BAHAN DAN METODE. 2(Z 1-α/2 + Z 1-β ) 2 σ 2 n = (μ c - μ I ) 2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAHAN DAN METODE. 2(Z 1-α/2 + Z 1-β ) 2 σ 2 n = (μ c - μ I ) 2"

Transkripsi

1 BAHAN DAN METODE Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan Bogor, yang dilaksanakan pada bulan Juni bulan Januari 2011, yang berjudul Efektivitas Suplementasi Zat Gizi Mikro Terhadap Status Besi dan Vitamin A Pada Murid SLTP Titik berat penelitian ini adalah pada prohepsidin dan status besi dalam darah pada murid SMP kelas VII, VIII dan IX di Kabupaten Bogor. Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Disain penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan jenis penelitian terapan. Penelitian dilakukan di dua SMP di Kabupaten Bogor yaitu SMP Purnawarman di Kecamatan Rancabungur dan MTs Fathusa adah di Kecamatan Sukaraja selama 8 bulan dari bulan Juni bulan Januari Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian adalah murid-murid SMP di Kabupaten Bogor, sedangkan sampel penelitian adalah remaja putri murid-murid SMP Purnawarman Kecamatan Rancabungur dan Mts Fathusa adah kecamatan Sukaraja kelas VII, VIII dan IX usia tahun, dengan kriteria inklusi: tidak menderita sakit infeksi menahun, tidak sedang menstruasi pada saat pengambilan darah dan bersedia ikut serta dalam kegiatan penelitian serta menandatangani surat pernyataan bersedia menjadi objek penelitian. Penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu: kelompok perlakuan yang diberi kapsul besi (ferro sulfate) Dosis 60 mg + 0,25 mg asam folat dua kali seminggu selama 12 minggu dan kelompok kontrol yang diberikan placebo. Jumlah sampel dihitung dengan harapan kenaikan hemoglobin sebesar rata-rata 1,2 g/dl, dengan rumus sebagai berikut (Lemeshaw, 2000) : 2(Z 1-α/2 + Z 1-β ) 2 σ 2 n = (μ c - μ I ) 2

2 31 2(1,96 + 1,28) 2 ( 1, 3 2 ) n = = 24,6 (1,2) 2 Keterangan : n = Besar sampel σ = Simpang baku kadar hemoglobin = 1,3 (Saidin, 2009) δ Z 1-α/2 Z 1-β μ c μ I = harapan kenaikan kadar hemoglobin 1,2g/dl. = nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan tingkat kemaknaan (untuk α = 0,05 adalah 1,96) = nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan kekuatan (power) sebesar yang diinginkan (untuk β = 0,10 adalah 1.28) = mean outcome sebelum intervensi = mean outcome setelah intervensi Jumlah sampel dihitung dengan harapan perubahan prohepsidin sebesar 13 ng/ml, dengan rumus sebagai berikut (Lemeshaw, 2000) : 2(Z 1-α/2 + Z 1-β ) 2 σ 2 n = (μ c - μ I ) 2 2(1,96 + 1,28) 2 ( 1, 3 2 ) n = = 20,7 (13) 2 Keterangan : N = Besar sampel σ = Simpang baku kadar prohepsidin = 12,9 (Young et al, 2009) δ Z 1-α/2 Z 1-β μ c μ I = harapan kenaikan kadar prohepsidin 13 ng/ml. = nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan tingkat kemaknaan (untuk α = 0,05 adalah 1,96) = nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan kekuatan (power) sebesar yang diinginkan (untuk β = 0,10 adalah 1.28) = mean outcome sebelum intervensi = mean outcome setelah intervensi

3 32 Berdasarkan perhitungan rumus tersebut di atas diperlukan 28 orang remaja putri per kelompok perlakuan (dengan memperhitungkan kemungkinan terjadinya drop out sekitar 10%). Kemudian diambil jumlah sampel tertinggi yaitu berdasarkan perhitungan kenaikan kadar hemoglobin. CARA PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA Cara Pengambilan Sampel Karena penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan Bogor maka cara pengambilan sampel (sampling) mengikuti pelaksanaan dalam penelitian Puslitbang Gizi dan Makanan Bogor tersebut. Pemilihan SMP dilakukan secara purposive berdasarkan hasil penelitian Saidin, Terhadap semua anak kelas VII, VIII dan IX dari SMP terpilih akan dilakukan pemeriksaan kadar Hb untuk mendapatkan siswi-siswi yang menderita anemia. Penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok perlakuan (29 orang), dan kelompok kontrol (26 orang). Kemudian kepada seluruh anak diberikan obat cacing Pirantel Pamoat dosis tunggal. Selanjutnya mulai dilakukan pemberian suplemen selama 12 minggu. Kelompok perlakuan mendapat kapsul besi (ferro Sulfat) dosis 60 mg + 0,25 mg asam folat. Kelompok kontrol adalah kelompok pembanding mendapatkan plasebo. Pemberian tablet besi pada kelompok kontrol dilakukan setelah kegiatan penelitian selesai. Cara Pemberian Kapsul Besi Kapsul besi yang diberikan kepada sampel penelitian berasal dari tablet tambah darah (TTD) dari program pemerintah yang mengandung 200 mg fero sulfat atau 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat yang dikapsulkan. Kapsul besi dibuat di Puslitbang Gizi dan Makanan Bogor dilakukan oleh Apoteker yang sudah berpengalaman. Tablet besi program tersebut dibuat dalam bentuk kapsul dengan tujuan untuk menghindarkan bias pada saat pengumpulan data, agar antara tablet besi dan plasebo tidak dapat dibedakan oleh petugas dilapangan dan responden kecuali peneliti yang bertanggung jawab dalam membagi kelompok suplemen.

4 33 Kapsul besi dikirim sebanyak 25 kali (satu minggu dua kali selama tiga bulan) ke sekolah selama penelitian berlangsung dilakukan dimulai setelah pengumpulan data dasar (pada awal penelitian). Pemberian kapsul besi dilakuan di sekolah oleh petugas dari Puslitbang Gizi dan Makanan dibantu oleh guru, kecuali bagi responden yang tidak masuk sekolah, kapsul besi diantarkan ke rumah oleh guru atau responden temannya yang tempat tinggalnya berdekatan. Untuk mencegah agar tidak ada responden yang terlambat minum kapsul besi, guru atau setiap murid yang bertugas sebagai distributor kapsul besi dibekali buku catatan yang berisi daftar nama-nama responden dan jadwal waktu minum kapsul besi yang sudah ditentukan, beserta surat pernyataan yang harus ditanda tangani oleh orang tua sampel yang menyatakan bahwa orang tua benar menyaksikan anaknya memakan kapsul yang diberikan oleh sekolah. Bila ada keluhan dari responden dilaporkan kepada guru koordinator dan dicatat, kemudian dilaporkan kepada petugas dari Puslitbang Gizi dan Makanan. Cara Pengumpulan Data Sampel yang dipilih adalah murid-murid SMP Purnawarman Kecamatan Rancabungur dan Mts Fathusa adah Kecamatan Sukaraja kelas VII, VIII dan IX berusia tahun. Terhadap seluruh murid terpilih dilakukan pengumpulan data identitas diri, seperti nama, umur, nama orang tua, pekerjaan dan pendidikan orang tua, besar keluarga, keadaan ekonomi keluarga; data anthropometri meliputi berat badan dan tinggi badan; status kesehatan; data konsumsi makanan; pengambilan darah untuk pemeriksaan status besi dan kadar hormon prohepsidin. Data identitas responden dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner. Data berat badan dikumpulkan dengan cara penimbangan menggunakan timbangan injak dengan ketelitian 0,1 kg, tinggi badan diukur dengan menggunakan microtoise dengan ketelitian 0,1 cm. Data konsumsi makanan dikumpulkan dengan cara recall dua kali 24 jam dan diolah dengan menggunakan program nutrisof. Semua pengukuran dan wawancara dilakukan oleh tenaga terlatih dari Puslitbang Gizi dan Makanan Bogor. Data kesehatan diperoleh dengan pemeriksaan secara fisik yang dilakukan oleh dokter dari Puslitbang Gizi dan Makanan Bogor. Sedangkan data kadar hemoglobin,

5 34 kadar feritin dan kadar prohepsidin yang merupakan prekursor bagi hormon hepsidin dikumpulkan dengan cara pengambilan contoh darah dari responden sebanyak 2,5 ml melalui vena menggunakan vacutainer dengan ukuran jarum 23G yang dilakukan oleh tenaga analis kesehatan yang terlatih dari Puslitbang Gizi dan Makanan Bogor. Kadar hemoglobin diukur dengan metode Cyanmethemoglobin dilakukan di laboratorium Puslitbang Gizi dan Makanan Bogor, sedangkan kadar feritin dan kadar prohepsidin dilakukan dengan metode ELISA oleh tenaga-tenaga terlatih di laboratorium Biokimia, Departemen Biokimia IPB. Setelah tiga bulan pemberian kapsul besi berlangsung, selanjutnya dilakukan pemeriksaan evaluasi dengan mengumpulkan data BB dan TB, konsumsi makanan serta darah untuk pemeriksaan status besi dan hormon prohepsidin. Variabel Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kadar hemoglobin awal, feritin awal, prohepsidin awal, tingkat kecukupan energi, protein, vitamin A, vitamin C, zat besi, dan, sedangkan variabel terikatnya adalah perubahan kadar hemoglobin, perubahan kadar feritin, dan perubahan kadar prohepsidin. Pengolahan dan analisis data Manajemen data meliputi kegiatan editing, entri dan cleaning data sebelum dilakukan analisis. Editing mulai dilakukan oleh pewawancara semenjak data diperoleh dari jawaban responden. Pengolahan data diarahkan untuk menjawab tujuan penelitian dengan membuat tabulasi untuk masing-masing variabel. Analisis data dilakukan dengan univariat dan bivariat dengan menggunakan SPSS 17. Analisis univariat ditujukan untuk menjelaskan masing-masing variabel yang diteliti. Data disajikan dalam bentuk rata-rata, simpang baku dan sebaran meliputi kadar Hb, umur, jumlah suplemen (kapsul) yang dikonsumsi, asupan energi dan protein, konsumsi vitamin A, vitamin C dan zat besi. Selanjutnya data numerik yang tidak terdistribusi normal dianalisis dengan menggunakan prosedur uji statistik nonparametrik.

6 35 Untuk mengetahui kemungkinan variabel-variabel bebas (kadar Hb, kadar Feritin, kadar prohepsidin dan tingkat kecukupan zat gizi) yang mungkin berpengaruh terhadap variabel terikat (perubahan biomarker status besi; perubahan kadar Hb, feritin dan prohepsidin) dilakukan dengan analisis regresi linear berganda. ANALISIS DARAH Cara Pengambilan darah Sampel darah yang digunakan untuk analisis hemoglobin adalah whole Blood sebanyak 20 µl, sedangkan sampel darah yang digunakan untuk analisis kadar feritin dan kadar hepsidin adalah berupa serum masing-masing sebanyak ± 300 µl dan ditambah untuk back up sampel serum 300 µl sehingga darah yang diambil adalah ± 2,5 ml. Pengambilan darah vena untuk memperoleh darah sebanyak 2,5 ml adalah sebagai berikut: Alat-alat dan Bahan Alat-alat yang diperlukan untuk pengambilan darah adalah spuit 2.5 ml, jarum ukuran 23 G, alkohol swab 70%, tabung centrifugasi, tabung serum, handyplast, label nama, tourniquit, rak tabung, dan cool box. Cara pengambilan contoh darah Pertama-tama disiapkan alat-alat dan bahan-bahan untuk keperluan pengambilan darah. Diperhatikan vena yang akan ditusuk, letaknya yang supervisial dan cukup besar, selanjutnya tourniquit dipasang pada lengan atas, jangan terlalu kencang dan tidak boleh terlalu lama. Tempat yang akan ditusuk didesinfeksi dengan alkohol 70 % kemudian vena ditusuk perlahan-lahan. Bila berhasil akan terlihat darah memasuki spuit, kemudian zuiger ditarik perlahanlahan sampai didapatkan jumlah darah yang diinginkan. Setelah itu tourniquit dilepaskan dan sepotong kapas steril yang kering ditempatkan pada tempat penusukkan tadi, lalu jarum dikeluarkan perlahan-lahan. Responden diminta untuk

