EVALUSI DAN ANALISIS ISU AKTUAL DINAMIKA POSTUR DAN PERILAKU SEMBURAN LUSI MENUJU WHAT NEXT? LUSI 9 TAHUN (29 Mei )
|
|
- Hendra Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 0
2 LUSI 9 TAHUN, 29 MEI TAHUN TRAGEDI BENCANA GEMPABUMI YOGYAKARTA, TERPAUT 2 HARI DENGAN BENCANA MUD VOLCANO LUSI 4 TAHUN SIMPOSIUM INTERNASIONAL LUSI 25 MEI 2011 MENDEKATI "GOLDEN TIME 2015"! MIMPI INDAH! EVALUSI DAN ANALISIS ISU AKTUAL DINAMIKA POSTUR DAN PERILAKU SEMBURAN LUSI MENUJU WHAT NEXT? LUSI 9 TAHUN (29 Mei ) Dikontribusikan oleh : Dr. Hardi Prasetyo A. POKOK-POKOK BAHASAN LUSI LAB dan LUSI DRONE: Studi multidisiplin mendalami Lusi sebagai sistem mud volcano dalam, hubungan dengan hidrotermal gunung magmatik; Sumber air dan gas, antara sistem dalam dan sistem dangkal; Peningkatan penafsiran Penampang seismi refleksi yang sama ( ). Perhitungan panjang umur semburan Lusi berdasarkan, metoda konvensional, volume sumber lumpur versus intensitas semburan (Istadi 2009: tahun). Perhitungan panjang umur semburan Lusi, berdasarkan volume air di reservoir Formasi batugamping Prupuh versus intensitas semburan (Davies 2011: 26 Tahun). Bukti Deformasi tanah dengan standar metoda GPS dan InSAR (Abidin) untuk berbagai pemanfaatan Mitigasi dan Pembangunan infrastruktur? Revolusi penerapan studi GPS- InSAR untuk menentukan Panjang Umur Semburan Lusi, tahun 2018 semburan sekitar 1000m3/hari. Evaluasi Pertumbuhan Lusi mud volcano sampai tahun 2010 asumsi tidak dilakukan penanggulangan (proteksi dengan Tanggul Penahan luapan lumpur). Temuan 2 tubuh mud diapir dan Peringatan dini dari Tim Pemerintah Rusia (Kadurin 2009 dan 2011). Perkembangan struktur Patahan Kaldera Melingkar Evalusi Evolusi struktur arah Kawah Lusi dikaitkan dengan struktur regional Jawa. 1
3 B. PROGRAM LUSI LAB, KERJASAMA OSLO UNIVERSITY-BPLS Kelanjutan 2011 Mazzini mendeklarasikan: 1) Lusi bukan mud volcano yang lumrah atau umum (type mud volcano); 2) Lusi mud volcano yang khusus (Atype mud volcano), merupakan sistem dalam yang mempunyai hubungan mesra dengan hidrotermal gunung penanggungan; 3) Memperjelas sumber Gas dan 6 alternatif sumber air; 4) Perhitungan Panjang Umur Semburan sulit ditentukan karena dipengaruhi oleh Parameter Kegempaan, perilaku kantong magma, aktivitas Patahan Watukosek? LUSI LAB fokus: 1) Kegempaan di busur depan dan belakang; 2) Kegunungapian Welirang-Arjuno-Penanggungan; 3) Aliran Fluida pada kedudukan dalam; 4) Aktivitas Patahan Watukosek; dan 5) Pemodelan. Juni 2015 akan dilakukan Penerbangan Lusi Drone untuk melakukan Studi Kemas Struktur Rinci di Mud volcano Lusi (8 Lintasan diusulkan BPLS). 2
4 1. Penafsiran Penampang Seismik Refleksi 2 D dari waktu-ke waktu: 1) Tertua tidak ditafsirkan rinci 2007; 2) Diproses menjadi satu kesatuan antara lokasi sumur BJP-1 (aktif mud volcano) dan Porong-1 (paleo mud volcano). Ditandai lapisan dengan kecepatan rendah (sebagai Lempung overpressure Formasi Kalibeng); 3) Penafsiran sumber air (Formasi Prupuh) dan sumber lumpur (Kalibeng) terdalam Formasi Prupuh, Davies Digunakan untuk menghitung volume air di reservoir batugamping, mendapatkan panjang umur semburan 256 Tahun; 4) Tingay 2015, analisis seismik stratigrafi lebih rinci, menghitung tekanan pori awal. Mendapatkan lapisan di bawah 300 m sudah berada pada overpressure. Lapisan lumpur Kalibeng lebih tebal, jadi umur semburan Lusi lebih lama dari tahun, namun sudah berada pada level semburan rendah m3/hari. 3
5 2. Basis Perhitungan Panjang Umur Semburan Lusi: a) Istadi 2009: Menghitung Volume sumber semburan Lumpur Formasi Kalibeng yang overpressure dengan melakukan dekompaksi, dibagi dengan kecepatan semburan m 3 /hari, menghasilkan tahun; b) Davies 2011, di Simposium Internasional Lusi, menghitung volume air di reservoir batugamping formasi Prupuh, dibagi kecepatan semburan m 3 /hari menghasilkan 26 Tahun. 4
