Analisis Numerik Perilaku Buckling pada Kolom Batang Akibat Kompresi Axial
|
|
- Yanti Budiaman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN RBL FISIKA KOMPUTASI Analisis Numerik Perilaku Buckling pada Kolom Batang Akibat Kompresi Axial Anggita Putri Sumarna, Ridho Muhammad Akbar, Qiva Chandra Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung 2015 Abstrak Pada tahun 1757, matematikawan asal Prancis, Leonhart Euler, mengajukan suatu model yang menjelaskan respon suatu batang terhadap beban kompresif axial. Batang yang diberikan beban secara axial disebut dengan kolom batang. Euler berhasil menemukan bahwa ada nilai beban maksimum yang mampu diterima oleh kolom sebelum akhirnya kolom mengalami buckling atau pembengkokan, disebut beban kritis. Pada karya ilmiah ini, nilai beban kritis akan dihitung secara numerik dengan metode penyelesaian persamaan diferensial iterasi Euler dikombinasikan dengan shooting method yang telah dimodifikasi. Metode yang sama juga akan digunakan untuk menyelidiki efek penambahan fiber pada material komposit terhadap dya tahan material komposit terhadap buckling. Hasil perhitungan numerik menunjukkan tingkat ketelitian yang baik dengan nilai error hanya sebesar 0.109% dari hasil perhitungan analitik. Hasil pemodelan juga menunjukkan bahwa penambahan fiber Ni sebesar 20% ke dalam material alumunium mampu meningkatkan daya tahan Alumunium terhadap buckling sampai 57%. kata kunci: Bending, Elastisitas, Modulus Young 1
2 1 Pendahuluan Pada tahun 1757, matematikawan asal Prancis, Leonhart Euler, mengajukan suatu model yang menjelaskan respon suatu batang terhadap beban kompresif axial. Batang yang diberikan beban secara axial disebut dengan kolom batang. Euler berhasil menemukan bahwa ada nilai beban maksimum yang mampu diterima oleh kolom sebelum akhirnya kolom mengalami buckling atau pembengkokan, disebut beban kritis. Pemberian beban di atas nilai beban maksimum ini akan mengakibatkan kegagalan pada kolom atau kolom rusak dan struktur yang disanggah oleh kolom akan mengalami keruntuhan. Model yang diajukan oleh Euler ini dkemudian dikenal dengan nama Euler Buckling. Euler Buckling sebenarnya tidak menjelaskan secara keseluruhan mengenai peristiwa pembengkokan kolom akibat beban kompresif axial. Namun model Euler ini berhasil memberikan gambaran yang sangat baik mengenai beban maksimum yang mampu ditahan oleh kolom sebelum akhirnya kolom mengalami kegagalan. Banyak model-model lain yang menjelaskan pembengkokan kolom dengan lebih baik dan tetap mendekati hasil perhitungan beban kritis Euler. Dalam karya ilmiah ini, akan disajikan simulasi respon kolom terhadap beban kompresif axial. Dari simulasi ini, nilai beban kritis yang mampu ditahan oleh batang akan dapat dihitung seacara numerik yang kemudian akan diverifikasi dengan nilai perhitungan beban kritis persamaan Euler Buckling. Dalam simulasi ini, dapat dilakukan juga analisis terhadap sifat batang yang tidak homogen, melainkan batang yang merupakan material komposit. Dengan mensimulasikan proses buckling pada komposit, maka nilai modulus Young komposit dapat diestimasi. 2 Dasar Teori Buckling - Dalam peristiwa buckling kolom akan terdeformasi sesuai dengan keadaan ujung-ujungnya seperti yang ditunjukkan oleh gambar 1. Pada karya ilmiah ini akan ditinjau kasus contoh (b) dimana kedua ujung kolom ditahan konstan namun bebas terdeformasi. Keadaan (b) ini adalah keadaan yang paling umum dimana kasus-kasus yang lain dapat disederhanakan dengan model pined-pined end ini. Tinjau diagram gaya seperti pada gambar 2. Batang mengalami kompresi 1D oleh gaya pada arah sumbu x sehingga mengalami buckling dengan simpangan sebesar ψ. Berdasarkan hukum Hook, hubungan antara tegangan (σ) dan regagangan (ɛ) dinyatakan dengan persamaan (1). σ xx = ɛ x E (1) ɛ x = ψ ρ (2) dimana E adalah modulus Young dan ρ adalah radius of curvature yang dinyatakan dengan 2
3 Gambar 1: Beberapa kondisi ujung-ujung batang saat mengalami buckling. (a) Clamped - Free, (b) Pinned - Pinned, (c) Clamped - Pinned, dan (d) Clamped - Clamped Gambar 2: Diagram gaya dan deformasi pada batang yang mengalami buckling karena kompresi axial persamaan; untuk sudut deformasi yang kecil berlaku; 1 ρ = dθ (3) d s d s = d x 2 + dψ 2 (4) tanθ = dψ d x θ (5) 3
4 sehingga persamaan (3) dapat ditulis; 1 ρ = d 2 ψ d x d x 2 d s (6) dapat ditunjukkan bahwa untuk simpangan yang kecil dimana ψ << x maka d x d s 1 dan persamaan (1) kini dapat ditulis menjadi; σ xx = Eψ d 2 ψ d x 2 (7) Saat kolom terdefromasi atau terdefleksi, maka akan ada pergerseran titik berat dari posisi awalnya sehingga akan timbul momen gaya pada batang, atau lebih dikenal sebagai bending moment yang dinyatakan dengan persamaan M = F ψ = σ xx ψd A = E I d 2 ψ A d x 2 (8) dari persamaan (8) ini persamaan untuk simpangan batang yang mengalami buckling dapat kita tuliskan sebagai; E I d 2 ψ + F ψ = 0; (9) d x2 persamaan (9) ini lah yang harus diselesaikan untuk memperoleh persamaan geometri kolom yang mengalami buckling. Persamaan ini dapat diselesaikan secara analitik dan menghasilkan persamaan untuk beban kritis yang dapat ditahan oleh kolom sebagai; F c = π2 E I L 2 (10) dimana apabila gaya F yang diberikan pada kolom kurang dari F c maka kolom tidak akan mengalami buckling. Komposit - Dalam desain material dikenal istilah material komposit, yaitu material yang dibuat dengan menggabungkan dua buah material lain dengan tujuan untuk memodifikasi sifat-sifat elastis material baik untuk menjadikannya semakin kuat. Pada proses pembuatan komposit, material dasar disebut dengan matriks, sedangkan material tambahan disebut dengan fiber. Pada persamaan (9) kita dapat lihat bahwa deformasi dari kolom bergantung pada modulus Young kolom. Dengan mensimulasikan peristiwa buckling ini pada material komposit, kita juga dapat mensimulasikan berapa nilai modulus Young maeterial komposit yang terbentuk dari dua buah material berbeda. Secara teoritik, tidak ada persamaan yang eksak mengenai nilai modulus Young material baru yang terbentuk. Pada pemodelan ini, nilai modulus Young yang terbentuk diasumsikan 4
