PERANCANGAN APLIKASI DETEKSI BIT CHECK IN ERROR PADA TRANSMISI DATA TEXT DENGAN SINGLE ERROR CORRECTION MENGGUNAKAN ALGORITMA HAMMING CODE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN APLIKASI DETEKSI BIT CHECK IN ERROR PADA TRANSMISI DATA TEXT DENGAN SINGLE ERROR CORRECTION MENGGUNAKAN ALGORITMA HAMMING CODE"

Transkripsi

1 PERANCANGAN APLIKASI DETEKSI BIT CHECK IN ERROR PADA TRANSMISI DATA TEXT DENGAN SINGLE ERROR CORRECTION MENGGUNAKAN ALGORITMA HAMMING CODE Dedi Pariaman Deri ( ) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisimangaraja No.338 Simpang Limun Medan // dpderi@gmail.com ABSTRAK Ketika data atau informasi ditransmisikan melalui nirkabel atau melalui kabel saluran, kesalahan mungkin dapat terjadi pada saat data tersebut ditransmisikan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan error control coding. Hamming code merupakan contoh dari teknik error control coding yang ada. Kinerja Hamming code dibedakan atas jumlah bit parity yang dimiliki. Dalam hal ini pada saat data ditransmisikan atau dikirim data teks juga dapat mengalami kegagalan ( error). Error mengakibatkan perubahan isi dari data yang ditransfer kepada penerima (Receiver) berubah atau gagal. Salah satu cara untuk mendeteksi error yang sederhana adalah dengan menggunakan Hamming Code dengan single error correction. Dalam pendeteksiannya algoritma ini menggunakan operasi EX-OR (Exclusive OR) dalam proses pendeteksian error. Aplikasi ini dirancang dengan menggunakan Visual Basic (VB). Dari hasil pengujian sistem ini data yang akan dikirimkan akan dideteksi terlebih dahulu,setelah terdeteksi jika ada kesalahan maka aplikasi akan mengkoreksi dan mengecek kesalahan bit yang telah terdeteksi. Dalam hasil pengujian apabila data yang dikirim tidak sama dengan hasil yang diterima maka bit tersebut telah mengalami error, dan sistem akan mengkoreksi di posisi mana bit mengalami error. Key words: Perancangan Aplikasi, Deteksi Bit, single error correction, Hamming Code, Operasi EX-OR 1. Pendahuluan Noise merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari dalam sistem komunikasi. Desain sistem telekomunikasi dilakukan untuk mengetehui pengaruh dari noise tersebut terhadap informasi yang ditransmisikan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan error control coding. Hamming code merupakan contoh dari teknik error control coding yang ada. Kinerja Hamming code dibedakan atas jumlah bit parity yang dimiliki. Pada telekomunikasi memungkinkan setiap orang untuk saling berkomunikasi secara cepat dalam jarak yang jauh sekalipun, komunikasi juga menjadi aspek yang sangat penting dalam pertukaran informasi. Dalam hal ini pada saat transmisi atau pengiriman data teks juga dapat mengalami kegagalan ( error). Error mengakibatkan perubahan isi dari data yang ditransfer kepada penerima (Receiver) berubah atau gagal. Dalam ilmu komputer, terdapat bermacam macam logika untuk mendeteksi dan mengoreksi error tersebut. Salah satu cara untuk mendeteksi error yang sederhana adalah dengan menggunakan Hamming Code dengan single error correction. Hamming Code adalah suatu algoritma pendeteksi error yang mampu mendeteksi beberapa error, namun hanya mampu mengoreksi satu error (single error correction). Algoritma pendeteksi error ini sangat cocok digunakan pada situasi dimana terdapat beberapa error yang teracak ( randomly occuring errors). Algoritma Hamming Code menyisipkan (n + 1) check bit ke dalam 2 n data bit. Algoritma ini menggunakan operasi EX-OR (Exclusive OR) dalam proses pendeteksian error. Input dan output data dari algoritma Hamming Code berupa bilangan biner. 2. Landasan Teori 2.1 Model Sistem Komunikasi Kata komunikasi merupakan sesuatu kata yang dapat diartikan sebagai cara untuk menyampaikan atau menyebarluaskan data dan informasi, sedangkan kata informasi berarti berita, pikran, pendapat, dalam berbagai bentuk. Teknologi komunikasi terus dikembangkan dengan tujuan memudahkan manusia dalam melakukan komunikasi jarak jauh yang lebih efisien, dengan metode telekomunikasi yang memanfaatkan teknologi elektronika yang dikenal dengan istilah teknik komunikasi data. Komunikasi merupakan cara untuk mengirimkan data menggunakan sistem transmisi elektronik dari satu komputer ke komputer lain atau dari satu komputer ke terminal 19

2 tertentu. Kerangka/model komunikasi dasar yang sederhana adalah sebagai berikut[2]: dan komunikasi informasi. Selain itu bit juga satuan ukuran, yaitu kapasitas informasi dari sebuah digit biner. Gambar 1 : Kerangka komunikasi dasar Hal-hal yang berhubungan dengan komunikasi data diantaranya adalah: 1. Media transmisi, 2. Kapasitas data, 3. Tipe saluran transmisi, 4. Protokol, dan 5. Check error atau penanganan kesalahan transmisi. Proses transmisi data secara terperinci dapat dilihat pada gambar di bawah ini, Keterangan : Gambar 2 : Rincian proses transmisi data 1. Informasi yang di-input. 2. Data yang di-input. 3. Proses transmisi signal berupa signal analog. 4. Proses penerimaan signal berupa signal analog. 5. Data output. 6. Informasi output. Untuk menukar informasi diperlukan sebuah akses untuk mentrasmisikan data ke sinyal yang akan di tukar ke dalam pesan. Umumnya sinyal tidak dalam bentuk yang sesuai untuk transmisi. Sinyal itu kemudian ditransmisikan melalui sebuah medium dan diubah oleh pesawat penerima ke dalam bentuk yang sesuai untuk output. 2.2 Bit Bit merupakan singkatan dari Binary Digit. Kata Binary sendiri diambil dari nama Binary Number system (Sistem Bilangan Biner). Setiap angka yang terdiri dari 1 dan 0 disebut bit. Bit hampir selalu digunakan sebagai satuan terkecil dalam penyimpanan 2.3 Media Transmisi Media transmisi adalah jalur fisik yang menghubungkan antara sisi pengirim dan sisi penerima. Secara umum media transmisi dikategorikan ke dalam dua hal yaitu Guided Media dan Unguided Media. Media transmisi yang termasuk ke dalam kategori Guided Media adalah kabel twisted-pair, koaksial dan kabel serat optic ( fiber-optic), sedangkan media transmisi Unguided Media adalah gelombang radio, gelombang mikro dan inframerah. 2.4 Error Checking Pada Komunikasi Data Masalah yang harus dihadapi dalam sistem komunikasi apapun adalah terjadinya error yang menyebabkan sistem tersebut tidak sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini terjadi juga pada sistem komunikasi data. Masalah utama dalam komunikasi data adalah realibility. Sinyal yang dikirim melalui medium tertentu dapat mengalami pelemahan, distorsi, dan adanya keterbatasan bandwidth. Hal tersebut dapat membuat data yang dikirim menjadi rusak, hilang, berubah, atau terduplikasi. Error yang terjadi tersebut dapat diakibatkan oleh berbagai hal seperti kesalahan dalam transmisi ( hardware), network interface, interferensi elektrik, noise (misal thermal noise), koneksi[5]. Pada saat data berada dalam transmission system terdapat kemungkinan data terkorupsi ( data error). Data error tersebut akan diperbaiki oleh receiver melalui proses error detection dan error correction. Proses error detection dilakukan oleh transmitter dengan cara menambahkan beberapa bit tambahan ke dalam data yang akan ditransmisikan. 2.5 Hamming Code Algoritma Hamming Code ditemukan oleh Richard W. Hamming pada tahun 1940-an. Algoritma Hamming Code merupakan salah satu algoritma pendeteksi error (error detection) yang mampu untuk mendeteksi beberapa error, namun hanya mampu mengoreksi satu error (single error correction). Algoritma pendeteksi error ini sangat cocok digunakan pada situasi dimana terdapat beberapa error yang teracak (randomly occuring errors)[10]. Algoritma Hamming Code menyisipkan beberapa buah check bit ke dalam data. Jumlah check bit yang disisipkan tergantung pada panjang data Cara Kerja Algoritma Hamming Code 20

3 Algoritma Hamming Code merupakan salah satu algoritma pendeteksi error (error detection) dan pengoreksi error (error correction) yang paling sederhana. Algoritma ini menggunakan operasi logika XOR (Exclusive OR) dalam proses pendeteksian error (error detection) maupun proses pengoreksian error (error correction), sedangkan input dan output data dari algoritma Hamming Code berupa bilangan biner. Untuk data 2 n bit, jumlah check bit yang disisipkan ada sebanyak c = (n + 1) bit. Sehingga didapat tabel kenaikan data bit dan check bit seperti berikut: Tabel 1 : Tabel kenaikan data bit dan check bit Data Bit Check Bit Check bit yang disisipkan ke dalam data ditempatkan pada posisi yang dihitung berdasarkan rumus perhitungan posisi check bit berikut: C i = 2 i 1 Sehingga didapat tabel posisi check bit seperti berikut: Tabel 2 : Tabel posisi check bit Check Bit Posisi C 1 1 C 2 2 C 3 4 C 4 8 C 5 16 C 6 32 C 7 64 C C Check bit ini yang digunakan untuk melakukan proses pendeteksi error (error detection) dan pengoreksi error (error correction). Algoritma proses pendeteksi error (error detection) dan pengoreksi error (error correction) dari algoritma Hamming Code adalah sebagai berikut: 1. Hitung panjang data input dari algoritma Hamming Code yang merupakan hasil penjumlahan dari panjang input data dan panjang check bit. Panjang data output dari algoritma Hamming Code sama dengan panjang data input dari algoritma Hamming Code. 2. Tandai semua posisi bit yang merupakan posisi dari check bit. Posisi selain posisi check bit merupakan posisi dari data bit. 3. Tentukan rumus perhitungan dari masing-masing check bit. Untuk n = 1 hingga jumlah dari check bit, lakukan hal berikut: a. Catat semua posisi dimana bit n dari member position bernilai 1, kecuali posisi bit itu sendiri. Member position merupakan bentuk biner dari posisi bit. b. Rumus dari check bit n sama dengan operasi XOR dari posisi posisi yang dicatat. 4. Hitung nilai dari check bit untuk data input dan data output. 6. Jika nilai check bit input tidak sama dengan nilai check bit output berarti terdapat kesalahan (error). 7. Lakukan operasi XOR terhadap check bit input dan check bit output. 8. Konversikan hasil operasi XOR ke dalam bentuk bilangan desimal. 9. Jika nilai dari hasil operasi XOR lebih besar daripada panjang data input atau nilai dari hasil operasi XOR sama dengan posisi dari check bit, maka terdapat lebih dari satu kesalahan (error). 10. Jika tidak, maka jumlah kesalahan ( error) hanya satu dan hasil operasi merupakan posisi data yang terdapat kesalahan (error). 3 Analisa dan Perancangan 3.1 Analisa Pada bab ini penulis akan membahas mengenai analisis dan implementasi dari algoritma Hamming Code untuk mendeteksi check in error pada transmisi data teks dengan tujuan untuk mengetahui dimana letak kesalahan ( error) pada saat data ditransmisikan dan bagaimana cara untuk mendeteksi ketika terjadinya kesalahan (error) tersebut Analisa Transmisi Data Transmisi data merupakan proses pengiriman data dari satu sumber ke penerima data, dengan kata lain transmisi hanya dapat terjadi apabila terdapat pihak pengirim data ( transmitter) dengan pihak penerima (receiver). Dalam suatu transmisi data dapat terjadi gangguan-gangguan yang tidak diharapkan. Gangguangangguan tersebut disebut dengan noise. Bila terjadi noise, maka data yang ditransmisikan akan terjadi kesalahan. Didalam transmisi data yang penting, 21

4 kesalahan-kesalahan transmisi harus dapat dideteksi dan diperbaiki Analisa Bit Error Selama pengiriman data baik berupa sinyal digital maupun sinyal analog, data yang dikirim berupa bit dapat mengalami perubahan dan kesalahan ( error), hal ini disebabkan karena terjadinya gangguan pada sinyal ( noise) pada saat data ditransmisikan melalui sistem transmisi sehingga pesan atau data yang diterima mengalami perubahan ketika sampai pada receiver. Berikut adalah contoh bit ketika mengalami perubahan atau error : Misalkan data yang dikirim karakter D dimana D = sedangkan data yang diterima menjadi Dari contoh ini dapat diketahui letak dan posisi dimana bit mengalami perubahan atau error, dan dapat digambarkan seperti pada gambar 3 berikut ini: Gambar 3 : Data bit yang mengalimi error Analisa Deteksi Bit Check In Error Error Detection adalah proses pelacakan kesalahan selama transmisi data berlangsung, yaitu perubahan satu atau beberapa bit dari nilai 1 ke 0 atau sebaliknya. Contoh untuk menentukan error detection dapat ditentukan dengan parity check. Parity check menambahkan sebuah bit pada setiap pengiriman sejumlah bit, sehingga jumlah bit bernilai 1 selalu genap/ganjil. Parity bit dapat mendeteksi kesalahan 1 bit atau Kesalahan bit dalam jumlah ganjil, namun tidak dapat mendeteksi kesalahan dalam jumlah genap Analisa Algoritma Hamming Code Berikut adalah contoh data teks yang akan ditransmisikan dan mengalami kesalahan ( Error) menggunakan algoritma Hamming code: Data teks yang akan di transmisikan adalah DEDI Penyelesain: 1. Data masing-masing karakter terlebih dahulu diubah ke dalam kode ASCII kemudian di- XORkan. Data teks yang dikirim DEDI = sedangkan data yang diterima menjadi DEDI = Bentuk transmisi data teks yang akan ditransmisikan dapat digambarkan seperti pada gambar 4 berikut: Gambar 4 : Proses transmisi data mengalami error 2. Hitung panjang data input dan output dari Algoritma Hamming Code. Untuk data 2 n bit, jumlah check bit yang disisipkan ada sebanyak c = (n + 1) bit. Panjang input dan output data = 32 bit = 2 5 sehingga jumlah check bit : = 6 dan panjang data input dan output dari Algoritma Hamming Code = 32+6 bit = 38 bit. 3. Tandai semua posisi bit yang merupakan posisi dari check bit. Posisi selain posisi check bit merupakan posisi dari data bit. Rumus perhitungan posisi check bit : C i = 2 i 1 C 1 = C 2 = C 3 = C 4 = C 5 = = 2 0 = 2 1 = 2 2 = 2 3 = 2 4 = 1 = 2 = 4 = 8 = 16 dan seterusnya. 4. Hasil 4.1 Implementasi Program Misalkan panjang data input dan output = 32 bit, Data yang akan di transmisikan adalah karakter DEDI. Data Input DEDI = Sedangkan data Output yang diterima menjadi Gambar 5 : Form Main Input dan Output 22

5 Untuk langkah langkah pendeteksian single error dengan Hamming Code adalah sebagai berikut: 1. Langkah 1 Membuat tabel check bit. menggunkan logika XOR. Tombol Next berfungsi untuk manampilkan perhitungan check bit data Output selanjutnya. 4. Langkah 4 Menghitung check bit dari data output. Gambar 6 : Membuat tabel check bit untuk data input dan Output Setelah data input dan data output di inputkan maka selanjutnya adalah dengan membuat tabel Check bit sesuai dengan panjang data yang telah diperoleh. 2. Langkah 2 Mencari rumus dari check bit - 1. Gambar 9 : Menghitung check bit dari data output Pada tahap ini Setelah rumus Check bit di dapat maka dilakukan proses perhitungan nilai dari check bit output dengan menggunkan logika XOR sebagai perbandingan apakah hasil dari perhitungan sama atau tidak jika tidak maka data bit telah mengalami error. 5. Langkah 5 Mencari posisi error (bad bit). Gambar 7 : Mencari rumus dari check bit - 1 untuk data input dan output Setelah tombol Next ditekan Pada gambar 4.3 di atas maka akan tampil form pencarian rumus check bit ke-1 dan akan berlanjut sampai bit ke-n sesuai dengan jumlah check bit yang didapat pada panjang data. 3. Langkah 3 Menghitung check bit dari data input. Gambar 10 : Mencari posisi error (bad bit) untuk data Input dan Output Gambar 8 : Menghitung check bit dari data input Setelah rumus Check bit di dapat maka dilakukan proses perhitungan nilai dari check bit input dengan Pada gambar 4.7 di atas adalah tahap terakhir untuk pendeteksian bit error dan mengetahui di posisi mana bit mengalami error. Tombol Back dipakai untuk menunjukkan langkah-langkah sebelum proses pencarian bad bit. 5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Setelah menyelesaikan perancangan alikasi deteksi bit check in error dengan Single Error Correction dengan algoritma Hamming Code, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Deteksi bit check in error dapat dilakukan apabila data text yang di kirim atau di transmisikan terhadap 23

6 receiver telah mengalami perubahan sehingga data yang kirim tidak sama dengan data yang di terima oleh receiver. 2. Dalam penerapannya Algoritma Hamming Code dalam mendeteksi bit check in error hanya mampu melakukan deteksi kerusakan sebanyak satu bit atau disebut dengan single bit error detection. Sebaliknya Algoritma hamming code tidak dapat mendeteksi jika terdapat lebih dari satu error bit. Jika terdapat kasus tersebut error bit yang terdeteksi hanya satu saja. 3. Dalam pembuatan ataupun perancangan aplikasi deteksi error pada Visual Basic 6.0 haruslah sesuai dengan spesifikasi keperluan program baik Hardware maupun Software agar sesuai dengan kebutuhan sebuah aplikasi sebagai penunjang sistem atau aplikasi tersebut. 5.2 Saran Dalam hal ini penulis ingin memberikan beberapa saran yang mungkin berguna untuk pengembangan lebih lanjut pada perancangan aplikasi deteksi bit error antara lain: 1. Deteksi bit check in error juga dapat dikembangkan ke dalam data selain data text misalkan data image atau yang lainnya. 2. Ada baiknya jika data yang mengalami error lebih dari satu bit sebaiknya dapat menggunakan metode ataupun algoritma yang mendukung dalam mengkoreksi dan mendeteksi kesalahan bit error seperti Algoritma CRC (Cyclic Redundancy Check), gabungan Algoritma LRC ( Longitudinal Redundancy Check) dan VRC ( Vertical Redundancy Check) dan sebagainya. 3. Sebelum pembuatan ataupun perancangan aplikasi deteksi error pada Visual Basic 6.0 ada baiknya spesifikasi keperluan program baik Hardware maupun Software haruslah sesuai dengan kebutuhan program sebagai penunjang dan pendukung sistem atau aplikasi tersebut agar berjalan sesuai dengan keinginan user. Correction System Menggunakan Metode Hamming Code Pada Pengiriman Data Text. [6]. Distorsi, Diakses pada 14 april 2013 [7]. Diakses pada 15 april 2013 [8]. Gupta, Brajesh K. and Rajeshwar Lal dua BIT Hamming Code For Error Detection and Correction with even parity and odd parity Check Method by using VHDL. [9]. Saragih, Arlando Saragi dan Hanapi Gunawan, 2011, Simulasi Penyembunyian Error pada Citra Menggunakan Metode Multi Directional Interpolation (MDI). [10]. Purnomo, Galih, Metode Hamming. [11]. Maharani, Tamara, Pratiarso, Aries dan Arifin, Simulasi Pengiriman Dan Penerimaan Informasi Menggunakan Kode BCH. [12]. Suhartono, Deteksi Error Pada Regester Geser Tingkat N-K. Daftar Pustaka [1]. Jogyanto HM, Analisis & Desain, Penerbit ANDI, Yogjakarta, 2005 [2]. Jusak, Teknologi Komunikasi Data Modern, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2013 [3]. Ariyus, Doni & Andri, Rum K.R, Komunikasi Data, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2008 [4]. mpp-gdl-ripaldyper unikom_r-i.pdf, Diakses pada 10 april 2013 [5]. Albar, Ahmad Alfi, Poltak dan Sani, Arman. Perancangan Error Detection System And Error 24

SIMULASI DETEKSI BIT ERROR MENGGUNAKAN METODE HAMMING CODE BERBASIS WEB

SIMULASI DETEKSI BIT ERROR MENGGUNAKAN METODE HAMMING CODE BERBASIS WEB Jurnal Dinamika Informatika Volume 5, Nomor 2, September 2016 ISSN 1978-1660 SIMULASI DETEKSI BIT ERROR MENGGUNAKAN METODE HAMMING CODE BERBASIS WEB Rizqa Gardha Mahendra 1, Marti Widya Sari 2, Meilany

Lebih terperinci

Deteksi & Koreksi Kesalahan

Deteksi & Koreksi Kesalahan Deteksi & Koreksi Kesalahan Pendahuluan Tujuan dalam komunikasi : data benar dan utuh Masalah : Bit dapat terjadi kerusakan Penyebab : Korupnya data ketika ditransmisikan Thermal Noise Crosstalk (hub elektikal

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No. 2, Desember 2016 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Error Detection System dan Error Correction

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN Kapal tanpa awak adalah kapal yang dapat bergerak dengan sendiri secara autonomous tanpa perlu instruksi dari manusia secara langsung (Roboboat, 2013). Kapal ini

Lebih terperinci

Perancangan Error Detection System And Error Correction System Menggunakan Metode Hamming Code Pada Pengiriman Data Text

Perancangan Error Detection System And Error Correction System Menggunakan Metode Hamming Code Pada Pengiriman Data Text Perancangan Error Detection System And Error Correction System Menggunakan Metode Hamming Code Pada Pengiriman Data Text Ahmad Alfi Albar Lubis 1, Dr. Poltak Sihombing, M.Kom 2, Ir.Arman Sani M.T 3 Program

Lebih terperinci

DIKTAT MATA KULIAH KOMUNIKASI DATA BAB V DETEKSI DAN KOREKSI KESALAHAN

DIKTAT MATA KULIAH KOMUNIKASI DATA BAB V DETEKSI DAN KOREKSI KESALAHAN DIKTAT MATA KULIAH KOMUNIKASI DATA BAB V DETEKSI DAN KOREKSI KESALAHAN IF Pengertian Kesalahan Ketika melakukan pentransmisian data seringkali kita menjumpai data yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan

Lebih terperinci

ERROR DETECTION. Parity Check (Vertical Redudancy Check) Longitudinal Redudancy Check Cyclic Redudancy Check Checksum. Budhi Irawan, S.Si, M.

ERROR DETECTION. Parity Check (Vertical Redudancy Check) Longitudinal Redudancy Check Cyclic Redudancy Check Checksum. Budhi Irawan, S.Si, M. ERROR DETECTION Parity Check (Vertical Redudancy Check) Longitudinal Redudancy Check Cyclic Redudancy Check Checksum Budhi Irawan, S.Si, M.T Transmisi Data Pengiriman sebuah informasi akan berjalan lancar

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGGUNAAN SIMULATOR PENYANDIAN DAN PENGAWASANDIAN SISTEM KOMUNIKASI BERBASIS PERANGKAT LUNAK VISUAL C#

PEDOMAN PENGGUNAAN SIMULATOR PENYANDIAN DAN PENGAWASANDIAN SISTEM KOMUNIKASI BERBASIS PERANGKAT LUNAK VISUAL C# PEDOMAN PENGGUNAAN SIMULATOR PENYANDIAN DAN PENGAWASANDIAN SISTEM KOMUNIKASI BERBASIS PERANGKAT LUNAK VISUAL C# Simulator penyandian dan pengawasandian ini dirancang untuk meyimulasikan 10 jenis penyandian

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK DETEKSI BIT ERROR DENGAN IMPLEMENTASI LONGITUDINAL REDUNDANCY CHECK (LRC) PADA TRANSMISI DATA

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK DETEKSI BIT ERROR DENGAN IMPLEMENTASI LONGITUDINAL REDUNDANCY CHECK (LRC) PADA TRANSMISI DATA PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK DETEKSI BIT ERROR DENGAN IMPLEMENTASI LONGITUDINAL REDUNDANCY CHECK (LRC) PADA TRANSMISI DATA Rivalri Kristianto Hondro Dosen Tetap STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja

Lebih terperinci

RANGKUMAN TEKNIK KOMUNIKASI DATA DIGITAL

RANGKUMAN TEKNIK KOMUNIKASI DATA DIGITAL RANGKUMAN TEKNIK KOMUNIKASI DATA DIGITAL DISUSUN OLEH : AHMAD DHANIZAR JUHARI (C5525) SEKOLAH TINGGI MANAGEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK PALANGKARAYA TAHUN 22 TEKNIK KOMUNIKASI DATA DIGITAL Salah

Lebih terperinci

Teknik Komunikasi Data Digital

Teknik Komunikasi Data Digital Komdat4.doc-1 Teknik Komunikasi Data Digital Sinkronisasi : Adalah satu kunci kerja dari komunikasi data. Transmiter mengirimkan pesan 1 bit pada satu saat melalui medium ke receiver. Receiver harus menandai

Lebih terperinci

C. ALAT DAN BAHAN 1. XOR_2 2. LOGICTOGGLE 3. LOGICPROBE (BIG)

C. ALAT DAN BAHAN 1. XOR_2 2. LOGICTOGGLE 3. LOGICPROBE (BIG) No. LST/PTI/PTI264/08 Revisi: 00 Tgl: September 2014 Page 1 of 5 A. TUJUAN Setelah mengikuti perkuliahan praktik, diharapkan mahasiswa memiliki kedisiplinan, tanggung jawab dan kepercayaan diri untuk mampu:

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 7. Menuliskan kode karakter dimulai dari level paling atas sampai level paling bawah.

BAB II DASAR TEORI. 7. Menuliskan kode karakter dimulai dari level paling atas sampai level paling bawah. 4 BAB II DASAR TEORI 2.1. Huffman Code Algoritma Huffman menggunakan prinsip penyandian yang mirip dengan kode Morse, yaitu tiap karakter (simbol) disandikan dengan rangkaian bit. Karakter yang sering

Lebih terperinci

SIMULASI DETEKSI BIT ERROR MENGGUNAKAN METODE HAMMING CODE BERBASIS WEB SKRIPSI. Disusun Oleh: RIZQA GARDHA MAHENDRA NPM.

SIMULASI DETEKSI BIT ERROR MENGGUNAKAN METODE HAMMING CODE BERBASIS WEB SKRIPSI. Disusun Oleh: RIZQA GARDHA MAHENDRA NPM. SIMULASI DETEKSI BIT ERROR MENGGUNAKAN METODE HAMMING CODE BERBASIS WEB SKRIPSI Disusun Oleh: RIZQA GARDHA MAHENDRA NPM. 10111100003 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Serial Communication II

Serial Communication II Serial Communication II Yunifa Miftachul Arif S.ST., M.T Asynchronous Sederhana dan murah tetapi memerlukan tambahan 2 sampai 3 bit per karakter untuk synchronisasi. Persentase tambahan dapat dikurangi

Lebih terperinci

Mode Transmisi. Transmisi Data

Mode Transmisi. Transmisi Data Transmisi Data Mode Transmisi Transmisi Data Pengiriman data yang dilakukan oleh dua perangkat (komputer atau non-komputer) atau lebih dengan menggunakan suatu media komunikasi tertentu. Klasifikasi Transmisi

Lebih terperinci

KOREKSI KESALAHAN. Jumlah bit informasi = 2 k -k-1, dimana k adalah jumlah bit ceknya. a. KODE HAMMING

KOREKSI KESALAHAN. Jumlah bit informasi = 2 k -k-1, dimana k adalah jumlah bit ceknya. a. KODE HAMMING KOREKSI KESALAHAN a. KODE HAMMING Kode Hamming merupakan kode non-trivial untuk koreksi kesalahan yang pertama kali diperkenalkan. Kode ini dan variasinya telah lama digunakan untuk control kesalahan pada

Lebih terperinci

Deteksi dan Koreksi Error

Deteksi dan Koreksi Error Bab 10 Deteksi dan Koreksi Error Bab ini membahas mengenai cara-cara untuk melakukan deteksi dan koreksi error. Data dapat rusak selama transmisi. Jadi untuk komunikasi yang reliabel, error harus dideteksi

Lebih terperinci

Deteksi dan Koreksi Error

Deteksi dan Koreksi Error BAB 10 Deteksi dan Koreksi Error Setelah membaca bab ini, diharapkan pembaca memperoleh wawasan tentang: beberapa jenis kesalahan (error); teknik deteksi error; teknik memperbaiki error. 2 Deteksi dan

Lebih terperinci

DETEKSI DAN KOREKSI KESALAHAN

DETEKSI DAN KOREKSI KESALAHAN DETEKSI DAN KOREKSI KESALAHAN 1. DETEKSI KESALAHAN Pengiriman informasi yang menggunakan sinyal digital atau analog selalu mengalami perubahan yang dialami oleh informasi tersebut. Perubahan tersebut bias

Lebih terperinci

SIMULASI PENGIRIMAN DAN PENERIMAAN INFORMASI MENGGUNAKAN KODE BCH

SIMULASI PENGIRIMAN DAN PENERIMAAN INFORMASI MENGGUNAKAN KODE BCH SIMULASI PENGIRIMAN DAN PENERIMAAN INFORMASI MENGGUNAKAN KODE BCH Tamara Maharani, Aries Pratiarso, Arifin Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Surabaya

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi Informasi: Komunikasi Data. Hanif Fakhrurroja, MT

Pengantar Teknologi Informasi: Komunikasi Data. Hanif Fakhrurroja, MT Pengantar Teknologi Informasi: Komunikasi Data Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2012 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Definisi Komunikasi data adalah bergeraknya data dari satu titik

Lebih terperinci

BAB II PENGKODEAN. yang digunakan untuk melakukan hubungan komunikasi. Pada sistem komunikasi analog, sinyal

BAB II PENGKODEAN. yang digunakan untuk melakukan hubungan komunikasi. Pada sistem komunikasi analog, sinyal BAB II PENGKODEAN 2.1 Sistem Komunikasi Digital Dalam sistem telekomunikasi digital tedapat dua jenis sistem telekomunikasi, yaitu sistem komunikasi analog dan sistem komunikasi digital. Perbedaan keduanya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA VERTICAL BIT ROTATION PADA KEAMANAN DATA NASABAH ( STUDI KASUS : PT. ASURANSI ALLIANZ LIFE INDONESIA )

IMPLEMENTASI ALGORITMA VERTICAL BIT ROTATION PADA KEAMANAN DATA NASABAH ( STUDI KASUS : PT. ASURANSI ALLIANZ LIFE INDONESIA ) Jurnal Ilmiah INFOTEK, Vol 1, No 1, Februari 2016 ISSN 2502-6968 (Media Cetak) IMPLEMENTASI ALGORITMA VERTICAL BIT ROTATION PADA KEAMANAN DATA NASABAH ( STUDI KASUS : PT. ASURANSI ALLIANZ LIFE INDONESIA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS 55 BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1. Hasil Pengujian dan Analisisnya 4.1.2. Huffman Code 56 (c) Gambar 4.1.. Probabilitas tiap Karakter;. Diagram Pohon Huffman Code; (c).penghitungan Huffman Code