6 3. Deformasi Tanah di Lusi sebagai dampak berganda dari semburan Lusi. Dr. Hasanuddin Z. Abidin 2008 dan Fukhusima 2009, menerapkan teknologi GPS dan In, pertamakalinya memastikan telah terjadi deformasi amblesan dan pengangkatan dari tiga elip pelangi InSAR. Intensitas amblesan saat itu ( ) antara 0,1-4cm/hari di Pusat 5
7 Semburan sehingga pada skenario terburuk pada 10 tahun total subsidence akan mencapai 140m. Awalnya Identifikasi Deformasi Tanah umumnya digunakan untuk membantu pada Perencanaan pembangunan infrastruktur, menentukan daerah bahaya, strategi pengaliran dan pembuatan tanggul penahan luapan lumpur. Contoh evaluasi Relokasi Infrastruktur, dan Penentuan Daerah Tidak Layak Huni dan Tidak Aman di Luar PAT didasarkan atas parameter Geohazard/Deformasi, didukung Lingkungan dan Dinamika Sosmas. 6
8 4. Revolusi pada Penerapan Studi Deformasi tanah berbasis GPS dan InSAR yang sebelumnya fokus pada perencanaan dan mitigasi, berkembang menadi alat bantu yang handal dalam menentukan panjang umur semburan Lusi. Tahun 2010 Andreas dan Abidin sudah mengindikasikan terjadinya penurunan intensitas deformasi amblesan yang luar biasa hanya cm/dm per tahun, yang menarik adalah penurunan dengan pola peluruhan eksponensial. Karena diasumsikan Deformasi hasil dari luapan lumpur dan mencerminkan tekanan overpressures di daerah sumber lumpur, memberikan tanda atau sinyal Semburan Lusi akan/dapat menuju tahap terkelola. Rudolph 2013, diikuti Shilston dan Aoki (2014) hasil plot semburan versus tahun berdasarkan "exponential decay" deformasi, mendapatkan bahwa ditahun 2018 semburan Lusi 1000m3/hari, dapat lebih dikelola (Saya sebut sebagai Optimistic Scenario), apalagi dikaitkan dengan Keppres tentang masa bakti Pimpinan BPLS berakhir tahun dekat dengan
9 5. Evolusi pertumbuhan dan Pemodelan Perluasan Lusi sampai tahun 2010 Bambang Istadi. Pertumbuhan Postur Lusi mud volcano dipengaruhi oleh 3 Parameter dasar: 1) Kecepatan Semburan; 2) Kecepatan Amblesan; dan 3) Morfologi. Apa yang akan terjadi Bila Lusi dibiarkan berkembang alami tanpa diintervensi atau diproteksi oleh Manusia (Timnas-BPLS) dengan membuat Tanggul Penahan Luapan Lumpur dan Mengalirkan ke Laut melalui Energi bebas yang dimiliki sendiri oleh Kali Porong? Jawabnya Pada tahun 2010 Lusi sudah melimpas ke Jalan Raya, Rel KA, ke timur, di utara dan selatan dibatasi oleh Kali Porong dan Kali Ketapang. Karena tubuh mud volcano yang alami dengan geometri Cekungan dibawah dan kerucutkubah di atas, maka perhitungan volume lumpur yang telah dimuntahkan lusi harus menghitung deformasi amblesan. 8
10 Perhitungan kuantitatif telah dimodelkan oleh Istadi (2009) dengan angka-angka luas cakupan, tebal, volume, kecepatan semburan, kecepatan amblesan. Juga perhitungan Panjang Umur Semburan Lusi tahun. 9
11 6. Isu Aktual/Kritis Temuan Tim Rusia (Kadurin 2009 dan 2011) terhadap 2 tubuh mud volcano Lusi, yang perlu mendapatkan perhatian, Tim Rusia telah bertemu dengan DP BPLS tahun Pola Pikir Perkembangan Lusi mud volcano masa lalu dan ke depan, Tim Rusia Kadurin 2011 telah terjadi perulangan fenomena mud diapir dan mud volcano di Lokasi Lusi (Stratigrafi perselingan lapisan pasir dan lumpur); Lusi mud volcano diawali pembentukan mud diapir, dipicu gempa November 2005, dan kick off 27 Mei 2006; Sumber air sama dengan sumber semburan lumpur dari Formasi Kalibeng yang overpressure; Tidak percaya suatu mud volcano yang dahsyat seperti Lusi dipicu oleh pemboran BJP-1; Tidak mendapatkan bukti adanya hubungan Lusi dengan gunung magmatik. Tidak ada mud volcano alami yang dapat/perlu untuk dimatikan. Sering mempunyai kaitan dengan sumber daya energi migas. Berdasarkan Evalusi GIS 3-d (pertama kalinya dilakukan) dari data seismik 2-d, menemukan 2 tubuh struktur lumpur (mud structure) di baratdaya dan timurlaut Lusi mud volcano; Memberikan peringatan dini kepada Pemerintah Indonesia, bahwa kedua struktur lumpur tersebut, bila dipicu oleh gempabumi dapat berkembang menjadi semburan mud volcano seperti Lusi; Menyarankan agar Pemerintah melakukan evakuasi pada lokasi didekat terdapatnya struktur mud diapir tersebut. Memprediksi bahwa semburan dengan Intensitas tinggi akan cepat beralih menadi semburan tingkat rendah yang berlangsung lama. Mengusulkan Penyelidikan Komprehensif Terpadu dengan Sistem Poligon: 1) Kegempaan, 2) Kemagnitan; 3) Aktifitas Patahan; 4) Justifikasi Mud Diapir? 10
