KAJIAN ANALISIS GEROMBOL BERBASIS MODEL PADA DATA YANG MENYEBAR NORMAL GANDA INDAH RATIH ANGGRIYANI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN ANALISIS GEROMBOL BERBASIS MODEL PADA DATA YANG MENYEBAR NORMAL GANDA INDAH RATIH ANGGRIYANI"

Transkripsi

1 KAJIAN ANALISIS GEROMBOL BERBASIS MODEL PADA DATA YANG MENYEBAR NORMAL GANDA INDAH RATIH ANGGRIYANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Kajian Analisis Gerombol Berbasis pada Data yang Menyebar Normal Ganda, adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Agustus 2011 Indah Ratih Anggriyani G

3 ABSTRACT INDAH RATIH ANGGRIYANI. Model Based Analysis Cluster Study in Normal Distribution Multivariate Data. Under direction of KUSMAN SADIK, and UTAMI DYAH SAFITRI Cluster analysis is data method classify objects into groups based on similarity or dissimilarity. One of approach is model based clustering. The assumptions used is the data derived from a mixture of two or more distribution probability with certain proportions. The final cluster is determined by BIC. The object of each cluster were obtained by EM algorithm. This study aims to assess the effectiveness of the model based clustering on the data are from multivariate normal distribution. Effectiveness would include the percentage of classification errors produced at a several distance, comparing with the k-means, and their application. If the distance between the center of a large and diverse cluster each different variables, then averaging the resulting classification error rate small. generally model based to cluster is more effective than the method of k-means. The MAP was better than the MLE since it can overcome the singularity problem, the rest same as MLE. Keywords: cluster analysis, mixture model, BIC, EM algorithma, maximum likelihood, conjugate prior, posterior mode

4 RINGKASAN INDAH RATIH ANGGRIYANI. Kajian Analisis Gerombol Berbasis Model pada Data yang Menyebar Normal Ganda. Dibimbing oleh KUSMAN SADIK dan UTAMI DYAH SAFITRI Analisis gerombol merupakan suatu metode penggerombolan yang bertujuan untuk mengelompokkan objek ke dalam beberapa kelompok sedemikian hingga objek yang berada di dalam kelompok yang sama cenderung mempunyai karakteristik yang lebih homogen dari pada objek yang berada di kelompok yang berbeda. Hal ini dilakukan dengan suatu ukuran jarak seperti jarak euclidean. Pengukuran kemiripan antar objek dengan menggunakan jarak akan sangat sulit dilakukan jika ukuran data yang digunakan sangat besar dan kondisi objek yang ada saling tumpang tindih. Dengan memperhatikan sebaran dari data yang digunakan untuk penggerombolan, Mclachlan dan Basford (1988) memberikan suatu pendekatan terbaru dalam analisis gerombol yaitu penggerombolan berbasis model campuran. Metode ini mengasumsikan bahwa sebaran data yang digunakan adalah sebaran campuran dengan setiap subpopulasi mewakili suatu gerombol yang berbeda. Tujuan dari metode ini adalah untuk mengoptimalkan kemiripan antar objek dengan menggunakan pendekatan model peluang. Tehnik perpindahan objek berdasarkan pada algoritma Expectation Maximization (EM) dan penentuan jumlah gerombol ditentukan berdasarkan nilai Bayes Information Criterion (BIC) terbesar. Penggunaan algoritma EM dalam pendugaan parameternya dikarenakan algoritma tersebut merupakan metode perhitungan iterasi yang sangat cocok untuk pendugaan parameter dari fungsi kemungkinan pada data tidak lengkap seperti yang terdapat pada sebaran campuran. Sama halnya dengan metode penggerombolan lainnya, metode penggerombolan berbasis model dilakukan untuk mengetahui jumlah gerombol maupun anggota tiap gerombol. Dengan demikian, efektifitas dari metode ini dibandingkan dengan metode berdasarkan ukuran jarak adalah suatu hal yang sangat penting untuk diketahui. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengkaji efektifitas analisis gerombol berbasis model yang meliputi efektifitas pada beberapa kondisi jarak antar pusat gerombol, perbandingan dengan metode klasik atau k-rataan serta efektifitas analisis penggerombolan berbasis model berdasarkan maximum likelihood (MLE) dan maximum posterior (MAP) pada beberapa contoh penerapan. Perbandingan dengan metode klasik atau k-rataan, keefektifannya dapat dikethaui dengan menghitung persentase rataan tingkat kesalahan klasifikasi yang dihasilkan, sedangkan efektifitas MLE dan MAP dapat diketahui berdasarkan persentase rataan tingkat kesalahan klasifikasi serta nilai BIC yang dihasilkan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil simulasi dan data dari paket Mclust ver pada R Data simulasi yang dibangkitkan merupakan data himpunan campuran normal ganda dengan kondisi titik pusat gerombol, ragam dan tingkat korelasi antar peubah yang beragam.

5 Hasil simulasi menunjukkan bahwa semakin jauh jarak antar pusat gerombol, jika ragam setiap peubah untuk setiap gerombol kecil maupun berbeda maka tingkat kesalahan klasifikasi yang dihasilkan semakin kecil. Jika kondisi ragam setiap peubah untuk setiap gerombol sama dan berukuran besar, maka nilai korelasi berpengaruh terhadap hasil akhir penggerombolan. Nilai korelasi lebih dari 0,5 ( ) memberikan tingkat kesalahan klasifikasi yang kecil. Jika dilakukan perbandingan dengan metode k-rataan, kedua metode ini memberikan efektifitas yang sama pada kondisi ragam setiap peubah untuk setiap gerombol kecil. Pada kondisi ragam setiap peubah untuk setiap gerombol sama dan besar, k- rataan menghasilkan efektifitas terbaik pada kondisi nilai korelasi kecil. Kondisi ragam setiap peubah untuk setiap gerombol berbeda, penggerombolan berbasis model menghasilkan efektifitas yang lebih baik dibandingkan dengan metode k- rataan. Tingkat kesalahan klasifikasi yang dihasilkan berdasarkan metode kemungkinan maksimum dan metode Bayes tidak berbeda jauh. Munculnya singularitas untuk matriks peragam dapat diatasi dengan menggunakan metode Bayes. Kata kunci: analisis gerombol, model campuran, BIC, algoritma EM, maksimum likelihood, konjugasi sebaran awal

6 Hak Cipta milik IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

7 KAJIAN ANALISIS GEROMBOL BERBASIS MODEL PADA DATA YANG MENYEBAR NORMAL GANDA INDAH RATIH ANGGRIYANI Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Statistika SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

8 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Erfiani, M.Si

9 Judul Tesis Nama NIM : Kajian Analisis Gerombol Berbasis Model pada Data yang Menyebar Normal Ganda : Indah Ratih Anggriyani : G Disetujui Komisi Pembimbing Dr. Kusman Sadik, M.Si Ketua Utami Dyah Syafitri, S.Si, M.Si Anggota Diketahui, Ketua Program Studi Statistika Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Ir. Erfiani, M.Si Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc. Agr Tanggal Ujian : 18 Agustus 2011 Tanggal Lulus :

10 PRAKATA Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-nya, sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah analisis gerombol, dengan judul Kajian Analisis Gerombol Berbasis Model pada Data yang Menyebar Normal Ganda. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Kusman Sadik, M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Utami Dyah Syafitri, S.Si, M.Si selaku pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, kesabaran dan waktunya sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Ir. Erfiani, M.Si selaku penguji luar komisi pada ujian tesis, dan seluruh staf Program Studi Statistika. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada suami, orang tua dan seluruh keluarga atas do a dukungan, dan kasih sayangnya yang tiada terputus. Terimakasih kepada Ula Susilawati, S.Si, teman-teman Statistika angkatan 2009 serta keluarga besar Statistika yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas diskusi dan motivasi yang diberikan kepada penulis. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis, dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Januari 2011 Indah Ratih Anggriyani

11 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Manokwari, pada tanggal 28 Januari 1984 sebagai anak tunggal dari pasangan Bapak Indah Suat dan Ibu Haryani Penulis menyelesaikan Sekolah Dasar pada tahun 1995 di SDN Arfai I Manokwari, kemudian melanjutkan studi di SLTP Negeri 2 Manokwari hingga tahun Selanjutnya penulis menyelesaikan Sekolah Menengah Umum hingga tahun 2001 di SMU Negeri 2 Manokwari. Pada tahun yang sama, melalui SLSB penulis melanjutkan perkuliahan di Universitas Cenderawasih Jayapura pada Jurusan Matematika FMIPA. Tahun 2005 penulis menyelesaikan kuliah dan pada tahun 2006 diterima sebagai staf pengajar di Jurusan Matematika dan Statistika, Universitas Negeri Papua Manokwari. Pada tahun 2009 penulis diterima di Program Studi Statistika Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

12 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvi PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan... 2 TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Analisis Gerombol... 3 Penggerombolan Berbasis Model... 4 Algoritma Expextation Maximization (EM)... 5 Karakteristik Geometrik Model... 9 Penentuan Jumlah Gerombol DATA DAN METODE Sumber Data Metode Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Jarak Antar Pusat Gerombol Sama Kondisi Jarak Antar Pusat Gerombol Dekat Kondisi Jarak Antar Pusat Gerombol Sedang Kondisi Jarak Antar Pusat Gerombol Jauh Data Pohon Data Diabetes SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 46

13 DAFTAR TABEL Halaman 1 Matriks peragam untuk model campuran ganda dan interpretasi geometrik Parameter bebas tiap model Kondisi setiap kasus simulasi Statistika deskriptif peubah data pohon Nilai BIC setiap model berdasarkan maksimum likelihood untuk data pohon Nilai BIC setiap model berdasarkan maksimum posterior untuk data pohon Statistika deskriptif peubah data diabetes Nilai BIC setiap model berdasarkan maksimum likelihood untuk data diabetes Nilai BIC setiap model berdasarkan maksimum posterior untuk data diabetes... 43

14 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Diagram alur penelitian Diagram alur metode penggerombolan berbasis model Diagram alur pembangkitan data dengan R Plot skor dua komponen utama hasil klasifikasi pada jarak antar pusat gerombol sama Persentase rataan tingkat kesalahan klasifikasi pada kondisi jarak sama Persentase rataan tingkat kesalahan klasifikasi pada kondisi jarak sama berdasarkan MLE dan MAP Persentase rataan tingkat kesalahan klasifikasi pada kondisi jarak sama berdasarkan model based dan k-means Plot skor dua komponen utama hasil klasifikasi pada jarak antar pusat gerombol dekat Persentase rataan tingkat kesalahan klasifikasi pada kondisi jarak dekat Persentase rataan tingkat kesalahan klasifikasi pada kondisi jarak dekat berdasarkan MLE dan MAP Persentase rataan tingkat kesalahan klasifikasi pada kondisi jarak dekat berdasarkan model based dan k-means Persentase rataan tingkat kesalahan klasifikasi pada kondisi jarak dekat berdasarkan jumlah amatan Plot skor dua komponen utama hasil klasifikasi pada jarak antar pusat gerombol sedang Persentase rataan tingkat kesalahan klasifikasi pada kondisi jarak sedang Persentase rataan tingkat kesalahan klasifikasi pada kondisi jarak sedang berdasarkan MLE dan MAP Persentase rataan tingkat kesalahan klasifikasi pada kondisi jarak sedang berdasarkan model based dan k-means... 32

15 17 Plot skor dua komponen utama hasil klasifikasi pada jarak antar pusat gerombol jauh Persentase rataan tingkat kesalahan klasifikasi pada kondisi jarak jauh Persentase rataan tingkat kesalahan klasifikasi pada kondisi jarak sedang berdasarkan model based dan k-means Plot dua komponen utama data pohon Plot kuantil-kuantil data pohon Plot nilai BIC setiap model berdasarkan maksimum likelihood untuk data pohon Plot nilai BIC setiap model berdasarkan maksimum posterior untuk data pohon Plot dua komponen utama data diabetes Plot kuantil-kuantil data diabetes Plot nilai BIC setiap model untuk data diabetes... 42

16 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Plot dua komponen utama pada salah satu ulangan dengan jumlah data tiap gerombol Persentase rataan tingkat kesalahan klasifikasi Data pohon Data Diabetes Sintaks membangkitkan data simulasi Sintaks Mclust... 63

17 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Analisis gerombol merupakan suatu metode penggerombolan satuan objek pengamatan menjadi beberapa gerombol berdasarkan karakteristik yang dimiliki. Tujuan dari penggerombolan adalah untuk mengelompokkan objek ke dalam beberapa kelompok sedemikian hingga objek yang berada di dalam kelompok yang sama cenderung mempunyai karakteristik yang lebih homogen dibandingkan objek yang berada pada kelompok yang berbeda. Hal ini dilakukan dengan suatu ukuran kemiripan atau ketidakmiripan. Semakin mirip dua objek maka semakin tinggi peluang untuk dikelompokkan dalam suatu gerombol, sebaliknya semakin tidak mirip maka semakin rendah peluang untuk dikelompokkan dalam satu gerombol. Pengukuran kemiripan antar objek menggunakan informasi jarak. Pengukuran kemiripan antar objek dengan menggunakan jarak, akan sangat sulit dilakukan jika ukuran data yang digunakan sangat besar dan kondisi objek yang ada saling tumpang tindih. Dengan memperhatikan sebaran dari data yang digunakan untuk penggerombolan, Mclachlan dan Basford (1988) memberikan suatu pendekatan terbaru dalam analisis gerombol yaitu penggerombolan berbasis model campuran. Tujuan dari metode ini adalah mengoptimalkan kemiripan antar objek dengan menggunakan pendekatan model peluang. Model peluang yang dimaksud adalah menerapkan pengaturan karakteristik yang berbeda beda pada data yang dimiliki. Asumsi yang digunakan adalah keseluruhan objek merupakan campuran dari sebaran peluang. Masing masing sebaran mewakili suatu gerombol dengan parameter tertentu. Parameter tersebut dapat diduga melalui algoritma Expectation Maximization (EM), hal ini dikarenakan algoritma EM merupakan metode perhitungan iterasi yang sangat cocok untuk pendugaan parameter dari fungsi kemungkinan pada data tidak lengkap seperti yang terdapat pada sebaran campuran. Penentuan jumlah gerombol ditentukan dengan menggunakan Bayes Information Criterion (BIC). Hasil yang diperoleh pada penggerombolan berdasarkan ukuran jarak antar objek yaitu jumlah gerombol yang terbentuk dan anggota setiap gerombol. Pada

18 2 penggerombolan berbasis model selain mengetahui jumlah gerombol dan anggota tiap gerombol dapat diketahui kepadatan yang mendasari tiap komponen. Hal ini membuat metode penggerombolan berbasis model cukup berkembang. Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penggerombolan berbasis model campuran telah dilakukan. Banfield dan Raftery (1993) menerapkan sebaran normal dan bukan sebaran normal dalam penggerombolan. Kesimpulan yang diberikan dalam penelitian ini yaitu bahwa data outlier dapat diatasi dengan menambahkan proses poisson. Dempster, Laird dan Rubin (1997) membahas tentang metode kemungkinan maksimum untuk data tidak lengkap melalui algoritma EM. Penentuan jumlah gerombol dan anggota tiap gerombol dalam analisis gerombol berbasis model, dilakukan oleh Fraley (1998). Kombinasi antara penggerombolan berhirarki dengan algoritma EM dan faktor Bayes dalam pemilihan model, dilakukan oleh Fraley (2002). Pardede (2002) membandingkan metode berbasis model dengan metode ward dan metode k-rataan dalam analisis gerombol. Pendugaan parameter dengan metode kemungkinan maksimum yang digunakan dalam penelitian itu menyimpulkan bahwa metode berbasis model merupakan metode yang lebih baik dibandingkan metode ward dan metode k-rataan, akan tetapi dalam keadaan bentuk gerombol tertentu terjadi kesalahan penggerombolan. Fraley (2007) melakukan pendekatan bayes dalam pendugaan parameternya guna mengatasi munculnya singularitas untuk beberapa model. Pada penelitian ini akan dilakukan pengkajian analisis gerombol berbasis model campuran pada data yang menyebar normal ganda. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu 1. Mengkaji efektifitas analisis gerombol berbasis model. Kajian yang dimaksud meliputi efektifitas analisis gerombol berbasis model pada beberapa kondisi jarak antar pusat gerombol, 2. Membandingkan dengan metode klasik atau k-rataan serta efektifitas analisis penggerombolan berbasis model berdasarkan metode maximum likelihood (kemungkinan maksimum) dan metode Bayes pada beberapa contoh penerapan.

19 3 TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Analisis Gerombol Analisis gerombol merupakan salah satu metode analisis peubah ganda yang bertujuan untuk mengelompokkan objek kedalam kelompok kelompok tertentu yang relatif homogen berdasarkan kemiripan atau ketidakmiripan karakteristik karakteristik yang dimiliki (Hair et al, 1998). Ukuran kemiripan yang digunakan adalah fungsi jarak antara dua objek. Bila antar peubah yang digunakan saling bebas digunakan jarak euclidean - sedangkan bila terdapat - korelasi antar peubah digunakan jarak mahalanobis - - dengan adalah matriks ragam peragam. Secara umum terdapat dua metode penggerombolan yang menggunakan ukuran jarak, yaitu metode penggerombolan berhirarki dan metode penggerombolan tak berhirarki (Johnson, 1998). a. Metode berhirarki Metode penggerombolan berhirarki dimulai dengan mengelompokkan dua atau lebih objek yang memiliki kesamaan terdekat menjadi suatu gerombol baru sehingga jumlah gerombol berkurang satu pada setiap tahap, atau dengan menganggap seluruh objek berasal dari satu gerombol kemudian ketidakmiripan yang paling tinggi dipisah hingga tiap observasi menjadi gerombol sendiri sendiri. Metode ini digunakan bila jumlah gerombol yang akan dibentuk belum diketahui sebelumnya. b. Metode tak berhirarki Metode penggerombolan tak berhirarki digunakan bila banyaknya gerombol yang akan dibentuk sudah diketahui sebelumnya. K-rataan merupakan metode tak berhirarki yang paling banyak digunakan. Penentuan objek kedalam gerombol tertentu pada metode ini berdasarkan rataan terdekat, yang terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama mengambil k unit data pertama yang digunakan sebagai k pusat gerombol awal. Tahap kedua, menggabungkan setiap (n-k) data yang merupakan sisa objek ke pusat gerombol terdekat, kemudian dihitung masing-masing pusat (rataan) gerombol baru yang terbentuk dari hasil gabungan. Pada tahap ketiga, pusat gerombol yang terbentuk dijadikan sebuah titik pusat (rataan) gerombol

20 4 kemudian dilakukan penggabungan kembali dari setiap unit data ke dalam titik pusat terdekat. Ketiga tahap ini dilakukan hingga diperoleh gerombol yang konvergen yaitu adanya titik pusat yang tetap dan tidak ada lagi perubahan anggota di setiap gerombol. Metode penggerombolan tak berhirarki lainnya adalah metode penggerombolan berbasis model campuran. Penggerombolan Berbasis Model Metode penggerombolan berbasis model campuran mengasumsikan bahwa sebaran data yang digunakan adalah sebaran campuran dengan setiap subpopulasi mewakili suatu gerombol yang berbeda, sehingga dalam mendefinisikan setiap gerombol yang terbentuk digunakan distribusi statistik (Fraley,1998). Tujuan dari metode ini adalah untuk mengoptimalkan kemiripan antar objek dengan menggunakan pendekatan model peluang. Pendekatan tersebut dapat memodelkan data yang dimiliki dengan menerapkan pengaturan karakteristik yang berbedabeda dan menentukan jumlah gerombol yang sesuai dengan data seiring proses pemodelan karakteristik dari masing-masing gerombol tersebut. Berbeda dengan k-rataan yang perpindahan objek secara berulang dari satu gerombol ke gerombol lain mulai dari partisi awal berdasarkan jarak metrik, tehnik perpindahan objek pada analisis gerombol berbasis model didasarkan pada algoritma EM. Penentuan banyaknya gerombol dalam metode ini ditentukan dengan menggunakan BIC. Sebaran campuran merupakan campuran dari beberapa sebaran statistik, dimana contoh berasal dari populasi yang tidak sama. Sebaran ini digunakan dalam dua keadaan yaitu struktur campuran dari populasi diketahui dan struktur campuran dari populasi tidak diketahui. Dengan demikian pada keadaan pertama dapat diduga sebaran masing masing subpopulasi dan proporsinya, sedangkan pada keadaan kedua dapat dilakukan klasifikasi data ke dalam subpopulasi berdasarkan peluang akhir (Mclachlan dan Basford 1988). Misalkan adalah contoh acak peubah ganda p dari suatu populasi, dimana p menyatakan dimensi data dan n menyatakan banyaknya objek pengamatan yang dianggap berasal dari campuran G sub populasi, dengan fungsi kepekatan campurannya adalah, dimana ;, ;. adalah fmp atau fkp campuran,

21 5 adalah proporsi subpopulasi ke- dan adalah fmp atau fkp subpopulasi. Fungsi kepekatan campuran (fkp) dari subpopulasi tidak harus memiliki parameter dan sebaran yang sama, namun dalam penelitian ini digunakan fkp subpopulasi yang memiliki sebaran yang sama dan parameter yang berbeda. Dengan demikian fkp campuran untuk beberapa vektor parameter yang tidak diketahui yaitu: (1) Dengan asumsi contoh acak bebas stokastik dan identik, dengan fungsi kepekatan objek dari gerombol ke-k yaitu, maka fungsi kepekatan campuran pada persamaan (1) didefinisikan sebagai: (2) dimana merupakan peluang suatu pengamatan berada pada komponen ke-k. Dalam penelitian ini digunakan sebaran normal ganda yang dinotasikan dengan (, sehingga jika merupakan fungsi kepekatan peubah ganda campuran normal dengan parameter vektor rataan dan matriks peragam dapat dinyatakan dalam bentuk Algoritma EM Dalam analisis gerombol berbasis model, algoritma EM dapat digunakan sebagai tehnik perpindahan objek sehingga dapat memutuskan hasil gerombol. Menurut Dempster (1977), algoritma ini merupakan metode perhitungan iterasi yang sangat cocok untuk pendugaan parameter dari fungsi kemungkinan maksimum pada data tidak lengkap seperti yang terdapat pada sebaran campuran. Pada sebaran campuran dinyatakan bahwa data terdiri dari n pengamatan peubah ganda yang diperoleh dari, dengan merupakan peubah yang teramati dan merupakan peubah yang tidak teramati. memetakan objek ke dalam gerombol dimana yang didefinisikan dengan dan (3

22 6 diasumsikan saling bebas dan terdistribusi identik menurut sebaran multinomial dari G kategori dengan peluang dan fkp dari dengan adalah. Setiap iterasi pada algoritma EM terdiri atas dua tahap yaitu expectation-step (tahap E) dan maximization-step (tahap M). Diketahui bahwa contoh acak saling bebas dan yang menentukan objek dari gerombol mana berasal, maka dengan Fungsi kemungkinan yang diperoleh yaitu Jika digunakan fungsi kepekatan peubah ganda campuran normal, maka fungsi kemungkinannya adalah: Tahap E Pada tahap E merupakan tahap untuk menghitung nilai harapan bersyarat dari loglikelihood. Dengan demikian, diperoleh: dengan Tahap M Pada tahap M merupakan tahap untuk memaksimalkan nilai harapan bersyarat dari loglikelihood. Paramater yang diduga yaitu proporsi campuran ( ), rata-rata ( ), dan matrik kovarian ( ).

23 Terdapat dua metode pendugaan parameter yang bisa digunakan dalam tahap ini, yaitu metode kemungkinan maksimum dan metode Bayes. a. Metode kemungkinan maksimum Pendugaan parameter dengan menggunakan metode kemungkinan maksimum bertujuan untuk mencari nilai fungsi loglikelihood yang paling maksimum (Fraley, 2002). Fungsi kemungkinan maksimum untuk peubah ganda normal (n objek) yaitu (4 Pada model campuran dengan G komponen, fungsi kemungkinan maksimum likelihood didefinisikan sebagai: Jika fkp dari pengamatan yang diberikan oleh adalah, maka loglikelihood data lengkap adalah: (5) Fraley & Raftery (2002) mengemukakan bahwa penduga parameter yang memaksimalkan dihitung menggunakan yang diperoleh pada tahap E, dengan formula parameter sebagai berikut: b. Metode Bayes Pendugaan parameter dengan menggunakan metode Bayes yaitu menggabungkan informasi yang dikandung dalam sampel dengan informasi lain yang telah tersedia sebelumnya. Asumsi yang digunakan dalam metode ini yaitu setiap parameter itu bervariasi menurut sebaran peluang tertentu yang disebut sebagai sebaran awal (Walpole, 1992). Sebaran peluang tersebut digunakan bersama-sama untuk menghitung sebaran posterior bagi parameter. Berdasarkan Fraley,2007 guna mencari penduga parameter yang dapat memaksimumkan posterior digunakan conjugate prior (konjugasi sebaran awal). Konjugasi sebaran

24 8 awal yang dimaksud untuk peubah ganda normal yaitu sebaran normal untuk kondisi rata-rata dengan syarat matriks peragam dan sebaran kebalikan wishart untuk kondisi matriks peragam. Dengan demikian fkp sebaran awal merupakan hasil kali dari sebaran normal dengan sebaran kebalikan wishart. Sebaran awal untuk rata-rata adalah sebaran normal (bersyarat pada matriks peragam), didefinisikan sebagai - - (6) dan sebaran awal matriks peragam yaitu sebaran kebalikan wishart, didefinisikan sebagai. (7) dan diasumsikan sama untuk semua komponen, dengan rincian sebagai berikut: : rata-rata dari data : 0,01 (pemulusan bagian kurva BIC) : p+2 (untuk model spherical dan diagonal) : ( (untuk model ellipsoidal) dan adalah matriks peragam. Fraley (2007) mengemukakan bahwa formula parameter yang digunakan guna memaksimalkan posterior, yang dihitung menggunakan pada tahap E sebagai berikut: Iterasi ini berlangsung hingga diperoleh nilai loglikelihood atau nilai posterior yang konvergen.

25 9 Algoritma EM membutuhkan inisialisasi nilai awal dalam algoritmanya. Tingkat konvergensi bisa sangat lama apabila tidak digunakan nilai inisialisasi awal yang wajar. Banfiled (1993) menggunakan metode analisis gerombol berhirarki sebagai inisialisasi nilai awal, kemudian secara iteratif dugaan nilai parameter akan diperbaharui. Berdasarkan Fraley (2010), penentuan nilai awal berdasarkan penggabungan objek dilakukan berdasarkan jarak minimum. Karakteristik Geometrik Model Setiap gerombol yang terbentuk berpusat di dan matriks peragam yang dihasilkan akan menentukan karakteristik geometrik yaitu bentuk, volume dan orientasi (Fraley dan Raftery 2002). Pencirian sebaran geometrik (orientasi, bentuk, volume) mungkin akan diperoleh dari berbagai macam bentuk gerombol atau terbatas pada gerombol yang sama. Bentuk komponen matriks peragam terdiri atas tiga macam yaitu spherical, diagonal dan ellipsoidal. Fraley (2007) mengemukakan formula berdasarkan metode pendugaan parameter yang digunakan, yaitu: a. Metode kemungkinan maksimum 1. Bentuk spherical (sebanding dengan matriks identitas) - Spherical sama - Spherical berbeda 2. Bentuk diagonal (sejajar sumbu) - Diagonal sama - Diagonal berbeda

26 10 3. Bentuk ellipsoidal - Diagonal sama - Diagonal berbeda b. Metode bayes 1. Bentuk spherical (sebanding dengan matriks identitas) - Spherical sama - Spherical berbeda 2. Bentuk diagonal (sejajar sumbu) - Diagonal sama - Diagonal berbeda 3. Bentuk ellipsoidal - Diagonal sama 3 - Diagonal berbeda dengan - -

27 11 Guna mendefinisikan kelas metode penggerombolan berhirarki berdasarkan geometri lintas gerombol, Branfield dan Raftery (1993) menyatakan matriks peragam melalui suku-suku dekomposisi akar ciri untuk komponen gerombol model campuran peubah ganda dalam bentuk: (9 dimana adalah matriks vektor ciri adalah akar ciri terbesar dari adalah matriks diagonal dengan elemennya proporsional terhadap akar ciri dari, yaitu dimana Ketiga suku dekomposisi diatas mencirikan karakteristik geometrik dimana mencirikan orientasi dari k gerombol, mencirikan ukuran dan mencirikan bentuk. Ukuran tersebut diartikan sebagai volume dari cluster dalam p peubah yang berisi objek. Pencirian sebaran geometrik (orientasi, bentuk, volume) mungkin akan diperoleh dari berbagai macam bentuk gerombol atau terbatas pada gerombol yang sama. Matriks peragam untuk semua komponen bisa sama atau bervariasi, yang secara umum dapat dilihat pada Tabel 1. Penentuan Jumlah Gerombol Jumlah gerombol terbaik dapat ditentukan dengan memilih model terbaik melalui nilai BIC terbesar. Fraley (1998) menyatakan bahwa pemilihan model terbaik dilakukan dengan membandingkan model parameterisasi matriks peragam yang berbeda dan banyaknya gerombol yang berbeda. Secara umum formulasi yang digunakan adalah sebagai berikut: (10) dimana = loglikelihood yang dimaksimalkan untuk model dan data = jumlah parameter bebas yang diduga dalam model = jumlah observasi dalam data.

28 12 Tabel 1 Matriks peragam untuk model campuran normal ganda dan interpretasi geometrik Simbol Bentuk Prior Dipakai untuk Mclust EII Spherical Inverse gamma VII Spherical Inverse gamma EEI Diagonal Inverse gamma Setiap anggota diagonal VEI Diagonal EVI Diagonal VVI Diagonal Inverse gamma Setiap anggota diagonal EEE Ellipsoidal Inverse wishart VEE Inverse gamma Inverse wishart EVE Ellipsoidal VVE Ellipsoidal Inverse gamma Setiap anggota diagonal EEV Ellipsoidal Inverse gamma Setiap anggota diagonal VEV Ellipsoidal EVV Ellipsoidal Inverse gamma Inverse wishart VVV Ellipsoidal Inverse wishart Sumber: (Fraley, 2007). Jika pada algoritma EM ingin dihasilkan nilai maksimum posterior yang konvergen, maka pada persamaan diatas diganti dengan nilai posterior (Fraley,2007). Dalam perhitungan nilai BIC setiap model dibutuhkan informasi mengenai jumlah parameter bebas yang diduga, yang secara garis besar dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Parameter bebas tiap model Model Parameter Bebas Sumber: (Celeux,2006) ( ( ( ( (

29 13 Fraley (2002) membuat strategi metode berbasis model dengan mengkombinasikan penggerombolan hirarki, algoritma EM dan faktor bayes, dengan langkah langkah sebagai berikut: 1. Tentukan banyak gerombol maksimum ( ) dari himpunan model campuran 2. Lakukan penggerombolan secara hirarki penggabungan, untuk setiap model campuran normal ganda. Hasil gerombol ini ditransformasikan ke dalam peubah indikator, yang kemudian digunakan sebagai nilai awal untuk algoritma EM 3. Lakukan algoritma EM untuk setiap model dan setiap gerombol 3, yang dimulai dengan klasifikasi dari gerombol berhirarki 4. Hitung nilai BIC untuk kasus satu gerombol pada setiap model dan model campuran, dengan parameter optimal dari algoritma EM untuk 3 gerombol

30 14 DATA DAN METODE Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil simulasi dan data dari paket Mclust ver Data simulasi dibuat dalam dua jumlah amatan yaitu 50 dan 150. Tujuan dari data simulasi ini adalah untuk mengenalkan model karena data ini dihasilkan berdasarkan kondisi yang diinginkan. Penggunaan jumlah amatan yang berbeda, bertujuan untuk mengetahui efektifitas analisis gerombol berbasis model pada jumlah amatan kecil dan besar. Setiap kasus simulasi dilakukan sebanyak lima kali ulangan, hal ini dikarenakan setiap kasus yang digunakan pemilihannya dilakukan secara acak. Pemilihan jarak antar pusat gerombol dan ragam setiap peubah mengacu pada Pardede (2002). Guna melihat pengaruh tingkat korelasi antara peubah terhadap hasil akhir penggerombolan, dicobakan empat tingkat korelasi yaitu tidak ada korelasi (0), korelasi rendah (0,2), korelasi sedang (0,5) dan korelasi tinggi (0,8). Data simulasi yang dibangkitkan merupakan data himpunan campuran normal ganda, yang dibangkitkan dengan menggunakan fungsi mvnorm pada perangkat lunak program R ver Kondisi kasus simulasi yang digunakan terbagi dalam empat kondisi jarak antar pusat gerombol yaitu (1) pusat antar gerombol sama, (2) pusat antar gerombol berdekatan, (3) pusat antar gerombol memiliki jarak sedang dan (4) pusat antar gerombol saling terpisah. Secara garis besar kondisi kasus simulasi yang digunakan dalam penelitian ini terangkum pada Tabel 3. Guna mendukung hasil penelitian ini digunakan data sekunder yang berasal dari paket Mclust yang terdiri atas data pohon dan data diabetes. Tujuan digunakannya data pohon yaitu untuk melihat efektifitas analisis gerombol berbasis model pada data berukuran kecil, hal ini dikarenakan pada data pohon masing-masing peubah terdiri dari 31 pengamatan. Berbeda dengan tujuan digunakannya data pohon sebagai contoh penerapan, tujuan digunakannya data diabetes yaitu untuk melihat efektifitas analisis gerombol berbasis model pada data berukuran besar, dikarenakan masing-masing peubah terdiri dari 145 pengamatan.

31 15 Tabel 3 Kondisi setiap kasus simulasi 3 Jarak Ragam Korelasi Kasus Kasus Jarak Ragam Korelasi Simulasi Simulasi Kecil Sedang 0,2 2 Kecil 0,2 22 d=7,483 0,5 3 0,5 23 0,8 4 0,8 24 Sama Besar 0,2 6 Besar 0, , ,5 27 0, , Berbeda 0 9 Berbeda , , , , Dekat Jauh Kecil 0,2 14 Kecil 0,2 30 d=5,099 d=9,899 0,5 15 0,5 31 0, ,2 42 0,8 16 0, Besar 0,2 18 Besar 0, , , , ,8 36 Berbeda 0 37 Berbeda , , , , , ,2 46 Metode Penelitian Pada data simulasi, prosedur yang digunakan terdiri atas tujuh tahap, yaitu: 1. Membangkitkan data simulasi dengan menggunakan paket R Tahapan yang dilakukan dalam membangkitkan data simulasi dengan menggunakan paket R adalah sebagai berikut: i. Menentukan banyak gerombol (G=3), banyak peubah (p=3) dan banyak amatan setiap gerombol (n 1 =n 2 =n 3 =50), dan sebaran setiap gerombol (G k Normal Ganda) ii. Menentukan parameter sebaran masing-masing gerombol, yaitu vektor rataan, dan matriks peragam. Matriks peragam tersebut diperoleh dengan cara:

32 16 a. Menentukan matriks yang merupakan matriks diagonal dengan elemen diagonalnya adalah standar deviasi masingmasing peubah, berdimensi 3x3 b. Menentukan matriks yang merupakan matriks korelasi antar peubah, k=1,2,3 c. Menghitung matriks peragam iii. Membangkitkan peubah acak sebanyak untuk gerombol 1, iv. Membangkitkan peubah acak sebanyak untuk gerombol 2, v. Membangkitkan peubah acak sebanyak untuk gerombol 1, vi. Menggabungkan ketiga gerombol tersebut menjadi sebuah kasus simulasi vii. Ulangi tahap ii - vi untuk kondisi penggerombolan yang telah ditentukan Secara garis besar alur pembangkitan data dapat dilihat pada Gambar Membuat plot dua komponen utama pada setiap kasus simulasi, guna melihat pola data dan mengidentifikasi penggerombolan objek. 3. Menerapkan metode analisis gerombol berbasis model dengan menggunakan paket Mclust pada program R. Tahapan yang digunakan dalam penggerombolan berbasis model adalah sebagai berikut: i. Melakukan penggerombolan berhirarki gabungan dengan menggunakan model sehingga diperoleh nilai untuk G=1,2,..M dimana M merupakan jumlah gerombol maksimum. ii. Melakukan algoritma EM yang dimulai dengan iterasi saat m=0 Tahap E

33 17 Tahap M - Metode kemungkinan maksimum - Metode Bayes ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( tergantung model ( tergantung model Lakukan untuk iterasi (m+1) dan seterusnya, hingga diperoleh nilai maksimum loglikelihood atau masksimum posterior yang konvergen. iii. Menghitung nilai BIC iv. Melakukan tahap i iii untuk banyak gerombol yang berbeda, v. Membandingkan nilai BIC untuk setiap solusi gerombol yang terbentuk dan nilai BIC terbesar yang terpilih. 4. Membandingkan dugaan parameter yang dihasilkan pada tahap 3 dengan parameter yang sebenarnya 5. Membandingkan hasil klasifikasi tiap amatan yang dihasilkan dengan hasil klasifikasi yang sebenarnya 6. Menghitung rataan persentase salah pengelompokkan setiap gerombol 7. Rataan persentase salah pengelompokkan yang terkecil menunjukkan bahwa metode analisis gerombol berbasis model lebih baik. 8. Lakukan tahap 1-7 untuk jumlah amatan tiap gerombol 150. Prosedur yang digunakan untuk contoh penerapan terdiri atas empat tahap yaitu: 1. Membuat plot dua komponen utama dari data yang digunakan untuk melihat pola dan mengidentifikasi penggerombolan objek 2. Melakukan uji normal ganda 3. Menerapkan metode analisis gerombol berbasis model dengan menggunakan paket Mclust pada program R 4. Membandingkan nilai BIC yang dihasilkan oleh metode kemungkinan maksimum (MLE) dan metode Bayes (MAP) Secara garis besar, alur penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2

34 18 MULAI Tentukan banyak gerombol (G=3), banyak peubah (p=3), banyak amatan setiap gerombol (n 1 =n 2 =n 3 =50; n 1 =n 2 =n 3 =150), dan sebaran setiap Tentukan parameter sebaran masing-masing gerombol. Vektor rataan Matriks peragam, dengan cara: a. Menentukan matriks (matriks diagonal, dengan elemen diagonal standar deviasi masingmasing peubah) b. Menentukan matriks (matriks korelasi antar peubah) c. Menghitung matriks peragam Bangkitkan peubah acak n 1 untuk gerombol 1, Bangkitkan peubah acak n 2 untuk gerombol 2, Bangkitkan peubah acak n 3 untuk gerombol 3, Menggabungkan ketiga gerombol menjadi sebuah kasus simulasi SELESAI Gambar 1 Diagram alur pembangkitan data dengan R

35 19 MULAI Membangkitkan data simulasi Jarak antar pusat gerombol sama Jarak antar pusat gerombol dekat Jarak antar pusat gerombol sedang Jarak antar pusat gerombol jauh Buat plot dua komponen utama Menerapkan penggerombolan dengan metode berbasis model Menerapkan penggerombolan dengan metode k-rataan Metode kemungkinan maksimum Metode Bayes Hitung persentase salah penggerombolan Bandingkan dugaan parameter yang dihasilkan dengan yang sebenarnya Bandingkan hasil klasifikasi tiap amatan yang dihasilkan dengan yang sebenarnya Bandingkan persentase salah penggerombolan, yang dihasilkan dengan k-rataan dengan evaluasi terbaik dari model based S E L E S A I Hitung persentase salah penggerombolan Bandingkan persentase salah penggerombolan dari masing-masing metode Bandingkan nilai BIC dari masing-masing metode Gambar 2 Diagram alur penelitian

36 20 MULAI Masukkan data hasil simulasi Hitung penggerombolan berhirarki Lakukan algoritma EM untuk setiap model matriks peragam dan setiap gerombol Hitung dan plotkan nilai BIC untuk setiap model matriks peragam Tentukan model terbaik berdasarkan nilai BIC terbesar SELESAI Gambar 3 Diagram alur metode penggerombolan berbasis model

37 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang dibangkitkan terdiri dari 96 kasus data simulasi, dengan setiap kasus data simulasi terdiri dari tiga gerombol. Kasus data simulasi tersebut dibedakan atas jarak antar pusat gerombol, ragam setiap peubah pada setiap gerombol, nilai korelasi, dan banyak data. Berdasarkan plot skor dua komponen utama yang dihasilkan untuk setiap kasus simulasi, dapat diketahui kondisi yang terbentuk dari ketiga gerombol yang dibangkitkan. Terdapat tiga macam kondisi yang terbentuk dari ketiga gerombol yang dibangkitkan, yaitu saling berdekatan, saling berjauhan maupun saling tumpang tindih. Plot skor dua komponen utama untuk n=50 yang dibuat pada salah satu ulangan, secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1. Guna melihat efektifitas dari metode analisis gerombol berbasis model, maka metode tersebut diterapkan pada setiap kasus simulasi. Semakin kecil rataan tingkat kesalahan klasifikasi yang dihasilkan, maka metode ini semakin efektif dalam menggerombolkan kasus simulasi sesuai dengan gerombol awal. Rataan tingkat kesalahan klasifikasi yang dihasilkan, secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2. Kondisi Jarak Antar Pusat Gerombol Sama Kondisi jarak antar pusat gerombol sama dapat diartikan bahwa setiap gerombol yang terbentuk memiliki titik pusat gerombol yang sama. Dengan menerapkan metode penggerombolan berbasis model pada kondisi jarak antar pusat gerombol sama, hasil gerombol yang diperoleh dapat diketahui berdasarkan warna yang berbeda pada plot dua komponen utama. Contoh plot dua komponen utama hasil klasifikasi pada tingkat korelasi rendah dan tinggi dengan jumlah amatan tiap gerombol 50, dapat dilihat pada Gambar 4. Pada kondisi titik pusat setiap gerombol dan ragam setiap peubah sama, akan membentuk satu gerombol. Hal ini disebabkan karena ketiga gerombol memiliki parameter yang identik sehingga tidak dapat dipisahkan. Kondisi gerombol yang terbentuk saling tumpang tindih.

38 (a) (c) (e) (b) (d) (f) Gambar 4 Plot skor dua komponen utama hasil klasifikasi pada jarak antar pusat gerombol sama (a) ragam kecil korelasi rendah, (b) ragam kecil korelasi tinggi, (c) ragam besar korelasi rendah, (d) ragam besar korelasi tinggi, (e) ragam berbeda korelasi rendah, (f) ragam berbeda korelasi tinggi. Jika ragam setiap peubah berbeda dan titik pusat antar gerombol sama, walaupun kondisi gerombol yang terbentuk saling tumpang tindih akan menghasilkan dua gerombol. Hal ini dikarenakan titik pusat gerombol yang bertumpuk pada satu titik, walaupun ragam setiap peubah untuk setiap gerombol berbeda menyebabkan amatan setiap gerombol menyebar disekitar titik pusat. Hasil klasifikasi gerombol yang telah diperoleh, didukung oleh persentase tingkat kesalahan klasifikasi yang dihasilkan. Jika ragam setiap peubah untuk setiap gerombol sama maka tingkat kesalahan klasifikasi yang dihasilkan lebih dari 60%, sebaliknya jika ragam setiap peubah untuk setiap gerombol berbeda maka tingkat kesalahan klasifikasi yang dihasilkan kurang dari 43%. Persentase tingkat kesalahan klasifikasi yang dimaksud dapat dilihat pada Gambar 5. Ditinjau dari tingkat korelasi antar peubah menunjukkan bahwa pada kondisi ragam setiap peubah sama tidak ada pengaruh tingkat korelasi antar peubah terhadap persentase salah penggerombolan, sedangkan pada kondisi ragam setiap peubah berbeda terjadi penurunan persentase salah penggerombolan pada

39 23 tingkat korelasi tinggi, walaupun penurunan tersebut hampir tidak ada perbedaan yang berarti. Gambar 5 Persentase rataan tingkat kesalahan klasifikasi pada kondisi jarak sama. ragam kecil, ragam besar, ragam berbeda Dengan menggunakan kedua metode pendugaan parameter yang ada pada penggerombolan berbasis model, hasil penggerombolan yang diperoleh berdasarkan metode kemungkinan maksimum dan metode Bayes menunjukkan tidak adanya perbedaan yang berarti. Hal ini dapat dilihat berdasarkan persentase tingkat kesalahan klasifikasi yang dihasilkan, yang secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 6. Rataan tingkat kesalahan klasifikasi (%) Korelasi Rataan tingkat kesalahan klasifikasi (%) Korelasi Rataan tingkat kesalahan klasifikasi (%) Korelasi (a) (b) Gambar 6 Persentase rataan tingkat kesalahan klasifikasi pada kondisi jarak sama berdasarkan (a) MLE dan (b) MAP. ragam kecil, ragam besar, ragam berbeda Dari kedua metode pendugaan parameter tersebut, akan dipilih metode pendugaan yang menghasilkan penggerombolan terbaik. Hasil penggerombolan terbaik berdasarkan nilai BIC dan tingkat kesalahan klasifikasi yang dihasilkan. Nilai BIC secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3. Model yang dihasilkan berbedabeda yaitu (1) untuk tingkat korelasi 0 dan 0,2 di berbagai kondisi ragam adalah

40 24 VII, (2) untuk tingkat korelasi 0,5 dan 0,8 pada kondisi ragam identik adalah VVV serta (3) untuk tingkat korelasi 0,5 dan 0,8 pada kondisi ragam berbeda adalah VEV. Bentuk yang dihasilkan pada model VII adalah bulat sehingga komponen utama yang dihasilkan pararel dengan sumbu kooordinat serta ukuran setiap gerombol berbeda. Model VVV merupakan model terbaik dengan bentuk yang dihasilkan adalah ellipsoidal, serta memiliki karakteristik yang berbeda untuk setiap gerombol. pada model VEV, ukuran setiap gerombol sama dengan bentuk yang dihasilkan adalah ellipsoidal. Tingkat kesalahan klasifikasi terbaik akan dibandingkan dengan hasil klasifikasi yang diperoleh dengan menggunakan metode k-rataan guna melihat keefektifan dari kedua metode penggerombolan tersebut. Hasil perbandingan tingkat klasifikasi dapat dilihat pada Gambar 7. Rataan tingkat kesalahan klasifikasi (%) Gambar Korelasi (a) Rataan tingkat kesalahan klasifikasi (%) Korelasi (b) Persentase rataan tingkat kesalahan klasifikasi pada kondisi jarak sama berdasarkan (a) model based, (b) k-means. ragam kecil, ragam besar, ragam berbeda Berdasarkan hasil perbandingan yang diperoleh, pada parameter yang identik yaitu rataan dan nilai peragam setiap gerombol sama, penggerombolan berbasis model maupun penggerombolan berdasarkan k-rataan tidak efektif memisahkan objek sesuai dengan kondisi gerombol awal. Jika kondisi ragam setiap peubah untuk setiap gerombol berbeda, persentase tingkat kesalahan klasifikasi yang dihasilkan berdasarkan penggerombolan berbasis model lebih kecil dibandingkan dengan hasil yang diperoleh berdasarkan metode k-rataan. Dengan demikian, penggerombolan berbasis model lebih efektif dibandingkan dengan penggerombolan berbasis model atau metode k-rataan. Pola persentase tingkat kesalahan klasifikasi yang dihasilkan dengan jumlah amatan tiap gerombol 50 tidak berbeda jauh dengan objek pengamatan 150. Hal

41 ini berarti bahwa ukuran amatan tiap gerombol yang dicobakan tidak terlalu berpengaruh terhadap hasil penggerombolan pada kondisi ini. Kondisi Jarak Antar Pusat Gerombol Dekat Kondisi jarak antar pusat gerombol dekat dapat diartikan bahwa setiap gerombol yang terbentuk mulai terpisah tetapi masih dalam jarak dekat. Sama halnya dengan kondisi jarak antar pusat gerombol sama, hasil gerombol yang diperoleh metode penggerombolan berbasis model dapat diketahui berdasarkan warna yang berbeda pada plot dua komponen utama. Berikut contoh plot dua komponen utama hasil klasifikasi pada tingkat korelasi rendah dan tinggi dengan jumlah amatan tiap gerombol (a) (c) (e) (b) (d) (f) Gambar 8 Plot skor dua komponen utama hasil klasifikasi pada jarak antar pusat gerombol sama (a) ragam kecil korelasi rendah, (b) ragam kecil korelasi tinggi, (c) ragam besar korelasi rendah, (d) ragam besar korelasi tinggi, (e) ragam berbeda korelasi rendah, (f) ragam berbeda korelasi tinggi. Pada kondisi jarak antar setiap gerombol dekat, ragam setiap peubah kecil maupun besar akan menghasilkan tiga gerombol. Hal ini disebabkan karena titik pusat gerombol yang berbeda dan ragam setiap peubah yang kecil, menyebabkan amatan menyebar disekitar titik pusat gerombol sehingga masing-masing

42 26 gerombol dapat terpisah dengan jelas. Ukuran korelasi antar peubah berpengaruh pada kondisi ini. Pada kondisi jarak antar setiap gerombol dekat dan ragam setiap peubah besar, menghasilkan satu gerombol. Hal ini disebabkan karena ragam setiap peubah besar membuat amatan akan menyebar jauh dari rataan, sehingga jika jarak antar pusat gerombol dekat maka ketiga gerombol akan tumpang tindih. Ukuran korelasi antar peubah tidak berpengaruh pada kondisi ini. Pada kondisi jarak antar setiap gerombol dekat dan ragam setiap peubah berbeda, ukuran korelasi antar peubah berpengaruh terhadap hasil akhir penggerombolan. Korelasi antar peubah rendah dan jarak antar pusat gerombol dekat menyebabkan amatan menyebar dekat dengan rataan dari ketiga gerombol sehingga menghasilkan dua gerombol, sebaliknya pada kondisi korelasi antar peubah tinggi dan jarak antar pusat gerombol dekat menyebabkan amatan menyebar sesuai dengan titik pusat masing-masing gerombol sehingga menghasilkan tiga gerombol. Hasil klasifikasi gerombol yang telah diperoleh, didukung oleh persentase tingkat kesalahan klasifikasi yang dihasilkan yang dapat dilihat pada Gambar 9. rataan tingkat kesalahan klasifikasi (%) korelasi Gambar 9 Persentase rataan tingkat kesalahan klasifikasi pada kondisi jarak dekat. ragam kecil, ragam besar, ragam berbeda Jika ragam setiap peubah untuk setiap gerombol kecil maka tingkat kesalahan klasifikasi yang dihasilkan kurang dari 1,1%, sebaliknya jika ragam setiap peubah untuk setiap gerombol besar maka tingkat kesalahan klasifikasi yang dihasilkan lebih dari 60%. Pada kondisi ragam setiap peubah untuk setiap gerombol berbeda maka tingkat kesalahan klasifikasi yang dihasilkan kurang dari 36%. Ditinjau dari tingkat korelasi antar peubah menunjukkan bahwa pada kondisi ragam kecil semakin besar ukuran korelasi, masing-masing dapat terpisah dengan jelas. Pada kondisi ragam setiap peubah besar tidak ada pengaruh tingkat korelasi antar peubah terhadap persentase salah penggerombolan, hal ini

43 27 dikarenakan kondisi jarak antar pusat gerombol yang dekat. Jika korelasi ragam setiap peubah berbeda maka semakin tinggi ukuran korelasi antar peubah persentase tingkat kesalahan yang dihasilkan semakin kecil. Dengan menggunakan kedua metode pendugaan parameter yang ada pada penggerombolan berbasis model, sama halnya dengan kondisi jarak sama, hasil penggerombolan yang diperoleh berdasarkan metode kemungkinan maksimum dan metode Bayes menunjukkan tidak adanya perbedaan yang berarti. Persentase tingkat kesalahan klasifikasi yang dihasilkan dari kedua metode pendugaan secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 10. Rataan tingkat kesalahan klasifikasi (%) Korelasi Rataan tingkat kesalahan klasifikasi (%) Korelasi Gambar 10 (a) (b) Persentase rataan tingkat kesalahan klasifikasi pada kondisi jarak dekat berdasarkan (a) MLE dan (b) MAP. ragam kecil, ragam besar, ragam berbeda Dari kedua metode pendugaan parameter tersebut, akan dipilih metode pendugaan yang menghasilkan tingkat kesalahan klasifikasi terkecil. Hasil penggerombolan terbaik berdasarkan nilai BIC dan tingkat kesalahan klasifikasi yang dihasilkan. Nilai BIC secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3. Model yang dihasilkan berbeda-beda untuk setiap kondisi ragam. Pada kondisi ragam kecil jika ukuran korelasi yang digunakan 0 dan 0,2 maka model yang dihasilkan EII, sedangkan untuk korelasi 0,5 dan 0,8 model yang dihasilkan EEE. Pada kondisi ragam besar jika ukuran korelasi yang digunakan 0 dan 0,2 maka model yang dihasilkan VII, sedangkan untuk korelasi 0,5 yaitu EII dan untuk korelasi 0,8 adalah VVV. Pada kondisi ragam berbeda jika ukuran korelasi yang digunakan 0 dan 0,2 maka model yang dihasilkan VII, sedangkan untuk korelasi 0,5 dan 0,8 adalah VEV. Bentuk yang dihasilkan pada model VII adalah bulat sehingga komponen utama yang dihasilkan pararel dengan sumbu kooordinat serta ukuran setiap gerombol

TINJAUAN PUSTAKA. bebas digunakan jarak euclidean - sedangkan bila terdapat. korelasi antar peubah digunakan jarak mahalanobis - -

TINJAUAN PUSTAKA. bebas digunakan jarak euclidean - sedangkan bila terdapat. korelasi antar peubah digunakan jarak mahalanobis - - 3 TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Analisis Gerombol Analisis gerombol merupakan salah satu metode analisis peubah ganda yang bertujuan untuk mengelompokkan objek kedalam kelompok kelompok tertentu yang

Lebih terperinci

DATA DAN METODE Sumber Data

DATA DAN METODE Sumber Data 14 DATA DAN METODE Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil simulasi dan data dari paket Mclust ver 3.4.8. Data simulasi dibuat dalam dua jumlah amatan yaitu 50 dan 150. Tujuan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PENGGEROMBOLAN BERDASARKAN GAUSSIAN MIXTURE MODELS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA EXPECTATION MAXIMIZATION ULA SUSILAWATI

PENERAPAN METODE PENGGEROMBOLAN BERDASARKAN GAUSSIAN MIXTURE MODELS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA EXPECTATION MAXIMIZATION ULA SUSILAWATI PENERAPAN METODE PENGGEROMBOLAN BERDASARKAN GAUSSIAN MIXTURE MODELS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA EXPECTATION MAXIMIZATION ULA SUSILAWATI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

KAJIAN METODE BERBASIS MODEL PADA ANALISIS CLUSTER DENGAN PERANGKAT LUNAK MCLUST

KAJIAN METODE BERBASIS MODEL PADA ANALISIS CLUSTER DENGAN PERANGKAT LUNAK MCLUST LAPORAN PENELITIAN BIDANG ILMU KELOMPOK TINGKAT LANJUT KAJIAN METODE BERBASIS MODEL PADA ANALISIS CLUSTER DENGAN PERANGKAT LUNAK MCLUST Oleh: Drs. Timbul Pardede, M.Si Drs. Budi Prasetyo, M.Si FAKULTAS

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER LATHIFATURRAHMAH SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BEBERAPA METODE PENDUGAAN JUMLAH KOMPONEN DALAM CAMPURAN SENYAWA KIMIA MURDAN ALFA SATYAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

BEBERAPA METODE PENDUGAAN JUMLAH KOMPONEN DALAM CAMPURAN SENYAWA KIMIA MURDAN ALFA SATYAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 i BEBERAPA METODE PENDUGAAN JUMLAH KOMPONEN DALAM CAMPURAN SENYAWA KIMIA MURDAN ALFA SATYAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

: Analisis Diskriminan pada Klasifikasi Desa di Kabupaten. Tabanan Menggunakan Metode K-Fold Cross Validation. 2. I Gusti Ayu Made Srinadi, S.Si, M.

: Analisis Diskriminan pada Klasifikasi Desa di Kabupaten. Tabanan Menggunakan Metode K-Fold Cross Validation. 2. I Gusti Ayu Made Srinadi, S.Si, M. Judul : Analisis Diskriminan pada Klasifikasi Desa di Kabupaten Tabanan Menggunakan Metode K-Fold Cross Validation Nama : Ida Ayu Made Supartini Pembimbing : 1. Ir. I Komang Gde Sukarsa, M.Si 2. I Gusti

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI ANALISIS REGRESI TERPOTONG DENGAN BEBERAPA NILAI AMATAN NOL NURHAFNI SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 1 EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA

Lebih terperinci

METODE EKSPLORATIF UNTUK MENGUJI KESAMAAN SPEKTRUM FTIR TEMULAWAK

METODE EKSPLORATIF UNTUK MENGUJI KESAMAAN SPEKTRUM FTIR TEMULAWAK METODE EKSPLO ORATIF UNTUK MENGUJI KESAMAAN SPEKTRUM FTIR TEMULAWAK EKO WAHYU WIBOWO SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE PERBANDINGANN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE DAN APLIKASINYA PADA DATAA KEMATIAN INDONESIA VANI RIALITA SUPONO SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH i STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 iii PERNYATAAN

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang akan digunakan dalam bab selanjutnya. 2.1 Matriks Sebuah matriks, biasanya dinotasikan dengan huruf kapital tebal seperti A,

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA STRUKTUR UMUR INFEKSI VIRUS HIV DENGAN KOMBINASI TERAPI OBAT MUHAMMAD BUWING

MODEL MATEMATIKA STRUKTUR UMUR INFEKSI VIRUS HIV DENGAN KOMBINASI TERAPI OBAT MUHAMMAD BUWING MODEL MATEMATIKA STRUKTUR UMUR INFEKSI VIRUS HIV DENGAN KOMBINASI TERAPI OBAT MUHAMMAD BUWING SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN 2004-2012 RENALDO PRIMA SUTIKNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA 1 PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA 2 CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH

PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA 2 CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SEGMENTASI CITRA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY CLUSTERING SKRIPSI MUHAMMAD PRAYUDHA

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SEGMENTASI CITRA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY CLUSTERING SKRIPSI MUHAMMAD PRAYUDHA PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SEGMENTASI CITRA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY CLUSTERING SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan syarat mencapai gelas Sarjana Komputer MUHAMMAD PRAYUDHA 061401016 PROGRAM

Lebih terperinci

PERANCANGAN BALANCED SCORECARD UNTUK PENGEMBANGAN STRATEGI DI SEAMEO BIOTROP DEWI SURYANI OKTAVIA B.

PERANCANGAN BALANCED SCORECARD UNTUK PENGEMBANGAN STRATEGI DI SEAMEO BIOTROP DEWI SURYANI OKTAVIA B. PERANCANGAN BALANCED SCORECARD UNTUK PENGEMBANGAN STRATEGI DI SEAMEO BIOTROP DEWI SURYANI OKTAVIA B. PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERANCANGAN

Lebih terperinci

MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA

MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

PENAKSIRAN PARAMETER µ DAN σ PADA DISTRIBUSI NORMAL MENGGUNAKAN METODE BAYES DAN MAKSIMUM LIKELIHOOD SKRIPSI SUNARTO URJOYO PURBA

PENAKSIRAN PARAMETER µ DAN σ PADA DISTRIBUSI NORMAL MENGGUNAKAN METODE BAYES DAN MAKSIMUM LIKELIHOOD SKRIPSI SUNARTO URJOYO PURBA PENAKSIRAN PARAMETER µ DAN σ PADA DISTRIBUSI NORMAL MENGGUNAKAN METODE BAYES DAN MAKSIMUM LIKELIHOOD SKRIPSI SUNARTO URJOYO PURBA 09083005 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Keterkontrolan

Lebih terperinci

BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY

BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY 3.1 State dan Proses Observasi Semua proses didefinisikan pada ruang peluang Ω,,. Misalkan ; adalah rantai Markov dengan state berhingga

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU

PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU v PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Departemen Matematika SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

DENGAN PENDEKATAN BEN6URAIAN SEBARAN CAMPURAN NORMAL GANIJA PADA DATA MSS LANDSAT

DENGAN PENDEKATAN BEN6URAIAN SEBARAN CAMPURAN NORMAL GANIJA PADA DATA MSS LANDSAT DENGAN PENDEKATAN BEN6URAIAN SEBARAN CAMPURAN NORMAL GANIJA PADA DATA MSS LANDSAT % Oleh FAKULTAS PASCASARJANA INGTLTUT PERTANIIAN BOGOR 1991 R I N G K C I S A N ANIK DJURAIDAH. Simulasi Analisis Gerombol

Lebih terperinci

DENGAN PENDEKATAN BEN6URAIAN SEBARAN CAMPURAN NORMAL GANIJA PADA DATA MSS LANDSAT

DENGAN PENDEKATAN BEN6URAIAN SEBARAN CAMPURAN NORMAL GANIJA PADA DATA MSS LANDSAT DENGAN PENDEKATAN BEN6URAIAN SEBARAN CAMPURAN NORMAL GANIJA PADA DATA MSS LANDSAT % Oleh FAKULTAS PASCASARJANA INGTLTUT PERTANIIAN BOGOR 1991 R I N G K C I S A N ANIK DJURAIDAH. Simulasi Analisis Gerombol

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA PERPINDAHAN KELOMPOK BELALANG DENGAN METODE GELOMBANG BERJALAN NURUDIN MAHMUD

MODEL MATEMATIKA PERPINDAHAN KELOMPOK BELALANG DENGAN METODE GELOMBANG BERJALAN NURUDIN MAHMUD MODEL MATEMATIKA PERPINDAHAN KELOMPOK BELALANG DENGAN METODE GELOMBANG BERJALAN NURUDIN MAHMUD SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

FORMULASI HAMILTONIAN UNTUK MENGGAMBARKAN GERAK GELOMBANG INTERNAL PADA LAUT DALAM RINA PRASTIWI

FORMULASI HAMILTONIAN UNTUK MENGGAMBARKAN GERAK GELOMBANG INTERNAL PADA LAUT DALAM RINA PRASTIWI FORMULASI HAMILTONIAN UNTUK MENGGAMBARKAN GERAK GELOMBANG INTERNAL PADA LAUT DALAM RINA PRASTIWI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. sєs (S ruang sampel) dengan sebuah bilangan real. Salah satu peubah acak adalah

II. LANDASAN TEORI. sєs (S ruang sampel) dengan sebuah bilangan real. Salah satu peubah acak adalah II. LANDASAN TEORI Peubah acak X(s) merupakan sebuah fungsi X yang menetapkan setiap anggota sєs (S ruang sampel) dengan sebuah bilangan real. Salah satu peubah acak adalah peubah acak diskrit, yaitu banyaknya

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA JASA PELAYANAN PERIZINAN PENANAMAN MODAL DI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP), BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (BKPM)

ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA JASA PELAYANAN PERIZINAN PENANAMAN MODAL DI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP), BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (BKPM) ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA JASA PELAYANAN PERIZINAN PENANAMAN MODAL DI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP), BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (BKPM) EPI RATRI ZUWITA PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH

Lebih terperinci

PENGGUNAAN REGRESI SPLINE ADAPTIF BERGANDA UNTUK DATA RESPON BINER AZWIRDA AZIZ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005

PENGGUNAAN REGRESI SPLINE ADAPTIF BERGANDA UNTUK DATA RESPON BINER AZWIRDA AZIZ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 1 PENGGUNAAN REGRESI SPLINE ADAPTIF BERGANDA UNTUK DATA RESPON BINER AZWIRDA AZIZ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 2 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul

Lebih terperinci

MODEL PENGARUH PERSEPSI DAN MOTIVASI MUZAKKI TERHADAP KEPUTUSAN MEMBAYAR ZAKAT PROFESI (Studi Kasus: Karyawan PT PLN Region Jawa Barat) PEMI PIDIANTI

MODEL PENGARUH PERSEPSI DAN MOTIVASI MUZAKKI TERHADAP KEPUTUSAN MEMBAYAR ZAKAT PROFESI (Studi Kasus: Karyawan PT PLN Region Jawa Barat) PEMI PIDIANTI MODEL PENGARUH PERSEPSI DAN MOTIVASI MUZAKKI TERHADAP KEPUTUSAN MEMBAYAR ZAKAT PROFESI (Studi Kasus: Karyawan PT PLN Region Jawa Barat) PEMI PIDIANTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

Penaksiran Parameter Model Kalibrasi Linier yang Berdistribusi Skew-Normal dengan Algoritma-EM

Penaksiran Parameter Model Kalibrasi Linier yang Berdistribusi Skew-Normal dengan Algoritma-EM Vol. 12, No. 1, 36-47, Juli 2015 Penaksiran Parameter Model Kalibrasi Linier yang Berdistribusi Skew-Normal dengan Algoritma-EM Try Widyaiswara Hairil 1, Anna Islamiyati 1, Raupong 1 Abstrak Sebuah penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI (PREPAID CARD) LOVITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan

Lebih terperinci

SKRIPSI ERLINDA SIREGAR

SKRIPSI ERLINDA SIREGAR ANALISIS DISKRIMINAN DUA GRUP (TWO-GROUP DISCRIMINANT ANALYSIS ) PADA STATISTIK MULTIVARIAT SKRIPSI ERLINDA SIREGAR 090823054 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

METODE PAUTAN TERBAIK DALAM PENGELOMPOKAN DESA/KELURAHAN DI KOTA DENPASAR MENURUT INDIKATOR PENDIDIKAN KOMPETENSI STATISTIKA SKRIPSI

METODE PAUTAN TERBAIK DALAM PENGELOMPOKAN DESA/KELURAHAN DI KOTA DENPASAR MENURUT INDIKATOR PENDIDIKAN KOMPETENSI STATISTIKA SKRIPSI 35 METODE PAUTAN TERBAIK DALAM PENGELOMPOKAN DESA/KELURAHAN DI KOTA DENPASAR MENURUT INDIKATOR PENDIDIKAN KOMPETENSI STATISTIKA SKRIPSI NI WAYAN ARIS APRILIA A.P 1008405033 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

RISIKO GEMUK (FAT-TAILED ADRINA LONY SEKOLAH

RISIKO GEMUK (FAT-TAILED ADRINA LONY SEKOLAH PENENTUAN BESARNYA PREMI UNTUK SEBARAN RISIKO YANG BEREKOR GEMUK (FAT-TAILED RISK DISTRIBUTION) ADRINA LONY SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

PELABELAN OTOMATIS CITRA MENGGUNAKAN FUZZY C MEANS UNTUK SISTEM TEMU KEMBALI CITRA MARSANI ASFI

PELABELAN OTOMATIS CITRA MENGGUNAKAN FUZZY C MEANS UNTUK SISTEM TEMU KEMBALI CITRA MARSANI ASFI PELABELAN OTOMATIS CITRA MENGGUNAKAN FUZZY C MEANS UNTUK SISTEM TEMU KEMBALI CITRA MARSANI ASFI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID: KASUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID: KASUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID: KASUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR ASTRI ATTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PREDIKSI STATUS KEAKTIFAN STUDI MAHASISWA DENGAN ALGORITMA C5.0 DAN K-NEAREST NEIGHBOR IIN ERNAWATI G

PREDIKSI STATUS KEAKTIFAN STUDI MAHASISWA DENGAN ALGORITMA C5.0 DAN K-NEAREST NEIGHBOR IIN ERNAWATI G PREDIKSI STATUS KEAKTIFAN STUDI MAHASISWA DENGAN ALGORITMA C5.0 DAN K-NEAREST NEIGHBOR IIN ERNAWATI G651044054 SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGIC BUSINESS UNIT UNTUK MENINGKATKAN POTENSI INOVASI KESATUAN BISNIS MANDIRI INDUSTRI PERHUTANI

ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGIC BUSINESS UNIT UNTUK MENINGKATKAN POTENSI INOVASI KESATUAN BISNIS MANDIRI INDUSTRI PERHUTANI ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGIC BUSINESS UNIT UNTUK MENINGKATKAN POTENSI INOVASI KESATUAN BISNIS MANDIRI INDUSTRI PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT DAN BANTEN RURIN WAHYU LISTRIANA PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Keterkontrolan

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung) PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung) SKRIPSI Oleh : VICA NURANI 24010211130033 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh: Ana Kartikawati NIM. J2E009024

SKRIPSI. Disusun Oleh: Ana Kartikawati NIM. J2E009024 PERBANDINGAN ANALISIS DISKRIMINAN LINIER KLASIK DAN ANALISIS DISKRIMINAN LINIER ROBUST UNTUK PENGKLASIFIKASIAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH SKRIPSI Disusun Oleh: Ana Kartikawati

Lebih terperinci

Analisis Cluster, Analisis Diskriminan & Analisis Komponen Utama. Analisis Cluster

Analisis Cluster, Analisis Diskriminan & Analisis Komponen Utama. Analisis Cluster Analisis Cluster Analisis Cluster adalah suatu analisis statistik yang bertujuan memisahkan kasus/obyek ke dalam beberapa kelompok yang mempunyai sifat berbeda antar kelompok yang satu dengan yang lain.

Lebih terperinci

A ALISIS KARAKTERISTIK MAHASISWA O AKTIF U IVERSITAS TERBUKA DE GA PE DEKATA CLUSTER E SEMBLE DYAH PAMI TA RAHAYU

A ALISIS KARAKTERISTIK MAHASISWA O AKTIF U IVERSITAS TERBUKA DE GA PE DEKATA CLUSTER E SEMBLE DYAH PAMI TA RAHAYU A ALISIS KARAKTERISTIK MAHASISWA O AKTIF U IVERSITAS TERBUKA DE GA PE DEKATA CLUSTER E SEMBLE DYAH PAMI TA RAHAYU SEKOLAH PASCASARJA A I STITUT PERTA IA BOGOR BOGOR 2009 PER YATAA ME GE AI TESIS DA SUMBER

Lebih terperinci

INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K.

INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K. INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K. SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH

MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL MIKROSKOPIK DAN MODEL KINETIK LALU LINTAS KENDARAAN DAN SIMULASINYA DESYARTI SAFARINI TLS

KAJIAN MODEL MIKROSKOPIK DAN MODEL KINETIK LALU LINTAS KENDARAAN DAN SIMULASINYA DESYARTI SAFARINI TLS KAJIAN MODEL MIKROSKOPIK DAN MODEL KINETIK LALU LINTAS KENDARAAN DAN SIMULASINYA DESYARTI SAFARINI TLS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

KUALITAS PELAYANAN KAPAL DAN KECEPATAN BONGKAR MUAT KAPAL TERHADAP PRODUKTIVITAS DERMAGA TERMINAL PETIKEMAS PELABUHAN MAKASSAR WILMAR JONRIS SIAHAAN

KUALITAS PELAYANAN KAPAL DAN KECEPATAN BONGKAR MUAT KAPAL TERHADAP PRODUKTIVITAS DERMAGA TERMINAL PETIKEMAS PELABUHAN MAKASSAR WILMAR JONRIS SIAHAAN iii KUALITAS PELAYANAN KAPAL DAN KECEPATAN BONGKAR MUAT KAPAL TERHADAP PRODUKTIVITAS DERMAGA TERMINAL PETIKEMAS PELABUHAN MAKASSAR WILMAR JONRIS SIAHAAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier. The Use of Gaussian PCA Kernel in Solving Non Linier Multivariate Plot

Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier. The Use of Gaussian PCA Kernel in Solving Non Linier Multivariate Plot Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier Bernhard M. Wongkar 1, John S. Kekenusa 2, Hanny A.H. Komalig 3 1 Program Studi Matematika, FMIPA, UNSRAT Manado, bernhard.wongkar2011@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

ESTIMATOR BAYES DAN MAKSIMUM LIKELIHOOD UNTUK DATA BERDISTRIBUSI WEIBULL SKRIPSI SUMI SRIARDINA YUSARA

ESTIMATOR BAYES DAN MAKSIMUM LIKELIHOOD UNTUK DATA BERDISTRIBUSI WEIBULL SKRIPSI SUMI SRIARDINA YUSARA ESTIMATOR BAYES DAN MAKSIMUM LIKELIHOOD UNTUK DATA BERDISTRIBUSI WEIBULL SKRIPSI SUMI SRIARDINA YUSARA 100823018 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE LEAST TRIMMED SQUARES DAN PENDUGA-S DALAM MENGATASI DATA PENCILAN DENGAN SIMULASI DATA SKRIPSI

PERBANDINGAN METODE LEAST TRIMMED SQUARES DAN PENDUGA-S DALAM MENGATASI DATA PENCILAN DENGAN SIMULASI DATA SKRIPSI PERBANDINGAN METODE LEAST TRIMMED SQUARES DAN PENDUGA-S DALAM MENGATASI DATA PENCILAN DENGAN SIMULASI DATA SKRIPSI ANDOS NIKI S. M. SEMBIRING 090803032 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI

PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

METODE BINOMIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI CALL INDONESIA DAN STRATEGI LINDUNG NILAINYA JAENUDIN

METODE BINOMIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI CALL INDONESIA DAN STRATEGI LINDUNG NILAINYA JAENUDIN METODE BINOMIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI CALL INDONESIA DAN STRATEGI LINDUNG NILAINYA JAENUDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI KELAS LATEN UNTUK DATA KATEGORIK DENGAN SATU KOVARIAT (LATENT CLASS REGRESSION ANALYSIS FOR CATEGORICAL DATA WITH ONE COVARIATE)

ANALISIS REGRESI KELAS LATEN UNTUK DATA KATEGORIK DENGAN SATU KOVARIAT (LATENT CLASS REGRESSION ANALYSIS FOR CATEGORICAL DATA WITH ONE COVARIATE) 7 ANALISIS REGRESI KELAS LATEN UNTUK DATA KATEGORIK DENGAN SATU KOVARIAT (LATENT CLASS REGRESSION ANALYSIS FOR CATEGORICAL DATA WITH ONE COVARIATE) Haeruddin, I Made Tirta, Yuliani Setia Dewi Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

PEWILAYAHAN AGROKLIMAT TANAMAN NILAM (Pogostemon spp.) BERBASIS CURAH HUJAN DI PROVINSI LAMPUNG I GDE DARMAPUTRA

PEWILAYAHAN AGROKLIMAT TANAMAN NILAM (Pogostemon spp.) BERBASIS CURAH HUJAN DI PROVINSI LAMPUNG I GDE DARMAPUTRA PEWILAYAHAN AGROKLIMAT TANAMAN NILAM (Pogostemon spp.) BERBASIS CURAH HUJAN DI PROVINSI LAMPUNG I GDE DARMAPUTRA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. menyatakan hubungan antara variabel respon Y dengan variabel-variabel

LANDASAN TEORI. menyatakan hubungan antara variabel respon Y dengan variabel-variabel 5 II. LANDASAN TEORI 2.1 Model Regresi Poisson Analisis regresi merupakan metode statistika yang populer digunakan untuk menyatakan hubungan antara variabel respon Y dengan variabel-variabel prediktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Statistika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur

BAB I PENDAHULUAN. Statistika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Statistika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur yang digunakan dalam pengumpulan, penyajian, analisis dan interpretasi data. Statistika

Lebih terperinci

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan hipotesis nolnya adalah antar peubah saling bebas. Statistik ujinya dihitung dengan persamaan berikut:

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan hipotesis nolnya adalah antar peubah saling bebas. Statistik ujinya dihitung dengan persamaan berikut: . Menyiapkan gugus data pencilan dengan membangkitkan peubah acak normal ganda dengan parameter µ yang diekstrimkan dari data contoh dan dengan matriks ragam-peragam yang sama dengan data contoh. Proses

Lebih terperinci

KAJIAN ESTIMASI PARAMETER BERDISTRIBUSI GAMMA DENGAN MOMENTS METHOD

KAJIAN ESTIMASI PARAMETER BERDISTRIBUSI GAMMA DENGAN MOMENTS METHOD KAJIAN ESTIMASI PARAMETER BERDISTRIBUSI GAMMA DENGAN MOMENTS METHOD DAN MAXIMUM LIKELIHOOD ESTIMATOR; SUATU TERAPAN DATA PARUH WAKTU DAN DATA SIMULASI SEBAGAI PERBANDINGAN SKRIPSI REHDAMENTA S TARIGAN

Lebih terperinci

PENDUGAAN ANGKA PUTUS SEKOLAH DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE PREDIKSI TAK BIAS LINIER TERBAIK EMPIRIK PADA MODEL PENDUGAAN AREA KECIL SKRIPSI

PENDUGAAN ANGKA PUTUS SEKOLAH DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE PREDIKSI TAK BIAS LINIER TERBAIK EMPIRIK PADA MODEL PENDUGAAN AREA KECIL SKRIPSI PENDUGAAN ANGKA PUTUS SEKOLAH DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE PREDIKSI TAK BIAS LINIER TERBAIK EMPIRIK PADA MODEL PENDUGAAN AREA KECIL SKRIPSI Disusun Oleh: NANDANG FAHMI JALALUDIN MALIK NIM. J2E 009

Lebih terperinci

SKRIPSI WANDA SURIANTO

SKRIPSI WANDA SURIANTO ANALISIS PERBANDINGAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DAN REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI MASALAH MULTIKOLINIERITAS PADA MODEL REGRESI LINIER BERGANDA SKRIPSI WANDA SURIANTO 120803034 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

METODE PREDIKSI TAK-BIAS LINEAR TERBAIK DAN BAYES BERHIRARKI UNTUK PENDUGAAN AREA KECIL BERDASARKAN MODEL STATE SPACE KUSMAN SADIK

METODE PREDIKSI TAK-BIAS LINEAR TERBAIK DAN BAYES BERHIRARKI UNTUK PENDUGAAN AREA KECIL BERDASARKAN MODEL STATE SPACE KUSMAN SADIK METODE PREDIKSI TAK-BIAS LINEAR TERBAIK DAN BAYES BERHIRARKI UNTUK PENDUGAAN AREA KECIL BERDASARKAN MODEL STATE SPACE KUSMAN SADIK SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL KLASIFIKASI ANALISIS DISKRIMINAN DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

PERBANDINGAN HASIL KLASIFIKASI ANALISIS DISKRIMINAN DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN TUGAS AKHIR - ST 1325 PERBANDINGAN HASIL KLASIFIKASI ANALISIS DISKRIMINAN DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ANANG SETIYO BUDI NRP 1303 100 060 Dosen Pembimbing Dra. Kartika Fitriasari, M.Si Adatul Mukarromah,

Lebih terperinci

EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A

EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

METODE PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI SISTEM PEMBIAYAAN DI PERBANKAN NOVIATI

METODE PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI SISTEM PEMBIAYAAN DI PERBANKAN NOVIATI METODE PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI SISTEM PEMBIAYAAN DI PERBANKAN NOVIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2005 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR ANALISIS PENGARUH SIKAP PENDENGAR TERHADAP ADLIBS RADIO PROGRAM BERBAHASA DAERAH (JAWA, SUNDA DAN MINANG/PADANG) KAITANNYA DENGAN PERILAKU PEMBELIAN PRODUK DI RADIO ELGANGGA 100.3 FM BEKASI ADHE PUYHOKO

Lebih terperinci

DESAIN DAN SINTESIS AMINA SEKUNDER RANTAI KARBON GENAP DARI ASAM KARBOKSILAT RANTAI PANJANG RAHMAD FAJAR SIDIK

DESAIN DAN SINTESIS AMINA SEKUNDER RANTAI KARBON GENAP DARI ASAM KARBOKSILAT RANTAI PANJANG RAHMAD FAJAR SIDIK DESAIN DAN SINTESIS AMINA SEKUNDER RANTAI KARBON GENAP DARI ASAM KARBOKSILAT RANTAI PANJANG RAHMAD FAJAR SIDIK SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN TENTANG TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA ( STUDI KASUS PENGEMBANGAN PELABUHAN MAKASSAR )

ANALISIS IMPLEMENTASI MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA ( STUDI KASUS PENGEMBANGAN PELABUHAN MAKASSAR ) ANALISIS IMPLEMENTASI MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA ( STUDI KASUS PENGEMBANGAN PELABUHAN MAKASSAR ) TEGUH PAIRUNAN PUTRA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini dijelaskan landasan teori dan metode yang digunakan pada tugas akhir ini dalam pengklasifikasian dokumen teks. Pembahasan dimulai dengan penjelasan mengenai klasifikasi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE SIMPLEKS DENGAN ALGORITMA TITIK INTERIOR DALAM PENYELESAIAN MASALAH PROGRAM LINIER SKRIPSI AGUSTINA ANGGREINI SITORUS

PERBANDINGAN METODE SIMPLEKS DENGAN ALGORITMA TITIK INTERIOR DALAM PENYELESAIAN MASALAH PROGRAM LINIER SKRIPSI AGUSTINA ANGGREINI SITORUS PERBANDINGAN METODE SIMPLEKS DENGAN ALGORITMA TITIK INTERIOR DALAM PENYELESAIAN MASALAH PROGRAM LINIER SKRIPSI AGUSTINA ANGGREINI SITORUS 120803060 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

ANALISIS SURUT ASTRONOMIS TERENDAH DI PERAIRAN SABANG, SIBOLGA, PADANG, CILACAP, DAN BENOA MENGGUNAKAN SUPERPOSISI KOMPONEN HARMONIK PASANG SURUT

ANALISIS SURUT ASTRONOMIS TERENDAH DI PERAIRAN SABANG, SIBOLGA, PADANG, CILACAP, DAN BENOA MENGGUNAKAN SUPERPOSISI KOMPONEN HARMONIK PASANG SURUT ANALISIS SURUT ASTRONOMIS TERENDAH DI PERAIRAN SABANG, SIBOLGA, PADANG, CILACAP, DAN BENOA MENGGUNAKAN SUPERPOSISI KOMPONEN HARMONIK PASANG SURUT Oleh: Gading Putra Hasibuan C64104081 PROGRAM STUDI ILMU

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh: SARITA BUDIYANI PURNAMASARI NIM

SKRIPSI. Disusun Oleh: SARITA BUDIYANI PURNAMASARI NIM PEMILIHAN CLUSTER OPTIMUM PADA FUZZY C-MEANS (Studi kasus: Pengelompokan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah berdasarkan Indikator Indeks Pembangunan Manusia) SKRIPSI Disusun Oleh: SARITA BUDIYANI PURNAMASARI

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEER GROUP DENGAN KARAKTER DAN PERILAKU BULLYING REMAJA KARINA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEER GROUP DENGAN KARAKTER DAN PERILAKU BULLYING REMAJA KARINA HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEER GROUP DENGAN KARAKTER DAN PERILAKU BULLYING REMAJA KARINA DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 Hak Cipta

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Lebih terperinci