Lebih terperinci

DESAIN ENCODER-DECODER BERBASIS ANGKA SEMBILAN UNTUK TRANSMISI INFORMASI DIGITAL

DESAIN ENCODER-DECODER BERBASIS ANGKA SEMBILAN UNTUK TRANSMISI INFORMASI DIGITAL Desain Encoder-Decoder Berbasis Angka Sembilan Untuk Transmisi Informasi Digital 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, sehingga penggunaan komputer sebagai media komunikasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, sehingga penggunaan komputer sebagai media komunikasi bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan di bidang telekomunikasi menunjukkan grafik yang sangat pesat, sehingga penggunaan komputer sebagai media komunikasi bagi perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Prinsip Kerja Sistem Yang Dirancang Pada dasarnya alat yang dibuat ini adalah untuk melakukan suatu transfer data karakter menggunakan gelombang radio serta melakukan pengecekan

Lebih terperinci

Sistem Telekomunikasi

Sistem Telekomunikasi Sistem Telekomunikasi Pertemuan ke,5 Media transmisi Taufal hidayat MT. email :taufal.hidayat@itp.ac.id ; blog : catatansangpendidik.wordpress.com 1 10/12/2015 Skema umum telekomunikasi Informasi encoder

Lebih terperinci

DETEKSI DAN KOREKSI MULTI BIT ERROR DENGAN PARTITION HAMMING CODE

DETEKSI DAN KOREKSI MULTI BIT ERROR DENGAN PARTITION HAMMING CODE DETEKSI DAN KOREKSI MULTI BIT ERROR DENGAN PARTITION HAMMING CODE Fajar Muhajir 1, Syahril Efendi 2 & Sutarman 3 1,2,3 Program Studi Pasca Sarjana, Teknik Informatika, Universitas Sumatera Utara Jl. Universitas

Lebih terperinci

William Stallings Komunikasi Data dan Komputer Edisi ke 7. Teknik Komunikasi Data Digital

William Stallings Komunikasi Data dan Komputer Edisi ke 7. Teknik Komunikasi Data Digital William Stallings Komunikasi Data dan Komputer Edisi ke 7 Teknik Komunikasi Data Digital Transmisi Asinkron dan Sinkron Masalah waktu membutuhkan mekanisme untuk menyamakan antara transmiter dan receiver

Lebih terperinci

METODE HAMMING PENDAHULUAN. By Galih Pranowo ing

METODE HAMMING PENDAHULUAN. By Galih Pranowo  ing METODE HAMMING By Galih Pranowo Emailing ga_pra_27@yahoo.co.id PENDAHULUAN Dalam era kemajuan teknologi komunikasi digital, maka persoalan yang utama adalah bagaimana menyandikan isyarat analog menjadi

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA Data, Sinyal & Media Transmisi. Oleh: Fahrudin Mukti Wibowo, S.Kom., M.Eng

KOMUNIKASI DATA Data, Sinyal & Media Transmisi. Oleh: Fahrudin Mukti Wibowo, S.Kom., M.Eng KOMUNIKASI DATA Data, Sinyal & Media Transmisi Oleh: Fahrudin Mukti Wibowo, S.Kom., M.Eng Data 10110111 sinyal Untuk dapat ditransmisikan, data harus ditransformasikan ke dalam bentuk gelombang elektromagnetik

Lebih terperinci

PERANCANGAN SIMULASI KOREKSI KESALAHAN DATA DENGAN METODA FEC PADA KOMPUTER BERBASIS VISUAL BASIC

PERANCANGAN SIMULASI KOREKSI KESALAHAN DATA DENGAN METODA FEC PADA KOMPUTER BERBASIS VISUAL BASIC PERANCANGAN SIMULASI KOREKSI KESALAHAN DATA DENGAN METODA FEC PADA KOMPUTER BERBASIS VISUAL BASIC Sindak Hutauruk Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen (UHN) Jl. Sutomo No.

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, teknologi semakin berkembang pesat. Diawali dengan adanya komunikasi analog yang kemudian secara bertahap berubah menjadi komunikasi digital. Komunikasi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : KOMUNIKASI DATA A (KOMUNIKASI DATA)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : KOMUNIKASI DATA A (KOMUNIKASI DATA) SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : KOMUNIKASI DATA A (KOMUNIKASI DATA) MINGGU I POKOK PEMBAHASAN : PENDAHULUAN MODEL KOMUNIKASI TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM DenganMempelajari Model Komunikasi, MahasiswaakanMengetahuidasardasar

Lebih terperinci

Penggunaan Logika Even Parity pada Beberapa Error Correction Code Terutama pada Hamming Code

Penggunaan Logika Even Parity pada Beberapa Error Correction Code Terutama pada Hamming Code Penggunaan Logika Even Parity pada Beberapa Error Correction Code Terutama pada Hamming Code Kevin Tirtawinata NIM 13507097 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institute

Lebih terperinci

Organisasi File. Rudi Susanto

Organisasi File. Rudi Susanto Organisasi File Rudi Susanto Direktori File File barisan record blok blok disk Direktori File : Nama file Alokasi tempat Pemilik file Ruang yang sudah dipakai Posisi dan format file Organisasi file/ struktur

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG MAKALAH Disusun oleh : M. Dwi setiyo 14670015 INFORMATIKA 3A Program Studi Informatika Fakultas Teknik UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Oktober, 2015 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

Data Communication. Week 13 Data Link Layer (Error Correction) 13Susmini I. Lestariningati, M.T

Data Communication. Week 13 Data Link Layer (Error Correction) 13Susmini I. Lestariningati, M.T Week 13 Data Link Layer (Error Correction) 13Susmini I. Lestariningati, M.T Error Correction Error correction may generally be realized in two different ways: Forward error correction (FEC): The sender

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARITMETIKA 2

RANGKAIAN ARITMETIKA 2 RANGKAIAN ARITMETIKA 2 Pokok Bahasan : 1. Sistim Coding 2. Fungsi-fungsi Aritmetika Biner : penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian 3. Implementasi fungsi Aritmetika pada sistim Bilangan yang lain

Lebih terperinci

Deteksi dan Koreksi Error

Deteksi dan Koreksi Error BAB 10 Deteksi dan Koreksi Error Setelah membaca bab ini, diharapkan pembaca memperoleh wawasan tentang: beberapa jenis kesalahan (error); teknik deteksi error; teknik memperbaiki error. 2 Deteksi dan

Lebih terperinci

Implementasi dan Evaluasi Kinerja Kode Konvolusi pada Modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) Menggunakan WARP

Implementasi dan Evaluasi Kinerja Kode Konvolusi pada Modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) Menggunakan WARP JURNAL TEKNIK ITS Vol., No. 1, (215) ISSN: 2337539 (231-9271 Print) A Implementasi dan Evaluasi Kinerja Kode Konvolusi pada Modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) Menggunakan WARP Desrina Elvia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang latarbelakang penulisan, rumusan masalah, batasan masalah yang akan dibahas, serta tujuan penelitian skripsi ini. Manfaat dalam penelitian, metodelogi

Lebih terperinci

PERCOBAAN 10. PARITY GENERATOR DAN CHECKER

PERCOBAAN 10. PARITY GENERATOR DAN CHECKER ETUNJUK RKTIKUM ELEKTRONIK DIGITL 1 ERON 10. RITY GENERTOR DN HEKER TUJUN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu Memahami prinsip kerja rangkaian arity Generator dan arity hecker

Lebih terperinci

Apa Itu Komunikasi Data DATA?

Apa Itu Komunikasi Data DATA? DIKTAT MATA KULIAH KOMUNIKASI DATA PENDAHULUAN KOMUNIKASI BAB I IF Apa Itu Komunikasi Data DATA? Istilah data dalam diktat ini berarti segala sesuatu yang belum memiliki arti bagi si penerimanya. Dalam

Lebih terperinci

Layer ini berhubungan dengan transmisi dari aliran bit yang tidak terstruktur melalui medium fisik; berhubungan

Layer ini berhubungan dengan transmisi dari aliran bit yang tidak terstruktur melalui medium fisik; berhubungan 三日月光 OSI LAYER u/ Menentukan layanan-layanan yang ditampilkan oleh setiap lapisan Physical layer Layer ini berhubungan dengan transmisi dari aliran bit yang tidak terstruktur melalui medium fisik; berhubungan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Tampilan simulator penyandian dan pengawasandian terdiri dari menu utama dan 10 jenis penyandian yang terpisah tiap GUI-nya.

BAB III PERANCANGAN. Tampilan simulator penyandian dan pengawasandian terdiri dari menu utama dan 10 jenis penyandian yang terpisah tiap GUI-nya. 34 BAB III PERANCANGAN 3.1. Perancangan Tampilan simulator ini dibuat dengan menggunakan GUI (Graphical User Interface), supaya sistem yang dirancang terlihat lebih menarik dan mudah untuk dioperasikan.

Lebih terperinci

ANALISIS METODE MASKING-FILTERING DALAM PENYISIPAN DATA TEKS

ANALISIS METODE MASKING-FILTERING DALAM PENYISIPAN DATA TEKS ANALISIS METODE MASKING-FILTERING DALAM PENYISIPAN DATA TEKS Efriawan Safa (12110754) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisimangaraja No. 338 Simpang Limun www.inti-budidarma.com

Lebih terperinci

Desain dan Simulasi Encoder-Decoder Berbasis Angka Sembilan Untuk Transmisi Informasi Digital

Desain dan Simulasi Encoder-Decoder Berbasis Angka Sembilan Untuk Transmisi Informasi Digital Yuhanda, Desain Encoder-Decoder Berbasis Angka Sembilan Untuk Transmisi Informasi Digital 163 Desain dan Simulasi Encoder-Decoder Berbasis Angka Sembilan Untuk Transmisi Informasi Digital Bobby Yuhanda

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI KOMPRESI CITRA DENGAN METODE RUN LENGTH ENCODING UNTUK KEAMANAN FILE CITRA MENGGUNAKAN CAESAR CHIPER

PERANCANGAN APLIKASI KOMPRESI CITRA DENGAN METODE RUN LENGTH ENCODING UNTUK KEAMANAN FILE CITRA MENGGUNAKAN CAESAR CHIPER PERANCANGAN APLIKASI KOMPRESI CITRA DENGAN METODE RUN LENGTH ENCODING UNTUK KEAMANAN FILE CITRA MENGGUNAKAN CAESAR CHIPER Dwi Indah Sari (12110425) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, Stmik Budidarma

Lebih terperinci

Materi Kuliah Jaringan Komputer ke-1 : DATA PROSES INFORMASI. Hand Out : Piping Supriatna

Materi Kuliah Jaringan Komputer ke-1 : DATA PROSES INFORMASI. Hand Out : Piping Supriatna I. PENDAHULUAN JARINGAN KOMPUTER 1. Konsep dasar pembentukan jaringan komputer Materi Kuliah Jaringan Komputer ke-1 : Pentingnya informasi sebagai kebutuhan utama manusia modern. Informasi tentang hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemungkinan terjadinya pengiriman ulang file gambar akibat error, yaitu karena : noise,

BAB I PENDAHULUAN. Kemungkinan terjadinya pengiriman ulang file gambar akibat error, yaitu karena : noise, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aplikasi adalah salah satu layanan yang disediakan Internet/ intranet dengan tujuan sebagai kegiatan percakapan interaktif antar sesama pengguna komputer yang terhubung

Lebih terperinci

STUDI ALGORITMA ADLER, CRC, FLETCHER DAN IMPLEMENTASI PADA MAC

STUDI ALGORITMA ADLER, CRC, FLETCHER DAN IMPLEMENTASI PADA MAC STUDI ALGORITMA ADLER, CRC, FLETCHER DAN IMPLEMENTASI PADA MAC Andi Setiawan NIM : 13506080 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : if16080@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Algoritma Perhitungan Langsung pada Cyclic Redundancy Code 32

Algoritma Perhitungan Langsung pada Cyclic Redundancy Code 32 Algoritma Perhitungan Langsung pada Cyclic Redundancy Code 32 1 Swelandiah Endah Pratiwi dan 2 Anna Kurniawati Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma swelandiah@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

TRANSMISI & MEDIA TRANSMISI

TRANSMISI & MEDIA TRANSMISI TRANSMISI & MEDIA TRANSMISI Pengertian Media Transmisi Jenis-jenis Media Transmisi Tipe-Tipe Transmisi Dosen Pengampu : Muhammad Riza Hilmi, ST. Email : rizahilmi@gmail.com Pengertian Media Transmisi Media

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA. 25/03/2010 Komunikasi Data/JK 1

KOMUNIKASI DATA. 25/03/2010 Komunikasi Data/JK 1 KOMUNIKASI DATA Komunikasi = interaksi, hubungan antara satu (komputer, orang, peswata, dll) dengan yang lainnya. Data = kumpulan fakta yang diperoleh dari suatu proses tertentu yang bisa diidentifikasi

Lebih terperinci

KONSEP PENDETEKSIAN DAN PENGKOREKSIAN KERUSAKAN GAMBAR HASIL PENGIRIMAN MELALUI FACEBOOK

KONSEP PENDETEKSIAN DAN PENGKOREKSIAN KERUSAKAN GAMBAR HASIL PENGIRIMAN MELALUI FACEBOOK KONSEP PENDETEKSIAN DAN PENGKOREKSIAN KERUSAKAN GAMBAR HASIL PENGIRIMAN MELALUI FACEBOOK 1 Rahmaddeni, 2 Koko Harianto 1,2 Program Studi Teknik Informatika, STMIK Amik Riau Jl. HR Soebrantas KM.10 Panam

Lebih terperinci

TK34304 KOMUNIKASI DATA

TK34304 KOMUNIKASI DATA RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) TK34304 KOMUNIKASI DATA DISUSUN OLEH : SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA

UNIVERSITAS GUNADARMA MAKALAH JARINGAN KOMPUTER Physical Layer Disusun Oleh : Kelompok 7 Ahmad Qadafi (10110409) Annisa Latiefina Astwad (10110918) Chandra Wahyu Utama (11110558) Danu Permadi (11110691) Dede Hardiyan (11110738)

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN TEKNIK STEGANOGRAFI METODE LSB (LEAST SIGNIFICANT BIT) DAN POLYBIUS SQUARE CIPHER PADA CITRA DIGITAL

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN TEKNIK STEGANOGRAFI METODE LSB (LEAST SIGNIFICANT BIT) DAN POLYBIUS SQUARE CIPHER PADA CITRA DIGITAL IMPLEMENTASI PENGGUNAAN TEKNIK STEGANOGRAFI METODE LSB (LEAST SIGNIFICANT BIT) DAN POLYBIUS SQUARE CIPHER PADA CITRA DIGITAL Suci Nurhayani (12110388) Mahasiswi Program Studi Teknik Informatika STMIK Budidarma

Lebih terperinci

Block Coding KOMUNIKASI DATA OLEH : PUTU RUSDI ARIAWAN ( )

Block Coding KOMUNIKASI DATA OLEH : PUTU RUSDI ARIAWAN ( ) Block Coding KOMUNIKASI DATA OLEH : (0804405050) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2010 Block Coding Block coding adalah salah satu kode yang mempunyai sifat forward error

Lebih terperinci

PARITY GENERATOR & CHECKER

PARITY GENERATOR & CHECKER PARITY GENERATOR & CHECKER Pokok Bahasan : 1. Pengertian bit Parity 2. Pembagian Jenis bit Parity 3. Pembangkitan Bit Parity (Parity Generator) 4. Pengecekan Bit Parity (Parity Checker) Tujuan Instruksional

Lebih terperinci

Sumber Pengirim Sistem Transmisi Penerima Tujuan

Sumber Pengirim Sistem Transmisi Penerima Tujuan PERTEMUAN 1 Yani Sugiyani, M.Kom Komunikasi Data atau bisa diartikan cara berkomunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan informasi / data dari dua perangkat device atau lebih (komputer/ printer/ handphone/

Lebih terperinci

DATA LINK LAYER. Gambar. 1: Fungsi dari Data Link Layer. Gambar. 2: PDU pada Data Link Layer berupa Frames

DATA LINK LAYER. Gambar. 1: Fungsi dari Data Link Layer. Gambar. 2: PDU pada Data Link Layer berupa Frames DATA LINK LAYER Pengertian Data Link Layer Menyediakan prosedur pengiriman data antar jaringan Mendeteksi dan mengkoreksi error yang mungkin terjadi di physical layer Memiliki address secara fisik yang

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA HASNAH(12110738) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338

Lebih terperinci

Jaringan Komputer (IF8505) Data link layer. Materi. Prinsip dasar Peran data link layer Framing Error handling Flow control Contoh: HDLC, PPP

Jaringan Komputer (IF8505) Data link layer. Materi. Prinsip dasar Peran data link layer Framing Error handling Flow control Contoh: HDLC, PPP Jaringan Komputer (IF8505) Data link layer Materi Prinsip dasar Peran data link layer Framing Error handling Flow control Contoh: HDLC, PPP 2 Materi Prinsip dasar Peran data link layer Framing Error handling

Lebih terperinci

PengantarTeknologi Telekomunikasi. Rijal Fadilah

PengantarTeknologi Telekomunikasi. Rijal Fadilah PengantarTeknologi Telekomunikasi Rijal Fadilah Tujuan a. Mengetahui pengertian Teknologi Telekomunikasi. b. Mengetahui peranan telekomunikasi. c. Mengetahui jenis aplikasi Teknologi Telekomunikasi. d.

Lebih terperinci

BAB II TEKNIK PENDETEKSIAN KESALAHAN

BAB II TEKNIK PENDETEKSIAN KESALAHAN BAB II TEKNIK PENDETEKSIAN KESALAHAN Pendetaksian dan pembetulan kesalahan sering digunakan pada komunikasi data untuk mengatasi adanya korupsi dan atau informasi yang hilang dari isyarat data yang datang

Lebih terperinci

B A B VI DETEKSI DAN KOREKSI ERROR

B A B VI DETEKSI DAN KOREKSI ERROR B A B VI DETEKSI DAN KOREKSI ERROR Bahasan ini berhubungan dengan algoritma bagi komunikasi yang reliabel dan efisien antara dua mesin yang berdekatan, yaitu dua mesin yang secara fisik terhubung oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi sekarang ini mengakibatkan banyak perubahan yang terjadi dalam tatanan kehidupan sosial manusia. Sehingga

Lebih terperinci

Jawaban Tugas Akhir Matrikulasi Semester Ganjil 2009/2010

Jawaban Tugas Akhir Matrikulasi Semester Ganjil 2009/2010 Jawaban Tugas Akhir Matrikulasi Semester Ganjil 2009/2010 Nama Mahasiswa : Susanto e-mail : ntbsanto@yahoo.com Mata Kuliah : Intro to Computer System and Computer Networks (Pengantar Sistem Komputer dan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MOST SIGNIFICANT BIT UNTUK PENYISIPAN PESAN TEKS PADA CITRA DIGITAL

PENERAPAN METODE MOST SIGNIFICANT BIT UNTUK PENYISIPAN PESAN TEKS PADA CITRA DIGITAL Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IV, Nomor:, Agustus 23 ISSN : 23-9425 PENERAPAN METODE MOST SIGNIFICANT BIT UNTUK PENYISIPAN PESAN TEKS PADA CITRA DIGITAL Harry Suhartanto Manalu (9259) Mahasiswa

Lebih terperinci

PENGAMANAN PESAN TEKS MENGGUNAKAN TEKNIK STEGANOGRAFI SPREAD SPECTRUM BERBASIS ANDROID

PENGAMANAN PESAN TEKS MENGGUNAKAN TEKNIK STEGANOGRAFI SPREAD SPECTRUM BERBASIS ANDROID e-issn: 2527-337X PENGAMANAN PESAN TEKS MENGGUNAKAN TEKNIK STEGANOGRAFI SPREAD SPECTRUM BERBASIS ANDROID Achmad Noercholis, Yohanes Nugraha Teknik Informatika STMIK Asia Malang ABSTRAKSI Keamanan dalam

Lebih terperinci

BAB II TEKNIK PENGKODEAN

BAB II TEKNIK PENGKODEAN BAB II TEKNIK PENGKODEAN 2.1 Pendahuluan Pengkodean karakter, kadang disebut penyandian karakter, terdiri dari kode yang memasangkan karakter berurutan dari suatu kumpulan dengan sesuatu yang lain. Seperti

Lebih terperinci

LAPISAN FISIK. Pengertian Dasar. Sinyal Data

LAPISAN FISIK. Pengertian Dasar. Sinyal Data LAPISAN FISIK Pengertian Dasar Lapisan Fisik (physical layer) adalah lapisan terbawah dari model referensi OSI, lapisan ini berfungsi untuk menentukan karekteristik dari kabel yang digunakan untuk menghubungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam memperoleh informasi dan berita pada saat ini. Dengan berkomunikasi kita dapat bertukar informasi dalam

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SIMULASI PENGKODEAN HAMMING UNTUK MENGHITUNG BIT ERROR RATE

TUGAS AKHIR SIMULASI PENGKODEAN HAMMING UNTUK MENGHITUNG BIT ERROR RATE TUGAS AKHIR SIMULASI PENGKODEAN HAMMING UNTUK MENGHITUNG BIT ERROR RATE Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro Oleh :

Lebih terperinci

BAB II. Protocol and Error Handling

BAB II. Protocol and Error Handling BAB II Protocol and Error Handling A. Protocol 1. Pengertian Protocol dan TCP/IP (Transfer Control Protocol/ Internet Protocol) Protocol adalah bahasa atau prosedur hubungan yang digunakan oleh satu sistem

Lebih terperinci

Implementasi Encoder dan decoder Hamming pada TMS320C6416T

Implementasi Encoder dan decoder Hamming pada TMS320C6416T Implementasi Encoder dan decoder Hamming pada TMS320C6416T oleh : ANGGY KUSUMA DEWI WISMAL (2211105016) Pembimbing 1 Dr. Ir. Suwadi, MT Pembimbing 2 Titiek Suryani, MT Latar Belakang Pada pengiriman data,

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA BASIC RATE ACCESS (BRA) DAN PRIMARY RATE ACCESS (PRA) PADA JARINGAN ISDN

ANALISIS KINERJA BASIC RATE ACCESS (BRA) DAN PRIMARY RATE ACCESS (PRA) PADA JARINGAN ISDN Widya Teknika Vol.18 No.1; Maret 2010 ISSN 1411 0660 : 1-5 ANALISIS KINERJA BASIC RATE ACCESS (BRA) DAN PRIMARY RATE ACCESS (PRA) PADA JARINGAN ISDN Anis Qustoniah 1), Dewi Mashitah 2) Abstrak ISDN (Integrated

Lebih terperinci

KAJIAN CRC32 UNTUK MENDETEKSI PERUBAHAN ISI FILE DOCUMENT

KAJIAN CRC32 UNTUK MENDETEKSI PERUBAHAN ISI FILE DOCUMENT KAJIAN UNTUK MENDETEKSI PERUBAHAN ISI FILE DOCUMENT Indra M. Sarkis, S Fakultas Ilmu Komputer Universitas Methodist Indonesia Jl. Hang Tuah no 8 Medan poetramora@gmail.com Abstract Cyclic redundancy check

Lebih terperinci

KOMUNIKASI. Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia. 2.1 Komunikasi Data

KOMUNIKASI. Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia. 2.1 Komunikasi Data KOMUNIKASI Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia 2.1 Komunikasi Data Komunikasi data merupakan bagian dari telekomunikasi yang secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi

Lebih terperinci

Faktor Rate data. Bandwidth Ganguan transmisi(transmission impairments) Interferensi Jumlah receiver

Faktor Rate data. Bandwidth Ganguan transmisi(transmission impairments) Interferensi Jumlah receiver Version 1.1.0 Faktor Rate data Bandwidth Ganguan transmisi(transmission impairments) Interferensi Jumlah receiver Kecepatan Transmisi Bit : Binary Digit Dalam transmisi bit merupakan pulsa listrik negatif

Lebih terperinci

Teknik Pengkodean (Encoding) Dosen : I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan

Teknik Pengkodean (Encoding) Dosen : I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan Teknik Pengkodean (Encoding) Dosen : I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan Pendahuluan Pengkodean karakter, kadang disebut penyandian karakter, terdiri dari kode yang memasangkan karakter berurutan dari suatu

Lebih terperinci

PERANCANGAN SIMULASI PENGKODEAN HAMMING (7,4) UNTUK MENGHITUNG BIT ERROR RATE (BER) PADA BINARY SYMETRIC CHANNEL ABSTRAK

PERANCANGAN SIMULASI PENGKODEAN HAMMING (7,4) UNTUK MENGHITUNG BIT ERROR RATE (BER) PADA BINARY SYMETRIC CHANNEL ABSTRAK PERANCANGAN SIMULASI PENGKODEAN HAMMING (7,4) UNTUK MENGHITUNG BIT ERROR RATE (BER) PADA BINARY SYMETRIC CHANNEL Janwar Maulana 1, Arini 2, Feri Fahrianto 3 1,2,3 Prodi Teknik Informatika, Fakultas Sains

Lebih terperinci

Encoding dan Decoding Kode BCH (Bose Chaudhuri Hocquenghem) Untuk Transmisi Data

Encoding dan Decoding Kode BCH (Bose Chaudhuri Hocquenghem) Untuk Transmisi Data SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Encoding dan Decoding Kode BCH (Bose Chaudhuri Hocquenghem) Untuk Transmisi Data A-3 Luthfiana Arista 1, Atmini Dhoruri 2, Dwi Lestari 3 1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemudahan menyebarkan dan mendapatkan informasi saat ini tak lepas dari peran serta teknologi komunikasi yang berkembang demikian pesat. Melalui jaringan internet,

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T. Konversi Data Digital ke Sinyal Digital. Karakteristik Line Coding. Tujuan Line Coding

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T. Konversi Data Digital ke Sinyal Digital. Karakteristik Line Coding. Tujuan Line Coding Konversi Data Digital ke Sinyal Digital Pada transmisi digital, data yang dihasilkan oleh transmitter berupa data digital dan ditransmisikan dalam bentuk sinyal digital menuju ke receiver (penerima). Pada

Lebih terperinci

Chapter 2 part 2 Getting Connected. Muhammad Al Makky

Chapter 2 part 2 Getting Connected. Muhammad Al Makky Chapter 2 part 2 Getting Connected (Error Detection and Reliable Transmission) Muhammad Al Makky Pembahasan Chapter 2 Eksplorasi perbedaan media komunikasi yang digunakan untuk mengirimkan data Memahami

Lebih terperinci

Pengantar Komunikasi Data. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Lab. Telefoni Gedung D4 Lt. 1

Pengantar Komunikasi Data. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Lab. Telefoni Gedung D4 Lt. 1 Pengantar Komunikasi Data Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Lab. Telefoni Gedung D4 Lt. 1 1 Model komunikasi sederhana 2 Pengantar Komunikasi Data Elemen-elemen model 1. Source (Sumber) - Membangkitkan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA Teknik Pengkodean Sinyal. Fery Antony, ST Universitas IGM

KOMUNIKASI DATA Teknik Pengkodean Sinyal. Fery Antony, ST Universitas IGM KOMUNIKASI DATA Teknik Pengkodean Sinyal Fery Antony, ST Universitas IGM Gambar Teknik Pengkodean dan Modulasi a) Digital signaling: sumber data g(t), berupa digital atau analog, dikodekan menjadi sinyal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memperlihatkan apakah telah layak sebagai user interface.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memperlihatkan apakah telah layak sebagai user interface. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Software Visual Basic Pengujian software Visual Basic dilakukan dengan menguji kinerja dari program penjadwalan apakah telah berfungsi sesuai dengan harapan dan

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER. Data Link Layer. Zaid Romegar Mair, S.T., M.Cs

JARINGAN KOMPUTER. Data Link Layer. Zaid Romegar Mair, S.T., M.Cs JARINGAN KOMPUTER Data Link Layer Pertemuan 11-12 Zaid Romegar Mair, S.T., M.Cs PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA Jl. Kolonel Wahid Udin Lk. I Kel. Kayuara, Sekayu 30711 web:www.polsky.ac.id mail: polsky@polsky.ac.id

Lebih terperinci

Pengenalan perangkat keras Iwan Syarif

Pengenalan perangkat keras Iwan Syarif - 125 - Dengan hub, komputer dan peralatan lain dihubungkan dalam satu lingkaran dengan tiap-tiap peralatan atau node terhubung ke hub. Komputer sendiri tidak perlu diatur secara fisik membentuk lingkaran

Lebih terperinci

Grafik yang menampilkan informasi mengenai penyebaran nilai intensitas pixel-pixel pada sebuah citra digital.

Grafik yang menampilkan informasi mengenai penyebaran nilai intensitas pixel-pixel pada sebuah citra digital. PSNR Histogram Nilai perbandingan antara intensitas maksimum dari intensitas citra terhadap error citra. Grafik yang menampilkan informasi mengenai penyebaran nilai intensitas pixel-pixel pada sebuah citra

Lebih terperinci

INTEGRITAS DATA. Objektif: Mengetahui maksud ralat dalam komunikasi data Memahami teknik mengenal error dan membetulkan error

INTEGRITAS DATA. Objektif: Mengetahui maksud ralat dalam komunikasi data Memahami teknik mengenal error dan membetulkan error INTEGRITAS DATA Objektif: Mengetahui maksud ralat dalam komunikasi data Memahami teknik mengenal error dan membetulkan error Pendahuluan Metoda Pengujian Ralat Parity Checking Vertical Redundancy Check

Lebih terperinci

PENERAPAN PENGECEKAN KESALAHAN CRC-16 PADA PENGIRIMAN INFORMASI RUNNING TEXT DARI KOMPUTER KE MIKROKONTROLER

PENERAPAN PENGECEKAN KESALAHAN CRC-16 PADA PENGIRIMAN INFORMASI RUNNING TEXT DARI KOMPUTER KE MIKROKONTROLER PENERAPAN PENGECEKAN KESALAHAN CRC-16 PADA PENGIRIMAN INFORMASI RUNNING TEXT DARI KOMPUTER KE MIKROKONTROLER TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma 3 oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disadap atau dibajak orang lain. Tuntutan keamanan menjadi semakin kompleks, maka harus dijaga agar tidak dibajak orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. disadap atau dibajak orang lain. Tuntutan keamanan menjadi semakin kompleks, maka harus dijaga agar tidak dibajak orang lain. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah keamanan dan kerahasiaan data merupakan salah satu aspek yang penting dari Sistem Informasi, informasi tidak akan berguna lagi bila telah disadap atau dibajak

Lebih terperinci

MEDIA TRANSMISI. Sumber: Bab 4 Data & Computer Communications William Stallings. Program Studi Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

MEDIA TRANSMISI. Sumber: Bab 4 Data & Computer Communications William Stallings. Program Studi Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Jaringan Komputer I 1 MEDIA TRANSMISI Sumber: Bab 4 Data & Computer Communications William Stallings Program Studi Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Spektrum Elektromagnetik Jaringan

Lebih terperinci