V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN"

Transkripsi

1 43 V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah PT. Hero Supermarket PT. Hero Supermarket merupakan industri ritel pasar swalayan (supermarket) terbesar di Indonesia yang berdiri pertama kali pada tanggal 23 Agustus 1971 di Jl. Falatehan I No. 23, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Luas gedung kurang lebih 251 m² atau lebih tepat disebut toko swalayan dengan nama Hero Mini Supermarket. Pencetusan ide sekaligus pendiri Hero Supermarket ini adalah Bapak Mohamad Saleh Kurnia, putra kelahiran Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat. Pada tahun 1948, orang tua M.S. Kurnia mengawali usahanya di Jakarta dengan mengelola usaha kaki lima gerobag dorong yang menjual makanan dan minuman di Gang ribal (sekarang lebih dikenal dengan jalan pintu besar selatan 1, Jakarta Barat). Setelah usahanya berkembang pesat maka pada tahun 1951 didirikan sebuah ruko pada jalan yang sama dengan nama Toko Hero. Tahun 1954 Toko Hero menjadi CV Hero yang banyak mengimpor makanan dan minuman dari luar negeri. Melihat potensi pasar produk impor yang semakin besar dan belum adanya tempat belanja yang modern dan memadai bagi orang asing pada saat itu maka pada tahun 1971, MS. Kurnia membuka gerai (outlet) yang pertama di Jl. Falatehan 1, Jakarta Selatan. Outlet ini diberi nama Hero Mini Supermarket. Bisnis ritel modern ini terus mengalami ekspansi pasar dan semakin berkembang sampai sekarang yang dapat dilihat pada Tabel 8. Total gerai atau outlet yang dimiliki oleh PT. Hero Supermarket, Tbk sampai bulan Desember 2008 adalah 260 gerai. Hal ini didukung dengan adanya kerjasama yang dilakukan dengan pihak asing pada tahun Selain itu perusahaan ini juga mengelola usaha eceran dengan konsep harga murah. Tabel 8. Gerai-gerai PT. Hero Supermarket, Tbk Desember 2008 Outlet Jumlah Gerai Hero Supermarket 47 Giant Supermarket 48 Giant Hypermarket 25 Guardian 140 Sumber : PT. Hero Supermarket Tbk, 2008

2 Visi dan Misi PT Hero Supermarket Visi dan misi PT. Hero Supermarket, Tbk yaitu menjadi peritel terkemuka di Indonesia dalam segi penjualan dan penciptaan nilai jangka panjang bagi pemegang saham. Sedangkan misi dari PT. Hero Supermarket, Tbk yaitu meningkatkan nilai investasi pemegang saham kami melalui keberhasilan komersial dengan menarik pelanggan dan meningkatkan daya saing yang mantap Fungsi Sosial dan Ekonomi PT Hero Supermarket PT. Hero Supermarket ini memiliki dua fungsi yang utama yaitu fungsi sosial dan fungsi ekonomi. Adapun yang termasuk fungsi sosial adalah : 1. Memberi kesempatan kerja kepada karyawan yang tersebar antara lain di gerai-gerai Hero Supermarket, Giant Hypermarket, Giant Supermarket, Guardian dan Head Office sampai tahun Kesejahteraan karyawan sangat dibutuhkan. 3. Hero merupakan perusahaan terbuka (Go Public) sehingga saham Hero dapat dimiliki masyarakat. 4. Kegiatan sosial masyarakat sering diselenggarakan seperti menyumbang untuk yayasan fakir miskin, membantu pengembangan koperasi dan usaha kecil melalui kegiatan kemitraan. Adapun fungsi ekonomi dari PT Hero Supermarket ini adalah : 1. Membantu menyediakan bahan pangan yang baik dan sehat 2. Membantu meningkatkan penghasilan negara melalui kontribusi pajak 3. Meramaikan bursa efek Giant Hypermarket Giant berasal dari kata Gino yang berarti anak Dinosaurus yang didirikan pada tahun 1944 oleh keluarga Teng Meng Chun yang merupakan toko kecil di daerah Sentul Malaysia. Pada awal Februari tahu 1988 Giant bergabung dengan Dairy Farm International Hongkong dan diubah namanya menjadi Hipermarket. Setelah menjadi Hipermarket, Giant berkembang menjadi sangat pesat sehingga dibuka cabang outlet di Singapura, India dan Indonesia.

3 45 Giant Indonesia yang merupakan anak perusahaan patungan dari PT Hero Supermarket ini merupakan perusahaan patungan antara PT. Hero Group dengan Dairy Farm Int yang membeli lisensi dari Giant di Malaysia. Hal yang cukup berhasil dilakukan oleh Giant adalah dalam menciptakan image murah dengan konsep traditional market. Sehingga tujuan untuk membidik semua lapisan masyarakat dengan harga murah One Stop Shopping dapat tercapai. Giant Hypermarket merupakan tempat berbelanja untuk memenuhi kebutuhan semua lapisan masyarakat dengan konsep Big Variaty Great Value. Terdapat empat bagian divisi utama di Giant yaitu Grocery, General Merchandises (GMS), Fresh&Frozen dan Sales Support. Divisi Grocery adalah divisi yang melakukan kegiatan operasional yang menyangkut penjualan produkproduk kebutuhan pokok seperti beras, susu, minyak goreng, terigu, sabun mandi, produk-produk berupa alat-alat/perabotan rumah tangga mulai dari furniture sampai peralatan pecah belah, elektronik dan stationary yang kesemuanya dikelompokkan dalam beberapa departemen. Divisi Fresh adalah divisi yang menjual produk-produk segar seperti buah, sayur, daging, seafood, makanan siap saji serta bakery. Selain itu divisi yang tidak kalah pentingnya yaitu Sales Support. Divisi ini yang mendukung operasional kegiatan selain penjualan seperti promosi, akuntansi, sampai transaksi di kasir, customer service dan urusan kepegawaian (HRD). Masing-masing divisi tersebut mempunyai seorang manager (Division Manager) yang secara struktural berada dibawah seorang Store General Manager. 5.2 Sejarah Carrefour Indonesia Carrefour adalah perusahaan multinasional Perancis yang bergerak dalam bidang ritel atau bisnis eceran. Didirikan pertama kali pada 3 Juni 1959 di Annecy, Perancis. Gerai ini didirikan oleh Marcel Fournier dan Louis Deforey. Hingga kini, gerai pertama ini adalah gerai Carrefour terkecil di dunia. Bidang usaha Carrefour adalah pasar serba ada (Hypermart), dengan jumlah paserba yang mencapai lebih dari 580 yang tersebar di 26 negara di Eropa, Amerika dan Asia. Carrefour tergabung dalam satu grup Carrefour yang memiliki bidang usaha yang bermacam-macam seperti Hypermarket, Supermarket, Hard

