Perbandingan Jumlah Membership Dan Model Fuzzy Terhadap Perubahan Suhu Pada Inkubator Penetas Telur

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perbandingan Jumlah Membership Dan Model Fuzzy Terhadap Perubahan Suhu Pada Inkubator Penetas Telur"

Transkripsi

1 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Vol. 1, No. 6, Juni 2017, hlm Perbandingan Jumlah Dan Model Fuzzy Terhadap Perubahan Suhu Pada Inkubator Penetas Telur Dini Ismawati 1, Dahnial Syauqy 2, Barlian Henryranu Prasetio 3 Program Studi Teknik Informatika, 1 dini.ismawati@gmail.com, 2 dahnial87@ub.ac.id, 3 barlian@ub.ac.id Abstrak Suhu yang ideal pada inkubator merupakan faktor yang sangat menentukan dalam proses penetasan telur ayam. Untuk menjaga suhu agar tetap ideal, dapat dilakukan dengan membuat sistem otomatis dan menerapkan metode fuzzy menggunakan software NI LabVIEW yang berbasis grapichal programming. Pada fuzzy terdapat membership function dan model, akan tetapi saat ini pemilihan jumlah membership dan model fuzzy belum didasarkan pada suatu panduan. Pada penelitian ini membandingkan output fuzzy dan waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu ideal, jika sistem tidak menerapkan metode fuzzy dan menerapkan metode fuzzy dengan 3, 5 dan 7 membership dan pada masing-masing membership menggunakan model Gaussian, Trapezoid dan Triangle. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, diperoleh nilai selisih dari ketiga jenis membership sebesar 12,9 dan dari tiga model fuzzy sebesar 0,8. Penelitian ini membuktikan bahwa jumlah membership sangat berpengaruh terhadap output fuzzy sedangkan model fuzzy berpengaruh sangat kecil. Sistem yang tidak menggunakan metode fuzzy membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai suhu ideal dari pada sistem yang menggunakan fuzzy. Dengan menggunakan fuzzy 7 membership, nilai selisih output fuzzy semakin kecil dan waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu ideal semakin cepat. Kata kunci: suhu, LabVIEW, fuzzy, membership Abstract Incubator s Ideal temperature is one of important factors that need to consider in egg hatching process. By designing an automation system using fuzzy logic, the ideal temperature can be maintained. The system using NI LabVIEW as graphical programming language software to design the user interface monitoring temperature in incubator. There are few membership functions and models in fuzzy logic. However, still there is no guideline about selection of membership amount and fuzzy model of parameters that using in fuzzy process. In this research, compare and analyze the difference between system that didn t using fuzzy logic and system that using fuzzy logic with variant amount of memberships, those are 3, 5 and 7 memberships, where in each variant is using different model, those are Gaussian, Trapezoid, and Triangle. Based on the result of testing, difference of those three variant memberships is 12.9 and difference of those three fuzzy models is 0.8. Furthermore, amount of membership affects the output of fuzzy system, while fuzzy model is not really affected the output fuzzy system. In temperature testing, the result shows the system that didn t using fuzzy logic method took a long time to reach ideal temperature rather than system that using fuzzy logic method. Fuzzy system that using 7 memberships got smallest difference is 0.49 and took fastest time to get ideal temperature. Keywords: temperature, LabVIEW, fuzzy, membership 1. PENDAHULUAN Suhu yang ideal pada inkubator penetas telur ayam, memiliki peranan penting untuk menentukan kesuksesan ketika panen. Suhu ideal untuk penetasan telur ayam berkisar antara 36 o 40 o celcius atau dapat diseragamkan pada suhu antara 37 o 39 o celcius. (Hartono & Isman, 2010). Sistem otomatis untuk mengidealkan suhu inkubator telur ayam dapat dibuat dengan menggunakan metode fuzzy karena algoritma Fuzzy adalah metodologi sistem pemecahan masalah yang cocok untuk diimplementasikan pada sistem otomatis. (Jufril et al., 2015). Pada logika fuzzy terdapat fungsi keanggotaan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya 476

2 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 477 (membership function) yang merupakan suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data atau disebut dengan derajat keanggotaan. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah dengan melalui pendekatan fungsi atau model, seperti kurva segitiga (triangle), kurva trapezium (trapezoid), kurva gauss (gaussian), dan sebagainya (Wardhani & Haerani, 2011). Akan tetapi saat ini pemilihan jumlah membership dan model fuzzy untuk parameterparameter yang digunakan dalam proses fuzzy masih belum didasarkan kepada suatu panduan. Karena tidak adanya panduan, umumnya model fungsi keanggotaan yang dipilih adalah model fungsi keanggotaan yang paling sering digunakan. Pada penelitian sebelumnya mengenai pengaruh jumlah membership dan model fuzzy pada output sistem diperoleh rata-rata selisih antara tiga jenis membership sebersar 30,8 dan rata-rata nilai selisih antara tiga model fuzzy sebesar 0,62 (Huda, 2016). Kemudian diperoleh rata-rata nilai selisih model fuzzy sebesar 2,33 jika menggunakan jumlah membership input dan output yang berbeda (Castro et al., 2012). Berdasarkan dua penelitian yang pernah dilakukan oleh Miftahul Huda dan Jaqueline, belum ada yang melakukan analisa mengenai perbandingan jumlah membership dan model fuzzy terhadap sistem yang mengidealkan suhu inkubator secara otomatis. Oleh karena itu, perlu dirancang suatu sistem untuk mengetahui perubahan suhu inkubator jika menggunakan membership dan model fuzzy yang berbeda serta untuk mengetahui nilai selisih membership dan model fuzzy. Secara garis besar sistem ini dibuat untuk melakukan perbandingan terhadap output sistem yaitu PWM kipas dan waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu ideal jika menggunakan membership dan model yang berbeda. Pada sistem ini menggunakan LabVIEW, karena LabVIEW merupakan pemrograman yang berbasis Graphical dan menyediakan toolkit yang lengkap untuk pemrograman fuzzy dan toolkit lainnya. fuzzy pada LabVIEW tidak perlu menginstall library atau melakukan inisialisasi dalam pembuatan variabel input atau outputnya sehingga programmer dapat membuat variable input output, memberikan nilai domain dan membuat rule dengan sangat mudah. Selain itu pada LabVIEW juga menyediakan front panel windows untuk menampilkan interface system sehinggaa programmer tidak perlu membuat program interface kembali, dan LabVIEW juga dapat menyimpan data yang memudahkan dalam menganalisa output sistem.. 2. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Pada tahap perancangan terbagi menjadi dua bagian, yaitu perancangan hardware dan perancangan software. Seperti pada Gambar 2.1 Sistem Hardware Software Prototype Inkubator Rangkaian Elektrik Pemrograman Lab VIEW Gambar 2.1 Alur Sistem Pada perancangan perangkat keras, yaitu rangkaian electric dan pembangunan prototype sistem agar dalam tahap implementasi dapat berjalan sesuai dengan harapan. dan impementasi prototype inkubator penetas telur seperti pada Gambar 2.2 dan Gambar 2.3. Gambar 2.2 Prototype Inkubator Gambar 2.3 Implementasi Prototype Inkubator Pada Gambar 2.2 dan Gambar 2.3 di dalam prototype inkubator terdapat 1 buah bohlam 25 watt sebagai pemanas inkubator yang di posisikan pada bagian tengah dengan tujuan agar panas merata. Kemudian pada bagian sisi

