HUBUNGAN ANTARA DISONANSI KOGNITIF DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA/I UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA DISONANSI KOGNITIF DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA/I UNIVERSITAS BINA NUSANTARA"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA DISONANSI KOGNITIF DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA/I UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Rionald Universitas Bina Nusantara, ABSTRAK Penelitian menjelaskan hubungan antara Disonansi kognitif dengan Perilaku Konsumtif pada Mahasiswa/i Universitas Bina Nusantara. Responden dalam penelitian ini sebanyak 253 orang dengan rentang usia 18 tahun 21 tahun. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif. Data diperoleh dengan menggunakan alat ukur disonansi kognitif yang diadaptasi dari Sweeney, Hausknecht dan Soutar (2000) dengan reliabilitas sebesar dan alat ukur perilaku konsumtif yang diadaptasi dari Arysa (2013) dengan reliabilitas sebesar alat ukur yang digunakan berbentuk kuesioner, yang kemudian dilakukan analisis statistik Spearman Rank Correlation (Rho) untuk melihat koefisiensi korelasi kedua variabel. Disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan karena didapatkan koefisien korelasi sebesar 0.638, dengan nilai signifikansi sebesar antara disonansi kognitif dengan perilaku konsumtif. Kata kunci: Disonansi Kognitif, Perilaku Konsumtif PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan data majalah Marketing (2008, dalam Intan 2014) remaja di Indonesia senang mengikuti tren gaya hidup, 75 % senang jalan-jalan di mall, 96% remaja sangat menyukai jajan, 74% remaja telah memiliki telepon genggam pribadi dan mereka hanya memiliki tabungan sebanyak 24% yang diambil kurang dari 50% uang jajan mereka secara keseluruhan. Berdasarkan dari fenomena tersebut, remaja di Indonesia cenderung suka melakukan belanja, hingga menghabiskan uang untuk suatu hal yang kurang berguna, seperti mengikuti tren teman sebaya. Sebagian besar remaja, membeli sesuatu tidak berdasarkan kebutuhan, akan tetapi lebih berdasar pada pemenuhan kebutuhan psikologis. Artinya, berbelanja tidak hanya sekedar untuk mendapatkan produk yang dinginkan, melainkan berbelanja telah menjadi suatu aktivitas yang sifatnya rekreasi untuk mendapatkan kepuasan, berupa motif-motif sosial dan personal (Ekowati, 2009, dalam Arysa 2013). Dengan adanya tujuan tersebut, maka para remaja ingin menunjukkan bahwa mereka dapat mengikuti mode yang sedang tren dalam menunjang penampilan mereka dimuka publik (Hurlock, 1999). Menurut Haris (2005), Belanja merupakan gaya hidup tersendiri yang bahkan menjadi suatu kegemaran oleh sejumlah orang. Konsumen tidak lagi belanja sebuah barang atas dasar untuk memenuhi kebutuhan, melainkan untuk memenuhi hasrat sebagai wujud ekspresi kemakmuran. Dahlan (1978), mengatakan bahwa perilaku konsumtif ditandai oleh adanya kehidupan mewah dan berlebihan. Penggunaaan barang atau jasa yang dianggap paling mahal akan memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik sebesar-besarnya, serta pola hidup manusia yang dikendalikan dan didorong oleh semua keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata-mata. Hal ini diperkuat oleh Anggasari (1997, dalam Lina & Rosyid, 1997), yang mengatakan bahwa perilaku konsumtif di tandai dengan tindakan membeli barangbarang yang kurang berguna atau tidak diperhitungkan sehingga sifatnya menjadi berlebihan.

2 Perilaku konsumtif adalah perilaku membeli dan menggunakan barang yang tidak didasarkan pada pertimbangan yang rasional dan memiliki kecenderungan untuk mengkonsumsi sesuatu tanpa batas, dimana individu lebih mementingkan faktor keinginan daripada kebutuhan, serta ditandai oleh adanya kehidupan mewah dan berlebihan. Penggunaan segala hal yang paling mewah yang memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik juga merupakan perilaku konsumtif ( Triyaningsih, 2011 ). Membeli barang atas dasar keinginan walaupun masih mempunyai barang yang masih dapat digunakan dan atas dasar mengikuti tren gaya hidup merupakan salah satu perilaku konsumtif. Dalam melakukan sebuah pembelian atau transaksi, seseorang cenderung memiliki keinginan dengan mempertimbangkan kriteria produk atau jasa dan selanjutnyamempunyai keputusan untuk membeli, sehingga keputusan menjadi suatu hal yang menentukan terjadi atau tidaknya suatu transaksi atau pembelian. Keputusan muncul dari pemikiran-pemikiran yang berasal dari hasrat atau keinginan. Sebelum dan sesudah mengambil sebuah keputusan, individu cenderung mempunyai dua elemen kognitif yang dapat terjadi secara konsonan atau disonan (Japarianto, 2006). Elemen kognitif adalah sesuatu yang dipercayai oleh seseorang, yang dapat berupa dirinya sendiri, tingkah laku, dan informasi-informasi yang muncul dari observasi atau pengamatan yang berasal dari lingkungan sekitar (Solomon, dalam Japarianto 2006). Dua elemen kognitif yang terjadi secara disonan adalah dua elemen kognitif yang tidak sejalan. Dari fenomena tersebut muncul pendapat dari para tokoh psikologi sosial yang meneliti mengenai dua elemen kognitif yang disonan tersebut (Sweeney and Soutar, 2003). Dua elemen kognitif yang tidak sejalan atau sesuai disebut dengan disonansi kognitif. Disonansi kognitif menjadi sebuah fenomena yang kontroversial dan mengundang perdebatan yang hebat semenjak Leon Festinger melakukan sebuah penelitian awal yang menunjukan bahwa disonansi kognitif dapat berdampak pada proses pengambilan keputusan rakyat, dan juga dapat berpotensi mempengaruhi sikap konsumen dalam melakukan pembelian terhadap kepuasan dan keputusan konsumen dalam membeli sebuah barang (Sweeney and Soutar, 2003). Leon Festinger (1957) mengungkapkan bahwa teori disonansi kognitif ditujukan untuk menjelaskan keadaan kognitif yang dapat menyebabkan sikap beralih menjadi tidak konsisten terhadap perilaku yang diperbuat. Setiap sebelum dan sesudah melakukan sebuah aksi atau tindakan, akan memunculkan sebuah kognitif yang dapat terjadi secara disonan atau konsonan pada diri seseorang. Dari yang dikemukakan oleh Festinger (1957), dapat diartikan bahwa disonansi kognitif adalah ketidak sesuaian atau perasaan tidak nyaman, sedangkan kebalikan dari disonan adalah konsonan, yang berarti kesesuaian atau kecocokan antara dua elemen kognitif yang dapat menimbulkan kesenangan atau kepuasan. Perilaku konsumtif sangat erat hubungannya dalam memunculkan suatu elemen kognitif yang disonan, atau yang biasa disebut dengan disonansi kognitif pada individu, karena individu mempunyai dua pilihan antara keinginan dan kebutuhan maka dari itu hal tersebut dapat mempengaruhi perasaan seseorang sebelum membeli sebuah barang atau jasa, hingga setelah membeli dan menggunakan barang atau jasa tersebut. Menurut Festinger (1957) disonansi kognitif adalah ketidaksesuaian yang terjadi antara dua elemen kognitif yang tidak konsisten yang menyebabkan ketidak nyamanan psikologis serta memunculkan dorongan pada diri seseorang untuk berbuat sesuatu agar disonansi tersebut dapat dikurangi. Dalam hal ini dorongan yang dimunculkan oleh perilaku konsumtif adalah faktor keinginan yang menimbulkan keadaan kognitif seseorang menjadi tidak sesuai dengan faktor kebutuhan. Pada penelitian ini, penulis melihat hubungan antara disonansi kognitif dengan perilaku konsumtif. Bersumber dari beberapa fenomena yang ada, perilaku konsumtif sering terjadi pada kalangan remaja yang masih memiliki keadaan emosi yang kurang stabil, serta keinginan yang tinggi dalam mencoba hal baru. Mengingat mahasiswa termasuk kedalam golongan remaja, maka dari itu penulis memilih Mahasiswa Bina Nusantara sebagai subjek penelitian ini. Jakarta (YLKI Warta News) - Berbelanja saat diskon memang menyenangkan dan dapat menguntungkan karena jumlah uang yang harus dikeluarkan lebih sedikit dari semestinya. Tentunya ini menjadi salah satu cara untuk berhemat. Bila dalam harga normal tercantum Rp ,-, tetapi karena mendapatkan diskon 50 persen, konsumen hanya membayar setengah dari harga normal. Namun juga patut dicermati, berapa harga normal sewajarnya sebelum terjadi diskon, sebab sikap dan perilaku konsumtif konsumen tersebut yang diinginkan oleh pelaku usaha. Hingga konsumen terjebak pada kondisi pemenuhan keinginan dibandingkan dengan kebutuhan. Pada tahap ini dasar pertimbangan seseorang membeli produk berdasar pada terpuaskannya emosi memenuhi hasrat memiliki sesuatu yang bisa bermuara pada gengsi dan harga diri. Melihat fakta yang terjadi disekitar kita sebenarnya terdapat fenomena sosial yang dengan tangkas ditangkap pelaku bisnis. Bahwa pelaku usaha agaknya sengaja menyentuh konsumen dengan cara menjual simbol status, gaya hidup, dan pencitraan. Tanpa pemenuhan konsumsi atas produk yang

3 ditawarkan, dikondisikan seolah-olah hidup seseorang belum lengkap, merasa tidak modern, tidak gaul, tidak modis, dan tidak progresif di lingkungan sosialnya. Diskon atau potongan harga pada produk terkenal (branded) untuk kebutuhan sekunder bagi konsumen adalah merupakan pertaruhan gengsi dan status sosial. Jadi berbelanja tidak lagi didasarkan pada kebutuhan tetapi lebih didasarkan pada keinginan yang bermuara pada gengsi. Hal inilah yang membentuk konsumtif bagi konsumen. Jadi berburu diskon produk bermerek (branded) adalah sekedar memburu gengsi dan status sosial (Sularsi, 2011). Dari beberapa fenomena yang ada, perilaku konsumtif remaja menyebabkan sebuah masalah kehidupan dimasa mendatang, terlebih didalam kehidupan bermasyarakat, karena para remaja cenderung tidak menanamkan sifat untuk hidup hemat, dan sifat yang tidak produktif Dari kegiatan perilaku konsumtif yang dilakukan oleh seseorang dalam melakukan sebuah pembelian atau transaksi, penulis melihat keadaan kognitif seseorang sebelum dan sesudah melakukan pembelian atau transaksi. Dengan melakukan penelitian ini, penulis ingin mengetahui seberapa signifikan hubungan antara disonansi kognitif dengan perilaku konsumtif. Setelah mengetahui seberapa besar hubungan disonansi kognitif dengan perilaku konsumtif, hasil dari karya ilmiah peneliti diharapkan dapat menjelaskan kepada mahasiswa untuk mengetahui bagaimana hubungan keadaan kognitif yang disonan (disonansi kognitif) dengan perilaku konsumtif. Kondisi ini mendorong mereka untuk melakukan sebuah tindakan dalam memenuhi keinginan mereka. Dengan mengetahui keadaan kognitif seseorang dalam berperilaku konsumtif, maka seseorang cenderung akan mengurangi perilaku konsumtif tersebut, karena akan mempertimbangkan kembali apa yang akan dilakukan dengan memahami apa yang akan terjadi selanjutnya. 1.2 MASALAH PENELITIAN Apakah ada hubungan antara disonansi kognitif dengan perilaku konsumtif pada kalangan mahasiswa Binus Apakah tidak ada hubungan antara disonansi kognitif dengan perilaku konsumtif pada kalangan mahasiswa Binus 1.3 TUJUAN PENELITIAN Bertitik tolak dari latar belakang dan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk melihat dan mengetahui hubungan antara disonansi kognitif dengan perilaku konsumtif pada kalangan Mahasiswa Bina Nusantara. METODE PENELITIAN Bab ini akan memaparkan mengenai variabel penelitian beserta definisi operasionalnya, subjek penelitian, teknik sampling penelitian, desain penelitian, alat ukur penelitian beserta validitas dan reliabilitas alat ukur dan prosedur penelitian yang dimulai dari persiapan pelaksanaan dan teknik pengolahan data penelitian. 2.1 VARIABEL PENELITIAN & HIPOTESIS a. Variabel 1 : Disonansi Kognitif Disonansi kognitif adalah suatu kondisi seseorang pada saat memiliki dua buah pemikiran atau lebih pada saat akan melakukan atau setelah melakukan sesuatu, yang dapat menimbulkan suatu perasaan yang tida ksesuai dengan perasaan psikologisnya, sehingga timbul suatu perasaan yang tidak nyaman, dari perasaan tersebut, seseorang cenderung akan memiliki dorongan untuk menggeneralisasikan perasaan yang dialami, dengan mencari hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi disonansi yang menyebabkan ketidak nyamanan tersebut. b. Variabel 2 : Perilaku Konsumtif Perilaku Konsumtif adalah suatu proses transaksi yang dilakukan oleh seseorang secara berlebihan, yang melebihi kebutuhan primer atau kebutuhan lainnya. Dalam hal ini, perilaku konsumtif adalah suatu proses konsumtif yang mengesampingkan kecukupan dan kegunaan kebutuhan yang dibeli. Kegiatan ini adalah kegiatan yang mensia-siakan barang atau objek kebutuhan.

