BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Energi Angin Adanya perbedaan suhu antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain dipermukaan bumi ini menyebabkan timbulnya angin. Wilayah yang mempunyai suhu tinggi (daerah khatulistiwa) udara menjadi panas sehingga mengembang dan menjadi ringan, akibatnya bergerak keatas menuju wilayah yang mempunyai suhu lebih rendah (daerah kutub). Sebaliknya di wilayah yang mempunyai suhu rendah, udaranya menjadi dingin dan bergerak turun ke wilayah yang mempunyai suhu panas. Dengan demikian, terbentuk perputaran udara yaitu perpindahan udara dari daerah khatulistiwa ke daerah kutub dan sebaliknya dari daerah kutub ke daerah khatulistiwa (Kadir, 1995). Udara yang bergerak ini memiliki massa udara dan kecepatan tertentu. Hal ini akan menimbulkan energi kinetik pada massa udara yang bergerak tersebut. Energi kinetik yang sebanding dengan massa udara dan kuadrat kecepatan apabila melewati suatu titik tangkap dan menimbulkan drag force, dimana suatu "blok" udara yang mempunyai penampang A (m 2 ), dan bergerak dengan kecepatan V (m/s) maka jumlah massa persatuan waktu yang melewati suatu benda berbanding dengan kecepatan, luas penampang dan rapat jenis udara, seperti ditunjuk pada Persamaan (2.3). Sehingga energi yang dihasilkan per satuan waktu (daya) berbanding dengan rapat jenis udara, luasan titik tangkap dan 3 V. Dapat dilihat pada Persamaan (2.4). Ek = 1 2 m. V 2... (2.1) Daya angin (Pin) persamaan: P in = 1 2 m. V (2.2) Dimana dalam hal ini : m = A. ρ. V.... (2.3) Maka persamaan 2.2 dan 2.3 di substitusi menghasilkan persamaan 2.4 P in = 1 2 ρ. A. V (2.4)

2 5 dimana: Ek = Energi kinetik (Joule) m = massa benda (kg) m V = Laju aliran massa (kg/s) = Kecepatan udara (m/s) Pin = Daya angin (W) ρ = Density (kg/m 3 ) = 1,225 kg/m 3, (pada tekanan 1 atmosfer, T = 28 C) A = Luasan tegak lurus titik tangkap angin (m 2 ). Udara yang bergerak dan mengenai titik tangkap angin (turbin angin) akan dikonversikan menjadi torsi pada turbin. Jumlah torsi yang dikonversikan oleh turbin bergantung pada rapat jenis udara, luasan turbin dan kecepatan angin. Besarnya torsi yang dihasilkan dapat ditentukan dengan persamaan (2.4) di bawah ini : T = ΔW.r. (2.5) Dimana : T = Torsi (Nm) ΔW = Gaya berat rata-rata (N) r = Jari-jari pully (m) Selanjutnya besar daya turbin angin yang bisa dibangkitkan dapat dihitung dengan persamaan (2.5) sebagai berikut : Pout = T.ω (2.6) ω n = 2π (2.7) dimana : Pout = Daya turbin yang bisa dibangkitkan (Watt) ω = Kecepatan angular rotor (rad/s) n = Jumlah putaran (rpm)

3 6 2.2 Prinsip Kerja Angin Untuk memanfaatkan energi angin, sudu harus mampu menghentikan aliran udara atau lebih dikenal dengan drag force. Ini berarti untuk memanfaatkan energi secara menyeluruh harus menghentikan semua aliran angin. Namun pada kejadian dilapangan apabila angin dihentikan oleh suatu alat, angin memiliki sifat akan mencari jalan lain untuk keluar dari alat tersebut. Ini mengakibatkan alat tidak mampu memanfaatkan energi secara total. Oleh karena itu Persamaan (2.3) tidak bisa mewakili daya yang dihasilkan. Karena persamaan itu merupakan daya total dari turbin angin. Pada turbin angin juga terjadi penyimpangan beberapa saat sebelum angin mencapai turbin angin, sehingga energi angin tidak mampu terserap sepenuhnya. Melalui perhitungan teoritis diketahui bahwa hanya 59% dari total energi kinetik angin yang dapat dimanfaatkan (Ken Yousseffi, 2010). Sehingga daya total teoritis kincir angin dapat mencapai nilai sebagai berikut, terlihat pada persamaan (2.7). Ptotal teoritis = 0, ρ. A. V 3 = 0,295. ρ. A. V 3. (2.8) 2.3 Pengukuran Kecepatan Konsep Tekanan Tekanan adalah gaya persatuan luas. Tekanan adalah besaran yang berarah maju oleh karena itu selalu bernilai positif (untuk tekanan absolut). Karena tekanan yang dihasilkan fluida adalah merupakan manifestasi makroskopis dari energi kinetik yang dihasilkan oleh molekul-molekul fluida, maka tekanan bernilai nol absolute. Dari titik pandang vektor, tekanan adalah besaran skalar meskipun akan selalu dianggap bekerja tegak lurus pada permukaan pembatasnya. Tekanan relatif terhadap tekanan referensi (umumnya diambil tekanan atmosfer) disebut sebagai tekanan ukur (gage pressure).

4 Prinsip Bernoulli Persamaan Bernoulli representasi dari hukum konservasi (kekekalan) momentum untuk fluida incompressible dalam kondisi steadystate dan inviscid (tidak terjadi friksi dinding). Representasi tersebut umumnya di tuliskan sebagai persamaan (2.8) P 1 + v 2 1 ρg 2g + h 1 = P 2 + v 2 2 ρg 2g + h 2 = Konstan.... (2.9) Dalam keadaan stagnasi V2 = 0, maka persamaan 2.8, menjadi : P 1. g 2 V1 2. g P2. g V Sehingga : P2 P1 2. g. g dimana Δh = P P 2. g (2.10) V 2. g. h......(2.11) Dengan : P2 = Tekanan absolute (Pa) ρ = Densitas fluida (kg/m 3 ) v = Kecepatan fluida (m/s) g = Gravitasi (m/s 2 ) h = Elevasi terhadap lokasi1 dan 2 pada jalur aliran (m) Persamaan Bernoulli menyatakan bahwa energi kinetik dan energi potensial dari fluida adalah tetap konstan sepanjang jalur aliran. Penting kiranya untuk mengingat adanya asumsi yang diberikan dalam penurunan persamaan tersebut yaitu : Aliran steady-state Aliran Incompressible Aliran tanpa friksi Mengalir secara streamline