3 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 478 belakang, terdapat 2 kipas DC 12 V sebagai pendingin suhu inkubator. Pada bagian belakang inkubator harus terdapat lubang untuk sirkulasi udara sebesar kipas dan kipas salah satunya dipasang terbalik agar 1 kipas berfungsi menghasilkan udara dan 1 kipas lainnya berfungsi untuk menghirup udara pada inkubator. Sensor DHT11 diposisikan pada bagian bawah lampu bohlam agar suhu terdeteksi dengan baik. Pada perancangan dan implementasi rangkaian elektrik seperti pada Gambar 2.4 dan Gambar 2.5 software desain yang berkaitan dengan sistem hardware seperti Gambar 2.6. Gambar 2.6 Diagram Blok Software Desain Berhubungan dengan Hardware Untuk mengidealkan suhu, dibutuhkan sistem fuzzy. Fuzzy bekerja didalam program aplikasi PC monitoring dengan acuan desain membership function beserta rules menggunakan system fuzzy designer NI LabVIEW dan library fuzzy yang terdapat di dalam pemrograman NI LabVIEW. Diagram blok desain sistem pembacaan data fuzzy seperti pada Gambar 2.7. Gambar 2.4 Rangkaian Elektrik Gambar 2.7 Diagram Blok Desain Sistem Fuzzy Gambar 2.5 Prototype Inkubator Pada Gambar 2.4 dan Gambar 2.5, pin data sensor DHT11 dihubungkan dengan pin digital 2 Arduino Mega. Selanjutnya perancangan driver motor L298N dimana port IN1 terhubung dengan pin 8 dan port IN3 terhubung dengan pin 9 digital Arduino dan port output terhubung dengan kipas pendingin. Kemudian perancangan driver lampu dimana port output terhubung dengan pin digital 3 Arduino Mega. software dalam pembuatan sistem ini adalah perancangan user interface dan pengolahan data sensor dengan menggunakan pemrograman NI Labview. software berkaitan dengan cara kerja dan algoritma sistem yang akan dibuat sesuai dengan kebutuhan yang telah ditentukan. Software desain sangat erat kaitannya dengan proses yang dilakukan oleh hardware. Diagram blok Gambar 2.8 Alur Software Pada Gambar 2.8, Program Pemilihan Metode Pengideal Suhu Inkubator memiliki tujuan agar user dapat memlilih beberapa metode yang disediakan sistem untuk mengidealkan suhu inkubator dan dapat mengetahui perubahan suhu inkubator jika menggunakan metode yang berberda-beda. Kemudian program sensor suhu DHT11

4 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 479 memiliki tujuan agar sensor DHT11 dapat membaca kondisi suhu dan kelembaban melalui mikrokontroller Arduino Mega dan data sensor diolah oleh program PC Monitoring yang kemudian akan menghasilkan data atau nilai suhu dan kelembaban udara pada inkubator di dalam tampilan monitoring dengan tujuan agar sistem dapat mengolah data untuk menentukan kualtas suhu inkubator, Kemudian sistem dapat mengidealkan suhu inkubator tanpa menggunakan metode fuzzy dan meggunakan metode fuzzy. Sistem dapat melakukan log data monitoring sesuai waktu yang dipilih oleh user yatu 3, 5, atau 10 detik sekali. Serta sistem dapat melakukan penyimpanan data monitoring sesuai dengan nama yang diberikan user. Sehingga dapat mengetahui perbedaan perubahan suhu dan output fuzzy jika menggunakan metode yang berbeda-beda. Pada Tabel 2.2 merupakan tabel Scalling and Mapping Driver Lampu. Dimana X merupakan sinyal input dari suhu / temperature dan Y merupakan output PWM untuk kipas. Apabila nilai suhu pada inkubator adalah 0 derajat celcius maka output PWM lampu adalah 255 dan ketika suhu 39 derajat celcius maka output pwm adalah 255. Untuk nilai suhu diantara 0 sampai dengan 50 maka sistem secara otomatis akan melakukan scalling and mapping nilai output pwm yaitu antara ) Program Fuzzy Pada perancangan fuzzy terdapat beberapa tahap yaitu fuzzifikasi, inferensi, dan defuzzifikasi. Pada tahap fuzzifikasi adalah menentukan nilai keanggotaan variabel input suhu dan kelembaban, kemudian variabel output. a. 3 1) Program Tanpa Fuzzy Pada perancangan program tanpa fuzzy untuk driver lampu dan driver kipas, dilakukan konfigurasi output PWM lampu dan PWM kipas dengan Scalling and Mapping seperti pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2. Tabel 2.1 Scalling and Mapping Driver Kipas Gambar 2.8 Variabel Input Suhu Model Gaussian dan Trapezoid 3 X Y Pada Tabel 2.1 merupakan tabel Scalling and Mapping Driver Kipas. Dimana X merupakan sinyal input dari suhu / temperature dan Y merupakan output PWM untuk kipas. Apabila nilai suhu pada inkubator adalah 0 derajat celcius maka output PWM kipas adalah 0 dan ketika suhu 50 derajat celcius maka output pwm adalah 255. Untuk nilai suhu diantara 0 sampai dengan 50 sistem secara otomatis akan melakukan scalling and mapping nilai output pwm yaitu antara Scalling and Mapping juga digunakan untuk mengatur output PWM untuk driver lampu, seperti pada Tabel 2.2 Gambar 2.9 Variabel Input Suhu Model Triangle 3 Gambar 2.10 Variabel Input Kelembaban Model Gaussian dan Trapezoid 3 Tabel 2.2. Scalling and Mapping Driver Lampu X Y Gambar 2.11 Variabel Input Kelembaban Model Triangle Model Triangle

5 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 480 Gambar 2.12 Variabel Output Model Gaussian dan Trapezoid 3 Gambar 2.18 Variabel Output Model Trapezoid dan Gaussian 5 Gambar 2.13 Variabel Output Model Triangle Model Triangle 3 b. 5 Gambar 2.19 Variabel Output Model Triangle dan Gaussian 5 c. 7 Gambar 2.14 Variabel Input Suhu Model Trapezoid dan Gaussian 5 Gambar 2.20 Variabel Input Suhu Model Gaussian dan Trapezoid 7 Gambar 2.15 Variabel Input Suhu Model Triangle Gambar 2.21 Variabel Input Suhu Model Triangle 7 Gambar 2.16 Variabel Input Kelembaban Model Trapezoid dan Gaussian 5 Gambar 2.22 Variabel Input Kelembaban Model Gaussian dan Trapezoid 7 Gambar 2.17 Variabel Input Kelembaban Model Trapezoid dan Gaussian 5 Membershi Gambar 2.23 Variabel Input Kelembaban Model Gaussian dan Trapezoid 7

6 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 481 Gambar 2.24 Variabel Output Model Gaussian dan Trapezoid 7 Pada tahap defuzzifikasi adalah dimana user dapat memilih metode yang digunakan dalam proses pemetaan dari himpunan fuzzy ke himpunan tegas. Pada penelitian ini sistem fuzzy menggunakan metode Center Of Area seperti pada Gambar Gambar 2.25 Variabel Output Model Triangle 7 Pada tahap rule based dan inferensi fuzzy merupakan bentuk relasi atau implementasi ifthen, yang kemudian akan dilakukan proses implikasi dalam menalar nilai masukan untuk menentukan nilai keluaran sebagai bentuk pengambilan keputusan. Berikut adalah perancangan rule based dan inferensi fuzzy. a) 3 Tabel 2.3 Rule Fuzzy 3 Gambar 2.26 Metode Defuzzyfikasi Pada sistem ini terdapat interface monitoring seperti pada Gambar Gambar 2.27 Interface Program Utama b) 5 Tabel 2.4 Rule Fuzzy 5 Gambar 2.28 Interface Monitoring Suhu c) 7 Tabel 2.4 Rule Fuzzy 5 Gambar 2.29 Interface Data Base Monitoring

