BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Transkripsi

1 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Umum Perusahaan PT Akar Golindo adalah perusahaan yang bekerja untuk melakukan eksplorasi serta produksi minyak dan gas. Perusahaan ini didirikan di Jakarta pada tanggal 16 September 1993 sesuai dengan akte notaris H.Z Simon SH no. 63. PT ini beralamat di Kawasan Mega Kuningan, Menara Anugrah, Lt.19, Kantor Taman no E3.3. Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan ini bekerja sama dengan PT Pertamina sesuai dengan kontrak yang ditandatangani pada tanggal 15 mei kerja sama ini disebut Technical Assistance Contract (TAC), yaitu kerja sama dalam bentuk bantuan teknik. Tujuan dari pembentukan kerja sama ini adalah untuk meningkatkan produksi sumur Pertamina yang sudah tua dan sudah mulai menurun yang berlokasi di Jambi. Kegiatan ini dikenal sebagai Secondary Recovery (Secrec), yaitu kegiatan meningkatkan kembali produksi minyak yang sudah mulai menurun. Segala kegiatan di tanggung oleh kontraktor dan akan di ganti oleh Pertamina sesuai dengan kesepakatan kontrak. III.2 Organisasi Perusahaan Organisasi perusahaan merupakan salah satu aspek yang berperan untuk menjalankan perusahaan, karena fungsinya merupakan alat manajemen dalam melaksanakan tujuan yang telah ditetapkan. Seorang 52

2 manajer perusahaan dalam melaksanakan tugasnya tidak dapat melakukan semua pekerjaan seorang diri, karena itu sangat diperlukan jasa orang lain yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan perusahaan. Pentingnya peranan organisasi sebagai alat manajemen harus dikaitkan dengan kemampuan manusia dalam organisasi, karena bergerak tidaknya organisasi ke arah tujuan yang telah ditentukan sangat tergantung dari kemampuan manusia yang ada dalam organisasi tersebut. Dalam menjalankan operasionalnya, PT akar Golindo dijalankan oleh beberapa direksi yaitu para manajer serta para staff yang diusulkan oleh kontraktor dan telah disetujui Pertamina dengan susunan manajer sebagai berikut: a. General Manager b. Operation Manager c. Finance Manager d. Administration dan Support Manager Sruktur organisasi serta uraian jabatan selengkapnya dapat dilihat pada gambar III-1. Berikut nama-nama pemegang saham: 1. Ferdinand Wongkaren 2. Randianto 53

3 GAMBAR III.1 STRUKTUR ORGANISASI PT AKAR GOLINDO GENERAL MANAGER EXECUTIVE SECRETARY ADM & SUPPORT MANAGER OPERATION MANAGER FINANCE MANAGER HUMAN RES. SUPERINTENDENT CHIEF PETROLEUM ENG. EXPLOITATION ENGINEER CHIEF ACCOUNTANT LEGAL/CONTRACT SUPERINTENDENT CHIEF GEOLOGIST CHIEF DRILLING ENG. PRODUCTION ENGINEER FIELD SUPERINTENDENT CHIEF TREASURER LOGISTIC SUPERINTENDENT FIELD ACCTG. OFFICER EDP OFFICER Berikut ini akan disajikan tugas dan tanggung jawab pada organisasi PT Akar Golindo: General Manager Berfungsi sebagai koordinator kegiatan dari semua departemen dalam organisasi perusahaan (Administration dan Support, Operation serta Finance), juga untuk menentukan kebijakan atas aktivitas yang dijalankan. Tugas dan tanggung jawab meliputi: 54

4 - Mengkoordinir kegiatan dari semua departemen yang berada langsung dibawahnya. - Memeriksa, merevisi, dan menyetujui rencana kerja dan anggaran yang diajukan oleh departemen yang berada dibawahnya. - Mengevaluasi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran yang telah di setujui sebelumnya. - Menjalin hubungan yang baik dengan Pertamina, Migas dan Pemda Tk. I dan Tk. II dimana perusahaan beroperasi. - Membuat laporan secara rutin ( bulanan, triwulanan, dan tahunan) kepada Pertamina sesuai persyaratan kontrak kerja. - Melakukan observasi secara langsung atas segala kegiatan perusahaan untuk mengetahui apakah hasil kerja yang dicapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan. - Operation Manager - Finance Manager - Administration and Support Manager Melapor kepada : - Pertamina / Direksi Operation Manager Berfungsi sebagai koordinator fungsi operasional lapangan dan menetapkan sasaran serta merumuskan teknik operasi pemboran, produksi juga program-program non operasi di wilayah kontrak kerja guna memastikan perolehan hasil yang sesuai dengan standar dan pembiayaan secara optimal. Tugas dan tanggung jawab meliputi: 55

5 o Mengawasi pembuatan rencana kerja pemboran (drilling), kerja ulang(work over), jadwal pemboran dan pembuatan anggaran operasional lapangan. o Mengkoordinasikan semua fungsi operasional lapangan. o Mengajukan laporan anggaran rutin untuk disahkan perusahaan dalam rangka pembiayaan operasi lapangan. o Bertanggung jawab dalam pelaksanaan standar keselamatan kerja dan program pengembangan karir bawahan. o Melaksanakan tugas-tugas lain yang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. - Chief Petroleum Engineer - Chief Geologist - Chief Drilling Engineer - Field Superintendent Melapor kepada: - General Manager Finance Manager Berfungsi untuk melakukan segala aktivitas dibidang keuangan, baik mengatur pendanaan sesuai dengan anggaran serta mengadakan pembukuan TAC sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku dan sesuai kontrak dengan Pertamina. Tugas dan tanggung jawab meliputi: - Mengontrol pendanaan dan pengeluaran atas seluruh transaksi keuangan - Membuat peraturan mengenai akuntansi dan keuangan sesuai dengan kondisi TAC dan prinsip-prinsip akuntansi. 56

6 - Membuat laporan biaya (Statement of Expenditure) dan laporan Triwulan (Quarterly Report) kepada Pertamina. - Membuat laporan keuangan dan rencana kerja, anggaran serta revisi anggaran. - Membuat laporan mengenai pajak, baik perusahaan maupun pajak pendapatan karyawan serta PPN dan lain-lain. - Mengevaluasi realisasi pekerjaan dan anggaran serta melaporkannya pada manajemen apabila terjadi realisasi yang meragukan - Mengevaluasi produksi dan biaya produksi setiap bulan. - Menberikan informasi keuangan kepada setiap departemen terkait - Membuat rencana pengembangan atas staff akuntansi / keuangan dalam rangka mencapai kualitas dan produktifitas kerja yang lebih baik. - Chief Accountant - Treasurer - Electronic Data Processing (EDP) Officer Melapor kepada: - General Manager Administration and Support Manager Berfungsi untuk mendukung kegiatan unit kerja lainnya terutama dalam bidang Administrasi, HRD, Logistic serta hukum dan kontrak. Tugas dan tanggung jawab meliputi: - Menyusun dan mengevaluasi rencana kerja dan anggaran di departemennya. - Mengawasi pelaksanaan peraturan perusahaan dam ketentuan perburuhan yang berlaku. 57

7 - Mengkoordinasikan unit kerja / bagian yang berada langsung dibawahnya (HRD, logistik, hukum dan kontrak) dengan bagian lainya (operasi dan keuangan) guna menunjang operasi perusahaan. - Bertanggung jawab atas penerimaan, penempatan dan pembinaan pegawai. - Melakukan tugas-tugas lain yang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. - HRD superintendent - Logistic superintendent - Legal dan Contract superintendent Melapor kepada: - Finance Manager Executive Secretary Berfungsi untuk melaksanakan surat-menyurat, mengatur sistem penyimpanan dokumen (filing), mengagendakan kegiatan sehari-hari pimpinan perusahaan dan menyiapkan notulen rapat. Tugas dan tanggung jawab meliputi: - Mengatur kunjungan tamu-tamu pimpinan perusahaan. - Menentukan metode dan melaksanakan kegiatan yang menyangkut masalah kearsipan (surat menyurat, faksimili masuk / keluar dan lain-lain) - Mengagendakan kegiatan pimpinan perusahaan / General Manager. - Mengatur jadwal rapat intern pimpinan perusahaan, setelah mendapat perintah atasan. - Membuat notulen rapat pada setiap rapat intern perusahaan. - Bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapihan ruang kerja atasan. 58

