BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Letak dan Keadaan Geografis Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo terdiri dari empat (4) Dusun yaitu Dusun I, Dusun II, Dusun III, dan Dusun IV. Daerah ini dipilih karena sebagian lahan digunakan untuk pertanian hortikultura dan penduduknya sebagian didominasi oleh petani yang mengusahakan tanaman hortikultura, khususnya tanaman tomat. Desa Hulawa terletak di Kecamatan Telaga dengan jarak 2,2 km dari Ibukota Kecamatan Telaga. Desa ini memiliki luas wilayah Ha. Desa Hulawa, Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo berbatasan dengan : - Sebelah utara berbatasan dengan Desa Dulohupa - Sebelah timur berbatasan dengan Sungai Balango - Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bulila - Sebelah barat berbatasan dengan Desa Luhu 4.2 Pola Penggunaan Lahan Penggunaan lahan yang dimanfaatkan di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo dapat dilihat pada Gambar 2. Lahan Kering 95 47% Lahan Sawah % Lahan Sawah Lahan Kering Gambar 2. Pola Penggunaan Lahan di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. 31

2 Berdasarkan Gambar 2, diketahui luas lahan di Desa Hulawa mencapai 204 Ha, dimana lahan tersebut paling banyak digunakan untuk lahan sawah yaitu mencapai 53% dari 204 Ha atau sebesar 109 Ha, sedangkan untuk lahan kering hanya mencapai 47% dari 204 Ha atau sebesar 95 Ha. 4.3 Jumlah Penduduk Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo mempunyai jumlah penduduk orang yang terbagi atas jenis kelamin laki-laki dengan jumlah jiwa dan perempuan jiwa. Keadaan penduduk berdasarkan jumlah keluarga sebesar orang dengan rata-rata jumlah anggota keluarga sebanyak 3 orang. Keadaan penduduk di Desa Hulawa berdasarkan tingkat pendidikan, dan lapangan usaha, dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase Belum Pernah Sekolah/ Tidak Tamat SD SD SLTP SLTA Diploma I /Diploma 2 Diploma 3 Sarjana ,95 28,41 11,73 12,33 0,54 0,49 1,55 Jumlah Sumber :BPS Kabupaten Gorontalo, 2011 Kesadaran penduduk tentang pentingnya pendidikan ternyata masih kurang, hal ini dapat dilihat dari Tabel 1. Dari tabel tersebut diketahui, bahwa jumlah penduduk yang belum pernah sekolah/tidak tamat SD menduduki posisi pertama dengan jumlah terbanyak yaitu mencapai 44,95% dari 3675 orang atau sebesar orang. Tingkat pendidikan SD menduduki posisi kedua dengan jumlah 1044 orang atau mencapai 28,41% dari 3675 orang, dan tingkat pendidikan Diploma merupakan tingkat pendidikan yang memiliki persentase paling sedikit hanya mencapai 0,49% dari 3675 orang atau sebanyak 18 orang. 32

3 Tabel 2. Jumlah Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. No Jenis Lapangan Usaha Jumlah (Orang) Persentase Pertanian Pertambangan/Penggalian Kontruksi Perdagangan Transportasi Keuangan TNI/Polri Pegawai Negeri Pegawai Swasta Jasa Lainnya ,10 1,28 2,68 14,35 4,93 0,32 1,18 8,56 6,21 7,39 Jumlah 934 Sumber :BPS Kabupaten Gorontalo, 2011 Berdasarkan Tabel 2, bahwa lapangan usaha yang paling dominan di Desa Hulawa adalah pertanian, jumlahnya mencapai 53,10% dari 934 orang atau sebanyak 496 orang. Sedangkan untuk lapangan usaha keuangan adalah yang paling sedikit, dimana jumlah penduduk yang bekerja pada bidang tersebut hanya mencapai 0,32% dari 934 orang atau sebanyak 3 orang. 4.4 Keadaan Pertanian Sebagian besar petani yang ada di Desa Hulawa memanfaatkan lahan pertanian dengan menanam beberapa komoditas, dan salah satunya adalah komoditas hortikultura. Komoditas hortikultura yang sering di usahakan petani adalah tomat dan ketimun, karena tanaman ini mempunyai potensi produksi yang cukup besar yang dapat meningkatkan taraf hidup petani. Untuk menunjang kegiatan usahatani di Desa Hulawa, pemerintah memberikan bantuan berupa alatalat pertanian, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3. 33

4 Tabel 3. Banyaknya Alat-Alat Pertanian di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. No Jenis Alat Jumlah (Unit) Persentase Traktor Roda Dua Handsprayer Perontok Padi Gilingan Padi Pompa Air Penggilinggan jagung ,95 36,58 26,83 9,76 2,44 2,44 Jumlah Sumber :BPS Kabupaten Gorontalo, 2011 Dengan adanya alat-alat pertanian ini, yang merupakan bantuan dari pemerintah, diharapkan dapat membantu petani dalam menjalankan kegiatan usahataninya. Dari Tabel 3, diketahui bantuan alat pertanian yang terbanyak adalah handsprayer dimana mencapai 36,58% dari 41 unit atau sebanyak 15 unit. Dan yang paling sedikit adalah pompa air dan pengilingan jagung dimana masingmasing alat pertanian hanya mencapai 2,44% atau sebanyak 1 unit. 34

5 4.5 Identitas Petani Sampel Identitas petani sampel meliputi umur, pendidikan, pengalamanberusahatani dan jumlah tanggungan keluarga.identitas petani sampel yang ditunjukkan pada Tabel 4 yang meliputi umur, pendidikan, pengalamanberusahatani dan jumlah tanggungan keluarga. Tabel 4. Kisaran dan Rata-rata Umur, Tingkat Pendidikan dan Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Sampel di DesaHulawa, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, No Uraian Satuan Kisaran Rata-rata Umur Pendidikan Pengalaman Berusahatani Jumlah Tanggungan Keluarga Sumber : Data Diolah, 2012 Tahun Tahun Tahun Orang (SD-PT) ,96 7,14 3,82 2,92 Pada Tabel 4, terlihat umur petani sampel rata-rata 46,96 tahun, ini menunujukkan petani yang ada di Desa Hulawa rata-rata telah produktif dalam meningkatkan usahataninya. Rat-rata tingkat pendidikan petani sampel di Desa Hulawa hanya sampai pada tingkat pendidikan SD dengan nilai rata-rata 7,14 tahun dengan kisaran lembaga pendidikan yang diikuti dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pengalaman berusaha tani secara umum rata-rata 3,82 tahun, sedangkan jumlah tanggungan keluarga rata-rata 3 orang. 35

6 4.5.1 Umur Petani Umur petani merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kemampuan petani dalam mengelola usahatani tomat.selain itu juga bila ditinjau dari segi fisik, umur merupakan salah satu faktor penentu dalam meningkatkan produktivitas. Kisaran umur Petani sampel dapat dilihat pada Gambar 3. < % > % < % > 60 Gambar3. Jumlah Petani Sampel Menurut Kelompok Umur di Desa Hulawa Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, Berdasarkan Gambar 3, umur petani dibagi atas 3 (tiga) kelompok yaitu : petani kurang dari 15 tahun, pada umur ini petani belum produktif dan masih dalam kisaran umur wajib sekolah, karena pada umur ini kemampuan fisik petani belum maksimal. Petani yang memiliki umur tahun berjumlah 39 orang atau sebesar 78 %, pada umur ini petani telah produktif, karena pada umur ini kemampuan fisik petani sangat besar, sehingga sangat menunjang dalam meningkatkan produktivitas usahataninya. Sedangkan petani yang berumur lebih dari 60 tahun atau non produktif berjumlah 11 orang dengan presentase sebesar 22% Pendidikan Petani Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh petani sampel mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Tingkat pendidikan menggambarkan daya pikir petani dalam mengelola usahataniya, sehingga tingkat pendidikan petani sampel juga merupakan salah 36