7 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer HASIl PENGUJIAN DAN ANALISIS Pengujian pada penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: 1. Pengujian output fuzzy berdasarkan jumlah memberhip 2. Pengujian output fuzzy berdasarkan model fuzzy 3. Pengujian waktu perubahan suhu untuk mencapai suhu ideal 3.1. Pengujian Output Fuzzy Berdasarkan Jumlah Pada pengujian pertama, yaitu pengujian output fuzzy bersarkan jumlah membership bertujuan untuk mengetahui selisih output dari masing-masing membership dan mengetahui pengaruh jumlah membership. Tabel 3.1 Hasil Output Fuzzy 3 Dari hasil Tabel 3.1 diperoleh rata-rata ouput fuzzy 19,63 172,63 dengan tiga buah model fuzzy menggunakan 3 membership function dan dengan nilai sensor yang berbeda. Tabel 3.2 Hasil Output Fuzzy 5 Dari hasil Tabel 3.2 diperoleh rata-rata ouput fuzzy 28,17 132,61 dengan tiga buah model fuzzy menggunakan 5 membership function dan dengan nilai sensor yang berbeda. Tabel 3.3 Hasil Output Fuzzy 7 Dari hasil Tabel 3.3 diperoleh rata-rata ouput fuzzy 30,31 119,95 dengan tiga buah model fuzzy menggunakan 7 membership function dan dengan nilai sensor yang berbeda. Tabel 3.4 Selisih output pada masing-masing membership Keterangan : C : Data Suhu (Celcius) RH : Data Kelembaban (Relative Humidity) n0 : Rata-rata ouput 3 memberhip function n1 : Rata-rata output 5 membership function n2 : Rata-rata output 7 membership function selisih : Selisih n-maksimum dengan n-minimum Dari hasil Tabel 3.4 diperoleh rata-rata selisih yang merupakan rata-rata selisih dari nilai output dari masing-masing membership yaitu 12,906 dengan tiga jenis membership. Berdasarkan pengujian output fuzzy berdasarkan jumlah membership, pada 3 membership dengan 3 model fuzzy, diperoleh rata-rata output fuzzy yaitu antara 19,63 173, 63. Pada 5 membership diperoleh rata-rata antara 28,17 132,61 dan pada 7 membership diperoleh rata-rata antara 30,3 119,9. Dari ketiga rata-rata output tiga jenis membership rata-rata nilai selisih sebesar 12,9. Dapat disimpulkan bahwa jumlah membership sangat berpengaruh pada output fuzzy. Hal ini disebabkan karena jumlah membership yang digunakan memiliki selisih yang cukup jauh yaitu 3, 5 dan 7 membership. Sehingga grafik dari rules maupun nilai domain desain membership fuzzy akan berbeda juga. Selain tu perancangan rule juga nilai domain yang ditentukan juga sangat berpengaruh terhadap perbedaan selisih dari output fuzzy pwm kipas yang mengakibatkan nilai selisih pada output fuzzy cukup besar jika menggunakan perbandingan tiga jenis membership Pengujian Output Fuzzy Berdasarkan Model Fuzzy Pada pengujian kedua, yaitu pengujian output fuzzy bersarkan model bertujuan memastikan masing-masing output fuzzy dengan seluruh kombinasi model dan membership yang dibuat sesuai dan memiliki nilai selisih yang kecil dari selisih masing-masing metode serta mengetahui seberapa bersar pengaruh jumlah model fuzzy pada output fuzzy.

8 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 483 Tabel 3.5 Selisih Output Tiga Model Fuzzy 3 Dari hasil Tabel 3.5 diperoleh hasil rata-rata selisih yang merupakan rata-rata selisih dari nilai output dari masing-masing model pada fuzzy yaitu Gaussian, Trapezoid dan Triangle pada 3 membership function yaitu sebesar 1,65. Keterangan : C : Data Suhu (Celcius) RH : Data Kelembaban (Relative Humidity) selisih : Selisih n-maksimum dengan n- minimum Tabel 3.6 Selisih Output Tiga Model Fuzzy 5 Dari hasil Tabel 3.6 diperoleh hasil rata-rata selisih yang merupakan rata-rata selisih dari nilai output dari masing-masing model pada fuzzy yaitu Gaussian, Trapezoid dan Triangle pada 5 membership function yaitu sebesar 0,74. Tabel 3.7 Selisih Output Tiga Model Fuzzy 7 Hal ini membuktikan bahwa model fuzzy berpengaruh sangat kecil pada rules dari membership yang digunakan, sehingga output fuzzy pwm memiliki selisih yang sangat tipis bahkan nol. Selain itu pengujian output fuzzy membuktikan bahwa jika jumlah membership semakin besar, pada penelititan ini tepatnya 7 membership, akan memiliki nilai selisih ouput fuzzy semakin kecil Pengujian Waktu Perubahan Suhu Untuk Mencapai Suhu Ideal Pada pengujian ketiga yaitu pegujian perubahan suhu bertujuan untuk mengetahui perubahan suhu jika sistem tidak diterapkan metode fuzzy dan diterapkan metode fuzzy dengan 3, 5 dan 7 memberhsip dimana pada masing-masing membership direpresentasikan model yang berbeda yaitu Gussian, Trapezoid dan Triangle. Pengujian ini dilakukan pada lingkungan yang memiliki suhu di atas kondisi ideal yaitu 41 derajat dan dilakukan pada lingkungan yang memiliki suhu di bawah kondisi ideal yaitu 35 derajat celcius. Pada sistem yang tidak menggunakan metode fuzzy, ketika pengujian dilakukan pada kondisi panas, membutuhkan waktu 35 detik untuk mencapai suhu ideal. Sedagkan ketika pengujian pada suhu dingin, membutuhkan waktu > 60 detik. Sehingga jumlah waktu yang diperlukan adalah > 90 detik. Tabel 3.8 Waktu Stabil Dengan Tiga Jenis Pada Kondisi Panas Dari hasil Tabel 3.7 diperoleh hasil rata-rata selisih yang merupakan rata-rata selisih dari nilai output dari masing-masing model pada fuzzy yaitu Gaussian, Trapezoid dan Triangle pada 7 membership function yaitu sebesar 0,49. Berdasarkan Tabel 3.5, 3.6 dan 3.7 yang merupakan selisih output model fuzzy dari masing-masing membership pada 3 membership diperoleh niai selisih sebesar 1,16, kemudian pada 5 membership diperoleh selisih sebesar 0,74 dan 7 membership diperoleh selisih sebesar 0,49 sehingga diperoleh rata-rata nilai selisih dari tiga jenis model fuzzy berdasarkan 3 jenis membership adalah 0,8. Dari hasil Tabel 3.8, pada sistem yang diterapkan metode fuzzy dengan 3, 5, 7 membership dan dengan tiga model yaitu Gaussian, Trapezoid dan Triangle diperoleh rata-rata waktu untuk mencapai kondisi ideal dari suhu awal 41 derajat celcius adalah 11 12,6.