4 46 Discount, Convinence Stories dan Cash and Carry. Carrefour menjadi pemimpin dalam industri ritel dunia. Sejarah perkembangan Carrefour di dunia dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Sejarah Perkembangan Carrefour di Dunia. Tahun 1959 Berdiri grup Carrefour di Perancis Peristiwa 1960 Carrefour membuka supermarket pertama di Annecy, Perancis 1963 Dibuka konsep usaha eceran baru yaitu Hypermarket di selatan Paris 1969 Dibuka pertama kali Carrefour di luar Perancis yaitu di Belgium 1970 Carrefour masuk bursa saham Paris 1973 Dibuka Carrefour di Spanyol 1975 Dibuka Carrefour pertama di Amerika Utara 1989 Dibuka Carrefour di Taiwan 1991 Carrefour mengakuisisi dua pesaing Perancis 1994 Dibuka Carrefour di Malaysia 1995 Dibuka Carrefour di Cina 1996 Dibuka Carrefour di Hongkong, Korea dan Thailand 1998 Dibuka Carrefour di Indonesia (Carrefour Cempaka Putih) 1999 Carrefour merger dengan Promodes 1999 Kantor pusat Carrefour berdiri di Wisma Staco, Jaksel 2001 Kantor pusat Carrefour pindah ke Jl Lebak Bulus Raya, Jaksel 2008 Menyelesaikan proses akuisisi terhadap PT. Alfa Retailindo Tbk Sumber : Carrefour, 2009 Carrefour berdiri di Indonesia pada tahun 1998 dengan nama badan hukum PT Contimas Utama Indonesia, masuknya Carrefour ke Indonesia pertama kali ditandai dengan berdirinya Carrefour Cempaka Putih dan Carrefour Pasar Festival yang dulunya adalah Continent sebelum merger dengan Carrefour. Kantor pusat Carrefour Indonesia berada di Wisma Staco Lt. 11 Jl. Casablanca Kav 17 Jakarta Selatan yang kemudian pindah ke Jl Lebak Bulus Raya No 8 Jakarta Selatan pada bulan Oktober Carrefour Pamulang merupakan salah satu cabang Carrefour yang berdiri pada 5 Juni 2008 yang berlokasi di Jl Surya Kencana Pamulang, Tangerang Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan Carrefour Pamulang merupakan cabang dari Carrefour memiliki visi yang tidak terlepas dari Carrefour pusat, yaitu seluruh usaha ditujukan demi kepuasan

5 47 pelanggan sehingga segala kegiatan usaha Carrefour adalah untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang berubah-ubah baik pilihan produk, kualitas dan dengan harga yang paling bersaing. Berdasarkan pada latar belakang pendirian perusahan, tujuan Carrefour adalah sebagai berikut : 1. Menjadi kekuatan internasional yang diperhitungkan pada setiap pasar. 2. Terus menerus berusaha merebut pangsa pasar untuk memperkokoh kemandirian dan meningkatkan citra perusahaan dalam waktu jangka panjang. 3. Mengembangkan sinergi yang saling menguntungkan dengan seluruh mitra bisnis. 4. Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berbeda di setiap negara dimana Carrefour beroperasi. Dari visi dan tujuan Carrefour, maka misi yang ada adalah mengarahkan semua kegiatan untuk dapat mencapai visi dan tujuan yaitu dengan penerapan konsep tiga pilar utama, yang diyakini akan dapat membuat Carrefour menjadi pilihan tempat belanja bagi para konsumen Indonesia. Ketiga pilar utama tersebut adalah harga yang bersaing, pilihan yang lengkap dan pelayanan yang memuaskan. Untuk membuktikan kebenaran dari konsep ini, maka dibuat promosi yang isinya apabila konsumen membeli produk di Carrefour ternyata harganya lebih mahal dibanding kompetitor dengan asumsi jenis, mutu dan ukuran yang sama maka Carrefour akan mengganti selisih harga sebesar 10 kali lipat, parkir gratis untuk 1 jam pertama bagi pelanggan Carrefour, pembulatan terhadap total belanja pelanggan, yang memastikan setiap pelanggan memperoleh uang kembali secara tepat karena Carrefour menghargai setiap nilai rupiah pelanggan dan apabila konsumen tidak puas maka Carrefour akan membeli kembali produk yang telah dibeli konsumen. Promosi tersebut berbentuk poster yang dipasang pada setiap sudut Carrefour dan iklan-iklan yang ditampilkan oleh Carrefour baik di media cetak maupun elektronik. Dari konsep yang telah berlaku, diharapkan dapat mencapai target konsumen yang diinginkan yaitu keluarga sebagai pengguna akhir. Carrefour sebagai pemimpin perdagangan dalam industri ritel melakukan kegiatan pokok berupa penyediaan jasa sarana berbelanja kebutuhan sehari-hari

6 48 dengan kelengkapan sarana dan kualitas produk yang baik. Jenis-jnis produk yang ditawarkan dibagi dalam departemen-departemen. Pembagian tempat produk secara departemen bertujuan untuk mempermudah kegiatan opersional dan pengawasan. Secara garis besar divisi yang ada di Carrefour dibedakan menjadi lima yaitu fresh, grocery, bazaar, appliance dan textile. Dari kelima divisi tersebut, masing-masing memiliki beberapa departemen yang ada dibawahnya. Produk pertanian segar terdapat pada divisi fresh dan grocery. Jenis produk pertanian segar yang ditawarkan dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Divisi Fresh Divisi fresh meliputi beberapa produk yang dijual dalam keadaan segar, baik mentah maupun siap saji. Divisi fresh terdiri dari beberapa departemen, sebagai berikut : a. Departemen Salad Bar Salad Bar merupakan departemen yang menyediakan produk-produk siap saji seperti salad, masakan, ayam panggang, rujak, siomay, kue dan masih banyak jenis makanan siap saji yang ada pada departemen ini. b. Departemen Fishery Fishery merupakan departemen yang menyediakan produk ikan baik ikan laut seperti kakap, kerapu, baronang, ekor kuning maupun ikan tawar dalam keadaan segar baik mati maupun hidup seperti gurame, mas, bawal, mujair, lele, patin dan lain-lain. Departemen ini juga menyediakan ikan olahan sperti ikan asin, juga ikan dalam bentuk frozen atau beku seperti udang beku, kakap beku dan salmon. c. Departemen Fruits and Vegetable Fruits dan vegetable merupakan departemen yang menyediakan produk buah dan sayuran. Buah yang disediakan bermacam-macam seperti jeruk, apel, pear, durian, lengkeng, mangga dan lain-lain. Jenis sayuran yang ditawarkan meliputi sayuran daun seperti bayam, kangkung, cesim, daun singkong, pekcoy, selada, sawi, kailan dan lain-lain. Jenis sayuran yang lain adalah sayuran keras seperti brokoli, kembang kol, sayuran umbi dan sayuran terung-terungan. Dalam departemen buah dan sayuran ini juga

7 49 terdapat jenis kacang-kacangan dan umbi-umbian serta bumbu dapur seperti bawang, cabe, sereh, kunyit, lengkuas dan yang lainnya. d. Departemen Bakery Bakery merupakan departemen yang menyediakan produk roti-rotian. Produk roti terbagi menjadi produk roti Carrefour dan produk roti dari supplier seperti Sara Lee, Sari Roti, Maxim dan lain-lain. e. Departemen Butchery Butchery merupakan departemen yang menyediakan produk daging. Daging yang disediakan meliputi daging sapi, kambing, babi dan daging unggas termasuk ayam, bebek, burung dan lain-lain. Bentuk daging yang disediakan bermacam-macam dari yang berbentuk utuh sampai dengan daging yang berbentuk fillet. 2. Divisi Grocery Divisi grocery merupakan divisi yang menyediakan bahan pangan. Dalam divisi ini terdapat tiga departemen sebagai berikut : a. Departemen Beverages Departemen Beverages merupakan departemen yang menyediakan berbagai jenis minuman baik minuman ringan, minuman mineral maupun minuman beralkohol. b. Departemen Cosmetics Departemen Cosmetics merupakan departemen yang menyediakan berbagai macam kosmetika mulai dari perawatan wajah, rambut, badan dan masih banyak lagi. c. Departemen Dry Grocery Departemen Dry Grocery merupakan departemen yang menyediakan bahan makanan dalam bentuk kering seperti beras, makanan ringan, terigu, gula, kopi dan masih banyak lagi makanan kering lainnya.

8 Karakteristik Umum Responden di Carrefour dan Giant Hypermarket, Pamulang dengan Frekuensi Kunjungan. Hasil deskripsi responden diperoleh dari pengumpulan data melalui kuisioner yang dilakukan kepada para konsumen yang sedang membeli produk pertanian segar (sayuran, produk perikanan dan daging) di Carrefour, Pamulang dengan jumlah 45 responden. Hubungan antara karakteristik konsumen dengan frekuensi pembelian di Carrefour dan Giant Hypermarket, Pamulang diolah dengan menggunakan analisis crosstabs. Analisa crosstabs merupakan analisa yang masuk dalam kategori statistik deskriptif di mana menampilkan tabulasi silang atau tabel kontingensi yang menunjukkan suatu distribusi bersama dan pengujian hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan antara karakteristik konsumen dengan frekuensi kunjungan di Carrefour, Pamulang dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Tabel Karakteristik Konsumen Carrefour Pamulang dengan Frekuensi Kunjungan Usia Karakteristik Frekuensi kunjungan per minggu Persentase Total (%) tahun , tahun tahun , tahun ,67 Pekerjaan Mahasiswa/Pelajar Wiraswasta ,44 Pegawai Swasta ,33 Pegawai Negeri ,11 Sipil/BUMN Ibu Rumah Tangga ,89 Pendapatan Rp. 2 juta ,67 Rp. 2-5 juta Rp. 5 juta ,33 Pengeluaran Rp. 1 juta ,67 Rp. 1-3 juta , juta ,22

9 51 Responden Carrefour sebagian besar berusia tahun dengan jumlah 18 responden atau 40 persen, dari jumlah tersebut terdapat 5 responden dengan frekuensi kunjungan 2 kali dalam seminggu dan 6 orang responden dengan frekuensi kunjungan 4 kali dalam seminggu. Responden Carrefour yang berusia tahun berjumlah 16 responden atau 35,56 persen, dari jumlah tersebut terdapat 6 responden dengan frekuensi kunjungan 2 kali dalam seminggu dan 4 responden dengan frekuensi kunjungan 4 kali dalam seminggu. Jumlah responden Carrefour dengan pekerjaan pegawai swasta adalah sebanyak 15 responden atau 33,33 persen, dari data tersebut terdapat 5 responden dengan frekuensi kunjungan 2 kali dalam seminggu, 4 responden dengan frekuensi kunjungan 3 kali dalam seminggu dan 4 responden dengan frekuensi kunjungan 3 kali dalam seminggu. Responden Carrefour dengan pekerjaan wiraswasta adalah sebanyak 11 responden atau 24,44 persen, dari data tersebut terdapat 4 responden dengan frekuensi kunjungan 2 kali dalam seminggu dan 3 responden dengan frekuensi kunjungan 4 kali dalam seminggu. Responden Carrefour sebagian besar dengan tingkat pendapatan Rp. 5 juta sebanyak 24 responden atau 53,33 persen, dari data tersebut terdapat 8 responden dengan frekuensi kunjungan 1 kali dalam seminggu, 7 responden dengan frekuensi kunjungan 2 kali dalam seminggu, 4 responden dengan frekuensi kunjungan 4 kali dalam seminggu dan 3 responden dengan frekuensi kunjungan 3 kali dalam seminggu. Responden Carrefour dengan tingkat pendapatan Rp. 2-5 juta sebanyak 18 responden atau 40 persen, dari data tersebut terdapat 7 responden dengan frekuensi kunjungan 1 kali dalam seminggu, 5 responden dengan frekuensi kunjungan 2 kali dalam seminggu dan 5 responden dengan frekuensi kunjungan 4 kali dalam seminggu. Hasil ini dapat sedikit memberikan bantuan mengenai gambaran daya beli responden Carrefour. Beberapa persen jumlah pendapatan keluarga tersebut tentunya digunakan konsumen untuk kebutuhan hidup atau konsumsi sehari-hari. Nilai tersebut dapat dilihat dari jumlah rata-rata pengeluaran per bulan responden Carrefour dimana sebagian besar konsumen menghabiskan uang sebesar Rp 1 3 juta dengan jumlah 23 responden atau 51,11 persen. Dari data tersebut terdapat 8 responden dengan frekuensi kunjungan 1 kali dalam seminggu, 7 responden dengan