12 7. Perkembangan Struktur Patahan Radial Telah diidentifikasikan Oleh Andreas sejak tahun 2010, dan salah satu model Evolusi sumbu panjang Kawah Lusi, termasuk pembentukan struktur Patahan Kaldera. Agustus 2014, berdasarkan Citra Satelit dan Pengamatan di Lapangan telah dapat diidentifikasikan perkembangan struktur Patahan Kaldera di Selatan dan tenggara Lusi. Mei 2015, hasil jelajah Gunung Lusi juga telah dapat merekam tahap perulangan interval pembentukan struktur Patahan Kaldera. Pada tahap ini aliran Lusi panas terutama di selatan tenggara dan satu-satunya yang signifikan di utara Kali Hawai. 11
13 12
KEBENCANAAN LUSI MUD VOLCANO 2013
KEBENCANAAN LUSI MUD VOLCANO 2013 IMPLIKASI DAN PERSPEKTIF KE DEPAN Dikontribusikan oleh: Hardi Prasetyo Oktober 2013 1. Kondisi Saat Ini dan Permasalahan 1.1 Umum 1.2 Potret Kebencanaan Lusi Saat Ini
Lebih terperinciPENAFSIRAN DAN ANALISIS CEPAT (Quick Interpretation and Analysis) Citra Satelit CRISP
PENAFSIRAN DAN ANALISIS CEPAT (Quick Interpretation and Analysis) Citra Satelit CRISP Diambil Pada 7 Juni dan dipublikasi 10 Juni 2009 Sebagai bagian integral Baselines Analisis Kebijakan: Semburan, Luapan,
Lebih terperinciSEPULUH TAHUN DINAMIKA PENANGANAN & PENANGGULANGAN LUSI
0 SEPULUH TAHUN DINAMIKA PENANGANAN & PENANGGULANGAN LUSI Kemajuan, Tantangan, dan Perspektif ke Depan Gambar 1: (Atas) foto lapangan perbandingan semburan Lusi saat kelahirannya (2006) dengan kondisi
Lebih terperinciMENGUNJUNGI LOKASI KAWAH LUSI MUD VOLCANO PADA HUTNYA DAN TERDEKAT DENGAN TERBENTUKNYA PUNGGUNGAN OKSIGEN
MENGUNJUNGI LOKASI KAWAH LUSI MUD VOLCANO PADA HUTNYA DAN TERDEKAT DENGAN TERBENTUKNYA PUNGGUNGAN OKSIGEN 29 mei 2013, 7 Tahun Lusi: Dinamika Postur dan Perilaku Semburan Lusi di utara Dome P25, selatan
Lebih terperinciLUPSI PERUBAHAN ANTAR WAKTU, BEDAH BUKU DR. BASUKI HADIMULJONO 127
LUPSI PERUBAHAN ANTAR WAKTU, BEDAH BUKU DR. BASUKI HADIMULJONO 127 BAGIAN 9 Dampak Sosial Ekonomi Umum Gambar 67. Isu kritis Dampak Sosial Ekonomi (Paparam Prasetyo 2008) Luapan Lusi di dalam PAT. Semburan
Lebih terperinciLUPSI PERUBAHAN ANTAR WAKTU, BEDAH BUKU DR. BASUKI HADIMULJONO 62
LUPSI PERUBAHAN ANTAR WAKTU, BEDAH BUKU DR. BASUKI HADIMULJONO 62 BAGIAN 4 Mud Volcano atau Underground Blow Out? Gambar 34. Memperlihatkan Posisi Bab 2 yang mengangkat kontroversi pemicu Lupsi antara
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Sambutan Rektor Institut Teknologi Bandung i. Prakata- Majelis Guru Besar Institut Teknologi Bandung iii. Sambutan-Dewan Editorial v
DAFTAR ISI Sambutan Rektor Institut Teknologi Bandung i Prakata- Majelis Guru Besar Institut Teknologi Bandung iii Sambutan-Dewan Editorial v Dewan Editorial vii ix Daftar Tabel xvi Daftar Gambar xix AMANAH
Lebih terperinciLUPSI PERUBAHAN ANTAR WAKTU, BEDAH BUKU DR. BASUKI HADIMULJONO 45
LUPSI PERUBAHAN ANTAR WAKTU, BEDAH BUKU DR. BASUKI HADIMULJONO 45 BAGIAN 3 Kisah Drama Si Lusi Gambar 27. Alur pikir dan Kata Kunci Drama Si Lusi (Diringkas dari Basuki 2008). Drama Si Lupsi merupakan
Lebih terperinciHardi Prasetyo: DINAMIKA LUSI DARI WAKTU KE WAKTU, BUKU ELEKTRONIS (E-Book), Dalam rangka memperingati HUT RI 17 AGUSTUS 2010
Hardi Prasetyo: DINAMIKA LUSI DARI WAKTU KE WAKTU, BUKU ELEKTRONIS (E-Book), TINJAUAN DAN PENDALAMAN Terhadap Ringkasan Laporan Riset Lusi LUSI Research Summary Report Desember Badan Penyelidikan Geologi
Lebih terperinciLUPSI PERUBAHAN ANTAR WAKTU, BEDAH BUKU DR. BASUKI HADIMULJONO 90
LUPSI PERUBAHAN ANTAR WAKTU, BEDAH BUKU DR. BASUKI HADIMULJONO 90 BAGIAN 6 Manajemen Lumpur di Permukaan Umum Gambar 47. Diagram memperlihatkan dinamika Pengaliran Lupsi di permukaan. Misi utama dari penanganan