9 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 484 Tabel 3.9 Waktu Stabil Dengan Tiga Jenis Pada Kondisi Dingin Dari hasil Tabel 3.9, pada sistem yang diterapkan metode fuzzy dengan 3, 5, 7 membership dan dengan tiga model yaitu Gaussian, Trapezoid dan Triangle diperoleh rata-rata waktu untuk mencapai kondisi ideal dari suhu awal 35 derajat celcius adalah 36,67 41,67 detik. Tabel 3.10 Rata-Rata Waktu Stabil Dengan Tiga Jenis Berdasarkan hasil pengujian waktu perubahan suhu, pengujian dengan menggunakan 10 metode menunjukkan bahwa tanpa menggunakan metode fuzzy, ketika pengujian dilakukan pada suhu panas, suhu mencapai kondisi ideal dengan waktu 35 detik. Sedangkan ketika pengujian dilakukan pada kondisi dingin, suhu mencapai kondisi ideal memerlukan waktu lebih dari 60 detik, sehingga waktu yang diperlukan lebih dari 95 detik. Pada sistem yang meggunakan metode fuzzy, ketika pengujian dilakukan pada kondisi panas dan dingin, pada 3 membership membutuhkan waktu 47,3 detik, pada 5 membership membutuhkan waktu 46,4 detik dan pada 7 membership membutuhkan waktu 45.6 detik. Dapat disimpulkan bahwa dengan 7 membership, waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu ideal semakin cepat. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Jumlah membership fuzzy mempengaruhi ouput nilai fuzzy, dari ketiga membership dengan 3 model fuzzy, pada 3 membership diperoleh rata-rata output fuzzy yaitu antara 19,63 173, 63. Pada 5 membership diperoleh rata-rata antara 28,17 132,61 dan pada 7 membership diperoleh rata-rata antara 30,3 119,9. Dari ketiga rata-rata output tiga jenis membership rata-rata nilai selisih sebesar 12,9. Dapat disimpulkan bahwa jumlah membership sangat berpengaruh pada output fuzzy. 2. Model fuzzy memiliki pengaruh terhadap output fuzzy, akan tetapi sangat kecil bahkan mendekati 0. Dari ketiga model fuzzy dari 3 jenis membership, pada 3 membership diperoleh niai selisih sebesar 1,16, kemudian pada 5 membership diperoleh selisih sebesar 0,74 dan 7 membership diperoleh selisih sebesar 0,49 sehingga diperoleh rata-rata nilai selisih dari tiga jenis model fuzzy berdasarkan 3 jenis membership adalah 0,8. Dapat disimpulkan bahwa model fuzzy hanya berpengaruh sangat kecil terhadap output fuzzy. 3. Perubahan suhu ketika tanpa menggunakan metode fuzzy, ketika pengujian dilakukan pada suhu panas, suhu mencapai kondisi ideal dengan waktu 35 detik. Sedangkan ketika pengujian dilakukan pada kondisi dingin, suhu mencapai kondisi ideal memerlukan waktu lebih dari 60 detik, sehingga waktu yang diperlukan lebih dari 95 detik. Sedangkan dengan menggunakan metode fuzzy, ketika pengujian dilakukan pada kondisi panas dan dingin, dengan menggunakan 3 membership jumlah waktu untuk mencapai suhu ideal adalah 47,3 detik. Pada 5 membership mencapai suhu ideal dengan jumlah waktu 46,4 detik dan pada 7 membership mencapai suhu ideal dengan jumlah waktu 45.6 detik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan 7 membership, jumlah waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu ideal semakin cepat. 5. SARAN 1. Pada penelitian ini didapatkan selisih pada membership sebesar 12,9 dan pada model fuzzy sebesar 0,8 sehingga jumlah selisih

10 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 485 fuzzy sebesar 13,7. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat meminimalkan nilai selisih dengan lebih memperhitungkan lagi dalam penentuan nilai domain yaitu dapat mengurangi atau menambah nilai domain dan lebih memperhatikan dalam penentuan rule base pada fuzzy. 2. Pada waktu perubahan suhu untuk mencapai suhu ideal, diperoleh selisih yang belum terlalu jauh jika menggunakan jenis membership yang berbeda, sehingga waktu belum terlihat perubahannya seacara signifikan. Diharapkan pada penilitian selanjutnya dapat melakukan penelitian yang dapat menunjukkan selisih waktu dengan cara melakukan pengujian masing-masing membership dengan suhu yang sama dan dengan kelembaban yang tidak terlalu jauh. Karena kelembaban juga berpengaruh pada perubahan suhu. Perubahan suhu juga dipengaruhi oleh fuzzy yang kurang sesuai, sehinggal berkaitan juga dengan saran nomor Berdasarkan pengujian pada fuzzy dan waktu perubahan suhu, dengan menggunakan 7 membership diperoleh selisih fuzzy sangat kecil dan waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu ideal semakin cepat, oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya dapat mengimplementasikan secara langsung pada penetasan telur ayam, sehingga akan diketahui seberapa besar keakurasian sistem dalam proses penetasan telur ayam. J.Gayathri Monicka, D. G. (2011). Performance Evaluation of Functions on Fuzzy Logic Controlled AC Voltage Controller for Speed Control of Inducion Motor Drive. Jaqueline de Oliveira Castro, A. V. (2012). Estimage Of The Weight Of Japanese Quail Eggs Through Fuzzy Sets Theory. DAFTAR PUSTAKA Tirto Hartono, I. (2010). Kiat Sukses Menetaskan Telur Ayam. Jakarta: PT AgroMedia Pustaka. Thiang, R. W. (t.thn.). Aplikasi Kendali Fuzzy Logic untuk Pengaturan Kepcepatan Motor Universal. Luh Kesuma Wardhani, E. H. (2011). Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic. Dhanny Jufril, D. B. (2015). Implementasi Mesin Penetas Telur Ayam Otomatis Menggunakan Metode Fuzzy Logic Control. Huda, M. (2016). Sistem Kontrol Dan Monitoring Kualitas Air Tambak Menggunakan Fuzzy Logic Control Berbasis Graphical Programming.

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

Perancangan Graphical User Interface untuk Pengendalian Suhu pada Stirred Tank Heater Berbasis Microsoft Visual Basic 6.0

Perancangan Graphical User Interface untuk Pengendalian Suhu pada Stirred Tank Heater Berbasis Microsoft Visual Basic 6.0 JURNAL ILMIAH ELITE ELEKTRO, VOL. 3, NO. 2, SEPTEMBER 2012: 89-95 89 Perancangan Graphical User Interface untuk Pengendalian Suhu pada Stirred Tank Heater Berbasis Microsoft Visual Basic 6.0 Muhammad Rozali

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INKUBATOR PENETAS TELUR AYAM MELALUI PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN DENGAN KENDALI PID. Tugas Akhir

RANCANG BANGUN SISTEM INKUBATOR PENETAS TELUR AYAM MELALUI PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN DENGAN KENDALI PID. Tugas Akhir RANCANG BANGUN SISTEM INKUBATOR PENETAS TELUR AYAM MELALUI PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN DENGAN KENDALI PID Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan Strata

Lebih terperinci

DESAIN MESIN PENETAS TELUR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER TUGAS AKHIR

DESAIN MESIN PENETAS TELUR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER TUGAS AKHIR DESAIN MESIN PENETAS TELUR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Pendidikan Diploma III Program Studi DIII Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika

Lebih terperinci

ALAT PENYIRAM TANAMAN OTOMATIS DENGAN LOGIKA FUZZY BERBASIS ATMEGA16 THE AUTOMATIC PLANT SPRINKLER WITH A FUZZY S LOGIC BASED ON ATMEGA 16

ALAT PENYIRAM TANAMAN OTOMATIS DENGAN LOGIKA FUZZY BERBASIS ATMEGA16 THE AUTOMATIC PLANT SPRINKLER WITH A FUZZY S LOGIC BASED ON ATMEGA 16 Alat Penyiram Tanaman Otomatis Dengan Logika Fuzzy Berbasis ATMega16 (Bayu Aji Kurniawan) 1 ALAT PENYIRAM TANAMAN OTOMATIS DENGAN LOGIKA FUZZY BERBASIS ATMEGA16 THE AUTOMATIC PLANT SPRINKLER WITH A FUZZY

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Logika Fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh pada tahun1965. Teori ini banyak diterapkan di berbagai bidang, antara lain representasipikiran manusia

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini membahas tentang pengujian dan analisa dari Sistem Simulasi yang telah di desain pada bab sebelumnya. Secara umum pengujian ini bertujuan untuk mengecek apakah piranti

Lebih terperinci

REALISASI SISTEM AKUISISI DATA MENGGUNAKAN ARDUINO ETHERNET SHIELD DAN SOCKET PROGRAMMING BERBASIS IP

REALISASI SISTEM AKUISISI DATA MENGGUNAKAN ARDUINO ETHERNET SHIELD DAN SOCKET PROGRAMMING BERBASIS IP REALISASI SISTEM AKUISISI DATA MENGGUNAKAN ARDUINO ETHERNET SHIELD DAN SOCKET PROGRAMMING BERBASIS IP Hery Andrian (NRP : 1022048) Email : heryandrian.engineer@gmail.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ruangan kandang brooding ayam sesuai keinginan user. Bisa dikatakan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. ruangan kandang brooding ayam sesuai keinginan user. Bisa dikatakan adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada penelitian ini adalah mengatur suhu di dalam ruangan kandang brooding ayam sesuai keinginan user. Bisa dikatakan adalah sistem kontrol

