BAB II KAJIAN PUSTAKA
|
|
- Hartono Sudirman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah model yang menggunakan kinerja secara diskusi atau kelompok. Hal ini didukung oleh para pendapat para ahli Arihi, L. S (2009) dalam Iru dan Ode ( 2012:47) menjelaskan bahwa : Menegaskan pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan model pembelajaran dalam kelompok- kelompok kecil, dengan anggota kelompok 3-5 orang, yang dalam menyelesaikan tugas kelompoknya setiap anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi, sehingga setiap siswa selain mempunyai tanggung jawab individu, tanggung jawab berpasangan, juga mempunyai tanggung jawab kelompok. Sedangkan menurut pendapat yang dikemukakan, Stahl (1999) dalam Iru dan Ode (2012:47) berpendapat bahwa : cooperative learning is equated with any group activity or project since all members of these groups are expected to cooperative in order to comlete their assignments. Berarti dalam pembelajaran kooperatif terjadi suatu aktifitas untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka. Berdasarkan definisi para ahli peneliti dapat menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran menggunakan kelompok-kelompok kecil dalam pelaksanaannya, sehingga kelompok dapat meyelesaikan tugas untuk saling bertukar pikiran dalam membantu mempelajari materi pelajaran Hakikat Model Pembelajaran Menurut Darsono (2000:1), belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan potensi-potensinya yang dibawa sejak 5
2 6 lahir. Model pembelajaran berartikan pola-pola pembelajaran yang dilaksanakan berdasar acuan pembelajaran tertentu secara sistematis. Pemilihan penggunaan model-model pembelajaran dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran tertentu dan disesuaikan dengan dengan materi, kemampuan siswa, karakteristik siswa dan sarana penunjang yang tersedia. Maka model pembelajaran perlu dipertimbangkan (Iru dan Ode 2012:6) Berdasarkan definisi para ahli peneliti dapat menyimpulkan bahwa hakikat belajar adalah kegiatan pembelajaran yang sistematis untuk mengembangkan potensi dalam kehidupannya Model Pembelajaran Mind Mapping Buzan pada tahun 1970 memperkenalkan Mind Mapping. Menurut Buzan (2012:4) Mind Mapping adalah cara termudah untuk mendapatkan informasi kedalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak, Mind Mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harafiah akan memetakan pikiran kita. Menurut Buzan (2012:9), mind map merupakan sarana untuk menggali kreatifitas. Mind Map menggunakan kemampuan otak akan pengenalan visual untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya. Dengan kombinasi warna, gambar, dan cabang-cabang yang melengkung, mind map lebih merangsang secara visual daripada metode pencatatan tradisonal, yang cenderung linear dan satu warna. Hal ini akan sangat memudahkan kita mengingat informasi Mind Map. Buzan (2012:15-16), Buzon menjelaskan adapun langkah-langkah dalam membuat Mind Map: (1) Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar, karena memulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar kesegala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami. (2) Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral anda karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat kita tetap terfokus, membantu kita
3 7 berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak kita. (3) Gunakanlah warna, karena bagi otak warna sangat menariknya dengan gambar. Warna membuat Mind Map lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran kreatif dan menyenangkan. (4) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua (atau tiga atau empat) hal sekaligus. Bila kita menghubungkan cabang-cabang, kita akan lebih mudah mengerti dan mengingat. Penghubungan cabang-cabang utama akan menciptakan dan menetapkan struktur dasar atau arsitektur pikiran kita. Ini serupa dengan cara pohon mengkaitkan cabang-cabangnya yang menyebar kebagian utama. Jika ada celah-celah kecil di antara batang sentral dengan cabangcabang utamanya atau diantara cabang-cabang utama dengan cabang dan ranting yang lebih kecil, alam tidak akan bekerja baik tanpa hubungan Mind Map anda, segala sesuatu (terutama ingatan dan pembelajaran) akan berantakan. Jadi buat hubungan. (5) Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus karena garis lurus akan membosankan otak dan bisa menarik bagi mata. (6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis, karena kata kunci tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada Mind Mapping. (7) Gunakan gambar seperti gambar sentral karena setiap gambar bermakna seribu kata dan akan lebih menarik. Model Mind Mapping penggunaan peta pemikiran dimana pikiran bisa terkonsep dan terarah sehingga menemukan banyak contoh praktis yang membantu merencanakan dan memunculkan ide kreatif dan memunculkan ide baru. Iru dan Ode (2012 : 65) menjelaskan pengertian Mind Mapping bahwa: Model Mind Mapping adalah menuliskan tema utama sebagai titik sentral/tengah dan memikirkan cabang-cabang atau tema turunan. Itu berarti setiap kali kita pelajari suatu hal maka fokus kita diarahkan pada apakah tema utamanya. Poinpoin penting dari tema yang utama yang sedang dipelajari,
4 8 mengembangkan dari setiap point penting tersebut dan mencari hubungan antara setiap poin. Dengan cara ini, akan mendapatkan gambaran hal-hal apa saja yang kita ketahui dan area mendapatkan gambaran hal-hal apa saja yang telah kita ketahui dan area mana saja yang masih dikuasai dengan baik. Dengan Mind Mapping maka akan tercipta pandangan yang menyeluruh terhadap pokok permasalahan. Iru dan Ode (2012 : 65) Mind Mapping harus melibatkan 1) Imajinasi (membayangkan dengan melibatkan lima indera) 2) Asosiasi (menghubungkan) 3) Repetesi (mengulang-ulang) 4) Visualisasi (menggambarkan konsep atau materi yang ada) gambar 2.1 Mind Mapping sumber Tony Buzan Kelebihan dan Kekurangan Mind Mapping Mind Mapping siswa dapat meningkatkan 78% daya ingat. Menurut Buzon (2012:6) Karena Mind Mapping dapat membantu siswa : Merencana konsep rancangan Mind Mapping, berkomunikasi antara pemikiran dengan hasil yang tertuang dalam Mind Mapping, menjadi lebih kreatif, menghemat waktu dalam proses belajar, memudahkan menyelesaikan masalah dalam proses pembelajaran, memusatkan
5 9 perhatian, menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat dengan lebih baik, belajar lebih cepat dan efisien, melihat gambar keseluruhan berarti siswa belajar sesuatu secara menyeluruh. Beberapa penerapan praktis pemetaan pikiran diulas oleh Joyce Wycoff (Ade, 2009), delapan manfaat pemetaan pikiran yang dijelaskan oleh Wycoff untuk pengembangan diri antara lain: dalam bidang penulisan, bidang manajemen projek, untuk memperkaya kegiatan curah gagasan, untuk mengefektifkan rapat, menyusun daftar tugas, melakukan presentasi yang dinamis, membuat catatan yang memberdayakan diri, untuk mengenali diri. Menurut Kinarawati (2007), kekurangan Mind Mapping ada 3, yaitu: 1) Hanya murid yang aktif yang terlibat, karena ketika diskusi kelompok murid yang aktif senantiasa mendominasi dalam pekerjaan LKS yang diberikan Guru. 2) Tidak sepenuhnya murid yang belajar, karena adanya murid yang mendominasi dalam diskusi sehingga ada murid yang lebih santai atau tidak bekerja dengan aktif sehingga tidak memberikan kontribusi. 3) Mind Map murid bervariasi sehingga guru akan kewalahan memeriksa Mind Map murid, karena jumlah Mind Mapping tergantung jumlah gambar murid dikelas itu Sintaks Model Pembelajaran Mind Mapping. Iru dan Ode (2012:66), Iru da Ode menjelaskan langkah - langkah pembelajaran kooperatif Mind Mapping, antara lain : 1) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai. 2) Guru mengemukakan konsep atau permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa melalui permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban yang diberikan. 3) Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang. 4) Tiap kelompok menginventaris atau mencatat alternatif jawaban hasil diskusi.
6 10 5) Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusi dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai informasi yang dibutuhan guru. 6) Dari data-data di papan, siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang diberikan guru Media Pembelajaran Perkembangan IPTEK menjadikan kecepatan dapat menunjang proses belajar sehingga menjadi lebih menarik dan efisien. Menurut Susilana dan Riyana (2009 : 7), mengartikan media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/software). Sedangkan menurut Azsyad (2011: 4), media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksudmaksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan membantu keefektifan proses pembelajaran dalam penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan memadatkan informasi terbukti dalam Assosiation or Education and Communication Teknologi (AECT) (Ibrahim 2012:111), mendefinisikan yaitu segala bentuk yang digunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan National Education Assosiation (NEA) (Ibrahim 2012:111), mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang digunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program pembelajaran. Berdasarkan pengertian media pembelajaran diatas dapat disimpulkan, media pembelajaran merupakan salah satu komponen pelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar
7 11 mengajar yaitu mampu diterima siswa dalam penyampaian pelajaran dengan baik. Manfaat media secara umum menurut Susilana dan Riyana (2009:9) sebagai berikut ini : 1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis. 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indera. 3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar. 4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetik. 5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama Media Gambar Menurut Musfiqon (2012:73), media gambar adalah media yang merupakan reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi, yang berupa foto atau lukisan. Dari pengertian tadi dapat diartikan media gambar adalah hasil gambar yang diolah sedemikian rupa. Sedangkan menurut Susilana dan Riyana (2009:15), media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui pencetakan atau printing atau offset". Dari pendapat diatas dapat disimpulkan media gambar adalalah media dalam bentuk dua dimensi dari hasil cetakan yang diolah seperti aslinya sehingga dapat memunculkan unsul visual dalam sebuah gambar Susilana dan Riyana (2009:16), mengemukakan kelebihan media gambar: (1) Dibandingkan dengan grafis, media foto ini lebih konkret, (2) Dapat menunjukkan perbandingan yang tepat dari objek yang sebenarnya, (3) Pembuatannya mudah dan harganya murah. Adapun syarat-syarat pemilihan media gambat/foto yang baik, seperti yang dikemukakan Helmi Hasan, dkk., (2003: 42), adalah sebagai berikut: (1) Gambar melukiskan situasi yang sebenarnya berupa kasus nyata yang diambil dari TV atau koran di sebut autentik (2) Materi sederhana yang dibuat apa adanya (sesuai dengan realitas) dan jelas
8 12 menunjukkan poin-poin pokok (pesan dan informasi) dalam gambar (3) Gambar yang digunakan dapat dilihat/diamati dengan baik, secara kelompok maupun kelas siswa masih, (4) Gambar/foto mengandung gerak atau perbuatan, menunjukkan suatu kejadian/peristiwa secara utuh Hasil Belajar. Dimyati dan Mudjiono (2009:250) hasil belajar merupakan hasil proses belajar atau proses pembelajaran. Berarti hasil belajar diperoleh yang diperoleh dari proses pembelajaran seseorang itu sendiri. Sedangkan menurut Suprijono (2009:5), hasil belajar adalah pola- pola peraturan, perbuatan nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Definisi dari pendapat para ahli dapat disimpulkan, bahwa hasil belajar adalah hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses suatu pembelajaran Hakekat IPA Permendiknas no. 22 tahun 2006 diharapkan ditingkat SD ada penekanan pembelajaran salingtemas (sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Wahyana (dalam Trianto, 2013: 136), mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangan tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Dapat disimpulkan bahwa IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif, berhubungan dengan gejala-gejala alam.
9 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tabel 2.1 Standar dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. 7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya. 7.6 Mengidentifikasikan proses daur air yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Oktoyuana Hardian Perwitasari (2012) dengan judul Penggunaan Mind Map (peta pikiran) untuk meningkatkan pembelajaran IPA kelas V SDN Bareng 5 Malang menunjukkan bahwa penerapan Mind Map dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Bareng 5 Malang. Perolehan rata-rata hasil belajar siswa meningkat, dari rata-rata refleksi awal ke siklus I sebesar 42,1% dari siklus I ke siklus II sebesar 26,7% dengan ketuntasan belajar 75%. Aktivitas belajar siswa juga meningkat dari 64,2 pada siklus I menjadi 74,4 pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 13,7%. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, refleksi dan rencana perbaikan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Bareng 5 Malang dengan jumlah siswa 28 anak. Kemudian penelitian kedua yang ditulis oleh Saifudin, Maulana Hasan (2012) dalam skripsinya yang berjudul, Upaya Peningkatan Hasil Belajar dan Kreativitas Siswa Melalui Pembelajaran Peta Konsep pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SDN 02 Tuntang Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Terjadinya peningkatan hasil belajar belajar siswa
10 14 dan kreativitas siswa kelas V SDN Tuntang 02 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui metode peta konsep yang ditandai dengan meningkatnya ketuntasan hasil belajar siswa. Persentase yang tuntas dalam belajar hanya 43,75% dan setelah adanya tindakan pada siklus I meningkat menjadi 71,88% dan pada siklus II mengalami peningkatan lagi 90,625%. Begitu juga dengan kreativitas siswa yang ditandai dengan meningkatnya tingkat fleksibilitas berfikir siswa, panjang akal, berani berpendapat, rasa ingin tahu yang cukup besar. Pembelajaran melalui metode peta konsep disajikan dalam bentuk gambar peta konsep, diskusi kelompok dan soal evaluasi. Kelebihan dari penelitian ini adalah adanya kenaikan yang signifikan dari sebelum perlakuan ke siklus I hingga silus II. Kelemahan dari penelitian ini adalah belum adanya sumber belajar. Penelitian yang saya lakukan memiliki nilai tambah dalam konteks lokal yaitu mengadaptasi dari Buzon (2012:15-16), langkah-langkah membuat Mind Mapping pada langkah ke 2 yaitu menggunakan gambar atau foto untuk ide sentral, karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat kita tetap terfokus, membantu kita berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak kita Kerangka Pikir Berdasarkan uraian para ahli dan penelitian yang relevan tadi memungkinkan untuk penggunaan Mind Mapping pada mata pelajaran IPA. Di harapkan dengan penggunaan Mind Mapping oleh guru hasil belajar dan keaktifan siswa dituntut untuk muncul, karena Mind Mapping itu memungkinkan menggabugkan hal-hal terpisah menjadi satu. Dan pemikiran menjadi terarah atau fokus pada pemikiran dan akan tercipta pembelajaran hal yang mudah diingat dalam jangka panjang.
11 15 Kondisi awal Guru Guru belum menerapkan model pembelajaran Cooperative tipe Mind Mapping. Siswa Hasil belajar IPA rendah.. Tinda kan Guru sudah menerapkan pembelajaran Cooperative tipe Mind Mapping. Siklus I Menerapkan model pembelajaran Cooperative tipe Mind Mapping Kondisi Akhir Diduga dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative tipe Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Mukira 04 Siklus II Menerapkan model pembelajaran Cooperative tipe Mind Mapping Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir 2.4. Hipotesis Berdasarkan uraian kajian teoritis dan kerangka berpikir, maka dirumuskan hipotesis penelitiannya adalah melalui model pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas V semester II SDN Mukiran 04 Kecamatan Kaliwungu, tahun pelajaran 2013/2014.
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu pengetahuan alam atau dikenal juga dengan sains menurut Bundu (2006) merupakan sejumlah proses kegiatan
Lebih terperinciMind Mapping. Ikatan Guru Indonesia Kab. Grobogan 1 Penulis Suparjan, MM. M.Pd
Mind Mapping Ikatan Guru Indonesia Kab. Grobogan 1 1. Hakikat Mind Mapping Mind Mapping atau peta pikiran adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak yang menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Tujuan pendidikan direncanakan untuk dapat dicapai dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa
Lebih terperinciMENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING
MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING Suhel Madyono Universitas Negeri Malang Alamat: Tunjung, Udanawu, Blitar, HP: 085733311038 e-mail: suhel.madyono.fip@um.ac.id Abstrak: Metode pembelajaran di SD
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori ini berisi tentang beberapa pendapat para ahli mengenai pembelajaran IPA, metode pembelajaran mind mapping, hasil belajar, penerapan mind mapping
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Media Pembelajaran Mind Mapping a. Pengertian Media Pembelajaran Mind Mapping Sadiman (dalam Rianti, 2012, h.9) menjelaskan media pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta. diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan alam, yang sering disebut juga dengan istilah pendidikan sains disingkat menjadi IPA, merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakter Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN Kalipucang Kulon Kecamatan Batang Kabupaten Batang sebanyak 2 siklus,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2005:307). Hasbullah menyatakan juga bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting bagi seluruh aspek kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan era globalisasi yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di dunia yang terbuka,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deskripsi memiliki makna gambaran. Gambaran akan suatu keadaan atau perwujudan sebuah benda atau seseorang. Mendeskripsikan adalah cara agar seorang pembaca dapat membayangkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. pada diri seseorang. Hilgard dan Bower mengatakan Perubahan sebagai
BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Hilgard dan Bower mengatakan Perubahan sebagai hasil dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, perubahan-perubahan yang cepat di luar pendidikan menjadi tantangantantangan yang harus dijawab
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Dadapayam 02 Jumlah murid di SD ini ada 117 siswa. Penelitian ini dilakukan di SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh semester II tahun pelajaran
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA PELAJARAN MATEMATIKA
UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA PELAJARAN MATEMATIKA TRI SUCI MAYANG SARI Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED ABSTRAK Penelitian ini adalah Penelitian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kreativitas a. Pengertian Kreativitas Pengertian kreativitas Menurut kemendiknas dalam Salahudin (2013:55) menjelaskan bahwa kreatif yaitu berfikir dan melakukan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh manusia. Menurut para ahli Belajar dan pembelajaran adalah salah satu
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar dan pembelajaran adalah proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada dirinya seseorang. Belajar dan pembelajaran dapat dilakukan oleh manusia.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini dideskripsikan dalam tiga kondisi yaitu kondisi awal (prasiklus), kondisi siklus I, dan kondisi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebabkan penyakit, kecelakaan, atau sebab lain yang tidak
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Tunarungu 1. Pengertian Anak Tunarungu Anak berkelainan pendengaran atau tunarungu adalah anak yang mengalami gangguan atau kerusakan pada satu atau lebih organ
Lebih terperinci2015 UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembelajaran Geografi di sekolah meliputi tiga aspek yaitu pengetahuan Geografi (geographical knowledge), keterampilan Geografi (geographical skills) dan sikap
Lebih terperinciHakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI
Oman Farhurohman 35 Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI Oleh: Oman Farhurohman 1 Abstrak Upaya dalam mengoptimalkan hasil pembelajaran, seyogyanya ketika proses pembelajaran
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon)
UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon) H. Abdul Rojak 1 1. Guru SMP Negeri 3 Kota Cirebon Abstrak Model pembelajaran kooperatif
Lebih terperinciMenggunakan Metode Peta Pikiran (mind mapping) dalam Menulis
Menggunakan Metode Peta Pikiran (mind mapping) dalam Menulis Oleh Susana Widyastuti, M.A. Disampaikan pada Seminar Metode Belajar yang Efektif Yang diselenggarakan pada Sabtu, 25 September 2010 Oleh Pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam mewujudkan suatu negara yang maju, maka dari itu orang-orang yang ada di dalamnya baik pemerintah itu sendiri atau masyarakatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang sudah bukan zamannya lagi matematika menjadi momok bagi para siswa. Hal itu dapat diatasi dengan penanganan yang tepat, salah satunya adalah menerapkan strategi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA Penelitian ini merupakan penelitian tentang peningkatan kemampuan menulis deskripsi dengan metode pembelajaran Mind Mapping pada peserta didik kelas IV SD Negeri Kutowinangun 05 Kota
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan perkembangan dan pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa bergantung pada bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan kemajuan suatu bangsa. Peran pendidikan adalah menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (2007:136) bahwa narasi berusaha menjawab: Apa yang telah terjadi? Setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Narasi sebenarnya merupakan karangan yang mudah ditulis oleh siswa karena karangan ini dikembangkan melalui kegemaran siswa dalam mendengarkan cerita atau bercerita.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap siswa SD memiliki cita-cita yang ingin dicapai ketika siswa tersebut telah dewasa. Dalam perjalanan hidupnya, setiap siswa akan melewati fase-fase perkembangan
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG Dwi Sulistyorini Abstrak: Dalam kegiatan pembelajaran menulis, siswa masih banyak mengalami kesulitan
Lebih terperinciOleh: Dewi Ekowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN METODE PETA ALUR PIKIRAN (MIND MAPPING) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Dewi Ekowati
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mind Map Mind map atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat tinggi. Informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan catatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang IPA merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena yang berupa alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis penerapan model pembelajaran mind mapping dengan gambar seri untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerolehan proses belajar di kelas tidak utuh dan tidak berorientasi tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar adalah salah satu masalah yang terjadi dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan sekolah merupakan suatu proses yang melibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) bab 1 pasal 1 disebutkan, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tanwirul Mikdas, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alasan peneliti tertarik untuk mengamati siswa tentang menulis karangan narasi siswa kelas V di SD Negeri Kamanisan kecamatan Curug kota Serang ini dikarenakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Pemahaman Pemahaman terhadap suatu pelajaran diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan 01 semester II tahun pelajaran 2015/2016, yaitu sebuah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang
I. PENDAHULUAN Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terabaikan demikian pula sebaliknya. Merosotnya kualitas pendidikan. para pendidik dan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah berupaya
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas dan kuantitas pendidikan sampai saat ini masih merupakan suatu masalah yang paling menonjol dalam setiap usaha pembaharuan sistem pendidikan nasional. Kedua
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini yang dikenal dengan era globalisasi dan teknologi informasi, adalah merupakan fakta yang tak dapat dipungkiri bahwa telah terjadi perubahan yang sangat
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGIEMPAT
PENGGUNAAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGIEMPAT Sri Indriati Hasanah dan Ukhti Raudhatul Jannah Universitas Madura E-mail: najwa_kurnadi@yahoo.com Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena manusia tidak terlepas dari berkomunikasi, Fungsi utama bahasa adalah alat untuk berkomunikasi. Dalam
Lebih terperinciPenggunaan Mind Map sebagai Instrumen Penilaian Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Konsep Sistem Reproduksi di SMPN 1 Anyar
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Penggunaan Mind Map sebagai Instrumen Penilaian Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Konsep Sistem Reproduksi di SMPN 1 Anyar 1) Suratmi, 2) Fivin Noviyanti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini sangat diperlukan guru yang kreatif dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar tidak hanya diperlukan sumber belajar dari
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) 2.1.1.1 Pengertian IPA Sains berasal dari kata "science" yang berarti ilmu. sains adalah ilmu yang mempelajari lingkungan alam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan ilmu yang tidak terlepas dari persoalan- persoalan yang berhubungan dengan perhitungan matematika dan konsep- konsep materi yang berkaitan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BAHASA MELALUI MIND MAPPING PADA ANAK TK AISYAH 29 SURABAYA. Endah Hendarwati, SE, M.Pd
PENINGKATAN KEMAMPUAN BAHASA MELALUI MIND MAPPING PADA ANAK TK AISYAH 29 SURABAYA Endah Hendarwati, SE, M.Pd email : endah_hen@yahoo.com ABSTRAK Mind Mapping adalah suatu metode untuk memaksimalkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Vina Agustina, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya, adalah misi pendidikan yang menjadi tanggung jawab professional setiap guru.
Lebih terperinciPENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA MATERI STATISTIKA
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA MATERI STATISTIKA Farida Atma Dwi Desyanti 1, Susanah 2 Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya 1 Email: decy15yhantee@yahoo.com 1, susanah.alfian@gmail.com
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Kondisi Awal SDN Kalibalik 01 sebagai sekolah di ibukota kecamatan idealnya memiliki peran yang sangat strategis dalam menopang
Lebih terperincidilakukan di dalam kelau maupun di luar kelas.
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Sejarah a. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran menurut Sudjana dalam Sugihartono (2007:80) merupakan setiap upaya yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan bidang pelajaran yang ditemui diberbagai jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Matematika mengajarkan kita untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah proses penemuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada dasarnya dibutuhkan oleh setiap manusia untuk keberlangsungan hidupnya. Seiring berkembangnya zaman pembelajaran di dunia pendidikanpun semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pendidikannya (Rusman, 2012 : 93). kegiatan belajar mengajar, salah satunya adalah pengorganisasian mata
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah keahlian dasar yang akan mendukung kemampuan seorang guru dalam menjalankan tugasnya, artinya tinggi rendahnya motivasi seorang guru akan terlihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah semakin maju dan berkembang, hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan di indonesia sudah semakin maju dan berkembang, hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya sekolah-sekolah yang dibangun dan semakin banyak
Lebih terperinci2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, menuntut adanya peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, menuntut adanya peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan ini mencakup
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dengan Subyek Penelitian Siswa Kelas III sebanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan faktor esktern dalam kegiatan
Lebih terperinciSeminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010
IMPLEMENTASI PAKEM DENGAN KERJA ILMIAH SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 1 AMBARAWA Yuliana Indah Wulansari 1), Slamet Santosa 2), Riezky Maya Probosari 2) 1) Guru SMP Sudirman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu bidang pembangunan yang dapat perhatian serius dari pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Saat ini bidang pendidikan merupakan salah satu bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesulitan pula dalam memproduksi suara atau bunyi bahasa yang terdapat. menerima konsep-konsep ilmu pengetahuan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerusakan pendengaran membawa akibat dalam perkembangan bahasa. Selain itu, konsekuensi akibat gangguan pendengaran bagi penderita adalah mengalami kesulitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam menciptakan masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. pendidikan dari segi kehidupan dirasakan sangat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. optimal. Hal ini tercermin dari berbagai kesulitan yang muncul pada. yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia lahir dengan segala potensi yang dimiliki, termasuk potensi pikiran. Namun, pada praktik pembelajaran, penggunaannya masih jauh dari optimal. Hal ini tercermin
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab II kajian pustaka berisi tentang kajian teoriyang menjelaskan tentang pembelajaran,pengertian dari IPA sebagai ilmu pengetahuan yang berisi tentang alam semesta. Hasil belajar
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan dan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan Metode. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode mind mapping
BAB V PEMBAHASAN A. Pelaksanaan dan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan Metode Mind Mapping Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode mind mapping dilaksanakan di kelas VII E yaitu pada hari Rabu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum,
Lebih terperinciMEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa*
MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa* Abstrak Selama ini, pembelajaran apresiasi puisi sering menjadi momok yang menakutkan bagi siswa.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara berurutan. Keterampilan tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh:
PERBEDAAN ANTARA PEMBELAJARAN INDVIDUAL ( Metode Mind Mapping ) DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF (Metode Numbered Head Together ) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 MOJOGEDANG TAHUN AJARAN 2011/2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran dalam dunia pendidikan masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama metode pembelajaran. Pandangan
Lebih terperinciMETODE TANYA JAWAB MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
METODE TANYA JAWAB MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ROSLIANA Guru SMP Negeri 3 Tapung rrosliana911 @gmail.com ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Kondisi Awal 1.1.1. Kondisi Aktifitas Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran khususnya pembelajaran IPA di SDN Kalangsono 02 Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Mind Mapping Model pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Mengajar itu sendiri menurut Ulih dalam Slameto (2003:65)
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin
1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI Oleh Sartin Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kalangan masyarakat berlaku pendapat bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin baik status sosialnya dan penghormatan masyarakat juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menulis merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan siswa aktif dalam kegiatan
Lebih terperinciMETODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MASRI MANSYUR Guru SMP Negeri YASFII Dumai masrimansyur449@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Brunner Dalam Romzah (2006:6) menekankan bahwa setiap individu pada waktu
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar Brunner Dalam Romzah (2006:6) menekankan bahwa setiap individu pada waktu mengalami atau mengenal peristiwa atau benda di dalam lingkungannya, menemukan kembali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada dipermukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ya Hedi Saputra, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat serta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Pendidikan di sekolah terselenggara dengan melibatkan guru sebagai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kemampuan Menulis. menghasilkan sebuah tulisan. memberdayakan pengetahuan dan perasaan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Kemampuan Menulis a. Pengertian Kemampuan Menulis Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Koentjaraningrat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelajaran Sejarah di SMA/MA adalah mata pelajaran yang mengkaji tentang perubahan dan perkembangan kehidupan masyarakat baik di Indonesia maupun di luar Indonesia dari
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di SD merupakan interaksi antara siswa dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini mengakibatkan pembelajaran IPA perlu
Lebih terperinciPertemuan 14 dan 15. Materi 1: Problem Based Learning. A. Pengertian Problem Based Learning (PBL)
Pertemuan 14 dan 15 Materi 1: Problem Based Learning A. Pengertian Problem Based Learning (PBL) Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Dalam kajian pustaka ini dipaparkan berbagai macam teori tentang Hasil Belajar, Ilmu Pengetahuan Alam, Pembelajaran IPA itu sendiri serta Langkahlangkah pembelajaran
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Kata IPA merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam. Dari
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Ilmu Pengetahuan Alam a. Pengertian IPA Kata IPA merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam. Dari segi istilah yang digunakan Ilmu Pengetahuan Alam berarti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang fenomena-fenomena alam. Fenomena-fenomena alam dikemas berupa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran Fisika idealnya menarik bagi siswa karena menjelaskan tentang fenomena-fenomena alam. Fenomena-fenomena alam dikemas berupa fakta, konsep, prinsip, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa efektif berarti ada efeknya (akibat, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab, dapat membawa hasil. Efektivitas
Lebih terperinci