Lebih terperinciPERUBAHAN MENDASAR POSTUR LUSI UTARA (P68-P69), 13 JANUARI 2013
PERUBAHAN MENDASAR POSTUR LUSI UTARA (P68-P69), 13 JANUARI 2013 DEFORMASI TERJADI DENGAN INTENSITAS DAN KEUNIKAN LUAR BIASA, NAMUN KARENA TEMPATNYA YANG CUKUP REMOTE (TERPENCIL) TIDAK BANYAK DIKETAHUI,
Lebih terperinciPROBIBILISTIC LONGEVITY ESTIMATE FOR THE LUSI MUD VOLCANO, EAST JAVA
LUSI LIBRARY: KNOWLEDGE MANAGEMENT 2010-2011, DAVIES 2011 (INPRESS) PROBIBILISTIC LONGEVITY ESTIMATE FOR THE LUSI MUD VOLCANO, EAST JAVA Perkiraan Kemungkinan Panjang Umur untuk Mud Volcano LUSI, Jawa
Lebih terperinciRingkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014
\ 1 A. TATANAN TEKTONIK INDONESIA MITIGASI BENCANA GEOLOGI Secara geologi, Indonesia diapit oleh dua lempeng aktif, yaitu lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik yang subduksinya dapat
Lebih terperinciMisteri Patahan Watukosek dan Debat Lupsi di Afrika Selatan
Misteri Patahan Watukosek dan Debat Lupsi di Afrika Selatan Dikontribusikan Hardi Prasetyo, 13 Oktober 2008 Diskusi Ilmiah di forum Cybernet, Wordpress.Com Yth. Pak Rovicky yang saya hormati, Diskusi di
Lebih terperinciLUPSI PERUBAHAN ANTAR WAKTU, BEDAH BUKU DR. BASUKI HADIMULJONO 112
LUPSI PERUBAHAN ANTAR WAKTU, BEDAH BUKU DR. BASUKI HADIMULJONO 112 BAGIAN 8 Gejolak Sosial Kemasyarakatan Umum Gambar 59. Isu Kritis Gejolak Sosial Kemasyarakatan sebagai titik awal adalah Peta Area Terdampak
Lebih terperinciAnalisis data gayaberat daerah Porong dalam studi kasus struktur dan deformasi geologi bawah permukaan
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 4 No. 3 Desember 2013: 237-251 Analisis data gayaberat daerah Porong dalam studi kasus struktur dan deformasi geologi bawah permukaan Analysis of the Gravity
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tekanan abnormal yang nilainya lebih besar dari tekanan hidrostatik, atau sering disebut sebagai overpressure, merupakan kondisi yang sering terjadi pada
Lebih terperinciAmblesan di daerah Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur
Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 3 No. 1 Maret 2008: 1-9 Amblesan di daerah Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur Untung Sudarsono dan Indra Budi Sudjarwo Pusat Lingkungan Geologi, Jl. Diponegoro No. 57
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Mouchet dan Mitchell (1989), menyatakan bahwa pada suatu formasi batuan di bawah permukaan terdapat berbagai jenis tekanan yang akan mempengaruhi operasi pengeboran
Lebih terperinciLUPSI PERUBAHAN ANTAR WAKTU, BEDAH BUKU DR. BASUKI HADIMULJONO 107
LUPSI PERUBAHAN ANTAR WAKTU, BEDAH BUKU DR. BASUKI HADIMULJONO 107 BAGIAN 7 Nilai Ekonomi Lumpur Sidoarjo Umum Gambar 57. Ilustrasi memperlihatkan pemanfaatan lusi ke depan, dengan fokus Lupsi dimanfaatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanggal 29 Mei 2006 di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur menjadi sejarah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanggal 29 Mei 2006 di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur menjadi sejarah penting karena peristiwa keluarnya gas dan lumpur panas dari dalam tanah dengan suhu 100 C yang
Lebih terperinci2.2 Lokasi Kerja Jalan Gayung Kebonsari No.50 Surabaya Telp Fax
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI 2.1 Profil Organisasi Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) dibentuk oleh Peraturan Presiden No. 14 tahun 2007. Sedangkan personil pimpinan BPLS (Badan Penanggulangan
Lebih terperinciDeliniasi Wilayah Amblesan Semburan Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Data Penginderaan Jauh dan Korelasi Geokimia pada Sistem Vulkanik Kuarter Sekitarnya
Deliniasi Wilayah Amblesan Semburan Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Data Penginderaan Jauh dan Korelasi Geokimia pada Sistem Vulkanik Kuarter Sekitarnya 1 Panji Ridwan dan 1 M. Jihad Abdurahman 1 Fakultas
Lebih terperinciGambar 1.1. Sebaran gunung lumpur di Jawa Tengah dan Jawa Timur (Istadi dkk, 2009).