4 2.1.1 HIPOTESIS Ho : Tidak ada hubungan antara disonansi kognitif dengan perilaku konsumtif pada kalangan mahasiswa Binus. H1 : Ada hubungan antara disonansi kognitif dengan perilaku konsumtif pada kalangan mahasiswa Binus. 2.2 KARAKTERISTIK SUBJEK PENELITIAN Karakteristik subjek yang digunakan untuk penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Bina Nusantara. 2.3 TEKNIK SAMPLING Penelitian ini menggunakan teknik sampling Simple Random Sampling, dimana pada teknik pengambilan sampel ini memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anggota yang ada dalam suatu populasi untuk dijadikan sample (Siregar, 2013). 2.4 DESAIN PENELITIAN Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional, dimana tujuannya adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi (Suryabrata, 2004). Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang mementingkan adanya variable-variabel sebagai objek penelitian dan variable-variabel tersebut harus didefinisikan dalam bentuk operasionalisasi masing-masing variable, dimana tujuan akhir yang dicapai adalah untuk menguji teori, membangun fakta, menunjukkan hubungan dan pengaruh serta perbandingan antar variable, memberikan deskripsi statistic, menaksir dan meramalkan hasilnya (Siregar, 2013). 2.5 ALAT UKUR DISONANSI KOGNITIF Alat ukur Disonansi Kognitif ini merujuk pada teori Festinger (1957) yang penulis adaptasi dari penelitian yang dilakukan oleh Sweeney and Soutar (2003). Dalam mengadaptasi alat ukur ini, penulis menterjemahkan alat ukur ini, dan sedikit mengubah beberapa kalimat pada item agar sesuai dengan tujuan penelitian. Dari pengadaptasian alat ukur ini, penulis meminta bantuan kepada Bapak Juneman Abraham, S.Psi., C.W.P., M.Si., Bapak Baydhowi, M.Si. L. Psikometri, dan Bapak Rahmanto Kusendi Pratomo, ST., M.Psi. selaku Dosen Psikologi Bina Nusantara sebagai expert judgement dalam memeriksa kembali hasil terjemahan alat ukur yang penulis adaptasi. Berikut ini adalah tabel blue print Disonansi Kognitif Disonansi Kognitif yang berjumlah 22 item. Tabel 1 Blue Print Alat Ukur Disonansi Kognitif No. Dimensi Indikator Item Jumlah 1. Emotional (Emosional) Telah membuat sesuatu yang salah, Putus asa, Menyesal, Kecewa dengan diri sendiri, Takut, Hampa, Marah, Cemas atau khawatir, Kesal dengan diri sendiri, Frustasi, Sakit hati, Depresi, Marah dengan diri sendiri, Muak, Merasa mendapat masalah. Fav Unfav 1, 2, 3, 4, 5,6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 16,17,1 8,19,20,21,22, 23,24,2 5,26,27 30

5 ,28,29, Wisdom of Purchase (Kebijaksanaa n dalam Pembelian) Telah membuat pilihan yang tepat, Kebutuhan, Keperluan, Pilihan. 31,32 33, Concern before the Deal (Perhatian Setelah Transaksi) Melakukan kesalahan dengan persetujuan yang di buat. Melakukan suatu kebodohan, Kebingungan, 35,36, Concern over the Deal (Perhatian Setelah Transaksi) Melakukan kesalahan dengan persetujuan yang di buat. Melakukan suatu kebodohan, Kebingungan, 38, 39, 40 3 Jumlah Item ALAT UKUR PERILAKU KONSUMTIF Alat ukur perilaku konsumtif ini merujuk pada teori Fromm (1955) dan Fromm (1976) yang peneliti adaptasi dari penelitian yang dilakukan oleh Arysa (2013). Dalam mengadaptasi alat ukur ini peneliti menyesuaikan kembali beberapa item agar sesuai dengan penelitian yang dilakukan dan mengubah kata produk fashion menjadi produk saja, dan untuk selanjutnya, peneliti meminta bantuan kepada Bapak Baydhowi, M.Si. L. Psikometri., Bapak Rahmanto Kusendi Pratomo, ST., M.Psi, dan Bapak Wing Ispurwanto, Drs., MBA., M.Si., selaku Dosen Psikologi Bina Nusantara sebagai expert judgement. Berikut ini adalah tabel blue print perilaku konsumtif : Tabel 2 Blue Print Alat Ukur Perilaku Konsumtif NO Dimensi Indikator Item Jumlah 1. Pemenuhan Keinginan Membeli produk hanya karena memenuhi keinginan atau mencari kepuasan Membeli produk hanya karena ingin mendapatkan sesuatu : iming-iming hadiah, potongan harga besar atau murah Membeli produk yang didasarkan atas unsur favorit atau hal yang digemari (warna, motif, atau gambar, merek, jenis) Fav 5,6 7 10, 12 Unfav 1, 2, 3, 4 8 9,

6 2. Barang di Luar Jangkauan 3. Barang Menjadi Tidak Produktif Membeli produk dengan harga di luar batas kemampuan, hingga menggunakan sebagian besar uang saku, simpanan, atau meminjam uang Berusaha keras membeli produk diluar jangkauan dengan menggunakan sebagian besar uang saku atau simpanan hingga meminjam uang Membeli produk tanpa mempedulikan manfaat sehingga kegunaan konsumsi yang tidak jelas 4. Status Membeli produk karena menjaga penampilan, mengikuti perkembangan jaman dan gaya hidup (trend) Membeli produk karena harga diri. 13, 15, 16 17, 19, 20 21, 22, 23, 24, 27, , 26, 29 31, 33, 30, 32, Jumlah Item VALIDITAS & RELIABILITAS ALAT UKUR DISONANSI KOGNITIF PILOT STUDY Peneliti menghitung pengukuran validitas dan reliabilitas disonansi kognitif berdasarkan dimensi disonansi kognitif yaitu Emotional, Wisdom of Purchase, dan Concern Over the Deal. Uji Validitas berdasarkan pengolahan melalui software IBM SPSS Statistics (version 2.2), berdasarkan r tabel Pearson Product moment, item yang memiliki nilai diatas 0,279 merupakan item yang signifikan, akan tetapi nilai validitas dinaikan menjadi 0,300 agar item memiliki nilai kevalidan yang lebih tinggi. Hasil olah data dengan menggunakan metode Corrected Item-Tottal Correlations menunjukan dari 40 item pernyataan yang diberikan kepada 50 responden penelitian pada saat uji coba terdapat 20 item yang tidak memiliki nilai diatas 0,300. Item tersebut diantaranya adalah item nomor 2 dengan skor 0,270, item nomor 3 dengan skor 0,273, item nomor 4 dengan skor 0,043, item nomor 5 dengan skor 0,256, item nomor 10 dengan skor 0,274 dan item nomor 11 dengan skor 0,290. item nomor 12 dengan skor 0,299, item nomor 13 dengan skor 0,062, item nomor 15 dengan skor -0,060, item nomor 16 dengan skor -0,059, item nomor 19 dengan skor , item nomor 20 dengan skor 0,198, item nomor 23 dengan skor 0,266, item 25 dengan skor 0,158, item 27 dengan skor 0,182, item nomor 30 dengan skor -0,169, item nomor 32 dengan skor -0,117, item 35 dengan skor 0,164, item 37 dengan skor 0,010, dan item 39 dengan skor - 0,041 Berikut ini adalah hasil perhitungan uji reliabilitas pola asuh sebelum pengurangan item: Tabel 3 Uji Reliabilitas Disonansi Kognitif Sebelum Item di Drop Out Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Sumber: Output Pengolahan Data SPSS 22.0