10 52 frekuensi kunjungan 4 kali dalam seminggu dan 6 responden dengan frekuensi kunjungan 2 kali dalam seminggu. Jumlah responden Carrefour dengan pengeluaran 3-5 juta adalah sebanyak 19 responden atau 42,22 persen, dari data tersebut terdapat 7 responden dengan frekuensi kunjungan 1 kali dalam seminggu dan 6 responden dengan frekuensi kunjungan 2 kali dalam seminggu. Tabel 11. Tabel Karakteristik Konsumen Giant Hypermarket Pamulang dengan Frekuensi Kunjungan Usia Karakteristik Frekuensi kunjungan per minggu Persentase Total (%) tahun tahun tahun tahun Pekerjaan Mahasiswa/Pelajar Wiraswasta Pegawai Swasta Pegawai Negeri Sipil/BUMN Ibu Rumah Tangga Pendapatan Rp. 2 juta Rp. 2-5 juta Rp. 5 juta Pengeluaran Rp. 1 juta Rp. 1-3 juta juta Hasil deskripsi responden diperoleh dari pengumpulan data melalui kuisioner yang dilakukan kepada para konsumen yang sedang membeli produk pertanian segar (sayuran, produk perikanan dan daging) di Giant Hypermarket, Pamulang dengan jumlah 45 responden. Hubungan antara karakteristik konsumen dengan frekuensi pembelian di Giant Hypermarket, Pamulang diolah dengan menggunakan analisis crosstabs.

11 53 Analisa crosstabs merupakan analisa yang masuk dalam kategori statistik deskriptif di mana menampilkan tabulasi silang atau tabel kontingensi yang menunjukkan suatu distribusi bersama dan pengujian hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan antara karakteristik konsumen dengan frekuensi kunjungan di Giant Hypermarket, Pamulang dapat dilihat pada Tabel 11. Responden Giant Hypermarket sebagian besar berusia tahun dengan jumlah 18 responden atau 40 persen, dari jumlah tersebut terdapat 7 responden dengan frekuensi kunjungan 2 kali dalam seminggu dan 5 responden dengan frekuensi kunjungan 4 kali dalam seminggu. Responden Giant Hypermarket yang berusia tahun berjumlah 14 responden atau 31,11 persen, dari jumlah tersebut terdapat 7 responden dengan frekuensi kunjungan 2 kali dalam seminggu dan 3 responden dengan frekuensi kunjungan 4 kali dalam seminggu. Jumlah responden Giant Hypermarket dengan pekerjaan pegawai swasta adalah sebanyak 14 responden atau 31,11 persen, dari data tersebut terdapat 5 responden dengan frekuensi kunjungan 2 kali dalam seminggu, 4 responden dengan frekuensi kunjungan 3 kali dalam seminggu dan 4 responden dengan frekuensi kunjungan 3 kali dalam seminggu. Responden Giant Hypermarket dengan pekerjaan ibu rumah tangga adalah sebanyak 10 responden atau 22,22 persen, dari data tersebut terdapat 4 responden dengan frekuensi kunjungan 2 kali dalam seminggu dan 3 responden dengan frekuensi kunjungan 4 kali dalam seminggu. Responden Giant Hypermarket sebagian besar dengan tingkat pendapatan Rp. 2-5 juta sebanyak 24 responden atau 53,33 persen, dari data tersebut terdapat 8 responden dengan frekuensi kunjungan 1 kali dalam seminggu, 7 responden dengan frekuensi kunjungan 2 kali dalam seminggu, 4 responden dengan frekuensi kunjungan 4 kali dalam seminggu dan 3 responden dengan frekuensi kunjungan 3 kali dalam seminggu. Responden Giant Hypermarket dengan tingkat pendapatan 3-5 juta sebanyak 13 responden atau 28,89 persen, dari data tersebut terdapat 7 responden dengan frekuensi kunjungan 1 kali dalam seminggu, 5 responden dengan frekuensi kunjungan 2 kali dalam seminggu dan 5 responden dengan frekuensi kunjungan 4 kali dalam seminggu. Hasil ini dapat sedikit

12 54 memberikan bantuan mengenai gambaran daya beli responden Giant Hypermarket. Beberapa persen jumlah pendapatan keluarga tersebut tentunya digunakan konsumen untuk kebutuhan hidup atau konsumsi sehari-hari. Nilai tersebut dapat dilihat dari jumlah rata-rata pengeluaran per bulan responden Giant Hypermarket dimana sebagian besar konsumen menghabiskan uang sebesar Rp 1 3 juta dengan jumlah 24 responden atau 53,33 persen. Dari data tersebut terdapat 8 responden dengan frekuensi kunjungan 1 kali dalam seminggu, 7 responden dengan frekuensi kunjungan 4 kali dalam seminggu dan 6 responden dengan frekuensi kunjungan 2 kali dalam seminggu. Jumlah responden Giant Hypermarket dengan pengeluaran 3-5 juta adalah sebanyak 13 responden atau 28,89 persen, dari data tersebut terdapat 7 responden dengan frekuensi kunjungan 1 kali dalam seminggu dan 6 responden dengan frekuensi kunjungan 2 kali dalam seminggu.

BAB V GAMBARAN UMUM BOTANI SQUARE BOGOR DAN KARAKTERISTIK UMUM KONSUMEN

BAB V GAMBARAN UMUM BOTANI SQUARE BOGOR DAN KARAKTERISTIK UMUM KONSUMEN BAB V GAMBARAN UMUM BOTANI SQUARE BOGOR DAN KARAKTERISTIK UMUM KONSUMEN 5.1 Sejarah Botani Square Bogor Botani Square merupakan mall yang dibangun di lokasi yang strategis di Kota Bogor, dengan posisi

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Gambaran Umum Perusahaan Gambaran umum perusahaan akan menjelaskan mengenai perusahaan yang mencakup sejarah singkat dan perkembangan perusahaan, kegiatan usaha perusahaan,