1 BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Mud volcano (Gunung lumpur) adalah fenomena keluarnya material lumpur yang bercampur dengan air dan gas dari bawah permukaan melalui suatu patahan atau rekahan
Lebih terperinciBAB I BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terdapat lebih dari 1800 gunung lumpur yang tersebar di dunia (Dimitrov, 2002). Mayoritas distribusi dari gunung lumpur terdapat di benua Asia, Eropa, dan Amerika.
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan minyak dan gas bumi sebagai sumber daya bahan baku konsumsi kegiatan manusia sehari-hari masih belum dapat tergantikan dengan teknologi maupun sumber daya
Lebih terperinciOverpressure dan Geomekanik Daerah Deepwater pada Lapangan Verde, Selat Makassar Sarah Sausan (37322) BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN II.1. Latar Belakang Penelitian Overpressure merupakan istilah untuk mendeskripsikan tekanan fluida dalam pori-pori batuan bawah permukaan (tekanan pori) yang lebih tinggi dari normal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perminyakan adalah salah satu industri strategis yang memegang peranan sangat penting saat ini, karena merupakan penyuplai terbesar bagi kebutuhan
Lebih terperinciSERI TESTIMONI: LUSI PUSAT UNGGULAN STUDI MUD VOLCANO
0 POKOK-POKOK BAHASAN I. PROLOG Pendahuluan dari Simposium Internasional Ilmiah Lusi Mei 2011: Tiga Isu Aktual menjadi perhatian utama Simposium Lusi: Tujuan Umum dan Strategis: Menyaksikan dan Memaknai
Lebih terperinci4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur
4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur Komplek G. Inie Lika dengan latar depan Kota Bajawa (sumber PVMBG) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi Nama Kawah : Inielika, Koek Peak : Strato : Wolo Inielika;
Lebih terperinciGeologi dan Studi Fasies Karbonat Gunung Sekerat, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Foto 24. A memperlihatkan bongkah exotic blocks di lereng gunung Sekerat. Berdasarkan pengamatan profil singkapan batugamping ini, (Gambar 12) didapatkan litologi wackestone-packestone yang dicirikan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyaknya parameter dan banyaknya jenis mekanisme sumber yang belum diketahui secara pasti, dimana parameter tersebut ikut mempengaruhi pola erupsi dan waktu erupsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Analisis fasies dan evaluasi formasi reservoar dapat mendeskripsi
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Analisis fasies dan evaluasi formasi reservoar dapat mendeskripsi sifat-sifat litologi dan fisika dari batuan reservoar, sehingga dapat dikarakterisasi dan kemudian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lokasi Penelitian Secara geografis, kabupaten Ngada terletak di antara 120 48 36 BT - 121 11 7 BT dan 8 20 32 LS - 8 57 25 LS. Dengan batas wilayah Utara adalah Laut Flores,
Lebih terperinciBAB IV UNIT RESERVOIR
BAB IV UNIT RESERVOIR 4.1. Batasan Zona Reservoir Dengan Non-Reservoir Batasan yang dipakai untuk menentukan zona reservoir adalah perpotongan (cross over) antara kurva Log Bulk Density (RHOB) dengan Log
Lebih terperinciPENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009
PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009 Ahmad BASUKI., dkk. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Terjadinya suatu
Lebih terperinciBAB V ANALISIS SEKATAN SESAR
BAB V ANALISIS SEKATAN SESAR Dalam pembahasan kali ini, penulis mencoba menganalisis suatu prospek terdapatnya hidrokarbon ditinjau dari kondisi struktur di sekitar daerah tersebut. Struktur yang menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses sedimentasi merupakan suatu proses yang pasti terjadi di setiap daerah aliran sungai (DAS). Sedimentasi terjadi karena adanya pengendapan material hasil erosi
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHA N KETIGA ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1.1 Subjek dan Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Permasalahan 1.3 Masalah Penelitian
Bab I Pendahuluan 1.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek dari penelitian ini berupa studi stratigrafi sekuen dalam formasi Pulau Balang di lapangan Wailawi, Cekungan Kutai Bagian Selatan Kalimantan Timur.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Minyak dan gasbumi hingga saat ini masih memiliki peranan sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan energi umat manusia, meskipun sumber energy alternatif lainnya sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah mencatat bahwa Indonesia mengalami serangkaian bencana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah telah mencatat bahwa Indonesia mengalami serangkaian bencana bumi, dimulai dari letusan gunung berapi, gempa bumi, dan tsunami karena wilayah nusantara dikepung
Lebih terperinciPEMANTAUAN MUD VOLCANO DENGAN PENGINDERAAN JAUH REMOTE MONITORING OF A MUD VOLCANO
PEMANTAUAN MUD VOLCANO DENGAN PENGINDERAAN JAUH REMOTE MONITORING OF A MUD VOLCANO ADAM THOMAS (FUGRO NPA LIMITED), CHRIS MEIKLE & DAVID SHILSTON (ATKINS LIMITED) http://www.geoconnexion.com/uploads/mudvolcano_intv9i4.pdf
Lebih terperinciWahyuni Sofianti 1, Dr.Eng Idris Mandang, M.Si 2 1 Program Studi Fisika FMIPA, Universitas Mulawarman
Studi Interpretasi Struktur Geologi Bawah Permukaan Laut di Perairan Pepela Kabupaten Rote Ndao Provinsi Nusa Tenggara Timur Berdasarkan Interpretasi Seismik Refleksi Single Channel Wahyuni Sofianti 1,
Lebih terperinciMATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011
2012 2013 2014 2012 2013 2014 I Program Penanggulangan 1.263,3 1.433,5 1.493,3 1.714,3 Bencana Lumpur Sidoarjo 1 Perencanaan operasi luapan Meningkatnya kualitas penyusunan Survey Geologi 1 laporan 1 laporan
Lebih terperinciBAB 3 GEOLOGI SEMARANG
BAB 3 GEOLOGI SEMARANG 3.1 Geomorfologi Daerah Semarang bagian utara, dekat pantai, didominasi oleh dataran aluvial pantai yang tersebar dengan arah barat timur dengan ketinggian antara 1 hingga 5 meter.
Lebih terperinciBab V Evolusi Teluk Cenderawasih
62 Bab V Evolusi Teluk Cenderawasih V.1 Restorasi Penampang Rekontruksi penampang seimbang dilakukan untuk merekonstruksi pembentukan suatu deformasi struktur. Prosesnya meliputi menghilangkan bidang-bidang
Lebih terperinciAMBLESAN TANAH DAN HUBUNGANNYA DENGAN REKLAMASI JAKARTA
WORKSHOP IAGI GEOLOG MENGUPAS REKLAMASI PANTURA JAKARTA AMBLESAN TANAH DAN HUBUNGANNYA DENGAN REKLAMASI JAKARTA Oleh : 13 4 1960 IIKATAN AHLI GEOLOGI NDONESIA Lambok M. Hutasoit IKATAN AHLI GEOLOGI INDONESIA
Lebih terperinciLUPSI PERUBAHAN ANTAR WAKTU, BEDAH BUKU DR. BASUKI HADIMULJONO 20
LUPSI PERUBAHAN ANTAR WAKTU, BEDAH BUKU DR. BASUKI HADIMULJONO 20 BAGIAN 2 ESTAFET DARI TIMNAS KE BAPEL BPLS Gambar 12. Sampul depan mengandung makna transisi antar waktu dari Timnas Penanggulangan Semburan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam eksplorasi dan eksploitasi hidrokarbon, seismik pantul merupakan metoda
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam eksplorasi dan eksploitasi hidrokarbon, seismik pantul merupakan metoda utama yang selalu digunakan. Berbagai metode seismik pantul yang berkaitan dengan eksplorasi
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPEMANTAUAN PENURUNAN MUKA TANAH DI KAWASAN WATUKOSEK MENGGUNAKAN METODE SIPAT DATAR
PEMANTAUAN PENURUNAN MUKA TANAH DI KAWASAN WATUKOSEK MENGGUNAKAN METODE SIPAT DATAR Ira M. Anjasmara, Masrul Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mud volcano (gunung lumpur) adalah suatu fenomena geologi yang menyebabkan ekstrusinya material lumpur yang biasanya bercampur dengan air, gas dan minyak keluar melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah OCO terdapat pada Sub-Cekungan Jatibarang yang merupakan bagian dari Cekungan Jawa Barat Utara yang sudah terbukti menghasilkan hidrokarbon di Indonesia. Formasi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KORELASI INFORMASI GEOLOGI DENGAN VARIOGRAM
BAB IV ANALISIS KORELASI INFORMASI GEOLOGI DENGAN VARIOGRAM Tujuan utama analisis variogram yang merupakan salah satu metode geostatistik dalam penentuan hubungan spasial terutama pada pemodelan karakterisasi
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang
1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Tatanan tektonik daerah Kepala Burung, Papua memegang peranan penting dalam eksplorasi hidrokarbon di Indonesia Timur. Eksplorasi tersebut berkembang sejak ditemukannya
Lebih terperinciIII.3 Interpretasi Perkembangan Cekungan Berdasarkan Peta Isokron Seperti telah disebutkan pada sub bab sebelumnya bahwa peta isokron digunakan untuk
III.3 Interpretasi Perkembangan Cekungan Berdasarkan Peta Isokron Seperti telah disebutkan pada sub bab sebelumnya bahwa peta isokron digunakan untuk menafsirkan perkembangan cekungan. Perlu diingat bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beberapa permasalahan yang dihadapi dan menjadi dasar bagi penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Interpretasi dan pemetaan struktur bawah permukaan pada dasarnya merupakan sebuah usaha untuk menggambarkan perkembangan arsitektur permukaan bumi sejalan
Lebih terperinci4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur
4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur G. Iya KETERANGAN UMUM Nama : G. Iya Nama Lain : Endeh Api Nama Kawah : Kawah 1 dan Kawah 2 Tipe Gunungapi : Strato Lokasi Geografis : 8 03.5' LS dan 121 38'BT Lokasi
Lebih terperinciIdentifikasi Daerah Patahan dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Dipole-Dipole di Desa Renokenongo Porong Sidoarjo
Identifikasi Daerah Patahan dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Dipole-Dipole di Desa Renokenongo Porong Sidoarjo Sri Cahyo Wahyono 1, Totok Wianto 1, Simon Sadok Siregar 1, Widya Utama 2 dan Suminar
Lebih terperinci7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara
7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara G. Kie Besi dilihat dari arah utara, 2009 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Wakiong Nama Kawah : Lokasi a. Geografi b. : 0 o 19' LU dan 127 o 24 BT Administrasi : Pulau Makian,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Posisi merupakan informasi yang sangat dibutuhkan untuk mengetahui kedudukan relatif suatu objek terhadap objek lainnya. Pada saat sekarang ini kebutuhan akan posisi
Lebih terperinciBab III Pengolahan Data
S U U S Gambar 3.15. Contoh interpretasi patahan dan horizon batas atas dan bawah Interval Main pada penampang berarah timurlaut-barat daya. Warna hijau muda merupakan batas atas dan warna ungu tua merupakan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Lembar Pengesahan... Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel...