7 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa alat ukur yang disusun oleh Sweeney and Soutar (2003) yang peneliti gunakan memiliki nilai reliabilitas yang cukup tinggi, karena nilai reliabilitas mencapai 0,796. Namun berdasarkan perhitungan hasil uji validitas diatas,terdapat beberapa item yang tidak valid tidak akan dimasukan kedalam uji reliabilitas. Berikut ini adalah hasil perhitungan uji reliabilitas disonansi kognitif setelah pengurangan item. Tabel 4 Uji Reliabilitas Disonansi Kognitif Setelah Item di Drop Out Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Sumber: Output Pengolahan Data SPSS 22.0 Setelah dilakukan uji reliabilitas jumlah item menjadi 20 item. Dan dari hasil yang didapatkan oleh peneliti nilai reliabilitas naik menjadi 0,858, yang berarti alat ukur tersebut memiliki nilai reliabilitas yang tinggi. 2.8 VALIDITAS & RELIABILITAS ALAT UKUR PERILAKU KONSUMTIF PILOT STUDY Peneliti menghitung pengukuran validitas dan reliabilitas perilaku konsumtif berdasarkan dimensi disonansi kognitif yaitu: Pemenuhan Keinginan, Barang Diluar Jangkauan, Barang tidak Produktif, dan Status. Uji Validitas berdasarkan pengolahan melalui software IBM SPSS Statistics (version 2.2), berdasarkan r tabel Pearson Product moment, item yang memiliki nilai diatas 0,279 merupakan item yang signifikan, akan tetapi nilai validitas dinaikan menjadi 0,300 agar item memiliki nilai kevalidan yang lebih tinggi. Hasil olah data dengan menggunakan metode Corrected Item-Tottal Correlations menunjukan dari 35 item pernyataan yang diberikan kepada 50 responden penelitian pada saat uji coba terdapat 15 item yang tidak memiliki nilai diatas 0,300. Item tersebut diantaranya adalah item nomor 1 dengan skor 0,219, item nomor 2 dengan skor 0,103, item nomor 3 dengan skor 0,183, item nomor 4 dengan skor 0,267, item nomor 8 dengan skor 0,035 dan item nomor 9 dengan skor 0,270. item nomor 10 dengan skor 0,279, item nomor 11 dengan skor 0,230, item nomor 18 dengan skor 0,184, item nomor 19 dengan skor 0,272, item nomor 20 dengan skor 0.036, item nomor 27 dengan skor 0,258, item nomor 28 dengan skor 0,291, item 30 dengan skor -0,154, dan item 32 dengan skor 0,015. Berikut ini adalah hasil perhitungan uji reliabilitas pola asuh sebelum pengurangan item: Tabel 5 Uji Reliabilitas Perilaku Konsumtif Sebelum Item di Drop Out Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Sumber: Output Pengolahan Data SPSS 22.0 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa alat ukur yang disusun oleh Sweeney and Soutar (2003) yang peneliti gunakan memiliki nilai reliabilitas yang cukup tinggi, karena nilai reliabilitas mencapai 0,867. Berikut ini adalah hasil perhitungan uji reliabilitas disonansi kognitif setelah pengurangan item. Tabel 6 Uji Reliabilitas Perilaku Konsumtif Setelah Item di Drop Out Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Sumber: Output Pengolahan Data SPSS 22.0

8 Setelah dilakukan uji reliabilitas jumlah item menjadi 20 item. Dan dari hasil yang didapatkan oleh peneliti nilai reliabilitas naik menjadi 0,915, yang berarti alat ukur tersebut memiliki nilai reliabilitas yang tinggi. 2.9 PROSEDUR Berikut ini akan disampaikan rencana prosedur-prosedur penelitian, mulai dari persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian hingga pada teknik pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti PERSIAPAN PENELITIAN Rencana proses pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara linear yaitu secara berurutan mulai dari latar belakang masalah hingga pelaporan hasil penelitian. Pertama penulis menemukan masalah penelitian, kemudian merumuskannya secara konseptual dan operasional. Kedua, penulis mencari teori yang sesuai dan membuat hipotesis. Terakhir peneliti menentukan metode penelitian yaitu dengan mencari populasi, sampel, merancang alat ukur dan teknik pengolahan data yang tepat. Peneliti juga mencari alat ukur yang mampu mengukur variable penelitian yaitu variabel disonansi kognitif dan perilaku konsumtif. Dalam penelitian ini, penulis berencana akan meminta izin terlebih dahulu sebagai pesetujuan bahwa subyek merasa tidak keberatan untuk mengisi kuesioner dan data pribadinya yang nantinya itu akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Data yang di dapat tidak akan disebar luaskan dan akan dijaga kerahasiaannya. Kemudian penulis juga menyiapkan data kontrol yang harus di isi oleh subyek penelitian seperti mengenai usia, latar pendidikan, pendapatan per bulan dan domisili. Penulis akan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang diadaptasi dari penelitian sebelumnya. Untuk memastikan keabsahan dari kuesioner yang akan penulis bagikan, maka penulis akan melakukan serangkaian pengecekan, mulai dari expert judgement hingga analisis item corrected item-total correlation dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics (version 22.0), setelah peneliti melakukan uji coba, maka peneliti akan kembali melakukan analisis untuk melihat hubungan antara kedua variabel penelitian PELAKSANAAN PENELITIAN Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Mei 2015 di Universitas Bina Nusantara. Peneliti menyebarkan kuesioner kepada Mahasiswa Bina Nusantara yang berumur 18 tahun - 21 tahun. Sebagai ucapan terima kasih dari peneliti, peneliti juga membagikan sovenir kepada para responden yang bersedia mengisi kuesioner TEKNIK PENGOLAHAN DATA Penelitian ini menggunakan analisis statistik, menurut Iskandar (2010) analisis statistik adalah suatu cara pengolahan data untuk mencari, mengumpulkan, dan mengolah data dalam bentuk angka hingga dapat menghasilkan data yang mudah dipahami atau diinterpretasikan oleh pembacanya. Analisis statistik ini menggunakan program SPSS (Statistical Product And Service Solution). Menurut Iskandar (2009) analisis statistik digunakan untuk menolong peneliti dalam mendeskripsikan karakteristik variable atau menyimpulkan hasil pengamatan. Sedangkan program SPSS digunakan untuk menganalisis data apakah valid atau tidak, reliabel atau tidak, serta mencari hubungan atau korelasional antara kedua variabel, apakah memiliki korelasi yang tinggi, sedang, rendah, atau bahkan tidak memiliki korelasi. HASIL DAN BAHASAN Berdasarkan uji analisa korelasi Spearman Rank Correlation (Rho) dapat dilihat bahwa signifikansi (p) = dan r = Jika nilai p lebih kecil dari 0.05 hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian ini signifikan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara disonansi kognitif dengan perilaku konsumtif pada Mahasiswa Universitas Bina Nusantara.

