PEMBUATAN MODEL TATA SURYA SEBAGAI MEDIA AKTIVITAS BERBAGI PENGETAHUAN ASTRONOMI DI SURABAYA ASTRONOMY CLUB

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBUATAN MODEL TATA SURYA SEBAGAI MEDIA AKTIVITAS BERBAGI PENGETAHUAN ASTRONOMI DI SURABAYA ASTRONOMY CLUB"

Transkripsi

1 PEMBUATAN MODEL TATA SURYA SEBAGAI MEDIA AKTIVITAS BERBAGI PENGETAHUAN ASTRONOMI DI SURABAYA ASTRONOMY CLUB Annisa Mahmuda 1), Yudhiakto Pramudya 1,2), Galuh Purwasih 3) 1 Prodi Magister Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan annisa.mahmuda93@gmail.com 2 Pusat Studi Astronomi, Universitas Ahmad Dahlan yudhiakto.pramudya@pfis.uad.ac.id 3 Surabaya Astronomy Club galuhwasih@gmail.com Abstrak Pengetahuan tentang astronomi dasar berupa ukuran tata surya perlu ditingkatkan pada anggota klub astronomi amatir. Pengetahuan tentang ukuran tata surya membutuhkan pemahaman konsep jarak dan ukuran diameter benda langit di tata surya. Pemahaman konsep tersebut dapat dilakukan dengan kegiatan pembuatan model tata surya di lokasi tertentu. Lokasi tersebut dipilih berdasarkan kedekatan dengan lokasi klub astronomi amatir dan juga merupakan lokasi bersejarah sehingga dapat dijadikan pengingat. Kegiatan tersebut dibutuhkan keaktifan anggota klub untuk mencari bahan model tata surya yang tepat, mendiskusikan perangkat lunak yang sesuai dan berbagi pengetahuan berkaitan tentang ukuran tata surya. Kegiatan ini dilakukan di Jalan Tunjungan Surabaya oleh Surabaya Astronomy Club dipandu oleh Universitas Ahmad Dahlan. Sebagian ruas di Jalan Tunjungan dijadikan sebagai lokasi tata surya. Matahari dan kedelapan planetnya dibuat menjadi lebih kecil dengan skala tertentu sehingga jarak antara benda-benda langit tersebut dapat tepat diletakkan di ruas jalan tersebut. Teknik pengambilan data dilakukan menggunakan metode angket mengenai pemahaman konsep yang diisi oleh 6 anggota klub astronomi amatir. Sebelum kegiatan, 5 orang anggota mempunyai pengetahuan cukup sedangkan 1 orang mempunyai pengetahuan yang baik. Pasca kegiatan, sebanyak 2 orang mempunyai pengetahuan yang cukup, 2 orang mempunyai pengetahuan yang baik, dan 2 orang mempunyai pengetahuan yang sangat baik. Responden memberikan saran diantaranya perlunya dilakukan persiapan dengan lebih baik dan pelibatan lebih banyak masyarakat di luar klub. Astronom amatir memberikan penilaian 4,44 pada skala 5 (baik) dan 4,89 untuk ukuran menyenangkan dan kemanfaatannya. Keywords: Model Tata Surya, Astronomi Amatir, Pemahaman Konsep PENDAHULUAN Pengetahuan tentang Tata Surya di dalam Astronomi termasuk salah satu pengetahuan yang mendasar yang perlu dikuasai. Pengetahuan tersebut melingkupi beberapa hal diantaranya teori pembentukan Tata Surya, anggota Tata Surya, ukuran berbagai anggota Tata Surya. Dalam hal ini, ukuran anggota Tata Surya berupa ukuran diamater dan ukuran jarak. Dalam pembelajaran ukuran anggota Tata Surya, seringkali dibuat sebuah model Tata Surya. Model ini berupa miniatur dengan skala yang telah disesuaikan dengan lokasi tempat model itu dibuat. Hal ini untuk memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap pengetahuan seberapa luas Tata Surya dengan cara menghubungkannya dengan ukuran yang mudah dijumpai di kehidupan sehari-hari. Pemahaman konsep sejak awal tentang Tata Surya dibutuhkan terutama bagi penggiat edukasi ke masyarakat. Kegiatan edukasi sering berupa outreach. Kegiatan outreach ini dilakukan oleh astronom profesional, mahasiswa astronomi dan fisika, serta astronom amatir. Astronom amatir yang tergabung dalam klub THE 5 TH URECOL PROCEEDING 616 ISBN

2 astronomi mendominasi pelaksanaan kegiatan outreach tersebut. Implementasi pembuatan model tata Surya telah dilakukan pada mahasiswa yang mengambil mata kuliah Introductory Astronomy. Mahasiswa mampu memperoleh pemahaman konsep yang baik tentang fenomena astronomi melalui pembuatan model Tata Surya secara 3 dimensi. Strategi pembelajaran yang digunakan berupa pendekatan eksperimen mampu menjadi pendukung yang baik bagi mata kuliah tersebut (Barab dkk, 2000). Bahkan tidak hanya untuk mahasiswa, pengenalan tentang model tata Surya dalam bentuk gambar tactile telah dilakukan pada siswa tunanetra (Pramudya dkk, 2015). Sehingga, pendekatan serupa perlu dilakukan juga pada astronom amatir. Network for Astronomy School Education (NASE), sebuah program edukasi astronomi di bawah International Astronomical Union (IAU) memasukkan pembuatan model Tata Surya dari bahan yang mudah didapatkan dan murah dalam materi pembelajarannya. Materi pembelajaran ini didesain untuk dapat diajarkan baik untuk siswa dan mahasiswa maupun astronom amatir. Di beberapa tempat, model Tata Surya dibuat dalam skala besar seukuran kota, misalnya di daerah Boston, Massachuset. Perangkat lunak pendukung pembuatan model Tata Surya pun telah dikembangkan untuk skala yang besar tersebut (Mahmuda dkk, 2016). Dalam penelitian ini, dilakukan pembuatan model Tata Surya dengan bahan yang mudah diperoleh dan murah. Kegiatan dilaksanakan di sebagian ruas Jalan Tunjungan, Surabaya oleh klub astronomi amatir Surabaya Astronomy Club dengan dipandu oleh Universitas Ahmad Dahlan. KAJIAN LITERATUR a. Model Tata Surya Tata surya dapat didefinisikan sebagai suatu kumpulan benda langit yang terdiri atas matahari sebagai pusat tata surya, delapan planet besar, planet kerdil, bulan atau satelit, asteroid dan Trans-Neptunian Object (Tnos), serta milyaran komet dan meteoroid (Kar ttunen, 2006: 131). Delapan planet tersebut terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus seperti terlihat pada Gambar 1. (Sumber: Karttunen, 2006: 132). Gambar 1. Susunan planet dari Merkurius hingga Neptunus Planet adalah benda angkasa yang berada dalam satu orbit yang mengelilingi matahari, mempunyai berat yang cukup untuk gravitasi dirinya dalam mengatasi tekanan rigid agar menjadi satu ekuilibrium hidrostatik (bentuk hampir bulat), serta merupakan objek yang dominan dalam orbitnya sendiri. Planet dari Merkurius ke Saturnus yang merupaka planet terang dapat terlihat jelas dengan mata telanjang sedangkan Uranus dan Neptunus dapat dilihat menggunakan teropong. Selain planet-planet terang, hanya komet paling terang yang terlihat dengan mata telanjang. Jarak dalam tata surya sering diukur dalam satuan unit astronomi (AU), seperti halnya jarak rata-rata Matahari dan Bumi. Sumbu semimayor dari orbit Merkurius sebesar 0,39 AU, dan jarak dari Neptunus adalah 30AU. Orbit terluar dari Neptunus merupakan kumpulan es kecil yang memanjang ke puluhan ribu AU. Tata Surya tidak memiliki tepi luar yang jelas. Jarak pusat tata surya ke bintang terdekat, Proxima Centauri lebih dari AU. Sedangkan radius ratarata Planet terhadap Matahari dapat dilihat pada Tabel1. Tabel 1. Diameter dan Radius rata-rata planet terhadap Matahari. Planet Diameter (Km) Radius (Km) Sun THE 5 TH URECOL PROCEEDING 617 ISBN