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

Aplikasi Kendali Fuzzy Logic untuk Pengaturan Kecepatan Motor Universal

Aplikasi Kendali Fuzzy Logic untuk Pengaturan Kecepatan Motor Universal Aplikasi Kendali Fuzzy Logic untuk Pengaturan Kecepatan Motor Universal [ Thiang et al. ] Aplikasi Kendali Fuzzy Logic untuk Pengaturan Kecepatan Motor Universal Thiang, Resmana, Wahyudi Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Spesifikasi yang ada pada sistem dapat diuraikan menjadi dua bagian, yaitu spesifikasi perangkat keras dan spesifikasi perangkat lunak yang akan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

Logika Fuzzy. Farah Zakiyah Rahmanti 2016

Logika Fuzzy. Farah Zakiyah Rahmanti 2016 Logika Fuzzy Farah Zakiyah Rahmanti 2016 Topik Bahasa Alami Crisp Logic VS Fuzzy Logic Fungsi Keanggotaan (Membership Function) Fuzzifikasi (Fuzzyfication) Inferensi (Inference) Komposisi (Composition)

Lebih terperinci

Sistem Pendeteksi Pencemaran Udara Ambien Di Kawasan Lumpur Lapindo Dengan Menggunakan Logika Fuzzy

Sistem Pendeteksi Pencemaran Udara Ambien Di Kawasan Lumpur Lapindo Dengan Menggunakan Logika Fuzzy Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 5, Mei 2017, hlm. 361-367 http://j-ptiik.ub.ac.id Sistem Pendeteksi Pencemaran Udara Ambien Di Kawasan Lumpur Lapindo

Lebih terperinci

Implementasi Fuzzy Logic Untuk Mengatur Banyak Air Pada Tanaman Mawar Berdasarkan Suhu Dan Kelembaban

Implementasi Fuzzy Logic Untuk Mengatur Banyak Air Pada Tanaman Mawar Berdasarkan Suhu Dan Kelembaban Implementasi Fuzzy Logic Untuk Mengatur Banyak Air Pada Tanaman Mawar Berdasarkan Suhu Dan Kelembaban Lingga Dwi Putra 1, Joke Pratilastiarso 2, Endro Wahjono 3 1. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Industri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV ANALISA PERANCANGAN 4.1 Analisa Perancangan Secara umum prinsip kerja dari sistem pengontrolan suhu inkubator telur adalah sebagai berikut : 1. Dibagian inputan terdapat sensor SHT11 yang berguna

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan alat secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yaitu : 1. Perancangan perangkat keras (hardware) meliputi perancangan desain mekanik, bagan alur kerja alat, diagram

Lebih terperinci

Desain dan Purwarupa Fuzzy Logic Control untuk Pengendalian Suhu Ruangan

Desain dan Purwarupa Fuzzy Logic Control untuk Pengendalian Suhu Ruangan JTERA - Jurnal Teknologi Rekayasa, Vol. 2, No., Juni 207, Hal. -8 p-issn 2548-737X e-issn 2548-8678 Desain dan Purwarupa Fuzzy Logic Control untuk Pengendalian Suhu Ruangan Faisal Wahab, Arif Sumardiono

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROLTEMPERATUR BERBASIS LOGIKA FUZZY DESIGN AND CONSTRUCTION FUZZY LOGIC TEMPERATURECONTROL SYSTEM

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROLTEMPERATUR BERBASIS LOGIKA FUZZY DESIGN AND CONSTRUCTION FUZZY LOGIC TEMPERATURECONTROL SYSTEM RANCANG BANGUN SISTEM KONTROLTEMPERATUR BERBASIS LOGIKA FUZZY DESIGN AND CONSTRUCTION FUZZY LOGIC TEMPERATURECONTROL SYSTEM Ardiyanto Happy Susilo, Ninik Purwati, I.G. Puja Astawa, Arna Fariza Jurusan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. MOTO DAN PERSEMBAHAN... v. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. MOTO DAN PERSEMBAHAN... v. DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv MOTO DAN PERSEMBAHAN... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x ABSTRAK... xi ABSTRACT...

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM 3.1 Blok Diagram Rangkaian Untuk merealisasikan perancangan dan pembuatan alat sistem pengamatan cuaca berbasis Arduino Mega 2560, perlu adanya LCD agar dapat memonitor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif karena satu induk ayam kampung hanya mampu mengerami maksimal

BAB I PENDAHULUAN. efektif karena satu induk ayam kampung hanya mampu mengerami maksimal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya di pedesaan ayam kampung dipelihara oleh masyarakat secara ala kadarnya yaitu telur dierami oleh induknya secara langsung sehingga perkembangbiakan ayam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi patokan adalah berat bayi saat lahir yang hanya berkisar gram (

BAB I PENDAHULUAN. menjadi patokan adalah berat bayi saat lahir yang hanya berkisar gram ( BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persalinan prematur merupakan proses persalinan sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu lengkap atau kurang dari 259 hari, yang dihitung dari hari pertama haid terakhir.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas dalam pembuatan tugas akhir ini. Secara garis besar teori penjelasan akan dimulai dari definisi logika fuzzy,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGERAM TELUR AYAM OTOMATIS

PERANCANGAN SISTEM PENGERAM TELUR AYAM OTOMATIS PERANCANGAN SISTEM PENGERAM TELUR AYAM OTOMATIS Muhammad Irfan; Antonius Maleakhi; Riyan Mulyana; Rudy Susanto Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University Jln. K.H. Syahdan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah cara mengatur suhu dan kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan Pembimbing... ii. Lembar Pernyataan Keaslian...iii. Lembar Pengesahan Pengujian...

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan Pembimbing... ii. Lembar Pernyataan Keaslian...iii. Lembar Pengesahan Pengujian... xi DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Pembimbing... ii Lembar Pernyataan Keaslian...iii Lembar Pengesahan Pengujian... iv Halaman Persembahan... v Halaman Motto... vi Kata Pengantar... vii

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA PROTOTYPE GREEN HOUSE BERBASIS KENDALI LOGIKA FUZZY

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA PROTOTYPE GREEN HOUSE BERBASIS KENDALI LOGIKA FUZZY PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA PROTOTYPE GREEN HOUSE BERBASIS KENDALI LOGIKA FUZZY Mulkan Azizi *), Sumardi **), Munawar Agus R ***) Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl.

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Nesi Syafitri. N Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution No. 3,

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING DAN KONTROL OTOMATIS INKUBATOR BAYI DENGAN VISUAL BASIC 6.0 BERBASIS ARDUINO

SISTEM MONITORING DAN KONTROL OTOMATIS INKUBATOR BAYI DENGAN VISUAL BASIC 6.0 BERBASIS ARDUINO SISTEM MONITORING DAN KONTROL OTOMATIS INKUBATOR BAYI DENGAN VISUAL BASIC 6.0 BERBASIS ARDUINO Oleh : Rayzah Nur Ilmiyati Pembimbing : Dr. Ir. Andi Adriansyah, M. Eng ABSTRAK Saat ini perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unggas untuk mewujudkan beternak itik secara praktis. Dahulu saat teknologi

BAB I PENDAHULUAN. unggas untuk mewujudkan beternak itik secara praktis. Dahulu saat teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembang pesatnya teknologi saat ini memberi peluang kepada peternak unggas untuk mewujudkan beternak itik secara praktis. Dahulu saat teknologi belum seperti saat

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP FUZZY LOGIC DAN PENERAPAN PADA SISTEM KONTROL. asing. Dalam pengalaman keseharian kita, permasalahan yang berkaitan dengan fuzzy

BAB IV KONSEP FUZZY LOGIC DAN PENERAPAN PADA SISTEM KONTROL. asing. Dalam pengalaman keseharian kita, permasalahan yang berkaitan dengan fuzzy BAB IV KONSEP FUZZY LOGIC DAN PENERAPAN PADA SISTEM KONTROL 4.1 Pengenalan konsep fuzzy logic Konsep mengenai fuzzy logic bukanlah merupakan sesuatu yang baru dan asing. Dalam pengalaman keseharian kita,

Lebih terperinci

GPENELITIAN MANDIRI RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI MOTOR DC MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC BERBASIS MIKROKONTROLER

GPENELITIAN MANDIRI RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI MOTOR DC MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC BERBASIS MIKROKONTROLER GPENELITIAN MANDIRI RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI MOTOR DC MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC BERBASIS MIKROKONTROLER Hendra Kusdarwanto Jurusan Fisika Unibraw Universitas Brawijaya Malang nra_kus@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA MESIN PENETAS TELUR OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN KONTROL ON-OFF DAN KONTROL PWM

PERBANDINGAN KINERJA MESIN PENETAS TELUR OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN KONTROL ON-OFF DAN KONTROL PWM 1 JURNAL MATRIX, VOL. 8, NO. 1, MARET 2018 PERBANDINGAN KINERJA MESIN PENETAS TELUR OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN KONTROL ON-OFF DAN KONTROL PWM Karsid 1, Arief Wahyu Ramadhan 2, Rofan Aziz 3 1,2,3 Jurusan

Lebih terperinci

IMPEMENTASI KONTROL PID DAN FUZZY LOGIC UNTUK SISTEM KONTROL KECEPATAN MOTOR DC SEBAGAI APLIKASI PRAKTIKUM KONTROL DIGITAL

IMPEMENTASI KONTROL PID DAN FUZZY LOGIC UNTUK SISTEM KONTROL KECEPATAN MOTOR DC SEBAGAI APLIKASI PRAKTIKUM KONTROL DIGITAL ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.3 December 2016 Page 4135 IMPEMENTASI KONTROL PID DAN FUZZY LOGIC UNTUK SISTEM KONTROL KECEPATAN MOTOR DC SEBAGAI APLIKASI PRAKTIKUM KONTROL DIGITAL

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROTOTYPE ROBOT SOUND TRACKER BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN METODE FUZZY LOGIC

PERANCANGAN PROTOTYPE ROBOT SOUND TRACKER BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN METODE FUZZY LOGIC PERANCANGAN PROTOTYPE ROBOT SOUND TRACKER BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN METODE FUZZY LOGIC SKRIPSI Oleh MUHAMMAD RENDRA TRIASMARA NIM 071910201015 PROGRAM STUDI STRATA-1 TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

SISTEM KONTROL SUHU RUANGAN PADA INKUBATOR ANAK AYAM MENGGUNAKAN ESP WEMOS DI BERBASIS IOT (STUDI KASUS PETERNAKAN AYAM Bpk..

SISTEM KONTROL SUHU RUANGAN PADA INKUBATOR ANAK AYAM MENGGUNAKAN ESP WEMOS DI BERBASIS IOT (STUDI KASUS PETERNAKAN AYAM Bpk.. SISTEM KONTROL SUHU RUANGAN PADA INKUBATOR ANAK AYAM MENGGUNAKAN ESP WEMOS DI BERBASIS IOT (STUDI KASUS PETERNAKAN AYAM Bpk.. WUWUS) Achmad Fauzi Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Narotama Surabaya Email

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Sistem Kontrol Robot. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem

BAB III PERANCANGAN Sistem Kontrol Robot. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem yang meliputi sistem kontrol logika fuzzy, perancangan perangkat keras robot, dan perancangan perangkat lunak dalam pengimplementasian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Line follower robot pada dasarnya adalah suatu robot yang dirancang agar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Line follower robot pada dasarnya adalah suatu robot yang dirancang agar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Line Follower Robot Line follower robot pada dasarnya adalah suatu robot yang dirancang agar dapat beroperasi secara otomatis bergerak mengikuti alur garis yang telah dibuat

Lebih terperinci

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Zulfikar Sembiring Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Medan Area zoelsembiring@gmail.com Abstrak Logika Fuzzy telah banyak

Lebih terperinci

Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI

Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI III.1 Teori Logika fuzzi III.1.1 Logika fuzzi Secara Umum Logika fuzzi adalah teori yang memetakan ruangan input ke ruang output dengan menggunakan aturan-aturan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Masalah yang dihadapi adalah bagaimana untuk menetaskan telur ayam dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang bersamaan. Karena kemampuan

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN SOFTWARE

BAB III PEMBUATAN SOFTWARE 20 BAB III PEMBUATAN SOFTWARE 3.1. Diagram Blok Secara umum, diagram blok sistem pada perancangan inkubator penetas telur terdiri dari enam buah blok rangkaian utama. Diagram blok dari perancangan sistem

Lebih terperinci

DESAIN KENDALI FUZZY PID (PROPORSIONAL INTEGRAL DERIVATIVE) MESIN PENGERING TEMBAKAU OTOMATIS BERBASIS ARDUINO

DESAIN KENDALI FUZZY PID (PROPORSIONAL INTEGRAL DERIVATIVE) MESIN PENGERING TEMBAKAU OTOMATIS BERBASIS ARDUINO DESAIN KENDALI FUZZY PID (PROPORSIONAL INTEGRAL DERIVATIVE) MESIN PENGERING TEMBAKAU OTOMATIS BERBASIS ARDUINO Miftachul Ulum 1*, Diana Rahmawati 2, Rofidi Kamil 3 1,2,3 Prodi S1 Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sisteem Monitoring dan Pengendalian Suhu Pada Inkubator Bayi Berbasis Fuzzy logic

Rancang Bangun Sisteem Monitoring dan Pengendalian Suhu Pada Inkubator Bayi Berbasis Fuzzy logic Rancang Bangun Sisteem Monitoring dan Pengendalian Suhu Pada Inkubator Bayi Berbasis Fuzzy logic Fadillah Nufinda Rachman 1, Supadi 2, Tri Anggono Prijo 3 1 Program Studi Teknobiomedik Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

Simulator Otomatisasi Chilled Water Pump pada Sistem Pendingin Terpusat

Simulator Otomatisasi Chilled Water Pump pada Sistem Pendingin Terpusat Simulator Otomatisasi Chilled Water Pump pada Sistem Pendingin Terpusat Nama : NRP : 0522011 Faustus Yulius Waiz Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berternak ayam merupakan salah satu kegiatan yang masih banyak dilakukan oleh masyarakat desa ataupun masyarakat umum yang ingin berbisnis di bidang peternakan ayam,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian Penerapan sistem membahas hasil dari penerapan teori yang telah berhasil penulis kembangkan sehingga menjadi sistem tersebut dapat berjalan sesuai dengan

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Embedded Fuzzy Logic Controller Untuk Pengaturan Kestabilan Gerak Robot Segway Mini. Helmi Wiratran

Perancangan dan Implementasi Embedded Fuzzy Logic Controller Untuk Pengaturan Kestabilan Gerak Robot Segway Mini. Helmi Wiratran Perancangan dan Implementasi Embedded Fuzzy Logic Controller Untuk Pengaturan Kestabilan Gerak Robot Segway Mini 1 Helmi Wiratran 2209105020 2 Latarbelakang (1) Segway PT: Transportasi alternatif dengan

Lebih terperinci

KONTROL LEVEL AIR DENGAN FUZZY LOGIC BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

KONTROL LEVEL AIR DENGAN FUZZY LOGIC BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 KONTROL LEVEL AIR DENGAN FUZZY LOGIC BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 Boby Wisely Ziliwu/ 0622031 E-mail : boby_ziliwu@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp & Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONTROLER LOGIKA FUZZY UNTUK TRACKING CONTROL PADA ROBOT SUMO

PERANCANGAN KONTROLER LOGIKA FUZZY UNTUK TRACKING CONTROL PADA ROBOT SUMO PERANCANGAN KONTROLER LOGIKA FUZZY UNTUK TRACKING CONTROL PADA ROBOT SUMO STANDAR OPERASI PROSEDUR (S.O.P) Disusun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KONTROL KESTABILAN SUDUT AYUNAN BOX BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC CONTROL

PERANCANGAN SISTEM KONTROL KESTABILAN SUDUT AYUNAN BOX BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC CONTROL PERANCANGAN SISTEM KONTROL KESTABILAN SUDUT AYUNAN BOX BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC CONTROL Wiwit Fitria 1*, Anton Hidayat, Ratna Aisuwarya 2 Jurusan Sistem Komputer, Universitas

Lebih terperinci

Ahmadi *1), Richa Watiasih a), Ferry Wimbanu A a)