9 Tabel 7 Korelasi Antara Disonansi Kognitif (DK) dengan Perilaku Konsumtif (PK) Correlations DK PK Kendall's tau_b DK Correlation Coefficient ** Sig. (2-tailed)..000 N PK Correlation Coefficient.499 ** Sig. (2-tailed).000. N Spearman's rho DK Correlation Coefficient ** Sig. (2-tailed)..000 N PK Correlation Coefficient.638 ** Sig. (2-tailed).000. N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: Output Pengolahan Data SPSS 22.0 SIMPULAN DAN SARAN 4.1 SIMPULAN Penelitian ini ingin melihat hubungan antara disonansi kognitif dengan perilaku konsumtif pada Mahasiswa Universitas Bina Nusantara. Penelitian ini menggunakan teknik olah data korelasi Spearman Rank Correlation. Berdasarkan hasil yang sudah diperoleh melalui pengolahan data software IBMSPSS Statistics (version 22.0) menunjukan kesimpulan bahwa disonansi kognitif dengan perilaku konsumtif mempunyai hubungan yang signifikan, karena hasil signifikansi yang didapat adalah 0.000, dan Correlation Coefficient sebesar 0,638, hal ini menunjukan terdapatnya hubungan yang signifikan antara disonansi kognitif dengan perilaku konsumtif. maka H 0 ditolak yang berarti bahwa terdapat hubungan antara disonansi kognitif dengan perilaku konsumtif pada Mahasiswa Bina Nusantara. 4.2 DISKUSI Menurut Triyaningsih (2011), perilaku konsumtif adalah perilaku membeli dan menggunakan barang yang tidak didasarkan pada pertimbangan yang rasional dan memiliki kecenderungan untuk mengkonsumsi sesuatu tanpa batas, dimana individu lebih mementingkan faktor keinginan daripada kebutuhan. Faktor keinginan dan kebutuhan menjadi salah satu penentu terjadinya sebuah perilaku konsumtif, apabila faktor keinginan yang muncul lebih besar daripada faktor kebutuhan, kemungkinan munculnya perilaku konsumtif akan semakin besar, begitu juga sebaliknya. Maka dari itu seseorang mempunyai dua elemen kognitif yang saling bertentangan sebelum berperilaku konsumtif, yaitu antara keinginan dan kebutuhan. Dari hasil yang didapatkan pada penelitian ini menunjukan disonansi memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku konsumtif, hal ini dikarenakan sebuah tindakan atau perilaku yang terjadi diakibatkan oleh adanya sebuah dorongan yang berasal dari beberapa elemen kognitif, akan tetapi bergantung dari beberapa elemen kognitif tersebut yang berjalan bertentangan atau sejalan. Leon Festinger (1957) juga mengungkapkan bahwa teori disonansi kognitif ditujukan untuk menjelaskan kecenderungan sikap yang kadang-kadang beralih menjadi tidak konsisten terhadap perilaku yang diperbuat, setiap sebelum dan sesudah melakukan sebuah aksi atau tindakan, akan memunculkan elemen-elemen kognitif baru yang dapat terjadi secara disonan atau konsonan pada diri seseorang. Perilaku konsumtif yang muncul karena mementingkan faktor keinginan dibandingkan kebutuhan akan kembali menyebabkan seseorang memiliki dua elemen kognitif baru yang bertentangan. Dari hasil penelitian ini, juga menggambarkan hubungan yang signifikan antara perilaku konsumtif dengan disonansi kognitif. Perasaan yang muncul setelah berperilaku konsumtif bagi sebagian orang akan memicu munculnya dua elemen kognitif baru, yaitu keadaan dimana seseorang merasa melakukan kesalahan dengan berperilaku konsumtif karena menyadari telah melakukan pemborosan, atau merasa

10 telah melakukan hal yang benar dengan berperilaku konsumtif, dengan anggapan barang tersebut akan berguna nantinya. Koefisien korelasi dalam penelitian ini menunjukan koefisien korelasi yang positif, yaitu jika terjadi disonansi kognitif, maka kecenderungan terjadi perilaku konsumtif tinggi, dan jika terjadi perilaku konsumtif akan kembali menyebabkan disonansi kognitif apabila faktor keinginan yang lebih mendominasi. Dari penelitian ini, peneliti lebih membahas mengenai kognitif dari seseorang dalam mengambil sebuah keputusan. Baik buruknya sebuah keputusan yang dilakukan oleh seseorang bergantung pula pada regulasi diri seseorang, regulasi diri atau yang biasa kita kenal self regulation adalah kemampuan seseorang dalam mengatur/megkontrol tingkah laku diri. Menurut Schunk & Zimmerman (2008), regulasi diri merupakan penggunaan suatu proses yang mengaktivasi pemikiran, perilaku dan perasaan yang terus menerus dalam upaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu self regulation juga dapat menjadi salah satu penyebab dalam mempengaruhi perilaku konsumtif dan bagaimana membentuk suatu pemikiran atau kognisi dari seseorang. Pada penelitian ini, peneliti juga menyadari beberapa hal yang didapatkan dari hasil penelitian ini, dimana apabila seseorang yang memiliki disonansi kognitif, akan tetapi lebih didominasi oleh faktor kebutuhan, maka tidak akan menyebabkan perilaku konsumtif. Mengingat perilaku konsumtif adalah perilaku membeli/mengkonsumsi yang disebabkan faktor keinginan yang lebih tinggi dibandingkan dengan faktor kebutuhan dan perilaku konsumtif dapat juga terjadi secara tidak disadari, sehingga perilaku konsumtif yang terjadi tidak menimbulkan disonansi kognitif pada diri seseorang. selain hal tersebut, disonansi kognitif dan perilaku konsumtif yang terjadi juga dipengaruhi oleh lingkungan dan juga subjek, mengingat pada penelitian ini, partisipan lebih didominasi oleh perempuan, karena 68,8 % atau 174 orang, dari 253 responden berjenis kelamin perempuan. 4.3 SARAN Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki dalam penelitian ini. Berikut ini adalah saran yang dapat peneliti berikan baik saran teoritis maupun saran praktis SARAN TEORITIS 1. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang disonansi kognitif dengan perilaku konsumtif, peneliti menyarankan untuk menambahkan atau menggunakan variabel penelitian lainnya. 2. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti juga menyarankan untuk menambahkan fenomena-fenomena yang berkaitan dengan topik penelitian agar mendapatkan lebih banyak contoh. 3. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan teori-teori terbaru baik sebagai teori utama, teori pendukung maupun dalam pembuatan skala yang digunakan sebagai acuan instrumen penelitian. 4. Penelitian ini memiliki keterbatasan seperti jumlah responden yang kurang merata berdasarkan kuota sampel untuk disetiap wilayah di DKI Jakarta, dan jurusan yang berbeda-beda yang tidak merata dalam penyebaran kuesioner. Sehingga untuk penelitian selanjutnya perlu dikerucutkannya populasi penelitiannya dan pemerataan penyebaran kuesioner SARAN PRAKTIS 1. Diadakan seminar di universitas sebagai tindakan preventif, tentang topik yang berkaitan dengan perilaku konsumtif dan dampaknya pada kehidupan remaja. 2. Membiasakan diri untuk selalu hidup hemat, dengan begitu tidak akan melakukan sebuah pemborosan yang dapat berdampak pada lingkungan dan kehidupan mendatang. 3. Membiasakan diri untuk lebih teliti dalam membeli atau menggunakan suatu barang agar dapat meminimalisir kegiatan yang berhubungan dengan perilaku konsumtif. REFERENSI Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Aronson, E. (1997). Back to The Future : Retrospective Review of Leon Festinger's - A Theory of Cognitive Disonance. The American Journal Of Psychology 110 (1), 127. Arysa, A. (2013). Hubungan antara Konsep Diri Mahasiswa/i Pendatang Angkatan 2009 Universitas Bina Nusantara dengan Perilaku Konsumtif pada Produk Fashion. Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Bina Nusantara. Azwar, S. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