Lebih terperinci

Gerai-gerai PT. Hero Supermarket Tbk. September 2007 di Indonesia

Gerai-gerai PT. Hero Supermarket Tbk. September 2007 di Indonesia V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Giant merupakan anak perusahaan dari PT. Hero Supermarket, Tbk. PT. Hero Supermarket, Tbk. merupakan sebuah perusahaan ritel terkemuka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Giant di Indonesia beroperasi di bawah bendera bisnis jaringan ritel raksasa, PT. Hero Supermarket Tbk. yang telah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agribisnis merupakan suatu mega sektor karena mencakup banyak sektor, baik secara vertikal (sektor pertanian, perdagangan, industri, jasa, keuangan, dan sebagainya), maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. besar dalam perkembangan pasar di Indonesia. Hal ini terlihat dari adanya

I. PENDAHULUAN. besar dalam perkembangan pasar di Indonesia. Hal ini terlihat dari adanya I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan menguatnya pengaruh era globalisasi telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan pasar di Indonesia. Hal ini terlihat dari adanya perubahan yang mendasar

Lebih terperinci

VI. PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PRODUK PERTANIAN SEGAR DI RITEL MODERN

VI. PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PRODUK PERTANIAN SEGAR DI RITEL MODERN 55 VI. PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PRODUK PERTANIAN SEGAR DI RITEL MODERN Proses pengambilan keputusan seseorang untuk membeli atau mengkonsumsi suatu produk ataupun jasa dipengaruhi oleh karakteristik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perdagangan eceran pada pasar moderen di Indonesia mengalami pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perdagangan eceran pada pasar moderen di Indonesia mengalami pertumbuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perdagangan eceran pada pasar moderen di Indonesia mengalami pertumbuhan dan persaingan pesat dengan masuknya perusahaan besar seperti Alfa, Makro, Carrefour,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perdagangan eceran pada pasar modern di Indonesia mengalami pertumbuhan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perdagangan eceran pada pasar modern di Indonesia mengalami pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perdagangan eceran pada pasar modern di Indonesia mengalami pertumbuhan dan persaingan pesat dengan masuknya perusahaan besar seperti Alfa, Makro, Carrefour,

Lebih terperinci

BAB II PROFIL GIANT EKSPRES PANAM PEKANBARU. A. Sejarah Berdirinya GIANT Ekspres Panam Pekanbaru

BAB II PROFIL GIANT EKSPRES PANAM PEKANBARU. A. Sejarah Berdirinya GIANT Ekspres Panam Pekanbaru 14 BAB II PROFIL GIANT EKSPRES PANAM PEKANBARU A. Sejarah Berdirinya GIANT Ekspres Panam Pekanbaru Eksistensi GIANT Saat ini tidak dapat terlepas dari sejarah panjang usaha dan pendiri GIANT itu sendiri,

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. WTC Serpong, Tangerang oleh Mochtar Riady dan anaknya James T. Riady.

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. WTC Serpong, Tangerang oleh Mochtar Riady dan anaknya James T. Riady. IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Hypermart Hypermart merupakan gerai hypermarket yang tergabung dalam MPP. Gerai Hypermart yang pertama diresmikan pada tanggal 22 April 2004 di WTC Serpong,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis seperti kios, pasar modern/tradisional, department store, butik dan lain-lainnya

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis seperti kios, pasar modern/tradisional, department store, butik dan lain-lainnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis ritel adalah penjualan barang secara langsung dalam berbagai macam jenis seperti kios, pasar modern/tradisional, department store, butik dan lain-lainnya termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih cenderung berbelanja ditempat ritel modern. Semua ini tidak lepas dari pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. lebih cenderung berbelanja ditempat ritel modern. Semua ini tidak lepas dari pengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pergeseran minat belanja dari ritel tradisional ke ritel modern semakin berkembang dari tahun ketahun. Hal ini bisa dilihat dari peningkatan jumlah konsumen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan kondisi pasar juga menuntut peritel untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan kondisi pasar juga menuntut peritel untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bisnis ritel atau eceran mengalami perkembangan cukup pesat, ditandai dengan semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang memerlukan barang untuk kebutuhan pribadi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang memerlukan barang untuk kebutuhan pribadi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya setiap orang memerlukan barang untuk kebutuhan pribadi dan kebutuhan rumah tangga yang mereka beli di tempat berbelanja yang dikenal dengan nama pasar,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Giant Indonesia Giant didirikan pada tahun 1944 oleh keluarga Teng Meng Chun. Pada awal berdirinya berupa sebuah toko kecil di daerah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 17 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan ritel modern terhadap ritel tradisional merupakan fenomena global sejak tahun 1990-an. Hal tersebut dipicu oleh liberalisasi penanaman modal asing dan tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia pemasaran dewasa ini sangat pesat, yang ditunjukkan dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada konsumen. Kemudahan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ritel di Indonesia tahun sebesar 16% dari toko menjadi

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ritel di Indonesia tahun sebesar 16% dari toko menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri ritel berkembang sangat pesat di Indonesia terlebih sejak dibukanya peraturan yang memperbolehkan ritel asing memasuki pasar di Indonesia. Menurut hasil survey

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor yang memiliki prospektif peluang besar dimasa sekarang maupun

BAB I PENDAHULUAN. sektor yang memiliki prospektif peluang besar dimasa sekarang maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dunia bisnis yang terjadi seperti saat ini, para pelaku bisnis dituntut untuk memiliki strategi agar tetap dapat bertahan dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan dinamika perekonomian yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan dinamika perekonomian yang terus mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Beberapa tahun belakangan ini pertumbuhan bisnis ritel meningkat dengan sangat tinggi. Dunia bisnis ritel di Indonesia telah berkembang demikian pesat sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir perkembangan ekonomi di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir perkembangan ekonomi di Indonesia sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir perkembangan ekonomi di Indonesia sudah semakin meningkat. Termasuk juga dengan prilaku pelanggan yang juga berkembang, perubahan gaya hidup

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/07/72/Th. XII, 01 Juli 2009 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Pada bulan Juni 2009 di Kota Palu terjadi inflasi sebesar 0,15 persen, dengan indeks dari 115,86 pada Mei 2009 menjadi 116,03

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan PT Trans Retail Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan PT Trans Retail Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan PT Trans Retail Indonesia PT Trans Retail Indonesia atau Carrefour adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa retail/bergerak

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/05/72/Th. XII, 01 Mei 2009 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Pada bulan 2009 di Kota Palu terjadi deflasi sebesar -0,85 persen, dengan indeks dari 116,45 pada Maret 2009 menjadi 115,46

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 37 IV KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT Hero Supermarket Tbk merupakan suatu perusahaan ritel terkemuka di Indonesia dengan latar belakang keluarga yang kuat dan mulai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang menawarkan berbagai macam barang kebutuhan rumah tangga mulai dari

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang menawarkan berbagai macam barang kebutuhan rumah tangga mulai dari 15 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat perusahaan Giant Hipermarket merupakan salah badan usaha pemasaran (ritel) yang menawarkan berbagai macam barang kebutuhan rumah tangga mulai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian 3.1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah konsumen Carrefour Lebak Bulus yang berkedudukan di Jakarta, Jl. Lebak Bulus Raya No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja, sekaligus dapat digunakan untuk mengetahui image dari suatu produk di. pasar, termasuk preferensi yang dikehendaki konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. kerja, sekaligus dapat digunakan untuk mengetahui image dari suatu produk di. pasar, termasuk preferensi yang dikehendaki konsumen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan zaman yang mengarah pada globalisasi, kondisi ekonomi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menyebabkan usaha ritel berskala besar (modern)

Lebih terperinci

satu yang bisa disebut sukses adalah Hero Supermarket. Dengan jumlah cabang

satu yang bisa disebut sukses adalah Hero Supermarket. Dengan jumlah cabang 2 Dari beberapa Supermarket besar yang dimiliki oleh pengusaha lokal, salah satu yang bisa disebut sukses adalah Hero Supermarket. Dengan jumlah cabang tersebar di berbagai kota di Indonesia, Hero Supermarket

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri ritel yang kian berkembang di Indonesia saat ini, menciptakan berbagai peluang yang cukup besar. Dimana menurut data Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia bisnis ritel di Indonesia telah berkembang demikian pesat sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia bisnis ritel di Indonesia telah berkembang demikian pesat sesuai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis ritel di Indonesia telah berkembang demikian pesat sesuai dengan perkembangan dinamika perekonomian yang terus mengalami proses modernisasi dalam era globalisasi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Carrefour Carrefour Indonesia memulai sejarahnya di Indonesia pada bulan Oktober 1998 dengan membuka unit pertama di Cempaka Putih. Pada saat yang sama, Continent,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Deskripsi Perusahaan Perusahaan dagang Carrefour dibentuk tahun 1959 oleh keluarga Fournier dan Defforey, disusul dengan pembukaan supermarket Carrefour setahun kemudian

Lebih terperinci

PENGARUH IN-STORE PROMOTION TERHADAP KEPUTUSAN IMPULSE BUYING PADA KONSUMEN GIANT HYPERMARKET. Oleh ADE YUSRIYANTI H

PENGARUH IN-STORE PROMOTION TERHADAP KEPUTUSAN IMPULSE BUYING PADA KONSUMEN GIANT HYPERMARKET. Oleh ADE YUSRIYANTI H PENGARUH IN-STORE PROMOTION TERHADAP KEPUTUSAN IMPULSE BUYING PADA KONSUMEN GIANT HYPERMARKET Oleh ADE YUSRIYANTI H24104041 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Iklim perkembangan bisnis ritel di Indonesia beberapa tahun terakhir dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Iklim perkembangan bisnis ritel di Indonesia beberapa tahun terakhir dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Iklim perkembangan bisnis ritel di Indonesia beberapa tahun terakhir dapat sangat dirasakan sangat pesat hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Arti dari

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/06/3327/2014. 5 Juni 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Mei 2014 Inflasi 0,04 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

SURVEI HARGA KONSUMEN BULAN:

SURVEI HARGA KONSUMEN BULAN: Badan Pusat Statistik Jl. Dr. Sutomo 6-8 Jakarta Daftar HK Pasar Modern SURVEI HARGA KONSUMEN BULAN: I. PENGENALAN TEMPAT II. KETERANGAN PENCACAHAN 1. Propinsi DKI Jakarta 1. Nama Pencacah 5. Nama Pengawas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar

BAB I PENDAHULUAN. Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar dikarenakan banyaknya jumlah penduduk di Indonesia. Di era globalisasi sekarang ini, pasar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Sejarah Giant Hypermarket PT Hero Supermarket Tbk adalah perusahaan ritel yang memiliki banyak cabang di Indonesia. Hero Supermarket Group adalah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUN DAN BIOGRAFI SWALAYAN GIANT. mulai dari peralatan rumah tangga, alat-alat elektronik sampai aneka bahan

BAB II GAMBARAN UMUN DAN BIOGRAFI SWALAYAN GIANT. mulai dari peralatan rumah tangga, alat-alat elektronik sampai aneka bahan 13 BAB II GAMBARAN UMUN DAN BIOGRAFI SWALAYAN GIANT A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Giant Hipermarket merupakan salah badan usaha pemasaran (ritel) modem yang menawarkan berbagai macam barang kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PEMECAHAN MASALAH Sejarah PT. Hero Supermarket. Tbk,

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PEMECAHAN MASALAH Sejarah PT. Hero Supermarket. Tbk, BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PEMECAHAN MASALAH 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah PT. Hero Supermarket. Tbk, PT. Hero Supermarket. Tbk, merupakan industri ritel pasar swalayan (supermarket)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga perlu mengkomunikasikan produk kepada para konsumennya.

BAB I PENDAHULUAN. juga perlu mengkomunikasikan produk kepada para konsumennya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin banyaknya perusahaan ritel di Bandarlampung yang berdiri, memacu para pengusaha di bidang ini untuk memaksimalkan dalam mempertahankan atau meningkatkan perusahaan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/09/3327/2014. 5 September 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Agustus 2014 Inflasi 0,43 persen Pada, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis Ritel di Indonesia secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis Ritel di Indonesia secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bisnis Ritel di Indonesia secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu, ritel modern dan ritel tradisional. Ritel modern sebenarnya merupakan pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai. usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai. usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Salah satu bisnis yang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/12/Th. XIV, 01 Desember 2011 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI NOVEMBER 2011 INFLASI SEBESAR 0,42 PERSEN Pada bulan November 2011 di Kota Palu terjadi inflas sebesar 0,42 persen, dengan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1.1 Sejarah Perusahaan Pada awal mulanya, PT. Victory Retailindo didirikan dengan dilatarbelakangi tujuan untuk melayani transaksi penjualan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin besarnya antusiasme dan agresifitas para pelaku bisnis baik di sektor industri, jasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan perusahaan dagang yang bergerak pada bidang perdagangan barang

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan perusahaan dagang yang bergerak pada bidang perdagangan barang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak membawa akibat perkembangan yang pesat dalam dunia bisnis. Sejalan dengan hal tersebut banyak bermunculan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang ingin berhasil dalam persaingan pada era milenium harus

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang ingin berhasil dalam persaingan pada era milenium harus 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan ritel atau pasar eceran yang begitu pesat, berdampak semakin tingginya persaingan memperebutkan pangsa pasar pada dunia usaha saat ini. Perusahaan yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1. Konsumsi Telur dan Daging Broiler pada Beberapa Negara ASEAN Tahun 2009

PENDAHULUAN. Tabel 1. Konsumsi Telur dan Daging Broiler pada Beberapa Negara ASEAN Tahun 2009 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak perusahaan yang bergerak di bidang perunggasan, baik dari segi pakan unggas, komoditi unggas, dan pengolahan produk unggas dalam skala besar

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK No.07 /07/3321/Th.VI,1 Juli PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN DEMAK Bulan Inflasi 0,42 persen Pada bulan Kabupaten Demak terjadi inflasi

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK No.10/10/3321/Th.VII, 2 Oktober PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN DEMAK Bulan Inflasi 0,35 persen Pada bulan Kabupaten Demak terjadi inflasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Bisnis eceran (ritel) merupakan salah satu bagian yang penting dalam saluran pemasaran. Pengecer berperan sebagai perantara yang menyalurkan produk dari produsen ke konsumen

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK No. 05/05/3321/Th.V, 1 Mei PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN DEMAK Bulan Inflasi 0,24 persen Pada bulan Kabupaten Demak terjadi deflasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kehidupan di dunia serta keinginan manusia yang sering kali berlebihan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kehidupan di dunia serta keinginan manusia yang sering kali berlebihan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam praktik kehidupan di dunia, kehidupan akhirat tidak dapat diobservasi, namun perilaku manusia di dunia akan berpengaruh terhadap kehidupan dan kebahagiannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri ritel merupakan salah satu industri yang strategis di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Industri ritel merupakan salah satu industri yang strategis di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri ritel merupakan salah satu industri yang strategis di Indonesia. Industri ini merupakan sektor kedua terbesar dalam hal penyerapan tenaga kerja,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah

I. PENDAHULUAN. negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia telah memasuki perdagangan bebas lebih awal dibandingkan negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah menandatangani Letter

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK No. 02/02/3321/Th.V, 3 Februari PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN DEMAK Bulan Inflasi 0,99 persen Pada bulan 2013 Kabupaten Demak terjadi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI No. 94/03/7372/Th.VIII, 1 Maret 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI Kota Parepare Provinsi Sulawesi Selatan Februari 2016 Deflasi 0,03 Persen Pada bulan Februari 2016 Indonesia mengalami deflasi

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN PERTEMUAN PERTAMA. 6/11/2013

ANALISIS PEMASARAN PERTEMUAN PERTAMA. 6/11/2013 ANALISIS PEMASARAN PERTEMUAN PERTAMA 1 Definisi Pemasaran A. Pengertian Pemasaran Menurut WY. Stanton Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI No. 08/07/5310/Th.IX, 01 Agustus PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI JULI DEFLASI SEBESAR 0,05 PERSEN Pada Juli terjadi deflasi sebesar 0,05 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 117,41.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah membahas secara menyeluruh, maka penulis mengambil dan menarik kesimpulan atas evaluasi yang telah dilakukan sebagai berikut: 1. Pengukuran kinerja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir ini semakin berkembang. Hal ini ditandai dengan semakin banyak investor yang melakukan investasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/04/Th. XV, 2 April 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN MARET 2012 SEBESAR 97,86 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Maret 2012 sebesar 97,86 persen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri ritel nasional yang semakin signifikan dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri ritel nasional yang semakin signifikan dilihat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri ritel nasional yang semakin signifikan dilihat dari indikasi pertumbuhan ritel modern yang keberadaannya semakin populer sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Data Perusahaan 2.1.1. Identitas Perusahaan Nama Badan Usaha Bentuk Usaha : PT. Hero Supermarket, Tbk : Perseroan Terbatas Alamat Kantor Pusat : Graha Hero, CBD Bintaro

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/08/72 Th. XIV, 01 Agustus 2011 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JULI 2011 INFLASI SEBESAR 1,37 PERSEN Pada bulan Juli 2011 di Kota Palu terjadi inflasi sebesar 1,37 persen, dengan indeks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perdagangan pada pasar modern di Indonesia mengalami perkembangan dan persaingan yang sangat ketat. Pada saat ini perkembangannya diperkirakan tiap tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. munculnya pasar tradisional maupun pasar modern, yang menjual produk dari

BAB I PENDAHULUAN. munculnya pasar tradisional maupun pasar modern, yang menjual produk dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berkembangnya bisnis ritel di Indonesia disebabkan oleh semakin luasnya pangsa pasar yang membuat produsen kesulitan untuk menjual produknya langsung ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa dari toko ritel buka selama 24 jam. Pertumbuhan bisnis ritel ini juga

BAB I PENDAHULUAN. beberapa dari toko ritel buka selama 24 jam. Pertumbuhan bisnis ritel ini juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini pertumbuhan bisnis ritel semakin meningkat. Toko ritel atau biasa dikenal dengan toko eceran tersebar di seluruh daerah di Indonesia, bahkan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri ritel nasional yang semakin berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri ritel nasional yang semakin berkembang dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri ritel nasional yang semakin berkembang dengan pesat, dilihat dari indikasi pertumbuhan ritel modern yang keberadaannya semakin populer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru bagi perusahaan yang ada di seluruh dunia. Dengan. konsumen memiliki lebih banyak pilihan dan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru bagi perusahaan yang ada di seluruh dunia. Dengan. konsumen memiliki lebih banyak pilihan dan informasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang ada di seluruh dunia. Dengan bertambahnya jumlah produk dan pesaing

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB KONSUMEN BERBELANJA DI PASAR TRADISIONAL (STUDI KASUS DI PASAR TRADISIONAL SUNTER KIRANA)

ANALISIS PENYEBAB KONSUMEN BERBELANJA DI PASAR TRADISIONAL (STUDI KASUS DI PASAR TRADISIONAL SUNTER KIRANA) ANALISIS PENYEBAB KONSUMEN BERBELANJA DI PASAR TRADISIONAL (STUDI KASUS DI PASAR TRADISIONAL SUNTER KIRANA) Surej Dhillon dan Lelly Christin Email: resh_1909@yahoo.com lchristin@bundamulia.ac.id Penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya keidupan modern masyarakat khususnya di perkotaan

