KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX F SMP NEGERI 24 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Oleh KHAIRUNISA RRA1B109045

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX F SMP NEGERI 24 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Oleh KHAIRUNISA RRA1B109045"

Transkripsi

1 KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX F SMP NEGERI 24 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh KHAIRUNISA RRA1B Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana kemampuan menulis cerpen oleh siswa kelas IX F SMPN. 24 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/ Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis cerpen oleh siswa kelas IX F SMPN. 24 Kota Jambi dikategorikan baik dengan persentase 67,69%. Rinciannya pada unsur-unsur cerpen (1) penggunaan plot berkriteria cukup 64,84% (2) pendeskripsian latar (setting) berkriteria cukup dengan 64,09% (3) penggunaan gaya bahasa berkriteria cukup dengan 63,72% (4) pemilihan dan mengemas tema berkriteria cukup dengan 68,79% (5) penggunaan sudut pandang berkriteria cukup dengan 83,83% (6) kemampuan mengemas amanat berkriteria sangat baik dengan 72,55% (7) penggambaran tokoh dan penokohan berkriteria sangat cukup dengan 72,18%. I. PENDAHULUAN Tingkat satuan pendidikan (KTSP) khususnya pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pemerintah menghendaki suasana pembelajaran yang menarik agar siswa dapat mengembangkan potensi dirinya. Proses pembelajaran yang mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam berbahasa, baik bahasa tulis maupun bahasa lisan. Salah satu pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi siswa adalah menulis cerpen. Kegiatan menulis cerpen merupakan kegiatan yang dapat menuangkan pikiran, perasaan dan gagasan kedalam sebuah cerita, cerita pendek juga merupakan kegiatan yang sulit dilakukan namun akan mudah apabila kita mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Banyak manfaat dari menulis cerpen dengan adanya pembelajaran tersebut materi pembelajaran menulis cerpen dianggap sangatlah penting bagi siswa.

2 Berdasarkan informasi awal yang peneliti dapatkan, bahwa sebagian siswa kelas IX F di SMP Negeri 24 Kota Jambi diharapkan pada persoalan yang berhubungan dengan kegiatan menulis, terutama dalam menulis cerpen. Sebagian besar dari mereka kurang begitu memahami apa itu unsur unsur pembangun cerpen mempunyai peranan yang penting dalam penulisan sebuah cerpen yang baik. Untuk itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang bagaimana kemampuan siswa kalas IX F SMPN.24 Kota Jambi tahun ajaran 2013/2014 dalam menulis cerpen dengan memperhatikan unsur-unsur pembangunan cerpen. Berdasarkan permasalan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti kemampuan siswa dan penulis dikembangkan dalam bentuk judul skipsi dengan judul Kemampuan Menulis Cerpen oleh Siswa Kelas IX F SMP Negeri 24 Kota Jambi tahun pelajaran 2013/2014 II. PEMBAHASAN 2.1 Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pembelajaran yang wajib, karena dengan pembelajaran bahasa Indonesia dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk lebih terampil. Pembelajaran bahasa Indonesia meliputi empat aspek yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis keempat aspek itu saling berkaitan. 2.2 Pembelajaran Menulis Cerpen Pembelajaran menulis cerpen di SMP Negeri 24 Kota Jambi salah satunya adalah pembelajaran menulis cerpen.pembelajaran menulis cerpen dapat dilihat pada silabus dan rencana pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IX, yang mengatakan kembali pikiran, perasaan dan pengalaman dalam bentuk cerita pendek, BNSP. Menerapkan unsur-unsur pembangun cerpen merupakan materi pembelajaran Bahasa Indonesia dalam kegiatan menulis cerpen di SMP Negeri 24 Kota jambi.pembelajaran menulis cerpen menerapkan unsur-unsur pembangun cerpen, terdiri atas penerapan (1). Alur, (2).tokoh dan penokohan, (3).latar (4).sudut pandang, (5).gaya bahasa (6).amanat, (7).tema dan. Hal ini sejalan dengan pendapat Siswanto (2008: 142 ) yang menyatakan bahwa pada umumnya para ahli

3 membagi unsur intrinsik prosa atas alur (plot), tokoh dan penokohan, latar ceria atau (setting), titik pandang (sudut pandang) gaya bahasa, amanat, dan tema. 2.2 Hakikat Menulis Menulis merupakan kegiatan pemindahan pikirsn kedalam tulisan secara tidak langsung menulis juga merupakan pengungkapan pengalaman secara tertulis, pengalaman itu dapat berupa pengalaman sendiri dan dapat pula berupa itu dapat berupa pengalaman yang diperoleh oleh orang lain atau dari membaca buku. Menulis bertujuan untuk menyampaikan pesan dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Pesan adalah isi muatan yang terkandung dalam tulisan. Tulisan merupakan sebuah system komunuikasi antar manusia dalam menggunakan symbol atau lambing bahasa yang sudah disepakati pemakainnya. Komunikasi tertulis terdapat empat unsur yang terlibat di dalamnya yaitu penulis sebagai suatu pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau medium tulisan dan pembaca sebagai penerima pesan. 2.3 Tata Cara Menulis Tahap Pratulis Tahap pratulis merupakan merupakan tahap awal dalam proses pengembangan ide sebelum menulis. Sedangkan, Akhadiah (1988: 3) menyatakan bahwa tahap ini merupakan tahapan perencanaan atau persiapan menulis dan mencakup beberapa kegiatan. Selanjutnya Semi (2007 : 46) menyatakan bahwa kegiatan persiapan dalam menulis terdiri dari empat jenis yaitu menetapkan jenis yaitu menetapkan topic sebagai langkah awal memulai tulisan, menetapkan tujuan agar kitsa mengetahui kemsana arah tulisan kita, mengumpulkan infomasi pendukung dan perancang tulisan agar tulisan lebih bagus dan lebih menarik. Hasil pemilihan ini disusun dalam suatu susunan yang disebut dengan kerangka tulisan. Tahap Penulisan Tahap penulisan merupakan tahap yang paling penting karena pada tahap ini semua persiapan yang telah dilakukan pada tahap pratulis dituangkan ke dalam kertas. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan saat mencurahkan gagasan kedalam konsep tulisan, yang pertama yaitu konsentrasi terhadap gagasan pokok tulisan, agar selama menulis pikiran siswa hanya terpusat pada satu gagasan saja. Yang

