S, Patricia Febrina Dwijayanti, SE. Drs. Agus Widodo M., M.Si., Ak. 1 Universitas Airlangga Surabaya ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "S, Patricia Febrina Dwijayanti, SE. Drs. Agus Widodo M., M.Si., Ak. 1 Universitas Airlangga Surabaya ABSTRAK"

Transkripsi

1 FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN YANG MEMPENGARUHI PENERBITAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI) S, Patricia Febrina Dwijayanti, SE. Drs. Agus Widodo M., M.Si., Ak. 1 Universitas Airlangga Surabaya ABSTRAK Opini auditor atas laporan keuangan dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan perusahaan. Para pengguna laporan keuangan ini membutuhkan opini dari auditor independen sebagai jaminan atas keandalan informasi yang tersaji dalam laporan keuangan. Auditor juga berkewajiban untuk mengevaluasi going concern perusahaan kliennya. Jika terdapat keraguan terhadap going concern perusahaan, auditor harus menyatakannya di dalam opininya. Opini tentang keraguan going concern auditor disebut sebagai opini audit going concern. Ada berbagai macam faktor yang bisa meningkatkan kemungkinan diterbitkannya opini audit going concern, ada faktor keuangan dan non keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan faktor-faktor keuangan dan non keuangan yang dapat mempengaruhi diterbitkannya opini audit going concern dengan menggunakan data dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode Faktor keuangan yang diteliti adalah kondisi keuangan perusahaan (yang diukur dengan model Altman, model revisi Altman dan model Springate), pertumbuhan penjualan, serta rugi operasional perusahaan. Sedangkan faktor non keuangan terdiri dari audit tenure, reputasi auditor, opini audit sebelumnya, serta audit lag. Penelitian ini menggunakan regresi logistik untuk pengolahan data dan pengujian hipotesis. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa hanya kondisi keuangan (yang diukur dengan ketiga model financial distress) dan opini audit tahun sebelumnya yang berpengaruh terhadap penerbitan opini audit going concern, sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh. Saran untuk penelitian berikutnya adalah memasukkan faktor makro ekonomi sebagai variabel independen dan menggunakan jenis industri yang berbeda (selain manufaktur) supaya bisa membandingkan antara berbagai macam jenis industri. Kata Kunci : opini audit going concern, kondisi keuangan, pertumbuhan penjualan, rugi operasional, audit tenure, reputasi auditor, opini audit sebelumnya, audit lag ABSTRACT Auditor's opinion on the financial statements required by the users of the financial statements of the company. The users of these financial statements requires the opinion of an independent auditor as collateral for the reliability of the information presented in the financial statements. The auditor is also required to evaluate the going concern of their clients. If there are doubts about the company's going concern, the auditor must state in his opinion. The opinion about an auditor s doubts of going concern, called going concern opinion. There are various factors that can increase 1 Dosen Pembimbing Tesis 1

2 2 the likelihood of issuing going concern opinion, there are financial and non-financial factors. This study aims to prove the financial and non-financial factors that may affect the issuance of going concern opinion by using data from the manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in the period Financial factors consist of the company's financial condition (as measured by the Altman models, a revised Altman models and Springate models), sales growth, and operating losses of the company. While non-financial factors consist of audit tenure, auditor reputation, previous audit opinion and audit lag. This study used logistic regression to data processing and hypothesis testing. This study was able to prove that only the financial condition (as measured by the three models of financial distress) and the previous year's audit opinion affect the issuance of going concern opinion, while the other variables have no effect. Suggestions for the next study are the inclusion of macroeconomic factors as independent variables and the use of different types of industries in order to compare the different types of industries. 1. Pendahuluan Opini auditor atas laporan keuangan dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan perusahaan, seperti investor, kreditor, pemerintah dan pihak-pihak lainnya. Para pengguna laporan keuangan ini membutuhkan opini dari auditor independen sebagai jaminan atas keandalan informasi yang tersaji dalam laporan keuangan. Jaminan dari pihak independen ini penting karena informasi dalam laporan keuangan tersebut akan digunakan untuk pengambilan keputusan para penggunanya. Jika informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tidak handal, maka para pengguna laporan keuangan bisa salah dalam mengambil keputusan bisnis. Opini yang bisa dikeluarkan oleh auditor ada berbagai jenis (Elder, 2011:375), antara lain: wajar tanpa pengecualian (unqualified), wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas atau modifikasi kalimat (unqualified with explanatory paragraph or modified wording), wajar dengan pengecualian (qualified), tidak wajar (adverse), dan menolak memberikan pendapat (disclaimer). Auditor dalam melakukan auditnya juga harus melakukan evaluasi atas kelangsungan hidup (going concern) perusahaan yang menjadi kliennya. Jika auditor meragukan going concern perusahaan kliennya, maka mereka akan mengeluarkan opini audit going concern. Menurut PSA No. 30 (SA 341), auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitas (dalam hal ini klien) dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit (SPAP, 2011). Going concern merupakan salah satu asumsi yang mendasari proses akuntansi atau proses penyusunan laporan keuangan, dimana perusahaan yang melaporkan keuangannya harus mampu mempertahankan usahanya dan akan melanjutkan usahanya di masa depan. Dalam hal ini, auditor berkewajiban untuk mengevaluasi going concern perusahaan kliennya. Jika memang terdapat keraguan terhadap going concern perusahaan, auditor harus menyatakannya di dalam opininya. Selain itu, auditor juga harus menilai atau memberikan komentar atas upaya yang dilakukan manajemen terkait dengan masalah going concern yang sedang terjadi di perusahaan. Ada berbagai faktor yang bisa mempengaruhi dikeluarkannya opini audit going concern, dimana ada faktor keuangan dan faktor non keuangan. Faktor keuangan yang mempengaruhi penerbitan opini audit going concern, seperti rasio-rasio keuangan (likuiditas, profitabilitas, leverage, dan sebagainya), pertumbuhan penjualan, kondisi keuangan yang buruk (financial distress), dan sebagainya. Sedangkan faktor non keuangan yang bisa mempengaruhi opini audit going concern adalah audit tenure, ukuran perusahaan, reputasi auditor, opini audit tahun sebelumnya, pengungkapan, audit lag dan sebagainya. Beberapa penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi diterbitkannya opini audit going concern berbeda-beda dan hasilnya tidak konklusif (Junaidi dan Hartono, 2010).

3 Faktor keuangan sering kali menjadi dasar pertimbangan bagi auditor dalam menerbitkan opini audit going concern. Kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan klien dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dapat dilihat dari kondisi keuangan yang terjadi di dalam perusahaan, seperti adanya tren negatif, kesulitan keuangan, dan sebagainya. (SPAP, 2011). Masalahnya cukup sulit bagi auditor dalam memprediksi kelangsungan hidup perusahaan sehingga banyak auditor yang mengalami dilema antara moral dan etika dalam memberikan opini going concern (Januarti, 2009). Penyebabnya adalah adanya hipotesis self-fulfilling prophecy yang menyatakan bahwa jika auditor memberikan opini going concern pada suatu perusahaan, maka perusahaan akan menjadi lebih cepat bangkrut karena banyak investor yang membatalkan investasinya atau kreditor yang menarik dananya (Venuti, 2007, dalam Januarti, 2009). Oleh karena itu, dalam mengevaluasi kelangsungan hidup perusahaan dibutuhkan pertimbangan yang baik dari auditor agar tidak mengalami dilema dan tetap berpegang teguh pada standar yang berlaku. Pertimbangan yang baik seorang auditor bisa dipengaruhi oleh independensi dan pengalaman yang dimiliki oleh seorang auditor. Oleh karena itu, ada faktor non keuangan, seperti reputasi auditor, audit tenure, dan sebagainya, yang bisa juga mempengaruhi penerbitan opini audit going concern oleh auditor. Ada sejumlah penelitian yang menguji faktor-faktor yang mempengaruhi opini audit going concern, antara lain: Mutchler et al. (1997), Vanstraelen (2003), Geiger et al. (2005), Geiger dan Rama (2006), serta Knechel dan Vanstraelen (2007). Penelitian tentang opini audit going concern di Indonesia dilakukan oleh Setyarno et al. (2006), Santosa dan Wedari (2007), Januarti dan Fitrianasari (2008) serta Junaidi dan Hartono (2010). Selain itu, penelitian tentang opini audit going concern, seperti yang disebutkan dalam Junaidi dan Hartono (2010), juga diteliti oleh Fanny dan Saputra (2000), Mayangsari (2003), serta Komalasari (2004). Setyarno et al. (2006) meneliti pengaruh kualitas audit, kondisi keuangan (yang diukur dengan menggunakan 4 model prediksi kebangkrutan), opini audit tahun sebelumnya dan pertumbuhan penjualan. Penelitian tersebut membuktikan bahwa kondisi keuangan dan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit going concern. Santosa dan Wedari (2007) juga melakukan penelitian serupa, dimana faktor yang diteliti adalah kualitas audit, kondisi keuangan (yang diukur dengan menggunakan 4 model prediksi kebangkrutan), opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan. Santosa dan Wedari (2007) berhasil membuktikan bahwa kondisi keuangan, opini audit tahun sebelumnya, serta ukuran perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern. Januarti dan Fitrianasari (2008) meneliti faktor keuangan dan non keuangan yang mempengaruhi ukuran perusahaan dapat mempengaruhi opini audit going concern. Faktor keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, rasio leverage, rasio pertumbuhan penjualan, dan rasio nilai pasar. Sedangkan faktor non keuangan antara lain ukuran perusahaan, reputasi auditor, opini audit tahun sebelumnya, audit tenure, dan audit lag. Penelitian tersebut berhasil menemukan bahwa rasio likuiditas, opini audit tahun sebelumnya dan audit tenure berpengaruh terhadap opini audit going concern. Junaidi dan Hartono (2010) menguji tentang pengaruh audit tenure, reputasi auditor, pengungkapan dan ukuran perusahaan terhadap penerbitan opini audit going concern. Penelitian tersebut berhasil membuktikan bahwa audit tenure, reputasi auditor, dan pengungkapan berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit going concern, sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh. Penelitian ini ingin membuktikan faktor-faktor keuangan dan non keuangan yang dapat mempengaruhi dikeluarkannya opini audit going concern. Peneliti menggunakan faktor keuangan, yang terdiri dari kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan penjualan, dan rugi operasional perusahaan sebagai variabel independen yang mempengaruhi opini audit going concern. Sedangkan faktor non keuangan yang diteliti adalah audit tenure, reputasi auditor, opini audit tahun sebelumnya, dan audit lag. Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi opini audit going concern mempunyai hasil yang bermacam-macam dan hasilnya masih belum konklusif. Oleh karena itu, penelitian ini 3

4 4 ingin membuktikan faktor-faktor keuangan dan non keuangan yang dapat mempengaruhi dikeluarkannya opini audit going concern dengan menggunakan data dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah apakah faktor keuangan (kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan penjualan, serta rugi operasional perusahaan) dan faktor non keuangan (audit tenure, reputasi auditor, opini audit sebelumnya, serta audit lag) berpengaruh terhadap penerbitan opini audit going concern? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan yang dikemukakan di atas, yaitu untuk mengetahui apakah faktor keuangan (kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan penjualan, serta rugi operasional perusahaan) dan faktor non keuangan (audit tenure, reputasi auditor, opini audit sebelumnya, serta audit lag) berpengaruh terhadap penerbitan opini audit going concern. 2. Tinjauan Pustaka a. Going Concern dan Opini Audit Going Concern Hany et al. (2003, dalam Santosa dan Wedari, 2007) mendefinisikan going concern sebagai kelangsungan hidup suatu badan usaha. Laporan keuangan yang disusun dengan dasar going concern akan mengasumsikan bahwa perusahaan akan bertahan melebihi jangka waktu pendek. Laporan keuangan menyediakan informasi tentang posisi keuangan perusahaan dan hasil dari aktivitas operasinya. Petronela (2004, dalam Santosa dan Wedari, 2007) menyatakan bahwa evaluasi atas going concern dapat dilakukan dengan melihat kondisi internal perusahaan yang tercermin dalam profitabilitas, likuiditas, ataupun respon investor terhadap perusahaan. Prediksi tentang kemungkinan bangkrut atau tidaknya suatu perusahaan termasuk salah satu komponen keputusan tentang going concern. Model dalam memprediksi kebangkrutan ini ada beberapa, seperti Zmijeski Model dan Altman Model, yang bisa membantu auditor dalam memberikan opini terkait dengan kelangsungan hidup perusahaan. Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (Junaidi dan Hartono, 2010). Opini akan dikeluarkan oleh auditor jika perusahaan kliennya mengalami ketidakpastian dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Menurut Elder (2011: 377), beberapa faktor yang bisa menyebabkan keraguan akan kemampuan perusahaan untuk memiliki kelangsungan usaha antara lain: 1) Terjadi kerugian operasional cukup besar atau kurangnya modal kerja; 2) Ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajiban saat jatuh tempo; 3) Kehilangan konsumen besar, terjadinya bencana yang menyebabkan kerugian aset yang tidak diasuransikan, atau masalah ketenagakerjaan yang tidak lazim; 4) Tuntutan hukum, pelanggaran undang-undang, atau hal sejenis yang dapat menggangu kemampuan perusahaan dalam beroperasi. Menurut PSA No. 30 (SA 341), auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitas (dalam hal ini klien) dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit (SPAP, 2011). Dalam PSA No. 30 (SA 341) juga disebutkan beberapa kondisi dan peristiwa yang bisa menimbulkan kesangsian besar tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, yaitu: a) Trend negatif; b) Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan; c) Masalah intern; d) Masalah luar yang telah terjadi. b. Kondisi Keuangan dan Opini Audit Going Concern Kondisi keuangan perusahaan merupakan cerminan dari tingkat kesehatan suatu perusahaan. Kondisi ini digambarkan dari rasio keuangan yang dapat memberikan indikasi apakah perusahaan dalam kondisi baik (sehat) atau dalam kondisi buruk (sakit). Petronela (2004, dalam Santosa dan Wedari, 2007) menyatakan bahwa perusahaan yang baik (sehat) memiliki profitabilitas yang besar dan cenderung memiliki laporan keuangan yang wajar. Jika perusahaan mempunyai kondisi keuangan yang baik, auditor tidak akan mengeluarkan opini audit going concern (Ramadhany,

5 2004). McKeown et al. (1991, dalam dalam Santosa dan Wedari, 2007) memberikan bukti bahwa auditor hampir tidak pernah memberikan opini audit going concern pada perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan (financial distress). Perusahaan yang memiliki kondisi keuangan buruk biasanya mengalami kesulitan keuangan (financial distress). Financial distress atau sering disebut dengan kesulitan keuangan, terjadi sebelum suatu perusahaan benar-benar mengalami kebangkrutan. Financial distress merupakan suatu kondisi yang menunjukan tahap penurunan dalam kondisi keuangan perusahaan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi (Plat dan Plat, 2002, dalam Ramadhani, 2009). Financial distress juga bisa didefinisikan sebagai ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban financial yang telah jatuh tempo. (Beaver, 2011). Financial distress ini bisa terjadi di berbagai perusahaan dan bisa menjadi penanda atau sinyal dari kebangkrutan yang mungkin akan dialami perusahaan. Model prediksi financial distress dapat menjadi alat yang berguna bagi auditor dalam membuat penilaian going concern suatu perusahaan (Almilia dan Kristijadi, 2003). Analisis rasio keuangan merupakan cara yang paling sering digunakan untuk memprediksi financial distress. Ada beberapa model yang bisa digunakan untuk memprediksi financial distress atau mengukur bagaimana kondisi keuangan. Model-model prediksi financial distress tersebut antara lain: a) The Altman Model (1968); b) Revised Altman Model (1993); dan c) The Springate Model (1978). c. Pertumbuhan Penjualan dan Opini Audit Going Concern Pertumbuhan penjualan digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam industri maupun kegiatan ekonominya secara keseluruhan (Weston dan Copeland, 1992, dalam Januarti dan Fitrianasari, 2008). Penjualan merupakan kegiatan operasi utama dari perusahaan. Perusahaan yang mengalami pertumbuhan penjualan yang positif mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut dapat mempertahankan posisi ekonominya dan lebih dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (Setyarno et al., 2006). Perusahaan yang mengalami pertumbuhan penjualan positif lebih dapat mempertahankan going concern-nya sehingga kecil kemungkinan auditor menerbitkan opini audit going concern bagi perusahaan itu. Januarti dan Fitrianasari (2008) serta Setyarno et al. (2006) tidak berhasil membuktikan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap kemungkinan diterbitkannya opini audit going concern oleh auditor. d. Rugi Operasional dan Opini Audit Going Concern Dalam PSA No. 30 (SA 341) disebutkan beberapa kondisi dan peristiwa yang bisa menimbulkan kesangsian besar tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, salah satunya adalah adanya trend negatif. Trend negatif ini antara lain adalah kerugian operasi yang berulang kali terjadi. Perusahaan yang laba operasionalnya mengalami trend yang negatif atau mengalami kerugian operasional yang berulang kali akan diragukan kelangsungan hidup usahanya. Auditor mungkin akan menerbitkan opini audit going concern bagi perusahaan yang mengalami trend negatif dalam laba operasionalnya atau mengalami kerugian operasional berulang kali. e. Audit Tenure dan Opini Audit Going Concern Audit tenure merupakan lama hubungan auditor dengan kliennya yang diukur dengan jumlah tahun (Geigher dan Raghunandan, 2002, dalam Junaidi dan Hartono, 2010). Menurut Januarti dan Fitrianasari (2008), audit tenure merupakan jumlah tahun dimana Kantor Akuntan Publik (KAP) melakukan perikatan audit pada perusahaan yang sama. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik menyebutkan bahwa pemberian jasa audit atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama enam tahun buku berturutturut dan oleh seorang akuntan publik paling lama tiga tahun buku berturut-turut (Junaidi dan Hartono, 2010). KAP dan akuntan publik (auditor) tersebut dapat menerima kembali jasa audit umum atas laporan keuangan setelah satu tahun tidak mengaudit klien tersebut. Peraturan untuk rotasi auditor ini bertujuan untuk menempatkan auditor pada posisi yang kuat terhadap tekanan 5

6 manajemen dan memungkinkan auditor untuk bisa membuat pertimbangan profesional yang obyektif (Brody dan Moscove, 1998, dalam Geiger dan Raghunandan, 2002). Perikatan atau hubungan yang lama antara auditor dengan klien juga dapat menyebabkan berkurangnya independensi dari auditor dalam mengaudit perusahaan tersebut (Januarti dan Fitrianasari, 2008). DeAngelo (1981, dalam Knechel dan Vanstraelen, 2007) menyebutkan bahwa audit tenure yang panjang dapat meningkatkan kompetensi auditor terkait dengan pengetahuan auditor terhadap klien yang lebih mendalam, atau bisa juga mengurangi independensi auditor terhadap kliennya karena kedekatan antara auditor dan manajemen. Badan regulasi berpendapat bahwa jangka waktu hubungan auditor (audit tenure) yang semakin panjang akan membuat para auditor lebih berkompromi dengan metode akuntansi dan cara penyusunan laporan keuangan yang dipilih oleh klien mereka (Myers et al., 2003). f. Reputasi Auditor dan Opini Audit Going Concern Auditor sebagai pihak yang independen bertanggung jawab untuk menyediakan informasi yang berkualitas pada pengguna laporan keuangan sehingga informasi tersebut dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. KAP atau auditor yang mempunyai reputasi baik akan cenderung untuk menerbitkan opini audit going concern jika memang terdapat masalah yang berkaitan dengan keraguan going concern perusahaan (Junaidi dan Hartono, 2010). Hal ini dikarenakan KAP tersebut ingin tetap mempertahankan reputasi mereka yang sudah baik. DeAngelo (1981, dalam Junaidi dan Hartono, 2010) secara teoritis telah menganalisis hubungan antara kualitas audit dengan ukuran KAP serta menemukan bahwa KAP besar akan lebih independen, dan karenanya akan memberikan kualitas audit yang lebih tinggi. Choi et al. (2010) menggolongkan KAP besar adalah KAP yang mempunyai nama besar berskala internasional (atau termasuk dalam big four audit firms), dimana KAP yang besar tersebut menyediakan mutu audit yang lebih tinggi dibanding dengan KAP kecil yang belum mempunyai reputasi. Francis dan Yu (2009) juga memberikan bukti empiris bahwa KAP yang termasuk dalam Big Four menyediakan kualitas audit yang lebih tinggi. Namun, reputasi KAP ini juga bisa dilihat dari jumlah klien yang dilayani oleh KAP tersebut. KAP yang mempunyai reputasi yang baik, biasanya lebih dipercaya oleh perusahaan-perusahaan sehingga mempunyai jumlah klien yang relatif banyak. KAP telah mempunyai reputasi baik akan berusaha untuk menjaga nama besar atau reputasi mereka dengan menjaga kualitas audit yang diberikan dan menghindari tindakan yang akan mengganggu nama besar mereka. Oleh karena itu, KAP tersebut akan lebih berani dalam memberikan opini audit going concern jika memang ditemukan peristiwa atau kondisi yang menyebabkan keraguan atas going concern perusahaan (Mutchler et al., 1997, dalam Januarti dan Fitrianasari, 2008). g. Opini Audit Tahun Sebelumnya dan Opini Audit Going Concern Auditor juga mempertimbangkan opini audit yang diterbitkan untuk laporan keuangan perusahaan tersebut pada tahun sebelumnya. Jika pada tahun sebelumnya perusahaan klien telah menerima opini audit going concern, maka ini akan menjadi faktor pertimbangan penting bagi auditor untuk menerbitkan kembali opini audit going concern pada tahun berjalan. Apabila auditor menerbitkan opini audit going concern pada tahun sebelumnya, maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut menerima kembali opini audit going concern pada tahun berjalan (Santosa dan Wedari, 2007). Mutchler (1984, dalam Setyarno et al., 2006) menemukan bahwa perusahaan yang menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya lebih cenderung untuk menerima opini yang sama pada tahun berjalan. Nogler (1995, dalam Carcello dan Neal, 2000) memberikan bukti bahwa setelah auditor mengeluarkan opini audit going concern, perusahaan harus menunjukkan peningkatan keuangan yang signifikan untuk memperoleh opini bersih pada tahun berikutnya. Apabila tidak mengalami peningkatan keuangan, maka opini audit going concern dapat diberikan kembali oleh auditor. h. Audit Lag dan Opini Audit Going Concern 6

7 7 Audit lag merupakan jumlah tanggal kalender antara tanggal berakhirnya laporan keuangan tahunan (31 Desember) dengan tanggal berakhirnya pekerjaan lapangan auditor (Januarti dan Fitrianasari, 2008). Lee dan Jahng (2008) mendefinisikan audit report lag is the time period between a company s fiscal year-end and the audit report date. Definisi audit lag yang serupa juga dinyatakan oleh Ashton et al. (1987), Lai dan Cheuk (2005), Lambert et al. (2008), serta Pizzini et al. (2011). Penelitian McKeown (1991) dan Louwers (1998, dalam Lennox, 2000) menunjukkan bahwa opini audit going concern lebih banyak ditemui ketika penerbitan opini mengalami keterlambatan (delayed). Januarti dan Fitrianasati (2008) meneliti tentang pengaruh audit lag terhadap kemungkinan diterbitkannya opini audit going concern dan menemukan hasil bahwa audit lag berpengaruh positif terhadap kemungkinan diterbitkannya opini audit going concern. Jika terdapat audit lag yang panjang dalam suatu penugasan audit, maka akan semakin besar kemungkinan auditor menerbitkan opini audit going concern. 3. Pengembangan Hipotesis dan Model Penelitian Dari teori yang sudah ada dan dari penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sehubungan dengan topik penelitian ini, maka hipotesis dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Pengaruh Kondisi Keuangan Terhadap Penerbitan Opini Audit Going Concern Kondisi keuangan merupakan cerminan dari tingkat kesehatan perusahaan. McKeown et al. (1991, dalam Santosa dan Wedari, 2007) memberikan bukti bahwa auditor hampir tidak pernah memberikan opini audit going concern pada perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan (financial distress). Setyarno et al. (2006) serta Santosa dan Wedari (2007) berhasil membuktikan bahwa kondisi keuangan berpengaruh negatif terhadap kemungkinan diterbitkannya opini audit going concern. Peneliti menduga bahwa perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang baik akan kecil kemungkinannya memperoleh opini audit going concern dari auditor. Oleh karena itu, hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah: H1: Kondisi keuangan berpengaruh negatif terhadap penerbitan opini audit going concern. b. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Penerbitan Opini Audit Going Concern Penjualan merupakan kegiatan utama dalam operasi perusahaan. Perusahaan yang mengalami pertumbuhan penjualan yang positif mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut dapat mempertahankan posisi ekonominya dan lebih dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (Setyarno et al., 2006). Perusahaan yang mengalami pertumbuhan penjualan positif lebih dapat mempertahankan going concern-nya sehingga kecil kemungkinan auditor menerbitkan opini audit going concern bagi perusahaan itu. Oleh karena itu, hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah: H2: Pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif terhadap penerbitan opini audit going concern. c. Pengaruh Rugi Operasional Terhadap Penerbitan Opini Audit Going Concern Perusahaan yang laba operasionalnya mengalami trend yang negatif atau mengalami kerugian operasional yang berulang kali akan diragukan kelangsungan hidup usahanya. Auditor akan lebih mungkin menerbitkan opini audit going concern bagi perusahaan yang mengalami rugi operasional berulang kali. Oleh karena itu, hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah: H3: Rugi operasional berpengaruh positif terhadap penerbitan opini audit going concern. d. Pengaruh Audit Tenure Terhadap Penerbitan Opini Audit Going Concern DeAngelo (1981, dalam Knechel dan Vanstraelen, 2007) menyebutkan bahwa audit tenure yang panjang dapat meningkatkan kompetensi auditor terkait dengan pengetahuan auditor terhadap klien yang lebih mendalam, atau bisa juga mengurangi independensi auditor terhadap kliennya karena kedekatan antara auditor dan manajemen. Junaidi dan Hartono (2010) berhasil