3 Mercury Venus Earth Mars Jupiter Saturn Uranus Neptune (Sumber: Exploratorium.edu) b. Pembelajaran Astronomi Dalam jurnal yang ditulis oleh Bailey (2004), astronomi adalah salah satu ilmu tertua yang digunakan untuk penentuan peristiwa tentang keagamaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam konteksnya kehadiran astronomi dalam dunia pendidikan dapat dilakukan di kelas, museum, atau observatorium dan masih menjadi topik popular di setiap waktu. Menurut Anugraha (2012), astronomi didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang didorong oleh rasa ingin tahu terhadap alam semesta. Akan tetapi, pembelajaran tentang alam semesta sangat sulit dijangkau sebab peristiwa tentang astronomi diluar jangkauan siswa sehingga menyebabkan pembelajarannya harus didesain agar siswa dapat terlibat secara langsung (Barab, 2000). c. Pembelajaran dengan Model Menurut Stratford, Krajcik, and Soloway (1998) dalam jurnal yang ditulis oleh Michael Barnett (2001), model adalah suatu kegiatan ilmiah yang dirancang untuk meniru fenomena dunia nyata dan membuat model meliputi tindakan menciptakan atau merevisi sebuah model. Definisi secara lengkap menurut Webb s (1993) dalam jurnal yang sama mengenai model yang didefinisikan sebagai representasi dari sebuah masalah, proses, ide atau sistem dan tidak pernah menyerupai replika yang sesungguhnya, tetapi mewakili satu atau lebih aspek struktur, sifat atau perilaku sesuatu yang sedang dimodelkan. Model bukan teknik instruksional baru. Guru telah menggunakan bola dari berbagai ukuran dan warna untuk membuat model tata surya. Solusi lain yang dapat digunakan dalam pembelajaran tata surya yaitu dengan membuat miniatur benda langit ( The tiny solar system). Dalam jurnal yang ditulis oleh Keith S Taber (2001), The tiny solar system atau miniatur benda langit merupakan sebuah analogi yang dapat digunakan dalam pembelajaran yang melukiskan bahwa atom menjadi seperti tata surya kecil. Pembenaran pada analogi ini didasarkan pada asumsi berikut: (1) konsep atom adalah abstrak, dan strukturnya akan sulit dibayangkan oleh siswa (2) atom menyerupai matahari (3) pengetahuan siswa tentang tata surya (4) secara eksplisit siswa dapat membandingkan struktur atom dengan sistem tatasurya dengan mempelajari struktur atom. d. Keterlibatan Astronomi Amatir dalam Pembelajaran Astronomi Astronomi amatir adalah orang-orang yang berpartisipasi dalam astronomi sebagai hobi (Percy 1996), sebagai fasilitator antara ilmu astronomi dan masyarakat umum untuk memicu kesadaran dan apresiasi terhadap langit malam. Pendidikan dan pendekatan oleh para astronom amatir secara formal dan informal telah diakui sebagai sarana untuk meningkatkan minat publik terhadap astronomi dan literasi sains (Gada, Stern, dan Williams 2000; Fraknoi 1996; Percy 1996). Tanpa astronom amatir upaya untuk memberikan pendidikan dan informasi kepada masyarakat yang saat ini sedang dan akan berlangsung tidak akan pernah ada. Storksdieck dan Berendsen (2007) memperkirakan bahwa astronom amatir terlibat dalam beberapa tingkat pendidikan dan penjangkauan masyarakat. Petr Scoda (2007) menyatakan bahwa astronomi amatir selain melakukan outreach juga memiliki izin untuk melakukan research professional untuk mengakses Virtual Observatory (VO) THE 5 TH URECOL PROCEEDING 618 ISBN

4 dengan cara mengirimkan pesan kepada VO untuk mengarahkan pengamatan ke benda langit tertentu menggunakan CCD. Barendsen (2005) menemukan bahwa astronom amatir yang tergabung dalam klub astronomi dinilai memiliki pemahaman lebih tinggi terhadap konsep astronomi dibandingkan dengan yang tidak menjadi anggota; sebagai contoh mereka dengan gelar dalam astronomi, fisika, atau astrofisika memperoleh nilai lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan pendidikan astronomi. Ia juga menyatakan bahwa ada dua variabel dalam keikut sertaan menjadi klub astronomi. Variebel yang pertama yaitu variabel independen yang terdiri dari lamanya waktu bergabung menjadi anggota kurang dari 2 tahun dan anggota yang lebih dari 2 tahun, memiliki pendidikan formal (astronomi terkait), pendidikan informal (astronomi terkait), usia, dan jenis kelamin. Variabel yang kedua adalah variabel dependen yang mliputi keterlibatan dalam pendidikan dan penjangkauan masyarakat, dan frekuensi atau tingkat keterlibatan dalam pendidikan dan pendekatan publik (EPO). e. Teknik Pengambilan Data dengan Angket Angket didefinisikan sebagai suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi beberapa pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden. Angket merupakan tekhnik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono, 2013). Ada dua cara penggunaan angket/kuesioner sebagai teknik pengumpulan data, yaitu: (1) disebarkan yang kemudian diisi oleh responden (2) digunakan sebagai pedoman wawancara dengan responden. Penyebarannya dapat dilakukan dengan melalui , pos, mapun datar secara langsung oleh peneliti. (Singarimbun, 1995). METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian untuk pengumpulan data adalah eksperimen dan angket. Eksperimen meliputi persiapan pembuatan model tata surya melalui diskusi daring melalui WhatsApp group dan pelaksanaan pembuatan model tata surya. Angket dibuat dan diisi secara daring oleh anggota klub astronomi amatir yang terlibat dalam pembuatan model tata surya. Eksperimen pada tahap awal adalah mendiskusikan rencana kegiatan. Pemilihan tempat yaitu di sepanjang Jalan Tunjungan Kota Surabaya dikarenakan salah satu jalan protokol dan terdapat banyak bangunan historis yang dapat dijadikan patokan ukuran jarak dalam Permodelan Tata Surya. Peralatan yang digunakan dalam melakukan eksperimen pembuatan model Tata Surya diantaranya : 1. Handphone berbasis Android, digunakan sebagai media pengakses situs model Tata Surya dan aplikasi perhitungan skala. 2. Bola plastik dengan diameter 16,60 cm. 3. Plastisin. 4. Penggaris gulung sepanjang 3 meter. 5. Tusuk sate. Perangkat lunak yang digunakan dalam persiapan perhitungan skala untuk pembuatan model Tata Surya yaitu situs exploratorium.edu dan thinkzone.wlonk.com. Pada kedua situs tersebut, pengguna dpat menentukan ukuran Matahari sebagai patokan skala model yang akan dibuat. Sehingga, dapat dipersiapkan bahan yang sesuai untuk pembuatan model. Pembuatan model Tata Surya ditetapkan pada hari Minggu, 25 Desember 2016 pukul 7 WIB karena bersamaan dengan kegiatan Car Free Day dilaksanakan pada hari dan jam tersebut. Hal ini bertujuan agar tidak banyak kendaraan yang berada di jalan tersebut dan banyak masyarakat yang berada di lokasi tersebut. Walaupun dalam pelaksanaanya, Car Free Day ditiadakan disebabkan bertepatan dengan Hari Libur Nasional. Setelah kegiatan Pembuatan Permodelan Tata Surya dilakukan, astronom amatir yang terlibat dalam kegiatan tersebut mengisi angket. Angket dibuat di google form yang alamat tautannya dikirimkan ke dan nomor WA astronom amatir tersebut. Pembuatan angket di THE 5 TH URECOL PROCEEDING 619 ISBN

5 gogle form memudahkan dalam pengisian angket sekaligus mendapatkan ilustrasi hasil pengisian berupa grafik. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini dapat disajikan menjadi 2 bagian yaitu pelaksaan pembuatan model Tata Surya dan evaluasi kegiatan pembuatan. Pada pelaksanaan pembuatan model Tata Surya, nilai yang dijadikan perbandingan adalah diameter benda langit dalam Tata Surya serta jaraknya. Tiang lampu yang berada di ujung Jalan Tunjungan dekat dengan tulisan Tunjungan sebagai patokan lokasi model Matahari. Ukuran model Matahari dibuat sebesar sebesar bola plastik. Sehingga, skala model Matahari inilah yang dijadikan dasar penentuan ukuran dan jarak planet-planet. Skala tersebut adalah 1: m. Gambar 2. Model Planet Neptunus Untuk model planet digunakan plastisin serta tusuk sate sebagai poros. Planet Merkurius dengan diameter model 0,5 cm dan jarak planet dengan Matahari sejauh 6,906 m. Planet kedua yaitu Venus dengan diameter 1,443 cm dan jarak dengan model Matahari sejauh 12,90 m. Bumi dengan diameter asli m dijakan model sebesar 1,519 cm dan jarak 1 AU atau km menjadi 17,84 m. Mars berdiameter 0,8084 cm dan jarak 27,18 m. Sabuk asteroid yang terletak diantara Mars dan Jupiter dimodelkan dengan kerikil-kerikil berbagai macam ukuran dengan jarak dari matahari sejauh 49,35 m. Jupiter sebesar 16,67 cm dengan jarak sejauh 92,85 m. Planet bercicin Saturnus 13, 89 cm dan sejauh 170,9 m dari model Matahari. Uranus 6,049 cm dan 343,1 m dari Matahari. Dan planet terakhir Neptunus berukuran 5,873 cm dengan jarak 537 dari Matahari. Adapun pemodelan planet Neptunus dapat dilihat pada Gambar 2 sedangkan pengukuran jarak antara model planet terlihat pada Gambar 3. Gambar 3. Pengukuran jarak antar model planet Sebanyak 9 astronom amatir terdiri atas 3 wanita dan 6 pria yang terlibat dalam pembuatan model Tata Surya mengisi angket evaluasi. Distribusi usia astronom amatir tersebut dapat dilihat pada gambar 2. Pendidikan terakhir setingkat SLTA sejumlah 3 orang, setingkat Diploma sebanyak 2 orang, dan setingkat Sarjana sebanyak 4 orang. Sehingga, dengan melihat distribusi pendidikan terakhir dan usia, astronom amatir yang mengikuti pembuatan model tata Surya ini tergolong muda dan berada jenjang perkuliahan dan awal bekerja. Gambar 4. Distribusi usia astronom amatir Pengetahuan tentang astronomi di kalangan astronom amatir bergantung pada seberapa lama ikut dalam kegiatan klub astronomi amatir dan keaktifannya. Gambar 4 menampilkan distribusi usia keanggotaan di klub astronomi amatir. Surabaya Astronomi Club berdiri sejak 2006, sehingga pada tahun 2016 lalu usianya 10 tahun. Gambar 5 berikut adalah massa keanggotaan astronom amatir, hal ink menunjukkan bahwa THE 5 TH URECOL PROCEEDING 620 ISBN

6 sebagian besar astronom amatir yang ikut dalam pembuatan model bergabung dalam klub tersebut di sekitar setengah perjalanan kiprah klub tersebut. Gambar 5. Masa keanggotaan anggota klub astronomi amatir. Pengetahuan tentang Tata Surya pada astronom amatir tersebut dipengaruhi oleh sejumlah faktor diantaranya seberapa lama masa keanggotaan. Sebelum kegiatan, sebagian besar astronom amatir mempunyai pengetahuan yang cukup tentang Tata Surya. Terdapat astronom amatir yang masih mempunyai pengetahuan yang kurang bahkan sangat kurang. Gambar 6 juga menunjukkan bahwa setelah kegiatan, pengetahuan tentang Tata Surya yang dimiliki oleh astronom amatir sudah sangat baik. Tidak lagi ada astronom amatir yang memiliki pengetahuan yang kurang dan sangat kurang. Gambar 6. Grafik pengetahuan astronom amatir setelah kegiatan dilakukan. Komunikasi di lokasi yang berbeda antara astronom amatir yaitu di Surabaya dan pemandu di Yogyakarta merupakan tantangan dalam persiapan pembuatan model Tata Surya. Namun, dengan teknologi melalui WA group, berbagi pengetahuan tentang materi Tata Surya dapat dilakukan. Persiapan perangkat lunak pun telah dioptimalkan untuk perancangan skala yang tepat dan sesuai untuk lokasi di Jalan Tunjungan. Kendala ada di persiapan perangkat keras dalam hal ini meliputi bola, penggaris, dan plastisin. Hal ini dapat dilihat pada gambar 7. Kegiatan ini dirasakan menyenangkan dan bermanfaat. Astronom amatir memberikan penilaian 4,44 pada skala 5 (angka 5 berarti baik) dan 4,89 untuk ukuran menyenangkan dan kemanfaatannya. Kegiatan outreach di masyarakat yang dilakukan oleh kelompok astronom amatir memang sebaiknya didesain menyenangkan dan sekaligus juga memberikan nilai lebih setelah dilakukan kegiatan. Gambar 7. Persiapan Perangkatkeras dan perangkat lunak. Terdapat beberapa saran diantaranya perangkat keras yang perlu dipersiapkan dengan lebih baik, lebih banyak masyarakat yang dilibatkan dan dikembangkan untuk skala yang lebih besar sekaligus menambah untuk model obyek langit di luar tata surya. Selain itu, diperlukan tutorial khusus pembuatan model tata surya sehingga dapat dilakukan dengan mudah dan benar oleh masyarakat. Video dokumentasi juga telah dibuat dan diunggah di youtube sebagai diseminasi ke publik yang lebih luas. KESIMPULAN Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang anggota yang memiliki pengetahuan cukup dan 1 orang mempunyai pengetahuan yang baik mengalami peningkatan setelah melakukan kegiatan yaitu 2 orang mempunyai pengetahuan yang cukup, 2 orang mempunyai THE 5 TH URECOL PROCEEDING 621 ISBN

7 pengetahuan yang baik, dan 2 orang mempunyai pengetahuan yang sangat baik. Responden memberikan saran diantaranya perlunya dilakukan persiapan dengan lebih baik dan pelibatan lebih banyak masyarakat di luar klub. Hasil tersebut menghasilkan nilai 4,44 pada skala 5 (baik) dan 4,89 untuk ukuran menyenangkan dan kemanfaatannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa pembuatan model tata surya sebagai media aktivitas dapat menambah wawasan anggota astronomy club. REFERENSI Anugraha, Rinto Mekanika Benda Langit. Yogyakarta: FMIPA Universitas Gajah Mada. Impaired Student. Journal of Physics : Conference Series 739 (2016) Singarimbun, Masri.(1995). Metode Penelititan Survei. LP3S, Jakarta Sugiyono Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfa Beta Yocco, Victor., Jones, Eric. C., storksdieck, Martin. (2012).Factors Contributing to Amateur Astronomers Involvement in Education and Public Outreach. Jornal The American Astronomical. Barab, Sasha A., Hay, Kenneth. E., Squire Kurt., Barnet, Michael Virtual Solar System Project: Learning Through A Technology-Rich, Inquiry-Based, Participatory Learning Environment. Journal Of Science Education And Technoogy, 9.1 (2000): Barnet, Michael., MaKinster, James G., Hansen, John A. ( 2001). Exploring Elementary Students Learning of Astronomy Through Model Building Karttunen, Hannu Fundamental Astronomy Fifth Edition. Helsinki: Springer. Mahmuda, Annisa., Pramudya, Y. (2016). Aplikasi Jarak Pada Koordinat Bola Pada Pengembangan Model Tata Surya. Prosiding Universitas Muhammadiyah Purworejo. Scoda, Petr The Virtual Observatory and its Benefits for Amateur Astronomers. Open European Journal On Variable Stars ISSN Pramudya, Y., Hikmah, F. N., Muchlas (2015). The Moon Topography Model as an Astronomy Educational Kit for Visual THE 5 TH URECOL PROCEEDING 622 ISBN

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Tata Surya, sebuah kerajaan di langit

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Tata Surya, sebuah kerajaan di langit Tata Surya, sebuah kerajaan di langit Kata solar berasal dari bahasa Latin Sol yang artinya Matahari atau Surya. Jadi, yang dimaksud dengan Tata Surya adalah sebutan yang diberikan pada Matahari dan seluruh

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Pluto, Planet?

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Pluto, Planet? Pluto, Planet? Mengapa dinamakan Pluto? Pluto dalam bahasa Yunani berarti Hades, yaitu nama dewa dunia penjahat Yunani. Setelah mendapat banyak usulan pemberian nama planet kesembilan dari sistem tata

Lebih terperinci

BAB III ANALISA SISTEM

BAB III ANALISA SISTEM BAB III ANALISA SISTEM Pada bab ini akan dibahas analisa dan cara kerja pembuatan aplikasi pembelajaran tata surya menggunakan Android Studio. Adapun tahapan-tahapan dalam pembuatan aplikasi ini yaitu

Lebih terperinci

Info Astronomy JELAJAH SEMESTA. Penerbit Info Astronomy

Info Astronomy JELAJAH SEMESTA. Penerbit Info Astronomy Info Astronomy JELAJAH SEMESTA Penerbit Info Astronomy JELAJAH SEMESTA Oleh: Info Astronomy Hak Cipta 2013 by Info Astronomy Penerbit Info Astronomy www.infoastronomy.uni.me info.astronomy@gmail.com Desain

Lebih terperinci

seperti sebuah bajak, masyarakat Cina melihatnya seperti kereta raja yang ditarik binatang, dan masyarakat Jawa melihatnya seperti bajak petani.

seperti sebuah bajak, masyarakat Cina melihatnya seperti kereta raja yang ditarik binatang, dan masyarakat Jawa melihatnya seperti bajak petani. GALAKSI Pada malam yang cerah, ribuan bintang dapat kamulihat di langit. Sesungguhnya yang kamu lihat itu belum seluruhnya, masih terdapat lebih banyak lagi bintang yangtidak mampu kamu amati. Di angkasa

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.1. (1) Yupiter Berupa gas dan massanya terbesar diantara planet tata surya

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.1. (1) Yupiter Berupa gas dan massanya terbesar diantara planet tata surya 1. Perhatikan ciri-ciri planet pada tabel berikut. SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.1 Nama Planet Ciri Ciri (1) Yupiter Berupa gas dan massanya terbesar diantara planet tata

Lebih terperinci

NAMA :... NIM :... KELAS :......

NAMA :... NIM :... KELAS :...... NAMA :... NIM :... KELAS :...... T A T A S U R Y A Tata surya terdiri dari matahari sebagai pusat tata surya, planet-planet (termasuk bumi) dan benda langit lain semuanya secara langsung dan tidak langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi pada dunia saat ini terus menunjukkan peningkatann yang signifikan, terutama pada bidang mobile phone. Mobile phone sebagai alat komunikasi

Lebih terperinci

Materi Bumi dan Antariksa)

Materi Bumi dan Antariksa) (Pendalaman Materi Bumi dan Antariksa) Hari/Tanggal : Rabu & Kamis,, 19 & 20 Sep 2007 Waktu : 13.55 11. 45 Penyaji : Drs. Yamin Winduono, M.Pd Tempat : Ruang Plato Brainstorming / Diskusi /Tanya jawab

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SEKOLAH : SMP N 1 Sukorame KELAS / SEMESTER : IX (sembilan) / 2 MATA PELAJARAN : I P A

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SEKOLAH : SMP N 1 Sukorame KELAS / SEMESTER : IX (sembilan) / 2 MATA PELAJARAN : I P A RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SEKOLAH : SMP N 1 Sukorame KELAS / SEMESTER : IX (sembilan) / 2 MATA PELAJARAN : I P A STANDAR KOMPETENSI 5. Memahami sistem tata surya dan proses yang terjadi

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 9 Fisika

Antiremed Kelas 9 Fisika Antiremed Kelas 9 Fisika Tata Surya - Latihan Ulangan Doc Name : AR09FIS0599 Version : 2012-10 halaman 1 01. Berikut ini adalah planet-planet pada tata surya kita. Urutan yang benar dari yang terdekat

Lebih terperinci

Planet-planet dalam sistem tatasurya kita

Planet-planet dalam sistem tatasurya kita Cari planet yuuuk Film-film fiksi ilmiah sering menampilkan impian terpendam akan adanya dunia lain di jagad raya ini. Sejauh mana kebenaran film-film tersebut? Apakah memang ada bumi lain di sistem tatasurya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari animasi 3D pengenalan tata surya. Dalam animasi 3D pengenalan tata surya dapat mempermudah siswa dan masyarakat

Lebih terperinci

Gambar tata sury, alam 98

Gambar tata sury, alam 98 TATA SURYA Jika kita terbang mengarungi ruang angkasa meninggalkan bumi. Dari suatu tempat akan dapat melihat bumi bersama delapan planet lainnya bergerak mengedari matahari. Planetplanet (planetai = pengembara)

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI SUSUNAN TATA SURYA DENGAN ALAT PERAGA SEDERHANA ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI SUSUNAN TATA SURYA DENGAN ALAT PERAGA SEDERHANA ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI SUSUNAN TATA SURYA DENGAN ALAT PERAGA SEDERHANA Ashiong Parhehean Munthe Universitas Pelita Harapan, Karawaci, Tangerang Email korespondensi : ean_munthe@yahoo.com

Lebih terperinci

JAWABAN DAN PEMBAHASAN

JAWABAN DAN PEMBAHASAN JAWABAN DAN PEMBAHASAN 1. Dalam perjalanan menuju Bulan seorang astronot mengamati diameter Bulan yang besarnya 3.500 kilometer dalam cakupan sudut 6 0. Berapakah jarak Bulan saat itu? A. 23.392 km B.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kita. IPA lebih populer dengan istilah sains. Istilah ini merujuk pada suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kita. IPA lebih populer dengan istilah sains. Istilah ini merujuk pada suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1. Hakekat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu dari bidang ilmu pengetahuan yang objek kajiannya lingkungan alam yang ada di sekitar kita. IPA

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Fakta Kunci. Fakta kunci mengenai Animasi Edukasi Exploring Space :

BAB 4 KONSEP DESAIN Fakta Kunci. Fakta kunci mengenai Animasi Edukasi Exploring Space : 21 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Dengan melihat tema mengenai luar angkasa beserta benda-benda luar angkasa merupakan tema edukasi yang akan menjadi media untuk memperkenalkan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL ASTRONOMI Ronde : Analisis Data Waktu : 240 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

Lebih terperinci

Satuan Besaran dalam Astronomi. Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB

Satuan Besaran dalam Astronomi. Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Satuan Besaran dalam Astronomi Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Kompetensi Dasar X.3.1 Memahami hakikat fisika dan prinsipprinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian dan aturan angka penting) X.4.1 Menyajikan

Lebih terperinci

ALAM SEMESTA BUKTI NYATA CIPTAAN ALLAH

ALAM SEMESTA BUKTI NYATA CIPTAAN ALLAH ALAM SEMESTA BUKTI NYATA CIPTAAN ALLAH ع ل يم ع ز يز ال له ا ذ ل ك ت ق د ير ال س ت ق ر وال شم س ت ج ر ي لم Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Soal Tes Olimpiade Sains Nasional 2006 Bidang : ASTRONOMI Materi : TEORI: Essay Tanggal : 6 September

Lebih terperinci

BUMI DAN ALAM SEMESTA

BUMI DAN ALAM SEMESTA BUMI DAN ALAM SEMESTA ALAM SEMESTA Universe (alam semesta berasal dari bahasa Perancis kuno (Univers/Universum), dari kata : #Uni yang berarti satu #Vorsum yang berarti sesuatu yang berputar, menggulung,

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM Tes Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2004 Materi Uji : ASTRONOMI Waktu :

Lebih terperinci

KELOMPOK I. Raditya Budi Satria ( ) Imelsa Heni Priyayik ( ) Sergius Prastowo ( ) Rina Metasari ( )

KELOMPOK I. Raditya Budi Satria ( ) Imelsa Heni Priyayik ( ) Sergius Prastowo ( ) Rina Metasari ( ) KELOMPOK I Raditya Budi Satria (101134007) Imelsa Heni Priyayik (101134098) Sergius Prastowo (101134116) Rina Metasari (101134131) BERTAMASYA MENJELAJAHI TATA SURYA KI-KD EVALUASI INDIKATOR BERTAMASYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gravitasinya. Objek-objek tersebut adalah delapan buah planet yang sudah diketahui

BAB I PENDAHULUAN. gravitasinya. Objek-objek tersebut adalah delapan buah planet yang sudah diketahui BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tata Surya adalah kumpulan benda-benda langit yang terdiri dari sebuah bintang besar yang disebut matahari,dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek

Lebih terperinci

Pembuatan Purwarupa Alat Peraga Astronomi Untuk Siswa Tunanetra

Pembuatan Purwarupa Alat Peraga Astronomi Untuk Siswa Tunanetra Fitri Nur Hikmah / Pembuatan Purwarupa Alat Peraga Astronomi Untuk Siswa Tunanetra 5 Pembuatan Purwarupa Alat Peraga Astronomi Untuk Siswa Tunanetra Fitri Nur Hikmah, Yudhiakto Pramudya Magister Pendidikan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Dapatkan soal-soal lainnya di http://forum.pelatihan-osn.com DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Solusi Tes Olimpiade Sains Nasional

Lebih terperinci

KONSEPSI AWAL MAHASISWA FISIKA TERHADAP MATERI BINTANG DAN EVOLUSI BINTANG DALAM PERKULIAHAN ASTROFISIKA

KONSEPSI AWAL MAHASISWA FISIKA TERHADAP MATERI BINTANG DAN EVOLUSI BINTANG DALAM PERKULIAHAN ASTROFISIKA KONSEPSI AWAL MAHASISWA FISIKA TERHADAP MATERI BINTANG DAN EVOLUSI BINTANG DALAM PERKULIAHAN ASTROFISIKA L. Aviyanti a, * dan J.A. Utama b a Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

PETA KONSEP. Revolu si. Rotasi. Mataha ri TATA SURYA. satelit buata n. satelit. alami. satelit. Bulan. palapa. Kalender Masehi. Revolu si.

PETA KONSEP. Revolu si. Rotasi. Mataha ri TATA SURYA. satelit buata n. satelit. alami. satelit. Bulan. palapa. Kalender Masehi. Revolu si. PETA KONSEP TATA SURYA Matahar i Planet Asteroi d Komet Meteor id Pusat Tata Surya Merkuri us Venus Bumi Mars Jupiter Saturnus Uranus Neptunu s Rotasi Revolu si satelit buata n satelit alami Pembagi an

Lebih terperinci

GAYA GESEK. Gaya Gesek Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetik

GAYA GESEK. Gaya Gesek Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetik GAYA GESEK (Rumus) Gaya Gesek Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetik f = gaya gesek f s = gaya gesek statis f k = gaya gesek kinetik μ = koefisien gesekan μ s = koefisien gesekan statis μ k = koefisien gesekan

Lebih terperinci

PLANET DAN SATELITNYA. Merkurius

PLANET DAN SATELITNYA. Merkurius PLANET DAN SATELITNYA Merkurius Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/tata_surya Merkurius dikanal juga dengan bulannya Matahari karena Merkurius merupakan planet yang paling dekat dengan Matahari dan planet

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : 1 kali pertemuan 2 35 menit. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dalam tata surya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : 1 kali pertemuan 2 35 menit. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dalam tata surya RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran Kelas Semester Alokasi waktu : Ilmu Pengetahuan Alam : VI (enam) : 2 (dua) : 1 kali pertemuan 2 35 menit Standar Kompetensi Memahami matahari sebagai pusat

Lebih terperinci

indahbersamakimia.blogspot.com

indahbersamakimia.blogspot.com Tes Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2007 Materi Uji : Astronomi Waktu : 150 menit Tidak diperkenankan menggunakan alat hitung (kalkultor). Di bagian akhir soal diberikan daftar konstanta yang

Lebih terperinci

Pendahuluan. Tata surya

Pendahuluan. Tata surya Pendahuluan Pada langit malam yang cerah (dan tidak mendung), cobalah lihat ke langit. Maka anda akan melihat bintang-bintang di langit yang jumlahnya tergantung pada kualitas langit tempat kita berada.

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SDN Pesantren Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VI / 2 Tahun Pelajaran : 2011/2012 Alokasi Waktu Standar Kompetensi : 30 x 30 menit : 9. Memahami matahari sebagai

Lebih terperinci

1. "Ia mempunyai hobi bermain dengan pesawat model " (Benda kecil dengan sifat seperti sesungguhnya)

1. Ia mempunyai hobi bermain dengan pesawat model  (Benda kecil dengan sifat seperti sesungguhnya) Bab 1 Pendahuluan 1-1 Definisi Model adalah representasi suatu masalah dalam bentuk yang lebih sederhana agar mudah dikerjakan dan diaplikasikan 1-2 Pengertian-pengertian 1. "Ia mempunyai hobi bermain

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 Bidang Astronomi Waktu : 150 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

PEKERJAAN RUMAH SAS PERTEMUAN-1 DAN PERTEMUAN-2 A.Pilihan Ganda

PEKERJAAN RUMAH SAS PERTEMUAN-1 DAN PERTEMUAN-2 A.Pilihan Ganda PEKERJAAN RUMAH SAS PERTEMUAN-1 DAN PERTEMUAN-2 A.Pilihan Ganda 1. Tinggi bintang dari bidang ekuator disebut a. altitude b. latitude c. longitude d. deklinasi e. azimut 2. Titik pertama Aries, didefinisikan

Lebih terperinci

TATA SURYA Susunan Matahari dan anggota tata surya yang mengitarinya. Anggota Tata Surya:

TATA SURYA Susunan Matahari dan anggota tata surya yang mengitarinya. Anggota Tata Surya: TATA SURYA Susunan Matahari dan anggota tata surya yang mengitarinya. Anggota Tata Surya: 1. Planet 2. Asteroid 3. Satelit 4. Meteorid 5. Komet Planet Planet adalah benda langit yang tidak dapat memancarkan

Lebih terperinci

PENGUKURAN MAGNITUDO SEMU PLANET VENUS FASE QUARTER MENGGUNAKAN SOFTWARE

PENGUKURAN MAGNITUDO SEMU PLANET VENUS FASE QUARTER MENGGUNAKAN SOFTWARE PENGUKURAN MAGNITUDO SEMU PLANET VENUS FASE QUARTER MENGGUNAKAN SOFTWARE IRIS VERSI 5.59 DI LABORATORIUM ASTRONOMI UNIVERSITAS NEGERI MALANG PADA BULAN APRIL 2014 Cicik Canggih Dwi Tyonila 1, Sutrisno

Lebih terperinci

SOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1

SOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1 SOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1 1. [SDW] Tata Surya adalah... A. susunan Matahari, Bumi, Bulan dan bintang B. planet-planet dan satelit-satelitnya C. kumpulan

Lebih terperinci

TATA SURYA. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai planet dan benda antar. Selamat Belajar

TATA SURYA. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai planet dan benda antar. Selamat Belajar TATA SURYA Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut matahari dan semua obyek yang yang mengelilinginya. Obyekobyek tersebut termasuk delapan buah planet yang

Lebih terperinci

Klik. Korona pada Matahari

Klik. Korona pada Matahari Klik Korona pada Matahari Klik Kromosfer pada Matahari Klik TATA SURYA Susunan Matahari dan anggota tata surya yang mengitarinya. Anggota Tata Surya 1. Planet 2. Asteroid 3. Satelit 4. Meteoroid 5. Komet

Lebih terperinci

SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 13. KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT LATIHAN SOAL BAB 13

SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 13. KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT LATIHAN SOAL BAB 13 SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 13. KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT LATIHAN SOAL BAB 13 1. Penyebab utama terjadinya pasang surut air laut adalah gaya tarik. bumi bulan planet bintang karena adanya

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL ASTRONOMI Ronde : Teori Waktu : 240 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS TAHUN 2014

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN PLANETARIUM TIM JAKARTA

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN PLANETARIUM TIM JAKARTA LAPORAN HASIL KUNJUNGAN PLANETARIUM TIM JAKARTA MITOLOGI YUNANI Oleh: Rizqa Ridina 0906642790 Kelas B Sastra Prancis FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA DAFTAR ISI Daftar Isi... 2 BAB

Lebih terperinci

ALAM SEMESTA. Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan?

ALAM SEMESTA. Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan? ALAM SEMESTA Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan? bumi hanyalah sebesar debu jika dibandingkan dengan ukuran alam semesta

Lebih terperinci

MAKALAH BUMI DAN TATA SURYA KONSEP DASAR IPA

MAKALAH BUMI DAN TATA SURYA KONSEP DASAR IPA MAKALAH BUMI DAN TATA SURYA KONSEP DASAR IPA KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan YME, atas segala rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan judul

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Asteroid

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Asteroid Asteroid Apakah asteroid itu? Asteroid adalah benda angkasa yang berupa pecahan kecil-kecil dan bergerak mengelilingi matahari. Pecahan kecil-kecil itu berupa batu dengan bentuk yang tidak beraturan. Asteroid

Lebih terperinci

Jupiter: Dewa Zeus. Planet kelima dalam Tata Surya kita adalah Jupiter. Jupiter

Jupiter: Dewa Zeus. Planet kelima dalam Tata Surya kita adalah Jupiter. Jupiter Jupiter: Dewa Zeus Raja seluruh Planet Planet kelima dalam Tata Surya kita adalah Jupiter. Jupiter merupakan planet paling besar ukuran dan massanya. Garis tengah Jupiter mencapai 142.984 kilometer atau

Lebih terperinci

Penulis : Mochamad Erewin Maulana, M.Si. (PPPPTK IPA) Drs. Yamin W. Ono, M.Pd. (PPPPTK IPA)

Penulis : Mochamad Erewin Maulana, M.Si. (PPPPTK IPA) Drs. Yamin W. Ono, M.Pd. (PPPPTK IPA) MODUL TATA SURYA Penulis : Mochamad Erewin Maulana, M.S (PPPPTK IPA) Drs. Yamin W. Ono, M.Pd. (PPPPTK IPA) Penyunting : Ikhlasul Ardi Nugroho, M.Pd. (Universitas Negeri Yogyakarta) DAFTAR ISI Daftar Is...i

Lebih terperinci

Pengertian Planet, Macam-Macam Planet Serta Ciri-Cirinya

Pengertian Planet, Macam-Macam Planet Serta Ciri-Cirinya Pengertian Planet, Macam-Macam Planet Serta Ciri-Cirinya Secara Umum, Pengertian Planet adalah benda langit yang mengorbit atau mengelilingi suatu bintang dengan lintasan dan kecepatan tertentu. Contohnya

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT PROVINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT PROVINSI HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT PROVINSI BIDANG ASTRONOMI Waktu : 180 Menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

BAB 2 GRAVITASI PLANET DALAM SISTEM TATA SURYA

BAB 2 GRAVITASI PLANET DALAM SISTEM TATA SURYA BAB 2 GRAVITASI PLANET DALAM SISTEM TATA SURYA PET AK ONSEP PETA KONSEP Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya Gravitasi Gravitasi planet Hukum Gravitasi Newton Menentukan massa bumi! Fisika XI

Lebih terperinci

Bab. Pengukuran dan Besaran. A. Pengukuran B. Angka Penting C. Besaran dan Satuan. Hasil yang harus Anda capai:

Bab. Pengukuran dan Besaran. A. Pengukuran B. Angka Penting C. Besaran dan Satuan. Hasil yang harus Anda capai: Bab 1 Sumber: Young Scientist, 1994 Melalui pengukuran, para peneliti dapat mengetahui bahwa lebah mampu melihat dengan jelas benda yang ada di permukaan Bumi dari ketinggian 1.600 m. Pengukuran dan Besaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata Surya adalah kumpulan benda-benda langit yang terdiri dari sebuah bintang besar yang disebut matahari,dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS Nama Kelas & Sekolah Provinsi Kabupaten/Kota Tanggal Lahir Tanda Tangan Naskah ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN ARAH KIBLAT DENGAN MENGGUNAKAN AZIMUT PLANET. A. Algoritma Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimut Planet

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN ARAH KIBLAT DENGAN MENGGUNAKAN AZIMUT PLANET. A. Algoritma Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimut Planet BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN ARAH KIBLAT DENGAN MENGGUNAKAN AZIMUT PLANET A. Algoritma Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimut Planet Pada dasarnya azimut planet adalah busur yang diukur dari titik Utara

Lebih terperinci

3. MEKANIKA BENDA LANGIT

3. MEKANIKA BENDA LANGIT 3. MEKANIKA BENDA LANGIT 3.1. ELIPS Sebelum belajar Mekanika Benda Langit lebih lanjut, terlebih dahulu perlu diketahui salah satu bentuk irisan kerucut yaitu tentang elips. Gambar 3.1. Geometri Elips

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2016 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2017

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2016 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2017 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2016 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2017 Bidang Astronomi Waktu : 150 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Mari Menjelajah Mars, Fakta Paling Top - Alam Semesta,

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Mari Menjelajah Mars, Fakta Paling Top - Alam Semesta, 5 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data dan Literatur Sumber data: - Kepustakaan : - Buku : Mari Menjelajah Mars, Fakta Paling Top - Alam Semesta, Jagat Raya - Rahasia Tata Surya - Artikel web : http://www.google.com/mars/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan oleh planet meliputi kecepatan dan posisi setiap saat yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan oleh planet meliputi kecepatan dan posisi setiap saat yang dialami BAB I PENDAHULUAN Simulasi tentang gerak planet dalam tatasurya merupakan topik yang sangat menarik untuk dilakukan. Simulasi ini akan menggambarkan bagaimana gerak yang dihasilkan oleh planet meliputi

Lebih terperinci

Contoh Soal : Jawaban : Diketahui. Ditanyakan. Penyelesaian :

Contoh Soal : Jawaban : Diketahui. Ditanyakan. Penyelesaian : Contoh Soal : Planet jupiter memiliki jarak orbit ke matahari yang diperkirakan sama dengan empat kali jarak orbit bumi ke matahari. Periode revolusi bumi mengelilingi matahari 1 tahun. Berapakah periode

Lebih terperinci

APLIKASI AUGMENTED REALITY SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TATA SURYA. Angga Maulana 1 Wahyu Kusuma 2. Abstrak

APLIKASI AUGMENTED REALITY SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TATA SURYA. Angga Maulana 1 Wahyu Kusuma 2. Abstrak APLIKASI AUGMENTED REALITY SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TATA SURYA Angga Maulana 1 Wahyu Kusuma 2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 1 maulanangga@yahoo.com 2 wahyukr@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan dalam segala bidang. Pesatnya laju pembangunan di Indonesia menyebabkan

Lebih terperinci

TAKARIR. pakai khusus

TAKARIR. pakai khusus TAKARIR Authoring tool professional : Pengintegrasian elemen-elemen yang terpisah dengan menggunakan perangkat lunak siap pakai khusus Computer Aided Instruction Drill and practice Education Interactive

Lebih terperinci

Sistem Tata surya. Maulana Pandudinata 9F/09

Sistem Tata surya. Maulana Pandudinata 9F/09 Sistem Tata surya Maulana Pandudinata 9F/09 Tata Surya adalah susunan benda-benda langit yang terdiri dari Matahari sebagai pusatnya dan planet-planet, asteroid, komet dan meteorid yang mengelilinginya

Lebih terperinci

Dunia Baru di Mars. Download Buku Gratis -

Dunia Baru di Mars. Download Buku Gratis - Dunia Baru di Mars Penduduk bumi sangat tertarik dengan Planet Mars yang merah membara. Ketertarikan manusia akan planet lain ini sangat wajar, apalagi jika kita melihat kondisi bumi tempat tinggal kita

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Uranus, planet tidak taat aturan

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Uranus, planet tidak taat aturan Uranus, planet tidak taat aturan Bagaimana Uranus ditemukan? Uranus ditemukan oleh Herschel. Pada tanggal 13 Maret 1781 Herchel melakukan pengamatan bintang-bintang dalam rasi bintang Gemini. Saat itu

Lebih terperinci

ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA

ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa I. DESKRIPSI Mata kuliah ini adalah Mata Kuliah Keahlian Program Studi (MKKPS) yang merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa prodi

Lebih terperinci

Bab 3. Statistik Planet Luar-surya. 3.1 Planet Super-bumi

Bab 3. Statistik Planet Luar-surya. 3.1 Planet Super-bumi Bab 3 Statistik Planet Luar-surya Sejak penemuan planet pada bintang 51 Peg secara definitif oleh Mayor dan Queloz (1995), jumlah planet yang ditemukan melalui berbagai metode deteksi meningkat dengan

Lebih terperinci

UJI KEMAMPUAN IPA TATA SURYA. Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang tepat! 2. Diameter matahari adalah km

UJI KEMAMPUAN IPA TATA SURYA. Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang tepat! 2. Diameter matahari adalah km 102 UJI KEMAMPUAN IPA TATA SURYA Nama : Kelas : No.urut : Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang tepat! 1. Pusat tata surya adalah.. 2. Diameter matahari adalah km 3. Sebagai bintang, matahari

Lebih terperinci

Oleh : Kunjaya TPOA, Kunjaya 2014

Oleh : Kunjaya TPOA, Kunjaya 2014 Oleh : Kunjaya Kompetensi Dasar X.3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi X.4.5 Menyajikan ide / gagasan terkait gerak melingkar Pengertian

Lebih terperinci

SOAL UJIAN PRAKTEK ASTRONOMI OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 CALON PESERTA INTERNATIONAL EARTH SCIENCE OLYMPIAD (IESO) 2015

SOAL UJIAN PRAKTEK ASTRONOMI OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 CALON PESERTA INTERNATIONAL EARTH SCIENCE OLYMPIAD (IESO) 2015 SOAL UJIAN PRAKTEK ASTRONOMI OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 CALON PESERTA INTERNATIONAL EARTH SCIENCE OLYMPIAD (IESO) 2015 Bidang : KEBUMIAN SUB BIDANG ASTRONOMI Materi : ANALISIS DATA (Langit Mendung)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesegala penjuru dunia. Informasi menyebar melalui bermacam - macam media

BAB I PENDAHULUAN. kesegala penjuru dunia. Informasi menyebar melalui bermacam - macam media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Arus teknologi informasi di era modern ini sangatlah cepat menyebar kesegala penjuru dunia. Informasi menyebar melalui bermacam - macam media dalam bentuk yang

Lebih terperinci

SISTEM TATA SURYA. Matahari merupakan salah satu bintang yang menghiasi galaksi Bima sakti. Suhu

SISTEM TATA SURYA. Matahari merupakan salah satu bintang yang menghiasi galaksi Bima sakti. Suhu SISTEM TATA SURYA 1. SUSUNAN TATA SURYA Tata surya adalah susunan benda-benda langit yang terdiri atas matahari sebagai pusatnya dan planet-planet meteroid,komet, serta asteroid yang mengelilingi matahari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tata surya merupakan kumpulan benda langit yang terdiri atas semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tata surya merupakan kumpulan benda langit yang terdiri atas semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata surya merupakan kumpulan benda langit yang terdiri atas semua obyek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Obyek-obyek tersebut berupa delapan planet berorbit elips,

Lebih terperinci

RINGKASAN MATERI TATA SURYA

RINGKASAN MATERI TATA SURYA A. ASAL USUL TATA SURYA RINGKASAN MATERI TATA SURYA Teori asal usul tata surya antara lain: a. Immanuel Kant, menyatakan bahwa tata surya terbentuk dari suatu zat utama yang memnuhi ruang angkasa. Adanya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Syawal Gultom NIP

KATA PENGANTAR. Syawal Gultom NIP i KATA PENGANTAR Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa jabatan guru sebagai pendidik merupakan jabatan profesional. Dengan demikian profesionalisme

Lebih terperinci

MARKETING PLAN PLANET WIN. By: KinSyamCol

MARKETING PLAN PLANET WIN. By: KinSyamCol MARKETING PLAN PLANET WIN By: KinSyamCol Keunggulan Marketing Plan: Tidak ada biaya pendaftaran Tidak ada TUTUP Poin Tidak ada Side Volume Dapat melakukan Placement Pendaftaran secara ONLINE Reward Akumulasi

Lebih terperinci

KELOMPOK 1 Anggi Juliansa ( ) Reza AlFajri ( )

KELOMPOK 1 Anggi Juliansa ( ) Reza AlFajri ( ) BUMI DAN TATA SURYA KELOMPOK 1 Anggi Juliansa (121020220001) Reza AlFajri (121020220008) Alam semesta ini terdiri dari semua materi termasuk tenaga dan radiasi serta hal yang telah diketahui dan baru dalam

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa

Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa I. DESKRIPSI Mata kuliah ini adalah Mata Kuliah ahlian Program Studi (MKKPS) yang merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa prodi Pendidikan Fisika, pilihan bagi mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 HASIL KARYA/ IMPLEMENTASI Kegiatan implementasi atau penerapan dilakukan dengan dasar yang telah direncanakan, pada penerapan sistem yang diusulkan tentu harus disediakan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Tes Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Kabupaten/Kota 2010 Waktu : 150 menit Nama Provinsi Tanggal

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN MASALAH

BAB III PEMBAHASAN MASALAH BAB III PEMBAHASAN MASALAH 3.1 Rancangan Umum Aplikasi Aplikasi tentang pengenalan Tata Surya ini memiliki 22 Menu, yaitu Scene Intro, Menu Utama yang terdiri dari 3 submenu yaitu menu Asal-usul Tata Surya,

Lebih terperinci

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH KONSEP DASAR BUMI ANTARIKSA UNTUK SD. Disusun Oleh: Hana Yunansah, S.Si., M.Pd.

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH KONSEP DASAR BUMI ANTARIKSA UNTUK SD. Disusun Oleh: Hana Yunansah, S.Si., M.Pd. SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH KONSEP DASAR BUMI ANTARIKSA UNTUK SD Disusun Oleh: Hana Yunansah, S.Si., M.Pd. UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS CIBIRU 2011 UNIVERSITAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

TATA SURYA Presentasi Geografi

TATA SURYA Presentasi Geografi TATA SURYA Presentasi Geografi Medina M. Faldy Hakin M. Gifari Parindrati Ayu L. Rachmawati W.N. Radhit Rafi Panji Raisa Rifqi Hanif Trinadi Gumilar K. KELOMPOK IV DEFINISI TEORI PEMBENTUKAN TATA SURYA

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Komet

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Komet Komet Apakah komet membawa sial? Pada zaman purbakala, komet yang terang merupakan suatu kejadian yang menakutkan. Kemunculan komet dianggap sebagai lambang suatu bencana seperti penyakit pes, kelaparan,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN : HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN : HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH MATA PELAJARAN MATERI POKOK KELAS/SEMESTER WAKTU : SMA LABORATORIUM UPI : FISIKA : HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI : XI/I : 3 X 4 JP + 2 JP A. KOMPETENSI INTI

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. : Mahasiswa memiliki gambaran umum perkuliahan terkait konsep-konsep dan materi subjek yang akan dibelajarkan.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. : Mahasiswa memiliki gambaran umum perkuliahan terkait konsep-konsep dan materi subjek yang akan dibelajarkan. Topik/Pokok Bahasan 1 Pertem Materi Pokok 1 Apersepsi konsep kebumian dan antariksa Bintang terdekat Tata surya Bumi Geosfer Pentingnya ilmu kebumian Bencana alam kebumian Topik/Pokok Bahasan 2 Pertem

Lebih terperinci

MIDDLE EXAMINATION AL AZHAR SYIFA BUDI YUNIOR HIGH SCHOOL TERM II ACADEMIC YEAR

MIDDLE EXAMINATION AL AZHAR SYIFA BUDI YUNIOR HIGH SCHOOL TERM II ACADEMIC YEAR SMP AL AZHAR SYIFA BUDI CIBINONG TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 JL. Raya Sukahati No.17 A Karadenan Cibinong-Bogor. Telp.(021) 879 06896 Fax.021-879 06992 MIDDLE EXAMINATION AL AZHAR SYIFA BUDI YUNIOR HIGH

Lebih terperinci

Sabar Nurohman, M.Pd

Sabar Nurohman, M.Pd Sabar Nurohman, M.Pd Sistem yang terdiri dari matahari dan sejumlah benda angkasa yang terikat secara gravitasional dengan matahari, yaitu Planetplanet, satelit, komet, planet minor atau asteroid, meteroida

Lebih terperinci

r 21 F 2 F 1 m 2 Secara matematis hukum gravitasi umum Newton adalah: F 12 = G

r 21 F 2 F 1 m 2 Secara matematis hukum gravitasi umum Newton adalah: F 12 = G Gaya gravitasi antara dua benda merupakan gaya tarik menarik yang besarnya berbanding lurus dengan massa masing-masing benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya Secara matematis

Lebih terperinci

Tata Surya dari Perspektif Ilmu Pengetahuan

Tata Surya dari Perspektif Ilmu Pengetahuan Ceramah Umum: DKM Al-Mukarromah Jl. Prof.DR. Ir.Sutami No.50A Bandung 40152 27 Januari 2008/18 Muharram 1429 H Tata Surya dari Perspektif Ilmu Pengetahuan DR.H. Suryadi Siregar DEA 1 2 Evolusi Tata Surya

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan Pada bab ini dipaparkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan, lingkup pembahasan dan sistematika penulisan tesis dari pembuatan perangkat pembelajaran multimedia untuk praktikum

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 TINGKAT PROVINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 TINGKAT PROVINSI HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 TINGKAT PROVINSI BIDANG ASTRONOMI Waktu : 210 Menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

Arnot Pakpahan Surel :

Arnot Pakpahan Surel : PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAI SISTEM TATA SURYA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI Arnot Pakpahan Surel : arnotpakpahan20@gmail.com

Lebih terperinci

SATUAN JARAK DALAM ASTRONOMI

SATUAN JARAK DALAM ASTRONOMI SATUAN JARAK DALAM ASTRONOMI Satuan Astronomi (SA) atau Astronomical Unit 1 Astronomical Unit = 149 598 000 kilometers dibulatkan menjadi 150.000.000 kilometer Menurut definisinya, 1 Satuan Astronomi adalah

Lebih terperinci

Planet-planet dan planet-planet luar Rosa M. Ros, Hans Deeg

Planet-planet dan planet-planet luar Rosa M. Ros, Hans Deeg Planet-planet dan planet-planet luar Rosa M. Ros, Hans Deeg International Astronomical Union Universidad Politécnica de Cataluña, España Instituto de Astrofísica de Canarias, España Tujuan Memahami arti

Lebih terperinci