4 kedua yaitu kosentrasi terhapat tujuan tulisan sehingga tulisan tidak melenceng ketujuan yang lainnya, dan ketga adalah kosentrasi terhadap siapa calon pembacanya. Tahap Penyutingan Tahap ini merupakan penyelesaian akhir tulisan.tahap ini penting dilakukan karena pada saat menulis kerangka tulisan atau outline masih terdapat berbagai kesalahan. Akhadiah (1988 :5) menyatakan bahwa tahap ini biasanya dilakukan untuk meneliti secara menyeluruh mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, pengetikan cacatan kaki, daftar pustakan, dan sebagainya. Disekolah,hal ini dapat dilakukan dengan memberikan intruksi pada siswa untuk mengoreksi hasil tulisan dikumpilkan kepada guru. 2.4 Hakikat Cerita Pendek ceriat pendek orang boleh bertengkar, tetapi cerita yang seratus halaman panjangnya sudah tidak bisa disebut cerita pendek dan memang tidak ada cerita pendek yang sedemikian panjangnya. Cerpen sebagai hasil karya sastra yang tergolong dalam fisik merupakan sebuah cerita, tujuannya untuk memberikan hiburan kepada pembaca untuk memprooleh kepuasan batin disamping adanya tujuan estetika. 2.5 Kriteria Cerpen a. Cerpen itu harus pendek. Tidak menguras waktu pembacanya, bisa selesai dibaca dalam waktu singkat tapi tetap memberikan kesan yang mendalam. Cerpen bagaikan kain ketat, tak banyak memberi kelonggaran. Pengarang cerpen ulung selalu menghindari uraian berkepanjangan tentang tokoh cerita atau pemandangan alam. b. Cerpen membuat efek yang tunggal dan unik. Sebuah cerpen yang baik hanya punya satu pikiran utama dan action yang bisa dikembangkan melalui sebuah garis dari awal hingga akhir. Berbeda dengan novel yang memungkinkan memiliki garis-garis sampingan atau cerita-cerita penyeling, cerpen tidak punya hak untuk ngelantur ke berbagai soalan lain. c. Cerpen harus ketat dan padat.

5 Seorang cerpenis harus berusaha memadatkan setiap detil pada ruang tulisannya sepadat mungkin. Tiada ruang untuk memaparkan serbaneka kejadian atau serba detil karakter seperti pada novel. Maksudnya tidak lain agar pembaca mendapat kesan tunggal dari keseluruhan cerita. Inilah sebabnya dalam cerpen amat dituntut ekonomi bahasa. Segalanya harus diseleksi secara ketat, agar misi yang hendak disampaikan dapat dikemukakan secara tajam, dan menghunjam ke dalam hati pembacanya. d. Cerpen harus tampak sungguhan. Cerpen memang karya fiksi tapi harus diupayakan agar terkesan nyata. Sebab tampak seperti sesungguhnya adalah prinsip seni penceritaan sebuah cerita termasuk pula cerpen. Semua fiksi tak boleh kentara nilai fiksi atau imajinasinya meskipun semua orang tahu bahwa itu hanya fiksi belaka. Oleh karena itu, seorang cerpenis jangan membuat plot atau alur cerita yang mustahil. Jangan pula melebihlebihkan karakter tokoh ceritanya seperti pada kartun atau karikatur. e. Cerpen harus memberi kesan yang tuntas. Selesai membaca cerpen, pembaca harus merasa bahwa cerpen itu benarbenar selesai. Tidak boleh tidak cerita itu harus rampung pada suatu titik. Jika tidak, pembaca akan bertanya-tanya atau bahkan merasa kecewa. Itu prinsip menulis cerpen rumusan Edgar Allan Poe. Namun pada kenyataannya banyak juga cerpen terkenal yang melanggarnya. 2.6 Unsur Pembangun Cerpen a. Tema Menurut Kusrini (2008:34) tema adalah ide pokok atau landasan cerita. Menurut Kokasih (2012:40) tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerita, tema suatu cerita menyangkut segala persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan dan sebagainya. Tema merupakan pokok pikiran atau gagasan utama dalam karya sastra. Tema tidak dituliskan secara tersurat oleh pengarangnya, unsur yang digunakan pengarang untuk menyalurkan tema ceritanya biasanya melalui alur cerita, tokoh cerita dan perkataan yang digunakan pengarang. b. Amanat

6 Siswanto (2008 :163) mengemukakan pendapatnya sebagai berikut: Sebagaimana tema, amanat dapat disampaikan secara implisit atau pesan dalam tingkah laku atau peristiwa yang terjadi pada tokoh menjelang cerita berakhir, dan dapat pula disampaikan secara eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat anjuran, atau larangan yang berhubungan dengan gagasan utama cerita. pemilihan amanat haruslah mampu menyimpan amanat dalam keseluruhan isi cerpen, dan amanat yang disampaikan mengandung ajaran moral didaktis. c. Alur Menurut Suharyanto menyatakan : alur atau plot terdiri atas lima (1) pemaparan atau pendahuluan,yakni bagian cerita tempat pengarang mulai melukiskan suatu keadan yang merupakan awal cerita (2) penggawatan,yaitu bagan yang melukiskan tokoh-tokoh yang terlibat dalam cerita yang mulai bergerak (3) penajakan, yakni bagan cerita yang melukiskan konflik-konflik yang mulai memuncak (4) puncak atau Klimaks,yaitu bagian yang melukiskan peristiwa mencapai puncaknya (5) peleraraian,yaitu bagian cerita tempat pengarang memberikan pemecahkan dari semua peritiwa yang telah terjadi dalam cerita. Sedangkan dilihat dari penyusunan perstiwa atau bagian-bagiannya,alur atau plot cerita dapat dibedakan menjadi plot kronologis atau plot cerita dapat dibedakan menjadi plot kronologis plot progresif,dan plot regresif atau flash back. menggunakan alur haruslah alur yang digunakan konsisten, alurnya masuk akal, sangat memberikan kejutan, dan adanya keutuhan dari keseluruhan cerita yang dibangun. d. Tokoh dan Penokohan Titik dkk (2012 :51) Tokoh atau pelaku dalam sebuah cerita disebut tokoh.pelaku atau tokoh utama juga disebut protagonis yang berperan sangat penting dan menjadi pusat perhatian dalam cerita. Penokohan dalam cerpen mengacu pada watau atau sifat, pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.

7 Menurut Husnul (2011:31) watak tokoh dibedakan menjadi tiga macam yaitu tokoh protagonist (baik), antagonis (jahat) dan tirtagonhis (penengah). Watak tokoh dapat diketahui melalui nada suara, ungkapan yang digunakan, dan gerak-gerik. pemilihan tokoh dan penokohan haruslan mengandung unsure kewajaran, mengandung aspek imajinasi, serta mampu menggambarkan watak tokoh secara kompleks dan disampaikan secara dramatik. e. Latar atau setting Menurut Wiyatmi (2006:40) latar/setting dibedakan menjadi tiga macam yaitu latar tempat,waktu dan sosial.latar tempat. Dilokasi mana peritiwa terjadi,didesa apa, kota apa, dan sebagainya. Latar waktu berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Latar memikliki fungsi untuk member konteks cerita. Kokasih (2012:38). Latar adalah suatu lingkungan tempat untuk mengekspresikan cerita juga tokoh dan tempat terjadinya peristiwa didalam sebuah cerita itu. Latar pada umumnya menyangkut tiga unsur tempat, waktu dan suasana/ budaya. Latar atau setting merupakan keterangan tempat, ruang dan waktu berlangsungnya kejadian dalam cerita yang berfungsi memperkuat dan mempertegas keyakinan pembaca terhadap jalannya cerita ataupun pada karakter tokoh. memilih latar haruslah latanya membuah cerita lebih logis, dapat menngerakkan perasaan atau emosi pembaca, mampu menciptakan mud atau perasaan pembaca dan mampu menggunakan latar sebagai tempat untuk mengungkapkan nilai-nilai. f. Gaya Bahasa Pengarang Inggris yang terkenal George Berbard Shaw,menyatakan bahwa gaya bahasa adalah cara atau teknik pengarang dalam menuturkan cerita. Ini berkaitan dengan bahasa, dan erat hubungannya dengan kepribadian pengarang itu sendiri. Pengarang yang memiliki rasa humor, lucu, membuat pembaca tertawa senang atau atau kagum. Cara pengungkapannya lincah adan jenaka. menggunakan gaya bahasa haruslah mampu memilih kata dan penggunaan kalimat yang baik, mampu menyuguhkan dialog yang indah, terampil menggambarkan detail dan mampu mengandung persoalan secara bijak dan logis.

8 g. Sudut Pandang Kusrini (2008 :05) mengatakan bahwa sudut pandang merupakan segi penceritaan, pencerita dapat berlaku sebagai tokoh utama dengan mengungkapkan kata ganti aku, saya, atau kami atau berlaku sebagai pengamat dengan menggunakan kata ganti dia, mereka, ia atau ganti nama. Sejalan dengan kusrini Aminudin berpendapat bahwa sudut pandang adalahbagaimana cara pengarang menampilkan pelaku dalam cerita yang dipaparkan.. menggunakan sudut pandang haruslah memilih sudut pandang yang mampu melebur atau menggabungkan tema dengan fakta cerita, mampu menyeleksi kejadian-kejadian yang disajikan, mampu mengarahkan pembaca untuk mengikuti cerita yang disajikan, dan mampu menyadarkan pembaca tentang siapa yang sedang dipaparkan. III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Dalam penelitian ini peneliti bertujuan untuk menggambarkan secara objektif tentang suatu seperti apa adanya. Sedangkan pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. 3.2.Subjek Penelitian Subjek adalah seluruh populasi yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX f SMPN 24 Kota Jambi yang berjumlah 38 orang. 3.3.Data dan sumber data Data Data penelitian adalah kemampuan menulis siswa dikelas IX F SMPN 24 Kota Jambi Tahun pelajaran 2013/2014 dalam bentuk cerita pendek. Sumber Data Sumber data dari penelitian ini adalah Hasil dari Tulisan siswa dikelas IX F SMPN 24 Kota Jambi Tahun pelajaran 2013/2014 dalam bentuk cerita pendek.

9 3.4. Instrumen Penelitian Insutrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja yaitu tes kemampuan siswa dalam menulis cerpen Validitas Penelitian ini menggunakan validitas isi karena peneliti akan meneliti kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan instrument beberapa tes unjuk kerja Reliabilitas Secara konvensional, reliabilitas sebagai ciri tes yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan pengukuran yang sama atau tidak berubah-ubah. Arikunto (2002 :154) menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat untuk mengumpul data karena instrument tersebut sudah baik.instrumen yang dapat dipercaya,yang reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang sesuai dengan kenyataan, maka beberapa kalipun diambil akan tetap sama. menemukan skor reliabilitas penerapan unsur-unsur pembangun cerpen dalam tulisan siswa digunakan metode antar penilai. Dalam penerapan metode ini, setiap pekerjan siswa dinilai lebih dari suatu orang penilai, sekurang-kurangnya dua orang,yaitu peneliti dan guru pelajaran disekolah 3.5. Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif. Analisis data yang dilakukan adalah dengan menghitung persentase dari penilaian kemampuan menulis cerpen dalam penilaiannya memperhatikan aspek-aspek berikut : (1). Penggunaan plot (2).Pendeskripsian latar (setting), (3). Penggunaan bahasa (4). Pemilihan dan mengemas tema (5). Penggunaan sudut pandang, (6). Kemampuan mengemas amanat. (7). Penggambaran tokoh dan penokohan. Dari masing-masing aspek tersebut akan ditetapkan skor maksimal. Penskoran menggunakan format yang dimodifikasi dari Sugiyono (2012 : 191 ) pada tabel berikut. Table 3.2 Skor Masing-masing Aspek Penilaian Kemampuan Siswa Kelas IX F SMPN 24 Menulis CerpeN No Aspek penilaian Skor tertinggi

10 1 Pemilihan dan pengemasan tema 5 2 Kemampuan mengemas amanat 5 3 Perangkaian alur atau plot 5 4 Menggambarkan tokoh dan penokohan 5 5 Mendeskripsikan latar/ setting 5 6 Penggunaan gaya bahasa 5 7 Penggunaan sudut pandang 5 Jumlah 35 Setelah diketahi skor yang diperoleh siswa yang berdasarkan kisi-kisi penilaian menulis cerpen pada tabel 3.3 maka skor tersebut dimasukan dalam tabel berikut: Untuk memperoleh nilai rata-rata kemampuan menulis untsur-unsur pembangun cerpen dan kemampuan menulis cerpen secara keseluruhan akan dijumlahkan oleh dua peneliti yaitu, peneliti dan guru Bahasa Indonesia dikelas IX f SMP N 24 Kota Jambi dengan menggunakan rumus Djiwandono (1996: 102 ) = Keterangan : P1 = Penilai 1, yaitu peneliti. P2 = Penilai 2, yaitu guru Bahasa Indonesia kelas IX F Hasil dari penjumlahan tersebut dikonversikan dalam tabel seperti berikut. Dari penjumlahan tersebut akan diperoleh nilai rata-rata kemampuan semua siswa. Selanjutnya akan dicari persentase kemampuan siswa dalam menulis cerpen dengan menggunakan rumus Ali (1993 :186 ). x 100% = Keterangan: % = Persentase tinggkat kemampuan siswa n = Jumlah nilai rata-rata N = Jumlah keseluruhan skor maksimal

11 Nilai N diperoleh dari skor maksimal dikali banyaknya subjek. Untuk skor maksimal adalah 7 dikali banyaknya subjek yaitu 38 orang siswa, jadi jumlah keseluruhan skor maksimal (N) adalah 266 jumlah dari nilai rata-rata dari semua unsure pembangun cerpen akan dikelompokan dalam tabel berikut. Langkah terakhir jumlah dari P1 dan P2 yang dirangkum dalam tabel 3.6 dari keseluruhan unsur-unsur cerpen akan dibagi banyaknya unsure pembangun cerpen, yaitu tujuh, dari hasil tersebut akan didapat kesimpulan kemampuan siswa kelas IX F SMPN 24 Kota Jambi dalam menulis cerpen. Menentukan predikat kemampuan menulis unsur-unsur cerpen alam kemampuan menulis cerpen secara keseluruhan dalam penelitian ini peneliti berpedoman pada kriteria yang dimodifikasi dari Nurgiyantoro (1987 :363 ) seperti dalam tabel berikut. Tabel 3.7 Interval Persentase Kemampuan Siswa Kelas IX F dalam Menulis Cerpen Interval Persentase Keteranagan 85%-100% Baik Sekali 75%-85% Baik 60%-75% Cukup 40%-59% Kurang Baik 0%-39% Tidak Baik (Nurgiantoro 1987:363) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Alur Berdasarkan perhitungan dapat diketahui kemampuan menulis cerpen oleh siswa kelas IX F SMPN.24 Kota Jambi dalam unsur alur (plot) adalah 64,84 %, indek penilaian ini masuk dalam interval 60-75% dengan kategori cukup. 2. Latar atau setting Berdasarkan perhitungan dapat diketahui kemampuan menulis cerpen oleh siswa kelas IX F SMPN.24 Kota Jambi dalam unsur mendeskripsikan latar

12 (setting) adalah 64,09 %, indek penilaian ini masuk dalam interval 60-75% dengan kategori cukup. 3. Gaya bahasa Berdasarkan perhitungan dapat diketahui kemampuan menulis cerpen oleh siswa kelas IX F SMPN.24 Kota Jambi dalam unsur menggunakan gaya bahasa adalah 63,72 %, indek penilaian ini masuk dalam interval 60-75% dengan kategori cukup. 4. tema Berdasarkan perhitungan dapat diketahui kemampuan menulis cerpen oleh siswa kelas IX F SMPN.24 Kota Jambi dalam unsur pemilihan dan mengemas tema adalah 68,79 %, indek penilaian ini masuk dalam interval 60-75% dengan kategori cukup. 5. Sudut pandang Berdasarkan perhitungan dapat diketahui kemampuan menulis cerpen oleh siswa kelas IX F SMPN.24 Kota Jambi dalam unsur menggunakan sudut pandang adalah 72,55 %, indek penilaian ini masuk dalam interval 60-75% dengan kategori cukup. 6. amanat Berdasarkan perhitungan dapat diketahui kemampuan menulis cerpen oleh siswa kelas IX F SMPN.24 Kota Jambi dalam mengemas amanat adalah 72,18 %, indek penilaian ini masuk dalam interval 60-75% dengan kategori cukup. 7. Tokoh dan penokohan Berdasarkan perhitungan dapat diketahui kemampuan menulis cerpen oleh siswa kelas IX F SMPN.24 Kota Jambi dalam menggambarkan tokoh dan penokohan adalah 67,66 %, indek penilaian ini masuk dalam interval 60-75% dengan kategori cukup. V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan dalam bab IV, kemampuan siswa dalam kelas IX F SMPN.24 Kota Jambi dalam menulis cerpen memperoleh 67,69%. Berdasarkan tabel kriteria interval persentase kemampuan menulis cerpen, perolehan tersebut

13 terdapat pada interval 60-75% berkriteria baik maka disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas IX F SMPN.24 Kota Jambi dalam menulis cerpen tahun pelajaran 2013/2014 berkriteria baik. Selain itu jika ditinjau dari kriteria ketuntasan minimal (KKM ) pelajaran Bahasa Indonesia di SMPN.24 Kota Jambi yaitu 70 Sehingga nilai 67,69% Tersebut masuk nilai yang berkriteria tidak tuntas. 2. Saran Berdasarkan penelitian, penulis mengemukakan saran- saran sebagai berikut : 1. Bagi guru Bahasa Indonesia di SMPN.24 Kota Jambi diharapkan untuk meningkatkan pembelajaran mengenai menulis cerpen berdasarkan unsurunsur pembangun cerpen 2. Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti penulisan cerpen diharapkan dapat memanfaatkan skripsi ini sebagai bahan rujukan. DAFTAR RUJUKAN Ali, M. 1993, Penelitian kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung : Angkasa Arikunto, S Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Djuharie, S dan Suherli Panduan Membuat Karya Tulis. Bandung: Yrama Widya Kosasih Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Jakarta:Yrama Widya. Husnul, Ade Mengenal dan Mengidentifikasi Drama. Jakarta: PT Wadah Ilmu Husnul, Ade dan Ihsan Nuugraha. 2010a. Menulis Kreatif Naskah Drama. Jakarta: PT Wadah Ilmu Husnul, Ade dan Ihsan Nuugraha. 2010b. Mengenal dan Memahami Isi Cerita. Jakarta: CV Citraunggul Laksana Margono, S Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Mardalis Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara Nurgiantoro, Burhan Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE

14 Semi, M, Atar Keterampilan Menulis. Padang: FPBS IKIP Padang Sumber:online -kemampuan -menulis -cerpen melaluiteknik-pengandaian-diri-sebagai-tokoh-dalam-cerita-dengan media-audiovisual-pada-siswa-kelas-x4-sma-n-2-tegal Ws, Titik Kreatif menulis cerita anak. Bandung: nuansa Wiyatmi Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Book Publiser

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP DHARMA BHAKTI 6 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Oleh: RENI NOVERA MONA RRA1B109039

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP DHARMA BHAKTI 6 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Oleh: RENI NOVERA MONA RRA1B109039 KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP DHARMA BHAKTI 6 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: RENI NOVERA MONA RRA1B109039 Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 22 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI.

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 22 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI. ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 22 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: Fitriyani RRA1B109059 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 23 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017 Yundi Fitrah dan Lia Khairia FKIP Universitas Jambi

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 23 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017 Yundi Fitrah dan Lia Khairia FKIP Universitas Jambi KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 23 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017 Yundi Fitrah dan Lia Khairia FKIP Universitas Jambi ABSTRACT Artikel ini memberikan hasil penelitian dari

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN SISWA KELAS VIII 1 SMP NEGERI 10 KOTA JAMBI ABSTRAK

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN SISWA KELAS VIII 1 SMP NEGERI 10 KOTA JAMBI ABSTRAK KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN SISWA KELAS VIII 1 SMP NEGERI 10 KOTA JAMBI Oleh : Zul Arva Lenny ABSTRAK Lenny, Zul Arva. 2013. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII 1 SMP Negeri

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan ARTIKEL ILMIAH Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh: Pebrina Pakpahan A1B110064 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076

Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076 Kemampuan Siswa menentuan Tokoh, Karekter Tokoh, dan Latar Cerpen Pada Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi Oleh Susi Fitria A1B1O0076 Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014 ARTIKEL ILMIAH Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2 Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014 Oleh: Febriyeni A1B110019 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Kemampuan Menulis Naskah Drama oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Kabupaten Muaro Jambi

Kemampuan Menulis Naskah Drama oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Kabupaten Muaro Jambi Kemampuan Menulis Naskah Drama oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Kabupaten Muaro Jambi Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan menulis naskah drama berdasarkan unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan kajian terhadap penelitian yang ada sebelumnya dan ada kaitannya dengan masalah

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 DALAM MENULIS NASKAH DRAMAA

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 DALAM MENULIS NASKAH DRAMAA ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 DALAM MENULIS NASKAH DRAMAA Oleh: SRF FAZILAH TOYIBAH RRA1B109065 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Dewi Arini 1 Korespondensi berkenaan dengan artikel dapat dialamatkan ke-

Dewi Arini 1 Korespondensi berkenaan dengan artikel dapat dialamatkan ke- Kemampuan menulis laporan pengamatan Siswa Kelas IX A di SMP Negeri 11 Muaro Jambi Oleh Arini, Dewi, Pembimbing I Drs. Larlen, M.Pd dan Pembimbin II Drs. Imam Suwardi Wibowo, M.Pd. ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS IXB SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS IXB SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS IXB SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Putri Rahayu, Albertus Sinaga. Pembimbing 1, Andiopenta Purba. Pembimbing 2 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang

Lebih terperinci

Oleh Sri Lestari Siregar Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M. Pd.

Oleh Sri Lestari Siregar Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M. Pd. 0 PENGARUH MODEL THINK TALK WRITE (TTW)TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 TANJUNG PURA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Sri Lestari Siregar Prof.

Lebih terperinci

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Pembelajaran sastra sangat penting bagi siswa, karena dengan pembelajaran sastra mampu menghasilkan siswa mengenal dirinya dan budaya

I. PENDAHULUAN Pembelajaran sastra sangat penting bagi siswa, karena dengan pembelajaran sastra mampu menghasilkan siswa mengenal dirinya dan budaya Kemampuan Siswa Menganalisis Unsur Intrinsik Cerita Pendek dalam Buku Teks Bahasa Indonesia SMP Terbitan Depdiknas Oleh siswa Kelas VII A SMP Negeri 5 Kota Jambi Oleh M.Darul Quthni Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DI SMPN 19 PADANG

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DI SMPN 19 PADANG PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DI SMPN 19 PADANG Oleh: Subur Maroha 1, Irfani Basri 2, Afnita 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.

Lebih terperinci

Kemampuan Mengidentifikasikan Tokoh dan Penokohan oleh Siswa Kelas IX SMP Negeri 24 Kota Jambi. Oleh: Lisna Aryani. Abstrak

Kemampuan Mengidentifikasikan Tokoh dan Penokohan oleh Siswa Kelas IX SMP Negeri 24 Kota Jambi. Oleh: Lisna Aryani. Abstrak Kemampuan Mengidentifikasikan Tokoh dan Penokohan oleh Siswa Kelas IX SMP Negeri 24 Kota Jambi Oleh: Lisna Aryani Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa mengidentifikasi tokoh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori BAB II LANDASAN TEORI Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori pendukungnya antara lain; hakekat pendekatan struktural, pangertian novel, tema, amanat, tokoh dan penokohan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan penelitian ini adalah PTK (Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan penelitian ini adalah PTK (Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi Arikunto (2006: 90-93) didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN ENCEP KUSUMAH MENU UTAMA PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN UNSUR PROSA FIKSI CERPEN NOVELET NOVEL GENRE SASTRA SASTRA nonimajinatif Puisi - esai - kritik - biografi - otobiografi - sejarah - memoar - catatan

Lebih terperinci

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI Ma mur Saadie SASTRA GENRE SASTRA nonimajinatif - esai - kritik - biografi - otobiografi - sejarah - memoar - catatan harian Puisi imajinatif Prosa Fiksi Drama GENRE SASTRA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Drama Sebagai Karya Fiksi Sastra sebagai salah satu cabang seni bacaan, tidak hanya cukup dianalisis dari segi kebahasaan, tetapi juga harus melalui studi khusus yang berhubungan

Lebih terperinci

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang 1 PENDAHULUAN Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan berbagai masalah yang dihadapinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat saling

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA KELAS X SMA 3 MUARO JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO OLEH SULIS TRIYA NINGSIH ABSTRAK

KEMAMPUAN SISWA KELAS X SMA 3 MUARO JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO OLEH SULIS TRIYA NINGSIH ABSTRAK KEMAMPUAN SISWA KELAS X SMA 3 MUARO JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO OLEH SULIS TRIYA NINGSIH ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi kemampuan menulis teks pidato siswa berdasarkan

Lebih terperinci

Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif Siswa Kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari. Oleh: Erwansyah RRA1B Abstrak

Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif Siswa Kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari. Oleh: Erwansyah RRA1B Abstrak Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif Siswa Kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari Oleh: Erwansyah RRA1B109023 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis paragraf deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam proses pembelajaran, terutama pada mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Menurut Tarigan

Lebih terperinci

INDAH ELISA. S RRA1B112024

INDAH ELISA. S RRA1B112024 KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 11 MUARO JAMBI SKRIPSI Oleh: INDAH ELISA. S RRA1B112024 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2017 ABSTRAK Elisa, Indah 2017. Kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu aspek belajar yang harus diajarkan guru kepada siswa selain aspek lainnya, yaitu membaca, mendengar, dan berbicara. Menurut Tarigan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO SKRIPSI OLEH : HAYATUL BESTI A1B109029

KEMAMPUAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO SKRIPSI OLEH : HAYATUL BESTI A1B109029 KEMAMPUAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Jambi untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Seni OLEH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual,

Lebih terperinci

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA oleh INEU NURAENI Inneu.nuraeni@yahoo.com Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara formal mencakup pengetahuan kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi pembelajaran mengenai asal-usul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran menulis cerpen menggunakan strategi. 3M (Meniru-Mengolah-Mengembangkan) dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran menulis cerpen menggunakan strategi. 3M (Meniru-Mengolah-Mengembangkan) dilakukan dengan 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian mengenai pembelajaran menulis cerpen menggunakan strategi 3M (Meniru-Mengolah-Mengembangkan) dilakukan dengan menggunakan metode penelitian

Lebih terperinci

MODUL BAHASA INDONESIA CERITA PENDEK

MODUL BAHASA INDONESIA CERITA PENDEK YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X-2 SMA PGRI 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X-2 SMA PGRI 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010. PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X-2 SMA PGRI 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010 Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABOLATORIUM UNP

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABOLATORIUM UNP HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABOLATORIUM UNP Oleh: Ella 1, Harris Effendi Thahar 2, Afnita 3 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF NASKAH DRAMA SATU BABAK DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VIII RKBI SMP MUHAMMADIYAH 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia adalah bahasa. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa dalam kegiatan pembelajaran. Bagi peserta didik yang sedang menuntut ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata sastra diambil dari bahasa latin dan juga sansekerta yang secara harafiah keduanya diartikan sebagai tulisan. Sastra merupakan seni dan karya yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian tindakan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian ini berusaha mengkaji dan merefleksi suatu pendekatan pembelajaran

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMPN 1 UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMPN 1 UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMPN 1 UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MUSTOFA Universitas Negeri Malang E-Mail: Mustofagresik@gmail.com Pembimbing: (I) Dr. Heri

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian dan pernyataan yang

II. LANDASAN TEORI. dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian dan pernyataan yang II. LANDASAN TEORI 2.1.Kemampuan Mengapresiasi Cerpen 2.1.1 Pengertian Apresiasi Secara leksikal, appreciation apresiasi mengacu pada pengertian pemahaman dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF SISWA KELAS X A SMA NEGERI 8 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Oleh : Alamsyah ABSTRAK

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF SISWA KELAS X A SMA NEGERI 8 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Oleh : Alamsyah ABSTRAK KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF SISWA KELAS X A SMA NEGERI 8 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh : Alamsyah ABSTRAK Alamsyah, 2014. Kemampuan Menulis Paragraf Siswa Kelas X A SMA Negeri 8 Muaro Jambi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah X X X Total 88

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah X X X Total 88 BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS DRAMA MENJADI TEKS CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMK MULTI KARYA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS DRAMA MENJADI TEKS CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMK MULTI KARYA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 0 KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS DRAMA MENJADI TEKS CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMK MULTI KARYA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Romauli Sinurat (romaulisinurat94@gmail.com) Atika Wasilah, S.Pd., M.Pd. Penelitian

Lebih terperinci

THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU.

THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU. THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU. Sinar Ilfat Nursal Hakim Charlina sinarilfat@ymail.com 0853555523813 Education of Indonesian Language and

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN PEMANFAATAN LAGU RELIGI CIPTAAN LETTO PADA SISWA KELAS X MA SALAFIYAH PENJALINAN MAGELANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN PEMANFAATAN LAGU RELIGI CIPTAAN LETTO PADA SISWA KELAS X MA SALAFIYAH PENJALINAN MAGELANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN PEMANFAATAN LAGU RELIGI CIPTAAN LETTO PADA SISWA KELAS X MA SALAFIYAH PENJALINAN MAGELANG Oleh: Wahyu Uji Lestari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan bahan acuan yang dipakai dalam penelitian sekaligus sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran dan gagasan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG Oleh: Mira Handriyani, Harris Effendi Thahar, Andria Catri Tamsin Program

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan empat hal pokok yaitu: (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kata-kata. Bogdan, Tylor, dan Moleong dalam Margono (2007: 36)

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kata-kata. Bogdan, Tylor, dan Moleong dalam Margono (2007: 36) 6 BAB III METODE PENELITIAN. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena data yang terkumpul

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X 1 SMA PGRI 2 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2013/2014

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X 1 SMA PGRI 2 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2013/2014 1 ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X 1 SMA PGRI 2 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh: Levita Rachmawati RRA1B109016 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI DESEMBER

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK QUANTUM WRITING TAUFIK HIDAYAT einslovetaufik@yahoo.co.id STKIP SILIWANGI BANDUNG 2012 ABSTRAK Penelitian ini menuju kepada aspek pemebelajaran menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA Kompetensi Utama Pedagogik St. Inti/SK Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan 1 BAB I PENDAHULUN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan bertujuan untuk menghasilkan sebuah tulisan. Pada dasarnya kegiatan berbahasa terutama menulis

Lebih terperinci

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN LIRIK LAGU SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013.

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN LIRIK LAGU SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013. KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN LIRIK LAGU SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013. ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Ispurwaningrum Nim 080320717088 JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah penelitian, (3) tujuan penelitian, dan (4) manfaat penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah penelitian, (3) tujuan penelitian, dan (4) manfaat penelitian. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, akan diuraikan beberapa hal yaitu : (1) latar belakang, (2) rumusan masalah penelitian, (3) tujuan penelitian, dan (4) manfaat penelitian. Secara rinci hal tersebut diuraikan

Lebih terperinci

Nim Artikel

Nim Artikel MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI METODE PEMODELAN PADA PESERTA DIDIK KELAS IX SMP NEGERI I MASAMA KABUPATEN BANGGAI PROVINSI SULAWESI TENGAH Artikel Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Eka Susilowati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyimak (listening skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3)

BAB I PENDAHULUAN. menyimak (listening skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, siswa diharapkan mampu memiliki kompetensi dengan menguasai empat keterampilan berbahasa yang menjadi tujuan

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 1.1 Menggunakan wacana lisan untuk wawancara 1.1.1 Disajikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI Dalam bab ini peneliti akan memaparkan tentang peneliti penelitian sebelumnya, konsep dan landasan teori. Peneliti penelitian sebelumnya berisi tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1. Latar Belakang Sastra 1 merupakan curahan hati manusia berupa pengalaman atau pikiran tentang suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan ` I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia melalui kesadaran yang tinggi serta dialog antara diri pengarang dengan lingkungannya. Sebuah karya sastra di dalamnya

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 AMBARAWA PRINGSEWU. Oleh

KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 AMBARAWA PRINGSEWU. Oleh KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 AMBARAWA PRINGSEWU Oleh Eko Hari Anggoro Siti Samhati Eka Sofia Agustina Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung e-mail

Lebih terperinci

ABSTRACT. Kata kunci: membaca, membaca apresiatif cerpen, menulis teks cerpen

ABSTRACT. Kata kunci: membaca, membaca apresiatif cerpen, menulis teks cerpen KORELASI KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF CERPEN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERPEN SISWA KELAS XI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Della Melaty 1, Irfani

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Dari beberapa penelusuran, tidak diperoleh kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini. Adapun penelitian yang hampir sama adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu bentuk institusi sosial dan hasil pekerjaan seni kreatif dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Hubungan antara sastra, masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang dialaminya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu karya seni yang berhubungan dengan ekspresi dan keindahan. Dengan kata

BAB II LANDASAN TEORI. suatu karya seni yang berhubungan dengan ekspresi dan keindahan. Dengan kata BAB II LANDASAN TEORI Seperti yang telah disebutkan dalam bab pendahuluan bahwa sastra adalah suatu karya seni yang berhubungan dengan ekspresi dan keindahan. Dengan kata lain, kegiatan sastra itu merupakan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ady Wicaksono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adywicaksono77@yahoo.com Abstrak: Tujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan bahan acuan yang dipakai dalam penelitian sekaligus sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran dan gagasan

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN TEKNIK KERANGKA TULISAN DAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN TEKNIK KERANGKA TULISAN DAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG PERBEDAAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN TEKNIK KERANGKA TULISAN DAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG Lusi Marta¹, Ninit Alfianika², Rina Sartika² ¹Mahasiswa Program

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran KELAS XII SEMESTER 1 SILABUS Semester : 1 Standar : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan lisan Laporan laporan kegiatan OSIS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan. Bahasa merupakan struktur bentuk dan makna yang dapat dijadikan sebagai media untuk menyesuaikan

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu E-Journal Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini penelitian yang dilakukan dilingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil ungkapan kejiwaan seorang pengarang, yang berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik suasana pikir maupun

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA LAGU DAERAH SUMBAWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMAN 1 SEKONGKANG

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA LAGU DAERAH SUMBAWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMAN 1 SEKONGKANG MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA LAGU DAERAH SUMBAWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMAN 1 SEKONGKANG Farida Fitriani dan Wiwien Kurniawati (Dosen Teknologi

Lebih terperinci

Oleh: Rini Subekti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Rini Subekti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENERAPAN TEKNIK MENIRU MENGOLAH MENGEMBANGKAN (3M) DALAM PENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP MA ARIF KALIBAWANG WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Rini Subekti Program

Lebih terperinci