11 Baron, R. A., & Donn, B. (2000). Social Psychology (9th Ed). USA: Allyn & Bacon. Breckler, S. J., Olson, J., & Wiggons, E. (2006). Social Psychology Alive. Belmont, CA: Thomson/ Wadsworth. Dahlan, A. M. (1978). Sosialisasi Pola Hidup Sederhana. Jakarta: Majalah Prisma. Engel, Blackwell, & Miniard. (1994). Perilaku Konsumen. Jakarta : Bina Rupa Aksara. Festinger, L. (1957). A Theory of Cognitive Dissonance. Stanford, CA: Stanford University Press. Fromm, E. (1955). The Sane Society. London: Routledge and Kegan Paul. Fromm, E. (1976). To Have or To Be. London: The Estate of Erich Fromm. Hadi, S. (1993). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Haris. (2013). Tinjauan Tentang Perilaku Konsumtif Remaja Pengunjung Mall Samarinda Central Plaza. ejournal Sosiologi 1 (4), Hurlock, E. B. (1992). Developmental Psychology : A Life Span Approach (5th Ed). New York : McGraw Hill. Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Gaung Persada Press. Japarianto, E. (2006). Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Toyota Avanza. Jurnal manajemen pemasaran 1 (2), Lina, & Rosyid. (1997). Perilaku Konsumtif Berdasarkan Locus of Control pada Remaja Putri. Jurnal Psikologi Universitas Gajah Mada, Monks, F. J., Knoers, A. M., & Haditono, S. R. (1994). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Priyatno, D. (2014). SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Rahayu, A. F. (2013). Gambaran Disonansi Kognitif pada Mahasiswa Pelaku Prokrastinasi Akademik di Universitas Bina Nusantara. Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Bina Nusantara. Robert, L. M. (2006). Human Resource Management (10th Ed). Jakarta: Salemba Empat. Rumini, S., & Sundari, S. (2004). Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Santrock, J. W. (2003). Adolescence. Perkembangaan Remaja (6th Ed). Jakarta: Erlangga. Santrock, J. W. (2012). Adolescence. New York : McGraw Hill. Sari, I. (2014). Hubungan antara Persesi Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku Konsumtif pada Remaja Akhir Di Jakarta. Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Bina Nusantara. Sarwono, S. W. (1998). Teori Psikologi Sosial. Jakarta: CV. Rajawali. Sarwono, S. W. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Himanika. Siregar, S. (2013). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sularsi. (2011, july 11). YLKI.or.id. Retrieved February 4, 2015, from hak dan kewajiban konsumen: YLKI.or.id/2011/07/berburu-diskon-produk-terkenal-kebutuhan-atau-gengsi Sumartono. (2002). Terperangkap Dalam Iklan : Meneropong Imbas Pesan Iklan Televisi. Bandung: Penerbit Alfabeta. Suryabrata, S. (1990). Psikologi Kepribadian. Jakarta: CV. Rajawali. Suryabrata, S. (2004). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sweeney, J. C., & Soutar, G. N. (2003). Are There Cognitive Dissonance Segments? Australian Journal of Management 28, Sweeney, J. C., Huscknecht, D., & Soutar, G. N. (2000). Cognitive Dissonance after Purchase : A Multidimensional Scale. Journal of Psychology and Marketing 17, Triyaningsih, S. L. (2011). Dampak Online Marketing melalui Facebook Terhadap Perilaku Konsumtif Masyarakat. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan vol.11, Zimbardo, P. G. (1997). Influencing Attitudes and Changing Behavior (2nd Ed.). Boston,MA: Addison Wesley. Zimmerman, B.J. (2008). Interesting self regulation and motivation: historical background, methodological developments, and future prospects. American Educational Research Journal, 45 (1), RIWAYAT PENULIS Rionald, lahir di Jakarta pada 5 April Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu Psikologi pada 2011 hingga Saat ini bekerja sebagai wirausahawan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada mulanya belanja merupakan suatu konsep yang menunjukan sikap untuk mendapatkan barang yang menjadi keperluan sehari-hari dengan cara menukarkan sejumlah uang untuk

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel penelitian & hipotesis 3.1.1 Definisi operasional variabel penelitian Variabel penelitian menurut Hatch dan Farhady (dalam Iskandar, 2013) adalah atribut dari objek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN Bab tiga menyajikan rancangan alur penelitian yang dilaksanakan, diawali dengan menentukan desain penelitian yang diterapkan, penyusunan instrumen dan instrumen yang digunakan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang penting dari kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang penting dari kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern seperti sekarang ini, sarana komunikasi telah menjadi bagian yang penting dari kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan komunikasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang digunakan. Akan dipaparkan secara singkat variabel penelitian, definisi operasional dari variabel, karakterisitik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian disonansi kognitif Teori disonansi kognitif mengemukakan bahwa orang terdorong untuk mengurangi keadaan negatif dengan cara membuat suatu keadaan sesuai dengan keadaan

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Kuesioner Field Study

Lampiran 1 : Kuesioner Field Study Lampiran 1 : Kuesioner Field Study KUESIONER GAMBARAN PERILAKU KONSUMTIF Siswa-i Sekolah Menengah Atas International Islamic Boarding School Republic of Indonesia (SMA IIBS RI) Kepada Responden yang terhormat,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Variabel adalah suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi atau Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Variabel adalah suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi atau Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis Variabel adalah suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi atau macam-macam nilai (Nisfiannoor, 2009:7). 3.1.1 Variabel Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif, menurut Robert Donmoyer dalam Budi (2013) adalah pendekatan-pendekatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jurnal penelitian dengan judul Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jurnal penelitian dengan judul Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Jurnal penelitian dengan judul Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Toyota Avanza dilakukan oleh Edwin Japarianto, staf pengajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Selain itu, mengenai penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Perilaku konsumtif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Perilaku konsumtif BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini akan menggunakan desain penelitian korelasional dengan melibatkan variabel-variabel berikut: 1. Variabel Tergantung : Perilaku

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI BARANG ONLINE SHOP PADA MAHASISWA DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI BARANG ONLINE SHOP PADA MAHASISWA DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI BARANG ONLINE SHOP PADA MAHASISWA DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh :

Lebih terperinci

Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri

Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri Jurnal Mediapsi 2016, Vol. 2, No. 1, 45-50 Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri R. A. Adinah Suryati Ningsih, Yudho Bawono dhobano@yahoo.co.id Program Studi Psikologi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi: desain penelitian, variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional

Lebih terperinci

kata kunci : kemandirian, penyesuaian diri, social adjustment, mahasiswa

kata kunci : kemandirian, penyesuaian diri, social adjustment, mahasiswa HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI DALAM LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA AMANDA RIZKI NUR Dosen Pembimbing : Drs. Aris Budi Utomo, M.Si ABSTRAK Mahasiswa tentunya memiliki tugas perkembangan

Lebih terperinci

Bab 3 Desain Penelitian

Bab 3 Desain Penelitian Bab 3 Desain Penelitian Bab ini akan menjabarkan variabel penelitian (definisi operasional dan hipotesis), responden penelitian, desain penelitian, alat ukur penelitian, dan prosedur penelitian. 3.1 Variabel

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 2. Tinjauan Pustaka 7 BAB 2 Tinjauan Pustaka Bab ini akan menjelaskan mengenai teori-teori yang akan berkaitan dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel-variabel tersebut adalah impulsive buying

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Menurut Sugiyono (2011), variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN. Bab terakhir ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan diskusi

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN. Bab terakhir ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan diskusi BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN Bab terakhir ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan diskusi mengenai hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian, serta keterbatasan penelitian. Selain itu, dalam

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan 34 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa hubungan antara konformitas pada produk dan perilaku konsumtif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi pada penelitian ini adalah di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. 2. Populasi Penelitian Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitan. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitan. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitan Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Tergantung : Perilaku Konsumtif 2. Variabel Bebas : Konformitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan strategi yang mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang tetap sesuai dengan karakteristik dan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari atau kebutuhan primer, kebutuhan sekunder seperti televisi serta

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari atau kebutuhan primer, kebutuhan sekunder seperti televisi serta BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia tidak bisa lepas dari kegiatan membeli. Kegiatan membeli tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup, mulai dari kebutuhan sehari-hari atau kebutuhan primer,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. metodologi dari konsep serta menyusun hipotesis; c) membuat alat ukur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. metodologi dari konsep serta menyusun hipotesis; c) membuat alat ukur BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti meliputi: a) merumuskan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Teknik Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode pada dasarnya merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu hasil menurut. Arikunto (2006, hlm. 160)

Lebih terperinci

BAB 3 METEDOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Hipotesis. Variabel 2 = Intensitas penggunaan facebook

BAB 3 METEDOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Hipotesis. Variabel 2 = Intensitas penggunaan facebook BAB 3 METEDOLOGI PENELITIAN 3. 1. Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Hipotesis 3. 1. 1. Variabel Penelitian Variabel 1 = Self-Control Variabel 2 = Intensitas penggunaan facebook 3. 1. 2. Definisi

Lebih terperinci

HUBUNGAN SELF-CONTROL DENGAN PERILAKU KONSUMTIF SEPATU BERMEREK PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA

HUBUNGAN SELF-CONTROL DENGAN PERILAKU KONSUMTIF SEPATU BERMEREK PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA HUBUNGAN SELF-CONTROL DENGAN PERILAKU KONSUMTIF SEPATU BERMEREK PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA Nama : Retno Bembi R. NPM : 17513450 Pembimbing : Yudit Oktaria K. Pardede, M.Psi., Psi. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan Survei (metode survei). Kasiram (2008) dalam bukunya Metodologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. konsumtif remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua di SMKN 4. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. konsumtif remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua di SMKN 4. B. Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian komparatif, yang membandingkan perilaku konsumtif remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua di SMKN 4 Pekanbaru.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Karakteristik Responden Penulis telah menyebarluaskan kuesioner guna mendapatkan data mengenai karakteristik responden dalam penelitian ini. Berikut adalah hasil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang asuransi jiwa, yaitu PT. Prudential Life Assurance (Prudential

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pengertian metode penelitian menurut Sudiyono (2012) adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional. Variabel penelitian adalah atribut atau sifat yang dimiliki oleh objek,

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional. Variabel penelitian adalah atribut atau sifat yang dimiliki oleh objek, BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel penelitian dan definisi operasional Variabel penelitian adalah atribut atau sifat yang dimiliki oleh objek, individu, ataupun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini, akan dijelaskan beberapa hal mengenai definisi kontrol diri, aspek kontrol diri, faktor yang mempengaruhi kontrol diri, definisi perilaku konsumtif, faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Moh. Nazir variabel adalah konsep yang mempunyai

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Moh. Nazir variabel adalah konsep yang mempunyai BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Menurut Moh. Nazir variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam- macam nilai. 1 Adapun variabel terdiri dari macam, yaitu : 1. Variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan pada data- data numerical atau

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 1.1. Desain Penelitian Metode penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2009), adalah metode berlandaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN Bab III membahas mengenai lokasi, populasi, sampel, desain penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Alat ukur Locus of Control. Saya sangat percaya bahwa :

LAMPIRAN 1 Alat ukur Locus of Control. Saya sangat percaya bahwa : LAMPIRAN 1 Alat ukur Locus of Control Saya sangat percaya bahwa : 1. a. Anak-anak akan terlibat dalam kesukaran bila orang tua mereka terlalu banyak memberi hukuman. b. Banyaknya kesukaran yang dihadapi

Lebih terperinci

PERAN HARGA DIRI DALAM MEMPREDIKSI PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA AKHIR DI DKI JAKARTA. Maya Marsiana Kowira

PERAN HARGA DIRI DALAM MEMPREDIKSI PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA AKHIR DI DKI JAKARTA. Maya Marsiana Kowira PERAN HARGA DIRI DALAM MEMPREDIKSI PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA AKHIR DI DKI JAKARTA Maya Marsiana Kowira mayamarsiana@gmail.com Dosen Pembimbing: Moondore Madalina Ali, B.Sc.,M.Sc., Ph.D Binus University:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identivikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara atau jalan yang di tempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, memiliki langkah-langkah yang sistematis. Metode

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan salah satu elemen penting dalam suatu penelitian, sebab metode penelitian menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan melakukan perbandingan antara dua kelompok data mengenai pengaruh Design dalam memenuhi Consumer Satisfaction. Dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah :

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah : BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah : 1. Variabel ( X ) : Kesepian (loneliness) 2. Variabel ( Y ) : Kesehjateraan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai variabel penelitian dan hipotesis, subjek penelitian dan teknik sampling, desain penelitian, alat ukur penelitian, dan prosedur penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel keaktifan bertanya dengan berpikir kreatif siswa. dan berpikir kreatif sebagai variabel dependen (terikat).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel keaktifan bertanya dengan berpikir kreatif siswa. dan berpikir kreatif sebagai variabel dependen (terikat). 62 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif korelasional dimana penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian yang ditujukan

Lebih terperinci

Jurnal SPIRITS, Vol.5, No.2, Mei ISSN:

Jurnal SPIRITS, Vol.5, No.2, Mei ISSN: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONISME PADA MAHASISWI PSIKOLOGI UST YOGYAKARTA Ayentia Brilliandita Flora Grace Putrianti ABSTRACT This study aims to determine the relationship

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern seperti sekarang ini, sarana transportasi telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern seperti sekarang ini, sarana transportasi telah menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman modern seperti sekarang ini, sarana transportasi telah menjadi bagian yang penting dari kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan transportasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel penelitian dan definisi operasional Sesuai dengan pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian, maka dalam penelitian ini peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian mempunyai peranan yang penting dalam penelitian karena berhasil tidaknya pengujian suatu hipotesis sangat tergantung pada ketepatan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif, kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka. Penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari perilaku konsumsi untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari perilaku konsumsi untuk dapat memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia tidak pernah lepas dari perilaku konsumsi untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam melakukan perilaku konsumsi, konsumen harus mampu untuk mengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sarana komunikasi telah menjadi bagian yang penting dari kehidupan manusia pada

BAB I PENDAHULUAN. Sarana komunikasi telah menjadi bagian yang penting dari kehidupan manusia pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sarana komunikasi telah menjadi bagian yang penting dari kehidupan manusia pada zaman modern seperti sekarang ini,. Hal ini dikarenakan komunikasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini, yaitu: B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini, yaitu: B. Definisi Operasional digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini, yaitu: 1. Variabel Bebas : a. Regulasi diri b. Hubungan interpersonal dalam keluarga 2. Variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi pada saat individu beranjak dari masa anak-anak menuju perkembangan ke masa dewasa, sehingga remaja merupakan masa peralihan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Konsumtif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Konsumtif BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Konsumtif 1. Definisi Perilaku Konsumtif Perilaku konsumtif adalah sebagai bagian dari aktivitas atau kegiatan mengkonsumsi suatu barang dan jasa yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB III Metode Penelitian

BAB III Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis 1.1.1. Definisi operasional kecerdasan emosional Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenal perasaan, mengontrol perasaan, dan memotivasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat. 0 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat.. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variasi pada satu atau lebih faktor lain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian penjelasan (explanatory research) yakni kausalitas menjelaskan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel dan Hipotesis Penelitian 3.1.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1.1.Variabel Bebas Variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari satuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian kali ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang menggunakan paradigma

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan penedekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif ini, untuk melihat suatu gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. yaitu sebuah metode yang datanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka (Sugiyono, 2009). Desain ini sangat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: A. Variabel X: academic locus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1 Variabel Variabel penelitian pada dasarnya merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. itu telah disebarkan kuesioner kepada 50 orang responden. Oleh karena itu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. itu telah disebarkan kuesioner kepada 50 orang responden. Oleh karena itu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan bauran promosi di perusahaan snack Ribut di Purwokerto, minat beli konsumen snack Ribut, dan pengaruh pelaksanaan

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG PERILAKU KONSUMTIF REMAJA PENGUNJUNG MALL SAMARINDA CENTRAL PLAZA

TINJAUAN TENTANG PERILAKU KONSUMTIF REMAJA PENGUNJUNG MALL SAMARINDA CENTRAL PLAZA ejournal Sosiologi, 2013, 1 (4): 26-36 ISSN 0000-0000, ejournal.sos.fisip-unmul.org Copyright 2013 TINJAUAN TENTANG PERILAKU KONSUMTIF REMAJA PENGUNJUNG MALL SAMARINDA CENTRAL PLAZA Wahyudi 1, Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Menurut Sugiyono (2007:3) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masing-masing akan dijelaskan dalam sub bab berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. masing-masing akan dijelaskan dalam sub bab berikut. 25 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang metodologi penelitian dalam penelitian ini, terdiri dari: pendekatan penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel, subjek

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. nikah, peneliti menggunakan tipe penelitian eksplanatori dengan metode

METODE PENELITIAN. nikah, peneliti menggunakan tipe penelitian eksplanatori dengan metode 50 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Pada penelitian hubungan virginitas dengan intensitas melakukan seks pra nikah, peneliti menggunakan tipe penelitian eksplanatori dengan metode kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABEL DAN DEFENISI OPERASIONAL 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independen (bebas) adalah Brand Image sedangkan variabel dependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 2. Populasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional

BAB III METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel penelitian dan definisi operasional Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah prokrastinasi akademik sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang lokasi dan subjek populasi / sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Subjek Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 6 Bandung, yang beralamat di Jalan Pasirkaliki No.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitan Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis Definisi Operasional variable ini bertujuan untuk menjelaskan tentang variable operasional yang ada pada penelitian ini agar variabel dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah level of explanation yaitu penelitian deskriptif dan asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Siregar (2013, p.15)

Lebih terperinci

`BAB III METODE PENELITIAN. bimbingan kelompok dengan komunikasi antar pribadi siswa kelas VIII di

`BAB III METODE PENELITIAN. bimbingan kelompok dengan komunikasi antar pribadi siswa kelas VIII di `BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasi, yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara keaktifan mengikuti layanan bimbingan kelompok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan tentang Daya Tarik Isi Motto Serve With Heart Oleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan tentang Daya Tarik Isi Motto Serve With Heart Oleh 90 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti akan menguraikan dan menganalisa data hasil penelitian yang dilakukan tentang Daya Tarik Isi Motto Serve With Heart Oleh Humas Hotel Savoy

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. variabel yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan. Variabel dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN. variabel yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan. Variabel dalam BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Deskripsi data adalah kegiatan menyajikan data dari data yang dikumpulkan. 1 Dalam penelitian ini data diambil dari masing-masing variabel yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang disusun. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Kerlinger (2000:483) rancangan penelitian merupakan rencana dan stuktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kejelasan atau menjelaskan suatu fenomena, menjelaskan hubungan dan menguji

III. METODE PENELITIAN. kejelasan atau menjelaskan suatu fenomena, menjelaskan hubungan dan menguji III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah kuantitatif eksplanatoris, yaitu untuk memperoleh kejelasan atau menjelaskan suatu fenomena, menjelaskan hubungan dan menguji hubungan

Lebih terperinci