7 satu variabel yang perlu diperhatikan. Gambaran tingkat pendidikan petani sampel di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo dapat disajikan pada Gambar4. SMP 2 4% PT 1 2% SMU 9 18% SD 38 76% SD SMP SMU PT Gambar 4. Jumlah Petani Sampel Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, Berdasarkan Gambar 4, terlihat bahwa tingkat pendidikan petani sampel ratarata umumnya tamat SD mencapai 76% dari 50 orang atau sebanyak 38 orang. Tingkat pendidikan perguruan tinggi memiliki presentase yang paling kecil yaitu hanya sebesar 2% dari 50 orang atau sebanyak 1 orang. Tingkat pendidikan ini merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam usahatani selain didukung oleh pengalaman dalam berusahatani Jumlah Tanggungan Keluarga Tanggungan keluarga adalah semua orang yang ditanggung biaya hidupnya oleh petani sampel. Adapun banyaknya tanggungan keluarga petani sampel di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, dapat dilihat pada Gambar 5. 37

8 % % 4-7 Gambar 5. Jumlah Petani Sampel Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga di Desa Hulawa Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, 2012 Berdasarkan Gambar 5, diketahui bahwa petani sampel yang memiliki tanggunggan 0-3orang yang memiliki persentase terbesar mencapai68% dari 50 orang atau sebanyak 34 orang. Sedangkan yang memiliki tanggunggan 4-7orang memiliki jumlah 16 orang atau mencapai 32% Pengalaman Berusahatani Pengalaman berusahatani merupakan faktor penentu dalam keberhasilan usahatani.semakin lama usahatani yang dilakukan maka semakin banyak pengalaman yang diperoleh. Semakin banyak pengalaman maka petani semakin banyak memiliki kemampuan dalam mengelola usahataninya. Pengalaman berusahatani petani sampel di Desa Hulawa Kecamatan TelagaKabupaten Gorontalo dapat dilihat pada Gambar % < % < Gambar 6.Jumlah Petani Sampel Menurut Pengalaman Berusahatani di Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo,

9 Gambar 6 menunjukkan, bahwa lama pengalaman usahatani petani sampel kisaran kurang dari 5 tahun memiliki persentase yang paling besar yaitu mencapai 76% dari 50 orang atau sebanyak 38 orang. Lama pengalaman berusahatani menggambarkan kemampuan petani dalam mengelola usahatani tanaman tomat. 4.6 Deskripsi Usahatani Petani Sampel Usahatani dari petani sampel dilakukan pada hamparan lahan kering. Luasan lahan tersebut ditanami berbagai komoditi, antara lain tomat, ketimun, kacang panjang, cabe rawit dan jagung. Dalam melakukaan usahatani petani tidak hanya menitikberatkan pada satu jenis usahatani saja, hal ini dilakukan petani dengan dasar pemikiran bahwa jika salah satu usahatani yang diusahakan gagal dan tidak berhasil, maka masih ada usahatani lainnya yang bisa diharapkan untuk melangsungkan kebutuhan hidup petani. Lahan yang dikelola oleh petani sampel sebagian besar merupakan lahan garap, dengan rata-rata luas lahan 27,2 are atau 0,272 ha. Masalah yang dihadapi petani khususnya dalam menjalankan usahatani tomat, pertama adalah pengangkutan hasil panen dari lokasi lahan, dimana petani harus menyewa kendaraan atau mengangkut sendiri hasil panennya, dikarenakan petani belum memiliki alat pengangkutan. Kedua, adalah masuknya produksi tomat dari daerah Manado dan daerah Palu di Gorontalo, sehingga ini akan berdampak langsung pada penghasilan yang diterima oleh petani sampel, karena harga tomat lokal menurun. Dalam ketersediaan sarana produksi seperti halnya pupuk dan obat-obatan, petani dihadapi dengan adanya keterbatasan modal, akan tetapi hal ini tidak menjadi kendala bagi petani, mereka tetap berusaha untuk menyediakannya, hal ini dilakukan agar supaya usahatani yang dijalankannya dapat memberikan hasil yang maksimal. Dalam mengelola usahataninya petani menggunakan berbagai jenis peralatan, mulai dari pengolahan tanah sampai pada saat panen dan pembersihan lahan. Adapun jenis peralatan yang dimiliki oleh petani sampel adalah cangkul, parang, bajak, handsprayer dan tembilang. Selain jenis peralatan, 39

10 salah satu faktor produksi yang terpenting adalah ketersediaan tenaga kerja, karena tanpa tenaga kerja siapa yang akan melakukan usahatani. Petani sampel dalam pengelolaan usahataninya menggunakan tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga. Tenaga kerja tersebut digunakan untuk melakukan proses produksi dimana untuk pengolahan tanah dan panen petani banyak menggunakan tenaga kerja luar keluarga yang dibayar dengan upah tertentu. Sedangkan untuk penanaman, pemupukan, penyiangan dan pengendalian hama penyakit, petani rata-rata menggunakan tenaga kerja dalam keluarga. Sesama petani saling bekerjasama dalam mengelola usahataninya, misalnya jika ada seorang petani akan melakukan penanaman, maka sesama anggota kelompok tani tersebut akan saling membantu atau yang di kenal dengan sistem Huyula yang artinya gotong royong. Pengolahan tanah pada dasarnya dilakukan melalui tiga tahap. Tahap pertama, adalah dengan membalikkan tanah sehingga tanah yang berada pada lapisan dalam dapat terangkat ke permukaan. Pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan bajak yang ditarik oleh tenaga hewan. Setelah dibajak, tanah dibiarkan selama satu minggu. Setelah itu dilakukan pengolahan tanah tahap kedua. Tanah digemburkan dengan cara dicangkul. Tanah hasil pengolahan kedua dibiarkan selama satu minggu, setelah itu baru dilakukan tahap ketiga, bersamaan dengan pengolahan tanah tahap ketiga, dilakukan pemupukan dasar dengan memberikan pupuk kandang. Pada tahap ketiga, tanah yang telah diberikan pupuk kandang dicangkul dan diratakan kemudian dibuat bedeng-bedeng, disetiap sela bedeng, dibuat parit-parit atau selokan. Penanaman bibit tomat di lokasi lahan dilakukan pada pagi hari dan sore hari, pada umumnya petani melakukan penanaman bibit pada sore hari di mulai antara pukul atau pukul dan berakhir pada pukul 17.00, pada saat ini cuaca sudah tidak terlalu panas, sehingga tanaman tidak mudah layu. Tanaman tomat ini ditanam pada jarak tanam yang bervariasi yaitu 40 x 50 cm, 30 x 30 cm, dan 50 x 60 cm. Jarak tanam yang dilakukan oleh petani sampel tergantung juga dari ketersediaan bibit yang ada. 40

11 Plastik hitam perak sebagai mulsa untuk menutupi tanah telah dipergunakan oleh petani, namun di Desa Hulawa dari 50 petani sampel, hanya satu orang yang menggunakan mulsa. Penggunaan mulsa ini dilakukan untuk menjaga kondisi tanah tetap gembur dan mencegah tumbuhnya tanaman pengganggu atau gulma, misalnya rumput. Mulsa palstik ini dipasang sesuai dengan ukuran bedeng, kemudian dipaku dengan belahan bambu atau kayu di keempat sisi mulsa plsatik tersebut. Pada umur tiga minggu sejak dari penanaman, biasanya petani memberi penunjang atau penopang pada tanaman tomat untuk menopang tegaknya tanaman agar tidak roboh, karena tanaman ini memiliki batang yang tidak terlalu kuat dan tumbuh menjalar. Alat penopang atau penunjang ini dinamakan ajir. Ajir dibuat dari bambu yang dibelah-belah dengan ukuran 2 cm atau 3 cm, dan panjang 1,75 m. Bagian bawah ajir dibuat runcing agar mudah penancapannya. Konstruksi ajir dibentuk palang segitiga, yaitu posisi ajir pada setiap tanaman dipasang miring sehingga ujung ajir nantinya dapat disatukan dengan ujung ajir yang berada didepan atau disebelahnya (Firmanto, 2011). Penyiangan merupakan kegiatan membersihkan atau memberantas gulma atau rumput-rumput dan jenis tanaman lain yang akan mengganggu tanaman yang dibudidayakan. Pembubunan adalah meninggikan tanah disekitar tanaman. Penyiangan dan pembubunan ini biasanya dilakukan sendiri oleh petani sampel dibantu oleh satu atau dua orang sesama petani, tergantung dari kondisi luas lahan. Penyiangan dan pembubunan ini dapat dilakukan secara bersamaan. Bagi petani yang menggunakan plastik hitam perak sebagai mulsa, tidak perlu lagi melakukan penyiangan dan pembubunan, karena tanaman tercegah dari gangguan gulma dan kegemburan tanah tetap terjaga. Dalam pemupukan, petani melakukan tiga kali pemupukan. Adapun jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk ponska, pupuk ZA, pupuk urea dan pupuk cair primatan dan supratan. Pemberian pupuk disesuaikan dengan jenis pupuk yang digunakan, pertumbuhan tanaman dan proses budidaya. 41

12 Pengairan merupakan faktor penting dalam melakukan teknik budidaya. Lokasi lahan dekat dengan sumber pengairan, dimana sistem pengairan menggunakan sistem irigasi teknis, yaitu dengan pembuatan dam-dam untuk penampungan air dan pembuatan selokan-selokan untuk menyalurkan air ke areal pertanaman. Selain irigasi teknis, sumber pengairan berasal dari sumur bor dan sumur dangkal. Penyiraman tanaman dilakukan pada pagi dan sore hari. Pemberantasan hama penyakit merupakan tindakan yang dilakukan petani terhadap perlindungan tanaman dari ancaman kerusakan. Usaha yang dilakukan oleh petani tergantung dari gejala dan serangan hama penyakit, sebab setiap hama dan penyakit yang menyerang tanaman akan menimbulkan gejala yang spesifik. Pemberantasan dilakukan dengan cara menyemprot dengan menggunakan obatobatan. Dalam penggunaannya, terdapat berbagai jenis obat-obatan yang digunakan oleh petani diantaranya sidametri, klensect, sidazet, trivia, cozene. Sidametri untuk membasmi hama pada tanaman umur satu minggu sampai dengan panen, klensect untuk membasmi hama (serangan ulat) pada tanaman umur tiga minggu sampai dengan panen, dan sidazet diberikan pada saat tanaman berumur 40 hari yang berfungsi selain untuk mengendalikan ulat pada buah, juga berfungsi untuk mengkilatkan buah. Produksi merupakan hasil akhir dari usahatani yang diusahakan oleh petani. Produksi yang yang diterima oleh petani tergantung dari pemberian masukan (input) dan pemeliharaan yang dilakukan oleh petani. Produksi yang dihasilkan akan berdampak langsung pada penerimaan dan keuntungan yang akan diterima oleh petani, penerimaan dipengaruhi oleh jumlah produksi yang diperoleh dan harga jual. Harga jual berkisar antara Rp.5000 s.d Rp /kg. Dalam memasarkan hasil produksinya, petani sampel membawa langsung ke pasar terdekat. 42

13 4.7 Analisis Fungsi Produksi Cobb-Douglas Analisis fungsi produksi Cobb-douglass dapat menentukan pengaruh penggunaan faktor produksi (input), skala ekonomi usaha, dan efisiensi penggunaan input Pengaruh Penggunaan Input Pengaruh penggunaan faktor produksi (luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk organik, dan pupuk anorganik pada usahatani tomat dapat diketahui melalui analisis fungsi produksi Cobb Douglas. Dengan analisis fungsi tersebut, melalui nilai koefisien regresi (elastisitas) dapat dilihat seberapa besar pengaruh input yang diberikan terhadap jumlah produksi (output) yang dihasilkan. Nilai elastaisitas dan pengaruh penggunaan input dan jenis input dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Nilai Elastisitas dan Pengaruh Penggunaan Faktor Produksi (Input) pada Usahatani Tomat di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, Uraian F-hitung Sig. Nilai Faktor-faktor Produksi (input) a Elastisitas Jenis Input (Xi) t-hitung Sig. (bi) 1. Luas lahan (X1) 2. Tenaga Kerja (X2) 3. Benih (X3) 4. Pupuk Organik(X4) 5. Pupuk Anorganik (X5) Jumlah Koefisien Korelasi (R) = 0.92 Koefisien Determinasi (R 2 ) = 0.85 Nilai a = Sumber : Data Diolah, 2012 Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat hasil signifikan uji F menerangkan bahwa penggunaan faktor-faktor produksi atau input secara bersama-sama berpengaruh terhadap total produksi usahatani tomat. Ini berarti, bahwa penggunaan faktor-faktor produksi memberikan dampak terhadap jumlah 43

14 produksi. Dari Tabel 5, diperoleh persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas yang menunjukkaan hasil sebagai berikut : Y = 53,57. X X 2.X 3.X 4.X 5 Selanjutnya dari tabel tersebut, diperoleh koefisien determinasi (R 2 ) = 0,85 yang berarti koefisien determinasi sebesar 85 persen. Artinya produksi usahatani tomat (Y) sebesar 85% secara bersama-sama dipengaruhi oleh luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk organik dan pupuk anorganik, sedangkan sisanya sebesar 15% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Hubungan antara produksi dan faktor produksi dapat diketahui melalui koefisien korelasi (R) yang bernilai 0,92 yang berarti memiliki hubungan yang kuat. Selanjutnya pengaruh masing-masing faktor produksi terhadap hasil produksi dapat di ketahui dengan menggunakan uji t. Pengaruh penggunaan dari masing-masing faktor-faktor produksi adalah sebagai berikut : a. Luas Lahan Hasil signifikan uji t menunjukkan bahwa penggunaan luas lahan berpengaruh nyata, karena nilai sig lebih kecil dari nilai Besaran elastisitasnya (b 1 ) menunjukkan bahwa penambahan satu are luas lahan tanaman tomatakan memberikan tambahan produksi sebesar 0.480kilogram. b. Tenaga Kerja Hasil signifikan uji t menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerjaberpengaruh tidak nyata, karena nilai sig lebih besar dari nilai 0.05.Besaran elastisitasnya (b 2 ) menunjukkan bahwa penambahan satu HKSPakanmemberikan tambahan produksi sebesar 0.153kilogram. c. Benih Berdasarkan hasil signifikan uji t menunjukkan bahwa penggunaan benihberpengaruh tidak nyata, karena nilai sig lebih besar dari nilai 0.05.Besaran elastisitasnya (b 3 ) menunjukkan bahwa penambahan satu kilogram benihakanmemberikan tambahan produksi sebesar kilogram. 44

15 d. Pupuk Organik Hasil signifikan uji t menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organikberpengaruh tidak nyata, karena nilai sig lebih besar dari nilai 0.05, Besaran elastisitasnya (b 4 ) menunjukkan bahwa penambahan satu kilogram pupuk organikakanmemberikan tambahan produksi sebesar 0.093kilogram. e. Pupuk Anorganik Hasil signifikan uji t menunjukkan bahwa penggunaan pupuk anorganik berpengaruh nyata, karena nilai sig lebih kecil dari nilai Besaran elastisitasnya (b 5 ) menunjukkan bahwa penambahan satu kilogram pupuk anorganikakanmemberikan tambahan produksi sebesar 0.283kilogram Skala Ekonomi Usaha Berdasarkan fungsi produksi Cobb-Douglas pada usahatanitomattersebut, maka skala ekonomi usaha petani sampel pada usahatani tomatdapat ditentukan dengan menjumlahkan nilai elastisitas (b1 + b2 + b3 + b4 + b5). Tabel 5, menunjukkan bahwa nilai dari besaran elastisitas (b = 1,106), yang berarti nilai tersebut lebih besar dari satu. Dengan demikian skala ekonomi usaha petani sampel pada usahatani tomat dihulawa berada pada skala Increasing Return To Scale (kenaikan hasil yang semakin bertambah). Artinya bahwa setiap penambahan satu satuan input akan memberikan tambahan produksi sebesar 1,106 kilogram tomat. Lebih jelasnya, kisaran daerah dan skala produksi tomat petani sampel di Desa Hulawa dapat dilihat pada Gambar 7. 45

16 Y TP Produksi Tomat Daerah I Daerah III Daerah II X (Faktor Produksi) Produksi Tomat Increasing Return to Scale Decreasing Return to Scale PM = AP Negatife Return to Scale 0 < EP < 1 EP > EP = 1 PM = 0 EP<0 AP X (Faktor Produksi) Gambar 7. Kisaran Daerah dan Skala Produksi Tomat Petani Sampel di Desa Hulawa Kecamatan Telaga PM Efisiensi Penggunaan Input Efisiensi penggunaan faktor produksi (luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk organik,dan pupuk anorganik responden pada usahatani tomat di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 6. 46

17 Tabel 6. Perhitungan Efisiensi Ekonomi Usahatani Tomat di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, Faktor Produksi Rata- Rata Input Koefisien Regresi (bi) Harga Input (Pxi) PMxi (Produk Marginal) NPMxi (Nilai Produk Marginal NPMxi/Pxi Luas Lahan (X1) 27,2 0, , ,02 Tenaga Kerja (X2) 32,14 0, , ,82 Benih (X3) 44 0, , ,28 Pupuk Organik (X3) 96,8 0, , ,62 Pupuk Anorganik (X5) 45 0, , ,81 Produksi (Y) Harga Tomat (Py) Sumber : Data Diolah, Berdasarkan Tabel 6, hasil perhitungan rasio NPMxi dan Pxi pada masingmasing faktor produksi tidak ada yang sama dengan satu, hal ini menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi belum mencapai efisien. Hasil perhitungan nilai optimumnya dapat di lihat pada Tabel 7. Tabel 7. Nilai Optimum Faktor Produksi Usahatani Tomat di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, Faktor Produksi Nilai Optimum Koefisien Regresi (bi) Harga Input (Pxi) PMxi (Produk Marginal) NPMxi (Nilai Produk Marginal NPMxi /Pxi Luas Lahan (X1) 27,744 0, , ,00 Tenaga Kerja (X2) 26,37 0, , ,00 Benih (X3) 56,32 0, , ,00 Pupuk Organik (X3) 737,62 0, , ,00 Pupuk Anorganik (X5) 1476,45 0, , ,00 Produksi (Y) Harga Tomat (Py) Sumber : Data Diolah, Tabel 7 merupakan tabel yang menunjukkan nilai optimum faktor produksi yang dapat mencapai efisiensi. Efisiensi dari penggunaan masing-masing faktor produksi dapat dilihat pada penjelasan berikut ini : a. Luas Lahan Rata-rata luas lahan yang digunakan untuk usahatani tomat di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo hanya 27,2 Are sehingga diperoleh nilai 47

18 efisiensi 1,02. Nilai efisiensi yang lebih besar dari satu menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi luas lahan belum efisien, sehingga penggunaannya perlu ditambah. Daniel (2006), mengatakan dalam usahatani, pemilikan atau penguasaan lahan sempit sudah pasti kurang efisien dibanding lahan yang lebih luas. Semakin sempit lahan usaha, semakin tidak efisien usahatani yang dijalankan. Sebaliknya semakin luas lahan yang diusahakan semakin besar produksi yang didapatkan. Berdasarkan Tabel 7, hasil penelitian menunjukkan nilai optimum luas lahan yang dapat mencapai efisiensi adalah sebesar 27,744 Are, dengan luas lahan tersebut akan meningkatkan efisiensi penggunaan lahan. b. Tenaga Kerja Rata-rata jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk usahatani tomat di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo adalah 32,14 HKSP (Hari Kerja Setara Pria) sehingga diperoleh nilai efisiensi 0,82. Nilai efisiensi yang lebih kecil dari satu menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi tenaga kerja tidak efisien, penggunaan tenaga kerja dalam usahatani tomat terlalu banyak, sehingga penggunaannya perlu dikurangi. Analisis hasil penelitian yang ditunjukkan pada Tabel 7, menunjukkan nilai optimum tenaga kerja yang dapat mencapai efisiensi adalah sebesar 26,37 HKSP. c. Benih Firmanto (2011), dalam usahatani penggunaan benih unggul sangat menunjang keberhasilan produksi dan keberhasilan dalam perolehan pendapatan, sebab dengan menanam benih yang unggul akan diperoleh hasil yang tinggi, baik bobot buahnya maupun kualitasnya. Banyaknya bibit yang digunakan dipengaruhi oleh jarak tanam. Rata-rata jumlah bibit yang digunakan petani pada usahatani tomat Di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo adalah 44 gram sehingga diperoleh nilai efisiensi 1,28. Nilai efisiensi yang lebih besar dari satu menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi benih belum efisien, sehingga penggunaannya perlu ditambah. Hasil penelitian yang ditunjukkan pada Tabel 7, menunjukkan nilai optimum benih yang dapat mencapai efisiensi sebesar 56,32 gram. 48

