EVALUASI PRESTASI PROGRAM S2 MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI ITS DENGAN MODEL INDEKS PRESTASI & MASA STUDI KOMULATIF TERBOBOT (IPMSKT)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI PRESTASI PROGRAM S2 MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI ITS DENGAN MODEL INDEKS PRESTASI & MASA STUDI KOMULATIF TERBOBOT (IPMSKT)"

Transkripsi

1 EVALUASI PRESTASI PROGRAM S2 MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI ITS DENGAN MODEL INDEKS PRESTASI & MASA STUDI KOMULATIF TERBOBOT (IPMSKT) Bustanul Arifin Noer Studio Manajemen dan Sistem Industri - Jurusan Teknik Industri ITS bustanul@ie.its.ac.id, bus4rifin@yahoo.com ABSTRAK Model IPMSKT (indeks prestasi dan masa studi komulatif terbobot) telah digunakan untuk mengukur prestasi 20 jurusan program S1 Reguler dan 12 program S2 yang ada di ITS. Secara khusus artikel ini akan menonjolkan hasil evaluasi program S2 Magister Manajemen Teknologi (MMT) relatif dibandingkan terhadap 11 program S2 lainnya yang ada di ITS. Dari hasil analisa cluster berdasarkan nilai IPMSKT diketahui bahwa program S2 MMT berada pada cluster prestasi terjelek bersama-sama dengan S2 Teknik Informatika dan S2 Fisika. Faktor yang paling krusial adalah masa studi rata-rata 6,5 semester yang lebih jelek dari capaian S2 Teknik Informatika, juga faktor indeks prestasi rata-rata 3,299 yang hanya berada sedikit di atas capaian S2 Fisika. Selanjutnya disiskusikan secara lengkap bagaimana pengaruh faktor-faktor lainnya serta direkomendasikan benchmarking baik yang bersifat internal, kompetitif, maupun fungsional untuk terus meningkatkan prestasi masing-masing program S2. Kata kunci: IPMSKT, cluster, dendogram, benchmarking PENDAHULUAN Artikel ini merupakan penyempurnaan model IPMST sebelumnya, yaitu dengan menggunakan model IPMSKT (Indeks Prestasi & Masa S tudi Komulatif Terbobot) yang lebih baik dari aspek praktis maupun teoritisnya dengan mengambil kasus untuk 20 dari 22 jurusan program S1 reguler yang didasarkan kepada nilai IPMSKT, yaitu Fisika, Matematika, Statistika, Kimia, Biologi (kelimanya dari FMIPA), Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Kimia, Teknik Fisika, Teknik Industri, Teknik Material (keenamnya dari FTI), Teknik Sipil, Arsitektur, Teknik Lingkungan, Desain Produk Industri, Teknik Geodesi (kelimanya dari FTSP), Teknik Perkapalan, Teknik Sist em Perkapalan, Teknik Kelautan (ketiganya dari FTK), dan Teknik Informatika (dari FTIf). Cluster berdasarkan model IPMSKT ini juga digunakan untuk mengevaluasi prestasi 12 dari 14 program S2 di ITS, yaitu S2 Fisika, S2 Statistika, S2 Teknik Mesin, S2 Teknik Elektro, S2 Teknik Kimia, S2 Teknik Industri, S2 Teknik Sipil, S2 Arsitektur, S2 Teknik Lingkungan, S2 Teknologi Kelautan, S2 Teknik Informatika, dan S2 Magister Manajemen Teknologi tanpa membedakan antara program reguler atau lainnya. Model IPMST sebelumnya lebih menekankan pembobotan hanya dari aspek masa studi dengan formula berikut: IPMST(j) = IP(j) x MST(j) (1) IPMST(i) = [ IP(j) ] / JW(i) (2) Keterangan: IPMST(j) = nilai IPMST per wisudawan, IP(j) = IP per wisudawan, MST(j) = masa studi terbobot per wisudawan, IPMST(i) = nilai prestasi IPMST tiap jurusan, JW(i) = jumlah wisudawan pada jurusan (i)

2 Kritik terhadap model tersebut adalah bahwa nilai IPMST baik per wisudawan maupun per jurusan atau program S2 lebih ditentukan oleh masa studi terbobot dan nilai indeks prestasinya saja. Cara pembobotan untuk masa studi ditetapkan dengan ketentuan berikut: lulus dalam 8 semester dibobot 1 (100 persen), lulus 9 semester dibobot 0,975 (97,5%), dan seterusnya turun 2,5% untuk setiap tambahan semester kelulusan. Bila dapat lulus dalam 7 semester maka diberi bobot 1,025 (102,5%). Nilai IPMST maksimum bisa lebih besar dari nilai IP walau cenderung lebih kecil dari nilai IP itu sendiri (dalam maksimum skala 4 untuk indeks prestasi yang diraih seti ap mahasiswa). Daya pembeda antar cluster dengan model IPMST dirasakan kurang kuat atau ketat bila hanya digunakan pembobotan pada aspek masa studi saja. METODE PENELITIAN Asumsi yang digunakan untuk pengembangan model IPMSKT adalah bahwa prestasi wisudawan yang ditunjukkan dengan indeks prestasi (IP) dan masa studi (MS) yang sekaligus menjadi ukuran prestasi jurusan merupakan kombinasi dan sinergi semua komponen di jurusan atau program S2 yang bersangkutan. Faktor dosen, karyawan, mahasiswa, kurikulum, fasilitas laboratorium, perpustakaan, karyawan, serta faktor lainnya secara bersama-sama sangat mempengaruhi nilai IPMSKT yang diraih suatu jurusan atau program S2 pada setiap periode wisuda. Pembobotan Indeks Prestasi Untuk Program S1 dan S2 Perlu ditentukan dahulu bagaimana pembobotan untuk indeks prestasi (IP) yang dapat memilah bahwa dengan IP yang tinggi akan diberi nilai terbobot yang lebih tinggi pula. Penentuan indeks prestasi terbobot (IPT) dilakukan dengan formula berikut: IPT(j) = IP(j) / [ IP(t) ] (3) Keterangan: IPT(j) = indeks prestasi terbobot per wisudawan, IP(j) = indeks prestasi per wisudawan. Nilai indeks prestasi komulatif terbobot (IPKT) yang digunakan sebagai nilai konversi untuk indeks prestasi dihitung dengan formula berikut: IPKT(j+1) = IPKT(j) IPT(j) (4) Keterangan: IPKT(j+1) = nilai IPKT untuk kelas/interval masa studi berikutnya dengan ketentuan bahwa nilai IPKT(kelas/interval pertama) = 1, IPT(j) = nilai IPT pada kelas/interval indeks prestasi sebelumnya. Dengan formula 4 ini dapat ditentukan IPKT(j) untuk tiap interval IP amatan pada program S1 sejumlah 23 kelas interval IP - yang hasilnya dapat diringkas sebagai berikut: Interval > 3,65 3,60-3,64 3,55-3,59 3,50-3,54 3,45 3,40 3,35-3,39 3,30 3,25 IP 3,49 3,44 3,34 3,29 IPKT(j) 1,000 0,954 0,908 0,863 0,819 0,775 0,732 0,689 0,647 Interval 3,20-3,24 3,15-3,19 3,10-3,14 3,05-3,09 3,00 2,95 2,90-2,94 2,85 2,80 IP 3,04 2,99 2,89 2,84 IPKT(j) 0,606 0,565 0,525 0,486 0,447 0,409 0,371 0,334 0,298 Interval 2,75-2,79 2,70-2,74 2,65-2,69 2,60-2,64 2,55 2,59 2,50 2,54 2,45-2,49 < 2,44 IP IPKT(j) 0,262 0,227 0,193 0,159 0,126 0,094 0,062 0,031 A-30-2

3 Sama seperti di atas, dapat pula ditentukan IPKT(j) tiap interval IP amatan pada program S2 (dengan interval IP yang berbeda dengan program S1) dengan sejumlah 19 kelas interval IP - sebagai berikut: Interval IP > 3,85 3,80-3,84 3,75-3,79 3,70-3,74 3,65 3,69 3,60 3,64 3,55-3,59 IPKT(j) 1,000 0,940 0,881 0,823 0,766 0,710 0,654 Interval IP 3,50 3,54 3,45-3,49 3,40-3,44 3,35-3,39 3,30 3,34 3,25 3,29 3,20-3,24 IPKT(j) 0,599 0,545 0,492 0,439 0,387 0,336 0,286 Interval IP 3,15 3,19 3,10-3,14 3,05 3,09 3,00-3,04 < 2,99 IPKT(j) 0,236 0,187 0,139 0,092 0,046 Nilai-nilai IPKT(j) inilah yang digunakan sebagai konversi nilai IP dalam perhitungan indeks prestasi dan masa studi komulatif terbobot (IPMSKT) nantinya. Misalnya seorang wisudawan program S1 lulus dengan IP = 3,23 berarti IPKT-nya adalah 0,606. Contoh lainnya, seorang wisudawan program S2 lulus dengan IP = 3,61 berarti IPKT-nya adalah 0,710 demikian seterusnya dapat disimak nilai koversinya pada hasil di atas. Nilai-nilai IPKT(j) ini dapat saja berubah untuk periode wisuda yang lain tergantung kepada capaian indeks prestasi para wisudawannya. Pembobotan Masa Studi Untuk Program S1 dan S2 Formula 5 adalah masa studi terbobot dimaksud yang dihitung sebagai berikut: MST(j) = [ MS(j) x ( 1 / MS(j) ] -1 (5) Keterangan: MST(j) = masa studi terbobot per wisudawan, MS(j) = masa studi per wisudawan Dengan formulasi 5 tersebut dapat dipastikan bahwa masa studi 7 semester (untuk program S1) akan memiliki nilai masa studi terbobot (MST) yang paling besar, sedangkan untuk masa studi yang lebih lama (mulai dari 8, 9, hingga > 16 semester) akan memiliki nilai masa studi terbobot yang lebih kecil. Demikian juga halnya untuk program S2 yang dimulai dari masa studi 3 semester hingga seterusnya. Makin lama masa studi seorang wisudawan makin kecil masa studi terbobotnya, dan sebaliknya makin singkat/cepat masa studinya makin besar nilai terbobotnya. Selanjutnya dihitung masa studi komulatif terbobot (MSKT) dari hasil MST(j) dengan ketentuan bahwa untuk masa studi 7 semester (untuk program S2 dimulai dari 3 semester) dihitung komulatifnya = 1, yaitu dengan formula berikut: MSKT(j+1) = MSKT(j) + MST(j) (6) Keterangan: MSKT(j+1) = nilai MSKT untuk kelas/interval masa studi berikutnya dengan ketentuan bahwa nilai MSKT(kelas/interval pertama) adalah 1 (SATU), MST(j) = nilai MST pada kelas/interval masa studi sebelumnya (dari kolom 5) Perhitungan Nilai Indeks Prestasi & masa Studi Komulatif Terbobot (IPMSKT) Dari hasil perhitungan IPKT(j) dan MSKT(j) di atas selanjutnya dapat dihitung Indeks Prestai & Masa Studi Komulatitf Terbobot (IPMSKT). Dengan asumsi bahwa indeks prestasi (IP) dan masa studi (MS) sama pentingnya, maka dapat ditentukan formula perhitungan IPMSKT sebagai berikut: IPMSKT(j) = [ IPKT(j) x MSKT(j) ] / 2 (7) A-30-3

4 Keterangan: IPMSKT(j) = indeks prestasi & masa studi komulatif terbobot (IPMSKT) per wisudawan, IPKT(j) = indeks prestasi komulatif terbobot per wisudawan (dari tabel 1 atau 2), MSKT(j) = masa studi komulatif terbobot per wisudawan Dengan formula 7 tersebut dapat dihasilkan nilai prestasi jurusan atau program S2 yang sangat memperhatikan secara berimbang kedua aspek yang dimaksud (IP dan MS). Nilai prestasi suatu jurusan atau program S2 adalah rata-rata dari nilai IMPSKT tersebut, yaitu dengan formula berikut: IPMSKT(i) = [ IPMSK(j) ] / JW(i) (8) Keterangan: IPMSKT(i) = prestasi jurusan atau program S2 (i) yang dihitung dari jumlah seluruh nilai IPMSKT(j) wisudawan, JW(i) = jumlah wisudawan per jurusan atau program S2. Formula 8 digunakan untuk menghitung rata-rata IPMSKT suatu jurusan atau program S2. Nilai prestasi seluruh jurusan atau program S2 (yang disebut sebagai prestasi rata-rata ITS) adalah rata-rata dari nilai IMPSKT(j) seluruh total wisudawan pada periode amatan, yaitu dengan formula berikut: IPMSKT(total atau ITS) = [ IPMSK(j) ] / JW(j) (9) Keterangan: IPMSKT(total atau ITS) = prestasi total ITS yang dihitung dari jumlah nilai IPMSKT(j) seluruh wisudawan, JW(j) = jumlah seluruh wisudawan TW(i) pada periode amatan Formula 9 ini dimaksudkan untuk menghitung IPMSKT rata-rata tingkat ITS baik untuk program S1 maupun S2 bukan dengan mencari rata-rata IPMSKT(i), namum dihitung dari IPMSKT(j) untuk seluruh wisudawan di program S1 atau S2. Analisa Cluster Metode Gower (Gower s Similarity Measure) digunakan untuk mengukur jarak antar subjek yang secara sederhana dirumuskan dengan formula berikut : Sijk = [Xik Xjk] / Rk (10) Keterangan: Sijk = jarak antar subjek i dan j berdasarkan variabel k ; Xik = nilai untuk subjek i berdasarkan variabel k; Xjk = nilai untuk subjek j berdasarkan variabel k ; Rk = rentang nilai maksimum-minimum seluruh subjek berdasarkan variabel k. Dengan formula 10 ini selalu dihasilkan nilai mutlak (positif). Jarak terjauh (dari IPMST tertinggi terendah) bernilai 1 (SATU) sedangkan jarak terdekat bernilai 0 (NOL). Bila digunakan lebih dari 1 variabel, maka dapat dihitung jarak totalnya yaitu rata-rata dari nilai Sijk. Demikian hal ini dikerjakan secara maraton/bertahap untuk mendapatkan matriks jarak 20 x 20 (untuk 20 jurusan yang dikaji) atau matriks 12x12 (untuk 12 program S2). A-30-4

5 HASIL DAN PEMBAHASAN Rekapitulasi Prestasi Program S1 Hasil pengolahan data terhadap wisudawan program S1 reguler periode September 2004 dan Maret 2005 dengan mengacu kepada nilai IPKT(j) dan MSKT(j) - untuk program S1 - dapat diperoleh rekapitulasi hasil prestasi program S1 seperti tampak pada tabel 1. Dari tabel 1 terlihat jurusan lama yang telah meluluskan jumlah wisudawan program S1 reguler (walau masih harus dikoreksi dengan adanya yang lintas jalur atau pindahan). Jurusan yang paling banyak telah meluluskan sarjana adalah Teknik Elektro dan Teknik Mesin. Jurusan baru yang meluluskan di bawah 80 orang adalah Biologi, Teknik Geodesi, dan Teknik Material. Tercatat hampir wisudawan program S1 reguler hingga periode wisuda Maret (1) Jurusan Tabel 1: Rekapitulasi Prestasi Jurusan Program S1 Reguler (2) Total Wisudawan Hingga Maret 2005 (3) Jumlah Wisudawan Sep04 dan Mar05 (4) Predikat Sangat Memuaskan dan Cumlaude (5) Indeks Prestasi (IP) (6) Masa Studi (MS) (7) Kelulusan Hingga 9 Semester (L9) (8) Kelulusan Hingga 10 Semester (L10) (9) IPMSKT(i) Fisika ,2 2,873 10,6 30,8 53,8 0,442 Matematika ,0 3,070 10,0 44,4 69,4 0,561 Statistika ,4 2,951 9,0 71,6 86,5 0,569 Kimia ,7 3,018 9,7 47,3 81,8 0,548 Biologi ,3 3,099 9,6 66,7 78,6 0,580 Teknik Mesin ,6 3,022 11,5 20,1 42,5 0,456 Teknik Elektro ,3 3,044 10,6 27,9 62,6 0,507 Teknik Kimia ,0 3,189 9,6 59,1 85,2 0,613 Teknik Fisika ,0 3,047 10,2 45,2 67,7 0,531 Teknik Industri ,0 3,212 8,7 79,6 89,8 0,681 Teknik Material ,0 3,094 9,5 46,2 92,3 0,590 Teknik Sipil ,1 3,020 11,4 17,4 41,3 0,460 Arsitektur ,4 2,892 10,0 47,2 76,2 0,484 Teknik Lingkungan ,6 3,132 9,7 56,5 83,9 0,593 Desain Produk Industri ,0 2,958 10,4 36,5 57,3 0,480 Teknik Geodesi ,7 3,104 9,6 44,8 82,8 0,577 Teknik Perkapalan ,5 2,876 12,7 7,4 14,8 0,343 Teknik Sistem Perkapalan ,1 2, ,9 39,3 0,458 Teknik Kelautan ,5 3,019 10,6 35,1 51,3 0,503 Teknik Informatika ,8 3,152 11,5 24,5 47,6 0,510 Total atau Ratarata ,2 3,044 10,4 40,4 63,5 0,522 Sumber: diolah dari buku Wisuda ITS September 2004 dan Maret 2005 Program S1 yang paling banyak meluluskan sarjana pada periode wisuda September 2004 dan Maret 2005 adalah jurusan Tekik Elektro dan Teknik Mesin (lebih dari 130 orang). Jurusan lain yang meluluskan kurang dari 30 orang adalah Teknik Geodesi dan Teknik Material. Jumlah wisudawan program S1 reguler periode amatan adalah orang. Kelulusan hingga 9 semester (L9) adalah persentase wisudawan yang dapat lulus dalam masa studi hingga 9 semester yang tertinggi diraih oleh jurusan Teknik Industri (79,6 persen), sedangkan yang terendah dipegang oleh jurusan Teknik Perkapalan A-30-5

6 (hanya 7,4 persen). Persentase kelulusan hingga 9 semester tingkat ITS adalah 40,4 persen. Kelulusan hingga 10 semester (L10) dimaksudkan untuk lebih memperbesar persentase kelulusan dibandingkan dengan L9. Sebagian besar memang berubah nilainya, namun posisi terjelek tetap seperti pada kelulusan hingga 9 semester. Prestasi terbaik untuk L10 diraih oleh jurusan Teknik Material (92,3 persen) disusul Teknik Industri (89,2 persen), Statistika (86,5 persen), dan Teknik Kimia (85,2 persen). Prestasi terjelek dalam hal kelulusan hingga 10 semester tetap dipegang oleh jurusan Teknik Perkapalan (hanya 14,8 p ersen). Prestasi kelulusan hingga 10 semester tingkat ITS adalah 63,5 persen. Rekapitulasi Prestasi Program S2 Hasil pengolahan data terhadap 427 wisudawan program S2 periode September 2004 dan Maret 2005 dengan mengacu kepada nilai IPKT dan MSKT (tabel 2 dan 4) dapat diperoleh rekapitulasi hasil prestasi program S2 seperti tampak pada tabel 2. Nilai indeks prestasi ( IP) program S2 relatif lebih tinggi daripada program S1. Nilai IP rata-rata tertinggi diraih oleh S2 Arsitektur (3,566) disusul oleh S2 Teknik Sipil (3,542), sedangkan yang terendah dipegang oleh S2 Fisika (3,184). Indeks prestasi ratarata program S2 tingkat ITS adalah 3,387. Masa studi rata-rata tercepat diraih oleh S2 Teknik Lingkungan (3,9 semester) sedangkan yang terlama dipegang oleh S2 Magister Manajemen Teknologi (6,5 semester), serta di tingkat ITS adalah 5,1 semester. Persentase kelulusan hingga 4 semester (L4) untuk program S2 terbaik diraih oleh S2 Teknik Lingkungan (97,8 persen) disusul S2 Teknologi Kelautan (90,0 persen), sedangkan yang terjelek dipegang oleh S2 Fisika (hanya 10,0 persen). Prestasi kelulusan hingga 4 semester pada program S2 tingkat ITS adalah 57,1 persen. (1) Program Studi Tabel 2: Rekapitulasi Prestasi Program S2 (2) Total Wisudawan Hingga Maret 2005 (3) Jumlah Wisudawan Sep04 dan Mar05 (4) Predikat Sangat Memuaskan dan Cumlaude (5) Indeks Prestasi (IP) (6) Masa Studi (MS) (7) Kelulusan Hingga 4 Semester (L4) (8) IPMSKT(i) S2 Fisika ,4315 S2 Statistika ,6584 S2 Teknik Mesin ,4897 S2 Teknik Elektro ,6000 S2 Teknik Kimia ,6004 S2 Teknik Industri ,5917 S2 Teknik Sipil ,6473 S2 Arsitektur ,5938 S2 Teknik Lingkungan ,6757 S2 Teknologi Kelautan ,5902 S2 Teknik Informatika ,4633 S2 Magister Manajemen Teknologi TOTAL atau Rata-rata ,387 5,1 57, Sumber: diolah dari buku Wisuda ITS September 2004 dan Maret 2005 Nilai Indeks Prestasi & Masa Studi Komulatif Terbobot (IPMSKT) Fokus perhatian dalam artikel ini adalah pada nilai IPMSKT dan analisa cluster berdasarkan nilai IPMSKT ini. Pada tabel 1 kolom 9 diperoleh nilai IPMSKT untuk tiap jurusan yang ada. Bila diurutkan hasilnya, maka dapat diperoleh peringkat prestasi 20 jurusan/program S1 reguler sebagai berikut: Teknik Industri (0,681), Teknik Kimia (0,613), Teknik Lingkungan (0,593), Teknik Material (0,590), Biologi (0,580), Teknik A-30-6

7 Geodesi (0,577), Statistika (0,569), Matematika (0,561), Kimia (0,548), Teknik Fisika (0,531), Teknik Informatika (0,510), Teknik Elektro (0,507), Teknik Kelautan (0,503), Arsitektur (0,484), Desain Produk Industri (0,480), Teknik Sipil (0, 460), Teknik Sistem Perkapalan (0,458), Teknik Mesin (0,456), Fisika (0,442), dan Teknik Perkapalan (0,343). Hubungan Antara IPMSKT dengan IP dan MS Apakah nilai IPMSKT dapat mencerminkan prestasi suatu jurusan atau program studi S2 dengan memperhatikan indikator indeks prestasi dan masa studi saja? Uji korelasi antara nilai IPMSKT(j) dan IP(j) untuk seluruh wisudawan program S1 reguler periode amatan diperoleh koefisien korelasi r = 0,895 (sangat signifikan, artinya makin tinggi nilai IP makin tinggi nilai IPMSKT-nya ). Demikian juga dengan hasil uji korelasi antara IPMSKT(j) dengan MS(j) diperoleh r = -0,889 (sangat signifikan, artinya makin lama/molor nilai MS makin kecil nilai IPMSKT-nya). Korelasi antara IP dan MS untuk seluruh wisudawan priode amatan pun diperoleh r = -0,604 (signifikan, artinya makin lama/molor nilai MS makin kecil nilai IP-nya). Hal ini juga berlaku untuk program S2. Indeks Prestasi IP(j) r = 0,895 r = -0,604 Masa Studi MS(j) r = -0,889 Indeks Prestasi & Masa Studi Komulatif Terbobot IPMSKT(j) Gambar 1. Hubungan Antara IP, MS, dan IPMSKT Cluster Antar 20 Jurusan Program S1 Hasil cluster 20 jurusan program S1 reguler di ITS dengan jarak minimal 0,068 sehingga terbentuk 7 cluster adalah sebagai berikut: Cluster I hanya diisi jurusan Teknik Industri Cluster II hanya diisi jurusan Teknik Kimia Cluster III diisi oleh 4 jurusan, yaitu Teknik Lingkungan, Teknik Material, Biologi, dan Teknik Geodesi Cluster IV diisi oleh 4 jurusan, yaitu Statistika, Matematika, Kimia, dan Teknik Fisika Cluster V diisi oleh 5 jurusan, yaitu Teknik Informatika, Teknik Elektro, Teknik Kelautan, Arsitektur, dan Desain Produk Industri Cluster VI diisi oleh 4 jurusan, yaitu Teknik Sipil, Teknik Sistem Perkapalan, Teknik Mesin, dan Fisika Cluster VII hanya diisi oleh jurusan Teknik Perkapalan A-30-7

8 TI Teknik Industri TK Teknik Kimia TL MT BI GD ST MA Statistika Matematika Teknik Lingkungan 0,009 0,107 Teknik Material Biologi 0,009 Teknik Geodesi 0,024 0,038 0,038 KI Kimia 1,000 TF IF Teknik Fisika Teknik Informatika 0,050 0,136 0,009 0,263 EL Teknik Elektro batas untuk 7 cluster 0,012 dengan jarak > 0,068 KL AR DS Teknik Kelautan Arsitektur 0,012 Desain Produk Industri SI Teknik Sipil 0,293 0,068 0,112 SP 0,006 Teknik Sistem Perkapalan MS Teknik Mesin 0,041 FI Fisika TP Teknik Perkapalan Sumber: diolah dari tabel 3 kolom program S1 (skala seadanya, yang penting adalah batas pemilahannya) Gambar 2. Dendogram Antar 20 Jurusan Program S1 di ITS Dapat dikatakan bahwa cluster IV merupakan jurusan dengan prestasi moderat (nilai IPMSKT-nya setingkat dengan prestasi rata-rata ITS) yang diraih oleh jurusanjurusan Statistika, Matematika, Kimia, dan Teknik Fisika. Cluster I merupakan jurusan dengan prestasi terbaik (the best department with the best students) yang diraih oleh Teknik Industri. Cluster II adalah jurusan dengan prestasi baik yang diraih oleh Teknik Kimia. Cluster III adalah jurusan dengan prestasi cukup baik (nilai IPMST-nya masih di atas prestasi ITS) yang diraih oleh Teknik Lingkungan, Teknik Material, Biologi, dan Teknik Geodesi. A-30-8

9 Cluster V, VI, dan VII merupakan jurusan-jurusan yang prestasinya di bawah prestasi rata-rata ITS. Cluster V adalah jurusan dengan prestasi cukup jelek yang dipegang oleh Teknik Informatika, Teknik Elektro, Teknik Kelautan, Arsitektur, dan Desain Produk Industri. Cluster VI adalah jurusan dengan prestasi jelek yang dipegang oleh Teknik Sipil, Teknik Sistem Perkapalan, Teknik Mesin, dan Fisika. Cluster VII adalah jurusan dengan prestasi terjelek di ITS yang dipegang oleh Teknik Perkapalan. Cluster Antar 12 Program S2 Setelah nilai-nilai IPMSKT(i) untuk program S2 diurutkan dari besar ke kecil (seperti pada tabel 8), maka akan lebih mudah menghitung jarak antar subjeknya, demikian pula halnya dalam pembuatan dendogramnya. Hasil dendogram untuk program S2 seperti yang tampak pada gambar 3. TL S2 Teknik Lingkungan 0,116 ST S2 Statistika 0,045 SI S2 Teknik Sipil 0,234 EL S2 Teknik Elektro 0,002 TK S2 Teknik Kimia 0,040 AR S2 Arsitektur 0,015 TI S2 Teknik Industri 0,650 0,006 KL S2 Teknologi Kelautan batas 5 cluster dengan jarak > 0,096 MS S2 Teknik Mesin IF MMT FI S2 Teknik Informatika S2 Magister Manajemen Teknologi S2 Fisika 0,034 0,238 0,096 Sumber: diolah dari tabel 8 (skala seadanya, yang penting adalah batas pemilahannya) Gambar 3. Dendogram Antar 12 Program S2 di ITS Hasil cluster untuk program S2 dengan jarak minimal 0,096 adalah sebagai berikut: Cluster I (prestasi terbaik) diraih oleh S2 Teknik Lingkungan Cluster II (prestasi baik) diraih oleh S2 Statistika dan S2 Teknik Sipil Cluster III (prestasi moderat) diraih oleh S2 Teknik Elektro, S2 Teknik Kimia, S2 Arsitektur, S2 Teknik Industri, dan S2 Teknologi Kelautan Cluster IV (prestasi jelek) dipegang oleh S2 Teknik Mesin Cluster V (prestasi terjelek) dipegang oleh S2 Teknik Informatika, S2 Magister Manajemen Teknologi, dan S2 Fisika. Benchmarking Prestasi Jurusan atau Program S2 Jurusan-jurusan yang berada di cluster terjelek dapat belajar dari jurusan yang berada di cluster terbaik (Teknik Industri) dan cluster baik (Teknik Kimia) untuk program S1 serta S2 Teknik Lingkungan untuk program S2. Cara benchmarking internal dapat dilakukan dengan merujuk kepada kedua jurusan dan program S2 tersebut. Sambil A-30-9

10 terus berjalan, maka jurusan-jurusan yang telah baik prestasinya pun tetap dapat melakukan benchmarking kompetitif maupun fungsional untuk terus meningkatkan prestasi mereka. Nilai indeks prestasi yang tinggi dan sekaligus masa studi yang singkat merupakan target dan puncak tujuan yang harus diraih oleh semua jurusan maupun program S2 yang ada di ITS, juga untuk perguruan tinggi lainnya (PTN atau PTS) seluruh Indonesia. Secara bertahap, perlu juga dilakukan benchmarking kompetitif terhadap prestasi jurusan atau program S2 lain di luar ITS. Persoalan ketepatan waktu/masa studi setiap jenjang program studi perlu mendapat perhatian yang lebih besar lagi dari para manajemen di tingkat jurusan atau institut, sekaligus tetap menjaga capaian indeks prestasi yang makin tinggi pula. Sudah saatnya dikumandangkan slogan lulus dengan indeks prestasi yang tinggi sekaligus dalam masa studi yang singkat disertai dengan kemampuan lainnya bagi seluruh lulusan program S1 dan program S2 di ITS. KESIMPULAN Dari seluruh rangkaian pembahasan dapat disimpulkan bahwa jurusan-jurusan yang ada di ITS dapat dipilah berdasarkan kelompoknya, yaitu cluster I (prestasi terbaik) diraih oleh jurusan Teknik Industri, cluster II (prestasi baik) diraih oleh jurusan Teknik Kimia, cluster III (prestasi cukup baik) diraih oleh jurusan Teknik Lingkungan, Teknik Material, Biologi, dan Teknik Material. Jurusan pada cluster IV (prestasi moderat) diraih oleh jurusan Statistika, Matematika, Kimia, dan Teknik Fisika. Cluster V adalah jurusan dengan prestasi cukup jelek (di bawah prestasi ITS), yaitu Teknik Informatika, Teknik Elektro, Teknik Kelautan, Arsitektur, dan Desain Produk Industri. Cluster V (prestasi jelek) dipegang oleh jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Teknik Sipil, Teknik Mesin, dan Fisika. Cluster VII (prestasi terjelek) dipegang oleh Teknik Perkapalan. Pemilahan prestasi program S2 diperoleh 5 cluster. Cluster I (prestasi terbaik) diraih oleh S2 Teknik Lingkungan. Cluster II (prestasi baik) diraih oleh S2 Statistika dan S2 Teknik Sipil. Cluster III (prestasi moderat) diraih oleh S2 Teknik Elektro, S2 Teknik Kimia, S2 Arsitektur, S2 Teknik Industri, dan S2 Teknologi Kelautan. Cluster IV (prestsi jelek) dipegang oleh S2 Teknik Mesin. Cluster V (prestasi terjelek) dipegang oleh S2 Teknik Informatika, S2 magister Manajemen Teknologi, dan S2 Fisika. Rekomendasi yang dapat disampaikan adalah upaya benchmarking internal bagi jurusan-jurusan yang jelek prestasinya, yaitu dengan menjadikan jurusan Teknik Industri dan Teknik Kimia (untuk program S1) dan S2 Teknik Lingkungan (untuk program S2) sebagai contoh dan patokan internal untuk berprestasi. Begitu juga, perlu terus dibuka forum komunikasi antar jurusan atau program S2 yang dipandu langsung oleh rektor untuk membicarakan berbagai hal berkenaan dengan proses belajarmengajar, tukar pengalaman, dan diskusi untuk peningkatan efisiensi, kualitas, akuntabilitas, dan transparansi seluruh komponen di ITS. Catatan Akhir Model IPMSKT ini diharapkan dapat mendorong pengembangan model pengukuran prestasi jurusan yang lebih baik lagi di masa mendatang. Model ini juga dapat diujicobakan pada universitas/institut lainnya guna mengevaluasi prestasi tiap jurusan atau program S2 yang ada. A-30-10

11 DAFTAR PUSTAKA Buku Wisuda ITS periode September 2004 dan Maret Dunn-Runkin, Peter SCALLING METHODS. Lawrence Erlbaum Ass. Inc. New Jersey. Noer, Bustanul Arifin Model IPMST untuk Mengukur Prestasi Jurusan. OPTIMA Jurnal Keilmuan & Aplikasi Teknik dan Manajemen Industri. Volume 1. Nomor 1. Nopember ISSN Diterbitkan oleh Jurusan Teknik Industri ITS. Noer, Bustanul Arifin. 2005a. Cluster Prestasi 20 Jurusan di ITS dengan Model Indeks Prestasi & Masa Studi Terbobot (IPMST). OPTIMA Jurnal Keilmuan & Aplikasi Teknik dan Manajemen Industri. Volume 1. Nomor 2. Maret ISSN Diterbitkan oleh Jurusan Teknik Industri ITS. Noer, Bustanul Arifin. 2005b. Cluster Prestasi 20 Jurusan di ITS dengan Model Indeks Prestasi & Masa Studi Terbobot (IPMST). Seminar Nasional Teknik Industri dan Kongres BKSTI di Palembang, Juni Noer, Bustanul Arifin. 2005c. Cluster Prestasi 12 Program S2 di ITS dengan Model Indeks Prestasi & Masa Studi Terbobot (IPMST). Seminar Nasional Pascasarjana V di Surabaya, 2 Agustus Watson, Gregory H Strategic Benchmarking. John Wiley & Sons. Inc. New York. A-30-11

Indeks Prestasi dan Masa Studi Komulatif Terbobot di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Periode Wisuda Maret dan September 2016 versus 2011

Indeks Prestasi dan Masa Studi Komulatif Terbobot di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Periode Wisuda Maret dan September 2016 versus 2011 Indeks Prestasi dan Masa Studi Komulatif Terbobot di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Periode Wisuda Maret dan September 2016 versus 2011 Bustanul Arifin Noer Jurusan Manajemen Bisnis FTI ITS

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODEL INDEKS PRESTASI DAN MASA STUDI TERBOBOT PADA UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON Nil Edwin Maitimu

PERANCANGAN MODEL INDEKS PRESTASI DAN MASA STUDI TERBOBOT PADA UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON Nil Edwin Maitimu ISSN : 1978-1105 A R I K A J U R N A L T E K N I K I N D U S T R I Media Ilmuan dan Praktisi Teknik Industri Vol. 06, Nomor 2 Agustus 2012 ERGONOMIC ASSESMENT KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN SIKAP TUBUH PEKERJA

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG PESERTA SOSIALISASI PENGISIAN SPMI ONLINE Selasa, 29 Agustus 2017 Kantor Penjaminan Mutu

SELAMAT DATANG PESERTA SOSIALISASI PENGISIAN SPMI ONLINE Selasa, 29 Agustus 2017 Kantor Penjaminan Mutu SELAMAT DATANG PESERTA SOSIALISASI PENGISIAN SPMI ONLINE 2017 Selasa, 29 Agustus 2017 Kantor Penjaminan Mutu SOSIALISASI PENGISIAN SPMI ONLINE 2017 29 Agustus 2017 Kantor Penjaminan Mutu DASAR HUKUM 1.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI MAHASISWA

ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI MAHASISWA Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI

Lebih terperinci

PENGUKURAN KONTRIBUSI ITS DALAM MEMBENTUK MUTU SARJANA BARU ITS MENURUT PERSEPSI WISUDAWAN TAHUN 2004

PENGUKURAN KONTRIBUSI ITS DALAM MEMBENTUK MUTU SARJANA BARU ITS MENURUT PERSEPSI WISUDAWAN TAHUN 2004 B-17-1 PENGUKURAN KONTRIBUSI ITS DALAM MEMBENTUK MUTU SARJANA BARU ITS MENURUT PERSEPSI WISUDAWAN TAHUN 2004 Arie Kismanto dan Muhammad Sjahid Akbar Jurusan Statistik ITS ABSTRAK Sarjana baru dapat dipakai

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL SAR SEMESTER GENAP 2016/2017

LAPORAN HASIL SAR SEMESTER GENAP 2016/2017 LAPORAN HASIL SAR PANDUAN PEMBENTUKA PANDUAN PEMBENTUKAN ORGANISASI SEMESTER GENAP 2016/2017 KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017 i Laporan SAR Semester Genap 2016/2017

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT REPORT (SAR) Semester Genap 2011/2012

PEDOMAN PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT REPORT (SAR) Semester Genap 2011/2012 PEDOMAN PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT REPORT (SAR) Semester Genap 2011/2012 1. Self Asessment Report Proses SAR (Self Assessment Report ) Proses adalah kegiatan yang ditujukan untuk memberikan suatu sistem

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Teknik Informatika. Lampiran II

Dokumen Kurikulum Program Studi : Teknik Informatika. Lampiran II Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Teknik Informatika Lampiran II Sekolah Teknik Elektro dan Infomatika Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Teknik Tenaga Listrik. Lampiran II

Dokumen Kurikulum Program Studi : Teknik Tenaga Listrik. Lampiran II Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Teknik Lampiran II Sekolah Teknik Elektro Dan Informatika Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode Dokumen

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Teknik Industri Lampiran II

Dokumen Kurikulum Program Studi : Teknik Industri Lampiran II Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Teknik Lampiran II Fakultas : Teknologi Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode Dokumen Total Halaman Kur2013-S1-TI

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu hanya

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu hanya BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu hanya meneliti pada waktu tertentu. Data-data yang diteliti dan diolah merupakan data temuan di

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing Dra. Madu Ratna, M.Si. Alfiana Prisnawati Co Dosen Pembimbing Dr. Dra. Ismaini Zain, M.Si

Dosen Pembimbing Dra. Madu Ratna, M.Si. Alfiana Prisnawati Co Dosen Pembimbing Dr. Dra. Ismaini Zain, M.Si Dosen Pembimbing Dra. Madu Ratna, M.Si Alfiana Prisnawati 1310030047 Co Dosen Pembimbing Dr. Dra. Ismaini Zain, M.Si 1 Latar belakang Rumusan Masalah Sejauh mana persepsi mahasiswa terhadap pelaksanaan

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Rekayasa Hayati Lampiran II

Dokumen Kurikulum Program Studi : Rekayasa Hayati Lampiran II Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Lampiran II Fakultas : Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode Dokumen

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG BIAYA KULIAH TUNGGAL DAN UANG KULIAH TUNGGAL PADA PERGURUAN TINGGI NEGERI DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Ketentuan-ketentuan Pendaftaran FRS Semester II 2012/2013 Program Studi Teknik Elektro

Ketentuan-ketentuan Pendaftaran FRS Semester II 2012/2013 Program Studi Teknik Elektro Ketentuan-ketentuan Pendaftaran FRS Semester II 01/01 Program Studi Teknik Elektro I. Petunjuk Umum 1. Bagi mahasiswa program studi Teknik Elektro beberapa hal yang harus diperhatikan a. Memenuhi kewajiban

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERGURUAN TINGGI DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ENERGI DI INDONESIA. Prof. Ir. Eko Budi Djatmiko, MSc, PhD Ing. Bambang Wijanarko, MEng

DUKUNGAN PERGURUAN TINGGI DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ENERGI DI INDONESIA. Prof. Ir. Eko Budi Djatmiko, MSc, PhD Ing. Bambang Wijanarko, MEng DUKUNGAN PERGURUAN TINGGI DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ENERGI DI INDONESIA Prof. Ir. Eko Budi Djatmiko, MSc, PhD Ing. Bambang Wijanarko, MEng Workshop Skenario Kebijakan Energi Indonesia Menuju Tahun

Lebih terperinci

Gencarkan Promosi ITS ke Seluruh Indonesia

Gencarkan Promosi ITS ke Seluruh Indonesia Gencarkan Promosi ITS ke Seluruh Indonesia Sehubungan dengan akan dilaksanakannya pendaftaran calon mahasiswa baru untuk tahun akademik 2013/2014, ITS Surabaya telah merancang sejumlah kegiatan promosi

Lebih terperinci

Struktur Kurikulum 2008 per Prodi. Fakultas. Struktur Kurikulum 2008 Program Studi Teknik Telekomunikasi. Mata Kuliah Wajib Non Jalur Pilihan

Struktur Kurikulum 2008 per Prodi. Fakultas. Struktur Kurikulum 2008 Program Studi Teknik Telekomunikasi. Mata Kuliah Wajib Non Jalur Pilihan Struktur Kurikulum 2008 per Prodi Fakultas Struktur Kurikulum 2008 Program Studi Teknik Telekomunikasi Mata Kuliah Wajib Non Jalur Pilihan Semester 1 Semester 2 1 MA1101 Kalkulus IA 4 1 MA1201 Kalkulus

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi Teknik Mesin. Lampiran II

Dokumen Kurikulum Program Studi Teknik Mesin. Lampiran II Dokumen Kurikulum 013-018 Program Studi Teknik Mesin Lampiran II Fakultas Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Teknik Lingkungan. Lampiran II

Dokumen Kurikulum Program Studi : Teknik Lingkungan. Lampiran II Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Teknik Lampiran II Fakultas : Teknik Sipil & Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode Dokumen Total Halaman

Lebih terperinci

DATA MAHASISWA DAN LULUSAN DANIAL

DATA MAHASISWA DAN LULUSAN DANIAL DATA MAHASISWA DAN LULUSAN DANIAL No Tahun Masuk dan Lulus 2000-2014 Input Mahasiswa Output Mahasiswa Lulus/ Masuk(%) 1 2000 438,332 40,923 9.34 2 2001 456,215 84,297 18.48 3 2002 452,286 200,838 44.41

Lebih terperinci

Jadwal dan Materi Tes Semester I Tahun Ajaran 2015/2016 Sekolah Pascasarjana Institut Teknologi Bandung

Jadwal dan Materi Tes Semester I Tahun Ajaran 2015/2016 Sekolah Pascasarjana Institut Teknologi Bandung Jadwal dan Materi Tes Semester I Tahun Ajaran 2015/2016 Sekolah Pascasarjana Institut Teknologi Bandung NO FAK/SEK PROGRAM STUDI MATERI TES 2015 I. FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 11 provinsi, keterlambatan paket soal, kekurangan lembar soal dan lembar jawaban,

BAB I PENDAHULUAN. 11 provinsi, keterlambatan paket soal, kekurangan lembar soal dan lembar jawaban, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujian Nasional (UN) telah memunculkan kontroversi yang berkepanjangan yang masih meninggalkan sejumlah persoalan dan pertanyaan yang menarik untuk dikaji. Kontroversi

Lebih terperinci

K E P U T U S A N REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER NOMOR: /IT2 /HK.00.01/2017. T e n t a n g

K E P U T U S A N REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER NOMOR: /IT2 /HK.00.01/2017. T e n t a n g K E P U T U S A N REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER NOMOR: 04903/IT2 /HK.00.0/207 T e n t a n g PENETAPAN PENERIMAAN CALON MAHASISWA BARU PROGRAM PASCASARJANA ITS PERIODE SEMESTER GASAL TAHUN

Lebih terperinci

Panduan Rekrutment Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2016/2017

Panduan Rekrutment Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2016/2017 Panduan Rekrutment Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2016/2017 Biro Humas dan Pemasaran Universitas Kristen Indonesia Jakarta, 10 Oktober 2015 Panduan Rekrutmen Mahasiswa Baru Universitas Kristen Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR 9 Tahun 2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR 9 Tahun 2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR 9 Tahun 2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Aeronotika dan Astronotika. Lampiran II

Dokumen Kurikulum Program Studi : Aeronotika dan Astronotika. Lampiran II Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Aeronotika Lampiran II Fakultas : Fakultas Teknik Mesin dan Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode Dokumen

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG GELAR DAN SEBUTAN BAGI LULUSAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG GELAR DAN SEBUTAN BAGI LULUSAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG GELAR DAN SEBUTAN BAGI LULUSAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG,

Lebih terperinci

Jadwal dan Materi Test Tahun Ajaran 2012/2013 Sekolah Pascasarjana Institut Teknologi Bandung

Jadwal dan Materi Test Tahun Ajaran 2012/2013 Sekolah Pascasarjana Institut Teknologi Bandung Jadwal dan Materi Test Tahun Ajaran 2012/2013 Sekolah Pascasarjana Institut Teknologi Bandung NO FAK/SEK PROGRAM STUDI MATERI TEST I I. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) 1 Matematika

Lebih terperinci

Media Diseminasi Kebijakan dan Prestasi

Media Diseminasi Kebijakan dan Prestasi Badan Koordinasi Pengendalian dan Komunikasi Program Edisi 23/Juni 2013 Media Diseminasi Kebijakan dan Prestasi Salurkan Beasiswa PPA, BBM serta Afirmasi Papua Tim Peningkatan Jejaring untuk Tingkatkan

Lebih terperinci

BAN-PT Visitasi Reakreditasi ITS

BAN-PT Visitasi Reakreditasi ITS Badan Koordinasi Pengendalian dan Komunikasi Program Edisi 44/November 2013 Media Diseminasi Kebijakan dan Prestasi BAN-PT isitasi Reakreditasi ITS Hasil Penilaian Tim Juri Lomba Eco Office Tahun 2013

Lebih terperinci

PREDIKSI JUMLAH LULUSAN DAN PREDIKAT KELULUSAN MAHASISWA FMIPA UNTAN TAHUN ANGKATAN 2013/2014 DENGAN METODE RANTAI MARKOV

PREDIKSI JUMLAH LULUSAN DAN PREDIKAT KELULUSAN MAHASISWA FMIPA UNTAN TAHUN ANGKATAN 2013/2014 DENGAN METODE RANTAI MARKOV Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 3(2015), hal 347-352. PREDIKSI JUMLAH LULUSAN DAN PREDIKAT KELULUSAN MAHASISWA FMIPA UNTAN TAHUN ANGKATAN 2013/2014 DENGAN METODE RANTAI

Lebih terperinci

IV. PERATURAN AKADEMIK

IV. PERATURAN AKADEMIK IV. PERATURAN AKADEMIK A. SISTEM KREDIT Kegiatan Pendidikan di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada dilaksanakan dengan sistem kredit dan waktu penyelenggaraannya diatur dengan sistem semester. Dalam

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Teknik Elektro

Dokumen Kurikulum Program Studi : Teknik Elektro Dokumen Kurikulum 2013-2018 rogram Studi : Teknik Elektro rogram Sarjana Tekni k Elektro Untuk dapat mengikuti rogram Studi Sarjana Teknik Elektro dengan baik, mahasiswa perlu memiliki latar belakang kemampuan

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK. Peraturan akademik yang berlaku di Program Magister Pendidikan Kimia adalah sebagai berikut:

PERATURAN AKADEMIK. Peraturan akademik yang berlaku di Program Magister Pendidikan Kimia adalah sebagai berikut: PERATURAN AKADEMIK Peraturan akademik yang berlaku di Program Magister Pendidikan Kimia adalah sebagai berikut: PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS JAMBI BAB I KETENTUAN

Lebih terperinci

Struktur Kurikulum 2008 per Prodi. Fakultas. Struktur Kurikulum 2008 Program Studi Sistem dan Teknologi Informasi. Mata Kuliah Wajib Non Jalur Pilihan

Struktur Kurikulum 2008 per Prodi. Fakultas. Struktur Kurikulum 2008 Program Studi Sistem dan Teknologi Informasi. Mata Kuliah Wajib Non Jalur Pilihan Struktur Kurikulum 2008 per Prodi Fakultas Struktur Kurikulum 2008 Program Studi Sistem dan Teknologi Informasi Mata Kuliah Wajib Non Jalur Pilihan Jumlah SKS mata kuliah wajib ITB pada struktur kurikulum

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. USU memiliki visi menjadi University for Industry (UfI), dengan misi:

Bab 1 PENDAHULUAN. USU memiliki visi menjadi University for Industry (UfI), dengan misi: Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak awal pendiriannya, Universitas Sumatra Utara (USU) dipersiapkan menjadi pusat pendidikan tinggi di Kawasan Barat Indonesia. Sewaktu didirikan pada tahun 1952,

Lebih terperinci

Struktur Kurikulum 2008 per Prodi. Fakultas. Struktur Kurikulum 2008 Program Studi Teknik Informatika. Mata Kuliah Wajib Non Jalur Pilihan

Struktur Kurikulum 2008 per Prodi. Fakultas. Struktur Kurikulum 2008 Program Studi Teknik Informatika. Mata Kuliah Wajib Non Jalur Pilihan Struktur Kurikulum 2008 per Prodi Fakultas Struktur Kurikulum 2008 Program Studi Teknik Informatika Mata Kuliah Wajib Non Jalur Pilihan Semester 1 Semester 2 URUT SEM KODE KULIANAMA KULIAH SKS URUT SEM

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Sarjana Biologi. Lampiran II

Dokumen Kurikulum Program Studi : Sarjana Biologi. Lampiran II Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Sarjana Biologi Lampiran II Fakultas : Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA KUNCI FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS PADJADJARAN TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA KUNCI FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS PADJADJARAN TAHUN 2016 INDIKATOR KINERJA KUNCI FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS PADJADJARAN TAHUN 2016 Jatinangor, 12 Mei 2016 A. Kualitas pembelajaran dan kemahasiswaan dalam rangka pencapaian penyelenggaraan pendidikan unggul 1.

Lebih terperinci

Targetkan Tujuh Jurusan Tersertifikasi AUN 2016 Kemenhub Hibahkan Lagi Bus untuk ITS ITS Beri Tali Asih untuk Pensiunan PNS

Targetkan Tujuh Jurusan Tersertifikasi AUN 2016 Kemenhub Hibahkan Lagi Bus untuk ITS ITS Beri Tali Asih untuk Pensiunan PNS Badan Koordinasi Pengendalian dan Komunikasi Program Media Diseminasi Kebijakan dan Prestasi Targetkan Tujuh Jurusan Tersertifikasi AUN 2016 Kemenhub Hibahkan Lagi Bus untuk ITS ITS Beri Tali Asih untuk

Lebih terperinci

Jadwal dan Materi Tes Semestesr II Tahun Ajaran 2012/2013 Sekolah Pascasarjana Institut Teknologi Bandung

Jadwal dan Materi Tes Semestesr II Tahun Ajaran 2012/2013 Sekolah Pascasarjana Institut Teknologi Bandung Jadwal dan Materi Tes Semestesr II Tahun Ajaran 2012/2013 Sekolah Pascasarjana Institut Teknologi Bandung NO FAK/SEK PROGRAM STUDI MATERI TES JADWAL KETERANGAN I. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Jadwal dan Materi Test Tahun Ajaran 2013/2014 Sekolah Pascasarjana Institut Teknologi Bandung

Jadwal dan Materi Test Tahun Ajaran 2013/2014 Sekolah Pascasarjana Institut Teknologi Bandung Jadwal dan Materi Test Tahun Ajaran 2013/2014 Sekolah Pascasarjana Institut Teknologi Bandung NO FAK/SEK PROGRAM STUDI MATERI TES I I. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) 1 Matematika

Lebih terperinci

Konsentarsi Manajemen Industri dan Program Studi Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Konstruksi.

Konsentarsi Manajemen Industri dan Program Studi Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Konstruksi. Sejarah ITN Malang Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang bermula dari Akademi Teknik Nasional (ATN) Malang yang didirikan oleh Yayasan Pendidikan Umum dan Teknologi Nasional Malang pada tahun 1969 dengan

Lebih terperinci

1. Ujian. a. Maksud dan Tujuan Penyelenggaraan Ujian. Maksud dan tujuan penyelenggaraan ujian adalah:

1. Ujian. a. Maksud dan Tujuan Penyelenggaraan Ujian. Maksud dan tujuan penyelenggaraan ujian adalah: Jumat, 15 November 2013 Admin 11607 kali EVALUASI Evaluasi keberhasilan proses pendidikan ada dua hal: (a) keberhasilan proses penyelenggaraan acara pendidikan dan (b) keberhasilan usaha belajar mahasiswa.