8 - Melakukan tugas-tugas lain yang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. - Telepon dan fax. - Juru ketik. - Office boy dan kurir. Melapor kepada: - General Manager. Human Resource Development Berfungsi unrtuk mempersiapkan rencana kerja dan mengkoordinir tugas-tugas yang menyangkut masalah kepegawaian (penerimaan, penempatan, dan pembinaan pegawai), sehingga diharapkan mendapatkan pegawai yang professional di bidangnya masing-masing. Tugas dan Tanggung jawab meliputi: - Mempersiapkan rencana kerja dan anggaran di bidang kepegawaian - Mengadakan koordinasi kerja dengan departemen lain mengenai kebutuhan pegawai serta mengadakan seleksi sesuai dengan standar kebutuhan perusahaan terhadap calon pegawai. - Melaksanakan, mengawasi serta mengembangkan program pelatihan dan pengembangan karir juga kaderisasi kepegawaian sesuai dengan pedoman kebijaksanaan perusahaan. - Menganalisa dan merekomendasikan masalah kompensasi pegawai (lembur, tunjangan dan penghasilan lainnya). - Bertanggung jawab atas penerapan peraturan perusahaan. - Staf Personalia (HRD staff). 59

9 Melapor kepada: - Administration and Support Manager. Legal and Contract Superintendent Berfungsi memberikan pertimbangan dan usulan dari aspek legal terhadap masalah yang dihadapi perusahaan serta melakukan tugas-tugas pengurusan dokumen perijinan dan pembuatan kontrak kerja. Tugas dan tanggung jawab meliputi: - Mewakili perusahaan di dalam dan di luar pengadilan atas dasar kuasa dari pimpinan perusahaan. - Bertanggung jawab atas terhadap pengurusan semua dokumen perijinan yang diperlukan perusahaan. - Mengawasi pelaksanaan peraturan perusahaan dan peraturan perundangundangan yang berlakku di lingkungan perusahaan. - Menganalisa dan memberikan saran-saran menyangkut aspek legal terutama mengenai pembuatan kontrak kerja dengan pihak ketiga dan perjanjianperjanjian kerja. - Memberikan pertimbangan-pertimbangan aspek hukum yang dimintakan oleh departemen lain dalam lingkungan organisasi perusahaan. - Melakukan tugas-tugas lain yang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Melapor kepada: Legal Staff dan Contract. Administration and Support Manager. 60

10 Field Superintendent Berfungsi untuk menyusun program kerja, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan operasi lapangan agar sesuai dengan rencana, kualitas, dan persyaratan produksi. Tugas dan tanggung jawab meliputi: - menyusun program kegiatan operasi lapangan berdasarkan sasaran dan kebijaksanaan atasan. - Mendistribusikan tugas kepada bawahan yang sesuai dengan bidang dan permasalahannya masing-masing. - Memeriksa hasil kerja bawahan atas pelaksanaan operasi, biaya, mutu dan keselamatan kerja. - Menanggulangi masalah-masalah teknis peralatan dan material, personalia serta organisasi yang berada di bawah pengawasannya. - Melaporkan kegiatan dan hasil kerja operasi produksi sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas. - Merencanakan dan mengusulkan pengadaan peralatan-peralatan baru untuk produksi sesuai dengan kebutuhan dan prioritas. - Melaksanakan tugas-tugas lain yang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. - Exploitation Engineer. - Production Engineer. - Field Accounting Officer. Melapor Kepada: - Operation Manager. 61

11 Chief Geologist Berfungsi untuk menyusun rencana kerja terutama menyiapkan uraian geologi dan evaluasi reservoir serta program pengembangan lapangan. Tugas dan tanggung jawab meliputi: - Menyusun rencana kegiatan geologi untuk menentukan lokasi cadangan hidrokarbon. - Mempersiapkan masukan data geologi untuk analisa sumur, pengukuran diagram listrik, titik inti sumur serta studi mineral dalam hubungannya dengan aktifitas pengembangan dan kerusakan formasi sumur pemboran finishing dan program workover. - Memonitor data sumur baru termaksud analisa log, mineral untuk pemutakhiran data struktur, peta isopach dan potongan melintang reservoir. - Mengkoordinasikan kegiatannya dengan unit kerja yang terkait. - Melakukan tugas-tugas lain yang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Melapor kepada: - Staff Geologist. - Operation Manager. Chief Petroleum Engineer Berfungsi sebagai penanggung jawab dalam pelaksanaan proyekproyek dan kegiatan operasi teknik perminyakan serta memperkirakan cadangan minyak dan kondisi produksi lapangan. Tugas dan tanggung jawab meliputi: - Menyusun program kegiatan proyek dan operasi teknik perminyakan. 62

12 - Membuat perkiraan cadangan minyak, reservoir deliverability, kondisi produksi dan lama umur lapangan minyak. - Melakukan pengumpulan data produksi dan reservoir, serta pelaksanaan studi dan pengusulan program recovery. - Melakukan analisis ekonomi operasi sumur produksi dan proyek pengembangan yang diajukan. - Mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing. - Melatih bawahan guna meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknik dalam bidangnya. - Melakukan tugas-tugas lain yang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Melapor kepada: - Staff Petroleum Engineer. - Operation Manager. Chief Drilling Engineer Berfungsi untuk menyusun rencana kerja, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan pemboran dan memberikan dukungan teknis kepada bawahan dibagian operasional pemboran. Tugas dan tanggung jawab meliputi: - Menyusun rencana kerja dan pengusulan pembelian peralatan dan material pemboran. - Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan ahli teknik pemboran agar sesuai dengan rencana kerja dan prosedur operasi pemboran. - Membuat estimasi biaya pemboran. 63

13 - Memberikan dukungan teknis kepada bawahan yang bekerja langsung di lokasi pemboran. - Mengkoordinasikan kegiatannya dengan bagian eksploitasi agar hasil kerja yang dicapai sesuai dengan target yang telah ditentukan. - Melakukan tugas-tugas lain yang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Melapor kepada: - Staff Petroleum Engineer. - Operation Manager. Exploitation Engineer Berfungsi untuk menetapkan sasaran eksploitasi dan pedoman dalam menetapkan jadwal pengurasan berdasarkan profil produksi, serta mengendalikan dan menghitung jumlah yang diproduksi berdasarkan analisis ekonomi. Tugas dan tanggung jawab meliputi: - Menetapkan sasaran eksploitasi berdasarkan kebijakan perusahaan. - Membuat pedoman dalam menetapkan jadwal pengurasan (deplesi) berdasarkan profil produksi. - Mengkoordinasikan tugasnya dengan bagian produksi dan pemboran dalam menganalisa dan merekomendasikan hal-hal mengenai pemboran pengembangan, workover dan kompresi. - Mengendalikan dan menghitung jumlah yang diproduksi dan melengkapinya dengan analisis ekonomi yang disesuaikan dengan strategi pemasaran produk. - Membuat usulan tentang pengadaan peralatan yang dibutuhkan dan strategi penggunaan sumur bor yang disesuaikan dengan rencana jangka panjang. 64

14 - Melakukan tugas-tugas lain yang sesuai dengan wewenang dan jabatannya. Melapor Kepada: - Staff Eksploitation Engineer. - Operation Manager. Production Engineer Berfungsi untuk menyusun rencana kerja produksi, menentukan metode produksi, uji sumur sampai pada pengiriman hasil produksi ketempat penampungan. Tugas dan tanggung jawab meliputi: - Menyusun rencana kerja produksi berdasarkan prosedur operasi sebagai pedoman kerja. - Mengkoordinasikan kegiatan dengan bagian pemboran dan eksploitasi guna ikut merekomendasikan kerja ulang sumur dan uji produksi. - Membuat laporan harian produksi lapangan dan keterangan mengenai naik turunya produksi. - Menentukan metode dan mengawasi pengiriman hasil produksi ke tempat penampungan. - Melakukan tugas-tugas lain yang sesuai dengan wewenang dan jabatannya. Melapor kepada: - Staff Production Engineer. - Operation Manager. Chief Accountant Berfungsi untuk memelihara, mengembangkan serta melaksanakan sistem prosedur keuangan di perusahaan sesuai dengan standard dan prosedur akuntansi yang berlaku. Tugas dan tanggung jawab meliputi: 65

15 - Mengembangkan dan melaksanakan sistem dan prosedur keuangan sehubungan dengan: a. Anggaran dan alokasi dana perusahaan. b. Verifikasi atas biaya-biaya bagi pegawai maupun tagihan-tagihan dari pihak ketiga. c. Memonitor pelaksanaan pembayaran tagihan-tagihan. - Membantu Finance Manager dalam penyusunan dam pelaksanaan anggaran tahunan perusahaan / proyeksi arus kas, baik untuk biaya operasi kantor pusat maupun untuk biaya operasi lapangan. - Membuat laporan keuangan secara periodik atau apabila sewaktu-waktu diminta oleh atasan. - Memonitor dan menjalankan fungsi administrasi perpajakan yang wajib dilaksanakan tepat waktu. - Melakukan tugas-tugas lain yang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Melapor kepada: - Staff Akuntansi. - Finance Manager. Treasurer Berfungsi untuk mempersiapkan dan melaksanakan tranksaksi keuangan atas dasar perintah / persetujuan atasan. Tugas dan tanggung jawab meliputi: - Bertanggung jawab atas pengelolaan dana petty cash. - Mempersiapkan dan melaksanakan pembayaran biaya yang telah disetujui. 66

16 - Mempersiapkan pelaksanaan perintah transfer dan pembayaran tepat waktu. - Membuat laporan secara periodik mengenai posisi kas. - Melakukan pencatatan tagihan berdasarkan invoice dari supplier dan mengajukan usulan tentang prioritas pembayaran. - Melakukan tugas-tugas lain yang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Melapor kepada: - Treasury Staff. - Finance Manager. Electronic Data Processing (EDP) Officer Berfungsi untuk mengelolah perusahaan dan menyiapkan dalam bentuk laporan guna proses evaluasi realisasi anggaran, serta mengkoordinasikan tugasnya dengan bagian accounting dan treasury. Tugas dan tanggung jawab meliputi: - mempersiapkan bukti-bukti penerimaan, pengeluaran, tagihan-tagihan dan lain-lain ke dalam proses komputer. - Memproses data keuangan yang telah diperoleh dari bagian accounting dan treasurer ke dalam file-file guna keperluan pembuatan laporan dan arsip. - Menyiapkan laporan keuangan yang telah diproses komputer untuk kemudian dimintakan rekomendasi kepada Finance Manager. - Mengkoordinasikan tugasnya dengan bagian accounting dan treasurer untuk mencocokan data yang diprosesnya. - Melakukan tugas-tugas lain sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. - EDP Staff. 67

17 Melapor pada: - Finance Manager. Field Accounting Officer Berfungsi untuk melakukan pembayaran setiap tranksaksi atas aktifitas operasi lapangan dengan persetujuan atasan, melakukan catatan atas tagihan dan membuat laporan pertanggungjawaban keuangan lapangan. Tugas dan tanggung jawab meliputi: - Melakukan pencatatan-pencatatan berdasarkan invoice dari pihak ketiga. - Menyiapkan pelaksanaan pembayaran setiap tranksaksi atas aktivitas operasi lapangan sesuai dengan perintah atasan. - Melakukan koordinasi tugas dengan kantor pusat berdasarkan petunjuk mengenai pengeluaran bidang kepegawaian, seperti gaji pegawai lapangan dan lembur. - Membuat laporan secara periodik mengenai posisi keuangan operasi kantor lapangan kepada atasan. - Melakukan tugas-tugas lain yang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Melapor kepada: - Accounting Field Staff - Field Superintendent. 68

18 III.3 Kegiatan Operasional Perusahaan III.3.1 Garis besar tugas pokok. Dalam rangka pengembangan produksi minyak tersebut, maka secara garis besar tugas pokok yang dilakukan oleh perusahaan adalah sebagai berikut: a. Mengadakan survei serta evaluasi data geology dan geophysic. b. Mengadakan persiapan lapangan. c. Mengadakan pengeboran sumur baru (drilling) d. Mengadakan kerja ulang sumur-sumur lama yang produksinya sudah tidak berproduksi sama sekali (work over). e. Memproduksi minyak. III.3.2 Kewajiban dan tanggung jawab. Sedangkan kewajiban dan tanggung jawab perusahaan ini dalam menjalankan usahanya adalah sebagai berikut: a. Menyediakan semua bantuan teknis (personal / teknologi) yang diperlukan untuk operasional. b. Menyediakan dana, material dan peralatan yang diperlukan. c. Menyiapkan rencana kerja dan anggaran tahunan, termaksud perkiraan produksi yang diharapkan akan dapat direalisasikan. d. Bertanggung jawab atas persiapan dan pelaksanaan dari operasi perminyakan yang harus dilaksanakan secara Workmanlike Manner dan dengan menggunakan metode yang ilmiah serta sesuai dengan peraturan / 69

19 undang-undang yang berlaku khususnya di Indonesia dan di daerah dimana kegiatan itu berlangsung. e. Harus mempersiapkan langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk melindungi navigasi dan perikanan. f. Harus mencegah terjadinya polusi. g. Menyerahkan kepada Pertamina semua data geologi, geofisik dan data sumur, data produksi serta laporan-laporan yang didapat selama kontrak berlangsung. h. Memenuhi kewajiban seperti membayar pajak kepada Pemerintah Indonesia dan menyediakan minyak dari bagiannya untuk dikonsumsi dalam negeri. i. Merencanakan dan menyelenggarakan pembinaan (pelatihan / kursus) kepada personil Indonesia untuk semua tingkat jabatan. j. Memberikan prioritas untuk menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan di Indonesia atau disediakan oleh Pengusaha Nasional Indonesia dengan memperhatikan kualitas, harga dan tersediannya barang pada saat diperlukan. III.3.3 Proses Bisnis Perusahaan Lingkup proses bisnis dalam kegiatan operasional perminyakan hulu pada umumnya mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut : - Proses akuisisi lapangan - Proses ekplorasi - Proses komersialisasi - Proses pengembangan lapangan 70

20 - Proses eksploitasi dan produksi - Proses bagi hasil III Proses Akuisi Lapangan Dalam bisnis perminyakan, akuisisi atau penguasaan lapangan dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu : 1. Mengikuti Tender di BPMIGAS Untuk mengikuti tender BPMIGAS, perusahaan harus mengikuti prosedur tender yang berlaku di BPMIGAS. 2. Mengakuisisi Lapangan/Kontrak dari Perusahaan yang sudah ada. Yaitu melalui pembelian saham perusahaan yang telah memiliki kontrak/lapangan minyak. Dalam hal ini perusahaan menggunakan tender di BPMIGAS. III Proses Eksplorasi Tahapan pertama untuk mencari sumber minyak adalah dengan melakukan Explorasi. Dalam rangka explorasi tersebut untuk mendapatkan kandungan/cadangan minyak dan/atau gas bumi, perusahaan harus melakukan beberapa kegiatan termasuk survei lokasi, pemetaan, seismic, termasuk study geology dan geophysic dari hasil survei tersebut, kemudian apabila telah dapat menentukan titik lokasi pengeboran selanjutnya melakukan pengeboran sumur eksplorasi. Apabila dalam pengeboran sumur tersebut terindikasi adanya minyak dan/atau gas, maka selanjutnya sumur tersebut harus melalui proses tes produksi untuk mendapatkan data karakteristik minyak termasuk jumlah 71

21 produksi per hari (bopd) dari sumur tersebut. Apabila dalam hasil test, sumur tersebut memenuhi syarat untuk diproduksi maka sumur tersebut ditutup sementara, menunggu persetujuan komersialisasi dari Pertamina. Sebaliknya apabila sumur tersebut tidak menghasilkan apa-apa (dry hole) baik minyak maupun gas maka sumur tersebut akan ditutup dan ditinggalkan (plug and abandoned). Proses plug and abandoned harus mengikuti prosedur yang berlaku di Pertamina untuk menghindari pencemaran lingkungan dan hal-hal lain yang tidak diinginkan. III Proses Komersialisasi Setelah melalui proses pada item diatas, perusahaan akan membuat study pengembangan lapangan secara menyeluruh yang mencakup keteknikan maupun keekonomian dari lapangan tersebut. Study teknis mencakup penentuan jumlah cadangan minyak dan / atau gas yang terkandung dilapangan tersebut, jumlah sumur yang harus di bor, jumlah dan jenis-jenis fasilitas yang harus disiapkan dan study-study lainnya. Sedangkan study ekonomi mencakup jumlah investasi, periode pengembalian investasi, nilai pengembalian investasi dan lain-lain. Studi-studi tersebut diatas dibuat oleh Perusahaan dan dikemas secara komperhensif dengan nama Plan Of Development (POD). Selanjutnya POD ini diserahkan kepada pihak Pertamina untuk mendapatkan persetujuan commerciality. Apabila pihak Pertamina menyetujui POD tersebut, maka Pertamina akan mengeluarkan statement persetujuan commerciality berupa 72

22 Commencement Of Commercial Production (COCP) untuk lapangan tersebut. Selanjutnya Perusahaan dapat melanjutkan proses pengembangan lapangan sesuai dengan POD dan melakukan produksi. III Proses Pengembangan Pengembangan lapangan dilakukan sesuai dengan rencana pengembangan yang telah disetujui oleh pihak Pertamina melalui persetujuan Plan of Development (POD). Proses ini biasanya mencakup pembangungan fasilitas-fasilitas perminyakan serta penambahan sumursumur yang dibutuhkan untuk mencapai produksi yang diharapkan sesuai dengan POD. III Proses Eksploitasi dan Produksi Proses produksi adalah proses pengangkatan minyak mentah (crude oil) dari sumur-sumur produksi melalui pipa-pipa salur ke tangki-tangki penampung sementara untuk dilakukan proses pemisahan antara minyak, air dan gas. Pengangkatan minyak dari sumur dilakukan melalui dua cara yaitu; a. flowing (apabila ada tekanan gas sendiri) dan b. menggunakan pompa (apabila tidak ada/kurang tekanan gas). III Proses Bagi Hasil Perhitungan Bagi Hasil produksi minyak/gas harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam kontrak bagi hasil (dalam hal ini Technical Assistance Contract) antara Perusahaan dengan Pertamina. Bagi hasil dapat dilakukan apabila minyak/gas yang diproduksikan oleh Perusahaan telah dijual kepada pihak pembeli atau diserahkan kepada 73

23 Pertamina. Dengan demikian perhitungan bagi hasil tidak didasakan pada jumlah produksi melainkan berdasarkan jumlah minyak yang ditransfer / diserahkan (lifting) kepada pembeli atau Pertamina. Unsur-unsur yang terkait dalam perhitungan bagi hasil adalah: 1. Jumlah lifting, yaitu jumlah minyak yang diserahkan / ditransfer ke pembeli atau Pertamina dalam satuan barrel (BBL). 2. ICP (Indonesian Crude Price), adalah harga minyak yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam hal ini Ditjen Migas. Nilai ICP dinyatakan dalam USD per barrel. 3. Cost Recovery, yaitu pengembalian (reimbursement) atas biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Perusahaan sehubungan dengan operasional perminyakan yang telah mendapat persetujuan dari Pertamina setelah melalui proses audit. Besarnya prosentase cost recovery yang diperbolehkan ditentukan dalam kontrak TAC. Biasanya dalam kontrak TAC, Cost Recovery dinyatakan dalam prosentase misalnya 65%, 75%, 80% atau 100% dari jumlah produksi pada bulan yang bersangkutan. Apabila jumlah cost recovery masih lebih besar dari hasil perkalian dari prosentase diatas, maka yang diperbolehkan adalah hasil perkalian prosentase diatas. Sedangkan sisanya yaitu selisih dari jumlah cost recovery dikurangi dengan hasil perkalian prosentase dapat digabungkan dengan cost recovery yang terjadi pada bulan berikutnya. Sisa cost recovery yang tidak ter-recover pada bulan yang bersangkutan disebut Unrecovered Cost. 74

24 4. Equity Split, yaitu besaran prosentase bagi hasil antara Perusahaan dengan Pertamina yang ditentukan dalam kontrak TAC. 5. Domestic Market Obligation (DMO), yaitu jumlah kewajiban Perusahaan untuk menjual sebagian minyak kedalam negeri dengan harga tertentu. Syaratsyarat DMO dapat dilihat dalam kontrak TAC. III Cost Recovery Sebagaimana telah disebutkan. diatas, Cost recovery adalah biaya yang terjadi sehubungan dengan operasional perminyakan yang telah mendapat persetujuan dari pihak Pertamina setelah melalui proses Audit. Namun yang harus lebih diperhatikan adalah unsur-unsur biaya yang termasuk didalam cost recovery tersebut, karena walaupun disebutkan semua biaya yang berhubungan dengan operasional perminyakan dapat direcover namun ada batasan-batasan tertentu yang diatur oleh pihak Pertamina maupun Pemerintah untuk tidak diperbolehkan. a. Unsur-unsur dalam Cost Recovery Secara umum yang dimaksud dengan Cost Recovery adalah semua biaya yang berhubungan dengan operasi perminyakan yang timbul sejak tanggal ditandatanganinya kontrak kerja sama sampai perusahaan tersebut menghasilkan minyak dan menjual minyak tersebut, selama jangka waktu kontrak. Terkecuali biaya-biaya yang secara jelas disebutkan dalam kontrak yang tidak termasuk dalam cost recovery misalnya Signature Bonus dan Production Bonus. Bahkan dalam peraturan terbaru sesuai surat edaran BPMIGAS / Pemerintah, menyatakan bahwa biaya-biaya seperti 75

25 Entertainment Expenses, Community Development Expenses, Employee Income Tax (PPh Psl.21) sudah tidak diperkenankan untuk dimasukkan dalam Cost Recovery. Adapun biaya-biaya yang termasuk dalam operasional perminyakan terdiri dari: Biaya eksplorasi (Exploration Cost) Biaya pengembangan (Development Cost) Biaya eksploitasi/produksi (Exploitation / Production Cost) Biaya pemasaran (Marketing Cost) Secara akuntansi perminyakan, biaya-biaya tersebut diatas dikelompokkan atau dibagi dalam dua bagian besar yaitu Capital Expenditures (Capex) dan Operation Expenditures (Opex) dimana dalam sistem cost recovery, Capex dapat direcover melalui Depreciation Cost sedangkan Opex dapat direcover secara langsung. III Kontrol Keuangan Dalam Bisnis Perminyakan Mengingat biaya dalam bisnis perminyakan merupakan biaya tinggi, maka dalam mengontrol pengeluaran-pengeluarannya Pertamina dan Pemerintah telah membuat aturan-aturan dan pedoman-pedoman mengenai tata-cara pelaksanaan pengadaan barang dan jasa serta system control angaran sebagai berikut : Pedoman dan Tata Kerja tentang Pengadaan Barang dan Jasa (PTK 007) Work Program and Budget (WP&B) Autorization for Expenditure (AFE) 76

26 Audit III Pedoman Tata Kerja (PTK-007) PTK-007 ini merupakan alat control yang di tetapkan oleh Pemerintah untuk mengatur tata cara pengadaan / pembelian barang atau jasa yang meliputi peraturan mengenai proses tender maupun penunjukkan langsung kepada vendor dalam rangka pengadaan barang dan jasa agar tidak terjadi kecurangan-kecurangan ataupun monopoli dalam bisnis perusahaan. Apabila perusahaan melanggar aturan-aturan tersebut maka biaya-biaya yang timbul atas transaksi tersebut tidak dapat diterima sebagai cost recovery. III Work Program and Budget (WP&B) WP&B merupakan alat control anggaran yang dibuat perusahaan dan diserahkan secara tahunan setiap 3 bulan sebelum akhir tahun kepada Pertamina untuk dimintakan persetujuannya. WP&B ini juga berlaku sebagai acuan bagi perusahaan dalam melaksanakan pekerjaannya secara menyeluruh dalam tahun bersangkutan. WP&B ini memuat semua rencana kegiatan dalam tahun tertentu yang mencakup : Jadwal Kerja dan Tata Waktu Jenis Pekerjaan yang akan dilaksanakan Jumlah Produksi yang direncanakan Jumlah Biaya yang dianggarkan Perkiraan Pendapatan 77

27 III Autorization For Expenditure (AFE) AFE merupakan suatu anggaran yang khusus dibuat untuk memonitor setiap jenis pekerjaan tertentu yang dikategorikan sebagai suatu proyek dimana rencana kerja dan biayanya sudah termasuk dalam WP&B. Biasanya pekerjaan atau project yang diharuskan menggunakan AFE adalah pekerjaan atau proyek seperti proyek pengeboran (Drilling Project), Proyek Pengadaan / Instalasi fasilitas produksi dan proyek-proyek pengadaan atau pekerjaan yang bernilai besar (diatas US$50,000). AFE dibuat oleh Manajer Proyek dan diajukan kepada General Manager, selanjutnya dimintakan persetujuan kepada Direksi Perusahaan dan pihak yang berkompeten dari Pertamina sebelum proyek dimulai. Apabila pelaksanaan pekerjaan proyek telah mencapai 75%, AFE ini harus dievaluasi kembali untuk dilihat item-item mana yang telah melebihi budget atau kurang kurang dari budget. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan maka General Manager harus mengajukan usulan Revisi AFE untuk dimintakan persetujuan kembali kepada pihak-pihak yang berkompeten diatas. Selanjutnya jika pekerjaan telah selesai 100% maka AFE ini harus ditutup close dengan cara melaporkan hasil akhir pekerjaan dan biaya-biaya yang dikeluarkan kepada pihak Pertamina. III Audit Audit secara berkala dilakukan oleh pihak Satuan Pengawasan Internal (SPI) Pertamina bekerja sama dengan Auditor dari BPKP. Audit ini 78

28 merupakan salah satu alat control dengan tujuan memeriksa kebenaran setiap transaksi keuangan yang dibebankan sebagai Cost recovery. Adapun proses audit yang dilakukan mencakup antara lain : Pemeriksaan atas proses pengadaan barang / jasa Pemeriksaan terhadap biaya-biaya yang dibebankan sebagai cost recovery Pemeriksaan fisik atas Inventory Asset maupun Material Pemeriksaan terhadap ketaatan pembayaran pajak (PPN dan PPh) Pemeriksaan terhadap perhitungan bagi hasil. Pemeriksaan mengenai legalitas sumber dana. III.3.4 Pendapatan Perusahaan Pendapatan dari PT Akar Golindo berasal dari sebagian minyak yang berhasil diproduksi dimana merupakan penambahan dari produksi sebelum dilakukan sec-rec. jadi produksi sumur minyak tersebut dipisahkan antara produksi lama sebelum sec-rec (yang dikenal sebagai Non-shareble oil) dan tambahan produksi sesudah dilakukan sec-rec (yang disebut shareble oil). Besar pembagian shareble oil didasarkan pada perjanjian TAC tersebut. Besarnya pendapatan perusahaan dapat dilihat melalui mekanisme pada gambar III.2. 79

29 GAMBAR III.2 DIAGRAM SISTEM BAGI HASIL GROSS REVENUE COST RECOVERY 65% (-) EQUITY TO BE SPLIT CONTRACTORS ENTITLEMENT % PERTAMINA ENTITLEMENT % (-) DMO REQ 25% (+) (+) DMO FEE 25% (-) CONTRACTORS TAXABLE INCOME PERTAMINA S TAXABLE INCOME (+) TAX 44% CONTRACTORS NET INCOME (-) (-) (+) GOVERNMENT NET INCOME TAX 60% PERTAMINA S NET INCOME 80

30 Selanjutnya presentase pembagian minyak tersebut diatur melalui mekanisme bagi hasil yang telah disepakati bersama antara Pertamina dengan kontraktor. Adapun standar mekanisme bagi hasil yang biasa digunakan didalam TAC adalah seperti pada gambar III-2. Dari diagram tersebut dijelaskan: Gross revenue adalah jumlah minyak yang diproduksikan dari sumur-sumur dilapangan yang merupakan shareble oil, kemudian dikalikan dengan harga minyak yang berlaku saat ini. Cost recovery adalah sebagian biaya operasional termaksud biaya penyusutan aktiva tetap yang telah dikeluarkan oleh kontraktor dalam tahun tertentu dalam rangka menghasilkan minyak. Besarnya presentase recoverable cost ini harus ditentukan bersama didalam perjanjian, kemudian dikurangkan ke gross revenue, untuk selanjutnya, jumlah ini akan dikembalikan kepada kontraktor. Adapun biaya operasional ini terdiri dari biaya-biaya, eksplorasi non capital, operasi produksi, pengembangan non capital dan biaya administrasi. Sedangkan biaya yang dibebankan melalui biaya penyusutan aktiva tetap adalah yang berasal dari; alat-alat pengeboran eksplorasi, alat-alat pengeboran pengembangan, fasilitas produksi dan barang-barang bergerak dari kantor dan rumah dinas. Secara sistematik, dapat dilihat pada gambar III-3. Equty to be split adalah minyak yang akan dibagi diantara kontraktor dan Pertamina secara prosentase sesuai dengan perjanjian. Contractor Entitlement adalah bagian minyak yang menjadi milik kontraktor yang telah dibagi secara presentase. 81

31 Pertamina Entitlement adalah bagian minyak yang menjadi milik Pertamina yang telah dibagikan secara presentase. DMO (Domestik Market Obligation) adalah kewajiban kontraktor untuk menyerahkan sebagian minyak mentahnya kepada Pertamina untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak dalam negeri. DMO Fee adalah pengembalian atas DMO kepada kontraktor. Contractor s taxable income adalah penghasilan kena pajak atas kontraktor setelah dipotong DMO. Pertamina s taxable income adalah pendapatan Pertamina sebelum dipotong pajak. Tax 44% adalah pajak penghasilan yang dikenakan kepada kontraktoor. Tax 60% adalah pajak penghasilan yang dikenakan kepada Pertamina. Contractor s net income adalah pendapatan kontraktor bersih setelah dikurangi pajak dan ditambah dengan pengembalian cost recovery. Pertamina s net income adalah pendapatan bersih Pertamina setelah dipotong pajak. Government net income adalah pendapatan Pemerintah yang berupa pajak dari kontraktor dan Pertamina. 82

32 GAMBAR III.3 DIAGRAM UNSUR-UNSUR BIAYA DALAM COST RECOVERY Oilwell operation - Oil prod & process - Sec-rec operation - Storage Handling - Supervision - Maintenance - Electricity Service - Transportation Cost - Production general - Others - Finance & Admin - Safety & security - Transport - Training - Accommodation - Other personal exp - Public Relations - Office rents - Other gen. office exp - Home Offc. overhead 4 - Seismic - G & G studies - Expl. drilling intangibels - Expl. drilling admin. Cost of capital - Expl. drilling tangible - Devl. drilling tangible - Production facilities - Office & house movable 1. Exploration non capital 2. Production operations 3 Development non capital 4 Administration Current year Operating cost Development drilling intangible 3 Depreciation Total Cost recovery 83

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN IV.1 Prinsip Perhitungan Keekonomian Migas Pada prinsipnya perhitungan keekonomian eksplorasi serta produksi sumber daya minyak dan gas (migas) tergantung pada: - Profil produksi

Lebih terperinci

SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK MIGAS) PEDOMAN TATA KERJA. Nomor: PTK-038/SKKO0000/2015/S0.

SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK MIGAS) PEDOMAN TATA KERJA. Nomor: PTK-038/SKKO0000/2015/S0. SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK MIGAS) PEDOMAN TATA KERJA Nomor: PTK-038/SKKO0000/2015/S0 Revisi ke-01 WORK PROGRAM AND BUDGET JAKARTA PEDOMAN TATA KERJA Halaman

Lebih terperinci

KOMERSIALITAS. hasil ini, managemennya seluruhnya dipegang oleh BP migas, sedangkan

KOMERSIALITAS. hasil ini, managemennya seluruhnya dipegang oleh BP migas, sedangkan KOMERSIALITAS 1 Sistem Kontrak Bagi Hasil Kontrak bagi hasil adalah bentuk kerjasama antara pemerintah dan kontraktor untuk melaksanakan usaha eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya migas berdasarkan prinsip

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Satuan Kerja Khusus. Kegiatan Usaha Hulu. Minyak dan Gas Bumi. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Satuan Kerja Khusus. Kegiatan Usaha Hulu. Minyak dan Gas Bumi. Organisasi. Tata Kerja. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.194, 2013 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Satuan Kerja Khusus. Kegiatan Usaha Hulu. Minyak dan Gas Bumi. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI ENERGI

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang

2017, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang No.118, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. BIAYA OPERASI. PPH. Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6066)

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP KONTRAK PRODUCTION SHARING. Oleh: KUSWO WAHYONO

PRINSIP-PRINSIP KONTRAK PRODUCTION SHARING. Oleh: KUSWO WAHYONO PRINSIP-PRINSIP KONTRAK PRODUCTION SHARING Oleh: KUSWO WAHYONO 1 PRODUCTION SHARING CONTRACT Produksi setelah dikurangi cost recovery dibagi antara Pemerintah dan Kontraktor berdasarkan suatu persentase

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2010

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2010 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2010 TENTANG BIAYA OPERASI YANG DAPAT DIKEMBALIKAN DAN PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN DI BIDANG USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KSO Pertamina EP Axis Sambidoyong Energi

KSO Pertamina EP Axis Sambidoyong Energi KSO Pertamina EP Axis Sambidoyong Energi Kami adalah suatu badan kerja sama dalam bentuk Kerjasama Operasi (KSO) antara PT. PERTAMINA EP dengan PT Axis Sambidoyong Energi berdasarkan Perjanjian Kerjasama

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.945, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Alokasi Biaya Tidak Langsung. Batasan Pengeluaran. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 256/PMK.011/2011 TENTANG BATASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi mencakup kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi mencakup kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi mencakup kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi. Ekplorasi adalah kegiatan yang bertujuan memperoleh informasi mengenai kondisi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Panca Lima Mandiri beralamat di Jl. D.I. Panjaitan Kav 5 7 2 nd Floor, Patria Park Building. No. 06, Jakarta

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2010

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2010 I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2010 TENTANG BIAYA OPERASI YANG DAPAT DIKEMBALIKAN DAN PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN DI BIDANG USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Diskusi

Bab IV Hasil dan Diskusi Bab IV Hasil dan Diskusi Studi ini adalah untuk mengevaluasi model kontrak dan harga Gas Metana-B di Indonesia. Beberapa model kontrak mulai dari model Kontrak PSC Konvensional, model kontrak negara lain

Lebih terperinci

Ringkasan ; Media Briefing Penyimpangan Penerimaan Migas, ICW; Kamis, 19 Juni 2008

Ringkasan ; Media Briefing Penyimpangan Penerimaan Migas, ICW; Kamis, 19 Juni 2008 Ringkasan ; Media Briefing Penyimpangan Penerimaan Migas, ICW; Kamis, 19 Juni 2008 Latar Belakang : 1. Defisit Neraca APBN tiap tahun serta kenaikan harga BBM. Disisi lain indonesia masih menghasilan minyak

Lebih terperinci

COST & FEE Model Alternatif Kontrak Kerja Sama Migas

COST & FEE Model Alternatif Kontrak Kerja Sama Migas IATMI 2005-39 PROSIDING, Simposium Nasional Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) 2005 Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, 16-18 November 2005. COST & FEE Model Alternatif Kontrak Kerja

Lebih terperinci

UU Nomor 22 Tahun 2001 dan Peran BP Migas dalam Regulasi Industri Migas di Indonesia Oleh Morentalisa. Eksplorasi: Plan of Development (POD)

UU Nomor 22 Tahun 2001 dan Peran BP Migas dalam Regulasi Industri Migas di Indonesia Oleh Morentalisa. Eksplorasi: Plan of Development (POD) UU Nomor 22 Tahun 2001 dan Peran BP Migas dalam Regulasi Industri Migas di Indonesia Oleh Morentalisa Kegiatan Hulu Migas Survey Umum Pembagian Wilayah Kerja (WK) Tanda tangan kontrak Eksplorasi: Eksploitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan komoditas strategis yang mutlak dimiliki oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan komoditas strategis yang mutlak dimiliki oleh suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Energi merupakan komoditas strategis yang mutlak dimiliki oleh suatu negara. Saat ini, energi yang dominan di dunia berasal dari fosil. Bentuk energi yang tidak

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang

2017, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.304, 2017 PERPAJAKAN. Hulu Minyak dan Gas Bumi. Kegiatan Usaha. Kontrak Bagi Hasil Gross Split. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 79 TAHUN 2010 TENTANG BIAYA OPERASI YANG DAPAT DIKEMBALIKAN DAN PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN KEEKONOMIAN GAS METANA-B

BAB IV KAJIAN KEEKONOMIAN GAS METANA-B BAB IV KAJIAN KEEKONOMIAN GAS METANA-B Sebelum dilakukan perhitungan keekonomian dari pengusahaan Gas Metana- B sesuai dengan prosedur penelitian yang telah diuraikan pada Bab III, kita harus melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat Penelitian dan Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat Penelitian dan Gambaran Umum Objek Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian dan Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian dilaksanakan pada sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. Arista Pratama Jaya merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan swasta yang sedang berkembang. Perusahaan ini bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2010 TENTANG BIAYA OPERASI YANG DAPAT DIKEMBALIKAN DAN PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN DI BIDANG USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2010 TENTANG BIAYA OPERASI YANG DAPAT DIKEMBALIKAN DAN PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN DI BIDANG USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAGI HASIL MIGAS. Divisi Akuntansi

BAGI HASIL MIGAS. Divisi Akuntansi BAGI HASIL MIGAS Divisi Akuntansi OUTLINE Tugas, Peran dan Fungsi Bagi Hasil Migas Tugas, Fungsi, dan Peran NO INSTANSI PERAN 1 Kementerian ESDM Penetapan rencana lifting untuk tahun mendatang berdasarkan

Lebih terperinci

PERMEN ESDM NO. 08 TAHUN 2017 KONTRAK BAGI HASIL GROSS SPLIT BAGIAN HUKUM DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI

PERMEN ESDM NO. 08 TAHUN 2017 KONTRAK BAGI HASIL GROSS SPLIT BAGIAN HUKUM DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI PERMEN ESDM NO. 08 TAHUN 2017 KONTRAK BAGI HASIL GROSS SPLIT BAGIAN HUKUM DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI 1 1 I LATAR BELAKANG 2 2 Kondisi Hulu Migas Saat ini 1. Skema PSC Cost Recovery kurang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2010 TENTANG BIAYA OPERASI YANG DAPAT DIKEMBALIKAN DAN PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN DI BIDANG USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

GOVERMENT LIAISON Peranannya dalam memudahkan proses bisnis Perminyakan dengan Pemerintah terutama dalam aktivitas Eksplorasi dan Exploitasi.

GOVERMENT LIAISON Peranannya dalam memudahkan proses bisnis Perminyakan dengan Pemerintah terutama dalam aktivitas Eksplorasi dan Exploitasi. GOVERMENT LIAISON Peranannya dalam memudahkan proses bisnis Perminyakan dengan Pemerintah terutama dalam aktivitas Eksplorasi dan Exploitasi. Mustoto Moehadi Mahasiswa Magister Teknik Geologi UPN Veteran

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 53 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Nabatindah Sejahtera adalah sebuah perusahaan nasional yang resmi didirikan di Jakarta, sejak tanggal

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. PERTAMINA Direktorat Eksplorasi & Produksi. Upaya ini sudah lama dilakukan

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. PERTAMINA Direktorat Eksplorasi & Produksi. Upaya ini sudah lama dilakukan BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan Pada awalnya Drilling Services merupakan fungsi bor di dalam organisasi PERTAMINA Direktorat Eksplorasi & Produksi. Upaya ini sudah lama dilakukan

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN. Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Lastari Maryani Sutiono NRP :

SURAT PERNYATAAN. Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Lastari Maryani Sutiono NRP : SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Lastari Maryani Sutiono NRP : 0251234 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir/Skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan bukan duplikasi

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 Oktober 1971 di Jakarta,

Lebih terperinci

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah No

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah No No.116, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Kontrak Bagi Hasil Gross Split. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2017 TENTANG KONTRAK

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. DS. Penulis melakukan observasi dan wawancara langsung ke perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1. Riwayat Perusahaan PT. Sinar Buana adalah sebuah perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang distribusi permesinan dan bahan kimia industri. PT. Sinar Buana

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BERSAMA SUMBER DAYA ALAM MINYAK DAN GAS BUMI DI ACEH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BERSAMA SUMBER DAYA ALAM MINYAK DAN GAS BUMI DI ACEH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BERSAMA SUMBER DAYA ALAM MINYAK DAN GAS BUMI DI ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Pre

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Pre No.99, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SUMBER DAYA ALAM. Minyak. Gas Bumi. Aceh. Pengelolaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5696). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Minyak dan Gas Bumi merupakan sumber

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.139, 2010 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA EKONOMI. Pajak. Biaya Operasi. Usaha Hulu. Migas. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5173) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

Bab III Pengolahan Data dan Perhitungan

Bab III Pengolahan Data dan Perhitungan 24 Bab III Pengolahan Data dan Perhitungan Pengembangan lapangan Cepu Blok Area E (762.8 km 2 ) atau lebih dikenal lapangan Banyu-urip merupakan tahap pertama dari lima tahapan pengembangan blok Cepu,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah PT. Samudra Marine Indonesia yaitu perusahaan jasa pembuatan kapal, perbaikan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PERLAKUAN PERPAJAKAN PADA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN KONTRAK BAGI HASIL GROSS SPLIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri minyak dan gas bumi (migas) di tanah air memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal ini dapat dilihat dari struktur perekonomian fiskal

Lebih terperinci

FORMAT SURAT SETORAN PAJAK PENGHASILAN MINYAK BUMI DAN/ATAU GAS BUMI SURAT SETORAN PAJAK MIGAS (SSP MIGAS)

FORMAT SURAT SETORAN PAJAK PENGHASILAN MINYAK BUMI DAN/ATAU GAS BUMI SURAT SETORAN PAJAK MIGAS (SSP MIGAS) 2012, No.544 14 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79/PMK.02/2012 TENTANG TATA CARA PENYETORAN DAN PELAPORAN PENERIMAAN NEGARA DARI KEGIATAN USAHA HULU MINYAK BUMI DAN/ATAU

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISIS KEEKONOMIAN PENGEMBANGAN COALBED METHANE (CBM) DI INDONESIA DENGAN BERBAGAI MODEL PRODUCTION SHARING CONTRACT (PSC) BERBASIS JOINT STUDY PADA LAPANGAN CBM X Abstrak Arif Budi Ariyanto, Siti Nuraeni

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pendirian perusahaan nomor 11 tanggal 21 Februari 2003 dihadapan notaris

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pendirian perusahaan nomor 11 tanggal 21 Februari 2003 dihadapan notaris BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Harapan Indah Sentosa berdiri pada tahun 2003 beralamat di Jalan Tegal Sari Komplek Villa Mas Permai Blok A No. 15 Pekanbaru berdasarkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN.

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 20 LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan sekaligus pemilik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor minyak dan gas bumi. Pengusahaan kekayaan alam ini secara konstitusional

BAB I PENDAHULUAN. sektor minyak dan gas bumi. Pengusahaan kekayaan alam ini secara konstitusional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki sumber pendapatan dari sektor minyak dan gas bumi. Pengusahaan kekayaan alam ini secara konstitusional didasarkan

Lebih terperinci

SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK MIGAS) PEDOMAN TATA KERJA. Nomor: PTK-039/SKKO0000/2015/S0 Revisi ke-01

SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK MIGAS) PEDOMAN TATA KERJA. Nomor: PTK-039/SKKO0000/2015/S0 Revisi ke-01 SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK MIGAS) PEDOMAN TATA KERJA Nomor: PTK-039/SKKO0000/2015/S0 Revisi ke-01 AUTHORIZATION FOR EXPENDITURE (AFE) JAKARTA AUTHORIZATION

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BERSAMA SUMBER DAYA ALAM MINYAK DAN GAS BUMI DI ACEH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BERSAMA SUMBER DAYA ALAM MINYAK DAN GAS BUMI DI ACEH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BERSAMA SUMBER DAYA ALAM MINYAK DAN GAS BUMI DI ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

LAMPIRAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

LAMPIRAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA LAMPIRAN LAMPIRAN STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS PT. CISANGKAN 1. Commisaris Fungsi : Merencanakan dan menentukan visi dan misi serta mengawasi kegiatan perusahaan maupun kinerja serta jalannya

Lebih terperinci

Peran KESDM Dalam Transparansi Lifting Migas

Peran KESDM Dalam Transparansi Lifting Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Peran KESDM Dalam Transparansi Lifting Migas Disampaikan Dalam FGD Tranparansi Dana Bagi Hasil (DBH) Industri Ekstraktif Batam, 09 April 2018 1 II DAFTAR ISI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PERLAKUAN PERPAJAKAN PADA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PERLAKUAN PERPAJAKAN PADA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PERLAKUAN PERPAJAKAN PADA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN KONTRAK BAGI HASIL GROSS SPLIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I. tahun Sejak era itu, kegiatan eksploitasi minyak di Indonesia dimulai.

BAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I. tahun Sejak era itu, kegiatan eksploitasi minyak di Indonesia dimulai. BAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I 2.1 Sejarah Ringkas Di Indonesia sendiri, pemboran sumur minyak pertama dilakukan oleh Belanda pada tahun 1871 di daerah Cirebon. Namun demikian,

Lebih terperinci

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN TAHUN PAJAK PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BAGI KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA MIGAS

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN TAHUN PAJAK PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BAGI KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA MIGAS LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-28/PJ/2011 TENTANG : BENTUK DAN ISI SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN BAGI WAJIB PAJAK YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI BIDANG USAHA HULU

Lebih terperinci

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 dan

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 dan KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17TAHUN2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN KERJA KHUSUS

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Perusahaan yang bergerak dibidang energi ini mulai beroperasi sejak tahun 1967 ketika perusahaan yang saat itu menandatangani kontrak bagi hasil pertama

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 49 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. XYZ didirikan pada tahun 1986, merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang polyester dan berlokasi di Tangerang. Sejak tahun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek dari proyek GFP Yang menjadi obyek dari proyek GFP yang dilakukan pada CRC, Inc. adalah model kompetensi yang dibuat pada 11 posisi yang berbeda yang terdapat di

Lebih terperinci

FORMAT SURAT SETORAN PAJAK PENGHASILAN MINYAK BUMI DAN/ATAU GAS BUMI SURAT SETORAN PAJAK MIGAS (SSP MIGAS)

FORMAT SURAT SETORAN PAJAK PENGHASILAN MINYAK BUMI DAN/ATAU GAS BUMI SURAT SETORAN PAJAK MIGAS (SSP MIGAS) LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 79/PMK.02/2012 TENTANG : TATA CARA PENYETORAN DAN PELAPORAN PENERIMAAN NEGARA DARI KEGIATAN USAHA HULU MINYAK BUMI DAN/ATAU GAS BUMI DAN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT MMS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No.14 tanggal 4 Oktober 1989 dari Notaris Winnie Hadiprojo, SH., notaris

Lebih terperinci

ANALISIS TANTANGAN MIGAS INDONESIA ; PENGUATAN BUMN MIGAS

ANALISIS TANTANGAN MIGAS INDONESIA ; PENGUATAN BUMN MIGAS ANALISIS TANTANGAN MIGAS INDONESIA ; PENGUATAN BUMN MIGAS Biro Riset BUMN Lembaga Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LM FEB UI) Tantangan pengelolaan migas di Indonesia dihadapkan

Lebih terperinci

3.1 STRUKTUR ORGANISASI LAPANGAN Gambar.3.1 Struktur Organisasi Lapangan (Sumber : Proyek Lexington Residence PT. PP (Persero), Tbk) III -1 3.1.1 Project Manager (PM) Project manager adalah pihak yang

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 040 TAHUN 2006 TENTANG

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 040 TAHUN 2006 TENTANG MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 040 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENAWARAN WILAYAH KERJA MINYAK DAN GAS

Lebih terperinci

Implementasi JVA & PSA Modul SAP Pendukung Proses Bisnis Hulu

Implementasi JVA & PSA Modul SAP Pendukung Proses Bisnis Hulu Implementasi JVA & PSA Modul SAP Pendukung Proses Bisnis Hulu Enterprise Resource Planning (ERP) menjadi bagian penting sebuah perusahaan untuk mampu memenangkan persaingan di era informasi. BTP-SAP merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Penyajian data 4.1.1.Gambaran Umum Perusahaan Awal mulanya pada tahun 2006 perusahaan ini didirikan oleh dua pemegang saham dengan nama PT Citra Profoam Indonesia.

Lebih terperinci

-2- II. PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 1 Angka 2 Pasal 3 Dalam hal kontrak kerja sama di bidang usaha hulu Minyak dan Gas Bumi, Pemerintah men

-2- II. PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 1 Angka 2 Pasal 3 Dalam hal kontrak kerja sama di bidang usaha hulu Minyak dan Gas Bumi, Pemerintah men TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I KEUANGAN. BIAYA OPERASI. PPH. Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Perubahan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 118) PENJELASAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA

STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA Tugas 4 STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA Berikut ini adalah salah satu contoh struktur organisasi. Organisasi Lini adalah bentuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah melakukan pengamatan,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah melakukan pengamatan, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah melakukan pengamatan, perhitungan,dan pembahasan terhadap perhitungan pajak penghasilan yang dilakukan oleh Kondur Petroleum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Garindo Mira Sejati adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor Mekanikal dan Elektrikal. Perusahaan ini didirikan dalam bentuk

Lebih terperinci

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kal

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kal No.480, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Mekanisme Pengembalian Biaya Investasi. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DANA PENSIUN PERHUTANI 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 II. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 III. RUANG LINGKUP... 2 3.1 Struktur Organisasi Dana Pensiun... 2 3.2 Uraian Tugas

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 040 TAHUN 2006 TENTANG

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 040 TAHUN 2006 TENTANG MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 040 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENAWARAN WILAYAH KERJA MINYAK DAN GAS

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Penyajian Data 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Fajar Lestari Abadi Surabaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha distribusi consumer goods, khususnya

Lebih terperinci

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136,

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, No.305, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Pasca Operasi Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM YANG BERJALAN Sejarah dan Perkembangan Perusahaan. perorangan. Sedangkan pada tahun 1983, didirikan PT.

BAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM YANG BERJALAN Sejarah dan Perkembangan Perusahaan. perorangan. Sedangkan pada tahun 1983, didirikan PT. BAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Sistem Informasi 3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. AQUARIUS MUSIKINDO merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA " MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG JENIS-JENIS BIAYA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI YANG TIDAK DAPAT DIKEMBALIKAN KEPADA KONTRAKTOR KONTRAK

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT SISTEM PENGELOLAAN PERSEDIAAN PADA PT. RICKY KENCANA SUKSES MANDIRI PALEMBANG

Lebih terperinci

PERUBAHAN PROFIT SHARING MENJADI PRODUCTION SHARING PADA CONTRACT PSC GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI, DAYA TARIK INVESTOR DAN DEBIROKRATISASI OPERASI

PERUBAHAN PROFIT SHARING MENJADI PRODUCTION SHARING PADA CONTRACT PSC GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI, DAYA TARIK INVESTOR DAN DEBIROKRATISASI OPERASI PERUBAHAN PROFIT SHARING MENJADI PRODUCTION SHARING PADA CONTRACT PSC GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI, DAYA TARIK INVESTOR DAN DEBIROKRATISASI OPERASI Rudi Rubiandini R.S, Andrias Darmawan, Herbert Sipahutar

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. penjualan alat-alat rumah tangga dari Korea dan Cina. Alat-alat yang dijual berupa

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. penjualan alat-alat rumah tangga dari Korea dan Cina. Alat-alat yang dijual berupa BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan CV. Sumber Mas merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distribusi penjualan alat-alat rumah tangga dari Korea dan Cina. Alat-alat yang dijual

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penyelenggara pembuatan rumah, gedung, jalanan, jembatan, dan lainnya. Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penyelenggara pembuatan rumah, gedung, jalanan, jembatan, dan lainnya. Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT PIBS adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang pemborong bangunan dan kontraktor umum (general contractor) sebagai perencana,

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. PENYAJIAN DATA 4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa PT. Sehat Sukses Sentosa merupakan subjek pajak yang telah didaftar dan memiliki Nomor Pokok

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang menghasilkan pelumas (oli). PT. Federal Karyatama berusaha untuk tepat

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Pihak Pihak Yang Terkait Dengan Proyek 3.1.1. Pemilik Proyek / Owner Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instasi yang memiliki proyek atau

Lebih terperinci

1. PROJECT MANAGER (PM)

1. PROJECT MANAGER (PM) 1. PROJECT MANAGER (PM) Memastikan kegiatan Ijin Pelaksanaan yang dilakukan Kontraktor sudah benar. Melaksanakan tugas tugas tambahan yang diberikan Direksi. Dapat memahami atau membuat master schedule

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1994 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN PEDOMAN KERJA SAMA KONTRAK, BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1994 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN PEDOMAN KERJA SAMA KONTRAK, BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1994 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN PEDOMAN KERJA SAMA KONTRAK, BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

Bab III Kajian Kontrak Pengusahaan dan Harga Gas Metana-B

Bab III Kajian Kontrak Pengusahaan dan Harga Gas Metana-B Bab III Kajian Kontrak Pengusahaan dan Harga Gas Metana-B Bab ini membahas pemodelan yang dilakukan untuk pengembangan kontrak dan harga Gas Metana-B di Indonesia dengan melakukan review terhadap model

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI UMUM ARFA BARBERSHOP

BAB II DESKRIPSI UMUM ARFA BARBERSHOP BAB II DESKRIPSI UMUM ARFA BARBERSHOP A. Gambaran Umum Arfa Barbershop 1. SEJARAH ARFA BARBERSHOP PT. ARFA SUKSES MULIA adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan usaha pangkas rambut pria.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA III.1 Gambaran Umum Perusahaan III.1.1 Riwayat PT.Groovy Mustika Sejahtera PT.Groovy Mustika Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Lokasi Penelitian Penulis melakukan penelitian di PT. Dwi Naga Sakti Abadi yang beralamat di jalan Daan Mogot Km.19 No.36, Jurumudi-Batuceper

Lebih terperinci

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah;

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah; 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah; 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 43 Tahun 2000 tentang Pedoman

Lebih terperinci

OPTIMALISASSI PENERIMAAN PPh MIGAS

OPTIMALISASSI PENERIMAAN PPh MIGAS OPTIMALISASSI PENERIMAAN PPh MIGAS 1. Perkembangan Penerimaan PPh Migas Dasar penerimaan migas adalah Kontrak Kerja Sama (KKS). Dalam KKS diatur bahwa Kontraktor wajib melakukan pembayaran pajak-pajak

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 36 TAHUN 2006 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BADUNG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 36 TAHUN 2006 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BADUNG 1 BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 36 TAHUN 2006 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka usaha

Lebih terperinci

Kebijakan Perpajakan Terkait Importasi Barang Migas KKKS

Kebijakan Perpajakan Terkait Importasi Barang Migas KKKS Kebijakan Perpajakan Terkait Importasi Barang Migas KKKS Persen Kontribusi thp Pen Dom & Harga Minyak US$ per Barel Produksi Minyak Bumi ribu BOPD PERAN MIGAS DALAM APBN 100 1800 90 80 1600 70 60 1400

Lebih terperinci

PTK Placed Into Ser vice (Rev - 1) Hotel Novotel, Balikpapan September 2012

PTK Placed Into Ser vice (Rev - 1) Hotel Novotel, Balikpapan September 2012 PTK 033 - Placed Into Service (Rev - 1) Hotel Novotel, Balikpapan 19 20 September 2012 AGENDA SOSIALISASI PTK - 033 Rev. 1 Pembukaan Overview Summary Revisi PTK 033 Persyaratan PIS Fasilitas Produksi Persyaratan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika L1 Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika No Pertanyaan. Ya 1 Apakah perusahaan memiliki petunjuk pelaksanaan mengenai: a. tata tertib dikomuni- b. disiplin kasikan yang

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap

Lebih terperinci

Urgently Required / Dibutuhkan Segera : Lowongan Kerja Calon Pegawai PT Wijaya Karya (Persero) Junior Programmer. Junior Accounting.

Urgently Required / Dibutuhkan Segera : Lowongan Kerja Calon Pegawai PT Wijaya Karya (Persero) Junior Programmer. Junior Accounting. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sebagai perusahaan BUMN yang bergerak di bidang konstruksi dan EPC, pada saat ini sedang mengembangkan usahanya di bidang pertambangan dan investasi di dalam maupun luar negeri.

Lebih terperinci