Ahmadi *1), Richa Watiasih a), Ferry Wimbanu A a) Prosiding Seminar Nasional Teknologi Elektro Terapan 2017 Vol.01 No.01, ISSN: 2581-0049 Ahmadi *1), Richa Watiasih a), Ferry Wimbanu A a) Abstrak: Pada penelitian ini metode Fuzzy Logic diterapkan untuk

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia APLIKASI PENGENDALI SUHU RUANGAN DENGAN KONTROLER LOGIKA FUZZY BERBASIS MIKROKONTROLER AVR-ATMEGA 328 Diyan Agung W. 1, Ir. Purwanto MT. 2, Ir.Bambang Siswojo MT. 2 1 Mahasiswa Teknik Elektro Univ. Brawijaya,

Lebih terperinci

Sistem Pengendali Suhu Otomatis Pada Inkubator Fermentasi Yoghurt Berbasis Mikrokontroler Dengan Metode Logika Fuzzy

Sistem Pengendali Suhu Otomatis Pada Inkubator Fermentasi Yoghurt Berbasis Mikrokontroler Dengan Metode Logika Fuzzy 275 Sistem Pengendali Suhu Otomatis Pada Inkubator Fermentasi Yoghurt Berbasis Mikrokontroler Dengan Metode Logika Fuzzy Rizka Vionita *), Zaini **), Derisma ***) * *** Sistem Komputer Universitas Andalas

Lebih terperinci

BAB VI PENGUJIAN SISTEM. Beberapa skenario pengujian akan dilakukan untuk memperlihatkan

BAB VI PENGUJIAN SISTEM. Beberapa skenario pengujian akan dilakukan untuk memperlihatkan BAB VI PENGUJIAN SISTEM 6.1 Tahap Persiapan Pengujian Beberapa skenario pengujian akan dilakukan untuk memperlihatkan performansi sistem kontrol yang dirancang. Namun perlu dipersiapkan terlebih dahulu

Lebih terperinci

Ada 5 GUI tools yang dapat dipergunakan untuk membangun, mengedit, dan mengobservasi sistem penalaran, yaitu :

Ada 5 GUI tools yang dapat dipergunakan untuk membangun, mengedit, dan mengobservasi sistem penalaran, yaitu : BAB V FUZZY LOGIC MATLAB TOOLBOX Agar dapat mengunakan fungsi-fungsi logika fuzzy yang ada paad Matlab, maka harus diinstallkan terlebih dahulu TOOLBOX FUZZY. Toolbox. Fuzzy Logic Toolbox adalah fasilitas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai bagaimana perancangan fire alarm sistem yang dapat ditampilkan di web server dengan koneksi Wifi melalui IP Address. Perancangan alat ini

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY UNTUK AKUISI DATA BERBASIS WEB SERVER. Jl. Raya Kaligawe KM 4, PO BOX 1054, Semarang 50142

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY UNTUK AKUISI DATA BERBASIS WEB SERVER. Jl. Raya Kaligawe KM 4, PO BOX 1054, Semarang 50142 IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY UNTUK AKUISI DATA BERBASIS WEB SERVER Munaf Ismail 1*, Muhamad Haddin 1, Agus Suprajitno 1 1 Universitas Islam Sultan Agung Jl. Raya Kaligawe KM 4, PO BOX 1054, Semarang 50142

Lebih terperinci

Kontrol Kecepatan Motor DC Berbasis Logika Fuzzy (DC Motor Speed Control Based on Fuzzy Logic)

Kontrol Kecepatan Motor DC Berbasis Logika Fuzzy (DC Motor Speed Control Based on Fuzzy Logic) Terry Intan Nugroho., et al., Kontrol Kecepatan Motor DC Berbasis Logika 1 Kontrol Kecepatan Motor DC Berbasis Logika (DC Motor Speed Control Based on Logic) Terry Intan Nugroho, Bambang Sujanarko, Widyono

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Tujuan Desain Tahapan terpenting adalah proses desain yang baik dan sistematis akan memberikan kemudahan dalam proses penyelesaian sebuah sistem yang diingnkan. Untuk itu

Lebih terperinci

MODEL SISTEM CRANE DUA AXIS DENGAN PENGONTROL FUZZY. Disusun Oleh : Nama : Irwing Antonio T Candra Nrp :

MODEL SISTEM CRANE DUA AXIS DENGAN PENGONTROL FUZZY. Disusun Oleh : Nama : Irwing Antonio T Candra Nrp : MODEL SISTEM CRANE DUA AXIS DENGAN PENGONTROL FUZZY Disusun Oleh : Nama : Irwing Antonio T Candra Nrp : 0622027 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung,

Lebih terperinci

PENGENDALI PENYIRAM TANAMAN STRAWBERRY BERDASARKAN KELEMBABAN BERBASIS FUZZY

PENGENDALI PENYIRAM TANAMAN STRAWBERRY BERDASARKAN KELEMBABAN BERBASIS FUZZY PENGENDALI PENYIRAM TANAMAN STRAWBERRY BERDASARKAN KELEMBABAN BERBASIS FUZZY TUGAS AKHIR OLEH: ORLIN SINGGIH 04.50.0017 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

Lebih terperinci

EKO TRI WASISTO Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

EKO TRI WASISTO Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2 RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL ATTITUDE PADA UAV (UNMANNED AERIAL VEHICLE) QUADROTOR DF- UAV01 DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER 3-AXIS DENGAN METODE FUZZY LOGIC EKO TRI WASISTO 2407.100.065 Dosen

Lebih terperinci

APLIKASI FIS MODEL SUGENO PADA PENGENDALIAN VALVE UNTUK MANGATUR TINGGI LEVEL AIR. Wahyudi, Iwan Setiawan, dan Martina Nainggolan *)

APLIKASI FIS MODEL SUGENO PADA PENGENDALIAN VALVE UNTUK MANGATUR TINGGI LEVEL AIR. Wahyudi, Iwan Setiawan, dan Martina Nainggolan *) APLIKASI FIS MODEL SUGENO PADA PENGENDALIAN VALVE UNTUK MANGATUR TINGGI LEVEL AIR Wahyudi, Iwan Setiawan, dan Martina Nainggolan *) Abstract Fuzzy control is one of the controller alternative using expert

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini kemajuan teknologi di dunia elektronika dan

I. PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini kemajuan teknologi di dunia elektronika dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem kendali memegang peranan penting untuk membantu pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini kemajuan teknologi di dunia elektronika dan pengendali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menitik beratkan pada pengukuran suhu dan kelembaban pada ruang pengering menggunakan sensor DHT21. Kelembaban dan suhu dalam

Lebih terperinci

SIMULASI PENGENDALIAN KECEPATAN MOBIL OTOMATIS MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA

SIMULASI PENGENDALIAN KECEPATAN MOBIL OTOMATIS MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA SIMULASI PENGENDALIAN KECEPATAN MOBIL OTOMATIS MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA Helmy Thendean, M.Kom 1) Albert, S.Kom 2) Dra.Chairisni Lubis, M.Kom 3) 1) Program Studi Teknik Informatika,Universitas

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Sistem fuzzy atau logika fuzzy adalah salah satu bahasan soft computing. Kaidah. Inferensi Himpunan Fuzzy Keluaran

BAB II DASAR TEORI. Sistem fuzzy atau logika fuzzy adalah salah satu bahasan soft computing. Kaidah. Inferensi Himpunan Fuzzy Keluaran BAB II DASAR TEORI 2.1 Logika Fuzzy Sistem fuzzy atau logika fuzzy adalah salah satu bahasan soft computing yang memiliki karakteristik dan keunggulan dalam menangani permasalahan yang bersifat ketidakpastian

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai langkah-langkah praktek untuk melakukan penerapan terhadap perancangan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Implementasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 BLOCK DIAGRAM Dalam bab ini akan dibahas perancangan perangkat keras dan perangkat lunak dari sistem kendali kecepatan robot troli menggunakan fuzzy logic. Serta latar belakang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas perancangan serta penerapan pengendalian berbasis logika fuzzy pada sistem Fuzzy Logic Sebagai Kendali Pendingin Ruangan Menggunakan MATLAB. Dan simulasi

