UNIVERSITAS INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS INDONESIA"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL KUANTIFIKASI MANFAAT SI/TI BUSINESS CONTINUITY MANAGEMENT DARI SISTEM PEMBAYARAN MENGGUNAKAN TABEL MANFAAT BISNIS SI/TI GENERIK DAN SYSTEM DYNAMICS : STUDI KASUS PT. BANK XYZ KARYA AKHIR KRIS SATRIA PANDU DEWANTARA PUTRA FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA JULI 2013

2 UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL KUANTIFIKASI MANFAAT SI/TI BUSINESS CONTINUITY MANAGEMENT DARI SISTEM PEMBAYARAN MENGGUNAKAN TABEL MANFAAT BISNIS SI/TI GENERIK DAN SYSTEM DYNAMICS : STUDI KASUS PT. BANK XYZ KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi KRIS SATRIA PANDU DEWANTARA PUTRA FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA JULI 2013

3 HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Karya Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Kris Satria Pandu Dewantara Putra NPM : Tanda tangan : Tanggal : ii

4 HALAMAN PENGESAHAN iii

5 KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan kasih karunia-nya, saya dapat menyelesaikan Karya Akhir ini. Penulisan Karya Akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Teknologi Informasi pada Program Studi Magister Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer -. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan Karya Akhir ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Ir. Benny Ranti, MSc. selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan Karya Akhir ini; 2. Bapak Widijanto S. Nugroho, Ph.D dan Bob Hardian, Ph.D selaku dosen penguji yang telah menguji dan memberi masukan perbaikan Karya Akhir ini; 3. PT. Bank XYZ dan jajaran manajemen yang telah membantu dalam usaha memperoleh data yang perlukan dalam menyelesaikan Karya Akhir ini; 4. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan dukungan material dan moral; 5. Sahabat-sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan karya akhir ini; 6. Dosen pengajar dan staf MTI UI yang telah berbagi ilmu dan bantuan kepada saya; 7. Rekan-rekan seperjuangan, sahabat MTI UI 2011FB, yang telah menghadirkan keluarga baru bagi saya saat di perkuliahan; iv

6 8. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan kepada saya dalam menyelesaikan Karya Akhir ini. Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Karya Akhir ini bisa menjadi berkat bagi banyak pihak dan membawa manfaat bagi pengembangan ilmu. Salemba, Juli 2013 Penulis v

7 HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Kris Satria Pandu Dewantara Putra NPM : Program Studi : Magister Teknologi Informasi Fakultas Jenis Karya : Ilmu Komputer : Karya Akhir Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty- Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Rancangan Model Kuantifikasi Manfaat SI/TI Business Continuity Management dari Sistem Pembayaran Menggunakan Tabel Manfaat BisnisSI/TI Generik dan System Dynamics : Studi Kasus PT. Bank XYZ Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekskutif ini berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database). Merawat, dan mempublikasikan Karya Akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : JAKARTA Pada tanggal : 9 Juli 2013 Yang menyatakan (Kris Satria Pandu Dewantara Putra) vi

8 ABSTRAKSI Nama : Kris Satria Pandu Dewantara Putra Program Studi : Magister Teknologi Informasi Judul : Rancangan Model Kuantifikasi Manfaat SI/TI Business Continuity Management dari Sistem Pembayaran Menggunakan Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik dan System Dynamics : Studi Kasus PT. Bank XYZ Penerapan BCM (Business Continuity Management) sebagai salah satu kebijakan Bank Indonesia mengharuskan setiap bank setidaknya memiliki BCP (Business Continuity Plan), DRP (Disaster Recovery Plan) dan DRC (Disaster Recovery Center). Keberlangsungan BCM di perusahaan membutuhkan biaya yang tidak sedikit baik di sisi TI (Teknologi Informasi) maupun operasional BCM. Kesulitan pengukuran manfaat bisnis yang diperoleh atas investasi dalam menerapkan BCM merupakan salah satu permasalahan yang muncul. Salah satu tahapan BCM adalah Risk Asessment dan Business Impact Analysis yang menitikberatkan pada identifikasi kemungkinan risiko yang muncul pada aset atau proses bisnis di perusahaan dan dampaknya kepada perusahaan. Tabel manfaat bisnis SI/TI generik digunakan untuk melengkapi proses pada tahapan ini dengan menambahkan aspek potensi manfaat yang timbul dari mitigasi terhadap aset atau proses yang berisiko. System Dynamics digunakan untuk melihat keterkaitan sebab akibat antar manfaat yang diidentifikasi. Keterkaitan ini digunakan sebagai dasar penentuan kelompok manfaat untuk memudahkan proses kuantifikasi. Penelitian ini membuat model kuantifikasi manfaat investasi SI/TI dari BCM di PT. Bank XYZ dengan menggunakan data dari proses bisnis sistem pembayaran atau kiriman uang antar bank yang dilakukan dengan menggunakan Real Time Gross Settlement (RTGS) dan Sistem Kliring Nasional (SKN). Total kuantifikasi manfaat yang didapatkan untuk proses bisnis sistem pembayaran RTGS dan SKN adalah Rp ,19,-. Untuk mendapatkan total manfaat dari investasi SI/TI implementasi BCM, proses identifikasi dan kuantifikasi dengan menggunakan model ini harus dilakukan pada semua aset atau proses bisnis yang dikelola dalam implementasi BCM di perusahaan. Hasil kuantifikasi potensi manfaat bisnis dari rencana mitigasi risiko terhadap aset atau proses bisnis pada tahap Business Impact Analysis digunakan sebagai acuan untuk menentukan risiko dari aset atau proses bisnis mana yang diprioritaskan untuk dikelola. Kata Kunci : Business Continuity Management, Manfaat Bisnis SI/TI Generik, System Dynamics vii

9 ABSTRACT Name : Kris Satria Pandu Dewantara Putra Program Study : Master of Information Technology Title : Quantification Model IS/IT Value of Business Continuity Management in Payment System Using Generic IS/IT Business Value s Table and System Dynamics : Case Study PT. Bank XYZ Implementing BCM (Business Continuity Management) as one of Bank Indonesia s policy requires banks least to have BCP (Business Continuity Plan), DRP (Disaster Recovery Plan) and DRC (Disaster Recovery Center). BCM spend much cost in IT (Information Technology) s area and operational s cost. Difficulty of measuring the business benefits earned by investment in implementing BCM is one of the problems that arise. One of BCM s stage is Risk Assessment and Business Impact Analysis, which focuses on the identification of possible risks arising on the assets or business processes and its impact to the company. Generic IS/IT Business Value used to complete the process at this stage by adding potential benefits arising through risk mitigation to assets and process. System Dynamics is used to identify a causal relationship between the identified benefits. This linkage is used as a basis for determining the benefit of a group that is used in quantification process. This study developed model to quantify benefits of the IS / IT investment s of BCM in PT. Bank XYZ by using bank payment s data and business process in Real Time Gross Settlement (RTGS) and Sistem Kliring Nasional (SKN). Total benefits obtained for payment system s business process in RTGS and SKN is Rp ,19,-.To get the total benefit from the investment of IS / IT implementation of the BCM, the identification and quantification by using this model should be performed on all of the assets or business processes are managed within the BCM implementation in company. Results quantification of potential business benefits of the risk mitigation plans to assets or business processes in the phase of Business Impact Analysis is used as a reference for determining the risk of an asset or business processes which are prioritized to be managed. Keyword : Business Continuity Management, Generic IS/IT Business Value, System Dynamics viii

10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH... iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vi ABSTRAKSI... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xii BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Teknologi Organisasi Prosedur Manusia Angggaran Studi Literatur Penelitian Sebelumnya Kontribusi Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sistematika Penulisan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Business Continuity Management Pengertian Business Continuity Management Tahapan Business Continuity Management Business Impact Analysis Kategori Tingkat Kritis Recovery Time Requirements Manfaat dan Kuantifikasi Bisnis Manfaat Bisnis SI/TI Generik System Dynamics BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Teori Penelitian Metodologi Penelitian Profil Organisasi Struktur Organisasi Divisi Teknologi Informasi Satuan Keamanan Informasi Divisi Manajemen Risiko ix

11 Divisi Audit Internal Visi dan Misi Visi Misi Program Strategis Proses Bisnis Kritis BI-RTGS SKNBI Kebijakan dan Ketentuan Business Continuity Plan Infrastruktur Teknologi Informasi BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pembuatan Model Kuantifikasi Manfaat BCM Penentuan Proses Bisnis Kritis Penentuan Key Performance Indicator Identifikasi Manfaat Bisnis Analisis Manfaat Investasi TI dengan Tabel Manfaat SI/TI Generik Permodelan Hubungan Sebab Akibat Antar Manfaat Tahapan Permodelan Causal Loop Diagram Manfaat Investasi BCM Hasil Permodelan Manfaat Kuantifikasi Manfaat Bisnis Peningkatan Pendapatan karena Pengurangan Biaya KegagalanLayanan Kuantifikasi Manfaat Bisnis Peningkatan Pendapatan karena Ketersediaan Layanan Kuantifikasi Manfaat Bisnis Peningkatan Pendapatan karena Kepuasan Pelangggan BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN x

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Analisis akar masalah menggunakan diagram Fishbone... 3 Gambar 2.1 Kerangka Business Continuity Management Gambar 2.2 Siklus Business Continuity Management Gambar 2.3 BCM Planning Methodology Gambar 2.4 Critical Recovery Timeframes Gambar 2.5 Keseimbangan antara Cost of Disruption dan Cost of Recovery Gambar 3.1 Kerangka Teoritis Gambar 3.2 Alur Metodologi Penelitian Gambar 3.3 Struktur Organisasi terkait BCM Gambar 3.4 Aliran RTGS keluar Gambar 3.5 Aliran RTGS masuk Gambar 3.6 Penyerahan Kliring Kredit Gambar 3.7 Penyerahan Kliring Debet Gambar 3.8 Infrastruktur Teknologi Informasi Gambar 4.1 BCM Planning Methodology Gambar 4.2 Proses Identifikasi Manfaat BCM Gambar 4.3 Keterkaitan Antar SubKategori Gambar 4.4 Causal Loop Diagram Hubungan Sebab Akibat Manfaat Investasi BCM Gambar 4.5 Cara Perhitungan Total Manfaat Business Continuity Management 61 xi

13 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Identifikasi Masalah... 2 Tabel 1.2 Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya Tabel 2.1Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik Tabel 2.2 Simbol-simbol Causal Loop Diagram Tabel 3.1 Komponen BCM Tabel 3.2 Critical Business Function (CBF) Tabel 4.1 Proses Bisnis Kritis di Bank XYZ Tabel 4.2 Grading Impact Pengukuran Risiko Tabel 4.3 Grading Likehood Pengukuran Risiko Tabel 4.4 Recovery Time Objective (RTO) untuk Bank XYZ Tabel 4.5 RTO dan RPO Transaksi RTGS dan SKN Tabel 4.6 Hasil Identifikasi Manfaat Bisnis Relevan Tabel 4.7 Relevansi dan Signifikansi Manfaat Terhadap Proses Bisnis RTGS dan SKN Tabel 4.8 Peningkatan pendapatan karena pengurangan biaya kegagalan layanan Tabel 4.9 Peningkatan pendapatan karena ketersediaan layanan Tabel 4.10 Peningkatan pendapatan karena meningkatkan kepuasan pelanggan. 54 Tabel 4.11 Kuantifikasi Risiko untuk Penentuan Proses Bisnis Kritis Tabel 4.12 Analisis Risiko dan Manfaat Bisnis xii

14 BAB 1 PENDAHULUAN Bab 1 menjelaskan latar belakang sampai dengan permasalahan yang menghasilkan pertanyaan penelitian. Studi kasus diambil dari PT. Bank XYZ yang berlokasi di Jakarta. Selanjutnya PT. Bank XYZ disebut sebagai Bank XYZ Latar Belakang Aktivitas perbankan tidak dapat terhindar dari gangguan atau kerusakan baik yang disebabkan oleh alam maupun manusia. Sebagai contoh gangguan dan kerusakan akibat gempa bumi, bom, kebakaran, banjir, power failure, kelalaian manusia, kesalahan teknis, demonstrasi dan huru-hara. Kerusakan yang terjadi akan berdampak pada kegiatan operasional bisnis bank terutama pelayanan kepada nasabah. Selain risiko operasional, tidak adanya penanganan bencana secara khusus akan menyebabkan bank menghadapi risiko reputasi yang berdampak pada menurunnya tingkat kepercayaan nasabah. Hal ini tentu saja berpotensi menurunkan keuntungan finansial yang diperoleh bank. Untuk meminimalisasi risiko tersebut, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia NOMOR: 9/15/PBI/2007 tentang Penerapan Manajemen Risiko dalam penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum. Bank diharapkan memiliki Business Continuity Management (BCM) yaitu proses manajemen terpadu dan menyeluruh untuk menjamin kegiatan operasional bank agar tetap berfungsi meskipun terjadi gangguan/bencana guna melindungi kepentingan para stakeholder. Business Continuity Management (selanjutnya disingkat sebagai BCM) merupakan bagian yang terintegrasi dengan kebijakan manajemen risiko bank secara keseluruhan. Penerapan BCM mengharuskan bank memiliki Business Continuity Plan(BCP) dan Disaster Recovery Plan (DRP). BCP merupakan dokumen tertulis yang memuat rangkaian kegiatan yang terencana dan terkoordinir mengenai langkahlangkah pengurangan risiko, penanganan dampak gangguan/bencana dan proses 1

15 2 pemulihan agar kegiatan operasional bank dan pelayanan kepada nasabah tetapdapat berjalan. Rencana tindak tertulis tersebut melibatkan seluruh sumber daya Teknologi Informasi (TI) termasuk sumber daya manusia yang mendukung fungsi bisnis dan kegiatan operasional yang kritikal bagi bank. Disaster Recovery Plan (DRP) lebih menekankan pada aspek teknologi dengan fokus pada data recovery/restoration plan hingga berfungsinya sistem aplikasi dan infrastruktur TI yang kritikal. Implementasi BCM umumnya ditindaklanjuti dengan pengadaan pusat pengadaan krisis atau biasa disebut DRC (Disaster Recovery Center). Bank XYZ sebagai sebagai salah satu institusi perbankan di Indonesia turut serta menerapkan BCM dengan memiliki BCP sebagai kebijakan strategi internal yang tertuang dalam Surat Keputusan 016/SK/DIR/2005. Selain untuk memenuhi syarat penyelenggaraan layanan perbankan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, implementasi BCM di Bank XYZ diharapkan mendukung tercapainya strategi bisnis dan mengurangi risiko yang mungkin dihadapi oleh perusahaan Perumusan Masalah Berdasarkan hasil wawanara dengan manajer operasional (Lampiran 1) di bagian sistem pembayaran dan data temuan audit, proses implementasi BCM Bank XYZ menemui beberapa kendala. Tabel 1.1 merangkum kendala dan masalah yang merupakan gap antara ekspektasi dan kenyataan yang ada di Bank XYZ, khususnya bagian sistem pembayaran. Tabel 1.1 Identifikasi Masalah (Sumber : wawancara dan observasi) No Masalah Keterangan 1 Biaya pengadaan dan pemeliharaan Anggaran tahunan dan wawancara dengan infrastruktur TI diseconday operation center manajer operasional yang dianggap sebagai cost center 2 Infrastruktur, aplikasi dan data di seconday operation center (SOC) belum dikelola dengan baik Temuan audit dan Laporan tes simulasi BCP Divisi Operasional 2011 dan 2012

16 3 No Masalah Keterangan 3 Hasil pengujian simulasi BCP live operation ditahun 2009 yang dinyatakan belum sesuai rencana. Hasil evaluasi Pelaksanaan Live Operation Permasalahan yang muncul di atas berpotensi mengakibatkan implementasi BCM di Bank XYZ tidak maksimal. Untuk mengetahui akar permasalahan yang menyebabkan tidak maksimalnya implementasi BCM dibuatkan analisis sebabakibat menggunakan diagram Fishbone. Gambar 1.1 Analisis akar masalah menggunakan diagram Fishbone Teknologi 1. Aplikasi belum mendukung perpindahan site otomatis. Tidak semua aplikasi kritis mendukung perpindahan akses secara otomatis ke lokasi operasional cadangan atau Secondary Operation Center (selanjutnya disebut SOC) ketika terjadi gangguan. Oleh karena itu diperlukan prosedur konfigurasi manual untuk memindahkan akses aplikasi dari lokasi operasional utama ke lokasi operasional cadangan. 2. Data di lokasi operasional cadangan atau Secondary Operation Center bukan data terkini. Data beberapa aplikasi di lokasi cadangan tidak di update secara realtime. Update data dilakukan secara periodik melalui aplikasi dan juga secara

17 4 manual dengan periode update tertentu sesuai kebutuhan. Hal ini terkait dengan keterbatasan kapasitas penyimpanan data (storage) yang bersifat mirror. 3. Infrastruktur di lokasi operasional cadangan atau Secondary Operation Center memiliki kapasitas dibawah site utama. Meskipun kapasitas DRC identik dengan Data Center utama, infrastruktur di site operasional cadangan atau Secondary Operation Center tidak identik dengan site utama. Hal ini terlihat dari spesifikasi perangkat keras dan jumlah workstation yang dipersiapkan di site operasional cadangan tidak sama dan memiliki kapasitas dibawah site utama Organisasi 1. Pembagian tugas dan tanggung jawab pelaksanaan simulasi bencana yang belum detail. Belum jelasnya kewenangan dalam penanganan bencana. Instrumen dokumen mengenai BCP/DRP di unit kerja belum dikelola dengan baik. (Belum ada terdapat di Portal Perusahaan). 2. Temuan audit mengenai dokumentasi BCP/DRP tidak ditindaklanjuti. Temuan auditor internal ataupun eksternal mengenai kesiapan BCP/DRP belum ditindaklanjuti dengan maksimal. Hal ini ditandai dengan masih berulangnya temuan mengenai BCP/DRP di periode audit berikutnya Prosedur 1. Kurangnya sosialisasi pelaksanaan prosedur pengelolaan bencana. Pemahaman penanganan bencana hanya disampaikan kepada beberapa karyawan dengan periode sosialisasi yang kurang intens yaitu beberapa waktu menjelang simulasi. Dokumentasi mengenai BCP/DRP belum dapat diakses dengan mudah. 2. Belum ada checklist pelaksanaan pengujian dokumen BCP secara detail. Pelaksanaan uji coba BCP/DRP sering tidak disertai daftar pelaksanaan

18 5 yang dipersiapkan sesuai dengan prosedur yang disepakati. Cheklist yang disediakan lebih kepada daftar infrastruktur dan PIC pelaksanaan. Bukan daftar pekerjaan yang harus dilakukan oleh PIC Manusia 1. Karyawan kurang memiliki pengetahuan mengenai penanganan bencana. Pihak yang memiliki peran dalam pelaksanaan BCP/DRP di unit kerja belum paham terhadap tugas dan tanggung jawabnya. 2. Kesadaran karyawan terhadap simulasi bencana kurang. Hal ini terlihat dari ketidakseriusan dalam menjalankan simulasi bencana dan belum berhasilnya prosedur live operation di Secondary Operation Center. 3. Karyawan kurang mendapatkan pelatihan penanganan bencana. Minimnya pelatihan dan simulasi bencana menyebabkan petugas yang diberi tugas ketika terjadi bencana tidak paham terhadap tugasnya Angggaran 1. Belum ada kajian terhadap manfaat inventasi Belum adanya kajian manfaat investasi implementasi BCM secara detail khususnya yang dilakukan oleh unit kerja yang menangani sistem pembayaran. Kajian BCMmasih dilakukan terhadap kemungkinan kerugian yang ditanggung perusahaan ketika terjadi bencana. 2. Belum ada evaluasi laporan anggaran BCM Sebagai informasi saat ini anggaran penyelenggaraan BCM dikelola oleh 3 divisi. Anggaran proses Business Impact Analysis, pembuatan BCP dan operasional BCM dikelola oleh Satuan Keamanan Informasi XYZ. Anggaran pembuatan dan pemeliharaan DRP/DRC dikelola oleh Divisi Teknologi Informasi XYZ. Anggaran untuk pengadaan infrastruktur dilokasi operasional cadangan atau (SOC) Secondary Operation Center dikelola oleh masing-masing unit bisnis yang aset atau proses bisnisnya

19 6 termasuk dalam kategori kritis dan masuk dalam ruang lingkup BCM. Hal ini juga berlaku unit kerja yang menangani sistem pembayaran yang digunakan untuk studi kasus penelitian ini. Implementasi BCM berkaitan dengan investasi TI dan non TI. Manajamen menganggap pengeluaran tahunan dalam rangka operasional BCM sebagai biaya operasional. Selanjutnya penelitian difokuskan hanya pada salah satu penyebab masalah tidak maksimalnya implementasi BCM yaitu mengenai anggaran. Secara detail akan diteliti bagaimana menilai manfaat bisnis dari investasi SI/TI dalam implementasi BCM di perusahaan. Oleh karena ruang lingkup BCM yang luas dan terbatasnya data yang diperbolehkan oleh tempat studi kasus, maka penelitian hanya dibatasi pada perancangan model kuantifikasi manfaat dengan contoh kuantifikasi di lingkunganoperasional / back office khususnya di Divisi Operasional Bank XYZ. Divisi ini dipilih karena dianggap mewakili kegiatan perbankan yang bersifat kritis yaitu sistem pembayaran antarbank. System Dynamics digunakan untuk melihat hubungan sebab akibat antar manfaat yang teridentifikasi agar tidak terjadi kuantifikasi manfaat yang berulang. Dengan demikian pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah Bagaimana mengevaluasi manfaat investasi penerapan Business Continuity Management Sistem Pembayaran di Divisi Operasional PT. Bank XYZ? 1.3. Studi Literatur Penelitian Sebelumnya Beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan Nilai Manfaat Investasi Teknologi Informasi antara lain : 1. Analisis Kelayakan Ekonomis Cloud Computing Pada Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia dengan Metode Ranti s Generic IS/IT Business Value dan Economic Value Added. Studi Kasus pada Bank Perkreditan Rakyat di Jakarta (Darmadji, 2011) Penelitian ini melakukan analisis kelayakan ekonomis implemenasi cloud computing yang dilakukan dengan mengidentifikasi dan mengkuantifikasi manfaat yang relevan dengan Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik. Selain itu

20 7 untuk melengkapi proses kuantifikasi dilakukan kajian finansial dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA). Keluaran dari penelitian ini adalah pemetaan manfaat dan rekomendasi kelayakan investasi cloud computing di perusahaan tempat studi kasus. 2. Analisis Manfaat Investasi SAP dengan menggunakan Ranti s Generic IS/IT Business Value dan System Dynamics. Studi Kasus : PT. PINDAD (Maulana, 2012) Penelitian ini mengidentifikasi nilai manfaat dari investasi SAP dan memodelkan hubungan sebab akibat antar manfaat yang sudah teridentifikasi menggunakan Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik. Hasilnya kemudian dikuantifikasi untuk memperoleh nilai dari manfaat tersebut. Permodelan hubungan sebab akibat antar manfaat investasi SAP yang teridentifikasi menggunakan permodelan System Dynamics. Keluaran dari penelitian ini adalah kuantifikasi manfaat investasi SAP berdasarkan pengelompokan manfaat investasi yang didapat dari permodelan hubungan sebab akibat antar manfaat investasi oleh System Dynamics. 3. Evaluasi Investasi Teknologi Informasi dengan Ranti s Generic IS/IT Business Value dan Economic Value Added. Studi Kasus : Pembuatan Data Center PT Bank XYZ (Indriasworo, 2011) Penelitian ini bertujuan membuat pemetaaan investasi TI mengenai pembuatan Data Center di bank tempat studi kasus. Di dalamnya dilakukan evaluasi finansial untuk mengidentifikasi apakah investasi tersebut berdampak pada peningkatan performa perusahaan. Yang menarik adalah penggunaan metrik TI hasil penelitian Toha Antasari (Antasari, 2011) untuk mempermudah identifikasi manfaat investasi Data Center di subkategori Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik. Keluaran dari penelitian ini adalah kuantifikasi manfaat investasi pembuatan Data Center berdasarkan pengelompokan manfaat investasi yang didapat setelah dikategorikan berdasarkan definisi kemampuan Data Center (Availability, Capacity, Flexibility, Security dan Efficiency).

21 8 4. Kajian Literatur Identifikasi dan Klasifikasi Metriks TI yang digunakaan untuk Mengkuantifikasi Nilai Manfaat SI/TI Generik Ranti (Antasari, 2011) Penelitian ini merupakan studi literatur mengenai metrik yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi manfaat SI/TI berdasarkan Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik. Penelitian Antasari menggunakan data yang berasal dari penelitian-penelitian sebelumnya yang menggunakan Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik. Berdasarkan kesamaan manfaat, metrik yang digunakan beberapa penelitian tersebut dan dari beberapa studi literatur, dikembangkan metrik yang bersifat generik dan memudahkan dalam proses identifikasi manfaat di subkategori Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik Kontribusi Penelitian Tabel 1.2 menjelaskan perbedaan penelitian penulis dengan penelitian sebelumnya sehingga diharapkan menjadi kontribusi penulis dalam penelitian ini Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup pembahasan diantaranya 1. Penelitian ini tidak membahas rancangan komponen penyusun Business Continuity Management seperti Business Continuity Plan (BCP), Disaster Recovery Plan (DRP) dan Disaster Recovery Center (DRC). 2. Penelitian tidak membahas infrastruktur Teknologi Informasi secara detail yang meliputi Data Center dan Disaster Recovery Center (DRC) yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan Business Continuity Management (BCM). 3. Penelitian tidak membahas mengenai infrastruktur Secondary Operation Center sebagai bagian dari Business Continuity Management diperusahaan tempat studi kasus. 4. Penelitian tidak membahas investasi dan nilai finansial dalam rangka penerapan Business Continuity Management di perusahaan tempat studi kasus

22 9 baik masa persiapan maupun pada saat pelaksanaannya. 5. Data penelitian diambil pada salah satu unit bisnis yang bersifat kritis di Bank XYZ yaitu Divisi Operasional Bank XYZ yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kiriman uang antar bank atau Real Time Gross Settlement (RTGS) dan Sistem Kliring Nasional (SKN). 6. Tempat studi kasus penelitan dilaksanakan telah memiliki BCMS yang menggunakan standar SS:507:2008 dan SS:540:2008. Dengan demikian proses Risk Assesment dan hasil Bisnis Impact Analysis yang digunakan mengacu pada standar yang digunakan oleh perusahaan. Oleh karena itu penelitan ini tidak membahas mengenai teknik assessment, rencana mitigasi, sertifikasi, Organizational Environment dan Change Management yang berkaitan dengan proses BCM diperusahaan tempat studi kasus. 7. Penelitian ini mengunakan System Dynamics untuk melihat hubungan sebab akibat antar manfaat yang teridentifikasi pada Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik agar tidak terjadi kuantifikasi manfaat yang berulang Tujuan dan Manfaat Penelitian Sub bab ini akan menjelaskan mengenai tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah menghasilkan model untuk mengkuantifikasi manfaat investasi SI/TI pada implementasi BCM di organisasi Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Referensi yang dapat melengkapi pengetahuan di bidang Business Continuity Management khususnya pada tahap penentuan nilai dari proses dan aset yang akan dikelola di dalamnya.

23 10 2. Referensi bagi organisasi dalam melakukan kajian manfaat investasi SI/TI dalam mengembangkan secondary site ataupun pusat pemulihan bencana (disaster recovery center) Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan masalah dalam penelitian ini dibagi ke dalam 5 bab dengan penjelasan mengenai cakupan pembahasan masing-masing bab sebagai berikut: 1. BAB 1 Pendahuluan Bab 1 terdiri dari latar belakang penelitian, perumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika pembahasan penelitian. 2. BAB 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 berisi rangkuman literatur yang digunakan untuk menganalisis tahapan dalam implementasi BCM dan proses evaluasi manfaat bisnis SI/TI menggunakan Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik. 3. BAB 3 Metodologi Penelitian Pada bab 3 ditulis langkah-langkah yang digunakan untuk menyusun penelitian. Setiap langkah yang ada dirumuskan masukan,keluaran, tujuan dan metode yang digunakan.bab ini juga menjelaskan secara singkat profil organisasi yang digunakan sebagai studi kasus yaitu PT. Bank XYZ 4. BAB 4 Analisis dan Pembahasan Bab ini menjelaskan analisis dan pembahasan model yang digunakan untuk mengkuantifikasi manfaat dari BCM. Model yang dibuat kemudian digunakan untuk mengkuantifikasi manfaat BCM dengan mengambil contoh proses bisnis di Sistem Pembayaran. 5. BAB 5 Kesimpulan dan Saran Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan atas penelitian yang telah dilakukan dan saran untuk penelitian berikutnya.

24 11 Tabel 1.2 Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya (sumber : Karya Akhir Magister Teknologi Informasi ) Peneliti Darmadji (2011) Antasari (2011) Indriasworo (2011) Maulana (2012) Penelitian ini Metode Ranti s Generic IS/IT Business Value, EVA Ranti s Generic IS/IT Business Value Ranti s Generic IS/IT Business Value, EVA Ranti s Generic IS/IT Business Value, System Dynamics Business Impact Analysis, Ranti s Generic IS/IT Business Value Obyek Penelitian Implementasi Cloud Computing Studi Literatur Data Center Proyek Implementasi SAP Enterprise Business Continuity Management Instansi BUMN - - BUMN Swasta Jenis Industri Perbankan - Perbankan Manufaktur Perbankan Hasil Akhir Kerangka Acuan Template Metrik Kuantifikasi Manfaat Analisis Manfaat Pembuatan Data Center Analisis Manfaat Investasi SAP Model Analisis Manfaat BCM

25 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab 2 akan menjelaskan landasan teori dan studi literatur yang berkaitan dengan penelitian yaitu Business Continuity Management, Manfaat Bisnis SI/TI Generik. Landasan teori ini akan dijadikan kerangka berfikir dalam melakukan penelitian Business Continuity Management Kelangsungan bisnis pada saat terjadi bencana merupakan keharusan dan menjadi perhatian bagi organisasi. Oleh karena itu Business Continuity Management menjadi elemen penting bagi organisasi dalam rangka menjaga kelangsungan bisnisnya Pengertian Business Continuity Management Menurut ISO 22301:2012 Societal Security Business Continuity Management Systems -requirements) - clause 3.4, Business Continuity Management (BCM) adalah Holistic management process that identifies potential threats to and organization and the impacts to business operations those threats, if realized, might cause, and which provides a framework for building organizational resilience with the capability for an effective response that safeguards the interests of its key stakeholders, reputation, brand and value-creating activities. Dapat diambil kesimpulan bahwa Business Continuity Management (BCM) merupakan proses persiapan kemungkinan insiden yang terjadi di masa depan yang bisa membahayakan aktivitas utama organisasi dalam jangka pendek maupun panjang. Dalam penerapannya, BCM dalam suatu organisasi tidak dapat melingkupi semua area dan semua kemungkinan risiko yang yang dihadapi organisasi. Untuk itu diperlukan prioritisasi aktivitas terpenting dan memiliki risiko tertinggi dalam organisasi untuk dimasukkan dalam BCM. Gambar 2.1 menggambarkan kerangka lingkup BCM. 12

26 13 Gambar 2.1 Kerangka Business Continuity Management (Sumber :Business Continuity Institute, 2008) BCM menyediakan kerangka strategis dan operasional untuk menilai, mendesain ulang cara organisasi dalam menyediakan produk atau layanan sementara dalam rangka meningkatkan ketahanan terhadap gangguan dan interupsi. BCM membahas mengenai risiko dan merupakan manajemen proses yang memastikan organisasi dapat terus beroperasi ketika terjadi bencana Tahapan Business Continuity Management Mengacu kepada dokumen Good Practice Guidelines The Business Continuity Institute (Business Continuity Institute, 2008), tahapan pengembangan siklus Business Continuity Management digambarkan seperti pada Gambar 2.2 dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Tahap I : Understanding Your Business Dalam rangka penyusunan strategi BCM yang tepat, langkah awal yang perlu dilakukan adalah memahami aktivitas yang dijalankan.

27 14 Beberapa teknik yang dilakukan adalah Risk Assessment dan Business Impact Analysis. 2. Tahap II : Business Continuity Management Strategies Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi BCM yang tepat dari beberapa pilihan yang didapat dari informasi kajian Risk Assessment dan Business Impact Analysis. 3. Tahap III : Developing a Business Continuity Management Response Fokus pada tahap ini akan ditujukan untuk mengidentifikasi beberapa langkah kegiatan yang dipandang perlu untuk dapat memulihkan gangguan yang terjadi pada kondisi normal. 4. Tahap IV : Developing a Business Continuity Management Culture Pada tahap ini akan dilakukan penjabaran strategi untuk meningkatkan kesadaran (awareness) akan BCM melalui desain komunikasi, training dan sosialisasi yang terintegrasi dengan strategi organisasi. 5. Tahap V : Exercising, Maintenance and Audit Fokus pada tahap ini adalah penyusunan strategi testing, upaya pemeliharaan dan proses audit yang dilakukan dalam implementasi. Tahap ke II dan ke III dari siklus pengembangan Business Continuity Management ini akan menghasilkan dokumen Business Continuty Plan dan Disaster Recovery Plan bagi perusahaan. BCP (Business Continuity Plan) adalah dokumen tertulis yang memuat rangkaian kegiatan terencana dan terkoordinir mengenai langkah-langkah pengurangan risiko atas penanganan gangguan yang terjadi. DRP (Disaster Recovery Plan) merupakan rangkaian kegiatan yang lebih menekankan pada aspek teknologi dengan fokus pada data recovery/restoration plan, berfungsinya sistem aplikasi dan infrastruktur TI yang kritikal pada saat terjadi bencana.

28 15 Gambar 2.2 Siklus Business Continuity Management (Sumber :Business Continuity Institute, 2008) Terdapat beberapa teori lain yang dapat digunakan dalam rangka menerapkan Business Continuity Management di organisasi. Diantaranya pendekatan BCM Planning Methodology (BCM Institute, 2009) seperti dijelaskan pada Gambar 2.3 dan pendekatan Model Plan-Do-Check-Act yang diperkenalkan oleh British Standard (BS ISO : 2012, 2012). Pendekatan BCM Institute menjabarkan secara lebih detail siklus dari tahapan BCM yang diperkenalkan Business Continuity Institute. Untuk memudahkan pemahaman, penelitian ini akan mengacu tahapan- tahapan yang ada pada Siklus Business Continuity Management menurut BCM Institute seperti Gambar 2.3.

29 16 Gambar 2.3 BCM Planning Methodology (sumber : BCM Institute, Telah diolah kembali) Business Impact Analysis BIA (Business Impact Anaylsis) adalah salah satu proses di tahapan ke I (Understanding Your Business) dalam siklus BCM menurut Business Continuity Institute (Business Continuity Institute, 2008) atau tahapan ke III menurut BCM Institute (BCM Institute, 2009) yang bertujuan memahami proses yang dianggap penting bagi kegiatan operasional organisasi dan mengetahui dampak gangguan terhadap proses bisnis yang dijalankan organisasi. Dalam implementasinya tahapan BIA tidak lepas dari aktivitas Risk Asessment. Pendekatan dalam menganalisis dampak risiko terhadap organisasi dapat menggunakan pendekatan aset ataupun proses. Dari sisi IT, National Institute of Standards and Technology (NIST) menjelaskan The BIA purpose is to correlate specific system components with the critical services that they provide, and based on that information, to characterize the consequences of a disruption to the system components. Dapat disimpulkan bahwa terdapat dua bagian yang dihasilkan oleh Business Impact

30 17 Analysis. Bagian pertama adalah untuk memahami proses bisnis yang bersifat kritis dan bagian kedua adalah untuk mengkorelasikan proses bisnis yang bersifat kritis itu ke sistem TI. (Snedaker, 2007) Terdapat beberapa aktivitas yang dilakukan pada saat melakukan proses Business Impact Anaylsis (Snedaker, 2007), diantaranya : 1. Identifikasi proses bisnis utama dan fungsi. 2. Menetapkan persyaratan untuk pemulihan bisnis. 3. Menentukan hubungan ketergantungan sumber daya. 4. Menentukan dampak bencana terhadap operasinal. 5. Mengembangkan prioritas dan klasifikasi proses bisnis dan fungsi. 6. Mengembangkan persyaratan waktu pemulihan. 7. Menentukan dampak keuangan, operasional dan aturan terhadap gangguan Kategori Tingkat Kritis Hasil penentuan dampak bencana terhadap bisnis organisasi pada Business Impact Analysis umumnya dibuat dalam bentuk pengkategorian tingkat kritis (Critital Categories) dampak dari proses atau aset yang diukur. Tidak ada standar yang baku dalam mengkategorikan tingkat kritis dari suatu dampak. Namun demikian, Snedaker memberikan gambaran mengenai kategori tingkat kritis dari suatu dampak yang umumnya digunakan (Snedaker, 2007), yaitu : 1. Category 1 - Critical Functions Mission-Critical 2. Category 2 - Essential Functions Vital 3. Category 3 - Necessary Functions Important 4. Category 4 - Desirable Functions Minor Dalam implementasinya, kategori ini umumnya hanya dibagi dalam 3 kategori yaitu High, Medium dan Low. Bagaimana definisi kategori ini diterapkan di

31 18 organisasi tidak menjadi masalah. Hal terpenting dalam pembagian kategori adalah adanya perbedaan dari tingkat (grade) dampak dari proses atau aset yang diidentifikasi dalam Business Impact Analysis. Besaran tingkat dampak ini menjadi acuan dalam analisis dan penentuan proses atau aset di organisasi yang diprioritaskan untuk dikelola dalam tahapan BCM selanjutnya Recovery Time Requirements Selain dampak terhadap organisasi, tingkat kekritisan proses atau aset berkaitan dengan waktu yang dibutuhkan organisasi untuk melakukan pemulihan terhadap bencana (Snedaker, 2007). Ada beberapa beberapa istilah yang digunakan untuk mendefinisikan kebutuhan waktu terhadap pemulihan fungsi bisnis. 1. Maximum Tolerable Downtime (MTD) Waktu maksimum bisnis dapat mentolerir ketidaktersedianya fungsi bisnis tertentu. Proses bisnis atau unit bisnis organisasi yang bersifat kritis umumnya memiliki MTD yang pendek. MTD memiliki dua elemen yaitu Recovery Time Objective (RTO) dan Work Recovery Time (WRT). 2. Recovery Time Objective (RTO) Waktu maksimum dimana bisnis atau proses bisnis tidak dilayani. RTO dapat didefinisikan sebagai waktu maksimal yang disediakan untuk melakukan pemulihan layanan. 3. Work Recovery Time (WRT) Waktu maksimum yang dibutuhkan untuk menjalankan proses bisnis kembali. Dari perspektif bisnis WRT merupakan waktu maksimum yang dibutuhkan untuk melakukan langkah-langkah atau prosedur sebelum bisnis dapat berjalan kembali. 4. Recovery Point Objective (RPO) Waktu back-up data terakhir yang tersedia atau periode jumlah data yang hilang yang dapat diterima oleh bisnis.

32 19 Gambar 2.4 Critical Recovery Timeframes (Sumber : Snedaker, 2007) Definisi kebutuhan waktu pemulihan bencana (Recovery Time Requirements) berdampak pada stretegi pemulihan yang akan dilakukan, khususnya pada pemilihan infrastruktur teknologi informasi. Pemilihan infrastuktur teknologi informasi memiliki hubungan terhadap tingkat kehilangan atau kerugian yang dapat diterima oleh organisasi akibat bencana. Umumnya didefinisikan dalam risk appetite (besaran risiko yang dapat diterima / ditoleransi oleh organisasi). Sebagai contoh adanya organisasi yang tidak mengijinkan kehilangan data sedikitpun apabila terjadi bencana terhadap proses tertentu membuat besaran RPO (Recovery Point Objective) untuk proses tersebut sebesar 0 (nol) menit. Untuk memenuhi kebutuhan ini, organisasi tersebut harus memiliki infrastrukur teknologi informasi yang mampu melakukan replikasi data secara realtime. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap besarnya investasi yang dikeluarkan dalam perencanaan pusat pemulihan bencana (Disaster Recovery Center). Dengan demikian dapat ditentukan rumus strategi perencanaan pusat pemulihan bencana dengan mengacu kepada relasi antara biaya akibat gangguan (Cost of Disruption) dengan biaya yang dikeluarkan untuk pemulihan (Cost to Recover). Gambar 2.5 memberikan gambaran pertemuan antara grafik Cost of Disruption dengan grafik Cost to Recover di titik A. Titik ini memberikan gambaran parameter waktu dan biaya pada saat penentuan infrastruktur teknogi informasi di pusat pemulihan bencana.

33 20 Gambar 2.5 Keseimbangan antara Cost of Disruption dan Cost of Recovery (Sumber : Snedaker, Telah disesuaikan) 2.2. Manfaat dan Kuantifikasi Bisnis Pada sub bab ini akan dibahas mengenai teori dan metode untuk melakukan identifikasi manfaat dan proses kuantifikasi manfaat SI/TI terhadap bisnis organisasi Manfaat Bisnis SI/TI Generik Menurut Parker (Parker M. B., 1988) ada tiga tipe manfaat SI/TI yaitu tangible benefit, quasi tangible benefit yang berfokus pada efisiensi organisasi dan intangible benefit yang berfokus pada peningkatan efektivitas organisasi. Dari ketiga tipe tersebut hanya tangible benefit yang paling mudah diidentifikasi dampak finansialnya dan manfaatnya bagi bisnis organisasi. Namun demikian manfaat bisnis ini lebih dari sekedar memberikan keuntungan secara finansial saja, tapi juga berdasarkan pemikiran bagaimana SI/TI bisa memberikan keunggulan kompetitif terutama bagi organisasi. Dua tipe manfaat lainnya agak sulit diidentifikasi karena seringkali tidak berhubungan langsung dengan investasi SI/TI yang dilakukan dan memiliki kemungkinan identifikasi ganda. Identifikasi

34 21 ganda disebabkan karena tidak ada standardisasi penamaan manfaat SI/TI terhadap bisnis Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Benny Ranti (Ranti, 2008) dengan mengambil 60 studi kasus di Indonesia, dirumuskan 13 kategori dan 73 subkategori manfaat bisnis SI/TI. Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik hasil penelitian Benny Ranti dapat dilihat padatabel 2.1. Untuk selanjutnya tabel ini akan disebut sebagai Tabel Generik. Tabel Generik digunakan untuk mempermudah identifikasi dan penamaan manfaat dari SI/TI. Tabel ini juga dapat dijadikan sebagai dasar pembuatan kuesioner untuk memudahkan responden dalam mengidentifikasi manfaat SI/TI. Dalam kaitannya dengan Business Continuity Management, Tabel Generik akan digunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan manfaat yang dapat muncul dari implementasi Business Continuity Management pada saat dilakukan proses Risk Assessment dan Business Impact Analysis, Tabel 2.1Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik (sumber : Ranti, Telah diolah kembali) Kategori Sub Kategori Kode 1.Mengurangi/Menekan biaya 1. biaya telekomunikasi RCO-01 (dari) 2. biaya perjalanan RCO biaya operator RCO biaya pertemuan RCO biaya kegagalan layanan RCO biaya distribusi RCO biaya pelatihan per setiap karyawan RCO biaya pengembalian barang yang salah RCO biaya uang (bunga pinjaman) RCO biaya cetak dokumen dan ATK RCO biaya langganan RCO biaya sewa ruangan RCO biaya sewa alat RCO biaya inventori/penyimpanan RCO biaya kesalahan penelitian RCO-15 2.Meningkatkan produktivitas 16. restrukturisasi pembagian fungsi kerja IPR-01

35 22 Kategori Sub Kategori Kode (karena disebabkan oleh) 17. mempercepat penguasaan produk IPR kemudahan analisis IPR meningkatkan kepuasan karyawan IPR-04 3.Mempercepat proses (dari) 20. proses produksi APR proses pengadaan barang APR proses pembuatan laporan APR proses persiapan data APR proses pemeriksaan permohonan APR proses pembayaran hutang/tagihan APR proses transaksi APR proses pengambilan keputusan APR-08 4.Mengurangi resiko (dari) 28. kesalahan hitung RRI-01 5.Meningkatkan pendapatan (yg disebabkan oleh ) 6.Meningkatkan keakuratan (dari) 7.Mempercepat cash-in (disebabkan karena) 8.Meningkatkan layanan eksternal (dari) 29. piutang tak tertagih RRI kehilangan penyimpanan RRI produk gagal RRI kehilangan data RRI kesalahan data RRI jatuh tempo RRI kehilangan karyawan potensial RRI pemalsuan RRI penipuan/kecurangan administrasi RRI kesalahan pembayaran RRI kesalahan pengelolaan asset RRI meningkatkan kapasitas bisnis IRE meningkatkan kualitas laporan IRE meningkatkan kepercayaan pelanggan IRE memperluas segmentasi pasar IRE meningkatkan pendapatan lain-lain IRE tagihan IAC analisis IAC data IAC perencanaan IAC keputusan IAC mempercepat pengiriman tagihan ACI mengurangi pembatalan pesanan IES mengetahui masalah pelanggan IES penambahan cabang/layanan IES layanan pribadi IES-04

36 23 Kategori Sub Kategori Kode 9.Meningkatkan image (disebabkan oleh) 10.Meningkatkan kualitas (dari) 11.Meningkatkan layanan internal (dari) 12.Meningkatkan keunggulan kompetitif (disebabkan oleh) 55. kepuasan pelanggan IES meningkatkan mutu layanan IIM pemberian diskon IIM kepatuhan pada aturan IIM menggunakan merk terkenal IIM manajemen penyedia/ pemasok IQU hasil kerja IQU layanan IQU produk IQU layanan bersama IIS memenuhi hak & tanggung jawab staf IIS layanan untuk karyawan IIS penjadualan dan materi pelatihan IIS membentuk kerjasama bisnis ICA mempercepat terbentuknya bisnis baru ICA meningkatkan biaya-penggantian ICA Menghindari biaya (dari) 71. dana cadangan ACO biaya pemeliharaan ACO biaya kehilangan dan penundaan ACO-03 Proses identifikasi manfaat bisnis SI/TI berdasarkan subkategori dari Tabel Generik dipermudah dengan metrik TI hasil penelitian Antasari(Antasari, 2011). Metrik ini merupakan hasil dari studi terhadap penelitian-penelitian mengenai investasi SI/TI pada berbagai sektor industri dan jenis aplikasi yang berbeda. Contoh subkategori Mengurangi/menekan biaya (dari) Biaya Kegagalan memiliki metrik biaya promosi media cetak, lama waktu sistem mati, lama waktu merespon, lama waktu perbaikan, penilaian survei pelanggan tentang dukungan layanan, jumlah gangguan per kejadian dan biaya pemulihan bencana. Daftar metrik untuk subkategori lainnya terdapat pada LAMPIRAN System Dynamics System dynamics adalah metodologi untuk memetakan, mempelajari dan mengelola sistem umpan balik yang kompleks dengan menggunakan simulasi computer (Sterman, 2000). System dynamics umumnya digunakan untuk

37 24 menggambarkan hubungan sebab akibat antar variabel-variabel yang bersangkutan. CLD (Causal Loop Diagram) adalah suatu pemetaan yang menunjukkan hubungan sebab akibat antara variabel dengan panah dari sebab ke akibat. Model CLD menekankan hubungan sebab-akibat antar komponen system. Hubungan tersebut digambarkan berupa garis lengkung yang menghubungkan komponen sistem yang satu dengan yang lainnya. Hubungan tersebut dapat berupa hubungan positif (reinforcing) dengan simbol + atau R, dan dapat juga berupa hubungan negatif (balancing) dengan simbol atau B. Tabel 2.2 menunjukkan simbolsimbol pada CLD (Causal Loop Diagram). Tabel 2.2 Simbol-simbol Causal Loop Diagram (Sumber: Sterman, Telah diolah kembali) NO Simbol Keterangan 1 + / - atau S / O +/S menunjukkan kesamaan arah antara sebab akibat. -/O menunjukkan perbedaan antara sebab dan akibat. 2 B (Balancing) R (Reinforcing) Balancing jika terjadi feedback loop negatif. Reinforcing jika terjadi feedback looop positif.

38 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai kerangka teoritis yang digunakan, bagaimana penelitian dilakukan, data yang dibutuhkan, langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan penelitian dan profil organisasi yang menjadi obyek penelitian ini Kerangka Teori Penelitian Dalam kerangka BCM sesuai Gambar 2.1 terlihat bahwa BCM mencakup beberapa komponen. Namun demikian penelitian ini dibatasi pada komponen Business Continuity dan IT Recovery. Masing masing komponen tersebut memiliki 2 persiapan yaitu dokumen rencana/prosedur dan instrastruktur yang dipetakan pada dalam Tabel 3.1. Komponen BCM Tabel 3.1 Komponen BCM Persiapan (Keluaran) Dokumen Infrastruktur IT Recovery Disaster Recovery Plan IT Infrastructure di DRC Business Continutiy Business Continuity Plan Infrastruktur DRC Berdasarkan literatur yang telah ditinjau pada bagian sebelumnya, dirancang kerangka teoritis untuk merancang model perhitungan manfaat implementasi BCM. Gambar 3.1 merupakan kerangka teoritis yang digunakan dalam penelitian ini. Secara umum penelitian ini menambahkan proses identifikasi manfaat dari aset dan proses yang dihasilkan dari Risk Assesment dengan menggunakan Tabel Generik yang dipermudah dengan bantuan metrik TI dari Tabel Antasari (Antasari, 2011). Manfaat yang berhasil diidentifikasi dianalisis signifikansinya berdasarkan grading likehood dan impact yang didefinisikan oleh organisasi. 25

39 26 Pada tahap ini didefinisikan metrik yang mempengaruhi proses kuantifikasi manfaat. Subkategori manfaat yang relevan dan signifikan kemudian dikelompokkan dan dicari keterkaitannya satu sama lain dengan menggunakan model System Dynamics. Hasil pengelompokan manfaat kategori kemudian dikuantifikasi manfaatnya menggunakan metrik yang telah didefinisikan sebelumnya. Gambar 3.1 Kerangka Teoritis 3.2. Metodologi Penelitian Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis dari awal sampai akhir penelitian untuk mencapai kesimpulan. Metode penelitian memberikan gambaran umum dimulai dari tujuan, metode pengolahan, masukan yang diperlukan hingga keluaran untuk masing-masing metode. Berikut dijelaskan langkah-langkah penelitian dimulai dengan perumusan masalah, proses pengumpulan data, metode analisis, hingga kesimpulan dan saran penelitian.

40 27 1. Perumusan Masalah Tahapan ini bertujuan mengidentifikasi permasalahan yang muncul dan menghasilkan Research Question. Metode yang digunakan adalah analisis akar permasalahan dengan menggunakan diagram Fishbone. Masukan dari tahapan ini berupa hasil wawancara, dokumen testing BCP, dokumen audit dan dokumen risiko/aset. Keluaran dari tahapan ini berupa Research Question. 2. Studi Literatur Tahapan bertujuan mempelajarilandasan teori yang berkaitan dengan masalah yang menjadi obyek penelitian. Metode yang digunakan adalah Studi Literatur. Masukan dari tahapan ini berupa Research Question. Keluaran yang dihasilkan merupakan teori yang berhubungan dengan implementasi BCM di organisasi dan Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik. 3. Pembuatan Kerangka Penelitian Tahapan ini bertujuan membuat alur berpikir yang sistematis dalam penelitian. Metode yang digunakan adalah Compare, Critize dan Constrast. Masukan dari tahap ini adalah teori mengenai Business Continuity Management, Manfaat Bisnis SI/TI Generik dan System Dynamics. Keluaran dari tahapan ini berupa kerangka yang digunakan untuk penelitian. 4. Pembuatan Metodologi Penelitian Merupakan tahapan yang membuat detail langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian. Penjabaran detail langkah langkah dan metode yang digunakan. Masukan dari tahapan ini adalah kerangka penelitian dengan keluaran berupa Metodologi Penelitian. 5. Pengumpulan Data Tahapan ini diawali dengan pengumpulan data perusahaan terkait dengan topik penelitian. Data yang dimaksudkan adalah wawancara, kuesioner,

41 28 Dokumen Testing BCP/DRP dan Dokumen Audit. Dokumen dan data yang dibutuhkan penelitian (Dokumen profil risiko, hasil wawancara, hasil Risk Assessment dan hasil Business Impact Analysis) 6. Penentuan Metrik berdasarkan KPI (Key Performance Indicator) Tahapan ini bertujuan untuk mendapatkan metrik yang digunakan dalam proses evaluasi pencapaian dari control yang diterapkan untuk meminimalisir dampak dari risiko proses bisnis kritis yang berhasil di identifikasi. Tujuan lainnya untuk membantu proses kuantifikasi manfaat yang teridentifikasi oleh subkategori Tabel Generik. Metode yang digunakan adalah wawancara dan pemetaan kesesuaian manfaat yang diidentifikasi. Tahapan ini memerlukan masukan berupa hasil Risk Assessment, Business Impact Analysis organisasi dan hasil wawancara. Keluaran dari tahapan ini adalah metrik untuk membantu proses kuantifikasi manfaat. 7. Identifikasi Manfaat implementasi BCM dengan Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik Tahapan ini bertujuan mendapatkan gambaran manfaat yang diperoleh organisasi karena implementasi BCM. Tabel Generik dan Tabel Antasari digunakan untuk mengidentifikasi potensi manfaat BCM yang dipetakan dari hasil Risk Assessment dan Business Impact Analysis organisasi dan metrik untuk menentukan KPI (Key Performance Indicator). Keluaran yang dihasilkan adalah model kuantifikasi manfaat dari implementasi BCM organisasi. 8. Penarikan kesimpulan dan Saran Tujuan dari tahapan ini untuk mendapatkan kesimpulan penelitian dan saran dari hasil akhir analisis penelitian. Kesimpulan akan dipersempit pada penentuan model kuantifikasi manfaat BCM secara keseluruhan. Gambaran dari tahapan dalam penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya dapat dilihat pada Gambar 3.2.

42 29 Step 1 : Perumusan Masalah Tujuan : Mengidentifikasi permasalahan yang muncul dan menghasilkan Research Question Metode : Analisis menggunakan Fishbone Masukan : Hasil Wawancara, Dokumen Testing BCP, Dokumen Audit, Dokumen Risiko dan Aset Keluaran : Research Question Sub Bab 1.2 Step 2 : Studi Literatur Tujuan : Mencari landasan teori yang berkaitan dengan masalah yang menjadi obyek penelitian Metode : Studi Literatur Masukan : Research Question Keluaran : Teori Business Continuity Management, BS ISO 22301:2012, Generic IS/IT Business Value Sub Bab 1.3, Bab 2 Step 3 : Pembuatan Kerangka Penelitian Tujuan : Membuat alur berpikir yang sistematis dalam penelitian Metode : Compare, Critize, Constrast Masukan :Teori Business Continuity Management, BS ISO 22301:2012, Generic IS/IT Business Value Keluaran : Kerangka Penelitian Bab 2 Step 4 : Pembuatan Metodologi Penelitian Step 5 : Pengumpulan Data Tujuan : Membuat langkah-langkah detail yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian Metode : Penjabaran detail langkah langkah dan metode yang digunakan Masukan : Kerangka Penelitian Keluaran : Metodologi Penelitian Bab 3 Tujuan : Mendapatkan data primer dan sekunder untuk mendukung penelitian Metode : Wawancara, Kuesioner Masukan : Hasil Wawancara, Dokumen Testing BCP/DRP, Dokumen Audit Keluaran : Dokumen dan data yang dibutuhkan penelitian (Dokumen profil risiko, hasil wawancara, hasil Risk Assessment dan hasil Business Impact Analysis) Lampiran Step 6 : Penentuan Metrik berdasarkan KPI Tujuan : Mendapatkan metrik yang digunakan dalam mengevaluasi pencapaian dari control yang diterapkan dan membantu proses kuantifikasi manfaat yang teridentifikasi oleh sub kategori Tabel Ranti Metode : Wawancara, Pemetaan kesesuaiaan Masukan : Hasil Risk Assessment dan Business Impact Analysis organisasi, Hasil wawancara Keluaran : Metrik hasil Risk Assessment dan Business Impact Analysis organisasi Sub Bab 4.3 Step 7 : Identifikasi Manfaat implementasi BCM Tujuan : Mendapatkan gambaran manfaat yang diperoleh organisasi karena implementasi BCM Metode : Pemetaan manfaat BCM dengan Tabel Manfaat SI/TI Generik dan Tabel Antasari Masukan : Metrik hasil Risk Assessment dan Business Impact Analysis organisasi Keluaran : Metrik untuk menentukan manfaat dari implementasi BCM saat ini, Model Identifikasi dan Kuantifikasi Manfaat BCM Sub Bab 4.4 Step 8 : Penarikan kesimpulan dan Saran Tujuan : Mendapatkan kesimpulan penelitian dan saran dari hasil penelitian Metode : Summarize Masukan : Metrik untuk menentukan manfaat dari implementasi BCM saat ini, Model Identifikasi dan Kuantifikasi Manfaat BCM Keluaran : Kesimpulan terhadap penelitian dan saran pengembangan selanjutnya Bab 5 Gambar 3.2 Alur Metodologi Penelitian

43 Profil Organisasi Bagian ini akan menjelaskan mengenai profil organisasi secara umum dan penerapan Business Continuity Management yang dilakukan Struktur Organisasi Berikut ini adalah struktur organisasi dari Bank XYZ terkait pengelolaan Business Continuity Management (BCM). Gambar 3.3 Struktur Organisasi terkait BCM Divisi Teknologi Informasi Divisi Teknologi Informasi merupakan unit kerja yang bertanggung jawab secara proaktif memahami kebutuhan perusahaan dan menjadi mitra strategis unit kerja dalam menciptakan keunggulan bisnis melalui inovasi dan solusi sistem teknologi informasi yang handal, efisien dan efektif. Kaitannya dengan BCM, Divisi Teknologi Informasi bertugas membuat Disaster Recovery Plan (DRP) dan Disaster Recovery Center (DRC) sesuai dengan BCP dan dapat mencakup kebutuhan sesuai BCP yang berlaku, melakukan pengujian DRC sesuai dengan DRP yang dibuat Satuan Keamanan Informasi Satuan Keamanan Informasi merupakan unit kerja yang bertanggungjawab dalam aspek Manajemen Akses Informasi, Perlindungan dan Pengamanan Informasi, Manajemen Kelangsungan Usaha dan Tata Kelola Teknologi Informasi. Dalam

44 31 kaitannya dengan BCM, Satuan Keamanan Informasi bertanggungjawab menjadi koordinator dan perencanaan BCM secara menyeluruh. Satuan Keamanan Informasi menjalankan analisis konsep penanganan, identifikasi potensi risiko, membuat recovery strategy, melakukan tes kesiapan unit kerja dalam melaksanakan BCP, melakukan sosialisasi dan awareness, mengoordinasi proses pemulihan/bcp, memastikan DRP dan DRC memenuhi kebutuhan sesuai dengan BCP Divisi Manajemen Risiko. Manajemen Risiko organisasi secara keseluruhan dikelola oleh Divisi Manajemen Risiko. Divisi Manajemen Risiko bertugas mengidentifikasi, mengukur, memantau, mengendalikan dan melaporkan dengan benar risiko organisasi melalui penerapan kerangka kerja manajemen risiko yang sesuai. Kaitannya dengan BCM, Divisi Manajemen Risiko menjadi bagian dalam sebuah komite bersama yangbertugas menjadi pengawas pelaksanaan BCM oleh Satuan Keamanan Informasi dan Divisi Teknologi Informasi serta memastikan konsep BCP sudah mencakup semua risiko yang terdapat di perusahaan Divisi Audit Internal Divisi Audit Internal bertugas untuk meningkatkan efektivitas dan memberikan nilai tambah terhadap proses manajemen risiko, pengendalian internal dan tata kelola melalui penilaian independen dan obyektif serta pemberian konsultasi atas seluruh kegiatan perusahaan. Kaitannya dengan BCM, Divisi Audit Internal juga menjadi bagian dalam sebuah komite bersama yang bertugas menjadi pengawas dan evaluasi pelaksanaan BCM oleh Satuan Keamanan Informasi dan Divisi Teknologi Informasi Visi dan Misi Sub bab ini menjelaskan mengenai visi dan misi dari organisasi Visi Visi dari Bank XYZ adalah menjadi bank pilihan utama andalan masyarakat, yang

45 32 berperan sebagai pilar penting perekonomian Indonesia Misi 1. Membangun institusi yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran dan solusi keuangan bagi nasabah bisnis dan perseorangan 2. Memahami beragam kebutuhan nasabah dan memberikan layanan finansial yang tepat demi tercapainya kepuasan optimal bagi nasabah 3. Meningkatkan nilai stakeholder Bank XYZ 3.6. Program Strategis Program Strategik Bank XYZ antara lain : 1. Memperkuat strategic positioning sebagai transactional banking 2. Mengembangkan relationship banking 3. Meningkatkan fungsi intermediasi 3.7. Proses Bisnis Kritis Dalam melakukan implementasi BCM, terlebih dahulu ditentukan pemilihan proses/proses bisnis di organisasi yang bersifat kritis dan harus tetap berjalan meskipun terjadi bencana. Menurut dokumen BCP Bank XYZ (Kebijakan BCP XYZ, 2012) salah satu proses bisnis yang dianggap penting adalah proses kiriman uang. Oleh karena itu penelitian ini akan mengambil proses bisnis kiriman uang di Sistem Pembayaran sebagai contoh dalam membuatkan model kuantifikasi manfaat BCM di organisasi BI-RTGS Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar peserta dalam mata uang rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi secara individual. Manfaat diterapkannya Sistem BI-RTGS, selain menurunkan risiko sistem

46 33 pembayaran nasional dengan meningkatkan kepastian penyelesaian akhir, juga menyediakan tambahan pilihan sarana transfer yang praktis, cepat, efisien, aman dan handal. Selain itu juga menyediakan informasi saldo Rekening Giro Peserta secara real time dan menyeluruh sehingga, khususnya bagi bank, dapat membantu meningkatkan disiplin dan profesionalismenya dalam mengelola likuiditas. Bank yang dapat menggunakan Sistem BI-RTGS adalah bank umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun Bank XYZ sebagai salah satu bank umum penyelenggara layanan RTGS mengelola sistem ini di backoffice melalui Divisi Operasional. Gambar 3.4 dan Gambar 3.5 menjelaskan aliran RTGS keluar dan masuk secara internal di Bank XYZ SKNBI Kliring merupakan pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antar peserta kliring baik atas nama bank yang ditunjuk BI maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) adalah sistem kliring yang dikelola Bank Indonesia yang meliputi kliring kredit dan kliring debet yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional. Bank XYZ sebagai salah satu bank umum penyelenggara layanan kliring mengelola sistem ini di backoffice Divisi Sentra Operasional. Gambar 3.6 dan Gambar 3.7 menjelaskan alur kliring kredit dan penyerahan kliring debet.

47 34 Gambar 3.4 Aliran RTGS keluar (sumber :Dokumen ISO, Telah disesuaikan) Gambar 3.5 Aliran RTGS masuk (sumber : Dokumen ISO, Telah disesuaikan)

48 35 Gambar 3.6 Penyerahan Kliring Kredit (sumber : Dokumen ISO, Telah disesuaikan) Gambar 3.7 Penyerahan Kliring Debet (sumber : Dokumen ISO, Telah disesuaikan)

49 Kebijakan dan Ketentuan Business Continuity Plan Menurut dokumen Kebijakan BCP Bank XYZ, konsep BCP yang diterapkan di Bank XYZ adalah terjadinya gangguan yang bersifat menyeluruh/nasional dan merupakan kejadian yang jarang terjadi (low frequency) tetapi mempunyai dampak yang besar (high impact). Sebagai contoh Gedung Kantor Pusat Bank XYZ tidak dapat digunakan atau salah satu Data Center Bank XYZ tidak dapat digunakan. Dalam implementasinya dikenal Critical Business Function (CBF) yaitu bisnis/proses bisnis yang dianggap penting oleh perusahaan dan harus dilayani saat terjadi gangguan. Berikut daftar Critical Business Function (CBF) Bank XYZ yang harus segera dipulihkan apabila terjadi gangguan. Tabel 3.2 Critical Business Function (CBF) (sumber : Dokumen BCP Bank XYZ. Telah diolah kembali) Jenis Layanan Jenis Transaksi 1. Penarikan tunai Transaksi di cabang untuk nasabah kritikal 2. Setoran tunai 3. Pemindahbukuan antar-rekening Bank XYZ 4. Kliring 1. Automatic Teller Machine (ATM) : Penarikan tunai Delivery Channel 2. Electronic Data Capture (EDC) : Transaksi debet dan penarikan tunai 3. InternetBanking (Individu dan Bisnis) : Pemindahbukuan antar rekening Bank XYZ Sentra Operasi Tresuri 1. Domestik : RTGS, SKN, KSEI, Call Center 2. Internasional : Kiriman uang ke dan dari luar negeri Monitoring Cash Bank XYZ

50 Infrastruktur Teknologi Informasi Gambar 3.8 menjelaskan gambaran infrastruktur teknologi informasi Bank XYZ secara garis besar dalam kerangka Business Continuity Management. 1. Garis penuh merupakan primary line sedangkan garis putus-putus adalah backup line. 2. M/F Lok 1 dan Lok 2 menjalankan fungsi saling backup secara realtime karena memiliki kapasitas yang sama persis untuk kegiatan operasional Bank XYZ secara penuh (full support). Namun demikian dalam satu waktu hanya ada satu M/F yang digunakan dalam kegiatan operasional Bank XYZ. Sebagai informasi Data Center yang beroperasi saat ini adalah di M/F Lok2. 3. M/F Lok4 yang berada di luar kota dipergunakan apabila M/F Lok1 dan M/F Lok2 tidak dapat digunakan dan hanya berkapasitas untuk menunjang operasional cabang dan unit kerja yang bersifat highly critical. 4. SOC Lok3 dipergunakan apabila tempat kerja di Lok1 atau Lok2 tidak dapat digunakan. 5. SOC Lok4 yang berada di luar kota dipergunakan jika tempat kerja di Lok1, Lok2 dan SOC Lok3 tidak dapat digunakan dengan kapasitas untuk mendukung staf unit kerja highly critical. Penempatan SOC dan M/F di Lok4 yang berada di luar kota merupakan salah satu strategi kontijensi perusahaan apabila terjadi bencana alam yang merusak infrastruktur secara menyeluruh sebagai contoh gempa bumi yang terjadi di Lok1, Lok2 dan Lok3.

51 38 Gambar 3.8 Infrastruktur Teknologi Informasi

52 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dibatasi pada proses permodelan kuantifikasi manfaat bisnis implementasi BCM. Langkah ini diambil karena cakupan dari BCM yang sangat luas dan nilai manfaat yang bergantung kepada banyaknya proses bisnis dan dikelola oleh BCM. Jumlah proses bisnis kritis yang dikelola dalam BCM tergantung kepada hasil Business Impact Analysis yang dilakukan oleh organisasi Pembuatan Model Kuantifikasi Manfaat BCM Gambar 4.1 merupakan tahapan yang dibuat oleh BCM Institute yang terdiri dari 7 tahapan. Gambar 4.1 BCM Planning Methodology (sumber : BCM Institute, Telah diolah kembali) 39

53 40 Terdapat beberapa kesamaan yang bisa didentifikasi terhadap model atau tahapan dari BCM yang dikembangkan oleh beberapa badan standardisasi yaitu adanya proses penilaian risiko baik dengan pendekatan aset ataupun proses serta analisis risiko terhadap bisnis di organisasi. Tahapan ataupun proses ini sering disebut sebagai Risk Assesment dan Business Impact Analysis. Menurut pendekatan BCM Institute, proses ini berada di lingkaran kedua (Risk Analysis and Review) dan ketiga (Business Impact Analysis). ISO menempatkan proses ini pada tahapan Establish Plan (BS ISO : 2012, 2012). Keluaran dari tahapan Risk Assesment dan Business Impact Analysis umumnya berupa daftar aset atau proses yang memiliki risiko serta dampak bagi organisasi ketika terjadi bencana. Berdasarkan keluaran dari tahapan ini maka rancangan model identifikasi dan kuantifikasi manfaat BCM dibuat dengan menggunakan masukan dari hasil Risk Assessment dan Business Impact Analysis. Proses identifikasi dan kuantifikasi manfaat BCM dapat dijabarkan sebagai berikut 1. Mengidentifikasi unit bisnis, aset dan proses bisnis kritis yang memiliki risiko baik risiko finansial dan risiko reputasi. Hasil identifikasi ini umumnya disebut sebagai Risk Assesment. Risiko yang terdaftar pada Risk Assessment kemudian ditentukan tingkat kecenderungan dan dampak sebelum dan sesudah dimitigasi. 2. Mengidentifikasi potensi manfaat yang timbul (selain mengurangi risiko) apabila kontrol BCM diimplementasikan sebagai langkah mitigasi risiko yang terdaftar sebelumnya dengan menggunakan Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik. Pada tahap ini pendekatan value based digunakan untuk melengkapi pendekatan risk based yang umumnya digunakan pada tahap Business Impact Analysis (BIA). 3. Menentukan parameter KPI (Key Performance Indicator) berdasarkan hasil BIA untuk mempermudah dalam proses kuantifikasi manfaat. Parameter ini merupakan metrik yang digunakan sebagai bagian proses kuantifikasi.

54 41 4. Mengkuantifikasi manfaat bisnis yang berhasil diidentifikasi dari langkah sebelumnya dengan menggunakan parameter (metrik) yang didefinisikan sebelumnnya. 5. Menghitung rasio hasil akhir keseluruhan manfaat bisnis yang berhasil dikuantifikasi dengan investasi yang dibutuhkan pada saat inisialisasi dan pemeliharaan. Gambar 4.2 memberikan gambaran mengenai proses identifikasi dan kuantifikasi manfaat yang dilakukan dengan mengambil masukan dari hasil Risk Assesment dan Business Impact Analysis. Gambar 4.2 Proses Identifikasi Manfaat BCM 4.2. Penentuan Proses Bisnis Kritis Seperti paparan sebelumnya, tahapan BIA (Business Impact Analysis) umumnya menghasilkan daftar aset atau proses bisnis yang dianggap bersifat kritikal bagi perusahaan. Gambar 4.1 menggambarkan daftar proses bisnis yang dianggap kritis di Bank XYZ. Tabel 4.1 Proses Bisnis Kritis di Bank XYZ (sumber : Kebijakan BCP Bank XYZ, Telah diolah kembali) Transaksi Cabang Jenis Layanan 1. Penarikan tunai 2. Setoran tunai Jenis Transaksi

55 42 Jenis Layanan Jenis Transaksi 3. Pemindahbukuan antar-rekening Bank XYZ 4. Kliring 1. Automatic Teller Machine (ATM) - Penarikan tunai 2. Electronic Data Capture (EDC)- Transaksi debet dan penarikan tunai 3. Internet Banking (Individu dan Bisnis) Delivery Channel 4. Realt Time Gross Settlement (RTGS) 5. Sistem Kliring Nasional (SKN) 6. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) 7. Call Center 8. Kiriman uang ke dan dari luar negeri Tresuri Monitoring Cash Bank XYZ Penentuan proses bisnis yang bersifat kritis dilakukan berdasarkan hasil analisis penilaian risiko (risk assessment) terhadap proses bisnis yang terdaftar. LAMPIRAN 3 memberikan gambaran diidentifikasi beberapa risiko operasional terhadap proses bisnis kritis di Bank XYZ khususnya unit bisnis yang mengelola sistem pembayaran. Penentuan tingkat dampak (impact) dari proses suatu aset ditentukan menggunakan Grading Impact yang ada di Tabel 4.2. Penentuan tingkat kemungkinan (likehood) terjadinya risiko dibantu dengan menggunakan Grading Likehood yang ada di Tabel 4.3. Hasil analisis penilaian risiko dalam risk assessment digunakan sebagai panduan dalam menentukan proses bisnis yang memiliki nilai bagi perusahaan pada tahap Business Impact Analysis. Penilaian dampak dan kecenderungan risiko dari aset/proses di LAMPIRAN 3 merupakan hasil risk assesment yang telah dilakukan oleh Bank XYZ. Penilaian dari kemungkinan dan dampak dapat digunakan apabila terdapat lebih dari satu unit bisnis sehingga dapat dibuat peringkat kekritisan dari proses bisnis yang dikelola oleh unit bisnis.

56 43 Tabel 4.2 Grading Impact Pengukuran Risiko (sumber :Surat Keputusan Direksi 190/SK/DIR/2008. Telah diolah kembali) Parameter Impact Kemungkinan Kerugian Peningkatan komplain nasabah Kegiatan inti terhenti (dapat disebabkan karena sistem/karyawan/kejadian eksternal) Penurunan jumlah nasabah Grading Impact Low 2 Low 1 Medium High 1 High 2 0.1% >0.1 - >3-9% >9 - >15% dari dari laba 3% dari dari laba 15% dari laba bersih laba bersih laba bersih bersih bersih 2% dari >2-6% >6-10% >10 - >15% dari tahun lalu dari tahun dari tahun 15% dari tahun lalu lalu lalu tahun lalu < 1jam 1-2jam >2-3jam >3-6jam >6jam 1% dari >1-2% >2-4% >4-5% >5% dari tahun lalu dari tahun dari tahun dari tahun tahun lalu lalu lalu lalu

57 44 Tabel 4.3 Grading Likehood Pengukuran Risiko (sumber : Surat Keputusan Direksi 190/SK/DIR/2008. Telah diolah kembali) Parameter Likehood Kemungkinan terjadi 1* Kemungkinan terjadi 2* Frekuensi kejadian dalam setahun *** Kualitatif Grading Likehood Low 2 Low 1 Medium High 1 High 2 >0 - > >0.2 - >0.6 - >1% (Di 0.01% (0-0.2% (2-0.6% (21-1% (61- atas dari 20 dari 60 dari 100 dari dari txn) txn) txn) txn) txn) >0 - >0.5 - >1-3% >3-5% >5% (di 0.5% (0-5 1% (6-10 (11-30 dari (31-50 atas 50 dari 1000 dari txn) dari 1000 dari 1000 txn) txn) txn) txn) kali 3-4 kali 5-6 kali >6 kali Sangat Jarang Agak Sering Sering Sangat Jarang Terjadi Terjadi Terjadi Sering Terjadi Terjadi Sesuai dengan penjelasan pada bab 4, pembuatan model kuantifikasi selanjutnya akan dilakukan dengan mengambil contoh data proses bisnis sistem pembayaran yang daftar risikonya terlampir di LAMPIRAN Penentuan Key Performance Indicator Satu hasil dari Business Impact Analysis adalah penentuan RPO (Recovery Point Objective) dan RTO (Recovery Time Objective) dari proses/proses bisnis kritis yang berhasil diidentifikasi. RPO dan RTO dari proses kritis ini dapat dijadikan parameter evaluasi dari implementasi BCM. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa RPO dan RTO ini merupakan salah satu KPI dari BCM. Menurut dokumen Kebijakan BCPBank XYZ, diidentifikasi aset dan layanan dengan nilai RPO dan RTO sebagai berikut :

58 45 Tabel 4.4 Recovery Time Objective (RTO) untuk Bank XYZ (sumber : Kebijakan BCP Bank XYZ, Telah diolah kembali) Jenis Layanan Jenis Transaksi RTO 1. Penarikan tunai 2. Setoran tunai Transaksi di cabang untuk 3. Pemindahbukuan antar-rekening nasabah kritikal Bank XYZ 4 jam 4. Kliring Delivery Channel 1. ATM - Penarikan tunai 2. EDC - Transaksi debet dan penarikan tunai 3. Internet Banking (Individu dan Bisnis) 4 jam - Pemindahbukuan antar rekening Bank XYZ Sentra Operasi Domestik 1. RTGS 4 jam 2. SKN 4 jam 3. KSEI 4 jam 4. Call Center 30 menit Internasional : Kiriman uang ke dan dari luar negeri 4 jam Tresuri Monitoring Cash Bank XYZ 4 jam RPO (Recovery Point Object) dari bisnis/proses bisnis yang termasuk dalam CBF (Critical Business Factor) adalah 0 (nol) jam atau tidak ada perbedaan waktu. Bahasan pada penelitian ini adalah proses bisnis RTGS dan SKN dengan nilai RTO dan RPO sebagai berikut. Tabel 4.5 RTO dan RPO Transaksi RTGS dan SKN (sumber : Kebijakan BCP Bank XYZ, Telah diolah kembali) Transaksi / Proses Bisnis RTO RPO RTGS 4 jam 0 jam SKN 4 jam 0 jam Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan metrik yang dapat digunakan untuk mengkuantifikasi adalah RTO, RPO dan dasar penentuan dari dampak (impact) yang ditimbulkan apabila terjadi bencana yaitu denda nominal, keluhan nasabah dan reputasi.

59 Identifikasi Manfaat Bisnis Proses identifikasi manfaat bisnis dari investasi BCM dilakukan dengan melihat setiap proses dan aset penting yang memiliki nilaidan risiko. Proses dan aset yang akan dinilai dilihat dari hasil Risk Assesmentseperti pada LAMPIRAN 3. Tabel Generik digunakan untuk mengidentifikasi manfaat bisnis yang memiliki hubungan terhadap investasi BCM. Penentuan metrik pengukuran dapat membantu dalam proses kuantifikasi manfaat. Alur identifikasi manfaat hingga kuantifikasi manfaat yang didapatkan dilakukan seperti Gambar Analisis Manfaat Investasi TI dengan Tabel Manfaat SI/TI Generik Berikut ini akan dipaparkan proses identifikasi manfaat bisnis yang diperoleh organisasidengan implementasi BCM. Proses identifikasi dilakukan dengan cara observasi dan wawancara dengan pihak terkait yang paham terhadap proses bisnis yang ada pada perusahaan. Dari hasil wawancara dan observasi diperoleh beberapa potensi manfaat dari investasi BCM yang disajikan pada LAMPIRAN 2. Hasil dari identifikasi manfaat bisnis TI yang telah teridentifikasi relevan dapat dilihat pada Tabel 4.6. Terdapat 20 sub kategori manfaat yang relevan terhadap implementasi BCM. Hasil identifikasi manfaat BCM di Tabel 4.6 merupakan seluruh potensi manfaat bisnis yang timbul dari seluruh proses bisnis kritis yang dikelola dalam BCM. Tabel 4.6 Hasil Identifikasi Manfaat Bisnis Relevan No Sub Kategori Kode Relevan 5 Biaya Kegagalan Layanan RCO-05 YA 9 Biaya uang ( bunga pinjaman) RCO-09 YA 22 Proses pembuatan laporan APR-03 YA 23 Proses Persiapan Data APR-04 YA 24 Proses pemeriksaan Permohonan APR-05 YA 25 Proses pembayaran hutang / tagihan APR-06 YA 26 Proses transaksi APR-07 YA 27 Proses Pengambilan Keputusan APR-08 YA 30 Kehilangan penyimpanan / inventory RRI-03 YA 31 Produk Gagal RRI-04 YA 32 Kehilangan data RRI-05 YA

60 47 No Sub Kategori Kode Relevan 33 Kesalahan data RRI-06 YA 34 Jatuh Tempo ( Penalty ) RRI-07 YA 38 Kesalahan pembayaran RRI-11 YA 42 Meningkatkan kepercayaan pelanggan IRE-03 YA 45 Tagihan IAC-01 YA 55 Kepuasan pelanggan IES-05 YA 63 Meningkatkan kualitas (dari) Produk IQU-04 YA 66 Meningkatkan layanan internal (dari) layanan untuk karyawan IIS-03 YA 73 Biaya Kehilangan dan penundaan ACO-03 YA Manfaat yang relevan terhadap BCM akan diidentifikasi kembali terhadap masing-masing proses bisnis kritis untuk mempermudah proses kuantifikasi. Studi kasus permodelan manfaat dalam penelitian ini menggunakan proses bisnis RTGS dan SKN. Oleh karena itu daftar manfaat yang relevan terhadap BCM Bank XYZ yang sudah didefinisikan di Tabel 4.6 dipetakan dengan proses bisnis RTGS dan SKN. Penentuan signifikansi dari manfaat yang relevan merupakan putusan manajemen. Untuk kasus sistem pembayaran di Bank XYZ, signifikansi suatu manfaat didasarkan ada tidaknya kemungkinan timbulnya risiko finansial dan risiko reputasi. Tabel 4.7 menggambarkan relevansi manfaat yang berhasil diidentifikasi. Tabel 4.7 Relevansi dan Signifikansi Manfaat Terhadap Proses Bisnis RTGS dan SKN No Sub Kategori Kode Relevan Signifikan Keterangan 5 Mengurangi Biaya Kegagalan Layanan RCO- 05 YA YA Pemulihan layanan ketika terjadi bencana telah dikelola dalam BCM sehingga mengurangi biaya pemulihan kegagalan. 9 Mengurangi Biaya Uang ( bunga pinjaman) RCO- 09 YA YA Prosedur kontijensi menghindarkan perusahaan dikenakan biaya denda akibat kegagalan layanan 22 Mempercepat Proses Pembuatan Laporan APR-03 TIDAK Proses bisnis RTGS dan SKN tidak menghasilkan laporan yang harus dihasilkan pada hari transaksi berlangsung

61 48 No Sub Kategori Kode Relevan Signifikan Keterangan 23 Mempercepat Proses Persiapan Data 24 Mempercepat Proses Pemeriksaan Permohonan 25 Mempercepat Proses pembayaran hutang / tagihan 26 Mempercepat Proses Transaksi 27 Mempercepat Proses Pengambilan Keputusan 30 Mengurangi Risiko Kehilangan penyimpanan / inventory 31 Mengurangi Risiko Produk Gagal 32 Mengurangi Risiko Kehilangan data APR-04 YA YA APR-05 YA YA APR-06 YA YA APR-07 YA YA APR-08 YA YA RRI-03 YA YA RRI-04 YA YA RRI-05 YA YA Prosedur kontijensi membuat data transaksi KU (kiriman uang) tetap dapat diperoleh meskipun terjadi bencana Tersedianya data pada saat terjadi bencana membuat proses verifikasi kiriman uang ataupun verifikasi warkat tetap berjalan. Data transaksi KU (kiriman uang) tetap dapat diperoleh meskipun terjadi bencana. Prosedur kontijensi baik bisnis ataupun TI dalam BCM mempercepat proses transaksi ketika terjadi bencana. (Mempercepat dibandingkan proses transaksi manual). Telah disediakan beberapa alternatif keputusan yang dapat dipilih ketika terjadi bencana. Alternatif putusan itu tertuang dalam BCP DKE (Data Kliring Elektronik) yang merupakan data transaksi nasabah terjaga integritas dan ketersediaannya RTGS dan SKN merupakan produk perbankan yang berbasis layanan. BCM mengurangi risiko kegagalan layanan tersebut. Dengan tetap tersedianya media penyimpanan data (availability) maka risiko kehilangan data dapat diminimalisir. Kuantifikasi sama dengan RRI-03

62 49 No Sub Kategori Kode Relevan Signifikan Keterangan 33 Mengurangi Risiko Kesalahan data 34 Mengurangi Risiko Jatuh Tempo ( Penalty ) RRI-06 YA YA RRI-07 YA YA Dengan tetap tersedianya data pada waktu terjadi bencana (availability) maka risiko kehilangan data dapat diminimalisir. Tentu saja berkaitan dengan terjaganya integritas data. Kuantifikasi sama dengan RRI-03. Sama dengan RCO Mengurangi Risiko Kesalahan pembayaran RRI-11 YA YA Ketersediaan layanan mengurangi risiko kesalahan tagihan bayar bank lawan terhadap permintaan bayar nasabah 42 Meningkatkan Pendapatan (yang disebabkan oleh) Meningkatkan kepercayaan pelanggan 45 Meningkatkan Keakurantan dari Tagihan 55 Meningkatkan layanan eksternal (dari)kepuasan pelanggan 63 Meningkatkan kualitas (dari) Produk 66 Meningkatkan layanan internal (dari) layanan untuk karyawan IRE-03 YA YA IAC-01 YA YA IES-05 YA YA IQU-04 YA YA IIS-03 YA TIDAK Ketersediaan layanan pada saat bencana meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap layanan pembayaran melalui Bank XYZ. Memiliki implikasi terhadap produk Bank XYZ yang lain Sama dengan RRI-11 Implikasi dari subkategori ini sama dengan IRE-03 Kualitas layanan tetap terjaga meskipun terjadi bencana. Sama dengan RRI-04 Prosedur kontijensi baik dalam BCP dan DRP mengatur manajemen kerjasama antar tim BCM di Bank XYZ 73 Menghindari Biaya Kehilangan ACO- 03 YA YA Potensi kehilangan pendapatan pada saat terjadi

63 50 No Sub Kategori Kode Relevan Signifikan Keterangan Penundaan bencana dapat ditekan Permodelan Hubungan Sebab Akibat Antar Manfaat Manfaat bisnis yang teridentifikasi menggunakan Tabel Generik memiliki kemungkinan keterkaitan manfaat antar subkategorinya. Oleh karena itu manfaat yang relevan dan signifikan yang berhasil diidentifikasi akan dikelompokkan dengan menggunakan System Dynamics yang kemudian dimodelkan ke dalam CFD (Causal Loop Diagram) Tahapan Permodelan Tahapan dari permodelan penelitian ini ke dalam System Dynamics dilakukan melalui langkah langkah berikut ini 1. Identifikasi Masalah Pada tahap ini dilakukan penentuan variabel utama dan variabel pendukung dari penelitian. Variabel utama adalah subkategori manfaat yang teridentifikasi yang sesuai dengan tujuan dari investasi BCM, yaitu mengurangi/menekan biaya dari kegagalan layanan, menghindari biaya kehilangan dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Variabel pendukung adalah subkategori manfaat yang teridentifikasi lainnya. 2. Analisis Keterkaitan Antar Variabel Analisis keterkaitan akan dilakukan terhadap variabel-variabel yang telah teridentifikasi sebagai variabel utama dan variabel pendukung dengan cara mengidentifikasi hubungan sebab akibat antar variabel, baik antara variabel utama dengan variabel pendukung maupun antar sesama variabel pendukung. Di tahap ini belum diberikan hubungan antar variabel dengan notasi + atau -. Hubungan keterkaitan antar variabel dapat dilihat pada Gambar 4.3.

64 51 3. Membuat Causal Loop Diagram Proses pembuatan CFD (Causal Loop Diagram) dijelaskan pada sub bab selanjutnya Causal Loop Diagram Manfaat Investasi BCM Causal Loop Diagram dibuat berdasarkan hasil analisis keterkaitan dari setiap variabel di tahap sebelumnya. Tujuan dari pembuatan diagram adalah untuk memperlihatkan seluruh hubungan sebab akibat antar manfaat yang relevan dan signifikan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Causal Loop Diagram yang dihasilkan digambarkan pada Gambar 4.4. Penjelasan hubungan antara subkategori manfaat dapat dilihat pada LAMPIRAN 6.

65 52 Gambar 4.3 Keterkaitan Antar SubKategori

66 53 Gambar 4.4 Causal Loop Diagram Hubungan Sebab Akibat Manfaat Investasi BCM

67 Hasil Permodelan Manfaat Manfaat dari investasi BCM dikelompokkan dengan bantuan pemodelan System Dynamic menggunakan Causal Loop Diagram. Hasil pemodelan menghasilkan kelompok manfaat yang bertujuan untuk memudahkan proses kuantifikasi manfaat investasi BCM. Pengelompokan ini didasarkan pada variabel yang saling terkait yangmemiliki hubungan sebab akibat. Tabel 4.8, Tabel 4.9 dan Tabel 4.10 merangkum subkategori yang termasuk ke dalam manfaat peningkatan pendapatan karena berkurangnya penundaaan, peningkatan pendapatan karena pengurangan biaya kegagalan layanan dan peningkatan pendapatan karena meningkatkan kepuasan pelanggan. Peningkatan pendapatan karena berkurangnnya biaya penundaan layanan dapat disebut juga sebagai peningkatan pendapatan karena ketersediaan layanan (availability). Tabel 4.8 Peningkatan pendapatan karena pengurangan biaya kegagalan layanan No. Sub Kategori Kode 1. Mengurangi Biaya Kegagalan Layanan RCO Mengurangi Risiko Kehilangan Penyimpanan /Inventory RRI Mengurangi Risiko Kesalahan Data RRI Mengurangi Risiko Kehilangan Data RRI Mengurangi Biaya Uang ( bunga pinjaman) RCO Mengurangi Risiko Jatuh Tempo ( Penalty ) RRI Meningkatkan Keakurantan dari Tagihan IAC Mengurangi Risiko Kesalahan Pembayaran RRI-11 Tabel 4.9 Peningkatan pendapatan karena ketersediaan layanan No Sub Kategori Kode 1. Mengurangi Risiko Produk Gagal RRI Mengingkatkan Kualitas dari Produk IQU Menghindari Biaya Kehilangan Penundaan ACO-03 Tabel 4.10 Peningkatan pendapatan karena meningkatkan kepuasan pelanggan No. Sub Kategori Kode 1. Mempercepat Proses Persiapan Data APR Mempercepat Proses Pemeriksaan Permohonan APR Mempercepat Proses pembayaran hutang / tagihan APR-06

68 55 No. Sub Kategori Kode 4. Mempercepat Proses Transaksi APR Mempercepat Proses Pengambilan Keputusan APR Meningkatkan Kepercayaaan Pelanggan IRE Kuantifikasi Manfaat Bisnis Peningkatan Pendapatan karena Pengurangan Biaya KegagalanLayanan Kuantifikasi manfaat bisnis dari adanya BCM dapat dilihat dari proses bisnis yang dijalankan. Berikut beberapa proses bisnis yang yang berkaitan dengan peningkatan pendapatan karena pengurangan biaya kegagalan layanan. Proses Bisnis Asumsi Metrik Perhitungan Manfaat Bank XYZ menjadi salah satu bank yang ditunjuk untuk melakukan transaksi pengiriman pajak dari 3 zona wilayah di Indonesia 1. Jumlah denda yang harus dibayar sebesar 0,001 x Jumlah Nominal Pajak yang gagal dikirimkan. 2. Besar nominal transaksi pengiriman pajak per hari adalah ± 300 Milyar. 3. Biaya penyelenggaraan layanan diasumsikan menggunakan data investasi TI terhadap keuntungan yaitu 10 % (0,1) dari keuntungan ( berdasarkan data Gatner). (Persentase denda x Nominal transaksi pajak) Biaya penyelenggaraan Layanan Apabila terjadi kegagalan layanan sistem pembayaran terdapat potensi kerugian karena pembayaran denda sebesar : 0,001 x Rp ,- = Rp ,- (0.1 x Rp ,-)= Rp ,- Oleh karena itu ketersediaan layanan dapat meningkatkan

69 56 potensi pendapatan karena Bank XYZ tidak perlu membayar sejumlah uang Rp ,- untuk membayar denda. Proses Bisnis Transaksi KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia) adalah salah satu transaksi yang menggunakan RTGS sebagai media pengiriman uang. Asumsi 1. Toleransi keterlambatan pengiriman maksimum 30 menit (kesepakatan antara Bank XYZ dan KSEI). 2. Jumlah denda yang harus dibayar sebesar 125 % x Jumlah nominal transaksi baik transaksi kiriman uang masuk atau kiriman uang keluar. 3. Besar nominal transaksi pengiriman pajak per hari adalah ± 600 Milyar. 4. Biaya penyelenggaraan layanan diasumsikan menggunakan data investasi TI terhadap keuntungan yaitu 10 % (0,1) dari keuntungan ( berdasarkan data Gatner). Metrik (Persentase denda x Nominal transaksi) Biaya penyelenggaraan Layanan Perhitungan Manfaat Apabila terjadi kegagalan layanan RTGS terdapat potensi kerugian karena pembayaran denda sebesar : 1,25 x Rp ,- = Rp ,- (0,1 x Rp ,-) = Rp ,-. Oleh karena itu ketersediaan layanan dapat meningkatkan potensi pendapatan karena Bank XYZ tidak perlu membayar sejumlah uang Rp ,-. untuk membayar denda kegagalan Bank XYZ untuk dalam

70 57 melakukan proses transaksi pembayaran yang dilakukan KSEI. Proses Bisnis Asumsi Salah satu proses dalam sistem pembayaran adalah proses kirim uang antar bank yang terdaftar sebagai peserta. Keterlambatan bank dalam melakukan penyelesaian pembayaran ke bank lain dapat menyebabkan timbulnya bunga yang harus ditanggung oleh bank yang gagal bayar. Proses bayar ke bank lain (atau bank lawan) ini disebut sebagai RTGS keluar dan Kliring Keluar. 1. Nominal transaksi keluar (ke bank lain) per bulan sebesar Rp ,- (sumber : data transaksi 2012). 2. Jumlah denda yang harus dibayar mengikuti suku bunga kredit korporasi dengan asumsi sebesar 10 % (0,1). 3. Jumlah hari kerja 20 hari kerja. 4. KPI dari RTO yang ditetapkan untuk kegagalan layanan maksimum 4 jam (240 menit). Metrik (Persentase denda x Nominal transaksi) Biaya penyelenggaraan Layanan Perhitungan Manfaat Apabila terjadi kegagalan layanan transaksi keluar (bayar bank lawan) terdapat potensi kerugian karena pembayaran bunga sebesar 0,1 x (Rp ,- 20 7) x 240 = Rp ,76,-. Oleh karena itu ketersediaan layanan dapat meningkatkan potensi pendapatan karena tidak perlu membayar sejumlah uang Rp ,76,- untuk membayar suku

71 58 bunga kepada bank lain Kuantifikasi Manfaat Bisnis Peningkatan Pendapatan karena Ketersediaan Layanan Terdapat beberapa proses bisnis dari hasil BIA (Business Impact Analysis) yang terkait dengan subkategori manfaat di Tabel Generik dan dikelompokkan ke dalam peningkatan pendapatan karena ketersediaan layanan. Proses Bisnis Asumsi Transaksi kiriman uang (KU) dari kantor cabang Bank XYZ dengan tujuan bank lain. 1. KPI dari RTO yang ditetapkan untuk kegagalan layanan maksimum 4 jam (4 jam = 240 menit). 2. Transaksi kiriman uang melalui RTGS sebanyak transaksi perhari. 3. Transaksi kiriman uang melalui SKN sebanyak transaksi per hari. 4. Batas pengiriman transaksi RTGS di cabang adalah pkl sehingga memiliki rentang waktu 7 jam (dimulai dari jam 08.00). (7 jam = 420 menit). 5. Rata-rata pengiriman transaksi SKN di cabang adalah pkl sehingga memilki rentang waktu 5 jam (dimulai dari pukul 08.00). (5 jam = 300 menit). 6. Biaya yang dibebankan ke nasabah untuk transaksi RTGS Rp ,-. Biaya transaksi ke BI Rp ,- sehingga fee based income transaksi RTGS Rp ,- untuk tiap transaksi. 7. Biaya yang dibebankan ke nasabah untuk transaksi SKN Rp ,-. Biaya transaksi ke BI Rp 1.100,- sehingga fee based income transksi SKN Rp /transksi. 8. Biaya penyelenggaraan layanan diasumsikan

72 59 menggunakan data investasi TI terhadap keuntungan yaitu 10 % (0,1) dari keuntungan. (Berdasarkan data atner). Metrik Perhitungan Manfaat (Fee based income x volume transaksi) Biaya penyelenggaraan Layanan Total fee based income dari transaksi RTGS dan SKN sebesar : 1. RTGS = Rp ,- x transaksi = Rp ,- 2. SKN = Rp 8.900,- x transaksi= Rp ,- Total = Rp ,- Dengan demikian apabila layanan tidak berjalan selama 4 jam (240 menit) terjadi kerugian sebesar 1. RTGS = Rp ,- x ( (420) x 240) = Rp ,14,- 2. SKN = Rp 8.900,- x ( (300) x 240) = Rp ,- Total kerugian untuk downtime selama 4 jam (240 menit) adalah ,14 - (0,1 x ,14) = Rp ,43,-

73 Kuantifikasi Manfaat Bisnis Peningkatan Pendapatan karena Kepuasan Pelangggan Terdapat beberapa subkategori manfaat di Tabel Generik yang dikelompokkan ke dalam peningkatan pendapatan karena kepuasan pelanggan. Kuantifikasi manfaat untuk kategori ini dapat dilihat dari trend kenaikan volume transaksi dan nominal transaksi kiriman uang keluar melalui Bank XYZ. Berdasarkan data transaksi kiriman uang keluar tahun 2011/2012 trend kenaikan volume transaksi sebesar 19 % dan kenaikan nominal sebesar 24 % pertahun. Proses Bisnis Peningkatan jumlah volume transaksi dan nominal transksi kiriman uang keluar melalui Bank XYZ setiap tahunnya. Asumsi 1. Kenaikan volume transaksi sebesar 19 %. 2. Total pendapatan Bank XYZ dalam menyelenggarakan transaksi sistem pembayaran sebesar Rp ,- per hari. 3. Total volume transaksi keluar dengan menggunakan sistem pembayaran adalah transaksi per hari. Metrik Perhitungan Manfaat Persentase Peningkatan Volume x Nominal Transaksi Dengan demikian dapat dilakukan perhitungan manfaat dengan membuat asumsi terjadi kenaikan volume transaksi akibat bertambah puasnya pelanggan terhadap layanan Bank XYZ dengan rumus 0,19 x ,- = Rp ,- Total manfaat yang diperoleh Bank XYZ untuk ketiga kelompok kategori manfaat peningkatan pendapatan karena berkurangnya penundaaan layanan, peningkatan pendapatan karena pengurangan biaya kegagalan layanan dan peningkatan pendapatan karena kepuasan pelanggan adalah Rp ,19,-. Perhitungan manfaat ini merupakan contoh cara mengkuantifikasi manfaat

74 61 menggunakan model pendekatan yang dikembangkan dipenelitian ini. Semakin banyak proses bisnis yang dikelola dalam BCM maka semakin banyak manfaat bisnis yang dapat diidentifikasi dan dikuantifikasi. Gambar 4.5 menggambarkan bagaimana model kuantifikasi yang dikembangkan pada penelitian ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi total manfaat dari investasi Business Continuity Management di organisasi dengan cara melakukan proses identifikasi dan kuantifikasi manfaat berdasarkan hasil Risk Statement dan Business Impact Analysis untuk setiap unit bisnis kritis yang dikelola dalam BCM. Gambar 4.5 Cara Perhitungan Total Manfaat Business Continuity Management Warna merah menggambarkan kuantifikasi risiko yang dipermudah dengan menggunakan Tabel Hasil akhir dari tabel ini berupa skor risiko suatu proses bisnis di unit kerja. Dasar penentuan skala dampak dan kecenderungan merupakan hasil observasi dengan menggunakan panduan Tabel 4.2 untuk pengukuran dampak dan Tabel 4.3 untuk pengukuran risiko. Skala tersebut dikonversi menjadi sebuah nilai skor untuk mempermudah perhitungan peringkat. Pemetaan skala menjadi nilai skor merupakan kebijakan internal dari organisasi. Pendekatan ini mirip dengan pendekatan non financial yang diperkenalkan dalam metodologi Information Economics (Parker M. B., 1988). Warna biru pada Gambar 4.5 menggambarkan kuantifikasi manfaat bisnis dengan menggunakan pendekatan model identifikasi dan kuantifikasi manfaat yang

Business Continuity Management Sistem Pembayaran

Business Continuity Management Sistem Pembayaran Business Continuity Management 1. PENDAHULUAN Business Continuity Management - (BCM-SP) merupakan proses pengelolaan secara menyeluruh dalam rangka identifikasi potensi kondisi darurat yang berdampak kepada

Lebih terperinci

Identifikasi Manfaat Fasilitas New Internet Banking Menggunakan Tabel Generik Ranti pada Bank XYZ

Identifikasi Manfaat Fasilitas New Internet Banking Menggunakan Tabel Generik Ranti pada Bank XYZ ISSN 2356-4393 Identifikasi Manfaat Fasilitas New Internet Banking Menggunakan Tabel Generik Ranti pada Bank XYZ Arie Kusumawati 1), Muhammad Rusli 2) Sistem Informasi, Instiut Teknologi dan Bisnis Kalbis

Lebih terperinci

PENYEMPURNAAN RANCANGAN INFRASTRUKTUR DISASTER RECOVERY CENTER DALAM MENDUKUNG DISASTER RECOVERY PLAN BANK X TESIS GUNAWAN

PENYEMPURNAAN RANCANGAN INFRASTRUKTUR DISASTER RECOVERY CENTER DALAM MENDUKUNG DISASTER RECOVERY PLAN BANK X TESIS GUNAWAN HALAMAN SAMPUL PENYEMPURNAAN RANCANGAN INFRASTRUKTUR DISASTER RECOVERY CENTER DALAM MENDUKUNG DISASTER RECOVERY PLAN BANK X TESIS GUNAWAN 0706193706 Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

Identifikasi Nilai Bisnis SI/TI Menggunakan Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik Ranti: Studi Kasus Disaster Recovery Center Kementerian XYZ

Identifikasi Nilai Bisnis SI/TI Menggunakan Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik Ranti: Studi Kasus Disaster Recovery Center Kementerian XYZ ISSN : 2442-8345 Identifikasi Menggunakan Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik Ranti: Studi Kasus Disaster Recovery Center Kementerian XYZ Program Studi Sistem Informasi, STIMIK ESQ Jl. TB Simatupang Kavling

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN RENCANA IMPLEMENTASI MANAJEMEN LAYANAN TI BERBASIS STANDAR ISO : STUDI KASUS DI SUATU INSTITUSI PENDIDIKAN NEGERI KARYA AKHIR

PENGEMBANGAN RENCANA IMPLEMENTASI MANAJEMEN LAYANAN TI BERBASIS STANDAR ISO : STUDI KASUS DI SUATU INSTITUSI PENDIDIKAN NEGERI KARYA AKHIR PENGEMBANGAN RENCANA IMPLEMENTASI MANAJEMEN LAYANAN TI BERBASIS STANDAR ISO 20000 : STUDI KASUS DI SUATU INSTITUSI PENDIDIKAN NEGERI KARYA AKHIR MUHAMMAD KASFU HAMMI 0706308231 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENERAPAN MANAGEMENT QUALITY BERBASIS ISO DALAM MEMPERCEPAT COLLECTION PERIODE (STUDI KASUS PT KBI) TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENERAPAN MANAGEMENT QUALITY BERBASIS ISO DALAM MEMPERCEPAT COLLECTION PERIODE (STUDI KASUS PT KBI) TESIS UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENERAPAN MANAGEMENT QUALITY BERBASIS ISO DALAM MEMPERCEPAT COLLECTION PERIODE (STUDI KASUS PT KBI) TESIS Oleh : RATIH AJENG WIDATI H. 07 06 17 2986 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENERAPAN TATA KELOLA TI PADA PERENCANAAN PROYEK-PROYEK / KEGIATAN TI STUDI KASUS: UNIVERSITAS PARAMADINA KARYA AKHIR MEIKHAL FIRMANSYAH

PENERAPAN TATA KELOLA TI PADA PERENCANAAN PROYEK-PROYEK / KEGIATAN TI STUDI KASUS: UNIVERSITAS PARAMADINA KARYA AKHIR MEIKHAL FIRMANSYAH PENERAPAN TATA KELOLA TI PADA PERENCANAAN PROYEK-PROYEK / KEGIATAN TI STUDI KASUS: UNIVERSITAS PARAMADINA KARYA AKHIR MEIKHAL FIRMANSYAH 0706193782 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM

Lebih terperinci

PENDEKATAN MODEL BASED AND INTEGRATED PROCESS IMPROVEMENT SEBAGAI SOLUSI PROBLEM PEMASARAN PERUMAHAN DI PT. PROSPEK REALTINDO TESIS

PENDEKATAN MODEL BASED AND INTEGRATED PROCESS IMPROVEMENT SEBAGAI SOLUSI PROBLEM PEMASARAN PERUMAHAN DI PT. PROSPEK REALTINDO TESIS PENDEKATAN MODEL BASED AND INTEGRATED PROCESS IMPROVEMENT SEBAGAI SOLUSI PROBLEM PEMASARAN PERUMAHAN DI PT. PROSPEK REALTINDO TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen

Lebih terperinci

PERBAIKAN KINERJA MANAJEMEN LAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM MANAJEMEN MUTU, LEAN SIX SIGMA DAN BALANCED SCORECARD : STUDI KASUS PT.

PERBAIKAN KINERJA MANAJEMEN LAYANAN  DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM MANAJEMEN MUTU, LEAN SIX SIGMA DAN BALANCED SCORECARD : STUDI KASUS PT. PERBAIKAN KINERJA MANAJEMEN LAYANAN E-MAIL DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM MANAJEMEN MUTU, LEAN SIX SIGMA DAN BALANCED SCORECARD : STUDI KASUS PT.XYZ KARYA AKHIR Nungky Awang Chandra 0706194394 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ICT Continuity with Confidence

ICT Continuity with Confidence Bulletin No. 2/2015 www.reksis.com ICT Continuity with Confidence Bulletin Reksis Consulting Penanggung jawab Haldi Z. Panjaitan Pengantar Redaksi Kegagalan infrastruktur Information Computer Technology

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN KEBUTUHAN TELLER DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ANTRIAN PADA PT. BANK XYZ (STUDI EMPIRIK CABANG UTAMA) TESIS

ANALISIS PERHITUNGAN KEBUTUHAN TELLER DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ANTRIAN PADA PT. BANK XYZ (STUDI EMPIRIK CABANG UTAMA) TESIS ANALISIS PERHITUNGAN KEBUTUHAN TELLER DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ANTRIAN PADA PT. BANK XYZ (STUDI EMPIRIK CABANG UTAMA) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S2 JUSTINA SUSILONINGSIH

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Berikut merupakan bagan kerangka pikir penulisan thesis ini :

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Berikut merupakan bagan kerangka pikir penulisan thesis ini : BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Kerangka Pikir Berikut merupakan bagan kerangka pikir penulisan thesis ini : Gambar 3.1 Bagan Kerangka Pikir Dari pernyataann awal bahwa pengembangan disaster recovery

Lebih terperinci

PROGRAM SARJANA STRATA 1 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BAKRIE JAKARTA

PROGRAM SARJANA STRATA 1 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BAKRIE JAKARTA ANALISIS HUBUNGAN JENIS KELAMIN DAN RENTANG USIA TERHADAP KESADARAN KEAMANAN INFORMASI DALAM MENJAGA KEAMANAN INFORMASI ( STUDI KASUS : PT MORA TELEMATIKA INDONESIA ) TUGAS AKHIR IKRAM ALIFKHAN 1122002010

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI & ILMU SOSIAL PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS BAKRIE JAKARTA SEPTEMBER

FAKULTAS EKONOMI & ILMU SOSIAL PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS BAKRIE JAKARTA SEPTEMBER MANAJEMEN SISTEM PENGADAAN BARANG DAN/ATAU JASA YANG EFEKTIF DAN EFISIEN UNTUK INDUSTRI TELEKOMUNIKASI: TELAAH PADA SISTEM PENGADAAN PT TELEKOMUNIKASI SELULAR TUGAS AKHIR KEZIA EVA 1141901010 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS METODOLOGI

BAB III ANALISIS METODOLOGI BAB III ANALISIS METODOLOGI Pada bagian ini akan dibahas analisis metodologi pembangunan BCP. Proses analisis dilakukan dengan membandingkan beberapa metodologi pembangunan yang terdapat dalam literatur

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Disaster Recovery Plan

ABSTRAK. Kata Kunci: Disaster Recovery Plan ABSTRAK Penelitian ini memuat tentang implementasi disaster recovery plan di IT Center pada PT.Medco Power Indonesia dengan menggunakan template disaster recovery karangan dari Paul Kirvan, CISA, CISSP,

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGIS SISTEM INFORMASI: KARYA AKHIR

ANALISA FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGIS SISTEM INFORMASI: KARYA AKHIR ANALISA FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGIS SISTEM INFORMASI: Studi Kasus Sebuah Instansi Pemerintah Bidang Keuangan KARYA AKHIR Rein Nusa Triputra 0706194015 UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

PERUMUSAN KEY PERFORMANCE INDICATOR FUNGSI PENGADAAN KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD TESIS

PERUMUSAN KEY PERFORMANCE INDICATOR FUNGSI PENGADAAN KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD TESIS PERUMUSAN KEY PERFORMANCE INDICATOR FUNGSI PENGADAAN KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD TESIS DINO ANDRIAN 06060161281 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM

Lebih terperinci

AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X

AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X Bayu Endrasasana 1) dan Hari Ginardi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Kajian Transformasi Menuju Institusi Kepolisian Indonesia Berbasis Pemolisian Masyarakat TESIS

Kajian Transformasi Menuju Institusi Kepolisian Indonesia Berbasis Pemolisian Masyarakat TESIS Kajian Transformasi Menuju Institusi Kepolisian Indonesia Berbasis Pemolisian Masyarakat Studi Kasus: Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi TESIS R. DINUR KRISMASARI 0606161836 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS

Lebih terperinci

STRATEGI PENDANAAN MELALUI SEKURITISASI PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA PT. ABC FINANCE TESIS

STRATEGI PENDANAAN MELALUI SEKURITISASI PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA PT. ABC FINANCE TESIS UNIVERSITAS INDONESIA STRATEGI PENDANAAN MELALUI SEKURITISASI PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA PT. ABC FINANCE TESIS AGUNG YUDIVIANTHO 0806432101 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA

Lebih terperinci

ASPEK HUKUM KERJASAMA PENYALURAN KREDIT/PEMBIAYAAN ANTARA BANK X DENGAN PT. Y TESIS

ASPEK HUKUM KERJASAMA PENYALURAN KREDIT/PEMBIAYAAN ANTARA BANK X DENGAN PT. Y TESIS UNIVERSITAS INDONESIA ASPEK HUKUM KERJASAMA PENYALURAN KREDIT/PEMBIAYAAN ANTARA BANK X DENGAN PT. Y TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Hukum (M.H.) ARIYANTI NPM :

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA TRANSFER ARSIP DINAMIS INAKTIF : STUDI KASUS DI PUSTAKA BOGOR SKRIPSI HUTAMI DEWI

UNIVERSITAS INDONESIA TRANSFER ARSIP DINAMIS INAKTIF : STUDI KASUS DI PUSTAKA BOGOR SKRIPSI HUTAMI DEWI UNIVERSITAS INDONESIA TRANSFER ARSIP DINAMIS INAKTIF : STUDI KASUS DI PUSTAKA BOGOR SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora HUTAMI DEWI 0705130257 FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA KAJIAN MANFAAT INVESTASI SISTEM PELAYANAN SANTUNAN ONLINE: STUDI KASUS PT JASA RAHARJA (PERSERO) KARYA AKHIR

UNIVERSITAS INDONESIA KAJIAN MANFAAT INVESTASI SISTEM PELAYANAN SANTUNAN ONLINE: STUDI KASUS PT JASA RAHARJA (PERSERO) KARYA AKHIR UNIVERSITAS INDONESIA KAJIAN MANFAAT INVESTASI SISTEM PELAYANAN SANTUNAN ONLINE: STUDI KASUS PT JASA RAHARJA (PERSERO) KARYA AKHIR WILSON FREDDY HUTAGAOL 1106122190 FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto BEST PRACTICES ITG di Perusahaan Titien S. Sukamto Beberapa Best Practices Guideline untuk Tata Kelola TI 1. ITIL (The Infrastructure Library) ITIL dikembangkan oleh The Office of Government Commerce (OGC),

Lebih terperinci

ANALISIS MANFAAT BISNIS INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN RANTI S GENERIC IS/IT BUSINESS VALUE PADA PERUSAHAAN RITEL DI INDONESIA

ANALISIS MANFAAT BISNIS INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN RANTI S GENERIC IS/IT BUSINESS VALUE PADA PERUSAHAAN RITEL DI INDONESIA 1 ANALISIS MANFAAT BISNIS INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN RANTI S GENERIC IS/IT BUSINESS VALUE PADA PERUSAHAAN RITEL DI INDONESIA Ni Made Wili Septiarini 1, Frederik Samuel Papilaya 2 1, 2 Program

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL BANK ABC DENGAN METODE LOSS DISTRIBUTION APPROACH KARYA AKHIR

ANALISIS PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL BANK ABC DENGAN METODE LOSS DISTRIBUTION APPROACH KARYA AKHIR ANALISIS PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL BANK ABC DENGAN METODE LOSS DISTRIBUTION APPROACH KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S2 Nama : Gerardus Alrianto NPM : 0706169940

Lebih terperinci

ANALISIS MANFAAT BISNIS SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN RANTI S GENERIC IS/IT BUSINESS VALUE UNTUK MENGUKUR INVESTASI SISTEM INFORMASI

ANALISIS MANFAAT BISNIS SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN RANTI S GENERIC IS/IT BUSINESS VALUE UNTUK MENGUKUR INVESTASI SISTEM INFORMASI ANALISIS MANFAAT BISNIS SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN RANTI S GENERIC IS/IT BUSINESS VALUE UNTUK MENGUKUR INVESTASI SISTEM INFORMASI Setiawan Azhar 1, Johan Jimmy Carter Tambotoh 2, Agustinus Fritz Wijaya

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ANALISIS ABC, EOQ DAN ROP PADA CV.X TUGAS AKHIR

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ANALISIS ABC, EOQ DAN ROP PADA CV.X TUGAS AKHIR ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ANALISIS ABC, EOQ DAN ROP PADA CV.X TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik ELISA MAHARANI TARIGAN

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MOBILE

PENERAPAN METODE MOBILE PENERAPAN METODE MOBILE GOAL QUESTION METRIC (MGQM) UNTUK PENGUJIAN USABILITY PADA APLIKASI MOBILE SAUNG AYAM MANAGEMENT SYSTEM GUNA MENINGKATKAN USER EXPERIENCE TUGAS AKHIR MUH. ZULKIFLI B 1112001031

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR NUR SAFARIAH ZIRUN

TUGAS AKHIR NUR SAFARIAH ZIRUN ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN PENERAPAN MANAJEMEN KEAMANAN SISTEM INFORMASI UNTUK WILAYAH JAVA OPERATION (JVO) MENGGUNAKAN INFORMATION SECURITY MANAGEMENT MATURITY MODEL (STUDI KASUS PADA PT.X) TUGAS AKHIR

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/18/PBI/2005 TENTANG SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/18/PBI/2005 TENTANG SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/18/PBI/2005 TENTANG SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung kelancaran sistem pembayaran diperlukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Continuity Management (ITSCM) akan membahas semua aktivitas yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Continuity Management (ITSCM) akan membahas semua aktivitas yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab III dalam Perencanaan Information Technology Service Continuity Management (ITSCM) akan membahas semua aktivitas yang dilakukan dari awal kegiatan sampai akhir. Gambar

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Disaster Recovery Plan, Business Continuity Plan, Bencana. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci : Disaster Recovery Plan, Business Continuity Plan, Bencana. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Disaster Recovery Plan adalah salah satu cabang ilmu manajemen resiko sistem informasi terapan yaitu Business Continuity Plan. Disaster Recovery Plan merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA PENGEMBANGAN DAN DAMPAK INDUSTRI BIOETANOL DI JAWA TIMUR DENGAN METODE INPUT OUTPUT TESIS KULSUM

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA PENGEMBANGAN DAN DAMPAK INDUSTRI BIOETANOL DI JAWA TIMUR DENGAN METODE INPUT OUTPUT TESIS KULSUM UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA PENGEMBANGAN DAN DAMPAK INDUSTRI BIOETANOL DI JAWA TIMUR DENGAN METODE INPUT OUTPUT TESIS KULSUM 0806422605 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM PASCA SARJANA TEKNIK INDUSTRI DEPOK JUNI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR UTAMA YANG BERPENGARUH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PASCASARJANA PENERIMA BEASISWA S2 DALAM NEGERI BPK-RI

UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR UTAMA YANG BERPENGARUH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PASCASARJANA PENERIMA BEASISWA S2 DALAM NEGERI BPK-RI UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR UTAMA YANG BERPENGARUH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PASCASARJANA PENERIMA BEASISWA S2 DALAM NEGERI BPK-RI TESIS YUNITA KUSUMANINGSIH NPM. 0806480920 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan bisnis (business continuity) merupakan sebuah hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan bisnis (business continuity) merupakan sebuah hal yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangsungan bisnis (business continuity) merupakan sebuah hal yang sangat penting dalam sebuah bank. Untuk itu pada tanggal 30 November 2007 Bank Indonesia selaku

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA, -1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung tercapainya sistem pembayaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meminimalisasi risiko tersebut, bank diharapkan memiliki Business

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meminimalisasi risiko tersebut, bank diharapkan memiliki Business BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan operasional perbankan tidak dapat terhindar dari adanya gangguan/kerusakan yang disebabkan oleh alam maupun manusia misalnya terjadi gempa bumi, bom, kebakaran,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA TESIS FAKULTAS EKONOMI MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK EKONOMI PERENCANAAN KOTA & DAERAH JAKARTA JULI 2010

UNIVERSITAS INDONESIA TESIS FAKULTAS EKONOMI MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK EKONOMI PERENCANAAN KOTA & DAERAH JAKARTA JULI 2010 UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KEBERADAAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) BANTAR GEBANG BEKASI TESIS MARTHIN HADI JULIANSAH 0706181725 FAKULTAS EKONOMI MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI JABODETABEK SKRIPSI

ANALISA RISIKO PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI JABODETABEK SKRIPSI 127/FT.EKS.01/SKRIP/12/2008 UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA RISIKO PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI JABODETABEK SKRIPSI NANI IRIANI 04 05 21 03 52 NIK FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

TESIS MERRY MAGDALENA UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA DESEMBER 2008

TESIS MERRY MAGDALENA UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA DESEMBER 2008 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN INVESTASI AKTIVA TETAP PADA PERUSAHAAN YANG DIKELOMPOKAN DALAM FINANCIALLY CONSTRAINED STUDI KASUS: INDUSTRI MANUFAKTUR TESIS MERRY MAGDALENA 0606145233 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PADA INDUSTRI FREIGHT FORWARDING DENGAN INTEGRASI IPA DAN TAGUCHI TESIS

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PADA INDUSTRI FREIGHT FORWARDING DENGAN INTEGRASI IPA DAN TAGUCHI TESIS PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PADA INDUSTRI FREIGHT FORWARDING DENGAN INTEGRASI IPA DAN TAGUCHI TESIS NAMA : PRIYAMBODO NUR ARDI NUGROHO NPM : 0806 422 662 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISIS INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI PADA SUATU PERUSAHAAN LAYANAN BUSINESS CENTER KARYA AKHIR

ANALISIS INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI PADA SUATU PERUSAHAAN LAYANAN BUSINESS CENTER KARYA AKHIR ANALISIS INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI PADA SUATU PERUSAHAAN LAYANAN BUSINESS CENTER KARYA AKHIR ANDIKA MITRA KARUNA 0706194085 FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA i UNIVERSITAS INDONESIA IDENTIFIKASI PENGARUH KETERAMPILAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP DAYA SAING PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM IMPLEMENTASI SISTEM e - PROCUREMENT PADA PROSES PENGADAAN

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MANFAAT BISNIS SI/TI MENGGUNAKAN METODE RANTI S GENERIC IS/IT BUSINESS VALUE (STUDI KASUS: DIPENDA PROVINSI SULAWESI UTARA)

IDENTIFIKASI MANFAAT BISNIS SI/TI MENGGUNAKAN METODE RANTI S GENERIC IS/IT BUSINESS VALUE (STUDI KASUS: DIPENDA PROVINSI SULAWESI UTARA) IDENTIFIKASI MANFAAT BISNIS SI/TI MENGGUNAKAN METODE RANTI S GENERIC IS/IT BUSINESS VALUE (STUDI KASUS: DIPENDA PROVINSI SULAWESI UTARA) Stanley David Sualang K. 1) Benny Ranti 2) Magister Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: proses bisnis, Framework, TOGAF Framework. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: proses bisnis, Framework, TOGAF Framework. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Bidang Teknologi informasi khususnya bidang sistem informasi semakin banyak dimanfaatkan dalam kegiatan operasional di perusahaan agar lebih efisien dan efektif. Oleh karena itu, penggunaan suatu

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PENINGKATAN KUALITAS PROSES PACKING PERMEN COKLAT DI PT BATMAN KENCANA DENGAN PENDEKATAN DMAIC SIX SIGMA TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA PENINGKATAN KUALITAS PROSES PACKING PERMEN COKLAT DI PT BATMAN KENCANA DENGAN PENDEKATAN DMAIC SIX SIGMA TESIS UNIVERSITAS INDONESIA PENINGKATAN KUALITAS PROSES PACKING PERMEN COKLAT DI PT BATMAN KENCANA DENGAN PENDEKATAN DMAIC SIX SIGMA TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknik

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Kata Kunci: ITIL V3, ITIL v3 Service Strategy, Service Asset, Service Structure, Service Provider Type, Service Unit, Bisnis Unit

ABSTRAKSI. Kata Kunci: ITIL V3, ITIL v3 Service Strategy, Service Asset, Service Structure, Service Provider Type, Service Unit, Bisnis Unit ABSTRAKSI PT. RST merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan Abrasive, Cutting Tools and Technical Equipment. PT.RST memiliki sebuah sistem berbasis ERP yang digunakan untuk mengelola

Lebih terperinci

EVALUASI SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DENGAN PENDEKATAN SCOR MODEL VERSI 8.0 (Studi Kasus di PT. XYZ)

EVALUASI SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DENGAN PENDEKATAN SCOR MODEL VERSI 8.0 (Studi Kasus di PT. XYZ) EVALUASI SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DENGAN PENDEKATAN SCOR MODEL VERSI 8.0 (Studi Kasus di PT. XYZ) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen JULIANA ROULI 0606147541

Lebih terperinci

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES Dafid Sistem Informasi, STMIK GI MDP Jl Rajawali No.14 Palembang dafid@stmik-mdp.net Abstrak Layanan penjualan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN KEKHUSUSAN MANAJEMEN OPERASI JAKARTA JULI 2009

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN KEKHUSUSAN MANAJEMEN OPERASI JAKARTA JULI 2009 ANALISIS INDUSTRI DAN KEUNGGULAN BERSAING MELALUI PENGEMBANGAN RESOURCES DAN CAPABILITIES DALAM PENERAPAN ECONOMIES OF SCALE DAN EXPERIENCE CURVE DI INDUSTRI MANUFAKTUR VELG ALUMINIUM (STUDI KASUS PT.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Investasi Teknologi Informasi Menurut (Mahmood & Szewczak, 1998), yang dikutip dari karya ilmiah Teddie Darmizal yang berjudul "Kajian Kelayakan Investasi Sistem Online Training

Lebih terperinci

MANAGEMENT SOLUTION IT MANAGEMENT CONSULT TING IT MANAGEMENT CONSULTING PT. MULTIMEDIA SOLUSI PRIMA

MANAGEMENT SOLUTION IT MANAGEMENT CONSULT TING IT MANAGEMENT CONSULTING PT. MULTIMEDIA SOLUSI PRIMA PT. MULTIMEDIA SOLUSI PRIMA E-ANGGARAN E-ANGGARAN E-ANGGARAN Perkembangan yang pesat di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi (ICT), telah memberikan dukungan yang signifikan bagi kemajuan dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan usaha semakin kompetitif dan kreatif. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha yang ketat, pihak manajemen dalam

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA KAJI ULANG SISTEM DRAINASE FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PELACAKAN SALURAN (CHANNEL ROUTING)

UNIVERSITAS INDONESIA KAJI ULANG SISTEM DRAINASE FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PELACAKAN SALURAN (CHANNEL ROUTING) 125/FT.EKS.O1/SKRIP/12/2008 UNIVERSITAS INDONESIA KAJI ULANG SISTEM DRAINASE FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PELACAKAN SALURAN (CHANNEL ROUTING) SKRIPSI SYLVIA YUNIAR 0606041711

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN CREDIT RISK + UNTUK KREDIT BISNIS MIKRO PADA BANK RAKYAT INDONESIA TESIS

ANALISIS PERHITUNGAN CREDIT RISK + UNTUK KREDIT BISNIS MIKRO PADA BANK RAKYAT INDONESIA TESIS UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PERHITUNGAN CREDIT RISK + UNTUK KREDIT BISNIS MIKRO PADA BANK RAKYAT INDONESIA TESIS INDRA KURNIAWAN 0806432985 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA DESEMBER

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN DAN PENGELOLAAN ECONOMIC EXPOSURE PADA PT. ABC TESIS. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S2

ANALISIS PENGUKURAN DAN PENGELOLAAN ECONOMIC EXPOSURE PADA PT. ABC TESIS. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S2 ANALISIS PENGUKURAN DAN PENGELOLAAN ECONOMIC EXPOSURE PADA PT. ABC TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S2 FRANSISCA DWIPUJININGSIH 06061611376 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/15/PBI/2007 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/15/PBI/2007 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM - 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/15/PBI/2007 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV ini akan membahas hasil analisis dalam perencanaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV ini akan membahas hasil analisis dalam perencanaan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV ini akan membahas hasil analisis dalam perencanaan Information Technology Service Continuity Management (ITSCM) pada PT. Telkom MSC Area V Jawa Timur. Hasil yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodelogi penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peristiwa yang real mengenai rencana proses design pada layanan IT dengan menggunakan framework ITIL v3 pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB 9. STANDAR DAN PROSEDUR (BAGIAN KEEMPAT)

BAB 9. STANDAR DAN PROSEDUR (BAGIAN KEEMPAT) BAB 9. STANDAR DAN PROSEDUR (BAGIAN KEEMPAT) PENDAHULUAN Diskripsi Singkat Manfaat Audit dan kontrol pada teknologi informasi dan komunikasi dilaksanakan dengan didasarkan pada standar dan prosedur yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Layanan TI, Service Design, Customer, Model Sullivan, Portofolio Aplikasi, SWOT.

ABSTRAK. Kata Kunci : Layanan TI, Service Design, Customer, Model Sullivan, Portofolio Aplikasi, SWOT. ABSTRAK Untuk mencapai tujuan bisnisnya, seringkali perusahaan-perusahaan menggunakan teknologi informasi sebagai bagian dalam menciptakan pelayanan yang berkualitas maupun dalam optimalisasi proses bisnisnya.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Dalam pengukuran risiko yang dilakukan pada PT National Label, kami telah mengumpulkan dan mengolah data berdasarkan kuisioner

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI IMPLEMENTASI APLIKASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMIC STUDI KASUS PT EXCELCOMINDO PRATAMA

ANALISIS INVESTASI IMPLEMENTASI APLIKASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMIC STUDI KASUS PT EXCELCOMINDO PRATAMA ANALISIS INVESTASI IMPLEMENTASI APLIKASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMIC STUDI KASUS PT EXCELCOMINDO PRATAMA SKRIPSI Oleh Vina Anggrainy 1100055890 Widi Pratama 1100056571

Lebih terperinci

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 75 /POJK.03/2016 TENTANG STANDAR PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH I. UMUM Peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi (TI) saat ini telah mencakup berbagai bidang. Hal tersebut dapat dilihat bahwa Teknologi Informasi saat ini sudah menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISIS PADA SIKLUS PENGELUARAN (STUDI KASUS PADA PT. NESTLE INDOFOOD CITARASA INDONESIA) TESIS TOMY YUDHO PRATOMO

ANALISIS PADA SIKLUS PENGELUARAN (STUDI KASUS PADA PT. NESTLE INDOFOOD CITARASA INDONESIA) TESIS TOMY YUDHO PRATOMO ANALISIS PADA SIKLUS PENGELUARAN (STUDI KASUS PADA PT. NESTLE INDOFOOD CITARASA INDONESIA) TESIS TOMY YUDHO PRATOMO 0806435375 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI JAKARTA

Lebih terperinci

Analisis Jenis Properti Hunian Sebagai Pengembang di Daerah Fatmawati Jakarta Selatan

Analisis Jenis Properti Hunian Sebagai Pengembang di Daerah Fatmawati Jakarta Selatan s UNIVERSITAS INDONESIA Analisis Jenis Properti Hunian Sebagai Pengembang di Daerah Fatmawati Jakarta Selatan TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen Baihaki

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TEKNO-EKONOMI PEMANFAATAN GAS ALAM MENGGUNAKAN SISTEM KOGENERASI DI RUMAH SAKIT (STUDI KASUS RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS) TESIS ROBI H.SEMBIRING 07 06 17 33 45 FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Media Indormatika Vol. 8 No. 3 (2009) PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

Disaster Management. Transkrip Minggu 2: Manajemen Bencana, Tanggap Darurat dan Business Continuity Management

Disaster Management. Transkrip Minggu 2: Manajemen Bencana, Tanggap Darurat dan Business Continuity Management Disaster Management Transkrip Minggu 2: Manajemen Bencana, Tanggap Darurat dan Business Continuity Management Video 1: Perbedaan Manajemen Bencana, Tanggap Darurat dan Business Continuity Video 2: Manajemen

Lebih terperinci

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise) COBIT Control Objective for Information and related Technology Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP KOMITMEN KARYAWAN DALAM AKTIVITAS AUDIT MUTU INTERNAL DI PT VWX TUGAS AKHIR

ANALISIS PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP KOMITMEN KARYAWAN DALAM AKTIVITAS AUDIT MUTU INTERNAL DI PT VWX TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP KOMITMEN KARYAWAN DALAM AKTIVITAS AUDIT MUTU INTERNAL DI PT VWX TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Rangga

Lebih terperinci

Universitas Indonesia

Universitas Indonesia Universitas Indonesia ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PESERTA PROGAM (Studi Kasus : Kecamatan Cilincing Kotamadya Jakarta Utara) T E S I S RAMA CHANDRA 0706305980 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN

BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN 3.1. Analisis dan Pemberian Bobot Nilai Metode yang digunakan dalam memberikan bobot nilai untuk IE versi kedua (Parker, 1996) diambil dari IE versi pertama (Parker, 1988).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu manusia dalam memproses data untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

KAJIAN PENGELOLAAN RISIKO DAN REGULATORY CAPITAL SERTA ANALISIS KESENJANGAN PT. BANK ABC TBK BERDASARKAN BASEL II TESIS

KAJIAN PENGELOLAAN RISIKO DAN REGULATORY CAPITAL SERTA ANALISIS KESENJANGAN PT. BANK ABC TBK BERDASARKAN BASEL II TESIS KAJIAN PENGELOLAAN RISIKO DAN REGULATORY CAPITAL SERTA ANALISIS KESENJANGAN PT. BANK ABC TBK BERDASARKAN BASEL II TESIS TAMUNAN 0606145965 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER

Lebih terperinci

BUSINESS CONTINUITY PLAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA BANK INDONESIA

BUSINESS CONTINUITY PLAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA BANK INDONESIA Business Continuity Plan Departemen Sumber Daya Manusia... (Nurrahma dan Iftadi) BUSINESS CONTINUITY PLAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA BANK INDONESIA Ghina Nurrahma 1*, Irwan Iftadi 1,2 1 Program Studi

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER)

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER) ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER) RENDI NUGROHO (5209100124) DOSEN PEMBIMBING : DR. APOL PRIBADI SUBRIADI, ST, MT OUTLINE Sekilas Tentang PT. TELKOM MSC (Maintenance

Lebih terperinci

Novi Indriyani

Novi Indriyani UNIVERSITAS INDONESIA Penerapan Metode Pohon Keputusan dengan Algoritma C4.5 pada Sistem Penunjang Keputusan dalam Memprakirakan Cuaca Jangka Pendek SKRIPSI Novi Indriyani 1205000673 FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBERLANGSUNGAN BISNIS(BUSINESS CONTINUITY PLAN) TANTRI HIDAYATI SINAGA STT HARAPAN MEDAN

PERENCANAAN KEBERLANGSUNGAN BISNIS(BUSINESS CONTINUITY PLAN) TANTRI HIDAYATI SINAGA STT HARAPAN MEDAN PERENCANAAN KEBERLANGSUNGAN BISNIS(BUSINESS CONTINUITY PLAN) TANTRI HIDAYATI SINAGA STT HARAPAN MEDAN PENGERTIAN BUSINESS CONTINUITY PLAN Perencanaan Keberlangsungan Bisnis (Business Continuity Plan/BCP)

Lebih terperinci

Penyusunan Perencanaan Keberlangsungan Bisnis PT PLN (Persero) APD Jateng dan DIY dengan ISO dan Metode OCTAVE

Penyusunan Perencanaan Keberlangsungan Bisnis PT PLN (Persero) APD Jateng dan DIY dengan ISO dan Metode OCTAVE A737 Penyusunan Perencanaan Keberlangsungan Bisnis PT PLN (Persero) APD Jateng dan DIY dengan ISO 22301 dan Metode OCTAVE Azmi Afifah Zahra, Apol Pribadi, dan Eko Wahyu Tyas D Jurusan Sistem Informasi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian dalam setiap perilaku bisnis. Seiring dengan dinamika zaman, perspektif bisnis pun

Lebih terperinci

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO 1. Pengertian Manajemen Resiko Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI PADA DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN T E S I S

UNIVERSITAS INDONESIA PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI PADA DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN T E S I S UNIVERSITAS INDONESIA PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI PADA DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN T E S I S Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelas Magister Sains Nama : SARWO

Lebih terperinci

PENGATURAN DAN PELAKSANAAN NATIONAL SINGLE WINDOW DI INDONESIA TESIS

PENGATURAN DAN PELAKSANAAN NATIONAL SINGLE WINDOW DI INDONESIA TESIS UNIVERSITAS INDONESIA PENGATURAN DAN PELAKSANAAN NATIONAL SINGLE WINDOW DI INDONESIA TESIS NAMA : ARY FITRIA NANDINI NPM : 0706175621 FAKULTAS HUKUM PROGRAM MAGISTER HUKUM HUKUM EKONOMI JAKARTA JANUARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Peranan teknologi informasi dalam dunia bisnis mempunyai peranan penting untuk suatu perusahaan dan para manajer bisnisnya. Dalam pengambilan keputusan strategis, teknologi

Lebih terperinci

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom COBIT Control Objectives for Information & Related Technology Taryana Suryana. M.Kom E-mail:taryanarx@yahoo.com COBIT Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT) dapat definisikan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008 ANALISA INVESTASI IMPLEMENTASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DI PT. BLUE

Lebih terperinci

PENERAPAN CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT PADA PT. MULTISTRADA ARAH SARANA TBK KARYA AKHIR

PENERAPAN CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT PADA PT. MULTISTRADA ARAH SARANA TBK KARYA AKHIR PENERAPAN CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT PADA PT. MULTISTRADA ARAH SARANA TBK KARYA AKHIR IWAN ELI SETIAWAN 0606147522 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA AGUSTUS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA BLANKON: SEBUAH STUDI KASUS PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK BEBAS

UNIVERSITAS INDONESIA BLANKON: SEBUAH STUDI KASUS PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK BEBAS UNIVERSITAS INDONESIA BLANKON: SEBUAH STUDI KASUS PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK BEBAS SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana DOMINIKUS RANDY 1203000382 FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN USAHA RISOLES BUNDA BOGOR TESIS

STRATEGI PEMASARAN USAHA RISOLES BUNDA BOGOR TESIS STRATEGI PEMASARAN USAHA RISOLES BUNDA BOGOR TESIS PUDJO NUGROHO 0706169386 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA AGUSTUS 2009 STRATEGI PEMASARAN USAHA RISOLES

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT Studi Kasus Pada PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA UNIT JATENG AI1 : Identify Automated Solutions 1. Apakah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENILAIAN HARGA SAHAM PERDANA MENGGUNAKAN METODE FREE CASH FLOW TO EQUITY DAN P/E MULTIPLE ( Studi Kasus PT BW Plantation Tbk. ) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH INOVASI SISTEM PEMBAYARAN TERHADAP PERMINTAAN UANG DI INDONESIA TESIS IMADUDDIN SAHABAT

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH INOVASI SISTEM PEMBAYARAN TERHADAP PERMINTAAN UANG DI INDONESIA TESIS IMADUDDIN SAHABAT UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH INOVASI SISTEM PEMBAYARAN TERHADAP PERMINTAAN UANG DI INDONESIA TESIS IMADUDDIN SAHABAT 0706179310 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM PASCASARJANA DEPOK DESEMBER 2009 UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

PENGUKURAN M ANAJEMEN RISIKO TI DI PT.X MENGGUNAKAN COBIT 5. Myrna Dwi Rahmatya, Ana Hadiana, Irfan Maliki Universitas Komputer Indonesia

PENGUKURAN M ANAJEMEN RISIKO TI DI PT.X MENGGUNAKAN COBIT 5. Myrna Dwi Rahmatya, Ana Hadiana, Irfan Maliki Universitas Komputer Indonesia PENGUKURAN M ANAJEMEN RISIKO TI DI PT.X MENGGUNAKAN COBIT 5 Myrna Dwi Rahmatya, Ana Hadiana, Irfan Maliki Universitas Komputer Indonesia Program Pasca Sarjana, Program Studi Magister Sistem Informasi Jl.

Lebih terperinci