7 36 meneruskan menekan kapas tadi selama 2-3 menit sambil lengan direntangkan kemudian bekas tusukkan tadi ditutup dengan handyplast. Jarum dilepaskan dari spuitnya lalu darah dimasukkan ke dalam botol/ tabung perlahan-lahan supaya tidak menimbulkan buih dan sebaiknya dialirkan melalui dinding tabung atau botol. Bila digunakan anticoagulant segera dikocok perlahan-lahan agar tercampur rata. Selanjutnya bekas jarum dibuang pada tempat yang sudah disediakan dan tidak boleh dicampur dengan sampah yang lain. Darah yang sudah didapat disentrifugasi dan diambil serumnya, serum dibagi menjadi tiga dan dimasukkan ke dalam tabung serum, masing-masing untuk analisis kadar feritin, kadar prohepsidin dan untuk cadangan, masing-masing tube serum diberi nama responden dan tanggal pengambilan atau kode yang sudah dibuat untuk masing-masing responden, kemudian dibawa ke laboratorium untuk dianalisis. Apabila tidak langsung dianalisis maka harus disimpan pada suhu C atau C stabil sampai ± 6 bulan. Analisis hemoglobin Sampel darah yang digunakan adalah whole blood sebanyak 20 µl dari darah vena yang diambil bersamaan dengan darah vena untuk analisis kadar feritin serum dan kadar prohepsidin serum. Darah yang sudah didapat dari vena sebelum dibiarkan membeku dan dicentrifugasi untuk diambil serumnya, terlebih dahulu diambil sebanyak 20 µl untuk pemeriksaan hemoglobin, dilakukan duplo (2 analisis) agar lebih akurat. Kadar hemoglobin diukur pada panjang gelombang 546 nm menggunakan spektrofotometer HUMALYZER type 840 dilakukan di laboratorium Puslitbang Gizi dan Makanan Bogor. Pereaksi kit yang digunakan untuk pemerikasaan hemoglobin adalah merek HUMAN dari German siap pakai dengan menggunakan metode cyanmethemoglobin. Prinsip reaksi Hemoglobin dengan larutan K 2 Fe(CN) 6 berubah menjadi methemoglobin kemudian menjadi hemoglobin sianida ( HbCN ) oleh KCN dengan absorbansi maksimum pada 546 nm. Pengaturan ph dilakukan dengan menambah KH 2 FO 4,

8 37 untuk mempercepat lisis eritrosit dan mengurangi kekeruhan HbCN ditambah non ionic detergent. Absorbansi warna berbanding lurus dengan konsentrasi Hb. Alat Alat dan Bahan Bahan yang digunakan untuk pemeriksaan kadar hemoglobin adalah darah vena dan pereaksi cyanmethemoglobin sedangkan alat yang dibutuhkan adalah pipet mikro 20 µl, pipet mikro 5000 µl, tabung reaksi, rak tabung dan spektrofotometer. Prosedur Analisis Disiapkan 3 tabung reaksi seukuran 5 ml, masing-masing diberi label pereaksi blanko ( blk), Pereaksi standar ( std ) dan Pereaksi Sampel ( spl ), pada tabung blk diberi 5000 µl ( 5 cc ) Pereaksi Hb Cyanida, dan tabung std diberi 20 µl sample darah standar dan ditambah dengan 5000µl Pereaksi Hb Cyanida dicampur hingga homogen, tabung spl diberi 20 µl sample darah dan ditambah dengan 5000 µl Pereaksi Cyanida, kemudian didiamkan selama minimal 5 menit pada suhu kamar, selanjutnya diukur absorbansi std dan absorbansi spl terhadap pereaksi blanko pada panjang gelombang 546 nm Analisis Feritin Kadar feritin dianalisis dengan menggunakan EIAgen Feritin merek ADALTIS dari Milano Italy Cat: LI test, dengan metode ELISA. Analisis feritin dibaca dengan alat Microplate reader merek BIO-RAD Model 680 Series. Dilakukan di laboratorium Biokimia, Departemen Biokimia IPB Bogor. Prinsip Reaksi EIAgen Feritin Kit berdasarkan pada pengikatan feritin manusia dengan dua antibodi monoklonal: satu diimobilisasi pada sumur mikroplate, konjugat yang lain dengan horserasdish peroxidase (HPR). Setelah inkubasi pelepasan ikatan ditunjukkan dengan pencucian fase padat sederhana. Enzim pada fraksi ikatan bereaksi dengan substrat tetrametilbenzidin (TMB) membentuk warna biru yang berubah menjadi kuning setelah penambahan stop solution (H 2 SO 4 ). Konsentrasi

9 38 feritin dalam sampel dikalkulasi berdasarkan seri kalibrator. Intensitas warna proporsional dengan konsentrasi feritin dalam sampel. Alat-alat dan Bahan Alat-alat yang diperlukan untuk anlisis kadar feritin adalah pipet mikro 20 µl, pipet mikro multichannel 100 µl, dispenser otomatis, microplate reader dengan kemampuan mengukur panjang gelombang 405, pipet tips disposible, tissue penyerap dan kertas grafik. Sedangkan bahan yang diperlukan adalah serum sampel, serum kontrol, aquadest, Microplate dengan 12 x 8 sumur yang di coated dengan antibodi monoklonal anti-feritin yang dapat dipatahkan, 6 vial kalibrator yang mengandung 0, 5, 20, 100, 400, 1000 ng/ml feritin hati manusia dengan gentamicin 0,01% sebagai pengawet, Conjugate yang mengandung antibodi monoklonal anti-feritin yang berkonjugasi dengan horseradish peroksidase (HRP), substrat yang mengandung campuran 0,25 g/l TMB (tetrametilbenzidin) dan H 2 O 2 (hidrogen peroksida), Stop Solution yang mengandung H 2 SO 4 0,3 M, Buffer pencuci 20x yang mengandung 50 ml konsentrat bufer pencuci yang mengandung bufer fosfat 50 mm ph 7,4 dan tween 201 g/l Preparasi Pereaksi Larutan pencuci diencerkan 1:19 dengan aquadest, contoh : 25mL larutan pencuci ml aquadest. Stabil sampai tanggal kadaluarsa setelah diencerkan. Prosedur Analisa Semua pereaksi harus berada pada suhu kamar ( C) sebelum digunakan, dan semua pereaksi harus dikocok perlahan sebelum digunakan jangan sampai berbusa, untuk kurva standar harus disiapkan masing-masing dua sumur, satu sumur untuk blanko dan dua sumur untuk masing-masing sampel. Pertama-tama dipipet 20 µl tiap kalibrator dan sample ke dalam masingmasing sumur yang sudah diberi nomer, lalu dipipet 100 µl konjugat ke dalam semua sumur dengan menggunakan pipet mikro multichannel. Setelah itu diinkubasi 60 menit suhu ruang ( C), kemudian dicuci dengan Microplate Washer atau dengan pipet mikro multichannel sebanyak 3 kali dengan isi tiap

10 39 sumur 300 µl. Setelah selesai buang sisa cairan dengan tisue pembersih. Selanjutnya dipipet 100 µl substrat ke dalam tiap sumur lalu diinkubasi kembali selama 10 menit pada suhu ruang ( C) pada tempat gelap. Terakhir dipipet 100 ul Stop Solution ke dalam tiap sumur, goyang 5 detik dan dibaca plate dengan Microplate Reader pada 450nm. Analisis Prohepsidin Pereaksi yang digunakan untuk analisis prohepsidin adalah pereaksi DRG Hepcidin Prohormone ELISA (EIA-4644) dari Amerika Serikat untuk penentuan kadar prohepsidin dalam serum dan urin manusia. Metode yang digunakan adalah metode ELISA. Analisis Prohepsidin dibaca dengan alat Microplate reader merek BIO-RAD Model 680 Series. Dilakukan di laboratorium Biokimia, Departemen Biokimia IPB Bogor. Prinsip Analisis DRG Hepcidin Prohormone ELISA Kit adalah enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) fase padat, berdasarkan pada prinsip pengikatan kompetitif. Sumur-sumur mikrotiter dilapisi dengan antibodi poliklonal langsung pada sisi antigenik molekul prohepsidin. Prohepsidin endogenus dari sampel pasien bersaing dengan konjugat biotin prohormon hepsidin untuk berikatan pada antibodi yang dilapisi pada sumur-sumur microplate. Setelah inkubasi konjugat yang tidak terikat dicuci. Jumlah yang terikat dengan konjugat biotin adalah berbanding terbalik dengan konsentrasi prohepsidin dalam sampel. Setelah penambahan larutan substrat intensitas warna yang terbentuk berbanding terbalik dengan konsentrasi prohepsidin dalam sampel Alat-alat dan bahan Alat-alat yang digunakan dalam analisis ini adalah: 1. pipet mikro 50 µl, 2. pipet mikro multichannel 100 µl, 3. dispenser otomatis, 4. microplate reader dengan kemampuan mengukur panjang gelombang 405, 5. pipet tips disposible, 6. tissue penyerap dan 7. kertas grafik. Sedangkan bahan yang digunakan adalah: 1. serum sampel, 2. serum kontrol, 3. Microtiterwells, 12x8 (dapat dipatahkan) strips

11 40 96 sumur yang sudah dilapisi dengan antibodi poliklonal anti prohepsidin, 4. Standard (Standard 0-6) 7 vial (lyophilized), 1 ml; konsentrasi: 10, 50, 100, 250, 500, 1000 ng/ml peptida hepsidin sintetik yang mengandung < 0.02% methylisothiazolone dan < 0.02% bromonitrodioxane sebagai pengawet, 5. kontrol, 1 vial (lyophilized) 1 ml dengan nilai kontrol dan rentangnya sesuai dengan yang tertera di label vial, 6. Assay Buffer 1 vial 14 ml, siap pakai, mengandung < 0.02% methylisothiazolone dan < 0.02% bromonitrodioxane sebagai pengawet, 7. Biotin Conjugate (fragment prohepsidin berkonjugasi dengan biotin, 1 vial 14 ml yang megandung < 0.02% methylisothiazolone dan < 0.02% bromonitrodioxane sebagai pengawet; siap pakai, 8. Enzyme Complex horseradish peroksidase 1 vial 14mL mengandung < 0.02% methylisothiazolone dan < 0.02% bromonitrodioxane sebagai pengawet, 9. Substrate Solution Tetramethylbenzidine (TMB) 1 vial 14 ml siap pakai, 10. Stop Solution mengandung 0.5M H 2 SO 4 1 vial 14 ml siap pakai, 11. Wash Solution (konsentrat 40 X) 1 vial 30 ml, 12. Aquades. Preparasi Pereaksi Diencerkan 30 ml konsentrat Wash Solution dengan 1170 ml aquades, stabil selama dua minggu pada suhu kamar. Prosedur analisis Setiap kali menjalankan analisis harus termasuk satu seri kalibrasi. Pertama-tama harus dipastikan semua sumur mikrotiter berada pada mikrotiter holder sesuai nomornya. Dipipet 100 μl Assay Buffer ke dalam masing-masing sumur lalu dipipet 50 μl masing-masing standar, kontrol dan sampel dengan tips sekali pakai baru ke dalam tiap sumur yang sudah dinomori dan untuk masingmasing sampel harus dibuat duplo. Selanjutnya dipipet 100 μl konjugat biotin ke dalam masing-masing sumur, lalu dikocok selama 10 detik, ini penting agar tercampur homogen. Setelah itu diinkubasi selama 120 menit pada suhu kamar (tanpa menutup plate), kemudian isi sumur dibuang dengan cepat dan sumur dibilas 5 kali dengan Wash Solution (400 μl per sumur). Sumur dihentakkan dengan keras ke tissue penyerap untuk membuang sisa-sisa residu. (sensitivitas

12 41 dan ketepatan pengukuran dipengaruhi kebersihan pada saat pencucian). Selanjutnnya ditambahkan 100 μl Enzyme Complex ke masing-masing sumur, lalu diinkubasi lagi selama 60 menit pada suhu ruang. Isi sumur selanjutnya dibuang dengan cepat dan dibilas 5 kali dengan Wash Solution (400 μl per sumur). Kemudian sumur dihentakkan dengan keras ke tissue penyerap untuk membuang sisa-sisa residu, lalu ditambahkan 100 μl Substrate Solution pada masing-masing sumur. Diinkubasi kembali selama 30 menit pada suhu ruang. Reaksi enzimatik distop dengan menambahakan 100 μl Stop Solution pada masing-masing sumur dan terakhir dibaca pada panjang gelombang 450 ± 10 nm dengan mikrotiter plate reader dalam waktu 10 menit setelah penambahan Stop Solution. Hasil pembacaan dihitung berdasarkan kurva standar (kalibrator). Analisis C-Reactive Protein (CRP) CRP adalah suatu protein fase akut yang terdapat di dalam serum manusia sebagai respon terhadap berbagai kondisi imflamasi dan nekrosis jaringan dan menghilang seiring dengan kondisi kesembuhan. CRP biasanya ditemukan pada kasus infeksi bakteri, rheumatoid fever aktif dan beberapa neoplasma yang menular dan sering berhubungan dengan kasus rheumatoid arthritis, infeksi virus, dan tuberkulosis. Pereaksi yang digunakan untuk analisis CRP ini adalah CRP Latex Test yang diproduksi oleh Antec Diagnostic dari United Kingdom untuk analisis kulitatif dan semi kuantitatif CRP dalam serum manusia. Prinsip Analisis Pembacaan ditunjukkan dengan menguji suspensi partikel lateks yang di lapis dengan antibodi CRP manusia terhadap serum yang tidak dikenal. Adanya aglutinasi yang tampak mengindikasikan suatu peningkatan kadar CRP yang bermakna secara klinis yang menunjukkan kemungkinan adanya infeksi atau peradangan.

13 42 Alat-alat dan bahan Alat-alat yang digunakan dalam analisis ini adalah: pipet mikro 40 µl, 50 µl dan 100 µl, slide test, batang pengaduk (stirer pipet), tabung kecil, larutan salina, rotator dan timer. Bahan - bahan yang dibutuhkan dalam analisis CPR adalah: serum sampel yang jernih, kontrol serum positif dengan konsentrasi 15 mg/l, kontrol serum negatif mengandung 0,1% azide, buffer konsentrat glisin (sebelum digunakan harus diencerkan 10 kali) ph antara 8,0 8,2. Prosedur Analisis Metode Kualitatif Semua pereaksi harus dipastikan mencapai suhu kamar, kemudian kocok perlahan pereaksi latex untuk membuyarkan partikel latex yang menumpuk agar tidak mengendap. Diambil 40 µl pereaksi latex dengan menggunakan pipet mikro, dan letakkan pada tiap lingkaran pada slide test. Dengan menggunakan stirer pipet tambahkan satu tetes serum ke satu lingkaran pada slide test yang sudah ada pereaksi latexnya, kemudian campur dengan menggunakan stirer dan ratakan di seluruh lingkaran. Slide test dimiringkan sambil digoyang ke depan dan ke belakang perlahan-lahan selama sekitar dua menit, lalu interpretasikan hasil gumpalannya (aglutinasinya) kemudian dibandingkan dengan kontrol positif dan negatif. Catatan: Mereaksikan serum dengan latex jangan lebih dari dua menit karena dapat menyebabkan hasil yang salah (positif palsu). Terakhir hasil dicatat dan slide test dicuci dengan aquadest dan dikeringkan untuk dipakai kembali. Adanya aglutinasi mengindikasikan bahwa kadar CRP sampel sama dengan 6 mg/l (Regen Kit CRP Antec Diagnostic, 2010)

14 43 Tabel 6. Seri pengenceran CRP Pengenceran 1/2 1/4 1/8 1/16 Serum sampel 100 µl Saline 100 µl 100 µl 100 µl 100 µl 100 µll 100 µl 100 µl Volume sample 50 µl 50 µl 50 µl 50 µl 6 x titer 6 x 2 6 x 4 6 x 8 6 x 16 Mg/ml Metode Semi-kuantitatif Semi-kuantitatif test dapat dilakukan seperti cara kualitatif dengan menggunakan seri pengenceran serum dalam larutan salina, bufer fosfat, atau saline glycin dengan cara seperti pada Tabel 6. Titer CRP diperlihatkan dengan adanya aglutinasi pada pengenceran tertinggi. Misalnya jika terjadi aglutinasi pada pengenceran ke 3, titernya adalah 8 berhubungan dengan konsentrasi 48 mg/l.

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian 14 METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Unit Pelayanan Mikrobiologi Terpadu, Bagian Mikrobiologi Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 8 BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai Juli sampai dengan Agustus 2010. Pemeliharaan ayam broiler dimulai dari Day Old Chick (DOC)

Lebih terperinci

membutuhkan zat-zat gizi lebih besar jumlahnya (Tolentino & Friedman 2007). Remaja putri pada usia tahun, secara normal akan mengalami

membutuhkan zat-zat gizi lebih besar jumlahnya (Tolentino & Friedman 2007). Remaja putri pada usia tahun, secara normal akan mengalami PENDAHULUAN Latar belakang Anemia zat besi di Indonesia masih menjadi salah satu masalah gizi dan merupakan masalah kesehatan yang memerlukan perhatian. Anemia zat besi akan berpengaruh pada ketahanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan hasil pemeriksaan asam urat metode test strip dengan metode enzymatic colorimetric. B.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Puskesmas Pabelan Kabupaten Semarang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: ) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016

LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: ) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016 LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: 157008009) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016 TEMPAT : LABORATORIUM TERPADU LANTAI 2 UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif.. Tempat pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif.. Tempat pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel di Laboratorium BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif.. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Tempat pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel di Laboratorium

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KOMPOSISI PREMIX DAN KOMPOSISI PAKAN NORMAL BR 1. Premix (PT. Eka Farma, Medan)

LAMPIRAN A KOMPOSISI PREMIX DAN KOMPOSISI PAKAN NORMAL BR 1. Premix (PT. Eka Farma, Medan) LAMPIRAN A KOMPOSISI PREMIX DAN KOMPOSISI PAKAN NORMAL BR 1 Premix (PT. Eka Farma, Medan) Kandungan Premix Kalsium Fosfor Ferrum Cupprum Manganese Iodin Sodium Chlorida Magnesium Zink Cyanocobalamine Komposisi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia dan Geriatri.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia dan Geriatri. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia dan Geriatri. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Unit Rehabilitasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinik dengan desain Randomized

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinik dengan desain Randomized 20 BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan uji klinik dengan desain Randomized Controlled Trial Double Blind pada pasien yang menjalani operasi elektif sebagai subyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian analitik Jenis Penelitian yang digunakan untuk menunjang penelitian ini adalah B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Adapun tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Hewan coba Metode Penelitian 1 Isolasi dan Produksi Antigen E/S Fasciola gigantica

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Hewan coba Metode Penelitian 1 Isolasi dan Produksi Antigen E/S Fasciola gigantica BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2009 hingga Februari 2010. Penelitian dilakukan di kandang pemeliharaan hewan coba Fakultas Kedokteran Hewan Institut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode observasional analitik, yang dilakukan dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Nama : Mesrida Simarmata (147008011) Islah Wahyuni (14700811) Tanggal Praktikum : 17 Maret 2015 Tujuan Praktikum

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN RF (RHEUMATOID FACTOR)

PEMERIKSAAN RF (RHEUMATOID FACTOR) Nama : Benny Tresnanda PEMERIKSAAN RF (RHEUMATOID FACTOR) Nim : P07134013027 I. Tujuan Untuk mengetahui adanya RF (Rheumatoid Factor) secara kualitatif dan semi kuantitatif pada sampel serum. II. Dasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah penelitian analitik diskriptif. B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah penelitian analitik.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah penelitian analitik. BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah penelitian analitik. B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN 1. Tempat penelitian Tempat penelitian dilakukan dilaboraturium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen Kuasi dengan rancangan penelitian After Only With Control Design 35 yang digambarkan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODA. Kandang dan Perlengkapannya Pada penelitian ini digunakan dua kandang litter sebesar 2x3 meter yang

MATERI DAN METODA. Kandang dan Perlengkapannya Pada penelitian ini digunakan dua kandang litter sebesar 2x3 meter yang 11 MATERI DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung dari bulan Juni 2010 sampai dengan Juni 2011. Penelitian dilakukan di kandang FKH-IPB. Pengujian sampel dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Geriatri, Farmakologi

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Geriatri, Farmakologi BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Geriatri, Farmakologi dan Gizi Medik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasit dan waktu penelitiannya yaitu : Lokasi pengambilan sampel air sumur ini yaitu di Dusun III, Desa Pulubala

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasit dan waktu penelitiannya yaitu : Lokasi pengambilan sampel air sumur ini yaitu di Dusun III, Desa Pulubala BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasit dan waktu penelitiannya yaitu :.. Lokasi Penelitian Lokasi pengambilan sampel air sumur ini yaitu di Dusun III, Desa Pulubala Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik. Waktu penelitian adalah Desember April 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik. Waktu penelitian adalah Desember April 2010. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) wilayah Pati.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1.1Tujuan A. Pungsi Darah Vena (Flebotomi) Untuk pemeriksaan hematologi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. B. Pemeriksaan Laju

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014. III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN SUSKA Riau.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K

Lebih terperinci

MATERI DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Hewan Percobaan Vaksin AI-ND Pakan Kandang dan Perlengkapannya

MATERI DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Hewan Percobaan Vaksin AI-ND Pakan Kandang dan Perlengkapannya 10 MATERI DAN METODA Waktu Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Terpadu FKH-IPB, Departemen Ilmu Penyakit Hewan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Nama : Mesrida Simarmata (147008011) Islah Wahyuni (14700824) Tanggal Praktikum : 17 Maret 2015 Tujuan Praktikum

Lebih terperinci

A. Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Campuran divorteks

A. Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Campuran divorteks LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Kerja Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.), Pengambilan Sampel Darah, Penetapan Profil Urea Darah (DAM) dan Penentuan Profil Asam Urat Darah (Follin-Wu)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Reaksi Antiserum terhadap TICV pada Jaringan Tanaman Tomat

HASIL DAN PEMBAHASAN Reaksi Antiserum terhadap TICV pada Jaringan Tanaman Tomat 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Reaksi Antiserum terhadap TICV pada Jaringan Tanaman Tomat Reaksi antiserum TICV terhadap partikel virus yang terdapat di dalam jaringan tanaman tomat telah berhasil diamati melalui

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian telah dilaksanakan di laboratorium BKP Kelas II Cilegon untuk metode pengujian RBT. Metode pengujian CFT dilaksanakan di laboratorium

Lebih terperinci

PRAKTIKUM ELISA (Enzyme- linked Immunosorbent Assay) Melviana Maya Anjelir Antika. Kamis 9 Januari 2014, pukul

PRAKTIKUM ELISA (Enzyme- linked Immunosorbent Assay) Melviana Maya Anjelir Antika. Kamis 9 Januari 2014, pukul PRAKTIKUM ELISA (Enzyme- linked Immunosorbent Assay) Melviana Maya Anjelir Antika Kamis 9 Januari 2014, pukul 09.00-16.00 I. Tujuan Praktikum: 1. Praktikan mampu mengambil dan mempersiapkan sampel plasma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat

BAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari sampai April 2008. B. ALAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini terdapat kontrol sebagai acuan antara

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Nama : T.M. Reza Syahputra Henny Gusvina Batubara Tgl Praktikum : 14 April 2016 Tujuan Praktikum : 1. Mengerti prinsip-prinsip

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2012. Pemeliharaan burung merpati dilakukan di Sinar Sari, Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Pengamatan profil darah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November 2013. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Biomassa Jurusan Kimia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian

Lebih terperinci

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Uji serologi ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) dilakukan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian serta pembacaan nilai absorban

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan post test and controlled group design terhadap hewan uji. Postest untuk

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan post test and controlled group design terhadap hewan uji. Postest untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Model penelitian ini adalah eksperimental murni yang dilakukan dengan rancangan post test and controlled group design terhadap hewan uji. Postest untuk menganalisis

Lebih terperinci

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif 75 Lampiran 1. Metode Kerja L.1.1 Bagan kerja Air Panas - Isolasi dan Seleksi Bakteri Pemurnian Bakteri Isolat Murni Bakteri Uji Bakteri Penghasil Selulase Secara Kualitatif Isolat Bakteri Selulolitik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat (explanatory reseach) penjelasan yaitu penelitian yang menyoroti hubungan antara variabel yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada 4 April 2016 sampai 16 Agustus 2016. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Material dan Hayati Departemen

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama lebih kurang 6 (enam) bulan yaitu dari bulan Januari sampai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O Bahan-bahan - air destilasi - larutan kalium chloride (KCl) 1N ditimbang 373 g KCl yang sudah dikeringkan di dalam oven pengering 105 o C, dilarutkan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

Laporan Praktikum METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Laporan Praktikum METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Hari / Tanggal Praktikum : Kamis / 11 Oktober 2012 Nama Praktikan : Rica Vera Br. Tarigan dan Yulia Fitri Djaribun

Lebih terperinci

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian 2 dalam menurunkan kadar glukosa dalam darah, selain itu daun anggrek merpati juga memiliki kandungan flavonoid yang tinggi, kandungan flavonoid yang tinggi ini selain bermanfaat sebagai antidiabetes juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia merupakan masalah kesehatan yang paling sering dijumpai di seluruh dunia, di samping sebagai masalah kesehatan utama masyarakat, terutama di negara berkembang.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) BINAYANTI NAINGGOLAN ( )

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) BINAYANTI NAINGGOLAN ( ) LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) NAMA : RAHMIWITA (157008005) Tanggal Praktikum : 14 April 2016 BINAYANTI NAINGGOLAN (157008008) Tujuan Praktikum 1. Mampu

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK ELISA PEMERIKSAAN KUANTITATIF MANNAN BINDING LECTIN PADA PLASMA DARAH

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK ELISA PEMERIKSAAN KUANTITATIF MANNAN BINDING LECTIN PADA PLASMA DARAH LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK ELISA PEMERIKSAAN KUANTITATIF MANNAN BINDING LECTIN PADA PLASMA DARAH NAMA PRAKTIKAN : Amirul Hadi KELOMPOK : I HARI/TGL. PRAKTIKUM : Kamis, 9 Januari 2014 I. TUJUAN PRAKTIKUM

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, dan Geriatri.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, dan Geriatri. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, dan Geriatri. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Unit Rehabilitasi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Yuliandriani Wannur ( )

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Yuliandriani Wannur ( ) LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Nama : Dinno Rilando (157008006) Tanggal Praktikum : 14 April 2016 Tujuan Praktikum : Yuliandriani Wannur (157008004)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengambilan Data METODE PENELITIAN Waktu, Tempat dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan baseline dari penelitian Dr. Ir. Sri Anna Marliyati MSi. dengan judul Studi Pengaruh Pemanfaatan Karoten dari Crude Pal Oil

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metodologi

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metodologi BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada periode waktu Juni 007 sampai dengan Juni 008 di Instalasi Karantina Hewan (IKH) Balai Besar Karantina Hewan Soekarno Hatta dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pengaruh konsentrasi larutan tawas terhadap protein terlarut dan kandungan asam amino pada ikan tongkol adalah melalui eksperimen di bidang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan Medika Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi di kawasan Puspitek Serpong, Tangerang. Waktu pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.1.1 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 900 g Susu skim - Ditambahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan uji klinis dengan desain quasi experimental studies dengan pendekatan pre test dan post test pada kelompok intervensi dan kontrol.

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup ruang ilmu : Anestesiologi,

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup ruang ilmu : Anestesiologi, 29 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup ruang ilmu : Anestesiologi, Farmakologi dan Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2008 sampai dengan Maret 2009. Tempat penelitian di Kebun IPB Tajur I dan analisis laboratorium dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

3. METODOLOGI 3.1 Pelaksanaan Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian

3. METODOLOGI 3.1 Pelaksanaan Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3. METODOLOGI 3.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan, Laboratorium Biokiomia Hasil Perairan, Laboratorium Mikrobiologi Hasil Perairan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan secara cross sectional untuk mengetahui kadar MMP 9 dan TNF α pada ketuban pecah

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN 17 METODELOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner FKH IPB, kandang hewan percobaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di 30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath, 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN KUANTITATIF MANNAN-BINDING LECTIN (MBL) PADA PLASMA DARAH DENGAN TEKNIK ELISA

LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN KUANTITATIF MANNAN-BINDING LECTIN (MBL) PADA PLASMA DARAH DENGAN TEKNIK ELISA LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN KUANTITATIF MANNAN-BINDING LECTIN (MBL) PADA PLASMA DARAH DENGAN TEKNIK ELISA Ade Sinaga Seri Rayani Bangun Kamis 9 Januari 2014, pukul 09.00-16.00 1. TUJUAN PRAKTIKUM Agar

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Pengukuran Kadar Kolesterol dan Trigliserida Darah Itik Cihateup. a. Menyiapkan itik Cihateup yang akan diambil darahnya.

Lampiran 1. Prosedur Pengukuran Kadar Kolesterol dan Trigliserida Darah Itik Cihateup. a. Menyiapkan itik Cihateup yang akan diambil darahnya. LAMPIRAN 1 Lampiran 1. Prosedur Pengukuran Kadar Kolesterol dan Trigliserida Darah Itik Cihateup 1) Tahap Pengambilan Sampel Darah a. Menyiapkan itik Cihateup yang akan diambil darahnya. b. Membersihkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor selama 3 bulan, terhitung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian dilakukan di laboratorium klinik Analis Kesehatan fakultas

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN JENIS JENIS PEMERIKSAAN

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN JENIS JENIS PEMERIKSAAN PUSKESMAS PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN JENIS JENIS PEMERIKSAAN Pemeriksaan penunjang Laboratorium untuk menentukan penyakit. 3.kebijakan Pemeriksaan Lab. Dilakukan untuk menegakkan diagnosa pasien Laboran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di laboratorium Patologi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September sampai dengan Oktober 2012 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September sampai dengan Oktober 2012 di 23 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada September sampai dengan Oktober 2012 di Kandang Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Analisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. desain cross sectional study, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara

III. METODE PENELITIAN. desain cross sectional study, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional study, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara asupan imunonutrisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013. 2. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Patologi,

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4 2- secara turbidimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006) LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006) Prosedur pengujian daya serap air: 1. Sampel biskuit dihancurkan dengan menggunakan mortar. 2. Sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1 ANALISIS PROTEIN Page 1 PENDAHULUAN Merupakan polimer yang tersusun atas asam amino Ikatan antar asam amino adalah ikatan peptida Protein tersusun atas atom C, H, O, N, dan pada protein tertentu mengandung

Lebih terperinci

Tabel 12 Definisi operasional

Tabel 12 Definisi operasional Tabel 12 Definisi operasional Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Usia Usia dihitung sejak lahir hingga ulang tahun terakhir Kuesioner Wawancara < 50 thn 51 55 thn >55 thn Pendidikan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum 3. Praktikum 3 : ph meter, Persiapan larutan penyangga, Pengenceran stok glukosa. Oleh : Rebecca Rumesty L dan Jimmy

Laporan Praktikum 3. Praktikum 3 : ph meter, Persiapan larutan penyangga, Pengenceran stok glukosa. Oleh : Rebecca Rumesty L dan Jimmy Laporan Praktikum 3 Praktikum 3 : ph meter, Persiapan larutan penyangga, Pengenceran stok glukosa Oleh : Rebecca Rumesty L dan Jimmy Hari/Tanggal Praktikum : Kamis / 4 Oktober 2012 Jam : 12.00 15.00 WIB

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh dr.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh dr. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh dr. Tiwuk Susantiningsih, M.Biomed mengenai pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak

Lebih terperinci

Lampiran 1 Prosedur uji aktivitas protease (Walter 1984, modifikasi)

Lampiran 1 Prosedur uji aktivitas protease (Walter 1984, modifikasi) 76 Lampiran Prosedur uji aktivitas protease (Walter 984, modifikasi) Pereaksi Blanko (ml) Standard (ml) Contoh ml) Penyangga TrisHCl (.2 M) ph 7. Substrat Kasein % Enzim ekstrak kasar Akuades steril Tirosin

Lebih terperinci

III. METODE 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Tahap Persiapan Hewan Percobaan Aklimatisasi Domba

III. METODE 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Tahap Persiapan Hewan Percobaan Aklimatisasi Domba 17 III. METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama delapan bulan yang dimulai pada bulan Mei sampai dengan bulan Desember 2010. Penelitian dilakukan di kandang Mitra Maju yang beralamat

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran A: Alur Kerja Isolasi Bakteri Penghasil Biosurfaktan

LAMPIRAN. Lampiran A: Alur Kerja Isolasi Bakteri Penghasil Biosurfaktan 56 LAMPIRAN Lampiran A: Alur Kerja Isolasi Bakteri Penghasil Biosurfaktan Air laut Dimasukkan ke dalam botol Winkler steril Diisolasi bakteri dengan pengenceran 10 0, 10-1, 10-3 Dibiakkan dalam cawan petri

Lebih terperinci

LAPORAN PRATIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, dan TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Yunita Wannur Azah

LAPORAN PRATIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, dan TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Yunita Wannur Azah LAPORAN PRATIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, dan TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Nama Praktikan : Sri Wulandari Yunita Wannur Azah Tanggal : 10 maret 2015 Tujuan Pratikum : 1. Mengerti prinsip-prinsip

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Bagian Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan lokasi penelitian di analisis di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian bioremediasi logam berat timbal (Pb) dalam lumpur Lapindo menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas pseudomallei)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data pada sebuah penelitian (Mukhtar et al., 2011). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data pada sebuah penelitian (Mukhtar et al., 2011). Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan suatu metode atau prosedur untuk mengumpulkan data pada sebuah penelitian (Mukhtar et al., 2011). Penelitian ini merupakan adalah

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk modifikasi elektroda pasta karbon menggunakan zeolit, serbuk kayu, serta mediator tertentu. Modifikasi tersebut diharapkan mampu menunjukkan sifat

Lebih terperinci