5 8 2.4 Mengukur Kecepatan Udara Untuk mengukur kecepatan aliran udara dengan menggunakan inclined manometer, perameter yang dibutuhkan adalah pertambahan panjang fluida ukur (minyak tanah) yang dapat diamati dengan mistar. Jika inclined manometer dipasang dengan sudut kemiringan sebesar 15 0, dan pertambahan panjang fluida ukur diberi notasi Δr, maka Δh dapat ditentukan dengan menggunakan suatu persamaan matematis sebagaimana gambar 2,1. r P2 P h = Δr. Sin 15 o h Gambar 2.1 Inclined Manometer Hubungan tekanan antara minyak tanah dengan air adalah tampak sebagaimana persamaan berikut ini : ρmt.g.δhmt = ρair.g.δhair (2.12) Dari persamaan 2.11 di atas diperoleh : mt. g. hmt mt. g Δhair =, dengan SGmt = maka :. g. g air Δhair=SGmt.Δhmt (2.13) air Dimana SG adalah spesifik gravity (m/s) Selanjutnya, hubungan antara tekanan udara dengan tekanan air tampak dalam persamaan berikut ini: ρudara.g.δhudara = ρair.g.δhair ρudara.g.δhudara = ρair.g.sgmt.δhmt Δhudara = ρ udara.g ρ air.g. SG mt. h mt, dengan SGudara = udara air. g. g maka :

6 9 Δhudara = SG mt. h mt SG udara Dengan Δh = Δr sin 15 0 maka : Δhudara= SG SG mt udara.... (2.14) x h (2.15) Jika persamaan 2.14 disubstitusikan ke dalam persamaan 2.10 maka diperoleh: V= SGmt 2. g xh (m/s) (2.16) SGudara 2.5 Konsep Kesetimbangan dinamometer Untuk mengetahui berapa beban yang mampu diterima oleh sudu dapat diperoleh dengan konsep kesetimbangan dynamometer, komponen terdiri dari pully, sabuk, timbangan, dan baut seperti model skematik alat ukur beban pada gambar 2.2. Gambar 2.2 Model Skematik Alat Ukur Beban Cara kerja alat pengujian : Pada saat turbin berputar, pulley juga akan ikut berputar. Selanjutnya pulley mulai diberi beban dengan cara memutar baut timbangan secara perlahan lahan, sampai putaran pulley sesaat mulai berhenti, sehingga didapat nilai besaran beban dengan melakukan perhitungan : ΔW=W2 W1....(2.17) Dengan pengujian ini, semua peralatan yang diperlukan ditempatkan dalam satu tempat dan dilakukan pengujian berdasarkan prosedur pengujian yang akan dilakukan.

7 Airfoil Airfoil adalah bentuk dari suatu sayap pesawat yang dapat menghasilkan gaya angkat (lift) atau efek aerodinamika ketika melewati suatu aliran udara. Airfoil merupakan bentuk dari potongan melintang sayap yang dihasilkan oleh perpotongan tegak lurus sayap terhadap pesawat, dengan kata lain airfoil merupakan bentuk sayap secara dua dimensi seperti pada gambar 2.3. Gambar 2.3 Bagian-bagian Airfoil (Raharjo, P. 2010) Dari gambar terminologi suatu airfoil diatas, dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut : 1. Leading edge, merupakan bagian permukaan paling depan dari airfoil. 2. Trailing edge, merupakan bagian permukan paling belakang dari airfoil. 3. Mean chamber line, merupakan garis pertengahan yang membagi antara permukaan bagian atas dan permukaan bagian bawah dari airfoil. 4. Chord line, merupakan garis lurus yang menghubungkan leading edge dan trailing edge. 5. Chord, merupakan perpanjangan dari chord line mulai dari leading edge hingga trailing edge. Dengan kata lain, chord adalah karakteristik dimensi longitudinal dari suatu airfoil. 6. Maximum chamber, merupakan jarak antara mean chamber line dengan chord line. Maximum chamber membantu mendefinisikan bentuk dari mean chamber line. 7. Maximum thickness, merupakan ketebalan maksimum dari suatu airfoil, dan menunjukkan persentase dari chord. Maximum thickness membantu mendefinisikan bentuk dari airfoil dan juga performa dari airfoil tersebut. (Raharjo, P. 2010).

8 Downwash dan induced drag Gaya hambat udara (drag) merupakan gaya yang disebabkan oleh molekulmolekul dan partikel-partikel di udara. Gaya ini dialami oleh benda yang bergerak di udara. Pada benda yang diam gaya hambat udara nol. Ketika benda mulai bergerak, gaya hambat udara ini mulai muncul yang arahnya berlawanan dengan arah gerak, bersifat menghambat gerakan. Semakin cepat benda bergerak semakin besar gaya hambat udara yang dialami. Untuk mengatasi ini diperlukan gaya dorong (thrust), yang mana gaya dorong dihasilkan dari mesin. Supaya dapat terbang maka diperlukan gaya angkat (lift) yang dihasilkan dari sayap sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.4. Gambar 2.4 Efek Downwash pada Aliran yang Mengalir Melalui Bagian Airfoil Dari Sayap Gambar tersebut adalah hukum yang berlaku pada sayap. Partikel-partikel udara melintasi sayap pesawat. Sewaktu udara mengalir di bagian atas sayap tekanannya P1 ketika udara melewati bagian lengkung sayap tekanan udara turun menjadi P2. Akibatnya dipermukaan bagian atas sayap merupakan sisi kecepatan (Suction Side) dan bagian bawah sayap merupakan sisi tekanan. Bentuk sayap dengan span terbatas ( Finit Wings), pada ujung sayap bagian atas merupakan sisi