5 sebagai gabungan antara modulus Young matriks dan modulus Young fiber dengan fraksinya masing-masing seperti ditunjukkan persamaan (11) 3 Model dan Algoritma E upper = f E f + (1 f )E m (11) f = V f i ber V tot al (12) Model - Untuk menyelesaikan kasus buckling pada kolom ini, kita perlu menyelesaikan persamaan diferensial (9) dengan syarat batas; x = 0 ψ = 0; (13) x = L ψ = 0; (14) yang jika kita kerjakan secara analitik, maka akan menghasilkan solusi; ( πz ) ψ = A sin L (15) F = n2 π 2 E I L 2 (16) Kita dapat lihat bahwa solusi persamaan (15) memenuhi semua syarat batas pada persamaan (13) dan (14) dan kita mendapat informasi bahwa bentuk kolom yang terdeformasi adalah sinusoidal setengah gelombang. Persamaan (15) juga memberikan syarat untuk nilai F agar solusi persamaan (9) terpenuhi yang ternyata adalah nilai beban kritis seperti persamaan (10). Persamaan (15) dan (16) memberikan gambaran mengenai bentuk deformasi batang dan syarat agar terjadi buckling. Akan tetapi, kita tidak mendapat informasi mengenai amplitudo simpangan A yang secara logika seharusnya merupakan fungsi dari gaya F yang diberikan. Untuk mendapatkan informasi mengenai bagaimana bentuk kolom yang terdeformasi sebagai fungsi dari gaya yang diberikan, maka kita perlu memodelkan kolom sedikit berbeda, yaitu dengan mengasumsikan bahwa ada ketidaksempurnaan pada kolom sebelum gaya F diaplikasikan pada kolom seperti ditunjukkan oleh gambar 4. Dengan model ini, maka persamaan diferensial (9) berubah bentuknya menjadi; d 2 ψ d x 2 + F E I (ψ + ψ 0) = 0 (17) dan jika kita ambil deformasi awal sebagai bentuk sinusoidal maka persamaan diferensialnay dapat kita tulis menjadi; d 2 ψ d x 2 + F [ ( )] πx ψ + A 0 sin = 0 (18) E I L 5
6 Gambar 3: Model kolom yang tidak lurus melainkan sedikit bengkok dengan defleksi awal ditunjukkan oleh garis abu-abu sebesar ψ 0 = A 0 sin(πx/l) Persamaan (8) ini lah yang harus diselesaikan untuk dapat mengetahui bagaimana respon deformasi kolom sebagai fungsi dari gaya yang diberikan. Tentu saja dalam proses produksi material, material yang lurus lebih diinginkan dibandingkan material yang sudah bengkok. Mudah saja, untuk mengetahui bagaimana respon material yang lurus sempurna kita dapat mengambil nilai limit dari ψ 0 menuju nol atau kita dapat mengambil; ( πx ) ψ 0 = lim A 0 sin A0 0 L (19) Algoritma - Persamaan diferensial (18) dapat dikerjakan dengan menggunakan metode Euler dengan syarat batas seperti pada persamaan (13) dan (14). Akan tetapi, metode Euler membutuhkan syarat awal sementara persoalan ini adalah persoalan syarat batas (boundary value problem (BVP)). Untuk itu, kita perlu mengubah persoalan ini menjadi persoalan syarat awal (initial value problem (IVP)) yang dapat dilakukan dengan menggunakan metode sederhana, shooting method. Idenya adalah, kita menebak-nebak nilai ψ (x = 0) sedemikian sehingga semua-syarat batas terpenuhi. Nilai ψ (0) kemudian dijadikan syarat awal untuk menghitung solusi persamaan diferensial dengan metode Euler. Secara lebih jelas, metode penyelesaian persamaan diferensial ini digambarkan oleh diagram flowchart sebagai berikut; 6
7 Gambar 4: Flowchart standar penyelesaian persamaan diferensial dengan metode Euler dan shooting method Akan tetapi, menentukan nilai ψ(0) sampai ditemukan nilai yang tepat akan memakan waktu yang panjang dan ketelitian yang rendah. Oleh karena itu, metode ini dapat dikombinasikan dengan metode lain untuk mempercepat waktu penyelesaian persamaan diferensial. Dalam karya ilmiah ini, metode shooting method dikombinasikan dengan interpolasi untuk mempercepat proses penyelesaian dan meningkatkan ketelitian solusi persamaan diferensial. Algoritma yang telah termodifikasi dengan kombinasi proses interpolasi secara lebih jelas diperlihatkan pleh diagram flowchart pada gambar 6. Gambar 5: Flowchart penyelesaian persamaan diferensial dengan metode Euler dan shooting method yang telah termodifikasi 7
8 Secara matematis, misalkan vektor G berisi n-buah elemen g yang merepresentasikan tebakan nilai ψ (0) dan vektor H berisi n-buah elemen h yang merepresentasikan ψ(l) hasil iterasi Euler untuk setiap nilai g. Kita dapat membuat persamaan interpolasi berderajat (n 1); 1 h1 1 h1 2 h1 n 1 1 h 1 2 h2 2 h2 n hn 1 hn 2 hn n 1 a 0 a 1. a n 1 g 1 = g 2. Selesaikan persamaan (20) kita akan mendapatkan persamaan polinomial untuk g (h) sebagai; n 1 g = a 0 + a k h k (21) k=1 karena kita menginginkan nilai psi (0) sedemikian sehingga ψ(l) = 0 maka kita cukup memilih nilai h = 0 sehingga didapat g = a 0 = ψ (0). Dari sini kita telah mengubah BVP menjadi IVP yang dapat dengan mudah diselesaikan dengan metode iterasi Euler. g n (20) ψ(0) = 0 ψ(l) = 0 4 Hasil dan Pembahasan ψ(0) = 0 ψ (0) = a 0 (22) Hasil Simulasi - Algoritma simulasi di atas diaplikasikan pada kolom yang terbuat dari material carbon nanotube yang memiliki modulus Young sebesar 940 GPa. Kolom memiliki panjang 50cm dan diameter 1cm. Kolom diberi beban yang terus meningkat sampai titik batas ketahanan kolom terhadap kompresi tercapai, atau sampai terjadi buckling pada kolom. Hasilnya adalah kurva antara defleksi maksimum batang terhadap besar gaya yang diberikan seperti pada gambar 7. Pada gambar 7 terlihat bahwa kurva selalu asimpotik pada beban sekitar 18kN berapapun nilai simpangan awalnya (A 0 ). Pada nilai beban dibawah 18kN, deformasi maksimum kolom kecil dibawah 10mm, dalam hal ini, kita dapat katakan bahwa kolom belum mengalami failure buckling. Pada beban mendekati nilai 18kN, nilai deformasi menaik secara drastis menuju tak hingga. Artinya, pada titik ini, kolom telah mengalami failure buckling. Dapat ditarik kesimulan bahwa titik inilah titik kritis beban kompresional yang mampu ditahan oleh kolom. Pada gambar 7 pun terlihat bahwa semakin kecil nilai deformasi awal kolom, maka kurva yang dihasilkan semakin tegak. Artinya, apabila kolom yang diuji tegak sempurna, maka kolom tidak akan mengalami buckling sebelum beban mencapai titik kritisnya. Lebih teliti lagi, nilai beban kritis dari simulasi ini dapat dihitung secara numerik dan menghasilkan nilai 18.23kN setara dengan beban seberat 1823 kg. Perhitungan nilai titik kritis ini dapat 8
9 Gambar 6: Grafik defleksi maksimum kolom terhadap beban yang diberikan. Nilai defleksi maksimum meningkat secara drastis pada titik kritis ( 18.23kN) Gambar 7: Grafik hubungan linier antara defleksi maksimum dengan rasio antara defleksi maksimum dan tension. Gradien kurva adalah nilai beban kritis dilakukan dengan memplot rasio nilai defleksi maksimum - tension dan nilai defleksi maksimum seperti pada gambar 8. Gradien dari kurva adalah nilai titik kritis kolom. Nilai beban kritis yang dihitung secara analitik sesuai dengan persamaan (10) menghasilkan nilai 18.21kN atau setara dengan beban 1821 kg. Dengan kata lain, model ini berhasil menghitung titik kritis beban dengan error sebesar 0.109%. Untuk kasus material komposit, pada karya ilmiah ini digunakan contoh komposit yang terbentuk dari Alumunium dan Nikel. Komposit ini sering digunakan dalam bahan baku pem- 9
10 buatan mesin-mesin karena kuat dan memiliki titik didih yang tinggi. Alumunium memiliki modulus Young sebesar 70Gpa sedangkan Nikel memiliki modulus Young sebesar 290GPa. Dalam pemodelan ini, akan dibandingkan material komposit Al-Ni dengan berbagai ukuran perbandingan komposisi Al dan Ni yaitu 80/20, 90/10, dan 95/5. Hasil dari simulasi kompresi ditunjukkan pada gambar 8. Gambar 8: Grafik simulasi kompresi untuk komposit Al+Ni dengan berbagai perbandingan komposisi Pada gambar 8 terlihat hanya dengan menambahkan Nikel sebesar 5% saja sudah mampu meningkatkan beban kritis material sampai sekitar 100N atau setara dengan 10kg. Pada penambahan nikel sebesar 20% beban kritisnya mampu ditingkatkan sampai 1900 N, bertambah 58% dari beban kritis Alumunium murni. Gambar 9 menunjukkan bentuk kolom yang mengalami buckling pada beban 130kg untuk alumunium murni, nikel murni, dan komposit Al+Ni. Gambar 9: Bentuk buckling alumunium murni (biru), nikel murni (merah) dan komposit (hitam) untuk komposisi Ni 5%(kiri), 10%(tengah), dan 20%(kanan) pada beban 130kg 10
11 5 Simpulan Dari pemodelan di atas, ternyata metode neumerik dapat dilakukan untuk menyelesaikan kasus Buckling dengan baik. Metode iterasi Euler dapat dikombinasikan dengan metode shooting untuk mengubah persamaan diferensial dengan kasus syarat batas menjadi kasus syarat awal. Modifikasi shooting method dengan interpolasi berjalan dengan baik untuk menghitung solusi dari persamaan diferensial secara numerik. Hal ini ditunjukkan dengan perhitungan nilai beban kritis yang hanya memiliki kesalahan sebesar0.109% dari nilai yang dihitung secara analitik. Pencampuran suatu material dengan material lain terbukti mampu meningkatkan kekuatan material dengan baik. Hal ini terlihat pada grafik gambar 8 dimana pemberian Nikel pada material Alumunium dengan fraksi 20% mampu meningkatkan kekuatan Alumunium sebesar 58%. Akan tetapi, pemodelan material komposit pada makalah ini masih perlu diperbaiki karena modulus Young material komposit diasumsikan berbanding lurus secara linier dengan fraksi dari fiber yang ditambahkan. Padahal mungkin modulus Young material komposit juga dipengaruhi oleh cara penyusunan fiber di dalam matriks atau faktor-faktor lain yang menyebabkan hubungan antara modulus Young dengan fraksi fiber tidak linier. References [1] (Diakses pada 27 April 2015) [2] Paul A. Lagace. "The Column and Buckling". Department of Aeronautics and Astronautics, Massachusetts Institute of Technology. [3] Adreas Landa "The Buckling Resistance Structures Subjected to Impulsive Types of Actions". Norwegian University of Science and Technology. [4] Safa Bozkurt CoÅ kun dan Baki ÃŰztÃijrk "Elastic Stability Analysis of Euler Columns Using Analytical Approximate Technique". Intech Publisher. 11
V. BATANG TEKAN. I. Gaya tekan kritis. column), maka serat-serat kayu pada penampang kolom akan gagal
V. BATANG TEKAN Elemen struktur dengan fungsi utama mendukung beban tekan sering dijumpai pada struktur truss atau frame. Pada struktur frame, elemen struktur ini lebih dikenal dengan nama kolom. Perencanaan
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Tipikal struktur mekanika (a) struktur batang (b) struktur bertingkat [2]
BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Elemen Hingga Analisa kekuatan sebuah struktur telah menjadi bagian penting dalam alur kerja pengembangan desain dan produk. Pada awalnya analisa kekuatan dilakukan dengan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN Analisis Tekanan Isi Pipa
BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan analisis studi kasus pada pipa penyalur yang dipendam di bawah tanah (onshore pipeline) yang telah mengalami upheaval buckling. Dari analisis ini nantinya
Lebih terperinciRespect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Kolom. Pertemuan 14, 15
Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TS 05 SKS : 3 SKS Kolom ertemuan 14, 15 TIU : Mahasiswa dapat melakukan analisis suatu elemen kolom dengan berbagai kondisi tumpuan ujung TIK : memahami konsep tekuk
Lebih terperincil l Bab 2 Sifat Bahan, Batang yang Menerima Beban Axial
Bab 2 Sifat Bahan, Batang yang Menerima Beban Axial 2.1. Umum Akibat beban luar, struktur akan memberikan respons yang dapat berupa reaksi perletakan tegangan dan regangan maupun terjadinya perubahan bentuk.
Lebih terperinciBAB IV EVALUASI KINERJA DINDING GESER
BAB I EALUASI KINERJA DINDING GESER 4.1 Analisis Elemen Dinding Geser Berdasarkan konsep gaya dalam yang dianut dalam SNI Beton 2847-2002, elemen struktur dinding geser tidak dicek terhadap kegagalan gesernya.
Lebih terperinci5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul
Sistem Struktur 2ton y Sambungan batang 5ton 5ton 5ton x Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul a Baut Penyambung Profil L.70.70.7 a Potongan a-a DESAIN BATANG TARIK Dari hasil analisis struktur, elemen-elemen
Lebih terperinciGELOMBANG PADA PLAT TIPIS (Sumarna Fisika FMIPA UNY)
GELOMBANG PADA PLAT TIPIS (Sumarna Fisika FMIPA UNY) Sebuah plat dapat disamakan dengan batang dua dimensi atau membran dengan stiffness (kekakuan). Seperti suatu batang, plat dapat mentransmisikan gelombang
Lebih terperinciPEGAS. Keberadaan pegas dalam suatu system mekanik, dapat memiliki fungsi yang berbeda-beda. Beberapa fungsi pegas adalah:
PEGAS Ketika fleksibilitas atau defleksi diperlukan dalam suatu system mekanik, beberapa bentuk pegas dapat digunakan. Dalam keadaan lain, kadang-kadang deformasi elastis dalam suatu bodi mesin merugikan.
Lebih terperinciTUGAS KOMPUTASI SISTEM FISIS 2015/2016. Pendahuluan. Identitas Tugas. Disusun oleh : Latar Belakang. Tujuan
TUGAS KOMPUTASI SISTEM FISIS 2015/2016 Identitas Tugas Program Mencari Titik Nol/Titik Potong Dari Suatu Sistem 27 Oktober 2015 Disusun oleh : Zulfikar Lazuardi Maulana (10212034) Ridho Muhammad Akbar
Lebih terperinciVII ELASTISITAS Benda Elastis dan Benda Plastis
VII EASTISITAS Kompetensi yang diharapkan dicapai oleh mahasiswa setelah mempelajari bab elastisitas adalah kemampuan memahami, menganalisis dan mengaplikasikan konsep-konsep elastisitas pada kehidupan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
33 III. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam penelitian, sehingga pelaksanaan dan hasil penelitian bisa untuk dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan
Lebih terperinciPembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT
Pembebanan Batang Secara Aksial Suatu batang dengan luas penampang konstan, dibebani melalui kedua ujungnya dengan sepasang gaya linier i dengan arah saling berlawanan yang berimpit i pada sumbu longitudinal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Analisis Lentur Balok Mac. Gregor (1997) mengatakan tegangan lentur pada balok diakibatkan oleh regangan yang timbul karena adanya beban luar. Apabila beban bertambah maka pada
Lebih terperinciANALISA KEKUATAN CRANKSHAFT DUA-SILINDER KAPASITAS 650 CC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SIDANG TUGAS AKHIR: ANALISA KEKUATAN CRANKSHAFT DUA-SILINDER KAPASITAS 650 CC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA
Lebih terperinciBAB 3 MODEL ELEMEN HINGGA
BAB 3 MODEL ELEMEN HINGGA Bab 3 Model Elemen Hingga Pemodelan numerik tumbukan tabung bujursangkar dilakukan dengan menggunakan LS-Dyna. Perangkat lunak ini biasa digunakan untuk mensimulasikan peristiwa-peristiwa
Lebih terperinciPENGUJIAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG KONVENSIONAL
PENGUJIAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG KONVENSIONAL Muhammad Igbal M.D.J. Sumajouw, Reky S. Windah, Sesty E.J. Imbar Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciSTUDI TEKUK TORSI LATERAL BALOK KASTELA BENTANG PANJANG DENGAN ANALISIS KERUNTUHAN
STUDI TEKUK TORSI LATERAL BALOK KASTELA BENTANG PANJANG DENGAN ANALISIS KERUNTUHAN Sandhi Kwani 1, Paulus Karta Wijaya 2 1 Mahasiswa Program Magister Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan 2 Dosen
Lebih terperinciANALISIS CANTILEVER BEAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOLUSI NUMERIK TUGAS KULIAH
ANALISIS CANTILEVER BEAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOLUSI NUMERIK TUGAS KULIAH Disusun sebagai salah satu syarat untuk lulus kuliah MS 4011 Metode Elemen Hingga Oleh Wisnu Ikbar Wiranto 13111074 Ridho
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktural yang memikul beban dari balok. Kolom meneruskan beban-beban dari elevasi atas ke elevasi yang lebih bawah hingga akhirnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN...1
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii HALAMAN PERNYATAAN...iii KATA PENGANTAR...iv DAFTAR ISI...v DAFTAR TABEL...ix DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR PERSAMAAN...xiv INTISARI...xv ABSTRACT...xvi
Lebih terperinciKEMAMPUAN PENYERAPAN ENERGI CRASH BOX MULTI SEGMEN MENGGUNAKAN SIMULASI KOMPUTER
KEMAMPUAN PENYERAPAN ENERGI CRASH BOX MULTI SEGMEN MENGGUNAKAN SIMULASI KOMPUTER Halman 1, Moch. Agus Choiron 2, Djarot B. Darmadi 3 1-3 Program Magister Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Lebih terperincisipil. Kekuatan kayu sebagai bahan untuk struktur dipengaruhi oleh beberapa Kayu dapat menahan gaya tekan yang berbeda-beda sesuai dengan kelas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu merupakan salah satu bahan untuk struktur dalam bangunan teknik sipil. Kekuatan kayu sebagai bahan untuk struktur dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
Lebih terperinciAnalisa Pemasangan Ekspansi Loop Akibat Terjadinya Upheaval Buckling pada Onshore Pipeline
Sidang Tugas Akhir Analisa Pemasangan Ekspansi Loop Akibat Terjadinya Upheaval Buckling pada Onshore Pipeline HARIONO NRP. 4309 100 103 Dosen Pembimbing : 1. Dr. Ir. Handayanu, M.Sc 2. Yoyok Setyo H.,ST.MT.PhD
Lebih terperinciIII. TEGANGAN DALAM BALOK
. TEGANGAN DALA BALOK.. Pengertian Balok elentur Balok melentur adalah suatu batang yang dikenakan oleh beban-beban yang bekerja secara transversal terhadap sumbu pemanjangannya. Beban-beban ini menciptakan
Lebih terperinciBesarnya defleksi ditunjukan oleh pergeseran jarak y. Besarnya defleksi y pada setiap nilai x sepanjang balok disebut persamaan kurva defleksi balok
Hasil dan Pembahasan A. Defleksi pada Balok Metode Integrasi Ganda 1. Defleksi Balok Sumbu sebuah balok akan berdefleksi (atau melentur) dari kedudukannya semula apabila berada di bawah pengaruh gaya terpakai.
Lebih terperinciAnalisis Titik Luluh Material Menggunakan Metode Secant
Analisis Titik Luluh Material Menggunakan Metode Secant Fitriyanti Nakul, Mega Silvia Lestari, Linda Handayani, Deni dan Sparisoma Viridi,a). Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciPertemuan XIV IX. Kolom
ertemuan XIV IX. Kolom 9. Kolom Dengan Beban Aksial Tekan Suatu batang langsing ang dikenai tekanan aksial disebut dengan kolom. Terminologi kolom biasana digunakan untuk menatakan suatu batang vertikal.
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK BUCKLING PADA KOLOM CRANE KAPAL FLOATING LOADING FACILITY (FLF) BERBASIS FINITE ELEMENT METHOD (FEM)
STUDI KARAKTERISTIK BUCKLING PADA KOLOM CRANE KAPAL FLOATING LOADING FACILITY (FLF) BERBASIS FINITE ELEMENT METHOD (FEM) Ihsan Aldi Prasetyo 1, Ahmad Fauzan Zakki 1, Hartono Yudo 1 1) Departemen Teknik
Lebih terperinciRespect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Torsi. Pertemuan - 7
Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 05 SKS : 3 SKS Torsi Pertemuan - 7 TIU : Mahasiswa dapat menghitung besar tegangan dan regangan yang terjadi pada suatu penampang TIK : Mahasiswa dapat menghitung
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Diameter Serat Diameter serat adalah diameter serat ijuk yang diukur setelah mengalami perlakuan alkali, karena pada dasarnya serat alam memiliki dimensi bentuk
Lebih terperinciFakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAKSI
PENGARUH BEBAN DAN TEKANAN UDARA PADA DISTRIBUSI TEGANGAN VELG JENIS LENSO AGUS EFENDI Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAKSI Velg merupakan komponen utama dalam sebuah kendaraan.
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI (3.1)
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kelangsingan Kelangsingan suatu kolom dapat dinyatakan dalam suatu rasio yang disebut rasio kelangsingan. Rasio kelangsingan dapat ditulis sebagai berikut: (3.1) Keterangan:
Lebih terperinciPERMODELAN MATEMATIS LINTASAN BOLA YANG BERGERAK DENGAN TOP SPIN PADA OLAH RAGA SEPAK BOLA
1 PERMODELAN MATEMATIS LINTASAN BOLA YANG BERGERAK DENGAN TOP SPIN PADA OLAH RAGA SEPAK BOLA Ridho Muhammad Akbar Jurusan Fisika, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia (15 Juli 2013) Tujuan dari
Lebih terperinciP F M P IPA P A U P U I
SELAMAT DATANG Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung by Syam 2009 ELASTISITAS (Modulus Young) Oleh : TIM EFD 1 EFD 1 Tujuan Eksperimen Menentukan Modulus Young ( E) batang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Ilmu fisika merupakan ilmu yang mempelajari berbagai macam fenomena alam dan berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu peran ilmu fisika
Lebih terperinci4.1. nti Tampang Kolom BB 4 NSS BTNG TEKN Kolom merupakan jenis elemen struktur ang memilki dimensi longitudinal jauh lebih besar dibandingkan dengan dimensi transversalna dan memiliki fungsi utama menahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Material Beton II.1.1 Definisi Material Beton Beton adalah suatu campuran antara semen, air, agregat halus seperti pasir dan agregat kasar seperti batu pecah dan kerikil.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ekstrusi merupakan salah satu proses yang banyak digunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekstrusi merupakan salah satu proses yang banyak digunakan dalam proses manufaktur. Dimana aplikasinya sangat luas seperti dijumpai pada aplikasi-aplikasi struktur,
Lebih terperinciPROPOSAL TUGAS AKHIR DAFTAR ISI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii LEMBAR PERSEMBAHAAN... iii HALAMAN MOTTO... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN...xii
Lebih terperinciBAB IV PEMODELAN ELEMEN HINGGA
BAB IV PEMODELAN ELEMEN HINGGA 4.1 Deskripsi Umum Struktur sandwich yang akan dimodelkan dalam tugas akhir ini berupa kolom yang terdiri dari dua jenis. Model pertama adalah kolom sandwich dengan face
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENDAHULUAN Perancangan stabilitas struktur baja adalah kombinasi analisis untuk menentukan kuat perlu penampang struktur dan mendesainnya agar mempunyai kekuatan yang memadai.
Lebih terperinciJurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :
ANALISIS SIMULASI PENGARUH SUDUT CETAKAN TERHADAP GAYA DAN TEGANGAN PADA PROSES PENARIKAN KAWAT TEMBAGA MENGGUNAKAN PROGRAM ANSYS 8.0 I Komang Astana Widi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciBAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM
BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM Uji laboratorium dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan perilaku struktur bambu akibat beban rencana. Pengujian menjadi penting karena bambu merupakan material yang tergolong
Lebih terperinciBAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM
BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM Sifat mekanik bahan adalah : hubungan antara respons atau deformasi bahan terhadap beban yang bekerja. Sifat mekanik : berkaitan dengan kekuatan, kekerasan, keuletan, dan kekakuan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA II.1. Torsi Pada Balok Sederhana Ditinjau sebuah elemen balok sederhana dengan penampang persegi menerima beban momen lentur konstan seperti ditunjukkan dalam gambar II.1(a). Diasumsikan
Lebih terperinciIII. METODELOGI. satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods,
III. METODELOGI Terdapat banyak metode untuk melakukan analisis tegangan yang terjadi, salah satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods, FEM). Metode elemen hingga adalah prosedur
Lebih terperinciANALISIS LINIER STRUKTUR CANGKANG PADA SILO SEMEN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA
ANALISIS LINIER STRUKTUR CANGKANG PADA SILO SEMEN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA Andina Prima Putri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 andina.putri@uta45jakarta.ac.id Cantya
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pelat Pelat beton (concrete slabs) merupakan elemen struktural yang menerima beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke balok dan kolom sampai
Lebih terperinciANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL ALUMINIUM DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN
ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL ALUMINIUM DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN Darmanto, Dwi Agung Wijaya, Imam Syafa at Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim Semarang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih bawah hingga akhirnya sampai ke tanah melalui fondasi. Karena
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktural yang memikul beban dari balok. Kolom meneruskan beban-beban dari elevasi atas ke elevasi yang lebih bawah hingga akhirnya
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN RESPONS BENTURAN
BAB III PEMODELAN RESPONS BENTURAN 3. UMUM Struktur suatu bangunan tidak selalu dapat dimodelkan dengan Single Degree Of Freedom (SDOF), tetapi lebih sering dimodelkan dengan sistem Multi Degree Of Freedom
Lebih terperinciBab II STUDI PUSTAKA
Bab II STUDI PUSTAKA 2.1 Pengertian Sambungan, dan Momen 1. Sambungan adalah lokasi dimana ujung-ujung batang bertemu. Umumnya sambungan dapat menyalurkan ketiga jenis gaya dalam. Beberapa jenis sambungan
Lebih terperinciDinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya.
Dinamika Page 1/11 Gaya Termasuk Vektor DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya. GAYA TERMASUK VEKTOR, penjumlahan gaya = penjumlahan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Struktur Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan
Lebih terperinciTEGANGAN DAN REGANGAN
Kokoh Tegangan mechanics of materials Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya TEGANGAN DAN REGANGAN 1 Tegangan Normal (Normal Stress) tegangan yang bekerja dalam arah tegak lurus permukaan
Lebih terperinciDIKTAT MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
1 DIKTAT MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL Disusun oleh: Asyari Darami Yunus Teknik Mesin Universitas Darma Persada Jakarta 010 KATA PENGANTAR Untuk memenuhi buku pegangan dalam perkuliahan, terutama yang menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat yaitu selain awet dan kuat, berat yang lebih ringan Specific Strength yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Konstruksi Baja merupakan suatu alternatif yang menguntungkan dalam pembangunan gedung dan struktur yang lainnya baik dalam skala kecil maupun besar. Hal ini
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Menurut McComac dan Nelson dalam bukunya yang berjudul Structural
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kolom Pendek Menurut McComac dan Nelson dalam bukunya yang berjudul Structural Steel Design LRFD Method yang berdasarkan dari AISC Manual, persamaan kekuatan kolom pendek didasarkan
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Berikut adalah data data awal dari Upper Hinge Pass yang menjadi dasar dalam
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Data Data Awal Analisa Tegangan Berikut adalah data data awal dari Upper Hinge Pass yang menjadi dasar dalam analisa tegangan ini, baik perhitungan analisa tegangan
Lebih terperinciBAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK
BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1. Menjelaskan cara penyelesaian soal dengan
Lebih terperinciMEKANIKA BAHAN (TKS 1304) GATI ANNISA HAYU PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
MEKANIKA BAHAN (TKS 1304) GATI ANNISA HAYU PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER TEGANGAN DAN REGANGAN Tegangan dan Regangan Normal Tegangan dan Regangan Geser Tegangan dan Regangan
Lebih terperinciPENDAHULUAN TEGANGAN (STRESS) r (1)
HND OUT FISIK DSR I/LSTISITS LSTISITS M. Ishaq PNDHULUN Dunia keteknikan khususnya Material ngineering, Studi geofisika, Civil ngineering dll adalah beberapa cabang keilmuan yang amat membutuhkan pemahaman
Lebih terperinciKata kunci : Kolom, Buckling, Taper, Metode Beda Hingga, Beban Kritis MT 22
Penghitungan Numerik Beban Kritis Buckling Struktur Kolom Taper Akibat Beban Tekan Aksial Berbasiskan Metode Beda Hingga Eka Satria 1, a *, Farla Kurnia 2, Jhon Malta 3 dan Mulyadi Bur 4,b 1,2,3,4 Jurusan
Lebih terperinciMEKANISME PEMBENTUKAN KERUTAN PADA PROSES PENEKUKAN PIPA
MEKANISME PEMBENTUKAN KERUTAN PADA PROSES PENEKUKAN PIPA Sigit Iswahyudi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tidar Magelang Jl.Kapten Suparman No. 39, Magelang e-mail: sigit_iswahyudi@yahoo.com
Lebih terperinciPANJANG EFEKTIF UNTUK TEKUK TORSI LATERAL BALOK BAJA DENGAN PENAMPANG I (230S)
PANJANG EFEKTIF UNTUK TEKUK TORSI LATERAL BALOK BAJA DENGAN PENAMPANG I (230S) Paulus Karta Wijaya Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Jl.Ciumbuleuit 94Bandung Email: paulusk@unpar.ac.id
Lebih terperinciVII. KOLOM Definisi Kolom Rumus Euler untuk Kolom. P n. [Kolom]
VII. KOOM 7.1. Definisi Kolom Kolom adalah suatu batang struktur langsing (slender) yang dikenai oleh beban aksial tekan (compres) pada ujungnya. Kolom yang ideal memiliki sifat elastis, lurus dan sempurna
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kuat Tekan Beton SNI 03-1974-1990 memberikan pengertian kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Analisa Tegangan dan Defleksi Pada Plat Dudukan Pemindah Transmisi Tipe Floor Shift Dengan Rib Atau Tanpa Rib. Yohanes, ST.
TUGAS AKHIR Analisa Tegangan dan Defleksi Pada Plat Dudukan Pemindah Transmisi Tipe Floor Shift Dengan Rib Atau Tanpa Rib PEMBIMBING Yohanes, ST. Msc SYAMSUL ARIF 2110 106 023 LATAR BELAKANG Kualitas dari
Lebih terperinciANALISA RASIO TULANGAN KOLOM BETON 6.0
ANALISA RASIO TULANGAN KOLOM BETON BERPENAMPANG BULAT MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 Oleh : Indra Degree Karimah 3106 100 125 Dosen Pembimbing : Tavio, ST, MT, PhD. Ir. Iman Wimbadi, MS BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciANALISA P Collapse PADA GABLE FRAME DENGAN INERSIA YANG BERBEDA MENGGUNAKAN PLASTISITAS PENGEMBANGAN DARI FINITE ELEMENT METHOD
ANALISA P Collapse PADA GABLE FRAME DENGAN INERSIA YANG BERBEDA MENGGUNAKAN PLASTISITAS PENGEMBANGAN DARI FINITE ELEMENT METHOD Tugas Akhir Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi Syarat untuk
Lebih terperinciMekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN
Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN Sifat mekanika bahan Hubungan antara respons atau deformasi bahan terhadap beban yang bekerja Berkaitan dengan kekuatan, kekerasan, keuletan dan kekakuan Tegangan Intensitas
Lebih terperinciELVANZARI HASDIANA HASAN
TEKUK PROFIL BAJA SIKU SAMA SISI DAN TIDAK SAMA SISI ( TEORI DAN EKSPERIMENTAL ) TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk menjadi Sarjana Teknik Sipil Disusun Oleh :
Lebih terperinciSidang Tugas Akhir (TM091486)
Sidang Tugas Akhir (TM091486) Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Soeharto, DEA Oleh : Budi Darmawan NRP 2105 100 160 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan yang berada pada
III. METODE PENELITIAN A. Pengambilan Sampel Sampel tanah yang dipakai dalam penelitian ini adalah tanah lempung lunak yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan yang berada pada kondisi tidak
Lebih terperinciANALISA BUCKLING TIANG MAST CRANE AKIBAT BEBAN LENTUR MENGGUNAKAN SOFTWARE BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA
ANALISA BUCKLING TIANG MAST CRANE AKIBAT BEBAN LENTUR MENGGUNAKAN SOFTWARE BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA Tanellia Soraya N. 1, Hartono Yudo 1, Berlian Arswendo A. 1 1) S1 Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciLaporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan
Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan oleh : Nama : Catia Julie Aulia NIM : Kelompok : 7 Anggota (NIM) : 1. Conrad Cleave Bonar (13714008) 2. Catia Julie Aulia
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR
PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR Million Tandiono H. Manalip, Steenie E. Wallah Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Email : tan.million8@gmail.com
Lebih terperinciHALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
DAFTAR SIMBOL BJ : Berat Jenis ρ : Berat Jenis (kg/cm 3 ) m : Massa (kg) d : Diameter Kayu (cm) V : Volume (cm 3 ) EMC : Equilibrium Moisture Content σ : Stress (N) F : Gaya Tekan / Tarik (N) A : Luas
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL
ABSTRAK Pertimbangan stabilitas dari kolom langsing beton bertulang dengan sendi pada kedua ujung perletakkan (pin-ended column) dipengaruhi oleh beban kritis, lendutan di tengah kolom, daktilitas perpindahan,
Lebih terperinciJurnal Teknika Atw 1
PENGARUH BENTUK PENAMPANG BATANG STRUKTUR TERHADAP TEGANGAN DAN DEFLEKSI OLEH BEBAN BENDING Agung Supriyanto, Joko Yunianto P Program Studi Teknik Mesin,Akademi Teknologi Warga Surakarta ABSTRAK Dalam
Lebih terperinciLaporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik
Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik oleh : Nama : Catia Julie Aulia NIM : Kelompok : 7 Anggota (NIM) : 1. Conrad Cleave Bonar (13714008) 2. Catia Julie Aulia () 3. Hutomo
Lebih terperinciBAB IV INTERPRETASI KUANTITATIF ANOMALI SP MODEL LEMPENGAN. Bagian terpenting dalam eksplorasi yaitu pengidentifikasian atau
BAB IV INTERPRETASI KUANTITATIF ANOMALI SP MODEL LEMPENGAN Bagian terpenting dalam eksplorasi yaitu pengidentifikasian atau pengasumsian bentuk dan kedalaman benda yang tertimbun. Berbagai macam metode
Lebih terperinciPERHITUNGAN BEBAN DAN TEGANGAN KRITIS PADA KOLOM KOMPOSIT BAJA - BETON
PERHITUNGAN BEBAN DAN TEGANGAN KRITIS PADA KOLOM KOMPOSIT BAJA - BETON (Studi Literature) TUGAS AKHIR DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS TUGAS DAN MEMENUHI SYARAT UNTUK MENEMPUH UJIAN SARJANA TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciANALISIS CELLULAR BEAM DENGAN METODE PENDEKATAN DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM ANSYS TUGAS AKHIR. Anton Wijaya
ANALISIS CELLULAR BEAM DENGAN METODE PENDEKATAN DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM ANSYS TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi syarat penyelesaian Pendidikan sarjana teknik sipil Anton Wijaya 060404116 BIDANG
Lebih terperinciBab V : Analisis 32 BAB V ANALISIS
Bab V : Analisis 32 BAB V ANALISIS 5.1 Distribusi Tegangan Dari bab sebelumnya terlihat bahwa semua hasil perhitungan teoritik cocok dengan perhitungan dengan metode elemen hingga. Hal ini ditunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alas pada kapal, body pada mobil, atau kendaraan semacamnya, merupakan contoh dari beberapa struktur pelat. Pelat-pelat tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur pelat sering dijumpai sebagai dinding penyelubung rangka. Selubung atau cangkang dari pesawat terbang, dinding dan alas pada kapal, body pada mobil, atau kendaraan
Lebih terperinciLaporan Praktikum MODUL C UJI PUNTIR
Laporan Praktikum MODUL C UJI PUNTIR Oleh : Nama : SOMAWARDI NIM : 23107012 Kelompok : 13 Tanggal Praktikum : November 2007 Nama Asisten (Nim) : Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut
Lebih terperinciBAB III METODE OPTIMASI MATLAB
BAB III METODE OPTIMASI MATLAB 3.1 Langkah Optimasi Dalam membuat desain optimasi digunakan program MATLAB, suatu bahasa pemrograman perhitungan yang melibatkan operasi matematika elemen, matrik, optimasi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENULISAN Umumnya, pada masa lalu semua perencanaan struktur direncanakan dengan metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan dipikul
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SUDUT PEMAKUAN DAN BEBAN TEKAN AKSIAL SEJAJAR SERAT PADA SAMBUNGAN BERHIMPIT PAPAN KAYU
POLITEKNOLOGI VOL.12 NO.1 JANUARI 2013 HUBUNGAN ANTARA SUDUT PEMAKUAN DAN BEBAN TEKAN AKSIAL SEJAJAR SERAT PADA SAMBUNGAN BERHIMPIT PAPAN KAYU MURSID 1, PUTERA AGUNG.M.AGUNG 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciMODEL MATEMATIKA MANIPULATOR FLEKSIBEL
Bab 3 MODEL MATEMATIKA MANIPULATOR FLEKSIBEL Pada Bab ini akan dibahas mengenai model matematika dari manipulator fleksibel. Model matematika yang akan diturunkan akan menggunakan teori balok Timoshenko
Lebih terperinciBab 6 Defleksi Elastik Balok
Bab 6 Defleksi Elastik Balok 6.1. Pendahuluan Dalam perancangan atau analisis balok, tegangan yang terjadi dapat diteritukan dan sifat penampang dan beban-beban luar. Untuk mendapatkan sifat-sifat penampang
Lebih terperinciGambar 3.1 Upheaval Buckling Pada Pipa Penyalur Minyak di Riau ± 21 km
BAB III STUDI KASUS APANGAN 3.1. Umum Pada bab ini akan dilakukan studi kasus pada pipa penyalur minyak yang dipendam di bawa tana (onsore pipeline). Namun karena dibutukan untuk inspeksi keadaan pipa,
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH EKSENTRISITAS TERHADAP FAKTOR REDUKSI PADA KOLOM BETON BERTULANG BUJURSANGKAR DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC 6.
STUDI PENGARUH EKSENTRISITAS TERHADAP FAKTOR REDUKSI PADA KOLOM BETON BERTULANG BUJURSANGKAR DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC 6.0 RADITYA ADI PRAKOSA 3106 100 096 Bab I Pendahuluan Latar Belakang
Lebih terperinciPUNTIRAN. A. pengertian
PUNTIRAN A. pengertian Puntiran adalah suatu pembebanan yang penting. Sebagai contoh, kekuatan puntir menjadi permasalahan pada poros-poros, karena elemen deformasi plastik secara teori adalah slip (geseran)
Lebih terperinciANALISA DESAIN STRUKTUR DAN KESTABILAN SUSPENSI PASSIVE PADA SMART PERSONAL VEHICLE 2 RODA
SIDANG TUGAS AKHIR ANALISA DESAIN STRUKTUR DAN KESTABILAN SUSPENSI PASSIVE PADA SMART PERSONAL VEHICLE 2 RODA Disusun oleh Yonathan A. Kapugu (2106100019) Dosen pembimbing Prof. Ir. IN Sutantra, M.Sc.,
Lebih terperinciBAB IV HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS
IV-1 BAB IV HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS Data hasil eksperimen yang di dapat akan dilakukan analisis terutama kemampuan daktilitas beton yang menggunakan 2 (dua) macam serat yaitu serat baja dan serat
Lebih terperinciPENDAHULUAN METODE NUMERIK
PENDAHULUAN METODE NUMERIK TATA TERTIB KULIAH 1. Bobot Kuliah 3 SKS 2. Keterlambatan masuk kuliah maksimal 30 menit dari jam masuk kuliah 3. Selama kuliah tertib dan taat aturan 4. Dilarang makan dan minum
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Stabilitas Lereng Pada permukaan tanah yang miring, komponen gravitasi cenderung untuk menggerakkan tanah ke bawah. Jika komponen gravitasi sedemikian besar sehingga perlawanan
Lebih terperinci