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya keidupan modern masyarakat khususnya di perkotaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berkembangnya keidupan modern masyarakat khususnya di perkotaan saat ini membawa konsekwensi pada gaya hidup yang dijalani mereka. Gaya hidup modern masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era yang serba modern seperti saat ini, tingkat persaingan bisnis yang sangat tinggi membuat perusahaan berlomba-lomba untuk mempertahankan, memenangkan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/08/3327/2014. 5 Agustus 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Juli 2014 Inflasi 0,77 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memilih untuk melakukan transaksi pembelanjaan kebutuhan sehari-hari di gerai

BAB I PENDAHULUAN. memilih untuk melakukan transaksi pembelanjaan kebutuhan sehari-hari di gerai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi suatu negara berpengaruh terhadap pola hidup masyarakat, salah satunya adalah pengaruh pada pola berbelanja masyarakat. Peningkatan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi dewasa ini, kondisi sosial ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi dewasa ini, kondisi sosial ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dewasa ini, kondisi sosial ekonomi masyarakat mengalami perubahan terutama nilai-nilai dan cara pandang yang dianut oleh masyarakat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bisnis ritel atau eceran mengalami perkembangan cukup pesat, ditandai dengan semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenah diri menjadi bisnis

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. supermarket lahir dan didirikan atas ide Bapak Mohamad Saleh Kurnia, yang belajar

BAB III OBJEK PENELITIAN. supermarket lahir dan didirikan atas ide Bapak Mohamad Saleh Kurnia, yang belajar BAB III OBJEK PENELITIAN III.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Hero Supermarket merupakan industri ritel terbesar di Indonesia. Hero supermarket lahir dan didirikan atas ide Bapak Mohamad Saleh Kurnia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan yang dimaksud adalah efisiensi dalam pemenuhan kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan yang dimaksud adalah efisiensi dalam pemenuhan kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Bisnis ritel merupakan salah satu bisnis di Indonesia yang mulai mengalami perkembangan cukup pesat. Perkembangan ini dapat dilihat dengan adanya perubahan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK 10.01 BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BATANG No. 02/Th. XVII, Februari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Di Kabupaten Batang Bulan Januari 2017 1,04 persen Pada bulan Januari 2017 di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis eceran, yang kini populer disebut bisnis ritel, merupakan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis eceran, yang kini populer disebut bisnis ritel, merupakan bisnis yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis eceran, yang kini populer disebut bisnis ritel, merupakan bisnis yang menghidupi banyak orang dan memberi banyak keuntungan bagi sementara orang lainnya. Pada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 101/10/7372/Th.VIII, 3 Oktober 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Kota Parepare Provinsi Sulawesi Selatan September 2016 Deflasi 0,50 Persen Pada bulan September 2016 Indonesia mengalami

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 98/07/7372/Th.VIII, 1 Juli 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Kota Parepare Provinsi Sulawesi Selatan Juni 2016 0,52 Persen Pada bulan Juni 2016 Indonesia mengalami sebesar 0,66 persen

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I LATAR BELAKANG. Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan, tujuan, dan manfaat penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini. 1.2 Latar

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM SUPER INDO. berkembang di Indonesia sejak tahun 1997 melalui kemitraan antara Salim Group,

KEADAAN UMUM SUPER INDO. berkembang di Indonesia sejak tahun 1997 melalui kemitraan antara Salim Group, IV. KEADAAN UMUM SUPER INDO A. Gambaran Umum Super Indo Super Indo merupakan jaringan ritel internasional yang tumbuh dan berkembang di Indonesia sejak tahun 1997 melalui kemitraan antara Salim Group,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak pengusaha baru yang masuk ke bisnis ritel, baik dalam skala kecil

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak pengusaha baru yang masuk ke bisnis ritel, baik dalam skala kecil BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis ritel saat ini berkembang begitu pesat. Bisnis ritel adalah salah satu bisnis yang relatif mudah untuk dimasuki sehingga tidak heran belakangan ini semakin

Lebih terperinci

Bab 5. Jual Beli. Peta Konsep. Kata Kunci. Jual Beli Penjual Pembeli. Jual Beli. Pasar. Meliputi. Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah

Bab 5. Jual Beli. Peta Konsep. Kata Kunci. Jual Beli Penjual Pembeli. Jual Beli. Pasar. Meliputi. Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah Bab 5 Jual Beli Peta Konsep Jual Beli Membahas tentang Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Sekolah Meliputi Meliputi Toko Pasar Warung Supermarket

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era jaman ini banyak sekali kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap individu konsumen, tidak hanya itu banyaknya produk yang dapat dikonsumsi memiliki banyak

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DITINJAU DARI FAKTOR PSIKOGRAFIS KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DITINJAU DARI FAKTOR PSIKOGRAFIS KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DITINJAU DARI FAKTOR PSIKOGRAFIS KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI DI KOTA SRAGEN Bulan Januari 2017 Inflasi 1,10 persen

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI DI KOTA SRAGEN Bulan Januari 2017 Inflasi 1,10 persen KERJASAMA BPS DAN BAPPEDA KABUPATEN SRAGEN No. 01/II/2017, 3 Februari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI DI KOTA SRAGEN Inflasi 1,10 persen di Kota Sragen terjadi inflasi sebesar 1,10 persen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI No. 01/12/5310/Th.IX, 04 Januari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI Desember 2015 INFLASI SEBESAR 1,03 PERSEN Pada Desember 2015 terjadi inflasi sebesar 1,03 persen dengan Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jumlah penduduk Indonesia dengan pendapatan kelas

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jumlah penduduk Indonesia dengan pendapatan kelas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah penduduk Indonesia dengan pendapatan kelas menengah terus meningkat. Menurut AC Nielsen 2013, Pertumbuhan masyarakat kelas menengah Indonesia menjadi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. SEPTEMBER 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan Buletin

Lebih terperinci

POLA KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI PADA RUMAH TANGGA PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KOTA DAN KABUPATEN BOGOR

POLA KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI PADA RUMAH TANGGA PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KOTA DAN KABUPATEN BOGOR Lampiran 1. Kuisioner penelitian Sheet: 1. Cover K U E S I O N E R POLA KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI PADA RUMAH TANGGA PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KOTA DAN KABUPATEN BOGOR Program : (1=PNPM,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. JUNI 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan. Indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak

BAB I PENDAHULUAN. membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan persaingan dalam bisnis yang semakin lama semakin ketat membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak hanya

Lebih terperinci