Lebih terperinci

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA PERBANAS

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA PERBANAS ABFI INSTITUTE MAHASISWA Jenis-jenis beasiswa yang diberikan kepada calon mahasiswa : NO JENIS 1 Anak Karyawan tetap Bank anggota Perbanas 2 Karyawan tetap Bank anggota Perbanas JENJANG PERSYARATAN D3

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Deskripsi Data

HASIL DAN PEMBAHASAN. Deskripsi Data metode penarikan contoh yang tepat di survei tahap I. 3. Melaksanakan survei tahap I, untuk mengetahui karakteristik pelayanan program sarjana yang diinginkan mahasiswa. 4. Menyusun kuesioner untuk survei

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satuan pendidikan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi, sudah pasti ingin mempunyai peserta didik dan lulusan yang berprestasi

Lebih terperinci

Hubungan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dengan Nilai Ujian Akhir Nasional (UAN): Studi Kasus di FMIPA Unsyiah

Hubungan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dengan Nilai Ujian Akhir Nasional (UAN): Studi Kasus di FMIPA Unsyiah Statistika, Vol. 15 No. 1, 17 23 Mei 2015 Hubungan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dengan Nilai Ujian Akhir Nasional (UAN): Studi Kasus di FMIPA Unsyiah Ridha Ferdhiana, 1,2, Ira Julita 1, Asep rusyana

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Arsitektur. Lampiran II

Dokumen Kurikulum Program Studi : Arsitektur. Lampiran II Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Arsitektur Lampiran II Fakultas : Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung Total Bidang Halaman Kode Akademik Dokumen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini kemajuan perekonomian bangsa ditambah dengan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini kemajuan perekonomian bangsa ditambah dengan perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kemajuan perekonomian bangsa ditambah dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah meningkatkan kesadaran berbagai pihak seperti pemerintah,

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SATUAN AKADEMIK DI LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PENGELOLAAN SATUAN AKADEMIK DI LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG K E P U T U S A N REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG NOMOR : 222/SK/K01/OT/2005 TENTANG PENGELOLAAN SATUAN AKADEMIK DI LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuasi eksperimen, dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR: 01 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR: 01 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR: 01 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

SOSIALISASI PANDUAN AKADEMIK PROGRAM STUDI AKUNTANSI FE - UST TAHUN AKADEMIK 2015/2016

SOSIALISASI PANDUAN AKADEMIK PROGRAM STUDI AKUNTANSI FE - UST TAHUN AKADEMIK 2015/2016 SOSIALISASI PANDUAN AKADEMIK PROGRAM STUDI AKUNTANSI FE - UST TAHUN AKADEMIK 2015/2016 Akreditasi B Unggulan TAMANSISWA Nasional 2018 Asia Tenggara 2028 1. PENDIDIKAN 2. PENELITIAN 3. PENGABDIAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI NOMOR 03 TAHUN 2015

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI NOMOR 03 TAHUN 2015 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STRUKTUR, SEBARAN MATA KULIAH DAN KODEFIKASI MATA KULIAH DALAM KURIKULUM UMRAH 2015 YANG BERBASIS KERANGKA

Lebih terperinci

PANDUAN P2M KOMPTENSI KELULUSAN PENGANTAR

PANDUAN P2M KOMPTENSI KELULUSAN PENGANTAR PENGANTAR Buku panduan kompetensi lulusan ini dibuat dengan maksud dan tujuan untuk mengukur standar kelulusan mahasiswa di STTR Cepu. Hal ini dilaksanakan agar mutu lulusan STTR Cepu memiliki kompetensi

Lebih terperinci

Widyat Nurcahyo, Analisa Atribut Yang Mempengaruhi Mutu Program Studi

Widyat Nurcahyo, Analisa Atribut Yang Mempengaruhi Mutu Program Studi ANALISA ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI MUTU PROGRAM STUDI DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TAMA JAGAKARSA BERDASARKAN HASIL AKREDITASI Widyat Nurcahyo Program Studi Teknik Informatika Universitas Tama Jagakarsa

Lebih terperinci

Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur

Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur M.Fariz Fadillah Mardianto,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP LAMA STUDI DAN IPK MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK. TPMFT Universitas Diponegoro

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP LAMA STUDI DAN IPK MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK. TPMFT Universitas Diponegoro FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP LAMA STUDI DAN IPK MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK TPMFT Universitas Diponegoro TIM PENJAMINAN MUTU FAKULTAS FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012 Content

Lebih terperinci

Model Evaluasi Performa Mahasiswa Tahun Pertama Melalui Pendekatan Fuzzy Inference System dengan Metode Tsukamoto

Model Evaluasi Performa Mahasiswa Tahun Pertama Melalui Pendekatan Fuzzy Inference System dengan Metode Tsukamoto Model Evaluasi Performa Mahasiswa Tahun Pertama Melalui Pendekatan Fuzzy Inference System dengan Metode Tsukamoto Zaenal Abidin Program studi Sistem Informasi STMIK Teknokrat Bandar Lampung, Indonesia

Lebih terperinci

PANDUAN P2M STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN PENGANTAR

PANDUAN P2M STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN PENGANTAR PENGANTAR Buku panduan standar penilaian pendidikan ini dibuat dengan maksud dan tujuan untuk mengatur kebutuhan sarana fisik dan pengelolaan keuangan untuk kegiatan proses pembelajaran dan belanja pegawai

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI LEMBAGA SANDI NEGARA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO,

REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO, SALINAN : KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO Nomor : 165/SK/UN7/2012 TENTANG PENETAPAN BESARAN PEMBAYARAN SUMBANGAN PEMBINAAN PENDIDIKAN (SPP), BIAYA PRAKTIKUM RESPONSI DAN KEGIATAN PERKULIAHAN LAINNYA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG BIAYA KULIAH TUNGGAL DAN UANG KULIAH TUNGGAL PADA PERGURUAN TINGGI NEGERI DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM 04. 03 08 SEMARANG 2011 SPMI-UNDIP Standar Penilaian Pendidikan Sistem Penjaminan Mutu Internal Disetujui

Lebih terperinci

PROSEDUR MUTU PENILAIAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO. Ungaran, Februari 2015 LEMBAGA PENJAMIN MUTU UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

PROSEDUR MUTU PENILAIAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO. Ungaran, Februari 2015 LEMBAGA PENJAMIN MUTU UNIVERSITAS NGUDI WALUYO PROSEDUR MUTU PENILAIAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO Ungaran, Februari 2015 LEMBAGA PENJAMIN MUTU UNIVERSITAS NGUDI WALUYO BAB I PENDAHULUAN Penilaian dalam hal ini merupakan salah satu maspek dalam proses

Lebih terperinci

YAYASAN PENDIDIKAN DAYANG SUMBI INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

YAYASAN PENDIDIKAN DAYANG SUMBI INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL KEPUTUSAN REKTOR Nomor: 209/N.07/Rektorat/Itenas/XII/2015 Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Institut Teknologi Nasional Tahun Akademik 2016/2017 REKTOR Memperhatikan: Hasil rapat Pimpinan Institut Teknologi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Implementasi Biplot Kanonik dan Analisis Procrustes dengan Mathematica Biplot biasa dengan sistem perintah telah terintegrasi ke dalam beberapa program paket statistika seperti SAS,

Lebih terperinci

Teknik Industri FTI ITB. Kurikulum of 6 28-May-14 10:34 AM. Home Tentang ITB» Organisasi» Fakultas/Sekolah» Akademik» Fasilitas» Layanan»

Teknik Industri FTI ITB. Kurikulum of 6 28-May-14 10:34 AM. Home Tentang ITB» Organisasi» Fakultas/Sekolah» Akademik» Fasilitas» Layanan» 1 of 6 8-May-14 10:34 AM Top Menu Home Tentang ITB» Organisasi» Fakultas/Sekolah» Akademik» Fasilitas» Layanan» Teknik Industri FTI ITB Links» Profil Teknik Industri» Kelompok Keahlian» Organisasi» 1 Tweet

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : APLIKASI METODE CHAID DALAM MENGANALISIS KETERKAITAN FAKTOR RISIKO LAMA PENYELESAIAN SKRIPSI MAHASISWA (Studi Kasus di Jurusan Matematika FMIPA Universitas Sriwijaya) Dian Cahyawati S., Susi Yohana, Putera

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undangundang

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Teknik Telekomunikasi. Lampiran II

Dokumen Kurikulum Program Studi : Teknik Telekomunikasi. Lampiran II Dokumen Kurikulum 0-08 Program Studi : Teknik Lampiran Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode Dokumen Total

Lebih terperinci

Panduan Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Kristen Indonesia Tahun Akademik 2017/2018

Panduan Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Kristen Indonesia Tahun Akademik 2017/2018 Panduan Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Kristen Indonesia Tahun Akademik 2017/2018 1. Jadwal Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Jadwal Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) UKI Tahun Akademik 2017/2018 berlangsung

Lebih terperinci

PENGARUH JURUSAN DAN NILAI SEKOLAH MENENGAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA STIKOM SURABAYA

PENGARUH JURUSAN DAN NILAI SEKOLAH MENENGAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA STIKOM SURABAYA PENGARUH JURUSAN DAN NILAI SEKOLAH MENENGAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA Sulistiowati 1) 1) Program Studi/Jurusan Sistem Informasi, STIKOM Surabaya, email: sulist@stikom.edu Abstrak : Penelitian

Lebih terperinci

Panduan Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Kristen Indonesia Tahun Akademik 2018/2019

Panduan Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Kristen Indonesia Tahun Akademik 2018/2019 Panduan Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Kristen Indonesia Tahun Akademik 2018/2019 1. Jadwal Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Jadwal Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) UKI Tahun Akademik 2018/2019 berlangsung

Lebih terperinci

BAB II PENERIMAAN MAHASISWA BARU

BAB II PENERIMAAN MAHASISWA BARU PANDUAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN NOMOR : 351/H23/DT/2009 TGL 31 AGUSTUS 2009 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam

Lebih terperinci

PENGKLASIFIKASIAN LULUSAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO BERDASARKAN NILAI IPK DENGAN METODE FUZZY CLUSTERING. M. Rodhi Faiz

PENGKLASIFIKASIAN LULUSAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO BERDASARKAN NILAI IPK DENGAN METODE FUZZY CLUSTERING. M. Rodhi Faiz Rodhi Faiz, Pengklasifikasian Lulusan Jurusan Teknik Elektro Berdasarkan Nilai Ipk Dengan Metode Fuzzy Clustering PENGKLASIFIKASIAN LULUSAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO BERDASARKAN NILAI IPK DENGAN METODE FUZZY

Lebih terperinci

Analisis Log Linier. Uji K-Way: efek interaksi order ketiga tidak terdapat dalam model

Analisis Log Linier. Uji K-Way: efek interaksi order ketiga tidak terdapat dalam model Statistika Deskriptif Hubungan Variabel Analisis Log Linier Uji K-Way: efek interaksi order ketiga tidak terdapat dalam model Uji Asosiasi Parsial: ada hubungan antara lama kelulusan dengan asal instansi

Lebih terperinci

: 141/UN /AK/2015 : 1 (satu) eks : Undangan. Perihal. Kepada Yth. Ketua Prodi S1 di Lingkungan Universitas Riau (Terlampir) Pekanbaru

: 141/UN /AK/2015 : 1 (satu) eks : Undangan. Perihal. Kepada Yth. Ketua Prodi S1 di Lingkungan Universitas Riau (Terlampir) Pekanbaru Nomor Lamp Perihal : 141/UN19.5.1.4/AK/2015 : 1 (satu) eks : Undangan Kepada Yth. Ketua Prodi S1 di Lingkungan Universitas Riau (Terlampir) Pekanbaru Dengan Hormat, Kurikulum Prodi UR berbasis KKNI akan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undang-undang

Lebih terperinci

PENGUKURAN MUTU JURUSAN : STUDI KASUS ITS MANAGEMENT AWARD 2004

PENGUKURAN MUTU JURUSAN : STUDI KASUS ITS MANAGEMENT AWARD 2004 B-18-1 PENGUKURAN MUTU JURUSAN : STUDI KASUS ITS MANAGEMENT AWARD 2004 Arie Kismanto Jurusan Statistika dan BAPSI ITS Surabaya Email : ariekis@its.ac.id ABSTRAK Sebagai suatu siklus manajemen, maka suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini jumlah penduduk di Indonesia telah mencapai 200 juta orang lebih,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini jumlah penduduk di Indonesia telah mencapai 200 juta orang lebih, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini jumlah penduduk di Indonesia telah mencapai 00 juta orang lebih, sehingga persaingan mereka di dunia kerja semakin ketat. Oleh karena itu, untuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Riwayat Hidup. Abstract Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Riwayat Hidup. Abstract Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran vii DAFTAR ISI Lembar Pengesahan Riwayat Hidup Abstrak Abstract Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran i ii iii iv v vii ix x xi BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI Presiden Republik Indonesia, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undangundang

Lebih terperinci

Menimbang: Mengingat:

Menimbang: Mengingat: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR NOMOR : 1073/H36/PP/2010 TENTANG PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Nomor : 05815/I2/PP/2009. Tentang PERATURAN AKADEMIK TAHUN 2009

PERATURAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Nomor : 05815/I2/PP/2009. Tentang PERATURAN AKADEMIK TAHUN 2009 PERATURAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Nomor : 05815/I2/PP/2009 Tentang PERATURAN AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER TAHUN 2009 REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Menimbang : 1.

Lebih terperinci

RANGKUMAN EKSEKUTIF. Capaian Silabus Mahasiswa No. Fakultas. I. Monitoring dan Evaluasi Kehadiran Dosen tingkat Fakultas.

RANGKUMAN EKSEKUTIF. Capaian Silabus Mahasiswa No. Fakultas. I. Monitoring dan Evaluasi Kehadiran Dosen tingkat Fakultas. RANGKUMAN EKSEKUTIF Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Sistem pembelajaran tahun semester Gasal 2014/2015 dengan total 8 unit fakultas unit dan 26 program studi. Indikator yang dievaluasi untuk Monev

Lebih terperinci

Media Diseminasi Kebijakan dan Prestasi

Media Diseminasi Kebijakan dan Prestasi Badan Koordinasi Pengendalian dan Komunikasi Program Edisi 24/Juni 2013 Media Diseminasi Kebijakan dan Prestasi Tetapkan Tenaga Laboran, Pustakawan, Pengelola Keuangan Berprestasi ITS Siapkan LO yang Sesuai

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60/PMK.05/2015 TENT ANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER PADA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pamulang, yang selanjutnya disebut UNPAM, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pamulang, yang selanjutnya disebut UNPAM, merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Universitas Pamulang, yang selanjutnya disebut UNPAM, merupakan salah satu elemen penyelenggara pendidikan tinggi yang tidak hanya mampu bertahan di tengah

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Moh Husni Nurmansyah, Yuniarsi Rahayu 2 Program Studi Teknik Informatika S, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENDIDIKAN

BAB II SISTEM PENDIDIKAN BAB II SISTEM PENDIDIKAN 1. Perkuliahan dan Ujian Universitas Islam Indonesia Yogyakarta dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar menggunakan Sistem Kredit Semester (SKS). Dalam sistem ini, beban

Lebih terperinci

EVALUASI PEMBELAJARAN DOSEN DAN MAHASISWA SEMESTER JANUARI-JUNI 2014

EVALUASI PEMBELAJARAN DOSEN DAN MAHASISWA SEMESTER JANUARI-JUNI 2014 EVALUASI PEMBELAJARAN DOSEN DAN MAHASISWA SEMESTER JANUARI-JUNI 201 A. Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) keadaan nilai pelaksanaan pembelajaran dosen dan mahasiswa pada FBS dikemukakan sesuai dengan tabel

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIDKAN TINGGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIDKAN TINGGI UNIVERSITAS DIPONEGORO KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIDKAN TINGGI UNIVERSITAS DIPONEGORO Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang Kotak Pos 1269 Telp: (024) 7460020 Fax: (024) 7460013 laman : undip.ac.id P E

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM. Kelompok

PANDUAN PRAKTIKUM. Kelompok PANDUAN PRAKTIKUM 1. Sistem Praktikum Setiap kelompok akan berbeda modul (unit) praktikum pada setiap pertemuan dan pertemuan selanjutnya pindah ke modul lain dengan urutan berdasarkan unit. Berikut tabel

Lebih terperinci

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama Suci Dahlya Narpila Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang Kotak Pos 1269 Telp: (024) 7460020 Fax: (024) 7460013 laman : undip.ac.id SALINAN KEPUTUSAN

Lebih terperinci

SOSIALISASI KURIKULUM KIMIA Tim Kurikulum Departemen Kimia FMIPA UGM 27 Juli 2016

SOSIALISASI KURIKULUM KIMIA Tim Kurikulum Departemen Kimia FMIPA UGM 27 Juli 2016 SOSIALISASI KURIKULUM KIMIA 2016 Tim Kurikulum Departemen Kimia FMIPA UGM 27 Juli 2016 Pendekatan Revisi Kurikulum 2016 Kuliah Dasar Kalkulus (2 x 3 sks) Fisika Dasar (2 x 3 sks) Jaminan mutu: Standardisasi

Lebih terperinci

REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR: 472/ UN7. P/ HK/2014 TENTANG

REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR: 472/ UN7. P/ HK/2014 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang Kotak Pos 1269 Telp: (024) 7460020 Fax: (024) 7460013 laman : undip.ac.id SALINAN KEPUTUSAN

Lebih terperinci