DAFTAR ISI Lembar Pengesahan... Abstrak... Abstract...... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... i iii iv v viii xi xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian...
Lebih terperinciKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NOMOR 57 BANDUNG 40122 JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 TELEPON: 022-7215297/021-5228371 FAKSIMILE:
Lebih terperinciINTRUSI VULKANIK DI PERAIRAN SEKOTONG LOMBOK BARAT
INTRUSI VULKANIK DI PERAIRAN SEKOTONG LOMBOK BARAT L. Arifin dan D. Kusnida Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Jl. Dr. Junjunan 236 Bandung 40174 S a r i Rekaman seismik pantul dangkal
Lebih terperinciPENURUNAN DAN PENGANGKATAN SIDOARJO (JAWA TIMUR): SEBAGAI
PENURUNAN DAN PENGANGKATAN SIDOARJO (JAWA TIMUR): SEBAGAI HASIL SEMBURAN MUD VOLCANO LUSI (2006-SEKARANG) SUBSIDENCE AND UPLIFT OF SIDOARJO (EAST JAVA) DUE TO THE ERUPTION OF THE LUSI MUD VOLCANO (2006
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Daerah Sumatera merupakan salah satu daerah yang memiliki tatanan geologi sangat kompleks, baik dari segi sedimentologi, vulkanologi, tektonik dan potensi sumber daya
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. I Putu Krishna Wijaya 11/324702/PTK/07739 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu wilayah di Indonesia yang sering mengalami bencana gerakan tanah adalah Provinsi Jawa Barat. Dari data survei yang dilakukan pada tahun 2005 hingga
Lebih terperinciBAB IV. ANALISIS KARAKETERISASI ZONA PATAHAN
BAB IV. ANALISIS KARAKETERISASI ZONA PATAHAN IV.1. Kapasitas Seal Pada Zona Patán Analisis karakter sifat zona patahan yang dilakukan dalam penelitian ini pada hakikatnya terdiri atas beberapa tahapan
Lebih terperinciSURVEI MAGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI GUNUNG ARJUNO- WELIRANG JAWA TIMUR
SURVEI MAGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI GUNUNG ARJUNO- WELIRANG JAWA TIMUR Oleh: Asep Sugianto 1), Edi Suhanto 2), dan Harapan Marpaung 1) 1) Kelompok Penyelidikan Panas Bumi 2) Bidang Program dan Kerjasama
Lebih terperinciDalam pengembangannya, geodinamika dapat berguna untuk : a. Mengetahui model deformasi material geologi termasuk brittle atau ductile
Geodinamika bumi 9. GEODINAMIKA Geodinamika adalah cabang ilmu geofisika yang menjelaskan mengenai dinamika bumi. Ilmu matematika, fisika dan kimia digunakan dalam geodinamika berguna untuk memahami arus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Tektonik Indonesia (Bock, dkk., 2003)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terletak pada tiga pertemuan lempeng besar dunia yaitu Lempeng Indo-Australia di bagian selatan, Lempeng Pasifik di bagian timur, dan Lempeng Eurasia di
Lebih terperinciBAB IV MODEL EVOLUSI STRUKTUR ILIRAN-KLUANG
BAB IV MODEL EVOLUSI STRUKTUR ILIRAN-KLUANG IV.1. Analisis Geometri Struktur Iliran-Kluang Berdasarkan arahnya, sesar yang ada didaerah sepanjang struktur Iliran- Kluang dapat dibedakan atas tiga kelompok,
Lebih terperinciBAB V ANALISIS. V.1 Analisis Data
BAB V ANALISIS Dalam penelitian tugas akhir yang saya lakukan ini, yaitu tentang Studi Deformasi dari Gunung Api Batur dengan menggunakan Teknologi SAR Interferometri (InSAR), studi yang saya lakukan ini
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bencana ekologis nasional lumpur panas yang terjadi di Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur dimulai pada tanggal 28 Mei 2006, saat gas beracun dan lumpur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi khususnya Bidang Mitigasi Gempabumi dan Gerakan Tanah, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas vulkanisme dapat mengakibatkan bentuk bencana alam yang menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara (Hariyanto, 1999:14) mengemukakan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB III. DASAR TEORI 3.1. Seismisitas Gelombang Seismik Gelombang Badan... 16
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xv DAFTAR
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Lintasan Dan Hasil Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam cakupan peta 1212 terdiri dari 44 lintasan yang terbentang sepanjang 2290 km, seperti yang terlihat pada peta
Lebih terperinciSURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PERMIS, KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG
SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PERMIS, KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG Muhammad Kholid dan Sri Widodo Kelompok Penyelidikan Bawah Permukaan Pusat Sumber
Lebih terperinciBAB II GEOLOGI REGIONAL
