUM BANJARMASIN KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis

Lebih terperinci

2 menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia tentang Rawa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 t

2 menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia tentang Rawa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 t BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.797, 2015 KEMEN PU-PR. Rawa. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

EVALUASI ASPEK FUNGSI DAN KUALITAS ESTETIKA TANAMAN LANSKAP KEBUN RAYA BOGOR (Kasus : Pohon dan Perdu) IPAH NAPISAH A

EVALUASI ASPEK FUNGSI DAN KUALITAS ESTETIKA TANAMAN LANSKAP KEBUN RAYA BOGOR (Kasus : Pohon dan Perdu) IPAH NAPISAH A EVALUASI ASPEK FUNGSI DAN KUALITAS ESTETIKA TANAMAN LANSKAP KEBUN RAYA BOGOR (Kasus : Pohon dan Perdu) IPAH NAPISAH A34204014 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. perancangan. Inventarisasi dilaksanakan pada bulan Januari 2010 sampai bulan

III. BAHAN DAN METODE. perancangan. Inventarisasi dilaksanakan pada bulan Januari 2010 sampai bulan III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap inventarisasi tapak dan tahap perancangan. Inventarisasi dilaksanakan pada bulan Januari 2010 sampai bulan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Beji sebagai pusat Kota Depok, Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Penelitian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PENGARUH KETEBALAN MEDIA PASIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KUALITAS AKSESI RUMPUT BERMUDA (Cynodon dactylon L.)

PENGARUH KETEBALAN MEDIA PASIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KUALITAS AKSESI RUMPUT BERMUDA (Cynodon dactylon L.) PENGARUH KETEBALAN MEDIA PASIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KUALITAS AKSESI RUMPUT BERMUDA (Cynodon dactylon L.) Oleh Chika Seriulina Ginting A34304064 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menyimpan air yang berlebih pada

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menyimpan air yang berlebih pada

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis, Jacq) DI PERKEBUNAN PT CIPTA FUTURA PLANTATION, KABUPATEN MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN OLEH HARYO PURWANTO A24051955 DEPARTEMEN AGRONOMI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menyimpan air yang berlebih pada

Lebih terperinci

TATA CARA PEMBUATAN RENCANA INDUK DRAINASE PERKOTAAN

TATA CARA PEMBUATAN RENCANA INDUK DRAINASE PERKOTAAN 1. PENDAHULUAN TATA CARA PEMBUATAN RENCANA INDUK DRAINASE PERKOTAAN Seiring dengan pertumbuhan perkotaan yang amat pesat di Indonesia, permasalahan drainase perkotaan semakin meningkat pula. Pada umumnya

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Lokasi kebun PT JAW terletak di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Wilayah kebun dapat diakses dalam perjalanan darat dengan waktu tempuh sekitar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011) BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Taman Burung, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) (Gambar 3). Lokasi Taman Burung TMII ini berada di Kompleks TMII, Jalan Pondok

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan hasil analisa terhadap kawasan Kampung Sindurejan yang berada di bantaran sungai

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta Timur, Kota Jakarta, Propinsi DKI Jakarta dengan sampel tujuh Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) dan lokasi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150 TAHUN 2000 TENTANG PENGENDALIAN KERUSAKAN TANAH UNTUK PRODUKSI BIOMASSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150 TAHUN 2000 TENTANG PENGENDALIAN KERUSAKAN TANAH UNTUK PRODUKSI BIOMASSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.legalitas.org PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150 TAHUN 2000 TENTANG PENGENDALIAN KERUSAKAN TANAH UNTUK PRODUKSI BIOMASSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tanah sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO

ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (a)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (a) 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian mengenai ini dilakukan di tiga lokasi lapangan bola yang dipakai dalam Kompetisi Liga Super (Gambar 10) yaitu Stadion Singaperbangsa yang

Lebih terperinci

METODOLOGI. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan

METODOLOGI. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Kelapa Rapat (Klara) Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, dengan luas area ± 5.6 Ha (Gambar 2). Penelitian ini dilaksanakan selama 4

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM TAPAK

IV KONDISI UMUM TAPAK IV KONDISI UMUM TAPAK 4.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Secara geografis kawasan Gunung Kapur Cibadak Ciampea terletak pada 16 32 BT 16 35 46 BT dan 6 36 LS 6 55 46 LS. Secara administratif terletak di

Lebih terperinci

Perancangan Ruang Terbuka Rumah Susun Tambora, Jakarta Barat. (Di bawah bimbingan SIT1 NURISJAH).

Perancangan Ruang Terbuka Rumah Susun Tambora, Jakarta Barat. (Di bawah bimbingan SIT1 NURISJAH). FRZIANI KEMALAPUTRI. Perancangan Ruang Terbuka Rumah Susun Tambora, Jakarta Barat. (Di bawah bimbingan SIT1 NURISJAH). Kebijaksanaan pembangunan mmah susun mempakan salah satu strategi dalam usaha-usaha

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Pe rancangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Pe rancangan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Perencanaan adalah suatu alat sistematik yang digunakan untuk menentukan saat awal, keadaan yang diharapkan, dan cara terbaik untuk mencapai keadaan yang diharapkan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rusa timor (Rusa timorensis Blainville 1822) merupakan salah satu jenis satwa liar yang hidup tersebar pada beberapa wilayah di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sampai

Lebih terperinci

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA 3.1 TINJAUAN UMUM WILAYAH YOGYAKARTA 3.1.1 Kondisi Geografis dan Aministrasi Kota Yogyakarta terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa dengan luas 32,50 km2. Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi Judul

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi Judul BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Deskripsi Judul Judul dalam laporan Studio Konsep Perancangan Arsitektur yang diangkat adalah Penataan Plaza dan Pusat Kuliner di Kawasan Simpang Lima Semarang (Pendekatan pada Konsep

Lebih terperinci

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi, Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada Agustus Oktober 2010, mencakup pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

PROSES PERANCANGAN BSD CITY BOTANICAL PARK DI PT SHEILS FLYNN ASIA, BOGOR RAHMAT HIDAYAT A

PROSES PERANCANGAN BSD CITY BOTANICAL PARK DI PT SHEILS FLYNN ASIA, BOGOR RAHMAT HIDAYAT A PROSES PERANCANGAN BSD CITY BOTANICAL PARK DI PT SHEILS FLYNN ASIA, BOGOR RAHMAT HIDAYAT A34204005 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN RAHMAT HIDAYAT,

Lebih terperinci