8 8 menemukan bahwa audit tenure berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemungkinan diterbitkannya opini audit going concern. Semakin lama hubungan antara auditor dengan klien, maka semakin kecil kemungkinan perusahaan untuk mendapatkan opini going concern. Hal ini bisa disebabkan oleh berkurangnya independensi auditor terhadap klien karena lamanya hubungan mereka, sehingga auditor lebih berkompromi terhadap masalah going concern perusahaan klien dan akhirnya auditor tidak menerbitkan opini going concern. Oleh karena itu, hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah: H4: Audit tenure berpengaruh negatif terhadap penerbitan opini audit going concern. e. Pengaruh Reputasi Auditor Terhadap Penerbitan Opini Audit Going Concern KAP yang memiliki reputasi baik akan berusaha untuk menjaga nama besar atau reputasi mereka dengan menjaga kualitas audit yang diberikan dan menghindari tindakan yang akan mengganggu nama besar mereka. Oleh karena itu, KAP yang bereputasi baik akan lebih berani dalam memberikan opini audit going concern jika memang ditemukan peristiwa atau kondisi yang menyebabkan keraguan atas going concern perusahaan (Mutchler et al., 1997, dalam Januarti dan Fitrianasari, 2008). Junaidi dan Hartono (2010) berhasil menemukan bahwa reputasi auditor berpengaruh positif terhadap kemungkinan diterbitkannya opini audit going concern. Semakin besar atau baik reputasi KAP, maka semakin besar kemungkinan auditor menerbitkan opini audit going concern. Oleh karena itu, hipotesis kelima dalam penelitian ini adalah: H5: Reputasi auditor berpengaruh positif terhadap penerbitan opini audit going concern. f. Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerbitan Opini Audit Going Concern Penelitian Setyarno et al. (2006), Santosa dan Wedari (2007), serta Januarti dan Fitrianasari (2008) berhasil menemukan bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap kemungkinan diterbitkannya opini audit going concern. Apabila pada tahun sebelumnya auditor telah menerbitkan opini audit going concern pada suatu perusahaan, maka akan semakin besar kemungkinan auditor untuk menerbitkan kembali opini audit going concern. Hal ini dikarenakan auditor akan mempertimbangkan opini audit tahun sebelumnya dan jika perusahaan telah mendapatkan opini audit going concern, maka perusahaan tersebut harus menunjukkan peningkatan keuangan yang signifikan untuk memperoleh opini bersih pada tahun berikutnya. Atas dasar tersebut, maka hipotesis yang keenam dalam penelitian ini adalah: H6: Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap penerbitan opini audit going concern. g. Pengaruh Audit Lag Terhadap Penerbitan Opini Audit Going Concern Penelitian McKeown (1991) dan Louwers (1998, dalam Lennox, 2000) menunjukkan bahwa opini audit going concern lebih banyak ditemui ketika penerbitan opini mengalami keterlambatan (delayed). Januarti dan Fitrianasati (2008) menemukan bahwa audit lag berpengaruh positif terhadap kemungkinan diterbitkannya opini audit going concern. Jika terdapat audit lag yang panjang dalam suatu penugasan audit, maka akan semakin besar kemungkinan auditor menerbitkan opini audit going concern. Oleh karena itu, hipotesis ketujuh dalam penelitian ini adalah: H7: Audit lag berpengaruh positif terhadap penerbitan opini audit going concern. Peneliti mengembangkan model penelitian untuk mempermudah pengujian dan analisis data dalam penelitian ini. Model penelitian yang dikembangkan adalah sebagai berikut: Gambar 1 Model Penelitian

9 9 Kondisi Keuangan H1 (-) Pertumbuhan Penjualan H2 (-) Rugi Operasional Audit Tenure H3 (+) H4 (-) H5 (+) Opini Audit Going Concern Reputasi Auditor H6 (+) Opini Audit Tahun Sebelumnya Audit Lag H7 (+) Sumber: Data Olahan (2013) 4. Metode Penelitian a. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Sifat penelitian ini adalah survei data sekunder. Penelitian survey menurut Kerlinger (1973) dalam Anshori (2009) adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel. Penelitian ini menyoroti hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis-hipotesis yang dirumuskan. b. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini menggunakan perusahaan go public yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai populasi. Penentuan sampling dilakukan secara purposive random sampling, artinya sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel yang memenuhi kriteria tertentu. Kriteriakriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel di penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Perusahaan manufaktur yang listing di BEI dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010; b) Perusahaan menerbitkan laporan keuangan dan menyertakan laporan auditor independen dari tahun 2004 sampai 2010; c) Perusahaan menyajikan laporan keuangan dengan menggunakan mata uang Rupiah (Rp). c. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel independen atau variabel bebas (X) yang mempengaruhi variabel dependen dalam penelitian ini adalah kondisi keuangan, pertumbuhan penjualan, laba operasional, audit tenure, reputasi auditor, opini audit tahun sebelumnya, dan audit lag. Variabel dependen atau variabel bergantung (Y) yang dipengaruhi variabel independen dalam penelitian ini adalah opini audit going concern. 1) Opini audit going concern Opini audit going concern merupakan opini modifikasi yang diterbitkan auditor karena terdapat keraguan atau ketidakpastian akan kelangsungan hidup perusahaan. Yang termasuk di dalam opini audit going concern, seperti yang disebutkan dalam PSA No. 30 (SA 341),

10 10 antara lain adalah (1) wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas atau modifikasi kalimat (unqualified with explanatory paragraph or modified wording) karena keraguan atas going concern, (2) wajar dengan pengecualian (qualified), (3) tidak wajar (adverse) dan (4) menolak memberikan pendapat (disclaimer). Variabel ini merupakan variabel dummy, dimana perusahaan yang menerima opini audit going concern (GC) diberi nilai 1, sedangkan perusahaan yang menerima opini audit non going concern (NGC) diberi nilai 0. 2) Kondisi keuangan Kondisi keuangan perusahaan merupakan cerminan dari tingkat kesehatan suatu perusahaan. Perusahaan yang memiliki kondisi keuangan buruk biasanya mengalami kesulitan keuangan (financial distress). Penelitian ini menggunakan 3 model prediksi financial distress sebagai proksi untuk mengukur kondisi keuangan perusahaan, yaitu The Altman Model (1968); Revised Altman Model (1993); dan The Springate Model (1978). 3) Pertumbuhan penjualan Pertumbuhan penjualan perusahaan diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 4) Rugi operasional Rugi operasional yang terjadi berulang kali dapat menimbulkan keraguan dalam kelangsungan hidup perusahaan. Namun, keraguan dalam kelangsungan hidup perusahaan karena rugi operasional berulang kali muncul dengan asumsi perusahaan tersebut juga mempunyai arus kas operasi yang negatif. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan mengalami kerugian operasional 2 (dua) kali berturut-turut (mengalami kerugian pada periode pengamatan dan 1 tahun sebelum periode pengamatan) dan asumsi yang disebutkan di atas terpenuhi, maka akan diberi nilai 1. Jika perusahaan tidak mengalami kerugian operasional 2 (dua) kali berturut-turut, maka akan diberi nilai 0. 5) Audit tenure Audit tenure merupakan lama hubungan auditor dengan kliennya yang diukur dengan jumlah tahun. Audit tenure yang dimaksud di sini adalah lama hubungan Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan perusahaan klien (auditee). Auditor tenure diukur dengan menghitung jumlah tahun dimana KAP yang sama telah melakukan perikatan audit terhadap auditee. Tahun pertama perikatan dimulai dengan angka 1 dan ditambah dengan satu untuk tahun-tahun berikutnya. 6) Reputasi auditor Reputasi auditor di sini diukur dengan menggunakan prosentase jumlah klien yang dilayani oleh tiap KAP dalam 1 tahun pengamatan. Masing-masing KAP akan dihitung berapa jumlah klien (dari sampel penelitian) yang dilayani dalam tiap tahun pengamatan. 7) Opini audit tahun sebelumnya Opini audit tahun sebelumnya merupakan opini audit yang telah diterima oleh auditee pada tahun sebelumnya. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy. Jika pada tahun sebelumnya (dilihat dari opini audit yang diterima perusahaan setahun sebelum tahun pengamatan), auditee memperoleh opini audit going concern (GC), maka akan diberi nilai 1. Sedangkan jika pada tahun sebelumnya auditee memperoleh opini audit non going concern (NGC), maka akan diberi nilai 0. 8) Audit lag Audit lag merupakan jumlah tanggal kalender antara tanggal berakhirnya laporan keuangan tahunan (31 Desember) dengan tanggal berakhirnya pekerjaan lapangan auditor. d. Jenis dan Sumber Data

11 11 Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang utamanya berasal dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2005 sampai dengan tahun Data diperoleh dari situs resmi BEI serta dari Pusat Data dan Statistik Universitas Airlangga Surabaya. Selain itu, untuk kepentingan penghitungan salah satu rasio keuangan, peneliti juga menggunakan data harga pasar saham, yang bisa diperoleh dari situs yahoo finance. e. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Data yang dikumpulkan diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui situs resminya dan juga dari Pusat Data dan Statistik Universitas Airlangga Surabaya, berupa data-data mengenai perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dalam bentuk: 1) Laporan keuangan yang telah diaudit (di dalamnya terdapat laporan auditor independen) tahun ; 2) Laporan keuangan yang telah diaudit tahun (untuk pengukuran variabel rugi operasional); 3) Laporan auditor independen tahun (untuk pengukuran variabel opini audit tahun sebelumnya). Selain itu peneliti juga menggunakan data harga pasar saham, yang bisa diperoleh dari situs yahoo finance, berupa harga saham closing tahunan tahun f. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kuantitatif dimana menggunakan program SPSS 16 (Statistical Program for Social Science) sebagai alat bantu dalam menganalisis data. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan uji hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik. Model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah variabel kondisi keuangan (Z68, Z93 S78), pertumbuhan penjualan (SALGR), rugi operasional (OPLOS), audit tenure (TENURE), reputasi auditor (REP), opini audit sebelumnya (PRIOP), serta audit lag (ALAG) berpengaruh terhadap kemungkinan diterbitkannya opini audit going concern (GC). Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 karena untuk variabel kondisi keuangan digunakan 3 proksi yang berbeda. Model regresi logistik untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: Model Regresi 1: Model Regresi 2: Model Regresi 3: 5. Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan go public yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive random sampling. Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh 81 perusahaan manufaktur yang digunakan sebagai sampel penelitian. Berikut ini adalah perhitungan seleksi sampel: Tabel 1

12 12 Sampel Penelitian Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan Perusahaan yang listing di BEI tahun Perusahaan yang bukan manufaktur (204) Perusahaan dengan data yang tidak lengkap (34) Perusahaan yang menggunakan mata uang selain Rupiah dalam laporan keuangan (5) Jumlah perusahaan yang menjadi sampel 81 Jumlah tahun pengamatan 6 tahun Jumlah data yang diolah 486 Sumber: Berikut ini adalah deskripsi data atau gambaran dari data yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 2 Klasfikasi Perusahaan Berdasarkan Opini Auditor Opini Audit Tahun Jumlah Non Going Concern NGC) Going Concern (GC) Jumlah Perusahaan Sumber: Data Olahan (2013) Penelitian ini menggunakan data metrik dan non metrik (nominal) dalam melakukan pengujian. Berikut ini adalah statistik deskriptif berupa frekuensi untuk variabel Opini Audit Going Concern (GC), Rugi Operasional (OPLOS), dan Opini Audit Tahun Sebelumnya (PRIOP). Tabel 3 Tabel Frekuensi Variabel Opini Audit Going Concern, Rugi Operasional, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Variabel Kategori Frekuensi Persentase GC GC 87 17,9% NGC ,1% Jumlah % OPLOS Ya 19 3,90% Tidak ,1% Jumlah % PRIOP GC 97 20,0% NGC ,0% Jumlah % Sumber: Data Olahan (2013) Tabel 4 Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Z Z S SALGR

13 13 TENURE REP ALAG Valid N (listwise) 486 Sumber: Data Olahan (2013) Data yang telah dikumpulkan dan telah dideskripsikan dalam statistik deskriptif, kemudian diolah dengan program SPSS 16 (Statistical Program for Social Science) sebagai alat bantu dalam menganalisis data. Berikut ini adalah berbagai pengujian yang dilakukan untuk menguji hipotesis. a. Uji Kelayakan Model Regresi Pengujian Omnibus Test of Model Coefficients digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara bersama-sama dapat memprediksi variabel dependen atau tidak. Ketiga model regresi sama-sama mempunyai nilai Sig. 0,000 dimana kurang dari 0,05. Hal ini berarti secara keseluruhan variabel independen dalam penelitian ini dapat memprediksi variabel dependen. Selain itu juga dilakukan Hosmer and Lemeshow Test, yang digunakan untuk menguji kebaikan model (goodness of fit), apakah model yang digunakan sudah sesuai dengan data empiris. Model regresi pertama (Z68) mempunyai Sig. dari nilai Chi-square sebesar 0,980, model regresi kedua (Z93) mempunyai Sig. dari nilai Chi-square sebesar 0,925, dan model regresi ketiga (S78) mempunyai Sig. dari nilai Chi-square sebesar 0,422, dimana ketiganya lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa ketiga model regresi cocok dengan data atau dapat menjelaskan data dan layak untuk digunakan dalam pengujian hipotesis. b. Uji Ketepatan Klasifikasi Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah data telah diklasifikasikan dengan benar atau untuk menghitung nilai estimasi yang benar dan salah. Persentase klasifikasi yang benar secara keseluruhan (overall) untuk ketiga model berada di atas cut value 50% sehingga ketiga regresi logistik dalam penelitian ini layak untuk dilakukan. c. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi dalam regresi logistik dilihat dari nilai Nagelkerke R Square, yang merupakan pengujian untuk mengetahui seberapa besar variabel independen mampu menjelaskan dan mempengaruhi variabel dependen. Nilai Nagelkerke R Square semakin mendekati nilai 1 (100%), maka model dianggap semakin goodness of fit. Nilai Nagelkerke R Square untuk model regresi pertama (Z68) adalah sebesar 0,836, model regresi kedua (Z93) adalah sebesar 0,830, dan model regresi ketiga (S78) adalah sebesar 0,797. d. Uji Koefisien Regresi Pengujian koefisien regresi dilakukan untuk menguji seberapa jauh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen dengan α=5%. Tabel 5 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Variabel Nilai Sig. Diterima/ Ditolak 0,000 Kondisi Keuangan (Z68, Z93, S78) 0,000 < 0,05 H 1 Diterima 0,003 Pertumbuhan Penjualan (SALGR) 0,415 0,343 0,310 > 0,05 H 2 Ditolak Rugi Operasional (OPLOS) 0,101 > 0,05 H 3 Ditolak

14 14 Audit Tenure (TENURE) Reputasi Auditor (REP) Opini Audit Tahun Sebelumnya (PRIOP) Audit Lag (ALAG) Sumber: Data Olahan (2013) 0,168 0,126 0,192 0,240 0,633 0,399 0,346 0,489 0,000 0,000 0,000 0,471 0,439 0,998 > 0,05 H 4 Ditolak > 0,05 H 5 Ditolak < 0,05 H 6 Diterima > 0,05 H 7 Ditolak Berikut ini adalah pembahasan dari masing-masing pengujian hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian ini. a. Kondisi Keuangan Hal penelitian ini menunjukkan bahwa semakin perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau kondisi keuangan yang buruk, maka semakin besar kemungkinan perusahaan untuk memperoleh opini audit going concern dari auditor independen. McKeown et al. (1991, dalam Santosa dan Wedari, 2007) memberikan bukti bahwa auditor hampir tidak pernah memberikan opini audit going concern pada perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan (financial distress). Jika perusahaan mempunyai kondisi keuangan yang baik, auditor tidak akan mengeluarkan opini audit going concern (Ramadhany, 2004). Oleh karena itu, jika perusahaan mempunyai kondisi keuangan yang buruk, maka perusahaan itu akan semakin besar kemungkinannya dalam memperoleh opini audit going concern. Hasil dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian Ramadhany (2004), Setyarno et al. (2006) serta Santosa dan Wedari (2007). Ramadhany (2004) juga menemukan bahwa kondisi keuangan (yang diukur dengan model Altman) berpengaruh negatif terhadap penerbitan opini audit going concern. b. Pertumbuhan Penjualan Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Januarti dan Fitrianasari (2008) yang juga tidak berhasil menemukan pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap penerbitan opini audit going concern. Pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh karena auditor bisa jadi tidak terlalu memperhatikan pertumbuhan penjualan dalam pertimbangan untuk pemberian opini audit going concern dan bisa juga auditor lebih memperhatikan profitabilitas perusahaan. Margaretta dan Sylvia (2005, dalam Januarti dan Fitrianasari, 2008) menyatakan bahwa rasio pertumbuhan penjualan kurang dipertimbangkan oleh auditor dalam pemberian opini audit going concern. Pertumbuhan penjualan bisa juga tidak diimbangi dengan pertumbuhan laba sehingga bisa dikatakan bahwa beban-beban yang dikeluarkan perusahaan juga besar ketika terjadi peningkatan penjualan. c. Rugi Operasional Hasil dari uji statistik menujukkan bahwa rugi operasional tidak berpengaruh terhadap penerbitan opini audit going concern. Hal ini bisa terjadi karena rugi operasional kurang dipertimbangkan oleh auditor dalam pemberian opini audit going concern. Auditor selain melihat adanya trend negatif, pasti juga akan mempertimbangkan hal lainnya. Jika perusahaan klien mengalami rugi operasional 2 tahun berturut-turut, auditor juga akan mempertimbangkan hal lain. Auditor juga akan mengevaluasi rencana yang dilakukan

15 15 manajemen ketika perusahaan klien mengalami trend negatif dalam laba operasional. Jika rencana manajemen dirasa efektif dan bisa membuat auditor yakin bahwa perusahaan masih bisa bertahan hingga 1 tahun ke depan, maka auditor tidak akan menerbitkan opini audit going concern. d. Audit Tenure Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Januarti dan Fitrianasari (2008) yang menemukan bahwa audit tenure tidak berpengaruh terhadap penerbitan opini audit going concern. Knechel dan Vanstraelen (2007) juga menemukan bahwa audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit yang dilakukan oleh auditor. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Junaidi dan Hartono (2010) yang berhasil membuktikan bahwa audit tenure berpengaruh negatif terhadap penerbitan opini audit going concern. Hal ini bisa disebabkan karena audit tenure di Indonesia sudah diatur melalui aturan tentang rotasi auditor. Rotasi tersebut membantu auditor untuk mempertahankan independensinya sehingga jika auditor meragukan going concern kliennya, ia akan tetap memberikan opini audit going concern. Jadi bisa dikatakan aturan rotasi telah efektif untuk membantu auditor menjaga independensinya. Selain itu, standar auditing sudah dengan jelas mengatur pertimbangan yang terkait dengan masalah keraguan going concern klien sehingga auditor yang memiliki audit tenure panjang maupun pendek tetap bisa memberikan pertimbangan going concern yang baik. e. Reputasi Auditor Hasil penelitian ini sejalan atau konsisten dengan penelitian Januarti dan Fitrianasari (2008) serta Ramadhany (2004) yang juga menemukan bahwa reputasi auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap pertimbangan auditor dalam memberikan opini audit going concern. Akan tetapi, penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Junaidi dan Hartono (2010). Reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap penerbitan opini audit going concern bisa dikarenakan auditor atau Kantor Akuntan Publik (KAP) yang sudah memiliki reputasi baik akan tetap mempertahankan reputasi tersebut dengan tetap obyektif dalam memberikan pertimbangan termasuk yang terkait dengan pertimbangan going concern (Januarti dan Fitrianasari, 2008). Sedangkan untuk auditor yang belum begitu dikenal atau bereputasi, juga akan memberikan pertimbangan yang baik dan berusaha tetap obyektif supaya bisa meningkatkan reputasinya. Selain itu, semua auditor diwajibkan untuk mematuhi standar auditing yang berlaku dan diwajibkan untuk tetap obyektif dalam memberikan pertimbangan terhadap going concern kliennya. f. Opini Audit Tahun Sebelumnya Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Januarti dan Fitrianasari (2008), Sentosa dan Wedari (2007) serta penelitian Setyarno et al. (2006). Jika pada tahun sebelumnya perusahaan klien telah menerima opini audit going concern, maka ini akan menjadi faktor pertimbangan penting bagi auditor untuk menerbitkan kembali opini audit going concern pada tahun berjalan. Apabila auditor menerbitkan opini audit going concern pada tahun sebelumnya, maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut menerima kembali opini audit going concern pada tahun berjalan (Santosa dan Wedari, 2007). Setelah auditor mengeluarkan opini audit going concern, perusahaan harus menunjukkan peningkatan keuangan yang signifikan untuk memperoleh opini bersih pada tahun berikutnya. g. Audit Lag Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Januarti dan Fitrianasari (2008) yang berhasil menemukan pengaruh audit lag terhadap penerbitan opini audit going concern. Hal ini bisa dikarenakan auditor telah mempunyai perencanaan yang baik terkait dengan waktu yang dibutuhkan dalam melakukan auditnya. Auditor juga pasti telah mempertimbangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan instrumen penting yang harus disajikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan instrumen penting yang harus disajikan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan instrumen penting yang harus disajikan oleh entitas. Laporan keuangan merupakan bagian dari siklus akuntansi yang menggambarkan kondisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan diharapkan dapat menghasilkan keuntungan yang dapat digunakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan informasi bisnis yang akurat menjadi salah satu kebutuhan utama bagi para pelaku bisnis. Informasi ini diperlukan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan manufaktur yang telah go public berjenis miscellaneous industry dan data diperoleh dari Bursa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan global pada saat ini mengharuskan perusahaan berfikir tidak hanya bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari keberadaan suatu entitas ketika didirikan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari keberadaan suatu entitas ketika didirikan adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan dari keberadaan suatu entitas ketika didirikan adalah untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) usahanya melalui asumsi going concern.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada perusahaan go public, laporan keuangan merupakan sebuah hasil evaluasi kinerja yang menjadi acuan untuk proses operasi tahun berikutnya. Sedangkan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan perusahaan go public di Indonesia, mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan perusahaan semakin meningkat. Perusahaan Go

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan diharuskan untuk membuat laporan keuangan. Laporan keuangan adalah laporan akuntansi yang menyediakan informasi keuangan (Reeve, Carl, Jonathan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba atau profit

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba atau profit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba atau profit yang tinggi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern). Going concern

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Masing-masing akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Masing-masing akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini merupakan tinjauan pustaka. Pada bab ini terdiri dari landasan teori yang menguraikan teori-teori yang relevan dengan penelitian, telaah penelitian terdahulu, kerangka pemikiran,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan yang telah diaudit dari perusahaan manufaktur yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dalam skripsi ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dalam skripsi ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian Objek dari penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian dalam skripsi ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan pengujian hipotesis terhadap pengaruh variabel independen yaitu reputasi auditor, disclosure,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selama 3 tahun dari tahun Perusahaan manufaktur dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. selama 3 tahun dari tahun Perusahaan manufaktur dipilih dengan A. Objek / Subjek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama 3 tahun dari tahun 2013 2015. Perusahaan manufaktur dipilih dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyusun laporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyusun laporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Going concern merupakan salah satu asumsi dasar yang dipakai dalam menyusun laporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas mengalami kondisi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan selalu dihubungkan dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan selalu dihubungkan dengan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kelangsungan hidup perusahaan selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan agar bertahan hidup. Ketika kondisi ekonomi tidak pasti,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan memiliki tujuan yaitu keberlanjutan usaha untuk jangka panjang, keberlanjutan usaha entitas bisnis dipengaruhi oleh kendala internal dan eksternal.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak kasus mengenai manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, Xerox dan lain-lain yang pada akhirnya bangkrut,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan teori kontijensi sebagai teori pemayung (grand

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan teori kontijensi sebagai teori pemayung (grand BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini menggunakan teori kontijensi sebagai teori pemayung (grand theory) dan teori harapan sebagai teori pendukung (supporting theory). Disamping itu bab ini juga menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha, dengan adanya going concern maka suatu badan usaha dianggap mampu mempertahankan kegiatan usahanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan selain untuk memaksimalkan laba (profit), perusahaan juga mempunyai tujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

Lanny Wijaya Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta (021)

Lanny Wijaya Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta (021) ANALISIS PENGARUH OPINI AUDIT, PERUBAHAN STRUKTUR DEWAN KOMISARIS, KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK SERTA PERTUMBUHAN PERUSAHAAN KLIEN TERHADAP PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK SECARA VOLUNTARY Lanny Wijaya Stefanus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi. (Standar Akuntansi Keuangan, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi. (Standar Akuntansi Keuangan, 2012). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja keuangan, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDITOR, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN

ANALISIS PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDITOR, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN ANALISIS PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDITOR, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (going concern) usahanya melalui asumsi going concern. Tujuan dari keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. (going concern) usahanya melalui asumsi going concern. Tujuan dari keberadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan ekonomi, yang dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sekaran dan Bougie (2013: 240) menjelaskan definisi populasi sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Sekaran dan Bougie (2013: 240) menjelaskan definisi populasi sebagai 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Sekaran dan Bougie (2013: 240) menjelaskan definisi populasi sebagai keseluruhan orang, kejadian, atau benda yang berada dalam suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dianggap memberikan informasi yang salah. (going concern). Auditor perlu memberikan suatu pernyataan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. dianggap memberikan informasi yang salah. (going concern). Auditor perlu memberikan suatu pernyataan mengenai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyaknya kasus manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh perusahaan besar seperti Enron, Worlcom, Xerox dan lain-lain yang pada akhirnya bangkrut, menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu daya tarik bagi para investor. Investor biasanya menginvestasikan dananya pada

BAB I PENDAHULUAN. suatu daya tarik bagi para investor. Investor biasanya menginvestasikan dananya pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia pasar modal mengalami perkembangan yang pesat. Pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan memiliki suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari laporan keuangan telah dijelaskan dalam Statement of

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari laporan keuangan telah dijelaskan dalam Statement of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari laporan keuangan telah dijelaskan dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No.1 yaitu untuk menyediakan informasi yang berguna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipercaya sangat penting guna untuk pengambilan keputusan baik dari pihak

BAB I PENDAHULUAN. dipercaya sangat penting guna untuk pengambilan keputusan baik dari pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perusahaan menganggap bahwa laporan keuangan yang dapat dipercaya sangat penting guna untuk pengambilan keputusan baik dari pihak internal maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas (PSAK No. 1 revisi 2009, 2012). Pada umumnya,

Lebih terperinci

Retno Pudjiastuti 1) Untara 2) Abstrak

Retno Pudjiastuti 1) Untara 2) Abstrak ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM PEMBERIAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris: Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi yang Terdaftar di BEI 2007-2011). Retno

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari pernyataan di atas menarik untuk ditelusuri mengapa asumsi going concern

BAB I PENDAHULUAN. Dari pernyataan di atas menarik untuk ditelusuri mengapa asumsi going concern BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Asumsi kelangsungan usaha atau going concern adalah salah satu asumsi yang harus digunakan oleh manajemen dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai oleh kasus hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai oleh kasus hukum yang 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai oleh kasus hukum yang melibatkan manipulasi akuntansi. Peristiwa ini pernah terjadi pada beberapa perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bawah satu prinsipal atau lebih yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bawah satu prinsipal atau lebih yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Teori agensi, menggambarkan hubungan agensi sebagai suatu kontrak di bawah satu prinsipal atau lebih yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa layanan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN UNQUALIFIED OPINION WITH MODIFIED PARAGRAPH GOING CONCERN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN UNQUALIFIED OPINION WITH MODIFIED PARAGRAPH GOING CONCERN MEDIA BISNIS ISSN: 2085-3106 Vol. 7, No. 1, Edisi Maret 2015, Hlm. 23-29 http: //www.tsm.ac.id/mb FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN UNQUALIFIED OPINION WITH MODIFIED PARAGRAPH GOING CONCERN YOLANDA

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM MEMBERIKAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun )

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM MEMBERIKAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun ) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM MEMBERIKAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2013-2015) Uun Kumalasari, Arief Rahman, Tri Lestari Program Studi Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidupnya melalui asumsi going concern (

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidupnya melalui asumsi going concern ( 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam dunia usaha salah satu tujuan utama dari sebuah keberadaan entitas ketika didirikan adalah untuk menghasilkan laba yang optimal berdasarkan pada prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat, menciptakan persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat, menciptakan persaingan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat, menciptakan persaingan yang juga ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan lainnya dalam menarik minat calon investor.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan perusahaan sangat meningkat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan perusahaan sangat meningkat di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, pertumbuhan perusahaan sangat meningkat di Indonesia. Pertumbuhan ini ditandai dengan semakin banyak dan berkembangnya perusahaan yang go public

Lebih terperinci

Judul: Pengaruh Opinion Shopping, Disclosure dan Reputasi KAP pada Opini Audit Going Concern

Judul: Pengaruh Opinion Shopping, Disclosure dan Reputasi KAP pada Opini Audit Going Concern Judul: Pengaruh Opinion Shopping, Disclosure dan Reputasi KAP pada Opini Audit Going Concern (Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015) Nama: Ni Putu Evi Kusumayanti NIM:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang terjadi. Perkembangan yang terjadi membuat perusahaan satu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang terjadi. Perkembangan yang terjadi membuat perusahaan satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan yang terjadi. Perkembangan yang terjadi membuat perusahaan satu dengan yang lain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Opinion Shopping Demi menghindari penerimaan opini going concern, biasanya perusahaan melakukan auditor switching (pergantian auditor). Teoh (1992) dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian adalah kemampuan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian adalah kemampuan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian suatu Negara dapat ditandai dengan pergerakan dunia bisnis di Negara tersebut. Dunia bisnis dapat dijadikan indikator utama untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PENELITIAN VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN KUALITAS AUDIT (X1) OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA (X2) OPINI AUDITOR TENTANG GOING CONCERN (Y) PREDIKSI KEBANGKRUTAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sehingga analisis deskriptif dipisahkan dari variabel lain. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sehingga analisis deskriptif dipisahkan dari variabel lain. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Penelitian menggunakan lima variabel independen dan satu variabel dependen. Dari kelima variabel tersebut terdapat satu buah variabel yaitu reputasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manipulasi akuntansi. Peristiwa ini pernah terjadi pada beberapa

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manipulasi akuntansi. Peristiwa ini pernah terjadi pada beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai oleh kasus hukum yang melibatkan manipulasi akuntansi. Peristiwa ini pernah terjadi pada beberapa perusahaan besar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam menggambarkan kinerja suatu perusahaan, khususnya perusahaan publik. Agar informasi dalam laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, Xerox dan lain-lain yang pada

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, Xerox dan lain-lain yang pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyaknya kasus manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, Xerox dan lain-lain yang pada akhirnya bangkrut, menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. erat dengan perusahaan yaitu sebagai salah satu stakeholder. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. erat dengan perusahaan yaitu sebagai salah satu stakeholder. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investor merupakan salah satu pelaku investasi yang memiliki kaitan erat dengan perusahaan yaitu sebagai salah satu stakeholder. Dalam mengambil suatu keputusan investasi,

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDITOR GOING CONCERN DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA TAHUN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDITOR GOING CONCERN DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA TAHUN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDITOR GOING CONCERN DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA TAHUN 2009-2011 Inggrid Jln. Pluit Murni 6/No.IB 021-6610057 Inggrid_mayu@yahoo.co.id Inggrid, Heny Kurniawati, SST. Ak.,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis perusahaan seluruh sektor manufaktur. Data yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis perusahaan seluruh sektor manufaktur. Data yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini penulis memakai data laporan keuangan audit perusahaan yang masuk dalam Bursa Efek Indonesia yang tergolong kedalam jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan mesin perekonomian yang sangat berperan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan mesin perekonomian yang sangat berperan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan mesin perekonomian yang sangat berperan penting di setiap negara sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 1999 (dengan diberlakukan Surat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. IV.1.1 Gambaran Umum Populasi dan Sampel Penelitian

BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. IV.1.1 Gambaran Umum Populasi dan Sampel Penelitian BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian IV.1.1 Gambaran Umum Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah 100 perusahaan kecil yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang diambil yaitu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memahami dan meyakini isi dan makna suatu statemen keuangan secara

BAB I PENDAHULUAN. memahami dan meyakini isi dan makna suatu statemen keuangan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem perekonomian dan lingkungan bisnis yang semakin kompleks mengakibatkan perusahaan dituntut untuk menyajikan laporan keuangan yang andal sebagai bahan prediksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini masuk ke dalam jenis penelitian asosiatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini masuk ke dalam jenis penelitian asosiatif yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini masuk ke dalam jenis penelitian asosiatif yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan sebab akibat antara dua atau lebih variabel sehingga suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ini mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan semakin meningkat.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Jenis Opini Auditor Independen Laporan audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan lingkungannya. Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2010 yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1. Landasan Teori II.1.1. Teori Agensi Godfrey, Hodgson, Tarca, Hamilton, Holmes (2010 : 301) mendefinisikan teori agensi sebagai berikut: In such a

Lebih terperinci

BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN DAN MODEL-MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN

BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN DAN MODEL-MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN 9 BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN DAN MODEL-MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN 2.1 Going Concern Going concern adalah dalil yang menyatakan bahwa suatu entitas akan menjalankan terus operasinya dalam jangka

Lebih terperinci

by: Maulidah Rahmita Supervisor: Dr.Waseso Segoro UNIVERSITAS GUNADARMA

by: Maulidah Rahmita Supervisor: Dr.Waseso Segoro UNIVERSITAS GUNADARMA PENGARUH SOLVABILITAS, PROFITABILITAS, KUALITAS AUDIT, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN by: Maulidah Rahmita Supervisor: Dr.Waseso Segoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern seperti saat ini, banyak sekali kasus-kasus manipulasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern seperti saat ini, banyak sekali kasus-kasus manipulasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern seperti saat ini, banyak sekali kasus-kasus manipulasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar yang pada akhirnya mengalami kebangkrutan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup (going concern) usahanya melalui asumsi going. concern. Kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup (going concern) usahanya melalui asumsi going. concern. Kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan ekonomi, yang dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern)

Lebih terperinci

Kata Kunci : Disclosure, Debt Default, Kualitas Audit, Opini audit tahun sebelumnya, Going Concern.

Kata Kunci : Disclosure, Debt Default, Kualitas Audit, Opini audit tahun sebelumnya, Going Concern. Judul Nama : : Analisis Pengaruh Disclosure, Debt default, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya pada Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang PENGARUH KUALITAS AUDITOR, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN, KEBERADAAN KOMISARIS INDEPENDEN PADA KOMITE AUDIT, DEBT DEFAULT, DAN OPINION

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Djarwanto, 2012: 93). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh

BAB III METODE PENELITIAN. Djarwanto, 2012: 93). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 POPULASI DAN SAMPEL Populasi atau universe adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuansatuan)/individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga (Subagyo dan Djarwanto,

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Para investor memakai laporan keuangan guna menganalisis kondisi

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Para investor memakai laporan keuangan guna menganalisis kondisi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Para investor memakai laporan keuangan guna menganalisis kondisi fundamental perusahaan sebelum memutuskan untuk berinvestasi di perusahaan tersebut atau tidak. Analisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Opini Audit Laporan audit adalah hasil akhir dari pemeriksaan seorang auditor laporan keuangan kliennya. Di dalam laporan tersebut biasanya terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdiri sendiri yang terpisah dari pemiliknya. Perusahaan yang telah didirikan

BAB I PENDAHULUAN. berdiri sendiri yang terpisah dari pemiliknya. Perusahaan yang telah didirikan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Dalam ilmu akuntansi perusahaan merupakan suatu entitas unit usaha yang berdiri sendiri yang terpisah dari pemiliknya. Perusahaan yang telah didirikan akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam landasan teori ini dijelaskan mengenai teori yang mendasari atau

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam landasan teori ini dijelaskan mengenai teori yang mendasari atau BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Dalam landasan teori ini dijelaskan mengenai teori yang mendasari atau mendukung perumusan hipotesis dalam penelitian ini, selain itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Agensi Menurut Jensen dan Meckling (Susanto; 2009) menggambarkan hubungan agensi sebagai suatu kontrak di bawah satu atau lebih prinsipal yang melibatkan agen untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dan kejadian-kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukkan tingkat

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dan kejadian-kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukkan tingkat BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1. Audit Pengauditan adalah suatu proses sistimatis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan indikasi kelangsungan usaha (going concern) perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan indikasi kelangsungan usaha (going concern) perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan didirikan dengan tujuan memiliki kelangsungan hidup untuk jangka panjang. Kondisi dan peristiwa yang dialami oleh suatu perusahaan dapat memberikan indikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Keberadaan entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan ekonomi, yang dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Bagian ini akan menjelaskan variabel-variabel yang digunakan, pengukuran dari tiap-tiap variabel, populasi dan sampel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Auditor eksternal akan menghasilkan opini audit. Going concern merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Auditor eksternal akan menghasilkan opini audit. Going concern merupakan salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan diaudit oleh auditor eksternal. Auditor eksternal akan menghasilkan opini audit. Going concern merupakan salah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Pada bagian ini akan diuraikan mengenai statistik deksriptif dari penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Table 4.1 Statistik

Lebih terperinci

Lie et al. / Berkala Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 1, No. 2 (2016):

Lie et al. / Berkala Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 1, No. 2 (2016): Lie et al. / Berkala Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 1, No. 2 (2016): 84-105 84 Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, dan Rencana Manajemen terhadap Opini Audit Going Concern (Studi

Lebih terperinci

MARGARETHA MEI EVITA SARI

MARGARETHA MEI EVITA SARI Pengaruh Audit Tenure, Ukuran KAP dan Ukuran Perusahaan terhadap Kualitas Audit pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013. SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian suatu negara dapat ditandai dengan pergerakan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian suatu negara dapat ditandai dengan pergerakan dunia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian suatu negara dapat ditandai dengan pergerakan dunia bisnis di negara tersebut. Dunia bisnis dapat dijadikan indikator utama untuk melihat

Lebih terperinci

D T E E T R E M R INA N S A I S

D T E E T R E M R INA N S A I S DETERMINASI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris : Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2007-2011) 2011) LATAR BELAKANG Kondisi perekonomian suatu negara dapat ditandai dengan pergerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tujuan perusahaan adalah dapat mempertahankan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tujuan perusahaan adalah dapat mempertahankan kelangsungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebangkrutan dan kelangsungan hidup perusahaan merupakan dua sisi yang saling bertolak belakang. Selain profit yang tinggi salah satu yang menjadi tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Data penelitian yang meliputi laporan keuangan yang telah dipublikasi yang

BAB III METODA PENELITIAN. Data penelitian yang meliputi laporan keuangan yang telah dipublikasi yang 27 BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data penelitian yang meliputi laporan keuangan yang telah dipublikasi yang

Lebih terperinci

BAB I pengecualian (Unqualified Opinion), namun pada tahun 2001

BAB I pengecualian (Unqualified Opinion), namun pada tahun 2001 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berangkat dari kasus-kasus hukum yang melibatkan manipulasi akuntansi yang terjadi pada beberapa entitas bisnis, salah satunya adalah perusahaan energi besar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2012. Pemilihan sampel dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAAN UKDW. sistem keuangan semua negara di dunia tak terkecuali di Indonesia. Krisis ini

BAB I PENDAHULUAAN UKDW. sistem keuangan semua negara di dunia tak terkecuali di Indonesia. Krisis ini BAB I PENDAHULUAAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis keuangan global yang terjadi tahun 2008 lalu telah memberikan dampak buruk bagi perekonomian dunia. Krisis yang berasal dari Amerika Serikat ini membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1997, membawa dampak buruk bagi going concern (kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1997, membawa dampak buruk bagi going concern (kelangsungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis keuangan yang melanda beberapa negara di Asia termasuk Indonesia pada tahun 1997, membawa dampak buruk bagi going concern (kelangsungan hidup) entitas bisnis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kapitalis global, turut merasakan pukulan berat dari keberlanjutan krisis ini.

BAB I PENDAHULUAN. kapitalis global, turut merasakan pukulan berat dari keberlanjutan krisis ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat memasuki tahun 2010, ekonomi dunia sedang mengalami dua kejadian penting, yaitu: pertama, krisis ekonomi kapitalisme global yang sangat mendalam dan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Going concern, debt fault, audit quality, and prior audit opinion.

ABSTRACT. Keywords: Going concern, debt fault, audit quality, and prior audit opinion. ABSTRACT The research is aimed to empirically analyze the factors that influence the going concern audit opinion. The factors used on this research are debt fault, audit quality, prior audit opinion. This

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak pihak menempatkan auditor sebagai pihak yang paling. mengeluarkan opini going concern. Auditor dalam mengeluarkan opini,

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak pihak menempatkan auditor sebagai pihak yang paling. mengeluarkan opini going concern. Auditor dalam mengeluarkan opini, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Munculnya kasus perusahaan yang bangkrut dalam bisnis sering dikaitkan dengan kegagalan auditor. Masalah Enron di Amerika Serikat membuat banyak pihak terkejut,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan perkonomian suatu negara bisa dilihat melalui perkembangan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan perkonomian suatu negara bisa dilihat melalui perkembangan dunia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keadaan perkonomian suatu negara bisa dilihat melalui perkembangan dunia bisnis di negara tersebut. Dunia bisnis dapat menjadi indikator apakah negara tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Selain itu, juga

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan yaitu laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dimana data yang digunakan sebanyak

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI GOING CONCERN. Sofia Prima Dewi Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara. Abstract

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI GOING CONCERN. Sofia Prima Dewi Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara. Abstract FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI GOING CONCERN Sofia Prima Dewi Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara Abstract The purpose of this research is to examines the influence of auditor reputation,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Tempat penelitian ini adalah di perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang bergerak dalam bidang manufaktur. Perusahaan yang terdaftar

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 1 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting ISSN (Online): 2337-3806 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT

Lebih terperinci