EXECUTIVE SUMMARY POSISI RRI/PETA PERSAINGAN RADIO DI TINGKAT LOKAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EXECUTIVE SUMMARY POSISI RRI/PETA PERSAINGAN RADIO DI TINGKAT LOKAL"

Transkripsi

1

2 EXECUTIVE SUMMARY Status Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai lembaga penyiaran publik menuntut radio ini untuk bisa menyajikan siaran yang cerdas dan mendidik. Selain itu, RRI juga harus bisa melayani kebutuhan dan keinginan publik, dalam hal ini pendengar. Sementara itu, kebutuhan dan keinginan pendengar itu sendiri semakin hari semakin berkembang. Padahal, alat pemuas kebutuhan pun mengalami perkembangan yang pesat. Pendengar memiliki lebih banyak alternatif untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Jika RRI sebagai lembaga penyiaran publik tidak dapat memberikan program siaran yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pendengar, maka lambat laun ia akan ditinggalkan. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui: (1) posisi Pro 1 dan Pro 2 dibandingkan dengan radio lain di Singaraja,,, Bandar Lampung,,,, Pontianak,, dan ; (2) profil pendengar RRI Pro 1 dan Pro 2; (3) kebiasaan kebiasaan khalayak ketika mendengarkan Pro 1 dan Pro 2; (4) jenis informasi dan hiburan yang mereka butuhkan dalam konteks Pro 1 dan Pro 2; (5) penilaian mereka terhadap Pro 1 dan Pro 2 baik untuk program musik, siaran berita/informasi, penyiar, dan juga kualitas suara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, khususnya survei deskriptif dan Focus Group Discussion (FGD). Populasi penelitian ini adalah pendengar radio di masing masing kota. Sementara untuk kriteria sampel yang dimaksud meliputi: (a) di atas 15 tahun, (b) mendengarkan radio, (c) bertempat tinggal di 10 kota yang diteliti, dan (d) terdaftar dalam KK. Total sampel yang diambil dalam penelitian adalah 315. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik multistage random sampling (MRS). Teknik ini merupakan gabungan antara stratified random sampling dan cluster random sampling. Temuan temuan utama penelitian di sepuluh kota tersebut adalah sebagai berikut yang dimulai dari peta kompetisi atau posisi RRI dibandingkan dengan radio radio swasta lain di kota kota tersebut, profil pendengar Pro 1 dan Pro 2, kebiasaan mendengarkan Pro 1 dan Pro 2 di masing masing kota, kebutuhan informasi dan hiburan musik di masing masing kota, dan evaluasi pendengar terhadap program yang menyangkut hiburan, berita, kualitas suara, dan penyiar Pro 1 dan Pro 2. POSISI RRI/PETA PERSAINGAN RADIO DI TINGKAT LOKAL Posisi RRI atau persaingan radio di masing masing kota dimaksudkan untuk melihat radio mana yang paling populer di benak khalayak, dalam arti menjadi rujukan mencari informasi dan hiburan. Peta persaingan ini tidak dimaksudkan untuk melihat secara spesifik peta persaingan radio berdasarkan segmen pendengarnya, namun sekadar melihat radio mana yang paling sering didengarkan untuk mendengarkan siaran musik dan informasi. Dari hasil survei di sepuluh kota, tampak bahwa RRI senantiasa menempati posisi lima besar (top of mind). Ini mengindikasikan bahwa RRI cukup populer dan menjadi rujukan sumber informasi dan hiburan. Di, setelah GSP, radio yang paling sering didengarkan di urutan pertama adalah Pro 1, RRI, dan Pro 2. Di, tiga besar radio yang menjadi rujukan informasi dan hiburan adalah Pro 1, RRI, dan Pro 2. Di, Pro 3 bahkan masuk ke dalam sepuluh radio yang paling sering didengarkan, yakni di urutan keenam. Di, Pro 3 juga masuk sepuluh besar, yakni di urutan kesembilan sebagai radio di urutan pertama yang paling sering didengarkan. Temuan untuk Pro 3 ini menarik diperhatikan karena radio pada dasarnya bersifat lokal dan tidak bisa dilepaskan dari medium hiburan terutama musik. Oleh karena itu, masuknya Pro 3 dalam Executive Summary 1

3 sepuluh besar radio yang paling banyak dirujuk di urutan pertama menjadi sangat bagus bagi usaha RRI untuk membangun lembaga penyiaran publik yang kuat. Sekali lagi, radio yang dipaparkan dalam penelitian ini adalah radio radio yang ditempatkan di urutan pertama sebagai yang paling sering didengarkan. Jika data mengenai radio yang ditempatkan di urutan kedua, tentu RRI akan semakin sering menjadi rujukan informasi dan hiburan. Meskipun demikian, beberapa kota harus mendapatkan perhatian karena fokus penelitian, yakni pada Pro 1 dan Pro 2 ada yang tidak masuk dalam top of mind pendengar. Secara terang, ini mengindikasikan pekerjaan rumah bagi pengelola stasiun yang bersangkutan untuk meningkatkan program siarannya, baik musik maupun informasi. Di, Pro 2 tidak masuk sepuluh besar sebagai radio yang paling sering didengarkan oleh responden. Namun, uniknya, Pro 4 justru masuk ke dalam sepuluh radio yang ditempatkan di urutan pertama sebagai yang paling sering didengarkan. Temuan ini memang agak janggal karena sebagai tipe C, stasiun RRI mestinya tidak mempunyai saluran Pro 4. Di, siaran Pro 4 dimasukkan ke dalam saluran budaya yang memang mempunyai frekuensi tersendiri. NO Tabel 1a Peta Kompetisi Radio BANDAR JAMBI PADANG KENDARI PONTIANAK LAMPUNG Radio Persen Radio Persen Radio Persen Radio Persen Radio Persen 1 GSP 16.19% RRI 20.32% RRI 29,52% RRI 29.67% RRI 16.35% Pro % Pro 1 16,83% Kiara 11.43% Pro % 2 Pro % RRI 15.87% Kharisma 11,43% Favorit 11.11% Volare 12.18% 3 Pro % 4 Pro % Rajawali 7,94% Suara Arbes 10.48% Alam 12.33% Kenari 11.54% Elria 5 Buana 11.11% Respon 9.52% Omega 5,71% M Radio 8.00% Mujahidin 10.90% Muadz 6 Sushi 8.57% Oz 5,08% 1.67% Pro % bin Jabal 7 Pro % Beoli 4,13% Youngstar 1.33% Batara 3,81% Pro % 8 Anoa 1.00% Pro 2 3,81% 9 Pro % Tabel 1.b Peta Kompetisi Radio NO GORONTALO KUPANG SINGARAJA MALANG PURWOKERTO Radio Persen Radio Persen Radio Persen Radio Persen Radio Persen Pro 1 45,40% RRI 21.90% RRI 63,17% KDS % Pro % RRI 39,05% Pro % Guntur 22,54% RRI 13.97% Raden Mas 16.83% Pro 2 5,71% Lisbet 12.38% Pesona Bali 6,35% Pro % RRI 14.60% Executive Summary 2

4 4 5 SK FM 3,49% Singaraja Dmws 11.43% 3,17% Pro % Paduka 14.60% Fm Al Adha Trilolok 1,59% Nuansa Suara 10.79% 1,59% Elfara 6.03% Pro % Giri Ferbum Pro 3 1,59% Pro % 6 Andalus 5.08% Pop fm 4.44% Hal lain yang perlu diperhatikan bahwa di beberapa kota seperti di,, Bandar Lampung, Pontianak, Singaraja, dan juga, RRI bahkan berada di urutan pertama. Ini jelas menimbulkan pertanyaan besar karena RRI itu sendiri terdiri dari Pro 1, Pro 2, Pro 3, dan Pro 4. Dengan demikian, penyebutan RRI menjadi mengaburkan saluran mana yang didengarkan. Namun, temuan ini tampaknya berkorelasi dengan rendahnya pengetahuan pendengar atas slogan Pro 1 dan Pro 2. Pro 1 adalah saluran Pemberdayaan Masyarakat dan Pro 2 adalah saluran Kreativitas Anak Muda. Namun, sebagian besar responden kurang memahami dengan baik slogan ini. Di beberapa kota, pemahaman responden mengenai slogan Pro 1 dan Pro 2 kurang dari 50%. Ini mengindikasikan bahwa pengenalan slogan masing masing saluran di RRI kurang bagus. Sementara itu, jika dilihat alasan alasan responden mendengarkan radio atau saluran RRI yang didengarkan, tampak bahwa alasan alasan atas RRI, Pro 1, dan Pro 3 karena berita dan informasi. Ini menjadi alasan yang paling dominan di antara alasan musik, penyiar, ataupun hiburan nonmusik. Sebaliknya, alasan responden Pro 2 hampir seluruhnya didominasi program musik. Hanya beberapa kota yang menyatakan karena alasan berita dan informasi. Segmen anak muda sepertinya memang menempatkan musik sebagai alasan utama mendengarkan radio dibandingkan program berita dan informasi. Radio radio swasta lain yang masuk sepuluh besar bahkan sebagian besar didengarkan karena alasan musik. Oleh karena itu, dari sisi ini, RRI masing unggul. Meskipun demikian, kecenderungan ini bisa juga ditangkap kekurangmampuan stasiun untuk menyediakan berita dan informasi yang relevan bagi khalayak muda. PROFIL PRO 1 DAN PRO 2 Profil pendengar Pro 1 dan Pro 2 dalam penelitian ini akan dilihat secara makro yang didasarkan pada usia, pendidikan, penghasilan, dan juga pekerjaan. Usia Dilihat dari sisi usia, pendengar Pro 1 dan Pro 2 mempunyai perbedaan perbedaan yang mencolok sesuai dengan target khalayaknya masing masing. Di sepuluh kota yang menjadi lokasi penelitian, pendengar Pro 1 jauh lebih menyebar meskipun tetap didominasi oleh kelompok usia tertentu. Ini berbeda dengan pendengar Pro 2 yang lebih didominasi oleh anak anak muda. Untuk pendengar Pro 1, sebagaimana terlihat pada grafik 1, usia pendengar didominasi oleh usia tahun, bervariasi dari satu kota ke kota lainnya. Di dan, usia pendengar yang paling banyak adalah pada usia tahun. Rentang usia ini merupakan yang paling tinggi di antara lainnya, kemudian diikuti oleh usia di atas tahun. Di kota kota lainnya, usia pendengar didominasi antara tahun dan di atas tahun. Kedua rentang usia ini secara bergantian menempati posisi tertinggi. Hanya di Kota Pontianak di mana usia di atas tahun berada di urutan kedua setelah usia > tahun. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rata rata pendengar Pro 1 adalah usia Executive Summary 3

5 dewasa. Dengan rentang usia ini, mereka merupakan keluarga keluarga muda atau yang sudah mapan. Beberapa di antaranya bahkan berada pada puncak karier. Pontianak Singaraja Lampung 16.98% 23.19% 28.99% 28.44% 30.28% 25.19% 27.48% 22.15% 27.52% 25.74% 33.09% 31.06% 25.00% 24.21% 28.42% 22.04% 30.65% 24.27% 22.33% 24.53% >43 s.d 53 tahun >33 s.d 43 tahun >23 s.d 33 tahun Grafik 1 Rata Rata Usia Pendengar Pro 1 Berbeda dengan pendengar Pro 1, pendengar Pro 2 jauh lebih spesifik. Rata rata adalah anak muda, dengan rentang usia tahun. Di Lampung,,,, dan juga, sebagian besar usia pendengar adalah tahun, sedangkan di kota kota lainnya didominasi oleh responden dengan usia > tahun. Ini memberikan suatu gambaran bahwa dari sisi usia pendengar Pro 2 didominasi oleh anak muda. Slogan Pro 2 lantas juga tepat, Suara Kreativitas Anak Muda. Hanya saja, anak muda yang dibayangkan kemudian tidak semata pelajar dan mahasiswa karena senyatanya banyak di antaranya yang sudah bekerja. Dengan demikian, anak muda dalam pengertian Pro 2 dengan melihat pada rata rata terbesar pendengarnya bukanlah anak anak muda yang sedang mencari jati diri semata, tapi juga anak anak muda yang sedang menapaki jenjang karier pekerjaan jika ia profesional. Namun, jika mereka adalah wiraswasta atau ibu rumah tangga, maka mereka sedang berada pada awalawal usaha. Executive Summary 4

6 Pontianak Singaraja Lampung 23.08% 25.00% 31.82% 36.36% 29.41% 36.47% 34.11% 31.78% 50.00% 30.00% 36.61% 37.50% 19.39% 41.84% 28.95% 57.89% 39.23% 32.31% 36.00% 52.00% >23 s.d 33 tahun 15 s.d 23 tahun 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% Pendidikan Grafik 2 Rata Rata Usia Pendengar Pro 2 Pendidikan responden bervariasi untuk pendengar Pro 1 ataupun Pro 2. Namun, sesuai dengan kenyataan demografis penduduk Indonesia, pendidikan SLTA masih yang paling banyak, kemudian pendengar dengan pendidikan SLTP. Tingkat pendidikan ini menentukan jenis jenis informasi dan hiburan yang dibutuhkan. Selain itu, menentukan cara berkomunikasi. Tingkat pendidikan senantiasa berkorelasi dengan pengetahuan dan literasi. Dari hasil riset ini, tergambar pula bahwa tingkat pendidikan pendengar Pro 2 jauh lebih bagus dibandingkan dengan Pro 1. Sebagian besar pendengar Pro 2 berpendidikan SLTA, dan dua kota di antaranya yaitu dan, di urutan kedua setelah pendidikan SLTA adalah pendengar dengan pendidikan D4/S1. Untuk Pro 1, di dan, tingkat pendidikan pendengar tetap lebih bagus dibandingkan kotakota lain karena banyak yang berpendidikan D4/S1. Namun, untuk Lampung, Singaraja, dan juga, jumlah pendengar dengan pendidikan SD ternyata cukup signifikan, mengalahkan pendengar dengan pendidikan SLTP. Untuk, temuan riset ini sebenarnya agak ironis mengingat status kota ini sebagai salah satu Kota Pendidikan di Jawa Timur. Tingginya pendengar dengan pendidikan SD untuk Pro 1 mengindikasikan kurang berhasilnya pendidikan di kota ini, pada satu sisi. Selain juga, barangkali, radio memang hanya menarik minat pendengar berpendidikan rendah. Executive Summary 5

7 80.00% 70.00% 60.00% 19.42% 18.79% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 48.43% 19.50% 38.95% 45.11% 48.12% 48.16% 65.65% %30.43% 56.31% 55.70% 29.47% 31.16% 21.20% 19.55% 20.22% 21.10% 10.69% D4/S1 SLTA SLTP SD Grafik 3 Rata Rata Pendidikan Pendengar Pro % 15.38% 50.00% % 49.32% 56.92% 61.26% 60.00% 61.18% 65.91% 47.12% D4/S % SLTP 31.58% 29.59% 19.18% 12.61% 13.33% 12.94% 13.64% 24.04% SD SLTA Grafik 4 Rata Rata Pendidikan Pendengar Pro 2 Executive Summary 6

8 Pekerjaan Untuk pekerjaan, pendengar Pro 1 dan Pro 2 ada perbedaan meskipun tidak sesignifikan sebagaimana dalam hal usia. Sebagian besar pendengar Pro 1 adalah wiraswasta dan ibu rumah tangga. Sementara untuk Pro 2, didominasi oleh pelajar/mahasiswa, wiraswasta, dan juga ibu rumah tangga. Untuk Pro 1, hanya di Kota dan Singaraja di mana ibu rumah tanggaa tidak muncul dalam tiga besar, sedangkan kota kota lainnya hampir selalu muncul. Di, persentase terbesar adalah wiraswasta, diikuti kemudian pegawai swasta dan pelajar/mahasiswa. Temuan di ini menarik karena pelajar/mahasiswa, juga tercatat sebagai pendengar Pro 1. Ibu rumah tangga dan wiraswata menjadi pendengar terbesar karena alasan waktu luang. Kedua jenis pekerjaan ini jauh lebih fleksibel dalam pekerjaan sehingga waktu yang mereka miliki untuk mendengarkan radio jauh lebih besar dibandingkan dengan pekerjaan lainnya. Hal ini juga berlaku untuk pelajar/mahasiswa. Di sisi lain, jenis jenis pekerjaan ini dalam statistik jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan jenis pekerjaan lain seperti pegawai negeri ataupun karyawan swasta sehingga tidak mengherankan jika terefleksi dalam survei % 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 8.46% 10.22% 20.13% 12.03% 23.85%13.77% 11.32% 13.59% 11.58% 12.98% 25.27% 17.29%34. 93% 22.64% 21.36% 16.84% 27.52% 19.08% 20.18% % 23.90% 26.21% 29.03% 30.53% 34.59% % 22.82% 24.43% 27.52% 25.36% Pensiunan Pelajar/Mahasiswa Pegawai Swastaa Petani Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Grafik 5 Pekerjaan Pendengar Pro 1 Untuk Pro 2, ada sedikit perbedaan. Persentasee yang paling dominan adalah pelajar/ /mahasiswa sesuai segmennya. Di seluruh kota, pelajar/mahasiswa selalu muncul sebagai jenis pekerjaan pendengar, diikuti kemudian wiraswasta dan ibu rumah tangga. Di luar itu, pegawai swasta juga muncul sebagai pendengar Pro 2. Temuan menarik justru di di mana pegawai Pemda menempati urutan ketiga setelah wiraswasta dan pelajar/mahasiswa. Tentu saja, hal ini tidak mengherankan karena RRI memang banyak bekerja sama dengan Pemda dalam banyak program acaranya. Executive Summary 7

9 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 10.00% 12.00% 9.46% 10.00% 20.00% 20.77% 18.67% 20.27% 12.24% % 28.85% 0.54% 13.95% 33.33% 16.47% 16.15% 20.41%1 8.75% 20.45% 23.08% 18.60% 50.67%38.46% % 8.65% 42.35% 15.38% 32.65%3 3.04% 23.33% 27.13% 31.82% 14.42% Pegawai Pemda Ibu Rumah Tangga Wiraswasta Pegawai swasta Mahasiswa/Pelajar Penghasilan Grafik 6 Pekerjaan Responden Pro 2 Hasil penelitian ini tampaknya meneguhkan hipotesis selama ini bahwa radio merupakan fenomena kelas bawah. Ini terlihat bukan hanya dari sisi pendidikan, tapi juga penghasilan yang biasanya memang berkorelasi dengan tingkat pendidikan. Di sebagian besar kota yang diteliti, sebagian besar pendengar Pro 1 dan Pro 2 adalah kelas menengah bawah yang ditunjukkan oleh rata rata pengeluaran perbulan dan uang saku setiap bulannya. Kenyataan ini kiranya bisa dimengerti karena kelas kelas menengah atas mempunyai pilihan hiburan yang jauh lebih banyak dibandingkan dengann kelas bawah. Mereka mampu mengeluarkan biaya biaya untuk rekreasi, shopping, dan sebagainya yang membuat waktu untuk mendengarkan radio jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kelas bawah. Di luar tv, radio menjadi medium hiburan paling murah karena tidak perlu mengeluarkan uang. Kesimpulan besar dari profil pendengar Pro 1 dan Pro 2 bahwa sebagian besar pendengar mereka adalah kelas menengah bawah. Dari sisi pendidikan, sebagian besar adalah SLTA, sedangkan dari sisi pekerjaan sebagian besar adalah wiraswasta dan ibu rumah tangga untuk Pro 1, sedangkan Pro 2 adalah wiraswasta, ibu rumah tangga, dan pelajar/mahasiswa. Konsekuensi atas rendahnya pendidikan ini adalah pada penghasilan. Sebagian besar, penghasilan mereka kecil. Hanya di bisa dikatakan bahwa pendengar radio banyak berasal dari kelas menengah atas, sedangkan kota kota lainnya sebagian besar kelas menengah bawah. Grafik 7 dan 8 memberikan ilustrasi penghasilan untuk pendengar yang sudah berkeluarga. Untuk responden pelajar/ /mahasiswa ataupun lajang bekerja, di masing masing daerah konsisten dengan rata rataa pengeluarann responden berkeluarga. Oleh karenaa itu, jika di suatu daerah rata rata pengeluaran tinggi, maka ini mencakup pendengar yang belum berkeluarga maupun pelajar/mahasiswa. Executive Summary 8

10 % % % % %7.90% 16.67% 18.97% % 17.14% 14.14% 28.26% 25.81% % 27.03% % 19.87% 25.00% 30.61% 24.76% 29.03% % 43.48% % 17.57% % 29.49% 25.86% % 24.76% % 29.03% 10.87% > Rp ,00 >Rp ,00 Rp ,00 > Rp ,00 Rp ,00 >Rp ,00 Rp ,00 > Rp ,00 Rp ,00 <= Rp ,00 Grafik 7 Rata Rata Pengeluaran Pendengar Pro 1 (Jika Berkeluarga) % % % 22.22% 17.65% % 23.08% 13.04% 31.94% % 14.71% % 20.63% 26.98% 32.35% % % % 33.82% % 52.17% 31.94% 5.29% 4.49% 8.33% % 23.81% 15.38% 20.63% % 13.04% 23.61% > Rp ,00 >Rp ,00 Rp ,00 > Rp ,00 Rp ,00 >Rp ,00 Rp ,00 > Rp ,00 Rp ,00 <= Rp ,00 Grafik 8 Rata Rata Pengeluaran Pendengar Pro 2 (jika berkeluarga) KEBIASAAN MENDENGARKAN PRO 1 DAN PRO 2 Kebiasaan mendengarkan dilihat dari tiga hal pokok, yakni kapan dan di mana mendengarkan radio serta peralatan apa yang digunakan untuk mendengarkan radio. Kemudian, apakah mendengarkan radio dilakukan sambil mengerjakan sesuatu ataukah hanya mendengarkan radio. Dari tiga hal ini, temuan Executive Summary 9

11 penelitiann yang paling mencolok adalah pada peralatan yang digunakan untuk mendengarkan radio. Di sini, kehadiran media baru (handphone) telah menggeser secara cukup signifikann radio transistor. Pergeseran ini semakin signifikan untuk pendengar Pro 2 yang sebagian besar anak muda. Untuk pendengar Pro 2, peralatan yang paling banyak digunakan untuk mendengarkan radio adalah handphone, bukan radio transistor. Selain itu, banyak di antaranya yang mendengarkan Pro 2 dengan menggunakan radio streaming. Hanya di tiga kota, di mana radio transistor digunakan oleh sebagian besar responden untuk mendengarkan Pro 2. Selebihnya, sebagian besar mendengarkan dengan menggunakan handphone. Pergeseran penggunaan teknologi mendengarkan radio ini mempunyai implikasi terhadap sifat radio sebagai medium audio. Teknologi handphone lebih bersifat personal dibandingkan dengan radio transistor. Begitu juga bahwa perilaku mendengarkan kemudian tidak lagi terikat pada suatu tempat. Seseorang bisa mendengarkan di manapun. Ini secara jelas berimplikasi pada sifat musik yang didengarkan, dan terutama bagaimana penyiar harus menyapa pendengarnya. Sapaan mestinya jauh lebih personal dibandingkan dengan ketika sebagian besar orang masih mendengarkan radio dengan menggunakan radio transistor. Pontianak Singaraja radio streaming radio transistor mobile phone/hp Bandar Lampung Grafik 9 Alat Mendengarkan Pro 2 Untuk rata rata waktu yang digunakan mendengarkan radio dan juga tempat yang biasa digunakan mendengarkan radio, terlihat bahwa di masing masing kota cukup bervariasi. Lama waktu yang digunakann mendengarkan radio sepertinya konsisten di hampir semua kota. Di sepuluh kota yang diteliti, rata rata mendengarkan radio adalah kurang dari 3 jam. Ini bervariasi dari yang tertinggi kurang dari 1 jam atau 1 3 jam. Namun, secara pasti, baik Pro 1 maupun Pro 2, rata rata mendengarkan radio tidak lebih dari 3 jam per hari. Ini mengindikasikan bahwaa mendengarkan radio sebenarnya tidaklah lama. Executive Summary 10

12 Singaraja Pontianak Lampung 33.63% 51.05% 18.84% 55.80% 21.05% 61.65% % % 22.02% 59.63% 29.03% 61.29% 30.53% 55.73% 55.70% 43.69% 13.24% 50.37% 36.91% 50.49% 0% 20% 40% 60% 80% 100% kurang dari 1 jam 1 3 jam 3 5 jam lebih dari 5 jam Grafik 10 Rata Rata Mendengarkan Pro 1 Grafik 11 menunjukkan bahwa rata rata mendengarkan antara 1 3 jam. Bahkan, di Kota dan, rata rata mendengarkan Pro 2 yang paling lama adalah kurang dari 1 jam. Ini jelas memberikan tantangann bagi pengelola radio. Menariknya, dari sisi pendidikan, di dua kota itu tingkat pedidikan pendengar radio yang terbaik. Ini mengundang pertanyaan berkaitan dengan apakah tinggi rendah pendidikan berkorelasi dengan lama mendengarkan radio? Dengan kata lain, semakin tinggi pendidikan minat mendengarkan radio semakin rendah. Pontianak Singaraja Bandar Lampung kurang dari 1 jam 1 3 jam 3 5 jam lebih dari 5 jam Grafik 11 Rata Rata Mendengarkan Pro 2 Executive Summary 11

13 Selanjutnya, dari waktu yang tidak terlalu lama itu, prime time mendengarkan radio bervariasi dari pagi, siang, sore, dan malam hari. Pola pola waktu yang digunakan pendengar untuk Pro 1 dan Pro 2 berbeda secara signifikan di beberapa kota. Hal itu ditentukan oleh waktu luang masing masing. Di,, dan juga, waktu favoritnya adalah pagi hari, yakni pukul Di kota kota, waktu favorit untuk Pro 1 relatif lebih menyebar. Dalam arti, bahwa mereka banyak mendengarkan di waktu pagi, siang, sore, dan malam dalam persentase yang tidak berbeda secara signifikan. Singaraja 14.74% 23.16% 15.94% 14.49% Pontianak 21.80% 15.04% 23.90% 22.01% 7.34% 25.69% Lampung 12.37% 21.51% 13.74% 49.62% 15.44% 38.93% 16.50% 18.45% 11.76% 49.26% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul Grafik 12 Waktu Favorit Mendengarkan Pro 2 Berbeda dengan Pro 1, terdapat kecenderungan di mana pendengar Pro 2 lebih menyukai mendengarkan radio sore hingga malam hari. Tampaknya, hal ini disesuaikan kegiatan sekolah/kuliah yang lebih banyak dilakukan pada pagi hingga siang hari. Baik di Pontianak,,, Singaraja,,, dan juga Bandar Lampung menempatkan sore malam hari sebagai waktu favorit, yakni pukul Waktu favorit kedua bervariasi antara pukul dan pukul Hanya di dan di mana waktu favorit adalah pagi hari, yakni pukul Di, persentasenya sangat mencolok, di urutan berikutnya adalah sore hingga malam hari (pukul ). Di dan, waktu favorit kedua adalah pagi hari, yakni pukul Sementara untuk Singaraja dan, waktu favorit kedua adalah pukul Di, waktu favoritnya jauh lebih menyebar sehingga semakin menyulitkan bagi pengelola program acara. Waktu yang menyebar berarti bahwa waktu yang sedikit untuk mendengarkan radio itu semakin menyebar di waktu waktu pagi hingga malam hari dibandingkan dengan yang terfokus. Prime time yang fokus akan memudahkan pengelola untuk membuat program unggulan di waktu waktu tersebut dibandingkan dengan waktu yang menyebar. Executive Summary 12

14 Pontianak Singaraja Bandar Lampung Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul Grafik 13 Waktu Favorit Mendengarkan Pro 2 Meskipun radio tidak lagi didengarkan secara tradisional menggunakan radio transistor tapi rumah tampaknya tetap menjadi favorit bagi responden. Ini berlaku tidak hanya untuk Pro 2, tapi juga Pro 1. KEBUTUHAN PENDENGAR PRO 1 DAN PRO 2 Kebutuhan akan berita/informasi Seperti dapat dilihat pada grafik 15, kebutuhan kebutuhan informasi pendengar Pro 1 sangat beragam. Berita pendidikan tetap yang paling tinggi, dan muncul di hampir semua daerah diikuti dengan berita olah raga. Temuan ini mirip dengan kebutuhan informasi Pro 2. Hanya saja, kebutuhan informasi Pro 1 jauh lebih beragam variasinya. Di luar itu, seperti ditunjukkan di kota kota seperti dan, pendengar usia dewasa ini sangat menikmati berita berita politik dan pemerintahan. Kebutuhan informasi untuk topik ini hampir tidak muncul di Pro 2. Hanya di, di mana pendengar Pro 2 menyukai berita politik dan pemerintahan. Executive Summary 13

15 Singaraja 15.79% 15.79% 16.84% 11.59% 13.77% 11.59% Pontianak 24.06% 11.95% 17.43% 11.28% 3.01% 16.98% 8.18% 5.50% 22.02% Pendidikan Olahraga Selebriti/public figure Ekonomi dan bisnis Lampung 19.89% 12.98% 11.83% 22.90% 11.83% 12.98% politik dan pemerintahan Hukum dan kriminal Kesehatan % 14.09% 8.05% Sosial kebudayaan 15.53% 5.83% 4.85% Keagamaan 13.60% 27.94% 14.71% 0% 20% 40% 60% 80% 100% Grafik 14 Kebutuhan Berita dan Informasi di Pro 1 Kebutuhan berita dan informasi untuk Pro 1 dan Pro 2 memang terdapat perbedaan, tapi perbedaan untuk perbedaan itu tidak mencolok kecuali untuk berita olah ragaa di mana persentasenya cukup tinggi Pro 2. Anak anak muda sebagaimana segmen Pro 2 lebih banyak menyukai berita berita olah raga. Hanya di, berita olah raga tidak muncul sebagai yang paling dibutuhkan responden. Sebaliknya, dan ini agak unik, berita selebritas justru menempati posisi tertinggi baru kemudian diikuti oleh ekonomi bisnis dan pendidikan. Di luar informasi olah raga, informasi pendidikan menjadi yang paling dibutuhkan. Bahkan, dengan beragam variasi, berita dan informasi pendidikan menjadi satu Tampaknya, ada kesadaran kuat di kalangan anak muda yang sebagian besar pelajar/ /mahasiswa untuk satunya tema berita dan informasi yang secara konsisten muncul di sepuluh kota yang diteliti. mengetahui informasi informasi pendidikan. Executive Summary 14

16 Singarajaa Pontianak Lampung 23.47% 13.46% 23.01% 24.00% 18.18% 25.00% 16.47% 25.58% % 23.33% 23.47% 13.27% % 18.27% 16.81% 14.16% 28.00% 16.00% 18.18% 11.36% 22.37% 18.42% 20.00% 14.73% 22.31% 10.85% 20.00% 17.69% 23.33% Pendidikan Olahraga Selebriti Kesehatan Sosial Kebudayaan Ekonomi Bisnis Politik dan Pemerintahan Grafik 15 Kebutuhan Berita dan Informasi Pro 2 Kebutuhan Siaran Musik Untuk musik, tidak adaa temuan temuan penelitian yang mencolok di sepuluh kota. Musik pop dan musik dangdut menjadi yang paling banyak diinginkan oleh responden. Di sini, ada perbedaan signifikan antara Pro 1 dan Pro 2 dalam hal musik sesuai dengann selera dan kelas sosialnya. Di beberapa kota, di Pro 1, musik dangdut menempati posisi tertinggi sebagai jenis musik yang paling ingin didengarkan, baru kemudian musik pop dan jenis jenis musik lainnya. Ini berbeda dengann Pro 2 dimana sebagian besar menempatkan musik pop sebagai pilihan utama. Ia selalu menjadi jenis musik yang paling diinginkan pendengar. Menariknya, selain musik pop dan dangdut, musik etnik juga banyak mendapatkan peminatnya di Pro 2. Di semua kota, jenis musik ini selalu ditempatkan di urutan ketiga. EVALUASI TERHADAP PROGRAM SIARAN PRO 1 DAN PRO 2 Secara mum, evaluasi mengenai program Pro 1 dan Pro 2 tidak mengandung banyak masalah. Dalam arti, sebagian besar untuk program siaran musik, informasi, penyiar, dan juga kualitas suara dinilai memuaskan oleh responden. Ini berarti bahwa program siaran Pro 1 dan Pro 2 sudah relatif memuaskan bagi responden meskipun ada yang perlu diperhatikan, yakni respondenn yang menyatakan biasaa saja. Meskipun sebagian besar menyatakan puas, tapi yang menyatakan biasa saja untuk berita dan informasi, musik, penyiar, dan juga kualitas suara relatif tinggi, yakni sekitar 20%. Tentu saja, hal ini harus diperhatikan dengan baik karena ketika responden menyatakann biasa saja berarti tidak ada keistimewaan baik dalam berita dan informasi, penyiar, musik, dan juga kualitas suara. Dengan demikian, perlu ada perbaikan pada aspek aspek tersebut. Sementara itu, untuk keunggulan Pro 1 dan Pro 2, tampak bahwaa untuk Pro 1 hampir semuanya menyatakan di program berita dan informasi sebagai keunggulan utama, sedangkan Pro 2 pada musiknya. Hanya di dan di mana berita dan informasi ditempatkan sebagai keunggulan utama Pro 2. Executive Summary 15

17 Temuan yang mungkin layak mendapatkan perhatian justru pada pengetahuan pendengar terhadap slogan Pro 1 dan Pro 2. Pengetahuan atas slogan Pro 1 dan Pro 2 ternyata sangat lemah. Untuk Pro 1, hanya di di mana pengetahuan pendengar atas slogan Pro 1 sangat bagus. Di kota ini, persentasenya mencapai 71,69%. Namun, di kota kota lain, persentase tertinggi justru yang tidak mengetahui. Di, persentase pendengar yang tidak mengetahui slogan Pro 1 mencapai 91,30%, sedangkan di,, Singaraja, dan juga Pontianak mencapai di atas atau sama dengan 70%. Ini mengindikasikan kurangnya sosialisasi. Singaraja Pontianak Lampung 30.00% 8.70% 21.80% 19.50% 15.60% 21.37% 22.15% 28.31% 43.01% 41.75% 56.45% 58.25% 70.00% 91.30% 78.20% 80.50% 84.40% 78.63% 75.84% 71.69% tidak tahu tahu 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% % Grafik 16 Pengetahuan Atas Slogan Pro 1 Pada Pro 2, juga hanya di di mana pengetahuan atas slogan Pro 2 sangat tertinggi. Ini selaras dengan popularitas RRI di kota ini. Di, pengetahuan responden mengenai slogan Pro 2 mencapai 80%. Hal yang sama juga terjadi di Bandar Lampung dan, tapi dalam persentase yang jauh lebih kecil. Di, pengetahuan atas slogan Pro 2 mencapai 58%, sedangkan di Bandar Lampung mencapai 61.84%. Selebihnya, seperti di Singaraja dan, antara yang tahu dan tidak tahu berimpit atau berimbang. Di Pontianak,,,, dan jumlah pendengar yang mengetahui slogan Pro 2 bahkan lebih rendah. Di kota kota ini, sebagian besar responden justru tidak mengetahui slogan Pro 2. Jika slogan merupakan sesuatu yang penting, tentu hal ini harus lebih diperhatikan oleh penyiar dan pengelola masing masing saluran. Executive Summary 16

18 Pontianak Singaraja Tidak Tahu Tahu Bandar Lampung Grafik 17 Pengetahuan Atas Slogan Pro 2 Rekomendasi Umum Penelitian Dari temuan pokok penelitian di sepuluh kota, rekomendasi umum penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, waktu yang digunakan untuk mendengarkan radio tidaklah banyak, dan di antara waktu yang tidak banyak itu ada waktu waktu yang paling banyak digunakan untuk mendengarkan Pro 1 dan Pro 2. Oleh karena itu, penting kiranya untuk memfokuskan seluruh energi yang ada untuk membuat acara bagus di waktu waktu prime time. Misalnya, pada waktu antara pukul untuk pendengar Pro 2, penyiar yang ditugaskan pada jam jam itu adalah penyiar terbaik. Musiknya pun yang terbaik, dalam arti yang paling pas dengan waktu dan kebutuhan pendengar. Peran MD perlu lebih dimaksimalkan di waktu waktu prime time. Kemudian, oleh karena kebutuhan berita dan informasi tidak bisa dihindarkan, pada waktu prime time ini, perlu disiapkan berita dan informasi yang up to date, terutama mengenai pendidikan mengingat kebutuhan informasi inilah yang paling banyak dibutuhkan, baru kemudian berita olah raga atau ekonomi dan bisnis atau juga politik dan pemeritahan seperti dalam kasus. Kedua, penting melakukan usaha usaha yang ditujukan untuk mengantisipasi perkembangan teknologi. Sebagaimana ditunjukkan dalam penelitian ini, telah terjadi pergeseran cara orang mendengarkan radio. Saat ini, banyak orang mendengarkan radio dengan menggunakan handphone dibandingkan dengan radio transistor. Untuk Pro 1, radio transistor masih dominan digunakan, tapi tidak untuk Pro 2. Dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan, pergeseran ini akan berlangsung semakin signifikan dan karenanya perlu usaha usaha untuk mengantisipasi perubahan tersebut. Misalnya, bagaimana membuat radio menjadi lebih intim karena ketika seseorang mendengarkan radio dengan menggunakan handphone sifatnya menjadi jauh lebih personal. Executive Summary 17

19 Ketiga, pentingnya dilakukan penelitian yang lebih mendalam. Penelitian yang dimaksudkan di antaranya untuk mengetahui jenis jenis musik pop dan jenis jenis informasi secara lebih spesifik. Penelitian ini hanya memberikan gambaran besar atas beragam musik dan informasi yang paling dibutuhkan pendengar Pro 1 dan Pro 2. Namun, genre musik pop itu sendiri sangatlah banyak sehingga perlu dikaji lebih mendalam, terutama disesuaikan dengan waktu pemutarannya. Begitu juga dengan jenis berita dan informasi. Sebagai contoh, berita dan informasi pendidikan mencakup dimensi yang luas, seperti biaya, informasi pendaftaran sekolah dan syarat syaratnya, kualifikasi pendidikan yang bagus, kebijakan pemerintah, dan sebagainya. Dalam konteks ini, penting bagi Pro 1 dan Pro 2 untuk mempertajam penelitian ini dengan membuat penelitian lanjutan. Penelitian itu bisa dilakukan dengan survei ataupun FGD. Executive Summary 18

Tabel 1. Waktu Mendengarkan Radio. Medan Pekanbaru Palembang Banjarmasin Makassar Manado

Tabel 1. Waktu Mendengarkan Radio. Medan Pekanbaru Palembang Banjarmasin Makassar Manado EXECUTIVE SUMMARY Urgensi riset khalayak bagi lembaga penyiaran publik seperti RRI bisa dilihat dalam dua hal. Pertama, khitah lembaga penyiaran publik adalah melayani publik atau masyarakat dalam pengertian

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY RISET PENDENGAR RRI TAHAP I DI LIMA KOTA (BANDUNG, SEMARANG, YOGYAKARTA, DENPASAR DAN SURABAYA)

EXECUTIVE SUMMARY RISET PENDENGAR RRI TAHAP I DI LIMA KOTA (BANDUNG, SEMARANG, YOGYAKARTA, DENPASAR DAN SURABAYA) EXECUTIVE SUMMARY RISET PENDENGAR RRI TAHAP I DI LIMA KOTA (BANDUNG, SEMARANG, YOGYAKARTA, DENPASAR DAN SURABAYA) TIM PENELITI PUSTLIBANGDIKLAT LPP RRI PENANGGUNG JAWAB Awanda Erna KETUA PENELITIAN Dedi

Lebih terperinci

RISET PENDENGAR RRI DI ENAM KOTA

RISET PENDENGAR RRI DI ENAM KOTA RISET PENDENGAR RRI DI ENAM KOTA (MEDAN, PEKANBARU, PALEMBANG, MAKASSAR, BANJARMASIN, MANADO) PENANGGUNG JAWAB Awanda Erna KETUA Dedi Suparman SEKRETARIS Diran PENELITI Puji Rianto Anna Susilaningtias

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khalayak selalu berusaha untuk secara berkala menggunakan berbagai media

BAB I PENDAHULUAN. khalayak selalu berusaha untuk secara berkala menggunakan berbagai media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti diketahui saat ini penggunaan berbagai jenis media massa mengalami berbagai peningkatan. Tingginya kebutuhan informasi ini membuat khalayak selalu berusaha

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Timur Kalimantan Tengah. Radio GDS FM berdiri tahun 2008, yang

BAB II DISKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Timur Kalimantan Tengah. Radio GDS FM berdiri tahun 2008, yang BAB II DISKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Radio GDS FM. Radio GDS FM adalah Stasiun Radio Gema Duta Suara yang beralamat di Jalan. R. Soesilo No. 30 Ampah, Kecamatan Dusun Tengah, Kabupaten Barito Timur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu yang dirasakan oleh khalayak

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu yang dirasakan oleh khalayak BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Uses and Gratification merupakan salah satu pendekatan yang menekankan pada penggunaan media bergantung pada kepuasan, kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu

Lebih terperinci

BAB IV RRI KOTA PALEMBANG

BAB IV RRI KOTA PALEMBANG BAB IV RRI KOTA PALEMBANG A. Profil Kota Palembang 1. Kondisi Geografis Palembang merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia dan secara geografis terletak antara 2 o 52 sampai 3 o 5 Lintang Selatan

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN RISET MEDIA DAN KHALAYAK TINGKAT KETERTARIKAN MASYARAKAT INDONESIA TERHADAP SUATU GENRE MUSIK (BEAT TV)

PROPOSAL PENELITIAN RISET MEDIA DAN KHALAYAK TINGKAT KETERTARIKAN MASYARAKAT INDONESIA TERHADAP SUATU GENRE MUSIK (BEAT TV) PROPOSAL PENELITIAN RISET MEDIA DAN KHALAYAK TINGKAT KETERTARIKAN MASYARAKAT INDONESIA TERHADAP SUATU GENRE MUSIK (BEAT TV) DISUSUN OLEH: ANDREW ALEXIS. N TUBAGUS ADITYA NUGRAHA Universitas Al Azhar Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media informasi yang berkaitan dengan masyarakat pada zaman yang modern saat

BAB I PENDAHULUAN. Media informasi yang berkaitan dengan masyarakat pada zaman yang modern saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media informasi yang berkaitan dengan masyarakat pada zaman yang modern saat ini sangat menunjang mobilitas dan gaya hidup konsumen. Konsumen cenderung memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan berkembangnya teknologi komunikasi yang begitu cepat menyebabkan masyarakat memiliki kemudahan dalam mengakses informasi yang diinginkan, tanpa batasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SEGMENTASI PENDENGAR RADIO DAIS FM SEMARANG

BAB IV ANALISIS SEGMENTASI PENDENGAR RADIO DAIS FM SEMARANG BAB IV ANALISIS SEGMENTASI PENDENGAR RADIO DAIS FM SEMARANG A. Analisis Data Penelitian Pada awal perkembangan industri penyiaran di Indonesia, pengelola media penyiaran pada umumnya membidik audien hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan tersedia di semua tempat (Vivian, 2008:148). Saat ini, radio menjadi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan tersedia di semua tempat (Vivian, 2008:148). Saat ini, radio menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Radio adalah medium massa tertua di dunia, banyak digunakan oleh masyarakat, dan tersedia di semua tempat (Vivian, 2008:148). Saat ini, radio menjadi medium

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN Karakteristik umum responden beras organik SAE diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, jumlah anggota keluarga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti akan menjabarkan hasil penelitian yang di peroleh dari lapangan dan juga melakukan pembahasan berdasarkan atas data yang di peroleh dari 97

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR 6.1 Karakteristik Pengunjung Karakteristik pengunjung dalam penelitian ini dilihat dari jenis kelamin, lokasi dan tempat tinggal, status

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. sebuah sarana penerangan luar negeri (Over Seas Broadcasting System) yang telah

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. sebuah sarana penerangan luar negeri (Over Seas Broadcasting System) yang telah BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Profil Perusahaan Siaran Luar Negri Radio Republik Indonesia (SLN-RRI) yang lebih dikenal dengan nama Suara Indonesia atau The Voice Of Indonesia adalah sebuah sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka Pemerintah Kota Metro sejak tahun 2010 telah mencanangkan Program

BAB I PENDAHULUAN. maka Pemerintah Kota Metro sejak tahun 2010 telah mencanangkan Program BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan Visi Kota Metro menjadi Kota Pendidikan maka Pemerintah Kota Metro sejak tahun 2010 telah mencanangkan Program Jam Belajar Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas sehingga dapat diproduksi, didistribusikan, dan direproduksi dalam jumlah besar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu strategi pemasaran yang efektif yaitu melalui promosi. Promosi merupakan

I. PENDAHULUAN. Salah satu strategi pemasaran yang efektif yaitu melalui promosi. Promosi merupakan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dalam menjalankan kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini perkembangan teknologi sangat berkembang pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini perkembangan teknologi sangat berkembang pesat 2 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern ini perkembangan teknologi sangat berkembang pesat khususnya perkembangan televisi dan radio. Banyaknya muncul radio dan televisi baru ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya The Wireless Telegraph Company yang didirikan oleh seorang

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya The Wireless Telegraph Company yang didirikan oleh seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia. Dalam kegiatan sehari-harinya manusia tidak lepas dari komunikasi, baik secara verbal maupun secara non

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat baik secara lisan maupun tertulis. Manusia akan mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat baik secara lisan maupun tertulis. Manusia akan mengalami BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bahasa adalah sarana utama dalam berkomunikasi di dalam masyarakat baik secara lisan maupun tertulis. Manusia akan mengalami kesulitan berkomunikasi tanpa bahasa. Bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal yang mendasar yang diperlukan manusia dalam hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan

Lebih terperinci

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Uses and Gratification adalah teori yang menjelaskan bahwa orang secara aktif mencari media dan muatan (isi) tertentu untuk menghasilkan sebuah kepuasan (West dan H.

Lebih terperinci

Nanda Agus Budiono/ Bonaventura Satya Bharata, SIP., M.Si

Nanda Agus Budiono/ Bonaventura Satya Bharata, SIP., M.Si Faktor-faktor Pendorong Orang Menonton Program Berita Liputan 6 di SCTV (Studi Eksplanatif-Kuantitatif Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Kampung Sudagaran Kelurahan Tegalrejo Yogyakarta Menonton Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada empat macam golongan media, antara lain media antarpribadi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat akan informasi saat ini sangat tinggi. Informasi menjadi sebuah aspek yang sangat penting karena dapat memberikan perkembangan perkembangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Komunikasi merupakan hal pokok yang dilakukan manusia dalam keseharian, untuk mengetahui dan mengungkap berbagai gejala sosial dalam suatu interaksi sosial. Salah satu saluran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peran suatu media. Media massa kini berkembang pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peran suatu media. Media massa kini berkembang pesat seiring 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia yang semakin dinamis membuat perkembangan informasi semakin cepat dan mudah untuk diterima oleh masyarakat. Kebutuhan masyarakat akan adanya informasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. elektronik seperti televisi, internet, maupun radio. Radio adalah. memperoleh informasi dengan cepat sehingga meniadakan jarak,

BAB I PENDAHULUAN. elektronik seperti televisi, internet, maupun radio. Radio adalah. memperoleh informasi dengan cepat sehingga meniadakan jarak, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu fenomena baru dalam masyarakat, akan media massa baik media massa cetak seperti majalah atau tabloid, koran,

Lebih terperinci

BAB I. komunikasi membuat berbagai macam informasi dan berita bisa dengan mudah. perkembangan teknologi komunikasi yaitu perkembangan media massa.

BAB I. komunikasi membuat berbagai macam informasi dan berita bisa dengan mudah. perkembangan teknologi komunikasi yaitu perkembangan media massa. BAB I 1.1 Latar belakang Perkembangan zaman menyebabkan perkembangan dari segala disiplin ilmu, salah satunya yaitu perkembangan teknologi komunikasi. Perkembangan teknologi komunikasi merupakan andil

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia saat ini sedang mengalami kemajuan, walaupun perkembangan tersebut dirasakan memiliki ketimpangan atau ketidakseimbangan pada pemerataan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merek merupakan hal yang tidak asing dalam kehidupan manusia sehari-hari. Ada begitu banyak pilihan produk dan jasa dengan merek yang beragam tersedia untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi berbagai kebutuhan di setiap aspek kehidupan. Berkembangnya sebuah masyarakat juga berasal dari komunikasi baik yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi berbagai kebutuhan di setiap aspek kehidupan. Berkembangnya sebuah masyarakat juga berasal dari komunikasi baik yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi menjadi komponen penting dalam kehidupan bermasyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan di setiap aspek kehidupan. Berkembangnya sebuah masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia ini semua makhluk hidup pasti akan selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan hidupnya, tak terkecuali manusia. Akan tetapi berbeda dengan makhluk hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zaman sekarang ini ditemukan berbagai jenis peralatan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zaman sekarang ini ditemukan berbagai jenis peralatan teknologi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Zaman sekarang ini ditemukan berbagai jenis peralatan teknologi yang membuat manusia lebih mudah, baik dalam bekerja, memenuhi kebutuhan hidup dan komunikasi. Diantara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi tersebut dapat dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan jaman saat ini, teknologi sekarang ini semakin berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan informasi dan hiburan yang terlengkap, tercepat, dan terakurat. alternatif untuk mendapatkan hiburan dan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan informasi dan hiburan yang terlengkap, tercepat, dan terakurat. alternatif untuk mendapatkan hiburan dan informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di masa sekarang ini, kebutuhan masyarakat akan informasi dan hiburan sudah menjadi hal yang tidak dapat ditawar lagi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, media

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media komunikasi massa yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi menjadi primadona

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Uses and Gratification sangat menonjolkan sisi audiens sebagai pihak yang paling aktif menentukan pilihan media mana yang hendak digunakan. Teori Uses and Gratification

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan media massa di era globalisasi semakin pesat khususnya media elektronik televisi; hal ini dilihat dari munculnya berbagai macam stasiun televisi swasta

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERAKTUALISASI DIRI DAN KONFLIK PERAN DENGAN CITRA DIRI. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERAKTUALISASI DIRI DAN KONFLIK PERAN DENGAN CITRA DIRI. Skripsi HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERAKTUALISASI DIRI DAN KONFLIK PERAN DENGAN CITRA DIRI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1 Diajukan oleh : Rachmat Al Fajar F 100 950 017 /

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era saat ini, masyarakat modern dituntut untuk mendapatkan sebuah informasi yang aktual dan akurat. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui beberapa media penyiaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan berbagai acara menarik yang dimiliki oleh masing-masing channel

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan berbagai acara menarik yang dimiliki oleh masing-masing channel 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Televisi merupakan sarana informasi dan komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual atau penglihatan. Beberapa iklan dan hiburan disiarkan di dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat jaman sekarang membutuhkan suatu media massa seperti surat kabar, majalah, buku, radio, TV, dan film. Media massa memiliki arti yang bermacam-macam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan visual memiliki berbagai macam program yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini siapa yang tidak kenal Radio Gen FM? Radio Gen FM merupakan salah satu radio yang ternama di Jakarta, Radio Gen FM berdiri dibawah PT Radio Attahiriyah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup tanpa adanya informasi dan komunikasi yang ia jalani di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. hidup tanpa adanya informasi dan komunikasi yang ia jalani di lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam masyarakat modern seperti sekarang ini, peranan dan pengaruh informasi dan komunikasi sangat terasa. Tidak ada kegiatan yang dilakukan didalam dan oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I. pendengar. Salah satu anak perusahaan RRI adalah radio RRI programa 2, yang

BAB I. pendengar. Salah satu anak perusahaan RRI adalah radio RRI programa 2, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Radio Republik Indonesia didirikan pada tanggal 11 September 1945. RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang independent, netral dan tidak komersial berfungsi

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 1.Strategi Program Acara Radio Angkringan FM

BAB IV PENUTUP. 1.Strategi Program Acara Radio Angkringan FM 74 BAB IV PENUTUP A.Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka kesimpulannya adalah : 1.Strategi Program Acara Radio Angkringan FM Radio komunitas menurut pengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap individu berusaha untuk mengenal dan mencari jati dirinya, mengetahui tentang orang lain, dan mengenal dunia luar atau selalu mencari tahu mengenai

Lebih terperinci

BAB VI KESESUAIAN AGENDA RADIO MEGASWARA DENGAN AGENDA PENDENGAR

BAB VI KESESUAIAN AGENDA RADIO MEGASWARA DENGAN AGENDA PENDENGAR 62 BAB VI KESESUAIAN AGENDA RADIO MEGASWARA DENGAN AGENDA PENDENGAR 6.1 Agenda Pendengar Agenda pendengar adalah tingkat perbedaan penonjolan suatu berita menurut opini pendengar dan pengetahuan mereka.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran 2011/2012. Bab 1 ini mencakup latar belakang masalah penelitian,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran 2011/2012. Bab 1 ini mencakup latar belakang masalah penelitian, 2 BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab 1 peneliti memaparkan yang menjadi pendahuluan penelitian Studi tentang Register Penyiar Radio sebagai Bahan Pembelajaran Berbicara serta Pelaksanaannya pada Siswa Kelas X

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN OBYEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN OBYEK PENELITIAN 4.1 Profil Pangarsa Pangarsa merupakan paguyuban pendengar radio di Salatiga dan sekitarnya. Pangarsa didirikan pada tanggal 12 Mei 2007, dan dicetuskan oleh 6 orang. Mereka

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen RM Wong Solo yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penerimaan per bulan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah dilakukan mengenai analisis karakteristik profil pemirsa JTV melalui segmentasi, preferensi dan penentuan posisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang dengan cepat dan pesat. Semakin maju kemampuan teknologi maka juga berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan canggih membuat lahirnya berbagai cara komunikasi baru antar sesama manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. dan canggih membuat lahirnya berbagai cara komunikasi baru antar sesama manusia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu dan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan canggih membuat lahirnya berbagai cara komunikasi baru antar sesama manusia yang dimana

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab 5 ini, peneliti memaparkan hasil simpulan dan saran. Simpulan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab 5 ini, peneliti memaparkan hasil simpulan dan saran. Simpulan 522 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab 5 ini, peneliti memaparkan hasil simpulan dan saran. Simpulan dan saran dipaparkan berdasarkan temuan penelitian dalam menjawab rumusan masalah yang dijabarkan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan aktivitas komunikasi sehari-hari, setiap individu membutuhkan berbagai informasi. Pakar komunikasi Kincaid dan Schramm menegaskan bahwa untuk dapat

Lebih terperinci

BAB VI KOTA MAKASSAR A. Profil KOta Makasar 1. Letak dan Kondisi Geografis

BAB VI KOTA MAKASSAR A. Profil KOta Makasar 1. Letak dan Kondisi Geografis BAB VI KOTA MAKASSAR A. Profil KOta Makasar 1. Letak dan Kondisi Geografis Kota Makassar (kadang dieja Macassar, Mangkasar; dari 1971 hingga 1999 secara resmi dikenal sebagai Ujungpandang atau Ujung Pandang)

Lebih terperinci

i. Mengetahui awareness masyarakat terhadap layanan ULPK BPOM; ii. Mengetahui sumber informasi Contact Center HALO BPOM ;

i. Mengetahui awareness masyarakat terhadap layanan ULPK BPOM; ii. Mengetahui sumber informasi Contact Center HALO BPOM ; 1. Penyelenggaraan Evaluasi Kepuasan Konsumen Penyelenggaraan Evaluasi Kepuasan Konsumen tahun 2015 diselenggarakan oleh PT. Sigma Research Indonesia dengan waktu pelaksanaan Agustus - Oktober 2015. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari media cetak, media elektektronik dan media internet. media komunikasi yang berisikan informasi aktual dari berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. dari media cetak, media elektektronik dan media internet. media komunikasi yang berisikan informasi aktual dari berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang menggunakan komunikasi dalam proses interaksi terhadap sesama. Komunikasi terdapat sebuah media massa yang berisikan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap stasiun radio harus memiliki program siaran yang dikemas sedemikian rupa agar menarik perhatian dan didengar sebanyak mungkin oleh pendengar. Program siaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG

BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG 74 BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG 4.1. Analisis Proses Siaran Dakwah Pada Program Acara Zona Religi di RRI (Radio Republik Indonesia) Pro 2 Semarang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi media penyampaian informasi yang paling digemari oleh masyarakat. Melalui televisi, masyarakat tidak hanya mendapatkan informasi tetapi juga pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat dengan LPP RRI adalah satu-satunya radio yang menyandang nama negara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu dari media komunikasi penyiaran yang efektif

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu dari media komunikasi penyiaran yang efektif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radio merupakan salah satu dari media komunikasi penyiaran yang efektif karena dapat menembus berbagai lapisan masyarakat. Radio sering ditempatkan sebagai sahabat

Lebih terperinci

Kop Surat Lembaga Penyiaran

Kop Surat Lembaga Penyiaran http://sarifudin.com/ Kop Surat Lembaga Penyiaran Nomer Parihal Lampiran : (nomor surat keluar) : Permohonan Izin Peyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Komunitas Jasa Penyiaran Radio/Televisi : 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Komunikasi mempunyai peran penting bagi manusia untuk berinteraksi dan saling berhubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dipermudah dalam segala hal, termasuk melakukan kegiatan sehari-hari. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dipermudah dalam segala hal, termasuk melakukan kegiatan sehari-hari. Hal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era perkembangan teknologi saat ini, hampir semua lapisan masyarakat sangat dipermudah dalam segala hal, termasuk melakukan kegiatan sehari-hari. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses komunikasi, dalam hal ini sebagai media massa. Radio mempunyai sifat khas yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Radio, sebagai sebuah media komunikasi, telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Seperti halnya media komunikasi massa pada umumnya, radio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebutuhan masyarakat akan informasi dan hiburan membuat para pencari informasi memilih media yang dapat diandalkan untuk mendapatkan informasi yang aktual.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Setiap usaha dan tindakan manusia selalu berlandaskan motif. Motif menjadi alasan untuk mengerjakan atau melakukan sesuatu, seperti kegiatan belajar, bekerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber inspirasi dan keuntungan bagi para penggunanya, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber inspirasi dan keuntungan bagi para penggunanya, hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi telekomunikasi saat ini sangat dirasakan semakin cepat dan menjadi bagian terpenting dari suatu masyarakat, Komunikasi pun dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya.sebagai mahluk sosial manusia tidak bisa hidup sendiri dan selalu. Seiring dengan perkembangnya jaman dan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya.sebagai mahluk sosial manusia tidak bisa hidup sendiri dan selalu. Seiring dengan perkembangnya jaman dan kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah hal yang mendasar yang diperlukan manusia dalam hidupnya.sebagai mahluk sosial manusia tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media penyiaran berkembang semakin pesat. Tidak hanya di kota besar seperti kota Jakarta, namun perkembangan media penyiaran juga dirasakan di wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21 ini, dapat dirasakan dengan jelas bahwa persaingan bisnis kian kompetitif dan berdampak pada seluruh pelaku bisnis yang ada. Pelaku bisnis

Lebih terperinci

2) Apakah pekerjaan Anda saat ini? Wiraswasta Pegawai negeri Pegawai Swasta Profesional Pensiunan

2) Apakah pekerjaan Anda saat ini? Wiraswasta Pegawai negeri Pegawai Swasta Profesional Pensiunan LAMPIRAN I. Kuesioner Riset Pendahuluan Beri tanda silang (X) pada pilihan jawaban Anda 1) Apakah jenjang pendidikan terakhir Anda? SD SLTP SLTA Diploma Sarjana Pascasarjana Lainnya, sebutkan. 2) Apakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan juga berdiri untuk meraih pendengar sebanyak-banyaknya,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan juga berdiri untuk meraih pendengar sebanyak-banyaknya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran radio swasta menjadi sumber hiburan dan informasi bagi masyarakat, dan juga berdiri untuk meraih pendengar sebanyak-banyaknya, sehingga aspek ratting sangat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Musik dangdut merupakan sebuah genre musik yang mengalami dinamika di setiap jamannya. Genre musik ini digemari oleh berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Berkembangnya dangdut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, emosi, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki

BAB I PENDAHULUAN. cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini industri di setiap negara tumbuh dan berkembang dengan cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki pasar membuat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap instansi atau perusahaan membutuhkan seorang public relations karena peran dan fungsinya yang sangat penting dalam melakukan aktivitasnya tersebut. Dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia pertelevisian di Indonesia merupakan dunia baru bagi masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia pertelevisian di Indonesia merupakan dunia baru bagi masyarakat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Dunia pertelevisian di Indonesia merupakan dunia baru bagi masyarakat Indonesia, namun mampu mencuri perhatian para pemirsanya. TVRI sebagai stasiun televisi pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. televisi sebagai audio visual menjadikan pemirsa mampu menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. televisi sebagai audio visual menjadikan pemirsa mampu menyaksikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini dengan semakin canggihnya perkembangan teknologi informasi salah satunya televisi sebagai audio visual yang memanjakan pemirsa dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang sudah semakin maju ini, perkembangan teknologi dan komunikasi membuat semua lapisan masyarakat dunia mengikuti perkembangan tersebut dan menjadikan mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut berkembang. Terutama di dunia penyiaran. Hal ini berdampak dalam bidang komunikasi. Kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa ini perkembangan teknologi komunikasi telah berkembang sehingga membuat sebuah informasi bertumbuh pesat, hal ini membuat kebutuhan setiap individu terhadap

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan salah satu media penyiaran suara dan gambar yang paling banyak digunakan di seluruh pelosok dunia. Sekarang ini televisi bukan lagi barang yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENELITIAN. dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah instrument penelitian dapat

BAB IV ANALISIS PENELITIAN. dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah instrument penelitian dapat BAB IV ANALISIS PENELITIAN A. Hasil Pre-Test Pre-test dilakukan terhadap responden yang menjadi sampel penelitian. Jumlah responden yang diambil untuk pre-test sebanyak 30 orang. Pre-test dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ke komunikan. Media massa yang terdiri dari media cetak dan elektronik dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. ke komunikan. Media massa yang terdiri dari media cetak dan elektronik dapat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah sarana untuk menyebarkan pesan dari komunikator ke komunikan. Media massa yang terdiri dari media cetak dan elektronik dapat membantu kita untuk

Lebih terperinci

BAB III PROFIL INSTANSI MITRA. lembaga penyiaran SCTV telah melakukan transisi ke platform siaran dan

BAB III PROFIL INSTANSI MITRA. lembaga penyiaran SCTV telah melakukan transisi ke platform siaran dan BAB III PROFIL INSTANSI MITRA A. SEJARAH SCTV SCTV adalah sebuah stasiun televisi swasta nasional di Indonesia. Sebagai lembaga penyiaran SCTV telah melakukan transisi ke platform siaran dan produksi digital,

Lebih terperinci

RESUME PRAKTEK PENELITIAN KOMUNIKASI HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON PROGRAM KUTHANE DEWE DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN ISI BERITA YANG DIDAPAT

RESUME PRAKTEK PENELITIAN KOMUNIKASI HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON PROGRAM KUTHANE DEWE DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN ISI BERITA YANG DIDAPAT RICKY YUNIAR WILDAN D2C605137 RESUME PRAKTEK PENELITIAN KOMUNIKASI HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON PROGRAM KUTHANE DEWE DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN ISI BERITA YANG DIDAPAT Di era informasi ini, kebutuhan untuk

Lebih terperinci