BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Teori Kepentingan Menurut teori kepentingan yang dikemukakan oleh Supramono (2014), pembebanan pajak kepada masyarakat didasarkan atas besarnya kepentingan masyarakat dalam suatu Negara. Kepentingan yang dimaksud adalah perlindungan masyarakat atas jiwa dan hartanya yang seharusnya diselenggarakan oleh pemerintah, oleh sebab itu pengeluaran Negara yang digunakan untuk perlindungan masyarakat dibebankan kepada masyarakat. Semakin besar kepentingan seseorang terhadap Negara, semakin tinggi pajak yang harus dibayar. Menurut Diaz Priantara (2014) mengatakan bahwa Negara dan rakyatnya saling memiliki kepentingan. Rakyat membutuhkan Negara sebagai pengayom, pelindung, dan pengatur. Tetapi agar Negara dapat menjalankan perannya maka diperlukan dana. Oleh karena itu sudah sewajarnya jika biaya-biaya yang dikeluarkan Pemerintah dibebankan kepada rakyat. Pembagian beban didasarkan atas kepentingan masingmasing orang di dalam Negara. 8

2 9 2. Pajak Penghasilan a. Definisi Pajak Penghasilan Menurut Teguh Hadi (2013) Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan kepada wajib pajak baik orang pribadi atau badan atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya selama satu tahun pajak atau bagian tahun pajak apabila kewajiban pajak subjektifnya di mulai atau berakhir dalam tahun pajak. b. Subjek Pajak Badan 1) Subjek Pajak Badan Dalam Negeri Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia. Kewajiban pajak subjektifnya dimulai pada saat badan tersebut didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia dan berakhir pada saat badan tersebut dibubarkan atau tidak lagi bertempat kedudukan di Indonesia. 2) Subjek Pajak Badan Luar Negeri Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang memperoleh atau menerima penghasilan di Indonesia baik melalui BUT maupun tidak melalui BUT. BUT adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh: a) Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia; b) Orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan;

3 10 c) Badan yang tidak didirikkan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia. c. Objek Pajak Badan 1) Penghasilan Badan Dalam Negeri Objek Pajak Badan dalam Negeri adalah semua penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh Badan yang diterima baik dari dalam maupun luar negeri. 2) Penghasilan Badan Luar Negeri Penghasilan WP Badan Luar Negeri ada 2 macam yaitu: a) Penghasilan WP Badan Luar Negeri BUT Penghasilan ini diperoleh dari usaha atau kegiatan BUT dan dari harta yang dimiliki atau dikuasai, penghasilan kantor pusat dari usaha atau kegiatan penjualan barang atau pemberian jasa di Indonesia yang sejenis dengan yang dilakukan atau dijalankan oleh BUT di Indonesia. b) Penghasilan WP Badan Luar Negeri Bukan BUT Penghasilan ini diperoleh Badan Luar Negeri yang bukan berasal dari usaha atau kegiatan di Indonesia tetapi berupa penghasilan modal (passive income). Contohnya adalah penghasilan dividen, bunga, obligasi, royalty, sewa, hadiah, maupun capital gain. d. Laporan Keuangan Fiskal Menurut Erly Suandy (2011) mengatakan bahwa Laporan Keuangan Fiskal adalah laporan keuangan yang disusun sesuai peraturan perpajakan

4 11 dan digunakan untuk keperluan penghitungan pajak. Undang-undang pajak tidak mengatur secara khusus bentuk dari laporan keuangan hanya memberikan pembatasan untuk hal-hal tertentu, baik dalam pengakuan penghasilan maupun biaya. Menurut Siti Resmi (2013) Laporan Keuangan Komersial ditunjukan untuk menilai kinerja ekonomi dan keadaan finansial dari sektor swasta, sedangkan Laporan Keuangan Fiskal lebih ditunjukan untuk menghitung pajak. Secara umum Laporan Keuangan Fiskal disusun berdasarkan Peraturan Perpajakan (UU PPh) Sedangkan Laporan Keuangan Komersial disusun berdasaran Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Perusahaan dapat menyusun akuntansi keuangan komersial dan akuntansi pajak secara terpisah atau melakukan koreksi fiskal terhadap Laporan Keuangan Komersial. Laporan keuangan komersial yang direkonsiliasi dengan koreksi fiskal akan menghasilan Laporan Keungan Fiskal. Standar Akuntansi yang mengatur tentang Akuntansi Pajak Penghasilan adalah PSAK Nomor 46. Perbedaan Laporan Akuntansi Keuangan dengan Laporan Keuangan Fiskal yaitu adanya perbedaan pengakuan penghasilan biaya antara akuntansi komersial dan fiskal menimbulkan perbedaan dalam menghitung besarnya penghasilan kena pajak. Perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan kepentingan antara akuntansi komersial yang mendasarkan laba pada konsep dasar akuntansi yaitu perbandingan antara pendapatan dengan biaya terkait, sedangkan dari segi fiskal tujuan

5 12 utamanya adalah penerimaan Negara. Perbedaan lainnya antara laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal dapat dikelompokkan menjadi dua, antara lain: 1) Perbedaan Waktu (Timing Differences) Perbedaan yang bersifat sementara karena adanya ketidaksamaan waktu pengakuan penghasilan dan beban antara peraturan perpajakan dengan standar akuntansi keuangan. Perbedaan waktu dapat dibagi menjadi dua, yaitu: a) Perbedaan waktu positif terjadi apabila pengakuan beban untuk akuntansi lebih lambat dari pengakuan beban untuk pajak atau pengakuan penghasilan untuk tujuan pajak lebih lambat dari pengakuan penghasilan untuk tujuan akuntansi. b) Perbedaan waktu negatif terjadi jika ketentuan perpajakan mengakui beban lebih lambat dari pengakuan beban akuntansi komersial atau akuntansi mengakui penghasilan lebih lambat dari pengakuan penghasilan menurut ketentuan pajak. 2) Perbedaan Tetap/Permanen (Permanent Differences) Perbedaan yang terjadi karena peraturan perpajakan menghitung laba fiskal berbeda dengan perhitungan laba menurut standar akuntansi keuangan tanpa ada koreksi dikemudian hari. Perbedaan tetap terbagi menjadi dua, yaitu: a) Perbedaan tetap positif apabila ada laba akuntansi yang tidak diakui oleh ketentuan perpajakan dan pembebasan pajak;

6 13 b) Perbedaan tetap negatif disebabkan adanya pengeluaran sebagai beban laba akuntansi yang tidak diakui oleh ketentuan fiskal. 3. Perencanaan Perpajakan a. Definisi Perencanaan Perpajakan Menurut Erly Suandy (2011) mengatakan bahwa Perencanaan merupakan suatu proses yang dimulai dengan menetapkan tujuan yang akan dicapai, menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan secara menyeluruh dan alat untuk memberikan umpan balik terhadap hasil yang dicapai dengan perencanaan semula. Fungsi-fungsi dari perencanaan yaitu sebagai berikut: 1) Arah tujuan perusahaan. Perusahaan dengan jelas menentukan bahwa perusahaan harus menaati semua peraturan dan perundang-undangan perpajakan di Indonesia. 2) Mengurangi ketidakpastian. Jika terjadi kesalahan dalam penerapan peraturan dan perundang-undangan perpajakan maka perusahaan harus melakukan pembetulan SPT pajak perusahaan, dan jika terjadi kekurangan bayar maka perusahaan harus membayar kekurangan bayar tersebut dan sanksi atas keterlambatan kekurangan pembayaran pajak tambahan tersebut. 3) Meningkatkan efisiensi sumber daya. Jika sebuah perusahaan menjalankan kegiatan usahanya secara transparan maka perusahaan akan menggunakan sumber dayanya secara efisien.

7 14 4) Menetapkan standar pengendalian perusahaan. Perusahaan menggunakan konsultan pajak yang bersertifikasi dan memiliki pengalaman untuk melakukan review atas pelaporan pajak sebelum dilaporkan ke kantor pajak. Menurut Thomas Sumarsan (2015) Pengertian perencanaan perpajakan yaitu merupakan penerapan kegiatan-kegiatan perusahaan terhadap peraturan dan perundang-undangan perpajakan yang berlaku untuk mengecilkan beban pajak perusahaan. Syarat-syarat untuk memenuhi perencanaan pajak yaitu tidak melanggar ketentuan perpajakan, secara bisnis dapat diterima dan bukti-bukti pendukungnya memadai. b. Jenis-Jenis Perencanaan Perpajakan Perencanaan Perpajakan (Tax planning) dibagi menjadi dua: 1) Tax Planning Domestik Nasional (National Tax Planning) National tax planning hanya memperhatikan Undang-Undang Domestik, pemilihan atas dilaksanakan atau tidak suatu transaksi dalam national tax planning bergantung pada transaksi tersebut, artinya untuk menghindari/mengurangi pajak, wajib pajak dapat memilih jenis transaksi apa yang harus dilaksanakan sesuai dengan hukum pajak yang ada.

8 15 2) Internasional Tax Planning Internasional tax planning selain memperhatikan Undang-Undang Domestik, juga harus memperhatikan undang-undang atau perjanjian pajak (tax treaty) dari negara-negara yang terlibat. c. Langkah-Langkah dalam Perencanaan Pajak Dalam rangka melakukan perencanaan pajak, langkah-langkah yang harus diperhatikan Wajib Pajak dalam menyusun perencanaan pajak bagi perusahaannya menurut Thomas Sumarsan (2015) yaitu: 1) Memahami dan menerapkan peraturan dan perundang-undangan perpajakan. Jenis-jenis peraturan perpajakan adalah Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan Mentri Keuangan, Keputusan Dirjen Pajak, Peraturan Dirjen Pajak, dan Surat Edaran Dirjen Pajak. Dengan mengetahui peraturan dan perundangundangan perpajakan maka Wajib Pajak dapat mengoptimalkan penerapan kegiatan operasional perusahaan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perpajakan. 2) Menentukan hasil dari melakukan perencanaan pajak, seperti berikut : a) Wajib Pajak melakukan efesiensi pembayaran pajak yang masih dalam ruang lingkup peraturan dan perundang-undangan perpajakan dan tidak melanggar ketentuan peraturan dan perundang-undangan perpajakan. b) Wajib Pajak menerapkan seluruh peraturan dan perundang-undangan perpajakan.

9 16 c) Wajib Pajak yang menggunakan jasa angkutan laut atau udara, wajib memotong Pajak Penghasilan Pasal 25. d) Wajib Pajak dalam membayar gaji karyawan atau penggunaan jasa tenaga ahli (dokter, konsultan atau pengacara), maka harus melakukan pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 15. e) Wajib Pajak yang dalam melakukan pembelian, baik pembelian barang jadi atau pembelian bahan baku, harus memotong atau memungut Pajak Penghasilan Pasal 22. f) Wajib Pajak yang menjalankan kegiatan operasional usahanya harus memotong Pajak Penghasilan Pasal 23 atas jasa yang digunakan perusahaan, seperti jasa iklan, jasa promosi, dan penggunaan aktiva modal (royalty, sewa mobil, peminjaman uang dari nonbank, dan lainnya). g) Wajib Pajak wajib memotong atau memungut Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) jika perusahaan memberikan hadiah undian kepada pemenang, pembayaran kepada pemberi jasa konstruksi, pembayaran sewa tanah dan/atau bangunan dan pembayaran dividen kepada para pemegang saham. 3) Melakukan analisis terhadap kondisi sekarang dan peluang yang akan datang, yang terdiri sebagai berikut : a) Adanya komitmen dari pinjaman puncak perusahaan dengan sepenuh hati melaksanakan kegiatan operasional perusahaan sesuai dengan

10 17 peraturan dan perundang-undangan perpajakan yang berlaku di Indonesia. b) Memilih dan menentukan pemasok perusahaan yang berkomitmen penuh untuk memenuhi kewajiban perpajakan perusahaan. Maksud dari memenuhi kewajiban perpajakan adalah pemasok tersebut memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dan sudah mengukuhkan diri sebagai Pengusaha Kena Pajak. c) Mendidik dan melatih para karyawan secara berkesinambungan khususnya di bagian administrasi perpajakan supaya dapat bekerja secara produktif, yaitu tidak terjadi kesalahan dalam menerapkan peraturan perpajakan. 4) Menyusun laporan keuangan yang dilengkapi dengan buku besar, laporan pendukung laporan keuangan ataupun rekonsiliasi dan ekualisasi yang dapat memperjelas transaksi keuangan perusahaan. Penyusunan laporan keuangan adalah laporan keuangan fiskal yang telah dilakukan koreksi dari laporan keuangan komersial. 5) Menerapkan teknik transformasi, yaitu melakukan transformasi beban yang tidak dapat mengurangi penghasilan menjadi beban yang dapat mengurangi penghasilan. Demikian juga melakukan transformasi terhadap penghasilan, misalnya melakukan transformasi penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan bertarif tinggi menjadi penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan yang bertarif rendah, ataupun

11 18 penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan menjadi penghasilan yang bukan merupakan Objek Pajak Penghasilan. 6) Penyimpanan arsip-arsip kegiatan operasional secara rapi dan lengkap. Arsip yang dijadikan sebagai dasar penyusunan Surat Pemberitauan (SPT) harus tersimpan dan dapat dipinjamkan kepada petugas pajak jika dilakukan pemeriksaan. 7) Pembayaran pajak yang terutang dengan tepat waktu untuk menghindari adanya sanksi keterlambatan dari kantor pajak. 8) Penyampaian Surat Pemberitahuan ke Kantor Pajak tepat waktu sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. 9) Menghindari terjadi pemeriksaan pajak dengan cara menghindari penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) lebih bayar. 10) Jika terjadi pemeriksaan pajak, maka perencanaan pajak, mewakili perusahaan untuk dapat menerima Pemeriksa Pajak. d. Tahapan dalam Membuat Perencanaan Pajak Setelah pada tahap perencanaan telah diketahui faktor-faktor yang akan dimanfaatkan untuk melakukan penghematan pajak, maka langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan baik secara formal maupun material. Sebelum mengimplementasikan langkah tersebut harus dipastikan bahwa langkah tersebut tidak melanggar ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku. Tujuan implemenasi perencanaan perpajakan adalah untuk mencapai sasaran perusahaan. Sasaran perusahaan tersebut yaitu bisa meminimalkan beban pajak sehingga mampu membuat laba

12 19 menjadi semakin besar. Untuk mencapai sasaran tersebut diperlukan perencanaan perpajakan secara lengkap, benar, dan tepat waktu sehingga tidak dikenakan sanksi baik pidana maupun administrasi. Agar perencanaan pajak dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan, maka terdapat langkah-langkah implementasi perencanaan perpajakan menurut Erly Suandy (2011) adalah : 1) Menganalisis Informasi (Basis Data) yang Ada Menganalisa perencanaan perpajakan yang terdapat dalam perusahaan guna menghitung seakurat mungkin biaya pajak yang harus ditanggung, dengan cara mempertimbangkan masing-masing elemen dari pajak, baik secara sendiri-sendiri maupun secara total pajak yang harus dapat dirumuskan sebagai perencanaan pajak yang paling efisien. Manajer perpajakan harus memperhatikan faktor-faktor baik internal maupun eksternal, yaitu: Fakta yang relevan, Fakta pajak, Faktor non pajak lainnya dalam menganalisa perencanaan perpajakan. 2) Buat Satu Model atau Lebih Rencana Besarnya Pajak Merancang perencanaan perpajakan, yaitu membuat suatu model rencana kemungkinan besarnya pajak yang harus dibayar oleh perusahaan. 3) Evaluasi atas Perencanaan Pajak Perencanaan pajak sebagai suatu perencanaan yang merupakan bagian kecil dari seluruh perencanaan strategi perusahaan. Perusahaan melakukan evaluasi untuk melihat sejauh mana hasil pelaksanaan

13 20 suatu perencanaan pajak terhadap beban pajak, perbedaan laba kotor, dan pengeluaran selain pajak atas berbagai alternatif perencanaan. 4) Mencari Kelemahan dan Kemudian Memperbaiki Kembali Rencana Pajak Memperbaiki perencanaan perpajakan apabila ditemukan kelemahankelemahan pada saat penerapan yang disebabkan perubahan peraturan perundang-undangan perpajakan, sehingga perusahaan harus selalu mengadakan perubahan-perubahan perencanaan yang tepat dan cepat. Perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui hasil dari suatu perencanaan pajak yang dibuat. Evaluasi yang dilakukan yaitu dengan menjalankan tindakan perubahaan (up to date planning). Tindakan ini membantu perusahaan dalam pembuatan suatu rencana disertai dengan gambaran atau perkiraan berapa peluang kesuksesan dan berapa laba potensial yang akan diperoleh jika berhasil maupun kerugian potensial jika terjadi kegagalan. 5) Memutakhirkan Rencana Pajak Pemutakhiran dari suatu rencana adalah konsekuensi yang perlu dilakukan sebagaimana dilakukan oleh masyarakat yang dinamis dengan memberikan perhatian terhadap perkembangan yang akan datang maupun situasi yang terjadi saat ini, seorang manajer akan mampu mengurangi akibat yang merugikan dari adanya perubahan. Meskipun suatu rencana pajak telah dilaksanakan dan proyek juga telah berjalan, tetap perlu diperhitungkan setiap perubahan yang

14 21 terjadi, baik dari undang-undang maupun pelaksanaannya (negara di mana aktivitas tersebut dilakukan) yang dapat berdampak terhadap komponen suatu perjanjian. 4. Kebijakan Perpajakan a. Definisi Kebijakan Perpajakan Erly Suandy (2011) Kebijakan perpajakan merupakan alternatif dari berbagai sasaran yang hendak dituju dalam sistem perpajakan. Dalam perpajakan terdapat undang-undang yang mengatur setiap permasalahan secara sempurna. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya selalu diikuti oleh ketentuan-ketentuan seperti Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan Mentri Keuangan, dan Keputusan Direktur Jendral Pajak. Undang-undang perpajakan di Indonesia di atur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. b. Sanksi Pidana Perpajakan Sanksi perpajakan bertujuan agar Wajib Pajak patuh dalam melaksanakan penghitungan, penyetoran, dan pelaporan pajak sesuai keadaan yang seharusnya dan sesuai dengan ketentuan Undang-undang perpajakan. UU KUP menerapkan sanksi perpajakan mulai sanksi administrasi sampai dengan sanksi pidana agar kepatuhan dalam penyetoran pajak semakin meningkat. Menurut Wirawan (2013) dan

15 22 TMbooks (2013) beberapa sanksi pidana yang dikeluarkan terkait kesalahan dalam ketidakpatuhan dalam pelaporan pajak adalah: 1) Sanksi pidana tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT, tetapi isinya tidak benar/tidak lengkap Ketidakpatuhan Wajib Pajak dalam tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT, tetapi isinya tidak benar/tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar dapat merugikan pendapatan Negara dan perbuatan tersebut dikenakan denda paling sedikit 1 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar dan paling banyak 2 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar, atau dipidana kurungan paling singkat 3 bulan atau paling lama 1 tahun. 2) Sanksi pidana karena unsur kesengajaan setiap Wajib Pajak yang dengan sengaja: a) Tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP atau tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP; b) Menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP atau Pengukuhan PKP; c) Tidak menyampaikan SPT; d) Menyampaikan SPT dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak atau tidak lengkap;

16 23 e) Memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar atau tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya; f) Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan di Indonesia, tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau dokumen lain; g) Tidak menyimpan buku, catatan, atau dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola secara elektronik atau tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut. Ketidakpatuhan tersebut dapat dikenakan pidana dengan pidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun dan denda paling sedikit 2 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar dan paling banyak 4 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar. 3) Sanksi pidana mengahalangi penyidikan Wajib Pajak yang dengan sengaja menghalangi atau mempersulit penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan, maka akan dikenakan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp ,00 (tujuh puluh lima juta rupiah). c. Penghindaran Sanksi Pajak Pembayaran sanksi yang tidak seharusnya terjadi merupakan pemborosan sumber daya perusahaan. Penghindaran pemborosan tersebut

17 24 merupakan optimalisasi alokasi sumber daya perusahaan ke arah yang lebih produktif dan efisien sehingga dapat memaksimalkan kinerja dengan benar dan mengerjakan yang seharusnya, selain harus bekerja keras dan bekerja secara cerdas. Sanksi administrasi dapat berupa denda, bunga, maupun kenaikan. Sanksi tersebut merupakan denda keuangan (financial penalty) yang merupakan pemborosan dana. Sedangkan sanksi pidana dapat berupa pidana penjara dan/ atau denda keuangan. Penghindaran sanksi pajak yang dapat dilakukan Wajib Pajak yaitu dengan mengikuti Kebijakan dan Peraturan Pemerintah yang ditetapkan. d. Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan Untuk mencapai tujuan manajemen pajak ada dua hal yang perlu dikuasai dan dilaksanakan menurut Erly Suandy (2011), antara lain sebagai berikut: 1) Memahami ketentuan peraturan perpajakan seperti undang- undang, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan Dirjen Pajak, dan Surat Edaran Dirjen Pajak dapat diketahui peluang-peluang yang dapat dimanfaatan unuk menghemat beban pajak. 2) Menyelenggarakan pembukuan yang memenuhi syarat dalam menyajikan informasi keuangan perusahaan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan dan menjadi dasar dalam menghitung besarnya jumlah pajak terhutang.

18 25 e. Pengendalian Pajak Pengendalian pajak bertujuan untuk memastikan bahwa kewajiban pajak telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan dan telah memenuhi persyaratan formal maupun material. Dalam pengendalian pajak yang penting adalah pemeriksaan pembayaran pajak. Oleh sebab itu, pengendalian dan pengaturan arus kas sangat penting dalam strategi penghematan pajak, misalnya melakukan pembayaran pajak pada saat terakhir tentu lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan membayar lebih awal. Pengendalian pajak termasuk pemeriksaan jika perusahaan telah membayar pajak lebih besar dari jumlah pajak terutang. B. Penelitian Terdahulu Sebagai bahan perbandingan, dalam penulisan skripsi ini penyusun mengambil sebagian data berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ayu Ernawati, Moch. Dzulkirom AR, dan Devi Farah Azizah (2015), Hadri Rori (2013), Indah Ayu Pusparini, Moch. Dzulkirom AR, dan Devi Farah Azizah (2013), Jesi Patricia, Hari Hananto dan Senny Harindahyani (2014), Laorens Silitonga (2013), Titin Dian W, Muhammad Saifi, dan Dwiatmanto (2014), Vyakana Natakharisma dan I Kadek Sumadi (2014), Muhammad Iqbal Umpu Anwar (2013), dan Sugiyanto (2014) yang dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam latar belakang masalah dan hasil penelitian yang

19 26 diperoleh. Berikut beberapa penelitian terdahulu yang mengangkat masalah perencanaan dan kebijakan perpajakan, yaitu sebagai berikut: a. Ayu Ernawati, Moch. Dzulkirom AR, dan Devi Farah Azizah Penelitian yang dilakukan Ayu Ernawati, Moch. Dzulkirom AR, dan Devi Farah Azizah (2015) yang berjudul Analisis Tax Planning Sebagai Salah Satu Upaya Penghematan Pajak Penghasilan (PPH) Badan menggunakan variabel dependen Pajak Penghasilan Badan. Sedangkan variabel independennya adalah Tax Planning. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perencanaan perpajakan yang dilakukan dalam penghematan atas pajak penghasilan yang dibayar oleh PT. Sang Hyang Seri (Persero) Kantor Regional III Malang belum sepenuhnya dilakukan secara optimal. Hal ini dikarenakan masih terdapat beberapa komponen yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk menghemat pajak tetapi belum digunakan sepenuhnya oleh perusahaan sehingga jumlah PPh yang harus dibayar masih terbilang cukup besar. b. Hadri Rori Penelitian yang dilakukan Hadri Rori (2013) yang berjudul Analisis Penerapan Tax Planning Atas Pajak Penghasilan Badan menggunakan variabel dependen Pajak Penghasilan Badan. Sedangkan variabel independennya adalah Tax Planning. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa meminimalisasi beban pajak sebagai unsur biaya sehingga dapat menghemat arus kas yang keluar

20 27 dan dapat mengestimasi kebutuhan kas untuk membayar beban pajak terhutang serta menentukan waktu pembayaran yang tepat sehingga perusahaan dapat menyusun anggaran kas secara akurat. Penerapan sistem administrasi yang tertib dan rapi dapat berjalan dengan lancar sesuai rencana sehingga menghasilkan penghematan pajak guna mendukung strategi perusahaan untuk meningkatkan kinerja. c. Indah Ayu Pusparini, Moch. Dzulkirom AR, dan Devi Farah Azizah Penelitian yang dilakukan Indah Ayu Pusparini, Moch. Dzulkirom AR, dan Devi Farah Azizah (2013) yang berjudul Implementasi Tax Planning Dalam Upaya Penghematan Pajak Penghasilan (PPh) Badan (Studi Kasus Pada PT. Citra Perdana Kendedes Malang) menggunakan variabel dependen Pajak Penghasilan Badan. Sedangkan variabel independennya adalah Tax Planning. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kondisi perpajakan perusahaan masih kurang efisien karena masih terdapat komponen biaya yang seharusnya dapat digunakan perusahaan untuk menghemat pajak namun tidak dimanfaatkan oleh perusahaan. Biaya yang dimaksud adalah biaya promosi, konsumsi, biaya pengobatan, tunjangan beras, dan biaya makan dan transport karyawan. d. Jesi Patricia, Hari Hananto dan Senny Harindahyani Penelitian yang dilakukan Jesi Patricia, Hari Hananto dan Senny Harindahyani (2014) yang berjudul Penerapan Tax Planning Untuk

21 28 Meminimalkan Pembayaran Pajak Penghasilan pada PT. A di Makasar menggunakan variabel dependen Pajak Penghasilan Badan. Sedangkan variabel independennya adalah Tax Planning. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa PT. A telah mengupayakan penerapan tax planning meskipun upaya tersebut belum optimal. Terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh PT. A dalam pengoptimalan penerapan tax planning mereka, antara lain dengan membuat daftar nominatif dari beban entertainment, menyediakan makanan dan minuman di kantor bagi seluruh karyawan secara bersama-sama, menggunakan sistem pasca bayar untuk telepon seluler karyawan, memberikan tunjangan pajak yang dihitung dengan metode gross up, memperoleh aset secara leasing, serta menyetor dan melaporkan pajak secara tepat waktu. Pengoptimalan tax planning menghasilkan penghematan pajak sebesar Rp ,00. e. Laorens Silitonga Penelitian yang dilakukan Laorens Silitonga (2013) yang berjudul Penerapan Tax Planning Atas Pajak Penghasilan Badan Pada CV. Andi Offset Cabang Manado menggunakan variabel dependen Pajak Penghasilan Badan. Sedangkan variabel independennya adalah Tax Planning. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa CV. Andi Offset cabang Manado belum menerapkan Tax planning dengan peraturan perpajakan yang berlaku hal ini disebabkan karena belum memiliki karyawan khusus untuk menangani pajak.

22 29 f. Titin Dian W, Muhammad Saifi, dan Dwiatmanto Penelitian yang dilakukan Titin Dian W, Muhammad Saifi, dan Dwiatmanto (2014) yang berjudul Penerapan Strategi Perencanaan Pajak (Tax Planning) dalam Upaya Penghematan Pajak Penghasilan (Studi pada PT. BPR Tulus Puji Rejeki, Kediri) menggunakan variabel dependen Pajak Penghasilan Badan. Sedangkan variabel independennya adalah Tax Planning. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa PT BPR Tulus Puji Rejeki sebagai wajib pajak badan dalam memenuhi kewajiban perpajakan masih kurang efisien sehingga pada laporan keuangan komersial perusahaan masih terdapat biaya-biaya yang seharusnya bisa mengurangi pendapatan penghasilan belum di catat oleh perusahaan. Terdapat perbedaan yang cukup material antara PPh terutang sebelum dilakukan perencanaan pajak dengan setelah dilakukan perencanaan pajak. Sebelum dilakuakan perencanaan pajak PPh yang harus dibayar oleh PT BPR Tulus Puji Rejeki adalah sebesar Rp dan setelah dilakukan perencanaan pajak adalah sebesar Rp Perusahaan dapat menghemat pajak sebesar Rp g. Vyakana Natakharisma dan I Kadek Sumadi Penelitian yang dilakukan Vyakana Natakharisma dan I Kadek Sumadi (2014) yang berjudul Analisis tax planning dalam meningkatkan optimalisasi pembayaran pajak penghasilan pada PT Chidehafu menggunakan variabel dependen Pajak Penghasilan Badan.

23 30 Sedangkan variabel independennya adalah Tax Planning. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa analisis setelah tax planning dengan net method PT. Chidehafu akan membayar pajak penghasilannya lebih besar dibandingkan dengan sebelum dilakukannya tax planning. Namun dengan gross up method PT. Chidehafu dapat menghemat pembayaran pajak penghasilannya sebesar Rp ,00 h. Inda Dwi Fratiwi, dan Inayati Penelitian yang dilakukan Inda Dwi Fratiwi, dan Inayati (2013) yang berjudul Evaluasi Kebijakan Pengenaan Pajak Penghasilan Pada Wajib Pajak Badan Usaha Mikro (Studi Atas KPP Pratama Kebon Jeruk Dua Jakarta) menggunakan variabel dependen Pajak Penghasilan Badan. Sedangkan variabel independennya adalah Kebijakan Perpajakan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kebijakan pengenaan pajak penghasilan pada Wajib Pajak Badan usaha mikro ini belum berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan kebijakan tersebut masih memberatkan para Wajib Pajak Badan usaha mikro karena kebijakan tarifnya yang masih terlalu besar jika dilihat dari jumlah penghasilan mereka. i. Muhammad Iqbal Umpu Anwar Penelitian yang dilakukan Muhammad Iqbal Umpu Anwar (2013) yang berjudul Penerapan Kebijakan Pajak Penghasilan Pasal 21 Untuk Karyawan Dalam Menunjang Penghematan Pajak Penghasilan Badan

24 31 (Studi Kasus Pada PT. Jasa Marga) menggunakan variabel dependen Pajak Penghasilan Badan. Sedangkan variabel independennya adalah Kebijakan Perpajakan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa PT. Jasa Marga telah melakukan perencanaan pajak sesuai dengan ketentuan-ketentuan perpajakan yang berlaku. Dengan kebijakan pph pasal 21 yang diberikan dalam bentuk tunjangan lebih menguntungkan bagi perusahaan dibandingkan dengan menggunakan kebijakan pph pasal 21 yang ditanggung perusahaan, dalam hal ini berpengaruh terhadap penghematan pajak penghasilan terutang badan. j. Sugiyanto Penelitian yang dilakukan Sugiyanto (2014) yang berjudul Impementasi Kebijakan Pelaksanaan Pajak Restoran Kota Tanjungpinang (Studi pada DPPKAD Kota Tanjugpinang) menggunakan variabel dependen Pajak Penghasilan Badan. Sedangkan variabel independennya adalah Kebijakan Perpajakan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa implementasi kebijakan pelaksanaan pajak restoran telah diupayakan sebaik mungkin walaupun masih banyak kekurangan dan kelemahan di dalamnya. Penghambat implementasi kebijakan pajak restoran yaitu kurangnya sosialisasi kepada wajib pajak, kurangnya koordinasi dengan instansi terkait, lemahnya sikap pelaksana, lemahnya penegakan hukum, dan rendahnya kesadaran masyarakat tentang pajak.

25 32 Pada tabel 2.1 berikut ini menunjukkan ringkasan dari penelitian terdahulu sebagai bahan perbandingan dalam penulisan skripsi. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Tahun Judul Variabel Hasil Penelitian 1. Ayu Ernawati, Moch. Dzulkirom AR, dan Devi Farah Azizah 2015 Analisis Tax Planning Sebagai Salah Satu Upaya Penghematan Pajak Penghasilan (PPH) Badan 2. Hadri Rori 2013 Analisis Penerapan Tax Planning Atas Pajak Penghasilan Badan 3. Indah Ayu Pusparini, Moch. Dzulkirom AR, dan Devi Farah Azizah 4. Jesi Patricia, Hari Hananto dan Senny Harindahyani 2013 Implementasi Tax Planning Dalam Upaya Penghematan Pajak Penghasilan (PPh) Badan (Studi Kasus Pada PT. Citra Perdana Kendedes Malang) 2014 Penerapan Tax Planning Untuk Meminimalkan Pembayaran Pajak Penghasilan Badan: Tax Planning Pajak Penghasilan Badan: Tax Planning Pajak Penghasilan Badan: Tax Planning Pajak Penghasilan Badan: Tax Planning Pajak penghasilan yang dibayar oleh PT. Sang Hyang Seri (Persero) Kantor Regional III Malang belum sepenuhnya dilakukan secara optimal Perusahaan meminimalisasi beban pajak sebagai unsur biaya sehingga dapat menghemat arus kas yang keluar dan dapat mengestimasi kebutuhan kas untuk membayar beban pajak terhutang Kondisi perpajakan perusahaan masih kurang efisien karena masih terdapat komponen biaya yang seharusnya dapat digunakan perusahaan untuk menghemat pajak namun tidak dimanfaatkan oleh perusahaan PT. A telah penerapan tax planning meskipun belum

26 33 5. Laorens Silitonga 6. Titin Dian W, Muhammad Saifi, dan Dwiatmanto 7. Vyakana Natakharism a dan I Kadek Sumadi 8. Inda Dwi Fratiwi, dan Dra. Inayati, M. Si Pajak Penghasilan pada PT. A di Makasar 2013 Penerapan Tax Planning Atas Pajak Penghasilan Badan Pada CV. Andi Offset Cabang Manado 2014 Penerapan Strategi Perencanaan Pajak (Tax Planning) dalam Upaya Penghematan Pajak Penghasilan (Studi pada PT. BPR Tulus Puji Rejeki, Kediri) 2014 Analisis tax planning dalam meningkatkan optimalisasi pembayaran pajak penghasilan pada PT Chidehafu 2013 Evaluasi Kebijakan Pengenaan Pajak Penghasilan Pada Wajib Pajak Badan Usaha Mikro (Studi Atas KPP Pratama Kebon Jeruk Dua Jakarta) Pajak Penghasilan Badan: Tax Planning Pajak Penghasilan Badan: Tax Planning Pajak Penghasilan Badan: Tax Planning Pajak Penghasilan Badan: Kebijakan Perpajakan optimal Pengoptimalan tax planning menghasilkan penghematan pajak sebesar Rp ,00 CV. Andi Offset cabang Manado belum menerapkan Tax planning dengan peraturan perpajakan yang berlaku PT BPR Tulus Puji Rejeki masih kurang efisien sehingga pada laporan keuangan komersial perusahaan masih terdapat biayabiaya yang seharusnya bisa mengurangi pendapatan penghasilan belum di catat oleh perusahaan Dengan gross up method PT. Chidehafu dapat menghemat pembayaran pajak penghasilannya sebesar Rp ,00 kebijakan pengenaan pajak penghasilan pada Wajib Pajak Badan usaha mikro ini belum berjalan dengan baik. 9. Muhammad 2013 Penerapan Pajak PT. Jasa Marga

27 34 Iqbal Umpu Anwar Kebijakan Pajak Penghasilan Pasal 21 Untuk Karyawan Dalam Menunjang Penghematan Pajak Penghasilan Badan (Studi Kasus Pada PT. Jasa Marga) Penghasilan Badan: Kebijakan Perpajakan telah melakukan perencanaan pajak sesuai dengan ketentuanketentuan perpajakan yang berlaku 10. Sugiyanto 2014 Impementasi Kebijakan Pelaksanaan Pajak Restoran Kota Tanjungpinang (Studi pada DPPKAD Kota Tanjugpinang) Pajak Penghasilan Badan: Kebijakan Perpajakan Implementasi kebijakan pelaksanaan pajak restoran telah diupayakan Penghambat implementasi kebijakan pajak restoran yaitu kurangnya sosialisasi kepada wajib pajak dan kurangnya koordinasi dengan instansi terkait. C. Rerangka Pemikiran Dalam penelitian ini penulis akan menjelaskan mengenai tahap-tahap dalam proses menganalisis perencanaan pajak dan kebijakan perpajakan yaitu sebagai berikut: 1. Menganalisis informasi yang ada dengan menggunakan data laporan keuangan perusahaan. 2. Menganalisis rencana pajak dengan membuat satu model atau lebih rencana besarnya pajak sesuai dengan undang-undang perpajakan.

28 35 3. Mengevaluasi perencanaan pajak yang telah dilakukan perusahaan dalam laporan keuangan perusahaan. 4. Menganalisis perencanaan pajak dengan mencari kelemahan dan memperbaiki kembali rencana pajak. 5. Memutakhirkan rencana pajak dengan tetap mempertimbangkan perubahan undang-undang yang berlaku sehingga memiliki dampak yang baik bagi perusahaan. 6. Menganalisis penerapan kebijakan perpajakan perusahaan dengan kebijakan perpajakan menurut undang-undang perpajakan yang berlaku.

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KETENTUAN MENGENAI SANKSI PERPAJAKAN DI INDONESIA

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KETENTUAN MENGENAI SANKSI PERPAJAKAN DI INDONESIA BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KETENTUAN MENGENAI SANKSI PERPAJAKAN DI INDONESIA 3.1. Gambaran Singkat Operasi Perusahaan Agar perencanaan pajak dapat dilakukan dengan baik dan dipahami oleh pihak-pihak

Lebih terperinci

RESUME SANKSI PERPAJAKAN SANKSI BUNGA

RESUME SANKSI PERPAJAKAN SANKSI BUNGA RESUME SANKSI PERPAJAKAN SANKSI BUNGA 1. Pembayaran atau Penyetoran Pajak yang Terutang berdasarkan Surat Pemberitahuan Masa yang Dilakukan Setelah Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran atau Penyetoran Pajak

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL

PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL Oleh: Amanita Novi Yushita, SE amanitanovi@uny.ac.id *Makalah ini disampaikan pada Program Pengabdian pada Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju, termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara melakukan proses pembangunan yang terus berkesinambungan dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju, termasuk Indonesia. Pembangunan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor privat (perusahaan) ke sektor publik. Pemindahan sumber daya tersebut akan mempengaruhi daya beli atau kemampuan belanja dari sektor privat. Agar

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara laporan keuangan komersial dengan peraturan perpajakan. Hal

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PT. RKA

EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PT. RKA EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PT. RKA VANESSA FARAH Lourdes Garden Apartment 32H, 082122888133, vanessa.farah@ymail.com Drs. Hanggoro Pamungkas, M.Sc ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

Hukum Pajak. Kewajiban Perpajakan (Pertemuan #9) Semester Genap

Hukum Pajak. Kewajiban Perpajakan (Pertemuan #9) Semester Genap Hukum Pajak Kewajiban Perpajakan (Pertemuan #9) Semester Genap 2015-2016 Tujuan Pembelajaran Fakultas Hukum Mahasiswa memahami pemungutan pajak melalui sistem self assessment; Mahasiswa memahami berbagai

Lebih terperinci

Ayu Ernawati Moch. Dzulkirom AR Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Ayu Ernawati Moch. Dzulkirom AR Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS TAX PLANNING SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN (PPH) BADAN (Studi Pada PT. Sang Hyang Seri (Persero) Kantor Regional III Malang). Ayu Ernawati Moch. Dzulkirom AR Devi Farah

Lebih terperinci

PENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I

PENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I BAB I PENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I BAB I PENUNJUKAN BENDAHARA NEGARA SEBAGAI PEMOTONG/ PEMUNGUT PAJAK-PAJAK NEGARA 1. DASAR HUKUM a. Undang-undang 1) Undang-undang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN PAJAK Pengertian Pajak menurut Waluyo dan Ilyas adalah sebagai berikut : Pajak adalah iuran wajib kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terhutang kepada wajib

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN PPH PASAL 23 PADA PT. BIN (PERSERO) DI TAHUN 2012

EVALUASI PENERAPAN PPH PASAL 23 PADA PT. BIN (PERSERO) DI TAHUN 2012 EVALUASI PENERAPAN PPH PASAL 23 PADA PT. BIN (PERSERO) DI TAHUN 2012 Marina Rachmat Kurniawan Lukas Tarigan Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Indonesia, Jakarta, Indonesia Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Ragam Anugerah Mandiri didirikan pada tanggal 20 April 2006 dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT) BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisa, pembahasan, dan evaluasi yang dilakukan oleh penulis untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3) BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pengertian pajak memiliki dimensi atau pengertian yang berbeda-beda menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3) menyatakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan terbesar bagi negara. Menurut Soemitro (Resmi, 2014:1), pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan

Lebih terperinci

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MEMINIMALKAN BEBAN PPH BADAN PADA PERUSAHAAN MBEW

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MEMINIMALKAN BEBAN PPH BADAN PADA PERUSAHAAN MBEW EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MEMINIMALKAN BEBAN PPH BADAN PADA PERUSAHAAN MBEW Ita Rahayu Saputra, Heri Sukendar W Universitas Bina Nusantara Cikarang, Kampung Kramat, Jalan Kesejahteraan No;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sejalan dengan sikap sosial dari masyarakat tersebut. Menurut Warren (2008:2),

BAB I PENDAHULUAN. dan sejalan dengan sikap sosial dari masyarakat tersebut. Menurut Warren (2008:2), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan diciptakannya perusahaan adalah untuk menyediakan kebutuhan kepada masyarakat umum, berupa barang atau jasa yang diperlukan atau yang diinginkan dan sejalan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban Pajak pada PT. Malta Printindo. Perencanaan pajak yang dilakukan oleh perusahaan tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pajak Pajak merupakan penerimaan negara yang paling utama, untuk itu pajak merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara untuk menjalankan pemerintahan. Pemungutan pajak sudah lama ada, dari adanya upeti wajib kepada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998

BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998 BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1. Aturan Perbankan II.1.1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998 tentang perbankan adalah: Bank adalah bidang

Lebih terperinci

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK Pengertian Pengembalian kelebihan pembayaran pajak (restitusi) terjadi apabila jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan untuk kepentingan umum. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 76 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pajak Penghasilan Pasal 21 Sesuai dengan Undang-undang Perpajakan yang berlaku, PT APP sebagai pemberi kerja wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. UB Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri, menurut Rochmat Soemitro dalam bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri, menurut Rochmat Soemitro dalam bukunya Mardiasmo (2011 : 1) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pajak 2.1.1.1. Definisi Pajak Membahas mengenai perpajakan tidak terlepas dari pengertian pajak itu sendiri, menurut Rochmat Soemitro dalam bukunya Mardiasmo

Lebih terperinci

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA IV. 1 Penerapan Akuntansi dalam Perhitungan Laba Kena Pajak dan Pajak yang Terutang Laba adalah selisih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penerimaan negara yang terbesar dan paling dominan sampai saat ini adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. penerimaan negara yang terbesar dan paling dominan sampai saat ini adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara wajib melakukan proses pembangunan yang terus berkesinambungan dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung Dalam menghitung laporan laba rugi perusahaan, terdapat perbedaan antara laporan laba rugi berdasarkan peraturan yang sesuai

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO. BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO. IV.1. Evaluasi Pelaksanaan dan Perencanaan Pajak PT Artha Daya Coalindo Perbedaan antara perlakuan akuntansi

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian maka dapat ditarik kesimpulan:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian maka dapat ditarik kesimpulan: BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah melakukan pengamatan, perhitungan, dan pembahasan terhadap Laporan Keuangan dan pelaksanaan perencanaan pajak yang dilakukan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS Pada laporan rugi laba yang telah dibuat oleh PT TGS yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 menunjukkan adanya unsur penjualan yang telah berhasil

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL 1 JULI 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL 1 JULI 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL 1 JULI 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI Di dalam prakteknya, ada perbedaan perhitungan laba menurut standar akuntansi keuangan menurut ketentuan peraturan perpajakan.

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil review, pemenuhan kewajiban perpajakan PT XYZ dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Review dokumen perusahaan Dalam menjalankan kewajiban

Lebih terperinci

SANKSI-SANKSI PERPAJAKAN. Edisi No. 9, Oleh: Tim Konsultan Pajak Russell Bedford SBR. 1) Sanksi bunga,

SANKSI-SANKSI PERPAJAKAN. Edisi No. 9, Oleh: Tim Konsultan Pajak Russell Bedford SBR. 1) Sanksi bunga, Edisi No. 9, 2017 Oleh: Tim Konsultan Russell Bedford SBR SANKSI-SANKSI PERPAJAKAN adalah suatu kewajiban bagi masyarakat untuk Negara agar terciptanya suatu keharmonisan dan kesejahteraan serta memberikan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS BAB IV PEMBAHASAN IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS Semua badan merupakan Wajib Pajak tanpa terkecuali, mulai saat didirikan atau saat melakukan kegiatan usaha atau memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171

ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171 ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171 Suryanto Kanadi (Suryanto_Kanadi@yahoo.com) Lili Syafitri (Lili.Syafitri@rocketmail.com) Jurusan Akuntansi STIE MDP Abstrak Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pemahaman Perpajakan II.1.1. Pengertian Pajak Berdasarkan UU KUP pasal 1 ayat 1, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

PENUNJUK UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN PENUNJUK UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN 2008 TATANUSA 1 BULAN ~ Direktur Jenderal Pajak harus menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Apabila setelah melampaui jangka waktu

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBERIAN TUNJANGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DALAM MENGEFISIENSIKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. ZANUR LINAS MANDIRI GORONTALO

ANALISIS PEMBERIAN TUNJANGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DALAM MENGEFISIENSIKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. ZANUR LINAS MANDIRI GORONTALO 1 ANALISIS PEMBERIAN TUNJANGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DALAM MENGEFISIENSIKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. ZANUR LINAS MANDIRI GORONTALO NUR ENDANG FATRAH KATILI Jurusan Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA

ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA Wilianto Taufik, Yunita Anwar Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahdan No.9 Kemanggisan/Palmerah Jakarta Barat 11480 Phone

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaranpengeluarannya. Salah satu subjek pajak adalah badan. Wajib pajak badan dalam prakteknya tentu melakukan proses pembukuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan Negara dari perpajakan dalam APBN selalu meningkat, misalkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan Negara dari perpajakan dalam APBN selalu meningkat, misalkan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan penerimaan negara terbesar, bahkan dari tahun ke tahun jumlah penerimaan Negara dari perpajakan dalam APBN selalu meningkat, misalkan dalam dibuktikan,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata BAB IV PEMBAHASAN Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata dan beberapa kebijakan akuntansi dan fiskal dalam menjalankan kegiatan bisnisnya yang perlu diketahui agar

Lebih terperinci

PENERAPAN KEBIJAKAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK KARYAWAN DALAM MENUNJANG PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN BADAN ( STUDI KASUS PADA PT.

PENERAPAN KEBIJAKAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK KARYAWAN DALAM MENUNJANG PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN BADAN ( STUDI KASUS PADA PT. PENERAPAN KEBIJAKAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK KARYAWAN DALAM MENUNJANG PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN BADAN ( STUDI KASUS PADA PT. JASA MARGA) Nama : Muhammad Iqbal Umpu Anwar NPM : 24210743 Pembimbing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil dan makmur. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang terbesar dan sangat penting bagi penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan pembangunan nasional. Kewajiban perpajakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi yang Melatarbelakangi Kesalahan atas Kewajiban Pemotongan PPh 23

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi yang Melatarbelakangi Kesalahan atas Kewajiban Pemotongan PPh 23 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kondisi yang Melatarbelakangi Kesalahan atas Kewajiban Pemotongan PPh 23 PT. AMK merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa ekspor impor barang. Kewajiban perpajakan PT.

Lebih terperinci

Dasar-dasar Studi Kasus Perpajakan

Dasar-dasar Studi Kasus Perpajakan S Modul 1 Dasar-dasar Studi Kasus Perpajakan PENDAHULUAN Suryohadi, S.H., M.M. tudi Kasus Perpajakan adalah suatu kajian mengenai masalah-masalah yang timbul atau yang terjadi di dalam masyarakat berkenaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) yang langsung dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) yang langsung dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Mardiasmo (2011:1), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) yang langsung dapat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN Pada prinsipnya terdapat perbedaan perhitungan penghasilan dan beban menurut Standar Akuntansi Keuangan dengan ketentuan peraturan

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM IV.1. Evaluasi Pelaksanaan PPh Badan PT LAM Sesuai dengan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, setiap Wajib Pajak diwajibkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terusmenerus

BAB I PENDAHULUAN. Nasional. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terusmenerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menciptakan stabilitas nasional maka dilakukanlah Pembangunan Nasional. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terusmenerus dan berkesinambungan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penghasilan badan yang dilakukan oleh PT Bank MAJU, maka dengan hasil penelitian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penghasilan badan yang dilakukan oleh PT Bank MAJU, maka dengan hasil penelitian BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi atas pelaksanaan perencanaan pajak penghasilan badan yang dilakukan oleh PT Bank MAJU, maka dengan hasil penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Tinjauan Penelitian Terdahulu Alkasari dkk. (2015), menyatakan bahwa perhitungan pajak di Koperasi Wanita Serba Usaha Setia Budi Wanita Jawa Timur masih belum optimal. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pajak merupakan komponen yang sangat penting dalam keberlangsungan

BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pajak merupakan komponen yang sangat penting dalam keberlangsungan BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak merupakan komponen yang sangat penting dalam keberlangsungan kehidupan suatu negara. Dalam Undang-undang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Pendapatan dan Beban Menurut Akuntansi 1. Pendapatan Menurut Akuntansi Suatu perusahaan didirikan untuk memperoleh pendapatan yang sebesar-besarnya dengan pengeluaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan suatu perusahaan dapat diukur dari besarnya jumlah penghasilan yang diterima oleh perusahaan tersebut. Dengan seiring dengan perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha dan perdagangan dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha dan perdagangan dihadapkan pada BAB I PENDAHULUAN 2.2. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha dan perdagangan dihadapkan pada suatu kondisi persaingan yang ketat. Hal ini tidak dapat lepas dari semakin banyaknya perusahaan yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 PADA PT.GKS

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 PADA PT.GKS ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 PADA PT.GKS MELDA NOVITA Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk raya No.27, (021) 53696969, meldasinagas@gmail.com YUNITA ANWAR Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dunia yang semakin maju, Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dunia yang semakin maju, Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dunia yang semakin maju, Indonesia terus berusaha membangun wilayahnya agar tidak tertinggal dengan negara-negara lain. Oleh karena

Lebih terperinci

Berdasarkan data penghasilan karyawan selama setahun pada tabel 4.1 dan tabel

Berdasarkan data penghasilan karyawan selama setahun pada tabel 4.1 dan tabel Berdasarkan data penghasilan karyawan selama setahun pada tabel 4.1 dan tabel 4.2, gaji karyawan selama setahun sebesar Rp 1.042.272.000,00 dan pada tabel 4.2 diperhitungkan adanya tunjangan hari raya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pajak Penghasilan 1. Pengertian Pajak Penghasilan Undang-undang Pajak Penghasilan (PPh) merupakan salah satu hasil pembaharuan perpajakan (tax reform), yakni melalui Undang-undang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani II.1. Dasar-dasar Perpajakan Indonesia BAB II LANDASAN TEORI II.1.1. Definisi Pajak Apabila membahas pengertian pajak, banyak para ahli memberikan batasan tentang pajak, diantaranya pengertian pajak yang

Lebih terperinci

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT TUNAS ESA MANDIRI SEJAHTERA

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT TUNAS ESA MANDIRI SEJAHTERA PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT TUNAS ESA MANDIRI SEJAHTERA Yulia Chandra, Drs. Hanggoro Pamungkas, M.Sc. Universitas Bina Nusantara, Komp. Duta Harapan Indah

Lebih terperinci

Modul ke: Pertemuan 2. 02Fakultas EKONOMI. Perpajakan I. Program Studi AKUNTANSI

Modul ke: Pertemuan 2. 02Fakultas EKONOMI. Perpajakan I. Program Studi AKUNTANSI Modul ke: 02Fakultas EKONOMI NPWP dan PKP Pertemuan 2 Perpajakan I Program Studi AKUNTANSI Daftar Isi NPWP Tata Cara Pendaftaran NPWP melalui e-registration Cara Pindah KPP Penghapusan NPWP Pengusaha Kena

Lebih terperinci

EVALUASI DAN ANALISIS PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PPh BADAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI (STUDI KASUS PT. BUMI ADHI GAS)

EVALUASI DAN ANALISIS PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PPh BADAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI (STUDI KASUS PT. BUMI ADHI GAS) EVALUASI DAN ANALISIS PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PPh BADAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI (STUDI KASUS PT. BUMI ADHI GAS) Rizkya Harum Handayani, Liberti Pandiangan Bina Nusantara University, Jl.

Lebih terperinci

Soal Kasus Pembukuan atau Pencatatan( contoh ini menggunakan aturan lama untuk ptkpnya lebih baik lihat aturan terbaru)

Soal Kasus Pembukuan atau Pencatatan( contoh ini menggunakan aturan lama untuk ptkpnya lebih baik lihat aturan terbaru) Soal Kasus Pembukuan atau Pencatatan( contoh ini menggunakan aturan lama untuk ptkpnya lebih baik lihat aturan terbaru) Tuan Wahyudi (PKP) seorang pengusaha garmen yang memiliki 5 kios di Jakarta, Bandung,

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS KARYAWAN PADA PT. BUMI SRIWIJAYA ABADI

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS KARYAWAN PADA PT. BUMI SRIWIJAYA ABADI ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS KARYAWAN PADA PT. BUMI SRIWIJAYA ABADI Metta Vanna Citra ( Metta_honeey@yahoo.co.id ) Kardinal ( Kardinal@stie_mdp.ac.id ) Jurusan Akuntansi STIE MDP

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) sebagai peningkatan manfaat ekonomis selama suatu periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. volume dan dinamika pembangunan itu sendiri. Berdasarkan Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. volume dan dinamika pembangunan itu sendiri. Berdasarkan Undang-Undang No. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Peranan pajak sebagai penerimaan dalam suatu negara sangat besar manfaatnya dalam meningkatkan rencana penerimaan negara yang berasal dari pajak sebagai sumber utama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut, iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang

BAB II LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut, iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pajak Penghasilan II.1.1 Pengertian Umum Pajak Definisi pajak menurut Prof. DR. Rochmat Soemitro, SH. dalam Resmi (2007) adalah sebagai berikut, iuran rakyat kepada kas negara

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.131, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA EKONOMI. Pajak. Pengampunan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5899) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Sejarah Perusahaan Pembangunan di berbagai bidang yang terjadi di Indonesia berlangsung dengan pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua

Lebih terperinci

Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak?

Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak? Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak? Pendahuluan Seorang teman bertanya kepada saya. Dapatkah Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak berlangsung?

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti terhadap Perusahaan A, peneliti menarik beberapa kesimpulan. Berikut adalah beberapa

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: Eksposur Pajak; Pajak Ditanggung Perusahaan; PPh pasal 21; PPh Pasal 23. Abstract

Abstrak. Kata Kunci: Eksposur Pajak; Pajak Ditanggung Perusahaan; PPh pasal 21; PPh Pasal 23. Abstract 1 Pelaksanaan Pajak dan Exposur Pajak, Studi Kasus pada PT ABC Tahun 2012 Melinda Ardhias Debby Fitriasari Program Studi Ekstensi Akuntansi Fakultas Ekonomi Abstrak Skripsi ini menganalisis pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pajak Pengertian pajak menurut Adriani (2002:4) yaitu: Iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh wajib pajaknya menurut peraturan-peraturan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber penerimaan negara di peroleh dari berbagai sektor, baik sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber penerimaan negara di peroleh dari berbagai sektor, baik sektor BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber penerimaan negara di peroleh dari berbagai sektor, baik sektor internal maupun eksternal. Sumber penerimaan internal adalah pendapatan pajak sedangkan eksternal

Lebih terperinci

Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP

Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP Pajak pada prinsipnya terutang pada saat timbulnya objek pajak yang dapat dikenai pajak, tetapi untuk kepentingan administrasi perpajakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap Wajib Pajak wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Definisi pajak dalam pasal 1 ayat 1 UU KUP No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI ATAS PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT BANK MAJU) Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal pada PT Bank MAJU.

BAB IV EVALUASI ATAS PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT BANK MAJU) Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal pada PT Bank MAJU. BAB IV EVALUASI ATAS PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT BANK MAJU) IV.1 Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal pada PT Bank MAJU. Hal paling utama dalam melaksanakan perencanaan pajak

Lebih terperinci

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk kesejahteraan rakyat. Pajak merupakan salah satu penerimaan terbesar negara perlu terus

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk kesejahteraan rakyat. Pajak merupakan salah satu penerimaan terbesar negara perlu terus BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Pajak Pajak merupakan kontribusi wajib rakyat kepada negara yang diatur berdasarkan undangundang yang bersifat memaksa, tanpa imbalan atau balas

Lebih terperinci

RINGKASAN KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

RINGKASAN KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN PPA K RINGKASAN KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN Oleh : 1. Ahmad Satria Very S 2. Bagus Arifianto PPAK KELAS MALAM RINGKASAN KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN Ketentuan Umum dan Tata Cara

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pajak memiliki peranan yang sangat penting. Pajak merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pajak memiliki peranan yang sangat penting. Pajak merupakan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini pajak memiliki peranan yang sangat penting. Pajak merupakan sumber penerimaan penting bagi negara untuk terus melangsungkan pelaksanaan pembangunan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran penerimaan pajak sangat penting bagi pembangunan nasional, karena

BAB I PENDAHULUAN. Peran penerimaan pajak sangat penting bagi pembangunan nasional, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran penerimaan pajak sangat penting bagi pembangunan nasional, karena pajak merupakan salah sumber utama penerimaan Negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran

Lebih terperinci

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP adalah sebagai berikut : 1. Menyampaikan Surat

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR. BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Sejarah Singkat Perusahaan CV. XPRESS CLEAN BER$SAUDARA berdiri pada tahun 1995 dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR. Muhammad 373-383

Lebih terperinci

EVALUASI REKONSILIASI FISKAL PENGHASILAN BADAN TAHUN 2009, 2010 DAN 2011 (STUDI KASUS: PT. TWD)

EVALUASI REKONSILIASI FISKAL PENGHASILAN BADAN TAHUN 2009, 2010 DAN 2011 (STUDI KASUS: PT. TWD) EVALUASI REKONSILIASI FISKAL PENGHASILAN BADAN TAHUN 2009, 2010 DAN 2011 (STUDI KASUS: PT. TWD) ROSIDAH / ISWANDI.SE.,Ak.MM PT.TWD / rosidahyap@yahoo.com Evaluasi Rekonsiliasi Fiskal Penghasilan Badan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PAJAK (S1 AK ALIH JENIS)

PERENCANAAN PAJAK (S1 AK ALIH JENIS) PERENCANAAN PAJAK (S1 AK ALIH JENIS) Pengajar : Drs.Agust Mujoko, M.Ak, Ak (AM Materi : Pertemuan ke 8 dan 9 8. Penerapan PSAK 46 sebagai pelaporan PPh a. Kewajiban melampirkan laporan keuangan dlm SPT.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Secara umum pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap perlakuan perpajakan dan perhitungan Pajak Penghasilan atas penghasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan Negara Indonesia berasal dari bermacam-macam sektor,

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan Negara Indonesia berasal dari bermacam-macam sektor, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber penerimaan Negara Indonesia berasal dari bermacam-macam sektor, seperti yang kita ketahui diantaranya yaitu dari sektor internal dan juga dari sektor

Lebih terperinci