9 12 tekanan rendah sehingga udara akan mengisi bagian tersebut sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.4. Fenomena ini dikenal dengan istilah down wash. Gaya yang ditimbulkan oleh Down Wash akan mengurangi gaya angkat (Lift Force) pada sayap. Jika ingin terbang pada kecepatan dan ketinggian konstan maka resultan gaya-gaya tersebut harus nol. Ini berarti gaya dorong (thrust) harus sama besar dengan gaya hambat udara (drag), dan gaya angkat ke atas (lift) harus sama besar dengan gaya berat benda (weight). Jika ingin menambah kecepatan, kita harus menambah gaya dorong sehingga gaya dorong (thrust) lebih besar dari gaya hambat udara (drag). Kalau hambatan dari udara lebih besar dari gaya dorong yang dihasilkan mesin maka kecepatan akan berkurang. Jika ingin menambah ketinggian, kita hanya perlu menambah gaya angkat supaya gaya angkat lebih besar dari gaya berat, sebaliknya jika kita ingin mengurangi ketinggian, kita hanya perlu mengurangi gaya angkat (lift lebih kecil dari weight). 2.8 Wingtip vortex Dekat dengan ujung sayap udara bergerak dari daerah tekanan tinggi menuju daerah bertekanan rendah, menghasilkan putaran vortex pada wingtip (gambar 2.5). Wingtip vortex menghasilkan aliran downwash yang sangat kuat pada wingtip dan semakin berkurang menuju wing root. Induced drag merupakan gaya yang disebabkan karena down stream dan pengaruh dari wingtip vortek pada sayap tiga dimensi. Induced drag disebut juga drag karena gaya lift karena hanya terjadi pada saat sayap menghasilkan gaya lift. Gambar 2.5 Wingtip Vortex Sayap dengan Winglet dan Tanpa Winglet (Wingtip Device)

10 Gaya angkat (lift) Gaya angkat (lift) adalah resultan gaya aerodinamik yang tegak lurus arah gerakan udara, yang mengakibatkan suatu benda terangkat karena terjadinya perbedaan tekanan bagian atas dan bawah dari benda. Gambar 2.6 Sudu Menghasilkan Gaya Hambat Besarnya gaya angkat untuk mengangkat benda dengan bidang angkat Ap umumnya didefinisikan sebagai berikut: 2 CL.. V. A p FL 2...(2.18) dimana: FL = Gaya angkat (kg m/s 2 ) V = Kecepatan udara bebas (m/s) CL = Koefisien gaya angkat = Massa jenis udara (kg/m 3 ) AP = Proyeksi luasan maksimum dari benda atau bidang angkat (m 2 ) 2.10 Gaya Hambat Udara Ketika udara melewati suatu titik tangkap baik itu udara dengan kecepatan konstan (aliran steady) maupun dengan kecepatan yang berubah berdasarkan waktu (aliran unstedy), kecendrungan alat tersebut akan mengalami dua gejala, yaitu akan mengalami gaya hambat dan gaya angkat udara. Gaya hambat udara merupakan komponen gaya yang searah dengan aliran fluida pada benda yang terselimuti aliran (FD), sedangkan gaya angkat merupakan komponen gaya tegak lurus aliran fluida dapat diamati pada gambar (2.7).

11 14 Hal ini disebabkan adanya perbedaan tekanan yang terdistribusi disekitar alat tersebut dan karena adanya luasan daerah dari suatu titik tangkap yang berusaha menghentikan pergerakan udara. Adalah mungkin untuk menghasilkan gaya hambat tanpa gaya angkat, namun tidak mungkin menghasilkan gaya angkat tanpa gaya hambat (Mike Cross, 1987). FL F p da p da p da cos θ τda Gambar 2.11 Gaya tekan pada permukaan elemen pada benda yang terbenam aliran fluida (mike cross, 1987, Tenaga Angin) da U θ FD θ τda sin θ τda p da sin θ da θ τda cos θ Gambar 2.7 Gaya Tekan pada Permukaan Elemen pada Benda yang Terbenam Aliran Fluida (Mike Cross, 1987) Bagian elemen dari daerah da pada permukaan benda, akan menimbulkan p dan τ (tekanan statis dan tegangan geser). Komponen gaya berdasarkan p dan τ sepanjang arah aliran atau gerakan yang searah dikenal dengan drag force. Untuk benda yang sedang bergerak melalui aliran fluida dengan density, pada kecepatan yang sama akan menghasilkan penyelesaian matematis untuk menghitung drag force adalah terdapat pada Persamaan (2.19): V FD= CD. A. 2 dimana: 2...(2.19) FD = Gaya drag (kg m/s 2 ) CD = Koefisien gaya hambat V = Kecepatan relatif fluida (m/s) A = Luasan daerah (m 2 ) ρ = Rapat jenis massa (kg/m 3 )

12 Sudu Turbin Angin Tipe Ori Konstruksi turbin angin model tipe sudu ori memiliki poros yang posisinya dipasang horizontal searah dengan arah angin dan memiliki beberapa sudu yang berbentuk trapezium karena model sudu horizontal yang paling baik digunakan adalah bentuk sudu yang mendekati streamline, dalam pengujian ini digunakan bentuk trapezium sebagai bentuk yang mendekati kondisi streamline (Andika, M.N, 2007). Sisi sudu yang lebih lebar di pasang dekat dengan rotor, kemudian semakin ke ujung luasannya semakin mengecil ditambah dengan pemuntiran pada masing masing sudu sehingga dapat mengurangi gaya hambat (drag force). Sudu Ori merupakan sebuah istilah jenis angin dimana angin fohn, mendapat sebutan sebagai angin jatuh karena terjadi akibat adanya gerakan udara yang naik pegunungan dengan tinggi 200 meter di satu sisi lalu turun ke sisi yang lain. Angin fohn terjadi usai hujan orografis dan bertiup pada suatau wilayah dengan temperatur dan intensitas yang berbeda. Angin ini memiliki sifat panas dan kering sehingga seringkali tidak bersahabat bagi kesehatan manusia dan menyebabkan tanaman rusak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 2.8 Gambar Profil Sudu Tampak Depan

13 16 Gambar 2.9 Gaya yang Terjadi pada Sudu Ori (Kadir. A, 1995). Gaya-gaya yang bekerja pada sudu ori yaitu : 1. Gaya Aksial (Fa), gaya yang mempunyai arah sama dengan angin. 2. Gaya Sentrifugal (Fs), gaya yang meninggalkan titik tengah. 3. Gaya Tangensial (Ft), gaya yang menghasilkan momen. Jenis turbin angin ada 2, yaitu : 1. Turbin angin sumbu horizontal (misalnya turbin angin Tipe Sudu Ori) 2. Turbin angin sumbu tegak (misalnya turbin angin Savoneus) Kelebihan Turbin Angin Sumbu Horizontal (misalnya turbin angin Tipe Sudu Ori) a) Dasar menara yang tinggi membolehkan akses ke angin yang lebih kuat di tempat-tempat yang memiliki geseran angin (perbedaan antara laju dan arah angin antara dua titik yang jaraknya relatif dekat di dalam atmosfer bumi. Di sejumlah lokasi geseran angin, setiap sepuluh meter ke atas, kecepatan angin meningkat sebesar 20%.

14 17 Kelemahan Turbin Angin Sumbu Horizontal (misalnya turbin angin Tipe Sudu Ori) a) Menara yang tinggi serta bilah yang panjangnya bisa mencapai 90 meter sulit diangkut. Diperkirakan besar biaya transportasi bisa mencapai 20% dari seluruh biaya peralatan turbin angin. b) TASH yang tinggi sulit dipasang, membutuhkan derek yang yang sangat tinggi dan mahal. c) Konstruksi menara yang besar dibutuhkan untuk menyangga bilah-bilah yang berat, gearbox, dan generator. Kelebihan Turbin Angin Sumbu Vertikal (misalnya turbin angin Savoneus) a) Tidak membutuhkan struktur menara yang besar. b) Sebuah TASV bisa diletakkan lebih dekat ke tanah, membuat pemeliharaan bagian-bagiannya yang bergerak jadi lebih mudah. c) TASV memiliki sudut airfoil (bentuk bilah sebuah baling-baling yang terlihat secara melintang) yang lebih tinggi, memberikan keaerodinamisan yang tinggi sembari mengurangi drag pada tekanan yang rendah dan tinggi. d) TASV tidak harus diubah posisinya jika arah angin berubah. Kekurangan Turbin Angin Sumbu Vertikal (misalnya turbin angin Savoneus) a) Kebanyakan TASV memproduksi energi hanya 50% dari efisiensi TASH karena drag tambahan yang dimilikinya saat kincir berputar. b) TASV tidak mengambil keuntungan dari angin yang melaju lebih kencang di elevasi yang lebih tinggi. c) Kebanyakan TASV mempunyai torsi awal yang rendah, dan membutuhkan energi untuk mulai berputar. d) Sebuah TASV yang menggunakan kabel untuk menyanggahnya memberi tekanan pada bantalan dasar karena semua berat rotor dibebankan pada bantalan. Kabel yang dikaitkan ke puncak bantalan meningkatkan daya dorong ke bawah saat angin bertiup.

15 Winglet Winglet adalah bagian lekukan pada ujung sudu turbin angin yang mampu mengurangi induced drag, sehingga dapat meningkatkan besarnya energi yang dihasilkan. Winglet sebelumnya sudah dimanfaatkan pada pesawat dimana pada ujung sayap dipasang sirip kecil yang tegak, kadang-kadang merupakan bagian sayap yang ditekuk ke atas seperti dapat dilihat pada banyak pesawat. Oleh winglet tekanan lebih tinggi tetap dipisahkan dari tekanan yang rendah sehingga dapat mencegah timbulnya turbulensi. Melihat penjelasan diatas maka mekanisme terbentuknya lift adalah karena adanya tekanan tinggi dibagian bawah dan tekanan rendah dibagian atas. Akibat ketidak setimbangan ini aliran diujung sayap cenderung menggulung dari daerah bertekanan tinggi dibagian bawah ke daerah bertekanan rendah dibagian atas. Sehingga dibagian atas sayap ada komponen aliran sepanjang sayap dari tip kearah root, dan dibagian bawah dari root ke arah tip. Hal ini menimbulkan banyak pusaran kecil yang terdistribusi sepanjang span, vortex-vortex kecil ini bergabung menjadi dua buah pusaran besar pada ujung sayap (wingtip vortex). Vortex cenderung menarik udara disekitarnya dan gerakan sekunder ini menghasilkan komponen kecepatan kearah bawah dibelakang trailing edge yang dinamakan downwash. Munculnya struktur vortex dan downwash ini menghasilkan sejumlah besar drag, yang disebabkan adanya komponen gaya angkat yang terinduksi menjadi drag atau dinamakan induced drag. Pada turbin angin sumber aliran tiga dimensi bukan hanya akibat perbedaan tekanan saja tetapi juga adanya gaya sentrifugal akibat putaran sudu sehingga udara cenderung mengalir dari root ke arah tip, yang kemudian menimbulkan tip vortex. Aliran pada sisi inlet turbin angin diasumsikan aksial, sehingga aliran dianggap satu dimensi. Pada kenyataannya ada sedikit pusaran udara ketika masuk sudu yang diabaikan. Ketika melintasi sudu karena interaksi dengan sudu kecepatan pusaran ini meningkat. Arah pusaran berlawanan dengan arah putaran sudu, akibatnya udara dibelakang sudu tidak hanya mengalami gerak translasi tetapi juga rotasi. Akibat pusaran sudu, wake yang terjadi pada rotor berbentuk holicoidal. Tip vortex membatasi wake dengan udara freestream dan menunda terjadinya percampuran dengan aliran udara freestream (Handayani, 2008).

16 Karena terbatasnya referensi mengenai desain winglet untuk turbin angin kemudian disini desain winglet didasarkan pada desain winglet pada pesawat terbang dan perkiraan fenomena aliran yang mungkin terjadi pada ujung sudu turbin angin. Penambahan winglet dimaksudkan untuk meningkatkan performance dari turbin angin dengan cara mengubah distribusi downwash pada sudu. Diperlukan winglet yang mempunyai beban aerodinamis sedemikian sehingga vortex sheet yang ditimbulkan winglet dapat mengurangi pengaruh tip vortex, mengurangi down wash dan induced drag. Perencanaan panjang dari pada winglet dapat ditentukan dengan menggunakan winglet ratio seperti dibawah ini : C winglet t Dimana,....(2.20) C = Panjang sudu tanpa menggunakan winglet (cm) t µwinglet = Winglet ratio = Panjang winglet (cm) Penelitian Terdahulu Berdasarkan Eka (2011) melakukan penelitian tentang performansi turbin angin model tipe sudu ori terhadap variasi jumlah sudu, dengan hasil penelitian : menunjukkan bahwa dari dari beberapa variasi jumlah sudu turbin angin yang dilakukan ternyata sudu turbin angin yang memiliki performansi terbesar yaitu variasi jumlah sudu 4. Berdasarkan Maha (2011) melakukan penelitian tentang efek pemuntiran sudu terhadap performansi turbin angin tipe sudu ori, dengan hasil penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dari beberapa pemuntiran model sudu turbin angin yang dilakukan ternyata pemuntiran sudu turbin angin yang memiliki kapasitas maksimum yaitu pada pemuntiran (sudut sudu) βa = 50, βb = 40, βc = 30.

17 20 Berdasarkan Darmawan (2011) melakukan penelitian tentang penggunaan winglet untuk meningkatkan performansi turbin angin tipe sudu ori, dengan hasil penelitian : a) α1 = e) α5 = 30 0 b) α2 = 0 0 f) α6 = 40 0 c) α3 = 10 0 g) α7 = 50 0 d) α4 = 20 0 h) α7 = 60 0 Dari 8 variasi sudut winglet yang dilakukan menunjukkan bahwa dengan penambahan sudut winglet yang semakin besar pada ujung sudu terbukti dapat mengurangi terjadinya Tip Vortex pada sudu maka akan mampu memperkecil kerugian energi yang terjadi pada sudu sampai sudut winglet 50 0 sehingga menghasilkan putaran, daya output, dan efisiensi yang meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan performansi turbin angin tipe sudu ori pada sudut winglet 50 0.

p da p da Gambar 2.1 Gaya tekan pada permukaan elemen benda yang ter benam aliran fluida (Mike Cross, 1987)

p da p da Gambar 2.1 Gaya tekan pada permukaan elemen benda yang ter benam aliran fluida (Mike Cross, 1987) 6.3 Gaya Hambat Udara Ketika udara melewati suatu titik tankap baik itu udara denan kecepatan konstan ( steady ) maupun denan kecepatan yan berubah berdasarkan waktu (unsteady ), kecenderunan alat tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Turbin Angin Bila terdapat suatu mesin dengan sudu berputar yang dapat mengonversikan energi kinetik angin menjadi energi mekanik maka disebut juga turbin angin. Jika energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya konsumsi bahan bakar khususnya bahan bakar fosil sangat mempengaruhi peningkatan harga jual bahan bakar tersebut. Sehingga pemerintah berupaya mencari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Angin Angin adalah gerakan udara yang terjadi di atas permukaan bumi. Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara, ketinggian dan temperatur. Semakin besar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Turbin Angin Turbin angin adalah suatu sistem konversi energi angin untuk menghasilkan energi listrik dengan proses mengubah energi kinetik angin menjadi putaran mekanis rotor

Lebih terperinci

Bab IV Analisis dan Pengujian

Bab IV Analisis dan Pengujian Bab IV Analisis dan Pengujian 4.1 Analisis Simulasi Aliran pada Profil Airfoil Simulasi aliran pada profil airfoil dimaskudkan untuk mencari nilai rasio lift/drag terhadap sudut pitch. Simulasi ini tidak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TORI

BAB II LANDASAN TORI BAB II LANDASAN TORI Proses perancangan suatu alat ataupun yang mesin yang baik, diperlukan perencanaan yang cermat dalam perhitungan dan ukuran. Teori teori yang berhubungan dengan alat yang dibuat perlu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. Blade Falon Dasar dari usulan penelitian ini adalah konsep turbin angin yang berdaya tinggi buatan Amerika yang diberi nama Blade Falon. Blade Falon merupakan desain sudu turbin

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fluida Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat cair dan gas karena zat cair seperti air atau zat gas seperti udara dapat mengalir.

Lebih terperinci

Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal

Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal A. Pendahuluan Angin merupakan sumberdaya alam yang tidak akan habis.berbeda dengan sumber daya alam yang berasal dari fosil seperti gas dan minyak. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Energi Angin

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Energi Angin BAB DASAR TEORI.1 Energi Angin Energi merupakan suatu kekuatan yang dimiliki oleh suatu zat sehingga zat tersebut mempunyai pengaruh pada keadaan sekitarnya. Menurut mediumnya dikenal banyak jenis energi.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Literatur Beberapa penelitian yang telah melakukan penelitian terkait ilmu yang menyangkut tentang turbin angin, antara lain: Bambang setioko (2007), Kenaikan harga BBM

Lebih terperinci

PERFORMANSI TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN EMPAT SUDU UNTUK MENGGERAKKAN POMPA SKRIPSI

PERFORMANSI TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN EMPAT SUDU UNTUK MENGGERAKKAN POMPA SKRIPSI PERFORMANSI TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN EMPAT SUDU UNTUK MENGGERAKKAN POMPA SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ALVI SYUKRI 090421064 PROGRAM PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I LANDASAN TEORI. 1.1 Fenomena angin

BAB I LANDASAN TEORI. 1.1 Fenomena angin BAB I LANDASAN TEORI 1.1 Fenomena angin Angin adalah udara yang bergerak akibat adanya perbedaan tekanan udara dengan arah aliran angin dari tempat yang memiliki tekanan lebih tinggi ke tempat yang bertekanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Kompresor Aksial Kompresor aksial merupakan salah satu tipe kompresor yang tergolong dalam rotodynamic compressor, dimana proses kompresi di dalamnya dihasilkan dari efek dinamik

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Fisika Kelas XI SCI Semester I Oleh: M. Kholid, M.Pd. 43 P a g e 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Kompetensi Inti : Memahami, menerapkan, dan

Lebih terperinci

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi titik berat, dan momentum sudut pada benda tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan sehari-hari.benda tegar (statis dan Indikator Pencapaian Kompetensi: 3.1.1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Proses perancangan suatu alat ataupun mesin yang baik, diperlukan perencanaan yang cermat dalam pendesainan dan ukuran. Teori teori yang berhubungan dengan alat yang dibuat perlu

Lebih terperinci

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo PENGARUH VARIASI JUMLAH STAGE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS TIPE- L Krisna Slamet Rasyid, Sudarno, Wawan Trisnadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Energi Angin Energi merupakan suatu kekuatan yang dimiliki oleh suatu zat sehingga zat tersebut mempunyai pengaruh pada keadaan sekitarnya. Menurut mediumnya dikenal banyak jenis

Lebih terperinci

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar A. Torsi 1. Pengertian Torsi Torsi atau momen gaya, hasil perkalian antara gaya dengan lengan gaya. r F Keterangan: = torsi (Nm) r = lengan gaya (m) F = gaya

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PROFIL DAN JUMLAH SUDU PADA VARIASI KECEPATAN ANGIN TERHADAP DAYA DAN PUTARAN TURBIN ANGIN SAVONIUS MENGGUNAKAN SUDU PENGARAH DENGAN LUAS SAPUAN ROTOR 0,90 M 2 SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGUKURAN

BAB III METODOLOGI PENGUKURAN BAB III METODOLOGI PENGUKURAN Kincir angin merupakan salah satu mesin konversi energi yang dapat merubah energi kinetic dari gerakan angin menjadi energi listrik. Energi ini dibangkitkan oleh generator

Lebih terperinci

E =Fu... (1) F = ρav(v-u) BAB II TEORI DASAR. 2.1 Energi Angin. Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin

E =Fu... (1) F = ρav(v-u) BAB II TEORI DASAR. 2.1 Energi Angin. Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin BAB II TEORI DASAR 2.1 Energi Angin Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin adalah udara yang bergerak dari tekanan udara yang lebih tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah.

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA.

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro atau biasa disebut PLTMH adalah pembangkit listrik tenaga air sama halnya dengan PLTA, hanya

Lebih terperinci

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS 1.1 Pendahuluan 1.1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembang teknologi yang semakin maju, banyak diciptakan peralatan peralatan yang inovatif serta tepat guna. Dalam

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional BAB II DASAR TEORI Bab ini berisi dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain daya angin, daya turbin angin, TSR (Tip Speed Ratio), aspect ratio, overlap ratio, BHP (Break Horse

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.. Pengertian Angin Angin adalah udara yang bergerak dari tekanan udara yang lebih tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah. Perbedaan tekanan udara disebabkan oleh perbedaan suhu

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (SKEA).

BAB II TEORI DASAR. sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (SKEA). BAB II TEORI DASAR 2.1 Energi Angin Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin adalah udara yang bergerak dari tekanan udara yang lebih tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah.

Lebih terperinci

START STUDI LITERATUR MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN. PENGUMPULAN DATA : - Kecepatan Angin - Daya yang harus dipenuhi

START STUDI LITERATUR MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN. PENGUMPULAN DATA : - Kecepatan Angin - Daya yang harus dipenuhi START STUDI LITERATUR MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN PENGUMPULAN DATA : - Kecepatan Angin - Daya yang harus dipenuhi PENGGAMBARAN MODEL Pemilihan Pitch Propeller (0,2 ; 0,4 ; 0,6) SIMULASI CFD -Variasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Turbin Cross Flow Tanpa Sudu Pengarah Pengujian turbin angin tanpa sudu pengarah dijadikan sebagai dasar untuk membandingkan efisiensi

Lebih terperinci

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L)

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L) Dinamika Rotasi adalah kajian fisika yang mempelajari tentang gerak rotasi sekaligus mempelajari penyebabnya. Momen gaya adalah besaran yang menyebabkan benda berotasi DINAMIKA ROTASI momen inersia adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Potensi Energi Air Potensi energi air pada umumnya berbeda dengaan pemanfaatan energi lainnya. Energi air merupakan salah satu bentuk energi yang mampu diperbaharui karena sumber

Lebih terperinci

FIsika USAHA DAN ENERGI

FIsika USAHA DAN ENERGI KTSP & K-3 FIsika K e l a s XI USAHA DAN ENERGI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami konsep usaha dan energi.. Menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

Uji Kompetensi Semester 1

Uji Kompetensi Semester 1 A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t

Lebih terperinci

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m. Contoh Soal dan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. a) percepatan gerak turunnya benda m Tinjau katrol : Penekanan pada kasus dengan penggunaan persamaan Σ τ = Iα dan Σ F = ma, momen inersia (silinder

Lebih terperinci

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Ray Posdam J Sihombing 1, Syahril Gultom 2 1,2 Departemen

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 4415 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Konsumsi tenaga listrik Indonesia... 1 Gambar 2.1 Klasifikasi aliran fluida... 6 Gambar 2.2 Daerah aliran inviscid dan aliran viscous... 7 Gambar 2.3 Roda air kuno... 10 Gambar

Lebih terperinci

FISIKA XI SMA 3

FISIKA XI SMA 3 FISIKA XI SMA 3 Magelang @iammovic Standar Kompetensi: Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar: Merumuskan hubungan antara konsep torsi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1. engertian Dasar Tentang Turbin Air Kata turbin ditemukan oleh seorang insinyur yang bernama Claude Bourdin pada awal abad 19, yang diambil dari terjemahan bahasa latin dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Turbin Air Turbin air adalah turbin dengan media kerja air. Secara umum, turbin adalah alat mekanik yang terdiri dari poros dan sudu-sudu. Sudu tetap atau stationary blade, tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kompresor merupakan suatu komponen utama dalam sebuah instalasi turbin gas. Sistem utama sebuah instalasi turbin gas pembangkit tenaga listrik, terdiri dari empat komponen utama,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. E p = Energi potensial (joule) m =Massa benda (kg) g = Percepatan gravitasi (m/s 2 ) h = Ketinggian benda (m)

BAB II DASAR TEORI. E p = Energi potensial (joule) m =Massa benda (kg) g = Percepatan gravitasi (m/s 2 ) h = Ketinggian benda (m) BAB II DASAR TEORI 2.1 Sumber Energi 2.1.1 Energi Potensial Energi potensial adalah energi yang dimiliki suatu benda akibat pengaruh tempat atau kedudukan dari benda tersebut Rumus yang dipakai dalam energi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Energi Angin Angin merupakan udara yang bergerak akibat adanya rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara dengan arah aliran angin dari tempat yang memiliki

Lebih terperinci

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018)

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018) Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018) ANALISA PENGARUH JUMLAH SUDU DAN LAJU ALIRAN TERHADAP PERFORMA TURBIN KAPLAN Ari Rachmad Afandi 421204156

Lebih terperinci

Bab 2 Dasar Teori Prinsip Konversi Energi Angin Energi kinetik dalam benda bergerak dirumuskan dengan persamaan (2.1)

Bab 2 Dasar Teori Prinsip Konversi Energi Angin Energi kinetik dalam benda bergerak dirumuskan dengan persamaan (2.1) Bab Dasar Teori.1. Prinsip Konversi Energi Angin Energi kinetik dalam benda bergerak dirumuskan dengan persamaan E = 1 mv (.1) dimana: m : massa udara yang bergerak (kg) v : adalah kecepatan angin (m/s).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sebagai Sumber angin telah dimanfaatkan oleh manusaia sejak dahulu, yaitu untuk transportasi, misalnya perahu layar, untuk industri dan pertanian, misalnya kincir angin untuk

Lebih terperinci

SOAL DINAMIKA ROTASI

SOAL DINAMIKA ROTASI SOAL DINAMIKA ROTASI A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Sistem yang terdiri atas bola A, B, dan C yang posisinya seperti tampak pada gambar, mengalami gerak rotasi. Massa bola A, B,

Lebih terperinci

FIsika DINAMIKA ROTASI

FIsika DINAMIKA ROTASI KTS & K- Fsika K e l a s X DNAMKA ROTAS Tujuan embelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami konsep momen gaya dan momen inersia.. Memahami teorema sumbu

Lebih terperinci

SOAL MID SEMESTER GENAP TP. 2011/2012 : Fisika : Rabu/7 Maret 2012 : 90 menit

SOAL MID SEMESTER GENAP TP. 2011/2012 : Fisika : Rabu/7 Maret 2012 : 90 menit Mata Pelajaran Hari / tanggal Waktu SOAL MID SEMESTER GENAP TP. 2011/2012 : Fisika : Rabu/7 Maret 2012 : 90 menit Petunjuk : a. Pilihan jawaban yang paling benar diantaraa huruf A, B, C, D dan E A. Soal

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL Soebyakto Dosen Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal E-mail : soebyakto@gmail.com ABSTRAK Tenaga angin sering disebut sebagai

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Antiremed Kelas 11 FISIKA Antiremed Kelas FISIKA Persiapan UAS - Latihan Soal Doc. Name: K3ARFIS0UAS Version : 205-02 halaman 0. Jika sebuah partikel bergerak dengan persamaan posisi r= 5t 2 +, maka kecepatan rata -rata antara

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN FIS A. BENDA TEGAR Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk dan volume selama bergerak. Benda tegar dapat mengalami dua macam gerakan, yaitu translasi dan rotasi. Gerak translasi

Lebih terperinci

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN Kumpulan Soal Latihan UN UNIT MEKANIKA Pengukuran, Besaran & Vektor 1. Besaran yang dimensinya ML -1 T -2 adalah... A. Gaya B. Tekanan C. Energi D. Momentum E. Percepatan 2. Besar tetapan Planck adalah

Lebih terperinci

Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah fluida. Karena jarak antara dua partikel di dalam fluida tidaklah tetap.

Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah fluida. Karena jarak antara dua partikel di dalam fluida tidaklah tetap. Fluida Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah fluida. Karena jarak antara dua partikel di dalam fluida tidaklah tetap. Molekul-moleku1di dalam fluida mempunyai kebebasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Teori Pompa Sentrifugal 2.1.1. Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang mengubah energi mekanik menjadi energi fluida menggunakan

Lebih terperinci

Mekanika Fluida II. Karakteristik Saluran dan Hukum Dasar Hidrolika

Mekanika Fluida II. Karakteristik Saluran dan Hukum Dasar Hidrolika Mekanika Fluida II Karakteristik Saluran dan Hukum Dasar Hidrolika 1 Geometri Saluran 1.Kedalaman (y) - depth 2.Ketinggian di atas datum (z) - stage 3.Luas penampang A (area cross section area) 4.Keliling

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Aliran tak-termampatkan

BAB II DASAR TEORI Aliran tak-termampatkan 4 BAB II DASAR TEORI 2.1 Prinsip Bernoulli Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN 4.1 Pengambilan data Pengambilan data dilakukan pada tanggal 11 Desember 212 di Laboratorium Proses Produksi dengan data sebagai berikut : 1. Kecepatan angin (v) = 3

Lebih terperinci

BAB USAHA DAN ENERGI I. SOAL PILIHAN GANDA

BAB USAHA DAN ENERGI I. SOAL PILIHAN GANDA 1 BAB USAHA DAN ENERGI I. SOAL PILIHAN GANDA 01. Usaha yang dilakukan oleh suatu gaya terhadap benda sama dengan nol apabila arah gaya dengan perpindahan benda membentuk sudut sebesar. A. 0 B. 5 C. 60

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian

Lebih terperinci

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121 SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN 4.1 Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan pada tanggal 11 Desember 2012 Januari 2013 di Laboratorium Proses Produksi dengan data sebagai berikut : 1. Kecepatan

Lebih terperinci

Tekanan Dan Kecepatan Uap Pada Turbin Reaksi Perbandingan Antara Turbin Impuls Dan Turbin Reaksi

Tekanan Dan Kecepatan Uap Pada Turbin Reaksi Perbandingan Antara Turbin Impuls Dan Turbin Reaksi Turbin Uap 71 1. Rumah turbin (Casing). Merupakan rumah logam kedap udara, dimana uap dari ketel, dibawah tekanan dan temperatur tertentu, didistribusikan disekeliling sudu tetap (mekanisme pengarah) di

Lebih terperinci

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2 Pembahasan UAS 2013 1. Sebuah cakram homogen berjari-jari 0,3 m pada titik tengahnya terdapat sebuah poros mendatar dan tegak lurus dengan cakram. Seutas tali dililitkan melingkar pada sekeliling cakram

Lebih terperinci

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA 13321070 4 Konsep Dasar Mekanika Fluida Fluida adalah zat yang berdeformasi terus menerus selama dipengaruhi oleh suatutegangan geser.mekanika fluida disiplin ilmu

Lebih terperinci

BAB FLUIDA. 7.1 Massa Jenis, Tekanan, dan Tekanan Hidrostatis

BAB FLUIDA. 7.1 Massa Jenis, Tekanan, dan Tekanan Hidrostatis 1 BAB FLUIDA 7.1 Massa Jenis, Tekanan, dan Tekanan Hidrostatis Massa Jenis Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk ketika ditekan. Yang termasuk

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dasar tentang turbin air Turbin berfungsi mengubah energi potensial fluida menjadi energi mekanik yang kemudian diubah lagi menjadi energi listrik pada generator.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Angin adalah udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan udara

BAB II TEORI DASAR. Angin adalah udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan udara BAB II TEORI DASAR 2.1 Definisi Angin Angin adalah udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan udara antara satu tempat dan tempat yang lain (Yusman, 2005). Adapun penyebab perbedaan tekanan udara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

FLUIDA. Standar Kompetensi : 8. Menerapkan konsep dan prinsip pada mekanika klasik sistem kontinu (benda tegar dan fluida) dalam penyelesaian masalah.

FLUIDA. Standar Kompetensi : 8. Menerapkan konsep dan prinsip pada mekanika klasik sistem kontinu (benda tegar dan fluida) dalam penyelesaian masalah. Nama :... Kelas :... FLUIDA Standar Kompetensi : 8. Menerapkan konsep dan prinsip pada mekanika klasik sistem kontinu (benda tegar dan fluida) dalam penyelesaian masalah. Kompetensi dasar : 8.. Menganalisis

Lebih terperinci

PEMBUATAN KODE DESAIN DAN ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DARRIEUS TIPE-H

PEMBUATAN KODE DESAIN DAN ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DARRIEUS TIPE-H Pembuatan Kode Desain dan Analisis.. (Agus Muhamad Arsad et al) PEMBATAN KODE DESAIN DAN ANALISIS TRBIN ANGIN SMB VERTIKAL DARRIES TIPE-H Agus Muhamad Arsad*), dan Firman Hartono**) *)niversitas Nurtanio

Lebih terperinci

Prediksi 1 UN SMA IPA Fisika

Prediksi 1 UN SMA IPA Fisika Prediksi UN SMA IPA Fisika Kode Soal Doc. Version : 0-06 halaman 0. Dari hasil pengukuran luas sebuah lempeng baja tipis, diperoleh, panjang = 5,65 cm dan lebar 0,5 cm. Berdasarkan pada angka penting maka

Lebih terperinci

1. Pengertian Usaha berdasarkan pengertian seharihari:

1. Pengertian Usaha berdasarkan pengertian seharihari: USAHA DAN ENERGI 1. Pengertian Usaha berdasarkan pengertian seharihari: Kata usaha dalam pengertian sehari-hari ini tidak dapat dinyatakan dengan suatu angka atau ukuran dan tidak dapat pula dinyatakan

Lebih terperinci

SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik EKAWIRA K NAPITUPULU NIM

SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik EKAWIRA K NAPITUPULU NIM UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 0012 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, banyak diciptakan peralatan peralatan yang inovatif serta tepat guna. Dalam bidang

Lebih terperinci

Distribusi Tekanan pada Fluida

Distribusi Tekanan pada Fluida Distribusi Tekanan pada Fluida Ref: White, Frank M., 2011, Fluid Mechanics, 7th edition, Chapter 2, The McGraw-Hill Book Co., New York 2/21/17 1 Tekanan pada Fluida Tekanan fluida (fluid pressure): tegangan

Lebih terperinci

Rumus Minimal. Debit Q = V/t Q = Av

Rumus Minimal. Debit Q = V/t Q = Av Contoh Soal dan tentang Fluida Dinamis, Materi Fisika kelas 2 SMA. Mencakup debit, persamaan kontinuitas, Hukum Bernoulli dan Toricelli dan gaya angkat pada sayap pesawat. Rumus Minimal Debit Q = V/t Q

Lebih terperinci

Klasisifikasi Aliran:

Klasisifikasi Aliran: Klasisifikasi Aliran: 1) Aliran Invisid dan Viskos 2) Aliran kompresibel dan tak kompresible 3) Aliran laminer dan turbulen 4) Aliran steady dan unsteady 5) Aliran seragam dan tak seragam 6) Aliran satu,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN IV.1 Perhitungan Beban Benda Uji Langkah awal dalam perhitungan benda uji adalah mengetahui kekakuan pada pegas, L pada pegas pada waktu di darat = 50cm. Adapun massa foil

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi

Fisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi Fisika Umum (MA101) Topik hari ini: Kinematika Rotasi Hukum Gravitasi Dinamika Rotasi Kinematika Rotasi Perpindahan Sudut Riview gerak linear: Perpindahan, kecepatan, percepatan r r = r f r i, v =, t a

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Angin Energi merupakan suatu kekuatan yang dimiliki oleh suatu zat sehingga zat tersebut mempunyai pengaruh pada keadaan sekitarnya. Menurut mediumnya dikenal banyak

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. maka dari hukum Newton diatas dapat dirumuskan menjadi: = besar dari gaya Gravitasi antara kedua massa titik tersebut;

BAB II DASAR TEORI. maka dari hukum Newton diatas dapat dirumuskan menjadi: = besar dari gaya Gravitasi antara kedua massa titik tersebut; BAB II DASAR TEORI Pada bab ini penulis akan menjelaskan teori - teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan tugas akhir ini. Teori - teori yang digunakan adalah gaya gravitasi,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI . (2.1)

BAB II DASAR TEORI . (2.1) 5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Prinsip Bernoulli Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan

Lebih terperinci

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 0012 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH Farel H. Napitupulu 1, Ekawira K. Napitupulu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Fluida Aliran fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul

Lebih terperinci

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU Muhammad Suprapto Program Studi Teknik Mesin, Universitas Islam Kalimantan MAB Jl. Adhyaksa No.2 Kayutangi Banjarmasin Email : Muhammadsuprapto13@gmail.com

Lebih terperinci

MODUL- 2. HIDRODINAMIKA Kode : IKK.365 Materi Belajar -2

MODUL- 2. HIDRODINAMIKA Kode : IKK.365 Materi Belajar -2 MODUL- 2. HIDRODINAMIKA Kode : IKK.365 Materi Belajar -2 Pendidikan S1 Pemintan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Program Studi Imu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

TKS-4101: Fisika MENERAPKAN KONSEP USAHA DAN ENERGI J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA

TKS-4101: Fisika MENERAPKAN KONSEP USAHA DAN ENERGI J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika MENERAPKAN KONSEP USAHA DAN ENERGI Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Indikator : 1. Konsep usaha sebagai hasil

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA 1. Soal Olimpiade Sains bidang studi Fisika terdiri dari dua (2) bagian yaitu : soal isian singkat (24 soal) dan soal pilihan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Perancangan Mesin Pemisah Biji Buah Sirsak Proses pembuatan mesin pemisah biji buah sirsak melalui beberapa tahapan perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah,

Lebih terperinci

PENGARUH LOKASI KETEBALAN MAKSIMUM AIRFOIL SIMETRIS TERHADAP KOEFISIEN ANGKAT AERODINAMISNYA

PENGARUH LOKASI KETEBALAN MAKSIMUM AIRFOIL SIMETRIS TERHADAP KOEFISIEN ANGKAT AERODINAMISNYA PENGARUH LOKASI KETEBALAN MAKSIMUM AIRFOIL SIMETRIS TERHADAP KOEFISIEN ANGKAT AERODINAMISNYA Teddy Nurcahyadi*, Sudarja** Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta *H/P:085643086810,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam dan tidak akan pernah habis. Pada dasarnya angin terjadi karena ada perbedaan suhu antara lokasi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik MARULITUA SIDAURUK NIM

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik MARULITUA SIDAURUK NIM ANALISIS DAN SIMULASI VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS YANG DIHASILKAN TURBIN SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA UAP PADA PKS KAPASITAS 30 TON TBS/JAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk

Lebih terperinci

FIsika FLUIDA DINAMIK

FIsika FLUIDA DINAMIK KTSP & K-3 FIsika K e l a s XI FLUIDA DINAMIK Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami definisi fluida dinamik.. Memahami sifat-sifat fluida

Lebih terperinci