BAB II GEOLOGI REGIONAL 2.1 Fisiografi Secara fisiografis, van Bemmelen (1949) membagi Jawa Barat menjadi 4 bagian yaitu Dataran Pantai Jakarta, Zona Bogor, Zona Bandung, dan Zona Pegunungan Selatan Jawa
Lebih terperinciBab IV Analisis Data. IV.1 Data Gaya Berat
41 Bab IV Analisis Data IV.1 Data Gaya Berat Peta gaya berat yang digabungkan dengn penampang-penampang seismik di daerah penelitian (Gambar IV.1) menunjukkan kecenderungan topografi batuan dasar pada
Lebih terperinciBAB II GEOLOGI REGIONAL
BAB II GEOLOGI REGIONAL II.1 Fisiografi Menurut van Bemmelen (1949), Jawa Timur dibagi menjadi enam zona fisiografi dengan urutan dari utara ke selatan sebagai berikut (Gambar 2.1) : Dataran Aluvial Jawa
Lebih terperinciPemicu dan Dinamika Evolusi gunung lumpur Sidoarjo (LUSI)
ARTIKEL NO.2 WARGAME DEBAT LUSI DI FORUM INTERNASIONAL AAPG 28 OKTOBER 2008, CAPE TOWN, AFRIKA SELATAN Pemicu dan Dinamika Evolusi gunung lumpur Sidoarjo (LUSI) Triggering and dynamic evolution of the
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 1
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii SARI... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cekungan Sumatra Tengah merupakan cekungan penghasil minyak bumi yang pontensial di Indonesia. Cekungan ini telah dikelola oleh PT Chevron Pacific Indonesia selama
Lebih terperinciBab III Pengolahan dan Analisis Data
Bab III Pengolahan dan Analisis Data Dalam bab pengolahan dan analisis data akan diuraikan berbagai hal yang dilakukan peneliti untuk mencapai tujuan penelitian yang ditetapkan. Data yang diolah dan dianalisis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fisiografi Jawa Barat Fisiografi Jawa Barat oleh van Bemmelen (1949) pada dasarnya dibagi menjadi empat bagian besar, yaitu Dataran Pantai Jakarta, Zona Bogor, Zona Bandung
Lebih terperinciEVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008
EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 28 KRISTIANTO, AGUS BUDIANTO Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Letusan G. Egon
Lebih terperinciDIPICU GEMPABUMI ATAU PEMBORAN
KAJIAN ASPEK STRATEGIS: KONTROVERSI PEMICU SEMBURAN LUMPUR PANAS SIDOARJO WAR-GAME DEBAT LUPSI DIPICU GEMPABUMI ATAU PEMBORAN DI PERTEMUAN INTERNASIONAL AAPG, 30 OKTOBER 2008 2008,, CAPE TOWN - AFRIKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan kimia airtanah dipengaruhi oleh faktor geologi dan faktor antropogen.
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kimia airtanah menunjukkan proses yang mempengaruhi airtanah. Perubahan kimia airtanah dipengaruhi oleh faktor geologi dan faktor antropogen. Nitrat merupakan salah
Lebih terperinciSalah satu reservoir utama di beberapa lapangan minyak dan gas di. Cekungan Sumatra Selatan berasal dari batuan metamorf, metasedimen, atau beku
1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu reservoir utama di beberapa lapangan minyak dan gas di Cekungan Sumatra Selatan berasal dari batuan metamorf, metasedimen, atau beku berumur Paleozoic-Mesozoic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dalam industri minyak dan gas bumi saat ini banyak penelitian dilakukan pada bagian reservoir sebagai penyimpan cadangan hidrokarbon, keterdapatan reservoir dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidrokarbon merupakan salah satu energi yang sangat penting di dunia. Semakin menipisnya hidrokarbon dan semakin besarnya jumlah permintaan mengakibatkan kegiatan untuk
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI
BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI 4.1 Struktur Sesar Struktur sesar yang dijumpai di daerah penelitian adalah Sesar Naik Gunungguruh, Sesar Mendatar Gunungguruh, Sesar Mendatar Cimandiri dan Sesar Mendatar
Lebih terperinciAKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007
AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 27 UMAR ROSADI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Pada bulan Oktober akhir hingga November 27 terjadi perubahan aktivitas vulkanik G. Semeru. Jumlah
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Studi analisa sekatan sesar dalam menentukan aliran injeksi pada lapangan Kotabatak, Cekungan Sumatera Tengah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kondisi perminyakan dunia saat ini sangat memperhatinkan khususnya di Indonesia. Dengan keterbatasan lahan eksplorasi baru dan kondisi sumur-sumur tua yang telah melewati
Lebih terperinciBAB V ANALISA SEKATAN SESAR
BAB V ANALISA SEKATAN SESAR 5.1 Analisa Sesar Pada daerah analisa ini terdapat sebanyak 19 sesar yang diperoleh dari interpretasi seismik. Pada penelitian sebelumnya keterdapatan sesar ini sudah dipetakan,
Lebih terperinci