IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN KOGNISI STATISTIKA DAN PRESTASI AKADEMIK ARI WIBOWO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN KOGNISI STATISTIKA DAN PRESTASI AKADEMIK ARI WIBOWO"

Transkripsi

1 IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN KOGNISI STATISTIKA DAN PRESTASI AKADEMIK ARI WIBOWO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 010

2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul Identifikasi Faktorfaktor Internal yang Mempengaruhi Kemampuan Kognisi Statistika dan Prestasi Akademik adalah karya saya sendiri dengan arahan dan bimbingan dari komisi pembimbing serta belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan oleh pihak lain telah penulis sebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Oktober 010 Ari Wibowo NIM G

3 ABSTRACT ARI WIBOWO. Identification of Internal Factors that Affect Statistic Ability and Academic Achievement. Advisored by I MADE SUMERTAJAYA, ANANG KURNIA, and YENNI ANGRAINI. During forty years recently the metacognition is being the main research about developing cognition. The focus of metacognitive ability is located on two components namely knowledge and believe in dealing cognition phenomena and also leading and controling toward cognition action. In this research is studied by the effect of statistical metacognitive ability toward statistical cognitive ability especially and the effect toward academic achievement commonly. Other factor that is followed in analysis is academic aptitude and prior knowledge that is predicted to determine the success on someone s study in college. Research design is used for explanatory research design which analysis tools used confirmatory factor analysis (CFA) and structural equation modeling (SEM). The result of this research shows that effect prior knowledge toward statistical cognitive ability is bigger than academic aptitude effect. Continuously, that has effect from the bigest to the smallest one toward academic achievement are academic aptitude, statistical cognitive ability, prior knowledge, and statistical metacognitive ability. Keywords: statistical metacognitive ability, academic aptitude, prior knowledge, statistical cognitive ability, academic achievement

4 RINGKASAN ARI WIBOWO. Identifikasi Faktor-faktor Internal yang Mempengaruhi Kemampuan Kognisi Statistika dan Prestasi Akademik. Dibimbing oleh I MADE SUMERTAJAYA, ANANG KURNIA, dan YENNI ANGRAINI. Selama 40 tahun terakhir metakognisi menjadi salah satu bidang utama penelitian-penelitian tentang pengembangan kognisi. Walaupun konsep kemampuan metakognisi mempunyai banyak definisi, namun fokus kemampuan metakognisi terletak pada dua komponen penyusunnya, yaitu pengetahuan dan keyakinan mengenai fenomena kognisi serta pengaturan dan kontrol terhadap tindakan kognisi. Pada penelitian ini dikaji pengaruh langsung maupun tidak langsung kemampuan metakognisi terhadap kemampuan kognisi statistika pada khususnya dan pengaruh terhadap prestasi akademik pada umumnya. Faktor lain yang diikutsertakan dalam analisis adalah faktor potensi akademik dan pengetahuan awal yang diduga turut menentukan keberhasilan belajar seseorang pada jenjang perguruan tinggi. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data cross section yang terdiri dari data primer dan sekunder pada bidang pendidikan. Data primer terdiri dari tiga peubah laten, yaitu potensi akademik, kemampuan metakognisi statistika, dan kemampuan kognisi statistika, sedangkan data sekunder terdiri dari dua peubah laten pengetahuan awal dan prestasi akademik. Pengetahuan awal mempunyai sebuah indikator yaitu nilai mata kuliah prasyarat (Statistika I). Hal ini dikarenakan penelitian ini dilakukan ketika mahasiswa menempuh mata kuliah Statistika II, sedangkan secara hirarki mata kuliah Statistika II merupakan kelanjutan dari mata kuliah Statistika I. Prestasi akademik juga mempunyai sebuah indikator yaitu IP semester yang dicapai oleh mahasiswa pada semester saat diadakan penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa program studi pendidikan agama Islam (PAI) jurusan tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Surakarta yang mengambil mata kuliah Statistika II pada tahun akademik 007/ 008. Contoh yang digunakan pada penelitian ini berukuran 119 mahasiswa. Dalam penelitian ini digunakan analisis faktor konfirmatori untuk mengetahui apakah masing-masing indikator benar-benar dapat menjelaskan peubah laten bentukannya. Selanjutnya untuk mengetahui hubungan kausal langsung maupun tidak langsung antar peubah-peubah yang telah teridentifikasi serta model persamaan struktural yang sesuai digunakan pendekatan model persamaan struktural (MPS). Secara garis besar, tahap-tahap analisis data pada penelitian ini meliputi tahap deskripsi data dan tahap pemodelan. Tahap pemodelan pada penelitian ini mengikuti tahap-tahap prosedur MPS yang meliputi (a) spesifikasi model, (b) identifikasi, (c) dugaan, (d) uji kecocokan, dan (e) respesifikasi. Matriks input yang dipilih dalam penelitian ini adalah matriks koragam karena matriks koragam memiliki keunggulan dalam menyajikan perbandingan yang valid antara populasi yang berbeda atau contoh yang berbeda. Selain itu matriks koragam lebih sesuai untuk memvalidasi hubungan kausal. Teknik dugaan yang digunakan untuk analisis data adalah dengan menggunakan teknik dugaan maximum

5 likelihood (ML). Paket program statistik yang digunakan untuk memudahkan komputasi adalah program analysis of moment structure (AMOS) versi 18. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang mempunyai pengaruh langsung terhadap kemampuan kognisi statistika adalah pengetahuan awal dengan kontribusi sebesar 78.%. Faktor yang mempunyai pengaruh langsung terhadap prestasi akademik adalah potensi akademik, kemampuan kognisi statistika, dan kemampuan metakognisi statistika, dengan kontribusi masing-masing sebesar 39%, 36.5% dan 19.4%. Potensi akademik memberikan kontribusi terhadap kemampuan kognisi statistika melalui mediasi pengetahuan awal sebesar 34.3%. Potensi akademik memberikan kontribusi terhadap prestasi akademik melalui mediasi pengetahuan awal, kemampuan metakognisi statistika dan kemampuan kognisi statistika sebesar 17.%. Pengetahuan awal memberikan kontribusi terhadap prestasi akademik melalui mediasi kemampuan kognisi statistika sebesar 8.5%. Pengaruh total pengetahuan awal terhadap kemampuan kognisi statistika lebih besar daripada pengaruh total potensi akademik. Pengaruh total pengetahuan awal terhadap kemampuan kognisi statistika sebesar 78.% sedangkan pengaruh total potensi akademik sebesar.8%. Secara berturut-turut, yang mempunyai pengaruh total terbesar hingga terkecil terhadap prestasi akademik adalah potensi akademik, kemampuan kognisi statistika, pengetahuan awal, dan kemampuan metakognisi statistika. Besarnya pengaruh total tersebut secara berturut-turut adalah 56.%, 36.5%, 8.5%, dan 18%. Kata kunci: analisis faktor konfirmatori, model persamaan struktural, kemampuan metakognisi statistika, potensi akademik, pengetahuan awal, kemampuan kognisi statistika, prestasi akademik

6 Hak Cipta milik IPB, tahun 010 Hak Cipta dilindungi Undang-undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

7 IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN KOGNISI STATISTIKA DAN PRESTASI AKADEMIK ARI WIBOWO Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Statistika Terapan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 010

8 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Hari Wijayanto, M.S

9 Judul Tesis Nama NIM : Identifikasi Faktor-faktor Internal yang Mempengaruhi Kemampuan Kognisi Statistika dan Prestasi Akademik : Ari Wibowo : G Disetujui Komisi Pembimbing Dr. Ir. I Made Sumertajaya, M.S Ketua Dr. Anang Kurnia Anggota Yenni Angraini, S.Si, M.Si Anggota Diketahui Ketua Program Studi Statistika Terapan Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Ir. Anik Djuraidah, M.S Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S Tanggal Ujian: 06 Oktober 010 Tanggal Lulus:...

10 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian yang berjudul Identifikasi Faktor-faktor Internal yang Mempengaruhi Kemampuan Kognisi Statistika dan Prestasi Akademik ini merupakan penelitian lanjutan yang penulis lakukan pada tahun 008. Terima kasih penulis ucapkan kepada Kemenag (Kementerian Agama) Republik Indonesia yang telah memberikan fasilitas berupa beasiswa studi S. Disamping itu, terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. I Made Sumertajaya, M.S, Bapak Dr. Anang Kurnia, dan Ibu Yenni Angraini, S.Si, M.Si selaku pembimbing yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan sumbangan pemikiran yang sangat berarti selama penyusunan dan penyelesaian keseluruhan karya ilmiah ini. Penghargaan tak lupa penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Hari Wijayanto, M.S selaku penguji tesis atas masukan dan saran yang sangat bermanfaat. Ungkapan terima kasih juga disampaikan terutama kepada orang tua, kakak dan adik, untuk segala doa, motivasi dan kasih sayangnya. Terakhir untuk teman-teman mahasiswa statistika terapan yang telah banyak membantu penulis secara fisik, ilmu maupun dukungan moral dalam penyusunan tesis ini. Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya sekalipun hanya dalam bagian yang sangat kecil. Bogor, Oktober 010 Ari Wibowo

11 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Wonogiri Jawa Tengah pada tanggal 1 Desember 1980 dari ayah Sukir Siswomartono dan Ibu Sudiati. Penulis adalah putera ketiga dari lima bersaudara. Pendidikan dasar dan menengah penulis selesaikan di Wonogiri masingmasing pada tahun 199, 1995, dan Pendidikan sarjana di tempuh di Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Sebelas Maret Surakarta, lulus pada tahun 004. Pada tahun 006 penulis melanjutkan ke jenjang pascasarjana pada Program Studi Pendidikan Matematika universitas yang sama. Penulis menyelesaikan pendidikan tersebut pada tahun 008. Pada tahun 008 penulis mengikuti seleksi beasiswa Kemenag (Kementerian Agama) Republik Indonesia untuk masuk pada Program Studi Statistika Terapan (STK) pada Sekolah Pascasarjana (SPS) Institut Pertanian Bogor. Sejak tahun 005 penulis bekerja sebagai dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Surakarta.

12 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... Manfaat Penelitian... TINJAUAN PUSTAKA... 3 Kemampuan Dasar... 3 Kemampuan Kognisi... 5 Model Persamaan Struktural (MPS)... 7 METODOLOGI Metode Pengumpulan Data Instrumen Penelitian Metode Penelitian Definisi Operasional dan Pengukuran Peubah Penelitian Pengembangan Diagram Jalur... 3 Hipotesis... 4 HASIL DAN PEMBAHASAN... 5 Deskripsi Data... 5 Asumsi Normalitas Data... 8 Hasil Analisis Model Pengukuran... 8 Uji Kecocokan Model Hasil Analisis Model Struktural Pengaruh Potensi Akademik terhadap Kemampuan Metakognisi Statistika Pengaruh Potensi Akademik terhadap Pengetahuan Awal Pengaruh Potensi Akademik terhadap Kemampuan Kognisi Statistika Pengaruh Potensi Akademik terhadap Prestasi Akademik Pengaruh Kemampuan Metakognisi Statistika terhadap Kemampuan Kognisi Statistika Pengaruh Kemampuan Metakognisi Statistika terhadap Prestasi Akademik Pengaruh Pengetahuan Awal terhadap Kemampuan Kognisi Statistika Pengaruh Kemampuan Kognisi Statistika terhadap Prestasi Akademik... 37

13 Halaman Pengaruh antar Peubah Penelitian Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Pengaruh Total SIMPULAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 47

14 DAFTAR TABEL Halaman 1 Kisi-kisi tes potensi akademik Kisi kisi penyusunan angket kemampuan metakognisi statistika Kisi-kisi penyusunan tes kemampuan kognisi statistika Uji reliabilitas tes potensi akademik Uji reliabilitas angket kemampuan metakognisi statistika Uji reliabilitas tes kemampuan kognisi statistika Indeks kecocokan MPS sebelum dan setelah modifikasi Hasil pengujian pengaruh antar peubah penelitian Pengaruh langsung antar peubah penelitian Pengaruh tidak langsung antar peubah penelitian Pengaruh total antar peubah penelitian DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Analisis faktor konfirmatori masing-masing model pengukuran... MPS kemampuan kognisi statistika dan prestasi akademik Diagram kotak garis indikator peubah laten potensi akademik (a) dan kemampuan kognisi statistika (b) Diagram kotak garis indikator peubah laten kemampuan metakognisi statistika Diagram lingkaran nilai mata kuliah prasyarat Diagram lingkaran IP semester Uji validitas peubah laten potensi akademik (a), kemampuan metakognisi statistika (b), dan kemampuan kognisi statistika (c) Hasil analisis MPS setelah modifikasi xii

15 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Angket kemampuan metakognisi statistika Tes kemampuan kognisi statistika Kode, nama, dan keterangan peubah yang digunakan pada penelitian Deskripsi indikator-indikator potensi akademik, kemampuan metakognisi statistika, kemampuan kognisi statistika, pengetahuan awal dan prestasi akademik Uji normalitas data indikator-indikator potensi akademik, kemampuan metakognisi statistika, kemampuan kognisi statistika, pengetahuan awal dan prestasi akademik a Uji validitas peubah laten potensi akademik b Uji validitas peubah kemampuan laten kognisi statistika c Uji validitas peubah laten kemampuan metakognisi statistika a Hasil pendugaan dan pengujian koefisien jalur (Regression Weights) MPS sebelum modifikasi b Nilai factor loadings masing-masing indikator (Standardized Regression Weights) MPS sebelum modifikasi Hasil analisis MPS dalam bentuk diagram jalur sebelum modifikasi Jalur modifikasi yang mungkin ditambahkan pada model a Hasil pendugaan dan pengujian koefisien jalur (Regression Weights) MPS setelah modifikasi b Nilai factor loadings masing-masing indikator (Standardized Regression Weights) MPS setelah modifikasi Hasil analisis MPS dalam bentuk diagram jalur sebelum modifikasi xiii

16 PENDAHULUAN Latar Belakang Sumber daya manusia yang berkualitas menjadi tumpuan agar suatu bangsa dapat berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain. Sehubungan dengan hal tersebut, menurut Depdiknas (003) pendidikan formal merupakan salah satu wahana untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah melalui penyusunan kurikulum yang sesuai pada pendidikan tinggi. Mata kuliah Statistika sebagai bagian dari kurikulum di perguruan tinggi diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai daya saing tinggi. Pada umumnya orang berpendapat bahwa salah satu faktor yang ikut berperan dalam menentukan keberhasilan seorang mahasiswa untuk menempuh pendidikan tinggi adalah potensi akademik. Pendapat ini diperkuat dengan hasil kajian Widodo (004) yang menyebutkan bahwa secara umum pada berbagai program studi eksakta ditemukan adanya hubungan yang positif dan nyata antara skor total tes potensi akademik (TPA) dengan indeks prestasi kumulatif (IPK). Potensi akademik memiliki banyak kesamaan dengan kecerdasan apabila dilihat dari komponen-komponen penyusunnya. Komponen-komponen penyusun kecerdasan adalah enam kemampuan mental dasar yang terdiri dari: kemampuan verbal, number, spatial, word fluency, memory, dan reasoning (Thurstone 1938, diacu dalam Azwar 00). Adapun komponen-komponen penyusun potensi akademik adalah empat kemampuan dasar mahasiswa yang terdiri dari: kemampuan verbal, numerik, logika, dan spasial (Iskandar 007). Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan dengan prestasi belajar. Hasil kajian Suparmi (1991) menunjukkan adanya korelasi positif yang nyata antara kecerdasan dengan prestasi belajar. Selanjutnya kajian Rivai (000) juga menunjukkan adanya korelasi positif antara kecerdasan dengan hasil belajar matematika sebesar Kemampuan kognisi seorang mahasiswa mempunyai keterkaitan dengan kemampuan metakognisi yang mereka miliki. Shadiq (005) menyatakan bahwa

17 siswa yang memiliki kemampuan metakognisi akan jauh lebih berhasil dalam mempelajari matematika daripada siswa yang tidak memiliki kemampuan tersebut. Kemampuan metakognisi merupakan kesadaran berpikir sehingga seseorang dapat melakukan tugas-tugas khusus, dan kemudian menggunakan kesadaran tersebut untuk mengontrol apa yang dikerjakannya (Jacob 000). Faktor lain yang mempunyai kedekatan hubungan dengan prestasi belajar adalah pengetahuan awal. Jonassen & Gabrowski (1993) mendefinisikan pengetahuan awal sebagai pengetahuan, keterampilan, atau kemampuan yang di bawa siswa ke dalam proses belajar. Salah satu hasil kajian Muisman (003) menunjukkan adanya hubungan langsung positif antara pengetahuan awal dengan hasil belajar mata pelajaran ekonomi. Hal ini sejalan dengan hasil kajian Addison & Hutcheson (001) yang menyebutkan adanya perbedaan skor kepahaman yang nyata antara kelompok yang telah mempelajari pengetahuan awal dengan kelompok yang tidak mempelajari pengetahuan awal. Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa faktor internal yang mempunyai kedekatan hubungan dengan kemampuan kognisi statistika dan prestasi akademik seorang mahasiswa. Faktor-faktor internal yang diduga mempunyai kedekatan hubungan adalah potensi akademik, kemampuan metakognisi statistika, dan pengetahuan awal. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis hubungan kausal simultan antar peubah-peubah yang telah teridentifikasi terhadap kemampuan kognisi statistika dan prestasi akademik. Manfaat Penelitian Manfaat teoritis, hasil kajian penelitian ini diharapkan dapat melengkapi khasanah teori kemampuan metakognisi statistika serta pengaruhnya terhadap kemampuan kognisi statistika dan prestasi akademik. Manfaat praktis, hasil kajian penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan penelitian lanjut yang melibatkan faktor-faktor eksternal dan interaksinya dengan faktorfaktor internal yang teridentifikasi pada penelitian ini. Dengan demikian, penelitian lanjut tersebut lebih komprehensif dalam menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan kognisi statistika dan prestasi akademik.

18 3 TINJAUAN PUSTAKA Kemampuan Dasar Ketika mengikuti proses pembelajaran di kelas, masing-masing mahasiswa sudah memiliki kemampuan dasar yang berbeda-beda. Kemampuan dasar tersebut mereka peroleh dari pengalaman hidup mereka sebelumnya. Paham konstruktivisme yang mula-mula diusulkan oleh Bodner (1986) menyatakan bahwa pengetahuan akan terbentuk atau terbangun di dalam pikiran mahasiswa sendiri, ketika mereka berupaya untuk mengorganisasikan pengalaman barunya berdasar pada kerangka kognisi yang sudah berada dalam otak mereka. Dengan kata lain, belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan yang diciptakan atau dilakukan oleh mahasiswa sendiri melalui transformasi pengalaman hidupnya. Dengan demikian, pengetahuan awal dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mempelajari pengetahuan baru. Makin banyak pengetahuan awal yang dimiliki oleh seorang mahasiswa akan semakin mempermudah mereka untuk belajar. Makin banyak pemanggilan kembali pengetahuan awal, makin banyak pengetahuan baru yang akan dipelajari dan diingat. Pengetahuan awal merupakan pengetahuan prasyarat ketika seseorang akan mempelajari pengetahuan baru. Jonassen & Gabrowski (1993) mendefinisikan pengetahuan awal sebagai pengetahuan, keterampilan, atau kemampuan yang di bawa siswa ke dalam proses belajar. Gagne (199) membagi prasyarat menjadi dua macam. Pertama, prasyarat esensial (essensial prerequisites) yaitu prasyarat yang merupakan bagian dari keseluruhan keterampilan yang ingin diperoleh. Kedua, prasyarat suportif (supportive prerequisites) yaitu prasyarat yang dapat membantu pembelajaran baru agar lebih mudah atau lebih cepat. Selain pengetahuan awal, kemampuan metakognisi yang dimiliki oleh seorang mahasiswa akan menentukan kecakapannya dalam mengkonstruksi pengetahuan baru. Selama 40 tahun terakhir kemampuan metakognisi menjadi salah satu bidang utama penelitian-penelitian tentang pengembangan kognisi. Penelitian tentang metakognisi pertama kali dimulai oleh Flavell (1976) yang merupakan bapak metakognisi. Psikologi pada umumnya dan psikologi perkembangan pada khususnya mengulasnya pada ranah meta (metakognisi,

19 4 metamemori, metapersepsi, metalanguage). Penggunaan kata meta merujuk pada kesadaran reflektif (reflective awareness) proses-proses kognisi. Prosesproses ini sebenarnya telah menjadi bagian di dalam definisi metakognisi itu sendiri (Flavell 1976). Pentingnya kemampuan metakognisi sebagai bagian yang tak terpisahkan dari keterampilan belajar seseorang telah dibuktikan (Alexander et al. 003). Walaupun konsep kemampuan metakognisi mempunyai banyak definisi, Sperling et al. (004) menyimpulkan bahwa fokus kemampuan metakognisi terletak pada komponen-komponen penyusunnya, yang meliputi pengetahuan dan keyakinan mengenai fenomena kognisi serta pengaturan dan kontrol terhadap tindakan kognisi. Salah satu cara untuk mengukur kemampuan metakognisi adalah dengan menggunakan angket kemampuan metakognisi (Schraw & Dennison 1994, Panaoura et al. 003). Angket tersebut memuat pernyataan-pernyataan positif yang dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa kemampuan metakognisi terdiri dari dua aspek. Aspek pertama terdiri dari tiga indikator sedangkan aspek kedua terdiri dari lima indikator. Indikator aspek pertama adalah: (1) pengetahuan tentang ketrampilan dan kemampuan intelektual yang dimiliki (declarative knowledge), () pengetahuan tentang cara-cara belajar yang efektif (procedural knowledge), dan (3) keyakinan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar (conditional knowledge). Selanjutnya indikator aspek kedua adalah: (1) perencanaan, penentuan tujuan, dan penyediaan faktor pendukung dalam belajar (planning), () strategi yang digunakan untuk memproses informasi secara lebih efisien (information management strategies), (3) penilaian terhadap cara belajar seseorang atau strategi yang digunakan (comprehension monitoring), (4) strategi menanggulangi berbagai kesulitan ketika sedang memecahkan suatu masalah (debugging strategies), dan (5) evaluasi ketercapaian tujuan belajar dan efektivitas strategi yang digunakan (evaluation). Kemampuan dasar lain yang turut serta menentukan kualitas pembelajaran seseorang di kelas adalah potensi akademik yang mereka miliki. Untuk mengukur potensi akademik, saat ini telah banyak dikembangkan alat ukur berupa tes potensi akademik (TPA). Sejak tahun 1985 TPA telah digunakan oleh OTO-

20 5 Bappenas sebagai alat seleksi untuk memilih calon penerima beasiswa S dan S3 luar negeri (Pusbindiklatren 004). Setelah itu penggunaan TPA pun semakin meluas, tidak hanya untuk seleksi calon penerima beasiswa luar negeri, melainkan juga untuk seleksi program pascasarjana perguruan tinggi ternama di dalam negeri. Bahkan, instansi pemerintah dan swasta yang bergerak di bidang nonpendidikan juga menggunakan TPA sebagai alat seleksi calon pegawai yang akan diterimanya dan untuk keperluan promosi pegawainya yang setingkat sarjana. Iskandar (007) mengadaptasi TPA dari Graduate Management Admission Test (GMAT). Rancangan TPA hasil adaptasi tersebut digunakan untuk mengukur empat kemampuan dasar, yang diasumsikan menjadi penentu keberhasilan belajar seseorang pada jenjang perguruan tinggi, yaitu kemampuan verbal, numerik, penalaran, dan spasial. Kemampuan Kognisi Dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 0 Tahun 003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 005 tentang Standar Nasional Pendidikan akan memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Komponen silabus yang merupakan bagian dari kurikulum pendidikan tinggi seharusnya mencakup keseluruhan ranah kompetensi yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga ranah tersebut merupakan klasifikasi hasil belajar Bloom (1956). Tujuan kognitif terkait dengan kemampuan individu mengenali dunia di sekitarnya yang meliputi perkembangan intelektual dan mental. Tujuan afektif terkait dengan perkembangan emosional dan moral. Sedangkan tujuan psikomotor terkait dengan perkembangan keterampilan yang terkait dengan unsur motorik manusia. Namun ketiga ranah kompetensi tersebut memang tidak dapat dipaksakan memiliki porsi yang sama untuk semua mata kuliah. Untuk mata kuliah Statistika misalnya lebih menekankan pada aspek kognitif dan afektif dibandingkan dengan aspek psikomotor. Menurut Bloom (1956), ranah kognitif berhubungan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek bertingkat yang berurutan mulai dari tingkat terendah sampai dengan tingkat tertinggi, yaitu pengetahuan (knowledge),

21 6 pemahaman (comprehension), aplikasi (aplication), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation). Secara terperinci keenam aspek tersebut dijelaskan sebagai berikut (a) pengetahuan (pengetahuan faktual, pengetahuan hafalan), (b) pemahaman (pemahaman terjemahan, pemahaman penafsiran, dan pemahaman ekstrapolasi), (c) aplikasi (penggunaan abstraksi (dapat berupa ide, teori, atau petunjuk teknis) pada situasi kongkret atau situasi khusus), (d) analisis (usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hirarkinya dan atau susunannya), (e) sintesis (penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh), dan (f) evaluasi (pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, dan metode). Krathwohl (00) membuat terminologi baru untuk ranah kognitif sebagai revisi terhadap ranah kognitif Bloom (1956). Terminologi baru tersebut membagi aspek kognitif menjadi enam aspek dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi yaitu mengingat (remembering), memahami (understanding), menerapkan (applying), menganalisis (analysing), mengevaluasi (evaluating), dan menciptakan (creating). Secara terperinci keenam aspek tersebut dijelaskan sebagai berikut (a) mengingat (mendapatkan kembali, mengenali, dan memanggil kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang), (b) memahami (mengkonstruksi makna secara lisan, tulisan, dan grafik dengan cara menginterpretasikan, menerangkan dengan contoh, menggolongkan, meringkaskan, mengambil kesimpulan, membandingkan, dan menjelaskan), (c) menerapkan (menggunakan suatu prosedur dengan cara melaksanaan atau menerapkan), (d) menganalisis (memecah bahan menjadi bagian dari unsur-unsur pokok, menentukan bagaimana bagian-bagian tersebut saling berhubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain atau antara satu bagian dengan struktur secara keseluruhan dengan cara membedakan, mengorganisir, dan menghubungkan), (e) mengevaluasi (membuat keputusan berdasarkan pada kriteria dan standar tertentu dengan cara mengecek dan mengkritisi), dan (f) menciptakan (meletakkan unsur-unsur secara bersama-sama pada suatu bentuk yang koheren (bertalian secara logis), menyusun kembali unsur-unsur menjadi

22 7 suatu pola atau struktur baru dengan cara membangkitan, merencanaan, atau memproduksi). Faktor-faktor yang menentukan kemampuan kognisi mahasiswa dapat dikelompokkan ke dalam dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa seperti potensi akademik (Widodo 004), pengetahuan awal (Addison & Hutcheson 001, Muisman 003), dan kemampuan metakognisi (Shadiq 005), sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa seperti model pembelajaran yang digunakan oleh dosen (Wibowo 008). Untuk mengukur kemampuan kognisi mahasiswa dapat dilakukan dengan tes tertulis maupun tes lisan. Karena alasan efektifitas, tes lisan saat ini semakin jarang digunakan. Alasan lain mengapa tes lisan khususnya kurang mendapat perhatian adalah karena pelaksanaannya yang memposisikan pendidik dengan peserta didik untuk berhadapan langsung. Cara ini dapat mendorong pendidik untuk bersikap kurang adil terhadap peserta didik tertentu. Dampak negatif yang terkadang muncul dalam tes lisan adalah sikap dan perlakuan pendidik yang subjektif dan kurang adil, sehingga soal yang diajukan pun tingkat kesukarannya berbeda antara satu mahasiswa dengan mahasiswa yang lainnya. Model Persamaan Struktural (MPS) MPS terdiri dari dua bagian yaitu persamaan struktural dan model pengukuran. Persamaan struktural menjelaskan hubungan antar peubah laten, sedangkan model pengukuran menjelaskan keterkaitan antara peubah indikator dengan peubah laten. dengan Model persamaan struktural adalah: h= B h+ G x + z B mxm = matriks koefisien peubah laten endogen berukuran mxm; G mxn = matriks koefisien peubah laten eksogen berukuran mxn; h mx1 = vektor peubah laten endogen berukuran mx1; x nx1 = vektor peubah laten eksogen berukuran n x1; dan

23 8 z mx1 = vektor sisaan acak hubungan antara mx1 mxn. h dan x nx1 berukuran dengan asumsi E ( z) = 0; z tidak berkorelasi dengan x dan (I B) tidak singular atau dengan kata lain (I B) -1 ada. Peubah peubah laten h dan x tidak dapat diukur secara langsung, namun diukur melalui peubah indikator dengan model pengukuran sebagai berikut. dengan Y = L y X = x h+ e L x + d Y p x1 = vektor peubah indikator peubah laten h berukuran px1, X q x1 = vektor peubah indikator peubah laten x berukuran qx1, L y( pxm) = matriks koefisien regresi antara Y dengan h berukuran pxm, L x(qxn) = matriks koefisien regresi antara X dengan x berukuran qxn, e px1 = vektor sisaan pada model pengukuran Y berukuran px1, dan d qx1 = vektor sisaan pada model pengukuran X berukuran qx1. Sisaan pengukuran e dan d diasumsikan tidak berkorelasi satu sama lainnya, demikian juga dengan sisaan persamaan struktural z, serta dengan peubahpeubah laten (Bollen 1989). Jika F nxn, Y mxm, Q e, dan Q d masing-masing adalah matriks koragam dari peubah laten x, sisaan persamaan struktural z, sisaan pengukuran Y, dan sisaan pengukuran X, maka matriks koragam peubah terobservasi (Y, X) pada MPS adalah: ØΣ S( q) = Œ º Σ L = yy xy y ( q) ( q) Σ Σ yx xx ( q) ø ( q) œ ß A( GFG ' + Y) A' L L FG' A' L ' x y y ' + Q e L yagfl x' L FL ' + Q... (1) x x d

24 9 dengan A = (I B) -1. Persamaan (1) menunjukkan bahwa setiap unsur matriks koragam S (q) adalah fungsi dari satu atau lebih parameter model yaitu L y, L x,b, A, G, F, Y, Q e, dan Q d. Hipotesis nol dan hipotesis alternatif pada MPS adalah: H 0 : S (q) = S lawan H 1 : S (q) S dengan S adalah matriks koragam populasi dan S (q) adalah matriks koragam MPS. S (q) terdiri dari parameter MPS yang dihipotesiskan. Untuk menguji hipotesis di atas digunakan matriks koragam contoh (S) sebagai dugaan bagi S dan S( qˆ) = Sˆ sebagai dugaan bagi S (q) (Bollen 1989). Pengujian hipotesis di atas dilakukan dengan statistik uji sebagai berikut. (N 1) F 0 ~ χ dengan db = 1 ( p + q)( p + q + 1) - t dengan N adalah ukuran contoh, F 0 adalah fungsi pengepasan minimum (fungsi untuk mengetahui seberapa dekat kecocokan antara matriks koragam contoh S dengan matriks koragam model S (q) ), p adalah banyaknya peubah indikator dari h, q adalah banyaknya peubah indikator dari x, dan t adalah banyaknya parameter yang diduga. Banyak teknik-teknik dugaan yang dapat dipilih untuk melakukan analisis MPS, yaitu (a) Maximum Likelihood Estimation (ML), (b) Generalized Least Square Estimation (GLS), (c) Unweighted Least Square Estimation (ULS), (d) Scale Free Least Square Estimation (SLS), dan (e) Asymtotically Distribution- Free Estimation (ADF). Dalam melakukan dugaan model, asumsi normalitas memegang peranan yang cukup penting. Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti distribusi normal, sehingga dapat diuji dengan menggunakan metode statistik. Uji normalitas perlu dilakukan untuk data univariate maupun multivariate karena beberapa peubah akan digunakan sekaligus dalam analisis akhir. Sebuah distribusi dikatakan normal jika kurva data tidak menjulur ke kiri atau ke kanan. Dengan kata lain, kurva data simetris dengan nilai skewness sama dengan nol. Selain itu kurva data mempunyai keruncingan yang ideal atau nilai kurtosis sama dengan nol. Namun nilai-nilai tersebut sulit

25 10 didapatkan dalam praktek. Pada kebanyakan kasus, sebaran data akan bervariasi pada skewness dan kurtosis yang negatif atau positif. Oleh karena itu, yang akan diuji adalah seberapa miring atau seberapa runcing sebuah distribusi, sehingga masih dapat dianggap normal walaupun tidak benar-benar berdistribusi normal. Nilai yang digunakan sebagai pembanding seberapa miring atau seberapa runcing sebuah distribusi adalah nilai Z. Untuk tingkat kepercayaan 99% atau taraf nyata α = 1% dari tabel Z diperoleh nilai Z α / = ±.58. Dengan demikian, sebuah distribusi dikatakan normal jika nilai critical ratio (c.r.) skewness atau nilai c.r. kurtosis berada di antara -.58 dan Sebaliknya, jika nilai-nilai tersebut lebih kecil dari -.58 atau lebih besar dari +.58 maka dapat dikatakan bahwa data mempunyai distribusi yang tidak normal. Studi simulasi yang dilakukan oleh Lei & Lomax (005) menyelidiki kekokohan (robustness) MPS berdasarkan derajat ketidaknormalan yang berbeda dengan jenis teknik dugaan (GLS dan ML), dan 4 jenis ukuran contoh (n = 100, 50, 500, dan 1000). Selain kekokohan model, peneliti juga mengidentifikasi bias dan sisaan baku pada dugaan parameter yang dianalisis. Analisis ragam dilakukan untuk menyelidiki efek dari 3 faktor di beberapa uji kecocokan model. Studi tersebut menemukan bahwa dugaan sisaan baku tidak terpengaruh oleh metode dan dugaan ketidaknormalam. Sisaan baku semakin menurun pada ukuran contoh yang lebih besar. Dugaan parameter lebih peka terhadap ketidaknormalan daripada ukuran contoh dan metode dugaan. Temuan lain pada penelitian tersebut adalah bahwa χ merupakan uji kecocokan model yang paling kuat apabila dibandingkan dengan uji kecocokan model lainnya, yaitu Normed Fit Index (NFI), Nonnormed Fit Index (NNFI), dan Comparative Fit Index (CFI). Penelitian ini menganjurkan untuk menggunakan ukuran contoh minimal 100 atau lebih untuk dugaan parameter secara stabil dan akurat. Salah satu metode pendugaan parameter dalam MPS adalah metode kemungkinan maksimum (Maximum Likelihood, ML). Fungsi pengepasan metode ML adalah: ) ) F ( θ) = ln S + tr + 1 ( S S ) ln S ( p q)

26 11 Pada metode ML diasumsikan bahwa peubah indikator adalah peubah yang menyebar multinormal (Bollen 1989). Model pengukuran adalah bagian dari model MPS yang terdiri dari sebuah peubah laten dan beberapa peubah manifes atau indikator yang menjelaskan peubah laten tersebut. Tujuan pengujian adalah untuk mengetahui seberapa tepat peubah-peubah manifes dapat menjelaskan peubah laten yang ada. Tiga dasar pengujiannya adalah (a) Jika secara teori sebuah indikator menjelaskan keberadaan peubah laten, maka akan ada hubungan antara keduanya. Oleh karena peubah laten tidak mempunyai nilai tertentu, maka proses pengujian dilakukan di antara indikator-indikator yang membentuknya, (b) Dilakukan penghitungan koragam dari data contoh untuk mengetahui hubungan indikator-indikator dengan peubah laten. Dari perhitungan tersebut, karena melibatkan banyak peubah maka akan muncul matriks koragam contoh, dan (c) Penghitungan menggunakan prosedur dugaan Maximum Likelihood menghasilkan matriks koragam dugaan. Selanjutnya dilakukan perbandingan matriks koragam contoh dengan matriks koragam dugaan. Uji perbandingan ini dinamakan dengan uji kecocokan model (goodness of fit). Validitas menunjukkan ketepatan suatu indikator mengukur dengan benar peubah laten yang diukur, sedangkan reliabilitas menunjukkan kemantapan atau kekonsistenan setiap indikator dalam mengukur peubah laten yang diukur (Kerlinger 1990). Suatu indikator dikatakan valid dan reliabel mengukur peubah laten jika nilai factor loadings setiap indikatornya nyata, yaitu nilai-p lebih kecil dari taraf nyata (α ) yang ditentukan sebesar Selain itu, menurut Ferdinand (00) suatu indikator dikatakan valid dan reliabel jika nilai factor loadings tidak kurang dari Di sisi lain instrumen dikatakan reliabel jika nilai construct reliability (CR) sama dengan atau lebih besar dari 0.70 (Hair et al. 006), namun reliabilitas yang kurang dari 0.70 dapat diterima untuk penelitian yang masih bersifat eksploratif (Ghozali 005). Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat diandalkan atau dapat dipercaya. Dengan kata lain, reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah peubah bentukan yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing

27 1 indikator itu mengindikasikan sebuah peubah bentukan yang umum. Pada penelitian ini untuk menghitung CR digunakan formula sebagai berikut. CR = ( λ) ( λ) + dengan λ = standardized factor loadings dan e j = sisaan pada model pengukuran untuk setiap indikator = 1 e j λ (Hair et al. 006). Setelah sebuah model pengukuran terbukti valid, proses dilanjutkan dengan melakukan analisis hubungan indikator dengan peubah latennya. Untuk dapat memilih model yang lebih baik, diperlukan suatu ukuran yang dapat membedakan baik buruknya suatu model ketika dibandingkan dengan model lainnya. MPS tidak mempunyai satu uji statistik terbaik yang dapat menjelaskan kekuatan prediksi model. Sebagai gantinya, para peneliti telah mengembangkan beberapa uji kecocokan model yang dapat digunakan secara bersama-sama atau kombinasi. Uji kecocokan model tersebut dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu absolute fit measures, incremental fit measures, dan parsimonious fit measures. Absolute fit measures diantaranya χ, GFI, dan RMSEA. Incremental fit measures diantaranya TLI, IFI, dan CFI. Parsimonious fit measures diantaranya Normed Chi-Square (Arbuckle 009). χ merupakan alat utama pengujian model pengukuran. χ digunakan untuk menguji seberapa dekat kecocokan antara matrik koragam contoh S dengan matrik koragam model S (q). Uji statistik χ didefinisikan sebagai berikut. Nilai χ = ( n 1) F( S, S( θ)) χ yang berkaitan dengan nilai-p digunakan untuk menguji hipotesis apakah H 0 diterima atau ditolak. Kriteria uji hipotesis adalah menolak H 0 jika χ > χ α. Dalam pengujian kecocokan MPS diharapkan H 0 tidak ditolak ( χ χ α ). Dengan kata lain besar (Dillon & Goldstein 1984). χ diharapkan lebih kecil dari Goodness-of-fit Index (GFI) didefinisikan sebagai berikut. Fˆ GFI= 1 ˆ F b χ tabel atau nilai-p

28 13 dengan Fˆ adalah nilai minimum F untuk model yang dihipotesiskan, Fˆ b adalah nilai minimum F ketika tidak ada model yang dihipotesiskan. Alat uji GFI memungkinkan pengaruh jumlah contoh menjadi kurang sensitif dalam proses pengambilan keputusan. Nilai GFI berkisar antara 0 (poor fit) sampai 1 (perfect fit), dan nilai GFI 0.90 merupakan good fit, sedangkan 0.80 GFI 0.90 sering disebut sebagai marginal fit. Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) didefinisikan sebagai berikut. Fˆ = 0 ˆ = ˆ d RMSEA dengan F0 max F, 0 d n dengan d adalah derajat bebas dari model yang dihipotesiskan, Fˆ adalah nilai terkecil dari fungsi pengepasan, dan n = N 1. Indeks ini pertama kali diusulkan oleh Steiger & Lind (1980). Dewasa ini RMSEA merupakan salah satu indeks yang informatif dalam MPS. Kriteria model yang ditunjukkan oleh nilai RMSEA adalah (a) jika lebih kecil atau sama dengan 0.05 maka model sangat baik (close fit) dan (b) jika lebih besar dari 0.05 dan lebih kecil atau sama dengan 0.08 maka model relatif baik (good fit) (Arbuckle 009). MacCallum (1996) dalam Hooper et al. (008) mengelaborasi lebih jauh berkaitan dengan cut point ini dengan menambahkan bahwa nilai RMSEA yang lebih besar dari 0.08 dan kurang dari atau sama dengan 0.10 menunjukkan model pertengahan (mediocre fit atau marginal fit) dan nilai RMSEA lebih besar dari 10 menunjukkan model jelek (poor fit). Tuker-Lewis Index (TLI) pertama kali diusulkan sebagai sarana untuk mengevaluasi analisis faktor yang kemudian diperluas untuk MPS. TLI yang juga dikenal sebagai NonNormed Fit Index (NNFI) diperoleh dengan rumus sebagai berikut (Bentler & Bonnet 1980). dengan χi χh dfi dfh TLI = χi 1 df χi adalah chi-square dari null/ independence model, dari model yang dihipotesiskan, i χ h adalah chi-square df i adalah derajat kebebasan dari null model, dan

29 14 df h adalah derajat kebebasan dari model yang dihipotesiskan. Dengan demikian, TLI adalah sebuah alternatif incremental fit measures yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. TLI merupakan index fit yang kurang dipengaruhi oleh ukuran contoh. Nilai TLI berkisar antara 0 sampai 1.0, dengan nilai TLI menunjukkan good fit dan 0.80 TLI 0.90 adalah marginal fit. Bollen (1989) mengusulkan Incremental Fit Index (IFI) sebagai incremental fit measures yang nilainya dapat dihitung sebagai berikut. IFI nfi n = n F dengan F h adalah nilai minimum F dari model yang dihipotesiskan, F i adalah nilai minimum F dari model null/ independence, df h adalah derajat kebebasan dari model yang dihipotesiskan, dan n adalah jumlah amatan. Nilai IFI 0.90 menunjukkan good fit, sedangkan 0.80 IFI 0.90 sering disebut sebagai marginal fit. i F df Bentler (1980) menambah perbendaharaan incremental fit measures melalui Comparative Fit Index (CFI) yang nilainya dapat dihitung sebagai berikut. l CFI= 1 l dengan l = max (l 1 h, 0), l = max (l h, l i, 0), l h = [(n - 1) F h - df h ], l i = [(n - 1) F i - df i ], dan n adalah jumlah amatan. Nilai CFI akan berkisar dari 0 sampai 1. CFI juga dikenal sebagai Bentler Comparative Index. CFI merupakan incremental fit measures yang juga membandingkan model yang diuji dengan null model. Indeks ini dikatakan baik untuk mengukur kecocokan sebuah model karena tidak dipengaruhi oleh ukuran contoh (Hair et al. 006). Nilai CFI 0.90 menunjukkan good fit, sedangkan 0.80 CFI 0.90 sering disebut sebagai marginal fit. CMIN/DF (Normed Chi-Square) adalah ukuran yang diperoleh dari nilai chi-square dibagi dengan derajat kebebasan. Menurut Hair et al. (006) nilai yang direkomendasikan untuk menerima kecocokan sebuah model adalah nilai CMIN/DF yang lebih kecil atau sama dengan.0 atau h h

30 15 Setelah secara keseluruhan sebuah model struktural dapat dianggap fit, proses selanjutnya adalah pemeriksaan terhadap koefisien-koefisien yang diestimasi. Metode MPS tidak saja menyediakan nilai koefisien-koefisien yang diestimasi tetapi juga menyediakan nilai Critical Ratio (C.R.) untuk setiap koefisien. Koef C.R. = S.E. dengan Koef = koefisien-koefisien yang diestimasi dan S.E. = Standar Error. Statistik C.R. dapat dievaluasi dengan menggunakan tabel distribusi normal baku. Dengan menspesifikasikan taraf nyata α, maka setiap koefisien yang mewakili hubungan kausal yang dihipotesiskan dapat diuji secara statistik apakah berbeda dengan nol. Hipotesis hubungan peubah laten A dengan B dapat dituliskan (a) H 0 : tidak ada hubungan antara peubah laten A dengan B dan (b) H 1 : ada hubungan antara peubah laten A dengan B. H 0 diterima jika nilai C.R. berada di antara Z α / dan + Z α /. Untuk alasan kepraktisan, dasar pengambilan keputusan dapat langsung dilihat pada kolom P (nilai-p) yaitu (a) jika nilai-p > α maka H 0 diterima dan (b) jika nilai-p < α maka H 0 ditolak (Arbuckle 009). Pada sebuah MPS yang telah dibuat dan diuji dapat dilakukan berbagai modifikasi. Tujuan modifikasi adalah untuk mengetahuai apakah modifikasi yang dilakukan dapat menurunkan nilai χ. Hal ini dikarenakan semakin kecil nilai menunjukkan semakin dekat pengepasan model tersebut dengan data yang ada. Salah satu alat untuk menilai ketepatan pengepasan model dengan data adalah melalui indeks modifikasi. Indeks modifikasi berhubungan dengan besarnya nilai χ. Semakin besar nilai indeks modifikasi berarti semakin besar nilai χ χ yang dihasilkan model. Dengan mengestimasi parameter yang memiliki indeks modifikasi yang besar akan menurunkan nilai χ secara nyata. Arbuckle (009) merekomendasikan batasan indeks modifikasi sebesar 4 atau lebih. Pada persamaan struktural yang melibatkan banyak peubah dan jalur antar peubah, terdapat pengaruh antar peubah yang meliputi pengaruh langsung (direct effects), pengaruh tidak langsung (indirect effects) dan pengaruh total (total effects). Pengaruh langsung merupakan pengaruh antar peubah pada hasil analisis model struktural. Pengaruh tidak langsung merupakan hasil perkalian antara

31 16 pengaruh langsung jalur-jalur yang dilalui. Pengujian pengaruh tidak langsung dilakukan dengan melihat hasil pengujian jalur-jalur yang dilalui. Jika semua jalur yang dilalui nyata maka pengaruh tidak langsungnya juga nyata.pengaruh total merupakan hasil penjumlahan antara pengaruh langsung dengan pengaruh tidak langsung (Arbuckle 009).

32 17 METODOLOGI Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data cross section yang terdiri dari data primer dan sekunder pada bidang pendidikan. Data primer terdiri dari tiga peubah laten, yaitu potensi akademik, kemampuan metakognisi statistika, dan kemampuan kognisi statistika, sedangkan data sekunder terdiri dari dua peubah laten, yaitu pengetahuan awal dan prestasi akademik. Pada penelitian ini pengetahuan awal mempunyai sebuah indikator yaitu nilai mata kuliah prasyarat (Statistika I). Hal ini dikarenakan penelitian ini dilakukan ketika mahasiswa menempuh mata kuliah Statistika II, sedangkan secara hirarki mata kuliah Statistika II merupakan kelanjutan dari mata kuliah Statistika I. Prestasi akademik juga merupakan peubah laten yang mempunyai sebuah indikator yaitu IP semester. Secara berturut-turut, pengambilan data dilakukan sebanyak tiga kali. Pengambilan pertama adalah dokumentasi nilai statistika I dan pelaksanaan try out tes potensi akademik (TPA). Pengambilan kedua adalah pelaksanaan tes kemampuan kognisi statistika dan penyebaran angket kemampuan metakognisi statistika. Pengambilan ketiga adalah dokumentasi IP semester. Dengan demikian, waktu pengambilan data adalah selama satu semester penuh mulai dari awal semester sampai dengan akhir semester. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Surakarta yang baru pertama kalinya mengambil mata kuliah Statistika II pada tahun akademik 007/ 008. Teknik penarikan contoh yang digunakan pada penelitian ini adalah penarikan contoh acak dua tahap (two-stage probability sampling). Teknik penarikan contoh dengan cara ini dipilih karena populasi dipandang berstrata berdasarkan program reguler dan transfer. Tahap pertama adalah penarikan contoh acak stratifikasi (stratified probability sampling) yaitu mengelompokkan kelaskelas berdasarkan program reguler dan transfer. Tahap kedua adalah penarikan contoh acak sederhana (simple probability sampling) yaitu mengambil secara acak dua kelas untuk masing-masing program. Contoh yang digunakan pada penelitian ini berukuran 119 mahasiswa.

33 18 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan pada penelitian ini digunakan untuk mengukur tiga peubah laten, yaitu potensi akademik, kemampuan metakognisi statistika, dan kemampuan kognisi statistika. TPA yang digunakan untuk mengukur potensi akademik mahasiswa merupakan tes yang diadaptasi dari graduate management admission test (GMAT) (Iskandar 007). Angket kemampuan metakognisi statistika yang digunakan diadaptasi dari angket Panaoura et al. (003) sebagaimana disajikan pada Lampiran 1. Tes kemampuan kognisi statistika yang digunakan merujuk pada Wibowo (008) sebagaiman disajikan pada Lampiran. Pada penelitian ini, sebelum digunakan angket tersebut telah dikonsultasikan kepada dua orang pakar untuk mendapatkan penilaian profesional (professional judgement) terkait dengan penggunaan bahasa dan relevansi (Wibowo 008). Dengan langkah ini diharapkan validitas isi (content validity) angket menjadi tinggi. Tes kemampuan kognisi yang digunakan pada penelitian ini telah melalui tahap uji coba tes, untuk mengetahui tingkat kesukaran, daya beda, dan efektifitas pengecoh (distractors). Metode Penelitian Dalam penelitian ini digunakan confirmatory factor analysis (CFA) untuk mengetahui apakah masing-masing indikator benar-benar dapat menjelaskan peubah laten potensi akademik, kemampuan metakognisi statistika, dan kemampuan kognisi statistika. Selanjutnya untuk mengetahui hubungan kausal langsung, tidak langsung, maupun total antar peubah-peubah yang telah teridentifikasi serta model persamaan struktural yang sesuai digunakan pendekatan model persamaan struktural (MPS). Secara garis besar, tahap-tahap analisis data pada penelitian ini meliputi tahap deskripsi data dan tahap pemodelan. Tahap pemodelan pada penelitian ini mengikuti tahap-tahap prosedur MPS yang meliputi (a) spesifikasi model, (b) identifikasi, (c) dugaan, (d) uji kecocokan, dan (e) respesifikasi (Bollen & Long, 1993). Matriks input yang dipilih dalam penelitian ini adalah matriks koragam karena matriks koragam lebih sesuai untuk memvalidasi hubungan kausal. Teknik dugaan yang digunakan untuk analisis data adalah dengan menggunakan teknik dugaan maximum likelihood (ML).

34 19 Definisi Operasional dan Pengukuran Peubah Penelitian Definisi operasional peubah penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut. Peubah laten potensi akademik (POTAKDMK) diukur dengan menggunakan tes yang diadaptasi dari GMAT (Iskandar 007). Rancangan TPA hasil adaptasi tersebut digunakan untuk mengukur empat kemampuan dasar yang diasumsikan menjadi penentu keberhasilan belajar seseorang pada jenjang perguruan tinggi, yaitu kemampuan verbal, numerik, logika, dan spasial. Jumlah keseluruhan soal sebanyak 78 dengan durasi waktu pengerjaan 10 menit, serta cara penskoran untuk masing-masing subtes adalah +1 untuk jawaban benar, 0 untuk tidak ada jawaban, dan -0.5 untuk jawaban yang salah. Secara detil, perincian untuk masing-masing subtes tampak pada Tabel 1. Tabel 1 Kisi-kisi tes potensi akademik Subtes Bagian Jumlah Soal Waktu Tes verbal 1. Tes memahami makalah. Tes persamaan kata 3. Tes lawan kata 4. Tes padanan hubungan menit 30 menit 15 menit 5 menit Tes numerik (kuantitatif) 1. Tes arismetik. Tes seri 3. Tes logika number 4. Tes logika arismetik menit 5 menit 15 menit 15 menit Tes logika (penalaran) Tes logika formil 0 5 menit Tes spasial Tes spasial menit T o t a l menit Peubah laten kemampuan metakognisi statistika (METASTAT) dibentuk oleh delapan indikator yang terdiri dari pernyataan positif dan negatif. Masingmasing pernyataan tersebut diukur dengan penskoran berpedoman pada skala Likert. Untuk pernyataan positif (selalu = 5, sering = 4, kadang-kadang = 3, jarang =, dan tidak pernah = 1) dan untuk pernyataan negatif (selalu = 1, sering =, kadang-kadang = 3, jarang = 4, dan tidak pernah = 5). Skor masing-masing indikator merupakan nilai rataan dari skor pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk mengukurnya. Semakin tinggi nilai rataan skor masing-masing indikator mengindikasikan semakin tinggi kemampuan metakognisi statistika yang dimiliki oleh seorang mahasiswa. Kisi kisi penyusunan angket kemampuan metakognisi statistika disajikan pada Tabel, sedangkan angket kemampuan metakognisi statistika disajikan pada Lampiran 1.

35 Tabel Kisi kisi penyusunan angket kemampuan metakognisi statistika 0 No Aspek yang Diukur Indikator Nomor Pernyataan Angket Positif Negatif Cacah Butir 1 Pengetahuan dan keyakinan mengenai fenomena kognitif a. Pengetahuan tentang ketrampilan dan kemampuan intelektual yang dimiliki (declarative knowledge) b. Pengetahuan tentang cara-cara belajar yang efektif (procedural knowledge) 3, 6, 11, 36, 8, 35 1, 0,, 7 4, c. Keyakinan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar (conditional knowledge) 34, 37 5, 31 4 Pengaturan dan pembanding terhadap tindakan kognitif a. Perencanaan, penentuan tujuan, dan penyediaan faktor pendukung dalam belajar (planning) b. Strategi yang digunakan untuk memproses informasi secara lebih efisien (information management strategies) 9, 19, 5, 38 16, 6, 8 7, 15, 4 14, c. Penilaian terhadap cara belajar seseorang atau strategi yang digunakan (comprehension monitoring) d. Strategi menanggulangi berbagai kesulitan ketika sedang memecahkan suatu masalah (debugging strategies) 1, 17, 3 18, 3 5 e. Evaluasi ketercapaian tujuan belajar dan efektivitas strategi yang digunakan (evaluation) 1, Diadaptasi dengan penyesuaian dari teori Panaoura et. all (003).

36 1 Peubah laten kemampuan kognisi statistika (KOGSTAT) pada penelitian ini merupakan skor tes kemampuan intelektual mahasiswa terkait mata kuliah Statistika II yang terdiri dari enam aspek ranah kognisi. Enam aspek ranah kognisi tersebut disusun secara hirarki dari yang paling sederhana sampai kepada yang paling kompleks, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi (Bloom 1956). Untuk mengukur kemampuan kognisi statistika dibuat seperangkat tes yang terdiri dari 0 butir tes, dengan perincian sebanyak 9 butir tes bertipe tertutup dikotomi yaitu benar-salah dan sebanyak 11 butir tes bertipe pilihan ganda dengan enam pilihan jawaban yang tersedia. Kisi kisi penyusunan tes kemampuan kognisi statistika disajikan pada Tabel 3, sedangkan seperangkat tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognisi statistika disajikan pada Lampiran. Tujuan instruksional umum (TIU) keseluruhan pokok bahasan/ sub pokok bahasan adalah agar mahasiswa mampu memahami konsep-konsep dasar statistika inferensia. Tabel 3 Kisi-kisi penyusunan tes kemampuan kognisi statistika No Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan No. Soal Cacah Butir 1 Penelitian kuantitatif A-1, A-, B-1, A-3 4 Hipotesis dalam penelitian kuantitatif A-4, A-5, B-, A Prosedur uji hipotesis A-6, A-7, A-8, B-3, B-5, B Inferensi yang didasarkan pada contoh tunggal (Uji hipotesis) B-4, B-6, B-7, B-9, B-10, B-11 6 Selain tiga peubah laten yang telah diuraikan di atas, penelitian ini juga melibatkan dua peubah laten pengetahuan awal dan prestasi akademik yang masing-masing mempunyai sebuah indikator. Indikator pengetahuan awal adalah nilai mata kuliah prasyarat (Statistika I), sedangkan indikator prestasi akademik adalah IP semester. Berdasarkan definisi operasional peubah, keseluruhan peubah yang digunakan dalam penelitian ini secara ringkas dapat dilihat pada Lampiran 3.

37 Analisis faktor konfirmatori model pengukuran untuk masing-masing faktor laten diuraikan sebagaimana tampak pada Gambar 1. Gambar 1 Analisis faktor konfirmatori masing-masing model pengukuran Faktor laten POTAKDMK (potensi akademik) dibentuk oleh empat indikator, yaitu VERBAL (kemampuan verbal), NUMERIK (kemampuan numerik), LOGIKA (kemampuan logika), dan SPASIAL (kemampuan spasial). Faktor laten KOGSTAT (kemampuan kognisi statistika) dibentuk oleh empat indikator, yaitu KUANTI (penelitian kuantitatif), HIPOTESIS (hipotesis dalam penelitian kuantitatif), PROSEDUJI (prosedur uji hipotesis), dan UJIHIPO (inferensi yang didasarkan pada contoh tunggal (Uji hipotesis)). Faktor laten pengetahuan awal dan prestasi akademik masing-masing dibentuk oleh satu indikator, yaitu NILMAPRA (nilai mata kuliah prasyarat) dan IPSMSTR (IP semester). Faktor laten METASTAT (kemampuan metakognisi statistika) dibentuk oleh delapan indikator, yaitu (1) THTRAMPIL (pengetahuan tentang ketrampilan dan kemampuan intelektual yang dimiliki), () THCRBLJR (pengetahuan tentang cara-cara belajar yang efektif), (3) YKNHSL (keyakinan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar), (4) CATUDIA (perencanaan, penentuan tujuan, dan penyediaan faktor pendukung dalam belajar), (5) STRAINFO (strategi yang digunakan untuk memproses informasi secara lebih efisien), (6) NILCRBLJR

38 3 (penilaian terhadap cara belajar seseorang atau strategi yang digunakan), (7) STRASULIT (strategi menanggulangi berbagai kesulitan ketika sedang memecahkan suatu masalah), dan (8) CAPAIAN (evaluasi ketercapaian tujuan belajar dan efektivitas strategi yang digunakan). Pengembangan Diagram Jalur Berdasarkan model teoritis selanjutnya dikembangkan diagram jalur sebagaimana tampak pada Gambar. METASTAT POTAKDMK PRESAKDMK TAHUAWAL KOGSTAT Gambar MPS kemampuan statistika dan prestasi akademik dengan Model persamaan strukturalnya adalah: h= B h+ G x + z B 4x4 = matriks koefisien regresi dari efek peubah laten endogen METASTAT, TAHUAWAL, KOGSTAT, dan PRESAKDMK berukuran 4x4; G 4x1 = matriks koefisien regresi dari efek peubah laten eksogen POTAKDMK berukuran 4x1; h 4x1 = vektor peubah laten endogen METASTAT, TAHUAWAL, KOGSTAT, dan PRESAKDMK berukuran 4x1; x 1x1 = vektor peubah laten eksogen POTAKDMK berukuran 1x1; dan z 4x1 = vektor sisaan acak hubungan antara 4x1 h dan x 1x1 berukuran 4x1; dengan asumsi E ( z) = 0; z tidak berkorelasi dengan x dan (I B) tidak singular atau dengan kata lain (I B) -1 ada.

39 4 Peubah-peubah laten h dan x tidak dapat diukur secara langsung, namun diukur melalui peubah indikator dengan model pengukuran sebagai berikut: dengan Y = L y X = x h+ e L x + d Y 14x1 = vektor peubah indikator peubah laten h berukuran 14x1; X 4x1 = vektor peubah indikator peubah laten x berukuran 4x1; L : matriks koefisien regresi antara Y dengan h berukuran 14x4; y( 14x4) L = matriks koefisien regresi antara X dengan x berukuran 4x1; x( 4x1) e 14x1 = vektor sisaan pada model pengukuran Y berukuran 14x1; dan d 4x1 = vektor sisaan pada model pengukuran X berukuran 4x1. Sisaan pengukuran e dan d diasumsikan tidak berkorelasi satu sama lainnya, demikian juga dengan sisaan persamaan struktural (x ) serta dengan peubahpeubah laten. Hipotesis Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan pustaka, diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut. 1. Potensi akademik berpengaruh nyata dan positif terhadap kemampuan metakognisi statistika.. Potensi akademik berpengaruh nyata dan positif terhadap pengetahuan awal. 3. Potensi akademik berpengaruh nyata dan positif terhadap kemampuan kognisi statistika. 4. Potensi akademik berpengaruh nyata dan positif terhadap prestasi akademik. 5. Kemampuan metakognisi statistika berpengaruh nyata dan positif terhadap kemampuan kognisi statistika. 6. Kemampuan metakognisi statistika berpengaruh nyata dan positif terhadap prestasi akademik. 7. Pengetahuan awal berpengaruh nyata dan positif terhadap kemampuan kognisi statistika. 8. Kemampuan kognisi statistika berpengaruh nyata dan positif terhadap prestasi akademik.

40 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Deskripsi indikator penyusun peubah laten potensi akademik, kemampuan metakognisi statistika, dan kemampuan kognisi statistika dipaparkan dalam uraian berikut. Komponen potensi akademik (POTAKDMK) dan kemampuan kognisi statistika (KOGSTAT) terdiri atas empat indikator dengan masing-masing indikator memiliki rentang skor antara 0 sampai Skor Skor VERBAL NUMERIK LOGIKA SPASIAL 0 KUANTI HIPOTESIS PROSEDUJI UJIHIPO Indikator Potensi Akademik (POTAKDMK) Indikator Kemampuan Kognisi (KOGSTAT) a b Gambar 3 Diagram kotak garis indikator peubah laten potensi akademik (a) dan kemampuan kognisi statistika (b) Gambar 3a dan Lampiran 4 menunjukkan bahwa secara umum, kemampuan logika yang dimiliki oleh mahasiswa relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan tiga kemampuan dasar yang lain. Hal tersebut tampak jelas dari diagram kotak garis pada Gambar 3a. Apabila dilihat dari median tampak median kemampuan logika hanya sebesar 6.00, sedangkan median tiga kemampuan yang lain di atas 43. Apabila dilihat dari nilai kuartil ketiga, nilai kuartil ketiga untuk kemampuan logika hanya Hal tersebut menunjukkan bahwa 75% data kemampuan logika mempunyai skor di bawah Sebaliknya, lebih dari 75% data tiga kemampuan yang lain mempunyai nilai di atas 34. Dari Gambar 3b dan Lampiran 4 tampak bahwa tingkat kepahaman mahasiswa terhadap indikator kemampuan kognisi statistika yang paling tinggi adalah pada indikator penelitian kuantitatif (KUANTI). Hal tersebut dikarenakan

41 6 separuh mahasiswa mempunyai skor di atas median sebesar Selanjutnya, secara berturut-turut disusul oleh kepahaman terhadap indikator hipotesis dalam penelitian kuantitatif (HIPOTESIS) dengan median 6.4, prosedur uji hipotesis (PROSEDUJI) dengan median dan inferensi yang didasarkan pada contoh tunggal (UJIHIPO) dengan median Tampak pada Gambar 3b, terdapat empat orang yang tidak mampu menjawab dengan benar satu soal pun pada indikator inferensi yang didasarkan pada contoh tunggal (UJIHIPO). Komponen kemampuan metakognisi statistika (METASTAT) terdiri atas delapan indikator dengan masing-masing indikator memiliki rentang skor antara 0 sampai 5. Skor 0 mengindikasikan penilaian yang sangat buruk sedangkan skor 5 mengindikasikan penilaian yang sangat baik terhadap suatu indikator Skor THTRAMPIL THCRBLJR YKNHSL CATUDIA STRAINFO NILCRBLJR STRASULIT CAPAIAN Indikator Kemampuan Metakognisi (METASTAT) Gambar 4 Diagram kotak garis indikator peubah laten kemampuan metakognisi statistika Dari Gambar 4 dan Lampiran 4 tampak indikator YKNHSL dan STRASULIT mempunyai kuartil pertama sekitar 3.5, artinya 75% data mempunyai nilai lebih besar dari 3.5. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar mahasiswa sudah mempunyai keyakinan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar (YKNHSL) yang tinggi. Hal yang sama berlaku juga untuk indikator strategi menanggulangi berbagai kesulitan ketika sedang memecahkan suatu masalah (STRASULIT). Indikator yang paling rendah pada mahasiswa adalah pada indikator penilaian terhadap cara belajar seseorang atau strategi yang digunakan (NILCRBLJR) yang memiliki nilai kuartil pertama

42 7 sebesar.69. Hal ini berarti 75% mahasiswa mempunyai skor lebih besar dari.69 pada indikator tersebut. Dengan kata lain mayoritas mahasiswa kurang memahami penilaian terhadap cara belajar seseorang atau strategi yang digunakan untuk mata kuliah Statistika. Pada penelitian ini peubah laten pengetahuan awal (TAHUAWAL) diukur dengan indikator nilai mata kuliah prasyarat. Nilai mata kuliah prasyarat mempunyai rentang antara 0 sampai 100. Berikut diagram lingkaran nilai mata kuliah prasyarat. Gambar 5 Diagram lingkaran nilai mata kuliah prasyarat Dapat diamati dari Gambar 5 bahwa data nilai mata kuliah prasyarat mahasiswa mengumpul pada 60 nilai < 70, 70 nilai < 80, dan 80 nilai < 90. Secara berturut-turut, nilai mata kuliah prasyarat yang paling banyak didominasi mahasiswa adalah yang berada pada rentang 60 nilai < 70 sebanyak 9%, 70 nilai < 80 sebanyak 4%, dan 80 nilai < 90 sebanyak 19%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar nilai mata kuliah prasyarat mahasiswa sudah cukup baik, karena mahasiswa yang mempunyai nilai di bawah 60 hanya 30%. Indikator IP semester bernilai antara 0.00 sampai Walaupun kasus mahasiswa yang memperoleh IP semester sama dengan nilai minimum dan maksimum tersebut sangat jarang dijumpai. Namun masih lebih mungkin untuk menjumpai seorang mahasiswa yang memperoleh IP semester sebesar 4.00 daripada Berikut adalah diagram lingkaran IP semester yang diperoleh mahasiswa pada saat dilakukan penelitian.

43 8 Gambar 6 Diagram lingkaran IP semester Dapat diamati dari Gambar 6 bahwa tidak ada satu pun mahasiswa yang memperoleh IP semester <.50 atau IP semester Berdasarkan kedua gambar tersebut juga tampak bahwa data IP semester mengumpul pada IP yang berada pada rentang 3.00 IP semester < 3.5 sebanyak 61%. Berdasarkan Gambar 6 tampak bahwa banyaknya mahasiswa yang mempunyai IP semester kurang dari 3.00 adalah sebanyak 7%, dengan kecenderungan lebih didominasi pada.75 IP semester < 3.00 sebanyak 4%. Hal ini berarti perolehan IP semester sebagian besar mahasiswa sudah baik. Asumsi Normalitas Data Lampiran 5 merupakan salah satu bagian output AMOS yang memuat uji normalitas. Pada tabel tersebut tampak bahwa distribusi data secara multivariate adalah normal, karena nilai cr multivariate adalah yang berada di antara -.58 dan Dengan cara yang sama dapat disimpulkan bahwa secara univariate, data masing-masing peubah yang digunakan pada penelitian ini berdistribusi normal. Data peubah kemampuan logika mempunyai nilai cr kurtosis sebesar namun nilai cr skewness sebesar.555 (masih dibawah.58). Dengan demikian, distribusi data peubah tersebut secara umum masih dianggap berdistribusi normal. Hasil Analisis Model Pengukuran Hasil analisis model pengukuran pada intinya identik dengan uji validitas dan reliabilitas Instrumen. Uji validitas peubah laten potensi akademik (POTAKDMK), kemampuan kognisi statistika (KOGSTAT), dan kemampuan

METODOLOGI Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI Metode Pengumpulan Data 17 METODOLOGI Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data cross section yang terdiri dari data primer dan sekunder pada bidang pendidikan. Data primer terdiri dari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Deskripsi indikator penyusun peubah laten potensi akademik, kemampuan metakognisi statistika, dan kemampuan kognisi statistika dipaparkan dalam uraian berikut. Komponen

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI Definisi 1 (Prestasi Belajar) b. Faktor Eksternal Definisi 2 (Faktor-Faktor yang mempengaruhi prestasi) a.

II LANDASAN TEORI Definisi 1 (Prestasi Belajar) b. Faktor Eksternal Definisi 2 (Faktor-Faktor yang mempengaruhi prestasi) a. II LANDASAN TEORI Definisi 1 (Prestasi Belajar) Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI 5.1 Deskripsi Umum Sampel Penelitian Setelah dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden maka hasil kuesioner yang layak dan secara penuh mengisi kuesioner berjumlah 134

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dikategorikan sebagai explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau penelitian terapan yang mana didalamnya terdapat solusi atas suatu permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Responden Pada bab IV ini akan menampilkan hasil penelitian yang berupa gambaran umum objek penelitian dan data deskriptif serta menyajikan hasil komputasi

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. Structural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat secara serempak yang tidak dapat diselesaikan oleh persamaan regresi linear. SEM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Alasan memilih Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah karena untuk memudahkan penulis

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG Bab ini akan memaparkan analisis terhadap faktor-faktor yang menentukan keputusan hutang pada pemilik usaha tenun dengan menggunakan Theory Planned

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini bertujuan untuk mengungkap hasil analisis data penelitian dan pembahasannya. Pembahasan diawali dengan dimulai hasil statistik deskriptif yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Data diambil menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada konsumen Indomaret Point Pandanaran di kota Semarang. Populasi

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Penelitian

Bab 3. Metode Penelitian Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian mengenai pengujian model Theory Planned Behavior dalam menentukan pengaruh sikap siswa, norma subjektif,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pemecahan masalah dalam penelitian ini diawali dengan studi literatur yang mencakup kajian teori, penelitian empiris sebelumnya dan model yang relevan dengan masalah penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Subjek dari penelitian ini adalah konsumen Hero Supermarket di Kota Yogyakarta, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Hero Supermarket di

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU

PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU v PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Departemen Matematika SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan memilih Kabupaten Ngawi, Jawa Timur karena untuk memudahkan penulis melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat penelitian, melakukan perumusan masalah

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel 3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan pada 12 Februari 2016 hingga13 April 2016 di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data dan obyek pada penelitian ini adalah Waroeng Spesial Sambal di Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, obyek yang akan diteliti adalah. SMA Negeri 1 Sumbawa Besar, SMA Negeri 1 Lape dan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, obyek yang akan diteliti adalah. SMA Negeri 1 Sumbawa Besar, SMA Negeri 1 Lape dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Subyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang akan diteliti adalah SMA Negeri 1 Sumbawa Besar, SMA Negeri 1 Lape dan SMA Negeri 1 Maronge NTB. Subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis mengenai hubungan antar variabel berdasarkan fakta empiris dan dapat diyakini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2016. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian berada di Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang dihasilkan dapat dipercaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, baik data yang bersifat data sekunder maupun data primer, dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013).

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang dimulai dari validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dan model teoritis, uji

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) (Studi Kasus di Jurusan Statistika Universitas Diponegoro Semarang) SKRIPSI

Lebih terperinci

VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Stuctural Equation Model merupakan suatu teknik statistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara variabel laten dan indikatornya, variabel laten yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. teknik sampling, definisi operasional variabel dan teknik analisis yang digunakan. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. teknik sampling, definisi operasional variabel dan teknik analisis yang digunakan. A. Desain Penelitian digilib.uns.ac.id 23 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian berisi tentang desain penelitian, populasi, sampel dan teknik sampling, definisi operasional variabel dan teknik analisis yang digunakan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh guru PAUD di Salatiga, dengan menggunakan sampel guru PAUD di Salatiga yang diambil dari 3 kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Dalam penelitian ini peneliti mengambil waktu dan lokasi penelitian pada wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menjelaskan hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Konfirmatori Analisis faktor konfirmatori dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

Lebih terperinci

AL-ADZKA, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Volume II, Nomor 02 Juli 2012

AL-ADZKA, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Volume II, Nomor 02 Juli 2012 195 MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL PENGARUH MOTIVASI, KAPABILITAS DAN LINGKUNGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TAHUN PERTAMA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA FMIPA-IPB Oleh : Muhammad Amin Paris (Dosen Fak.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Model Berbagai model dalam pemodelan persamaan struktural telah dikembangkan oleh banyak peneliti diantaranya Bollen

TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Model Berbagai model dalam pemodelan persamaan struktural telah dikembangkan oleh banyak peneliti diantaranya Bollen 4 TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Model Berbagai model dalam pemodelan persamaan struktural telah dikembangkan oleh banyak peneliti diantaranya Bollen (1989). Namun demikian sebagian besar penerapannya menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yang merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Penelitian yang bertujuan untuk meneliti adanya pengaruh persepsi biaya, persepsi kenyamanan, dan persepsi resiko terhadap minat beli situs tokobagus.com. Karena itulah

Lebih terperinci

Oleh : Muhammad Amin Paris, S.Pd., M.Si (Dosen Fak. Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin) Abstrak

Oleh : Muhammad Amin Paris, S.Pd., M.Si (Dosen Fak. Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin) Abstrak MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL PENGARUH MOTIVASI, KAPABILITAS DAN LINGKUNGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TAHUN PERTAMA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA FMIPA-IPB Oleh : Muhammad Amin Paris, SPd, MSi (Dosen

Lebih terperinci

ASUMSI MODEL SEM. d j

ASUMSI MODEL SEM. d j ASUMSI MODEL SEM Asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis SEM di antaranya adalah data berdistribusi multivariat normal, untuk memeriksanya dapat dilakukan dengan menghitung nilai jarak kuadrat pada setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah kelompok subyek yang hendak digeneralisasikan oleh hasil penelitian (Sugiyono, 2014). Sedangkan Arikunto (2010) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Camison dan Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 1.1. Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian menggunakan metode Kausalitas, digunakan untuk meneliti pada pupolasi atau sampel tertentu, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini terdiri dari tujauan pustaka, landasan teori dan kerangka pemikiran Tinjauan pustaka berisi penelitian-penelitian sebelumnya dan digunakan sebagai dasar dilaksanakannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Finger et al (203) yang bertujuan untuk mengetahui anteseden dan konsekuensi

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Populasi Dan Sampel Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Populasi Dan Sampel Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi Dan Sampel 3.1.1. Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang

Lebih terperinci

Confirmatory Factor Analysis

Confirmatory Factor Analysis Teknik Analisis Validitas Konstruk dan Reliabilitas instrument Test dan Non Test Dengan Software LISREL Akbar iskandar Teknik informatika, STMIK AKBA, Sulawesi selatan, Indonesia Email : akbar.iskandar06@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis pendekatan dan penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel secara langsung dari populasi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM OBYEK/SUBYEK PENELITIAN 1. Obyek dan Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini yaitu Centro yang ada di Mall Ambarrukmo Plaza Jl. Laksda Adisucipto

Lebih terperinci

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Tak Terboboti (Unweighted Least Square) Untuk Data Ordinal

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Tak Terboboti (Unweighted Least Square) Untuk Data Ordinal Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Tak Terboboti (Unweighted Least Square) Untuk Data Ordinal

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 PENDEKATAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) UNTUK ANALISA PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN DI INDUSTRI MANUFAKTUR (STUDI KASUS PT. FERRO SIDOARJO) Sonny Faizal 1) dan Indung Sudarso

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Deskriptif 1. Analisis secara deskriptif Bagian ini akan membahas hasil pengolahan data yang telah dikumpulkan dari lapangan berdasarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan tiga jenis variabel yang dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono,2010).

Lebih terperinci

BAB 3 DESAIN PENELITIAN

BAB 3 DESAIN PENELITIAN BAB 3 DESAIN PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan desain yang dipergunakan dalam penelitian antara lain : jenis penelitian, populasi dan sampel, pengukuran konsep, jenis data

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu 3.1 Jenis Penelitian BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu merupakaan jenis penelitian untuk mendapatkan penjelasan hubungan antar variabel

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menyelesaikan permasalahan penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menyelesaikan permasalahan penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang tahapan-tahapan yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya. 4.1. Persiapan Pada tahap ini peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 19 Bandung, Jawa Barat. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 3 SMA N 19 Bandung yang terdiri

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Dari industri jasa Lembaga Bahasa Inggris yang ada di Bogor, setiap penyelenggara kursus bahasa Inggris tentunya akan menciptakan suatu nama / simbol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Badan Pusat Statistik (BPS) sejak sampel. Berikut jumlah perusahaan yang berpartisipasi:

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Badan Pusat Statistik (BPS) sejak sampel. Berikut jumlah perusahaan yang berpartisipasi: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, objek penelitian adalah karyawan-karyawan dengan jabatan manajer pada perusahaan manufaktur yang ada di kota Semarang yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh persepsi atas suatu harga (price

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam peneliian ini adalah pendekatan kuantitatif dan disajikan dalam bentuk angka-angka yang akan diolah dengan metode statistika.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain survei, yaitu mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data. B. Populasi,

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA 2 CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH

PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA 2 CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori (CFA) Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Terboboti (Weighted Least Square) Untuk Data Ordinal

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori (CFA) Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Terboboti (Weighted Least Square) Untuk Data Ordinal Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung 2013 Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori (CFA) Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Terboboti (Weighted Least Square) Untuk Data Ordinal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Secara keseluruhan, bab ini berisi tentang desain penelitian, ruang lingkup penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Secara keseluruhan, bab ini berisi tentang desain penelitian, ruang lingkup penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya. Sehingga informasi yang dihasilkan dapat dipercaya

Lebih terperinci

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dapat diidentifikasi dengan melihat faktor eksternal dan internak yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa peneliti memilih subyek tersebut karena peneliti menemukan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa peneliti memilih subyek tersebut karena peneliti menemukan bahwa BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek & Subyek Penelitian Obyek dari penelitian ini yaitu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan subyeknya ialah para Mahasiswa Magister UMY. Alasan mengapa peneliti memilih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab III akan memaparkan jenis penelitian yang digunakan, populasi dan sampel, pengukuran konsep, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu rencana yang terstruktur dan komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara satu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2005).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara satu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2005). BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan penelitian eksplanatori adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan dengan penelitian, melakukan perumusan masalah dan

Lebih terperinci

ANALISIS BAURAN PEMASARAN DAN KUALITAS PELAYANAN UNTUK MENINGKATKAN LOYALITAS PELANGGAN DI HOTEL POLONIA

ANALISIS BAURAN PEMASARAN DAN KUALITAS PELAYANAN UNTUK MENINGKATKAN LOYALITAS PELANGGAN DI HOTEL POLONIA ANALISIS BAURAN PEMASARAN DAN KUALITAS PELAYANAN UNTUK MENINGKATKAN LOYALITAS PELANGGAN DI HOTEL POLONIA GELADIKARYA Oleh : Detty Hertati Silaban, ST 087007080 KONSENTRASI : PEMASARAN TEKNOLOGI P R O G

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan PT. Sari Warna Asli III,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan PT. Sari Warna Asli III, BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan di perusahaan PT. Sari Warna Asli III, Karanganyar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey. Penelitian survey adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif kausal, karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap Y yang bersifat kausal.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Obyek Penelitian. Universitas Trisakti angkatan sebagai respondennya. Dari penyebaran kuesioner

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Obyek Penelitian. Universitas Trisakti angkatan sebagai respondennya. Dari penyebaran kuesioner BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Obyek Penelitian 1. Gambaran Umum Responden Objek penelitian yang ditetapkan adalah mahasiswa Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti angkatan 2006-2010

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di Ruang

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di Ruang BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek penelitian pada penelitian ini adalah RSUD Praya. 2. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. D.I.Yogyakarta. Sedangkan subjek penelitian adalah Wajib Pajak orang

BAB III METODE PENELITIAN. D.I.Yogyakarta. Sedangkan subjek penelitian adalah Wajib Pajak orang BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak di Provinsi D.I.Yogyakarta. Sedangkan subjek penelitian adalah Wajib Pajak orang pribadi, dimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kebayoran, Jakarta Selatan selama penelitian. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang dipilih sebagai tempat penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Kebayoran, Jakarta Selatan selama penelitian. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang dipilih sebagai tempat penelitian. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Industri ini mengacu pada kegiatan operasional percetakan dan obyek penelitian ini ialah untuk mengetahui besarnya pengaruh Kepercayaan Pelanggan dan Kualitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain survey, yaitu metode pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain survey, yaitu metode pengumpulan digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain survey, yaitu metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di D.I. Yogyakarta, yang berlokasi di Purwomartani, Kalasan, Sleman, dan Nitipuran, Yogyakarta. Sedangkan subyek dari

BAB III METODE PENELITIAN. di D.I. Yogyakarta, yang berlokasi di Purwomartani, Kalasan, Sleman, dan Nitipuran, Yogyakarta. Sedangkan subyek dari BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Obyek dan subyek penelitian Obyek penelitian adalah di kantor UPT Kementerian Sosial di D.I. Yogyakarta, yang berlokasi di Purwomartani, Kalasan, Sleman,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah CV Opal Transport, sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan CV

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah CV Opal Transport, sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan CV BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah CV Opal Transport, sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan CV Opal Transport. B. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini BMT Marhamah dan subyek dalam penelitian ini adalah karyawan tetap di BMT Marhamah. B. Jenis Data Jenis data yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karyawan pada bagian perawat. Populasi yang masuk dalam kriteria

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karyawan pada bagian perawat. Populasi yang masuk dalam kriteria BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Populasi Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006). Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. penelitian non-eksperimen, karena tidak memberi perlakuan (kontrol) terhadap

BAB IV METODE PENELITIAN. penelitian non-eksperimen, karena tidak memberi perlakuan (kontrol) terhadap BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Rancangan Penelitian Berdasarkan timbulnya variabel, jenis penelitian dapat dibedakan atas penelitian non-eksperimen dan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis, pengukuran dan lingkungan penelitian. merek terhadap kesedian pelanggan untuk membayar harga premium,

BAB III METODE PENELITIAN. analisis, pengukuran dan lingkungan penelitian. merek terhadap kesedian pelanggan untuk membayar harga premium, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini difokuskan pada tujuan studi, dimensi waktu, unit analisis, pengukuran dan lingkungan penelitian. 3.1.1 Tujuan Studi Studi ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dibahas deskripsi mengenai data sekunder dan data primer yang digunakan dalam penelitian. Data ini kemudian dianalisis menggunakan pemodelan persamaan struktural

Lebih terperinci

BAB IV BAB ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Kuisioner yang disebar kepada responden sebanyak 120 buah. Pada saat

BAB IV BAB ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Kuisioner yang disebar kepada responden sebanyak 120 buah. Pada saat BAB IV BAB ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4. Profil Responden Penelitian Kuisioner yang disebar kepada responden sebanyak 20 buah. Pada saat pengembalian hanya kembali 3 kuesioner, dimana terdapat 4 kuesioner

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Salah satu merek es krim PT Unilever, Magnum kini hadir dengan varian baru. Magnum bukanlah merek produk es krim yang baru bagi masyarakat. Diluncurkannya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Penelitian ini dimulai dari pemikiran tentang ketatnya persaingan bisnis pada era globalisasi saat ini yang semakin dinamis dan kompleks, adanya

Lebih terperinci

Bab 4. Hasil Penelitian dan Analisis Data

Bab 4. Hasil Penelitian dan Analisis Data Bab 4 Hasil Penelitian dan Analisis Data 4.1. Profil Objek Penelitian dan Data Diskriptif SMP Negeri 3 Banyubiru merupakan unit sekolah baru (USB) yang didirikan pada tahun 2007. Sekolah ini mulai beroperasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis data yang disesuaikan dengan pola penelitian dan variabel yang diteliti. Model yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (BBPLK) Serang. Sedangkan untuk subyek penelitian ini yaitu seluruh pegawai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (BBPLK) Serang. Sedangkan untuk subyek penelitian ini yaitu seluruh pegawai BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Serang. Sedangkan untuk subyek penelitian ini yaitu seluruh pegawai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research atau penelitian penjelasan. Penelitian penjelasan adalah penelitian yang menjelaskan hubungan kausal

Lebih terperinci

ENTERPRENURIAL INTENTION TERHADAP MAHASISWA MENCAPAI THE YOUNG ENTEREPRENEUR. Lemiyana 1, Dedi Hartawan 2

ENTERPRENURIAL INTENTION TERHADAP MAHASISWA MENCAPAI THE YOUNG ENTEREPRENEUR. Lemiyana 1, Dedi Hartawan 2 ENTERPRENURIAL INTENTION TERHADAP MAHASISWA MENCAPAI THE YOUNG ENTEREPRENEUR Lemiyana 1, Dedi Hartawan 2 1,2 Universitas Kader Bangsa, Jl. Mayjen. H. Moh. Ryacudu No.88, 8 Ulu, Seberang Ulu I, Palembang,

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dalam mencapai maksudnya. Dalam penelitian ini, metode menjadi alat bantu

BAB III METODA PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dalam mencapai maksudnya. Dalam penelitian ini, metode menjadi alat bantu BAB III METODA PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metodologi merupakan pengetahuan atau uraian mengenai metode. Metode itu sendiri merupakan cara kerja yang sistematis untuk mempermudah suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek penelitian Subjek penelitian yang akan kami ambil adalah mahasiswa yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengetahui perbedaan

Lebih terperinci