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic Luh Kesuma Wardhani, Elin Haerani Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN SUSKA Riau

Lebih terperinci

Perancangan dan Simulasi Autotuning PID Controller Menggunakan Metoda Relay Feedback pada PLC Modicon M340. Renzy Richie /

Perancangan dan Simulasi Autotuning PID Controller Menggunakan Metoda Relay Feedback pada PLC Modicon M340. Renzy Richie / Perancangan dan Simulasi Autotuning PID Controller Menggunakan Metoda Relay Feedback pada PLC Modicon M340 Renzy Richie / 0622049 Email : renzyrichie@live.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Secara Umum Sistem pada penelitian ini akan menyeimbangkan posisi penampang robot dengan mengenal perubahan posisi dan kemudian mengatur kecepatan. Setiap

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 29 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Skema Alur Perancangan Sistem Diagram alur perancangan sistem dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut. Mulai Menyiapkan bahan Perancangan tata letak perangkat keras Perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu berupa hardware dan software. Table 3.1. merupakan alat dan bahan yang digunakan. Tabel 3.1. Alat dan

Lebih terperinci

Perancangan Controlling and Monitoring Penerangan Jalan Umum (PJU) Energi Panel Surya Berbasis Fuzzy Logic Dan Jaringan Internet

Perancangan Controlling and Monitoring Penerangan Jalan Umum (PJU) Energi Panel Surya Berbasis Fuzzy Logic Dan Jaringan Internet Perancangan Controlling and Monitoring Penerangan Jalan Umum (PJU) Energi Panel Surya Berbasis Fuzzy Logic Dan Jaringan Internet Muhammad Agam Syaifur Rizal 1, Widjonarko 2, Satryo Budi Utomo 3 Mahasiswa

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pendingin Mesin Mobil Menggunakan Pengendali Logika Fuzzy

Rancang Bangun Sistem Pendingin Mesin Mobil Menggunakan Pengendali Logika Fuzzy Rancang Bangun Sistem Pendingin Mesin Mobil Menggunakan Pengendali Logika Fuzzy Purwanto Priyojatmiko 1, Akhmad Musafa 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Budi Luhur Jl.Raya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN 4.1 Tujuan Pengujian Pada bab ini akan dibahas tentang analisis kerja alat dan pengujian alat pengukur suhu dan kelembaban berbasis mikrokontroler yang dilakukan pada sub

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN. Kamera digital (kamera saku dan kamera semi professional) merupakan

1. BAB I PENDAHULUAN. Kamera digital (kamera saku dan kamera semi professional) merupakan 1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kamera digital (kamera saku dan kamera semi professional) merupakan imaging device yang sangat akrab digunakan dalam kebutuhan masyarakat modern saat ini. Kamera digital

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas: III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari 2013 sampai dengan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA FUZZY UNTUK PEMBUATAN KIPAS ANGIN HEMAT ENERGI BERDASARKAN SUHU, KELEMBABAN DAN GERAK

IMPLEMENTASI ALGORITMA FUZZY UNTUK PEMBUATAN KIPAS ANGIN HEMAT ENERGI BERDASARKAN SUHU, KELEMBABAN DAN GERAK IMPLEMENTASI ALGORITMA FUZZY UNTUK PEMBUATAN KIPAS ANGIN HEMAT ENERGI BERDASARKAN SUHU, KELEMBABAN DAN GERAK Hadi Saputra Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ring road Utara, Condongcatur, Sleman,

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Flowchart

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Flowchart BAB IV PERANCANGAN Bab ini membahas tentang perancangan sistem gerak Robo Bin, mulai dari alur kerja sistem gerak robot, perancangan alat dan sistem kendali, proses pengolahan data hingga menghasilkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KENDALI MERIAM MENGGUNAKAN DRIVER MOTOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

PERANCANGAN SISTEM KENDALI MERIAM MENGGUNAKAN DRIVER MOTOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 PERANCANGAN SISTEM KENDALI MERIAM MENGGUNAKAN DRIVER MOTOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Septiani Fitryah/0622045 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha Jalan Prof.

Lebih terperinci

Rima Ayuningtyas NIM Jurusan Teknik Informatika, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Jl. Politeknik Senggarang, Tanjungpinang

Rima Ayuningtyas NIM Jurusan Teknik Informatika, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Jl. Politeknik Senggarang, Tanjungpinang Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Jenis Budidaya Ikan Dengan Mengukur Kualitas Air Menggunakan Metode Fuzzy Tsukamoto (Studi Kasus : Balai Benih Ikan di Pengujan Kabupaten Bintan) Rima Ayuningtyas

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan memberikan penjelasan awal mengenai konsep logika fuzzy beserta pengenalan sistem inferensi fuzzy secara umum. 2.1 LOGIKA FUZZY Konsep mengenai logika fuzzy diawali

Lebih terperinci

SISTEM KONTROL KESTABILAN SUHU PENGHANGAT NASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY LOGIC

SISTEM KONTROL KESTABILAN SUHU PENGHANGAT NASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY LOGIC SISTEM KONTROL KESTABILAN SUHU PENGHANGAT NASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY LOGIC Nurleli Hidayati 1*, Ratna Aisuwarya 2, Rahmi Eka Putri 3 *123 Jurusan Sistem Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem IOT dari proyek yang sudah dijelaskan sebelumnya. 3.1. Diagram Blok Sistem Perancangan diagram blok sistem alat ini ditunjukkan pada

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PEGENDALI SUHU PADA PROTOTYPE GREEN HOUSE DENGAN METODE TUNNING PID MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

PERANCANGAN SISTEM PEGENDALI SUHU PADA PROTOTYPE GREEN HOUSE DENGAN METODE TUNNING PID MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERANCANGAN SISTEM PEGENDALI SUHU PADA PROTOTYPE GREEN HOUSE DENGAN METODE TUNNING PID MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN Ajib Abdurrachman *), Sumardi **), Munawar Agus R ***) Jurusan Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi alat penetas telur bebek berbasis arduino menggunakan beberapa metode rancang bangun yang pembuatannya terdapat

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi

PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC Publikasi Jurnal Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Disusun

Lebih terperinci

Syechu Dwitya N 1,Anang Tjahjono 2, Joke Pratilastiarso 3 1 PENS-ITS, Surabaya, 2 PENS-ITS, Surabaya, 3 PENS-ITS, Surabaya

Syechu Dwitya N 1,Anang Tjahjono 2, Joke Pratilastiarso 3 1 PENS-ITS, Surabaya, 2 PENS-ITS, Surabaya, 3 PENS-ITS, Surabaya RANCANG BANGUN BUILDING AUTOMATION SYSTEM DENGAN MENERAPKAN KONTROL LOGIKA UNTUK PENGATURAN KIPAS ANGIN DAN AIR CONDITIONER PADA GEDUNG D4 LANTAI 3 Syechu Dwitya N 1,Anang Tjahjono 2, Joke Pratilastiarso

Lebih terperinci

Rancang Bangun Pengendali Pintu Air Sungai Dengan Menggunakan Logika Fuzzy Dan Simple Additive Weighting

Rancang Bangun Pengendali Pintu Air Sungai Dengan Menggunakan Logika Fuzzy Dan Simple Additive Weighting Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 6, Juni 2018, hlm. 2085-2093 http://j-ptiik.ub.ac.id Rancang Bangun Pengendali Pintu Air Sungai Dengan Menggunakan

Lebih terperinci

INKUBATOR PENETAS TELUR OTOMATIS MEMAKAI LM35 BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 SECARA HARDWARE TUGAS AKHIR

INKUBATOR PENETAS TELUR OTOMATIS MEMAKAI LM35 BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 SECARA HARDWARE TUGAS AKHIR INKUBATOR PENETAS TELUR OTOMATIS MEMAKAI LM35 BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 SECARA HARDWARE TUGAS AKHIR TEDDY SAPUTRA SITEPU 082408044 PROGRAM STUDI D3 FISIKA INSTRUMENTASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci