KOLOKASI DAN HIPONIM SEBAGAI ASPEK KEUTUHAN WACANA IKLAN OTOMOTIF DALAM SURAT KABAR SUARA MERDEKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOLOKASI DAN HIPONIM SEBAGAI ASPEK KEUTUHAN WACANA IKLAN OTOMOTIF DALAM SURAT KABAR SUARA MERDEKA"

Transkripsi

1 i KOLOKASI DAN HIPONIM SEBAGAI ASPEK KEUTUHAN WACANA IKLAN OTOMOTIF DALAM SURAT KABAR SUARA MERDEKA PERIODE MEI 2014 DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN DI SMA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata (S-1) Oleh : Pandu Rizki Aji PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2015

2

3

4

5 MOTTO Nilai dalam kehidupan bukanlah hasil dari tujuan, tetapi proses mencapai tujuan v

6 PERSEMBAHAN Sembah sujud dan syukur kepada Allah SWT. Seluruh hidup yang kujalani hanyalah bagian dari skenario-mu, sebagai hamba-mu tentunya saya harus berusaha dan berdoa dalam mencapai tujuan. Atas segala karunia yang Engkau berikan akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Kupersembahkan karya ini sebagai wujud syukur, sayang, dan terimaksihku untuk: 1. Orang tuaku tercinta yang telah memberikan doa, materi, serta memberikan motifasi dalam hidupku. 2. Kakakku tersayang Rizka Meinar 3. Adikku tersayang Ardi Kurniawan dan Anggita Mileni Religia 4. Sahabatku tersayang Mirna Kuswidyawati 5. Teman-temanku Yusuf Akbar, Guntur, Muhammad Ropiqi, Dilli juang yang telah memberikan dukungan dalam pembuatan skripsi ini. vi

7 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-nya, sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berisi deskripsi kolokasi dan hiponim dalam wacana iklan Otomotif surat kabar Suara Merdeka serta implikasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada: 1. Drs. Eko Suroso, M.Pd, selaku Kaprodi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2. Dra. Hj. Tutut Tugiati, M.Hum, selaku pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan bantuan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 3. Dra. Noorliana, M.Pd, selaku pembimbing 2 yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan bantuan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Dra. Siti Fatonah, M.Hum, selaku pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi dan nasihat kepada peneliti selama menimba ilmu di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 5. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat. vii

8 Pihak-pihak yang telah membantu semoga mendapat balasan dari Allah SWT atas semua kebaikan yang telah diberikan. Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan karya ilmiah selanjutnya. Peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi peneliti pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Purwokerto, 14 Januari 2015 Peneliti viii

9 ABSTRAK Penelitian yang berjudul Kolokasi dan Hiponim Sebagai Aspek Keutuhan Wacana Iklan Otomotif Dalam Surat Kabar Suara Merdeka Periode Mei 2014 dan Implikasinya Pada Pembelajaran Di SMA merupakan kajian terhadap kata yang mengandung kolokasi dan hiponim pada iklan Otomotif dalam surat kabar Suara Merdeka edisi Mei Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan penggunaan kolokasi dan hiponim sebagai aspek keutuhan wacana iklan Otomotif Jenis penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif. Data yang dihasilkan berupa kata-kata kolokasi dan hiponim yang terdapat dalam iklan Otomotif surat kabar Suara Merdeka. Tahap penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis data. Pada tahap penyediaan data terdapat tiga tahap yaitu mengumpulkan data yang ditandai dengan pencatatan, pemilihan dan pemilah-milahan dengan membuang yang tidak diperlukan, penataan menurut tipe atau jenis apa yang telah dicatat, dipilih, dan dipilah-pilahkan. Pada tahap analisis data peneliti menggunakan metode padan referensial karena penelitian ini merujuk pada kata benda. Peneliti juga menggunakan teknik bagi unsur langsung (BUL), teknik perluas, dan teknik ganti. Tahap penyajian hasil analisis data menggunakan metode penyajian data informal pada penggunaan kolokasi dan hiponim. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu (1) kata terbanyak yang mengandung kolokasi terdapat pada iklan mobil Toyota, dengan jumlah data 81 yang mengandung kolokasi. (2) pada aspek kolokasi ditemukan kolokasi dua susunan hingga tujuh susunan. (3) pada aspek hiponim ditemukan merk produksi mobil yang memiliki sejumlah hiponim berupa merk tipe mobil (4) kata terbanyak yang mengandung hiponim terdapat pada iklan mobil Toyota, dengan jumlah data 29 yang dapat mencirikan hiponim. (5) kajian yang dilakukan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif bahan pembelajaran bahasa Indonesia di SMA sesuai dengan kompetensi inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya, 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli ( toleransi, gotong royong ), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan jangkauan pergaulan dan keberadaannya, 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya, tentang ilmu pengetahuan, teknologi seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata, 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret ( menggunakan, mengurai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang atau teori. Kompetensi Dasar : 1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam mengolah, menalar, dan menyajikan informasi lisan dan tulis melalui eksposisi, 1.2 Memproduksi eksposisi baik melalui lisan maupun tulisan dalam kurikulum ix

10 ABSTRACT The study entitled Collocation and Hyponymy as Discourse Integrity Aspect of Otomotif Advertisement in Suara Merdeka Newspaper May 2014 Edition and Its Implication on learning In Senior High School is a study of collocation and hyponymy words in Otomotif advertisement in Suara Merdeka newspaper May 2014 edition. This Study aims to describe the use of collocation and hyponymy as discourse integrity of Otomotif advertisement. This research is a descritive qualitative. The data taken are collocation and hyponymy words contained in Otomotif advertisement in Suara Merdeka newspaper. Stages of study are divided into three, namely stage of data provision, stage of data analysis, and stage of data analysis result presentation. At stage of data provision, there are three stages namely collecting data which is marked by recording, selecting and sorting by removing unneeded data; arranging based on type or kind of what has been recorded, selected and sorted. At stage of data analysis, researcher used referential match method since this study refers to noun. The researcher also used divide direct element (BUL) tecnique, expanding technique, and substitute technique. Stage of data analysis result presentation used informal data presentation method. The result is (1) the biggest number of collocation words found in Toyota advertisement, with 81 data containing collocation. (2) on collocation aspect found two to seven constructions. (3) the biggest of hyponymy words found in Toyota advertisement, with 29 data characterized hyponymy. (4) the study conducted can be used as an alternative of Indonesian language learning material in high school based on core competence in curriculum x

11 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN. SURAT PERNYATAAN... HALAMAN MOTTO.. HALAMAN PERSEMBAHAN.. KATA PENGANTAR. ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN. DAFTAR TANDA... i ii iii iv v vi vii ix x xi xiii xiv xv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian... 6 D. Manfaat Penelitian... 6 BAB II KAJIAN PUSTAKAN DAN LANDASAN TEORI. 7 A. Penelitian Relevan... 7 B. Wacana Pengertian Wacana Aspek-Aspek Keutuhan Wacana... 9 C. Semantik Pengertian Semantik Pengertian Makna Kolokasi D. Hiponim. 13 E. Iklan F. Implikasi Kolokasi dan Hiponim Dalam Pembelajaran 16 G. Iklan Otomotif BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 22 A. Jenis Penelitian. 22 B. Data.. 23 C. Sumber Data. 23 D. Metode Penelitian. 24 BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 29 A. Kolokasi. 30 B. Hiponim. 69 xi

12 C. Implikasi Pembelajaran BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 93 B. Saran.. 93 DAFTAR PUSTAKA. 95 LAMPIRAN. 97 xii

13 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran Lampiran 1 ( Data ) Lampiran 2 ( Tabel Susunana Kolokasi) Lampiran 3 ( Urutan Susunana Kolokasi ). 167 Lampiran 4 ( Bagan Hiponim) 206 xiii

14 Alrm A/T Bdy Bgs Bnsn Br Brg Cklt Dbl Dsl F.Modif F.Var Hrg Htm Int Istw Jrg Jt Kjg Km Met Mits Mls Msh Msn Nsmc Ori Ors Outlndr Pjg Pjk PS Pth PU Rndh Slvr Skl Spr Spt Tdk Tgn Th Trwt Vr Wrn DAFTAR SINGKATAN = Alarm = Automatik Transmisi = Bodi = Bagus = Bensin = Baru = Barang = Coklat = Doubel = Diesel = Full Modifikasi = Full Variasi = Harga = Hitam = Interior = Istimewa = Jarang = Juta = Kijang = Kilometer = Metalik = Mitsubishi = Mulus = Masih = Mesin = Nasmoco = Original = Orisinal = Outlander = Panjang = Pajak = Power Stering = Putih = Pick Up = Rendah = Silver = Sekali = Super = Seperti = Tidak = Tangan = Tahun = Terawat = Velg Racing = Warna xiv

15 DAFTAR TANDA I, II, III, IV, V = Tanggal Terbit Surat Kabar a, b, c, d, e, f,... = Produksi Mobil 1, 2, 3, 4, 5,.... = Merk Mobil xv

