ETIK UMB STUDI KASUS : PERAN MAHASISWA & MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI
|
|
- Sucianty Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Modul ke: ETIK UMB STUDI KASUS : PERAN MAHASISWA & MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI Fakultas Desain dan Seni Kreatif Program Studi Desain Produk Rizky Dwi Pradana, SHI., M.Si
2 A. PERAN MAHASISWA Upaya pemberantasan korupsi yang terdiri dari dua bagian besar, yaitu Penindakan dan Pencegahan tidak akan pernah berhasil optimal jika hanya dilakukan oleh pemerintah tanpa melibatkan peran serta masyarakat. Oleh karena itu tidaklah berlebihan jika mahasiswa yang merupakan pewaris masa depan bangsa diharapkan dapat terlibat aktif dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
3 Keterlibatan mahasiswa dalam upaya pemberantasan korupsi tentu tidak pada upaya penindakan yang merupakan kewenangan institusi penegak hukum. Peran aktif mahasiswa lebih difokuskan pada upaya pencegahan korupsi dengan ikut membangun budaya antikorupsi di masyarakat. Mahasiswa diharapkan dapat berperan sebagai agen perubahan dan motor penggerak gerakan antikorupsi di masyarakat.
4 Menurut Busyro Muqoddas, Dari tahun ke tahun, permasalahan korupsi mengalami peningkatan intensitasnya. Dalam upaya pemberantasan korupsi, mahasiswa memiliki peran yang strategis untuk berkontribusi dalam aktivitas konkret dengan melakukan pemetaan korupsi termasuk memberikan advokasi kepada korban korupsi.
5 Menurut Busyro Muqoddas, bangsa perlu diberi kontribusi berupa aktivitas konkret yang mana hal tersebut perlu didukung oleh para agen perubahan (agent of change), terutama dari kalangan civitas akademika, terutama mahasiswa. Busyro mengungkapkan korupsi muncul jika ada demoralisasi yang dilakukan aktor kekuasaan. Aktor kekuasaan tersebut adalah para elite politik dan birokrasi.
6 Busyro Muqoddas, mengatakan pentingnya peran mahasiswa dalam meningkatkan kekuatan moral dalam skala nasional jika pergerakan mahasiswa memiliki agenda konkret untuk melakukan pemetaan korupsi. Mahasiswa menjadi bagian tak terpisahkan dari program KPK untuk bergandengan tangan dengan berbagai unsur masyarakat madani untuk melakukan upaya pemberantasan korupsi termasuk memberikan advokasi kepada masyarakat yang menjadi korban korupsi.
7 Bambang Widjojanto, memaparkan jika saat ini bangsa memerlukan orang tak hanya artikulasi, namun juga memerlukan orang yang memiliki kecerdasan berbagai macam modus operandi bagaimana kemungkinan korupsi tersebut bekerja.
8 Korupsi dilakukan dengan cara yang cerdas, oleh karenanya dalam mengupayakan pemberantasan korupsi, dibutuhkan keterampilan yang mana korupsi dapat dilawan dengan intelektualitas juga dengan memahami berbagai modus operandi yang memungkinkan munculnya korupsi. Dengan ini diharapkan akan muncul gerakan sosial anti korupsi demi perubahan yang lebih baik.
9 Lebih lanjut, menurut Busyro Muqoddas, Kampus merupakan tempat pelatihan paling intensif untuk pencegahan korupsi, saat memberi kuliah umum di Aula Barat kampus ITB, Rabu (09/03/11). Busyro mengatakan, mahasiswa memiliki peran penting dalam pergerakan bangsa, termasuk pencegahan korupsi. Menurut dia, mahasiswa merupakan elemen masyarakat yang unik. Jumlah mahasiswa hanya sedikit jika dibanding dengan keseluruhan masyarakat, namun peran mereka sangat besar pada dinamika bangsa.
10 "Mahasiswa memiliki idealisme yang tinggi untuk berbuat pada masyarakat. Korupsi yang endemik saat ini, merupakan bentuk tantangan perang pada mahasiswa," katanya. Ironisnya, Busyro memaparkan, pelaku korupsi terbesar justru berasal dari kalangan tamatan kampus. Berdasarkan catatan KPK , pelaku perkara korupsi terbanyak berasal dari kalangan eselon dengan jumlah 84 dari total 245 kasus.
11 Sebagai perwujudan dari civil Society, pendidikan tinggi dapat menjadi gerakan penyeimbang dan kontrol terhadap lembagalembaga penegak hukum dalam pemberantasan korupsi. Kontrol yang dimaksud dalam hal ini yaitu menyampaikan kritik, masukan, saran dan evaluasi terhadap proses pemberantasan korupsi yang dilakukan. Berkaitan dengan hal tersebut, perguruan tinggi harus lebih mengintensifkan menyelenggarakan program pendidikan anti korupsi.
12 Sebagai agen perubahan (agent of change) perguruan tinggi perlu menjadi pelopor utama dari gerakan kultural pemebrantasan korupsi, karena perguruan tinggi tetap dianggap merupakan wadah bagi kelompok masyarakat yang terdidik, intelek dan memiliki kepribadian luhur memiliki peran penting dan strategis dalam pemberantasan korupsi ditengah-tengah masyarakat.
13 Perguruan Tinggi diharapkan betul-betul menjadi prototipe dari sebuah lembaga yang menjalankan sistem dan tata kelola institusi yang menerapkan prinsip clean and good governance yang merupakan penggerak utama sebagai gerakan kultur yang berjalan secara terus menerus dalam jangka waktu yang panjang atau bahkan bisa menjadi long life campaign yaitu kampanye sepanjang hayat dalam pemberantasan korupsi.
14 B. PERAN MASYARAKAT MEMBERANTAS KORUPSI B Sudarsono, dalam bukunya Korupsi di Indonesia, secara panjang lebar menguraikan salah satu musabab terjadinya korupsi di negeri ini adalah pengaruh kultur. Sejarah kultur Indonesia mulai dari zaman Multatuli, waktu itu sudah terjadi penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan pribadi atau kelompok.
15 Di samping itu, tata kelola manajemen yang kurang baik dan kontrol yang kurang effektif dan effisien, mempengaruhi merebaknya tindak pidana korupsi, seperti ucapan terkenal dari Prof Soemitro (Alm), bahwa kebocoran keuangan negara yang dikorupsi mencapai 30 persen. Bahkan, rilis BPK terakhir juga menemukan indikasi pemborosan keuangan negara yang berpotensi korupsi sebesar 30 sampai 40 persen dari anggaran perjalanan dinas PNS sebesar Rp18 triliun per tahunnya (Kompas 14/5/2012).
16 Kewajiban pemberantasan tindak pidana korupsi itu, bukan semata terletak pada pundak aparat penegak hukum. Bukan pula pencegahan dan pemberantasan korupsi itu menjadi tanggungjawab jajaran pemerintahan, meski pun Presiden RI sudah menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor: 24/2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi yang ditujukan kepada Menteri Kabinet, Gubernur sampai ke Wali Kota dan Bupati.
17 Kewajiban pemberantasan tindak pidana korupsi itu juga menjadi tanggungjawab masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Undang-undang Nomor: 31/1999 junto UU Nomor: 20/2001 dalam Bab V mengatur tentang peran serta masyarakat dalam pemberantasan korupsi, sebagaimana dicantumkan dalam pasal 41, yang pada intinya masyarakat dapat berperan serta membantu upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi.
18 Paling penting adalah bersedia memberikan informasi tentang adanya dugaan telah terjadi tindak pidana korupsi. Dalam skala yang lebih luas, masyarakat juga dapat membentuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang dijamin keberadaannya oleh undang-undang. Banyak hal-hal lain yang dapat dilakukan masyarakat.
19 Membiarkan tindakan koruptif terjadi di tengah-tengah lingkungan masyarakat juga perbuatan yang tidak tepat dan dalam agama pun konsekuensinya ikut berdosa. Intinya, seperti petuah Ustad AA Gym. Memberantas korupsi itu harus dimulai dari diri sendiri, dimulai dari yang kecil dan dimulai dari sekarang! Kalau masyarakat mau peduli dan punya tingkat partisipatif yang tinggi mencegah dan memberantas korupsi, yakinlah suatu hari korupsi akan terkikis habis di negeri ini. Semoga.
20 Daftar Pustaka Kuliah Umum : Peran Mahasiswa dan Kampus dalam Pemberantasan Korupsi, diakses pada Rabu, 30 Nopember Pukul Wib. Gerakan Memberantas Korupsi dari Kampus Biru, diakses pada Rabu, 30 Nopember Pukul Wib. BHP Universitas Muhammadiyah Malang (UMY), Mahasiswa Berperan Strategis dalam Upaya Pemberantasan Korupsi, diakses pada Rabu, 30 Nopember Pukul Wib. Kiswanto, Partisipasi Masyarakat Memberantas Korupsi, diakses pada Rabu, 30 Nopember Pukul Wib.
21 Daftar Pustaka Stadium Generale : Peran Mahasiswa dalam Pencegahan Korupsi, diakses pada Rabu, 30 Nopember Pukul Wib. Pentingnya Dukungan Mahasiswa dalam Pemberantasan Korupsi, diakses pada Rabu, 30 Nopember Pukul Wib. Peran Perguruan Tinggi dalam Pemberantasan Korusi, diakses pada Rabu, 30 Nopember Pukul Wib. Wahyu Pratama Tamba, Prilaku Korupsi dilihat Dari Dimensi Lingkungan Sosial Masyarakat, diakses pada Rabul, 30 Nopember Pukul Wib.
22 Terima Kasih Rizky Dwi Pradana, M.Si
PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI DENGAN TATANAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
Contoh Artikel Konseptual PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI DENGAN TATANAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI oleh Kholis Rahmat Riyadi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang ABSTRAK Korupsi adalah
Lebih terperinciETIK UMB Pencegahan dan Upaya Pemberantasan Korupsi
Modul ke: ETIK UMB Pencegahan dan Upaya Pemberantasan Korupsi Fakultas Desain dan Seni Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Rizky Dwi Pradana, SHI., M.Si A. Pembahasan Ada yang mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serius dan sistematis. Segenap jajaran penyelenggara negara, baik dalam tataran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel harus disikapi dengan serius dan sistematis.
Lebih terperinciETIK UMB TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA
Modul ke: ETIK UMB TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA Fakultas Desain dan Seni Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Rizky Dwi Pradana, SHI., M.Si A. Pengertian Korupsi Berdasarkan hasil
Lebih terperinciAssalamu alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN KETUA DPR-RI PADA ACARA GERAKAN INDONESIA ANTIKORUPSI BERSAMA RAKYAT KITA PERANG TERHADAP KORUPSI Di Sasono Langen Budoyo, TMII, Jakarta 8 Desember
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Korupsi menjadi sebuah kata yang paling sering kita dengar saat ini. Lewat berita di televisi, surat kabar, bahkan melalui pembicaraan orang di sekitar kita.
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka percepatan pemberantasan korupsi dengan ini menginstruksikan:
Lebih terperinciTANTANGAN DAN HARAPAN PERGURUAN TINGGI DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI
TANTANGAN DAN HARAPAN PERGURUAN TINGGI DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI Padamu Negeri, Kami Anti Korupsi Oleh Farida Patittingi Dekan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Disampaikan pada Seminar Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya konkrit yang dilakukan pemerintah sebagai wujud dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya konkrit yang dilakukan pemerintah sebagai wujud dari semangat reformasi birokrasi adalah dengan melakukan penataan ulang terhadap sistem penyelenggaraan
Lebih terperinciPola Pemberantasan Korupsi Sistemik
Pola Pemberantasan Korupsi Sistemik Modul ke: Korupsi sistemik susah diberantas karena sudah menyebar kemana-mana Fakultas PSIKOLOGI Dra. Yuni Astuti, MS. Program Studi Psikologi S1 POLA PEMBERANTASAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keuangan negara sebagai bagian terpenting dalam pelaksanaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keuangan negara sebagai bagian terpenting dalam pelaksanaan pembangunan nasional yang pengelolaannya diimplemantasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Lebih terperinciPERANAN MAHASISWA DALAM MEMERANGI KORUPSI
PERANAN MAHASISWA DALAM MEMERANGI KORUPSI Disarikan dari Modul Sosialisasi Anti Korupsi BPKP tahun 2005 oleh Mohamad Risbiyantoro, Ak., CFE (PFA pada Deputi Bidang Investigasi BPKP). Mahasiswa dan sejarah
Lebih terperinciPada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses
B A B I P E N D A H U L UA N A. LATAR BELAKANG Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan melalui langkah-langkah strategis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Governance disini diartikan sebagai mekanisme, praktik, dan tata cara pemerintah dan warga mengatur sumber daya serta memecahkan masalahmasalah publik. Dalam
Lebih terperinciPENDIDIKAN ANTI-KORUPSI DI PERGURUAN TINGGI
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI DI PERGURUAN TINGGI Oleh Wayan Gede Suacana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman
Lebih terperinciTrio Hukum dan Lembaga Peradilan
Trio Hukum dan Lembaga Peradilan Oleh : Drs. M. Amin, SH., MH Telah diterbitkan di Waspada tgl 20 Desember 2010 Dengan terpilihnya Trio Penegak Hukum Indonesia, yakni Bustro Muqaddas (58), sebagai Ketua
Lebih terperinciPendidikan dan Budaya Anti Korupsi
Prototipe Media Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi Prakata SALAM SEHAT TANPA KORUPSI, Korupsi merupakan perbuatan mengambil sesuatu yang sebenarnya bukan haknya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh negara, telah terjadi pula perkembangan penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai Negara,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai Negara, peranan Negara dan pemerintah bergeser dari peran sebagai pemerintah (Government) menjadi
Lebih terperinciRencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi
Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi 2004-2007 Draft untuk mendapatkan masukan Daftar Isi Daftar Isi... 2 Pendekatan Perencanaan Stratejik... 3... 4... 4... 5... 6... 7... 8 Sumberdaya Yang Diperlukan...
Lebih terperinciPERAN SERTA MASYARAKAT
PERAN SE R MASYARA TA KAT KORUPSI TERJADI DI BANYAK SEKTOR. SETIDAKNYA ADA 11 SEKTOR YANG POTENSIAL RAWAN KORUPSI: PENDIDIKAN ANGGARAN DANA BANTUAN SOSIAL PENYALAHGUNAAN APBD MAFIA HUKUM DAN PERADILAN
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. terkait dengan judul penelitian serta rumusan masalah penelitian. yang telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya.
BAB VI PENUTUP Bab ini mengulas tentang kesimpulan dari pembahasan terkait dengan judul penelitian serta rumusan masalah penelitian yang telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya. Peneliti juga memberikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aparatur pemerintah dan kalangan-kalangan yang memiliki akses kekuasaan.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterpurukan pemerintah semenjak jatuhnya rezim Orde Baru dibawah kepemimpinan Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998 menjadi pemandangan yang wajar dilihat maupun didengar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik
Lebih terperinciCAPAIAN MAHKAMAH AGUNG DI TAHUN 2011
CAPAIAN MAHKAMAH AGUNG DI TAHUN 2011 JAKARTA HUMAS, Menengok setahun terakhir kiprah perjalanan pembaruan, boleh dikatakan cukup banyak terobosan dalam upaya mewujudkan agenda visi dan misi badan peradilan
Lebih terperinciBUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG
a BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN
Lebih terperinciKewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Finy F. Basarah, M.Si. Modul ke: Fakultas Ilmu Komputer
Modul ke: Kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Fakultas Ilmu Komputer Finy F. Basarah, M.Si Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : /KEP.GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi sebagai titik tolak pembenahan sistem sosial politik di tanah air semakin
Lebih terperinciBAB I PENELITIAN KORUPSI
BAB I PENELITIAN KORUPSI Lembaga perguruan tinggi berdasarkan tuntutan Tridharma Perguruan Tinggi harusnya menempatkan posisi terdepan dalam melakukan penelitian dan pengkajian tentang korupsi di daerah
Lebih terperinciOutlook Dana Desa 2018 Potensi Penyalahgunaan Anggaran Desa di Tahun Politik
Outlook Dana Desa 2018 Potensi Penyalahgunaan Anggaran Desa di Tahun Politik Pengantar Sejak 2015, pemerintah melalui amanat UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa mengalokasikan anggaran nasional untuk desa
Lebih terperinciModul ke: ETIK UMB. Mengenali Tindakan Korupsi. Fakultas Ilmu Komputer. Yani Pratomo, S.S, M.Si. Program Studi. Sistem Informasi.
Modul ke: ETIK UMB Mengenali Tindakan Korupsi Fakultas Ilmu Komputer Yani Pratomo, S.S, M.Si. Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Mengenal Tindakan Korupsi Masyarakat sepakat bahwa Korupsi
Lebih terperinciKORUPSI MENGHAMBAT PEMBANGUNAN NASIONAL. Oleh : Kolonel Chk Hidayat Manao, SH Kadilmil I-02 Medan
KORUPSI MENGHAMBAT PEMBANGUNAN NASIONAL Oleh : Kolonel Chk Hidayat Manao, SH Kadilmil I-02 Medan Salah satu tujuan Pembangunan Nasional adalah untuk mewujudkan kesejahteraan Rakyat yang adil dan makmur
Lebih terperinciLAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,
BAB I PENDAHULUAN Pemahaman kegiatan pengawasan harus berangkat dari suatu pemahaman manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing, actuating dan controlling. Controlling adalah salah satu
Lebih terperinciRencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa, profesional dan bertanggungjawab
Lebih terperinci.,~ (".., 'II ,,1'1.' l,", {~,,.",1, ~~n~ 4~~' I~~;j} I"I<I::;I[)I:I-I <I:I"I)(il..., II'J()()NI :;,;', PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI
;,,,1'1 ',~ " (", 'II t~ ~"":-'~,r}, '~;\"I~,\, r, l,", {~,,",1, ~~n~ 4~~' I~~;j} 1;"",, "/ ~ ;I 'I'r If: tp l"'\'" ) 1 "(1\,,~I, "-', ",' ~",;,/ '::Co" -~, ;'-"," -':'' I"I
Lebih terperinciSambutan Pengantar Presiden RI pada Dialog dengan LSM Pegiat Anti Korupsi, Jakarta, 25 Januari 2012 Rabu, 25 Januari 2012
Sambutan Pengantar Presiden RI pada Dialog dengan LSM Pegiat Anti Korupsi, Jakarta, 25 Januari 2012 Rabu, 25 Januari 2012 SAMBUTAN PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA DIALOG PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciPENINGKATAN KAPASITAS PENGENDALIAN INTERN DAN UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI GUNTUR KUSMEIYANO DIREKTORAT DIKYANMAS DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN KPK
PENINGKATAN KAPASITAS PENGENDALIAN INTERN DAN UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI GUNTUR KUSMEIYANO DIREKTORAT DIKYANMAS DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN KPK KEMRISTEKDIKTI JAKARTA, 19 AGUSTUS 2015 Pemberantasan Korupsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususya di tingkat Pemerintah Daerah. Korupsi sebenarnya termasuk salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena korupsi di dalam era reformasi banyak terjadi di Indonesia, khususya di tingkat Pemerintah Daerah. Korupsi sebenarnya termasuk salah satu bentuk tindakan
Lebih terperinciKomite Advokasi Nasional & Daerah
BUKU SAKU PANDUAN KEGIATAN Komite Advokasi Nasional & Daerah Pencegahan Korupsi di Sektor Swasta Direktorat Pendidikan & Pelayanan Masyarakat Kedeputian Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi KATA PENGANTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemunculan korupsi di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk ringan atau berat, terorganisasi atau tidak. Walaupun korupsi sering memudahkan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berfungsi secara efektif sebagai salah satu alat penyebar informasi kepada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa disamping dijadikan sebagai referensi oleh masyarakat juga digunakan untuk mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi. Media massa telah berfungsi
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka percepatan pemberantasan korupsi
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.436, 2017 BNN. Whistleblowing System. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN PELAPORAN PELANGGARAN
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 47/PUU-XV/2017 Hak Angket DPR Terhadap KPK
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 47/PUU-XV/2017 Hak Angket DPR Terhadap KPK I. PEMOHON 1. DR. Busyro Muqoddas 2. Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia 3. Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI)
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN
Lebih terperinciMenteri Perdagangan Republik Indonesia
Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 30/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG WILAYAH TERTIB ADMINISTRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemahaman mengenai good governance mulai dikemukakan di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemahaman mengenai good governance mulai dikemukakan di Indonesia sejak tahun 1990-an dan semakin populer pada era tahun 2000-an. Pemerintahan yang baik diperkenalkan
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA 2012 Kedeputian Pelayanan Publik Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Akuntabilitas sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan
Lebih terperinciPBJ, KORUPSI & REFORMASI BIROKRASI
PBJ, KORUPSI & REFORMASI BIROKRASI Abdullah Hehamahua Penasihat KPK (LKPP, Jakarta, 8 Juni 2011) TUJUAN KEMERDEKAAN KEHIDUPAN BANGSA YANG CERDAS KESEJAHTERAAN UMUM MASYARAKAT YANG AMAN, DAMAI & TENTERAM
Lebih terperinciSambutan Presiden RI - Pembukaan KNPK dan Peluncuran Program Jaga, Jakarta, 1 Desember 2016 Kamis, 01 Desember 2016
Sambutan Presiden RI - Pembukaan KNPK dan Peluncuran Program Jaga, Jakarta, 1 Desember 2016 Kamis, 01 Desember 2016 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN KONFERENSI NASIONAL PEMBERANTASAN KORUPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembahasan, akhirnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setelah melalui perjalanan panjang selama kurang lebih 7 tahun dalam pembahasan, akhirnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa disahkan pada tanggal 15 Januari
Lebih terperinciRencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG
Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap
Lebih terperinciUNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, : a. bahwa dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak
Lebih terperinciNOMOR : M.HH-11.HM.03.02.th.2011 NOMOR : PER-045/A/JA/12/2011 NOMOR : 1 Tahun 2011 NOMOR : KEPB-02/01-55/12/2011 NOMOR : 4 Tahun 2011 TENTANG
PERATURAN BERSAMA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA KETUA
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP Pada bab terakhir ini peneliti akan memaparkan mengenai kesimpulan dan saran yang terkait dengan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Peneliti akan menjelaskan
Lebih terperinciBANTUAN BADAN PENGAWAS KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (BPKP) KEPADA KEJAKSAAN DALAM PENYIDIKAN TERHADAP PENYELEWENGAN KEUANGAN NEGARA
BANTUAN BADAN PENGAWAS KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (BPKP) KEPADA KEJAKSAAN DALAM PENYIDIKAN TERHADAP PENYELEWENGAN KEUANGAN NEGARA Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciPenanganan Politik Uang oleh Bawaslu Melalui Sentra Gakkumdu
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG HUKUM KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciKORUPSI MASIH SUBUR HUTAN SUMATERA SEMAKIN HANCUR OLEH: KOALISI MASYARAKAT SIPIL SUMATERA
KORUPSI MASIH SUBUR HUTAN SUMATERA SEMAKIN HANCUR OLEH: KOALISI MASYARAKAT SIPIL SUMATERA LBH Pekanbaru Yayasan Mitra Insani HaKI FWI ICW Yayasan Auriga PWYP Indonesia Yayasan HAkA MaTA YCMM Perkumpulan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2000 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI PERATURAN
Lebih terperinciTREN PENANGANAN KASUS KORUPSI SEMESTER I 2017
TREN PENANGANAN KASUS KORUPSI SEMESTER I 217 LATAR BELAKANG 1. Informasi penanganan kasus korupsi yang ditangani oleh aparat penegak hukum tidak dipublikasi secara transparan, khususnya Kepolisian dan
Lebih terperinciModul ke: Etik UMB. Tindakan Korupsi dan Penyebabnya - 2. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU.
Modul ke: Etik UMB Tindakan Korupsi dan Penyebabnya - 2 Fakultas MKCU Finy F. Basarah, M.Si Program Studi MKCU www.mercubuana.ac.id Tindakan Korupsi dan Penyebabnya - 2 Etik UMB Abstract:Korupsi di Indonesia
Lebih terperinciIMPLEMENTASI TATA KELOLA PEMERINTAHAN DAN PROBLEMATIKANYA
IMPLEMENTASI TATA KELOLA PEMERINTAHAN DAN PROBLEMATIKANYA Oleh : Kasim A. Usman S.Ag, M.Pd Widyaiswara BDK Manado ABSTRAK Tatakelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa merupakan salah satu dari lima
Lebih terperinciBERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN KINERJA
BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS 2015 2019 Perencanaan merupakan sebuah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN NASIONAL ANTI KEJAHATAN SEKSUAL TERHADAP ANAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN NASIONAL ANTI KEJAHATAN SEKSUAL TERHADAP ANAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka melakukan Gerakan Nasional Anti Kejahatan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Paradigma pembangunan masa lalu yang menempatkan pemerintah sebagai aktor utama pembangunan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi terbukti tidak mampu mensejahterakan rakyat Indonesia.
Lebih terperinciPencegahan dan Upaya Pemberantasan Korupsi
Modul ke: Pencegahan dan Upaya Pemberantasan Korupsi Fakultas Rusmulyadi, M.Si. Program Studi www.mercubuana.ac.id Konsep Pemberantasan Korupsi Kebijakan penanggulangan kejahatan yang biasa dikenal dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikarenakan sistem kontrol sosial yang belum memadai dan penegakan hukum yang
10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Korupsi sebenarnya termasuk penyakit universal, sebab hampir seluruh negara dihinggapi penyakit ini, terlebih lagi pada negara yang sedang berkembang dikarenakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pesat terhadap akses yang dapat dilakukan masyarakat untuk. masyarakat akan adanya suatu pengukuran kinerja.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesadaran masyarakat terhadap kualitas kinerja publik baik di pusat maupun daerah kini kian meningkat. Kesadaran masyarakat ini berkaitan dengan kepedulian
Lebih terperincihanya di Indonesia melainkan di bebagai Negara lainya. ini bukan hanya di lakukan oleh kalangan menengah melainkan oleh pejabat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak pidana korupsi merupakan suatu tindak pidana yang menjadi perbincangan banyak kalangan, mulai dari kalangan atas sampai kekalangan bawah. Tindak pidana korupsi
Lebih terperinciBUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR
BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2014 BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel harus disikapi dengan serius dan sistematis.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi. Seluruh pihak termasuk pemerintah sendiri mencoba mengatasi hal ini dengan melakukan
Lebih terperinciBULETIN ORGANISASI DAN APARATUR
BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR PENTINGNYA KETERBUKAAN INFORMASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DAN PROFESIONALITAS APARATUR SIPIL NEGARA Oleh: Dr. Drs. H. Maisondra, S.H, M.H, M.Pd, Dipl.Ed
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2000 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI PRESIDEN
Lebih terperinciMENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 27 / HUK / 2007 TENTANG
MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 / HUK / 2007 TENTANG TIM KOORDINASI, MONITORING DAN EVALUASI ( KORMONEV ) TERHADAP INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004 DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciPendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi
Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Anti-korupsi 1 Bab 08 No impunity to corruptors PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI-KORUPSI
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN NASIONAL ANTI KEJAHATAN SEKSUAL TERHADAP ANAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN NASIONAL ANTI KEJAHATAN SEKSUAL TERHADAP ANAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, melakukan Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual dengan
Lebih terperinciYang Terhormat: Sulawesi Tengah
SAMBUTAN PIMPINAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM KEGIATAN RAPAT MONEV KOORDINASI DAN SUPERVISI GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM SEKTOR KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN MAKASSAR, 26 AGUSTUS 2015
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI INSPEKTORAT JENDERAL DAN PERBENDAHARAAN TNI
BAB II DESKRIPSI INSPEKTORAT JENDERAL DAN PERBENDAHARAAN TNI 2.1.Sejarah Inspektorat Jenderal dan Perbendaharaan TNI. Pembentukan organisasi Inspektorat Jenderal Tentara Nasional Indonsia berdasarkan Keputusan
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG LANGKAH-LANGKAH KOMPREHENSIF PENANGANAN MASALAH POSO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG LANGKAH-LANGKAH KOMPREHENSIF PENANGANAN MASALAH POSO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka percepatan penanganan masalah Poso secara
Lebih terperinciSTUDI KASUS KORUPSI DI INDONESIA
Modul ke: STUDI KASUS KORUPSI DI INDONESIA Disampaikan pada perkuliahan ETIK UMB kelas PKK Fakultas TEKNIK MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA Program Studi TEKNIK INDUSTRI www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN PENEBANGAN KAYU ILLEGAL (ILLEGAL LOGGING) DAN PEREDARAN HASIL HUTAN ILLEGAL Di KAWASAN EKOSISTEM LEUSER DAN TAMAN NASIONAL TANJUNG PUTING
Lebih terperinciPemimpin, Keberanian, dan Perubahan
OPINI Inilah Kritik kepada Presiden Itu... KOMPAS, Senin, 6 September 2010 18:38 WIB RUMGAPRES/ABROR RIZKI Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato mengenai hubungan RI-Malaysia usai berbuka
Lebih terperinciBELASAN KEMENTERIAN TERINDIKASI RUGIKAN KEUANGAN NEGARA
BELASAN KEMENTERIAN TERINDIKASI RUGIKAN KEUANGAN NEGARA seknasfitra.org Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) i menilai banyaknya menteri yang maju sebagai calon anggota legislatif (caleg)
Lebih terperinciHukum Progresif Untuk Pemberantasan Korupsi
1 Hukum Progresif Untuk Pemberantasan Korupsi Oleh: Husni Mubarak* I Pendahuluan Korupsi di Indonesia telah menjadi penyakit utama yang hinggap di dalam tubuh bangsa ini. Sebagian birokrat di pemerintahan,
Lebih terperinciKEWARGANEGARAAN. Ruang Lingkup Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi : Etika Berkewarganegaraan. Rizky Dwi Pradana, M.Si PSIKOLOGI PSIKOLOGI
Modul ke: KEWARGANEGARAAN Ruang Lingkup Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi : Etika Berkewarganegaraan Fakultas PSIKOLOGI Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Rizky Dwi Pradana, M.Si
Lebih terperinciGUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 12 TAHUN 2015 T E N T A N G AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI PROVINSI JAMBI TAHUN 2015
1 GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 12 TAHUN 2015 T E N T A N G AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI PROVINSI JAMBI TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2001 Tentang : Pemberantasan Penebangan Kayu Illegal (Illegal Logging) Dan Peredaran Hasil Hutan Illegal Di Kawasan Ekosistem Leuser Dan Taman Nasional Tanjung Puting PRESIDEN
Lebih terperinciTansparansi Dana Kampanye
Tansparansi Dana Kampanye Pendekatan minimalis merumuskan demokrasi secara sederhana, yaitu kontestasi dan partisipasi dalam proses pemilihan penyelenggara jabatan politik. KOMPAS/AGUS SUSANTO Peserta
Lebih terperinciBAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN
BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA Hak asasi merupakan hak yang bersifat dasar dan pokok. Pemenuhan hak asasi manusia merupakan suatu keharusan agar warga negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. governance) melalui upaya penegakan asas-asas pemerintahan yang baik dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gerakan reformasi mengamanatkan perubahan kehidupan ketatanegaraan yang didasarkan pada pemerintahan yang demokratis dan berlandaskan hukum (rule of law). Sebelum reformasi,
Lebih terperinciRANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN
RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAN PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKJEN MAHKAMAH KONSTITUSI, SEKJEN KOMISI YUDISIAL, KOMNAS HAM DAN PIMPINAN KPK ---------------------------------------------------
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Good Governance and Clean Government) adalah kontrol dan. pelaksana, baik itu secara formal maupun informal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aspek yang paling penting dalam tata pemerintahan yang baik (Good Governance and Clean Government) adalah kontrol dan pengawasan yang memadai terhadap fungsi
Lebih terperinciTURBULENSI DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI
TURBULENSI DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI MUKERNAS & KONFERENSI NASIONAL II FKSPI TAHUN 2017 BALI HOTEL PATRA JASA 24-25 AGUSTUS 2017 PROF. DR. OTTO HASIBUAN, SH, MM ADVOKAT DOSEN PASCA SARJANA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbicara dalam konteks pendidikan formal. Mahasiswa dalam peraturan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan sebuah status yang disandang seseorang ketika ia menjalani pendidikan formal pada sebuah perguruan tinggi. Seseorang dapat dikatakan sebagai
Lebih terperinciBUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciCONTOH KORUPSI YG BIASA DITEMUI
CONTOH KORUPSI YG BIASA DITEMUI LAKU KORUPSI YG BIASA TERJADI DLM KHDUPAN SHARI2 PRAKTEK SUAP DI BIROKRASI PEMERINTAHAN PRAKTEK SUAP DI LEMBAGA PENGADILAN MENYUAP APARAT KETIKA KENA TILANG SUAP DLM REKRUTMEN
Lebih terperinciBagaimana Cara Memberantas Korupsi?
Bagaimana Cara Memberantas Korupsi? 1001 CARA BERANTAS KORUPSI Tidak ada cara lain, korupsi harus diberantas. Selain merusak sendisendi kehidupan berbangsa dan bernegara, korupsi juga merusak sistem perekonomian.
Lebih terperinci