19 d. Pupuk Organik Pupuk organik sangat baik diberikan sebagai pupuk dasar karena dapat memperbaiki sifat tanah, sifat kimia tanah, sifat biologis tanah. Jumlah pupuk organik yang digunakan bervariasi, rata-rata pupuk organik yang digunakan petani pada usahatani tomat di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo adalah 96,8 kilogram dengan nilai efisiensi adalah sebesar 7,62. Nilai efisiensi yang lebih besar menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi yang berupa pupuk organik belum efisien, sehingga penggunaannya perlu ditambah. Berdasarkan Tabel 7, diketahui nilai optimum untuk pupuk organik yang dapat mencapai efisiensi sebesar 737,62 kilogram. e. Pupuk Anorganik Pupuk ini berasal dari bahan mineral atau senyawa kimia yang telah diubah melalui proses produksi, sehingga menjadi bentuk senyawa kimia yang dapat diserap tanaman (Anonim, 2007). Pupuk anorganik yang digunakan terdiri dari tiga jenis pupuk yaitu pupuk ponska, pupuk ZA, dan pupuk urea. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui petani banyak menggunakan pupuk ponska dengan ratarata penggunaan pupuk ponska sebesar 45 kilogram dengan nilai efisiensi 32,81. Petani sampel walaupun mengalami kendala pada keterbatasan biaya, mereka tetap berusaha untuk menyediakan saprodi demi kelangsungan hidup tanaman, agar diperoleh hasil yang maksimal. Nilaiefisiensi menunjukkan bahwa penggunaan pupuk ponska belum efisien, sehingga penggunaannya perlu ditambah. Hasil penelitian yang ditunjukkan pada Tabel 7, menunjukkan nilai optimum untuk pupuk anorganik yang dapat mencapai efisiensi sebesar 1476,45 kilogram. 4.8 Analisis Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan Usahatani Analisis biaya digunakan untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan oleh petani, biaya usahatani tomat meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Penerimaan adalah hasil kali antara jumlah produksi dengan harga komoditi, sedangkan pendapatan bersih (keuntungan) berasal dari selisih antara penerimaan dan total biaya produksi yang dikeluarkan. 49

20 4.8.1 Biaya Usahatani Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses usahataninya pada satu masa produksi. Biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses usahatani tomat terdiri atas duajenis biaya yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit (Soekartawi, 1995). Dalam penelitian ini yang termasuk dalam biaya tetap adalah penyusutan alat, pajak lahan, dan biaya tenaga kerja dalam keluarga. Secara lengkap biaya tetap yang dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi usahatani tomat dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Biaya TetapUsahatani TomatDalam Satu Masa Produksi di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, No Jenis Biaya Tetap Penyusutan Alat Pajak Lahan Upah Tenaga Kerja Dalam Keluarga Nilai Biaya (Rp) , Nilai Biaya/ha (Rp) , ,59 Pers. (%) 3,85 0, ,82 95,16 Total Biaya Tetap , , Sumber : Data Diolah, 2012 Hasil analisis data menunjukkan total dari biaya tetap petani sampel adalah sebesar Rp ,76/musim tanam atau sebesar Rp ,28/ha/musim tanam. Berdasarkan Tabel 8, nilai biaya yang paling besar dalam biaya tetap adalah upah tenaga kerja dalam keluarga dengan nilai sebesar Rp atau mencapai 95,16% dari total biaya tetap sebesar Rp ,76. Upah tenaga kerja dalam keluarga diperoleh dari hasil perkalian antara upah minimum regional dengan jumlah HKSP. Upah minimum adalah Rp per hari.dalam mengelola usahataninya, petani banyak menggunakan jenis tenaga kerja dalam keluarga, tenaga kerja tersebut digunakan untuk kegiatan pengolahan tanah, penanaman, penyiangan, pemupukan, pemberatasan hama penyakit dan panen. Tenaga kerja tersebut rata-rata terdiri dari priadimana tenaga kerja pria dalam satu hari dinyatakan dalam 1 HKSP (Hari Kerja Setara Pria). 50

21 Dalam mengelola usahataninya, petani menggunakan peralatan selama proses produksi mulai dari pengolahan tanah, penyiangan, pemupukan, penyemprotan sampai saat panen. Nilai penyusutan merupakan nilai baru yang dikurangi nilai sekarang dibagi dengan lama pemakaian. Dari Tabel 8, nilai biaya penyusutan alat mencapai 3,85% dari total biaya tetap atau sebesar Rp ,76. Dan untuk pajak lahan mempunyai nilai biaya sebesar Rp atau mencapai 0,99% dari total biaya tetap sebesar Rp ,76. Biaya untuk pembelian benih, pupuk organik, pupuk ponska, pupuk ZA, pupuk urea, jenis obat-obatan yang terdiri dari sidametri dan klensect,biaya ajir, biaya mulsa serta upah tenaga kerja luar keluarga dan upah panenmerupakan jenis biaya yang termasuk dalam biaya variabel. Besarnya biaya variabel secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Biaya VariabelUsahatani TomatDalam Satu Masa Produksi di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, No Jenis Biaya Nilai Biaya Nilai Biaya/ha (Rp) (Rp) Pers. (%) Benih Pupuk Organik Pupuk Ponska Pupuk ZA Pupuk Urea Primatan Supratan Sidametri Klensect Sidazeb Tripia Cozene Biaya Ajir Biaya Mulsa Tenaga Kerja upah Upah Panen , , , , , , , , , , , , , , , ,24 18,90 5,62 2,40 0,86 0,45 0,14 0,76 1,84 2,82 2,61 2,84 1,07 26,71 0,30 8,75 23,93 Total Biaya Variabel , Sumber : Data Diolah, 2012 Dari Tabel 9, menunjukkan total biaya keseluruhan untuk biaya variabel dalam satu masa produksi adalah sebesar Rp /musim tanam atau sebesar Rp ,26/ha/musim tanam. Biaya untuk pembelian benih yang dikeluarkan 51

22 oleh petani rata-rata sebesar Rp atau mencapai 18,90% dari total biaya. Setiap petani mengeluarkan biaya sebesar Rp /gram untuk setiap pembelian benih, varietas benih yang digunakan adalah varietas timoti. Menurut Firmanto (2011), pupuk organik sangat baik diberikan sebagai pupuk dasar karena dapat memperbaiki sifat tanah, sifat kimia tanah, sifat biologis tanah, dan dapat menambah kandungan unsur hara makro dan unsur hara mikro. Pupuk organik yang digunakan oleh petnai responden adalah pupuk kandang. Dalam penggunaan pupuk organik petani mengeluarkan biaya sebesar Rp.2.500/kilogram. Dari Tabel 9, biaya rata-rata yang dikeluarkan oleh petani untuk pembelian pupuk organik sebesar Rp atau mencapai 5,62% dari total biaya. Jenis pupuk anorganik yang digunakan oleh petani terdiri dari pupuk ponska, pupuk ZA, dan pupuk Urea. Dari ketiga jenis pupuk anorganik ini yang paling banyak digunakan oleh petani sampel adalah pupuk ponska. Setiap pembelian pupuk ponska, petani mengeluarkan biaya sebesar Rp.2.300/kilogram. Besaran biaya pupuk ponska yang ditunjukkan pada Tabel 13, rata-rata mencapai 2,40% dari biaya total atau sebesar Rp Penggunaan pupuk ZA, setiap petani sampel mengeluarkan biaya sebesar Rp.1.800/kilogram, sehingga biaya rata-rata mencapai 0,86% dari biaya total atau sebesar Rp , dan untuk penggunaan pupuk urea petani sampel mengeluarkan biaya sebesar Rp.1.600/kilogram, sehingga besaran biaya rata-rata mencapai 0,45% dari total biaya atau sebesar Rp Dan untuk penggunaan pupuk cair, petani menggunakan dua jenis pupuk cair yaitu primatan, dimana jenis pupuk ini dari 50 responden hanya satu orang petani sampel yang menggunakan dengan nilai biaya mencapai 0,14% atau sebesar Rp dari total biaya. Dan untuk petani sampel sebanyak 49 orang rata-rata menggunakan jenis pupuk cair supratan, hal ini dikarenakan biaya pupuk terhitung murah, setiap pembelian petani mengeluarkan biaya sebesar Rp /liter, sehingga biaya rata-rata mencapai 0,76% dari total biaya atau sebesar Rp Disamping pemberian pupuk, petani juga menggunakan berbagai jenis obatobatan untuk pengendalian hama dan penyakit. Dalam penggunaan sidametri petani mengeluarkan biaya sebesar Rp /liter, sehingga besaran biaya untuk 52

23 pembelian sidametri rata-rata mencapai 1,84% dari total biaya atau sebesar Rp Penggunaan klensect, petani mengeluarkan biaya sebesar Rp /liter, sehingga nilai besaran biaya untuk pembelian jenis obat ini ratarata mencapai 2,82% dari total biaya atau sebesar Rp Dalam penggunaan sidazeb, setiap petani mengeluarkan biaya sebesar Rp /kg, sehingga biaya rata-rata mencapai 2,61% atau sebesar Rp dari total biaya. Selanjutnya untuk penggunaan jenis obat tripia, setiap pembelian obat-obatan mengeluarkan biaya sebesar Rp. 600/gram dan Rp /kg sehingga nilai besaran biaya mencapai 2,84% atau sebesar Rp dai total biaya. Dan untuk penggunaan jenis obat cozene, setiap pembelian obat-obatan mengeluarkan biaya sebesar Rp. 200/gram dan Rp /kg sehingga nilai besaran biaya mencapai 1,07% atau sebesar Rp dari total biaya. Dari Tabel 9, pembelian mulsa rata-rata mencapai 0,30% atau sebesar Rp dari total biaya, dari 50 orang petani sampel hanya satu orang yang menggunakan mulsa. Mulsa ini merupakan plastik hitam perak yang digunakan sebagai penutup tanah yang bermanfaat untuk melindungi tanah dari teriknya cahaya matahari sehingga dapat mengurangi penguapan air tanah dan untuk menjaga kelembapan dan suhu tanah. Dari biaya variabel, biaya untuk pembelian ajir merupakan biaya yang paling besar, di mana nilai besaran biaya mencapai 26,71% dari total biaya atau sebesar Rp Setiap pembelian, petani mengeluarkan biaya Rp.200/ajir. Besar kecilnya biaya ajir yang dikeluarkan oleh petani tergantung dari keadaan luas lahan dan jumlah populasi tanaman. Selain tenaga kerja dalam keluarga, biasanya petani juga dalam usahataninya memerlukan tenaga kerja tambahan, tenaga kerja tambahan ini dinamakan tenaga kerja luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga ini dibayar dengan upah tertentu. Tenaga kerja luar keluarga ini paling banyak digunakan pada proses pengolahan tanah, karena petani yang ada di Desa Hulawa tidak memiliki alat pengolahan tanah, sehingga petani harus menyewa tenaga kerja luar keluarga. Dari Tabel 9, menunjukkan rata-rata biaya upah tenaga kerja luar keluarga mecapai 8,75% dari atau sebesar Rp dari total biaya. Panen merupakan hasil akhir dari usahatani, pada saat panen petani juga memerlukan tenaga kerja tambahan yang 53

24 dibayar dengan upah tertentu.upah panen rata-rata mencapai 23,93% dari total biaya atau sebesar Rp dari total biaya. Berdasarkan perhitungan dari masing-masing biaya, yaitu biaya tetap dan biaya variabel, maka dapat dihitung total biaya secara keseluruhan yang dikeluarkan oleh petani sampel selama satu proses produksi, yang dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Biaya TotalUsahatani TomatDalam Satu Masa Produksi di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, No Jenis Biaya Biaya tetap Biaya variabel Nilai Biaya (Rp) , Nilai Biaya/ha (Rp) , ,26 Pers. (%) 25,70 74,30 Total Biaya , , Sumber : Data Diolah, 2012 DariTabel 10 diatas, menunjukkan rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan oleh petani sampel adalah Rp ,76/musim tanam atau Rp ,21/ha/musim tanam dan biaya variabel yang dikeluarkan oleh petani sampel adalah sebesar Rp /musim tanam atau sebesar Rp ,26/ha/musim tanam, sehingga diperoleh biaya total yang dikeluarkan petani sampel rata-rata Rp ,76/musim tanam atau sebesar Rp ,47/ha/musim tanam Penerimaan Dan Pendapatan Usahatani Penerimaan merupakan nilai uang yang diperoleh dari hasil produksi dikalikan dengan harga komoditi, sedangkan pendapatan merupakan hasil pengurangan antara penerimaan kotor yang diterima oleh petani dengan biayabiaya produksi yang dikeluarkan selama proses usahatani. Penerimaan yang diterima oleh petani tomatsangat dipengaruhi oleh jumlah produksi dan harga yang didapatkan oleh petani. Dari hasil penelitian, rata-rata produksi tomat yang dihasilkan petani sampel selama ± 3 bulan mencapai 2.907/kg/musim tanam dengan harga rata-rata 54

25 Rp.7.000/kg dengan kisaran harga Rp sampai dengan /kilogram. Nilai penerimaan dan pendapatan bersih dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Nilai Penerimaan, Biaya dan Pendapatan Rata-rata dari Usahatani Tomat Petani sampel Di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, No Uraian Nilai (Rp) Nilai/Ha (Rp) 1 2 Penerimaan Biaya Total , , , ,47 Pendapatan Bersih (1-2) , ,11 Sumber : Data Diolah, 2012 Pada umumnya, tujuan akhir dari usahatani adalah untuk memperoleh pendapatan dan tingkat keuntungan yang layak dari usahataninya. Semangat petani untuk meningkatkan hasilnya atau kualitas produksinya akan terjadi selama harga produk berada diatas biaya produksi. Berdasarkan Tabel 11, diketahui rata-rata penerimaan total usahatani adalah Rp /musim tanam atau sebesar Rp ,52/ha/musim tanam, sedangkan pendapatan bersih atau keuntungan dari usahatani tomat yang diperoleh petani sampel adalah Rp ,24/musim tanam atau sebesar Rp ,11/ha/musim tanam R/C Ratio Keuntungan usahatani dapat dianalisis dengan menggunakan R/C Ratio. R/C Ratio ini untuk mengetahui apakah usahatani tomat petani sampel menguntungkan atau tidak. Adapun analisis keuntungan petani sampel adalah sebagai berikut : R/C RATIO = = TR TC R/C RATIO= 3, ,76 Berdasarkan perhitungan R/C Ratio dengan nilai 3,59 dapat disimpulkan bahwa usahatani tomat di Desa Hulawa berada pada posisi menguntungkan, karena nilai R/C Ratio yang diperoleh lebih besar dari 1, artinya bahwa setiap pengeluaran 1 rupiah dapat memberikan penerimaan sebesar 3,59 rupiah. 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Letak dan Keadaan Geografis Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 18 kecamatan yang ada di Kabupatan Gorontalo. Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Kecamatan Telaga Terdiri dari 9 Desa yaitu

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Petani Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara 30 sampai lebih dari 60 tahun. Umur petani berpengaruh langsung terhadap

Lebih terperinci

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. HASIL DAN PEMBAHASAN II. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Petani Faktor umur adalah salah satu hal yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Semakin produktif umur seseorang maka curahan tenaga yang dikeluarkan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Keadaan Geografis Kelompok Tani Pondok Menteng merupakan salah satu dari tujuh anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Rukun Tani yang sebagian besar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi 1. Letak dan Keadaan Geografis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Desa Limbula Kecamatan Wanggarasi Kabupaten Pohuwato terdiri Dari 5 dusun yaitu Dusun I, Dusun II, Dusun III, Dusun IV,

Lebih terperinci

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 6.1 Penerimaan Usahatani Penerimaan usahatani merupakan nilai yang diperoleh dari total produksi usahatani sayuran per hektar yang dikelola oleh petani di Kelompok Tani

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian survey. Dalam penelitian ini data yang diperlukan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey. Dalam penelitian ini data yang diperlukan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA

BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA 6.1. Analisis Fungsi Produksi Model fungsi produksi yang digunakan adalah model fungsi Cobb- Douglas. Faktor-faktor produksi yang diduga

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis hasil penelitian mengenai Analisis Kelayakan Usahatani Kedelai Menggunakan Inokulan di Desa Gedangan, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah meliputi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Responden 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil komposisi umur kepala keluarga

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT 7.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Penerimaan usahatani padi sehat terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan diperhitungkan. Penerimaan tunai adalah penerimaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani tomat dan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS Keberhasilan usahatani yang dilakukan petani biasanya diukur dengan menggunakan ukuran pendapatan usahatani yang diperoleh. Semakin besar pendapatan usahatani

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Keadaan Geografis Desa Oluhuta Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas

Lebih terperinci

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 6.1. Keragaan Usahatani Padi Keragaan usahatani padi menjelaskan tentang kegiatan usahatani padi di Gapoktan Jaya Tani Desa Mangunjaya, Kecamatan Indramayu, Kabupaten

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi III. METODE PENELITIAN Penelitian tentang pengembangan usahatani mina padi dengan sistem jajar legowo ini dilakukan di Desa Mrgodadi, Kecamatan sayegan, Kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi 1. Deskripsi Umum Wilayah. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Secara Geografis Wilayah Kecamatan Dungaliyo, merupakan salah satu Wilayah Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo, yang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA Analisis pendapatan usahatani dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai struktur biaya, penerimaan dan pendapatan dari kegiatan usahatani yang dijalankan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya

Lebih terperinci

JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ANALYSIS OF BENEFITS AND INFLUENCE THE USE OF FACTORS OF PRODUCTION IN THE VILLAGE AT CORN FARMING TENILO VILLAGE DISTRICT OF LIMBOTO GORONTALO REGENCY Azis Y. Habi 1),Supriyo Imran SP. MS.i 2), Yuriko

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Kecamatan Telaga berjarak 10

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis berisi teori dan konsep kajian ilmu yang akan digunakan dalam penelitian. Teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG 7.1 Keragaan Usahatani Padi Varietas Ciherang Usahatani padi varietas ciherang yang dilakukan oleh petani di gapoktan Tani Bersama menurut hasil

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Daerah Penelitian 1. Kondisi wilayah penelitian a. Letak dan batas wilayah Kabupaten Klaten adalah kabupaten yang berada di antara kota jogja dan kota solo. Kabupaten

Lebih terperinci

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL 6.1 Sarana Usahatani Kembang Kol Sarana produksi merupakan faktor pengantar produksi usahatani. Saran produksi pada usahatani kembang kol terdiri dari bibit,

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU 30 ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU (Manihot esculenta) DI DESA PUNGGELAN KECAMATAN PUNGGELAN KABUPATEN BANJARNEGARA Supriyatno 1), Pujiharto 2), dan Sulistyani

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian yang memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Peran tersebut diantaranya adalah mampu memenuhi

Lebih terperinci

BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR

BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR Penelitian dilakukan di Propinsi Jawa Timur selama bulan Juni 2011 dengan melihat hasil produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada penelitian terdahulu, para peneliti telah melakukan berbagai penelitian tentang efisiensi dan pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi sehingga akan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan III. METODELOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Petani Karakteristik petani dalam penelitian ini meliputi Umur, Pendidikan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Petani Karakteristik petani dalam penelitian ini meliputi Umur, Pendidikan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Karakteristik petani dalam penelitian ini meliputi Umur, Pendidikan formal, Pendidikan nonformal, Luas usahatani, Pengalaman usahatani, Lama bermitra, Status

Lebih terperinci

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT VIII PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT 8.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Produktivitas rata-rata gabah padi sehat petani responden sebesar 6,2 ton/ha. Produktivitas rata-rata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum lokasi Penelitian 4.1.1 Letak Geografis Desa Karya Baru merupakan salah satu dari 5 Desa yang ada di Kecamatan Dengilo Kabupaten Pohuwato. Desa Karya Baru

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI 7.1. Produktivitas Usahatani Produktivitas merupakan salah satu cara untuk mengetahui efisiensi dari penggunaan sumberdaya yang ada (lahan) untuk menghasilkan keluaran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian III. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Desa Kebonagung Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan

Lebih terperinci

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH 8.1. Penerimaan Usahatani Bawang Merah Penerimaan usahatani bawang merah terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai. Penerimaan tunai merupakan

Lebih terperinci

I. METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

I. METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya I. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, artinya adalah metode penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya

Lebih terperinci

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR 8.1 Penerimaan Usahatani Ubi Jalar Penerimaan usahatani ubi jalar terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai. Penerimaan tunai merupakan penerimaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio). III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini meliputi konsep usahatani, biaya usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C

Lebih terperinci

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani. 85 VI. KERAGAAN USAHATANI PETANI PADI DI DAERAH PENELITIAN 6.. Karakteristik Petani Contoh Petani respoden di desa Sui Itik yang adalah peserta program Prima Tani umumnya adalah petani yang mengikuti transmigrasi

Lebih terperinci

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Tanaman melon (Cucumismelo L.) adalah salah satu anggota familia

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Tanaman melon (Cucumismelo L.) adalah salah satu anggota familia II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Melon a. Agronomi tanaman melon Tanaman melon (Cucumismelo L.) adalah salah satu anggota familia curcubitaceae atau suku timun-timunan dan termasuk

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , , V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5.1.1 Umur petani responden Umur Petani merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada aktivitas di sektor pertanian. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep Ekonomi 3.1.1. Fungsi Produksi Dalam proses produksi terkandung hubungan antara tingkat penggunaan faktor-faktor produksi dengan produk atau hasil yang akan diperoleh.

Lebih terperinci

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG Usahatani ubi jalar di Desa Cikarawang menurut bentuk dan coraknya tergolong ke dalam usahatani perorangan dimana pengelolaannya dilakukan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 27 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum 1. Letak Geografi Kabupaten Wonogiri adalah salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Jawa Tengah. Letak Kabupaten Wonogiri secara geografis antara 110.41

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas dan produktivitas kerja. Jumlah petani pada pola tanam padi-ubi

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas dan produktivitas kerja. Jumlah petani pada pola tanam padi-ubi V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Petani 1) Umur Umur petani merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas dan produktivitas kerja. Jumlah petani pada pola tanam padi-ubi

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis) ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Ciamis) Oleh : Didin Saadudin 1, Yus Rusman 2, Cecep Pardani 3 13 Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2 Fakultas

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Gambaran Umum Usahatani Tomat di Desa Lebak Muncang

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Gambaran Umum Usahatani Tomat di Desa Lebak Muncang VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Gambaran Umum Usahatani Tomat di Desa Lebak Muncang Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, pada umumnya di Desa Lebak Muncang sebagian besar penduduknya adalah petani. Sebanyak

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Gambaran Umum Desa Ciaruten Ilir Desa Ciaruten Ilir merupakan bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa ini merupakan daerah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan alam, keadaan pendududuk, keadaan sarana perekonomia dan keadaaan pertanian di Desa Sukerojo adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pupuk Kompos Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN Karakteristik umum dari responden pada penelitian ini diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin, usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, pendapatan di luar usahatani

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik petani yang menjadi responden bagi peneliti adalah usia,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik petani yang menjadi responden bagi peneliti adalah usia, 51 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Petani Responden Karakteristik petani yang menjadi responden bagi peneliti adalah usia, pengalaman bertani, tingkat pendidikan, penggunaan luas lahan, dan jumlah tanggungan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

VII. ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL VII. ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL 7.1 Analisis Perbandingan Penerimaan Usaha Tani Analisis ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan antara

Lebih terperinci

KUISIONER PRAKTIKUM LAPANG ILMU USAHATANI (Responden : Petani)

KUISIONER PRAKTIKUM LAPANG ILMU USAHATANI (Responden : Petani) I. GAMBARAN UMUM RESPONDEN KUISIONER PRAKTIKUM LAPANG ILMU USAHATANI (Responden : Petani) a. Tanaman di usahakan : ( ) Padi, ( ) Palawija, ( ) Hortikultura, ( ) Lainnya :. b. Luas lahan : Ha c. Luas Lahan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Umur petani merupakan salah satu faktor penting dalam melakukan usahatani. Umur berpengaruh terhadap kemampuan fisik petani dalam mengelola usahataninya.

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Letak Geografis Tempat Penelitian Desa Candi merupakan salah satu desa yang banyak menghasilkan produksi jagung terutama jagung pipilan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA Penelitian ini menganalisis perbandingan usahatani penangkaran benih padi pada petani yang melakukan

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah 1. Persiapan kolam Di Desa Sendangtirto, seluruh petani pembudidaya ikan menggunakan kolam tanah biasa. Jenis kolam ini memiliki

Lebih terperinci

V HASIL DAN PEMBAHASAN. Umur petani berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja dari petani tersebut.

V HASIL DAN PEMBAHASAN. Umur petani berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja dari petani tersebut. V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Petani Petani kentang Desa Batur berusia antara 20 tahun sampai lebih dari 50 tahun. Umur petani berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja dari

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Pondok Menteng Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

Analisis Produksi Usahatani Tomat di Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan

Analisis Produksi Usahatani Tomat di Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan Analisis Produksi Usahatani Tomat di Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan Desy Issana Sari 1, Yudi Ferrianta 2, dan Rifiana 2 1 Alumni Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu. 37 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang petani mengalokasikan sumberdaya yang ada, baik lahan, tenaga

Lebih terperinci

VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI

VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI 6.1 Analisis Fungsi Produksi Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dapat dijelaskan ke dalam fungsi produksi. Kondisi di lapangan menunjukkan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.. Wilayah dan Topografi Secara geografis Kota Pagar Alam berada pada 4 0 Lintang Selatan (LS) dan 03.5 0 Bujur Timur (BT). Kota Pagar Alam terletak di Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN

VII ANALISIS PENDAPATAN VII ANALISIS PENDAPATAN Analisis pendapatan yang dibahas dalam penelitian ini meliputi penerimaan, biaya, dan pendapatan dari usahatani padi sawah pada decision making unit di Desa Kertawinangun pada musim

Lebih terperinci

V. DAMPAK SUBSIDI PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI LAMPUNG

V. DAMPAK SUBSIDI PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI LAMPUNG 45 V. DAMPAK SUBSIDI PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI LAMPUNG 5.1 Karakteristik Petani Responden Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

Kelayakan Ekonomi Teknologi Petani Pada Usahatani Bawang Merah Varietas Sumenep (Studi Kasus di Desa Rajun Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep)

Kelayakan Ekonomi Teknologi Petani Pada Usahatani Bawang Merah Varietas Sumenep (Studi Kasus di Desa Rajun Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep) Kelayakan Ekonomi Teknologi Petani Pada Usahatani Bawang Merah Varietas Sumenep (Studi Kasus di Desa Rajun Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep) Isdiantoni Fakultas Pertanian, Universitas Wiraraja

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO Purwanto 1) dan Dyah Panuntun Utami 2) 1)Alumnus Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian 2) Dosen Program

Lebih terperinci

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : Usaha tani Padi dan Jagung Manis pada Lahan Tadah Hujan untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Kalimantan Selatan ( Kasus di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru ) Rismarini Zuraida Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

VI PENDAPATAN USAHATANI JAMBU BIJI

VI PENDAPATAN USAHATANI JAMBU BIJI VI PENDAPATAN USAHATANI JAMBU BIJI 6.1. Keragaan Usahatani Jambu biji Usahatani jambu biji di Desa Cimanggis merupakan usaha yang dapat dikatakan masih baru. Hal ini dilihat dari pengalaman bertani jambu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap pembangunan di Indonesia,

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Lokasi Penelitian Desa Tlogoweru terletak di Kecamatan Guntur Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah, dengan perbatasan wilayah Desa sebagai berikut Batas

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive). Alasan pemilihan Kabupaten

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani Identitas petani merupakan suatu tanda pengenal yang dimiliki petani untuk dapat diketahui latar belakangnya. Identitas

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Anggota Kelompok Wanita Tani Menurut Umur. Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Dusun Pakel Jaluk juga merupakan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Anggota Kelompok Wanita Tani Menurut Umur. Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Dusun Pakel Jaluk juga merupakan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Keadaan Anggota Kelompok Wanita Tani Menurut Umur Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Dusun Pakel Jaluk juga merupakan ibu rumah tangga yang mengurusi kebutuhan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Karangsewu, Pandowan dan Tirtorahayu yang terbagi dalam 75 pedukuhan, 148

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Karangsewu, Pandowan dan Tirtorahayu yang terbagi dalam 75 pedukuhan, 148 IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Kecamatan Galur merupakan salah satu dari 12 kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, terdiri dari 7 desa yaitu Brosot, Kranggan, Banaran, Nomporejo, Karangsewu,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dianggap sudah mewakili dari keseluruhan petani yaitu sebanyak 250 orang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dianggap sudah mewakili dari keseluruhan petani yaitu sebanyak 250 orang V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Petani Petani responden pada penelitian ini adalah petani yang berjumlah 71 orang yang dianggap sudah mewakili dari keseluruhan petani yaitu sebanyak 250 orang petani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Produksi Secara umum, istilah produksi diartikan sebagai penggunaan atau pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi lainnya yang sama sekali

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian tentang optimasi penggunaan input produksi telah dilakukan oleh beberapa peneliti pada komoditas lain, seperti pada tanaman bawang merah dan kubis.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 26 A. Metode Penelitian 1. Sasaran Penelitian BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Sasaran penelitian adalah para petani berstatus pemilik maupun penyewa yang mengusahakan tanaman padi semi organik

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci