PENGEMBANGAN RENCANA STRATEGIS DAN PROSES MANAJEMEN PEMASARAN UNTUK TIAP BISNIS Oleh Euis Dasipah Abstrak Tujuan analisis strategi adalah untuk: (1)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN RENCANA STRATEGIS DAN PROSES MANAJEMEN PEMASARAN UNTUK TIAP BISNIS Oleh Euis Dasipah Abstrak Tujuan analisis strategi adalah untuk: (1)"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN RENCANA STRATEGIS DAN PROSES MANAJEMEN PEMASARAN UNTUK TIAP BISNIS Oleh Euis Dasipah Abstrak Tujuan analisis strategi adalah untuk: (1) mendiagnosis kekuatan dan kelemahan strategic business units (SBU), dan (2) mengidentifikasi tindakan pilihan strategis untuk mempertahankan atau meningkatkan kinerja. Manajemen memutuskan prioritas tiap unit bisnis berdasarkan alokasi sumber daya dan implikasi strategi untuk mencapai tujuan SBU. Rencana strategis menunjukkan agenda kegiatan bisnis. Kajian situasi memberikan dasar bagi pembentukan misi SBU, penyusunan tujuan, dan penentuan strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan. Strategi SBU menunjukkan prioritas sasaran pasar, penyediaan sumber daya, kendala keuangan, dan pedoman strategis lainnya yang diperlukan dalam pengembangan rencana fungsional. Rencana fungsional dapat merupakan bagian dari rencana SBU atau dikembangkan tersendiri, bergantung pada besaran dan diversifikasi SBU. Pendahuluan Memahami strategi bisnis dan keunggulan bersaing sangatlah penting untuk mengembangkan strategi pemasaran. Dalam mengembangkan strategi pemasaran, pakar pemasaran ikut terlibat dalam tiga hal penting: (1) berpartisipasi dalam analisis dan perencanaan strategis; (2) menjadi bagian dari tim unit bisnis bersama-sama dengan manajer fungsional lainnya melayani konsumen; dan (3) mengembangkan serta mengimplikasikan rencana pemasaran strategis untuk pasar yang dilayani organisasi. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk tetap dapat hidup dan berkembang; tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan/laba perusahaan. Usaha ini hanya dapat dilakukan, apabila perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan penjualannya, melalui usaha mencari dan membina langganan, serta usaha menguasai pasar. Di dalam menetapkan strategi yang akan dijalankan, suatu perusahaan harus melihat situasi dan kondisi pasar serta menilai kedudukan atau posisi perusahaan di pasar. Salah satu kiat perusahaan bersaing di pasar global adalah komitmen untuk menciptakan dan mempertahankan kepuasan pelanggan. Dan perusahaan-perusahaan yang berhasil tahu bagaimana cara menyesuaikan diri dengan pasar yang terus 1

2 menerus berubah melalui perencanaan strategis yang berorientasi pasar. Perencanaan strategis yang berorientasi pasar adalah proses manajerial untuk mengembangkan dan menjaga agar tujuan, keahlian, dan sumber daya organisasi sesuai dengan peluang pasar yang terus berubah. Tujuan perencanaan strategis adalah untuk membentuk serta menyempurnakanusaha bisnis dan produk perusahaan sehingga memenuhi target laba dan pertumbuhan. Perencanaan strategis memerlukan tiga kegiatan kunci: 1. Pengelolaan unit-unit bisnis perusahaan sebagai suatu portofolio investasi. 2. Pengevaluasian kekuatan masing-masing unit bisnis secara tepat dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan pasar dan posisi serta kesesuaian masing-masing perusahaan di pasar tersebut. 3. Strategi Kebanyakan perusahaan besar terdiri dari empat tingkat organisasi: tingkat korporasi, tingkat divisi, tingkat unit bisnis, dan tingkat produk. Kantor pusat perusahaan bertanggung jawab untuk merancang rencana strategis perusahaan yang berguna untuk memandu keseluruhan perusahaan ke arah masa depan yang menguntungkan, jumlah dukungan sumber daya yang dialokasikan ke masing-masing divisi, bisnis apa yang akan dimulai atau yang dihapuskan. Masing-masing divisi menetapkan rencana divisi yang mencakup pengalokasian dana ke masing-masing unit bisnis di dalam divisi tersebut. Masing-masing unit bisnis membuat rencana strategis unit bisnis untuk membuat bisnis itu menjadi lebih menguntungkan. Masingmasing tingkat produk (lini produk, merek) dalam suatu unit bisnis membuat rencana pemasaran untuk mencapai tujuannya di pasar produk tersebut. Rencana pemasaran dilaksanakan pada dua tingkat: 1. Rencana pemasaran strategis mengembangkan tujuan dan strategi pemasaran yang luas berdasarkan analisis dan peluang pasar saat ini. 2. Rencana pemasaran taktis menggariskan pemasaran yang spesifik, yang terdiri dari periklanan, penjualan, penetapan harga, saluran distribusi dan pelayanan. A. PERENCANAAN STRATEGIS TINGKAT KORPORASI DAN DIVISI Semua kantor pusat korporasi harus melaksanakan empat kegiatan perencanaan: 1. Menetapkan Misi Korporasi Suatu organisasi didirikan untuk mencapai sesuatu misi atau tujuan yang jelas saat memulai usahanya. Lama kelamaan kehilangan relevansinya karena kondisi pasar, atau menjadi kabur karena korporasi menambahkan produk dan pasar baru ke 2

3 portofolionya. Ketika manajemen merasa bahwa organisasinya telah bergeser dari misinya, manajemen harus memperbarui tujuannya. Itulah saatnya mengajukan pertanyaan mendasar: - Apakah bisnis kita sekarang? - Siapa pelanggan kita? - Apakah nilainya bagi pelanggan? - Akan menjadi apakah bisnis kita di masa mendatang? - Seperti apakah seharusnya bisnis kita di masa depan? Organisasi-organisasi mengembangkan pernyataan-pernyataan misi untuk dianut bersama oleh manajer, karyawan, dan pelanggan mereka. Pernyataan misi yang baik memberikan kepada karyawan rasa kebersamaan dalam tujuan, arah, dan peluang perusahaan. Pernyataan misi menuntun para karyawan yang tersebar di berbagai tempat untuk bekerja secara mandiri namun secara bersama-sama mencapai sasaran organisasi. Tiga karakteristik utama pernyatan misi yang baik: 1. Menekankan pada sasaran-sasaran yang terbatas jumlahnya. 2. Menekankan kebijakan dan nilai utama yang ingin ditaati oleh perusahaan. 3. Mendefinisikan lingkup persaingan utama tempat perusahaan akan beroperasi (lingkup industri, lingkup produk dan aplikasi, lingkup kompetensi, lingkup segmen pasar, lingkup vertical, lingkup geografis). 2. Menetapkan Unit Bisnis Strategis (Strategic Business Units-SBU) Sebagian besar perusahaan mengoperasikan beberapa jenis bisnis. Mereka sering mendefinisikan bisnis mereka menurut jenis produk. Namun, menurut Levitt, definisi bisnis berdasar pasar lebih baik daripada berdasarkan produk. Bisnis harus dilihat sebagai proses pemuasan pelanggan, bukan proses pembuatan barang. Produk bisa berganti-ganti, namun kebutuhan dasar dan kelompok konsumen akan terus ada. Levitt menyarankan perusahaan agar mendefinisikan bisnisnya berdasarkan kebutuhan, bukan produk. Bisnis dapat didefinisikan berdasarkan tiga dimensi: kelompok pelanggan, kebutuhan pelanggan, dan teknologi. Perusahaan-perusahaan besar biasanya mengelola beragam bisnis, masingmasing bisnis membutuhkan strategi tersendiri. General Electric mengklasifikasikan bisnisnya menjadi 49 unit bisnis strategis (SBU=Strategic Business Units). Setiap SBU memiliki tiga karakteristik: 3

4 1. SBU adalah suatu bisnis atau kelompok bisnis terkait yang dapat direncanakan secara terpisah dari bagian perusahaan yang lain. 2. SBU memiliki kelompok pesaing tersendiri. 3. SBU memilili manajer yang bertanggung jawab dalam perencanaan strategis dan kinerja laba, serta mengendalikan sebagian besar factor yang mempengaruhi laba. 3. Mengalokasikan Sumber Daya Ke Masing-Masing SBU Tujuan mengidentifikasikan unit usaha strategis perusahaan adalah untuk mengembangkan strategi terpisah dan mengalokasikan pendanaan yang tepat bagi masing-masing unit. Manajemen puncak tahu bahwa di dalam portofolio bisnisnya biasanya terdapat sejumlah jagoan masa lalu dan pemenang masa depan. Namun manajemen puncak tidak dapat mengandalkan kesan sekilas saja, tetapi memerlukan alat analisis untuk memilah bisnisnya menurut potensi laba. Dua model evaluasi portofolio bisnis yang paling terkenal adalah model Boston Consulting Group dan model General Electric. a) Model Boston Consulting Group Boston Consulting Group (BCG) adalah perusahaan konsultan manajemen terkemuka, mengembangkan dan mempopulerkan matriks pertumbuhan-pangsapasar (growth-share matrix). Matriks pertumbuhan pangsa pasar dibagi menjadi empat sel, masingmasing menunjukkan jenis bisnis yang berbeda: 1. Tanda tanya (Question mark): unit bisnis yang beroperasi di pasar dengan pertumbuhan yang tinggi, namun pangsa pasar yang relatif rendah. Sebagian bisnis dimulai dengan tanda tanya, karena perusahaan baru memasuki pasar yang pertumbuhannya tinggi di mana telah terdapat pemimpin pasar. Berada pada sel ini memerlukan dana yang besar. 2. Bintang (Star): jika bisnis tanda tanya berhasil, bisnis tersebut akan memasuki ke kategori bintang. Bintang adalah pemimpin pasar yang berada di pasar yang tumbuh dengan cepat. 3. Sapi Perah (Cash cow): bila pertumbuhan pasar tahunan turun menjadi kurang dari 10 persen, sang bintang menjadi sapi perahan jika masih memiliki pangsa pasar yang relatif besar. Perusahaan tidak perlu lagi membiayai pengembangan kapasitas bisnis karena pertumbuhan pasar 4

5 telah melambat, karena SBU tersebut merupakan pemimpin pasar, dia dapat menikmati skala ekonomis dan margin laba yang lebih tinggi. 4. Anjing (Dog): menggambarkan bisnis yang meiliki pangsa pasar yang rendah di pasar yang tumbuh dengan lambat. Umumnya SBU ini menghasilkan laba yang rendah, atau bahkan menderita rugi, walaupun kadang-kadang juga menghasilkan kas. Portofolio yang tidak seimbang adalah yang mempunyai terlalu banyak anjing atau tanda tanya dan atau terlalu sedikit bintang dan sapi perah. Tugas perusahaan selanjutnya adalah menentukan tujuan, strategi, dan anggaran yang diberikan kepada masing-masing SBU. Ada empat strategi yang dapat dilakukan: 1. Kembangkan: tujuannya untuk meningkatkan pangsa pasar SBU, meskipun harus mengorbankan laba jangka pendek. Strategi ini cocok untuk tanda tanya yang pangsa pasarnya harus ditingkatkan jika ingin menjadi bintang. 2. Pertahankan: tujuannya untuk mempertahankan pangsa pasar SBU. Strategi ini cocok untuk sapi kas yang kuat agar dapat terus memberikan arus kas yang positif. 3. Panenlah: tujuannya untuk meningkatkan pemasukan kas jangka pendek SBU dengan mengabaikan akibat jangka panjangnya. Mencakup keputusan untuk menarik diri dari bisnis dengan menjalankan suatu program perampingan (pengurangan) biaya secara berkelanjutan. 4. Lepaskan: tujuannya untuk menjual atau melikuidasi suatu bisnis karena sumber daya akan lebih baik digunakan di tempat lain. Strategi ini cocok untuk bisnis kategori anjing dan tanda tanya yang menghambat laba perusahaan. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan perusahaan dalam analisis SBU: 1. Mengharuskan semua SBU-nya mencapai tingkat pertumbuhan atau tingkat pengembalian modal yang sama. 2. Masing-masing bisnis memiliki potensi yang berbeda-beda sehingga membutuhkan penetapan tujuan tersendiri. 3. Menahan terlalu sedikit dana di dalam sapi perah (sehingga melemahkan usaha itu) atau menahan dana terlalu banyak (sehingga perusahaan gagal menanamkan dana yang cukup ke bisnis yang berpotensi untuk tumbuh). 5

6 4. Menanam terlalu banyak dana ke unit bisnis anjing, dengan harapan memperbaikinya namun selalu gagal. 5. Menjalankan terlalu banyak unit bisnis tanda tanya dan kurang menanamkan modal ke masing-masing unit bisnis tersebut. b) Model General Electric Tujuan yang paling tepat bagi suatu SBU tidak dapat ditentukan hanya dari posisinya di matriks pertumbuhan-pangsa-pasar. Jika beberapa faktor tambahan dipertimbangkan, matriks pertumbuhan pangsa pasar dapat dilihat sebagai kasus khusus dari matriks portofolio multi faktor. Masing-masing bisnis dinilai dua dimensi utamanya, yaitu daya tarik pasar dan kekuatan bisnisnya. Kedua faktor itu cocok untuk menilai suatu bisnis dari sudut pandang pemasaran. Perusahaan-perusahaan akan berhasil kalau terjun ke pasar yang menarik dan mereka juga memiliki kekuatan bisnis yang diperlukan untuk berhasil di pasar tersebut. Kalau salah satu syarat tersebut tidak terpenuhi, bisnis tersebut tidak akan membuahkan hasil yang baik. Baik perusahaan kuat yang beroperasi di pasar yang kurang menarik maupun perusahaan lemah yang beroperasi di pasar yang menarik, tidak akan menjadi perusahaan yang sukses. Untuk menilai kedua dimensi tersebut, perencana strategis harus memahami faktor-faktor yang melandasi masing-masing dimensi dan menemukan cara untuk mengukur serta menggabungkannya ke dalam suatu indeks. Dua faktor BCG yaitu tingkat pertumbuhan pasar dan pangsa pasar tercakup ke dalam dua variabel utama model GE. Model GE membantu perencana strategis untuk melihat lebih banyak faktor daripada yang ditunjukkan oleh model BCG dalam menilai suatu bisnis aktual maupun potensial. Perusahaan memperoleh data tentang portofolio daya tarik pasar posisi kopetitif klasifikasi dan strategi serta faktor-faktor yang melandasinya melalui data dan penilaian dari bagian pemasaran dan staf bagian lainnya. Manajemen harus memprediksi posisi dari tiap SBU dalam tiga sampai lima tahun mendatang dengan menjalankan strategi tertentu. Meliputi analisis produk dalam siklus hidupnya, perkiraan strategi pesaing, teknologi baru, kejadian ekonomi, dan sebagainya. Tujuan perusahaan tidak selalu meningkatkan penjualan tiap-tiap SBU. Lebih dari itu, tujuannya mungkin mempertahankan tingkat permintaan dengan menggunakan dana pemasaran yang lebih sedikit, atau menarik dana dari bisnis 6

7 itu dan membiarkannya permintaannya berkurang. Jadi, tugas manajer pemasaran adalah mengelola permintaan atau penerimaan untuk mencapai tingkat target yang dibicarakan dengan manajemen korporasi. Pemasaran memberikan sumbangan pada penilaian atas potensi penjualan dan laba tiap-tiap SBU, namun bila tujuan dan anggaran tiap SBU ditetapkan, tugas pemasaran adalah melaksanakan rencana tersebut secara efisien dan menguntungkan. c) Kritik Atas Model Portofolio Selain model BCG dan GE, model portofolio lain yang juga telah dikembangkan dan digunakan adalah model Arthur D. Little dan model kebijakan terarah Shell. Model-model portofolio tersebut memberikan beberapa manfaat, diantaranya: membantu manajer untuk berpikir secara strategis, memahami keekonomisan bisnis mereka secara lebih baik, meningkatkan kualitas rencana mereka, memperbaiki komunikasi antar manajemen tingkat SBU dan manajemen tingkat korporasi, menunjukkan kesenjangan informasi maupun masalah penting lain, dan melepaskan bisnis yang lemah serta memperkuat investasi mereka ke bisnis yang lebih menguntungkan. Akan tetapi, model portofolio harus digunakan dengan hati-hati. Karena dapat membuat perusahaan terlalu menekankan pada pertumbuhan pangsa pasar dan hanya memasuki pasar yang tumbuh cepat atau mengabaikan usahanya yang sekarang. Hasil dari model tersebut bergantung pada pemberian peringkat dan bobot yang dapat dimanipulasi untuk mencapai lokasi yang diinginkan di dalam matriks. Selain itu, karena model tersebut menggunakan proses perataan, terdapat kemungkinan dua atau lebih bisnis berada pada posisi sel yang sama, padahal peringkat dan bobot yang mendasarinya jauh berbeda. Akan banyak unit bisnis yang berada di tengah matriks karena adanya komprromi dalam pemberian peringkat, sehingga sulit untuk menentukan strategi yang tepat. Akhirnya, model-model tersebut gagal mencerminkan adanya sinergi antara dua atau lebih usaha, yang berarti bahwa pengambilan keputusan atas sebuah unit bisnis pada suatu waktu akan berisiko. Terdapat risiko dari pelepasan unit bisnis yang merugi, walau sebenarnya dia memberikan kompetensi yang diperlukan oleh beberapa unit bisnis yang lainnya. 4. Merencanakan Bisnis Baru, Merampingkan Bisnis Terdahulu Rencana perusahaan atas bisnisnya yang ada sekarang memungkinkan untuk membuat proyeksi penjualan total dan laba. Namun, seringkali proyeksi 7

8 penjualan dan laba itu lebih rendah daripada keinginan manajemen korporasi. Jika terdapat perbedaan strategis antara penjualan yang diinginkan dan penjualan yang diperkirakan, manajemen korporasi harus mengembangkan atau mendapatkan bisnis baru guna memenuhi perbedaan tersebut. Terdapat tiga cara untuk memenuhi gap perencanaan strategis tersebut: a. Peluang Pertumbuhan Intensif Manajemen korporasi harus terlebih dahulu mengkaji apakah ada peluang untuk meningkatkan kinerja bisnis yang ada sekarang. Ansoff telah mengajukan kerangka kerja yang bermanfaat untuk mendeteksi peluang pertumbuhan intensif yang disebut bagan perluasan pasar-produk, yaitu : - Apakah perusahaan dapat meraih pangsa pasar yang lebih besar dengan produk yang ada di pasarnya sekarang (strategi penetrasi pasar). - Apakah dapat ditemukan atau dikembangkan pasar baru untuk produk yang ada (strategi pengembangan pasar). - Apakah dapat menciptakan produk baru yang memberikan keunggulan potensial bagi pasar yang ada (strategi pengembangan produk). - Apakah ada peluang untuk menciptakan produk baru di pasar yang baru (strategi diversifikasi). b. Peluang Pertumbuhan Integratif Penjualan dan laba perusahaan dapat ditingkatkan dengan melakukan integrasi ke hulu, ke hilir, atau horizontal dalam industrinya. Dengan meneliti tindakan integrasi yang mungkin dapat dilakukan, perusahaan dapat menemukan sumber peningkatan volume penjualan selama sepuluh tahun mendatang. Sumber-sumber itu mungkin masih belum mencapai volume penjualan yang diinginkan. Dalam hal ini, perusahaan perlu mempertimbangkan strategi diversifikasi. c. Peluang Pertumbuhan Diversifikasi Peluang bisnis ini hanya dapat dilakukan bila terdapat banyak peluang baik selain dari bisnis yang ada. Peluang yang baik adalah peluang dimana industrinya amat menarik dan perusahaan memiliki bauran keunggulanbisnis untuk meraih kesuksesan. Ada tiga jenis diversifikasi yang dapat dipertimbangkan: 8

9 - Perusahaan dapat mencari produk baru yang memiliki sinergi teknologi dan atau pemasaran dengan lini produk yang ada, meskipun produk tersebut ditujukan untuk pelanggan yang berbeda (strategi diversifikasi konsentris) - Perusahaan dapat mencari produk baru yang menarik bagi pelanggannya saat ini walaupun teknologinya tidak berhubungan dengan lini produk yang ada (strategi diversifikasi horizontal) - Perusahaan dapat mencari bisnis baru yang tidak berhubungan dengan teknologi, produk, atau pasar yang ada sekarang (strategi diversifikasi konglomerasi) Untuk mengejar pertumbuhan, perusahaan tidak hanya membangun bisnis baru tetapi juga perlu memangkas, memanen, atau melepaskan bisnis terdahulu yang telah menurun dengan hati-hati untuk melepaskan sumber daya yang diperlukan dan mengurangi biaya. Bisnis yang lemah memerlukan perhatian manajemen yang tidak proporsional. Karena manajer seharusnya memusatkan perhatian pada peluang pertumbuhan perusahaan, bukan membuang-buang energi dan sumber daya untuk menyelamatkan bisnis yang sekarat. B. PERENCANAAN STRATEGIS BISNIS Perencanaan strategis unit bisnis terdiri dari beberapa langkah: 1. Misi Bisnis Setiap unit bisnis perlu mendefinisikan misi spesifiknya dalam lingkup misi perusahaan yang lebih luas. 2. Analisis SWOT Evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman disebut analisis SWOT. a. Analisis Lingkungan Eksternal (Analisis Peluang dan Ancaman) Suatu unit bisnis harus memantau kekuatan lingkungan makro (demografi, ekonomi, teknologi, politik-hukum, dan sosial-budaya) dan pelaku lingkungan mikro utama (pelanggan, pesaing, saluran distribusi, pemasok) yang mempengaruhi kemampuannya memperoleh laba. Unit bisnis harus memiliki sistem intelijen pemasaran untuk mengikuti kecenderungan dan perkembangan penting yang terjadi. Tujuan utama pengamatan lingkungan adalah untuk melihat peluang pemasaran baru. - Peluang Pemasaran 9

10 Adalah suatu daerah kebutuhan pembeli di mana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan. Peluang dapat digolongkan menurut daya tariknya dan kemungkinan keberhasilannya. Kemungkinan keberhasilan perusahaan bergantung kepada kekuatan bisnisnya, yangtidak hanya harus sesuai dengan syarat keeberhasilannya di pasar sasaran tersebut, namun juga harus lebih unggul dari pesaingnya. Kompetensi saja bukan berarti keunggulan kompetitif. Perusahaan yang paling berhasil adalah perusahaan yang dapat menciptakan nilai pelanggan tertinggi dan mempertahankannya dalam jangka panjang. - Ancaman Lingkungan Adalah tantangan akibat kecenderungan atau perkembangan yang kurang menguntungan, yang akan mengurangi penjualan dan laba jika tidak dilakukan tindakan pemasaran defensif. Ancaman dibagi menurut tingkat keseriusan dan kemungkinan terjadinya. Bila manajemen telah berhasil mengidentifikasi ancaman dan peluang utama yang dihadapi oleh unit bisnis tertentu, kita dapat menjabarkan sifat daya tarik unit bisnis tersebut secara keseluruhan. Ada empat hasil yang mungkin:a) Suatu bisnis yang ideal adalah yang memiliki peluang utama yang besar dan ancaman utamanya kecil.b) Sutatu bisnis yang spekulatif adalah yang mempunyai peluang dan ancaman utama yang besar.c) Suatu bisnis yang matang adalah yang peluang dan ancaman utamanya kecil.d) Suatu bisnis yang bermasalah adalah yang berpeluang kecil dan ancaman yang besar. b. Analisis Lingkungan Internal (Analisis Kekuatan dan Kelemahan) Setiap unit bisnis harus mengevaluasi kekuatan dan kelemahannya secara periodik. Setiap faktor yang ada dalam unit bisnis terebut dinilai untuk mengetahui apakah faktor tersebut merupakan kekuatan utama (major strength), kekuatan kecil (minor strength), faktor netral (neutral factor), kelemahan kecil (minor weakness), atau kelemahan utama (major weakness). Unit bisnis tidak perlu memperbaiki setiap kelemahannya atau merasa bangga dengan setiap kekuatannya. Yang penting adalah unit bisnis harus membatasi diri pada peluang dimana unit bisnis tersebut memiliki kekuatan yang dibutuhkan, atau harus mempertimbangkan untuk meraih peluang yang lebih baik walaupun unit bisnis tersebut harus mendapatkan atau mengembangkan kekuatan tertentu. Kadang-kadang unit bisnis gagal bukan karena departemen-departemennya tidak 10

11 memiliki kekuatan yang dibutuhkan, melainkan mereka tidak bekerja sama sebagai tim. George Stalk, konsultan BCG terkemuka, menyatakan bahwa perusahaan yang memenangkan persaingan adalah perusahaan yang memiliki kemampuan internal yang unggul, tidak hanya memiliki kompetensi inti. Masing-masing proses menciptakan nilai dan setiap proses memerlukan kerja sama antar departemen. Walaupun masing-masing departemen mungkin memiliki kompentensi inti tertentu, tantangannya adalah untuk mengembangkan kapabilitas/ kecakapan kompetitif yang unggul dalam pengelolaan proses kunci perusahaan. Stalk menamakannya persaingan berdasarkan kapabilitas. 3. Perumusan Sasaran Manajer menggunakan istilah sasaran untuk mendeskripsikan tujuantujuan yang spesifik dalam besaran dan waktu. Mengubah tujuan-tujuan menjadi sasaran-sasaran yang terukur memudahkan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian manajemen. Sedikit sekali perusahaan yang hanya memiliki satu tujuan, sebagian besar perusahaan memiliki bauaran tujuan. Unit bisnis menentukan sendiri tujuan sendiri dan melakukan pengelolaan usaha sesuai tujuan tersebut (Management By Objective-MBO). Agar sistem MBO dapat bekerja dengan baik, tujuan-tujuan unit bisnis harus memenuhi empat kriteria: a) Tujuan harus diurutkan secara hierarkis, dari yang paling penting sampai yang kurang penting.b) Apabila memungkinkan tujuan harus dapat dinyatakan secara kuantitatif. c) Sasaran-sasaran harus realistis.d)tujuan-tujuan perusahaan harus konsisten. Sasaran menunjukkan apa yang ingin dicapai oleh suatu unit bisnis, strategi adalah suatu rencana permainan untuk mencapainya. Setiap bisnis harus merancang strategi untuk mencapai tujuannya, yang terdiri dari strategi pemasaran dan strategi teknologi serta strategi penetapan sumber yang cocok. Menurut Michael Porter terdapat tiga jenis umum yang memberikan awal yang bagus untuk pemikiran strategis: keunggulan biaya secara keseluruhan, diferensiasi, atau fokus.a) Keunggulan biaya secara keseluruhan: Unit bisnis bekerja keras untuk mencapai biaya produksi dan distribusi yang terendah, sehingga harganya menjadi lebih rendah daripada pesaing dan mendapat pangsa pasar yang besar.b) Diferensiasi: Unit bisnis berkonsentrasi untuk mencapai kinerja yang terbaik dalam memberikan manfaat bagi pelanggan yang dinilai 11

12 penting oleh sebagian besar pasar.c) Fokus: Unit bisnis memfokuskan diri pada satu atau lebih segmen pasar yang sempit daripada mengejar pasar yang lebih besar. Perusahaan-perusahaan juga menemukan bahwa strategi paling efektif mengharuskan mereka memiiki mitra strategis. Banyak aliansi strategis mengambil bentuk aliansi pemasaran yang terbagi kedalam empat kategori: 1) Aliansi produk atau jasa: Satu perusahaan memberikan lisensi kepada perusahaan lain untuk memproduksi produknya, atau bdua perusahaan bersamasama memasarkan produk mereka yang saling melengkapi atau suatu produk baru.2) Aliansi promosi: Sebuah perusahaan setuju melakukan promosi untuk produk atau jasa perusahaan lain.3) Aliansi logistik: Suatu perusahaan menawarkan dukungan logistik bagi produk perusahaan lain.4) Kolaborasi harga: Satu atau lebih perusahaan turut serta dalam kolaborasi pemberian harga khusus. 4. Perumusan Strategi Setelah unit bisnis mengembangkan strategi utamanya, unit bisnis tersebut harus mengembangkan program pendukung yang terinci. Setelah program tersebut dirumuskan untuk penggunaan sementara, staf pemasaran harus mengevaluasi biaya program tersebut. 5. Pelaksanaan Strategi yang jelas dan program pendukung yang matang mungkin tidak akan bermanfaat jika pengusaha gagal untuk melaksanakan dengan cermat. Menurut McKinsey Consulting Firm, strategi hanyalah salah satu dari tujuh unsur yang ditunjukkan oleh perusahaan yang dikelola dengan baik. Ketujuh unsur tersebut adalah: Strategi (strategy), Struktur (structure), Sistem (system), Gaya (style), Staf (staff), Keterampilan (skill), Nilai bersama (shared value). 6. Umpan Balik Dan Pengendalian Selama perusahaan melaksanakan strateginya, perusahaan perlu menelusuri hasilnya dan memantau perkembangan baru di lingkungan eksternal dan internalnya. Perusahaan harus yakin akan satu hal: lingkungan akan berubah. Dan jika perubahan itu terjadi, perusahaan harus meninjau ulang dan merevisi kegiatan pelaksanaan, program, strategi, atau bahkan tujuannya. Kesesuaian strategi perusahaan dengan lingkungan akhirnya akan berkurang karena perubahan lingkungan pasar hampir selalu lebih cepat 12

13 daripada perubahan 7-S perusahaan. Jadi, mungkin saja suatu perusahaan tetap efisien tetapi kehilangan efektivitasnya. Peter Drucker menyatakan bahwa lebih penting mengerjakan hal yang benar (efektif) daripada menerjakan sesuatu dengan benar (efisien). Perusahaan yang sukses berhasil dalam kedua hal tersebut. Sekali organisasi gagal untuk menaggapi perubahan lingkungan, akan semakin sukar baginya untuk meraih kembali keunggulannya. Sejumlah organisasi, khususnya yang berukuran besar, biasanya memiliki sifat kelambanan. Organisasi itu sudah ditata secara efisien, dan sulit untuk mengubah satu bagian tanpa mengubah lainnya. Namun, organisasi dapat diubah dengan kepemimpinan yang kuat, sebaiknya sebelum krisis tetapi biasanya di tengah krisis. Kunci kesehatan suatu organisasi adalah kemauan organisasi tersebut untuk mengamati perubahan lingkungan dan menerapkan sasaran dan sikap baru yang tepat. Organisasi yang berkinerja tinggi secara terus menerus mengamati lingkungan dan mencoba menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang berevolusi melalui perencanaan strategis yang fleksibel. C. PERENCANAAN PRODUK, SIFAT DAN ISI RENCANA PEMASARAN Rencana-rencana pemasaran memiliki beberapa bagian: Ikhtisar eksekutif dan daftar isi :Menyajikan tinjauan singkat tentang rencana yang diusulkan. Situasi pemasaran saat ini :Menyajikan data tentang latar belakang yang relevan mengenai penjualan, biaya, laba, pasar, pesaing, distribusi, dan lingkungan makro. Data diperoleh dari buku tentang fakta produk yang dibuat oleh manajer produk. Analisis peluang dan isu : Mengidentifikasikan peluang/ ancaman utama, kekuatan/ kelemahan, dan isu-isu yang dihadapi oleh lini produk. Tujuan : Menetapkan saran-sasaran rencana pemasaran dan finansial berdasarkan volume penjualan, pangsa pasar, dan laba. Strategi pemasaran : Menyajikan pendekatan pemasaran luas yang akan digunakan untuk mencapai tujuan rencana. Program tindakan : Menyajikan program pemasaran khusus yang dirancang untuk mencapai tujuan bisnis. Proyeksi laporan laba-rugi : Peramalan finansial yang diharapkan dari rencana itu. Pengendalian : Menunjukkan bagaimana rencana akan dipantau. Biasanya sasaran dan anggaran dipecah menjadi bulan atau kuartal. 13

14 Rencana-rencana bisnis semakin berorientasi ke pelanggan dan pesaing serta lebih masuk akal dan realistis daripada masa lalu. Rencana-rencana itu menarik lebih banyak masukan dari semua fungsi dan dikembangkan berdasarkan tim. Perencanaan menjadi proses yang berkesinambungan dari tahun ke tahun untuk menanggapi perubahan kondisi pasar yang cepat. Prosedur dan isi rencana pemasaran berbeda dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya. Menurut para eksekutif pemasaran, kekurangan yang paling sering diutarakan mengenai rencana pemasaran masa kini adalah tidak realistis, analisi persaingan tidak mencukupi, dan fokusnya jangka pendek. D. PROSES PEMASARAN Perencanaan pada tingkat korporasi, divisi, dan unit bisnis merupakan bagian kesatuan dari proses pemasaran. Untuk memahami proses pemasaran secara menyeluruh, mula-mula kita harus melihat bagaimana perusahaan mendefinisikan usahanya. Tugas semua unit bisnis adalah memberikan nilai kepada pasar dengan menghasilkan laba. Sedikitnya ada dua pandangan mengenai proses pemberian nilai (value-delivery process) yaitu: 1. Pandangan Tradisional Menyatakan bahwa perusahaan membuat sesuatu kemudian menjualnya. Dalam pandangan ini, pemasaran dilakukan pada paruh kedua dari proses pemberian nilai. Pandangan tradisional mengasumsikan bahwa perusahaan mengetahui apa yang akan dibuat dan bahwa pasar akan membeli dalam jumlah yang memadai guna memberikan laba kepada perusahaan. 2. Pandangan Baru Pandangan ini menempatkan proses pemasaran pada awal proses perencanaan. Perusahaan yang menerapkan pandangan itu tidak menekankan pada pembuatan dan penjualan, tetapi memandang diri mereka sebagai bagian dari urutan penciptaan dan pemberian nilai. Urutan itu terdiri dari tiga bagian: a) Memilih Nilai : Mencerminkan pekerjaan awal yang harus dikerjakan pemasaran sebelum produk diciptakan. Staf pemasaran harus mensegmentasikan pasar, memilih sasaran pasar yang sesuai, dan mengembangkan penentuan posisi nilai tawaran. Rumusan segmentasi pasar (Segmentation), penentuan pasar sasaran (Targeting), dan penentuan posisi penawaran (Positioning)-STP adalah esensi dari 14

15 pemasaran strategis. b) Menyediakan Nilai : Spesifikasi produk berwujud dan jasa harus dirinci, harga yang diinginkan harus ditetapkan, dan produk harus dihasilkan dan didistribusikan. Pengembangan bentuk, harga, dan distribusi produk tertentu terjadi pada tahap ini dan merupakan bagian dari pemasaran taktis. c) Mengkomunikasikan Nilai : Penggunaan tenaga penjualan, promosi penjualan, periklanan, dan tugas promosi lainnya untuk menginformasikan pasar mengenai produk tersebut. Perusahaan Jepang telah menyempurnakan konsep pemasaran dengan menciptakan beberapa konsep baru: Tanggapan umpan balik tanpa keterlambatan (zero customer feedback time), Penyempurnaan produk tanpa keterlambatan (zero product-improvement time), Pengadaan bahan baku dan suku cadang tanpa keterlambatan (zero purchasing time), Produksi tanpa keterlambatan (zero setup time), Produk tanpa cacat (zero defect). Langkah-Langkah Dalam Proses Perencanaan Pemasaran: 1. Menganalisis Peluang Pasar Mengidentifikasikan peluang jangka panjang potensial berdasarkan pengalaman pasar dan kompetensi inti. Dilakukan dengan menjalankan suatu riset pemasaran dan sistem informasi pemasaran yang handal, Memperhatikan para pesaing, mengantisipasi gerakan pesaing, dan mengetahui bagaimana bereaksi dengan cepat dan benar, Memilih pasar sasaran. 2. Mengembangkan Strategi Pemasaran Penggunaan strategi penentuan posisi (position); Pengembangan produk baru, melakukan pengujian, dan peluncuran; Pemodifikasian strategi produk sesuai dengan tahap-tahap siklus hidup produk; pengenalan, pertumbuhan, pematangan, dan penurunan; Pemilihan strategi sesuai dengan posisi perusahaan: pemimpin pasar, penantang, pengikut, atau pencari relung pasar; Penyelarasan strategi dengan peluang dan tantangan global yang berubah-ubah. 3. Merencanakan Program Pemasaran Memutuskan tingkat pengeluaran pemasaran yang diperlukan untuk mencapai tujuan pemasarannya; Memutuskan bagaimana membagi anggaran pemasaran total ke berbagaialat bauran pemasaran: produk, harga, distribusi, dan promosi; Memutuskan alokasi anggaran pemasaran 15

16 untuk berbagai produk, saluran distribusi, media promosi, dan daerah penjualan. 4. Mengelola Usaha Pemasaran Langkah terakhir dalam proses pemasaran adalah mengorganisasikan sumber daya pemasaran dan kemudian menerapkan serta mengendalikan rencana pemasaran. Organisasi pemasaran antara perusahaan besar dan kecil akan berbeda. Karena adanya kejutan dan kekecewaan begitu rencana pemasaran dilaksanakan, perusahaan memerlukan umpan balik dan pengendalian. Terdapat tiga jenis pengendalian pemasaran: 1) Pengendalian rencana tahunan a. Manajemen harus menyatakan sasaran yang terdefinisi dengan baik untuk tiap-tiap bulan atau kuartal. b. Manajemen harus mengukur kinerjanya di pasar c. Manajemen harus menentukan penyebab utama dari kesenjangan yang serius. d. Manajemen harus memilih tindakan perbaikan untuk menutupi kesenjangan antara sasaran dan kinerja. 2) Pengendalian profitabilitas Adalah pengukuran profitabilitas aktual berbagai produk, kelompok pelanggan, saluran perdagangan, dan besarnya pesanan. 3) Pengendalian strategis Mengevaluasi apakah strategi pemasaran perusahaan sesuai dengan kondisi pasar. Karena perubahaan yang cepat di lingkungan pemasaran, setiap perusahaan perlu mengevaluasi kembali efektivitas pemasarannya secara periodik melalui sebuah alat pengendalian yang dikenal dengan audit pemasaran. Penutup Perencanaan strategis adalah proses manajerial yang meliputi pengembangan dan pemeliharaan suatu keserasian yang berlangsung terus antara sasaran-sasaran organisasi dengan sumberdaya dan berbagai peluang yang terdapat di lingkungannya. Tugas perencanaan strategis adalah merancang perusahaan sedemikian rupa, bahwa ini terdiri dari kegiatan usaha yang cukup sehat untuk mempertahankan kelangsungan 16

17 hidup perusahaan meskipun beberapa diantara kegiatan usahanya mengalami kemerosotan yang parah Proses manajemen pemasaran terdiri dari analisis peluang-peluang pasar, penelitian dan pemilihan pasar sasaran, pengembangan strategi pemasaran, perencanaan taktik pemasaran, dan pelaksanaan serta pengendalian upaya pemasaran. Strategi SBU didasarkan pada pedoman strategi korporasi. Prosesnya dimulai dengan mempertimbangkan peluang pasar dari setiap unit bisnis, posisi perusahaan dibandingkan pesaing, situasi keuangan dan proyeksi, serta kekuatan dan kelemahan. Model perencanaan memberikan kerangka kerja yang berarti untuk analisis situasi menunnjukkan alternative strategi untuk SBU. Kemudian manajemen memilih strategi dan mengembangkan rencana strategis yang kemudian diimplikasikan dan dikelola. DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofyan Manajemen Pemasaran. Edisi ke-1 cetakan ke-5, Jakarta, PT. Raja Grafindo Perkasa. Cravens David W Pemasaran Strategis. Edisi Keempat Jilid 1 dan Jilid 2. Penerbit Erlangga Jakarta (Anggota IKAPI) Kotler, Philip Manajemen Pemasaran, edisi ke-10, Jakarta, PT.INDEKS. Soekartawi Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. 17

Analisis BCG (Boston Consulting Group) Kelompok 4 : Opissen Yudisius Murdiono Muh.Syamsul Wa Ode Mellyawanty

Analisis BCG (Boston Consulting Group) Kelompok 4 : Opissen Yudisius Murdiono Muh.Syamsul Wa Ode Mellyawanty Analisis BCG (Boston Consulting Group) Kelompok 4 : Opissen Yudisius Murdiono Muh.Syamsul Wa Ode Mellyawanty Analisis BCG Definisi BCG (Boston Consulting group) adalah perusahaan konsultan manajemen swasta

Lebih terperinci

Philip Kotler Perencanaan Strategi

Philip Kotler Perencanaan Strategi Philip Kotler mengemukakan tentang pengertian strategi yaitu suatu rencana permainan untuk mencapai sasaran yang dinginkan dari suatu unit bisnis.tetapi kesimpulan dari pengertian strategi adalah suatu

Lebih terperinci

Strategi Korporasi, Strategi Unit Bisnis, dan Rencana Pemasaran

Strategi Korporasi, Strategi Unit Bisnis, dan Rencana Pemasaran Strategi Korporasi, Strategi Unit Bisnis, dan Rencana Pemasaran Oleh : Adelia Kumara Alvionita / 125020305111006 Dosen : Nanang Suryadi, SE., MM. Corporate Mission Strategic Unit Business Corporate New-

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

Implementasi Strategi Dan Peran Pemimpin dalam Pembuatan Keputusan

Implementasi Strategi Dan Peran Pemimpin dalam Pembuatan Keputusan Modul ke: Implementasi Strategi Dan Peran Pemimpin dalam Pembuatan Keputusan Fakultas FIKOM Andi Youna C. Bachtiar, M. Ikom Program Studi Public Relations http://www.mercubuana.ac.id Strategi Generik Michael

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Beberapa ahli telah mengemukakan definisi tentang pemasaran yang agak

BAB II LANDASAN TEORI. Beberapa ahli telah mengemukakan definisi tentang pemasaran yang agak BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pemasaran Beberapa ahli telah mengemukakan definisi tentang pemasaran yang agak berbeda meskipun sebenarnya sama. Perbedaan ini disebabkan karena mereka meninjau pemasaran

Lebih terperinci

IMC 2. Analisa pasar dengan SWOT dan BCG Matrix. Berliani Ardha, SE, M.Si. The meaning of tulips is generally perfect love.

IMC 2. Analisa pasar dengan SWOT dan BCG Matrix. Berliani Ardha, SE, M.Si. The meaning of tulips is generally perfect love. Modul ke: IMC 2 Analisa pasar dengan SWOT dan BCG Matrix Fakultas Komunikasi Berliani Ardha, SE, M.Si Program Studi Advertising & Marketing communication The meaning of tulips is generally perfect love

Lebih terperinci

Kewirausahaan III. Menilai peluang usaha bau. Maulida Khiatuddin. Sistem informasi/ Penyiaran. Kata Pengantar. Modul ke: Kesimplan.

Kewirausahaan III. Menilai peluang usaha bau. Maulida Khiatuddin. Sistem informasi/ Penyiaran. Kata Pengantar. Modul ke: Kesimplan. Modul ke: 10 Kewirausahaan III Menilai peluang usaha bau Fakultas Fasilkom Fikom Program Studi Sistem informasi/ Penyiaran Maulida Khiatuddin Kata Pengantar Pendahulan Penelitia Kesimplan Daftr Pustaka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Disain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Arikunto (2005: 234) adalah penelitian yang dimaksud untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007, p7), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

PROSES MANAJEMEN PEMASARAN. MINGGU KE TIGA FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

PROSES MANAJEMEN PEMASARAN. MINGGU KE TIGA FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. PROSES MANAJEMEN PEMASARAN MINGGU KE TIGA FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. POKOK BAHASAN PROSES PEMASARAN PROSES MANAJEMEN PEMASARAN RENCANA STRATEGI KORPORASI RENCANA STRATEGI

Lebih terperinci

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

Manajemen Strategik dalam Pendidikan Manajemen Strategik dalam Pendidikan Oleh : Winarto* A. Pendahuluan Manajemen pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal sistem persekolahan hanyalah sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini membahas tentang : konsep strategi, manajemen strategi, analisis faktor internal dan eksternal serta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Strategik Manajemen strategik didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana

Lebih terperinci

MATERI TAMBAHAN MANAJEMEN STRATEGI Angkatan 19 SIB 3 By : Dra. Peni Sawitri, MM

MATERI TAMBAHAN MANAJEMEN STRATEGI Angkatan 19 SIB 3 By : Dra. Peni Sawitri, MM MATERI TAMBAHAN MANAJEMEN STRATEGI Angkatan 19 SIB 3 By : Dra. Peni Sawitri, MM Analisis Matrix SWOT Salah satu model perencanaan strategis adalah analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan kondisi eksternal dan internal PT. Padang Digital Indonesia saat ini

Lebih terperinci

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Matrik BCG (Boston Consulting Group) Berdasarkan tingkat pertumbuhan pangsa pasar dan pangsa pasar relatif sebagai perameter untuk mengukur dan mengetahui posisi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Strategi Menurut David (2009, p18) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing Konsep daya saing berhubungan dengan kemampuan meningkatkan posisi tawar (bargaining position) dalam memaksimalkan pencapaian tujuan (Tamba, 2004). Untuk meraih kesuksesan

Lebih terperinci

PERENCANAAN (planning)

PERENCANAAN (planning) PERENCANAAN (planning) Dasar Manajemen dan Bisnis Bahan: Gary Dessler Bab 3&4 created by Ryani D P 1 FUNGSI PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN Mengetahui konsep dasar mengenai perencanaan dalam manajemen

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 18 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Ada beberapa konsep pemikiran yang melandasi penelitian ini. Konsepkonsep pemikiran tersebut merupakan teori yang mendukung penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Istilah manajemen mengacu pada proses mengoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui

Lebih terperinci

time horizon atau dimensi waktu yang digunakan adalah cross sectional, yang berarti

time horizon atau dimensi waktu yang digunakan adalah cross sectional, yang berarti 50 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan tujuan yang akan diteliti pada penulisan skripsi ini, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif, dimana penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategis 2.1.1 Pengertian Strategi Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Modul ke: Teori dan Strategi Bisnis Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id Tiga Tingkatan Strategi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Menurut Robbins dan Coulter (2014:266) Strategi adalah rencana untuk bagaimana sebuah organisasi akan akan melakukan apa yang harus dilakukan dalam bisnisnya,

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Berdasarkan John Ward dan Joe Peppard (2002, hal 44), strategi sistem informasi adalah suatu kebutuhan organisasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen s 2.1.1 Pengertian Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa depan guna untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir

BAB 2 LANDASAN TEORI. Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Strategi Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir sebelum era Millenium baru, nampaknya akan menjadi bertambah sengit setelah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), manusia terutama pihak konsumen yang dituju.

BAB II LANDASAN TEORI. inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), manusia terutama pihak konsumen yang dituju. 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan

Lebih terperinci

Manajer strategik (lanjutan) Jenis strategi-meet-8

Manajer strategik (lanjutan) Jenis strategi-meet-8 Manajer strategik (lanjutan) Jenis strategi-meet-8 STRATEGI KORPORASI (CORPORATE STRATEGY) Strategi korporasi dirumuskan oleh manajemen puncak dan dirancang sedemikian rupa guna mencapai tujuan organisasi.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi dalam studi ini akan dijabarkan sebagai berikut: Kekuatan aspek internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan

Lebih terperinci

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan PERENCANAAN Tujuan Instruksional Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai perencanaan, proses pembuatan rencana dan tingkat rencana organisasi serta hambatan-hambatan dalam perencanaan. Materi Pembahasan

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS

AUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS AUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 KELOMPOK 1 1. Apa pengertian dari Audit Manajemen? Audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap

Lebih terperinci

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN A. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Sistem informasi akuntansi manajemen asalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. Disain Penelitian Menurut Sarwono, Jonathan (2006:79) dalam melakukan penelitian salah satu hal penting adalah membuat desain penelitian. Desain Penelitian bagaikan sebuah peta

Lebih terperinci

Materi 8. deden08m.com 1

Materi 8. deden08m.com 1 Materi 8 STRATEGI BISNIS deden08m.com 1 Melihat Keuntungan Persaingan 1) Strategi biaya rendah 2) Strategi membuat perbedaan 3) Strategi berbasis kecepatan 4) Fokus Pasar deden08m.com 2 Ø Strategi Biaya

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN BAB II MEMAHAMI STRATEGI PROGRAM STUDI AKUNTANSI 2014

MAKALAH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN BAB II MEMAHAMI STRATEGI PROGRAM STUDI AKUNTANSI 2014 MAKALAH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN BAB II MEMAHAMI STRATEGI PROGRAM STUDI AKUNTANSI 2014 DAFTAR ISI 1. Pendahuluan...1 2. Tujuan...1 a. Profitabilitas...1 b. Memaksimalkan Nilai Pemegang Saham...3 c.

Lebih terperinci

PORTFOLIO ANALYSIS. Seven types of business (Drucker, 1973) PORTFOLIO:

PORTFOLIO ANALYSIS. Seven types of business (Drucker, 1973) PORTFOLIO: PORTFOLIO ANALYSIS Sumber: Marketing Strategy and Competitive Positioning PORTFOLIO: KORPORASI HARUS MEMPERTIMBANGKAN: 1) PRODUK DAN JASA APA YG MENJADI PEMASUKAN KAS DAN KEUNTUNGAN KEPADA KORPORASI. 2)

Lebih terperinci

Kotler on Marketing OREIENTASI PERENCANAAN STRATEGIS. PowerPoint by Milton M. Pressley University of New Orleans. dalam perencanaan strategis

Kotler on Marketing OREIENTASI PERENCANAAN STRATEGIS. PowerPoint by Milton M. Pressley University of New Orleans. dalam perencanaan strategis OREIENTASI PERENCANAAN STRATEGIS PowerPoint by Milton M. Pressley University of New Orleans 4-1 Kotler on Marketing Lebih penting melakukan sesuatu secara strategis daripada yang sesaat mendatangkan keuntungan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Strategi Manajemen Pemasaran. bersaing (Wheelen dan Hunger, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Strategi Manajemen Pemasaran. bersaing (Wheelen dan Hunger, 2012). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Manajemen Pemasaran 2.1.1 Strategi Strategi perusahaan merupakan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

Memahami Proses Pemasaran Dan Perilaku Konsumen

Memahami Proses Pemasaran Dan Perilaku Konsumen Memahami Proses Pemasaran Dan Perilaku Konsumen Setelah mempelajari bab ini, anda akan mampu: 1. Menjelaskan konsep pemasaran dan menggambarkan lima kekuatan yang membentuk lingkungan pemsaran eksternal.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan industri otomotif di Indonesia dalam beberapa tahun ini berkembang dengan sangat pesat dan diperkirakan akan terus bertambah dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu BAB IV ANALISIS DATA A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA Diberlakukannya ACFTA sebagai sebuah perdagangan bebas, memaksa setiap industri atau perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

EDISI 12 I BUKU 1. -;;-, = Penerbit. . - ~ Salemba Empat. » Buku Asli Berstiker Hologra m

EDISI 12 I BUKU 1. -;;-, = Penerbit. . - ~ Salemba Empat. » Buku Asli Berstiker Hologra m - analemen Strategis Strategic Management-Formulation,Implementation,and Control EDISI 12 I BUKU 1 -;;-, = Penerbit. - ~ Salemba Empat ~» Buku Asli Berstiker Hologra m Daftar lsi BAGIAN SATU TINJAUAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan M a n a j e m e n S t r a t e g i k 77 Materi Minggu 10 Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan 10.1 Implementasi Strategi Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Strategi Pertumbuhan Pertumbuhan perusahaan tidak saja memiliki potensi pangsa pasar untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan, tetapi juga mampu meningkatkan vitalitas perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007:7) manajemen adalah suatu proses mengkoordinasikan aktivitas aktivitas pekerjaan, sehingga pekerjaan tersebut dapat terselesaikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Industri Kecil

II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Industri Kecil 6 II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Industri Kecil Industri kecil menurut Biro Pusat Statistik (BPS, 1997) adalah sebuah perusahaan industri yang memiliki jumlah tenaga kerja 5-19 orang, termasuk pekerja yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing

Lebih terperinci

Tri Suswanto Saptadi Tujuan

Tri Suswanto Saptadi  Tujuan Tri Suswanto Saptadi http://trisaptadi.uajm.ac.id Tujuan Mengetahui konsep dasar strategi, komponenkomponen strategi, dan bagaimana strategi disusun. Mengetahui bagaimana manajemen strategis dijalankan.

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication 2

Integrated Marketing Communication 2 Modul ke: 03Fakultas Eppstian Fakultas Ilmu Komunikasi Integrated Marketing Communication 2 Analisis Situasi Pasar dengan Model Michael Porter, GE Matrix, dan Product Life Cycle (PLC) Syah As ari, M.Si

Lebih terperinci

Materi Minggu 3. Model Deskriptif Manajemen Strategik (Bagian 1) Menurut David (1999) dalam proses manajemen strategik ada tiga tahap, yaitu:

Materi Minggu 3. Model Deskriptif Manajemen Strategik (Bagian 1) Menurut David (1999) dalam proses manajemen strategik ada tiga tahap, yaitu: M a n a j e m e n S t r a t e g i k 15 Materi Minggu 3 Model Deskriptif Manajemen Strategik (Bagian 1) 3.1 Proses Manajemen Strategik Manajemen strategik merupakan proses tiga tingkatan yang melibatkan

Lebih terperinci

IMC 2. Analisa Situasi Pasar : Porter, GE Matrix, Past performance. Berliani Ardha, SE, M.Si. Red tulips are associated with love.

IMC 2. Analisa Situasi Pasar : Porter, GE Matrix, Past performance. Berliani Ardha, SE, M.Si. Red tulips are associated with love. Modul ke: IMC 2 Analisa Situasi Pasar : Porter, GE Matrix, Past performance Fakultas Komunikasi Program Studi Advertising & Marketing communication Berliani Ardha, SE, M.Si Red tulips are associated with

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan

Lebih terperinci

TUGAS UTS PERENCANAAN STRATEGIK ORGANISASI INFORMASI

TUGAS UTS PERENCANAAN STRATEGIK ORGANISASI INFORMASI TUGAS UTS PERENCANAAN STRATEGIK ORGANISASI INFORMASI Analisis ETOP (Environment Threat And Opportunity Profile) dan SAP (Strategic Advantage Profile) Pada PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) Berdasarkan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pemasaran dipandang sebagai fungsi bisnis yang bertugas untuk mengenali kebutuhan dan keinginan pelanggan, menentukan pasar sasaran mana yang akan

Lebih terperinci

Minggu-4. Product Knowledge and Price Concepts. Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-4. Product Knowledge and Price Concepts. Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Product Knowledge and Price Concepts Minggu-4 Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 02270704014 ailili1955@gmail.com

Lebih terperinci

yang membentuk lingkungan pemsaran eksternal. komponen bauran pemasaran segmentasi tersebut dalam pemasaran. konsumen perilaku pembelian konsumen.

yang membentuk lingkungan pemsaran eksternal. komponen bauran pemasaran segmentasi tersebut dalam pemasaran. konsumen perilaku pembelian konsumen. 1. Menjelaskan konsep pemasaran dan menggambarkan lima kekuatan yang membentuk lingkungan pemsaran eksternal. 2. Menjelaskan tujuan rencana pemasaran dan mengidentifikasikan empat komponen bauran pemasaran

Lebih terperinci

Kotler Keller. Marketing Management. Donald Picauly, S.E., M.M.

Kotler Keller. Marketing Management. Donald Picauly, S.E., M.M. Phillip Kevin Lane Kotler Keller Marketing Management Donald Picauly, S.E., M.M. donald_pic4uly@yahoo.com Mengembangkan Strategi dan Rencana Pemasaran Pertanyaan pada bab ini 1. Bagaimana pemasaran mempengaruhi

Lebih terperinci

STRATEGI ORGANISASI. Pendapatan Beban Pendapatan ROI = x Pendapatan Investasi

STRATEGI ORGANISASI. Pendapatan Beban Pendapatan ROI = x Pendapatan Investasi 1 STRATEGI ORGANISASI Sistem pengendalian manajemen merupakan alat untuk mengimplementasikan strategi. Setiap organisasi memiliki strategi yang berbeda-beda, oleh karena itu pengendalian manajemen harus

Lebih terperinci

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN Modul ke: DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN STRATEGI PERUSAHAAN DAN MARKETING Fakultas FIKOM Dra. Tri Diah Cahyowati, Msi. Program Studi Marcomm & Advertising http://www.mercubuana.ac.id Definisi Definisi

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication II

Integrated Marketing Communication II Modul ke: Integrated Marketing Communication II Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Martina Shalaty Putri, M.Si. Program Studi Advertising dan Marketing Communication www.mercubuana.ac.id New Product Development

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Total Quality Management 2.1.1.1 Pengertian Total Quality Management Pendefinisian total quality management mengacu

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS Prentice Hall, 2002 8-1 PENTINGNYA MANAJEMEN STRATEGIS APA YANG DIMAKSUD MANAJEMEN STRATEGIS? Sekumpulnan keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Judul Mata Kuliah : Manajemen Strategik Kode/ SKS : / 3 SKS Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini merupakan integrasi

Lebih terperinci

Distinctive Strategic Management

Distinctive Strategic Management Modul ke: 05 Distinctive Strategic Management Strategic Business Formulation Industry Life Cycle Stage Fakultas Sekolah Pasca Sarjana Dr. Chaerudin, MM Program Studi Magister Manajemen Program Kelas Karyawan

Lebih terperinci

Strategi Umum Perusahaan

Strategi Umum Perusahaan Strategi Umum Perusahaan dan Perumusan Jangka Panjang STMIK Amikom Yogyakarta Lucky B Pangau FUNGSI STRATEGI Kondisi Bisnis Sekarang STRATEGI Kondisi yg Diinginkan Masa Depan Strategi adalah pendekatan

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XXV MERENCANAKAN KEGIATAN USAHA PENGOLAHAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Strategis

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Strategis 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Strategis Strategi menurut Hamel dan Prahalad dalam Umar (2008) didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Ernie dan Kurniawan (2005), manajemen adalah seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan pencapaian tujuan. Menurut Robbins dan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi berasal dari kata stratos yang berarti militer dan kata ag yang berarti memimpin. Dengan demikian, strategi berarti memimpin dalam

Lebih terperinci

Penyusunan Rencana Strategis Pemasaran

Penyusunan Rencana Strategis Pemasaran . Penyusunan Rencana Strategis Pemasaran Perencanaan Strategis (Strategic Planning) adalah proses mengembangkan dan mempertahankan kecocokan strategis antara tujuan dan kemampuan perusahaan serta peluang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investasi Investasi merupakan suatu tindakan pembelanjaan atau penggunaan dana pada saat sekarang dengan harapan untuk dapat menghasilkan dana di masa datang yang

Lebih terperinci

ANALISIS. Entrepreneurship Center Universitas Dian Nuswantoro

ANALISIS. Entrepreneurship Center Universitas Dian Nuswantoro ANALISIS Sumberdaya atau kapabilitas yang dapat dikendalikan atau dimiliki perusahaan yang memberikan keunggulan relatif dibandingkan pesaing dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan. TRENGTH 2 Keterbatasan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis digunakan untuk mencari kebenaran deduktif dengan menarik kesimpulan khusus dari pernyataan-pernyaatan yang bersifat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Seiring dengan semakin banyaknya ketidakpastian yang membuat orang memerlukan strategi untuk menghadapi dan mengantisipasinya,

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 12Fakultas Dr Ekonomi Entrepreneurship and Inovation Management Tantangan Entrepreneur Melalui Siklus Hidup Product Dendi Anggi Gumilang,SE,MM Program Studi Pasca Sarjana Konsep & Teori 1. Pengertian

Lebih terperinci