16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk memberikan informasi kepada orang lain. Bahasa pada prinsipnya digunakan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Kebutuhan utama dalam pemakaian bahasa yaitu mampu merujuk objek ke dalam dunia nyata, misalnya mampu menyebut nama, keadaan, peristiwa, dan ciri-ciri benda dengan kata-kata yang dikuasai. Bahasa mempunyai peran yang sangat penting dalam kegiatan komunikasi antar manusia, karena bahsa merupakan wujud dari penyampaian informasi baik informasi tulis maupun lisan. Tentunya jika berbicara tentang bahasa bukan hanya tentang ilmu fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik, tetapi dari bidang ilmu tersebut masih banyak sub bidang ilmu lain dan salah satu yang akan saya angkat yaitu bidang ilmu semantik khususnya yaitu kolokasi dan hiponim yang berhubungan dengan keutuhan wacana. Semantik merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang makna dan semantik terbagi menjadi dua bagian secara umum yaitu semantik gramatikal dan semanti leksikal. Semantik gramatikal merupakan studi semantik yang khusus mengkaji makna yang terdapat dalam satuan kalimat (Pateda, 2010: 71). Sedangkan menurut Verhaar (dalam Pateda, 2010:71) semantik gramatikal jauh lebih sulit dianalisis karena orang tidak boleh menafsirkan kalimat hanya dari segi kata yang membentuknya melainkan harus menafsirkan dari keseluruhan isi kalimat bahkan sesuatu yang ada dibalik kalimat tersebut. Sedangkan semantik leksikal merupakan 1

17 kajian semantik yang lebih berpusat pada kajian sistem makna yang terdapat dalam kata. Di dalam semantik leksikal terdapat materi berupa kolokasi, hiponim, homonim, antonim, polisemi dan analisis komponen. Dari kedua pembagian semantik maka peneliti hanya mengambil semantik leksikal karena penelitian ini hanya berfokus pada makna kata atau kelompok kata. Sebagai mana diketahui, semantik leksikal lebih menekankan kajiannya pada masalah makna kata dan kelompok kata. Inti dari pembahasan semantik leksikal berupa kolokasi, hiponim, sinonim, antonim dan hubungan bertentangan, polisemi dan homonim, serta analisis komponen makna kata. Semantik leksikal juga berhubungan dengan keutuhan wacana karena di dalam bidang ilmu wacana terdapat topik yang juga di semantik, yaitu kolokasi dan hiponim. Perbedaanya adalah dalam semantik, kolokasi dan hiponim dibahas dalam semantik leksikal, sedangkan pada ilmu wacana kolokasi dan hiponim dibahas dalam kohesi leksikal. Kohesi leksikal sendiri merupakan hubungan leksikal antara bagianbagian wacana untuk mendapatkan keserasian struktur secara kohesif. Unsur kohesi leksikal terdiri dari sinonim, antonim, hiponim, repetisi, kolokasi, dan ekvivalensi. Kohesi leksikal merupakan salah satu aspek yang menentukan keutuhan teks sebagai wacana. Dengan kohesi leksikal akan terlihat hubungan antara kalimat yang satu dengan yang lain atau bagian kalimat yang satu dengan bagian kalimat yang lain dalam teks. Tujuan digunakannya unsur-unsur leksikal adalah untuk mendapatkan efek intensitas makna bahasa, kejelasan informasi, dan keindahan bahasa lainnya. Salah satu unsur kohesi leksikal yang dibahas dalam penelitian ini adalah kolokasi dan hiponim. Kolokasi dan hiponim ini juga ditemukan dalam teks iklan Otomotif pada surat kabar Suara Merdeka.

18 Terkait dengan penelitian ini peneliti memilih menganalisis kolokasi dan hiponim sebagai aspek keutuhan wacana iklan Otomotif dalam surat kabar Suara Merdeka karena Suara Merdeka merupakan surat kabar yang memuat berita-berita up to date. Hal itu dapat dibuktikan dengan terbitnya Suara Merdeka setiap hari mulai hari Senin hingga Minggu kecuali hari libur. Selain itu Suara Merdeka juga mudah untuk dicari dan didapatkan di Jawa Tengah pada umumnya dan Banyumas pada khususnya. Buktinya Suara Merdeka banyak terdapat dipenjual koran maupun warung-warung di tepi jalan. Selain memuat berita lokal, Suara Merdeka juga memuat berita nasional dan internasional serta memuat informasi tentang penjualan mobil melalui iklan Otomotif. Dari pengamatan sepintas, peneliti melihat adanya penggunaan kolokasi dan hiponim dalam iklan Otomotif pada surat kabar Suara Merdeka. Contohnya antara lain iklan Mitsubishi berikut yang dimuat dalam Suara Merdeka edisi 23 April Mitsubishi (1) Kuda Diesel 2001 Super Exceed, H, Istmw 81 jt (2) Pajero Sport 11 Exceed htm Pada wacana tersebut dijelaskan melalui tabel berikut. Merk Kolokasi Kendaraan Tahun Tipe Warna Kondisi Harga Plat Kuda 2001 Super Exceed istimewa 81 Jt H Pajero 2011 Sport Exceed hitam Deskripsi kolokasi pada tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Kata kuda berhubungan dengan tahun, type, warna, kondisi, dan harga. 2. Kata pajero berhubungan dengan tahun, tipe, warna, kondisi, dan harga.

19 Kata-kata tersebut memiliki hubungan makna karena sama-sama terdapat dalam iklan penjualan mobil. Contoh hiponim juga dapat dilihat pada iklan Mitsubishi berikut. Mitsubishi Pajero Galant Lancer Kuda Pada contoh tersebut bisa dijelaskan kata Mitsubishi memiliki hiponim segala macam merk kendaraan, misalnya Pajero, Galant, Lancer, dan Kuda. Kata Mitsubishi berada pada tingkat atas dalam sistem hierarkinya (superordinat) dan anggota-anggota seperti Pajero, Galant, Lancer, dan Kuda berada pada tingkat bawah (hiponim). Setelah peneliti mengetahui bahwa terdapat kolokasi dan hiponim dalam iklan Otomotif pada surat kabar Suara Merdeka, peneliti membandingkan data per hari yang banyak mengandung kolokasi dan hiponim. Setelah membandingkan data, peneliti memutuskan data terbitan tiap hari sabtu, karena pada hari sabtu iklan Otomotif lebih banyak dibandingkan hari-hari lainnya. Peneliti juga mempertimbangkan jika semua data diambil setiap hari maka data kurang efisien dan menguras banyak waktu. Peneliti juga mempertimbangkan bahwa ada hubungan antara analisis kolokasi dan hiponim dengan pembelajaran di SMA pada penulisan paragraf, khususnya paragraf eksposisi. Implikasi pembelajaran Bahasa Indonesia ini sesuai dengan KI dan KD dalam kurikulum Paragraf eksposisi merupakan karangan

20 yang menyajikan sejumlah pengetahuan atau informasi dengan tujuan memaparkan, menjelaskan, dan menyampaikan informasi, mengajarkan dan menerangkan sesuatu tanda disertai ajakan atau desakan, agar pembaca menerima dan mengikutinya. Kolokasi dan hiponim dapat menjadi bahan untuk pengembangan paragraf eksposisi. Perhatikan contoh berikut. Toyota Avansa 85 jt silver nego Kata-kata tersebut dapat diterapkan ke dalam suatu paragraf dengan cara mengambil atau menambahkan objek, tema, dan penjelasannya. Sesuai dengan kegiatan belajar mengajar di SMA berupa mengungkapkan informasi dalam bentuk paragraf. Contohnya sebagai berikut. Mobil Toyota ternyata mobil yang paling besar tingkat penjualannya di Indonesia, khususnya avanza karena banyak masyarakat yang berminat untuk membeli mobil tersebut. Harganya cukup terjangkau yakni sekitar jt. Selain harganya yang terjangkau, tentunya banyak pilihan warna misalnya silver, hitam, merah, dan abuabu, sehingga cocok bagi kaum masyarakat menengah, maka pilihlah avanza untuk menemani kebersamaan anda dengan keluarga. Paragraf tersebut merupakan paragraf eksposisi yang tentunya mempunyai hubungan antara penelitian dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA khususnya paragraf eksposisi. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimanakah penggunaan kolokasi dan hiponim sebagai aspek keutuhan wacana dalam iklan Otomotif dalam surat kabar Suara Merdeka dan implikasinya pada pembelajaran di SMA?

21 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan kolokasi dan hiponim sebagai aspek keutuhan wacana iklan Otomotif pada surat kabar Suara Merdeka serta implikasinya pada pembelajaran di SMA. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis a. Hasil penelitian ini dapat memperkaya hazanah penelitian pada bidang linguistik, khususnya semantik dan wacana. b. Penelitian ini diharapkan meningkatkan pengetahuan peneliti dan pembaca mengenai kolokasi dan hiponim dalam iklan Otomotif surat kabar Suara Merdeka. 2. Manfaat Praktis a. Bagi pelajar dan mahasiswa: hasil penelitian ini dapat dijadikan pengetahuan tambahan dalam penguasaan materi kolokasi dan hiponim, serta implikasinya pada pembelajaran. b. Bagi guru, khususnya guru Bahasa Indonesia: penelitian ini mejadi tambahan ilmu dalam pembelajaran supaya lebih memahami dan lebih kreatif dalam mengembangkan materi pembelajaran. c. Bagi penerbit: hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam penulisan iklan Otomotif, supaya pembaca lebih memahami arti dari tulisan yang terdapat pada iklan Otomotif.

22 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian dengan judul Kajian Hipernim dan Hiponim pada Rubrik Spirit Surat Kabar Suara Merdeka dan Saran Implementasinya pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA kelas XII Semester 2 oleh Yogi Okta Pradana mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto Penelitian ini mengenai hipernim dan hiponim pada rubirk Spirit surat kabar Suara Merdeka serta saran implementasi pada pembelajaran di SMA kelas XII semester 2. Penelitian tersebut dilakukan oleh Yogi Okta Pradana mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu, sama-sama membahas tentang hiponim. Adapun perbedaan penelitian terdapat pada kajian hipernim dan hiponim, sedangkan penelitian yang peneliti tidak memuat unsur hipernim melainkan unsur kolokasi. Dalam penelitian karya Yogi Okta Pradana menerapkan saran implementasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas XII semester 2, sedangkan penelitian yang peneliti lakukan menerapkan implikasi pembelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas X semester 1. Rubrik penelitian yang peneliti lakukan juga berbeda, karena peneliti menggunakan rubrik iklan Otomotif, sedangkan penelitian yang dilakukan Yogi Okta Pradana menggunakan rubrik Spirit 2. Penelitian dengan judul Hiponim dan Hipernim Kosakata Peristiwa pada Tabloid Nova oleh Daryoto mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Penelitian ini mengenai hiponim dan hipernim kosakata peristiwa pada tabloid Nova. Penelitian tersebut dilakukan oleh Daryoto mahasiswa Universitas 7

23 Muhammadiyah Purwokerto. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu, sama-sama membahas tentang hiponim. Adapun perbedaan penelitian terdapat pada kajian hiponim dan hipernim, sedangkan penelitian yang peneliti tidak memuat unsur hipernim melainkan unsur kolokasi. Dalam penelitian karya Daryoto tidak menerapkan implikasi, sedangkan penelitian yang peneliti lakukan menerapkan imlpikasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia SMA. Sumber data pada penelitian Daryoto menggunakan tabloid Nova, sedangkan penelitian yang peneliti lakukan menggunakan rubrik iklan Otomotif surat kabar Suara Merdeka. B. Wacana 1. Pengertian Wacana Menurut Cook dalam Badara (2013:16) wacana adalah suatu penggunaan bahasa dalam komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Menurut Mulyana (2005:1), wacana merupakan unsur kebahasaan yang relatif paling kompleks dan paling lengkap karena mempunyai satuan pendukung kebahasaan yang meliputi fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, hingga karangan utuh. Menurut Lubis (2010:23) kesatuan bahasa yang lengkap sebenarnya bukanlah kata atau kalimat, melainkan wacana atau discourse. Penyelidikan dan diskripsi sintaksis tidak boleh dibatasi pada satuan kalimat saja, tetapi harus dilanjutkan ke kesatuan yang lebih besar. Menurut Sobur (2009:9), istilah wacana digunakan sebagai bentuk terjemahan dari istilah bahasa Inggris discourse. Kata discourse berasal dari bahasa Latin discursus yang berarti lari ke sana kemari dan lari bolak-balik. Kata ini diturunkan dari dis (dari/ dalam arah yang berbeda) dan curree (lari). Jadi discursus

24 berarti lari dari arah yang berbeda. Perkembangan asal-usul itu dapat digambarkan dengan : dis + currere discursus discourse (wacana) Webster dalam Mulyana(2005:4) memperluas makna discourse menjadi tiga yaitu : a. komunikasi kata-kata, b. ekspresi gagasan-gagasan, c. risalah tulis, ceramah, dan sebagainya. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa discourse (wacana) merupakan unsur bahasa yang relatif paling kompleks dan paling lengkap. Wacana mempunyai satuan pendukung berupa fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat paragraf, hingga karangan utuh. Wacana juga berkaitan dengan komunikasi kata-kata, ekspresi gagasan-gagasan, risalah tulis, dan ceramah. Kesatuan bahasa yang lengkap bukanlah kata atau kalimat, melainkan wacana. Ilmu tentang wacana digunakan oleh peneliti, karena pada data penelitian yang peneliti analisis terdapat penggunaan aspek-aspek keutuhuan wacana yaitu kohesi leksikal yang terdapat pada iklan Otomotif Surat Kabar Suara Merdeka. 2. Aspek-Aspek Keutuhan Wacana Menurut Mulyana (2005:25) aspek-aspek keutuhan wacana yaitu kohesi, koherensi, topik wacana, aspek leksikal, aspek gramatikal, aspek fonologis, dan aspek semantis. Khusus pada aspek kohesi dan koherensi dapat dikatakan bahwa unsur kohesi meliputi aspek-aspek leksikal, gramatikal, fonologis, sedangkan unsur koherensi mencakup aspek semantik dan aspek topikalisasi. Kohesi dalam wacana

25 diartikan sebagai kepaduan bentuk yang secara struktural membentuk ikatan sintaktikal. Menurut Tugiati (2004:43) kohesi adalah keserasian hubungan antar unsur (bentuk) dalam suatu wacana sehingga wacana (karangan) akan padu, runtut, dan mudah diahami atau dapat dikatakan kohesi adalah keterkaitan dalam unsur sintaksis. Moeliono dalam Mulyana, (2005:26) menyatakan bahwa wacana yang baik dan utuh mensyaratkan kalimat-kalimat yang kohesif. Kohesi wacana terbagi ke dalam dua aspek, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal antara lain referensi, substitusi, elipsis, konjungsi, sedangkan yang termasuk kohesi leksikal adalah sinonim, repitisi, kolokasi. Mulyana (2005:29) menyatakan kohesi leksikal atau perpaduan leksikal adalah hubungan leksikal antara bagian-bagian wacana untuk mendapatkan keserasian struktur secara kohesif. Unsur kohesi leksikal terdiri dari: sinonim (persamaan), antonim (lawan kata), hiponim (hubungan bagian atau isi), repitisi (pengulangan), kolokasi (sanding kata), dan ekvivalensi. Tujuan digunakannya aspek-aspek leksikal itu diantaranya untuk mendapatkan efek intesitas makna bahasa, kejelasan informasi, dan keindahan bahasa lainnya. C. Semantik 1. Pengertian Semantik Semantik adalah cabang linguistik yang meneliti arti atau makna Verhaar (2001:385). Menurut Aminudin (2011:15) semantik merupakan studi tentang makna dengan anggapan bahwa makna menjadi bagian dari bahasa, maka semantik merupakan bagian dari linguistik. Sedangkan menurut Pateda (2010:25) semantik

26 merupakan studi ilmiah tentang makna yaitu makna unsur bahasa, baik dalam wujud morfem, kata, atau kalimat. Semantik meruakan kajian ilmu yang mempelajari tetang makna dalam bahasa. Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa semantik merupakan ilmu bahasa yang mengkaji tentang makna yaitu makna unsur bahasa baik dalam wujud morfem, kata, atau kalimat. 2. Pengertian Makna Kolokasi Salah satu jenis makna yang dibahas dalam semantik adalah makna kolokasi. Makna kolokasi adalah makna yang berhubungan dengan penggunaan beberapa kata di dalam lingkungan yang sama Leech dalam Pateda (2010:110). Kata-kata seperti garam, gula, ikan, sayur, terong, tomat, kata-kata ini berhubungan dengan lingkungan dapur. Sementara, kata-kata seperti gergaji, gurdi, ketam, pahat, prang, tukul, berhubungan dengan lingkungan tukang kayu. Kalau seseorang menyebut katakata daftar gaji, kertas, lem, tinta stensil, maka bayangan kita adalah kantor atau sekolah. Selain itu, ada juga yang sama maknanya tetapi tidak cocok untuk lingkungan tertentu. Misalnya, dalam bahasa Indonesia terdapat kata berpulang ke Rahmatullah, kembali ke alam baka, mampus, mati, meninggal, tewas, wafat yang pemakainnya tidak cocok utuk semua manusia. Palmer dalam Mansoer(2010:110) menyebutkan ada tiga keterbatasan kata jika dihubungkan dengan makna kolokasi yaitu : a. Makna dibatasi oleh unsur yang membentuk kata atau urutan kata, misalnya urutan kata sapi belang yang pembatasnya adalah kata belang, sebab yang namanya sapi di dunia ini banyak, tetapi yang dimaksud hanya sapibelang dan

27 kalau seseorang berkata sapi belang itu, maka yang dimaksud lebih terbatas lagi. b. Makna kolokasi dibatasi oleh tingkat kecocokan kata, misalnya kata cantik hanya dapat digunakan untuk gadis, dan tidak digunakan untuk pemuda serta kata wafat dahulu hanya digunakan untuk pejabat, kini digunakan pula untuk orang yang dihormati sedangkan kata wafat tidak cocok digunakan untuk pencuri. c. Makna kolokasi dibatasi oleh ketepatan, misalnya sudut siku-siku pasti 90 derajat. Menurut Aminuddin (2011:110) makna kolokasi adalah asosiasi hubungan makna kata yang satu dengan yang lain yang masing-masingnya memiliki hubungan ciri yang relatif tetap. Kata pandangan berhubungan dengan mata, bibir, dengan senyum, serta kata menyalak memiliki hubungan dengan anjing. Pada dasarnya mengabstrasikan ciri hubungan makna kata yang satu dengan lainnya, pada dasarnya juga tidak sederhana. Kata anjing, misalnya memiliki hubungan dengan kata binatang, bentuk, umpatan, menggigit, dan sebagainya. Begitu pula kata bibir, dalam perluasannya tidak hanya mengacu pada organ fisis manusia, tetapi juga mengacu pada tepi jurang, rayuan, pembicaraan maupun mulut botol sehingga asosiasi hubungan kesejajaran ciri maknanya dengan makna dalam kata yang lain menjadi rumit. Menurut Chaer (2013:112) kolokasi berasal dari bahasa Latin colloco yang memiliki arti ada di tempat yang sama dengan menunjuk kepada hubungan sintagmatik yang terjadi antara kata-kata atau unsur-unsur leksikal. Misalnya, pada kalimat Tiang layar perahu nelayan itu patah dihantam badai, lalu perahu itu

28 digulung ombak, dan tenggelam beserta isinya, terdapat kata-kata layar, perahu, nelayan, badai, ombak, dan tenggelam yang merupakan kata-kata dalam satu kolokasi satu tempat atau lingkungan. Jadi, kata-kata yang berkolokasi ditemukan bersama atau berada bersama dalam satu tempat atau satu lingkungan. Kata-kata layar, perahu, badai, ombak, dan tenggelam merupakan berada dalam satu lingkungan, yaitu dalam pembicaraan mengenai laut. Contoh lain, kata-kata lahar, lereng, puncak, curam, dan lembah berada dalam lingkungan mengenai pegunungan. Kata-kata garam, gula, kunyit, lada, daging, sayur, dan bumbu berkolokasi dalam pembicaraan tentang dapur. Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kolokasi merupakan penggunaan beberapa kata dalam lingkungan yang sama serta memiliki arti pada tempat yang sama dengan menunjuk hubungan secara sintagmatik antar kata dan unsur leksikal. D. Hiponim Menurut Verhaar (2001:396) hiponim merupakan hubungan antara yang lebih kecil (secara ekstensional) dan yang lebih besar (secara ekstensional juga). Ungkapan biasanya berupa kata, tetapi kiranya dapat juga frase atau kalimat yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan lain. Dapat dijadikan contoh misalnya kata tongkol adalah hiponim terhadap ikan sebab makna tongkol berada atau termasuk dalam makna kata ikan. Tongkol memang ikan tetapi ikan bukan hanya tongkol melainkan juga termasuk bandeng, tenggiri, hiu, paus, teri dan sebagainya. Kalau diskemakan menjadi : Ikan tongkol bandeng tenggiri hiu paus teri

29 Relasi antara dua buah kata yang besinonim, berantonim, dan berhomonim bersifat dua arah maka relasi antara dua buah kata yang berhiponim ini adalah searah. Jadi, kata tongkol berhiponim terhadap kata ikan, tetapi kata ikan tidak berhiponim terhadap kata tongkol, sebab makna ikan meliputi seluruh jenis ikan. Dalam hal ini relasi antara ikan dengantongkol (atau jenis ikan lainnya) disebut hipernimi. Kesimpulannya, kalau tongkol berhiponim terhadap ikan, maka ikan berhipernim terhadap tongkol. Chaer (2013:100) menjelaskan bahwa konsep hiponim dan hipernim mengandaikan adanya kelas bawahan dan kelas atasan, adanya makna sebuah kata yang berada di bawah makna kata lainnya. Karena itu, ada kemungkinan sebuah kata yang merupakan hipernimi terhadap sejumlah kata lain, akan menjadi hiponim terhadap kata lain yang hierarkial berada di atasnya. Umpamanya kata ikan yang merupakan hipernimi terhadap kata tongkol, bandeng, tenggiri, hiu, paus, dan teri akan menjadi hiponimi terhadap kata binatang karena yang termasuk binatang bukan hanya ikan, tetapi juga kucing, monyet, singa, dan sebagainya. Menurut Depdiknas (2012:99) hiponim adalah bentuk yang maknanya terangkum dalam hipernim, atau subordinatnya, atau superordinatnya, yang mempunyai makna yang lebih luas. Kata mawar, melati, cempaka, misalny, masing-masing disebut hiponim terhadap bunga yang menjadi hipernim atau superordinatnya. Di dalam terjemahan, hipernim atau superordinat pada umumnya tidak disalin dengan salah satu hiponimnya, kecuali jika dalam bahasa Indonesia tidak terdapat istilah superordinatnya. Menurut Djajasudarma (2008:48) hiponim yaitu hubungan makna yang mengandung pengertian hierarki. Hubungan hiponim dekat dengan sinonim, karena sebuah kata yang memiliki semua komponen makna kata lainnya, tetapi tidak

30 sebaliknya maka perhubungan itu disebut hiponim. Kata warna meliputi semua warna, dapat dikatakan sebagai superordinat dari hijau, merah, kuning, dan biru. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hiponim merupakan ungkapan yang maknanya dianggap bagian dari makna suatu ungkapan lain yang relasinya bersifat searah, serta kata yang berada di bawah makna kata lain. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan hiponim merupakan hubungan makna yang bersifat atas bawah dan terdapat sebuah kata yang berada di bawah makna kata lainnya. E. Iklan Menurut Klepper dalam Mulyana (2005:63) iklan disejajarkan dengan konsep advertising. Kata advertising sendiri berasal dari bahasa Latin ad-vere yang berarti menyampaikan pikiran dan gagasan kepada pihak lain. Sementara Wahyudi dalam Mulyana(2005:63) menyatakan bahwa advetrtising adalah setiap penyampaian informasi tentang barang atau jasa dengan menggunakan media non-personal yang dibayar. Menurut Mulyana (2005:64) iklan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yang pertama iklan perniagaan dan iklan pemberitahuan. Sementara menurut Kasali dalam Mulyana(2005:64) iklan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : iklan baris, iklan display, dan iklan suplemen. Iklan baris berisi pesan-pesan komersial yang berhubungan dengan kebutuhan pihak pengiklan, misalnya lowongan pekerjaan, kehilangan, jual-beli kendaraan bermotor, dan sebagainya. Iklan display lebih bervariasi, dan biasanya memiliki jangkauan yang lebih luas. Iklan suplemen menyajikan informasi persuasif yang dikemas secara lebih formal. Berdasarkan

31 pembagian iklan di atas dapat disimpulkan bahwa iklan merupakan penyampaian pikiran, informasi, dan gagasan tentang barang atau jasa kepada pihak lain. F. Implikasi Kolokasi dan Hiponim dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Menurut Arifin (2013:1) kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan. Pada dasarnya kurikulum bersifat dinamis, artinya kurikulum dapat diubah sesuai dengan perkembangan zaman baik dari ilmu pengetahuan, kecerdasan peserta didik, kultur, sistem nilai, serta kebutuhan masyarakat. Kurikulum pada hakikatnya ilmu tentang tentang proses mencerdaskan anak bangsa, serta untuk mencapai tujuan pendidikan. Implikasi kurikulum tentunya tidak hanya terdiri dari atas sejumlah mata pelajaran, kegiatan dan pengalaman belajar di dalam sekolah, tetapi meliputi semua kegiatan belajar mengajar yang terjadi di luar sekolah atas tanggung jawab sekolah..kegiatan belajar di sekolah meliputi menyimak, bertanya, diskusi, melakukan demonstrasi, belajar di perpustakaan, melakukan eksperimen di laboratorium, olahraga, kesenian, dan lainlain. Implikasi pembelajaran Bahasa Indonesia tentunya dilakukan pembelajaran di dalam sekolah, karena berhubungan dengan kegiatan menyimak, menulis, bertanya, diskusi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan menyimak, menulis, bertanya dan diskusi pada pembelajaran Bahasa Indonesia diimplikasikan melalui media iklan Otomotif yang kemudian dikembangkan menjadi paragraf eksposisi sesuai dengan KI dan KD pada Kurikulum Hamalik (2008:3) menyebutkan bahwa kurikulum

32 dapat dipandang dari dua sisi yang berbeda, yaitu menurut pandangan lama dan pandangan baru. 1. Pandangan Lama (Tradisional) Pandangan lama, atau sering disebut pandangan tradisional, merumuskan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh murid untuk memperoleh ijazah. Menurut Hamalik (2008: 3) pengertian tersebut mempunyai implikasi sebagai berikut: a. Kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran. Mata pelajaran sendiri pada hakikatnya adalah pengalaman nenek moyang di masa lampau. Berbagai pengalaman tersebut dipilih, dianalisis, serta disusun secara sistematis dan logis, sehingga muncul mata pelajaran seperti sejarah, ilmu bumi, ilmu hayat, dan sebagainya. b. Mata pelajaran adalah sejumlah informasi atau pengetahuan, sehingga penyampaian mata pelajaran pada siswa akan membentuk mereka menjadi manusia yang mempunyai kecerdasan berpikir. c. Mata pelajaran menggambarkan kebudayaan masa lampau memperoleh ijazah. d. Adanya aspek keharusan bagi setiap siswa untuk mempelajari mata pelajaran yang sama. e. Sistem penyampaian yang digunakan oleh guru adalah sistem penuangan (imposisi). f. Tujuan mempelajari mata pelajaran adalah untuk memperoleh ijazah.

33 2. Pandangan Baru (Modern) Dalam Pandangan baru (modern) menurut Romine dalam Hamalik, (2008:4) kurikulum diartikan semua program yang diselenggarakan, kegiatan, dan pengalaman yang siswa miliki di bawah arahan sekolah, baik di kelas atau tidak. Dapat digolongkan sebagai berikut : a. Tafsiran tentang kurikulum bersifat luas karena kurikulum bukan hanya terdiri atas mata pelajaran, tetapi meliputi semua kegiatan dan pengalaman yang menjadi tanggung jawab sekolah. b. Adanya kegiatan di luar kelas (ekstrakurikuler) sudah tercakup dalam pengertian kurikulum. Oleh karena itu, tidak ada pemisahan antara intra dan ekstra kurikulum. c. Pelaksanaan kurikulum tidak hanya dibatasi pada keempat dinding kelas saja, melainkan dilaksanakan baik di dalam maupun di luar kelas, sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. d. Sistem penyampaian yang dipergunakan oleh guru disesuaikan dengan kegiatan atau pengalaman yang akan disampaikan. Oleh karena itu, guru harus mengadakan berbagai kegiatan belajar-mengajar yang bervariasi sesuai dengan kondisi siswa. e. Tujuan pendidikan bukanlah untuk menyampaikan mata pelajaran atau bidang pengetahuan yang tersusun, melainkan pembentukan anak dan belajar cara hidup di dalam masyarakat. Pembelajaran di sekolah saat ini tentunya sudah menggunakan pembelajaran yang baru (modern) yaitu kurikulum 2013 yang baru diterapkan oleh pemerintah untuk mengantikan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Jika dilihat dari Kurikulum 2013 di SMA, kurikulum yang ada tentunya bertujuan untuk melatih sekolah lebih mandiri dan kreatif dalam mengembangkan pembelajaran yang akan di implikasikan

34 ke dalam proses kegiatan belajar mengajar. Selain itu pembelajaran di SMA juga harus mengutamakan siswa untuk aktif dan berpikir kritis terhadap sesuatu yang ada dalam lingkungan pendidikan pada khususnya dan masyarakat (sosial) pada umumnya. Menurut Herbart dalam Hamalik (2008: 25) pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang dilaksanakan dengan menggunakan metode imposisi, dengan cara menuangkan pengetahuan kepada siswa. Penggunaan pembelajaran tentunya membuat sebuah rancangan yang akan digunakan pada kegiatan pembelajaran seperti silabus, satuan pembelajaran, atau rencana pembelajaran. Pengembangan silabus dalan kurikulum 2013 dilaksanakan oleh tim pengembang kurikulum, baik ditingkat pusat maupun wilayah. Progam pembelajaran kurikulum 2013 pada tingkatan sekolah hanya menyusun dan mengembangkan rencana pembelajaran. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA harus sesuai dengan silabus yang sudah disusun, hanya penyampaian pembelajaran yang diubah yaitu data maupun materi yang sesuai pada tiap-tiap karakteristik tiap kelas. Pembelajaran Bahasa Indonesia dibagi mejadi dua yaitu keterampilan berbahasa dan pengetahuan tentang bahasa. Berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia yang harus menguasai keterampilan berbahasa dan pengetahuan tentang bahasa, tentunya dapat diterapkan melalui media surat kabar sebagai media informasi yang kaitannya dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA yaitu pada silabus SMA kelas X semester 1, dengan Kompetensi Inti : 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya, 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli ( toleransi, gotong royong ), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan jangkauan pergaulan dan keberadaannya, 3.

35 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya, tentang ilmu pengetahuan, teknologi seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata, 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret ( menggunakan, mengurai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang atau teori. Kompetensi Dasar : 1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam mengolah, menalar, dan menyajikan informasi lisan dan tulis melalui eksposisi, 1.2 Memproduksi eksposisi baik melalui lisan maupun tulisan Dalam pembelajaran menulis paragraf sesuai dengan gagasan dan sistematis paragraf eksposisi, tentunya siswa dituntut untuk mengembangkan paragraf yang objeknya berasal dari berbagai sumber, antara lain iklan penjualan mobil pada surat kabar. Dalam hal ini iklan Otomotif tidak hanya bermanfaat untuk mengembangkan paragraf, tetapi juga dapat menambah pengetahuan siswa tentang penggunaan bahasa dalam surat kabar serta dapat menambah pengetahuan tentang kolokasi dan hiponim karena secara tidak langsung di dalam iklan penjualan terdapat makna kolokasi dan hiponim. Iklan Otomotif yang digunakan sebagai media pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting, karena di dalam iklan tersebut siswa dapat mengambil cara penulisan dalam iklan. Kata yang terdapat di dalam iklan banyak terdapat singkatan-singkatan yang mungkin belum bisa dipahami siswa, oleh karena itu selain digunakan sebagai media pembelajaran guru diharuskan untuk menjelaskan singkatan-singkatan yang terdapat pada iklan Otomotif.

36 3. Iklan Otomotif Iklan merupakan pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang/jasa yang dijual, dipasang di dalam media massa (seperti surat kabar dan majalah) atau ditempat umum KBBI (2007:421). Iklan dapat digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu pada masyarakat baik melalui media elektronik maupun non elektronik. Media elektronik berupa televisi, internet dan radio, sedangkan media non elektronik bisa mencakup majalah, surat kabar, maupun media massa lainnya. Otomotif merupakan hubungan dengan sesuatu yang berputar dengan sendirinya (sepeda motor, mobil dsb) KBBI (2007:805). Jadi dapat disimpulkan bahwa iklan otomotif merupakan pemberitahuan mengenai barang berupa sepeda motor dan mobil di dalam media massa (seperti surat kabar dan majalah)

37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang mengkaji kolokasi dan hiponim pada rubrik iklan Otomotif dalam surat kabar Suara Merdeka dan implikasinya pada pembelajaran di SMA, merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif. Data penelitian ini berupa kata-kata tertulis yang diarahkan untuk memperoleh deskripsi yang objektif dan akurat tentang penggunaan bahasa dalam wacana iklan Otomotif pada surat kabar Suara Merdeka. Untuk itu data penelitian dikumpulkan, disusun, diklasifikasi, lalu diimplementasi yang akhirnya diperoleh suatu hasil penelitian. Selanjutnya, hasil penelitian tersebut diimplikasikan pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA sesuai dengan Kompetensi Inti: 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya, 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli ( toleransi, gotong royong ), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan jangkauan pergaulan dan keberadaannya, 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya, tentang ilmu pengetahuan, teknologi seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata, 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret ( menggunakan, mengurai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang atau teori dan Kompetensi Dasar : 1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam mengolah, 22

38 menalar, dan menyajikan informasi lisan dan tulis melalui eksposisi, 1.2 Memproduksi eksposisi baik melalui lisan maupun tulisan. Jenis penelitian ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2013:1), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti objek pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen). Dalam hal ini peneliti adalah instrumen kunci, teknik penyediaan data bersifat induktif, dilakukan secara triangulasi (gabungan), dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Penelitian kualitatif menurut Moleong (2013:6) adalah penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. B. Data Data dalam penelitian berupa kata-kata bermakna kolokasi dan memiliki struktur leksikal berupa hiponim dalam rubrik iklan Otomotif surat kabar Suara Merdeka periode Mei C. Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh, Arikunto(2010:172). Sumber data dalam penelitian ini adalah rubrik iklan Otomotif dalam surat kabar Suara Merdeka periode Mei 2014 yang terbit pada setiap hari sabtu. Iklan Otomotif yang terbit pada hari sabtu paling banyak memuat iklan penjualan mobil. Adapun iklan Otomotif yang menjadi sumber data tercantum pada tabel 1.

39 Tabel 1. Sumber Data NO Merk Jumlah Iklan Mobil Sabtu Sabtu Sabtu Sabtu Sabtu Jumlah 3 Mei 10 Mei 17 Mei 24 Mei 31 Mei 1 Toyota Honda Daihatsu Suzuki Nissan Mitsubishi Izusu BMW Kia Mazda Marcedez Hyundai Timor Ford Jeep Hino Opel Chevrolet Fuso Volks Wagen 21 Proton Peugeot D. Metode Penelitian 1. Tahap Penyediaan Data Menurut Sudaryanto (1993:11), dalam tahap penyediaan data sekurangkurangnya ada tiga kegiatan: (a) mengumpulkan yang ditandai dengan pencatatan, (b) pemilihan dan pemilah-milahan dengan membuang yang tidak diperlukan, (c) penataan menurut tipe atau jenis apa yang telah dicatat, dipilih, dan dipilah-pilahkan itu. Metode yang digunakan dalam penyediaan data yaitu metode kepustakaan, dengan teknik baca catat yang disebut juga dengan catatan ekstrak (intisari),

40 maksudnya mencatat kata demi kata intisari (ekstrak) teks (nash) yang dibaca. Dengan demikian, penulis mengumpulkan data dengan membaca rubrik iklan Otomotif surat kabar Suara Merdeka, kemudian mencatat kata-kata yang mengandung kolokasi dan hiponim, kemudian memilah data dan mengklasifikasikan kata berdasarkan penggolongnya. Penerapan metode kepustakaan ini sesuai dengan pendapat Mestika (2008:54) tentang metode kepustakaan yaitu metode yang mengambil catatan dari bacaan pustaka dan terdiri dari lima macam jenis isi catatan dalam penelitiannya yaitu (1) ekstrak kata demi kata, (2) ringkasan, (3) referensi, (4) deskriptif, dan (5) reflektif. 2. Tahap Analisis Data Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan metode padan karena alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian bahasa yang bersangkutan, Sudaryanto (1993:13). Jenis metode padan yang diambil oleh penelitiyaitu metode padan referensial, karena sumber penelitian yang digunakan berupa kata benda dan kata kerja yang menunjuk atau menyatakan benda-benda. Contoh penggunaan metode pada pada penelitian ini. No Merk Kolokasi Mobil Tahun Warna Tipe Kondisi Harga Transmisi Plat 1 Kijang 2001 Biru LX bagus 65 jt H Pada tabel kolokasi di atas terdapat informasi penjualan mobil yang memuat informasi tahun, warna, tipe, kondisi, harga, transmisi dan plat. Tiap informasi penjualan merujuk pada merk mobil Kijang. Jika berbicara tahun, warna, tipe, kondisi, harga dan plat, maka pemikiran kita langsung tertuju pada kendaraan (mobil)

41 dan yang lebih khusus tinggal merujuk atau menyatakan merk mobil. Informasi untuk mengetahui merk mobil tersebut tentunya harus ada informasi yang khusus, seperti tipe LX. Tipe tersebut merupakan tipe yang khusus hanya dimiliki oleh merk mobil Kijang dan tidak dimiliki oleh merk mobil lain. Sedangkan metode agih menurut Sudaryanto (1993:15) adalah metode yang alat penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Metode ini digunakan peneliti untuk memperoleh bukti akurat apakah kata-kata yang tercantum dalam iklan Otomotif tersebut memang benar-benar sebagai kolokasi atau sebagai hiponim. Untuk menganalisis rubrik iklan Otomotif tersebut peneliti menggunakan teknik Bagi Unsur Langsung (BUL), teknik perluas, teknik baca markah, dan teknik balik. Teknik dasar analisis data yang digunakan adalah teknik Bagi Unsur Langsung (BUL). Disebut demikian karena cara yang digunakan pada awal kerja analisis adalah membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur; dan unsurunsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud. Adapun alat penggerak bagi alat penentu atau pirantinya ialah daya bagi yang bersifat intuitif, yang tentu saja intuisi kebahasaan, yang dimiliki. Adapun alat penentunya adalah jeda, baik jeda yang silabik atau sandi maupun yang sintaktik atau ruas. Contoh penggunaan taknik Bagi Unsur Langsung (BUL) pada data yang akan dibahas. (3) Panther LS Turbo 07 (H) Htm Istw Dengan teknik Bagi Unsur Langsung (BUL) data (3) dibagi menjadi, (a) Panther (b) LS Turbo, (c) 07, (d) H, (e) Htm, (f) Istw. Selanjutnya, data yang akan dianalisis dengan teknik perluas.menurut Sudaryanto (1993:37) teknik perluas dilaksanakn dengan memperluas satuan lingual

42 yang bersangkutan ke kanan atau ke kiri dgn menggunakan unsur tertentu di antara unsur-unsur lingual yang ada. Contoh penggunaan teknik perluas pada berikut. (4) H.Jazz TH 07 A/T Istw (5) T.Kjg 03 Htm (H) Istw skli Teknik perluas digunakan untuk menunjukan kepanjangan dari singkatan, sehingga informasi yang disampaikan menjadi lebih jelas dan singkatan-singkatan itu berkolokasi. Data di atas diperluas menjadi, (4a) Honda Jazz tahun 2007 transmisi automatkc kondisi istimewa, data (5a) Toyota Kijang tahun 2003 warna hitam plat H kondisi istimewa sekali. Teknik ganti dilaksanakan dengan menggantikan suatu unsur dalam satuan lingual dengan unsur yang lain di luar satuan lingual tersebut, Sudaryanto (1993: 37). Dalam menerapkan teknik ganti, peneliti memanfaatkan pengetahuan di luar bahasa yaitu pengetahuan tentang jenis-jenis mobil dalam dunia otomotif. Untuk membuktikan apakah merk jenis mobil tertentu merupakan hiponim dari merk produksi mobil yang lebih umum atau besar. Contoh penggunaan teknik ganti dalam analisis data penelitian ini adalah sebagai berikut. Toyota Avanza Kijang Corolla Pada contoh bagan hiponim di atas jika merk mobil avanza, kijang, dan corolla diganti dengan merk mobil panther, karimun, dan jazz maka bagan hiponim tidak sesuai dengan produksi mobil toyota karena merk mobil panther masuk kedalam produksi isuzu, merk mobil karimun masuk dalam produksi mobil suzuki, dan merk mobil jazz masuk dalam produksi mobil honda. Teknik ganti juga digunakan untuk membuktikan bahwa kata-kata dalam iklan Otomotif tertentu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. kabar Suara Merdeka serta saran implementasi pada pembelajaran di SMA kelas XII

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. kabar Suara Merdeka serta saran implementasi pada pembelajaran di SMA kelas XII BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian dengan judul Kajian Hipernim dan Hiponim pada Rubrik Spirit Surat Kabar Suara Merdeka dan Saran Implementasinya pada Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mampu merujuk objek ke dalam dunia nyata, misalnya mampu menyebut nama,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mampu merujuk objek ke dalam dunia nyata, misalnya mampu menyebut nama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk memberikan informasi kepada orang lain. Bahasa pada prinsipnya digunakan untuk menyampaikan pesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan berbahasa ini harus dibinakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana ialah satuan bahasa yang terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 2006: 49). Menurut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pada teks berita utama olahraga surat kabar Tribun Lampung edisi April 2010.

III. METODE PENELITIAN. pada teks berita utama olahraga surat kabar Tribun Lampung edisi April 2010. III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan relasi leksikal pada teks berita utama olahraga surat kabar Tribun Lampung edisi April 2010. Untuk

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPONEN MAKNA KATA DAN FRASA BAHASA ASING DALAM IKLAN ELEKTRONIK PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA EDISI MARET 2012

ANALISIS KOMPONEN MAKNA KATA DAN FRASA BAHASA ASING DALAM IKLAN ELEKTRONIK PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA EDISI MARET 2012 ANALISIS KOMPONEN MAKNA KATA DAN FRASA BAHASA ASING DALAM IKLAN ELEKTRONIK PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA EDISI MARET 2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa maupun pembelajaran bahasa merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari. Hal ini dikarenakan bahasa memiliki peranan yang sangat penting dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR INTERNAL WACANA DALAM ARTIKEL ILMIAH POPULER PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA EDISI NOVEMBER-DESEMBER 2013

ANALISIS UNSUR INTERNAL WACANA DALAM ARTIKEL ILMIAH POPULER PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA EDISI NOVEMBER-DESEMBER 2013 1 ANALISIS UNSUR INTERNAL WACANA DALAM ARTIKEL ILMIAH POPULER PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA EDISI NOVEMBER-DESEMBER 2013 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai syarat mencapai gelar Sarjana Strata Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan nasional. Pendidikan nasional menuntut adanya sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan nasional. Pendidikan nasional menuntut adanya sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, yaitu sebagai alat komunikasi baik lisan maupun tulis. Komunikasi dengan menggunakan bahasa lisan maupun bahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Komunikasi matematis 1. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis Komunikasi dan hubungan manusiawi guru dengan siswa merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi diperlukan sarana berupa bahasa untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

L. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INGGRIS SMALB TUNANETRA

L. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INGGRIS SMALB TUNANETRA - 336 - L. KOMPETENSI INTI DAN BAHASA INGGRIS SMALB TUNANETRA KELAS : X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat komunikasi. Manusia dapat menggunakan media yang lain untuk berkomunikasi. Namun, tampaknya bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan ekspresi bahasa. Dengan kata lain, seseorang tidak dapat dikatakan menulis jika tidak

Lebih terperinci

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI LIFATATI ASRINA A 310 090 168 PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain. Untuk menjalin hubungan dan kerja sama antar oarang lain, manusia

Lebih terperinci

L. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INGGRIS SMALB TUNADAKSA

L. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INGGRIS SMALB TUNADAKSA - 1546 - L. KOMPETENSI INTI DAN BAHASA INGGRIS SMALB TUNADAKSA Kelas: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007 PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan

Lebih terperinci

a. Judul Modul Bagian ini berisi nama modul dari suatu mata pelajaran tertentu. b. Petunjuk Umum

a. Judul Modul Bagian ini berisi nama modul dari suatu mata pelajaran tertentu. b. Petunjuk Umum BAB V BAHAN AJAR TEKS SASTRA DI SMP A. Dasar Pemikiran Hasil kajian struktur dan nilai-nilai moralpada cerpen-cerpensurat kabar Suara Merdeka yang telah dilakukan perlu ditindaklanjuti dengan menawarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wacana sekarang ini berkembang sangat pesat. Berbagai kajian wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut. Wacana berkembang di berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan tersebut dibangun oleh komponen-komponen yang terjalin di dalam suatu organisasi kewacanaan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Analisis. Analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

BAB II KAJIAN TEORI. A. Analisis. Analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data BAB II KAJIAN TEORI A. Analisis Analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Melalui bahasa, manusia dapat berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan merupakan ragam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan merupakan ragam bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sarana komunikasi utama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa, manusia mengungkapkan gagasan, perasaan, pendapat dan informasi. Bahasa pula

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wacana adalah unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Satuan dibawahnya secara berturut-turut adalah kalimat, frase, kata, dan bunyi. Secara berurutan, rangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan. Oleh karena itu, kajian bahasa merupakan suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan karena dalam kehidupan

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR. MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.)

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR. MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.) MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.) DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT BALAI PENGEMBANGAN BAHASA DAERAH DAN KESENIAN 2013 DRAFT-1 DAN MATA PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap komunitas masyarakat selalu menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun

Lebih terperinci

ANALISIS KALIMAT MAJEMUK SETARA RUBRIK SUPERSOCCER PADA KORAN SATELITEPOST

ANALISIS KALIMAT MAJEMUK SETARA RUBRIK SUPERSOCCER PADA KORAN SATELITEPOST ANALISIS KALIMAT MAJEMUK SETARA RUBRIK SUPERSOCCER PADA KORAN SATELITEPOST SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) oleh HARIYANTO 1101040107 PROGRAM PENDIDIKAN

Lebih terperinci

IDIOM BAHASA POLITIK PADA RUBRIK WACANA DALAM SURAT KABAR SUARA MERDEKA EDISI JANUARI-MARET 2017

IDIOM BAHASA POLITIK PADA RUBRIK WACANA DALAM SURAT KABAR SUARA MERDEKA EDISI JANUARI-MARET 2017 IDIOM BAHASA POLITIK PADA RUBRIK WACANA DALAM SURAT KABAR SUARA MERDEKA EDISI JANUARI-MARET 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh: ZAKIYA ALINA HABIBAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis menurut Komaruddin (1979) adalah kegiatan berpikir untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis menurut Komaruddin (1979) adalah kegiatan berpikir untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Analisis Analisis menurut Komaruddin (1979) adalah kegiatan berpikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga mengenali tanda-tanda komponen, hubungannya

Lebih terperinci

TEKNIK PERSUASI DAN GAYA BAHASA BERDASARKAN STRUKTUR KALIMAT PADA SLOGAN IKLAN DALAM APLIKASI BELANJA DI GOOGLE PLAY PERIODE FEBRUARI 2017

TEKNIK PERSUASI DAN GAYA BAHASA BERDASARKAN STRUKTUR KALIMAT PADA SLOGAN IKLAN DALAM APLIKASI BELANJA DI GOOGLE PLAY PERIODE FEBRUARI 2017 1 TEKNIK PERSUASI DAN GAYA BAHASA BERDASARKAN STRUKTUR KALIMAT PADA SLOGAN IKLAN DALAM APLIKASI BELANJA DI GOOGLE PLAY PERIODE FEBRUARI 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai Gelar

Lebih terperinci

KAJIAN SINGKATAN DAN AKRONIM PADA SURAT KABAR KEDAULATAN RAKYAT EDISI MEI 2012 DAN SARAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP

KAJIAN SINGKATAN DAN AKRONIM PADA SURAT KABAR KEDAULATAN RAKYAT EDISI MEI 2012 DAN SARAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP 1 KAJIAN SINGKATAN DAN AKRONIM PADA SURAT KABAR KEDAULATAN RAKYAT EDISI MEI 2012 DAN SARAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : Bentuk Muka Bumi dan Penduduk Indonesia : 4 x pertemuan (8 x40 menit)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : Bentuk Muka Bumi dan Penduduk Indonesia : 4 x pertemuan (8 x40 menit) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 KLATEN : Ilmu Pengetahuan Sosial : VII (tujuh)/ 1 (satu) : Bentuk Muka Bumi dan Penduduk

Lebih terperinci

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) Doretha Amaya Dhori 1, Wahyudi Rahmat², Ria Satini² 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu ciri yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Salah satu fungsi bahasa bagi manusia adalah sebagai sarana komunikasi. Dalam

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan guna memenuhi untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) oleh NURAENI RAHAYU

SKRIPSI. Diajukan guna memenuhi untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) oleh NURAENI RAHAYU 1 ANALISIS KESALAHAN MORFOLOGIS DAN SINTAKTIS DALAM KARANGAN ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X KEPERAWATAN SMK MUHAMMADIYAH 3 PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2014-2015 SKRIPSI Diajukan guna memenuhi untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki kedudukan sebagai penunjang aktualisasi pesan, ide, gagasan, nilai, dan tingkah laku manusia, baik dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Bahasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu aspek dari keterampilan berbahasa yang perlu dimiliki oleh siswa. Melalui menulis siswa bisa mengekspresikan kekayaan ilmu, pikiran,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan. Disusun oleh: Faefsi Maelani

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan. Disusun oleh: Faefsi Maelani PERBEDAAN DIALEK PEMALANG DESA PULOSARI DENGAN DIALEK BANYUMAS DESA SERANG -PURBALINGGA TAHUN 2016 (KAJIAN PROSES MORFOLOGIS DAN STRUKTUR LEKSIKAL SEMANTIS) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

POLA HUBUNGAN PERAN SEMANTIS DALAM KALIMAT IMPERATIF PADA SPANDUK DAN BALIHO DI PURWOKERTO TAHUN 2016

POLA HUBUNGAN PERAN SEMANTIS DALAM KALIMAT IMPERATIF PADA SPANDUK DAN BALIHO DI PURWOKERTO TAHUN 2016 1 POLA HUBUNGAN PERAN SEMANTIS DALAM KALIMAT IMPERATIF PADA SPANDUK DAN BALIHO DI PURWOKERTO TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh: AMRAN TAFTAZAKI

Lebih terperinci

ANALISIS REFERENSI PADA WACANA BERITA KRIMINAL DALAM HARIAN SUARA MERDEKA SKRIPSI

ANALISIS REFERENSI PADA WACANA BERITA KRIMINAL DALAM HARIAN SUARA MERDEKA SKRIPSI ANALISIS REFERENSI PADA WACANA BERITA KRIMINAL DALAM HARIAN SUARA MERDEKA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata- 1 ( S-1) Oleh: WINDA MAYANGSARI 0701040013 PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Siti Sumarni (Sitisumarni27@gmail.com) Drs. Sanggup

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mengetahui derajat kualitas (Arifin, 2009). Sedangkan menurut. komponen, hubungan satu sama lain, dan fungsi masing-masing dalam

BAB II KAJIAN TEORI. mengetahui derajat kualitas (Arifin, 2009). Sedangkan menurut. komponen, hubungan satu sama lain, dan fungsi masing-masing dalam BAB II KAJIAN TEORI A. Analisis Analisis merupakan suatu tahap yang harus ditempuh untuk mengetahui derajat kualitas (Arifin, 2009). Sedangkan menurut Komaruddin (2002), analisis adalah kegiatan berpikir

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP PGRI TANJUNGPANDAN Kelas / Semester : VII A & B / Gazal Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Tema : Keadaan Alam dan Aktivitas penduduk

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA PADA SLOGAN STASIUN TELEVISI NASIONAL DI INDONESIA

ANALISIS MAKNA PADA SLOGAN STASIUN TELEVISI NASIONAL DI INDONESIA 1 ANALISIS MAKNA PADA SLOGAN STASIUN TELEVISI NASIONAL DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) oleh : SISWOKO AJI 1101040017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Daarut Tauhiid boarding school Bandung Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas/Semester : VII/1 Tema : Cinta Lingkungan Hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Bahasa juga dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini manusia dituntut dapat berkomunikasi dengan baik untuk memenuhi kepentingan mereka, baik secara individu maupun kelompok.

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA CERPEN LINTAH DALAM BUKU KUMPULAN CERPEN MEREKA BILANG SAYA MONYET KARYA DJENAR MAESA AYU

ANALISIS WACANA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA CERPEN LINTAH DALAM BUKU KUMPULAN CERPEN MEREKA BILANG SAYA MONYET KARYA DJENAR MAESA AYU ANALISIS WACANA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA CERPEN LINTAH DALAM BUKU KUMPULAN CERPEN MEREKA BILANG SAYA MONYET KARYA DJENAR MAESA AYU Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Lebih terperinci

ANALISIS PERANTI KOHESI DAN KOHERENSI PADA TULISAN NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013

ANALISIS PERANTI KOHESI DAN KOHERENSI PADA TULISAN NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013 ANALISIS PERANTI KOHESI DAN KOHERENSI PADA TULISAN NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : TITIK MINDARTI K1209067 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

KOHESI LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL LIRIK LAGU WALI DALAM ALBUM CARI JODOH SKRIPSI

KOHESI LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL LIRIK LAGU WALI DALAM ALBUM CARI JODOH SKRIPSI KOHESI LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL LIRIK LAGU WALI DALAM ALBUM CARI JODOH SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk menuangkan ide pokok

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk menuangkan ide pokok 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk menuangkan ide pokok pikiran seseorang. Ketika seseorang mengemukakan gagasan, yang perlu diperhatikan bukan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan secara lisan adalah hubungan langsung. Dalam hubungan langsung

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan secara lisan adalah hubungan langsung. Dalam hubungan langsung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hubungan dengan manusia lain dalam lingkungan masyarakat sekitar. Ada dua cara

Lebih terperinci

ANALISIS KLAUSA SUBORDINASI DALAM WACANA BERITA OTOMOTIF PADA TABLOID OTOMOTIF NOVEMBER 2016

ANALISIS KLAUSA SUBORDINASI DALAM WACANA BERITA OTOMOTIF PADA TABLOID OTOMOTIF NOVEMBER 2016 ANALISIS KLAUSA SUBORDINASI DALAM WACANA BERITA OTOMOTIF PADA TABLOID OTOMOTIF NOVEMBER 2016 Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh RIZKI SETYO WIDODO 1201040076 PROGRAM

Lebih terperinci

KETIDAKEFEKTIFAN KALIMAT PADA JAWABAN TES ESAI ULANGAN TENGAH SEMESTER MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PATIKRAJA

KETIDAKEFEKTIFAN KALIMAT PADA JAWABAN TES ESAI ULANGAN TENGAH SEMESTER MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PATIKRAJA 1 KETIDAKEFEKTIFAN KALIMAT PADA JAWABAN TES ESAI ULANGAN TENGAH SEMESTER MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PATIKRAJA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai

Lebih terperinci

GAYA BAHASA SINDIRAN DALAM ACARA SENTILAN SENTILUN DI METRO TV EPISODE SEPTEMBER 2015

GAYA BAHASA SINDIRAN DALAM ACARA SENTILAN SENTILUN DI METRO TV EPISODE SEPTEMBER 2015 GAYA BAHASA SINDIRAN DALAM ACARA SENTILAN SENTILUN DI METRO TV EPISODE SEPTEMBER 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh: ANGGUN FITRIYANA HUMAIROTUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi baik secara lisan, tulisan, maupun isyarat yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi baik secara lisan, tulisan, maupun isyarat yang bertujuan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dipisahkan dari manusia dan selalu diperlukan dalam setiap kegiatan. Bahasa merupakan alat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

PRATIWI AMALLIYAH A

PRATIWI AMALLIYAH A KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF PADA WACANA DIALOG JAWA DALAM KOLOM GAYENG KIYI HARIAN SOLOPOS EDISI BULAN JANUARI-APRIL 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan pemiliknya. Sebagai salah satu milik, bahasa selalu muncul dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan pemiliknya. Sebagai salah satu milik, bahasa selalu muncul dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan satu wujud yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa bahasa itu adalah milik manusia yang telah menyatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan sehari-hari tidak terlepas dari yang namanya komunikasi. Antarindividu tentu melakukan kegiatan komunikasi. Kegiatan komunikasi bisa dilakukan secara

Lebih terperinci

GAYA BAHASA SINDIRAN DALAM RUBRIK KOMIK CEMPLUK PADA TABLOID CEMPAKA EDISI JANUARI-MARET 2017

GAYA BAHASA SINDIRAN DALAM RUBRIK KOMIK CEMPLUK PADA TABLOID CEMPAKA EDISI JANUARI-MARET 2017 GAYA BAHASA SINDIRAN DALAM RUBRIK KOMIK CEMPLUK PADA TABLOID CEMPAKA EDISI JANUARI-MARET 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) oleh :

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA IKLAN PRODUK KECANTIKAN PADA TABLOID WANITA NOVA

ANALISIS WACANA IKLAN PRODUK KECANTIKAN PADA TABLOID WANITA NOVA ANALISIS WACANA IKLAN PRODUK KECANTIKAN PADA TABLOID WANITA NOVA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya

Lebih terperinci

N. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMALB TUNANETRA

N. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMALB TUNANETRA - 351 - N. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMALB TUNANETRA KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan deskripsi hasil penelitian aspek gramatikal dan aspek leksikal yang terdapat dalam surat kabar harian Solopos tahun 2015 dan 2016 ditemukan

Lebih terperinci

H. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMALB TUNANETRA

H. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMALB TUNANETRA - 309 - H. KOMPETENSI INTI DAN BAHASA INDONESIA SMALB TUNANETRA KELAS: X Tujuan Kurikulum mencakup empat Kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi Pokok Sub Materi Pertemuan ke Alokasi waktu : SMP Negeri 2 Banjar : Prakarya : VII / Satu : Kerajinan dari Bahan Alam

Lebih terperinci

H. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMALB TUNADAKSA

H. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMALB TUNADAKSA - 1517 - H. KOMPETENSI INTI DAN BAHASA INDONESIA SMALB TUNADAKSA KELAS: X Tujuan Kurikulum mencakup empat Kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam mentransformasikan berbagai ide dan gagasan yang ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan atau tulis. Kedua

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) : 20 x Pertemuan (40 JP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) : 20 x Pertemuan (40 JP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Tema Sub Tema Alokasi Waktu : SMP Negeri 2 Banjar : Ilmu Pengetahuan Sosial : VII/I : I. Manusia, Tempat, dan Lingkungan

Lebih terperinci

KAJIAN EUFEMISME DALAM RUBRIK PROBLEMATIKA PADA MAJALAH KARTINI EDISI TAHUN 2013

KAJIAN EUFEMISME DALAM RUBRIK PROBLEMATIKA PADA MAJALAH KARTINI EDISI TAHUN 2013 1 KAJIAN EUFEMISME DALAM RUBRIK PROBLEMATIKA PADA MAJALAH KARTINI EDISI TAHUN 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) oleh: TRI ASTUTI 0901040092 PROGRAM

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI RUPA)

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI RUPA) SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI RUPA) Satuan Pendidikan : SMP Kelas : VII Kompetensi Inti : KI 1 :Menerima, menanggapi, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghargai perilaku

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : XI/2 Materi Pokok : OPTIK GEOMETRI Alokasi Waktu : 1 x 3 Jam Pelajaran A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP... Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : VII / 1 Materi Pokok : Perbandingan dan Skala Alokasi Waktu : 1 JP x 30 Menit ( 1 kali pertemuan

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA IKLAN LAYANAN MASYARAKAT PADA HARIAN KOMPAS EDISI AGUSTUS 2015

ANALISIS WACANA IKLAN LAYANAN MASYARAKAT PADA HARIAN KOMPAS EDISI AGUSTUS 2015 ANALISIS WACANA IKLAN LAYANAN MASYARAKAT PADA HARIAN KOMPAS EDISI AGUSTUS 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Disusun oleh: UTARI RAHMAYANTI 1101040013

Lebih terperinci

DESKRIPSI STRUKTUR FRASA BERDASARKAN JENIS KATA UNSUR PEMBENTUKNYA PADA WACANA TEKS EKSPLANASI DALAM BUKU TEKS SMP KELAS VII

DESKRIPSI STRUKTUR FRASA BERDASARKAN JENIS KATA UNSUR PEMBENTUKNYA PADA WACANA TEKS EKSPLANASI DALAM BUKU TEKS SMP KELAS VII i DESKRIPSI STRUKTUR FRASA BERDASARKAN JENIS KATA UNSUR PEMBENTUKNYA PADA WACANA TEKS EKSPLANASI DALAM BUKU TEKS SMP KELAS VII SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu

Lebih terperinci

REFERENSI DAN INFERENSI PADA WACANA SLOGAN IKLAN PRODUK KEBUTUHAN BAYI DAN ANAK DI TELEVISI PERIODE MARET 2016

REFERENSI DAN INFERENSI PADA WACANA SLOGAN IKLAN PRODUK KEBUTUHAN BAYI DAN ANAK DI TELEVISI PERIODE MARET 2016 REFERENSI DAN INFERENSI PADA WACANA SLOGAN IKLAN PRODUK KEBUTUHAN BAYI DAN ANAK DI TELEVISI PERIODE MARET 2016 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Disusun

Lebih terperinci

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK GAGASAN PADA HARIAN SOLOPOS DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN AJAR DI SMA

ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK GAGASAN PADA HARIAN SOLOPOS DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN AJAR DI SMA ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK GAGASAN PADA HARIAN SOLOPOS DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN AJAR DI SMA SKRIPSI Oleh: YANUAR BAGAS ARWANSYAH K1210059 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) KURIKULUM 2013 KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTS) KELAS VII - IX MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) Nama Guru NIP/NIK Sekolah : : : 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA RUBRIK SERAMBI TABLOID CEMPAKA EDISI JANUARI-FEBRUARI Skripsi

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA RUBRIK SERAMBI TABLOID CEMPAKA EDISI JANUARI-FEBRUARI Skripsi ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA RUBRIK SERAMBI TABLOID CEMPAKA EDISI JANUARI-FEBRUARI 2011 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk kepaduan dan keutuhan sebuah wacana adalah pemakian konjungsi dalam sebuah kalimat atau wacana. Penggunaan konjungsi sangat berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pengenalan Budaya Indonesia

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pengenalan Budaya Indonesia RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SatuanPendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Tema Subtema Alokasi Waktu : SMP Negeri 1 Kayen : Bahasa Indonesia : VII/1 : Teks Hasil Deskriptif : Pengenalan

Lebih terperinci

KAJIAN PELANGGARAN PRINSIP KONVERSASI DALAM RUBRIK MBLAKETAKET PADA SURAT KABAR RADAR BANYUMAS EDISI BULAN OKTOBER - NOVEMBER 2013

KAJIAN PELANGGARAN PRINSIP KONVERSASI DALAM RUBRIK MBLAKETAKET PADA SURAT KABAR RADAR BANYUMAS EDISI BULAN OKTOBER - NOVEMBER 2013 KAJIAN PELANGGARAN PRINSIP KONVERSASI DALAM RUBRIK MBLAKETAKET PADA SURAT KABAR RADAR BANYUMAS EDISI BULAN OKTOBER - NOVEMBER 2013 PROPOSAL SKRIPSI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan peranti kohesi yang tepat dalam sebuah teks berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan peranti kohesi yang tepat dalam sebuah teks berpengaruh terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan peranti kohesi yang tepat dalam sebuah teks berpengaruh terhadap kekohesifan teks dan kualitas makna yang terkandung di dalamnya. Peranti kohesi yang digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KALIMAT TUNGGAL PADA BUKU TEKS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNTUK SMA TERBITAN YUDHISTIRA 2011

ANALISIS POLA KALIMAT TUNGGAL PADA BUKU TEKS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNTUK SMA TERBITAN YUDHISTIRA 2011 1 ANALISIS POLA KALIMAT TUNGGAL PADA BUKU TEKS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNTUK SMA TERBITAN YUDHISTIRA 2011 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Berpikir Kritis Menurut Ennis (Kuswana, 2012) berpikir kritis adalah berfikir yang wajar dan reflektif yang berfokus pada memutuskan apa yang harus diyakini

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA PADA IKLAN KARTU PERDANA AS, XL, AXIS, DAN IM3 DI TELEVISI SWASTA DEFI SUSANTI. RINI WIRASTY, B., S.S., M.Pd REDO ANDI MARTA, M.Pd.

ANALISIS WACANA PADA IKLAN KARTU PERDANA AS, XL, AXIS, DAN IM3 DI TELEVISI SWASTA DEFI SUSANTI. RINI WIRASTY, B., S.S., M.Pd REDO ANDI MARTA, M.Pd. ANALISIS WACANA PADA IKLAN KARTU PERDANA AS, XL, AXIS, DAN IM3 DI TELEVISI SWASTA DEFI SUSANTI RINI WIRASTY, B., S.S., M.Pd REDO ANDI MARTA, M.Pd. ABSTRACT This research is motivated to describe how the

Lebih terperinci

GAYA BAHASA SINDIRAN PADA RUBRIK KARTUN TERBITAN KOMPAS EDISI APRIL JUNI 2014

GAYA BAHASA SINDIRAN PADA RUBRIK KARTUN TERBITAN KOMPAS EDISI APRIL JUNI 2014 1 GAYA BAHASA SINDIRAN PADA RUBRIK KARTUN TERBITAN KOMPAS EDISI APRIL JUNI 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) oleh : HENDRA BHARATA

Lebih terperinci

III. BAHASA INDONESIA

III. BAHASA INDONESIA III. BAHASA INDONESIA Satuan Pendidikan : SMP/MTs Kelas : VII (Tujuh) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi (Pateda, 1990: 4). Bahasa

I. PENDAHULUAN. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi (Pateda, 1990: 4). Bahasa I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi (Pateda, 1990: 4). Bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu

Lebih terperinci

BENTUK IMPERATIF PADA BANNER DAN POSTER DI RUMAH SAKIT SE-KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016

BENTUK IMPERATIF PADA BANNER DAN POSTER DI RUMAH SAKIT SE-KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 BENTUK IMPERATIF PADA BANNER DAN POSTER DI RUMAH SAKIT SE-KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh WARDAH AGUSTIANI 1201040001

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain. 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain. Dalam mengungkapkan ide atau gagasan itu diperlukan bahasa. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

2. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMP/MTs

2. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMP/MTs 2. KOMPETENSI INTI DAN BAHASA INDONESIA SMP/MTs KELAS: VII Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SMALB TUNANETRA

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SMALB TUNANETRA - 318 - I. KOMPETENSI INTI DAN MATEMATIKA SMALB TUNANETRA KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci